Hubungan Orientasi Belajar Denganh Motivasi Berprestasi Mahasiswa Psikologi Gunadarma. Yulifa Taslima. Awaluddin Tjalla, Dr.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan Orientasi Belajar Denganh Motivasi Berprestasi Mahasiswa Psikologi Gunadarma. Yulifa Taslima. Awaluddin Tjalla, Dr."

Transkripsi

1 Hubungan Orientasi Belajar Denganh Motivasi Berprestasi Mahasiswa Psikologi Gunadarma Yulifa Taslima Awaluddin Tjalla, Dr. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran motivasi berprestasi mahasiswa. Disamping itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan orientasi belajar dengan motivasi berprestasi mahasiswa psikologi. Penelitian ini dilakukan terhadap 70 mahasiswa Psikologi Universitas Gunadarma Depok, dengan kriteria: mahasiswa psikologi Gunadarma, dengan usia tahun, angkatan 2003, 2004 dan 2005 yang masih aktif kuliah (tidak cuti). Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan orientasi belajar dengan motivasi berprestasi. Hal ini juga dapat diketahui dari tabel correlations, dimana nilai dari pearson correlation +, 557** sedangkan nilai Sig. (1-tailed) sebesar 0,000 (p<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan orientasi belajar dengan motivasi berprestasi mahasiswa. Orientasi belajar mahasiswa yang tinggi akan mengakibatkan motivasi berprestasi mahasiswa tinggi, demikian pula sebaliknya orientasi belajar mahasiswa rendah maka motivasi berprestasi mahasiswa juga rendah, diterima. Kata kunci : Orientasi Belajar, Motivasi Berprestasi dan Mahasiswa Psikologi PENDAHULUAN Pendidikan merupakan aspek penting bagi setiap Negara, terutama bagi Negara berkembang seperti Indonesia. Tak terkecuali dalam dunia kerja, dimana banyak perusahaan yang menuntut pegawainya yang berpendidikan minimal sarjana, sehingga individu berusaha untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Namun akhir-akhir ini muncul suatu gejala yang cukup mengkhawatirkan didalam dunia pendidikan dengan adanya permasalahan yang dikemukakan oleh Winkel (1991) yang adanya krisis motivasi dengan gejala yang ditunjukkan seperti berkurangnya perhatian pada waktu belajar, kelalaian

2 dalam mengerjakan tugas-tugas, pekerjaan rumah, menunda persiapan bagi ulangan atau ujian, serta pandangan asal lulus, asal cukup dan sebagainya. Jenjang pendidikan yang cukup dikhawatirkan dengan adanya krisis ini adalah jenjang Perguruan Tinggi, karena sebagai individu yang telah menjadi mahasiswa dianggap sudah cukup dewasa untuk mengatur dirinya sendiri. Berbeda dengan jenjang pendidikan sebelumnya, seperti SMU (Sekolah Menengah Umum), SMP (Sekolah Menengah Pertama dan SD (Sekolah Dasar), dimana siswa lebih terkontrol karena waktu belajar yang harus mereka jalani lebih teratur. Di samping itu fungsi pengajar bukan hanya sebagai matakuliah yang diambil walaupun dibatasi dengan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif), begitu pula dengan waktu atau jadwal kuliah yang dapat disusun sendiri oleh mahasiswa sesuai dengan waktu yang dimiliki mahasiswa. Dengan adanya kebebasan-kebebasan lainnya yang diberikan, tidak jarang membuat mahasiswa menjadi tidak disiplin terutama dalam hal kehadiran pada perkuliahan atau kehadiran dikelas. Ada beberapa matakuliah yang memungkinkan mahasiswa untuk tidak disiplin, dimana mahasiswa dapat menitipkan daftar hadir (absent) kepada temannya yang hadir pada perkuliahan. Jika hal itu dilakukan oleh mahasiswa maka motivasi mahasiswa untuk guru saja, tetapi juga berfungsi sebagai mengikuti pelajaran akan menurun, pembimbing dan pengawas yang terus memantau kedisiplinan serta hasil belajar yang diperoleh setiap siswa. Pada jenjang Perguruan Tinggi mahasiswa lebih diberikan kebebasan sehingga membuat mahasiswa tidak siap dalam menghadapi ulangan maupun ujian dan cenderung untuk menumpuk bahan pelajaran dan baru belajar jika ulangan atau ujian sudah dekat. Hal-hal untuk memilih banyaknya jumlah kredit

3 diatas dapat merupakan penyebab terjadinya masalah krisis motivasi. Walaupun pokok permasalahan yang dihadapi sudah jelas yaitu masalah motivasi, namun apakah motivasi itu sendiri, seperti apa motivasi yang harus dimiliki mahasiswa. Motivasi merupakan perubahan tenaga didalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai suatu tujuan (Donald dalam Hardjo & Badjuri, 2004). Sedangkan menurut Gage & Barliner (1992) menyatakan bahwa motivasi merupakan hal-hal yang mendorong dan mengarahkan aktifitas seseorang. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkah laku manusia yang ditampilkan untuk mencapai tujuan tertentu digerakkan dan diarahkan oleh yang baik dan motivasi seperti itu biasa disebut dengan motivasi berprestasi. Harapan orang tua untuk anakanak mereka juga penting dalam perkembangan motivasi berprestasi (Eccles & Morgan dalam Prabowo, 1998). Orang tua mengharapkan anakanak mereka bekerja keras dan berusaha untuk sukses, mereka akan mendorong anak-anak mereka untuk melakukan hal itu dan memuji atau menghargai mereka untuk perilaku yang mengarah ke prestasi. Serangkaian harapan orang tua yang berhubungan dengan motivasi berprestasi berkenaan dengan gagasangagasan ketika anak-anak harus menjadi mandiri dalam suatu keterampilan. McCllelland, (1987) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai keinginan untuk sukses dalam kompetisi, yang berkeinginan untuk mengungguli orang motivasi. Sedangkan motivasi yang lain dengan mencapai suatu prestasi atau harus dimiliki oleh mahasiswa adalah motivasi untuk mencapai prestasi belajar suatu standar tertentu yang dianggap berhasil. Penelitian yang dilakukan McCllelland kalangan mahasiswa

4 membuktikan bahwa motivasi berprestasi memberikan kontribusi sampai dengan 64% terhadap prestasi belajar mahasiswa (dalam Elfizar, 2002). Sedangkan Winkel (1991) Membangun komunitas belajar yang produktif dan mahasiswa yang termotivasi untuk terlibat dalam aktivitas belajar yang bermakna merupakan tujuan utama dari pengajaran. Salah satu sasaran penting mengemukakan achievement dari pembelajaran adalah memiliki anak motivation ialah daya penggerak dalam diri mahasiswa untuk mencapai taraf yang setinggi mungkin, adapun ukuran mengenai taraf yang setinggi mungkin itu ditentukan oleh individu sendiri. Apabila taraf prestasi itu tercapai ia akan merasa puas dan memberikan pujian kepada dirinya, kalau tidak ia akan kecewa dan mencela dirinya sendiri. Motivasi berprestasi itu tidak berdiri sendiri dalam menghasilkan prestasi belajar yang baik, tetapi harus melalui proses dan usaha-usaha yang harus dilakukan. Sehubungan dengan kegiatan belajar-mengajar maka cara yang diperlukan untuk memperoleh nilai akademik yang baik adalah dengan cara belajar. yang mampu mengembangkan motivasi intrinsik (Desyanti, 2002). Sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses belajar secara formal. Dalam dunia pendidikan formal, belajar tidak lepas dari tujuan belajar. Mengapa seseorang mau belajar di lembaga pendidikan formal, tidak lepas dari tujuannya untuk belajar. Setiap orang memiliki orientasi belajar yang berbeda, tergantung pada hasil yang ingin dicapai. Orientasi belajar menentukan bagaimana seseorang belajar dan usaha yang dilakukannya untuk mencapai hasil yang diinginkannya (Ames & Archer, 1998). Entwistle dan Wilson (dalam Suardhika, 2004) mendefinisikan

5 orientasi belajar dapat sebagai motivasi belajar mahasiswa yang berpengaruh terhadap pendekatan belajarnya dan guna menghadapi ujian atau tes, dimana pada kesempatan tersebut peserta didik harus mengeluarkan apa yang dihafalkan strategi belajar mahasiswa tersebut. (Desyanti, 2002). Pengertian Mahasiswa dengan orientasi belajar, menunjukkan ciri bahwa mahasiswa tersebut melihat universitas sebagai tempat untuk berkompetisi. Motif belajar yang dominan adalah motivasi berprestasi. Karenanya memainkan peran sebaik mungkin sebagai seorang mahasiswa. Mahasiswa dengan orientasi belajar ini biasanya menaruh perhatian yang besar dalam mengorganisasikan cara belajar mereka sebaik mungkin. Peserta didik bukan menguasai berbagai mata pelajaran atau matakuliah yang diajarkan dalam arti sesungguhnya melainkan hanya sekedar mengetahui, memiliki cara menjawab soal, sehingga dalam ujian dapat menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan. Proses belajar-mengajar didominasi oleh tuntutan untuk menghafalkan dan menguasai pelajaran sebanyak mungkin sederhananya adalah tolok ukur keberhasilan belajar yang digunakan adalah nilai tes yang diperoleh peserta didik, bahkan yang lebih buruk, keadaan dan kebiasaan ini berlangsung sampai di Perguruan Tinggi. Kegiatan belajar akan bermakna dan berhasil jika individu itu merasa senang dalam menjalankan tugas belajarnya. Keinginan ataupun usaha yang dilakukan oleh dirinya itu merupakan tenaga yang mendorong dan menggerakkan aktivitas untuk belajar yang lebih berdaya guna dan tepat guna. Ini berarti merupakan modal pertama individu untuk memperoleh keberhasilan. Keberhasilan yang diterima oleh individu akan menambah semangat untuk meneruskan perjuangan semangat belajarnya sebaliknya kegagalan akan menjadi cambuk untuk

6 mendapatkan keberhasilan yang belum didapat. tujuan akhir (yaitu belajar dan menguasai pelajaran). Teori orientasi tujuan TINJAUAN PUSTAKA Orientasi Belajar Teori orientasi belajar diciptakan oleh para ahli psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan (Pintrich & Garcia, Nicholls, Bandura & Dweck, Ames & Archer, Elliot, dalam Midgley, 2001) untuk menjelaskan proses belajar dan performa siswa pada tugas-tugas akademik. Teori ini dapat diungkapkan Ames & Archer (1998) dan Dweck & Legget (1988) dalam dua dimensi, yaitu Learning Goal dan Performance Goal. Berbeda dengan Pintrich & Schunk (2002) mereka membedakan orientasi tujuan dalam Mastery Learning dan Performance Goal, dan kedua orientasi ini paralel dengan motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Hal yang membedakan orientasi tujuan diaplikasikan untuk memahami dan dengan motivasi menurut kedua tokoh memperbaiki proses serta pemberian instruksi dalam belajar. Ames (1998) mengemukakan definisi orientasi belajar yaitu suatu orientasi dimana belajar sebagai sarana untuk mencapai suatu tujuan lain dan pembelajaran itu sendiri. Dengan kata lain belajar merupakan suatu sarana yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Namun disisi lain, belajar dapat dipersepsikan sebagai ini adalah pada orientasi tujuan, lebih bersifat kognitif-spesifik, situasional dan tergantung konteks, sedangkan motivasi ekstrinsik lebih bersifat seperti karakteristik kepribadian umum, lebih organismik dan tidak kontekstual. Dari beberapa definisi yang diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa orientasi belajar merupakan strategi yang digunakan dalam melakukan aktivitas belajar,

7 misalnya bagaimana cara belajar dan suasana seperti apa yang mendukung di dalam belajar. menyelesaikan tugas yang menantang dan berusaha untuk memperoleh pengalaman terhadap apa yang dipelajari. Karakteristik orientasi belajar Menurut Ames & Archer (1998), ada dua jenis orientasi belajar, yaitu : 1). Orientasi tujuan penguasaan (Mastery Goal) Orientasi tujuan penguasaan merupakan suatu orientasi motivasional Ormrod, 2000 (dalam Desyanti, 2002) dari berbagai hasil penelitian, memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai karakteristik siswa dengan orientasi mastery sebagai berikut: (a). Percaya bahwa yang dimiliki individu, yang menekankan diperolehnya pengetahuan dan perbaikan diri. Woolfolk (2004) kompetensi berkembang latihan dan usaha. dapat melalui memaksudkan orientasi ini sebagai (b). Memilih tugas-tugas yang intensi pribadi untuk memperbaiki dapat memaksimalkan kemampuan dan memahami apa yang dipelajari, tanpa memperdulikan buruknya performa yang ditampilkan seorang individu yang memiliki orientasi tujuan penguasaan akan (c). kesempatan untuk belajar. Bereaksi terhadap tugas yang mudah dengan perasaan yang bosan dan kecewa. memfokuskan diri pada kegiatan belajar itu sendiri, berusaha menguasai tugas, (d). Memandang usaha sebagai sesuatu yang mengembangkan keterampilan baru, penting untuk memperbaiki kompetensinya,

8 meningkatkan kompetensi. kesalahan membantu untuk perbaikan (e). Lebih termotivasi secara kinerja. intrinsik mempelajari pelajaran. untuk materi (j). Merasa puas terhadap kinerja jika sudah berusaha keras, meskipun (f). Menampilkan perilaku dan belajar yang lebih bersifat Self-Regulated. (g). Menggunakan strategi belajar yang mengarah pada pemahaman materi (k). usaha tersebut mengalami kegagalan. Menginterpretasikan kegagalan sebagai tanda bahwa diperlukan usaha yang lebih keras. yang sesungguhnya (l). Memandang guru sebagai (misalnya belajar yang sumber daya dan bermakna, dan monitoring pemahaman. (h). Mengevaluasi kinerja penuntun membantu belajar. untuk individu sendiri dalam kerangka kemajuan yang sudah dibuat. (i). Memandang kesalahan sebagai sesuatu yang normal dan bagian yang bermanfaat dalam proses 2). Orientasi tujuan performa (Performance Goal) Dari berbagai literatur dan penelitian mengenai orientasi belajar, tampak bahwa orientasi ini akan mempengaruhi kognisi dan perilaku individu dalam konteks belajar belajar, memanfaatkan (akademik). Karakter individu dengan

9 orientasi performance digambarkan berkompeten seharusnya Ormrod, 2000 (dalam Desyanti, 2002) sebagai berikut : (a). Percaya bahwa (e). tidak perlu berusaha keras. Lebih termotivasi secara kompetensi merupakan ekstrinsik, seperti penguat karakteristik yang bersifat dan hukuman eksternal, stabil. Ada orang yang cenderung menyontek memilikinya dan ada yang tidak. (b). Memilih tugas yang memaksimalkan untuk mendapatkan nilai yang tinggi. (f). Kurang menampilkan belajar dan perilaku yang kesempatan mendemonstrasikan untuk self-regulated. (g). Menggunakan strategi kompetensi, menghindari tugas dan tindakan belajar yang hanya bersifat rote learning (misalnya bertanya) yang (misalnya pengulangan, membuat mereka mencontoh, mengingat kelihatan tidak kompeten. kata per kata). (c). Bereaksi terhadap tugas (h). Mengevaluasi kinerjanya yang mudah dengan perasaan bangga. (d). Memandang usaha dalam perbandingan orang lain. kerangka dengan sebagai tanda kompetensi yang rendah, beranggapan bahwa orang yang (i). Memandang kesalahan sebagai tanda kegagalan dan tidak kompeten.

10 (j). Merasa puas dengan kinerja hanya jika yang berasal dari lingkungan budaya atau jenis pekerjaan apapun. (k). berhasil. Menginterpretasikan kegagalan sebagai tanda Ciri-ciri Orang yang Memiliki Motivasi Berprestasi rendahnya kemampuan Menurut Edwards (dalam dan karena itu Azwar, 2006) ciri-ciri orang yang meramalkan kegagalan memiliki motivasi berprestasi tinggi, berulang di waktu yang akan datang. (l). Memandang guru (pengajar) sebagai penilai, pemberi hadiah atau hukuman. yaitu: a. Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya. b. Melakukan sesuatu dengan sukses. c. Mengerjakan sesuatu dan menyelesaikan tugas-tugas yang Motivasi Berprestasi Gage dan Berliner (1992), mengatakan bahwa motivasi berprestasi adalah usaha untuk meraih sukses dan menjadi yang terbaik dalam melakukan sesuatu. Lebih lanjut dikatakan bahwa motivasi ini dipengaruhi oleh budaya dan pekerjaan seseorang. Motivasi ini juga dapat muncul pada semua orang memerlukan usaha dan keterampilan. d. Ingin menjadi penguasa yang terkenal atau terpandang dalam suatu bidang tertentu. e. Mengerjakan sesuatu yang sangat penting. f. Melakukan suatu pekerjaan yang sukar dengan baik.

11 g. Menyelesaikan teka-teki dan sesuatu yang sukar dengan baik. h. Melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain. i. Menulis novel atau cerita yang hebat dan bermutu. memilih subjek yang sesuai dengan karakteristik subjeknya telah ditetapkan. Tujuannya adalah untuk memperoleh sampel penelitian yang benar-benar mewakili dan sesuai dengan tujuan. Karakteristik penelitian ini adalah : 1. Mahasiswa psikologi METODOLOGI PENELITIAN Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang akan dianalisis, Universitas Gunadarma Depok Sesuai dengan ruang lingkup penelitian ini, dimana peneliti melakukan penelitian ini di Universitas Gunadarma Depok, yaitu: maka yang menjadi sampel 1. Variabel Bebas (Independent): Orientasi Belajar 2. Variabel Terikat (Dependent): Motivasi Berprestasi penelitian ini adalah mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan Universitas Gunadarma Depok yang masih aktif kuliah (tidak cuti kuliah). Partisipan Partisipan penelitian adalah seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, peneliti melakukan kontrol terhadap subjek yang akan menjadi sampel penelitian ini. Pengontrolan ini dilakukan dengan 2. Usia 20 sampai 23 tahun Dengan asumsi bahwa usia tersebut adalah usia aktif sebagai seorang mahasiswamahasiswi. Dengan perkataan lain bahwa usia 18 tahun menurut tugas perkembangan

12 diharapkan sebagai siswa SMU (sekolah menengah umum) telah dapat mewakili keseluruhan populasi yang ingin diteliti (Sugiyono, 1999). menyelesaikan sekolahnya dan melanjutkan keperguruan tinggi. Masa aktif kuliah sebagai mahasiswa adalah paling lambat 7 tahun atau 14 semester. Oleh karena itu maka penulis Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah skala orientasi belajar dan skala motivasi berprestasi. membatasi usia sampel dari 20 sampai 23 tahun. 3. Tahun angkatan Tahun angkatan dari 2003, 2004 dan 2005 dengan jumlah subjek penelitian 70 subjek. Hal ini didasari bahwa mahasiswa psikologi semakin tinggi tingkat semesternya semakin banyak matakuliah yang diambil dan tugas yang dipelajarinya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling yaitu teknik sampling berdasarkan ketersediaan subjek yang memenuhi karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya yang Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpul Data Agar skala yang digunakan dapat menjalankan fungsinya dengan baik, harus mampu memberikan informasi yang dapat dipercaya dan memenuhi kriteria tertentu. 1. Validitas (Kesahihan) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil

13 ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud yang dikenakannya tes tersebut. Konsep validitas adalah kecermatan pengukuran kriteria koefisien validitas yang dianggap memuaskan yaitu 0,3 telah memberikan kotribusi yang baik (Azwar, 2005). Uji metode konsistensi internal, yaitu reliabilitas yang didapatkan dengan cara satu kali pengujian dan hasil pengujian tersebut akan diolah dengan formula tertentu (Azwar, 2005). Mengukur reliabilitas, digunakan formula Alpha Cronbach yang memiliki kriteria validitas dalam penelitian ini adalah reliabilitasnya lebih dari 0,7 (Azwar, validitas isi (content) dengan menggunakan teknik analisis Product Moment Pearson (Azwar, 2005). Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan 2005). Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS for Windows versi dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS for Windows versi HASIL PENELITIAN 2. Reliabilitas (Keandalan) Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Anastasia & Urbina, 2003). Reliabilitas alat ukur menunjukkan sifat suatu alat UJI ASUMSI Uji Normalitas Untuk uji normalitas sebaran skor digunakan uji Kolmogrof Smirnov ukur dalam pengertian apakah suatu alat dan Shapiro Wilk. Dari hasil uji ukur cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang ingin diukur (Nazir, 2003). Reliabilitas yang digunakan untuk menguji kedua alat ukur dalam penelitian ini menggunakan normalitas menggunakan Kolmogrof Smirnov pada skala orientasi belajar diketahui nilai statistik sebesar 0,064 dengan nilai signifikansi sebesar 0,200 (p<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa

14 distribusi skor orientasi belajar pada subjek penelitian adalah normal. Sedangkan hasil uji normalitas pada skala motivasi berprestasi diketahui nilai statistik sebesar 0,110 dengan nilai signifikansi sebesar 0,037 (p<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa distribusi skor motivasi berprestasi pada subjek penelitian adalah normal. Sedangkan dari hasil uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk pada skala orientasi belajar diketahui nilai statistik sebesar 0,989 dengan nilai UJI HIPOTESIS Dari hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Pearson (1-tailed) diketahui nilai koefisien korelasi sebesar r = +,557 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima, artinya ada hubungan yang positif (+) dan signifikan orientasi belajar dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa psikologi dimana orientasi belajar mahasiswa tinggi maka motivasi signifikansi 0,784 (p<0,001). Hal ini berprestasinya juga tinggi, sebaliknya menunjukkan bahwa distribusi skor orientasi belajar pada subjek penelitian jika orientasi belajar rendah maka motivasi berprestasinya juga rendah. adalah normal. Sedangkan hasil uji normalitas pada skala motivasi berprestasi diketahui nilai statistik sebesar 0,966 dengan nilai signifikansi sebesar 0,055 (p<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa distribusi skor motivasi berprestasi pada subjek penelitian adalah normal. DAFTAR PUSTAKA Ames&Archer. (1998). Achievement goals in the classroom: Students Learning Strategies and Motivation Processes. Journal Of Educational Psychology, 23, Anastasi, A., & Urbina. S. (2003). Tes psikologi. Alih bahasa: Robertus H. Imam. Jakarta: PT Indeks Gramedia Grup.

15 Atkinson, J. W. (1964). An introduction to motivation. Canada: P. Van Norstrand. Co. Inc.. (1978). Introduction to motivation (2 nd ed). New York: Litton Educational Publishing, Inc. Alwisol. (2004). Psikologi kepribadian. Jakarta: UMM Press. Azwar, S. (2004). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta. Penerbit: Pustaka Pelajar.. (2005). Sikap manusia: Teori dan pengukuranya. Edisi ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Chaplin. J. P. (2005). Kamus lengkap psikologi. Edisi Revisi. Alih Bahasa : Kartono, K. Jakarta : P.T. Raja Grafindo Persada. Desyanti. (2002). Hubungan antara persepsi siswa terhadap struktur kelas dan orientasi tujuan belajar siswa. Tesis. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Elfizar. (2002). Saya dosenmu (!) [Online].Available :Http//: ana_tetap/kolom 1001.htm. Eggen, P. Kauchak, D. (1997). Educational psychologi : Window on Classrooms (3 rd ed). Prentice Hall, Inc. Fransisca. (2000). Hubungan antara persepsi yang mengancam dengan kecemasan pada masyarakat jakarta. Skripsi. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Gage, N.L., Berliner, D.C. (1992). Educational psychologi (5 th ed). Boston: Houghton Mifflin Company. Hadi, S. (2004). Statistik. Edisi ke-2. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hamidah. (2001). Hubungan antara persepsi mengenai harapan orang tua terhadap orientasi belajar dengan goal orientation pada siswa SD. Skripsi. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Hollander. (1981). Principle and menthod of social psychology (4 th ed). New York: Oxford University Press. Leavitt, H. J. (2006). Psikologi manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga. McClelland. (1987). The achievement motive. New York: Appleton- Century Crofts, Inc. Midgley, dkk. (2001). Performanceapproach goals: Good for what, For Whom, Under What Circumstances, and At What Cost?. Journal Of Educational Psychology, 37, Morgan. (1998). An introduction to psychology, 7 ed. Singapore, Mc Grow Hill Book, Co. Nazir, M. (2003). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Oktarina, A. (2002). Hubungan persepsi siswa terhadap dukungan social ortu, guru dan teman dengan motivasi berprestasi pada siswa SLTP peringkat atas dan bawah. Skripsi. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

16 Ormrod, J, E. (2003). Educational psychology: Developing learners (4 th ed). New Jersey: Merril Prentice Hall, Inc. Parson, R, D. (2001). Educational psychology: A practicioner researcher model of teaching. Canada: Woodsworth. Pintrich&Schunk. (2002). Motivation in educational: Theory, research, and applications. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Prabowo, H. (1998). Pengantar psikologi lingkungan. Depok: Universitas Gunadarma. Rahmat, J. (2000). Psikologi komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Robbins, S. P. (2001). Organizational behavior (9 th ed): San Deago State University: Prentice-Hall. Santrock. J. W. (2001). Psychology, the science of mind and behavior. Io wa : W. C. Brom Publisher. Sarwono, S. W. (1999). Psikologi sosial. Jakarta: Balai Pustaka. Slavin, R.E. (1994). Educational psychology: Theory dan practice. (4 th ed). Boston: Allyn dan Bacon. Setawati, T, N. (1997). Hubungan antara intelegensi, kreativitas dan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar pada mahasiswa SMU 8. Skripsi. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Solmon. (1996). Impact of motivational climate on students behaviors and perceptions in a physical education setting. Journal Of Educational Psychology. Suardhika, G. D. (2004). Karakteristik orientasi belajar mahasiswa fakultas psikologi universitas indonesia dalam kaitannya dengan prestasi akademis dan persepsi terhadap aspek-aspek perguruan tinggi. Skripsi. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Sugiyono. (1999). Metode penelitian administrasi. Bandung: CV Alfabeta. Suryabrata, S. (2000). Pengembangan alat ukur psikologis. Yogyakarta: ANDI. Widyasari, P. (2005). Hubungan antara interaksi kelas dengan motivasi berprestasi pada murid SMA negeri peringkat atas. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Winkel, W. S. (1991). Psikologi pengajaran. Jakarta: PT Grasindo. Woolfolk, A. (2004). Educational psychology (9 th ed). Boston: Allyn&Bacon. Wulan, R. (1998). Tes frostig untuk mengukur kemampuan visual anak berumur 4-8 tahun. Jurnal Psikologi. No. 1, Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. htm Srihardjo.

THE RELATIONSHIP OF LEARNING ORIENTATION AND ACHIEVEMENT MOTIVATION OF PSYCHOLOGY STUDENT, GUNDARMA UNIVERSITY

THE RELATIONSHIP OF LEARNING ORIENTATION AND ACHIEVEMENT MOTIVATION OF PSYCHOLOGY STUDENT, GUNDARMA UNIVERSITY THE RELATIONSHIP OF LEARNING ORIENTATION AND ACHIEVEMENT MOTIVATION OF PSYCHOLOGY STUDENT, GUNDARMA UNIVERSITY Yulifa Taslima, Awaluddin Tjalla, Dr. Undergraduate Program, Faculty of Psychology, 2008 Gunadarma

Lebih terperinci

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa Atrie Bintan Lestari Hendro Prabowo, SPsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mata Kuliah Psikodiagnostik merupakan mata kuliah khas dari program studi Psikologi. Mata kuliah ini menjadi khas karena hanya program studi Psikologi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut. 25 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian dalam penelitian ini, terdiri dari: pendekatan penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

Hubungan Persepsi Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Hubungan Persepsi Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Hubungan Persepsi Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Riski Tri Astuti Dr. Awaluddin Tjalla Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

Dalam Gereja Protestan, salah satu program yang dijadikan sebagai sarana dalam menanamkan pengetahuan tentang nilai-nilai moral religius pada anak-ana

Dalam Gereja Protestan, salah satu program yang dijadikan sebagai sarana dalam menanamkan pengetahuan tentang nilai-nilai moral religius pada anak-ana HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY BELIEF DENGAN GOAL ORIENTATION PADA GURU SEKOLAH MINGGU AGNECYA RANDAN Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma (agnecy@yahoo.com) Abstrak Menanamkan nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai desain dari penelitian, subjek penelitian (populasi, sampel, dan metodologi pengambilan sampel), definisi operasional variabel penelitian, setting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan pada data-data numerical atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di era globalisasi sangat menuntut sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di era globalisasi sangat menuntut sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan di era globalisasi sangat menuntut sumber daya manusia yang kompeten dalam bidangnya dan mampu mengembangkan kemampuan intelektual yang mereka miliki

Lebih terperinci

Hubungan komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen dengan prestasi akademik mahasisawa fakultas psikologi Universitas Gunadarma.

Hubungan komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen dengan prestasi akademik mahasisawa fakultas psikologi Universitas Gunadarma. Hubungan komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan dosen dengan prestasi akademik mahasisawa fakultas psikologi Universitas Gunadarma Ernawati Dr. Awaluddin Tjalla Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Pada dasarnya, pendidikan merupakan suatu proses yang membantu manusia dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena

BAB 3 METODE PENELITIAN. Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena BAB 3 METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditentukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggung

Lebih terperinci

HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Quroyzhin Kartika Rini 1 Ursa Majorsy 2 Ratna Maharani Hapsari 3 Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma { 1 quroyzhin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi sangat penting pada saat ini, terutama untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi sangat penting pada saat ini, terutama untuk mencari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi sangat penting pada saat ini, terutama untuk mencari pekerjaan. Tuntutan jenjang pendidikan untuk melamar pekerjaan pun semakin tinggi. Dulu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia dewasa ini. Dengan adanya pendidikan, manusia dapat mempelajari hal-hal yang ada di sekitarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai sektor kehidupan semakin pesat, sebagai dampak dari faktor kemajuan di bidang teknologi

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL Dwi Rezka Kemala Ira Puspitawati, SPsi, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci

PSIKOLOGI PENDIDIKAN 1

PSIKOLOGI PENDIDIKAN 1 PSIKOLOGI PENDIDIKAN 1 LITERATUR Gage, N.L ; David C Berliner. 1998. EDUCATIONAL PSYCHOLOGY. 6 th Edition. New York : Houghton Mifflin Co. Woolfolk, Anita.2004. Educational Psychology 9 th Edition. Boston:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependet (terikat).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia sangat memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk mendukung perkembangan dan pembangunan negara

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak

Bab I PENDAHULUAN. Kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh berbagai perubahan yang secara terus menerus berlangsung. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN Bab ini membahas mengenai persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan yang terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman 1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia bukan hanya merupakan negara yang sedang berkembang melainkan juga negara yang sedang membangun. Dalam usaha untuk membangun itu dibutuhkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA BINUS UNIVERSITY TAHUN AJARAN GENAP

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA BINUS UNIVERSITY TAHUN AJARAN GENAP HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA BINUS UNIVERSITY TAHUN AJARAN GENAP 2011 2012. Alwin Nobel Harapan Indah Jl. Dahlia Indah 2 Blok GD no.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prediktor dan (2) variabel Y sebagai outcome. seseorang berperilaku untuk dapat mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prediktor dan (2) variabel Y sebagai outcome. seseorang berperilaku untuk dapat mencapai suatu tujuan tertentu. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu (1) variabel X sebagai prediktor dan (2) variabel Y sebagai outcome.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara memecahkan persoalan dalam penelitian. ilmiah tidaknya suatu penelitian sangat tergantung pada metodologi yang digunakan. 1 Kesalahan dalam

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan atau proses pembelajaran mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan Bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

Bab 3 Desain Penelitian

Bab 3 Desain Penelitian Bab 3 Desain Penelitian Bab ini akan menjabarkan variabel penelitian (definisi operasional dan hipotesis), responden penelitian, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian. 3.1 Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pedoman Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi. Alasan peneliti menggunakan metode

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A 1 HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A Rohmatul Ummah, Anita Listiara* Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Oleh : Arum Kusuma Putri Uly Gusniarti PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif untuk mengetahui perbedaan hardiness mahasiswa lakilaki dan mahasiswa perempuan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Masalah Penelitian 3.1.1. Masalah Konseptual Yang menjadi masalah konseptual dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan antara sibling rivalry yang terjadi pada anak-anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang semakin meningkat. Individu dituntut untuk semakin maju agar dapat mengikuti persaingan

Lebih terperinci

PENGANTAR. Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari

PENGANTAR. Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari PENGANTAR Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SLTA bahkan juga di perguruan tinggi. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Cornelius

Lebih terperinci

PERBEDAAN SELF REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWA TINGKAT AWAL (2015) DAN TINGKAT AKHIR (2013) DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

PERBEDAAN SELF REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWA TINGKAT AWAL (2015) DAN TINGKAT AKHIR (2013) DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PERBEDAAN SELF REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWA TINGKAT AWAL (2015) DAN TINGKAT AKHIR (2013) DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Karina Restu Dwi Utami, Pingkan C.B.Rumondor, S.Psi, M.psi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan. B. Definisi Operasional pada Wanita Pasca Melahirkan

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan. B. Definisi Operasional pada Wanita Pasca Melahirkan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini semakin mendapat perhatian dari Pemerintah Indonesia. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GEMOLONG TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRES DENGAN KARAKTERISTIK MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA TUNARUNGU YANG BERSEKOLAH DISEKOLAH INKLUSI BERNADETTE VEA A.L.P.

HUBUNGAN STRES DENGAN KARAKTERISTIK MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA TUNARUNGU YANG BERSEKOLAH DISEKOLAH INKLUSI BERNADETTE VEA A.L.P. HUBUNGAN STRES DENGAN KARAKTERISTIK MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA TUNARUNGU YANG BERSEKOLAH DISEKOLAH INKLUSI BERNADETTE VEA A.L.P. ladia_renate@yahoo.com Rani Agias Fitri, S.Psi., M.Psi Binus University:

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam BAB 3 METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menekankan analisinya pada data-data numerikal (angka) tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: Variabel independent : motivasi kerja (X 1 ) dan sikap karyawan (X 2 ) Variabel dependent

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan

Lebih terperinci

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA 70 Regulasi Diri Dalam Belajar Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 83 Jakarta Utara REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA Nurhasanah 1 Moch. Dimyati, M.Pd 2 Dra. Meithy

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian dan definisi operasional Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah prokrastinasi akademik sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik komparatif. Penelitian dengan teknik komparatif yakni jenis penelitian yang bertujuan membandingkannya dengan melihat persamaan

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TUJUAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA PESERTA BIMBINGAN BELAJAR LBB PRIMAGAMA

PENGARUH ORIENTASI TUJUAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA PESERTA BIMBINGAN BELAJAR LBB PRIMAGAMA PENGARUH ORIENTASI TUJUAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA PESERTA BIMBINGAN BELAJAR LBB PRIMAGAMA Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, artinya penelitian digunakan untuk meneliti suatu fenomena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, artinya penelitian digunakan untuk meneliti suatu fenomena 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, artinya penelitian digunakan untuk meneliti suatu fenomena yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperan dalam 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar. (2009). Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar. (2009). Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. DAFTAR PUSTAKA Akuntono, I. (2011). Inspirasi dari Seorang Dian Inggrawati. Diunduh 19 Oktober 2012 dari http://edukasi.kompas.com/read/2011/09/15/15331896/inspirasi.dari.seorang. Dian.Inggrawati Arikunto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self. regulation dengan motivasi belajar pada siswa-siswi SMA Permata

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self. regulation dengan motivasi belajar pada siswa-siswi SMA Permata BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self regulation dengan motivasi belajar pada siswa-siswi SMA Permata Indah. Jumlah seluruh subjek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih

BAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahasiswa mengalami masa peralihan dari remaja akhir ke masa dewasa awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih dituntut suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah tidaknya suatu penelitian sangat tergantung pada metodologi yang

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah tidaknya suatu penelitian sangat tergantung pada metodologi yang 47 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara memecahkan persoalan dalam penelitian ilmiah tidaknya suatu penelitian sangat tergantung pada metodologi yang digunakan. 55 Kesalahan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan 22 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang berisikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data dengan tujuan dapat menjawab masalah dalam penelitian. Melalui

Lebih terperinci

GASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 ( )

GASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 ( ) GASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 (765-771) HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER IV PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN UNS Istiqomah Risa Wahyuningsih Dosen Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MENGAJAR GURU, KEAKTIFAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional (X) dengan efektivitas kinerja karyawan (Y),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Variabel Tergantung : Prokrastinasi 2. Variabel Bebas : Kecemasan B. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Jenis penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif yang bersifat korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan tergantung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun-tahun terakhir terjadi perubahan yang semakin pesat dalam berbagai sektor kehidupan. Perubahan tersebut terjadi sebagai dampak dari kemajuan di

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Vania Dwi Tristiana (14541084) Prodi : PGSD FKIP UNISRI ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

Hubungan antara Self Regulated Learning Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Pembelajaran Matematika Pada Siswa SMUN 53 Di Jakarta Timur.

Hubungan antara Self Regulated Learning Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Pembelajaran Matematika Pada Siswa SMUN 53 Di Jakarta Timur. Hubungan antara Self Regulated Learning Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Pembelajaran Matematika Pada Siswa SMUN 53 Di Jakarta Timur. Amelia Elvina Dr. Awaluddin Tjalla Fakultas Psikologi Universiyas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan November 2015 di MI Walisongo Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan November 2015 di MI Walisongo Semarang. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1 Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian dimana data penelitiannya berupa

Lebih terperinci

Sri Amnah (1), Tengku Idris (2) (1) Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UIR

Sri Amnah (1), Tengku Idris (2) (1) Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UIR HUBUNGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF DENGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UIR T.A 2013/2014 RELATION OF GPA (GRADE POINT AVERAGE) WITH SCIENCE PROCESS SKILL OF BIOLOGY EDUCATION

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai desain penelitian, variabel penelitian dan subyek penelitian. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai metode pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dilakukan dengan mengumpulakan data yang berupa angka. Data tersebut kemudian diolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan formal yang menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional dan mempunyai tujuan untuk menyiapkan peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional yaitu merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengetahui

Lebih terperinci

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran 2016-2017 The Effects Of Discussion Group Guidance Service To

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA NILAI TUGAS SEKOLAH (SCHOOL TASK S VALUE) DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA. Siti Ma rifah Setiawati. Guru BK MTs Negeri III Surabaya

HUBUNGAN ANTARA NILAI TUGAS SEKOLAH (SCHOOL TASK S VALUE) DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA. Siti Ma rifah Setiawati. Guru BK MTs Negeri III Surabaya HUBUNGAN ANTARA NILAI TUGAS SEKOLAH (SCHOOL TASK S VALUE) DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Siti Ma rifah Setiawati Guru BK MTs Negeri III Surabaya marifah0404@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan secara matang dalam rangka untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu menemukan, mengembangkan atau mengkaji

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 HUBUNGAN SELF-REGULATION DENGAN PRESTASI BALAJAR PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNISBA 1 Yuli Aslamawati, 2 Eneng Nurlailiwangi, 3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data data numerical (angka) yang diolah dengan metode

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 ALASTUWO KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian komparasi, menurut Nazir (2005)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian komparasi, menurut Nazir (2005) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian komparasi, menurut Nazir (005) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian adalah merupakan suatu rangkain kegiatan ilmiah yaitu dalam rangka pemecahan suatu permalasahan. Hasil penelitian tidak perna dimaksudkan sebagai suatu pemecahan langsung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29 III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri atas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu Penelitian akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam- macam nilai. 1 Adapun variabel terdiri dari macam, yaitu : 1. Variabel bebas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DAN KECAKAPAN SOSIAL SD-1 AL-AZHAR MEDAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DAN KECAKAPAN SOSIAL SD-1 AL-AZHAR MEDAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DAN KECAKAPAN SOSIAL SD-1 AL-AZHAR MEDAN FAHRUR ROZI Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED Surel : fahrurrozi@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan. signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan. signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 2004). 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya PERANAN INTENSITAS MENULIS DI BUKU HARIAN TERHADAP KONSEP DIRI POSITIF PADA REMAJA Erny Novitasari ABSTRAKSI Universitas Gunadarma Masa remaja merupakan masa mencari identitas diri, dimana remaja berusaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menengah Pertama individu diberikan pengetahuan secara umum, sedangkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Menengah Pertama individu diberikan pengetahuan secara umum, sedangkan pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya seorang individu, memasuki dunia pendidikan atau masa sekolah formal semenjak masa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan BAB 2 LANDASAN TEORI Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan prestasi belajar. 2.1 Self-Efficacy 2.1.1 Definisi self-efficacy Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah salah satu unsure penting dalam suatu pendekatan ilmiah, karena ketepatan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada akan menentukan hasil

Lebih terperinci