PRAKTEK KESEHATAN, MORBIDITAS, STIMULASI PSIKOSOSIAL, DAN PERKEMBANGAN BALITA STUNTING DAN NORMAL NOVIANY CIPTA DEWI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRAKTEK KESEHATAN, MORBIDITAS, STIMULASI PSIKOSOSIAL, DAN PERKEMBANGAN BALITA STUNTING DAN NORMAL NOVIANY CIPTA DEWI"

Transkripsi

1 PRAKTEK KESEHATAN, MORBIDITAS, STIMULASI PSIKOSOSIAL, DAN PERKEMBANGAN BALITA STUNTING DAN NORMAL NOVIANY CIPTA DEWI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Praktek Kesehatan, Morbiditas, Stimulasi Psikososial, dan Perkembangan Balita Stunting dan Normal adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 2013 Noviany Cipta Dewi NIM I

4 ABSTRAK NOVIANY CIPTA DEWI. Praktek Kesehatan, Morbiditas, Stimulasi Psikososial, dan Perkembangan Balita Stunting dan Normal. Dibimbing oleh CESILIA METI DWIRIANI dan NETI HERNAWATI. Retardasi pertumbuhan linier (stunting) memberikan dampak negatif pada masa perkembangan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis praktek kesehatan, morbiditas, stimulasi psikososial dan perkembangan balita stunting dan normal. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah crosssectional study. Contoh pada penelitian ini berjumlah 46 balita stunting dan 46 balita normal di Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan signifikan (p<0.05) perkembangan sosial pada balita stunting dan normal, namun tidak terdapat perbedaan signifikan (p>0.05) perkembangan motorik pada balita stunting dan normal. Uji korelasi pearson menunjukan terdapat hubungan signifikan antara status gizi (TB/U) dengan perkembangan motorik dan sosial. Kata kunci: perkembangan balita, praktek kesehatan, morbiditas, stimulasi psikososial, stunting ABSTRACK NOVIANY CIPTA DEWI. Health Practice, Morbidity, Psychosocial Stimulation, and Development in Stunting and Normal Under Five Children. Supervised by CESILIA METI DWIRIANI and NETI HERNAWATI. Linear growth retardation (stunting) give negative impact on children development. The purpose of this study were analyzing health practice, morbidity, psychosocial stimulation and child development in stunting and normal under five children. Design used in this study was cross-sectional study. Samples in this study were 46 stunting and 46 normal children in Cibungbulang Sub-district, Bogor. The result showed that there was a significant difference in social development between stunting and normal under five children (p<0.05), but not significant difference in motoric development (p<0.05). Correlation test result is significant positive relation between nutritional status (TB/U) and motoric development, also nutritional status (TB/U) and social development. Keywords: child development, health practice, morbidity, psychosocial stimulation, stunting

5 RINGKASAN LELIYANA NURSANTI. Praktek Pemberian Makan, Konsumsi Pangan, Stimulasi Psikososial, Perkembangan Anak Balita Stunting dan Normal. Dibimbing oleh CESILIA METI DWIRIANI dan NETI HERNAWATI. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengukur praktek pemberian makan, konsumsi pangan, stimulasi psikososial dan perkembangan anak pada balita stunting dan normal. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengidentifikasi karakteristik keluarga dan balita stunting dan normal; (2) Mengidentifikasi pengetahuan gizi dan kesehatan, praktek pemberian makan, tingkat kecukupan energi dan zat gizi, stimulasi psikososial, perkembangan kognitif dan bahasa pada balita stunting dan normal; (3) Menganalisis hubungan karakteristik keluarga dengan pengetahuan ibu tentang gizi, kesehatan dan tumbuh kembang; (4) Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pola asuh makan dan tingkat kecukupan energi dan zat gizi contoh serta status gizi contoh (TB/U); (5) Menganalisis hubungan karakteristik balita, pengetahuan tumbuh kembang anak dengan skor stimulasi psikososial dan status gizi (TB/U) dengan perkembangan anak. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat survei dengan desain penelitian cross-sectional study. Penelitian dilakukan di desa Cibatok Dua Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Contoh pada penelitian ini adalah anak balita bulan yang memiliki status gizi pendek (stunting) atau sangat pendek (severe stunting) sebanyak 46 orang dan status gizi normal berdasarkan indeks TB/U (WHO Child Growth 2005) sebanyak 46 orang. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer diperoleh melalui wawancara, pengamatan dan pengukuran. Data yang dikumpulkan melalui wawancara terstruktur meliputi karakteristik anak, karakteristik keluarga, pengetahuan ibu tentang gizi kesehatan dan tumbuh kembang anak, konsumsi pangan yaitu food recall 2x24 jam. Data yang dikumpulkan melalui pengukuran adalah data antropometri yaitu tinggi badan menggunakan alat microtoise. Sedangkan data yang dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap ibu dan anak balita meliputi stimulasi psikososial dan perkembangan anak, aspek perkembangan anak yang di amati adalah perkembangan kognitif dan bahasa. Contoh dalam penelitian ini adalah anak balita usia bulan. Jumlah contoh yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 46.7% dan contoh berjenis kelamin perempuan sebesar 53.3%. Sebagian besar (63%) kelompok anak stunting termasuk kategori keluarga miskin dan pada kelompok anak normal proporsi keluarga miskin sebesar 54.3%. Rata-rata z-skor pada kelompok anak stunting adalah ± 0.56 sementara pada anak normal sebesar ± Sebanyak 47.8% kelompok stunting memiliki tingkat pengetahuan sedang dan sebanyak 52.2% kelompok normal memiliki tingkat pengetahuan yang baik. berdasarkan uji independent t-test menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05) pengetahuan gizi dan kesehatan antara pengetahuan ibu balita stunting dengan balita normal. Pada kedua kelompok contoh masing-masing berada pada tingkat praktek pemberian makan yang sedang, sebanyak (45.7%) untuk kelompok anak stunting

6 dan (39.1%) untuk anak normal. Secara statistik praktek pemberian makan pada kelompok anak stunting dan normal tidak berbeda (p>0.05). Rata-rata asupan energi anak balita sebesar 1346 kkal ± 228. Rata-rata asupan protein sebesar 27 ± 6 gram. Tingkat kecukupan energi dengan kategori normal lebih tinggi terdapat pada anak balita normal yaitu sebesar 47.5 % dibanding dengan anak balita stunting. Berdasarkan uji independent t-test terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05) pada tingkat kecukupan energi dan protein antara anak balita stunting dan normal. Tingkat kecukupan kalsium dan zat besi pada kategori kurang lebih tinggi dibandingkan dengan balita normal. Pada tingkat kecukupan vitamin C, pada kedua kelompok sebagian besar memiliki tingkat asupan yang kurang (<80%) tetapi proporsi balita stunting lebih tinggi dibanding balita normal (95.7%). Sedangkan tingkat kecukupan vitamin A dengan kategori kurang lebih banyak ditemukan pada anak balita normal yaitu sebesar 17.4 %. Berdasarkan uji independent t-test terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05) tingkat kecukupan vitamin C antara anak balita stunting dan normal. Tidak terdapat perbedaan signifikan skor stimulasi psikososial (>0.05) antara anak balita stunting dan normal. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada skor pencapaian perkembangan kognitif (p>0.05) antara balita stunting dan normal. Terdapat perbedaan yang signifikan pada skor perkembangan bahasa (p<0.05) antara balita stunting dan normal. Beberapa variabel yang tidak berhubungan signifikan (p>0.05) adalah pengetahuan gizi dan kesehatan dengan asupan energi dan protein, pengetahuan gizi dan kesehatan dengan praktek pemberian makan, praktek pemberian makan dengan asupan energi dan protein, berat badan lahir dengan status gizi (TB/U) dan stimulasi psikososial dengan perkembangan kognitif dan bahasa. Beberapa variabel yang saling berhubungan (p<0.05) diantaranya adalah pendidikan ibu dan pendapatan keluarga dengan pengetahuan gizi, kesehatan, dan tumbuh kembang, asupan energi dan protein dengan status gizi, pengetahuan tumbuh kembang dengan stimulasi psikososial, sub skala stimulasi belajar dan stimulasi bahasa dengan perkembangan kognitif, sub skala stimulasi akademik dan stimulasi bahasa dengan perkembangan bahasa dan status gizi (TB/U) dengan perkembangan kognitif dan bahasa.

7 ABSTRAK LELIYANA NURSANTI. Praktek Pemberian Makan, Konsumsi Pangan, Stimulasi Psikososial dan Perkembangan Balita Stunting dan Normal. Dibimbing oleh CESILIA METI DWIRIANI dan NETI HERNAWATI. Prevalensi balita pendek/stunting di Indonesia masih sebesar 35.6% dan menjadi permasalahan gizi Indonesia. Dampak dari kekurangan gizi kronis pada anak dapat menyebabkan menurunnya perkembangan otak yang dapat berdampak pada rendahnya kecerdasan, kemampuan belajar anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis praktek pemberian makan, konsumsi pangan, stimulasi psikososial dan perkembangan kognitif dan bahasa pada balita stunting dan normal. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah crossectional study. Contoh pada penelitian ini berjumlah 92 anak balita usia bulan di Desa Cibatok Dua. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05) konsumsi pangan dan perkembangan bahasa pada balita stunting dan normal (p<0.05). Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara konsumsi pangan dengan status gizi (TB/U) juga antara status gizi (TB/U) dengan perkembangan (p<0.05). Kata kunci : stunting, praktek pemberian makan, konsumsi pangan, perkembangan anak. ABSTRACT Feeding Practices, Food Consumption, Psychosocial Stimulation and Child Development in Stunting and Normal Under Five Children. Supervised by CESILIA METI DWIRIANI dan NETI HERNAWATI. Stunting it s a nutrition problem in Indonesia, prevalence of stunting in Indonesia is 35.6%. The impact of chronic under nutrition in children can decreased brain development that can result in low intelligence, learning ability in children. The purpose of this study was to identify feeding practices, food consumption and psychosocial stimulation and it s relation to child development in stunting and normal under five children. Design used in this study was a crosssectional study. Subjects in this study were 92 children under the age of months in the village Cibatok Dua. The result showed, there was significant differences in food consumption and language development between stunting and normal under five children (p<0.05). Correlation test result is significant positive relation between food consumption and nutritional status (HAZ), nutritional status (HAZ) and cognitive development, and nutritional status (HAZ) and language development (p<0.05). Keywords: stunting, feeding practice, food consumption, child development

8 PRAKTEK KESEHATAN, MORBIDITAS, STIMULASI PSIKOSOSIAL, DAN PERKEMBANGAN BALITA STUNTING DAN NORMAL NOVIANY CIPTA DEWI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

9

10 Judul : Praktek Kesehatan, Morbiditas, Stimulasi Psikososial, dan Perkembangan Balita Stunting dan Normal Nama : Noviany Cipta Dewi NRP : Disetujui oleh Dr. Ir. Cesilia Meti Dwiriani, M.Sc Pembimbing I Neti Hemawati, SP, M.Si Pembimbing II Tanggal Lulus: D7 OCT 2013

11 Judul Nama NRP : Praktek Kesehatan, Morbiditas, Stimulasi Psikososial, dan Perkembangan Balita Stunting dan Normal : Noviany Cipta Dewi : I Disetujui oleh Dr. Ir. Cesilia Meti Dwiriani, M.Sc Pembimbing I Neti Hernawati, SP, M.Si Pembimbing II Diketahui oleh Dr. Ir. Budi Setiawan, MS Ketua Departemen Gizi Masyarakat Tanggal Lulus:

12 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Praktek Kesehatan, Morbiditas, Stimulasi Psikososial, dan Perkembangan Balita Stunting dan Normal ini dapat diselesaikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Cesilia Meti Dwiriani, M.Sc selaku dosen pembimbing I, Neti Hernawati, SP, M.Si selaku dosen pembimbing II dan Dr. Ir. Lilik Kustiyah, M.Si selaku dosen pemandu seminar dan penguji yang telah banyak memberi saran. Disamping itu terima kasih kepada kepala Puskesmas Cibungbulang, Kabupaten Bogor yang telah memberikan izin penelitian di Posyandu daerah setempat dan para kader Posyandu yang telah berkenan mendampingi serta membantu selama penelitian. Pertama, saya persembahkan hasil tugas akhir saya ini kepada Almarhum Ayahanda tercinta, semoga dengan hasil yang saya dapatkan ini dapat membuat beliau bangga dan bahagia di alam sana. Kedua, kepada ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan, semangat, serta doa yang tiada hentinya kepada saya. Ketiga, kepada adik, kakak, dan seluruh keluarga yang juga memberikan semangat dan juga doa. Selanjutnya, terima kasih kepada teman-teman dari alih jenis angkatan 5 (mba Lely, Erna, Ama, Nia, Imas, kak Fitria, kak Silmi, mba Sofy, dan teman-teman lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu) yang telah memberikan semangat dan membantu selama pengumpulan data sampai terselesaikannya karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Oktober 2013 Noviany Cipta Dewi

13 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan 2 Hipotesis 3 Manfaat 3 KERANGKA PEMIKIRAN 4 METODE PENELITIAN 6 Desain, Waktu, dan Tempat 6 Jumlah dan Cara Pengumpulan Data 6 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 7 Pengolahan dan Analisis Data 9 Definisi Operasional 11 HASIL DAN PEMBAHASAN 12 Keadaan Umum Wilayah 12 Karakteristik Keluarga 12 Karakteristik Balita 14 Pengetahuan Gizi, Kesehatan, dan Tumbuh Kembang 15 Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi 18 Praktek Kesehatan 19 Morbiditas 22 Stimulasi Psikososial 23 Perkembangan Balita 29 Perkembangan Motorik 29 Perkembangan Sosial 32 Hubungan antar Variabel 35 SIMPULAN DAN SARAN 35 Simpulan 35 Saran 36 DAFTAR PUSTAKA 36 RIWAYAT HIDUP

14 DAFTAR TABEL 1 Jenis dan cara pengumpulan data 9 2 klasifikasi status gizi balita berdasarkan indikator tb/u 11 3 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga balita stunting dan normal 12 4 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik balita stunting dan normal 14 5 Persentase ibu menjawab benar pertanyaan pengetahuan gizi dan kesehatan balita stunting dan normal 15 6 Persentase ibu menjawab benar pertanyaan pengetahuan tumbuh kembang balita stunting dan normal 16 7 Sebaran contoh berdasarkan kategori pengetahuan ibu balita stunting dan normal 17 8 Rata-rata asupan energi dan zat gizi pada balita stunting dan normal 17 9 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan energi dan zat gizi pada balita stunting dan normal Sebaran contoh berdasarkan frekuensi praktek kesehatan balita stunting dan normal Rata-rata frekuensi konsumsi sayur dan buah balita stunting dan normal Sebaran contoh berdasarkan praktek kesehatan balita stunting dan normal Sebaran contoh berdasarkan kategori praktek kesehatan balita stunting dan normal Sebaran contoh berdasarkan kejadian sakit balita stunting dan normal Sebaran contoh berdasarkan jenis penyakit balita stunting dan normal Sebaran contoh berdasarkan frekuensi dan lamanya sakit balita stunting dan normal Sebaran contoh berdasarkan stimulasi belajar pada balita stunting dan normal Sebaran contoh berdasarkan stimulasi bahasa pada balita stunting dan normal Sebaran contoh berdasarkan lingkungan fisik pada balita stunting dan normal Sebaran contoh berdasarkan kehangatan dan penerimaan pada balita stunting dan normal Sebaran contoh berdasarkan stimulasi akademik pada balita stunting dan normal Sebaran contoh berdasarkan modeling pada balita stunting dan normal Sebaran contoh berdasarkan variasi pengalaman pada balita stunting dan normal sebaran contoh berdasarkan penerimaan pada balita stunting dan normal Sebaran contoh berdasarkan kategori stimulasi psikososial balita stunting dan normal Sebaran contoh berdasarkan pencapaian perkembangan motorik kasar balita stunting dan normal pada kelompok usia bulan 29

15 27 Sebaran contoh berdasarkan pencapaian perkembangan motorik kasar balita stunting dan normal pada kelompok usia bulan Sebaran contoh berdasarkan pencapaian perkembangan motorik halus balita stunting dan normal pada kelompok usia bulan Sebaran contoh berdasarkan pencapaian perkembangan motorik halus balita stunting dan normal pada kelompok usia bulan Rata-rata pencapaian perkembangan motorik balita stunting dan normal Sebaran contoh berdasarkan kategori perkembangan motorik balita stunting dan normal Sebaran contoh berdasarkan pencapaian perkembangan menolong diri sendiri balita stunting dan normal pada kelompok usia bulan Sebaran contoh berdasarkan pencapaian perkembangan menolong diri sendiri balita stunting dan normal pada kelompok usia bulan Sebaran contoh berdasarkan pencapaian perkembangan tingkah laku sosial balita stunting dan normal pada kelompok usia bulan Sebaran contoh berdasarkan pencapaian perkembangan tingkah laku sosial balita stunting dan normal pada kelompok usia bulan Rata-rata pencapaian perkembangan sosial balita stunting dan normal Sebaran contoh berdasarkan kategori perkembangan sosial balita stunting dan normal 35 DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran 5 2 Cara pengambilan contoh berdasarkan masing-masing posyandu 7 3 Rata-rata pencapaian skor stimulasi psikososial balita stunting dan normal 28 DAFTAR LAMPIRAN 1 Dokumentasi kegiatan pengumpulan data 41

16 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mencapai sasaran peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ditandai dengan meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM). Pencapaian tersebut ditentukan oleh terkendalinya pertumbuhan penduduk, meningkatnya usia harapan hidup, meningkatnya kesejahteraan serta kualitas hidup anak dan perempuan (Kemenkes 2010). Anak-anak merupakan masa depan bangsa yang sangat penting dalam pembangunan SDM yang berkualitas. Masalah anak sangat perlu mendapatkan perhatian khusus dalam keluarga ataupun masyarakat. Bukti empiris menunjukkan bahwa kualitas anak sangat ditentukan terutama oleh status gizi, apabila kekurangan gizi terus terjadi maka dapat menjadi faktor penghambat dalam pembangunan nasional yang secara perlahan akan berdampak pada tingginya angka kematian ibu, bayi dan balita serta rendahnya umur harapan hidup (BAPPENAS 2011). Salah satu yang menjadi persoalan masalah gizi di Indonesia adalah permasalahan stunting (Kemenkes 2010). Stunting disebabkan oleh akumulasi episode stres yang sudah berlangsung lama (misalnya infeksi dan asupan makanan yang buruk), yang kemudian tidak terimbangi oleh catch-up growth (kejar tumbuh) yang ditandai dengan terhambatnya pertumbuhan linier dengan defisit dalam panjang atau tinggi badan sebesar kurang dari -2 SD Z-score menurut baku rujukan WHO (ACC/SCN 2000). Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 menunjukkan bahwa prevalensi balita pendek/stunting (tinggi badan menurut umur) pada balita adalah 35,6 %, dengan distribusi sebesar 18,5 % untuk prevalensi balita sangat pendek dan 17,1 % untuk prevalensi balita pendek. Berdasarkan prevalensi stunting tersebut, maka kejadian stunting di Indonesia termasuk sebagai permasalahan gizi karena prevalensinya diatas prevalensi yang ditetapkan WHO yang hanya sebesar 20% (Kemenkes 2010). Balita stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor penyebab, penelitian Kalimbera et al (2006) menyatakan bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan gizi pada anak adalah kurangnya akses untuk mendapatkan pangan, pola asuh yang tidak tepat, sanitasi yang buruk dan kurangnya pelayanan kesehatan sedangkan Aditianti (2010) yang meneliti faktor-faktor determinan stunting pada anak balita juga menemukan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap stunting adalah tinggi badan ayah, tinggi badan ibu, umur, tempat tinggal, status sosial ekonomi, pendidikan ibu, penyakit infeksi, personal hygiene dan sanitasi lingkungan. Gagal tumbuh yang terjadi akibat kurang gizi pada masa-masa emas ini akan berakibat buruk pada kehidupan berikutnya yang sulit di perbaiki. Anak yang menderita kurang gizi (stunting) berat mempunyai rata-rata IQ 11 point lebih rendah dibanding rata-rata anak yang tidak stunting (UNICEF 2001). Beberapa penelitian membuktikan adanya hubungan yang kuat antara gizi buruk pada balita dengan berkurangnya tingkat kecerdasan anak. Walker et al (2005) menyatakan bahwa stunting pada balita berkaitan erat dengan

17 2 kurangnya kemampuan kognitif dan bahasa. Hasil penelitian Hanum (2012) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perkembangan kognitif dan bahasa balita stunting dengan normal, skor perkembangan kognitif dan bahasa balita stunting lebih rendah dibanding dengan balita normal. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan kognitif pada anak stunting adalah stimulasi. Pada penelitian Watanabe et al (2005) menemukan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari intervensi gizi dan stimulasi pada peningkatan skor kognitif anak yang stunting, hal ini juga sejalan dengan penelitian Walker et al (2005) yang menemukan hasil bahwa anak stunting yang distimulasi memiliki skor tes kognitif dan belajar yang lebih tinggi dibanding dengan anak stunting yang tidak distimulasi. Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut maka penulis tertarik meneliti hubungan praktek pemberian makan, konsumsi pangan serta stimulasi psikososial terhadap perkembangan kognitif dan bahasa pada balita stunting dan normal. Penelitian-penelitian dengan topik tersebut sebenarnya sudah banyak dilakukan di negara berkembang seperti Meksiko, Guatemala dan Jamaika namun di Indonesia belum banyak dilakukan penelitian mengenai dampak stunting terhadap perkembangan anak. Tujuan Umum Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis praktek pemberian makan, konsumsi pangan, stimulasi psikososial serta perkembangan kognitif dan bahasa pada balita stunting dan normal Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi karakteristik keluarga dan balita stunting dan normal. 2. Mengidentifikasi pengetahuan gizi, kesehatan dan tumbuh kembang, praktek pemberian makan, tingkat kecukupan energi dan zat gizi, stimulasi psikososial, perkembangan kognitif dan bahasa antara balita stunting dan normal. 3. Menganalisis hubungan karakteristik keluarga dengan pengetahuan ibu tentang gizi, kesehatan dan tumbuh kembang. Menganalisis hubungan antara karakteristik balita dengan status gizi. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan praktek pemberian makan dan kecukupan zat gizi contoh dan praktek pemberian makan dengan tingkat kecukupan zat gizi contoh serta menganalisis hubungan antara tingkat kecukupan zat gizi contoh dengan status gizi contoh (TB/U). 4. Menganalisis pengetahuan tumbuh kembang anak dengan skor stimulasi psikososial. Menganalisis hubungan antara stimulasi psikososial dengan perkembangan kognitif dan bahasa contoh. Menganalisis hubungan antara status gizi (TB/U) dengan perkembangan kognitif dan bahasa contoh.

18 3 Hipotesis 1. Terdapat perbedaan karakteristik keluarga dan balita, pengetahuan gizi dan tumbuh kembang, praktek pemberian makan, tingkat kecukupan energi dan zat gizi, stimulasi psikososial serta perkembangan kognitif dan bahasa balita stunting dan normal. 2. Terdapat hubungan antara karakteristik keluarga dengan pengetahuan gizi, kesehatan dan tumbuh kembang. Terdapat hubungan pengetahuan gizi dengan praktek pemberian makan, terdapat hubungan antara praktek pemberian makan dengan tingkat kecukupan zat gizi dan tingkat kecukupan zat gizi dengan status gizi. Terdapat hubungan antara pengetahuan tumbuh kembang dengan stimulasi psikososial. Stimulasi psikososial, status gizi dengan perkembangan kognitif dan bahasa. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi bahwa masalah stunting pada balita sebaiknya menjadi perhatian khusus baik dikalangan pemerintah selaku pembuat kebijakan, pihak swasta dan masyarakat. Gambaran dari penelitian juga untuk menginformasikan kepada orang tua agar lebih sadar akan pentingnya menerapkan pengetahuan gizi menjadi suatu perilaku makan kaitannya dengan status gizi serta stimulasi terhadap perkembangan anak stunting terutama pada aspek kognitif dan bahasa. Hal tersebut guna menciptakan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sebagai generasi penerus yang berkualitas dimasa mendatang.

19 4 KERANGKA PEMIKIRAN Anak-anak merupakan masa depan bangsa yang sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Masalah gizi anak sangat perlu mendapatkan perhatian khusus dalam keluarga ataupun masyarakat. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status gizi anak yaitu yang memberikan pengaruh secara langsung, tidak langsung dan penyebab dasar. Faktor yang memberikan pengaruh secara langsung terhadap terjadinya kurang gizi pada anak adalah tingkat konsumsi atau intik pangan serta ada tidaknya infeksi yang diderita anak, sedangkan faktor tidak langsung yang memberikan pengaruh adalah pengetahuan gizi yang dapat memberikan pengaruh terhadap kualitas pengasuhan seperti praktek pemberian makan dan faktor sosial ekonomi yaitu pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan dan besar keluarga. Masing-masing faktor saling berinteraksi satu dengan yang lainnya sehingga dapat mempengaruhi masukan zat gizi dan infeksi pada anak yang pada akhirnya ketersediaan zat gizi pada tingkat seluler rendah yang dapat mengakibatkan pertumbuhan terganggu. Salah satu dampak kekurangan gizi adalah gangguan pertumbuhan linier (stunting) yang mengakibatkan anak tidak mampu mencapai pertumbuhan optimal. Stunting menggambarkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein pada masa lalu. Gangguan pertumbuhan linier (stunting) dapat menyebabkan perkembangan anak terganggu salah satunya perkembangan kognitif dan bahasa anak karena anak-anak yang bertumbuh pendek (stunting) dapat menurunkan, kemampuan belajar, kreativitas dan produktivitas anak dan menyebabkan rendahnya kecerdasan Selain status gizi, faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif dan bahasa anak adalah stimulasi psikososial. Stimulasi psikososial adalah stimulasi pendidikan dalam rangka mengembangkan kemampuan kognitif, dan bahasa anak. Stimulasi ditentukan oleh seberapa lama orang tua berinteraksi dengan anak selain itu juga dari kualitas stimulasi itu sendiri yaitu pemahaman terhadap kebutuhan masing-masing dan upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi dengan kasih sayang, sehingga dapat mendukung perkembangan anak dengan optimal.

20 5 Karakteristik Keluarga: Pendapatan Orang Tua Pendidikan Terakhir Orang Tua Pekerjaan Orang Tua Karakteristik Anak: Umur Jenis Kelamin Berat Badan Lahir Pengetahuan Gizi dan Kesehatan Pengetahuan tumbuh kembang anak Praktek Pemberian Makan Stimulasi Psikososial Tingkat Kecukupan Energi dan zat gizi Keadaan Kesehatan STATUS GIZI TB/U Perkembangan Kognitif dan Bahasa Gambar 1 Kerangka Pemikiran Keterangan: = variabel yang diteliti = variabel yang tidak diteliti = hubungan antar variabel = hubungan antara variabel yang tidak diteliti

21 6 METODE Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat survei dengan desain penelitian cross-sectional study yaitu meneliti variabel-variabel yang diduga berpengaruh pada waktu yang bersamaan. Penelitan ini dilakukan di Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan pertimbangan prevalensi status gizi (BB/U) dengan kategori kurang dan sangat kurang di Kecamatan Cibungbulang cukup tinggi yaitu 14,98% dibanding dengan prevalensi Kabupaten Bogor yang hanya 8.31% (Dinkes 2012), menurut King dan Ann (1993) diketahui jika anak sangat pendek maka berat badannya akan berada dibawah 3 rd pada grafik pertumbuhan, sehingga berat badan rendah dapat merefleksikan tinggi badan yang juga rendah. Pengumpulan data dilakukan bulan Juli sampai Agustus Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Contoh pada penelitian ini adalah anak balita bulan yang memiliki status gizi pendek (stunting) atau sangat pendek (severe stunting) dan status gizi normal berdasarkan indeks TB/U (WHO Child Growth 2005) dengan responden dan contoh masing-masing adalah ibu dan balita. Penentuan usia balita disesuaikan dengan instrumen stimulasi psikososial dan perkembangan yang digunakan. Contoh diambil berdasarkan data posyandu yang paling lengkap data balita berdasarkan tinggi badan dan umur pada bulan Februari 2013 yang diperoleh dari Puskesmas Cibungbulang, kemudian setelah dihitung staus gizi berdasarkan TB/U kemudian dipilih posyandu yang jumlah balita stuntingnya mencukupi. Jumlah contoh ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: n = besar sampel = tingkat kepercayaan (1.96) = 46 balita stunting dan 46 balita normal = kekuatan uji (1.28) p = (p 1 +p 2 ) /2 q = 1-p p 1 = proporsi kelompok stunting di provinsi Jawa Barat (33.6 %) q 1 = 1-p 1 p 2 = proporsi kelompok normal (66.4 %) q 2 =1-p

22 7 Alur cara penarikan contoh adalah sebagai berikut : Kecamatan Cibungbulang (15 Desa) Data posyandu paling lengkap (tinggi badan dan umur) Desa Cibatok 2 (11 Posyandu) Pertimbangan pemilihan posyandu Berdasarkan jumlah balita stunting di wilayah posyandu yang paling mencukupi Letak rumah saling berdekatan Posyandu Mulyasari I dan II Posyandu Idaman Posyandu Bunda Teladan I dan II Inklusi 1. Anak balita berumur 36 sampai 60 bulan 2. Anak balita tinggal dan diasuh dengan keluarga kandung 3. Ibu balita bersedia menjadi responden dalam penelitian 4. Ibu balita bersedia anaknya diukur perkembangannya 5. Anak dapat bekerjasama dalam pengukuran perkembangan kognitif dan bahasanya Ekslusi : 1. Anak menderita sakit kronis berdasarkan informasi dari puskesmas 2. Anak menderita keterbelakangan mental Posyandu Mulyasari Jumlah contoh : 39 Stunting : 20 balita Normal : 19 balita Posyandu Idaman Jumlah contoh : 25 Stunting : 10 balita Normal : 15 balita Posyandu Bunda Teladan Jumlah contoh : 28 Stunting : 16 balita Normal : 12 balita Gambar 2 Alur dan cara penarikan contoh

23 8 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer antara lain adalah karakteristik anak yaitu tanggal lahir, jenis kelamin, berat badan lahir diperoleh berdasarkan pada surat keterangan lahir contoh (bila ada) atau berdasarkan ingatan ibu, riwayat MP-ASI dengan berbagai pendekatan awal pemberian MP-ASI sehingga diketahui yang ASI eksklusif (pemberian ASI saja selama 6 bulan) dan non ASI eksklusif (tidak pemberian ASI saja selama 6 bulan), tinggi badan dan berat badan, karakteristik keluarga yaitu umur orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua dan besar keluarga, pengetahuan ibu tentang gizi, kesehatan yang terdiri dari 20 pertanyaan dengan topik sebagai berikut : fungsi zat gizi (3 pertanyaan), sumber zat gizi (3 pertanyaan), akibat defisiensi zat gizi (3 pertanyaan), gizi seimbang (3 pertanyaan), ASI ekslusif (2 pertanyaan), hygiene dan sanitasi personal (4 pertanyaan), pelayanan kesehatan (2 pertanyaan) dan pengetahuan tumbuh kembang yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan topik periode emas tumbuh kembang anak (1 pertanyaan), bentuk pertumbuhan dan perkembangan anak (3 pertanyaan), faktor yang mempengaruhi perkembangan anak (4 pertanyaan), tahap perkembangan (2 pertanyaan). Praktek pemberian makan yang meliputi 14 pertanyaan terbuka dengan topik pemberian kolustrum, kebiasaan frekuensi makan, susunan hidangan saat makan, usia diberhentikan ASI, menghabiskan makanan atau tidak, kesulitan makan atau tidak, yang menyiapkan makanan, alas an pemilihan bahan makanan, yang dilakukan ibu saat anak tidak mau makan, penentuan jadwal makan, kebiasaan memberikan camilan dan memberikan pangan hewani. Konsumsi pangan dan tingkat kecukupan konsumsi pangan meliputi energi, protein, kalsium, zat besi,vitamin A dan vitamin C, diperoleh melalui food recall 2x 24 jam dan food frequency. Stimulasi psikososial dengan menggunakan instrumen Home of Observational Measurement of the Environment (HOME) 3 sampai 6 tahun yang terdiri dari delapan subskala dan 55 pertanyaan yaitu stimulasi belajar (11 item), stimulasi bahasa (7 item), lingkungan fisik (7 item), kehangatan dan penerimaan (7 item), stimulasi akademik (5 item), modeling (5 item), variasi pengalaman (9 item) dan penerimaan (4 item), perkembangan kognitif dan bahasa anak menggunakan instrument BKB yang terdiri dari 2 kelompok umur 36 sampai 48 bulan dan 48 sampai 60 bulan dan terbagi menjadi bagian kecerdasan, komunikasi aktif dan pasif, sedangkan data sekunder yang diambil adalah luas wilayah, batas-batas wilayah dan jumlah penduduk. Data yang dikumpulkan melalui wawancara terstruktur meliputi karakteristik anak, karakteristik keluarga, pengetahuan ibu tentang gizi kesehatan dan tumbuh kembang anak, praktek pemberian makan, konsumsi pangan yaitu food recall 2x24 jam dan food frequency questionnaire. Data yang dikumpulkan melalui pengukuran adalah data antropometri yaitu tinggi badan menggunakan alat microtoise dan berat badan dengan menggunakan timbangan injak, data yang dikumpulkan melalui pengukuran dan pengamatan adalah perkembangan anak yaitu kognitif dan bahasa, sedangkan data yang dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap ibu dan anak balita yaitu stimulasi psikososial.

24 9 Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data No Variabel Cara Pengambilan Data Jenis Data 1 Karakteristik anak Wawancara menggunakan Primer kuesioner 2 Karakteristik keluarga Wawancara menggunakan Primer kuesioner 3 Pengetahuan ibu tentang gizi, Wawancara menggunakan Primer kesehatan dan tumbuh kembang kuesioner 4 Praktek pemberian makan Wawancara menggunakan Primer kuesioner 5 Status gizi anak Pengukuran antropometri Primer tinggi badan dan berat badan 6 Stimulasi psikososial Wawancara menggunakan Primer menggunakan instrumen Home of Observational Measurement of the Environment (HOME) 3-6 tahun yang terdiri dari delapan subskala 7 Perkembangan anak Wawancara dan pengamatan Primer langsung menggunakan instrumen Bina Keluarga Balita (BKB), perkembangan anak yang diamati terbagi menjadi tiga aspek yaitu komunikasi pasif, komunikasi aktif dan kecerdasan 8 Konsumsi zat gizi contoh Wawancara menggunakan Primer food recall dan food frekuensi 9 Gambaran umum wilayah Data dari instansi terkait Sekunder penelitian Pengolahan dan Analisis Data Data yang dikumpulkan kemudian diolah secara statistik deskriptif dan inferensia statistik. Analisis statistik yang digunakan analisis statistik deskriptif untuk menggambarkan sebaran variabel yang diteliti dalam kuesioner berdasarkan persen dan rataan yang disajikan dalam tabel, sedangkan analisis inferensia yang digunakan adalah uji independent sample t-test untuk mengetahui perbedaan balita stunting dan normal baik karakteristik, pengetahuan ibu, tingkat kecukupan, praktek pemberian makan, status gizi, perbedaan tingkat kecukupan zat gizi serta perkembangan kognitif dan bahasa. Uji korelasi pearson untuk uji hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan, pengetahuan dengan praktek pemberian makan dan asupan zat gizi, praktek pemberian makan dengan status gizi dan status gizi dengan TB/U, TB/U dengan perkembangan kognitif dan bahasa serta stimulasi psikososial dengan perkembangan kognitif dan bahasa. Tahapan pengolahan data meliputi editing, coding, entry dan cleaning data. Karakteristik anak. Data karakteristik anak meliputi tanggal lahir, jenis kelamin, berat badan lahir, panjang badan lahir, riwayat MP-ASI dan tinggi badan

25 10 dan berat badan. Usia dikelompokan menjadi 2 yaitu bulan dan bulan Data berat badan lahir dikelompokan menjadi dua yaitu <2.5 kg (BBLR) dan 2.5 kg (normal). Data riwayat pemberian MP-ASI yaitu ASI Ekslusif dan non ASI eksklusif. Status gizi BB/U diklasifikasikan menjadi gizi buruk (z-skor <-3.0 SD), gizi kurang (z-skor -3.0 s/d -2.0 SD), gizi baik (z-skor -2.0 s/d 2.0 SD) dan gizi lebih (z-skor >2.0 SD). Status gizi berdasarkan BB/TB diklasifikasikan menjadi sangat kurus (z-skor <-3.0 SD), kurus (z-skor -3.0 s/d -2.0 SD), normal (z-skor -2.0 s/d 2.0 SD) dan gemuk (z-skor >2.0 SD). Karakteristik Keluarga. Data karakteristik keluarga meliputi pendapatan orang tua, pendidikan terakhir orang tua, pekerjaan orang tua dan besar keluarga. Data pendapatan perkapita perkeluarga dikategorikan berdasarkan garis kemiskinan provinsi Jawa Barat tahun 2013 yaitu miskin (<Rp ) dan tidak miskin (>Rp ). Data tingkat pendidikan orang tua dikelompokan berdasarkan lama pendidikan, yaitu tidak tamat SD (<6 tahun), SD (6 tahun), SMP (9 Tahun), SMA (12 Tahun) dan Perguruan Tinggi ( 15 tahun). Data pekerjaan orang tua dikelompokan menjadi wiraswasta, buruh, petani, supir/ojek, karyawan, guru dan ibu rumah tangga (hanya pada variabel ibu). Menurut BKKBN (1998) data besar keluarga dibagi menjadi tiga kelompok yaitu keluarga kecil ( 4 orang), sedang (5 sampai 6 orang) dan besar ( 7 orang). Pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak. Data pengetahuan tumbuh kembang anak diukur dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan kemudian jawaban yang benar diberi poin 1 dan jawaban salah 0 kemudian di jumlah dan dipersentasekan, selanjutnya bila >80 % dikategorikan baik, bila % dikategorikan cukup dan bila <60 % dikategorikan kurang (Khomsan 2000). Pengetahuan gizi dan kesehatan. Data pengetahuan gizi dan kesehatan anak diukur menggunakan kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan, selanjutnya untuk pertanyaan benar di beri poin 1 sedangkan salah diberi poin 0, kemudian di jumlah dan di persentasekan apabila >80 % dikategorikan baik, bila % dikategorikan cukup dan bila <60 % dikategorikan kurang (Khomsan 2000). Praktek pemberian makan. Data praktek pemberian makan meliputi 14 pertanyaan terbuka mengenai praktek pemberian makan pada anak balita, kemudian jawaban tersebut diberikan skor paling tinggi 2 dan paling rendah 1, apabila jawaban terdiri dari 2 kategori maka nilainya 2 dan 0, sedangkan apabila jawaban terdiri dari 3 kategori maka nilainya 2, 1 dan 0. Penilaian terhadap praktek pemberian makan dibagi menjadi tiga kategori yaitu >80% dikategorikan baik, 66-80% dikategorikan sedang dan 65% di kategorikan kurang (Astari 2006). Konsumsi zat gizi contoh. Data jumlah dan jenis pangan aktual yang dikonsumsi contoh diperoleh melalui recall konsumsi pangan 2 x 24 jam. Kandungan zat gizi dalam pangan yang dikonsumsi oleh contoh dihitung dengan menggunakan Daftar Konsumsi Bahan Makanan. Identifikasi terhadap masalah konsumsi diamati melalui tingkat konsumsi yang merupakan persentase konsumsi aktual contoh dengan Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan berdasarkan WNPG tahun Tingkat Kecukupan Zat Gizi. Tingkat kecukupan energi dan protein dikategorikan berdasarkan Depkes (1996), yaitu defisit tingkat berat (<70% dari AKG 2004), defisit tingkat sedang (70-79% dari AKG 2004), defisit tingkat

26 11 ringan (80-89% dari AKG 2004), normal (90-119% dari AKG 2004) dan lebih ( 120% dari AKG 2004). Tingkat kecukupan mineral dikategorikan menjadi kurang (<77% dari AKG 2004) dan cukup ( 77% dari AKG 2004) (Gibson, 2005). Konversi kandungan energi dan zat gizi makanan yang konsumsi dihitung dengan rumus sebagai berikut: Kgij= ((BJ/100) x Gij x ((BDD/100)) Keterangan: Kgij = Kandungan zat gizi-i dalam bahan makanan-j Bj = Berat makanan-j yang dikonsumsi (g) Gij = Kandungan zat gizi dalam 100 g BDD bahan makanan-j BDDj = Bagian bahan makanan-j yang dapat dimakan Tingkat kecukupan energi dan zat gizi diperoleh dengan cara membandingkan jumlah konsumsi zat gizi tersebut dengan kecukupannya. Menurut Supariasa et al (2002), tingkat kecukupan gizi contoh dihitung dengan rumus sebagai berikut: TKGI = (Ki/AKGI) x 100 % Keterangan: TKGI = Tingkat kecukupan energi atau zat gizi contoh Ki = Konsumsi energi atau zat gizi contoh AKGI = Angka kecukupan energi atau zat gizi contoh Status Gizi. Data status gizi berdasarkan TB/U menggunakan pengukuran tinggi badan yang diukur secara antropometri menurut Standar WHO Child Growth Tabel 2 Klasifikasi Status Gizi Balita Berdasarkan Indikator TB/U No Nilai Z-skor Status Gizi 1 < -3,0 SD Sangat pendek 2-3,0 SD s/d < -2,0 SD Pendek 3-2,0 SD Normal Sumber : Kemenkes 2010 Stimulasi Psikososial. Data stimulasi psikososial menggunakan instrumen HOME inventory usia 3-5 tahun yang terdiri dari 55 item pertanyaan (delapan subskala). Nilai skor 1 bila jawaban ya dan skor 0 jika jawaban tidak, kemudian nilai skornya dijumlahkan dan diklasifikasi menjadi tiga kategori yaitu kategori rendah (<31), kategori sedang 31-45, kategori tinggi (>45) (Hastuti 2006). Perkembangan Kognitif dan Bahasa. Data perkembangan anak diukur menggunakan instrumen BKB (Bina Keluarga Balita). Aspek perkembangan anak yang diukur adalah perkembangan kognitif dan bahasa yang terdiri dari komunikasi pasif, komunikasi aktif dan kecerdasan. Data perkembangan anak diberi nilai 1 untuk jenis perkembangan yang berhasil ditempuh balita dan nilai 0

27 12 untuk yang tidak berhasil. Perkembangan kognitif dan bahasa diklasifikasikan menjadi tinggi apabila nilai persen lebih dari atau sama dengan 80, sedang apabila nilai persen berada pada rentang dan rendah apabila nilai persen kurang dari 60 (Oktarina et al 2012). Definisi Operasional Stunting adalah status keadaan fisik anak usia bulan yang memiliki z skor TB/U < -2 SD dari referensi WHO/NCHS (WHO 2005). Praktek pemberian makan adalah cara yang dilakukan keluarga contoh dalam praktek pemberian makan contoh meliputi pemberian ASI dan kolostrum, frekuensi pemberian makanan utama, pemberian makanan selingan, komposisi makanan dalam sekali makan, penentuan waktu makan, penggunaan alat makan, usaha ibu dalam memberikan makanan pada anak, pemilihan jenis makanan, pengenalan makanan baru, penyiapan dan penyajian makanan, pantangan makan dan kesulitan anak makan. Konsumsi zat gizi contoh adalah semua makanan dan minuman yang dimakan oleh contoh, baik yang berasal dari membeli atau dibuat di rumah berdasarkan hasil wawancara dengan metode recall 2x24 jam yang dinyatakan dalam bentuk satuan energi, protein, vitamin A, Vitamin C, kalsium, dan besi. Tingkat kecukupan energi dan zat gizi adalah persentase jumlah zat gizi yang dikonsumsi contoh terhadap angka kecukupan gizi Untuk zat gizi makro terdapat 5 kategori yaitu defisit tingkat berat, defisit tingkat sedang, defisit tingkat ringan, normal dan berlebih dan zat gizi mikro 2 kategori yaitu kurang dan cukup. Stimulasi psikososial adalah rangsangan yang bermanfaat bagi pengoptimalan tumbuh kembang anak yang berasal dari lingkungan luar anak, diukur dengan skala interval melalui wawancara dan pengamatan menggunakan kuesioner Home Observation Measurement for Environment (HOME Inventory) untuk anak usia 3-5 tahun kuesioner terdiri dari 55 pertanyaan. Perkembangan anak adalah perkembangan anak yang meliputi perkembangan kognitif dan bahasa. Perkembangan kognitif adalah tingkat pencapaian kemampuan anak yang menyangkut aspek persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan masalah (Soetjiningsih 1995) yang diukur dengan skala interval melalui pengukuran dan pengamatan menggunakan kuesioner perkembangan kognitif sesuai usia anak dari BKB kemudian dikelompokan menjadi tinggi, sedang, rendah sedangkan perkembangan bahasa adalah tingkat pencapaian kemampuan contoh dalam berbicara spontan, mengikuti perintah, dan berespon terhadap suara (Soetjiningsih 1995) yang diukur dengan skala interval melalui pengukuran dan pengamatan menggunakan kuesioner perkembangan bahasa sesuai usia anak dari BKB yang terdiri dari bagian komunikasi aktif dan komunikasi pasif kemudian dikelompokan menjadi tinggi, sedang dan rendah.

28 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Daerah Penelitian Desa Cibatok Dua berada dalam wilayah kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Desa Cibatok Dua terdiri dari 10 RW dan 31 RT. Secara geografis batas-batas wilayah, di sebelah utara berbatasan dengan desa Cibatok Satu, sebelah timur dengan desa Ciareteun Udik, sebelah Barat dengan desa Situ Ilir dan sebelah selatan dengan desa Cimayang. Luas wilayah desa Cibatok Dua adalah seluas ha. Jumlah penduduk desa Cibatok Dua pada tahun 2013 adalah 6970 jiwa dengan 1739 KK. Jumlah posyandu di desa Cibatok Dua adalah 11 posyandu. Karakteristik Keluarga Perkembangan anak memiliki beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, salah satunya adalah keadaan sosial ekonomi antara lain umur, pekerjaan, pendidikan dan besar keluarga. Tabel 3 menyajikan data sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga contoh balita stunting dan normal. Pada tabel 3, diketahui bahwa rata-rata umur bapak pada kedua kelompok contoh adalah 36 tahun. Pada kedua kelompok sebesar 75.6% di kelompok stunting dan sebesar 65.2% kelompok anak normal, usia ayah masuk pada kelompok usia tahun. Sementara rata-rata umur ibu pada kedua kelompok contoh adalah 32 tahun. Sebagian besar umur ibu pada kedua kelompok masuk kedalam kelompok usia tahun. Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga anak balita stunting dan normal Karakteristik keluarga Usia Ayah <30 tahun tahun >43 tahun Stunting Normal Total n % n % n % rata-rata±sd 37 ± ± ± 7.5 Usia Ibu <25 tahun tahun >38 tahun rata-rata±sd 32.5 ± ± ± 6.9 Pendapatan Miskin (< Rp ) Tidak miskin ( Rp ) rata-rata±sd* ± ± ± *berbeda signifikan (p<0.05) 54.3

29 14 Rata-rata pendapatan perkapita perbulan pada kedua kelompok contoh adalah Rp Berdasarkan batas garis kemiskinan di Provinsi Jawa Barat menurut BPS (2013) maka pada kelompok anak balita stunting, sebagian besar (63%) termasuk kategori keluarga miskin dan pada kelompok anak normal proporsi keluarga miskin sebesar 54.3%. Pendapatan keluarga pada kelompok anak stunting dan kelompok anak normal secara statistik berbeda bermakna (p=0.032). Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astari (2006) yaitu pendapatan keluarga pada kelompok anak normal lebih tinggi secara nyata (p<0.05) dibandingkan dengan pendapatan keluarga pada kelompok anak stunting. Pada Tabel 4 dibawah ini menyajikan data mengenai karakteristik keluarga yang meliputi pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua dan besar keluarga. Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga anak balita stunting dan normal Karakteristik keluarga Pendidikan Ayah Tidak Tamat SD SD SMP SMA Perguruan Tinggi Pendidikan ibu Tidak Tamat SD SD SMP SMA Perguruan Tinggi Pekerjaan ayah Wiraswasta Buruh Petani Supir/ ojek Karyawan Guru Pekerjaan ibu Ibu Rumah Tangga Karyawan Guru Buruh Wiraswasta Besar keluarga Keluarga kecil ( 4 orang) Keluarga sedang (5-6 orang) Keluarga besar ( 7 orang) Stunting Normal Total n % n % n % rata-rata ± SD 5 ± 2 5 ± 2 5 ± Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ayah pada kelompok anak stunting terbanyak (35.6%) adalah pada pendidikan SD sedangkan pada kelompok anak normal terbanyak (39.1%) adalah pada pendidikan SMA.

30 15 Sementara pada tingkat pendidikan ibu pada kelompok anak stunting diketahui sebagian besar (63%) adalah pendidikan SD sedangkan pada kelompok anak normal terbanyak ada pada pendidikan ibu adalah SD dan SMP masing-masing sebesar 37%. Pada umumnya pekerjaan ibu pada kedua kelompok contoh adalah ibu rumah tangga, sedangkan pekerjaan bapak terbanyak pada kelompok anak stunting adalah buruh (35.6%) dan pada kelompok anak normal yang terbanyak adalah wiraswasta (34.1%). Rata-rata besar keluarga pada kedua kelompok adalah 5 orang, sebesar 45.7% kelompok anak stunting masuk ke dalam kategori keluarga kecil ( 4 orang) begitu pula dengan kelompok anak normal yang terbanyak (47.8%) adalah keluarga kecil ( 4 orang). Karakteristik Anak Anak balita yang dijadikan contoh dalam penelitian ini adalah anak dengan usia bulan. Tabel 5 menyajikan karakteristik anak balita yang menjadi contoh yang meliputi antara lain usia anak, jenis kelamin, berat badan lahir dan riwayat pemberian ASI. Tabel 5 menunjukkan bahwa umur contoh terbagi menjadi 2 yaitu usia bulan dan bulan, dengan proporsi antara keduanya hampir sama. Separuh dari jumlah contoh adalah berjenis kelamin perempuan dengan proporsi 46.7% laki-laki dan 53.3% perempuan. Berat badan lahir contoh dibagi menjadi dua kategori yaitu rendah (<2.5 kg) dan normal ( 2.5 kg), sebagian besar (93.5%) contoh termasuk dalam kategori berat badan lahir normal, berdasarkan uji independent t-test menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0.05) berat badan lahir antara balita stunting dengan balita normal. ASI Eksklusif menurut PP no 33 tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Sebagian besar contoh berada pada kategori non ASI eksklusif yaitu sebesar 95.7 %. Kemungkinan dikarenakan masyarakat di wilayah penelitian mengikuti adat istiadat dan kebiasaan di daerah tersebut, yaitu bayi yang baru lahir biasa diberikan madu dengan harapan supaya ia akan mudah menyusu karena sudah terbiasa dikenalkan dengan rasa manis. Pemberian ASI eksklusif selama kurang dari lima bulan (<5 bulan) dapat menjadi salah satu faktor penyebab tingkat konsumsi balita yang masih rendah karena kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, batuk, pilek dan penyakit alergi. Bayi ASI eksklusif akan lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI ekslusif (Gabriel 2008), tetapi apabila tradisi masyarakat tersebut kita hilangkan dan kita anggap bayi masih mendapatkan ASI ekslusif maka bayi yang ASI ekslusif meningkat menjadi 29.3 %. Rata-rata z-skor TB/U pada kelompok anak stunting adalah -2.77±0.56 sementara pada anak normal sebesar -1.05±0.69. Pada status gizi menurut BB/U, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat balita stunting pada kategori gizi buruk (17.4%) sedangkan pada balita normal tidak terdapat balita dengan kategori gizi buruk. Pada status gizi kurang balita stunting lebih banyak (28.3%) dibandingkan balita normal (6.5%). Hasil status gizi berdasarkan BB/TB juga menunjukkan adanya kecenderungan balita stunting lebih tinggi pada kategori kurus (13%) dibandingkan balita normal (4.2%). Berdasarkan uji t-test terdapat

PRAKTEK PEMBERIAN MAKAN, KONSUMSI PANGAN, STIMULASI PSIKOSOSIAL, DAN PERKEMBANGAN BALITA STUNTING DAN NORMAL LELIYANA NURSANTI

PRAKTEK PEMBERIAN MAKAN, KONSUMSI PANGAN, STIMULASI PSIKOSOSIAL, DAN PERKEMBANGAN BALITA STUNTING DAN NORMAL LELIYANA NURSANTI PRAKTEK PEMBERIAN MAKAN, KONSUMSI PANGAN, STIMULASI PSIKOSOSIAL, DAN PERKEMBANGAN BALITA STUNTING DAN NORMAL LELIYANA NURSANTI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini desain population survey, yaitu dengan mensurvei sebagian dari populasi balita yang ada di lokasi penelitian selama periode waktu tertentu.

Lebih terperinci

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study (sebab akibat diteliti dalam satu waktu). Pemilihan PAUD dilakukan secara purposive, dengan kriteria memiliki

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang disubstitusi tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada balita gizi kurang dan gizi buruk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data 15 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional study. Lokasi penelitian bertempat di Desa Sukajadi, Sukaresmi, Sukaluyu, dan Sukajaya, Kecamatan Taman

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian n = (zα² PQ) / d²

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian n = (zα² PQ) / d² 31 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional study), dengan cara mengukur variabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab

Lebih terperinci

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita 22 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi yang baik, terutama pada anak merupakan salah satu aset penting untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan

Lebih terperinci

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODE. n = Z 2 P (1- P) 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Lokasi penelitian adalah TKA Plus Ihsan Mulya Cibinong.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2011. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana seluruh pengumpulan data dilakukan pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Malangsari

Lebih terperinci

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita 17 KERANGKA PEMIKIRAN Masa balita merupakan periode emas, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan otak yang optimal, terlebih lagi pada periode dua tahun pertama kehidupan seorang anak.

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang bertujuan mempelajari hubungan pengetahuan gizi ibu dan kebiasaan jajan siswa serta kaitannya dengan status

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Aspek Sosio-ekonomi dan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

METODE. Zα 2 x p x (1-p)

METODE. Zα 2 x p x (1-p) 16 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Pemilihan tempat dilakukan secara purposif dengan pertimbangan kemudahan akses dan perolehan izin. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bogor. Penentuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosssectional study dimana seluruh paparan dan outcome diamati pada saat bersamaan dan pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi penelitian di Desa Paberasan Kabupaten Sumenep. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 16 METODOLOGI PENELITIAN Desain Waktu dan Tempat Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab atau faktor resiko dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keikutsertaan PAUD

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keikutsertaan PAUD HASIL DAN PEMBAHASAN Keikutsertaan PAUD Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah konsep bermain sambil belajar yang merupakan fondasi yang akan mengarahkan anak pada pengembangan kemampuan yang lebih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengambilan data dilakukan pada suatu waktu. Penelitian dilaksanakan di Pesantren di

Lebih terperinci

POLA ASUH MAKAN PADA RUMAH TANGGA YANG TAHAN DAN TIDAK TAHAN PANGAN SERTA KAITANNYA DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BANJARNEGARA

POLA ASUH MAKAN PADA RUMAH TANGGA YANG TAHAN DAN TIDAK TAHAN PANGAN SERTA KAITANNYA DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BANJARNEGARA POLA ASUH MAKAN PADA RUMAH TANGGA YANG TAHAN DAN TIDAK TAHAN PANGAN SERTA KAITANNYA DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BANJARNEGARA (Feeding Practices in Food-secure and Food-insecure Households

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di kebun Malabar PTPN VIII Desa Banjarsari, Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40 15 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah metode survei dengan teknik wawancara. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Babakan, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain retrospektif dan cross sectional study. Penelitian dilakukan di dua lokasi yaitu Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, bertempat di Pabrik Hot Strip Mill (HSM) PT. Krakatau Steel Cilegon, Propinsi Banten. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 1 N

METODE PENELITIAN 1 N 32 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini merupakan bagian dari data baseline pada kajian Studi Ketahanan Pangan dan Coping Mechanism Rumah Tangga di Daerah Kumuh yang dilakukan Departemen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27) METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah case study. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kebon Kopi 2, Kota Bogor. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional 37 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Penelitian ini merupakan penelitian survey yang dilakukan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Lokasi penelitian ini terdiri dari 3 Puskesmas yaitu Kadudampit,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan ketika penelitian berlangsung. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 = 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA NADIYA MAWADDAH PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Penelitian mengenai studi karakteristik pertumbuhan anak usia sekolah di Provinsi Jawa Barat dilaksanakan dari bulan Mei-Juli 2011 dengan menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, yaitu pengamatan terhadap paparan dan outcome dilakukan dalam satu periode waktu yang bersamaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Balita Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus-September 2011 di SMA Negeri 6

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat terhadap Perubahan Pengetahuan dan Perilaku Hidup Bersih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Penelitian mengenai hubungan antara kepatuhan konsumsi biskuit yang diperkaya protein tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dengan status gizi dan morbiditas

Lebih terperinci

Jumlah dan Teknik Pemilihan Sampel

Jumlah dan Teknik Pemilihan Sampel Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian ini menggunakan desain case control bersifat Retrospective bertujuan menilai hubungan paparan penyakit cara menentukan sekelompok kasus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan prospective study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2003 (antara musim

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat (WAS) terhadap Perilaku Hygiene-Sanitasi Ibu WAS

Lebih terperinci

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian. Karakteristik anak 1. jenis kelamin 2. usia. Status Gizi

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian. Karakteristik anak 1. jenis kelamin 2. usia. Status Gizi KERANGKA PEMIKIRAN Perkembangan kognitif merupakan suatu proses psikologis yang terjadi dalam bentuk pengenalan, pengertian, dan pemahaman dengan menggunakan pengamatan, pendengaran, dan pemikiran (Baraja

Lebih terperinci

perkembangan kognitif anak. Kerangka pemikiran penelitian secara skematis di sajikan pada Gambar 1.

perkembangan kognitif anak. Kerangka pemikiran penelitian secara skematis di sajikan pada Gambar 1. KERANGKA PEMIKIRAN Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak ada dua yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal bersifat bawaan atau genetik, merupakan potensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Status gizi merupakan suatu keadaan tubuh akibat interaksi antara asupan energi dan protein serta zat-zat gizi esensial lainnya dengan keadaan kesehatan tubuh (Sri,

Lebih terperinci

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256. ABSTRACT ERNY ELVIANY SABARUDDIN. Study on Positive Deviance of Stunting Problems among Under five Children from Poor Family in Bogor City. Under direction of IKEU TANZIHA and YAYAT HERYATNO. The objectives

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan pada waktu penelitian berlangsung. Pemilihan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku 126 KERANGKA PEMIKIRAN Ada beberapa faktor yang mempengaruhi praktek gizi seimbang yang selanjutnya diterapkan dalam konsumsi energi dan zat gizi. Faktor tersebut diantaranya adalah pengetahuan,sikap,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan gizi kurang dapat ditemukan pada setiap kelompok masyarakat. Pada hakekatnya keadaan gizi kurang dapat dilihat sebagai suatu proses kurang asupan makanan ketika

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari penelitian payung Ajinomoto IPB Nutrition Program

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 29 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2011 di SMA Ragunan

Lebih terperinci

2. METODE Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Responden

2. METODE Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Responden 5 2. METODE Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah quasi experimental nonequivalent groups design. Penelitian ini mengacu pada penelitian payung Khomsan et al. (2011-2013) bekerjasama

Lebih terperinci

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti KERANGKA PEMIKIRAN Usia sekolah adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Kebutuhan gizi pada masa anak-anak harus dipenuhi agar proses pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil 13 KERANGKA PEMIKIRAN Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas anak yang akan dilahirkan. Menurut Sediaoetama (1996), pemenuhan kebutuhan akan zat gizi merupakan faktor utama untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT)

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT) 22 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Cross Sectional Study. Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Kota (1 kelurahan)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian proyek intevensi cookies muli gizi IPB, data yang diambil adalah data baseline penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI 1 KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI Oleh: FRISKA AMELIA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun

BAB 1 PENDAHULUAN. Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang sehat, cerdas, dan produktif. Pencapaian pembangunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2011 di SMP/SMA Ragunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia balita merupakan masa di mana proses pertumbuhan dan perkembangan terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup dalam jumlah

Lebih terperinci

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN Media Gizi Pangan, Vol. XI, Edisi, Januari Juni PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA -4 BULAN Asmarudin Pakhri ), Lydia Fanny ), St. Faridah ) ) Jurusan Gizi Politeknik

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 38 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua kecamatan yaitu Kecamatan Ciomas dan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penulis terlibat dalam pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa balita merupakan periode penting dalam proses. tumbuh kembang manusia. Pertumbuhan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa balita merupakan periode penting dalam proses. tumbuh kembang manusia. Pertumbuhan dan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Pertumbuhan dan perkembangan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi KERANGKA PEMIKIRAN Masa yang terentang antara usia satu tahun sampai remaja boleh dikatakan sebagai periode laten karena pertumbuhan fisik berlangsung tidak sedramatis ketika masih berstatus bayi (Arisman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya status gizi

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian mengenai keragaan konsumsi pangan, status kesehatan, kondisi mental dan status gizi pada lansia peserta dan bukan peserta home care menggunakan disain cross

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN i PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN ASRINISA RACHMADEWI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah dan masyarakat sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM). SDM yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses tumbuh kembang balita. Balita pendek memiliki dampak negatif yang akan berlangsung dalam kehidupan selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat keseimbangan dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengambilan Data METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan baseline dari penelitian Dr. Ir. Sri Anna Marliyati MSi. dengan judul Studi Pengaruh Pemanfaatan Karoten dari Crude Pal Oil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan gizi, terutama pada usia dini akan berdampak pada

Lebih terperinci

PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA, PADA MURID SD BINA INSANI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK

PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA, PADA MURID SD BINA INSANI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK i PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA, PADA MURID SD BINA INSANI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK DENI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

KONSUMSI PANGAN HEWANI, STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN BALITA DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN WILAYAH BOGOR VENNY TRI ANANDA

KONSUMSI PANGAN HEWANI, STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN BALITA DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN WILAYAH BOGOR VENNY TRI ANANDA KONSUMSI PANGAN HEWANI, STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN BALITA DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN WILAYAH BOGOR VENNY TRI ANANDA DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).

Lebih terperinci

e-journal Boga, Volume 04, Nomor 09, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 71-75

e-journal Boga, Volume 04, Nomor 09, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 71-75 71 PENDAHULUAN Pada saat ini dan masa yang akan datang pembangunan di Indonesia memerlukan sumberdaya manusia yang berkualitas, yaitu sumberdaya manusia yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PENGARUH STIMULASI PSIKOSOSIAL, PERKEMBANGAN KOGNITIF, DAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH DI KABUPATEN BOGOR GIYARTI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 26 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosectional study. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder dari Program Perbaikan Anemia Gizi Besi di Sekolah

Lebih terperinci

Jurnal Gizi dan Pangan, 2011, 6(3): Journal of Nutrition and Food, 2011, 6(3):

Jurnal Gizi dan Pangan, 2011, 6(3): Journal of Nutrition and Food, 2011, 6(3): Jurnal Gizi dan Pangan, 2011, 6(3): 192-199 Journal of Nutrition and Food, 2011, 6(3): 192-199 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SERTA PERILAKU GIZI SEIMBANG IBU KAITANNYA DENGAN STATUS GIZI DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1 20 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study dengan metode survey observational. Tempat penelitian dipilih dengan metode purposive yaitu di UPT

Lebih terperinci

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Silaen P, Zuraidah R, Larasati TA. Medical Faculty

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Ukuran Contoh, Unit Observasi, Unit Analisis dan Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Ukuran Contoh, Unit Observasi, Unit Analisis dan Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain quasi experiment atau eksperimen semu. Bentuk penelitian nonrandomized control group pre-test post-test design adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian mengenai konsumsi pangan, aktivitas fisik, status gizi dan status kesehatan lansia menggunakan desain cross sectional. Desain ini merupakan pengamatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang sering terjadi pada anak balita, karena anak. balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang sering terjadi pada anak balita, karena anak. balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi kurang sering terjadi pada anak balita, karena anak balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stunting atau pendek merupakan salah satu indikator gizi klinis yang dapat memberikan gambaran gangguan keadaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stunting atau pendek merupakan salah satu indikator gizi klinis yang dapat memberikan gambaran gangguan keadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stunting atau pendek merupakan salah satu indikator gizi klinis yang dapat memberikan gambaran gangguan keadaan sosial ekonomi secara keseluruhan di masa lampau dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research dibidang gizi masyarakat, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

POLA PEMBERIAN SUSU FORMULA DAN KONSUMSI ZAT GIZI ANAK USIA DI BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) PADA KELUARGA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA.

POLA PEMBERIAN SUSU FORMULA DAN KONSUMSI ZAT GIZI ANAK USIA DI BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) PADA KELUARGA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA. POLA PEMBERIAN SUSU FORMULA DAN KONSUMSI ZAT GIZI ANAK USIA DI BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) PADA KELUARGA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA Djuwita Andini PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

67,3 54,5 43,6 32,7 1,8 0. Kategori umur orangtua contoh. Gambar 3 Sebaran umur orangtua contoh

67,3 54,5 43,6 32,7 1,8 0. Kategori umur orangtua contoh. Gambar 3 Sebaran umur orangtua contoh 31 Karakteristik Sosial Ekonomi keluarga Umur orangtua Sebaran umur orangtua contoh dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu kelompok remaja (

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kebon Kopi 2 Bogor. Penentuan lokasi SDN Kebon Kopi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional. Pemilihan lokasi SMA dilakukan secara purposive dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan tubuh akan zat gizi untuk pemeliharaan kehidupan, pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan fungsi normal

Lebih terperinci