TEKNIK INTERVENSI KELOMPOK Budaya Hedonisme di Kalangan Mahasiswa Baru

Transkripsi

1 TEKNIK INTERVENSI KELOMPOK Budaya Hedonisme di Kalangan Mahasiswa Baru Dicky Wira Raharja ( ) Rifcannisa Noviandita ( ) Devi Aulia Rossa ( ) Umilatul Hasanah ( ) Kamila Susilo ( )

2 Hedonisme Susianto (dalam Kasali 2008: 242) menyatakan bahwa orang yang memiliki gaya hidup hedonis memiliki beberapa atribut yaitu lebih mengarahkan segala aktivitasnya untuk mencari kesenangan hidup dengan main di luar rumah dan membeli barang-barang mahal untuk memenuhi kesenangannya.

3 Ciri-Ciri Hedonisme Ciri-ciri hedonisme menurut Cicerno dalam Russell (2004) adalah sebagai berikut: Memiliki pandangan gaya hidup instan, melihat perolehan harta dari hasill kahir bukan proses untuk membuat hasil akhir.

4 Hasil Assessment Subjek 1 (AY, 19 Tahun Banjarbaru) Subjek melakukan prilaku hedonisme ketika subjek sedang merasa bosan. Hal tersebut ditunjukkan secara langsung melalui wawancara yang dilakukan. Subjek mengatakan : Iya saya kalau bosen gitu mba suka belanja untuk mengalihkan kebosenan saya. Didukung dengan kondisi keluarga yang berada dan teman-teman yang juga suka belanja, subjek pun semakin suka berbelanja ketika subjek sedang bosan. Iya mba saya suka bosen, jadi saya pergi aja ke Mall Karena subjek berasalan bahwa subjek berbelanja untuk menghilangkan kejenuhan yang ada dalam diri, dan ketika subjek telah berbelanja dan menghamburkan uang, maka subjek merasa senang. Subjek sudah melakukan beberapa usaha seperti membatasi pengeluaran, meminta teman subjek mengingatkan subjek. Akan tetapi hal itu masih kurang efektif. Subjek merasa prilaku hedonisme ini sulit untuk dihilangkan, mengingat keluarag subjek pun tetap memfasilitasi subjek ketika subjek kehabisan uang

5 Subjek 2 (IG, 20 Tahun-Probolinggo) Subjek melakukan perilaku hedonisme karena untuk memuaskan keinginanya, hal tersebut ditunjukan dari hasil wawancara yang dilakukan, subjek mengatakan : Pengen milikin suatu barang itu untuk kesenangan diri aja sih. Dalam sebulan subjek mengatakan bahwa dirinya dapat mengeluarkan uang sebesar 2 juta lebih bahkan subjek pernah menghabiskan uang 2 juta dalam satu minggu saja, subjek menghabiskan uang tersebut untuk makan di tempat yang memiliki harga diluar jangkauan kantong mahasiswa, main ke mall dan membeli barang-barang yang tidak penting, namun subjek tidak pernah merasa menyesal ketika membelinya karena menurut subjek hal tersebut menjadi kepuasan tersendiri baginya. Selain itu keluarga juga merupakan salah satu alasan mengapa perilaku tersebut muncul karena keluarga subjek merupakan keluarga yang berada dan selalu memberi uang kepada subjek jika subjek memintanya. Namun subjek juga memiliki keinginan atau usaha untuk mengurangi perilaku hedonisme tersebut dengan cara mengurangi pergi ke mall mau pun pergi ketempat-tempat seperti café dan sebagainya, dan menurut subjek hal tersebut dirasa berhasil karena sedikit mengurangi perilaku hedonisme yang dilakukan subjek.

6 Subjek 3 (EM, 20 tahun-mojokerto) Gaya hidup hedonis yang dilakukan oleh saudari EM yaitu dimana dalam kesehariannya, saudari EM seringkali menghabiskan waktu untuk berbelanja dan nongkrong di cafe bersama teman-temannya. Selama seminggu kegiatan nongkrong dan belanja yang dilakukan subjek terhitung 4-5 kali, bahkan kegiatan tersebut bisa meningkat menjadi lebih dari tujuh kali dalam seminggu selama libur panjang. Menurut pengakuan subjek, barang-barang yang ia beli sebenarnya bukanlah barang yang ia butuhkan. Ia membeli barang-barang tersebut hanya karena ia menyukai dan menginginkannya. pas smp sering diajak jalan ke mall sama kakakku, aku jadi beli ini beli itu. Butuh gak butuh kalo pengen ya langsung dibeli aja, ada kepuasaan tersendiri gitu sampe ya keterusan sampe sekarang, kalo nongkrong sih awalnya karena diajak temen pas Sma dan eh keterusan deh. Tergantung sih, kalo ngafe biasanya 50ribu keataslah, kalo ke mall juga tergantung sama barang yang dibeli, ya 200ribu ke ataslah. Subjek mengaku selama ini belum ada usaha yang dilakukan untuk mengatasi gaya hidupnya. Namun ia mengaku ingin berubah, kalaupun tidak mudah setidaknya ia bisa menguranginya.

7 Subjek 4 (NTTH, 24 tahun-vietnam) Gaya hidup hedonis yang dilakukan oleh subjek yaitu berbelanja. Tidak segala sesuatu dibeli oleh subjek, namun subjek hanya berfokus pada sepatu dan tas. ya saya biasanya membelli sepatu dan bag (tas), saya sejak dulu suka mengoleksi sepatu dan task arena lucu, saya suka. Selain hal itu, subjek juga menganggap harga minimal sepasang sepatu di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan di Vietnam. Hal tersebutlah yang menjadikan dasar perilaku hedon subjek, dimana adanya perbedaan jumlah mata uang yang lebih tinggi dibandingkan mata uang Indonesia. Selain itu, subjek juga merasa tenang karena mendapatkan uang dari beasiswa dan uang saku setiap bulannya. Menurut subjek kegiatan mengkoleksi sepatu dan tas dimulai sejak kecil, dan untuk barangnya pun subjek juga masih mempertimbangkan stylenya. saya kecil sudah suka sepatu dan tas, orang tua saya selalu beli untuk saya. Adapun hal lain yang diungkapkan subjek bahwa subjek belum pernah menahan keinginannya untuk membeli suatu barang yang dia inginkan. Namun hal ini akan menjadi lebih parah jika ada teman yang memiliki hobi yang sama yaitu mengkoleksi sepatu atau tas.

8 Subjek 5 (B,19 tahun-sidoarjo) Subjek sering melakukan perilaku hedonisme, berupa berbelanja di mall ketika waktu senggang. Seperti yang subjek katakan, Kalau waktu senggang, saya jalan-jalan ke mall sih mbak, belanja tas, kadang baju juga. Dilatar belakangi oleh perasaan senang dan puas jika sudah membeli atau berbelanja barang yang disukainya, subjek masuk dalam kriteria seseorang yang hedonis, seperti salah satu ciri hedonis, yaitu sangat suka memburu kesenangan. Saya seneng aja gitu belanja, soalnya, belanja itu buat saya puas. Subjek mengatakan bahwa biaya perharinya sebesar lima puluh ribu rupiah (Rp ) terkadang seratus ribu rupiah (Rp ) hanya untuk membeli makan atau jajan.berbelanja, menurut subjek juga merupakan hiburan tersendiri, karena mampu memberikan kesenangan dan kepuasan, sehingga sulit sekali bagi subjek untuk menghentikan perilaku hedonism tersebut. Namun, subjek mengatakan bahwa sedang berusaha untuk melakukan penghematan, karena sadar bahwa perilakunya sangat boros sekali. Sehingga, subjek berusaha untuk lebih jarang lagi berjalan-jalan di mall dan berbelanja barang.

9 Kesimpulan Penilaian yang dilakukan dari ke 5 subjek menyimpulkan bahwa perilaku hedonisme akan muncul pada diri individu jika ada suatu keinginan dari dalam diri yang tidak mempertimbangkan kebutuhan, melainkan keinginan saja. Selain itu perilaku hedonisme juga di pengaruhi oleh factor internal dan atau eksternal. Dimana dari hasil assessment didapatkan bahwa subjek dipengaruhi oleh temanteman serta dukungan dari keluarga yang membuat subjek menjadi terbiasa dengan prilaku hedonisme. Oleh karena itu dengan adanya assessment awal ini maka dapat diketahui intervensi seperti apa yang tepat untuk diberikan kepada subjek agar dapat menurunkan prilaku hedonisme.