BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan usaha, kesuksesan tersebut dapat dicapai dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan usaha, kesuksesan tersebut dapat dicapai dengan"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Setiap perusahaan pasti menginginkan kemajuan dan kesuksesan dalam menjalankan kegiatan usaha, kesuksesan tersebut dapat dicapai dengan memperhatikan beberapa faktor penting yang mempunyai pengaruh besar pada kemajuan perusahaan. Diantara faktor tersebut adalah faktor pemasaran, karena dilihat secara umum perusahaan pemasaran dapat dikatakan sebagai pola pemikiran yang menyadari bahwa suatu perusahaan tidak mampu hidup tanpa pembeli atau konsumen yang menggunakan produk perusahaan. Dalam dunia usaha persaingan merupakan hal yang tidak asing lagi dalam produksi. Misal, baik berupa persaingan mutu dan kualitas produk maupun jenis yang beragam juga semakin bertambah, untuk itu perusahaan melakukan berbagai macam cara untuk memasarkan hasil produksi. Perusahaan sering melakukan promosi-promosi di media-media massa dalam rangka mengenalkan produk kepada masyarakat luas dan mengambil hati para konsumen untuk menggunakan produk yang mereka tawarkan. Selain itu prosedur penjualan yang dilakukan juga beragam dari penjualan tunai sampai penjualan kredit. Untuk dapat memasarkan produk agar dapat dijangkau oleh pembeli, perusahaan dapat pula menempuh suatu cara penjualan yang lain yaitu penjualan konsinyasi.

2 2 Sedangkan pengertian konsinyasi itu sendiri adalah suatu perjanjian dimana pihak yang mempunyai barang dagangan menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak lain untuk dijualkan dengan memberikan sejumlah komisi kepada pihak yang menjualkan. Dimana perusahaan yang menghasilkan produk pihak consignor tersebut menitipkan hasil produksinya pada pihak lain untuk dipasarkan atau dijual kepada konsumen dengan memberikan komisi beberapa persen kepada pihak consignee menjual produk tersebut. Pelaksanaan sistem penjualan konsinyasi sering diterapkan dikalangan masyarakat umum. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang-barang peralatan rumah tangga, barang elektronik, seperti televisi, kulkas, radio dan masih banyak produk lain yang dijadikan sebagai obyek penjualan konsinyasi. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk membahasnya dalam penulisan skripsi ini dengan judul sebagai berikut : ANALISIS EFEKTIVITAS BARANG KONSINYASI DAN PERHITUNGAN DENGAN METODE PENCATATAN LABA TERPISAH DAN LABA TIDAK TERPISAH. 1.2 RUMUSAN MASALAH Dalam prosedur konsinyasi banyak sekali ketentuan-ketentuan yang harus disepakati antara pihak Consignor, dengan pihak consignee. Ketentuanketentuan tersebut merupakan kesepakatan yang telah disetujui bersama,

3 3 diantaranya tentang besarnya komisi yang akan diterima oleh pihak consiqnee, dan hal-hal penting lainnya. Untuk itu dalam penelitian ini akan membahas tentang : Bagaimana perhitungan akuntansi barang konsinyasi dengan metode laba terpisah yang dapat diterapkan di Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara Bagaimana perhitungan akuntansi barang konsinyasi dengan metode laba tidak terpisah yang akan diterapkan di Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara Bagaimana perbandingan efektifitas kedua metode diatas terhadap laba yang diharapkan di Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara. 1.3 TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan antara lain : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perhitungan akuntansi barang konsinyasi dengan metode laba terpisah yang dapat diterapkan di Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara Untuk mengetahui bagaimana perhitungan akuntansi barang konsinyasi dengan metode laba tidak terpisah yang akan diterapkan di Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara.

4 Untuk mengetahui bagaimana perbandingan efektifitas kedua metode diatas terhadap laba yang diharapkan di Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara Kegunaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan manfaat antara lain : Bagi Penulis Untuk menerapkan ilmu yang diterima di perkuliahan dengan dunia usaha yang sesungguhnya dan dapat dijadikan sebagai studi perbandingan antara teori dan dunia praktik khususnya dengan aktivitas perusahaan Bagi Perusahaan Dapat memberikan masukan-masukan yang berguna bagi perusahaan tentang persediaan produk perusahaan Bagi Perguruan Tinggi Dapat memberikan informasi dan perbendaraan kepustakaan STIE Nahdlotul Ulama' Jepara Bagi Pembaca Menambah wawasan ilmu pengetahuan di bidang akuntansi, khususnya mengetahui penjualan konsinyasi.

5 5 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan pengertian konsinyasi, uang muka dalam penjualan konsinyasi, metode perhitungan konsinyasi dengan metode laba terpisah bagi consignor dan consignee, metode pencatatan laba tidak terpisah bagi consignor dan bagi consignee. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang ruang lingkup penelitian, variable penelitian dan definisi operasional, penentuan sample, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis data. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan data dan analisis pembahasan yang berisi tentang sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab personalia, analisa data yang berisi permasalahan dan pembahasannya.

6 6 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan secara singkat apa yang diperoleh dari penelitian dan saran-saran agar permasalahan yang muncul dapat dipecahkan.

7 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU Pengertian Konsinyasi Penjualan konsinyasi adalah merupakan suatu jenis penjualan dengan cara menitipkan barang dagangan pada pihak lain untuk dijualkan (Arifin,S :2005). Sedangkan pengertian konsinyasi itu sendiri adalah suatu perjanjian dimana pihak yang mempunyai barang dagangan menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak lain untuk dijualkan dengan memberikan sejumlah komisi kepada pihak yang menjualkan (Drebin dalam Arifin,S :2005). Pihak yang menyerahkan barang atau pemilik desebut consignor, sedangkan pihak yang menerima barang disebut consignee dan barang yang dipakai sebagai obyek penjualan konsinyasi disebut barang konsinyasi. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang dan Undang-undang Kepailitan (Buku I, Bab V, pasal 76), Komisioner adalah seorang yang menyelenggarakan perusahaannya dengan melakukan perbuatan-perbuatan menutup persetujuan atas nama atau

8 8 firma dia sendiri, tetapi atas amanat dan tanggungan orang lain dan dengan menerima upah atau provisi tertentu. Ada dua perbedaan yang pokok antara transaksi penjualan konsinyasi dengan transaksi penjualan biasa. Perbedaan tersebut adalah mengenai hak milik barang konsinyasi meskipun dalam penjualan konsinyasi terjadi perpindahan barang dari consignor, kepada consignee, namun hak milik barang-barang tersebut tetap pada consignor. Hak milik barang konsinyasi tersebut baru akan berpindah dari consignor apabila consignee sudah berhasil menjual barang tersebut kepada pihak konsumen, sedangkan untuk penjualan reguler hak milik atas barang akan berpindah kepada pembeli pada saat terjadi transaksi penjualan dan penyerahan barang. Perbedaan yang lain adalah dalam hal biaya operasi yang berhubungan dengan barang yang dijual. Dalam transaksi penjualan biasa, semua biaya operasi yang berhubungan dengan barang yang dijual ditanggung sendiri oleh penjual, tetapi dalam penjualan konsinyasi semua biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi akan ditanggung oleh consignor (pemilik barang).

9 Alasan-alasan Bagi Consignor Untuk Mengadakan Perjanjian Konsinyasi 1. Konsinyasi merupakan suatu cara untuk lebih memperluas pasaran yang dapat dijamin oleh seorang produsen, pabrikan atau distributor, terutama apabila : a. Barang-barang yang bersangkutan baru diperkenalkan, atas permintaan produk yang belum terkenal. b. Penjualan melalui pihak makelar sangat tidak menguntungkan. c. Nilai jual semakin mahal, tidak bisa dijangkau jika melalui makelar. 2. Resiko-resiko tertentu yang dapat dihindari oleh consignor. Barang konsinyasi tidak ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada consignee. Jadi berbeda dengan perjanjian keagenan atau makelar. 3. Di mungkinkan consignor memperoleh penjualan khusus atas barang dagangan yang lain. 4. Nilai jual pada barang yang bersangkutan tetap dalam pengawasan consignor, disebabkan kepemilikan atas barang tersebut masih menjadi tanggungan consignor, sehingga harga barang masih dapat dijangkau oleh konsumen. Pengawasan harga ini akan sulit jika

10 10 menggunakan sistem penjualan melalui makelar yang kemilikan barangnya langsung ditangan makelar itu sendiri. 5. Persediaan barang yang ada di gudang mudah untuk dikontrol sehingga resiko kekurangan atau kelebihan barang dapat ditekan sesuai jumlah yang direncanakan untuk setiap produksi Alasan-alasan Bagi Consignee Untuk Menerima Perjanjian Konsinyasi 1. Consignee dilindungi dari kemungkinan resiko gagal untuk memasarkan barang-barang tersebut atau keharusan dengan merugi. 2. Resiko rusaknya barang dan adanya fluktasi harga dapat dihindari. 3. Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi, sebab adanya barang konsinyasi yang diterima atau dititipkan oleh consignor. 4. Consignee tidak mengeluarkan biaya operasi penjualan konsinyasi karena semua biaya akan ditanggung atau diganti oleh consignor. 5. Consignee berhak mendapatkan komisi dari hasil penjualan barang konsinyasi.

11 Hak dan Kewajiban Yang Berhubungan Dengan Perjanjian Konsinyasi Ketentuan-ketentuan dalam perjanjian konsinyasi pada umumnya dinyatakan secara tertulis yang menekankan sifat hubungan kerja sama antar kedua pihak. Ketentuan yang diatur dalam perjanjian itu biasanya meliputi : komisi penjualan, syarat-syarat pembayaran dan penyerahan barang, pengumpulan piutang dan tanggung jawab atas kerugian karena piutang yang tidak dapat ditagih, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh consignee dalam rangka penerimaan, penyimpanan dan penjualan barang, penyelesaian kepada consignor dan bntuk serta jangka waktu (periode) laporan-laporan yang harus disajikan kepada pihak consignor. Selain ketentuan-ketentuan yang diatur secara spesifik didalam perjanjian, hubungan kerjasama didalam transaksi konsinyasi juga berlaku ketentuan-ketentuan umum yang diatur dalam undang-undang (hukum) yang berlaku didunia perdagangan antara lain : Hak-hak Consignee. a. Consignee berhak untuk mendapatkan komisi dan pergantian biaya yang dikeluarkan untuk menjual barang titipan tersebut, sesuai dengan jumlah yang diatur dalam perjanjian diantara keua pihak. Komisi dan biaya-biaya yang mendapatkan penggantian biasanya dikurangi

12 12 langsung dari hasil penjualan sebelum penyelesaian keuangan dengan consignor dilaksanakan. b. Dalam batas tertentu biasanya consignee diberikan hak untuk memberikan jaminan atau garansi terhadap kualitas barang yang dijualnya. c. Untuk menjamin pemasaran barang yang bersangkutan consignee berhak memberikan syarat-syarat pembayaran kepada langganan seperti yang berlaku pada umumnya untuk barang yang sejenis, meskipun consignor dapat mengadakan pembatasan-pembatasan yang harus dinyatakan dalam perjanjian Kewajiban-kewajiban Consignee a. Melindungi keamanan dan keselamatan barang-barang yang diterima dari pihak consignor. b. Mematuhi dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjual barang-barang milik consignor sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam perjanjian. Consignee harus menjual barang-barag tersebut dengan harga yang dinyatakan dalam perjanjian. Dalam hal pengaturan terhadap harga jual tidak dinyatakan dalam perjanjian. Consignee harus berusaha menjual barang tersebut dengan harga yang sesuai, Sehingga tidak merugikan kepentingan

13 13 pengamanan. Demikian pula halnya terhadap syarat-syarat pembayaran yang tidak diatur dalam perjanjian. c. Mengelola secara terpisah baik dari segi fisik maupun administrasi terhadap barang-barang milik consignor, sehingga identitas barang-barang tersebut tetap dapat diketahui setiap saat. Pembukuan tertib dan teratur harus diselenggarakan terhadap transaksi-transaksi penjualan barang-barang konsinyasi. Hasil penjualan, biaya-biaya yang mendapat penggantian, persediaan barang dan piutang dari penjualan barang-barang konsinyasi semua harus dinyatakan jelas dalam rekening-rekening pembukuan untuk melindungi hak-hak consignor. d. Membuat laporan secara periodik tentang barang-barang yang diterima, barang-barang yang berhasil dijual dan barang-barang yang masih dalam persediaan serta mengadakan penyelesaian keuangan seperti dinyatakan dalam perjanjian. Didalam laporan periodik yang biasa disebut "Perhitungan Penjualan" harus disajikan informasi mengenai barang-barang yang diterima dari consignor, barang-barang yang laku dijual dalam periode laporan, biaya-biaya yang bersangkutan dan menjadi tanggung

14 14 jawab consignor, jumlah yang terhutang dan jumlah pembayaran pada consignor. Disamping beberapa kewajiban diatas, consignee juga diberi kepercayaan oleh consignor untuk mengumpulkan atau menerima uang hasil penjualan barang konsinyasi. Setelah uang dikumpulkan dan setelah diadakan penyesuaian terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan consignee, uang hasil penjualan tersebut baru disetorkan kepada consignor. Apabila consignee lebih dahulu mengeluarkan sejumlah uang untuk mebayar biaya-biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi, maka consignee berhak untuk minta ganti oleh pengeluaran uang tersebut atau langsung mengurangkan sejumlah uang yang dikeluarkan terhadap uang hasil penjualan barang konsinyasi sebelum disetorkan dengan dilampirkan buktibukti yang mendukung Sistem Pembayaran Dalam Penjualan Konsinyasi Uang Muka Dalam Penjualan Konsinyasi Perjanjian konsinyasi bisa disertai dengan persyaratan adanya uang muka yang harus dibayar oleh

15 15 consignee, uang muka tersebut berfungsi sebagai jaminan atau dapat juga berfungsi sebagai tanda kesanggupan consignee untuk menjualkan barang milik consignor. Apabila hal ini terjadi maka consignee pada awal transaksi harus terlebih dahulu membayar sejumlah uang yang besarnya ditentukan dalam jurnal yang harus dibuat oleh consignee pada saat menyerahkan uang muka tersebut adalah : Uang muka konsinyasi xxx Kas xxx Uang muka yang disetorkan kepada consignor tersebut pada akhir periode konsinyasi dapat diminta kembali oleh consignee atau langsung dikurangkan pada uang hasil penjualan konsinyasi sebelum disetorkan kepada consignor. Jumlah uang muka yang diserahkan tersebut, tidak boleh dimasukkan dalam rekening konsinyasi masuk sebelah debit, sebab uang muka tersebut merupakan transaksi di luar barang konsinyasi dan bersifat sebagai pengikut atau jaminan. Dalam laporan keuangan consignee, uang muka konsinyasi tersebut disajikan dalam neraca sebagai piutang sampai selesainya transaksi konsinyasi tersebut berakhir.

16 Metode Pencatatan dan Laba Rugi Konsinyasi Prosedur akuntansi untuk penjual konsinyasi mempunyai dua metode pencatatan yang dapat digunakan oleh pihak consignor ataupun oleh pihak consignee, dua metode pencatatan tersebut adalah: Metode Laba Terpisah untuk consignor Dalam metode ini transaksi konsinyasi dipisahkan pencatatannya dari transaksi biasa sehingga laba atau pendapatan dari penjualan konsinyasi pencatat juga terpisah. Untuk mengikut aliran barang konsinyasi dibuatkan rekening konsinyasi keluar (Consignment out) yaitu rekening untuk menampung seluruh transaksi yang terjadi pada barang konsinyasi. Sedangkan pada akhir periode, laba konsinyasi yang dipisahkan pencatatan tersebut dipisahkan ke rekening laba rugi dan menjadi bagian dari laba usaha keseluruhan. Kegunaan rekening konsinyasi masuk ini adalah sebagai berikut: (Hadori Yunus dan Harnanto, 2000).

17 17 Debit: Untuk mencatat pengiriman barang konsinyasi kepada consignee. Untuk mencatat harga pokok produk yang dikirim kepada consignee. Untuk mencatat biaya-biaya yang bersangkutan dengan barang konsinyasi. Kredit: Untuk mencatat penjualan konsinyasi Untuk mencatat kiriman barang dari consignee Metode Laba Terpisah Untuk Consignee Apabila consignee mencatat transaksi barang titipan menggunakan metode laba terpisah dari laba penjualan reguler, maka consignee akan membuat rekening untuk menampung seluruh transaksi barang konsinyasi yaitu konsinyasi masuk (Consignment in). Pengunaan rekening konsinyasi masuk adalah sebagai berikut (Arifin S.2005).

18 18 Debit: Untuk mencatat pengeluaran yang ditanggung consignor Untuk mencatat pengiriman uang ke consignor Untuk mencatat pendapatan komisi lainnya. Kredit: Untuk mencatat semua transaksi barang-barang konsinyasi. Untuk mencatat pendapatan-pendapatan konsinyasi Metode Laba Tidak Terpisah Untuk Consignor Apabila consignor dapat mencatat penjualan konsinyasi dengan menggunakan metode laba tidak terpisahkan, maka semua transaksi konsinyasi pencatatn tidak terpisahkan dengan pencatatan transaksi penjualan regular. Akibatnya dalam metode ini tidak akan timbul rekening baru untuk mencatat transasksi konsinyasi tersebut.

19 19 Transaksi konsinyasi akan dicatat seperti transaksi penjualan biasa sehingga pada saat barang konsinyasi tersebut dijual pada pihak ketiga perlu diadakan pencatatan harga pokok penjualan oleh consignor. Hal ini disebabkan karena seolahseolah barang tersebut hanyalah berpindah tempat. Hanya saja hal ini perlu diadakan memorial (catatan tersendiri) agar tidak kehilangan aliaran barang konsinyasi tersebut yaitu dengan mencatat dalam sebuah ayat jurnal memorandum dalam buku harian atau dalam perkiraan tersendiri yang diselenggarakan untuk menunjukkan semua rincian yang berhubungan dengan barang konsinyasi. Masalah lain yang perlu diketahui dalam metode ini adalah bahwa consignor tidak menutup rekening pendapatan atau kerugian konsinyasi pada akhir periode taransaksi konsinyasi karena memang tidak terdapat rekeningnya, jadi laba atau rugi karena adanya penjualan konsinyasi tidak dibuatkan jurnal penutup atau tidak ditutup ke rekening laba rugi sendiri.

20 Metode Laba Tidak Terpisah Untuk Consignee Pada dasarnya prosedur akuntansi untuk consignee dengan menggunakan metode laba tidak terpisah dalam transaksi konsinyasinya pada dasarnya sama dengan prosedur akuntansi pada laba terpisah, perbedaannya hanya pada rekening yang digunakan untuk mengikuti aliaran transaksi konsinyasi. Bila dalam metode laba terpisah consignee menggunakan rekening "konsinyasi masuk" untuk mencatat transaksi konsinyasinya, maka dalam laba tidak terpisah consignee tidak perlu buat rekening baru, transaksi dicatat seperti transaksi penjualan biasa. Untuk mengetahui dan membedakan dengan barang sendiri maka setiap transaksi yang berhubungan barang titipan akan dicatat ke dalam memorial dengan "Nama Consignor", yang digunakan untuk : Debit : Untuk mencatat pengeluaran biayabiaya yang menjadi tanggungan consignor.

21 21 Untuk mencatat penyetoran uang. Kredit : Untuk mencatat harga pokok penjualan pada saat terjadinya transaksi penjualan. Untuk mencatat penerimaan lain dan hasil penjualan konsinyasi Masalah Barang Konsinyasi Yang Belum Laku Terjual Sampai Akhir Periode Akuntansi. Barang konsinyasi untuk consignor yang dititipkan pada consignee sering tidak terjual seluruhnya sampai akhir periode akuntansi apabila hal demikian maka consignor sebagai pemilik barang konsinyasi tersebut harus mengadakan pencatatan atau terhadap catatan dagangannya, jika tidak dilakukan penyesuaian, maka laporan keuangan consignor tidak mencerminkan keadaan nilai barang dagangan yang sebenarnya. Bagi pihak consignee adanya barang konsinyasi yang belum terjual tidak mempengaruhi catatan barang dagangannya, sebab barang konsinyasi tersebut memang bukan barang dagangan miliknya sehingga dalam hal ini consignee tidak perlu mengadakan jurnal penyesuaian.

22 Barang Konsinyasi Yang Belum Terjual Pada Akhir Periode Untuk Consignor. Apabila terdapat barang konsinyasi yang belum terjual pada akhir periode konsinyasi, maka perlu adanya penyesuaian terhadap barang-barang yang dititipkan kepada consignee, secara fisik barang tersebut pada akhir periode telah menyerap biaya-biaya untuk pengolahan barang tersebut. Untuk barang konsinyasi yang telah terjual semuanya tidak ada masalah terhadap biaya-biaya yang telah dikeluarkan karena langsung dapat dibebankan pada saat penyesuaian pembayaran. Tetapi untuk barang konsinyasi yang belum terjual, maka perlu diadakan penyesuaian dengan cara memperhitungkan biaya-biaya yang telah dikeluarkan baik melekat pada barang yang telah terjual atau yang belum terjual. Penyesuaian terhadap biaya-biaya ini sangat penting dalam menentukan laba rugi periodik Apabila telah dapat dipisahkan biaya-biaya yang melekat pada masing-masing barang konsinyasi, maka perlakuan biayanya adalah sebagai berikut untuk biaya yang melekat pada barang konsinyasi yang telah terjual, maka biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya operasi pada periode

23 23 penjualan. Untuk biaya yang melekat pada barang konsinyasi yang belum terjual maka biaya tersebut diperlakukan dan dicatat sebagai persekot biaya atau biaya yang ditangguhkan pembebanan Barang Konsinyasi Yang Belum Terjual Pada Akhir Periode Untuk Consignee Pada pencatatan buku consignee masalah barang konsinyasi yang belum terjual tidak mengalami penyesuaian atau dengan kata lain tidak berpengaruh pada pencatatan consignee. Hal ini disebabkan karena consignee terbatas hanya mencatat barang-barang konsinyasi yang belum berhasil dijualkan dan biaya-biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan penjualan konsinyasi serta pendapatan komisi dari konsinyasi Penelitian Terdahulu Penelitian dari Masurip (2005) Penelitian yang dilakukan oleh Masurip yang berjudul Analisis Efektivitas Barang Konsinyasi Dan Perhitungan Dengan Metode Pencatatan Laba Tidak Terpisah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perhitungan akuntansi konsinyasi secara nyata, keunggulan,

24 24 kelemahan juga cara paling efektif yang digunakan diantara kedua metode tersebut. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode pencatatan laba tidak terpisah antara penjualan barang konsinyasi dengan penjualan biasa. Dalam Analisis yang digunakan secara kualitatif dan kuantitatif, analisis secara kuantitatif dengan menggunakan uji beda yaitu dengan prosedur uji tanda, dan dalam penelitian ini dilakukan dua kali pengujian perbedaan untuk mendapatkan suatu kesimpulan sebagai berikut : menguji perbedaan antara metode laba terpisah dengan metode laba tidak terpisah. Dalam pengujian ini laba konsinyasi yang diperoleh dari metode terpisah dapat diketahui dengan jelas sedangkan dengan metode laba tidak terpisah, laba konsinyasi yang diperoleh tidak dapat diketahui, artinya dengan metode laba tidak terpisah laba konsinyasi adalah nol, berdasarkan beberapa tahapan prosedur pengujian bahwa probalitas hasil perhitungan yang diperoleh dari tabel sebesar 0,0313 < 0,2 (taraf nyata) artinya metode laba terpisah lebih efektif dari pada laba tidak terpisah. Menguji perbedaan antara laba dengan metode laba terpisah, standar laba yang ditetapkan oleh perusahaan adalah 10% dari hasil penjualan konsinyasi dan secara prosedur pengujian menunjukkan bahwa probalitas

25 25 hasil perhitungan yang di peroleh dari tabel sebesar 0,0313 < 0,2 (taraf nyata) artinya metode laba terpisah lebih efektif dari metode laba tidak terpisah. Dari hasil pengujian antara standar laba dengan metode laba tidak terpisah, standar laba yang ditetapkan oleh perusahaan adalah 10% dari hasil penjualan konsinyasi, dan berdasarkan prosedur pengujian menunjukkan probalitas hasil perhitungan yang diperoleh dari tabel sebesar 0,1786 < 0,2 (taraf nyata) artinya metode laba terpisah lebih efektif dari standar laba perusahaan, dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa metode laba tidak terpisah dinilai kurang efektif dibandingkan dengan metode laba terpisah, dan dilihat dari besarnya standar laba konsinyasi perusahaan laba yang diperoleh dari metode pencatatan laba menunjukkan laba yang diperoleh lebih besar dari standar laba yang ditentukan perusahaan. 2.2 KERANGKA PEMIKIRAN Untuk memperjelas pelaksanaan dan sekaligus mempermudah dalam pembahasan dan penganalisaan, maka perlu dijelaskan suatu kerangka pemikiran sebagai landasan dalam pembahasan. Dalam penelitian ini akan menunjukkan laba penjualan dari transaksi konsinyasi yang dicatat dengan

26 26 metode laba terpisah dan tidak terpisah dengan penjualan reguler, dari sini akan diketahui metode yang dapat menunjukkan laba konsinyasi yang sebenarnya, kemudian laba tersebut akan dibandingkan keefektivitasannya dengan standar laba yang diinginkan perusahaan dengan menggunakan uji tanda atau lebih jelasnya dapat digambarkan dalam suatu bagan sebagai berikut : Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Metode laba terpisah Metode Standar laba yang diinginkan yang paling efektif Metode laba tidak terpisah

27 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL Adapun variabel-variabel dalam penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang disebut dalam perumusan masalah antara lain : Penjualan Yang dimaksud penjualan dalam hal ini adalah jumlah atau volume barang konsinyasi yang benar-benar telah terjual pada pelanggan Harga Pokok Penjualan Merupakan harga pokok dari barang konsinyasi, yang berasal dari harga jual dikurangi besarnya komisi yang didapatkan Biaya-biaya Penjualan Dalam penjualan konsinyasi timbul biaya-biaya yang melekat pada barang konsinyasi antara lain biaya angkut, biaya penyimpanan barang, biaya promosi dan lain sebagainya. Juga biaya-biaya tersebut menjadi tanggungan pemilik barang maka biaya yang relevan dalam penelitian ini adalah biaya komisi yang merupakan pendapatan bagi consignee.

28 Metode Pencatatan Penjualan Konsinyasi Metode yang digunakan untuk mencatat transaksi konsinyasi ada dua cara : a) Metode Laba Terpisah Yaitu pencatatan laba konsinyasi yang dipisahkan dari laba penjualan reguler. b) Metode Laba Tidak Terpisah Yaitu pencatatan laba konsinyasi yang ditambahkan dari pencatatan laba penjualan reguler. 3.2 OBYEK PENELITIAN Obyek dalam penelitian ini adalah produk konsinyasi TV, DVD, Kipas Angin selama tahun pada Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara. 3.3 JENIS DAN SUMBER DATA Jenis Data Dalam penelitian ini jenis data yang diperlukan adalah :

29 Data Kualitatif Merupakan data yang dapat dikategorisasi tetapi tidak dapat dikuantitatifkan. Data kualitatif dapat dijelaskan melalui perhitungan jumlah setiap kategori yang telah diamati. Yaitu berupa gambaran umum sejarah perusahaan, struktur organisasi dan hal-hal lain yang berhubungan dengan penelitian yang berupa keterangan atau informasi Data Kuantitatif Yaitu data yang menunjukkan jumlah atau banyaknya sesuatu. Dalam penelitian ini data kuantitatif menggunakan nilai persediaan produk konsinyasi yang sudah terjual di Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara Sumber Data Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari data persediaan perusahaan khususnya data persediaan barang konsinyasi.

30 METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data yang digunakan terdiri dari: Pengamatan (observasi) Pengamatan atau observasi adalah cara pengumpulan data dengan terjun dan melihat langsung ke lapangan, terhadap objek yang diteliti Penelusuran literatur Penelusuran literatur adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagaian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data peneliti sebelumnya Wawancara (interview) Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan langsung mengadakan tanya jawab kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan dari objek yang sedang diteliti. 3.5 METODE ANALISIS Untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan : Metode Analisis Uji Tanda (sign-test) Uji tanda adalah uji yang didasarkan pada tanda negatif atau positif dari perbedaan antara pasangan data ordinal (peringkat), (J Supranto, 2001). Dalam penelitian ini analisis uji tanda untuk menguji

31 31 perbedaan antara konsinyasi yang diperoleh dengan standar laba yang diharapkan. Adapun penentuan efektifitas dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut: 1. Menyatakan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, dengan menggunakan prosedur uji tanda. 2. Menentukan taraf nyata adalah menetapkan kriteria penolakan terhadap hipotesis nol. 3. Menghitung frekuensi tanda adalah menghitung tanda positif dan tanda negatif. 4. Menghitung probalitas hasil, dengan : n adalah jumlah tahun r adalah jumlah tanda yang paling sedikit p adalah probalitas adanya perbedaan laba 5. Penarikan kesimpulan tentang hipotesis nol Pengujian dilakukan dengan menghitung probalitas dengan mengacu pada distribusi probalitas binominal (tabel). Dan pengambilan keputusan atas hipotesis nol adalah : Menerima H o jika α < probalitas hasil hitungan Atau Menolak H o dan menerima H 1 jika α > probalitas hasil hitungan

32 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Perusahaan Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara didirikan pada hari jum at, tanggal 25 Februari Didirikan oleh Bapak H. Jupri HS, yang beralamat di Jl. Manyargading No. 1 Kalinyamatan Jepara. Dengan modal yang cukup dan kegigihan pemilik toko mengembangkan usahanya, sampai sekarang Toko Rangga Electronik yang asal mulanya hanya sebagai toko kecil dan sederhana, telah menjadi toko yang perkembangannya sangat pesat dan diminati banyak konsumen dari penjuru kota dan pelosok desa. Disamping letaknya yang strategis, mudah dijangkau, harganya juga miring dibanding dengan yang lain. Selain itu namanya sekarang sudah terkenal dan banyak pelanggan tetap dari penjuru Kota Jepara bahkan luar kota. Sejalan dengan berkembangnya Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara mendapat kepercayaan dari beberapa Consignor yang merupakan pemasok barang-barang elektronik. Barang-barang tersebut sebagian adalah barang titipan untuk dijual kembali pada konsumen, artinya barang-barang tersebut adalah barang konsinyasi, namun dalam pembayaran dengan pihak Consignor yaitu bersyarat yang

33 33 sudah ditentukan. Untuk menjalin kerja sama, dalam pembelian barangbarang elektronik yang menjadi barang persediaan di toko ini dengan system pembayaran berjangka. Barang-barang tersebut dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu barang yang dapat dibeli lansung dari Consignor dan barang yang dapat dititipkan oleh Consignor Barang yang dibeli langsung dari Consignor Yaitu persediaan barang yang berasal dari pembelian langsung barang-barang elektronik dari pemilik barang. Jenis persediaan barang-barang elektronik tersebut antara lain berupa: a. TV dari berbagai merk. b. DVD c. Kipas Angin d. Lemari Es e. Mesin cuci f. Tape atau Radio g. Aktif Spiker h. Dan lain-lain Barang yang dititipkan oleh Consignor untuk dijual ke konsumen Yaitu persediaan barang dagangan milik consignor yang dititipkan kepada Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara

34 34 dengan tujuan agar dapat dijualkan kepada konsumen dan dari penjualan toko ini menerima komisi. Keuntungan lebih yang diperoleh dari penjualan jenis barang tersebut antara lain: a. TV dari berbagai merk. b. DVD c. Kipas Angin d. Lemari Es e. Mesin cuci f. Tape atau Radio g. Aktif Spiker h. Dan lain-lain Sedangkan komisi atau keuntungan lebih dari penjualan masing-masing barang titipan sangat variatif dan berbeda-beda mulai dari 5% hingga 10% setiap jenis barang yang dijualkan Struktur Organisasi Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi tersendiri dan hal ini sangat berbeda antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lain. Perbedaan yang disebabkan oleh pada kegiatan dan jenis usahanya. Setiap perusahaan yang ingin menjalankan fungsinya agar berjalan dengan lancar harus mempunyai susunan organisasi yang baik. Tanpa susunan organisasi yang baik koordinasi yang jelas maka segala

35 35 kegiatan atau pekerjaan akan mengalami penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan. Adapun bentuk organisasi yang digunakan dalam toko ini adalah bentuk organisasi garis, yang dalam pelaksanaannya ditangani langsung oleh pemilik toko selaku seorang pimpinan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan struktur organisasi dari Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara sebagai berikut : Gambar 4.1 Struktur Organisasi Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara Pimpinan Menejer Administrasi dan pembukuan Karyawan Pramuniaga Pengiriman

36 36 Keterangan : Pimpinan Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara Pimpinan perusahaan bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan, pimpinan yang tidak lain adalah pemilik perusahaan itu sendiri berperan sebagai pemilik modal dan bertanggung jawab secara mutlak dalam kebijaksanaan pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilaksanakan perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Adapun tugas dan wewenang seorang pimpinan Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara adalah sebagai berikut : a. Mengatur dan mengelola dalam menjalankan perusahaan mengenai perencanaan, pengorganisasian dan mengawasi segala aktifitas perusahaan. b. Memecahkan masalah-masalah yang timbul, khususnya yang berhubungan dengan operasional perusahaan maupun financial perusahaan. c. Membina dan menjaga koordinasi dalam kerjasama yang baik antar semua bagian yang ada. d. Menetapkan kebijakan-kebijakan umum bersama staf dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan.

37 37 e. Mengarahkan dan meminta pertanggung jawaban bawahan atas tugas yang dibebankan. f. Menjalin hubungan yang harmonis antar pihak internal maupun ektern Manajer Perusahaan Membantu seorang pimpinan perusahaan bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan. Manajer adalah pengelola perusahaan, berperan sebagai asisten pemilik modal dan bertanggung jawab memberi masukan dalam kebijaksanaan pengambilan keputusan dan bertanggung jawab dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun tugas dan wewenang seorang manajer Toko Rangga Elektronik Kalinyamatan Jepara adalah sebagai berikut : a. Membantu mengatur dan mengelola dalam menjalankan perusahaan dalam hal perencanaan, pengorganisasian dan mengawasi segala aktifitas perusahaan. b. Membantu memecahkan masalah-masalah yang timbul, khususnya yang berhubungan dengan operasional perusahaan maupun financial perusahaan.

38 38 c. Membantu dan menjaga koordinasi dalam kerjasama yang baik antar semua bagian yang ada. d. Membantu menjalankan kebijakan-kebijakan umum bersama pimpinan dan staf dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. e. Membantu mengarahkan dan meminta pertanggung jawaban bawahan atas tugas yang dibebankan sebagai wakil dari seorang pimpinan. f. Membantu menjalin hubungan yang harmonis antar pihak, baik internal maupun ekternal perusahaan Administrasi dan Pembukuan Bagian administrasi dan pembukuan bertanggung jawab pada pimpinan perusahaan dalam hal tertib administrasi dalam mengatur keluar masuknya uang dan barang dagangan serta mencatat persediaan barang-barang elektronik. Adapun fungsi lain dari bagian administrasi dan pembukuan adalah : a. Mencatat secara teratur semua transaksi administrasi b. Bertanggung jawab atas semua penerimaan uang hasil penjualan.

39 39 c. Membuat laporan-laporan mengenai persediaan barang dagangan, jumlah dan jenis barang yang masih tersedia dan laporan lain yang dipandang perlu untuk disajikan. d. Membuat dan mengarsip surat-surat yang diperlukan oleh perusahaan baik surat keluar maupun surat masuk dari berbagai instansi, lembaga, perusahaan lain yang mempunyai hubungan dengan perusahaan, terutama yang berkaitan dengan tagihan-tagihan perusahaan Pramuniaga Seorang pramuniaga pada perusahaan ini berkewajiban untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan dalam membeli barang-barang elektronik. Selain itu pramuniaga bertugas : a. Memberikan informasi pada pelanggan tentang hal-hal yang berhubungan dengan barang dagangan. b. Melakukan pencatatan alamat pelanggan jika menginginkan pengiriman atas barang yang telah dibelinya untuk diantar pada alamat yang dimaksud pelanggan. c. Memberikan informasi pada bagian pengiriman untuk segera mengirimkan barang pembeli pada alamat yang telah ditentukan oleh pelanggan.

40 Bagian Pengiriman Setelah mendapat informasi dari pramuniaga, bagian pengiriman bertanggung jawab mengantarkan barang yang telah dibeli oleh pelanggan pada alamat yang ditentukan. Untuk tugas ini perusahaan menyediakan 1 (satu) unit mobil, sehingga dalam mengatasi masalah pengiriman baik dekat maupun jauh perusahan tidak perlu repot mencari kendaraan sewaan Personalia Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja yang ada dalam Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara dapat diperinci sebagai berikut : a. Pimpinan Perusahaan : 1 Orang b. Manajer Perusahaan : 1 Orang c. Administrasi dan Pembukuan : 1 Orang d. Pramuniaga : 2 Orang e. Bagian Pengiriman : 1 Orang Jumlah Total Karyawan : 6 Orang Jam Kerja Hari kerja pada Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara selama 8 Hari, kegiatan toko dimulai jam WIB sampai dengan jam WIB.1

41 Fasilitas Yang Diberikan Kepada Tenaga Kerja Untuk mendorong semangat kerja para karyawan, perusahaan mengambil berbagai kebijaksanaan antara lain memberikan kesejahteraan sosial karyawan adalah sebagai berikut : a. Gaji pokok bulanan b. Sarana Ibadah c. Tunjangan hari raya d. Pemberian ijin libur bagi karyawan Ketentuan Barang Titipan Berawal dari penjualan kecil-kecilan Toko Rangga Elecronik Kalinyamatan Jepara mendapat kepercayaan dari consignor untuk menjualkan barang dagangannya dengan cara menitipkan barang di Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara mulai tahun Yaitu dengan bantuan dari relasi pemilik toko yang menunjukkan keberadaan toko kepada consignor, karena toko terbilang sudah lama berdiri. Ketentuan-ketentuan dan perjanjian-perjanjian penitipan barang dari consignor atau pemilik ke toko berbeda-beda. Namun secara umum ketentuan penitipan barang dagangan yang berlaku pada Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara adalah sebagai berikut :

42 42 a. Consignor mendatangi langsung Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara untuk menawarkan barang dagangan yang akan dititipkan. b. Pemimpin atau manajer memilih jenis dan model produk yang akan dititipkan. c. Consignor selaku pemilik barang menentukan harga jual barang dan menentukan besarnya prosentase komisi yang akan diterima oleh Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara dari hasil penjualan. d. Biaya pengiriman atas barang yang dititipkan ke toko ditanggung oleh pihak consignor, sedangkan pengiriman barang ke konsumen dan biaya penjualan ditanggung sepenuhnya oleh pihak Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara. e. Barang yang rusak dan barang yang sudah terlalu lama dikembalikan ke consignor. f. Tiap bulan consignor menerima laporan penjualan. g. Pembayaran ke consignor setelah barang yang dititipkan tersebut telah benar-benar terbayar. Setelah perjanjian dan ketentuan tersebut telah disetujui oleh kedua belah pihak, maka consignor segera mengirimkan barang dagangannya ke toko. Proses pengiriman dilaksanakan sendiri oleh pihak consignor dengan menggunakan sarana pengiriman atau kendaraan angkut milik consignor.

43 Penjualan Proses penjualan atas barang dagangan yang berlaku di Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara ini sama dengan proses penjualan pada toko yang lain, para konsumen yang datang kemudian memilih barang yang dibutuhkan, setelah konsumen memperoleh barang yang mereka butuhkan dan membeli barang tersebut pelanggan membawa langsung barang yang telah dibeli atau meminta pada bagian pengiriman barang untuk mengantarkan barang yang telah mereka beli tersebut ke alamat yang telah disepakati. Dalam perkembangan perusahaan ini mengalami peningkatan penjualan dari tahun ke ketahun, kepercayaan dari konsumen adalah faktor utama yang menyebabkan meningkatnya volume penjualan. Sebagai consignee Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara selalu berusaha keras untuk tidak mengecewakan masyarakat sebagai konsumen, dengan menyediakan barang-barang elektronik yang lengkap dengan berbagai macam harga dan kualitas. Adapun faktor-faktor lain yang menyebabkan meningkatnya angka penjualan pada Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara adalah sebagai berikut : a. Persediaan barang dagangan yang ada di Toko Rangga Elektronik Kalinyamatan Jepara sangat beragam baik model maupun merek barang.

44 44 b. Harga yang dititipkan ditoko ini relatif dapat dijangkau oleh masyarakat luas. c. Untuk barang titipan, perusahaan tidak menetapkan harga selain harga yang telah ditetapkan oleh consignor. d. Pelayanan terhadap konsumen lebih diutamakan. e. Pengiriman barang yang telah dipesan oleh pelanggan selalu tepat waktu sesuai alamat yang dimaksud konsumen. f. Biaya pengiriman ditanggung konsumen, perusahaan hanya memberikan sarana pengiriman berupa kendaraan angkut Pencatatan Transaksi Barang Titipan Terdapat dua metode pencatatan atas transaksi barang titipan dengan perolehan laba dari penjualan barang titipan metode tersebut, antara lain : 1. Metode laba terpisah dari penjualan biasa. 2. Metode laba tidak terpisah dari penjualan biasa. 4.2 PENYAJIAN DATA Di dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data selain dengan melakukan observasi baik dari jauh maupun datang langsung ke perusahaan Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara, juga melakukan wawancara pada semua bagian yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Adapun data yang yang disajikan penulis pada penelitian ini, antara lain:

45 Data konsinyasi untuk produk TV, DVD, dan Kipas Angin pada Tahun 2007 yang di suplai dari Semarang Hasil pengumpulan data dari penelitian ini adalah yang ada hubungannya dengan pencatatan transaksi barang konsinyasi dan perolehan laba dari metode pencatatan laba terpisah dan metode laba tidak terpisah. Dalam perjanjian konsinyasi tersebut, Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara bertindak sebagai consignee, transaksi yang terjadi selama tahun 2007 sebagai berikut: 1. Pada awal bulan Januari, menerima kiriman barang elektronik berupa TV berwarna sebanyak 2000 unit, DVD 7500 unit dan kipas angin 1300 unit. 2. Biaya ongkos kirim untuk masing-masing barang elektronik sebesar Rp ,00 telah dibayar oleh consignor. 3. Biaya promosi, biaya penjualan dan biaya penyimpanan yang telah dikeluarkan oleh Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara yang berhubungan dengan barang konsinyasi tersebut adalah Rp ,00 untuk produk TV, sedangkan untuk DVD dan Kipas Angin masing-masing adalah Rp , Komisi yang ditetapkan consignor 10% untuk TV, 5 % untuk DVD dan Kipas Angin, dalam perjanjian disetujui bahwa semua biaya

46 46 yang berhubungan dengan barang konsinyasi akan diganti oleh consignor. 5. Harga penjualan untuk masing-masing produk adalah: a. Rp ,00 dan harga pokoknya Rp ,00. b. Rp ,00 dan harga pokoknya Rp c. Kipas Rp ,00 harga pokoknya Rp ,00 6. Mengirim uang hasil penjualan untuk : a. TV sebesar Rp ,00 b. DVD sebesar Rp ,00 c. Kipas Angin sebesar Rp ,00

47 47 Tabel 4.1 TOKO RANGGA ELEKTRONIK KALINYAMATAN JEPARA LABA PENJUALAN KONSINYASI TV TAHUN 2007 TRANSAKSI Menerima kiriman 7500 buah TV berwarna dari pengamat dan harga jualnya Rp ,00 Dijual 1440 TV dengan Rp ,00. (1.440 x = ) Mengirimkan uang kepada pengamat sebesar Rp ,00 dari Toko Rangga Elektronik Mencatat pendapatan komisi sebesar 10% x Rp = Rp Pencatatan metode laba terpisah Memo Kas Rp Penjualan Rp Pengiriman uang Rp Kas Rp Biaya komisi Rp Pendapatan komisi Rp Memo Pencatatan metode laba tidak terpisah Kas Rp Penjualan Rp Pembelian Rp Pengamanat Rp Pengamanat Rp Kas Rp Menutup rekening pendapatan komisi ke rekening Rugi laba Keterangan : Lampiran 1 Sumber : Toko Rangga Electronik Pendapatan komisi Rp Rugi laba Rp

48 48 Tabel 4.2 TOKO RANGGA ELEKTRONIK KALINYAMATAN JEPARA LABA PENJUALAN KONSINYASI DVD TAHUN 2007 TRANSAKSI Menerima kiriman 7500 unit DVD dari pengamat dan harga jualnya Rp , Pencatatan metode laba terpisah Memo Memo Pencatatan metode laba tidak terpisah Dijual 7200 dengan Rp (7200 x = Rp ) Mengirimkan uang kepada pengamat sebesar Rp dari Toko Rangga Elektronik Mencatat pendapatan komisi sebesar 5 % x Rp = Rp Kas Rp Penjualan Rp Pengiriman uang Rp Kas Rp Biaya komisi Rp Pendapatan komisi Rp Kas Rp Penjualan Rp Pembelian Rp Pengamanat Rp Pengamanat Rp Kas Rp Menutup rekening pendapatan komisi ke rekening Rugi laba Keterangan : Lampiran 2 Sumber : Toko Rangga Electronik Pendapatan komisi Rp Rugi laba Rp

49 49 Tabel 4.3 TOKO RANGGA ELEKTRONIK KALINYAMATAN JEPARA LABA PENJUALAN KONSINYASI KIPAS ANGIN TAHUN 2007 TRANSAKSI Menerima kiriman 1300 unit Kipas Angin dari pengamat dan harga jualnya Rp , Dijual dengan Rp (1.080 x = Rp ) Mengirimkan uang kepada pengamat sebesar Rp dari Toko Rangga Elektronik Mencatat pendapatan komisi sebesar 5 % x Rp = Rp Pencatatan metode laba terpisah Memo Kas Rp Penjualan Rp Pengiriman uang Rp Kas Rp Biaya komisi Rp Pendapatan komisi Rp Pencatatan metode laba tidak terpisah Memo Kas Rp Penjualan Rp Pembelian Rp Pengamanat Rp Pengamanat Rp Kas Rp Menutup rekening pendapatan komisi ke rekening Rugi laba Keterangan : Lampiran 2 Sumber :Toko Rangga Electronik Pendapatan komisi Rp Rugi laba Rp

50 50 Dalam tabel 4.1, 4.2, 4.3 tersebut diatas menunjukkan perbedaan yang cukup jelas antara laba terpisah dengan laba tidak terpisah, dengan menggunakan laba tidak terpisah, laba dari hasil penjualan barang titipan tidak dapat ditunjukkan dengan jelas, sedangkan dengan menggunakan metode laba terpisah, laba dari hasil penjualan barang titipan dapat diketahui secara jelas dan dapat dipisahkan dari laba hasil penjualan barang milik perusahaan sendiri. Kedua metode pencatatan tersebut juga mempengaruhi perbedaan dalam penyusunan laporan laba rugi perusahaan secara keseluruhan Data Pelaporan Laba rugi Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan dan biaya-biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Laporan laba rugi yang kadang-kadang disebut dengan laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan dalam periode tertentu. Dalam hubungan dengan barang konsinyasi atau barang titipan, laporan laba rugi perusahaan ini menggunakan metode pencatatan laba konsinyasi tidak terpisah, artinya laba dari penjualan barang titipan langsung digabungkan dengan penjualan reguler atau penjualan barang miluik perusahaan sendiri, dan bagaimana perbedaan

51 51 jika laporan laba rugi tersebut dicatat dengan metode laba terpisah antara penjualan barang titipan dengan penjualan reguler. Adapun laporan laba rugi Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara dalam periode tiga tahun terakhir untuk masingmasing produk adalah sebagai berikut:

52 52 Tabel 4.4 LAPORAN LABA RUGI TOKO RANGGA ELEKTRONIK KALINYAMATAN JEPARA LABA PENJUALAN KONSINYASI PRODUK TV TAHUN 2005 Metode Laba Terpisah Transaksi Penjualan Penjualan Reguler Konsinyasi Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Penjualan Biaya Usaha: - Biaya Gaji Biaya Telpon & Listrik Biaya pemeliharaan Biaya Iklan Biaya angkut penjualan Jumlah Biaya Usaha Laba Usaha Sumber : Toko Rangga Electronik Metode Laba Tidak Terpisah

53 53 Tabel 4.5 LAPORAN LABA RUGI TOKO RANGGA ELEKTRONIK KALINYAMATAN JEPARA LABA PENJUALAN KONSINYASI PRODUK TV TAHUN 2006 Transaksi Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Penjualan Biaya Usaha: - Biaya Gaji - Biaya Telpon & Listrik - Biaya pemeliharaan - Biaya Iklan - Biaya angkut penjualan Jumlah Biaya Usaha Laba Usaha Sumber : Toko Rangga Electronik Metode Laba Terpisah Penjualan Penjualan Reguler Konsinyasi Metode Laba Tidak Terpisah

54 54 Tabel 4.6 LAPORAN LABA RUGI TOKO RANGGA ELEKTRONIK KALINYAMATAN JEPARA LABA PENJUALAN KONSINYASI PRODUK TV TAHUN 2007 Transaksi Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Penjualan Biaya Usaha: - Biaya Gaji - Biaya Telpon & Listrik - Biaya pemeliharaan - Biaya Iklan - Biaya angkut penjualan Jumlah Biaya Usaha Laba Usaha Sumber : Toko Rangga Electronik Metode Laba Terpisah Penjualan Penjualan Reguler Konsinyasi Metode Laba Tidak Terpisah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Penjualan Secara umum definisi penjualan dapat diartikan sebagai sebuah usaha yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk, baik itu berupa barang ataupun jasa,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian Penjualan Konsinyasi Penjualan konsinyasi menurut Ratnaningsih (2015:77) menyatakan bahwa Konsinyasi adalah penitipan barang oleh pemilik ke pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Sifat Konsinyasi Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan penjualan dengan cara penitipan. Konsinyasi merupakan penyerahan fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia perdagangan konsinyasi dikenal sebagai suatu bentuk perdagangan komisi. Di sini ada dua pihak yang terlibat yaitu pemilik barang sebagai konsinyor

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK DAN BENTUK HUBUNGAN PERJANJIAN KONSINYASI. A. Karakteristik Hukum Kontrak Kerjasama Konsinyasi Distro Dan

BAB III KARAKTERISTIK DAN BENTUK HUBUNGAN PERJANJIAN KONSINYASI. A. Karakteristik Hukum Kontrak Kerjasama Konsinyasi Distro Dan BAB III KARAKTERISTIK DAN BENTUK HUBUNGAN PERJANJIAN KONSINYASI A. Karakteristik Hukum Kontrak Kerjasama Konsinyasi Distro Dan Pemasok Dalam kamus istilah keuangan dan perbankan disebutkan bahwa : Consgnment

Lebih terperinci

BAB III PENGERTIAN UMUM TENTANG KONSINYASI DAN DISTRIBUTOR OUTLET / DISTRO

BAB III PENGERTIAN UMUM TENTANG KONSINYASI DAN DISTRIBUTOR OUTLET / DISTRO BAB III PENGERTIAN UMUM TENTANG KONSINYASI DAN DISTRIBUTOR OUTLET / DISTRO A. Pengertian Konsinyasi Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan penjualan dengan cara penitipan.

Lebih terperinci

BAB 6 AKUNTANSI untuk KONSINYASI

BAB 6 AKUNTANSI untuk KONSINYASI BAB 6 AKUNTANSI untuk KONSINYASI Pengertian Penjualan Konsinyasi Metode Terpisah Akuntansi oleh Pengamanat (Consignor) Akuntansi oleh Komisioner (Consignee) Akuntansi Jika Ada Barang yang Tersisa Contoh

Lebih terperinci

MAKALAH KONSINYASI. Oleh : ROMY NUGRAHA AKUNTANSI 7

MAKALAH KONSINYASI. Oleh : ROMY NUGRAHA AKUNTANSI 7 MAKALAH KONSINYASI Oleh : ROMY NUGRAHA 10800112124 AKUNTANSI 7 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2013/2014 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamu alaikum Wr. Wb.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah organisasi yang melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan laba yang optimal

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : NOR FAIZAH NIM

SKRIPSI. Disusun Oleh : NOR FAIZAH NIM ANALISIS EFEKTIFITAS BARANG KONSINYASI DAN PERHITUNGAN DENGAN METODE PENCATATAN LABA TERPISAH DAN LABA TIDAK TERPISAH DI TOKO RANGGA ELECTRONIK KALINYAMATAN JEPARA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang mengalami kesulitan untuk dapat bertahan apalagi untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang mengalami kesulitan untuk dapat bertahan apalagi untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan yang cepat dalam bidang industri dan perdagangan menimbulkan persaingan antar perusahaan, dan ketika timbul krisis ekonomi di Indonesia banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perlu diketahui apa yang dimaksud dengan konsinyasi tersebut. Menurut Drebin (2001: 158):

BAB II LANDASAN TEORI. perlu diketahui apa yang dimaksud dengan konsinyasi tersebut. Menurut Drebin (2001: 158): BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian, dan Karakteristik Konsinyasi a. Pengertian Konsinyasi Sebelum diuraikan mengenai barang konsinyasi terlebih dahulu perlu diketahui apa yang dimaksud dengan konsinyasi

Lebih terperinci

KONSINYASI (CONSIGNMENT)

KONSINYASI (CONSIGNMENT) MODUL PERTEMUAN XIII KONSINYASI (CONSIGNMENT) MATA KULIAH : AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN DOSEN : ATIQAH, SE, MS.AK PROGRAM KELAS KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Lebih terperinci

DEWAN KOMISARIS DIREKTUR UTAMA MANAJER UMUM MANAJER PERSONALIA MANAJER KEUANGAN MANAJER MANAJER MANAJER PENJUALAN MANAJER PEMASARAN PEMBELIAN

DEWAN KOMISARIS DIREKTUR UTAMA MANAJER UMUM MANAJER PERSONALIA MANAJER KEUANGAN MANAJER MANAJER MANAJER PENJUALAN MANAJER PEMASARAN PEMBELIAN Struktur Organisasi Perusahaan Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi tersendiri. Struktur organisasi merupakan suatu rangkaian hubungan antara individu dengan individu, dan individu dengan kelompok.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan salah satu penggerak perekonomian di setiap negara, seperti yang telah kita ketahui belakangan ini telah banyak bermunculan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Fajar Lestari Abadi Surabaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distribusi consumer goods, khususnya

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan perorangan Speed Power Racing adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan spare parts (perlengkapan) kendaraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Pada umumnya, persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang utama dalam perusahaan dagang. Persediaan termasuk dalam golongan aset lancar perusahaan

Lebih terperinci

MATERI KE 9 KONSINYASI

MATERI KE 9 KONSINYASI MATERI KE 9 KONSINYASI Sistem konsinyasi atau menitipkan barang atau jasa untuk dijual dan pembayarannya oleh si penjual setelah periode tertentu (misal satu bulan). Metode konsinyasi ini sering dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan Wijaya Metalindo Optical didirikan oleh Bapak Wong Sukianto Wihardjo berdasarkan atas Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) No. 1.971/P/09-03/PK/X/1993

Lebih terperinci

27/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc POSISI DI DALAM TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG PRODUSEN KONSUMEN

27/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc POSISI DI DALAM TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG PRODUSEN KONSUMEN Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatannya membeli barang-barang yang tujuannya untuk dijual lagi Pada`dasarnya akuntansi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik perdagangan besar maupun perdagangan eceran. Sektor perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. baik perdagangan besar maupun perdagangan eceran. Sektor perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha yang berkembang dengan pesat saat ini adalah usaha perdagangan baik perdagangan besar maupun perdagangan eceran. Sektor perdagangan khususnya perdagangan eceran

Lebih terperinci

12/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc

12/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatannya membeli barang-barang yang tujuannya untuk dijual lagi Pada`dasarnya akuntansi perusahaan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2)

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2) LAPORAN KEUANGAN (Materi 2) Laporan keuangan terdiri dari dua laporan utama dan beberapa laporan yang sifatnya sebagai pelengkap. Laporan utama tersebut adalah : 1. Laporan Perhitungan Rugi-Laba 2. Neraca

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Gentan, Baki, Sukoharjo. No. Telepon / Fax : /

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Gentan, Baki, Sukoharjo. No. Telepon / Fax : / BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Persada Mulia Anugrah yang berada Jl. Puri Gentan Asri 2 No. 11 Gentan, Baki, Sukoharjo. No. Telepon /

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Distribusi Perusahaan Untuk melaksanakan kegiatan pemasarannya, PT. ANUGERAH IDEALESTARI telah menunjuk PT. ANUGERAH CENTRAL AUTOMOTIVE sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA 3.1 Pembatasan Area Bisnis Dalam struktur organisasi perusahaan yang melakukan penjualan konsinyasi pada umumnya terbagi menjadi beberapa divisi. Divisi tersebut

Lebih terperinci

PELATIHAN PENCATATAN KEUANGAN UNTUK USAHA KECIL

PELATIHAN PENCATATAN KEUANGAN UNTUK USAHA KECIL PELATIHAN PENCATATAN KEUANGAN UNTUK USAHA KECIL Oleh: Amanita Novi Yushita, SE. amanitanovi@uny.ac.id * Makalah ini disampaikan pada Program Pengabdian pada Masyarakat Optimalisasi Pengelolaan Usaha Kerajinan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR

BAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR BAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR 3.1. Objek Penelitian Laporan arus kas PT. JNC Cookies merupakan objek yang dipilih dalam penyusunan laporan tugas akhir. PT. JNC Cookies ini berlokasi di jalan Bojong

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

Biaya persediaan = Rp ,-

Biaya persediaan = Rp ,- BAB 5 PERSEDIAAN A. Pengertian Salah satu aset lancar yang umumnya memiliki nilai yang besar diantara aset-aset lancar lainnya adalah persediaan. Persediaan merupakan jenis aset produktif yang dimiliki

Lebih terperinci

Pedagang Perantara Copyright by dhoni.yusra

Pedagang Perantara Copyright by dhoni.yusra Pedagang Perantara Copyright by dhoni.yusra 1 Pedagang Perantara Tugas Utama Pedagang Perantara adalah menghubungkan produsen dan konsumen. Istilah lain Pedagang perantara adalah Pengusaha dan pembantunya.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Sebelum membahas tentang judul di atas maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini sudah semakin pesat. Banyak. perusahaan semakin memperluas usahanya untuk meraih pangsa pasar.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini sudah semakin pesat. Banyak. perusahaan semakin memperluas usahanya untuk meraih pangsa pasar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perusahaan saat ini sudah semakin pesat. Banyak perusahaan semakin memperluas usahanya untuk meraih pangsa pasar. Hal tersebut mendorong terjadinya persaingan

Lebih terperinci

PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR. Drs. Lukieto Cahyadi, SE, MM STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR. Drs. Lukieto Cahyadi, SE, MM STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR Drs. Lukieto Cahyadi, SE, MM STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode

Lebih terperinci

Analisa Biaya Pemasaran

Analisa Biaya Pemasaran Analisa Biaya Pemasaran Kemajuan teknologi dalam berproduksi mengakibatkan jumlah produk dapat dihasilkan secara besar-besaran dan dapat menekan biaya produksi satuan serendah mungkin. Permasalahan yang

Lebih terperinci

1. Pengertian Biaya Pemasaran 2. Penggolongan Biaya Pemasaran

1. Pengertian Biaya Pemasaran 2. Penggolongan Biaya Pemasaran 1. Pengertian Biaya Pemasaran Biaya pemasaran adalah semua biaya yang sejak saat produk selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut berubah kembali dalam bentuk uang tunai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan utama perusahaan besar maupun perusahaan kecil adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan utama perusahaan besar maupun perusahaan kecil adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan utama perusahaan besar maupun perusahaan kecil adalah untuk menghasilkan laba semaksimal mungkin. Sasaran tersebut dapat tercapai melalui usaha

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman Permata Buana

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman Permata Buana BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan CV. Mutiara Electronic pertama kali didirikan pada tanggal 8 Maret 00 di Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2010:23) bahwa: Prosedur adalah serangkaian langkah/kegiatan klerikal yang tersusun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2002, perusahaan ini berdiri dengan akta notaris NO SPP. 161/2001.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2002, perusahaan ini berdiri dengan akta notaris NO SPP. 161/2001. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Riau Saudara Mandiri berdiri pada tahun 2001 dan mulai beroperasi pada tahun 2002, perusahaan ini berdiri dengan akta notaris NO SPP. 161/2001.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini persaingan dunia bisnis mengalami kemajuan yang cukup pesat yang ditandai dengan munculnya berbagai jenis usaha baru baik usaha dagang, jasa maupun industri.

Lebih terperinci

ANALISIS PENJUALAN KONSINYASI TERHADAP LABA/RUGI PADA CV. GEMA INSANI PRESS

ANALISIS PENJUALAN KONSINYASI TERHADAP LABA/RUGI PADA CV. GEMA INSANI PRESS ANALISIS PENJUALAN KONSINYASI TERHADAP LABA/RUGI PADA CV. GEMA INSANI PRESS Nama : Cesar Syasmarushanda Npm : 21210532 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Akuntansi Dosen Pembimbing : Sundari, SE, MM Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi tersebut juga berlaku pada perusahaan yang bergerak dalam bisnis distribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi tersebut juga berlaku pada perusahaan yang bergerak dalam bisnis distribusi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat dapat dilihat dari ketatnya persaingan. Kondisi tersebut juga berlaku pada perusahaan yang bergerak dalam bisnis

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 Dr. Bandi, M.Si., Ak 8/31/2010 Bandi, 2009 1 Materi 7 PENJUALAN KONSINYASI 8/31/2010 Bandi, 2009 2 SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN Penjurnalan penutupan Bukti Bk Jurnal

Lebih terperinci

ANALISIS METODE PENCATATAN PENJUALAN KONSINYASI PADA APOTEK AURA, BEKASI. Nama : Farah Riza Ummami NPM : Jurusan : Akuntansi

ANALISIS METODE PENCATATAN PENJUALAN KONSINYASI PADA APOTEK AURA, BEKASI. Nama : Farah Riza Ummami NPM : Jurusan : Akuntansi ANALISIS METODE PENCATATAN PENJUALAN KONSINYASI PADA APOTEK AURA, BEKASI Nama : Farah Riza Ummami NPM : 22210611 Jurusan : Akuntansi PENDAHULUAN Latar Belakang Tingkat perkembangan dunia usaha di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain :

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini telah didefinisikan atau diuraikan oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain : Menurut

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Perkembangan PT. Usaha Dagang Sumber Rejeki

BAB III ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Perkembangan PT. Usaha Dagang Sumber Rejeki BAB III ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Perkembangan PT. Usaha Dagang Sumber Rejeki PT. Usaha Dagang Sumber Rejeki merupakan perusahaan distributor yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA 41 BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA 3.1 Profile Perusahaan PT Rackindo Setara Perkasa merupakan

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN

SYARAT DAN KETENTUAN SYARAT DAN KETENTUAN 1. DEFINISI (1) Bank adalah PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk., yang berkantor pusat di Bandung, dan dalam hal ini bertindak melalui kantor-kantor cabangnya, meliputi kantor cabang,

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT

SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Fasilitas Dana Bantuan Sahabat ( Syarat dan Ketentuan Umum ) ini berlaku bagi Nasabah yang permohonan Fasilitas Dana Bantuan Sahabat

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT. Sambuja Purnama adalah perusahaan distributor yang bergerak dibidang elektronik dan memasarkan produk merek Sanken. Produk ini berada pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan dana secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan dana secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya tidak terlepas dari kegiatan pembelanjaan perusahaan yaitu kegiatan yang dijalankan perusahaan dalam rangka menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. PENYAJIAN DATA 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa PT. Sehat Sukses Sentosa merupakan subjek pajak yang telah didaftar dan memiliki Nomor Pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong banyak perusahaan untuk semakin memperluas usahanya dengan meraih pangsa pasar. Hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha baik industri, perdagangan, maupun jasa mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam kondisi ekonomi nasional dan arus ekonomi globalisasi

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Pengukur Laba Rugi Prosedur prosedur akhir periode Pendapatan Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Biaya Operasional Laba Bersih Jurnal penyesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun berubah menjadi jual beli online. Di samping lebih mudah dan ongkos

BAB I PENDAHULUAN. namun berubah menjadi jual beli online. Di samping lebih mudah dan ongkos BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya jual beli pada era sekarang ini mengalami perubahan seiring dengan perkembangan teknologi dan internet. Sekarang ini jika konsumen membutuhkan sesuatu

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis perusahaan baik di sektor industri, jasa, pertanian, perhotelan

BAB I PENDAHULUAN. jenis perusahaan baik di sektor industri, jasa, pertanian, perhotelan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang berorientasi pada laba umumnya memiliki tiga tujuan dasar yaitu untuk memperoleh laba, mencapai pertumbuhan dan mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

Ill. SIKLUS AKUNTANSI

Ill. SIKLUS AKUNTANSI Ill. SIKLUS AKUNTANSI Akuntansi selalu akan melaporkan posisi keuangan dengan menunjukkan aktiva sebagai sumber ekonomi dengan pasiva atau asal pendanaan aktiva tersebut. Hubungan fungsional ini juga digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan dunia usaha bertumbuh sangat pesat, hal ini ditunjukan dengan banyaknya perusahaan baru yang bermunculan di kawasaan industri diberbagai kota

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA 88 BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Dinamika Indonusa Prima berdiri pada tanggal 9 Desember 1974. Pada awal berdirinya, perusahaan ini bernama

Lebih terperinci

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Financial Accounting 2015-12-21 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Struktur Organisasi Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu harus mempunyai struktur organisasi yang menyatakan berbagai fungsi

Lebih terperinci

BAB 6 KONSINYASI. Sulaiman S. Manggala,SE.Ak.,MBA

BAB 6 KONSINYASI. Sulaiman S. Manggala,SE.Ak.,MBA BAB 6 KONSINYASI Sulaiman S. Manggala,SE.Ak.,MBA Sifat Konsinyasi Konsinyasi merupakan satu-satunya produsen atau distributor memperoleh daerah pemasaran yang lebih luas. Konsinyor dapat memperoleh spesialis

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. design penelitian menyatakan, baik struktural masalah penelitian maupun. mengenai hubungan hubungan dalam masalah.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. design penelitian menyatakan, baik struktural masalah penelitian maupun. mengenai hubungan hubungan dalam masalah. BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 PENYAJIAN DATA Penyajian data merupakan rencana menyeluruh dari penelitian mencakup hal hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat kerangka penelitian dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

Lampiran 1. Hasil Kuesioner Lampiran 1. Hasil Kuesioner No Pertanyaan Ada Tidak Ada 1. Lingkungan Pengendalian Apakah perusahaan memiliki prosedur atau kebijakan secara tertulis mengenai a. Prosedur Pengiriman? 33.30% 66.60% b. Pencatatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia, banyak berdirinya berbagai jenis perusahaan mulai dari berskala kecil hingga berskala besar baik

Lebih terperinci

Syarat dan ketentuan 1. Definisi Dalam syarat dan ketentuan ini, kecuali apabila konteksnya menentukan lain, istilah-istilah berikut ini memiliki arti

Syarat dan ketentuan 1. Definisi Dalam syarat dan ketentuan ini, kecuali apabila konteksnya menentukan lain, istilah-istilah berikut ini memiliki arti Syarat dan ketentuan 1. Definisi Dalam syarat dan ketentuan ini, kecuali apabila konteksnya menentukan lain, istilah-istilah berikut ini memiliki arti sebagai berikut: a. "Angsuran" adalah besar pembayaran

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan 8 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan prosedur prosedur yang erat hubunganya satu sama lain yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai strategi penjualan yang berbeda-beda. Mereka memiliki strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai strategi penjualan yang berbeda-beda. Mereka memiliki strategi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang bergerak dibidang jasa, perdagangan maupun industri, bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan sesuai dengan operasional perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pukul WIB kecuali pada hari minggu akan buka pada pukul 11.00

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pukul WIB kecuali pada hari minggu akan buka pada pukul 11.00 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Snapshoes Care Snapshoes Care usaha cuci sepatu dan tas premium merupakan usaha yang baru terbentuk pada tanggal 12 April 2016. Usaha cuci sepatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN.1. Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian yang dipilih oleh penulis adalah sebuah toko bahan bangunan. Toko bahan bangunan ini bernama TB. Subur. TB. Subur terletak

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan PT. Sinar Buana adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi permesinan dan bahan kimia industri. PT. Sinar Buana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya persaingan yang ada pada dunia usaha mengharuskan perusahaan untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas usahanya agar tetap mampu bertahan di tengah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Jogiyanto (1999:12), Pengertian Aplikasi adalah penggunaan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Jogiyanto (1999:12), Pengertian Aplikasi adalah penggunaan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Menurut Jogiyanto (1999:12), Pengertian Aplikasi adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi ( instructiom) atau pernyataan ( statement) yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN BATIK BROTOSENO DESA KLIWONAN KABUPATEN SRAGEN

ANALISA PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN BATIK BROTOSENO DESA KLIWONAN KABUPATEN SRAGEN ANALISA PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN BATIK BROTOSENO DESA KLIWONAN KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Digunakan untuk memenuhi syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jaman sekarang banyak perusahaan baru yang sedang berkembang. Munculnya perusahaan baru tersebut, menyebabkan persaingan usaha menjadi semakin kompetitif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh yang sangat besar terhadap bangsa Indonesia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh yang sangat besar terhadap bangsa Indonesia, khususnya di BAB I PENDAHULUAN Perkembangan internasional yang terjadi beberapa tahun terakhir, telah membawa pengaruh yang sangat besar terhadap bangsa Indonesia, khususnya di bidang ekonomi. Pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan bersaingnya, perusahaan juga memiliki tujuan utama, yaitu dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan bersaingnya, perusahaan juga memiliki tujuan utama, yaitu dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang pencapaian tujuan dalam sebuah bisnis sangatlah penting. Selain berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya berbagai macam industri yang hanya semata-mata menjawab

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya berbagai macam industri yang hanya semata-mata menjawab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang pesat, tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan perkembangan tingkat permintaan yang kompleks mengakibatkan timbulnya berbagai

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PEMASARAN

ANALISIS BIAYA PEMASARAN ANALISIS BIAYA PEMASARAN Dalam arti sempit biaya pemasaran hanya meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk ke pasar. Dalam arti luas biaya pemasaran meliputi semua biaya yang terjadi sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada profit maupun non profit selalu memiliki tujuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada profit maupun non profit selalu memiliki tujuan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan atau instansi baik pemerintah maupun swasta yang berorientasi pada profit maupun non profit selalu memiliki tujuan dalam menjalankan setiap

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO IV.1. Survey Pendahuluan Pemeriksaan operasional dimulai dari tahap perencanaan awal atau yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media massa yang sudah biasa sehari-harinya. Hal ini terbukti dengan. menjadi kebutuhan sekaligus hiburan bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. media massa yang sudah biasa sehari-harinya. Hal ini terbukti dengan. menjadi kebutuhan sekaligus hiburan bagi masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri media massa di era globalisasi semakin pesat khususnya media elektronik televisi, hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang sedang giat-giatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan disegala bidang. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan pedagang

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO Indrayeni 1, Cynthia Dely 1 1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma

Lebih terperinci

Akuntansi Untuk Kantor Pusat dan Kantor Cabang

Akuntansi Untuk Kantor Pusat dan Kantor Cabang Akuntansi Untuk Kantor Pusat dan Kantor Cabang BAB VIII Akuntansi Untuk Kantor Pusat dan Kantor Cabang Pendahuluan Kantor Cabang (branch) adalah kantor perwakilan yang didirikan oleh kantor pusat (home

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan usaha dunia bisni di era global ini menuntut perusahaan untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan, baik yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bahwa pelanggan adalah nyawa atau kehidupan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bahwa pelanggan adalah nyawa atau kehidupan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini bisnis semakin berkembang, pasar mengalami persaingan yang semakin cepat dan kian menajam. Perusahaan mau tidak mau harus mengantisipasi keadaan

Lebih terperinci