PENGARUH FRAUD RISK FACTORS TERHADAP PENDETEKSIAN KEMUNGKINAN FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH FRAUD RISK FACTORS TERHADAP PENDETEKSIAN KEMUNGKINAN FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT"

Transkripsi

1 PENGARUH FRAUD RISK FACTORS TERHADAP PENDETEKSIAN KEMUNGKINAN FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT Heikal Muhammad Zakaria Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Singaperbangsa Karawang Annisa Nurbaiti Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University Bandung ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh fraud risk factor terhadap pendeteksian kemungkinan fraudulent financial statement (FFS) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode Sampel yang digunakan adalah 22 perusahaan yang aktif dan terdaftar di BEI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif. Pengujian statistik dalam penelitian ini menggunakan metode regresi logit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proksi variabel DL menunjukkan tingkat signifikan (p) sebesar 0,464 lebih besar dari α =5%. yang menyatakan eksternal pressure diproksikan dengan debt leverage berpengaruh positif terhadap kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan ditolak. Proksi variabel RPT% menunjukkan tingkat signifikan (p) sebesar 0,088, lebih besar dari α =5%. Berarti dengan adanya traksaksi pihak yang memiliki hubungan istimewa belum tentu memungkinankan adanya tindak kecurangan pelaporan keuangan. Proksi variabel AUDCHANGE menunjukkan tingkat signifikasi (p) sebesar 0,023, lebih kecil dari α =5%. Maka hipotesis ke 3 berhasil didukung. Faktor risiko rasionalisasi yang diproksikan dengan pergantian KAP oleh perusahaan berpengaruh positif terhadap kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan. Kata kunci : fraud risk factors, fraudulent financial statement. A. PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap manusia ingin menampilkan sesuatu yang terbaiki dari yang dia miliki. Hal tersebut terlihat saat kita akan beraktifitas di luar rumah, kita pasti memakai pakaian yang terbaik. Juga terlihat pada orang yang ingin terlihat berada dengan melakukan hal apapun demi pengakuan sosial dari masyarakat luas. Ilustrasi di atas terjadi pula pada perusahaan, Ketika perusahaan publik menerbitkan laporan keuangannya maka perusahaan tersebut ingin menggambarkan kinerja keuangan dalam keadaan terbaik. Isi laporan keuangan tidak hanya sekedar angka-angka karena seharusnya informasi tersebut mencakup posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang nantinya akan berguna untuk pengambilan suatu keputusan. Oleh karena itu hal ini dapat menimbulkan potensi kecurangan yang akan menyesatkan para investor dan pengguna laporan keuangan lainnya dalam mengambil keputusan. Disaat terdapat salah saji material dalam laporan keuangan tersebut maka Vol. 1 No

2 informasi itu tentunya tidak relevan untuk digunakan sebagai suatu dasar pengambilan keputusan karena analisis atas laporan keuangan tersebut tidak berdasarkan suatu informasi yang sebenarnya. Menurut SPAP pada PSA No. 70 menjelaskan kecurangan pelaporan keuangan yaitu salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabui pemakai laporan keuangan dalam efek yang timbul adalah ketidak sesuaian laporan keuangan dalam semua hal yang material dengan prinsip akuntansi berterima umum. Dewasa ini kasus fraud banyak bermunculan. Fraud sendiri dapat diartikan dalam banyak hal tergantung situasi dan kondisi yang terjadi. IAI (2001) menjelaskan kecurangan akuntansi sebagai: (1) Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan, (2) Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva (seringkali disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Istilah fraud yang melibatkan kecurangan atau salah saji dalam laporan keuangan kita sebut dengan kejahatan akuntansi. Kejahatan akuntansi atau skandal akuntansi melibatkan kaum elit bisnis dan kaum profesional. Contoh kasus yang populer adalah kasus Enron dimana harga saham perusahaan tersebut anjlok karena ulah pendiri Enron, mantan CEO, eksekutif Enron lainnya serta Kantor Akuntan Publik Arthur Anderson yang bersekongkol memanipulasi laporan keuangan Enron. Setelah terjadi kasus-kasus skandal perusahaan besar di Amerika Serikat, seperti contoh Enron dan Worldcom, masyarakat dunia merasa kaget karena skandal-skandal perusahaan besar yang menipu masyarakat justru terjadi di negara yang selama ini dianggap sebagai panutan berbagai aturan dan standar mengenai bursa saham, profesi akuntan, dan transparansi dalam laporan keuangan. Dengan melihat pelakunya maka disimpulkan bahwa kejahatan akuntansi ini masuk dalam kategori kejahatan kerah putih. Karena kejahatan tersebut dilakukan oleh para pemangku jabatan tinggi dalam perusahaan. Perusahaan dapat dikatakan sehat atau tidak sehat dapat dilihat dari informasi yang tertuang dalam laporan keuangan perusahaan, Selain itu laporan keuangan dapat juga dijadikan sebagai pedoman bagi pemakai laporan keuangan eksternal perusahaaninvestor, sebagai dasar pengambilan keputusan (Ghozali dan Chariri, 2007). Untuk meminimalisasi kecurangan yang terjadi dalam suatu laporan keuangan perusahaan selalu menggunakan jasa akuntan publik untuk mengaudit seluruh proses bisnis dalam perusahaan. Proses audit yang di lakukan oleh Kantor Akuntan Publik eksternal biasa disebut dengan Auditor Independent. Tidak dipungkiri dengan dilakukannya audit oleh auditor independent, kemungkinan fraud dalam perusahaan masih bisa terjadi. Dalam masalah pencegahan kemungkinan fraud selain auditor independent mengaudit perusahaan tersebut yang pada akhirnya auditor independent akan mengeluarkan sebuah opini auditor, yaitu: WTP, WDP, Disclaimer untuk hasil audit nya. Bank Indonesia pun sebagai regulator menerbitkan ketentuan anti fraud. Ketentuan Bank Indonesia ini tertuang dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.13/28/DPNP bertanggal 9 Desember 2011 perihal Penerapan Strategi Anti Fraud Vol. 1 No

3 bagi Bank Umum sebagai upaya mencegah kasus-kasus penyelewengan di perbankan yang merugikan nasabah. Pengaturan ini sebagai bagian penguatan sistem pengendalian intern Bank dan sebagai pelaksanaan lebih lanjut Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Penelitian ini berdasarkan kepada penelitian yang dilakukan oleh Lou dan Wang (2009), penelitian tersebut dilakukan di Taiwan yang menguji faktor risiko dari fraud triangle dan menghubungkan dengan terjadinya financial statement fraud. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa kecurangan pelaporan berhubungan dengan salah satu kondisi berikut: tekanan keuangan dari suatu perusahaan atau supervisor perusahaan, persentase yang lebih tinggi dari transaksi yang kompleks dari suatu perusahaan, lebih dipertanyakannya integritas manajer sebuah perusahaan, atau penurunan hubungan antara perusahaan dengan auditornya. Penelitian ini mengadopsi penelitian Lou dan Wang dalam konteks menguji variabel-variabel yang terdapat pada fraud triangle, tetapi dalam penelitian ini tidak semua perhitungan kami teliti. Hanya perwakilan dari setiap bagian fraud triangle saja yang kami teliti. Penelitian ini berdasarkan pula kepada penelitian yang dilakukan oleh Skousen (2006). Skousen pun menggunakan fraud triangle untuk mengidentifikasi faktorfaktor penipuan. Hasil dari penelitian tersebut adalah pertama, proporsi anggota komite auditor independen berbanding terbalik dengan kejadian penipuan, kedua, manajer yang memiliki saham lebih dari 5% kemungkinan penipuan pun meningkat, ketiga, ketika proporsi kepemilikan (manajer dan direksi) menurun maka kemungkinan penipuan meningkat, keempat, frekuensi penipuan lebih tinggi di antara perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki komite audit, kelima, ketika CEO dan dewan direksi dijabat oleh satu orang maka kejadian penipuan jauh lebih tinggi dari pada ketika dua jabatan tersebut dipegang oleh individu yang berbeda. Penelitian lain yang mendasari adalah penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2010), memiliki hasil sebagai berikut: Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (LEV) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap financial statement fraud, Transaksi pihak istimewa berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap financial statement fraud, Perpindahan KAP berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap financial statement fraud. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, judul yang di ambil peneliti adalah Pengaruh fraud risk factors terhadap pendeteksian kemungkinan terjadinya fraudulent financial statement. Dengan judul yang di ambil tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban berpengaruh positif terhadap Fraudulent Financial Statement. (2) Transaksi pihak istimewa berpengaruh positif terhadap Fraudulent Financial Statement. (3) Pergantian KAP oleh Perusahaan berpengaruh positif terhadap Fraudulent Financial Statement. Kegunaan penelitian ini dapat di uraikan sebagai berikut: (1) Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan teori bidang Akuntansi (2) Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap perusahaan sebagai bahan dalam penentuan kebijakan pencegahan fraud / kecurangan. (3) Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi kepada masyarakat atau para investor sebagai bahan pertimbangan sebelum mengambil suatu keputusan untuk berinvestasi. Vol. 1 No

4 B. KAJIAN PUSTAKA Fraud Statement on Auditing Standards No. 99 mendefinisikan fraud sebagai an intentional act that result in a material misstatement in financial statements that are the subject of an audit. Sedangkan The Treadway Commission mendefiniskan fraud sebagai melakukan tindakan secara sengaja atau ceroboh, apakah (oleh) perbuatan atau kelalaian, yang menghasilkan materi laporan keuangan yang menyesatkan. Dari beberapa definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa fraud yaitu kecurangan yang di lakukan oleh pihak perusahaan dalam hal keuangan atau nonkeuangan untuk memperindah suatu pelaporan yang disajikan. Hal senada terdapat dalam ACFE yang mendefinisikan fraud sebagai "deception or misrepresentation that an individual or entity makes knowing that the misrepresentation could result in some unauthorized benefit to the individual or to the entity or some other party." Perbuatan-perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu (manipulasi atau memberikan laporan keliru terhadap pihak lain) dilakukan orang-orang dari dalam atau luar organisasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi ataupun kelompok yang secara langsung atau tidak langsung merugikan pihak lain. Hal-hal yang berkaitan dengan kecurangan / rekayasa dalam pengungkapan laporan keuangan termasuk kedalam financial statement fraud yang merupakan salah satu bentuk kejahatan akuntansi. Dalam SAS No. 99 terdapat dua jenis penipuan: pertama, salah saji yang timbul dari kecurangan pelaporan keuangan (misalnya pemalsuan catatan akuntansi) dan kedua, salah saji yang timbul dari penyalahgunaan aset (misalnya pencurian aset atau pengeluaran penipuan). Standar ini menggambarkan Fraud Triangle. Konsep segitiga kecurangan (Fraud Triangle) pertama kali diperkenalkan oleh Cressey (1953). Cressey (1953) teori risiko kecurangan menyediakan kerangka kerja bagi identifikasi perusahaan fraud risk factors. Cressey (1953) dalam Skousen (2006) berpendapat bahwa dalam berbagai derajat, tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi selalu hadir ketika penipuan laporan keuangan terjadi. Kerangka fraud risk factors diadopsikan dalam America Institute of CPA (AICPA) dalam Pernyataan Standar Auditing (SAS) No. 99, Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit. Teori Fraud Triangle Teori ini di proksikan untuk fraud risk factors sebagai variabel independent. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kejahatan akuntansi dapat menggunakan konsep segitiga kecurangan. Konsep segitiga kecurangan (Fraud Triangle) pertama kali diperkenalkan oleh Cressey (1953). Melalui serangkaian wawancara dengan orang-orang yang telah dihukum karena penggelapan. Cressy menyimpulkan bahwa penipuan umumnya terbagi ke dalam tiga cirri umum, yaitu pertama, koruptor memiliki kesempatan untuk melakukan penipuan. Kedua, individu memiliki kebutuhan keuangan (tekanan). Ketiga, individu terlibat dalam penipuan dirasionalisasi tindakan penipuan sebagai kekonsistenan dengan kode etik masingmasing. (Skousen, 2006). Tekanan (Pressure) Pressure adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan fraud. Terdapat dua jenis faktor tekanan, yaitu tekanan dari faktor keuangan (financial), dan tekanan dari faktor sosial (non-financial). Contohnya seperti seseorang yang memiliki hutang atau tagihan yang menumpuk, memiliki gaya hidup mewah, kebiasaan berjudi Vol. 1 No

5 atau obat2an, seseorang yang merasa tertekan ketika performanya kurang diakui oleh manajemen. dll. Kesempatan (Opportunity) Opportunity adalah sesuatu hal yang memungkinkan fraud terjadi. SAS No. 99 menyebutkan bahwa peluang pada financial statement fraud dapat terjadi pada tiga kategori. Kondisi tersebut adalah nature of industry, ineffective monitoring, dan organizational structure. Rasionalisasi (Rationalization) Rasionalisasi adalah komponen kecurangan yang tidak kalah pentingnya, ketika pelaku mencari pembenaran atas tindakannya, misalnya bahwa tindakan kecurangan yang dilakukan untuk membahagiakan keluarga dan orang-orang yang dicintainya, masa kerja pelaku cukup lama dan dia merasa seharusnya berhak mendapatkan lebih dari yang telah dia dapatkan sekarang (posisi gaji, promosi, dll), dan perusahaan mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan tidak mengapa jika pelaku mengambil bagian sedikit dari keuntungan tersebut. Dalam SAS No. 99, terdapat empat jenis kondisi yang umum terjadi pada pressure yang dapat mengakibatkan kecurangan. Kondisi tersebut adalah financial stability, external pressure, personal financial need, and financial targets. Financial Statement Fraud Menurut The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) atau Asosiasi Pemeriksa Kecurangan Bersertifikat, kecurangan laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji material laporan keuangan yang merugikan investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat finansial atau kecurangan non finansial. Penyebab Kejahatan Akuntansi Dalam (Koroy, 2008) terdapat faktor yang teridentifikasi yang menjadikan pendeteksian kecurangan menjadi sulit dilakukan sehingga auditor gagal dalam usaha mendeteksi, yaitu karakteristik terjadinya kecurangan, standar pengauditan mengenai pendeteksian kecurangan. Dalam tabel berikut tipe kecurangan menurut Steve & Chad (2002): Tabel 1 Tipe-tipe kecurangan yang dilakukan perusahaan Vol. 1 No

6 Sumber: Albrecht W.Steve and Albrecht Chad O, Fraud Examination Thomson South- Western, dikutip dari Amrizal, Ak, MM, CFE, Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan Oleh Internal Auditor, Salah satu penelitian dari negara Taiwan, Yung-I Lou et al (2009), juga meneliti mengenai likelihood of fraudulent financial repoting menggunakan proksi terkait dengan SAS No. 99. Penelitian ini berkesimpulan bahwa fraudulent financial reporting memiliki hubungan yang positif dengan more financial pressure of a firm or supervisor of a firm, higher percentage of complex transaction of a firm, more questionable integrity of a firm's managers, or more deterioration in relation between a firm and its auditor. Kecurangan Laporan keuangan telah menjadi salah satu cerita yang mendominasi berita korporasi selama beberapa tahun terakhir. publisitas yang cukup dan bukti yang dibuktikan telah dihasilkan tentang jumlah dan besarnya kegiatan penipuan keuangan, yang bertujuan meruntuhkan integritas dari proses pelaporan keuangan dan kontribusi substansial kerugian ekonomi oleh investor dan kreditur. Kecurangan telah mengikis kepercayaan publik pada kegunaan dan keandalan laporan keuangan yang dipublikasikan Berdasarkan uraian di atas, maka pada gambar 1 dapat menunjukkan suatu kerangka pemikiran dari variabel dalam penelitian ini. Tekanan (Pressure Eksternal : Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (DL) Kesempatan (Opportunity) Transaksi pihak istimewa (RPT%) Rasionalisasi (Rationalization) Pergantian KAP oleh perusahaan (AUDCHANGE) H1 H2 H3 Kecurangan (Fraud) Gambar 1.Pengembangan Hipotesis Pengaruh Kemampuan Perusahaan Memenuhi Kewajiban terhadap Fraudulent Financial Statement. Dalam penelitian ini tekanan eksternal diukur dengan menggunakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (DL). H1 : Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban berpengaruh positif terhadap Fraudulent Financial Statement. Pengaruh Transaksi Pihak Istimewa terhadap Fraudulent Financial Statement. Lou dan Wang (2009) berpendapat bila presentase yang lebih tinggi dari transaksi kompleks muncul, perusahaan menemukan kemungkinan yang lebih besar dari kecurangan. Dalam penelitian ini kesempatan diukur dengan transaksi pihak istimewa (RPT%). Vol. 1 No

7 H2 : Transaksi pihak istimewa berpengaruh positif terhadap Fraudulent Financial Statement. Pengaruh Pergantian KAP oleh Perusahaan terhadap Fraudulent Financial Statement. Dengan demikian, dalam penelitian ini rasionalisasi diukur dengan menggunakan pergantian KAP oleh perusahaan (AUDCHANGE). H3 : Pergantian KAP oleh Perusahaan berpengaruh positif terhadap Fraudulent Financial Statement. C. METODE PENELITIAN Sampel dan Metode Pengumpulan Data Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Pemilihan sample menggunakan purposive sampling yaitu sample yang sengaja ditentukan berdasarkan kriteria tertentu oleh peneliti untuk mendapatkan sample yang representative. Didapatkan 22 perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Penelitian ini didasarkan pada data laporan keuangan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan selama 3 tahun periode penelitian, sehingga total pengamatan seluruhnya dalam penelitian ini adalah 66 perusahaan dalam 3 tahun. Proses indentifikasi perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam fraudulent financial statement bukan hal yang mudah karena BAPEPAM tidak menerbitkan data perusahaan yang memiliki kemungkinan melakukan fraud, melainkan hanya menerbitkan perusahaan yang sudah terbukti melakukan fraud berbeda dengan Skousen, et al (2008) yang menggunakan data dari SEC dan AAERs untuk mengindentifikasi perusahaan yang melakukan financial statement. Oleh karena itu, peneliti memproksikan kemungkinan fraudulent financial statement sebagai variabel dependen dengan opini audit Tidak Wajar (TW)), tidak Menyatakan Pendapat (TMP) dan Wajar dengan Pengecualian (WDP) yang diperoleh perusahaan. Peneliti pada variabel ini menggunakan variabel dummy. Variabel dummy yang dikodekan dengan 1 untuk perusahaan yang tergolong FFS, dan 0 untuk perusahaan non FFS. Sedangkan untuk fraud risk factors sebagai variabel independen, peneliti menggunakan model fraud triangle yaitu faktor pressure yang diproksikan dengan Debt Leverage (DL) yaitu total assets / total liabilities pada tahun perhitungan, opportunity yang diproksikan dengan Kemampuan Perusahaan Memenuhi Kewajiban (RPT%) yaitu total hutang pihak istimewa / total kewajiban pada tahun perhitungan, dan rationalization yang diproksikan dengan melihat pergantian KAP oleh perusahaan. Metode Analisis Data Regresi Logistik (Analisis Logit) Menggunakan analisis regresi logit digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel terikat yang berubah data dikotomik/biner dengan variabel bebas yang berupa data berskala interval dan atau kategorik (Hosmer dan Lemeshow, 1989). Variabel terikat berskala biner adalah variabel terikat Y yang menghasilkan dua kategori (dikotomik) yang dinotasikan sebagai Y = 1 menyatakan kejadian sukses dan y = 0 menyatakan kejadian gagal. Variabel Y ini mengikuti sebaran/distribusi Bernouli. Dengan memasukkan variabel ke dalam model, model regresi logistik dalam penelitian ini adalah : FRAUD = β0 + β1 DL + β2 AUDCHANGE + β3 RPT% + ε Vol. 1 No

8 Dimana : FRAUD = Variabel dummy yang dikodekan dengan 1 untuk perusahaan yang tergolong FFS, dan 0 untuk perusahaan non FFS. DL = Total Aktiva terhadap Total Kewajiban. AUDCHANGE = Variabel dummy, dengan kode 1 jika perusahaan melakukan perubahan auditor dalam dua tahun, dan kode 0 jika tidak melakukan perubahan auditor dalam dua tahun. RPT% = Hutang yang harus di bayarkan oleh pihak istimewa. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah emiten yang terdaftar di BEI pada tahun Dari seluruh sampel dilihat apakah indikasi perusahaan menuju terjadinya kemungkinan kecurangan (fraud) yang diproksi dalam opini auditor atas laporan keuangan berupa wajar dengan pengucualian (WDP), tidak wajar dan tidak memberikan pendapat (TMP) dan tidak melakukan kecurangan yang diproksi dengan opini auditor atas laporan keuangan berupa wajar tanpa pengecualian (WTP). Uji Klasifikasi 2x2 Prediksi ketepatan model juga dapat menggunakan tabel klasifikasi 2x2 yang menghitung nilai estimasi yang benar (correct) dan salah (incorrect) pada variabel dependen. Menurut prediksi, perusahaan yang kemungkinan tidak melakukan tindak kecurangan (0) adalah 26 perusahaan. Sedangkan hasil observasi hanya 9 perusahaan, sehingga ketepatan klasifikasi adalah 34.6%. Sedangkan dalam memprediksi perusahaan yang melakukan tindak kecurangan (1) adalah 40 perusahaan, hasil observasi hanya 36 sehingga ketepatan klasifikasi adalah 90%. Dengan demikian secara keseluruhan ketepatan klasifikasi adalah 68.2%. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Observed Classification Table a PROBABILITY nonffs Predicted ffs Percentage Correct Step 1 PROBABILITY nonffs ffs Overall Percentage 68.2 a. The cut value is.500 Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig. Step 1 Step Block Model Vol. 1 No

9 Pengujian signifikansi variabel secara bersama-sama dalam regresi logistic menunjukkan nilai chi square sebesar dengan signifikansi sebesar 0,026. Nilai signifikansi yang lebih kecil dari tingkat sebesar 0,05 menunjukkan adanya kemungkinan pengaruh yang signifikan dari ketiga variabel independen tersebut dalam menjelaskan probabilitas Fraudulent financial statement pada tingkat sama dengan 5%. Interpretasi Hasil Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian dengan menggunakan model logistik dimana akan dilihat hubungan kemungkinan tindak kecurangan pelaporan keuangan pada suatu periode dengan menganalisis faktor-faktor risiko pada periode yang sama dengan variabel ukuran perusahaan sebagai variabel pengendali. Analisis model regresi logistik dapat dilihat dari ringkasan hasil estimasi model logistik yang tersaji dalam table ebagai berikut: Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1 a DL AUDITCHANGE (1) RPT a. Variable(s) entered on step 1: DL, AUDITCHANGE, RPT. Pengujian Hipotesis a. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Ke 1 Proksi variabel DL menunjukkan tingkat signifikan (p) sebesar 0,464 lebih besar dari α =5%. Oleh karena tingkat signifikan (p) lebih besar dari α=5% maka hipotesis ke-1 yang menyatakan eksternal pressure diproksikan dengan debt leverage berpengaruh positif terhadap kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan ditolak pada tingkat α =5%. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Ema kurniawati (2010) yang mengatakan faktor risiko tekanan yang diproksikan dengan debt leverage (DL) berpengaruh positif terhadap kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan. b. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Ke 2 Proksi variabel RPT% menunjukkan tingkat signifikan (p) sebesar 0,088, lebih besar dari α =5%. Hal ini mengindikasi bahwa perusahaan dengan adanya traksaksi pihak yang memiliki hubungan istimewa belum tentu memungkinankan adanya tindak kecurangan pelaporan keuangan. Penelitian ini tidak membuktikan adanya pengaruh faktor risiko kesempatan melalui proksi variabel transaksi terhadap pihak yang memiliki hubungan istimewa terhadap kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan. Hal ini bertentangan sama dengan penelitian yang dilakukan Lou dan Wang (2009) yaitu transaksi pihak istimewa menimbulkan risiko salah saji material akibat fraud karena sangat rentan terhadap manipulasi oleh manajemen yang menunjukkan transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa secara signifikan mempengaruhi kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan. Vol. 1 No

10 c. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Ke 3 Proksi variabel AUDCHANGE menunjukkan tingkat signifikasi (p) sebesar 0,023, lebih kecil dari α =5%. Maka hipotesis ke 3 berhasil didukung. Penelitian ini membuktikan bahwa faktor risiko rasionalisasi yang diproksikan dengan pergantian KAP oleh perusahaan berpengaruh positif terhadap kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2011) faktor risiko rasionalisasi khususnya hubungan dengan auditor yang diproksikan dengan perpindahan KAP oleh perusahaan berpengaruh positif terhadap kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan. E. KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara risk fraud factor dengan variabel proksi dari fraudulent financial statement. Penelitian mengenai financial statement fraud ini masih sulit diteliti. Pengukuran financial statement fraud pada penelitian ini menggunakan analisis fraud triangle seperti yang dilakukan oleh Lou dan Wang (2009) dan Ema Kurniawati (2011). Penelitian ini menggunakan proksi opini auditor atas laporan keuangan perusahaan sebagai variabel dependen. Indikasi adanya kecurangan ditandai dengan opini selain wajar tanpa pengecualian (WTP). Berdasarkan hasil dari analisis dan pengujian hipotesis, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Debt Leverage (DL) tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemungkinan fraudulent financial statement. Hal tersebut dapat diartikan bahwa debt leverage tidak dapat dijadikan sebagai proksi untuk mengindikasikan terjadinya kemungkinan fraudulent financial statement pada perusahaan. Hasil pengujian variabel proksi ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya. secara positif dan signifikan terhadap financial statement fraud. (2) Transaksi pihak istimewa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap financial statement fraud. Hal tersebut dapat diartikan bahwa transaksi pihak istimewa tidak dapat dijadikan sebagai proksi untuk mengindikasikan terjadinya kemungkinan fraudulent financial statement. (3) Perpindahan KAP yang diproksikan dengan AUDCHANGE berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemungkinan fraudulent financial statement. Hal tersebut dapat diartikan bahwa perpindahan KAP dapat dijadikan sebagai proksi untuk mengidentifikasikan terjadinya financial statement fraud pada perusahaan. Hasil pengujian variabel proksi ini konsisten dengan penelitian sebelumnya. Keterbatasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Kurangnya kurun waktu sampel data yang hanya diambil data selama (2) sampel perusahaan yang diambil hanya 33 perusahaan yang terdaftar di BEI (3) Indikator yang diambil untuk memproksikan variabel independen hanya terdiri dari Debt leverage, Audit Change dan hubungan dengan pihak istimewa. Pengembangan penelitian selanjutnya diharapkan perlu memperbanyak indicator lainnya sebagai proksi untuk Fraud risk factors. Dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: (1) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel proksi dari fraud triangle agar cakupan variabel penelitian menjadi lebih luas. (2) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel perusahaan agar dapat memprediksi kasus fraudulent financial statement pada kategori perusahan lain. (3) Penelitian selanjutnya diharapkan Vol. 1 No

11 dapat menggunakan proksi lain sebagai pengukur kemungkinan fraudulent financial statement. DAFTAR PUSTAKA Cendrowski, H., J.P. Martin, dan L.W. Petro., 2007, The Handbook of Fraud Deterrence. New York: John Wiley & Sons, Inc. Halaman Christopher J. Skousen. CONTEMPORANEOUS RISK FACTORS AND THE PREDICTION OF FINANCIAL STATEMENT FRAUD. Texas Cressey, D Other People s Money; a Study in the Social Psychology of Embezzlement. Glencoe, IL, Free Press. Ghozali, Imam dan Anis Chari Teori Akuntansi. Edisi 3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipinegoro. Koroy, Tri Ramaraya Pendeteksian Lecurangan (Fraud) Laporan Keuangan oleh Auditor Eksternal. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Banjarmasin. Rezaee, Z., 2002, Financial Statement Fraud: Prevention and Detection. New York: John Wiley & Sons, Inc. Halaman 1 2. You-I Lou, and Ming-Long Wang Fraud risk factor of the fraud triangle assessing the likelihood of fraudulent financial reporting. Journal of business & economics research-february, Vol. 7, No. 2. Vol. 1 No

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan berperan memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan tersebut. Laporan keuangan bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit ditujukan untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat komunikasi informasi antara manajer dengan bawahan serta kepada pihak luar perusahaan. Laporan keuangan bertujuan memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada setiap periode akuntansi, perusahaan akan mengungkapkan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan catatan atas informasi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan sarana yang disediakan oleh perusahaan kepada para pemakai baik internal maupun eksternal untuk memperoleh informasi tentang aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Laporan keuangan menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bagi pemangku kepentingan dan calon pemangku kepentingan (Pernyataan Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sesuai dengan yang. dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sesuai dengan yang. dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan berfungsi untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Laporan keuangan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi pengguna. Menurut PSAK no 1, laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi. Lewat laporan

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi. Lewat laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sebuah alat pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, seperti pemegang saham, investor, kreditor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berkewajiban melaporkan aktivitasnya dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media tertulis yang dinamakan laporan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang menjelaskan sifat dari hubungan tertentu, memahami perbedaan antara kelompok atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah dari skandal akuntansi yang utama disebabkan dari banyaknya spekulasi salah satu di antaranya adalah bahwa manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenaiposisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenaiposisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenaiposisi keuangan dan kinerja suatu entitas selama suatu periode tertentu. Sesuai dengan Konsep

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan cermin kondisi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk alat komunikasi oleh manajer puncak kepada bawahannya serta kepada pihak luar perusahaan untuk menginformasikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berbagai literatur mendefinisikan tentang fraud. Defenisi fraud secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berbagai literatur mendefinisikan tentang fraud. Defenisi fraud secara BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kecurangan (Fraud) Berbagai literatur mendefinisikan tentang fraud. Defenisi fraud secara harfiah diartikan sebagai kecurangan. Menurut the Association of Certified Fraud Examiners

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk menginformasikan kondisi keuangan dan aktivitas oprasional perusahaan kepada para pengguna laporan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor energi yang terdaftar

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor energi yang terdaftar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014. Pemilihan populasi menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan dengan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan dengan BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tijauan Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian sebelumnya yang membahas tentang kecurangan pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan manfaatnya sebagai salah satu sarana untuk mengambil keputusan. Mengkomunikasikan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agency Theory Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pelaporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi keuangan entitas yang berguna untuk investor dan kreditor dalam membuat keputusan tentang penyediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini. Kondisi perusahaan terkini maksudnya adalah keadaan keuangan perusahaan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: 1. Data Primer Merupakan data penelitian yang diperoleh secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Hubungan keagenan yakni dimana agent dan principal atau manajer dengan pemilik memiliki sebuah kontrak kerja sama atau sebagainya (Jensen dan

Lebih terperinci

1. Tekanan (pressure) yang diukur dengan pertumbuhan keuangan

1. Tekanan (pressure) yang diukur dengan pertumbuhan keuangan BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tekanan (pressure) yang diukur dengan pertumbuhan keuangan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh faktor-faktor dalam teori fraud triangle yakni tekanan (stabilitas keuangan, tekanan eksternal, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan keuangan ini yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Agency Theory Menurut Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa agency theory mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal dan manajemen sebagai agent.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan yang ketat, pertumbuhan inovasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan tahun 2015 berdasarkan metode purposive sampling pada. TABEL 4. 1 Prosedur Pengambilan Sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan tahun 2015 berdasarkan metode purposive sampling pada. TABEL 4. 1 Prosedur Pengambilan Sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang berturut-turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi Penelitian Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk membuat beberapa kesimpulan (Cooper dan Schindler, 2003). Menurut Sugiyono (1998)

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan melakukan auditor switching. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mengoperasikan kinerjanya. Persaingan beberapa perusahaan tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, dan SARAN

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, dan SARAN BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, dan SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis yang dilakukan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tekanan dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Penelitian menggunakan lima variabel independen dan satu variabel dependen. Dari kelima variabel tersebut terdapat satu buah variabel yaitu reputasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai entitas memiliki potensi untuk terindikasi melakukan berbagai penyimpangan, salah satunya adalah kecurangan laporan keuangan. Laporan keuangan menjadi instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekadar kumpulan angka-angka, namun menjadi alat yang sangat berguna

BAB I PENDAHULUAN. sekadar kumpulan angka-angka, namun menjadi alat yang sangat berguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan adalah salah satu instrumen penting yang digunakan dalam mengkomunikasikan dan mempertanggungjawabkan kinerja perusahaan dari manajer kepada

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa personal financial need (tekanan, OSHIP) berpengaruh positif secara signifikan terhadap potensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terjadi antara pemilik dan pemegang saham (principal) dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terjadi antara pemilik dan pemegang saham (principal) dengan 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori agensi (agency theory) yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling dalam Ratmono (2014) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dalam mengoperasikan bisnisnya. Dari sisi negatif,

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dalam mengoperasikan bisnisnya. Dari sisi negatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan zaman terutama pada dunia bisnis, berbagai persaingan bisnis, baik itu bersifat positif maupun negatif dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, tujuannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siklus akuntansi yang terjadi dalam setiap perusahaan akan selalu diakhiri dengan pembuatan laporan keuangan. Laporan keuangan menurut Kieso dkk. (2011:4) adalah sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dapat bersifat material dan merugikan pihak pihak berkepentingan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dapat bersifat material dan merugikan pihak pihak berkepentingan, seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai organisasi mulai dari nirlaba hingga yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan, memiliki potensi untuk terindikasi melakukan berbagai penyimpangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko terjadinya kecurangan atau Fraud. Kecurangan atau biasa disebut

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko terjadinya kecurangan atau Fraud. Kecurangan atau biasa disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan yang berisi angka angka hasil kinerja perusahaan dalam suatu periode yang biasanya diterbitkan setiap satu tahun. laporan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek penelitian yang menjadi sampel penelitian ini adalah perusahaanperusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan mempublikasikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laporan tahunan selama periode pengamatan yakni Selain itu,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laporan tahunan selama periode pengamatan yakni Selain itu, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian No Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dewasa ini merupakan hasil dari proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dewasa ini merupakan hasil dari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi dewasa ini merupakan hasil dari proses pembangunan yang telah membuat dunia usaha menjadi semakin kompleks, bervariasi, dan sangat dinamis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerbitan laporan keuangan secara umum bertujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, serta arus kas perusahaan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar perusahaan untuk menginformasikan aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Penginformasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus Enron dan WorldCom yang terjadi pada awal abad ke-21 memang

BAB I PENDAHULUAN. Kasus Enron dan WorldCom yang terjadi pada awal abad ke-21 memang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus Enron dan WorldCom yang terjadi pada awal abad ke-21 memang menggemparkan dunia, kedua perusahaan besar di Amerika Serikat ini terbukti telah melakukan fraud

Lebih terperinci

Sandi Prianggoro / Pembimbing Sundari., SE.,MM

Sandi Prianggoro / Pembimbing Sundari., SE.,MM PENGARUH UKURAN KAP, QUICK RATIO, TOTAL DEBT TO ASSET RATIO, TOTAL DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET, DAN AUDITOR CHANGES TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah pada penelitian Kusumawardhani (2015) menyebutkan bahwa secara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah pada penelitian Kusumawardhani (2015) menyebutkan bahwa secara 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini merupakan laporan keuangan perusahaan perbankan yang telah terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 2015. Pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan dipublikasikan untuk memberikan informasi keuangan mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau perusahaan yang akan membantu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor 39 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, penelitian ini gagal membuktikan hipotesis bahwa financial leverage berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to the entire group of people, events, or things of interest that the researcher

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (PSAK No. 1 revisi 2009, 2012). Pada umumnya,

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini mengambil laporan keuangan perusahaan manufaktur yang

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini mengambil laporan keuangan perusahaan manufaktur yang BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini mengambil laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 dan 2011. Industri yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN PREDIKSIAN DENGAN FRAUD SCORE MODEL

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN PREDIKSIAN DENGAN FRAUD SCORE MODEL ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN PREDIKSIAN DENGAN FRAUD SCORE MODEL SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan gambaran hasil penelitian, hasil pengujian hipotesis hipotesis, dan pembahasan. Ketiga bagian tersebut dijelaskan secara terpisah. Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan yang tepat. Tujuan laporan keuangan memberikan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. keputusan yang tepat. Tujuan laporan keuangan memberikan informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah alat bagi manajemen untuk pertanggungjawaban dan pelaporan kinerjanya kepada pemegang saham, sehingga laporan keuangan itu harus reliabel atau

Lebih terperinci

DETEKSI FINANCIAL STATEMENT FRAUD DENGAN ANALISIS FRAUD TRIANGLE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

DETEKSI FINANCIAL STATEMENT FRAUD DENGAN ANALISIS FRAUD TRIANGLE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DETEKSI FINANCIAL STATEMENT FRAUD DENGAN ANALISIS FRAUD TRIANGLE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Laila Tiffani Universitas Islam Indonesia Yogyakarta e-mail: lailatiffani93@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjelma menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia tenggara. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjelma menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia tenggara. Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia semakin penting di mata internasional. Setelah sempat lumpuh akibat krisis ekonomi pada tahun 1998, kini perekonomian Indonesia menjelma menjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan. Populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku bisnispun akan semakin ketat. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis berusaha dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan, bahwa faktor auditor yang diwakili oleh opini auditor berpengaruh negatif signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arus kas perusahaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. arus kas perusahaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, penyajian laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan, posisi keuangan dan arus kas perusahaan bagi pihak-pihak yang

Lebih terperinci

FRAUND DIAMOND DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN. Poppy Indriani 1 M. Titan Terzaghi 2

FRAUND DIAMOND DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN. Poppy Indriani 1 M. Titan Terzaghi 2 FRAUND DIAMOND DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN Poppy Indriani 1 (poppy_ucat@yahoo.com) M. Titan Terzaghi 2 (mtitan4@gmail.com) Abstract Effect of Diamond Fraud in Financial Statement Fraud

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Triangle Fraud dan Kecurangan Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Triangle Fraud dan Kecurangan Laporan Keuangan digilib.uns.ac.id 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Triangle Fraud dan Kecurangan Laporan Keuangan Menurut kamus Inggris-Indonesia, fraud diterjemahkan sebagai penipuan, kecurangan

Lebih terperinci

ANALISIS PREDIKSI POTENSI RISIKO FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT MELALUI PERSONAL FINANCIAL NEED DAN AUDITOR SWITCHING

ANALISIS PREDIKSI POTENSI RISIKO FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT MELALUI PERSONAL FINANCIAL NEED DAN AUDITOR SWITCHING Desak Nyoman Sri Werastuti, Analisis Prediksi Risiko Fraudulent Financial... 37 ANALISIS PREDIKSI POTENSI RISIKO FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT MELALUI PERSONAL FINANCIAL NEED DAN AUDITOR SWITCHING Desak

Lebih terperinci

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN PREDIKSIAN DENGAN FRAUD SCORE MODEL

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN PREDIKSIAN DENGAN FRAUD SCORE MODEL ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN PREDIKSIAN DENGAN FRAUD SCORE MODEL SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. finansial bukan secara fisik. Laporan keuangan merupakan hasil input maupun

BAB I PENDAHULUAN. finansial bukan secara fisik. Laporan keuangan merupakan hasil input maupun BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Instrumen operasional dalam suatu perusahaan yang paling penting adalah laporan keuangan. Suatu kondisi perusahaan dapat dilihat dengan mudah melalui laporan keuangan

Lebih terperinci

Deteksi Financial Statement Fraud dengan Analisis Fraud Triangle pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Deteksi Financial Statement Fraud dengan Analisis Fraud Triangle pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Deteksi Financial Statement Fraud dengan Analisis Fraud Triangle pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia LAILA TIFFANI MARFUAH Universitas Islam Indonesia Abstract: The purpose

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk pertanggungjawaban kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan adalah gambaran keuangan dari sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal berguna untuk menganalisis pengaruh antara satu variabel dengan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan, investor dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan, investor dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan dalam periode waktu tertentu dicerminkan melalui laporan keuangan. Sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan, investor dan perusahaan sangat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1 Gambaran Populasi dan Sampel Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang bergerak di industri consumer goods yang ada di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terasa lama,koran-koran dipenuhi dengan perincian baru tentang skandal akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. terasa lama,koran-koran dipenuhi dengan perincian baru tentang skandal akuntansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntansi menghadapi berbagai masalah karena sepanjang musim panas yang terasa lama,koran-koran dipenuhi dengan perincian baru tentang skandal akuntansi korporasi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit dari perusahaan manufaktur yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998). Para auditor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 70 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Logistic Regression Binery Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A.Karakteristik Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 139 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan tingkat total

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dan 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dan diperoleh dari: 1. Situs Bursa Efek Indonesia: www.idx.co.id 2. Buku-buku atau artikel

Lebih terperinci

OLEH: FRANSISCA HARTOYO

OLEH: FRANSISCA HARTOYO ANALISIS PENTAGON FRAUD DALAM MENDETEKSI FRAUDULENT FINANCIAL REPORTING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 OLEH: FRANSISCA HARTOYO 3203013022 JURUSAN AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015 agar dapat menggambarkan kondisi sesungguhnya perusahaan.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE Ema Kurniawati Surya Raharja, S.E., M.Si, Akt. Universitas Diponegoro ABSTRACT This study aims to obtain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan secara sepihak. G.Jack Blogna et. al. (1993) dalam

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan secara sepihak. G.Jack Blogna et. al. (1993) dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kecurangan (fraud) merupakan tindakan kriminal yang dilakukan seseorang secara sengaja untuk merugikan orang lain atau pihak ketiga baik pelaku tersebut berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era Asean Economic Community (AEC) pada awal tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era Asean Economic Community (AEC) pada awal tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era Asean Economic Community (AEC) pada awal tahun 2016 menjadi suatu kesempatan baru bagi seluruh pelaku ekonomi khususnya yang ada di kawasan Asia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang kian pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang kian pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang kian pesat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang mulai melebarkan sayapnya ke kancah nasional maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Kecurangan (Fraud) Kecurangan (fraud) merupakan tindakan penipuan yang disengaja, baik melalui penghilangan ataupun tidak, yang menyebabkan korbannya menderita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2012 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak periode tahun 2013-2014. B. Jenis Data Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang termasuk dalam BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2013-2015 yang laporan keuangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kecurangan akuntansi telah berkembang di berbagai Negara, termasuk di Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan kerugian yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Sampel dalam penelitian ini diambil dari perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013 yang melakukan kecurangan. Berdasarkan kriteria

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia periode Penelitian ini meggunakan data sekunder yaitu dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia periode Penelitian ini meggunakan data sekunder yaitu dari BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan hasil analisis data dari pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi logistik. Objek

Lebih terperinci