ANALISIS KONFLIK BATIN TOKOH ALEKSEJ IVANOVIČ DALAM NOVEL ИГРОК / IGROK/ PENJUDI KARYA FЁDOR MIXAJLOVIČ DOSTOEVSKIJ

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KONFLIK BATIN TOKOH ALEKSEJ IVANOVIČ DALAM NOVEL ИГРОК / IGROK/ PENJUDI KARYA FЁDOR MIXAJLOVIČ DOSTOEVSKIJ"

Transkripsi

1 ANALISIS KONFLIK BATIN TOKOH ALEKSEJ IVANOVIČ DALAM NOVEL ИГРОК / IGROK/ PENJUDI KARYA FЁDOR MIXAJLOVIČ DOSTOEVSKIJ ANISKA RIZKY POETRY SHIVALAYA / Sastra Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia aniska.rizky@ui.ac.id ABSTRAK Jurnal ini membahas tentang konflik batin tokoh Aleksej Ivanovič dalam novel Игрок / Igrok / Penjudi karya Fëdor Mixajlovič Dostoevskij melalui pendekatan psikologi sastra. Pendekatan ini merupakan salah satu pendekatan dalam sastra yang mengkaji tentang kejiwaan tokoh. Analisis terhadap novel Игрок / Igrok / Penjudi dengan menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud mengenai Id, Ego, dan Superego. Melalui pendekatan ini terlihat bahwa tokoh Aleksej Ivanovič mengalami konflik batin ketika ia terjerat dalam permainan judi yang awalnya ia lakukan untuk menarik hati gadis yang ia sukai. Permasalahan yang muncul mengakibatkan Aleksej mengalami berbagai perasaan yang menimbulkan konflik batin di dalam dirinya. Kata kunci: Psikologi Sastra, Psikoanalisis, Dostoevskij, Игрок, Konflik Batin ABSTRACT This journal is about inner conflict of the character Aleksej Ivanovič in the novel Игрок / Igrok / Penjudi written by Fëdor Mixajlovič Dostoevskij through literature psychology. This approach is one of many approaches about the psychology of the character. The analysis of the novel Игрок / Igrok / Penjudi is using the psychoanalysis theory by Sigmund Freud about Id, Ego, and Superego. Through this approach is seen that the character of Aleksej Ivanovič has inner conflicts when he has been trapped to the game of gambling which is at first he did that to attract a girl that he loved. The problem appears when Aleksej has various inner conflicts inside of him. Key: Literature Psychology, Psychoanalysis, Dostoevskij, Игрок, Inner Conflict 1

2 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra, khususnya novel diciptakan oleh pengarang dengan tujuan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan tanpa melupakan bagian pengungkapan masalah hidup, filsafat, dan jiwa. 1 Suatu hasil karya sastra dapat dikatakan memiliki nilai sastra bila didalamnya terdapat kenikmatan dan manfaat, bentuk bahasanya baik dan indah, dan susunan kata beserta isinya dapat menimbulkan perasaan haru dan kagum di hati pembacanya, pendapat ini dikemukakan oleh Horatius seorang kritikus sastra Romawi kuno bahwa karya sastra memiliki dua fungsi yaitu Dulce et Utile yaitu indah dan menghibur serta membangun dan mengajarkan sesuatu. 2 Di Rusia, abad XIX merupakan periode yang disebut sebagai Золотой Век/ Zolotoj Vek/ Zaman Keemasan dikarenakan banyaknya karya-karya sastra yang diangkat dari situasi nyata yang terjadi di masyarakat yang beberapa bahkan mengandung kritik atas pemerintahan. Karya-karya sastra tersebut dihasilkan oleh sastrawan besar Rusia seperti Nikolaj Vasil evič Gogol, Fëdor Mixajlovič Dostoevskij, Lev Nikolaevič Tolstoj dan Anton PavloviČ Čexov. 3 Salah seorang pengarang novel terkemuka pada abad XIX di Rusia adalah Fëdor Mixajlovič Dostoevskij (Фёдор Михайлович Достоевский). Ia adalah pepolor penciptaan novel psikologi modern dan banyak memberikan pengaruh pada novel-novel psikologi yang kemudian bermunculan pada masa kini. Dostoevskij menunjukkan ketertarikannya pada psikologis manusia untuk pertama kalinya dalam karya yang berjudul Dvojnik, yang diberi anak judul A Petersburg Poem. Novel yang mendapat tanggapan dingin dari Belinsky ini memperkenalkan konsep split personality yang kemudian menjadi ciri psikologis dari karakter-karakter tokoh dalam karya-karya selanjutnya. 4 Berdasarkan hal tersebut maka Dostoevskij mulai dikenal sebagai penulis psikoanalisa, sebagaimana yang diakui oleh filsuf Prusia, Friedrich Nietzsche, Dostoevsky was the only psychologist from whom I had anything to learn. 5 Novel Игрок / Igrok / Penjudi karya Fëdor Dostoevskij pertama kali diterbitkan pada tahun Dostoevskij menyelesaikan novel ini dalam waktu yang sangat singkat, yakni tiga minggu. Novel Игрок / Igrok / Penjudi ditulis pada saat Dostoevskij mengalami krisis keuangan yang diakibatkan oleh kekalahannya dalam permainan judi dan berujung pada penandatanganan kontrak kerjasama antara ia dengan penerbit. Pada tahun 1966 novel ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dengan judul The Gambler pada tahun 1996 oleh Dover Publications. Kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan judul yang sama, yaitu The Gambler, oleh Anna Karina, cetakan pertama pada bulan April tahun Novel Игрок / Igrok / Penjudi kemudian diadaptasi menjadi tiga film berjudul The Great Sinner (1949), The Gambler (1974) dan versi bahasa Jerman yang berjudul The Gamblers (2007). Novel ini juga diadaptasi menjadi sebuah opera oleh Sergei Prokoviev. Pada tahun 2010, BBC menayangkan drama radio yang diadaptasi dari novel ini. 1 Budi Darma Solilokui, Kumpulan Esai Sastra. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 2 Melani Budianta, dkk Membaca Sastra: pengantar memahami sastra untuk perguruan tinggi. Indonesia Tera: Anggota IKAPI. Hal Zeffry Alkatiri Dari Pushkin Sampai Perestroika. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Hal. 5 4 Merriam Webster Encyclopedia of Literature. Massachusetts: Merriam Webster Incorporated. Hlm Jay Gallagher. Dostoevsky as Philosopher. ( Diunduh pada 12 Juli 2013) 2

3 Pengalaman Dostoevskij yang sempat terjerumus ke dalam dunia perjudian menjadi latar belakang penulisan novel ini sehingga Dostoevskij dapat menggambarkan konflik batin yang terjadi pada tokoh utama yang bernama Aleksej Ivanovič secara mendalam. Novel Игрок / Igrok / Penjudi membuktikan Dostoevskij sebagai penulis psikoanalisa, dibuktikan dengan terjadinya konflik batin pada tokoh Aleksej Ivanovič sebagai pusat cerita dari novel tersebut. Konflik batin yang dialami oleh tokoh Aleksej mempengaruhi tindakan serta keputusan yang diambilnya pada setiap permasalahan yang dialami. Konflik batin pada diri Aleksej pun mendominasi jalan cerita novel Игрок / Igrok / Penjudi karya Dostoevskij ini. Karena itu, Penulis menganggap konflik batin pada tokoh Aleksej menarik untuk dianalisis lebih dalam. 1.2 Rumusan permasalahan Dalam novel Игрок/ Igrok/ Penjudi (1867), yang menjadi pusat cerita adalah konflik batin dialami oleh tokoh utama Aleksej Ivanovič. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini masalah yang diangkat oleh Penulis adalah bagaimana konflik batin dialami tokoh Aleksej Ivanovič melalui Teori Psikonanalisa oleh Sigmund Freud. 1.3 Tujuan penelitian Penulisan ini bertujuan menganalisis konflik batin yang terjadi pada tokoh utama Aleksej Ivanovič melalui psikoanalisa untuk memudahkan pemahaman mengenai karakter Aleksej Ivanovič. Serta membuktikan adanya tandatanda konflik batin di dalam diri Aleksey Ivanovich dalam novel Игрок/ Igrok/ Penjudi karya Fёdor Mixailovič Dostoevskij. 1.4 Landasan Teori Penulis menggunakan beberapa landasan teori demi mendukung tercapainya penulisan ini. Dalam menganalisa novel Игрок/ Igrok/ Penjudi penulis menggunakan teori psikologi sastra. Karya sastra ditulis untuk dapat dinikmati, dipahami, serta bermanfaat bagi pembacanya. Sastra merupakan lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Wellek dan Warren menyebutkan empat pengertian tentang psikologi sastra, 6 yaitu: (1) Studi psikologis pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. (2) Studi proses kreatif. (3) Studi tipe dan hukum-hukum psikologis yang diterapkan pada karya sastra. (4) Mempelajari dampak sastra pada pembaca atau psikologi pembaca. Merujuk pada pendapat Wellek dan Warren bahwa psikologi sastra merupakan studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra, maka teori psikologi akan menjadi landasan utama dalam penulisan skripsi ini. Teori psikologis yang menjadi landasan utama penulisan skripsi ini adalah teori psikoanalisa. Penulis menggunakan teori psikoanalisa oleh Sigmund Freud, pendiri aliran psikoanalisis asal Austria. Teori kepribadian oleh Sigmund Freud membahas tentang watak atau kepribadian manusia secara individu. Freud menyatakan bahwa kepribadian manusia terdiri dari tiga sistem atau lapisan yaitu Id, Ego, dan Superego. 7 6 Rene Wellek dan Austin Warren Teori Kesusastraan,terj Melanie Budianta. Jakarta: PT. Gramedia. Hal 90 7 Dalam bahasa Jerman yang digunakan oleh Sigmund Freud: Es, Ich, dan Ueberich. Dalam bahasa Inggris sudah menjadi kebiasaan menggunkan kata-kata Latin: Id, Ego, dan Superego. 3

4 tersebut. 9 Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ekstrinsik, yang merupakan pendekatan yang menganalisis, Untuk mendukung analisis Penulis, maka dibutuhkan teori mengenai tokoh. Tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki moral dan kecenderungan tertentuseperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam prosa yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Sementara tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode ini dilakukan dengan mendeskripsikan fakta-fakta yang berupa data yang didapat Penulis, lalu dilakukan analisis terhadap data mengkaji serta menafsirkn karya sastra tersebut dari luar karya sastra tersebut. Wellek dan Werren menyebutkan adanya empat faktor ektrinsik yang sangat berkaitan dengan makna karya satra 10, yakni: (1) biografi pengarang, (2) psikologis (proses kreatif), (3) sosiologis (kemasyarakatan) social budaya masyaraka, dan (4) filosofis. Dalam skripsi ini, pendekatan ekstrinsik penekankan pada sisi psikologis. Pendekatan ekstrinsik juga didukung dengan pendekatan intrinsik, yang merupakan pendekatan terhadap karya sastra yang bertolak dari pemahaman dan analisis karya sastra itu sendiri Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penulisan jurnal ini yaitu novel Игрок / Igrok / Penjudi karya Fëdor Mixajlovič Dostoevskij yang diterbitkan pada tahun 1867 oleh penerbit Ilibrary. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1. Psikologi Sastra Dalam penulisan jurnal ini, Penulis akan menggunakan teori untuk menunjang analisis yang terdapat pada bab selanjutnya. Oleh karena itu, Penulis akan menjelaskan secara garis besar teori psikologi sastra serta teori kepribadian yang menjadi landasan teori jurnal ini. Yang nantinya akan dikaitkan dengan analisis konflik batin tokoh utama yang akan dibahas pada bab analisis. Psikologi tidak mempelajari jiwa atau mental secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa atau mental tersebut, yakni beberapa tingkah laku dan proses atau 8 Dra. Sri Wahyuningtyas dan Drs.Wijaya Heru Santosa Sastra: Teori dan Implementasi. Surakarta: Yuma Pustaka. Hal. 3 9 Nyoman Kutha Ratna Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Hal Ibid 11 Rene Wellek dan Austin Warren Op. cit. Hal. 30 4

5 kegiatannya, sehingga psikologi dapat didefinikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental. 12 Sedangkan sastra adalah istilah yang mengandung makna suatu karya tulis yang pengungkapannya mengikutsertakan unsur keindahan. 13 Maka dari itu, secara sederhana, psikologi sastra dapat diartikan sebagai gabungan antara psikologi dan sastra. Psikologi sastra adalah ilmu yang mempelajari sastra dari segi psikologi. Di dalam sastra, terdapat unsur psikologi yang terkait dengan tiga kutub sastra, yaitu teks, pengarang, dan pembaca. 14 Sastra dalam pandangan psikologi sastra adalah cerminan sikap dan perilaku manusia. Sifat dan perilaku manusia merupakan pantulan dari jiwa. Jiwa yang khayal dapat dilihat melalui sikap dan perilaku dalam sastra, dengan demikian maka peneliti mampu mengetahui gejolak jiwa atau konflik batin pada manusia. Perilaku kejiwaan seperti menangis, tertawa, teriak, menutup diri dan membanting pintu merupakan wujud perilaku yang tidak dapat diubah karena sudah terungkap di dalam karya sastra tersebut dan merupakan fakta empiris. Data empiris tersebut terdapat pada jiwa pengarang, pengarang sering mengubah data empiris tersebut ke dalam data imajiner. Pada saat itulah studi psikologi digunakan untuk mengetahui keadaan jiwa berdasarkan gejala tertentu. Jiwa dalam sastra dapat tenang atau bergejolak berdasarkan suasana yang membangun, dapat diartikan sebagai lingkungan. Tugas peneliti psikologi sastra adalah menemukan metafisik di balik data empiris tersebut, maka hal ini disebut sebagai pencarian titik temu antara sastra dan psikologi. 15 Oleh karena itu, dalam jurnal ini penulis akan menggunakan analisis sastra dengan aspek psikologis, dengan melakukan pendekatan pada teks. Penulis menggunakan pendekatan terhadap teks karena teks merupakan tumpuan untuk menemukan konflik batin pada tokoh yang terdapat di dalam novel. Batin manusia tidak terlepas dari kehidupan lingkungan sekitar yang kemudian mempengaruhi berbagai perilaku, tindakan, dan watak manusia tersebut. Dalam menganalisis, penulis menggunakan teori psikoanalisis dari Sigmund Freud Sigmund Freud dan Psikoanalisa Sigmund Freud lahir pada tanggal 16 Mei 1856 di Freiburg, kota kecil di daerah Moravia. Freud berasal dari keluarga pedagang Yahudi Austria yang menetap di Wina, ibukota Austria. Ketika berusia tiga tahun, Freud mendapat pelajaran mengenai kebudayaan Yunani dan Romawi serta humanisme. Selain bahasa Jerman, ia juga mempelajari bahasa Yunani, Latin, Perancis, dan Inggris, di rumah ia mempelajari bahasa Ibrani, Italia dan Spanyol. Dengan mempelajari bahasa tersebut, ia mendapat pengetahuan mengenai masalah-masalah kebahasaan dan kemungkinan mempelajari kebudayaan lain di luar Jerman. 16 Penemuan yang kemudian membuat Freud terkenal adalah psikoanalisa. Hal ini diciptakan oleh Freud pertama kalinya pada tahun Psikoanalisa merupakan suatu pandangan baru tentang manusia dimana ketidaksadaran 12 Ferdinand Zafiera Teori Kepribadian Sigmund Freud. Yogyakarta: Prismasohpie. Hal Nyoman Kamus Istilah Sastra Indonesia. Flores: Nusa Indah. Hal Suwardi Endaswara Metode Penelitian Psikologi Sastra: Teori, Langkah dan Penerapannya. Media Pressindo Hal Ferdinand Zafiera. Op. cit. Hal Max Milner Freud dan Interpretasi Sastra. Jakarta: Intermasa. Hal. 7 5

6 memainkan peranan sentral. Psikoanalisa merupakan salah satu faktor yang paling menentukan dalam mengubah pendapat itu dan mengeri gangguan psikis berdasarkan pendekatan psikologis. 17 Psikonalisa merupakan suatu pandangan baru tentang manusia pada abad 20-an, dimana ketidaksadaran memainkan peranan sentral. Pandangan ini mempunyai relevansi praktis, karena dapat digunakan dalam mengobati pasien-pasien yang mengalami gangguangangguan psikis. Teori psikoanalisa lahir dari praktek dan tidak dari sebaliknya Struktur Kepribadian oleh Sigmund Freud Kepribadian adalah suatu yang stabil karena kepribadian tidak akan berubah secara drastis, kepribadian merupakan suatu dorongan yang mengatur parilaku atau memberi petunjuk kearah tertentu. Hal inilah yang akan membuat kita merespon masalah dengan cara yang wajar sesuai dengan situasi yang kita hadapi. Jadi, kepribadian adalah sebuah cara yang dilakukan seseorang terhadap keadaan maupun orang tertentu. Kepribadian berasal dari diri kita sebagai individu, kepribadian menggambarkan perilaku dalam menghadapi beragam situasi. Dalam bukunya Ego dan Id, Freud menuliskan teori baru tentang susunan hidup psikis manusia. Dalam buku ini Freud membedakan tiga sistem dalam hidup psikis, yaitu: Id, Ego, Superego. Menurut Freud kepribadian terdiri atas tiga sistem atau aspek yaitu: id (aspek biologis), ego (aspek psikologis) dan superego (aspek sosiologis). Konflik dasar ketiga sistem kepribadian tersebut dapat menciptakan energi psikis individu dan memiliki sistem kerja, sifat serta fungsi yang berbeda. Meskipun demikian antara satu dengan yang lainnya merupakan satu tim yang saling bekerja sama dalam mempengaruhi perilaku manusia Id (Aspek Biologis) Id merupakan lapisan psikis yang paling dasar. Dalam id terdapat naluri-naluri bawaan biologis, yakni seksual dan agresif, tanpa mempertimbangkan akal atau etika, serta keinginan-keinginan yang direpresi. Maka dari itu, hidup psikis janin sebelum lahir dan bayi yang baru dilahirkan terdiri dari id saja. Jadi id sebagai bawaan waktu lahir merupakan bahan dasar bagi pembentukan hidup psikis lebih lanjut Ego (Aspek Psikologis) Untuk merealisasikan keinginan yang terdapat pada id, maka menurut Freud, diperlukan sistem lain yang dapat merealisasikan imajinasi itu menjadi kenyataan, sistem tersebut adalah ego. 21 Ego merupakan pelaksana dari kepribadian, yang bertugas mengontrol dan memerintahkan id dan superego yakni dengan memelihara hubungan antara dunia luar dan kepentingan pribadi seseorang. Jika ego melakukan tugasnya sebagai pelaksana dengan bijaksana, maka akan terdapat keharmonisan dan keselarasan. Namun, kalau ego mengarah atau didominasi oleh id, dan tidak dapat 17 Ibid 18 Ibid. Hal 7 19 Sigmund Freud The Ego and The Id. Terjemahan Joan Riviere. New York Norton: Norton Library 20 Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanalisa, op. cit., Hal Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanalisa, op. cit., Hal 11 6

7 mengontrolnya dengan superego atau dunia luar, maka akan terjadi kejanggalan dan kesadaran seseorang pun menjadi tidak teratur Superego (Aspek Sosiologis) Menurut Freud, superego merupakan internalisasi individu tentang nilai masyarakat, karena pada bagian ini terdapat nilai moral yang memberikan batasan baik dan buruk. Dengan kata lain superego dianggap pula sebagai moral kepribadian. 23 Fungsi pokok dari superego jika dilihat dari hubungan dengan ketiga aspek kepribadian adalah membatasi dorongan ego terutama dorongan seksual dan agresif yang pernyataannya sangat ditentang oleh masyarakat dan mendorong ego untuk lebih mengejar hal-hal yang moralistis daripada yang realistis. 24 Superego mempengaruhi kepribadian manusia dengan mengejar kesempurnaan yang diserap seorang individu dari lingkungannya Teori tentang Perjudian Dalam novel Игрок / Igrok / Penjudi karya Fëdor Mixajlovič Dostoevskij, dunia perjudian sangat berpengaruh terhadap diri tokoh Aleksej. Maka dari itu, Penulis akan menjabarkan definisi perjudian, faktor yang mendorong terjadinya perjudian, dan tipe-tipe penjudi untuk mendukung analisis yang akan dilakukan pada bab III Definisi Perjudian Menurut Stephen. E.G. Lea, perjudian adalah suatu kondisi dimana terdapat potensi kehilangan sesuatu yang berharga atau segala hal yang mengandung risiko. Namun demikian, perbuatan mengambil risiko dalam perilaku berjudi, perlu dibedakan pengertiannya dari perbuatan lain yang juga mengandung risiko. Ketiga unsur dibawah ini mungkin dapat menjadi faktor yang membedakan perilaku berjudi dengan perilaku lain yang juga mengandung risiko: (1) Perjudian adalah suatu kegiatan sosial yang melibatkan sejumlah uang (atau sesuatu yang berharga) dimana pemenang memperoleh uang dari yang kalah. (2) Risiko yang diambil bergantung pada kejadian-kejadian dimasa mendatang, dengan hasil yang tidak diketahui, dan banyak ditentukan oleh hal-hal yang bersifat kebetulan/keberuntungan. (3) Risiko yang diambil bukanlah suatu yang harus dilakukan; kekalahan/kehilangan dapat dihindari dengan tidak ambil bagian dalam permainan judi. 26 Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perjudian adalah perilaku yang melibatkan adanya risiko kehilangan sesuatu yang berharga dan melibatkan interaksi sosial serta adanya unsur kebebasan untuk memilih apakah akan mengambil risiko kehilangan tersebut atau tidak. 22 Calvin S. Hall, op. cit., Hal Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanalisa, op. cit., Hal Drs. Irwanto dkk Psikologi Umum. Jakarta: PT. Gramedia. Hal Danah Zohar dan Lan Marsal, SQ Meningkatkan Kecerasan Spiritual Dalam Berfikir Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan. Bandung: Mizan Media Utama. Hal Stephen E. G. Lea, Roger M. Tarpy, dan Paul M. Webley The Individual in the Economy: A Textbook of Economic Psychology. Cambridge Handbook 7

8 Faktor yang Mendorong Terjadinya Perjudian Terdapat lima faktor pendorong seseorang melakukan perjudian 27, sebagai berikut: (1) Faktor Sosial dan Ekonomi. Bagi masyarakat dengan status sosial dan ekonomi yang rendah perjudian seringkali dianggap sebagai suatu sarana untuk meningkatkan taraf hidup mereka. (2) Faktor Situasional. Situasi yang bisa dikategorikan sebagai pemicu perilaku berjudi, diantaranya adalah tekanan dari teman-teman atau kelompok atau lingkungan untuk berpartisipasi dalam perjudian dan metode-metode pemasaran yang dilakukan oleh pengelola perjudian. (3) Faktor Belajar. Faktor belajar memiliki efek yang besar terhadap perilaku berjudi, terutama menyangkut keinginan untuk terus berjudi. (4) Faktor Persepsi tentang Probabilitas Kemenangan. Persepsi yang dimaksudkan disini adalah persepsi pelaku dalam membuat evaluasi terhadap peluang menang yang akan diperolehnya jika ia melakukan perjudian. Para penjudi yang sulit meninggalkan perjudian biasanya cenderung memiliki persepsi yang keliru tentang kemungkinan untuk menang. (5) Faktor Persepsi terhadap Ketrampilan. Penjudi yang merasa dirinya sangat trampil dalam salah satu atau beberapa jenis permainan judi akan cenderung menganggap bahwa keberhasilan atau kemenangan dalam permainan judi adalah karena ketrampilan yang dimilikinya. Mereka seringkali tidak dapat membedakan mana kemenangan yang diperoleh karena keterampilan dan mana yang hanya kebetulan semata Tingkatan Penjudi Pada dasarnya ada tiga tingkatan atau tipe penjudi 28, yaitu: (1) Social Gambler. Penjudi tingkat pertama adalah para penjudi yang masuk dalam kategori "normal" atau disebut social gambler, yaitu penjudi yang sekali-sekali pernah ikut membeli lottery (kupon undian), bertaruh dalam pacuan kuda, bertaruh dalam pertandingan bola, permainan kartu atau yang lainnya. Penjudi tipe ini pada umumnya tidak memiliki efek yang negatif terhadap diri maupun komunitasnya, karena mereka pada umumnya masih dapat mengontrol dorongan-dorongan yang ada dalam dirinya. (2) Problem Gambler. Penjudi tingkat kedua disebut sebagai penjudi "bermasalah" atau problem gambler, yaitu perilaku berjudi yang dapat menyebabkan terganggunya kehidupan pribadi, keluarga maupun karir, meskipun belum ada indikasi bahwa mereka mengalami suatu gangguan kejiwaan menurut National Council on Problem Gambling USA tahun (3) Pathological Gambler. Penjudi tingkat ketiga disebut sebagai penjudi "pathologis" atau pathological gambler atau compulsive gambler. Ciri-ciri penjudi tipe ini adalah ketidakmampuannya melepaskan diri dari dorongandorongan untuk berjudi. 3. ANALISIS Seperti yang dijelaskan pada landasan teori, Freud membedakan tiga sistem dalam hidup psikis, yaitu: Id, Ego, Superego. Menurut Freud kepribadian terdiri atas tiga sistem atau aspek yaitu: id (aspek biologis), ego (aspek psikologis) dan superego (aspek sosiologis). Konflik dasar ketiga sistem kepribadian tersebut dapat menciptakan energi 27 Ibid 28 Committee on the Social and Economic Impactof Pathological Gambling, National Reseach Council Pathological Gambling: A Critical Review. The National Academies Press 8

9 psikis individu dan memiliki sistem kerja, sifat serta fungsi yang berbeda. Meskipun demikian antara satu dengan yang lainnya merupakan satu tim yang saling bekerja sama dalam mempengaruhi perilaku manusia. Manusia pada umumnya memiliki keinginan di dalam diri yang terkadang tidak sesuai dengan kenyataan. Keinginan tersebut seringkali mendorong manusia untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan keyakinan dirinya sendiri. Hal ini terkadang memunculkan keputusan sulit yang membuat seseorang harus benar-benar mempertimbangkan baik buruknya keinginan tersebut. Hal inilah yang mengakibatkan munculnya konflik batin terhadap diri seseorang. Melalui teori Sigmund Freud maka akan dianalisis konflik batin tokoh utama Aleksej Ivanovič. Aleksej Ivanovič adalah seorang pemuda berkebangsaan Rusia yang berusia dua puluh lima tahun. Aleksej bekerja sebagai tutor keluarga bangsawan yang ia sebut dengan sebutan Jendral. Aleksej tinggal dengan keluarga Jendral di kota perjudian yang bernama Roulettenberg. Ia tinggal dengan Jendral, anak tiri Jendral yang bernama Polina, kekasih Jendral yang bernama Mlle. Blanche, serta ibu dari Mlle. Blanche. Sebagai seorang tutor, Aleksej merupakan orang yang berpendidikan dan memiliki ambisi yang kuat untuk memenuhi segala keinginannya. Ia juga merupakan orang yang kritis dan seringkali terlibat dalam perdebatan yang terjadi di lingkungannya terutama dalam bidang sosial dan ekonomi. Namun, ia seringkali merasa dilecehkan oleh lingkungan tempat ia bekerja. Hal ini disebabkan oleh latar belakang keluarganya yang bukanlah dari kalangan bangsawan. Dalam novel Игрок / Igrok / Penjudi karya Fëdor Dostoevskij, terdapat beberapa tokoh, namun Penulis memfokuskan analisis pada konflik batin tokoh utama yaitu Aleksej Ivanovič. Sebagaimana telah dijelaskan dalam ladasan teori, tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam prosa yang bersangkutan. Aleksej merupakan tokoh utama di dalam novel ini karena ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Konflik batin yang terjadi pada tokoh Aleksej disebabkan oleh tiga faktor, yakni cinta dan kebencian, status sosial dan tekanan dari lingkungan, serta perjudian. Penulis akan menganalisis konflik batin tersebut dengan menggunakan teori psikoanalisa Sigmund Freud yang membedakan tiga sistem dalam hidup psikis, yaitu: Id, Ego, Superego Konflik Batin akibat Cinta dan Kebencian Aleksej Ivanovič adalah seorang pemuda berusia dua puluh lima tahun yang bekerja sebagai seorang tutor bagi keluarga Jendral di sebuah kota perjudian bernama Roulettenberg. Sebagai pria muda yang memiliki hasrat akan cinta, Aleksej pun tidak mampu menyembunyikan rasa cintanya terhadap putri tiri Jendral yang bernama Polina. Rasa cinta ini muncul seiring berjalannya waktu ketika Aleksej bekerja bersama Jendral dan sering menghabiskan waktu bersama Polina. Cinta yang dirasakan Aleksej kepada Polina merupakan lapisan id. Sebagaimana telah dijelaskan pada landasan teori, Id adalah lapisan psikis yang paling dasar. Id mewakili naluri-naluri manusia yang merupakan bawaan sejak lahir, seperti naluri seksual, agresif dan keinginan-keinginan yang direpresi. Tugas Id adalah mencari kesenangan dan menghindari ketidakenakan. Dalam Id tidak dikenal urutan menurut waktu. Hukum-hukum logika tidak berlaku bagi Id. Dalam hal ini, Id sama sekali tidak terpengaruh oleh kontrol pihak Ego dan realitas. Menurut Sigmund Freud, yang merupakan Id adalah emosi dan perasaan dalam diri seseorang. Emosi dan perasaan tersebut seperti marah, sedih, 9

10 kecewa, cinta, sayang, bahagia dan ambisi. Cinta sebagai hasrat yang kuat di dalam diri seseorang, mampu membuat orang tersebut melakukan apa saja demi memenuhi keinginan orang yang dicintainya. Kecintaannya yang mendalam terhadap Polina mendorong tokoh utama dalam novel ini untuk mengorbankan segalanya, bahkan nyawa sekalipun. Seperti yang ditunjukan pada kutipan berikut: А чтокасается Шлангенберга, токлянусьчестью, даже и теперь: если б она тогда приказала мне броситься вниз, я быбросился!" (Dostoevskij: 65) /A čtokasaetsja Šlangenberga, tokljanus čest ju, daže i teper : esli b ona togda prikazala mne brosit sja bniz, ja bybrosilsja/ Dan mengenai Schlangenberg, aku bersumpah demi kehormatan bahkan sekarang, kalau dia mengatakan itu hanya bergurau, dengan penghinaan, kalau dia mengatakan itu dengan mengejek, aku juga akan melompat Aleksej menyampaikan kesediannya untuk menuruti segala perintah Polina. Bahkan apabila Polina menyuruhnya melompat dari sebuah tebing, Aleksej akan menurutinya. Meskipun Polina melakukan hal tersebut hanya untuk gurauan atau penghinaan terhadap dirinya. Aleksej bersedia membuktikan cintanya kepada Polina dengan cara apapun, meskipun keselamatan dirinya sendiri menjadi taruhan. То тогда ну, да чего пожелать? Разве я знаю, чего желаю? Я сам как потерянный; мне только бы быть при ней, в ее ореоле, в ее сиянии, навечно, всегда, всю жизнь. Дальше я ничего не знаю! И разве я могу уйти от нее? (Dostoevskij: 165) /To togda nu, da čego poželat? Razve ja znaju, čego želaju? Ja sam kak poterjannyj; mne tol ko by byt pri nej, v ee oriole, v ee sijanii, navečno, vsegda, vsju žizn. Dal še ja ničego ne znaju! I razbe ja mogu ujti, ot nee?/ Lalu... baik, ya apa yang Anda inginkan? Apakah aku tahu apa yang saya inginkan? Aku akan hilang, hanya untuk bersamanya, dalam auranya, pancarannya, selamanya, selalu, sepanjang hidupku. Selanjutnya, aku tidak tahu apa-apa! Dan bagaimana saya bisa meninggalkannya? Pada kutipan di atas, Id Aleksej merasa cintanya begitu besar kepada Polina sehingga yang ia inginkan hanyalah bersama Polina. Karena cintanya yang besar kepada Polina, ia tidak peduli dengan hal lain selama ia bersama Polina. Ia hanya ingin berada di dekat Polina. Bahkan ia pun merasa bahwa dirinya gila dikarenakan cintanya yang begitu besar dan membutakan segalanya. Aleksej merasa dirinya hanya tahu bahwa ia mencintai Polina, tak ada hal lain yang ia inginkan. Aleksej mengalami konflik batin karena sering menerima perlakuan buruk dari lingkungan tempatnya berkerja. Ia mempertimbangkan untuk berhenti bekerja dengan Jenderal, namun ia pun tidak ingin berpisah dari Polina seperti yang terdapat pada kutipan berikut. Я был в странном настроении духа; разумеется, я еще до половины обеда успел задать себе мой обыкновенный и всегдашний вопрос: зачем я валандаюсь с этим генералом и давным-давно не отхожу от них? Изредка я взглядывал на Полину Александровну; она совершенно не примечала меня. (Dostoevskij: 6) /Ja byl strannom nastroennii duxa; razueetsja, ja ešče do poloviny obeda usel zadat sebe moj obyknovennyi I vsegdašnij vopros: začem ja valandajus s étim generalom I davnym-davno ne otxožu ot nix? Izredka ja vzgjadyval na Polinu Aleksandrovnu; ona soveršenno ne primečala menja./ Aku berada dalam suasana hati yang aneh; tentu saja, sebelum kami setengahnya menjalani makan siang aku telah menanyakan kepada diriku sendiri pertanyaan biasaku yang tak pernah hilang: Kenapa aku terus mengikuti Jenderal dan tidak meninggalkan mereka dari dulu? Dari waktu ke waktu aku melirik Polina Alexandrovna. Dia tidak memperhatikanku sama sekali. 10

11 Pada kutipan di atas menunjukkan bahwa Aleksey merasa tidak yakin akan alasannya untuk tetap bekerja dengan Jenderal. Perasaannya yang sebenarnya membuat ia berpikir untuk meninggalkan Jenderal namun di sisi lain, Aleksey tidak ingin meninggalkan Polina meskipun Polina tidak pernah memperhatikan Aleksey. Kecemasan yang terjadi karena perasaan Aleksey yang sebenarnya dikalahkan oleh kenyataan bahwa ia tidak dapat meninggalkan Polina kemudian memicu timbulnya konflik di dalam batin Aleksej dimana ia harus memilih di antara dua pilihan yang keduanya membawa dampak positif dan negatif bagi dirinya. Di satu sisi ia dapat meninggalkan Jenderal dan meneruskan hidupnya tanpa ada tekanan karena selalu dianggap rendah, di sisi lain ia dapat terus berada di sisi wanita yang ia cintai namun harus menerima segala tekanan yang disebabkan oleh lingkungan disekitarnya. Di samping perasaan cinta, tokoh utama Aleksej Ivanovič yang merasa tidak pernah mendapatkan perhatian Polina, seringkali merasa kesal yang berujung pada perasan benci yang aneh terhadap Polina. Kebencian ini terkadang menimbulkan pikiran dan keinginan di dalam diri Aleksej untuk membunuh Polina, seperti pada kutipan berikut: Бывали минуты (а именно каждый раз при конце наших разговоров), что я отдал бы полжизни, чтоб задушить ее!" (Dostoevskij: 16) /Byvali minuty (a imenno každyj raz pri konce našix razgovorov), čto ja otdal by polžizni, čtob zadušit ee!/ Ada saat-saat (pada setiap kesempatan di akhir pembicaraan kami) ketika aku ingin mengorbankan hidupku untuk mencekiknya! Id Aleksej yang berkeinginan untuk memiliki Polina, bertentangan dengan kenyataan bahwa Polina tidak pernah memperhatikan dirinya. Kemudian munculah perasaan benci di dalam diri Aleksej dikarenakan cintanya pada Polina tidak berbalas. Bahkan kedua perasaan yang sangat bertentangan ini membuat Aleksej bimbang akan perasaan sebenarnya yang ia rasakan terhadap Polina. Ego Aleksej berusaha menyeimbangkan apa yang ia inginkan dengan kenyataan yang ada. Aleksej yang merasa sering direndahkan atau dianggap budak oleh Polina mengalami kegelisahan di dalam hatinya. Keinginannya untuk mendapatkan Polina mempengaruhi segala tindakannya. Hingga saat Aleksej merasa bahwa Polina tidak pernah membalas cintanya, Aleksej tetap menunjukkan rasa cintanya yang mendalam, meskipun tanpa ia sadari ada perasaan benci di dalam hatinya. Seperti pada kutipan berikut. И за что вы на меня сердитесь? За то, что я называю себя рабом? Пользуйтесь, пользуйтесь моим рабством, пользуйтесь! Знаете ли вы, что я когда-нибудь вас убью? Не потому убью, что разлюблю иль приревную, а так, просто убью, потому что меня иногда тянет вас съесть. (Dostoevskij: 63) /I za čti vy na menja serdites za to, ja nazyvaju sebja rabom? Pol zujtes, pol zujtes, moim rabstvom, rol zujtes! Znaete l ivy, čto ja kogda-nibud vas ub ju? He potomu ub ju, čto razljublju il prirevnuju, a tak, prosto ub ju, potomu čto menja inogda tjanet vas s est / Dan untuk apa kau marah padaku? Karena menyebut diriku sendiri budakmu? Manfaatkan keberadaanku sebagai budakmu, manfaatkan itu, manfaatkan itu! Kau tahu bahwa aku akan membunuhmu suatu hari? Aku akan membunuhmu bukan karena aku akan berhenti mencintaimu atau karena cemburu, aku hanya akan membunuhmu karena aku memiliki dorongan hati untuk memakanmu. Pada kutipan di atas, Aleksej terlihat memendam kemarahan kepada Polina yang memperlakukan dirinya seperti budak. Hal ini kemudian memunculkan kemarahan yang dipendam di dalam dirinya sehingga ego nya mengontrol id dengan cara menekan dorongan untuk menyakiti Poina ke alam bawah sadar dikarenakan adanya 11

12 ancaman dari Superego. Aleksej menekan keinginannya untuk membunuh Polina meskipun ia katakan akan membunuh Polina dikarenakan begitu besar cintanya untuk wanita itu. Hal ini juga digambarkan pada kutipan berikut Знаете ли еще, что нам вдвоем ходить опасно: меня много раз непреодолимо тянуло прибить вас, изуродовать, задушить. И что вы думаете, до этого не дойдет? Вы доведете меня до горячки. Уж не скандала ли я побоюсь? Гнева вашего? Да что мне ваш гнев? Я люблю без надежды и знаю, что после этого в тысячу раз больше буду любить вас. Если я вас когда-нибудь убью, то надо ведь и себя убить будет; ну так я себя как можно дольше буду не убивать, чтоб эту нестерпимую боль без вас ощутить. (Dostoevskij: 64) / Znaete li ešče, čto nam vdvoem xodit opasno: menja mnogo raz nepreodolimo tjahylo pribit vas, izurodovat, zadušit. I čto vy dumaete, do étogo ne dojdet? Vy dovedete menja do gorjački. Už ne skandala i znaju, čto posle étogo v mysjaču raz bol še budu ljubit vas. Esli ja vas kogda-nibud ub ju, to nado ved I sebja ubit budem; nu tak ya sebja kak možno bol še budu ne ubivat, čtob étu nesterpimuju bol bez vas oščutit / Apakah kau tahu juga, bahwa berbahaya bagi kita untuk berjalan bersama? Aku sering mempunyai keinginan yang tak tertahankan untuk menghantammu, merusakmu, mencekikmu. Dan apa yang kau pikir, itu tidak akan terjadi? Kau membuatku demam otak. Kau pikir aku takut membuat skandal? Kenapa kau marah padaku? Aku mencintaimu tanpa mencintai tanpa harapan, dan aku tahu bahwa setelah ini aku mencintaimu seribu kali lebih besar. Dan kalau aku membunuhmu aku harus menunda membunuh diriku sendiri selama mungkin, supaya dapat terus merasakan kepedihan yang tak tertahankan karena kehilangan dirimu. Pada kutipan di atas, Aleksej menunjukan bahwa dirinya menahan diri untuk melakukan keinginannya yaitu menyakiti dan membunuh Polina. Keinginan yang datang dari rasa cinta bercampur benci ini ditekannya kealam bawah sadar sehingga ia pun mengalami konflik di dalam batinnya dimana ia kesulitan memahami Id nya sendiri, apakah ia mencintai Polina atau malah membencinya. Super Ego nya juga mendorong Id untuk tidak menyakiti Polina dikarenakan Aleksej mengetahui apa yang sebenarnya ia inginkan bukanlah hal yang baik Konflik Batin akibat Status Sosial dan Tekanan dari Lingkungan Aleksej tinggal bersama Jenderal, kekasih Jenderal Mlle. Blanche dan Polina di dalam sebuah hotel mewah di kota perjudian bernama Roulettenberg. Walaupun hidup di lingkungan bangsawan, Aleksej yang hanya seorang tutor mulai merasa bahwa ia sering diacuhkan dan dianggap rendah oleh orang-orang di lingkungannya. Aleksej merasa lingkungan dan keadaan sekitar, termasuk Polina sebagai putri tiri Jenderal dan wanita yang dicintai Aleksej, tidak menghiraukan keberadaan dirinya. Hal ini menjadi awal konflik batin Aleksej. Seperti terlihat pada kutipan berikut: Генерал, конечно, и не подумал бы нас знакомить или хоть меня ему отрекомендовать; а m-r le comte сам бывал в России и знает, как невелика птица то, что они называют outchitel. (Dostoevksij: 4) /General, konečno, I ne podumal by nas znakomit ili xot menja emu otrekomendovat ; a m-r le comte sam byval v Rossii I znaet, kak nevelika ptica to, čto oni nazyvajut outchitel/ Jenderal, tentu saja, akan berpikir dari kita, setidaknya memperkenalkan saya kepadanya atau memperkenalkan dirinya, dan mr le comte yang pernah mengunjungi Rusia dan tahu, bagaimana orang-orang memandang apa yang mereka sebut sebagai tutor Dari kutipan di atas terlihat bahwa Aleksej merasa dirinya sebagai tutor atau outchitel banyak dianggap rendah oleh orang-orang disekitarnya. Orang-orang yang tergolong bangsawan disekitar Aleksej menganggap bahwa Aleksej hanyalah seorang tutor yang secara strata sosial tidak setara dengan mereka. Namun demikian, Aleksej merupakan orang yang berani sehingga seringkali ia tidak tinggal diam jika orang yang merendahkannya sudah bertindak 12

13 keterlaluan. Ia akan membela dirinya sendiri dengan pengetahuan yang ia miliki dan tak jarang pula bersikap kasar terhadap orang yang telah merendahkannya. Seperti pada kutipan berikut. Если я, например, исчезаю пред нею самовольно в ничто, то это вовсе ведь не значит, что пред людьми я мокрая курица и уж, конечно, не барону «бить меня палкой». (Dostoevskij: 84) /Esli ja, naprimer, isčezaju pred neju samovol no v ničto, to éto vovse ved ne značit, čto pred ljud mi ja mokraya kurica I už, konečno, ne baronu «bit menja palkoj»/ Meskipun aku mungkin direndahkan hingga keberadaaanku tidak berarti dalam kehadirannya, itu tidak membuktikan bahwa aku tidak bisa mempertahankan kedudukanku sendiri dihadapan orang-orang lain, atau bahwa Baron dapat memukulku. Pada kutipan di atas, Ego Aleksej menyesuaikan pemikirannya terhadap diri sendiri dengan keadaan yang terjadi. Yaitu ketika orang-orang lain di sekitarnya mengucilkan, meremehkan, bahkan menganggap dirinya sebagai seorang budak, ia akan tetap mempertahankan kedudukannya dan menantang balik kepada orang yang meremehkan dan menghinanya. Tindakannya adalah merupakan wujud mempertahankan kepribadiannya sendiri yang sesuai dengan tuntutan-tuntutan sosial yang rasionil. Aleksej tidak ingin harga dirinya diinjak-injak oleh orang lain, meskipun orang tersebut adalah seorang bangsawan. Ego Aleksej menyeimbangkan antara perasannya yang sebenarnya yaitu rendah diri, disesuaikan dengan keadaan sekitar yang menyatakan bahwa perbuatan melecehkan seseorang bukanlah hal yang baik, sehingga kemudian Aleksej memiliki keberanian untuk membela dirinya sendiri. Banyaknya tekanan dalam diri Aleksej dikarenakan lingkungan sekitarnya kemudian membuat Aleksej mengambil tindakan perjudian sebagai jalan keluar konflik batin yang dialaminya akibat status sosial. Id Aleksej yang begitu besar menginginkan dirinya untuk diakui oleh lingkungannya. Setelah Aleksej mengalami kemenangan beberapa kali dalam berjudi, ia menjadi seorang yang berbeda. Aleksej tidak berjudi untuk mendapatkan kemenangan dan harta, pada akhirnya yang ia cari adalah kepopularitasan. Ia mencari pengakuan dari lingkungannya atas apa yang telah ia lakukan. Seperti yang terdapat pada kutipan berikut в тот же вечер я отправился на рулетку. О, как стучало мое сердце! Нет, не деньги мне были дороги! Тогда мне только хотелось, чтоб завтра же все эти Гинце, все эти обер-кельнеры, все эти великолепные баденские дамы, чтобы все они говорили обо мне, рассказывали мою историю, удивлялись мне, хвалили меня и преклонялись пред моим новым выигрышем. Всѐ это детские мечты и заботы, но... кто знает: может быть, я повстречался бы и с Полиной. (Dostoevskij: 272) /B tot že večer ja otprabilsja na ruletku. O, kak slučalo moe serdce! Net, ne den gi mne byli dorogi! Togda mne tol ko xotelos, čtob zavtra že vse éti velikolepnye badenskie damy, čtoby vse oni govorili obo mne, rasskazyvali moju istoriju, udivljalis mne, xvalili menja i preklonjalis pred moim novym vyigryšem. Vsѐ éto detskie mečty i zaboty, no kto znaet: možet byt, ja povstrečalsja by i s Polinoj/ Pada malam yang sama aku pergi ke Roulette. Oh, betapa jantungku berdebar! Bukan, bukan uang yang aku inginkan. Yang aku inginkan adalah bahwa keesokan harinya semua Glitse ini, semua ober-kellner ini, semua gadis-gadis Baden yang memesona ini, mereka akan membicarakan diriku, mengulang kisahku, terpesona olehku, mengagumiku, memujiku, memberi penghormatan pada kesuksesan baruku. Semua mimpi kekanakan dan kehendak ini, tapi siapa tahu: mungkin aku akan bertemu Polina lagi. Aleksej yang tidak pernah merasakan bahwa dirinya dihormati oleh lingkungannya kemudian merasakan kepuasan tersebut melalui jalan perjudian. Dengan berjudi, Aleksej mendapatkan pengakuan dari lingkungan sekitarnya. Ia tidak mempedulikan dampak serta kerugian yang akan ia alami dalam perjudian, id Aleksej yang terlalu kuat mempengaruhinya untuk terus melakukan perjudian demi mendapat pengakuan dari orang-orang disekitarnya. 13

14 Aleksej dengan susah payah mendapatkan kejayaannya dan tetap berharap pada akhirnya Polina akan melihat keberhasilannya dan jatuh hati kepadanya Konflik Batin akibat Perjudian Aleksej yang tinggal di dalam lingkungan perjudian dan keadaan Polina kemudian menyeret Aleksej dalam dunia perjudian. Seperti yang dijelaskan dalam landasan teori, salah satu faktor yang mendorong seseorang melakukan perjudian adalah faktor situasional. Faktor situasional terjadi karena adanya tekanan dari teman-teman atau kelompok atau lingkungan untuk berpartisipasi dalam perjudian. Dalam hal ini, Polina menjadi faktor pendorong Aleksej melakukan perjudian untuk pertama kali. Didasari oleh rasa cintanya terhadap Polina, Aleksej pun bersedia menuruti semua perintah Polina. Pada awalnya, Aleksej sama sekali tidak mengetahui alasan dibalik perintah Polina. Namun, Aleksej yang begitu mencintai Polina hanya mengetahui bahwa dirinya harus menuruti perintah Polina, seperti pada kutipan berikut. Однако ж у меня было ее поручение выиграть на рулетке во что бы ни стало. Мне некогда было раздумывать: для чего и как скоро надо выиграть и какие новые соображения родились в этой вечно рассчитывающей голове? (Dostoevsky: 17) /Odnako ž u menja ee poručenie vyigrat na ruletke vo čto by ni stalo. Mne nekogda bylo razdumyvat : dlja čego I kak skoro nado vyigrat i kakie novyj soobraženija rodilis v étoj večno rassčityvajuščej golove?/ Bagaimanapun, aku mendapat perintahnya untuk menang roulette, dengan segala cara. Aku tidak punya waktu untuk mempertimbangkan kenapa aku harus main, dan kenapa begitu bergegas-gegas, dan pola apa yang sedang direncanakan dalam otak yang selalu membuat perhitungan itu. Pada kutipan di atas terlihat bahwa Id Aleksej memiliki ambisi untuk memenangkan judi demi Polina. Aleksej pun bersedia pergi bermain judi untuk pertama kalinya tanpa memikirkan apa yang akan terjadi disana. Yang ia pikirkan hanyalah ambisinya utuk memenangkan judi serta memenangkan hati wanita yang dicintainya. Ia bahkan tidak mengetahui alasan Polina menyuruhnya untuk memenangkan judi, meskipun hal ini juga sempat mengganggu pikirannya. Pada saat Polina menyuruh Aleksej untuk berjudi pertama kalinya, Aleksej mengesampingkan rasa penasarannya atas alasan Polina menyuruhnya untuk berjudi, Aleksej bahkan tidak dapat mempertimbangkan pendapatnya tentang berjudi. Aleksej pada awalnya hanya berjudi karena perintah Polina, dan di dalam hatinya ia mengetahui bahwa judi bukanlah hal yang baik, seperti dalam kutipan berikut: Во всяком случае, я определил сначала присмотреться и не начинать ничего серьезного в этот вечер. В этот вечер, если б что и случилось, то случилось бы нечаянно и слегка, и я так и положил. К тому же надо было и самую игру изучить; потому что, несмотря на тысячи описаний рулетки, которые я читал всегда с такою жадностию, я решительно ничего не понимал в ее устройстве до тех пор, пока сам не увидел. Во-первых, мне всѐ показалось так грязно как-то нравственно скверно и грязно. (Dostoevskij: 21) /Vo vsjakom slučae, ja opredelil snačala prismotret sja i ne načinat ničego ser eznogo v étot večer. V étot večer, esli b čto i slučilos, to slučilos by nečajanno slegka, - i ja tak i položil. K tomu že nado bylo i samuju igru izučit ; potomu čto, nesmotrija ha tysjači opisannij ruletku, kotorye ja čital vsegda s takuju žadnostiju, ja rešitel no nicego ne ponimal v ee ustrojstve do tex por, poka sam ne uvidel. Vo-pervyx, mne vsѐ pokazalos tak grjazno kak-to nravstvenno skverno I grjazno./ Bagaimanapun, aku memutuskan untuk melihat-lihat dulu dan tidak akan memulai sesuatu yang serius malam itu. Kalau sesuatu terjadi malam itu, itu akan terjadi secara kebetulan dan akan menjadi sesuatu yang remeh, dan dengan demikian aku akan mempertaruhkan uangku. Lagipula aku harus mempelajari permainannya; karena meskipun ada seribu deskripsi mengenai roulette yang sudah aku baca dengan antusias, aku tidak mengerti apa-apa mengenai cara 14

15 kerjanya, sampai aku melihatnya sendiri. Untuk pertama kali semua itu mengingatkanku karena begitu mesum, mengerikan, dan mesum secara moral. Pada kutipan di atas terlihat bahwa Aleksej sebenarnya memiliki pertimbangan lain di dalam hatinya meskipun ia ingin menuruti perintah Polina untuk berjudi. Aleksej pada awal kehadirannya di tempat berjudi memutuskan untuk tidak terlibat terlalu dalam dan masih penuh pertimbangan. Superego Aleksej menyadari apa yang akan ia lakukan adalah hal yang tidak baik. Ia menggambarkan perjudian sebagai hal yang begitu mesum, mengerikan, dan mesum secara moral. Dihadapkan pada keinginannya yang kuat untuk melakukan perjudian, Aleksej pun memiliki kesulitan untuk keluar dari dunia perjudian tersebut. Aleksej seringkali menjadi hilang kendali yang berujung pada kekalahan yang terus menerus dalam perjudian, namun ada suatu masa dimana Aleksej yang pada awalnya terlibat perjudian demi membantu Polina melunasi hutangnya menjadi sadar bahwa ia tidak melakukan perjudian demi memuaskan keinginannya, namun demi mendapatkan uang untuk Polina. Seperti pada kutipan berikut Мне стало до того невыносимо от какого-то необыкновенного и странного ощущения, что я решился уйти. Мне показалось, что я вовсе бы не так играл, если б играл для себя. (Dostoevskij: 28) /Mne stalo do togo nevynosimo ot kakogo-to neobyknovennogo I strannogo oščuščenija, čto ja rešilsja ujti. Mne pokazalos, čto ja vovse by ne tak igral, esli b igral dlja sebja./ Ini menjadi tak tertahankan, dari beberapa perasaan yang tidak biasa dan aneh bahwa aku memutuskan untuk pergi. Tampaknya bagiku bahwa aku tidak bermain dengan baik, jika aku bermain untuk diriku sendiri. Pada kutipan di atas, ego Aleksej membuat dirinya Aleksey memiliki pemikiran yang obyektif dan rasional. Karena ketika Aleksej mulai merasa senang dan nyaman dengan perjudian sehingga tanpa sadar ia melupakan tujuannya bermain adalah mendapatkan uang untuk menyelamatkan Polina, Aleksej menyadari bahwa apa yang dirasakan dan dialaminya tidak lagi menggambarkan diri dan kepribadiannya. Karena itu, pada kutipan di atas, Aleksej berusaha mengontrol Id atau keinginan-keinginan dasar yang dirasakannya dan menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa ia berjudi demi mendapatkan uang untuk Polina. Hal tersebut dibuktikan melalui tindakan yang dilakukan Aleksej, yaitu pergi meninggalkan tempat perjudian. Aleksej yang dalam keadaan gamang karena ditinggalkan oleh Polina akhirnya kembali terjebak dalam dunia perjudian. Aleksej mendapati dirinya sebagai penjudi "pathologis" atau pathological gambler. Aleksej tidak mampu melepaskan diri dari dorongan-dorongan untuk berjudi. Ia terus menerus meningkatkan frekuensi berjudi dan jumlah taruhan tanpa dapat mempertimbangkan akibat-akibat negatif yang ditimbulkan oleh perilaku tersebut, baik terhadap dirinya sendiri, keluarga, karir, hubungan sosial atau lingkungan disekitarnya. Hingga pada akhirnya ia sadar dan menyesali perbuatannya. Seperti pada kutipan berikut. И вот полтора года с лишком прошли, и я, по-моему, гораздо хуже, чем нищий! Да что нищий! Наплевать на нищенство! Я просто сгубил себя! (Dostoevskij: 269) /I vot poltora goda s liškom prošli, i ja, po-moemu, gorazdo xuže, čem niščij! Da čto niščij! Naplevat na niščenstvo! Ja prosto sgubil sebja!/ Dan sekarang lebih dari satu tahun setengah telah berlalu, dan menurut diriku sendiri, aku jauh lebih buruk daripada seorang pengemis! Ya, apa artinya menjadi pengemis? Pengemis bukan apa-apa! Aku sudah menghancurkan diriku sendiri! 15

16 Pada kutipan di atas, Superego Aleksej pada akhirnya menyadari bahwa berjudi bukalah hal yang baik. Terlihat bahwa setelah keadaan buruk yang menimpanya karena perjudian, Aleksej menyesali kesalahan yang telah dilakukan. Ia kehilangan segala hal yang dimilikinya baik berupa harta, cinta, teman-teman dan pekerjaan. Ia menyadari apa yang telah diperbuatnya merupakan suatu kesalahan besar yang membawanya pada kehancuran. Pada akhirnya, meskipun Aleksej menyesali perbuatannya yang terlalu dalam terlibat dalam perjudian, dan bagaimana judi telah menghancukan hidupnya, namun dirinya selalu terobsesi untuk berjudi dan secara terus-menerus terjadi peningkatan frekuensi berjudi. Seperti terdapat pada kutipan berikut. Я шел в саду и рассчитывал, что теперь я почти без денег, но что у меня есть пятьдесят гульденов, кроме того, в отеле, где я занимаю каморку, я третьего дня совсем расплатился. Итак, мне остается возможность один только раз пойти теперь на рулетку, если выиграю хоть что-нибудь, можно будет продолжать игру (Dostoevskij: 274) /Ja šel v sadu i rassčityval, čto teper ja počti bez deneg, no čto menja est pjat desjat gul denov, krome togo, v otele, gde ja zanimaju kamorku, ja tret ego dnja sovsem rasplatilsja. Itak, mne ostaetsja vozmožnos odin tol ko raz pojti teper na ruletku, - esli vyigraju xot čto-nibud, možno budet prodolžat igru/ Aku sedang berjalan di taman dan sekarang aku hampir kehabisan uang, tapi aku punya lima puluh gulden, di samping itu, hotel di mana aku menginap memberi sedikit ruang, aku hanya membayar sepertiga dari siang hari. Jadi, aku bisa hanya sekali kesempatan untuk pergi sekarang di meja roulette - jika aku memenangkan sesuatu, maka akan mungkin untuk melanjutkan permainan Harapan-harapan kemenangan yang terbentuk dalam diri Aleksej Ivanovich membuatnya selalu ingin berjudi. Suatu keyakinan tentang kemenangan yang akan diperolehnya, meski pada kenyataannya peluang tersebut amatlah kecil karena keyakinan yang ada hanyalah suatu ilusi yang diperoleh dari evaluasi peluang berdasarkan situasi atau kejadian yang tidak menentu hasilnya. Seperti telah dijelaskan pada landasan teori, American Psychiatric Assocation (APA) mengatakan bahwa perilaku berjudi dapat dianggap sebagai gangguan kejiwaaan yang termasuk dalam Impulse Control Disorders, jika perilaku berjudi tersebut sudah tergolong kompulsif. Hal ini didasarkan atas kriteria perilaku yang cenderung dilakukan secara berulang-ulang tanpa dapat dikendalikan, sudah mendarah daging dan sulit untuk ditinggalkan. Dalam kasus Aleksej, dikarenakan ia tidak dapat mengotrol keinginan-keinginan di dalam dirinya sehingga id mendominasi tindakan-tindakan yang diambil oleh dirinya, ia telah menjadi Pathological Gambler atau Penjudi Tingkat Ketiga. Ciri-ciri penjudi tipe ini, seperti terdapat pada landasan teori, adalah ketidakmampuannya melepaskan diri dari dorongan-dorongan untuk berjudi. Mereka sangat terobsesi untuk berjudi dan secara terus-menerus terjadi peningkatan frekuensi berjudi dan jumlah taruhan tanpa dapat mempertimbangkan akibat-akibat negatif yang ditimbulkan oleh perilaku tersebut, baik terhadap dirinya sendiri, keluarga, karir, hubungan sosial atau lingkungan disekitarnya. 4. KESIMPULAN Seperti yang telah Penulis jelaskan pada rumusan masalah, pada Bab III Penulis telah menganalisis konflik batin yang terjadi pada tokoh utama Aleksej Ivanovič melalui teori psikoanalisa Sigmund Frued untuk memudahkan pemahaman mengenai karakter Aleksej Ivanovič. Melalui psikoanalisis, Penulis membuktikan bahwa novel adanya konflik batin di dalam diri Aleksey Ivanovich sebagai pusat cerita dalam novel Игрок / Igrok / Penjudi karya Fёdor 16

LIKA-LIKU KEHIDUPAN PAK SEP DALAM NOVEL TARIAN OMBAK KARYA GERSON POYK

LIKA-LIKU KEHIDUPAN PAK SEP DALAM NOVEL TARIAN OMBAK KARYA GERSON POYK 1 LIKA-LIKU KEHIDUPAN PAK SEP DALAM NOVEL TARIAN OMBAK KARYA GERSON POYK Angelina Melany Jacob Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstract The object in this

Lebih terperinci

PANDANGAN DUNIA FYODOR DOSTOYEVSKY TERHADAP KEADAAN SOSIAL MASYARAKAT RUSIA DALAM NOVEL ИГРОК (Suatu Tinjauan Strukturalisme Genetik)

PANDANGAN DUNIA FYODOR DOSTOYEVSKY TERHADAP KEADAAN SOSIAL MASYARAKAT RUSIA DALAM NOVEL ИГРОК (Suatu Tinjauan Strukturalisme Genetik) PANDANGAN DUNIA FYODOR DOSTOYEVSKY TERHADAP KEADAAN SOSIAL MASYARAKAT RUSIA DALAM NOVEL ИГРОК (Suatu Tinjauan Strukturalisme Genetik) NISA WENING ASIH SUTRISNO 180710080020 ABSTRACT This thesis is entitled

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Siti Fatimah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapannya (Panuti

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008:725) Konsep merupakan (1)

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna

BAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam kebudayaannya. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai titik tolak, dalam melakukan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan

Bab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Penokohan Penokohan merupakan satu bagian penting dalam membangun sebuah cerita. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk

Lebih terperinci

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan dunia imajinasi yang diciptakan oleh pengarang. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar pengarang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra (sansekerta/shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat

Bab 4. Simpulan dan Saran. Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat Bab 4 Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat pada tokoh utama Pasien 23 dalam cerpen Kappa karya Akutagawa Ryunosuke. Akutagawa Ryunosuke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah hal-hal yang terkandung dalam tulisan tersebut. Keindahan dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. adalah hal-hal yang terkandung dalam tulisan tersebut. Keindahan dalam karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya tulis, namun yang lebih penting dari tulisan tersebut adalah hal-hal yang terkandung dalam tulisan tersebut. Keindahan dalam karya sastra bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif manusia dalam kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra seni kreatif menggunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, terdapat beberapa hasil penelitian yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan suatu keadaan yang mendorong atau merangsang seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERILAKU AKIBAT DELUSI PADA TOKOH- TOKOH DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA)

PERUBAHAN PERILAKU AKIBAT DELUSI PADA TOKOH- TOKOH DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) PERUBAHAN PERILAKU AKIBAT DELUSI PADA TOKOH- TOKOH DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) Widya Haznawati 1 Arif Mustofa 2, Riza Dwi Tyas.W 3 Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) Disusun Oleh: JOANITA CITRA ISKANDAR - 13010113130115 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS

Lebih terperinci

CHAPTER I INTRODUCTION

CHAPTER I INTRODUCTION CHAPTER I INTRODUCTION 1.1 Background of the Study Psikologi sastra merupakan hubungan antara ilmu sastra dan psikologi. Menurut Rene Wellek dan Austin Warren, istilah psikologi sastra mempunyai empat

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Kappa karya

Bab 5. Ringkasan. Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Kappa karya Bab 5 Ringkasan Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Kappa karya Akutagawa Ryunosuke. Cerpen Kappa hasil karya Akutagawa Ryunosuke selesai ditulis pada tanggal 11 Februari 1927.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk

Lebih terperinci

Abstract. Keywords : Psychology literature, figures, plot and setting.

Abstract. Keywords : Psychology literature, figures, plot and setting. 1 PENOKOHAN DALAM NOVEL YUKI GUNI KARYA KAWABATA YASUNARI KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA Putu Ika Suarmayani 0601705022 Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra, Universitas Udayana Abstract The main object

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat memasuki hutan makin ke dalam makin lebat dan belantara, ada peristiwa suka dan duka, dan berbagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Psikologi Tokoh Eko Prasetyo dalam Novel Jangan Ucapkan Cinta Karya

BAB II LANDASAN TEORI. Psikologi Tokoh Eko Prasetyo dalam Novel Jangan Ucapkan Cinta Karya BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian Sebelumnya Seperti beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, suatu metode analisis dengan penguraian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat

Lebih terperinci

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Oleh: Esa Putri Yohana 1 Abstrak Skripsi ini berjudul Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dan realitas sosial (semua menyangkut aspek kehidupan manusia) yang

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dan realitas sosial (semua menyangkut aspek kehidupan manusia) yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra lahir disebabkan oleh dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya, perhatian besar terhadap masalah manusia dan kemanusiaan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada empatkonsep yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu pergolakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada empatkonsep yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu pergolakan BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ada empatkonsep yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu pergolakan jiwa,tokoh utama, kecemasan, dan struktur kepribadian. 2.1.1 Pergolakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba.

BAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asa Nonami merupakan seorang novelis terkenal di Jepang, ia lahir pada 19 Agustus 1960 di Tokyo. Asa Nonami adalah penulis cerita fiksi kejahatan dan cerita horor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra menurut Wellek dan Warren adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (2013: 3). Hal tersebut dikuatkan dengan pendapat Semi bahwa sastra adalah suatu bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang sastra dan budaya. Selain itu, Jepang juga melahirkan banyak penulis berbakat. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan imajinasi. Karya sastra merupakan cerminan pemikiran, perasaan, kepribadian, dan pengalaman hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sastranya. Bisa dibilang, kehidupan masyarakat Jepang sangat erat kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sastranya. Bisa dibilang, kehidupan masyarakat Jepang sangat erat kaitannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang dikenal sebagai negara yang sangat kaya warisan budaya, tradisi dan juga kehidupan sastranya. Bisa dibilang, kehidupan masyarakat Jepang sangat erat

Lebih terperinci

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. Kesusastraan Jepang merupakan salah satu keunikan dari kesusastraan tradisional

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. Kesusastraan Jepang merupakan salah satu keunikan dari kesusastraan tradisional BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Kesusastraan Jepang merupakan salah satu keunikan dari kesusastraan tradisional Asia. Kehidupan dalam karya sastra dapat diperindah, diejek, atau digambarkan bertolak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu institusi budaya yang mempengaruhi dan dipengaruhi kenyataan sosial. Seorang seniman atau pengarang akan melibatkan sebuah emosi

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Rashomon karya

Bab 5. Ringkasan. Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Rashomon karya Bab 5 Ringkasan Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Rashomon karya Akutagawa Ryunosuke. Cerpen Rashomon hasil karya Akutagawa Ryunosuke pertama kali dipublikasikan di majalah sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situ, acap kali sebuah novel merupakan hasil endapan pengalaman pengarang. yang sarat dengan perenungan akan kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. situ, acap kali sebuah novel merupakan hasil endapan pengalaman pengarang. yang sarat dengan perenungan akan kehidupan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Novel sebagai sebuah entitas karya sastra berusaha mengisahkan sesuatu melalui tokoh-tokoh rekaan yang ada dalam sebuah cerita. Tidak hanya sampai di situ,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka simpulan hasil penelitian sebagai berikut: Pengkajian perwatakan novel Di Kaki Bukit Cibalak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini melibatkan beberapa konsep seperti berikut ini.

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini melibatkan beberapa konsep seperti berikut ini. BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dalam penelitian ini melibatkan beberapa konsep seperti berikut ini. 2.1.1 Novel Novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur,

Lebih terperinci

UNGKAPAN PERASAAN DALAM BAHASA RUSIA. Nia Kurnia Sofiah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya ABSTRAK

UNGKAPAN PERASAAN DALAM BAHASA RUSIA. Nia Kurnia Sofiah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya ABSTRAK UNGKAPAN PERASAAN DALAM BAHASA RUSIA Nia Kurnia Sofiah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya niadee@gmail.com ABSTRAK Bahasa menunjukkan bangsa. Ungkapan ini sangat tepat untuk menggambarkan bagaimana karakter

Lebih terperinci

BAB V. diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Karakter tokoh utama perempuan yang terdapat dalam novel Sebuah Cinta

BAB V. diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Karakter tokoh utama perempuan yang terdapat dalam novel Sebuah Cinta BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Karakter tokoh utama perempuan yang terdapat dalam novel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perenungan dan imajinasi secara sadar dari hal-hal yang diketahui, dihindari,

BAB I PENDAHULUAN. perenungan dan imajinasi secara sadar dari hal-hal yang diketahui, dihindari, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya seorang pengarang yang merupakan hasil perenungan dan imajinasi secara sadar dari hal-hal yang diketahui, dihindari, dirasa, ditanggapi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam buku Fiksi Populer: Teori dan Metode Kajian, sastra dalam bahasa Inggris literature sehingga popular literature dapat diterjemahkan sebagai sastra populer. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan. Demikian pula dalam bahasa indonesia, kata sastra diambil dari

BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan. Demikian pula dalam bahasa indonesia, kata sastra diambil dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara harfiah, kata sastra berasal dari bahasa latin, yakni littera yang berarti tulisan. Demikian pula dalam bahasa indonesia, kata sastra diambil dari bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

PSIKOLOGI TOKOH AKU DALAM NOVEL SURAT PANJANG TENTANG JARAK KITA YANG JUTAAN TAHUN CAHAYA KARYA DEWI KHARISMA MICHELLIA ARTIKEL ILMIAH

PSIKOLOGI TOKOH AKU DALAM NOVEL SURAT PANJANG TENTANG JARAK KITA YANG JUTAAN TAHUN CAHAYA KARYA DEWI KHARISMA MICHELLIA ARTIKEL ILMIAH PSIKOLOGI TOKOH AKU DALAM NOVEL SURAT PANJANG TENTANG JARAK KITA YANG JUTAAN TAHUN CAHAYA KARYA DEWI KHARISMA MICHELLIA ARTIKEL ILMIAH DEWI INDAH SUPRIANI NPM 10080268 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra, sedangkan pemahaman dari sisi lain dianggap belum biasa mewadahi

BAB I PENDAHULUAN. sastra, sedangkan pemahaman dari sisi lain dianggap belum biasa mewadahi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Kajian Psikologi sastra adalah ilmu sastra yang mendekati karya sastra dari sudut psikologi (Hartoko melalui Endaswara, 2008:70). Dasar konsep dari psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, memberi petunjuk atau intruksi, tra artinya alat atau sarana sehingga dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan kejiwaan itu terjadi karena tidak terkendalinya emosi dan perasaan dalam diri. Tidak

Lebih terperinci

Konflik Batin Tokoh Utama Novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda Karya Agnes Davonar Tinjauan Psikologi Sastra

Konflik Batin Tokoh Utama Novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda Karya Agnes Davonar Tinjauan Psikologi Sastra Konflik Batin Tokoh Utama Novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda Karya Agnes Davonar Tinjauan Psikologi Sastra Sarry Kaswinda Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh

Lebih terperinci

JURNAL REPRESENTASI KEHIDUPAN DALAM NOVEL QAIS DAN LAILA KARYA NIZAMI FANJAVI YANG TELAH DIGUBAH ULANG MENJADI SYAIR OLEH DRS. DYAYADI M.

JURNAL REPRESENTASI KEHIDUPAN DALAM NOVEL QAIS DAN LAILA KARYA NIZAMI FANJAVI YANG TELAH DIGUBAH ULANG MENJADI SYAIR OLEH DRS. DYAYADI M. JURNAL REPRESENTASI KEHIDUPAN DALAM NOVEL QAIS DAN LAILA KARYA NIZAMI FANJAVI YANG TELAH DIGUBAH ULANG MENJADI SYAIR OLEH DRS. DYAYADI M.T DELEGATION OF EXISTENCE ON THE QAIS DAN LAILA NOVEL BY NIZAMI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada

BAB II KAJIAN TEORI. Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Konflik dalam Karya Sastra Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada kehidupan. Oleh karena itu, pembaca dapat terlibat secara emosional terhadap apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Latar belakang..., Ardhanariswari, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Latar belakang..., Ardhanariswari, FIB UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Novel Shitsurakuen karya Watanabe Jun ichi adalah sebuah karya yang relatif baru dalam dunia kesusastraan Jepang. Meskipun dianggap sebagai novel yang kontroversial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai seni kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sastra adalah sebuah media bagi pengarang untuk menuangkan ide kreatif dan imajinasinya. Dalam menciptakan sebuah karya kreatif, seorang pengarang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan tekstual, yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan tekstual, yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan tekstual, yang engkaji aspek psikologi tokoh dalam karya sastra (Endraswara, 2011:97). Penilitan psikologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL THE DEVIL S WHISPER DAN KONSEP PSIKOANALISA SIGMUND FREUD

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL THE DEVIL S WHISPER DAN KONSEP PSIKOANALISA SIGMUND FREUD BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL THE DEVIL S WHISPER DAN KONSEP PSIKOANALISA SIGMUND FREUD 2.1 Definisi Novel Sebutan novel berasal dari bahasa Itali, yaitu novella yang berarti sebuah barang baru yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 77

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 77 BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN A. Temuan Penelitian Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress (santrock, 2007 : 200). Masa remaja adalah masa pergolakan yang dipenuhi oleh konflik dan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Secara keseluruhan penelitian dan pembahasan tentang novel Serat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Secara keseluruhan penelitian dan pembahasan tentang novel Serat 181 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Secara keseluruhan penelitian dan pembahasan tentang novel Serat Prabangkara karya Ki Padmasusastra menghasilkan beberapa temuan penting yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya setiap manusia, baik secara individu maupun sebagai bagian dari masyarakat sosial tidak bisa dilepaskan dari sastra. Karena dalam kehidupan tidak bisa

Lebih terperinci

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini, peneliti mengungkapkan mengenai: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, dan (d) manfaat penelitian. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI UNSUR BAWAH SADAR TOKOH UTAMANOVEL MERPATI BIRU KARYA ACHMAD MUNIF DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI UNSUR BAWAH SADAR TOKOH UTAMANOVEL MERPATI BIRU KARYA ACHMAD MUNIF DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI UNSUR BAWAH SADAR TOKOH UTAMANOVEL MERPATI BIRU KARYA ACHMAD MUNIF DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Resmiyati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep. 1. Pengertian Novel. Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Aji Budi Santosa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP, Universitas

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI

ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI I Gede Iwan Astadi Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstract Analysis of the psychology literature

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam ekspresi ungkapan pengalaman pribadi, pemikiran,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam ekspresi ungkapan pengalaman pribadi, pemikiran, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah kegiatan kreatif sebuah ciptaan karya bernilai seni mengenai kehidupan manusia dalam ekspresi ungkapan pengalaman pribadi, pemikiran, perasaan,

Lebih terperinci

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BAIT-BAIT MULTAZAM KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL ILMIAH SUCI LIDIA VITRI NPM

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BAIT-BAIT MULTAZAM KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL ILMIAH SUCI LIDIA VITRI NPM KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BAIT-BAIT MULTAZAM KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL ILMIAH SUCI LIDIA VITRI NPM 11080347 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memenuhi hal-hal

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi Diajukan oleh : Refti Yusminunita F 100 050

Lebih terperinci

Henny Riyah Tristanti / ABSTRAK

Henny Riyah Tristanti / ABSTRAK ANALISIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL БEДНЫE ЛЮДИ / BEDNYE LJUDI / ORANG - ORANG MALANG KARYA FYODOR MIKHAILOVICH DOSTOEVSKY : SEBUAH TINJAUAN EKSISTENSIALISME Henny Riyah Tristanti / 0906560185 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang berbeda-beda, diantaranya faktor genetik, biologis, psikis dan sosial. Pada setiap pertumbuhan dan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Dalam dunia kesusastraan, banyak sastrawan yang menghasilkan karya-karya yang

Bab 1. Pendahuluan. Dalam dunia kesusastraan, banyak sastrawan yang menghasilkan karya-karya yang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam dunia kesusastraan, banyak sastrawan yang menghasilkan karya-karya yang terkenal dan masih diteliti sampai saat ini, salah satunya adalah sastrawan yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan seni yang bermediumkan bahasa dan dalam proses terciptanya melalui intensif, selektif, dan subjektif. Penciptaan suatu karya sastra bermula

Lebih terperinci

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

INTISARI BAB I PENDAHULUAN INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula

Lebih terperinci

NOVEL BUNGA-BUNGA KERTAS KARYA KHUSNUL KHOTIMAH ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA. Ketut Endria Wiguna Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Unud

NOVEL BUNGA-BUNGA KERTAS KARYA KHUSNUL KHOTIMAH ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA. Ketut Endria Wiguna Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Unud 1 NOVEL BUNGA-BUNGA KERTAS KARYA KHUSNUL KHOTIMAH ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA Ketut Endria Wiguna Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Unud Abstract The object of the research is the novel written by

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah karya yang dapat menghibur sekaligus dapat memberikan pelajaran hidup kepada para penikmatnya. Hal tersebut dikarenakan karya

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu: BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu: a. psikosastra b. kesepian c. frustasi d. kepribadian a. Psikologi Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikembangkan di Jepang pada akhir abad ke 19. Istilah manga dalam Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. yang dikembangkan di Jepang pada akhir abad ke 19. Istilah manga dalam Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manga ( 漫画 ) merupakan komik yang dibuat di Jepang. Kata tersebut digunakan khusus untuk membicarakan tentang komik Jepang, sesuai dengan gaya yang dikembangkan

Lebih terperinci

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Indayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoneisa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disampaikan dengan bahasa yang unik, indah dan artistik, serta mengandung nilainilai

BAB 1 PENDAHULUAN. disampaikan dengan bahasa yang unik, indah dan artistik, serta mengandung nilainilai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu karya tulis yang memberikan hiburan dan disampaikan dengan bahasa yang unik, indah dan artistik, serta mengandung nilainilai kehidupan dan

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Enik Kuswanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan sebagai karya kreatif, sastra mampu melahirkan suatu kreasi yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan sebagai karya kreatif, sastra mampu melahirkan suatu kreasi yang indah. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra adalah hasil karya imajinasi, dan seni kreatif manusia. Sehingga karya sastra mampu menimbulkan imajinasi tertentu pada benak penikmatnya. Sedangkan sebagai

Lebih terperinci

Penokohan Karakter Utama dalam novel Kunjungan Nyonya Tua dan Perempuan di Titik Nol

Penokohan Karakter Utama dalam novel Kunjungan Nyonya Tua dan Perempuan di Titik Nol Penokohan Karakter Utama dalam novel Kunjungan Nyonya Tua dan Perempuan di Titik Nol Nama : Janice Anastasia Lee-Layhadi No. Kandidat : 00076-06 Sesi : Mei 007 Mata Pelajaran : Indonesian A Sekolah : The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa

Lebih terperinci