PANDANGAN DUNIA FYODOR DOSTOYEVSKY TERHADAP KEADAAN SOSIAL MASYARAKAT RUSIA DALAM NOVEL ИГРОК (Suatu Tinjauan Strukturalisme Genetik)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PANDANGAN DUNIA FYODOR DOSTOYEVSKY TERHADAP KEADAAN SOSIAL MASYARAKAT RUSIA DALAM NOVEL ИГРОК (Suatu Tinjauan Strukturalisme Genetik)"

Transkripsi

1 PANDANGAN DUNIA FYODOR DOSTOYEVSKY TERHADAP KEADAAN SOSIAL MASYARAKAT RUSIA DALAM NOVEL ИГРОК (Suatu Tinjauan Strukturalisme Genetik) NISA WENING ASIH SUTRISNO ABSTRACT This thesis is entitled The Worldview of Fyodor Dostoyevsky toward Social Situation in The Russian Society in The Novel of The Gambler. The purpose of this thesis is to describe the social situation of Russian society, and also describe how the worldview of the author the novel. In this research used a descriptive qualtative analysis method. Data abtained from the novel of The Gambler by Fyodor Dostoyevsky. Theory used to analized this novel is the Goldmann genetic structuralism theory. The result of this research indicate that the socialcondition of Russian society in the mid-nineteenth century experienced a change which is marked by fragmentation of the Russian intelligentsia into two groups, that are Slavophiles group which is traditional and Zapadnik group which is Westernized. Then the enactment of theslavery act abolished slave theory, by equating the civil rights between the nobility andthe slaves. As well as the worldview of the author that represents thoughts of his socialgroup

2 PENDAHULUAN PANDANGAN DUNIA FYODOR DOSTOYEVSKY TERHADAP KEADAAN SOSIAL MASYARAKAT RUSIA DALAM NOVEL ИГРОК 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah buah karya manusia yang merupakan karya imajinasi pengarang yang merefleksikan kehidupan nyata. Seperti yang dikatakan Goldmann (dalam Faruk, 2010:10) bahwa karya sastra merupakan ekspresi pandangan dunia secara imajiner. Dalam penciptaan karya sastra tersebut tidak hanya melalui imajinasi yang dilakukan oleh pengarang tetapi, dapat juga dari hasil pengalaman pengarang. Pengalaman pengarang tersebut berupa peristiwa atau masalah dunia yang begitu menarik sehingga muncul imajinasi yang berupa gagasan dan dituangkan dalam bentuk tulisan. Biasanya, masalah yang diketengahkan adalah masalah-masalah yang sedang terjadi. Melalui karyanya, seorang pengarang menawarkan hal-hal tertentu yang berkaitan dengan kehidupan, yang mengajak pembaca untuk melihat, merasakan, dan menghayati hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan tersebut dengan cara memandang permasalahan itu sebagaimana ia memandangnya. Setelah membaca novel, mungkin sekali pembaca akan merasakan sesuatu yang belum dirasakan sebelumnya, mungkin berupa keharuan ikut merasakan penderitaan atau kebahagiaan seperti yang dialami tokoh atau berbagai sifat emotif lain yang dapat menyebabkan pembaca mengalami perubahan dalam menyikapi hidup dan kehidupan ini (Nurgiyantoro, 1995: 71). Di dalam pembuatannya karya sastra tidak lepas dari pengaruh sosial, latar belakang penulis, sejarah, dan politik yang akan berpengaruh besar terhadap jalan cerita dan juga penokohan dalam suatu karya sastra. Begitu pula kesusasteraan Rusia tak luput dari peranan sejarah yang melatarbelakangi terbentuknya suatu karya sastra. Pada abad XIX yang disebut sebagai masa keemasan bagi kesusasteraan Rusia, banyak dihasilkan karya yang realistis, sehingga disebut era realisme. Pada masa ini muncul pengarang-pengarang besar Rusia seperti Pushkin, Tolstoy, Gogol, dan Dostoyevsky. Di dalam karya sastra yang mereka

3 suguhkan terkandung nilai-nilai kemanusiaan yang tepatnya memberikan gambaran kehidupan yang terjadi di Rusia pada masa itu. Nilai-nilai kemanusiaan di atas ditemukan pula di dalam novel yang berjudul Игрок karya Fyodor Dostoyevsky. Pada novel Игрок ini, Dostoyevsky menceritakan seorang laki-laki muda berkebangsaan Rusia yang bekerja sebagai tutor bahasa kepada seorang penjudi yang dekat dengan orang-orang Eropa, seperti orang Perancis dan Jerman. Laki-laki ini begitu mencintai putri tiri majikannya, Polina Alexandrovna. Pada suatu ketika ia mendapat kesempatan untuk berjudi, kemenangan memang pernah menghampirinya akan tetapi kekalahanpun tak jauh darinya. Karya Dostoyevsky ini disajikan dalam cerita mengenai perjudian, percintaan, dan pencitraan tokoh-tokoh yang terlibat dalam perjudian tersebut yang berbeda kebangsaan. Bangsa-bangsa yang ia ceritakan ialah bangsa-bangsa pelaku perang Krim yang terjadi di Rusia pada tahun , yaitu, Rusia, Perancis, Inggris, dan Jerman. Secara lugas pengarang mengungkapkan karakter dari tokoh-tokoh berbeda kebangsaan itu dan menceritakan suatu perjuangan manusia untuk mendapatkan cinta dan kehidupan yang layak. Novel ini ditulis pada saat keadaan sosial masyarakat Rusia tengah berada pada pasca perang Krim yang memberikan kekalahan pada Rusia. Oleh karena itu, kalangan berpengaruh di Rusia berpikir mengenai pentingnya suatu pembaharuan, dengan dimulainya era liberalisasi di Rusia, serta kemunculan undang-undang yang memberikan kebebasan sipil kepada para budak. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji, khususnya dengan menggunakan pendekatan strukturalisme genetik. Dari penjelasan latar belakang di atas oleh karena itu penulis mengangkat judul penelitian ini sebagai berikut : Pandangan Dunia Fyodor Dostoyevsky Terhadap Keadaan Sosial Masyarakat Rusia Dalam Novel Игрок (Suatu Tinjauan Strukturalisme Genentik ). 1.2 Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang, dapat dirumuskan masalah-masalah dalam

4 identifikasi masalah adalah : 1. Bagaimanakah kondisi sosial masyarakat Rusia dalam novel Игрок? 2. Bagaimanakah pandangan dunia pengarang dalam novel Игрок? 1.3 Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan kondisi sosial masyarakat Rusia dalam novel Игрок. 2. Mendeskripsikan pandangan dunia pengarang dalam novel Игрок. 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan dalam bidang kesusastraan bagi pembaca karya sastra dan sebagai sumbangsih bagi dunia akademik. Adapun manfaat lain yang diharapkan dari penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan dan pemahaman bagi peneliti khususnya dan pembaca lain pada umumnya, mengenai latar belakang pengarang dalam menciptakan karyanya yang dituangkan ke dalam cerita yang berjudul Игрок. 1.5 Kerangka Teori Dalam penyusunan rancangan penelitian yang diajukan, digunakan tinjauan strukturalisme genetik dengan teori yang dikemukakan oleh Lucien Goldmann. Secara definitif strukturalisme genetik adalah analisis struktur dengan memberikan perhatian terhadap asal-usul karya (Ratna, 2009:123). Di dalam penelitian ini terlebih dahulu dikaji unsur intrinsik yaitu tokoh, latar, dan alur dengan menggunakan teori yang terdapat dalam buku Teori Pengkajian Fiksi (2002) karya Nurgiantoro. Kemudian, dikaji unsur ekstrinsik yakni kondisi sosial masyarakat Rusia pada tahun 1867-an yang menjadi latar dalam novel dan analisis tematik secara mendalam menggunakan tinjauan strukturalisme genetik. Penggambaran kondisi sosial masyarakat Rusia pada tahun 1867-an akan mengacu pada buku Dasar Sedjarah Rusia Modern karya Hans Kohn yang diterjemahkan Dr. Hasjim Djalal dan Microsoft Encarta 2009, sedangkan analisis

5 tematik akan mengacu pada buku Pengantar Sosiologi Sastra (2010) karya Faruk, Sosiologi Sastra (1979) karya Damono dan Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra (2009) karya Nyoman Kutha Ratna. 1.6 Metode penelitian Metode penelitian membantu peneliti dalam menentukan urutan kerja dan bagaimana penelitian dilakukan. Sedangkan teknik adalah alat-alat pengukur apa yang diperlukan dalam melakukan suatu penelitian (Nazir, 1985 : 24). Metode ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam menentukan cara kerja dalam menganalisis dan bagaimana penelitian dilakukan sehingga dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dan metode dialektik Goldmann. Metode kualitatif adalah metode yang memberikan perhatian terhadap data alamiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya. (Nyoman Kutha, 2009:47). Objek penelitian bukan gejala sosial sebagai bentuk substantif, melainkan maknamakna yang terkandung di balik tindakan, yang justru mendorong timbulnya gejala sosial tersebut. Adapun metode dialektik adalah metode dengan dua pasang konsep; keseluruhan bagian dan pemahaman penjelasan, Goldmann (dalam Faruk, 2010:77). Teks sastra merupakan keseluruhan dari bagian yang lebih besar yang membuatnya menjadi suatu struktur yang lebih berarti. Dalam pengertian ini pemahaman teks sastra sebagai keseluruhan harus dilanjutkan dengan usaha menjelaskannya dan menempatkannya dalam keseluruhan yang lebih besar. Dengan demikian, dapat dijelaskan yang dimaksud dengan pemahaman adalah suatu usaha pendeskripsian struktur objek yang dipelajari. Penjelasan adalah usaha menggabungkannya ke dalam struktur yang lebih besar, Goldmann (dalam Faruk, 2010:78). Teknik pelaksanaan metode kualitatif dan dialektik dilakukan sebagai berikut : 1. Membaca novel Игрок untuk memahami objek penelitian. Kemudian mengidentifikasi masalah, memahami maksud dan tujuan penelitian dan memilih metode penelitian yang dianggap sesuai dengan permasalahan yaitu metode deskriptif kualitatif dan dialektika.

6 2. Mengadakan studi pustaka dengan mencari informasi dari buku maupun mengunduh informasi berupa artikel dan sebagainya pada situs-situs yang berkaitan dengan objek penelitian. 3. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah yang telah diidentifikasi.mengkaji latar belakang sosial dan sejarah yang turut mengkondisikan karya sastra saat diciptakan oleh pengarangnya. 4. Menganalisis data, dari semua data yang terkumpul kemudian dideskripsikan seperti unsur pembentuk karya satra yang kemudian dianalisis sesuai dengan teori struktural genetik Goldmann. 5. Membuat simpulan. Setelah data selesai dianalisis, langkah selanjutnya adalah membuat simpulan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan. 6. Menyusun laporan ilmiah. Ini merupakan langkah akhir dari rangkaian penelitian, disajikan dalam bentuk laporan ilmiah yang menyangkut keseluruhan rangkaian penelitian dimulai dari latar belakang hingga simpulan. KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Novel dalam Struktural Genetik Goldmann Pada prinsipnya teori strukturalisme genetik menganggap karya sastra tidak hanya struktur yang statis dan lahir dengan sendirinya tetapi merupakan hasil strukturasi pemikiran subjek penciptanya yang timbul akibat interaksi antara subjek dengan situasi sosial tertentu Goldman, (dalam Faruk, 2010:58). Struktur karya dalam pandangan Goldmann merupakan struktur dinamis yang lahir dari dinamika pemikiran manusia. Karya sastra terbagi menjadi beberapa genre dan salah satunya adalah prosa dan novel merupakan salah satu bentuk dari prosa. Karya ini adalah karya fiksi yang merupakan cerita rekaan. Karya fiksi menceritakan masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dalam suatu lingkungan sosial, sebagai buah pemikiran, dan reaksi pengarang terhadap kondisi sosialnya. Dalam konteks strukturalisme genetik, konsep struktur karya sastra berbeda dengan konsep struktur yang umum dikenal (Faruk, 2010:71). Goldmann

7 mempunyai konsep struktur yang bersifat tematik. Yang menjadi pusat perhatiannya dalah relasi antar tokoh dan tokoh dengan objek yang ada disekitarnya (Faruk, 2010:72). 2.2 Unsur Intrisnik Novel Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang berperan membangun cerita dari dalam, unsur-unsur ini saling terikat satu sama lainnya (Nurgiantoro, 2002:23), semua unsur yang ada kemudian membentuk satu kesatuan utuh. Dalam penelitian ini, tidak semua unsur instrinsik akan dibahas karena struktur pembentuk karya pada teori strukturalisme genetik berbeda dengan struktur pembentuk karya pada umumnya. Pada penelitian ini, akan dianalisis relasi antar tokoh dan tokoh utama serta lingkungannya yang masuk ke dalam latar belakang kondisi sosial masyarakat yang mempengaruhi dalam rangkaian cerita pada novel Игрок. PEMBAHASAN 3.1 Analisis Unsur Intrinsik Novel Analisis unsur intrinsik dalam novel Игрок karya Fyodor Dostoyevsky ini meliputi tokoh dan penokohan, latar atau setting, dan alur yang merupakan unsur pembentuk karya dalam teori sturktural genetik Goldmann Tokoh dan Penokohan a. Alexander Ivanovich Merupakan tokoh utama dalam novel ini, seorang laki-laki berkebangsaan Rusia. Ia adalah seorang tutor yang mengajar bahasa kepada anak bangsawan, ia merupakan seorang budak yang bekerja pada majikannya dan dianggap tidak begitu penting oleh lingkungannya. 1) Я думал, что они и бог знает как ждут меня, однако ж ошибся. Aku pikir bahwa mereka dan tuhan tahu tentang penantianku, namun aku keliru.

8 2) Я так и знал, что monsieur le comte меня не узнает, когда мы соединимся за обедом. Генерал, конечно, и не подумал бы нас знакомить или хоть меня ему отрекомендовать; а monsieur le comte сам бывал в России и знает, как невелика птица -- то, что они называют outchitel. Aku merasa yakin bahwa M. Ie Comte tidak akan mengenaliku ketika kami berkumpul pada makan saat makan siang. Jendral, tentu saja, tidak akan saling berpikir untuk memperkenalkan kami bahkan mengatakan satu patah kata padanya mengenai aku ; dan M. Ie Comte sendiri sudah pernah berada di Rusia, dan mengetahui bahwa tang disebut outchitel adalah orang yang tak berarti. 3) Мне кажется, она до сих пор смотрела на меня как та древняя императрица, которая стала раздеваться при своем невольнике, считая его не за человека. Да, она много раз считала меня не за человека... (1867:6) Aku pikir bahwa dia sampai kapan pun memandangku seperti kaisar wanita zaman dulu memandang seorang budak yang kepadanya dia tidak berkeberatan untuk mempermalukannya karena dia tidak menganggapnya sebagai seorang manusia. Ya, sering dia tidak menganggapku sebagai seorang manusia Dari beberapa kutipan di atas, dijelaskan bahwa aku begitu menyadari siapa dirinya dan bagaimana kedudukannya di mata orang lain. Budak adalah tingkatan kelas masyarakat yang paling rendah. Ia berkewajiban untuk melayani majikannya tanpa atau dengan terpaksa sekalipun. Diabaikan, merasa diasingkan itulah rasa yang biasa dirasakan oleh seorang budak. Terasing dari lingkungan yang selalu menganggap mereka rendah serendah-rendahnya selayaknya bukan seorang manusia Latar atau Setting Novel ini memiliki latar yang cukup rumit. Latar yang disajikan pengarang adalah kehidupan masyarakat Rusia pada masa awal kemunculan modernisasi dan dihapusnya teori perbudakan. Latar sosial merupakan sorotan utama yang akan dibahas di dalam penelitian ini. Latar sosial yang digambarkan oleh Fyodor Dostoyevsky sebagai

9 pengarang dalam novel ini mencakup kehidupan masyarakat Rusia pada pertengahan hingga akhir abad XIX, seperti gambaran kehidupan sosial meliputi nasionalisme, modernisasi dan perbudakan. Penggambaran tersebut terlihat pada kutipan-kutipan berikut ini : 4) Он ужасно много говорил о финансах и о русской политике. Генерал иногда осмеливался противоречить, но скромно, единственно настолько, чтобы не уронить окончательно своей важности. (1867:2) Dia bicara banyak hal mengenai keuangan dan politik Rusia. Jendral kadang-kadang berani membantah, tapi hati-hati dan hanya sampai di mana ia tidak terlalu kehilangan harga dirinya. 5) Так неужели смотреть на наших русских? Они сидят здесь -- пикнуть не смеют и готовы, пожалуй, отречься от того, что они русские. (1867:4) Alur Wah, haruskah aku memodelkan diriku sendiri seperti orang-orang Rusia kami di sini? Mereka duduk, tidak berani membuka mulutnya, dan hampir bersedia untuk menyangkal dirinya orang Rusia 1. Tahap Penyituasian (Situation) Tahap ini merupakan tahapan awal peristiwa, yang menggambarkan situasi di mana seorang tutor bekerja kepada seorang Jendral yang senang bermain judi atau roulette. 6) Наши уже три дня как были в Рулетенбург. (1867:1) Teman-teman kami sudah dua hari berada di Roulettenburg. 2. Tahap Pemunculan Konflik (Generating Sircumstances) Dalam tahap ini pemunculan konflik terjadi pada saat Alexander Ivanovich masih tetap dianggap sebagai seorang budak yang selalu tidak dipedulikan. 7) Я думал, что они и бог знает как ждут меня, однако ж ошибся. (1867:1) Aku pikir bahwa mereka dan Tuhan tahu tentang penantianku, namun aku keliru.

10 3. Tahap Peningkatan Konflik ( Rising Action) Tahap ini adalah tahap dimana peningkatan konflik ditunjukkan dengan bagaimana cara Jendral mendapatkan uang lebih untuk berjudi. 8) О, я понимаю, почему все они так теперь интересуются бабуленькой! О ком? О той старой ведьме в Москве, которая не умирает и о которой ждут телеграммы, что она умрет. (1867:32) Ah sekarang aku mengerti mengapa mereka semua begitu peduli terhadap Nenek! Mengenai siapa? Nenek tua di Moskow yang tidak pernah meninggal, dan mengenai siapa mereka yang mengharapkan sebuah telegram bahwa dia sekarat 4. Tahap Klimaks Ikut bermain judi dan memaksakan diri menjadi orang lain menjadi klimaks dalam novel ini. Di awali oleh perasaan cinta dan kemudian dilanjut oleh kebutuhan yang berakhir pada kesenangan diri yang semu. 9) Однако ж у меня было ее поручение -- выиграть на рулетке во что бы ни стало, Мне некогда было раздумывать: для чего и как скоро надо выиграть. (1867:6) Bagaimanapun aku mendapat perintahnya untuk menang dalam roulette dengan segala cara. Aku tidak punya waktu untuk mempertimbangkan kenapa aku harus main. Demi cintanya kepada Polina Alexandrovna, Alexander Ivanovich bersedia bermain roulette meskipun ia tidak mahir bermain dan sebenarnya tidak ingin bermain. Akan tetapi, karena cinta dan kepatuhannya kepada majikannya, ia pun bersedia melakukan apa yang tidak ia inginkan. Sungguh suatu pertentangan antara kesenangan dan juga kebutuhan. 5. Penyelesaian (Denouement) 10) говорил, что не к добру. И уж поскорей бы в нашу Москву! И чего-чего у нас дома нет, в Москве? Сад, цветы, каких здесь и

11 не бывает, дух, яблоньки наливаются, простор, -- нет: надо было за границу! Ох-хо-хо! (1867:56) Aku sudah bilang ini tidak akan berakhir dengan baik. Kalau saja kami bisa segera kembali ke Moskow! Kami memiliki semua yang kami inginkan di rumah Moskow: kebun, bunga-bunga yang tidak ada di sini, wewangian, apel-apel besar, banyak kamar di manamana. Tapi, kami malahan pergi ke luar negeri. Oh, oh, oh! Nenek berpendapat bahwa ia harus kembali pada dirinya yang dulu untuk suatu ketenangan. Ia pun berpikir untuk apa ke luar negeri bila di tanah sendiri ia sudah punya banyak hal dan apa yang ia inginkan sudah ada di sana. 3.2 Analisis Unsur Ekstrinsik Kondisi Sosial Masyarakat pada Pertengahan Abad XIX yang tergambar dalam novel Игрок Novel Игрок merupakan karangan dari Fyodor Dostoyevsky. Di dalamnya terdapat nilai-nilai sosial yang menjadi cerminan keadaan masyarakat Rusia pada saat pembuatannya. Seperti perbudakan yang masih tetap dilakukan meskipun sudah ada undang-undang penghapus teori budak di Rusia. (12) Рабской теории не терпите, а рабства требуете: "Отвечать и не рассуждать!" Хорошо, пусть так. Зачем деньги, вы спрашиваете? Как зачем? Деньги всё.! (1867:17) Kau tidak tahan dengan teori budak, tapi memaksakan perbudakan : jawab dan jangan membantah. Begitulah. Kenapa aku menginginkan uang? Tanyamu. Bagaimana kau bisa bertanya? Uang adalah segalanya.! Pada hakikatnya orang Rusia bisa menghargai hak orang lain secara sama akan tetapi, karena budaya yang sudah melekat dan mendarah daging yang telah diwariskan secara turun temurun dalam waktu yang lama maka merubah kebiasaan sangatlah sulit untuk dilakukan terlebih bila ada faktor lain yang memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu meskipun ia sadar bahwa hal itu merupakan suatu kesalahan. Hal ini adalah gejolak yang terjadi pada keadaan sosial masyarakat Rusia pada awal munculnya Undang-Undang Perbudakan.

12 3.2.2 Pandangan Dunia Pengarang Di dalam novel Игрок, Dostoyevsky menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku orang Rusia terhadap karakter bangsanya dan juga pertentangan kelas yang masih saja menjadi topik utama dalam keadaan sosial masyarakat. Melalui beberapa kutipan di dalam novel Игрок ini, akan dijelaskan bahwa seorang budak memiliki hak hidup yang sama seperti manusia pada umumnya, hak mendapatkan kehidupan yang layak dan merasa dihormati sebagai manusia. 13) Разумеется, то унижение и рабство, в которых она меня держит, могли бы мне дать (весьма часто дают) возможность грубо и прямо самому ее расспрашивать. Так как я для нее раб и слишком ничтожен в ее глазах, то нечего ей и обижаться грубым моим любопытством. Но дело в том, что она, позволяя мне делать вопросы, на них не отвечает. Иной раз и вовсе их не замечает. Вот как у нас! (1867: 10) Tentu saja penghinaan dan perbudakan yang dilakukannya padaku memungkinkanku (sering begitu) menanyainya dengan kasar dan terus terang. Melihat bahwa di matanya aku adalah seorang budak dan sama sekali tidak penting, maka tidak perlu baginya untuk teringgung dengan keingintahuanku yang kasar. Namun kenyataannya, meskipun dia mengizinkanku untuk bertanya dia tidak menjawab pertanyaan itu, dan kadang-kadang tidak memperhatikan sama sekali. Itulah posisi di antara kami. Tidak hanya permasalahan budak yang masuk ke dalam pandangan dunia pengarang. Sikap nasionalisme sebagai seorang Rusia pun ikut hadir di dalam novel ini, berikut beberapa kutipannya : 14) Так неужели смотреть на наших русских? Они сидят здесь -- пикнуть не смеют и готовы, пожалуй, отречься от того, что они русские. (1867:4) Wah, haruskah aku memodelkan diriku sendiri seperti orang-orang Rusia kami di sini? Mereka duduk, tidak berani membuka mulutnya, dan hampir bersedia untuk menyangkal dirinya orang Rusia Karena negara-negara Eropa Barat sukses dengan revolusi industrinya yang membuat negara mereka maju, akhirnya mengakibatkan banyak orang Rusia yang malu mengakui dirinya sebagai orang Rusia, karena mereka menganggap

13 bahwa hal-hal yang modern lebih memiliki rasa penghormatan tinggi dibanding nasionalisme yang sudah tidak populer lagi. 15) Иногда русские за границей бывают слишком трусливы и ужасно боятся того, что скажут и как на них поглядят, и будет ли прилично вот то-то и то-то? (1867:23) orang-orang Rusia di luar negeri kadang-kadang terlalu mudah ditakut-takuti, dan sangat takut mengenai apa yang akan orang katakan, bagaimana mereka akan memandangnya, dan apakah ini atau itu adalah hal yang pantas? Lebih peduli akan penilaian dan penghargaan yang diberikan orang lain sehingga identitas yang ada mulai luntur dan mengikuti apa yang mereka nilai untuk mendapatkan suatu penghormatan meskipun menjadi orang lain inilah krisis identitas yang terjadi pada masyarakat Rusia di masa itu. SIMPULAN Setelah menganalisis unsur pembentuk karya dan unsur ekstrinsik novel berupa sejarah Rusia pada pertengahan abad XIX dengan identifikasi masalah yang telah disusun, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Di dalam novel ini, tergambar kondisi sosial masyarakat Rusia pada saat itu, yakni pada saat merebaknya paham barat dan dihapuskannya undangundang perbudakan yang bertujuan untuk menyamakan hak sipil antara seorang bangsawan dan juga budak, akan tetapi mental budak masih melekat pada budaknya dan rasa kebanggaan dan juga keangkuhan masih sangat melekat pada diri seorang bangsawan. Kemudian karena kekelahan Rusia pada perang Kream yang menuntut liberalisasi membuat golongan intelektual terpecah, Kaum Slavophiles dengan ketradisionalannya dan juga kaum Zapadnik dengan kebarat-baratannya. 2. Fyodor Dostoyevski sebagai pengarang novel ini, memiliki pandangan yang jelas mewakili kelompoknya, yaitu kelompok slavophiles yang tradisional. Memiliki anggapan bahwa orang-orang Rusia adalah orangorang pilihan Tuhan yang agung yang berbeda dengan orang-orang Barat lainnya. Di dalam novel ini pun Dostoyevsky lebih membela kaum budak

14 yang setia yang memiliki cinta kasih kepada majikannya dibanding kepada seorang bangsawan yang selalu angkuh dengan kebangsawanannya meski ia sudah tidak memiliki apa-apa. DAFTAR SUMBER Faruk Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Nazir, Moh Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia Nurgiantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Ratna, Nyoman Kutha Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Strata 1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

INTISARI BAB I PENDAHULUAN INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula

Lebih terperinci

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Oleh: Esa Putri Yohana 1 Abstrak Skripsi ini berjudul Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga kehidupannya dengan bahasa sebagai media penyampaiannya. Sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI Kehidupan sosial dapat mendorong lahirnya karya sastra. Pengarang dalam proses kreatif menulis dapat menyampaikan ide yang terinspirasi dari lingkungan sekitarnya. Kedua elemen tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto dalam

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh : Tri Maryani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammaddiyah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa penelitian sebelumnya,konsep dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama-tama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah suatu tulisan yang memiliki keindahan yang luar biasa karena menggambarkan tentang kehidupan. Seseorang yang berjiwa sastra akan menghasilkan suatu karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah produk kebudayaan (karya seni) yang lahir di tengah-tengah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah produk kebudayaan (karya seni) yang lahir di tengah-tengah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah produk kebudayaan (karya seni) yang lahir di tengah-tengah masyarakat dan pengarang sebagai pencipta karya sastra merupakan bagian dari masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Victorian, kehidupan governess menjadi salah satu bagian

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Victorian, kehidupan governess menjadi salah satu bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman Victorian, kehidupan governess menjadi salah satu bagian dari kehidupan masyarakat. Governess adalah sebuah profesi yang biasanya dikerjakan oleh wanita

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Yang Relevan Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy sesuai dengan tinjauan terhadap penelitian sebelumnya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sejenis Penelitian lain yang membahas tentang Citra Perempuan adalah penelitian yang pertama dilakukan oleh Fitri Yuliastuti (2005) dalam penelitian yang berjudul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Karya satra merupakan hasil dokumentasi sosial budaya di setiap daerah. Hal ini berdasarkan sebuah pandangan bahwa karya sastra mencatat kenyataan sosial budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam berekspresi dapat diwujudkan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan sebuah karya sastra baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Kukuh Iman Ujianto Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah hasil ciptaan manusia yang mengandung nilai keindahan yang estetik. Sebuah karya sastra menjadi cermin kehidupan yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang kajian struktural-genetik belum ada yang meneliti di Kampus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang kajian struktural-genetik belum ada yang meneliti di Kampus BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Penelitian tentang kajian struktural-genetik belum ada yang meneliti di Kampus Universitas Negeri Gorontalo, khususnya pada Jurusan Bahasa dan

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Evi Tri Purwanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah ungkapan pribadi seorang penulis yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul skripsi, buku-buku yang digunakan dalam pengkajian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil cipta, kreasi, imajinasi manusia yang berbentuk tulisan, yang dibangun berdasarkan unsur ekstrinsik dan unsur instrinsik. Menurut Semi

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media bahasa merupakan salah satu media yang digunakan oleh seorang sastrawan untuk menyampaikan karya seni yaitu sebuah karya sastra untuk para pembaca. Keindahan dalam

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF NOVEL DJODO KANG PINASTI KARYA SRI HADIDJOJO DAN NOVEL GUMUK SANDHI KARYA POERWADHIE ATMODIHARDJO

STUDI KOMPARATIF NOVEL DJODO KANG PINASTI KARYA SRI HADIDJOJO DAN NOVEL GUMUK SANDHI KARYA POERWADHIE ATMODIHARDJO STUDI KOMPARATIF NOVEL DJODO KANG PINASTI KARYA SRI HADIDJOJO DAN NOVEL GUMUK SANDHI KARYA POERWADHIE ATMODIHARDJO Oleh: Wahyuni Ekawati program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Zakicha37@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN 2.1 Tinjauan pustaka Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hal itu dapat dijadikan sebagai titik tolak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk kontemplasi dan refleksi pengarang terhadap keadaan di luar dirinya, misalnya lingkungan atau masyarakat. Hal ini sejalan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA Oleh: Wisanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra adalah sebuah karya imajiner yang bermedia bahasa dan memiliki nilai estetis. Karya sastra juga merupakan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua macam sifat yaitu, karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non imajinasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian adalah metode deskriptif. Menurut Arikunto (2007: 234) penelitian deskriptif merupakan penelitian

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Ide Mayumi merupakan seorang penulis Kodansha Komik Nakayoshi di

Bab 5. Ringkasan. Ide Mayumi merupakan seorang penulis Kodansha Komik Nakayoshi di Bab 5 Ringkasan Ide Mayumi merupakan seorang penulis Kodansha Komik Nakayoshi di Jepang. Wanita kelahiran 26 Februari 1961 mengawali karir sebagai penulis komik sejak umur tujuh belas tahun. Setelah mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari imajinasi pengarang. Imajinasi yang dituangkan dalam karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari imajinasi pengarang. Imajinasi yang dituangkan dalam karya sastra, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah hasil ciptaan manusia yang memiliki nilai keindahan yang sangat tinggi. Keindahan yang terdapat dalam sebuah karya sastra, merupakan hasil dari

Lebih terperinci

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL HANIF: ZIKIR DAN PIKIR KARYA REZA NUFA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL HANIF: ZIKIR DAN PIKIR KARYA REZA NUFA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL HANIF: ZIKIR DAN PIKIR KARYA REZA NUFA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Dewi Pujawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika keindahan, dalam karya sastra itu sendiri banyak mengankat atau menceritakan suatu realitas yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dilihat sebagai dokumen sosial budaya. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa karya sastra mencatat kenyataan sosial budaya suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap manusia harus dapat membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI Oleh: Ariyadi Kusuma Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ady Wicaksono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adywicaksono77@yahoo.com Abstrak: Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korea Selatan termasuk salah satu negara yang sangat unik dan menarik untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan kehidupan bermasyarakatnya

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM CERPEN JALAN LAIN KE ROMA KARYA IDRUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM CERPEN JALAN LAIN KE ROMA KARYA IDRUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM CERPEN JALAN LAIN KE ROMA KARYA IDRUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Ika Yuliastuti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA Oleh: Tati Mulyani Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam Bahasa Indonesia, kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada kesusasteraan

Lebih terperinci

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA Ayu Puspita Indah Sari dan Hastari Mayrita Universitas Bina Darma Abstrak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Nikmawati yang berjudul Perlawanan Tokoh Terhadap Diskriminasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:

Lebih terperinci

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membaca karya sastra sama dengan mencermati permasalahan atau problem-problem sosial yang sering terjadi di dalam masyarakat. Permasalahan yang terdapat dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra di tengah peradaban manusia

Lebih terperinci

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK Penelitian ini mengambil novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang dan menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan keyakinan pengarang. Karya sastra lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu karya sastra tercipta tidak dalam kekosongan sosial budaya. Artinya, pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian dengan elegannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut disusun telah diperhitungkan segi-segi pementasannya dan sewaktu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut disusun telah diperhitungkan segi-segi pementasannya dan sewaktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Drama adalah salah satu genre karya sastra yang terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi sastra dan pementasan, Sastra berupa teks naskah sedangkan pementasan berhubungan

Lebih terperinci

ANALISIS NASIONALISME NOVEL BURUNG-BURUNG MANYAR KARYA YB. MANGUNWIJAYA SKRIPSI

ANALISIS NASIONALISME NOVEL BURUNG-BURUNG MANYAR KARYA YB. MANGUNWIJAYA SKRIPSI ANALISIS NASIONALISME NOVEL BURUNG-BURUNG MANYAR KARYA YB. MANGUNWIJAYA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan buah karya dari seorang pengarang, dengan menghasilkan sebuah karya sastra pengarang mengharapkan karyanya dapat dinikmati dan dipahami

Lebih terperinci

ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH AFDAL RIFNANDA NPM 10080248 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai monolog Marsinah Menggugat sudah dilakukan sebelumnya oleh peneliti terdahulu. Penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya yang imajinatif, baik berupa lisan maupun tulisan. Fenomena yang terdapat di dalam karya sastra ini merupakan gambaran suatu budaya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang tokoh utama dalam novel tentu sudah banyak diteliti. Berikut ini peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan kreativitas manusia. Karya sastra lahir dari pengekspresian endapan pengalaman yang telah ada dalam jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Hal tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Hal tersebut dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan pada umumnya selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Demikian halnya dengan kesusastraan Indonesia. Perkembangan kesusastraan Indonesia sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak adalah karya sastra yang dari segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak. Bahasa yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. beberapa penulis dalam meneliti atau mengkaji karya sastra. Beberapa diantaranya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. beberapa penulis dalam meneliti atau mengkaji karya sastra. Beberapa diantaranya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan temuan penulis, teori struktural genetik ini, sudah digunakan oleh beberapa penulis dalam meneliti atau mengkaji karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Terlebih bila, sudah dihadapkan oleh beberapa orang ahli.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Terlebih bila, sudah dihadapkan oleh beberapa orang ahli. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan karya imajinatif yang menggambarkan kehidupan bermasyarakat yang dapat dinikmati, dipahami, dan dapat dimanfaatkan oleh kalangan masyarakat. Hasil dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra yang tercipta merupakan hasil dari proses kreativitas pengarang. Pengarang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra yang tercipta merupakan hasil dari proses kreativitas pengarang. Pengarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra yang tercipta merupakan hasil dari proses kreativitas pengarang. Pengarang merupakan bagian dari masyarakat, dan hidup dalam masyarakat dengan beraneka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman sosialnya dalam karya yang akan dibuat. Secara umum dapat digambarkan bahwa seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan aspek penting dalam penelitian. Konsep berfungsi untuk menghindari kegiatan penelitian dari subjektifitas peneliti serta mengendalikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani kehidupannya selalu dihadapkan pada berbagai persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya terbatas pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Indayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoneisa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan

Lebih terperinci

Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik Peer-Kecil Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi

Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik Peer-Kecil Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik Peer-Kecil Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi 2010 2011 Oleh: Sheila Fera Phina 1 Abstrak Judul skripsi ini adalah Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sastra berhubungan erat dengan masyarakatnya. Pernyataan tersebut sejalan dengan munculnya berbagai hasil karya sastra yang mengangkat tentang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang melakukan kajian terhadap novel Jatisaba karya Ramayda Akmal. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam karya sastra tersebut merupakan hasil imajinasi pengarang yang

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam karya sastra tersebut merupakan hasil imajinasi pengarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu hal yang bersifat indah. Keindahan yang terdapat dalam karya sastra tersebut merupakan hasil imajinasi pengarang yang disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan ungkapan kehidupan manusia yang memiliki nilai dan disajikan melalui bahasa yang menarik. Karya sastra bersifat imajinatif dan kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sekitar yang dituangkan dalam bentuk seni. Peristiwa yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sekitar yang dituangkan dalam bentuk seni. Peristiwa yang dialami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan ekspresi yang kreatif dari sebuah ide, pikiran, atau perasaan yang telah dialami oleh seseorang dan diungkapkan melalui bahasa. Sastra adalah bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep dalam penilitian ini adalah: 2.1.1 Novel Novel menceritakan tentang perjalanan hidup tokoh utama dalam satu masa dan di dalam novel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi dalam batin seseorang (Damono, 2002: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi dalam batin seseorang (Damono, 2002: 1). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium, bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ari Handayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci