Henny Riyah Tristanti / ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Henny Riyah Tristanti / ABSTRAK"

Transkripsi

1 ANALISIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL БEДНЫE ЛЮДИ / BEDNYE LJUDI / ORANG - ORANG MALANG KARYA FYODOR MIKHAILOVICH DOSTOEVSKY : SEBUAH TINJAUAN EKSISTENSIALISME Henny Riyah Tristanti / Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia henny.riyah@ui.ac.id ABSTRAK Jurnal ini membahas novel Бедныe Люди/Bednye Ljudi/Orang-Orang Malang karya Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Di dalam jurnal ini, pembahasan difokuskan pada tokoh utama, yakni Devushkin. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis dan penulis mengaitkannya dengan teori eksistensialisme Nikolai Berdyaev. Terdapat sifat yang mendominasi dari diri Devushkin, yaitu sifat perasa. Hasil analisis jurnal ini menyatakan bahwa rasa cinta kasih melatarbelakangi sebagian besar eksistensi Devushkin. Kata kunci : Eksistensialisme, Dostoevsky, Cinta, Perasa, Nikolai Berdyaev ABSTRACT This journal discusses the novel Бедныe Люди / Bednye Ljudi / Poor Folk by Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Within this journal, the discussion focused on the main character, namely Devushkin. This research is using the method of descriptive analysis combined with the existentialism theory by Nikolai Berdyaev. There is a dominant character of self Devushkin, sensitive person. The results of this analysis of this journal that the love behind most of Devushkin s existence. Keywords : Existentialism, Dostoevsky, Love, Sensitive, Nikolai Berdyaev 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan karya sastra dunia pada abad ke-19 telah banyak melahirkan sastrawan-sastrawan besar di berbagai belahan dunia termasuk Rusia. Kesusastraan Rusia abad ke-19 dikenal sebagai periode Zaman Keemasan atau disebut periode Klasisme Baru. Dikatakan demikian dikarenakan pada saat tersebut lahir karya- 1

2 karya besar yang ditulis oleh sastrawan Rusia terkenal antara lain; Gogol, Turgenev, Tolstoy, Dostoevskij, dan Chekov (Alkatiri, 1999: 5). Semasa muda Dostoevsky pernah bersekolah di Akademi Teknik Militer. Di waktu luang selain bersekolah, Dostoevsky termasuk salah satu yang gemar membaca dan mempelajari banyak karya-karya William Shakespeare, ETA Hoffman, Victor Hugo, Blaise Pascal dan Friedrich Schiller. Namun karya Friedrich Schiller seorang penyair dan filsuf asal Jerman yang paling Dostoevsky senangi banyak mempengaruhinya di masa muda ( Dostoevsky banyak belajar dan mengenal filsafat melalui karya-karya Schiller. Dalam dunia kesusastraan Rusia abad ke-19 nama Fyodor Mikhailovich Dostoevsky sudah tidak asing lagi di telinga para pecinta karya sastra dunia. Namanya dapat disejajarkan dengan sastrawan-sastrawan pada masanya seperti Lev Nikolayevich Tolstoy ( ), Nikolai Vasilievich Gogol ( ) dan Ivan Sergeyevich Turgenev ( ). Dostoevsky dianggap sebagai penulis Rusia yang paling populer dan berpengaruh yang dibaca dalam abad-abad ke-20 dan ke-21. Karya-karyanya banyak dipengaruhi dari pengalaman hidupnya dan pola pikirnya. Sedangkan kisah ceritanya banyak mengangkat kisah penderitaan dan kemiskinan di kalangan masyarakat Rusia. Kondisi sosial budaya Rusia pada masa Dostoevsky hidup sangat mempengaruhinya dalam berkarya. Dalam sejarah bangsa Rusia, telah terjadi suatu proses reformasi yang dilakukan pertama kali oleh Peter Agung ( ) dan berlanjut terus sampai masa Tsar Alexander II ( ). Berlin seperti dikutip dari Stephen mengatakan bahwa dengan reformasi ini, bangsa Rusia mencoba menjadi Barat dengan mengadopsi pemikiran-pemikiran dan budaya Eropa (Stephen, 2005: 12).Dalam kondisi seperti inilah Dostoevsky yang pada saat itu menempatkan aliran politiknya pada kelompok sosialis menerbitkan novel pertamanya Бедныe Люди/Bednye Ljudi/Orang-Orang Malang 1846, yang melambungkan namanya dan disebut kritikus Rusia terkemuka saat itu, Vissarion Belinsky sebagai Gogol Baru atas kemampuannya memasukkan kritik sosial dalam ceritanya dengan cara yang sangat halus (Moser, 1992 : 219). Di Rusia pada masa itu sastra merupakan harapan bagi orang-orang yang merasa tidak puas atas pemerintahan Tsar. Novel Бедныe Люди/Bednye Ljudi/Orang-Orang Malang berbentuk korespondensi surat-surat cinta antara Makar Alexeyevich Devushkin, seorang pria setengah baya yang bekerja sebagai juru tulis di kantor pemerintahan dan Varenka, seorang gadis belasan tahun yang tidak lagi memiliki orang tua dan telah dinodai kehormatannya dengan sangat jahat oleh seorang pria kaya yang bernama Byakov. Dalam novel ini dikisahkan Makar Alexeyevich Devushkin, didorong oleh cintanya yang begitu besar terhadap Varenka, mengorbankan seluruh hartanya untuk memenuhi kebutuhan sang gadis semata-mata agar sang gadis dapat hidup bahagia. Dostoevsky dalam pandangannya melihat manusia sebagai suatu yang kompleks, tidak terhingga, dan tidak dapat diduga. Setiap manusia adalah kompleks dan dalam bagaikan laut, manusia selalu diliputi kegugupan dan ktakutan setiap hari ( Kashina, 1987: 66). Kepekaan perasaan Dostoevsky terhadap lingkungan sekitarnya menyebabkan dia sangat menghayati penderitaan kaum miskin yang tertindas, dan diliputi tindakan-tindakan yang terkadang bersifat menyimpang yang semuanya tertuang dalam karya-karyanya. Dalam Бедныe Люди/ Bednye Ljudi/ Orang-Orang Malang, Devushkin dan Varenka, keduanya mengalami kesulitan dalam hidup di tengah-tengah manusia yang bertindak sewenang-wenang terhadap kaum bawah. Dari cerita Бедныe Люди/Orang-Orang Malang tampak jelas memperlihatkan adanya penekanan yang 2

3 mendalam mengenai kejiwaan dan filosofi kehidupan manusia, terutama pada tokoh utama Devushkin. Dalam tiap gerak jiwa dan pikirannya berhasil melalui realita kehidupan di sekitarnya. Dengan keahliannya Dostoevsky mendeskripsikan secara detil karakter tokoh-tokoh dalam novel ini, dapat digambarkan watak atau sifat tokoh-tokohnya yang erat kaitannya dengan keadaan psikologi manusia. Cara pandang suatu kehidupan pribadi dan digabungkan bagaimana bisa tetap beriringan yaitu kodrat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Pencarian yang tidak kunjung selesai itu diupayakan oleh Dostoevsky melalui karya-karyanya dengan menitikberatkan pada permasalahan manusia. Demikian halnya yang dikatakan oleh Nikolai Alexandrovic Berdjaev, seorang filsuf eksistensialis Rusia, Dostoevsky devoted the whole of his creative energy to one single theme, man and man s destiny. He was anthropological and anthropocentric to an almost inexpressible degree: the problem of man was his absorbing passion. (Berdyaev, 1957: 39). Karya dari Dostoevsky secara filosofis merupakan pemanfaatan pengetahuan dalam komposisi karya fiksi. Pengetahuan yang terkandung dalam tanggapan terhadap penderitaan orang dalam kesulitan psikologis dan kehidupan spiritualnya (Dilman, 1984 :106). Dengan bakat khusus dari Dostoevsky, penderitaan dan eksistensi dari manusia dapat dengan jelas dipahami dalam bentuk suatu karya yang tetap ada sebagai penggambaran manusia di masa mendatang. Sejalan dengan pemikiran Dostoevsky mengenai permasalahan manusia, filsafat sebagai ilmu yang membahas permasalahan manusia telah ada sejak zaman yunani. Berfilsafat sudah ditemukan dalam Metafisika nya Aristoteles pasal-pasal pertama yang mencoba merumuskan keingintahuan manusia terhadap arche/sebab dasar dan makna gejala-gejala alam yang dialami manusia (Sutrisno, 1995 : 26). Filsafat berkembang dan mulai dengan menitikberatkan pada eksistensi manusia. Pascal merupakan filsuf pertama yang benar-benar bisa disebut pendahulu dari eksistensialis. Ia menggunakan bentuk pertaruhan untuk menunjukkan bahwa kita harus berkomitmen, bahwa kita tidak bisa menjawab pertanyaan ini dengan cara obyektif yang murni, karena saling berhubungan dengan pengalaman batin (Roubiczek, 1964: 9). Akhirnya di awal abad ke-19 Kierkegaard menegaskan bahwa filsafat tidak boleh abstrak, tetapi berdasarkan pengalaman pribadi, pada situasi historis di mana manusia menemukan dirinya sendiri, sehingga bisa menjadi dasar, bukan spekulasi, tetapi kehidupan setiap manusia. Satu-satunya bukti yang dapat diterima adalah bahwa yang baik bisa dan telah diuji oleh pengalaman (Ibid: 55). Selanjutnya filsafatnya ini dikenal sebagai filsafa eksistensialisme. Kierkegaard juga dinobatkan sebagai bapak eksistensialis pertama. Pada perkembangannya ilmu filsafat masuk ke dalam suatu karya sastra melalui para filsuf yang juga dikenal sebagai sastrawan besar. Maka dari itu sering ditemukan unsur filosofis dalam suatu karya sastra. Keputusan penulis menulis penelitian ini dikarenakan ketertarikan penulis terhadap tokoh utama pada novel yaitu Devushkin. Terdapat banyak pengorbanan yang sulit dipahami dengan akal sehat manusia saat ini. Sikap dan cara pandang tokoh Devushkin, yang menurut asumsi penulis berkaitan dengan perihal eksistensinya sebagai manusia. 1.2 Permasalahan Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana kepribadian Devushkin dan apa yang melatarbelakangi sebagian besar eksistensinya dalam menjalani hidup. 1.3 Tujuan Penelitian 3

4 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepribadian tokoh utama, Devushkin. Selanjutnya dari analisis kepribadian Devushkin akan ditemukan sifat Devushkin yang paling kentara dan mendominasi. Sifat ini nantinya akan mempengaruhi hal yang melatarbelakangi sebagian besar eksistensinya dalam menjalani hidup. 2. TINJAUAN TEORITIS Dalam penulisan ini, penulis menggunakan teori eksistensialisme oleh Nikolai Alexandrovic Berdyaev, seorang filsuf asal Rusia. Menanggapi persoalan eksistensialisme, menurut Berdyaev permasalahan mendasar pada filsafat adalah masalah keobjektifan yang mendasari keterasingan, hilangnya kebebasan dan kepribadian, serta kesubjektifan terhadap yang umum dan dianggap penting. Selanjutnya Berdyaev meyakinkan bahwa filsafatnya adalah filsafat personalisme dan merujuk kepada terminologi yang biasa disebut eksistensial (Berdyaev, 1992 : 257). Berdyaev menekankan filsafatnya pada spirit (roh), tetapi berbeda dengan metafisika spiritualis tradisional. Roh dipahami bukan sebagai zat, maupun sebagai sifat dasar lainnya yang sebanding dengan sifat materi. Roh adalah kebebasan, bukan sifat; roh adalah sebuah tindakan, tindakan kreatif; bukan wujud yang dibekukan dan dibatasi, walaupun setelah wadahnya berbeda ( Berdyaev, 1957 : 104). Berdyaev mempersoalkan bagaimana manusia menghayati eksistensinya diantara dua sengketa agar tercapainya kebebasan sebagai eksistensi pribadi. Sama seperti para eksistensialis lainnya, bagi Berdyaev persoalan manusia dan daya ciptanya berkaitan dengan persoalan kebebasan; dan itu adalah masalah yang utama baginya (Hassan, 1976: 256). Kebebasan mengungkap batasan-batasan setiap macam pemikiran rasional; ia terlihat irasional, tanpa dasar (abysmal), tidak dapat dijelaskan, non objektif. Kebebasan terungkap dalam eksistensi manusia melalui pengalaman spiritual (Berdyaev, 1946: 105). Dengan demikian, maka kebebasan adalah keadaan dari eksistensi yang tidak bisa dihakimi atau dibatasi oleh apapun, jika tidak maka tidak akan ada kebebasan. Berbeda dengan roh yang merupakan kebebasan, materi merupakan determinasi, karena dalam determinasi terdapat proses rasionalisasi dan objektifikasi. Sedangkan kebebasan tidak dapat dipahami dengan pikiran objektif. Berdyaev menjelaskan, bahwa apa yang terlihat adalah dunia objektif, alam, dan dunia kebutuhan sosial, penghambaan, permusuhan, dominasi. Sedangkan dunia noumen adalah rohnya, kebebasan adalah kekuatan kreatif (Berdyaev, 1957: 59). Dengan adanya rasionalisasi terhadap materi maka terjadilah objektifikasi yang sekaligus menghilangkan kebebasan. Berdyaev menganggap dirinya sebagai pemikir "eksistensialis" yang memakai metode sistematis, diskursif, dan analitis, karena baginya alat-alat kognitif gagal untuk mengungkapkan realitas subjektif dari kebebasan manusia. Pelaksanaannya akan berarti "objektifikasi", yang dalam hal penafsiran tentang kekristenan, manusia datang ke dunia bersama-sama dengan dosa. Objektifikasi adalah "perbudakan" dan "pembusukan". Untuk alasan itu Berdyaev berpendapat bahwa kebebasan berangkat dari spiritual, yang dalam pandangannya adalah satu-satunya tolak ukur dan datang dari ekspresi masing-masing individu, bukan dalam simbol-simbol dan mitos, dan itu sangat melebih-lebihkan ilmu pengetahuan dan logika (Ignatow, 1989 : 273). Seluruh pemahaman filsafat eksistensialisme bagi Berdyaev, refleksi filosofis kehidupan manusia dimulai dari manusia itu sendiri (McLachlan, 1992:57). Sutrisno menyatakan bahwa sastra dan filsafat sama-sama bermuara pada pengalaman menghayati kehidupan ini (Sutrisno, 1995:15). Masalahnya, karya sastra membicarakan dunia manusia dan demikian juga 4

5 filsafat. Pernyataan ini mendukung adanya tema-tema filsafat dalam karya sastra termasuk karya Dostoevsky yang bertema eksistensialisme. Selain menggunakan landasan teori mengenai eksistensialisme, penulis menggunakan landasan teori mengenai tokoh dan penokohan karena penulis akan menganalisa karya melalui tokohnya. Pengertian tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman, 1988:16-17). Tokoh cerita perlu digambarkan ciri-ciri lahir, sifat, serta sikap batinnya agar wataknya juga dikenal pembaca. Yang dimaksud dengan watak ialah kualitas tokoh, kualitas nalar, dan jiwa yang membedakannya dengan tokoh lain. Penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh ini disebut penokohan (Ibid : 23). 3. METODE PENELITIAN DAN PENDEKATAN Dalam menganalisis penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian dan pendekatan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode ini dilakukan dengan mendeskripsikan fakta-fakta yang berupa data yang kemudian disusul dengan analisis (Ratna, 2006:53). Sementara pendekatan yang digunakan adalah pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Pendekatan intrinsik adalah pendekatan terhadap karya sastra yang bertolak dari pemahaman dan analisis karya sastra itu sendiri (Wellek, Warren, 1989: 30). Pada pendekatan ini penulis akan menganalisis latar yang meliputi dialog, deskripsi mengenai situasi maupun ungkapan dan ekspresi tokoh. Sedangkan pendekatan ekstrinsik adalah penelitian unsur-unsur luar karya sastra (Ibid: 79). Pada pendekatan ini penulis akan menganalisis dengan melihat keadaan subjektivitas individu pengarang yang memilki sikap, keyakinan dan pandangan hidup yang akan mempengaruhi karyanya. 4. HASIL PENELITIAN Dari hasil penelitian ini ditemukan Devushkin memiliki kepribadian yang religius, sederhana, teguh berprinsip, dan perasa. Namun sifat yang paling dominan dalam diri Devushkin yaitu sifat perasanya. Sifat perasanya ini mendasari rasa cinta kasihnya untuk Varenka. Rasa cinta kasih Devushkin kemudian menjadi hal yang melatarbelakangi sebagian besar eksistensinya dalam menjalani hidup, baik cara pandang dan tindakannya. 5. PEMBAHASAN Sastra memaparkan pengalaman hidup manusia lewat tokoh secara langsung dan konkret. Selanjutnya filsafat muncul sebagai refleksi atas pengalaman manusia dalam berada, bereksistensi didalam realitas hidup. Minat besar bagi manusia sendiri masuk dalam filsafat eksistensialisme. Pada novel Бедныe Люди/Orang-Orang Malang, tokoh Devushkin mengalami peristiwa-peristiwa yang ia tuangkan dalam tulisan suratnya. Kepribadiannya terbentuk karena ia mempunyai visi dalam hidupnya yaitu mencapai ketenangan, kepuasaan batin, kesempurnaan hidup sebagai manusia, dan memperoleh kebahagiaan. Selanjutnya tindakan-tindakan Devushkin yang mencerminkan eksistensinya dilatar belakangi oleh rasa cinta kasihnya. Kepribadian dan tindakan-tindakan Devushkin akan penulis jabarkan sebagai berikut. 5

6 5.1 Kepribadian Makar Devushkin Sebagai Wujud Eksistensi Dalam menjalani kehidupannya sosok Devushkin adalah seorang yang religius. Ia selalu bersyukur atas nikmat Tuhan padanya. Seperti pada kutipan suratnya dibawah ini. вы в вашем здоровье, Макар Алексеевич? Что же до меня касается, то я, слава творцу, здорова и благополучна! ( Достоевский, 1846: 2). / Vy v vašem zdorov e, Makar Alekseevič? Čto že do menja kasaetsja, to ja, slava tvorcu, zdorova i blagopolučna!/ Bagaimana kesehatanmu, Makar Alekseevich? Bahwa aku sendiri, syukur kepada Tuhan, sehat dan sejahtera. Selanjutnya Devushkin mengatakan kepada Varenka untuk selalu mensyukuri apapun yang telah terjadi. Sekalipun hal itu merupakan kesulitan dalam hidup. Terdapat pada kutipan dibawah ini. Впрочем, слава богу, что всё прошло и кончилось и что несчастия наши тоже совершенно оканчиваются.. Воздадим благодарение небу! (Ibid: 14). /Vpročem, slava Bogu, čto vsë prošlo i končilos i čto nesčastija naši tože soveršenno okančivajutsja. Vozdadim blagodarenie nebu!/ Bagaimanapun, syukur Tuhan bahwa segalanya sudah berlalu dan sudah berakhir dan bahwa kesulitan kita juga tentunya sudah berakhir. Kita harus berterimakasih kepada Tuhan! Seperti yang dikatakan Berdyaev dalam membahas permasalahan kebebasan, yang menurutnya merupakan dasar terdalam yang menjadi milik dan inti dari Tuhan dan manusia. Devushkin memiliki cara pandang dalam memaknai hidupnya yaitu dengan menyadari bahwa dirinya mahluk Tuhan dan dengan mensyukuri nikmat Tuhan batinnya memperoleh keutuhan dan kesempurnaan sebagai manusia. Devushkin adalah sosok yang sederhana. Kesederhanaannya terungkap dari tulisan suratnya pada Varenka. Ia menceritakan pada Varenka bagaimana kondisi tempat tinggalnya dan suasana disekitarnya. Ia mendefinisikannya sebagai berikut. Я живу в кухне, или гораздо правильнее будет сказать вот как: тут подле кухни есть одна комната (а у нас, нужно вам заметить, кухня чистая, светлая, очень хорошая), комнатка небольшая, уголок такой скромный... то есть, или еще лучше сказать, кухня большая в три окна, так у меня вдоль поперечной стены перегородка, так что и выходит как бы еще комната, нумер сверхштатный; всё просторное, удобное, и окно есть, и всё, -- одним словом, всё удобное. Ну, вот это мой уголочек (Ibid: 3). /Ya živu v kuxne, ili gorazdo pravil nee budet skazat vot kak: tut podle kuhni est odna komnata (a u nas, nužno vam zametit, kuxnja čistaja, svetlaja očen xorošhaja), komnatka nebol šaja, ugolok takoj skromnyj to est, ili eščë lučše skazat, kuxnja bol šaja v tri okna, tak u menja vdol poperečnoj steny peregorodka, tak čto I vyxodit kak by eščë komnata, numer sverxčtatnyj; vsë prostornoe, udobnoe. Nu, vot ėto moj ugoloček./ Aku tinggal di dapur, walau sebenarnya sangat lebih tepat kalau dikatakan seperti ini: ada satu kamar di sini di samping dapur (dan perlu kamu ketahui bahwa dapur kami bersih terang dan sangat bagus), sebuah kamar kecil, sebuah sudut yang cukupan.. yaitu, aku gambarkan dengan lebih baik, dapurnya luas, dengan tiga jendela dan sepanjang dindingnya aku memiliki sebuah dinding pemisah, jadi seakanakan ada dua kamar lagi, sebuah kamar tambahan; segalanya lega, enak, dan ada jendela dan lain-lain lagi pendeknya, segalanya nyaman. Nah, itulah sudut kecilku. 6

7 Devushkin tinggal di kamar yang sebenarnya itu merupakan sebuah dapur. Dapur yang dibagi dua untuk kamar Devushkin. Batas antara kamar Devushkin dengan dapur hanya diberi sebuah dinding pemisah. Walaupun kamarnya langsung berdekatan dengan dapur, Devushkin merasa nyaman. Kesederhaan gaya hidupnya sudah membuat Devushkin nyaman dan senang. Seperti yang dikatakan Berdyaev, manusia tidak bisa dipandang sebagai suatu konsep belaka. Kebebasan adalah roh atau batin. Oleh karena itu, bagaimanapun keadaan tempat tinggal Devushkin, asalkan batinnya sudah merasa nyaman, itu sudah cukup baginya. Hal ini selanjutnya ditekankan Devushkin, pada kutipan sebagai berikut. Ну, так вы и не думайте, маточка, чтобы тут что-нибудь такое иное и таинственный смысл какой был; что вот, дескать, кухня! -- то есть я, пожалуй, и в самой этой комнате за перегородкой живу, но это ничего; я себе ото всех особняком, помаленьку живу, втихомолочку живу (Ibid: 3). /Nu, tak vy i ne dumajte, matočka, čtoby tut čto-nibud takoe inoe i tainstvennyj smycl kakoj byl; čto vot, deskat, kuxnja! To est ja, požaluj, i v samoj ėtoj komnate za peregorodkoj živu, no ėto ničego; ja sebe oto vsex osobnjakom, pomalen ku živu, vtixomoločku živu./ Nah, dan sayangku, jangan berpikir ada apa-apanya dan mungkin ada sesuatu yang rahasia itu; kamu tahu, cuma dapur! Yaitu, yah aku memang tinggal dalam ruang di balik pemisah ini, tetapi biarlah; aku hidup terpisah dari orang-orang lain, diam-diaman saja, enak dan tenang. Devushkin meyakinkan kepada Varenka untuk tidak perlu berpikir apa-apa tentang kondisi bagaimana ia tinggal. Devushkin juga menekankan bahwa kondisinya itu tidak menjadi masalah baginya. Ia justru merasa mendapatkan ketenangan, mengingat letak kamarnya yang jauh dari orang-orang yang juga menyewa kamar di tempat kos tersebut. Bagi Devushkin kesederhanaan menjadikan batinnya tenang dan nyaman tinggal di ruangan tersebut. Berdyaev mengatakan kebebasan bersifat non objektif. Walaupun bagi sebagian orang, tempat tinggal itu bisa saja dikatakan kurang memenuhi kriteria kenyamanan tempat tinggal, namun lain bagi Devushkin. Batinnya menjadi tolak ukur kebebasannya dalam menentukan kriteria sesuatu. Devushkin menekankan lagi pendapatnya tentang tempat tinggalnya. Kenyamanan baginya merupakan hal yang sangat pokok. Terdapat pada kutipan sebagai berikut. Правда, есть квартиры и лучше, -- может быть, есть и гораздо лучшие, -- да удобство-то главное; ведь это я всё для удобства, и вы не думайте, что для другого чего-нибудь (Ibid: 4). /Pravda, est kvartiry i lučše, možet byt, est i gorazdo lučšie, da udobstvo-to glavnoe; ved ėto ja vsё dlja udobstva, i vy ne dumajte, čto dlja drugogo čego-nibud./ Memang ada apartemen yang lebih baik, mungkin jauh lebih baik, tetapi kenyamanan adalah yang pokok, lagipula, aku lakukan itu demi kenyamanan, jangan berpikir untuk lain-lainnya. Devushkin mengatakan mungkin memang ada tempat sewa kos yang lebih baik, namun rasa nyaman yang menjadikan hal pokok untuk ia tetap bertahan dan merasa betah tinggal di tempatnya sekarang. Ia menyadari banyak yang lebih baik dari tempat tinggalnya itu namun itu tidak perlu ia lakukan. Rasa nyaman yang ada pada batin Devushkin tidak dapat dinilai dari materi. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Berdyaev. Roh adalah kebebasan yang sifatnya tidak sebanding dengan materi. Roh adalah kekuatan kreatif. Rasa nyaman batin Devushkin merupakan kekuatan baginya untuk tetap merasa senang tinggal di ruangannya. Devushkin mengatakan kepada Varenka bahwa kenyamanan yang ia dapat dari ruangannya saat ini bukan hanya kepuasaan batin tetapi juga ia dapat menyisihkan uangnya untuk hal lain. Terdapat pada kutipan sebagai berikut. 7

8 А моя квартира стоит мне семь рублей ассигнациями, да стол пять целковых: вот двадцать четыре с полтиною, а прежде ровно тридцать платил, зато во многом себе отказывал; чай пивал не всегда, а теперь вот и на чай и на сахар выгадал (Ibid: 4). /A moja kvartira stoit mne sem rublej assignacijami, da stol pjat celkovyx: vot dvadcat četyre s poltinoju, a prežde rovno tridcat platil, zato vo mnogom sebe otkazyval; caj pival ne vsegda, a teper vot i na caj i na saxar vygadal./ Tetapi ruanganku ini biayanya tujuh rubel kertas, makannya lima rubel perak; itu dua puluh empat rubel lima puluh kopek, sedangkan aku dulu membayar tiga puluh rubel, dan aku tidak bisa membeli hal-hal lain, dulu aku tidak selalu minum teh, tetapi kini aku bisa menabung cukup untuk teh dan gula. Devushkin menceritakannya kehidupannya dulu yang memang lebih nyaman dari saat ini, namun untuk menyewa ruangan seperti dulu lagi membuatnya tidak memiliki uang saku untuk membeli hal yang lain. Berbeda dengan sekarang, Devushkin menyewa ruangan yang jauh lebih murah dan untuk itu ia bisa menyisihkan uangnya untuk membeli teh. Kesederhaan yang ia terapkan pada hidupnya tidak hanya menimbulkan ketenangan dan kepuasan batin melainkan bermanfaat untuk hal lain, seperti membeli teh dan gula. Selanjutnya Devushkin mengatakan pendapatannya selama bekerja yang bukan hanya ingin ia gunakan untuk sewa kamar tetapi sebagai simpanan untuk kebutuhan yang lain. Terdapat pada kutipan dibawah ini. Положите так, для карманных денег -- всё сколько-нибудь требуется -- ну, сапожишки какиенибудь, платьишко -- много ль останется? Вот и всё мое жалованье. Я-то не ропщу и доволен (Ibid: 4). /Položite tak, dlja karmannyx deneg vsё skol ko-nibud trebuetsja nu, sapožiški kakie-nibud, plat iško mnogo l ostanetsja? Vot i vsё moe žalovan e. ja-to ne ropšču i dovolen./ Katakanlah begini, apakah masih cukup sisa untuk uang saku -- kita selalu membutuhkannya, misalnya untuk sepatu, dan pakaian? Dan itulah seluruh gajiku. Aku tidak mengeluh, aku puas. Devushkin mengatakan bahwa uang saku, sisa dari uang yang tidak terpakai untuk sewa kamar bisa digunakan untuk kebutuhan lain. Setelah Devushkin mengatakan rincian dari semua biaya hidupnya berikut uang yang dapat ia tabung, ia berkata dan itulah seluruh gajiku. Ia menegaskan apapun itu, itulah semua hasil yang ia bisa dapatkan dari gajinya, walaupun dengan banyak melakukan penghematan. Ia sudah merasa cukup dengan itu. Tidak ada keinginan untuk lebih dari apa yang sudah ia dapatkan. Hal ini mencerminkan kesederhanaannya dalam menjalani hidup. Berdyaev menjelaskan bahwa kebebasan adalah roh yang merupakan tindakan kreatif sebagai aktualisasi kepribadian. Semua tindakan Devushkin merupakan pengaktualisasian dirinya. Dengan banyak berhemat ia merasa senang bisa menabung. Kesederhanaan dalam menjalani hidup membuat Devushkin merasa tenang dan puas serta bermanfaat bagi diri sendiri. Pada penggalan akhir surat pertamanya untuk Varenka, Devushkin sekali lagi meyakinkan Varenka mengenai kondisi tempat tinggalnya. Terdapat pada kutipan sebagai berikut. Вы, впрочем, не думайте чего-нибудь и не сомневайтесь, маточка, обо мне, что я такую комнату нанял. Нет, это удобство заставило, и одно удобство соблазнило меня (Ibid: 4). /Vy, vpročem, ne dumajte čego-nibud i nesomnevajtes, matočka, obo mne, čto ja takuju komnatu nanjal. Net, ėto udobstvo zastavilo, i odno udobstvo soblaznilo menja./ Kamu, namun, jangan menganggap apa-apa dan jangan khawatir, Sayangku, bagi ku, bahwa aku menyewa sebuah ruangan. Tidak, ini sudah membuat aku nyaman dan kenyamanan ini sudah seperti menggodaku. 8

9 Devushkin mengatakan ia menyewa ruangan bukan karena hal apapun, melainkan kenyamanan. Devushkin menekankan lagi bahwa kesederhaan membuat hatinya puas dan nyaman dalam menjalani hidup. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Berdyaev yang menekankan filsafatnya pada roh. Roh tidak bisa dipandang sebagai sesuatu yang sebanding dengan materi dan non objektif. Roh ada dan datangnya dari diri manusia itu sendiri dan sesuai dengan pengalaman hidupnya sendiri. Di dalam pergaulannya Devushkin adalah tidak suka melakukan hal yang menurutnya tidak baik untuk dilakukan. Ia orang yang teguh dalam berprinsip. Мел, карты, дым такой ходил по всей комнате, что глаза ело. Играть я не стал, и мне сейчас заметили, что я про философию говорю. Потом уж никто со мною и не говорил всё время; да я, по правде, рад был тому. Не пойду к ним теперь; азарт у них, чистый азарт! (Ibid: 11). /Mel, karty, dym takoj xodil po vsej komnate, čto glaza elo. Igrat ja ne stal, i mne sejčas zametili, čto ja pro filisofiju govorju. Potom už nikto so mnoju i ne govoril vsë vremja; da ja, po pravde, rad byl tomu. Ne pojdu k nim teper ; azart u nix, čistyj azart!/ Ada kapur, kartu-kartu, dan banyak sekali asap mengambang di kamar, sehingga mataku terasa pedih. Aku tidak ikut bermain dan segera saja mereka berkata padaku bahwa aku berbicara filsafat. Lalu tidak ada seorangpun yang berbicara padaku sepanjang waktu itu; aku benar, aku senang karena hal itu. Saat ini aku tidak mau mengunjungi mereka,; itu kan berjudi, benar-benar berjudi! Pada saat itu Devushkin diajak untuk ikut bergabung dalam permainan kartu. Namun ia menolaknya dan mengatakan kalau permainan itu semacam berjudi. Semenjak itu tidak ada satu pun orang yang berbicara padanya, tetapi Devushkin bangga karena sudah berbicara seperti itu. Devushkin bangga dengan prinsipnya dan tindakannya walaupun pada akhirnya hal itu membuat ia dijauhi oleh teman-temannya. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Berdyaev bahwa kebebasan adalah tindakan kreatif. Tindakan kreatif sebagai pengaktualisasian kepribadian yang dimiliki Devushkin. Devushkin menanggapi balasan surat Varenka yang menulis tentang kenyamanan dan kedamaian. Tercermin kesederhanaan pada kutipannya sebagai berikut. Что это вы пишете мне, Варвара Алексеевна, про удобства, про покой и про разные разности? Маточка моя, я не брюзглив и не требователен, никогда лучше теперешнего не жил; так чего же на старости-то лет привередничать? Я сыт, одет, обут; да и куда нам затеи затевать! (Ibid: 7). /Čto ėto vy pišete mne, Varvara Alekseevna, pro udobstva, pro pokoj i pro raznye raznosti? Matočka moja, ja ne brjuzgliv i ne trebovatelen, nikogda lučše teperešnego ne žil; tak čego že na starosti-to let priveredničat? ja syt, odet, obut; da i kuda nam zatei zatevat! / Apa yang kamu tulis padaku, Varvara Alexeyevna, tentang kenyamanan, tentang kedamaian, dan tentang berbagai hal itu? Sayangku, aku bukan penggerutu dan aku tidak menuntut apa-apa, aku tidak pernah hidup lebih baik dari sekarang ini; jadi kenapa aku harus pili-pilih dalam usia tuaku? Aku cukup makan, pakaian, dan sepatu; dan siapa kami ini harus berpikiran muluk-muluk! Devushkin mengatakan bahwa hidupnya tidak pernah lebih baik dari saat ini. Untuk itu ia berkata kenapa ia harus menuntut sesuatu dan untuk apa. Terlihat bahwa Devushkin orang yang sederhana dalam menjalani hidup. Baginya kemewahan belum tentu membuatnya merasa nyaman dan damai. Batinnya sudah merasa senang dan cukup puas di kehidupannya sekarang. Walaupun tidak dalam artian kehidupan yang mewah tetapi dalam hal makan, pakaian, dan sepatu yang Devushkin katakan sudah mencukupinya. Kebahagiaan sudah ia dapatkan dari kesederhanaan hidupnya saat ini. Batin sudah merasa puas dan senang, itu yang menjadi hal terpenting bagi Devushkin. 9

10 Batin menjadi hal utama bagi Devushkin dalam memiliki cara pandang dan melakukan berbagai hal. Hal ini menjadikan dirinya sebagai seorang perasa yang sangat dalam. Seperti pada kutipan dibawah ini, ketika ia menceritakan kesehariannya dan tetangga-tetangga sekitar tempat tinggalnya. Pada kutipan dibawah ini Devushkin menceritakan tentang keluarga Gorshkov, tetangganya yang malang. Бедны-то они, бедны -- господи, бог мой! Всегда у них в комнате тихо и смирно, словно и не живет никто. Даже детей не слышно. И не бывает этого, чтобы когда-нибудь порезвились, поиграли дети, а уж это худой знак. Как-то мне раз, вечером, случилось мимо их дверей пройти; на ту пору в доме стало что-то не по-обычному тихо; слышу всхлипывание, потом шепот, потом опять всхлипывание, точно как будто плачут, да так тихо, так жалко, что у меня всё сердце надорвалось, и потом всю ночь мысль об этих бедняках меня не покидала, так что и заснуть не удалось хорошенько (Ibid: 12). /Bedny-to oni, bedny gospodi, bog moj! Vsegda u nix v komnate tixo i smirno, slovno i ne živet nikto. Daže detej ne slyšno. I ne byvaet ėtogo, čtoby kogda-nibud porezvilis, poigrali deti, a už ėto xudoj znak. Kak-to mne raz, večerom, slučilos mimo ix dverej projti; na tu poru v dome stalo čto-to ne poobyčnomu tixo; slyšu vsxlipyvanie, potom šepot, potom opjat vsxlipyvanie, točno kak budto plačut, da tak tixo, tak žalko, čto u menja vsё serdce nadorvalos, i potom vsju noč mysl ob ėtix bednjakax menja ne pokidala, tak čto i zasnut ne udalos xorošen ko./ Sekali aku pernah melintasi pintu mereka di petang hari untuk suatu keperluan ; pada saat itu rumah dalam keadaan sunyi senyap; aku mendengar sebuah rengekan, seakan-akan ada yang menangis, tetapi pelan-pelan sekali, demikian memelas; sehingga hatiku benar-benar tercabik dan setelah itu pikiran tentang orang-orang malang it uterus menerus menggelutiku sepanjang malam, sehingga aku tidak bisa tidur dengan sepatutnya. Sebelumnya diceritakan bahwa Gorshkov seorang pegawai negeri yang dipecat dari kantornya karena suatu sebab. Anak-anaknya sakit-sakitan dan memiliki banyak hutang kepada nyonya pemilik sewa kamar. Devushkin mengungkapkan kesedihan dirinya akan kehidupan tetangganya itu. Batinnya merasa terluka mendengar tangisan dari anak-anak Gorshkov. Kesedihannya ini membawa ia sulit tidur di malam hari. Rasa empatinya ini memperlihatkan bahwa Devushkin orang yang sangat perasa. Pada kutipan diatas memperlihatkan perasaannya yang peka terhadap penderitaan tetangganya. Pada suratnya Devushkin menjelaskan kepada Varenka bahwa hati menjadi penentu dari kehidupan. Seperti pada kutipan sebagai berikut. Всё это вы по совести должны бы были знать, маточка, и он должен бы был знать; уж как взялся описывать, так должен бы был всё знать (Ibid: 57). /Vsë ėto vy po sovesti dolžny by byli znat, matočka, i on dolžen by byl znat ; už kak vzjalsja opisyvat, tak dolžen by byl vsë znat./ Semua ini mestinya diketahui dalam nuranimu, sayangku, dan dia seharusnya mengetahuinya; jika dia merasa bisa menjelaskannya, maka dia harus mengetahui segalanya. Hati nurani bagi Devushkin merupakan penentu dari bersikap dan berpikir. Dalam kutipan diatas hati berperan dalam mengambil keputusan. dia seharusnya mengetahuinya dia disini adalah kata ganti dari hati nurani. Hati nurani harus mengetahui dan bisa menjelaskan segalanya. Menurut Berdyaev dalam melihat kebenaran berasal dari roh. Seseorang harus dapat melampaui dunia objektif. Bagi Devushkin terlepas semua dari pandangan objektif, hati nuraninya yang dapat menentukan keputusan dalam hidup. Hati, perasaan, batin menentukan pikiran dan tindakan Devushkin memperlihatkan dirinya seorang perasa yang sangat dalam. Demikian analisis dari kepribadian Makar Devushkin, ditemukan bahwa Devushkin adalah orang yang religius, sederhana, teguh berprinsip, dan perasa. Dari kesemuanya itu sifat perasa Devushkin sangat 10

11 mendominasi dirinya. Batin menjadi penentu cara pandang dan tindakan Devushkin. Hal ini sesuai dengan teori Nikolai A. Berdyaev yang menekankan filsafatnya pada spirit (roh). Roh adalah kebebasan yang didalamnya terdapat tindakan kreatif, tidak sebanding dengan materi, tidak dapat dijelaskan, dan non objektif. Semua tergantung dari kehidupan masing-masing individu itu sendiri. Semua kepribadian yang ada pada dirinya karena Devushkin memiliki visi hidup untuk mencari keutuhan, ketenangan hidup dan memperoleh kebahagiaan. Sifat perasa Devushkin yang sangat kentara dan mendominasi, nantinya akan berpengaruh pada perasaan dan tindakannya dalam mencintai Varenka. 5.2 Cinta Kasih Sebagai Latar Belakang Eksistensi Devushkin Dari analisis kepribadian diatas ditemukan bahwa sifat dominan yang ada pada diri Devushkin adalah sifat perasa. Sifat perasa Devushkin ini akan berpengaruh pada tindakan dan perasaannya dalam mencintai Varvara Alexeyevna atau Varenka. Pada analisis ini, selanjutnya akan membahas rasa cinta kasih Devushkin kepada Varenka. Rasa cinta Devushkin kepada Varenka melatarbelakangi eksistensinya dalam menjalani hidup. Varenka menjadi objek eksistensi Devushkin yang sangat membawa pengaruh pada suasana hati. Seperti pada kutipan dibawah ini. Вчера я был счастлив, чрезмерно счастлив, донельзя счастлив! Вы хоть раз в жизни, упрямица, меня послушались (Ibid: 1). /Vcera Ja byl sčastliv, črezmerno sčastliv, donel zja sčastliv! Vy xot raz v žizni, uprjamica, menja poslušalis / Kemarin aku berbahagia, sangat bahagia, bahagia sekali! Karena sekali dalam hidupmu, gadis bandel, kamu lakukan permintaanku. Devushkin mengungkapkan kebahagiaannya kepada Varenka karena Varenka telah melakukan permintaan Devushkin. Kebahagiaan batinnya dilandasi oleh sesuatu yang dilakukan Varenka untuknya. Varenka adalah gadis yang sangat dikasihi Devushkin. Varenka menjadi objek atas kebahagiaan batin Devushkin. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Berdyaev menekankan filsafatnya pada roh atau batin. Roh atau batin adalah kebebasan. Kebebasan bahagia batin Devushkin yaitu Varenka. Dalam suratnya Devushkin menceritakan mimpinya tentang Varenka. Devushkin mengungkapkan bahwa mimpinya indah. Bagi Devushkin segala tentang Varenka indah dan dapat menyenangkan hatinya. Terdapat pada kutipan sebagai berikut. Я даже и помечтал сегодня довольно приятно, и всё об вас были мечтания мои, Варенька. (Ibid:2) /Ja daže i pomečtal segodnja dovol no prijatno, i vsё ob vas byli mečtanija moi, Varen ka./ Aku sedikit bermimpi indah hari ini, dan semua impianku adalah tentang kamu, Varenka. Hal yang menjadi kebahagian batinnya merupakan kebebasan. Sesuai yang dikatakan Berdjaev, kebebasan adalah kekuatan kreatif. Varenka menjadi sosok kekuatan di dalam impian-impian Devushkin. Bagi Devushkin menyenangkan Varenka merupakan kebahagiaan batin yang tidak ternilai harganya karena Varenka adalah gadis yang sangat dikasihinya. Да мне, маточка, это особое счастие вас удовлетворять; уж это мое удовольствие (Ibid: 42). 11

12 /Da mne, matočka, ėto osoboe sčastie vas udovletvorjat ; už ėto moe udovol stvie/ Bagiku, sayangku, merupakan kebahagiaan untuk bisa memuaskanmu; jadi itu kesenanganku Pada saat itu, Devushkin sendiri hidup dalam penghematan dan juga memiliki penghasilan kecil. Namun rasa cinta kasihnya kepada Varenka membuat ia banyak melakukan pengorbanan untuk gadis itu. Hal ini membuatnya merasakan kebahagiaan batin. Sesuai dengan yang dikatakan Berdyaev, roh adalah kebebasan. Kebebasan adalah suatu tindakan kreatif. Tindakan yang Devushkin lakukan dengan banyak membantu Varenka, merupakan suatu kepuasaan tersendiri yang tidak dapat dijelaskan. Sifatnya subjektif dan berasal dari pengalaman Devushkin sendiri. Devushkin banyak melakukan penghematan dalam hidupnya agar dapat memiliki uang saku untuk keperluan lain. Uang saku itu terutama banyak ia pergunakan untuk membelikan kebutuhan Varenka. Seperti pada kutipan dibawah ini. Приказали вы, душенька, через Терезу сказать, что вам шелчку цветного для вышиванья нужно; куплю, маточка, куплю, и шелчку куплю. Завтра же буду иметь наслаждение удовлетворить вас вполне. Я и купить-то где знаю (Ibid: 42). /Prikazili vy, dušen ka, čerez Terezu skazat, čto vam šelku cvetnogo dlja vyšivan ja nužno; kuplju, matočka, kuplju, i šelčku kuplju. Zavtra že budu imet naslaždenie udovletvorit vas vpolne. Ja i kupit - to gde znaju./ Kamu telah memesan, sayangku, melalui Tereza, ia mengatakan, bahwa kamu ingin sutra berwarna untuk menyulam; aku akan belikan, sayangku, akan aku belikan sutra itu. Besok aku akan senang dan puas membelikanmu. Aku tahu dimana membelinya. Dalam kutipan diatas terlihat bahwa Devushkin ingin membelikan sutra untuk keperluan Varenka menjahit. Saat itu Varenka memenuhi kebutuhannya sehari-hari dengan menjadi seorang penjahit. Di kalimat terakhir Devushkin menyatakan kegembiraannya akan membelikan sutra bagi Varenka. Ia juga merasa puas dengan hal yang dilakukannya itu. Rasa cinta kasihnya kepada Varenka membuat batinnya merasa senang dengan membelikan barang-barang bagi Varenka. Sesuai dengan yang dikatakan Berdyaev, dalam melihat manusia tidak bisa dilihat sebagai suatu konsep belaka. Manusia hanya dapat dipahami sebagai pribadi yang hidup. Devushkin menjadi pribadi yang hidup karena adanya Varenka. Untuk itu sebagai perwujudan dari rasa kasihnya, ia menyenangkan hati Varenka dengan membelikan berbagai macam kebutuhan Varenka. Varenka merasa keberadaannya merepotkan Devushkin, sehingga ia berniat untuk mengambil sebuah pekerjaan di tempat lain. Namun Devushkin meyakinkan Varenka untuk tidak menerima tawaran pekerjaan itu. Ia mengungkapkan bahwa Varenka memiliki cukup peran dalam suasana batinnya. Ну что мы будем делать без вас; что я, старик, буду делать тогда? Вы нам не нужны? Не полезны? Как не полезны? Нет, вы, маточка, сами рассудите, как же вы не полезны? Вы мне очень полезны, Варенька. Вы этакое влияние имеете благотворное... Вот я об вас думаю теперь, и мне весело (Ibid: 53). /Nu čto my budem delat bez vac; čto ja, budu delat togda? Vy nam ne nužny? Ne polezny? Kak ne polezny? Vy mne očen polezny, Varen ka. Vy ėtakoe vlijanie imeete blagotvornoe.. Vot ja ob vas dumaju teper, i mne veselo./ Apa yang akan kami lakukan tanpa kamu; aku, si tua ini, akan lakukan apa kemudian? Kami tidak memerlukanmu? Tidak berguna? Tidak berguna bagaimana? Tidak, sayangku, kamu pikirkanlah, 12

13 bagaimana kamu tidak berguna? Kamu sangat berguna bagiku, Varenka. kamu memiliki pengaruh yang bermanfaat. Disini aku memikirkanmu hari ini dan aku merasa gembira. Devushkin menyatakan bagaimana kondisinya nanti jika Varenka benar-benar pergi meninggalkannya. Baginya arti dari keberadaan Varenka disekitarnya amat sangat berarti. Walaupun Devushkin harus hidup dengan serba berkecukupan dan terkadang mendapatkan ejekan dari orang-orang sekitarnya. Bersama Varenka Devushkin merasakan jiwanya hidup. Hidup dalam jiwa batin yang bahagia, tidak ternilai dengan materi apapun. Varenka merupakan penyemangat hidupnya dan penghiburnya. Pada suratnya, Varenka mengatakan sosok Devushkin yang dalam hidupnya penuh dengan kecemasan untuk dirinya tetapi tidak mementingkan dirinya sendiri. Я внимательно читаю все ваши письма и вижу, что в каждом письме вы обо мне так мучаетесь и заботитесь, как никогда о себе не заботились (Ibid: 74). /Ja vnimatel no čitaju vse vaši pis ma i vižu, čto v každom pis me vy obo mne tak mučaetes i zabotites, kak nikogda o sebe ne zabotilis./ Aku membaca dengan cermat semua surat Tuan dan melihatnya, bahwa setiap surat Tuan berisi siksaan dan khawatir Tuan tentang diriku, tetapi tidak pernah khawatir tentang diri Tuan sendiri. Bagi Devushkin kebahagiannya tidak bisa dinilai dari sudut pandang objektif mayoritas orang pada umumnya. Dengan membahagiakan Varenka, batinnya juga merasa gembira. Penilaiannya terhadap kebahagiaan merupakan eksistensinya yang tidak bisa dihakimi dan dibatasi. Ditengah perasaan kalut dan terpuruk meratapi nasib serta takdirnya, Devushkin mengungkapkan betapa Varenka mempunyai andil yang besar dalam keadaan jiwanya. Голубчик вы мой! Как вспомню об вас, так точно лекарство приложу к больной душе моей, и хоть страдаю за вас, но и страдать за вас мне легко (Ibid: 92). /Golubčik vy moj! Kak vspomnju ob vas, tak točno lekarstvo priložu k bol noj duše moej, i xot stradaju za vas, no i stradat za vas mne legko./ Sayangku! Ketika aku mengingat tentangmu, seakan-akan kamu menyembuhkan jiwaku yang sakit, dan walaupun aku menderita bagimu, tetapi menderita bagimu itu mudah. Bagi Devushkin, Varenka merupakan objek yang dapat mengatur keadaan jiwanya untuk dapat merasa lebih baik dan bahagia. Menurut Berdjaev roh yang merupakan kebebasan tidak dapat dipahami oleh pandangan objektif. Pandangan subjektif Devushkin dalam mengenali dan memahami jiwanya, menunjukkan dirinya yang bereksistensi. Demi untuk membahagiakan Varenka, Devushkin rela melakukan semua pengorbanan baik fisik maupun batin. Pengorbanan yang ia lakukan bahkan sampai membawanya jatuh ke situasi sulit karena harta bendanya habis dan banyak berhutang. Walaupun pada akhir dari kisah ini, Varenka lebih memilih untuk menerima lamaran pernikahan dari seorang tuan tanah dan meninggalkan Devushkin. 6. KESIMPULAN Di awal kepengarangan Dostoevsky, ternyata ia sudah menghasilkan suatu karya yang luar biasa dalam penggambaran jiwa psikologis manusia. Karya pertamanya ini tidak terlepas dari pengaruh masa mudanya yang menyenangi karya-karya dari penyair dan filsuf pada masa itu. Di masa mudanya Dostoevsky gemar membaca 13

14 dan menyukai karya Friedrich Schiller seorang penyair dan filsuf asal Jerman. Dari sini Dostoevsky mulai mengenal dan mempelajari sastra dan filsafat. Sastra dan Filsafat erat kaitannya karena sama-sama menceritakan pengalaman hidup manusia. Ilmu Filsafat sendiri mulai memasuki ranah sastra karena banyak filsuf yang juga merupakan sastrawan besar. Mereka menuangkan pemikirannya pada karya sastra. Filsafat yang mempunyai visi mengenal jati diri manusia seutuhnya terus mengalami perkembangan akhirnya mulai menitikberatkan pada minat manusia. Aliran filsafat ini disebut Eksistensialisme atau Pemikiran Eksistensial. Selanjutnya seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dalam dapat digunakan ilmu filsafat eksistensialisme dalam menganalisis karya sastra. Dalam karyanya Dostoevsky banyak menampilkan tokoh psikologis yang mengalami gejolak batin dan jiwa yang dahsyat. Dalam novel Бедныe Люди/Bednye Ljudi/Orang-Orang Malang, tokoh Devushkin sering sekali menuangkan segala pandangannya dan bentuk tindakannya pada Varenka. Kepribadian dan Devushkin menyangkut eksistensinya dalam mencapai visi hidupnya. Dalam menulis penelitian ini penulis menggunakan teori eksistensialisme dari Nikolai A. Berdyaev untuk menganalisis tokoh utama, Makar Alexeyevich Devushkin. Berdjaev menekankan filsafatnya pada spirit (roh). Roh adalah kebebasan. Pada proses analisis ditemukan batin sebagai cara pandang Devushkin dalam bereksistensi. Kepribadian Devushkin merupakan wujud dari eksistensinya dalam menjalani hidup. Ia adalah orang yang religius, sederhana, teguh berprinsip dan perasa. Semua kepribadiannya berpangkal dari visi hidupnya untuk menemukan keutuhan, ketenangan hidup dan memperoleh kebahagiaan. Namun dari semua kepribadiannya ini yang paling kentara adalah sifat perasa. Sifat perasa Devushkin terlihat jelas dari surat-suratnya. Hatinya peka terhadap berbagai peristiwa yang ada di kehidupannya sehari-hari. Ia juga selalu mengungkapkan bahwa hati menjadi tolak ukur cara pandang dan semua tindakannya. Selanjutnya sifat perasa Devushkin, menimbulkan rasa cinta kasih kepada Varenka. Cinta kasih Devushkin yang didasari empatinya terhadap masa lalu Varenka yang kelam. Rasa cinta kasih Devushkin pada Varenka yang diwujudkan dari banyaknya pengorbanan baik fisik maupun batin. Hal ini sesuai dengan Berdyaev yang menekankan filsafatnya pada roh. Roh adalah kebebasan. Roh adalah tindakan kreatif yang keberadaannya tidak dapat dibatasi, tidak sebanding dengan materi, dan non objektif. Pada akhirnya manusia tidak bisa dipandang sebagai suatu konsep belaka melainkan ia hanya dapat dipahami sebagai pribadinya yang hidup. Dalam hal ini segala yang melatarbelakangi sebagian besar eksistensi Devushkin yaitu rasa cinta kasih kepada Varenka. Varenka yang membuat Devushkin merasa hidup dalam menjalani kehidupannya. UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat-nya, saya dapat menyelesaikan jurnal ini. Penulisan jurnal ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Humaniora program studi Rusia pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: (1) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan dukungan material dan moral; kehangatan dalam keluarga menjadi tempat pelipur lara ketika saya merasa jenuh pada saat mengerjakan penulisan skripsi ini. 14

15 (2) Ibu Dr. Thera Widyastuti, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya serta memberikan saran-saran dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. (3) Bapak Banggas Limbong, M.Hum. dan Ibu Mina Elfira, Ph.D. yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membaca skripsi ini dan turut memberikan masukan yang menjadi bahan evaluasi bagi saya dalam menulis skripsi ini agar lebih baik. (4) Dan Para Dosen program studi Rusia Ibu Prof. Dr. N. M.T. Hardjatno, Ibu Sari Endahwarni, M.Si., Bapak Muhammad Nasir Latief, M.Hum., Bapak Dr. Zeffry Alkatiri, Bapak Fadli Zon, S.S., M.Sc., Bapak Ahmad Sujai, M.A., Bapak Ahmad Fahrurodji, M.A., Ibu Nia Kurnia, M.App.Ling., Ibu Sari Gumilang, M.Hum., Bapak Reynaldo de Archellie, M.Si., Bapak Hendra Kaprisma, S.Hum., Bapak Abuzar Rouskhanfikri, S.Hum dan Ibu Olga Portnyagina, M.A. yang telah banyak membagi ilmunya selama saya mengikuti perkuliahan di program studi Rusia. (5) Sahabat saya (meanies) : Aniska Rizky Poetri Shivalaya (vaya), Giantika Rorinda Pangestu (oi), Herlina Anca Simatupang (anca), Ivana Kristiastuti (ivana), Maria Nirmala Darmastuti (mama), dan Retno Ayu Lastianti (eno) yang telah memberikan warna keceriaan, suka dan duka di masa perkuliahan saya. (6) Teman-teman Rusia 2009 Ari yang telah membagi waktunya untuk berdiskusi mengenai tema skripsi saya, Tia yang telah banyak memberikan banyak info, Syifa, Nisa, Akbar dan semuanya yang tidak cukup saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas semua kerja sama yang pernah terjalin di masa perkuliahan, banyak pengalaman berharga yang tidak akan pernah saya lupakan sampai akhir hayat. (7) Vincentia, sahabat saya dari masa SMP sampai sekarang hingga tua nanti, tempat berbagi cerita mengenai berbagai hal suka dan duka, juga selalu memberikan dorongan semangat untuk saya agar bisa menyelesaikan skripsi ini, Fifi sepupu dan sahabat yang selalu menjadi pendengar terbaik. Terakhir kepada semua pihak yang telah memberikan waktu, semangat, dan dukungan untuk saya dalam proses penulisan skripsi ini. Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. DAFTAR REFERENSI Sumber Buku : Alkatiri, Zeffry Dari Pushkin Sampai Perestroika. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Berdyaev, Nikolai Spirit and Reality (penerjemah: George Reavey). London: The Centenary Press The Beginning and The End (penerjemah: R. M. French). New York: Harper & Brother Publisher The Russian Idea (penerjemah: R. M. French) London: Lindisfarne Press. Griffiths, A Phillips Philosophy and Literature. Cambridge: Cambridge University Press. Hassan, Fuad Berkenalan Dengan Eksistensialisme. Jakarta: Pustaka Jaya. Kashina The Aesthetic of Dostoevsky. Moscow: Raduga Publisher. Kutha-Ratna, Nyoman Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Moser, Charles The Cambridge History of Russian Literature. Cambridge: Cambridge University Press. Roubiczek, Paul Existentialism for and against. Cambridge: Cambridge University Press. Sudjiman, Panuti Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. 15

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dalam hubungannya dengan kehidupan, sastra adalah wujud tertulis yang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dalam hubungannya dengan kehidupan, sastra adalah wujud tertulis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan seni cipta antara perpaduan imajinasi pengarang dan pengalaman kehidupan yang ada disekitarnya, mungkin pernah ia alami sendiri. Dalam hubungannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan jabaran dari kehidupan yang terjadi di muka bumi ini. Sastra merupakan salah satu seni yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah unsur penelitian yang amat mendasar dan menentukan arah pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif manusia dalam kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra seni kreatif menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang mengekspresikan pikiran, gagasan maupun perasaannya sendiri tentang kehidupan dengan menggunakan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada

BAB I PENDAHULUAN. pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Nurgiyantoro (2012:70) dalam penciptaan sebuah karya sastra, pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada hakekatnya pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan seni yang bermediumkan bahasa dan dalam proses terciptanya melalui intensif, selektif, dan subjektif. Penciptaan suatu karya sastra bermula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak adalah karya sastra yang dari segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak. Bahasa yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud

BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang lahir dengan fungsi sosial dan fungsi estetik, novel sebagai hiburan dari kelelahan rutinitas kehidupan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep. 1. Pengertian Novel. Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus informasi dan teknologi yang canggih yang menuntut masyarakat untuk lebih berperan aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa, sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan akan menentukan kelangsungan hidup manusia. Seorang manusia tidak cukup dengan tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra (sansekerta/shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai seni kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wanita adalah makhluk perasa, sosok yang sensitif dari segi perasaan, mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wanita adalah makhluk perasa, sosok yang sensitif dari segi perasaan, mudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita adalah makhluk perasa, sosok yang sensitif dari segi perasaan, mudah tersentuh hatinya, dan mudah memikirkan hal-hal kecil. Dalam kenyataan, wanita cenderung

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Siti Fatimah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman sosialnya dalam karya yang akan dibuat. Secara umum dapat digambarkan bahwa seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan baik dalam segala hal (Maulana dkk, 2008: 363). Optimis juga berarti memiliki pengharapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah ungkapan pribadi seorang penulis yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam berekspresi dapat diwujudkan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan sebuah karya sastra baik

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Novel Surga Yang Tak Dirindukan adalah karya Asma Nadia. Penelitian ini memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Kajian

Lebih terperinci

PERUBAHAN SEBAGAI PLOT DALAM NOVELET МOЯ ЖИЗНЪ KARYA ANTON P. CHEKHOV (Suatu Tinjauan Struktural Greimas)

PERUBAHAN SEBAGAI PLOT DALAM NOVELET МOЯ ЖИЗНЪ KARYA ANTON P. CHEKHOV (Suatu Tinjauan Struktural Greimas) PERUBAHAN SEBAGAI PLOT DALAM NOVELET МOЯ ЖИЗНЪ KARYA ANTON P. CHEKHOV (Suatu Tinjauan Struktural Greimas) KRISNA KRISTIAN H1G050032 ABSTRAK Skripsi ini berjudul Perubahan sebagai Plot dalam Novelet Kehidupan

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

INTISARI BAB I PENDAHULUAN INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Seorang pengarang bebas untuk mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan imajinasinya untuk dituangkan dalam sebuah karya sastra. Karya sastra lahir karena adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui berbagai kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai lingkungan fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI Sebagaimana telah disinggung pada Bab 1 (hlm. 6), kehidupan masyarakat dapat mengilhami sastrawan dalam melahirkan sebuah karya. Dengan demikian, karya sastra dapat menampilkan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua penelitian ilmiah dimulai dengan perencanaan yang seksama, rinci, dan mengikuti logika yang umum, Tan (dalam Koentjaraningrat, 1977: 24). Pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang adalah salah satu negara maju di Asia yang banyak memiliki sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di terjemahkan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah sebuah kreasi yang indah, baik lisan maupun tulisan yang memiliki peran penting dalam menciptakan karya sastra dengan hakikat kreatif dan imajinatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesusastraan ditulis karena motivasi manusia mengekspresikan dirinya sendiri dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

Lebih terperinci

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 200 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil pada bab IV, diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Analisis unsur intrinsik novel Sepatu Dahlan Unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan cerminan keadaan sosial masyarakat yang dialami pengarang, yang diungkapkan kembali melalui perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Dalam tulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Permasalahan Etika merupakan pengetahuan yang membahas tentang baik-buruk atau benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia dalam kehidupan (Haris, 2007:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati dan dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca. Karya sastra memberikan kesenangan dan pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika keindahan, dalam karya sastra itu sendiri banyak mengankat atau menceritakan suatu realitas yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk sosial karena merupakan bagian dari masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami kecelakaan lalu lintaspun pasti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.

Lebih terperinci

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang- Undang No 33 tahun 2009 dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa. Kegiatan sastra merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur-unsur seperti pikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan karya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dengan masyarakat mempunyai hubungan yang cukup erat. Apalagi pada zaman modern seperti saat ini. Sastra bukan saja mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat

Lebih terperinci

Matematika Pernikahan

Matematika Pernikahan Matematika Pernikahan Pernikahan adalah karunia terpenting yang diberikan kepada umat manusia selama seminggu masa Penciptaan. Setelah menciptakan dunia yang sempurna, dilengkapi dengan segala yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya sastra berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi secara nyata atau

Lebih terperinci

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA oleh INEU NURAENI Inneu.nuraeni@yahoo.com Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra menurut Wellek dan Warren adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (2013: 3). Hal tersebut dikuatkan dengan pendapat Semi bahwa sastra adalah suatu bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah sesuatu bentuk budaya manusia. Sastra secara etimologis

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah sesuatu bentuk budaya manusia. Sastra secara etimologis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah sesuatu bentuk budaya manusia. Sastra secara etimologis berasal dari bahasa latin Literatura (litera huruf atau karya tulis ). Istilah tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah ungkapan jiwa.sastra merupakan wakil jiwa melalui bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial.

Lebih terperinci

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) Disusun Oleh: JOANITA CITRA ISKANDAR - 13010113130115 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan buah karya dari seorang pengarang, dengan menghasilkan sebuah karya sastra pengarang mengharapkan karyanya dapat dinikmati dan dipahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah sekaligus ujian untuk orangtuanya. Dalam perkembangannya pendidikan terhadap anak merupakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah menganalisis struktur intrinsik dan ekstrinsik dalam novel Atheis

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah menganalisis struktur intrinsik dan ekstrinsik dalam novel Atheis BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah menganalisis struktur intrinsik dan ekstrinsik dalam novel Atheis karya Akhdiat Kartamihardja dengan menggunakan kajian strukturalisme genetik penulis dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos. 7 BAB II LANDASAN TEORI E. Pengertian Psikologi Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos. Psyche artinya jiwa dan logos berarti ilmu. Dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Citra tokoh..., Vidya Dwina Paramita, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Citra tokoh..., Vidya Dwina Paramita, FIB UI, 2009 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak dengan segala problematika yang melingkupinya merupakan salah satu topik yang tidak ada habisnya dibahas. Dalam diri seorang anak, melekat hak untuk mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan dengan bahasa, baik lisan maupun tulis, yang mengandung keindahan. Karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan juga pengalaman yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Keindahan

Lebih terperinci

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( )

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( ) FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE (1866-1952) Filsafat Sejarah Croce (1) Benedetto Croce (1866-1952), merupakan pemikir terkemuka dalam mazhab idealisme historis. Syafii Maarif mengidentifikasi empat doktrin

Lebih terperinci

ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. Oleh. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. Oleh. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI Oleh,, 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3)Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra sebagai hasil karya seni kreasi manusia tidak akan pernah lepas dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya sastra. Sastra dan manusia sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan. 1 NN, Badan Geologi Pastikan Penyebab Gempa di Yogyakarta, ANTARA News,

BAB 1 Pendahuluan.  1 NN, Badan Geologi Pastikan Penyebab Gempa di Yogyakarta, ANTARA News, 1 BAB 1 Pendahuluan 1. 1. Latar Belakang Gempa bumi yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 berkekuatan 5,9 Skala Richter pada kedalaman 17,1 km dengan lokasi pusat gempa terletak di dekat pantai pada koordinat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan.

Lebih terperinci

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI, BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan imajinasi pengarang yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian dinikmati oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Plato,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra merupakan sebuah ciptaan yang disampaikan secara komunikatif untuk tujuan estetika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologis sastra atau sastera berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari akar kata Cas atau sas dan tra. Cas dalam bentuk kata kerja yang diturunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan membaca karya sastra pembaca atau masyarakat umum dapat mengetahui kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin dari

Lebih terperinci