ANALISIS TEMA, AMANAT DAN NILAI BUDAYA LEGENDA PULAU PILANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS TEMA, AMANAT DAN NILAI BUDAYA LEGENDA PULAU PILANG"

Transkripsi

1 ANALISIS TEMA, AMANAT DAN NILAI BUDAYA LEGENDA PULAU PILANG Oleh Suhardi ABSTRAK Penulis telah melakukan penelitian terhadap tema, amanat dan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam cerita Pulau Pilang. Hasil penelitian yang penulis peroleh adalah (1) tema cerita Pulau Pilang ini adalah lupa diri seorang anak (Pilang) terhadap dirinya sendiri, (2) amanat yang terkandung dalam cerita Pulau Pilang ini adalah seorang anak yang penuh kasih sayang terhadap kedua orang tua agar hidup bisa selamat dunia dan akhirat; jadikanlah ajaran atau pedoman isi cerita ini agar tidak mendapat murka dari Allah Swt.; janganlah sombong saat diberikan limpahan reski dari Allah karena jika Allah menghendaki semua itu akan sirna dalam sekejab. Hindarilah sifat sombong; sadarilah bahwa bagaimanapun orang tua kita tidak dapat dibuang begitu saja. Baik dan buruk dia tetap orang tua kita; ingatlah Sabda Nabi Muhammad bahwa sorga terletak di bawah telapak kaki Ibu. Begitu juga Firman Allah yang menyatakan bahwa ridho Allah tergantung pada Ridhonya kedua orang tua. Camkan itu!; semua yang terjadi di muka bumi (buruk dan baik) adalah kekuasaannya Allah. Oleh sebab itulah, sadarlah wahai manusia! Sementara (3) nilainilai budaya, seperti (a) nilai etika/moral, yaitu Cerita ini memberikan tuntutan kepada para penikmatnya agar selalu berbuat baik kepada kedua orang tua. (b) nilai estetika yang terkandung dalam cerita ini adalah alur cerita yang begitu runut dan gaya bahasa yang digunakan si pencerita yang begitu baik membuat setiap pendengar terpaku atau terlena mendengarkannya. Bahkan terkadang dapat mengundang air mata yang menetes tanpa diminta. Keindahan cerita Pulau Pilang memiliki kesinoniman dengan cerita yang berkembang dalam masyarakat Minangkabau, yaitu cerita Malin Kundang. Hanya saja latar dan nama tokoh yang membedakannya. ( c ) nilai pendidikan yang terkandung dalam cerita ini adalah seorang anak yang lahir itu ibarat kertas yang masih putih bersih belum ditulis. Orang tuanyanya yang akan mewarnainya akan ia akan dijadikan islami atau nasrani. Maksudnya baik dan buruk seorang anak besar pengaruhnya dari kedua orang tua sejauhmana ia didik dengan baik. Kewajiban seorang anak terhadap kedua orang tua adalah mengabdikan diri. Membantu meringankan beban kehidupan kedua orang tuanya. Oleh sebab itu, jika seorang anak memiliki kelebihan rezki maka bantulah kedua orang tua kita. Kata kunci: Tema, Amanat, Nilai-Nilai Budaya PENDAHULUAN Provinsi Kepulauan Riau sangat kaya dengan berbagai bentuk sastra, baik sastra lisan maupun sastra tulis. Kekayaan tersebut tersebar di berbagai Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Sebut saja diantaranya adalah Kabupaten Lingga. Sebagai sebuah kabupaten yang umurnya masih muda (yang dulunya termasuk wilayah Kabupaten Kepulauan Riau atau Bintan saat ini), Kabupaten Lingga memiliki banyak bentuk-bentuk sastra 31

2 lisan. Sebut saja di antaranya adalah Legenda Pulau Pilang, Gunung Daik Bercabang Tiga (di daerah Daik), Meriam Tegak (di daerah Dabo), Batu Berdaun, legenda Pulau Bakung, dst.. Dari beberapa bentuk legenda tersebut belum ada satupun penulis jumpai sampai saat ini peneliti lain yang mencoba meneliti dan melakukan kajian. Baik dari segi tema, amanat maupun nilai-nilai budaya yang terkandung dalam beberapa legenda tersebut. Hal ini mungkin juga disebabkan beberapa legenda tersebut belum dibukukan. Dengan kata lain, ceritanya masih banyak berkembang dari mulut kemulut (lisan). Sejalan dengan hal tersebut ke depan penulis juga memiliki rencana untuk mengajukan proposal ke pihak pemerintah daerah Kabupaten Lingga dan Dinas Pariwisatanya untuk dapat memberikan dukungan dana dan moril untuk mendokumentasikan berbagai cerita rakyat yang masih berbentuk lisan tersebut ke bentuk buku agar dapat dinikmati oleh peminat sastra lainnya. Selain itu juga untuk membantu pemerintah daerah kabupaten Lingga dalam mengamankan bentuk kekayaan sastra lisannya dari kepunahan di masa dating. Sebagai sebuah asset budaya milik masyarakat Kabupaten Lingga, berbagai bentuk legenda yang tersebar di berbagai tempat saat ini perlu diamankan agar tidak punah begitu saja seiring perjalanan waktu dan arus globalisasi yang melanda dunia saat ini. Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga bersama dengan Dinas Pariwisata dan Budaya perlu menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi yang ada di daerah ini untuk bersamasama melakukan kajian, penelitian, pendokumentasian hingga penerbitan dalam bentuk buku-buku. Bahkan hasil ini juga dapat menjadi bahan ajar di berbagai sekolah tidak hanya di Kabupaten Lingga mungkin juga pada daerah-daerah lainnya. Mengingat sastra lisan ini memiliki kelemahan yang sangat tinggi. Sastra lisan ini biasanya hanya dikuasai oleh orangorang tertentu saja sehingga jika orang tersebut meninggal maka tamat pulalah ceritanya. Selain memiliki fungsi hiburan, berbagai bentuk sastra lisan tersebut juga memiliki unsure pendidikan (moral, estetika, budaya). Semua itu akan dapat dijumpai jika pada beberapa bentuk legenda tersebut dilakukan kajian/penelitian. Semakin banyak peneliti yang melakukan kajian dan penelitiannya maka terbukalah peluang pemerolehan nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya. Selanjutnya semakin terbukalah mata penikmat sastra lisan lainnya untuk menindaklanjutinya. Sejalan dengan hal tersebut, penulis sebagai peneliti yang selama ini sangat suka melakukan riset budaya berkeinginan sekali untuk melakukan pengamatan serius terhadap legendalegenda yang terdapat dalam masyarakat di Kabupaten Lingga. Salah satunya adalah pengamatan terhadap Legenda Pulau Pilang yang terdapat pada masyarakat di daerah Dabo. Pada kesempatan lainnya mungkin akan peneliti lanjutkan pada legenda-legenda lainnya. Khusus dalam hal ini, penelitian ini penulis beri judul, ANALISIS TEMA, AMANAT DAN NILAI BUDAYA LEGENDA PULAU PILANG. Sejalan dengan rumusan permasalahan tersebut maka penelitian ini lebih difokuskan pada analisis tema, amanat dan nilai budaya legenda Pulau Pilang. Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tema, amanat dan nilai budaya legenda Pulau Pilang. Kemudian hasil akhir yang diharapkan dari penelitiannya adalah diketahuinya tema, amanat, dan nilai-nilai budaya 32

3 yang terkandung dalam Legenda Pulau Pilang. METODODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (Arikunto, 1999). Pendekatan kualitatif bertitik tolak dari pandangan fenomenologis berdasarkan pemahaman makna tingkah laku manusia sebagaimana yang dimaksudkan pelakunya sendiri yang bagi peneliti sifatnya interpretative. Pendekatan kualitatif ditekankan pada participan observation (predley, 1980). Penelitian kualitatif dalam menganalisis data menggunakan metode induktif, yaitu penarikan kesimpulan, perumusan teori dilakukan setelah berbagai data terkumpul secukupnya dan dianalisis. Peneliti dapat terlibat langsung dengan bervariasi mulai dari pasif, aktif, moderat atau terlibat penuh. Obyek penelitian adalah legenda Pulau Pilang yang penulis runut dari cerita salah seorang tokoh masyarakat Dabo Kabupaten Lingga. Teknik pengumpulan data dimulai dari observasi umum grand tour, dengan tujuan untuk mendapatkan deskripsi umum tentang situasi sosial yang menjadi obyek penelitian. Selanjutnya dilakukan observasi terfokus mini tour dengan tujuan memperoleh deskripsi yang lebih terinci tentang berbagai komponen dan aspek atau elemen yang ditemui dalam observasi umum. Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah melalui angket yang berisi pertanyaan dan pernyataan yang akan dijawab atau ditanggapi oleh informan secara langsung serta partisipan observasi (observation participant). HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Cerita Pulau Pilang letaknya dari Kota Dabo lebih kurang 40 menit jika kita mengendarai motor. Pilang adalah nama seorang anak yang dulunya hidup di sekitar pulau ini. Asal mula pulau ini bernama Pulau Pilang, berikut ini alur ceritanya. Pilang hidup bersama orang tuanya yang miskin. Setelah dewasa ia memutuskan untuk merantau. Setelah berhasil di rantau dan berkeluarga ia memutuskan untuk pulang guna menunjukkan ke kayaan dan keberhasilannya kepada orang kampungnya. Mendengar Pilang pulang, orang kampong menyambutnya dengan gembira. Termasuklah ibunya Pilang. Dengan menggunakan sampan, sang ibu menyongsong kapal anaknya tersebut ke tengah laut. Ibu Pilang sangat bergembira mendengar anaknya datang. Sudah sekian lama ia terpisah dengan anaknya tersebut. Barulah kita ia dapat berjumpa. Guna menyenangkan hati anaknya tersebut, Ibu Pilang memasak makanan kesukaan anaknya tersebut. Kemudian ia membungkus dan membawakan makanan yang siap saji tersebut dengan menggunakan sampan menunuju kapal anaknya. Sesampai di dekat kapal Pilang, sang ibu terus menaiki tangga kapal. Sesampai di tangga kapal, para pengawal kapal yang berada di atas kapal tersebut melaporkan ke Kapten Kapal (Pilang) bahwa ada seorang tua yang mau jumpa dengannya. Pilang memerintahkan sang pengawal agar mengusir ibu tua tersebut. Sang ibu dengan memegang erat tangga kapal tidak mau kembali sebab ia ingin sekali jumpa dengan anaknya Pilang yang sudah lama tidak bersua. Sang pengawal memukul-mukul tangan Sang ibu agar meninggalkan kapal. Sang ibu berteriak, Pilang ini ibumu, 33

4 Nak!. Sang Kapten (Pilang) menjawab, Bukan kau bukan ibuku, pergi tinggalkan kapal, ini!. Pengawal, usir ibu tua renta ini!. Sang ibu karena tak tahan dipukul terus, tangan pegangannya lepas dari tanggal kapal. Sang ibu terjatuh. Kemudian dengan hati sedih dan rasa pilu yang sangat, sang ibu memohon kepada Tuhan. Dengan mengangkat kedua tangannya dan menegadah ke lahit memohon kepada Allah. Ya, Allah tunjukkanlah kekuasaan-mu. Jika memang ia bukan anakku, tunjukkanlah kebesaran-mu. Jika memang ia adalah anakkku maka tunjukkanlah kekuasaan-mu. Tak lama kemudian petir yang sangat dahsyat. Sambar menyambar di langit. Pilang takut dan memohon ampun kepada Allah. Pilang dikutuk menjadi batu. Segala harta yang ada di kapal tumpah ke laut. Kapal dan peti emas yang tumpah ke laut itu berubah menjadi sebuah pulau. Kini pulau tersebut oleh masyarakat disebut Pulau Emas (Amri/16 Mei 2009). 2. Tema Cerita Cerita Pulau Pilang bertemakan lupa diri seorang anak (Pilang) terhadap dirinya sendiri. Andai saja dia tahu siapa dirinya tentunya perlakuannya terhadap ibunya sendiri tidaklah sedemikian. Selanjutnya kutukan tersebut juga tidak akan terjadi. Namun karena ia telah murka itulah, Pilang harus menanggung resiko, yaitu menjadi batu. 3. Amanat Cerita Cerita Pulau Pilang yang berkembang dalam masyarakat di daerah Dabo Kabupaten Lingga ini memiliki amanat sebagai berikut: a. Jadilah seorang anak yang penuh kasih sayang terhadap kedua orang tua agar hidup bisa selamat dunia dan akhirat. b. Jadikanlah ajaran atau pedoman isi cerita ini agar tidak mendapat murka dari Allah Swt. c. Janganlah sombong saat diberikan limpahan reski dari Allah karena jika Allah menghendaki semua itu akan sirna dalam sekejab. Hindarilah sifat sombong. d. Sadarilah bahwa bagaimanapun orang tua kita tidak dapat dibuang begitu saja. Baik dan buruk dia tetap orang tua kita. e. Ingatlah Sabda Nabi Muhammad bahwa sorga terletak di bawah telapak kaki Ibu. Begitu juga Firman Allah yang menyatakan bahwa ridho Allah tergantung pada Ridhonya kedua orang tua. Camkan itu! f. Semua yang terjadi di muka bumi (buruk dan baik) adalah kekuasaannya Allah. Oleh sebab itulah, sadarlah wahai manusia! 4. Nilai-Nilai Budaya a. Nilai Etika/Moral Cerita Pulau Pilang ini mengandung nilai-nilai etika atau moral yang cukup tinggi. Cerita ini memberikan tuntutan kepada para penikmatnya agar selalu berbuat baik kepada kedua orang tua. Betapa tidak, sejak dalam kandungan hingga kita dilahirkan ke permukaan bumi ini, susah senang mereka alami demi anak-anaknya. Belum lagi susahnya saat dia mengandung kita selama sembilan bulan. Tidaklah akan mungkin bisa dibalas dengan apapun besarnya jasa kedua orang tua kita dalam membesarkan kita. Bahkan nyamuk satu ekor pun ia tak rela menggigit anaknya. b. Nilai Estetika Selain nilai etika/moral, cerita Pulau Pilang ini juga mengandung nilai-nilai estetika/keindahan. Alur cerita yang begitu runut dan gaya bahasa yang digunakan si pencerita yang begitu baik membuat setiap pendengar 34

5 terpaku atau terlena mendengarkannya. Bahkan terkadang dapat mengundang air mata yang menetes tanpa diminta. Keindahan cerita Pulau Pilang memiliki kesinoniman dengan cerita yang berkembang dalam masyarakat Minangkabau, yaitu cerita Malin Kundang. Hanya saja latar dan nama tokoh yang membedakannya. c. Nilai Pendidikan Nilai pendidikan yang terkandung dalam cerita Pulau Pilang adalah seorang anak yang lahir itu ibarat kertas yang masih putih bersih belum ditulis. Orang tuanyanya yang akan mewarnainya akan ia akan dijadikan islami atau nasrani. Maksudnya baik dan buruk seorang anak besar pengaruhnya dari kedua orang tua sejauhmana ia didik dengan baik. Kewajiban seorang anak terhadap kedua orang tua adalah mengabdikan diri. Membantu meringankan beban kehidupan kedua orang tuanya. Oleh sebab itu, jika seorang anak memiliki kelebihan rezki maka bantulah kedua orang tua kita. d. Nilai Religius Nilai religius yang terkandung dalam cerita Pulau Pilang ini adalah seorang anak sejak kecil harus diberikan pendidikan agama yang cukup agar ia memiliki iman yang kuat. Dengan iman yang kuat inilah nantinya ia akan mampu menyaring berbagai pengaruh yang dating di sekitar kehidupannya. Hal ini sebagaimana yang disampaikan Allah melalui firmannya dalam Surat Lukman. Para orang tua sangat perlu memahaminya terutama dalam menuntun anak-anaknya selamat hidup di dunia dan selamat pula hidupnya di akhirat nanti. 4. Simpulan dan Saran a. Simpulan (1) Tema cerita Pulau Pilang ini adalah lupa diri seorang anak (Pilang) terhadap dirinya sendiri. Andai saja dia tahu siapa dirinya tentunya perlakuannya terhadap ibunya sendiri tidaklah sedemikian. Selanjutnya kutukan tersebut juga tidak akan terjadi. Namun karena ia telah murka itulah, Pilang harus menanggung resiko, yaitu menjadi batu. (2) Amanat cerita Pulau Pilang ini adalah seorang anak yang penuh kasih sayang terhadap kedua orang tua agar hidup bisa selamat dunia dan akhirat; jadikanlah ajaran atau pedoman isi cerita ini agar tidak mendapat murka dari Allah Swt.; janganlah sombong saat diberikan limpahan reski dari Allah karena jika Allah menghendaki semua itu akan sirna dalam sekejab. Hindarilah sifat sombong; sadarilah bahwa bagaimanapun orang tua kita tidak dapat dibuang begitu saja. Baik dan buruk dia tetap orang tua kita; ingatlah Sabda Nabi Muhammad bahwa sorga terletak di bawah telapak kaki Ibu. Begitu juga Firman Allah yang menyatakan bahwa ridho Allah tergantung pada Ridhonya kedua orang tua. Camkan itu!; semua yang terjadi di muka bumi (buruk dan baik) adalah kekuasaannya Allah. Oleh sebab itulah, sadarlah wahai manusia! (3) Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam novel ini adalah: a. Nilai Etika/Moral Cerita Pulau Pilang ini mengandung nilai-nilai etika atau moral yang cukup tinggi. Cerita ini memberikan tuntutan kepada para penikmatnya agar selalu berbuat baik kepada kedua orang tua. Betapa tidak, sejak dalam kandungan hingga kita dilahirkan ke permukaan bumi ini, susah senang mereka alami demi anak-anaknya. Belum lagi susahnya saat dia mengandung kita selama sembilan bulan. Tidaklah akan mungkin bisa dibalas dengan apapun besarnya jasa kedua orang tua kita 35

6 dalam membesarkan kita. Bahkan nyamuk satu ekor pun ia tak rela menggigit anaknya. b. Nilai Estetika Selain nilai etika/moral, cerita Pulau Pilang ini juga mengandung nilai-nilai estetika/keindahan. Alur cerita yang begitu runut dan gaya bahasa yang digunakan si pencerita yang begitu baik membuat setiap pendengar terpaku atau terlena mendengarkannya. Bahkan terkadang dapat mengundang air mata yang menetes tanpa diminta. Keindahan cerita Pulau Pilang memiliki kesinoniman dengan cerita yang berkembang dalam masyarakat Minangkabau, yaitu cerita Malin Kundang. Hanya saja latar dan nama tokoh yang membedakannya. c. Nilai Pendidikan Nilai pendidikan yang terkandung dalam cerita Pulau Pilang adalah seorang anak yang lahir itu ibarat kertas yang masih putih bersih belum ditulis. Orang tuanyanya yang akan mewarnainya akan ia akan dijadikan islami atau nasrani. Maksudnya baik dan buruk seorang anak besar pengaruhnya dari kedua orang tua sejauhmana ia didik dengan baik. Kewajiban seorang anak terhadap kedua orang tua adalah mengabdikan diri. Membantu meringankan beban kehidupan kedua orang tuanya. Oleh sebab itu, jika seorang anak memiliki kelebihan rezki maka bantulah kedua orang tua kita. b. Saran (1) Jadikanlah tokoh-tokoh cerita ini sebagai pedoman. Janganlah mengulang kesalahan yang sama di masa dating! (2) Cerita Pulau Pilang ini dapat dijadikan bahan ajar, khususnya apresiasi sastra di berbagai sekolah. Di samping memperkenalkan kekayaan sastra daerahnya juga memperkenalkan sastra itu sendiri! (3) Kajian terhadap bentuk-bentuk legenda yang ada khususnya di Kabupaten Lingga ini perlu ditindaklanjuti oleh peneliti berikutnya agar kekayaan yang ada tetap dapat dipertahankan untuk masa dating. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina Cipta Azyumardi, Azra Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru. Jakarta: Logis Donal Ary.dkk Pengantar Penelitian dalam Pendidikan (terjemahan). Surabaya: Usaha Nasional Haroen, Nasrudin.dkk Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Ictiar Baru van Hoeve Iskandar Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualitatif dan Kuantitatif). Jakarta: GP Press. Khatib, Yusran Sistem Evaluasi dan Penilaian. Padang:FPBS Koentjaraningrat Pengantar Antropologi. Jakarta: Bulan Bintang Navis, A.A Alam Takambang Jadi Guru. Jakarta: Grafiti Nawawi, Hadari Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press M. Echols, John An English Indonesian Dictionary. Jakarta:Gramedia 36

7 Saini KM Protes Sosial dalam Sastra. Bandung:Angkasa Sastrowardoyo, Subagio Sekilas Soal Sastra dan Budaya. Jakarta: Balai Pustaka Semi, M. Atar Kritik Sastra. Bandung: Angkasa Sumardjo, Jakob Sastra dan Massa. Bandung; ITB Teeuw, A Khazanah Sastra Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka 37

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia adalah mahkluk yang diberi akal dan pikiran sehingga ia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia adalah mahkluk yang diberi akal dan pikiran sehingga ia 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah mahkluk yang diberi akal dan pikiran sehingga ia disebut sebagai mahkluk yang sempurna. Sebagai makhluk yang berpikir manusia dibekali rasa ingin tahu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu nilai dan pikiran yang hidup pada sebuah masyarakat, dan dalam suatu nilai, dan pikiran ini berkembang sejumlah

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 187 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan membuktikan bahwa cerita rakyat pulau Bangka memiliki kemungkinan untuk dipertimbangkan menjadi bahan ajar apresiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang dihasilkan para pengarang. juga perlu membacanya. Memberikan sebuah bacaan yang bernilai sastra

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang dihasilkan para pengarang. juga perlu membacanya. Memberikan sebuah bacaan yang bernilai sastra BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia sastra di Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat. Berkembangnya sastra berarti pula berkembangnya hasil karya sastra yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR.

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR. PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR. Hj. Yusida Gloriani dan Siti Maemunah Pendidikan Bahasa dan Sastra Inonesia

Lebih terperinci

Lingkungan 51. Bab 5. Lingkungan

Lingkungan 51. Bab 5. Lingkungan Lingkungan 51 Bab 5 Lingkungan Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) memberikan pendapat dari cerita yang didengar; 2) menjelaskan petunjuk penggunaan obat nyamuk semprot;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat merupakan hasil imajinasi atau ungkapan jiwa sastrawan, baik tentang kehidupan, peristiwa, maupun pengalaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian lapangan berarti

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian lapangan berarti BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penilitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian lapangan berarti penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dalam persoalan yang jauh lebih penting yakni dalam konteks makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dalam persoalan yang jauh lebih penting yakni dalam konteks makhluk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dengan eksistensinya harus senantiasa menggali kodrat kemuliaan dalam dirinya berupa akal dan akhlak agar dapat menempatkan diri dalam posisi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, kebudayaan ini tersebar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sepanjang pengamatan peneliti, tidak ditemukan penelitian yang membahas nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,

Lebih terperinci

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076 Kemampuan Siswa menentuan Tokoh, Karekter Tokoh, dan Latar Cerpen Pada Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi Oleh Susi Fitria A1B1O0076 Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA

UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA KARYA UMAR KAYAM SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SMA Sun Suntini Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

Konflik Batin Tokoh Utama Novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda Karya Agnes Davonar Tinjauan Psikologi Sastra

Konflik Batin Tokoh Utama Novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda Karya Agnes Davonar Tinjauan Psikologi Sastra Konflik Batin Tokoh Utama Novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda Karya Agnes Davonar Tinjauan Psikologi Sastra Sarry Kaswinda Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI EDUKATIF DALAM LEGENDA BATU BERDAUN KECAMATAN SINGKEP KABUPATEN LINGGA

ANALISIS NILAI EDUKATIF DALAM LEGENDA BATU BERDAUN KECAMATAN SINGKEP KABUPATEN LINGGA ANALISIS NILAI EDUKATIF DALAM LEGENDA BATU BERDAUN KECAMATAN SINGKEP KABUPATEN LINGGA e-journal Oleh: GUNTUR SAPUTRA NIM 120388201226 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang suci, yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw, sebagai rahmat untuk semesta alam. Setiap makhluk hidup mempunyai hak untuk menikmati kehidupan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik akan memiliki sifat-sifat yang abadi dengan memuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat

Lebih terperinci

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA Ayu Puspita Indah Sari dan Hastari Mayrita Universitas Bina Darma Abstrak

Lebih terperinci

Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi

Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Relasi antara Sastra, Kebudayaan, dan Peradaban Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

Lebih terperinci

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius.

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. 1 Tesalonika Salam 1:1 1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. Kepada jemaah Tesalonika yang ada dalam Allah, Sang Bapa kita, dan dalam Isa Al Masih, Junjungan kita Yang Ilahi. Anugerah dan sejahtera menyertai

Lebih terperinci

Judul : Struktur sastra dan aspek sosial novel toenggoel karya Eer Asura Nama : Umri Nur aini

Judul : Struktur sastra dan aspek sosial novel toenggoel karya Eer Asura Nama : Umri Nur aini 1 Judul : Struktur sastra dan aspek sosial novel toenggoel karya Eer Asura Nama : Umri Nur aini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bagian dari kebudayaan, kelahirannya di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa memungkinkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa memungkinkan kita untuk bertukar informasi dengan orang lain, baik itu secara lisan maupun tertulis.

Lebih terperinci

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata.

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata. Hikayat Cabe Rawit Alkisah, pada zaman dahulu hiduplah sepasang suami-isteri di sebuah kampung yang jauh dari kota. Keadaan suami-isteri tersebut sangatlah miskin. Rumah mereka beratap anyaman daun rumbia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rezki Puteri Syahrani Nurul Fatimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rezki Puteri Syahrani Nurul Fatimah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adat adalah aturan, kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu masyarakat atau daerah yang dianggap memiliki nilai dan dijunjung serta dipatuhi

Lebih terperinci

Diantara perintah Allah Azza wa Jalla kepada kita adalah perintah agar kita mengikuti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Diantara perintah Allah Azza wa Jalla kepada kita adalah perintah agar kita mengikuti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Akhlak Rasulullah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????:???????????????????????

Lebih terperinci

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK Penelitian ini mengambil novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra di tengah peradaban manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Dosen Pengampu: Dra. Murtiningsih, M.Pd. Oleh: Tabah Asmarani 13108244026 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA

NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA Oleh Fatmawati Nurul Ayu R Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan terhadap novel Sundari karya Oskandar R

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan terhadap novel Sundari karya Oskandar R BAB V PENUTUP 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan terhadap novel Sundari karya Oskandar R yang diterbitkan oleh Rangkah Mas Surabaya pada tahun 1966, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati, dipahami, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebuah karya sastra tercipta karena adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan industri hiburan seperti film, games, acara tv swasta, hingga berbagai event dan teknologi di era globalisasi ini, membuat semakin mudahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra Indonesia telah bermula sejak abad 20 dan menjadi salah satu bagian dari kekayaan kebudayaan Indonesia. Sastra Indonesia telah mengalami perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa laut. Dengan perairan laut seluas total 5,8 juta Km2, Indonesia menyimpan

BAB I PENDAHULUAN. berupa laut. Dengan perairan laut seluas total 5,8 juta Km2, Indonesia menyimpan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.508 pulau dan 81.000 Km garis pantai, dimana sekitar 70 % wilayah teritorialnya berupa laut.

Lebih terperinci

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA

N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: Tinjauan Struktural, Nilai Pendidikan, dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sekolah Menengah Atas di Surakarta SKRIPSI Oleh: Yanuri Natalia Sunata K1209075

Lebih terperinci

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain Oleh: Muhsin Hariyanto AL-BAIHAQI, dalam kitab Syu ab al-îmân, mengutip hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Amr ibn al- Ash: Ridha Allah bergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Psikologi berasal dari kata Yunani, psycheyang berarti jiwa dan logosyang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan (Jaenudin, 2012:1). Psikologi terus berkembang seiring

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pesan adalah suatu komponen dalam proses komunikasi berupa paduan dari pikiran dan perasaan seseorang dengan menggunakan lambang, bahasa/lambang-lambang lainnya disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan.

Lebih terperinci

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA BAGIAN I. 1 Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA Hidup, apa itu hidup? Dan apa tujuan kita hidup di dunia ini? Menurutku hidup adalah perjuangan dan pengorbanan, di mana kita harus berjuang

Lebih terperinci

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan dunia imajinasi yang diciptakan oleh pengarang. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar pengarang.

Lebih terperinci

NILAI-NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT JAMBI Oleh: Suyanti, Albertus dan Irma

NILAI-NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT JAMBI Oleh: Suyanti, Albertus dan Irma NILAI-NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT JAMBI Oleh: Suyanti, Albertus dan Irma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan nilai-nilai moral dalam cerita rakyat Jambi. Nilai-nilai moral yang terkandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra daerah merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat dikatakan masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dina Astrimiati, 2014 MOTIF HUKUMAN PADA LEGENDA GUNUNG PINANG KECAMATAN KRAMATWATU KABUPATEN SERANG, BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Dina Astrimiati, 2014 MOTIF HUKUMAN PADA LEGENDA GUNUNG PINANG KECAMATAN KRAMATWATU KABUPATEN SERANG, BANTEN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Legenda bagian dari folklor merupakan bentuk refleksi dari kehidupan masyarakat yang membesarkan cerita tersebut. Umumnya memiliki kegunaan sebagai alat pendidik,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SASTRA YANG KONTEKSTUAL DENGAN MENGADOPSI CERITA RAKYAT AIR TERJUN SEDUDO DI KABUPATEN NGANJUK

PEMBELAJARAN SASTRA YANG KONTEKSTUAL DENGAN MENGADOPSI CERITA RAKYAT AIR TERJUN SEDUDO DI KABUPATEN NGANJUK PEMBELAJARAN SASTRA YANG KONTEKSTUAL DENGAN MENGADOPSI CERITA RAKYAT AIR TERJUN SEDUDO DI KABUPATEN NGANJUK Ermi Adriani Meikayanti 1) 1) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP PGRI Madiun Email: 1)

Lebih terperinci

NILAI RELIGIUSITAS DALAM NOVEL SANG PENCERAH KARYA AKHMAL NASERY BASRAL SKRIPSI

NILAI RELIGIUSITAS DALAM NOVEL SANG PENCERAH KARYA AKHMAL NASERY BASRAL SKRIPSI NILAI RELIGIUSITAS DALAM NOVEL SANG PENCERAH KARYA AKHMAL NASERY BASRAL SKRIPSI Oleh DARA EGES NURYANA NIM 09340154 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Ide pokok bacaan di atas adalah... bentuk ciptaan tuhan. anggota tubuh manusia. bagian tubuh yang kompleks. aktivitas hidup manusia

Ide pokok bacaan di atas adalah... bentuk ciptaan tuhan. anggota tubuh manusia. bagian tubuh yang kompleks. aktivitas hidup manusia SD kelas 5 - BAHASA INDONESIA BAB 6. Tema 6 Organ Tubuh Manusia dan HewanLatihan Soal 6.1 1. Tubuh manusia terdiri atas banyak bagian-bagian yang bersatu-padu membentuk satu kesatuan harmonis untuk melayani

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra.

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra. NILAI RELIGIUS NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Oleh Leny Dhamayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dhamayanti_cubby@yahoo.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

KHATIB BILAL Sempena sambutan Minggu Alam Sekitar Malaysia yang diadakan pada 2 hingga 7 Oktober 2017, mimbar pada hari ini akan membincangkan khutbah yang bertajuk: Islam melarang umatnya dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan kehidupan manusia subjeknya. Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-qur an adalah firman Allah SWT, sebagai mu jizat Nabi Muhammad. petunjuk bagi ummat manusia. Sebagai firman Allah, Al-qur an

BAB I PENDAHULUAN. Al-qur an adalah firman Allah SWT, sebagai mu jizat Nabi Muhammad. petunjuk bagi ummat manusia. Sebagai firman Allah, Al-qur an 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-qur an adalah firman Allah SWT, sebagai mu jizat Nabi Muhammad SAW, petunjuk bagi ummat manusia. Sebagai firman Allah, Al-qur an mengandung ajaran yang mencakup

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis data pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa novel Sebelas Patriot merupakan novel yang berlatar belakang kecintaan terhadap tanah air,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman seni, budaya dan suku bangsa. Keberagaman ini menjadi aset yang sangat penting

Lebih terperinci

4 SOSIAL. A. Menulis Teks Pengumuman. 1. Bahasa yang efektif. Aspek: Menulis Standar Kompetensi:

4 SOSIAL. A. Menulis Teks Pengumuman. 1. Bahasa yang efektif. Aspek: Menulis Standar Kompetensi: 4 SOSIAL A. Menulis Teks Pengumuman Aspek: Menulis Standar Kompetensi: 4. Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat pribadi. Kompetensi Dasar: 4.3. Menulis teks pengumuman dengan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Beni Purna Indarta Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. oleh penulis dari hasil riset, wawancara, dan mengumpulkan data-data, pada

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. oleh penulis dari hasil riset, wawancara, dan mengumpulkan data-data, pada BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berbagai macam versi tentang folklore Putri Dara Hitam yang di dapatkan oleh penulis dari hasil riset, wawancara, dan mengumpulkan data-data, pada akhirnya berhasil

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Perjalanan- Perjalanan Paulus yang Mengagumkan

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Perjalanan- Perjalanan Paulus yang Mengagumkan Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Perjalanan- Perjalanan Paulus yang Mengagumkan Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Janie Forest Disadur oleh: Ruth Klassen

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO

MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Siti Nurfaridah program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa flowersfaragil@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Atik Rahmaniyar, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Atik Rahmaniyar, 2015 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan karakter secara eksplisit maupun implisit telah terbentuk dalam berbagai mata pelajaran yang diajarkan. Melalui pendidikan karakter diharapkan

Lebih terperinci

Disebarluaskan melalui: website: Desember, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Disebarluaskan melalui: website:    Desember, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL Judul Penyusun Layout : Kisah Si Sombong Qorun : Ummu Abdillah al-buthoniyyah : Ummu Abdillah al-buthoniyyah Disebarluaskan melalui: website: http://www.raudhatulmuhibbin..org e-mail: raudhatul.muhibbin@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116] Untuk selamat dari siksa neraka, mungkin adalah suatu yang sangat mustahil bagi kita karena memang Mayoritas manusia memang tersesat.dalam Al-Qur an sendiri sudah menegaskan hal itu. Jika kamu mengikuti

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Yohanes 1:1 1 1 Yohanes 1:5 Surat Yohanes yang pertama 1 Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman * yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DAN MORAL DALAM LEGENDA PULAU LIPAN DESA PENUBA KECAMATAN SELAYAR KABUPATEN LINGGA

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DAN MORAL DALAM LEGENDA PULAU LIPAN DESA PENUBA KECAMATAN SELAYAR KABUPATEN LINGGA ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DAN MORAL DALAM LEGENDA PULAU LIPAN DESA PENUBA KECAMATAN SELAYAR KABUPATEN LINGGA e-jurnal Oleh: KAMELIA NIM 120388201196 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRAINDONESIA

Lebih terperinci

Akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

Akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????...????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM KUMPULAN CERITA RAKYAT DARI JAWA BARAT KARYA SAINI K.M SERTA SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

NILAI MORAL DALAM KUMPULAN CERITA RAKYAT DARI JAWA BARAT KARYA SAINI K.M SERTA SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA NILAI MORAL DALAM KUMPULAN CERITA RAKYAT DARI JAWA BARAT KARYA SAINI K.M SERTA SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh : Alisyah Nurul Hanifah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan kreatif yang objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,1989:8).

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA Oleh: Tati Mulyani Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa serta budaya. Keanekaragaman kebudayaan ini berasal dari kebudayaan-kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1 PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN Cerianing Putri Pratiwi 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 25 JUNI 2017 Tema: PENGHARAPAN DI TENGAH RATAPAN JEMAAT BERHIMPUN

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 25 JUNI 2017 Tema: PENGHARAPAN DI TENGAH RATAPAN JEMAAT BERHIMPUN LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 25 JUNI 2017 Tema: PENGHARAPAN DI TENGAH RATAPAN PERSIAPAN - Umat bersaat teduh - Lonceng berbunyi - Penyalaan Lilin JEMAAT BERHIMPUN (Jemaat Berdiri)

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI NILAI PENDIDIKAN NOVEL SERDADU KUMBANG KARYA RAIN CHUDORI SOERJOATMODJO ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS NILAI NILAI PENDIDIKAN NOVEL SERDADU KUMBANG KARYA RAIN CHUDORI SOERJOATMODJO ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS NILAI NILAI PENDIDIKAN NOVEL SERDADU KUMBANG KARYA RAIN CHUDORI SOERJOATMODJO ARTIKEL E-JOURNAL Oleh AGARWATI NIM 0890388201014 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

Assalamu alaikum wr wb.

Assalamu alaikum wr wb. SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA ACARA PEMBUKAAN WORK SHOP GURU PAI TK Samarinda, 17 s/d 19 Mei 2010 Assalamu alaikum wr wb. Yth. Kepala Bidang Mapenda Kanwil

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia mempunyai kekayaan tradisi berupa budaya tulis (kitab, nota-perjanjian, stempel) dan budaya tutur (pantun, puisi tradisional,dongeng). Penikmat

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA BINTAN TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA BINTAN TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA BINTAN TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS.

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS. 5.1.2 Penciptaan Manusia Allah berkehendak menciptakan Adam dan keturunannya untuk menghuni bumi dan memakmurkannya. Allah menyampaikan kabar kepada para Malaikat bahwa Dia akan menciptakan makhluk lain

Lebih terperinci

Seperti Musa, Paulus rela kehilangan keselamatannya sendiri untuk menyelamatkan bangsa Israel.

Seperti Musa, Paulus rela kehilangan keselamatannya sendiri untuk menyelamatkan bangsa Israel. Lesson 10 for December 9, 2017 Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. (Roma 9:1-2)

Lebih terperinci

NILAI-NILAI KARAKTER TOKOH WANITA DALAM NOVEL GADIS PANTAI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER

NILAI-NILAI KARAKTER TOKOH WANITA DALAM NOVEL GADIS PANTAI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER i NILAI-NILAI KARAKTER TOKOH WANITA DALAM NOVEL GADIS PANTAI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER SKRIPSI Oleh ANIVITA ROSARI NIM 201010080311029 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

ANINDRA YUDYA PRADANA PERTANDA. Ada makna dibalik kejadian

ANINDRA YUDYA PRADANA PERTANDA. Ada makna dibalik kejadian ANINDRA YUDYA PRADANA PERTANDA Ada makna dibalik kejadian Ana seja gak tumeka Ana tumeka gak temama Yen apik terusna Yen ala balikna Kabeh iku saking kersaning Gusti Ada sesuatu yang ditunggu tidak datang-datang

Lebih terperinci

SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Smester : SD Negeri Ngadirejo : Bahasa Indonesia : 6/ Pertama Standar Kompetansi :. Mengungkapkan pikiran,perasaan,dan informasi

Lebih terperinci

Tasyakuran 4 Bulan Kehamilan

Tasyakuran 4 Bulan Kehamilan Tasyakuran 4 Bulan Kehamilan Assalamu'laikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT dan mengumandangkan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikutnya, kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan ungkapan kehidupan manusia yang memiliki nilai dan disajikan melalui bahasa yang menarik. Karya sastra bersifat imajinatif dan kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah karya seni yang dapat memikat hati dan bersifat mendidik. Berbagai jenis karya sastra yang telah hadir dalam lingkungan masyarakat dapat

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11 1. Kemarin, Hana menerima undangan dari Ibu guru Santi. Bu Santi akan merayakan pesta ulang tahun ke-26 pada sabtu ini. Sekarang baru

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (3/10)

Seri Iman Kristen (3/10) Seri Iman Kristen (3/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : S e t a n Kode Pelajaran : DIK-P03 Pelajaran 03 - S E T A N DAFTAR ISI Teks Alkitab Ayat Kunci 1. Asal usul Setan 2. Dosa

Lebih terperinci

ANALISIS TEMA DAN AMANAT KUMPULAN LEGENDA CERITA RAKYAT NUSANTARA 33 PROVINSI KARYA DEA ROSA ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS TEMA DAN AMANAT KUMPULAN LEGENDA CERITA RAKYAT NUSANTARA 33 PROVINSI KARYA DEA ROSA ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS TEMA DAN AMANAT KUMPULAN LEGENDA CERITA RAKYAT NUSANTARA 33 PROVINSI KARYA DEA ROSA ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Oleh Sitiatun NIM 100388201131 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan pencerminan masyarakat dan wujud gagasan seseorang melalui

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan pencerminan masyarakat dan wujud gagasan seseorang melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan pencerminan masyarakat dan wujud gagasan seseorang melalui pandangan terhadap lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya dengan menggunakan

Lebih terperinci