BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
|
|
- Ida Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PAM.MM BUKU INFORMASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI 2009
2 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI 1 BAB I KATA PENGANTAR Konsep dasar pelatihan berbasis kompetensi Pelatihan berbasis kompetensi Kompeten di tempat kerja Penjelasan materi pelatihan Desain materi pelatihan Isi modul Pelaksanaan materi pelatihan Pengakuan kompetensi terkini (RCC) Pengertian-pengertian 6 BAB II STANDAR KOMPETENSI Peta paket pelatihan Pengertian unit standar Unit standar kompetensi Daftar unit kompetensi Durasi pelatihan Kesempatan mencapai kompetensi Unit kompetensi yang dipelajari Judul unit Kode unit Deskripsi unit Elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja Batasan variabel Panduan penilaian Kompetensi kunci 13 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi pelatihan Metode pelatihan 14 Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 1 dari 49
3 BAB IV MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM Perencanaan operasi SPAM Kebutuhan pengelolaan operasi SPAM Komponen sistem penyediaan air minum Unit air baku Unit produksi Unit transmisi air baku Unit distribusi Unit pelayanan Pelaksanaan operasi SPAM Penerapan SOP Pemeriksaan pemahaman SOP Pengoperasian instalasi SPAM Unit air baku Unit produksi Pengoperasian sistem transmisi dan distribusi Unit transmisi dan distribusi Unit pelayanan Pengawasan dan pelaporan 45 BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI Sumber daya manusia Sumber-sumber perpustakaan 49 Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 2 dari 49
4 BAB I KATA PENGANTAR 1.1. Konsep dasar pelatihan berbasis kompetensi Pelatihan berbasis kompetensi Pelatihan merupakan kumpulan dari unsur-unsur yang dinamis, yang saling berhubungan/berkaitan dalam proses pencapaian tujuan pelatihan. Perumusan tujuan pelatihan berbasis kompetensi merupakan penjabaran dari rangkaian kegiatan yang disyaratkan dalam standar kompetensi untuk menjawab tuntutan dari setiap kriteria unjuk kerja dalam pencapaian kompetensi kerja. Pelatihan kerja diarahkan untuk membekali, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi kerja, meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang berkaitan dengan tugas yang dimiliki peserta. Sehingga setelah pelatihan selesai peserta memperoleh peningkatan kompetensi yang dibutuhkan dan mampu mengisi jabatan/profil pekerjaan yang dibutuhkan Kompeten di tempat kerja Kompetensi adalah menyatunya ketiga aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja atau KSA (knowledge, skill, attitude) yang diterapkan untuk mewujudkan standar kinerja yang disyaratkan di tempat kerja. Kompetensi adalah potensi seseorang yang ditampilkan setelah dilatih melalui pelatihan. Adapun ukuran standar kompetensi tersebut dapat diukur dan dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja. Kompeten di tempat kerja adalah seseorang yang telah dapat memenuhi persyaratan jabatan/pekerjaan yang ditetapkan oleh pasar/tempat kerja. Tuntutan kualitas tersebut didasarkan pada perangkat bakuan kompetensi (kriteria unjuk kerja) Penjelasan materi pelatihan Desain materi pelatihan Materi pelatihan merupakan bagian dari suatu program pelatihan kerja berbasis kompetensi yang menguraikan dan menjelaskan secara rinci rangkaian pencapaian kompetensi kerja. Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 3 dari 49
5 Pada materi pelatihan, aspek-aspek kompetensi dalam indikator unjuk kerja diuraikan ke dalam bentuk modul pelatihan, agar dapat dipahami, dimengerti dan dikuasai oleh peserta pelatihan. Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada pelatihan konvensional/klasikal dan pelatihan individual/mandiri. Yang dimaksud dengan pelatihan klasikal adalah pelatihan yang dilakukan dengan melibatkan bantuan seorang pelatih atau pembimbing, dengan menggunakan proses belajar mengajar sebagaimana biasanya. Sedangkan yang dimaksud dengan pelatihan mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan secara mandiri oleh peserta, dengan menambah unsur-unsur atau sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan pelatih. Selanjutnya dapat dipraktekkan penyelesaian suatu tugas tertentu melalui tahapantahapan latihan yang sistematis Isi modul Modul merupakan uraian terkecil bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis untuk membantu peserta pelatihan menguasai tujuan pelatihan. Modul akan memandu pelatih/fasilitator menyampaikan bahan belajar dalam proses pelatihan yang sesuai secara terinci. Modul ini terdiri dari 3 bagian, yaitu: a. Buku informasi Buku Informasi adalah sumber pelatihan, baik untuk pelatih maupun untuk peserta pelatihan. b. Buku kerja Buku kerja ini digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam pelatihan klasikal maupun pelatihan individual/mandiri. Buku kerja diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian kemampuan peserta pelatihan. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 4 dari 49
6 c. Buku penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada buku kerja. Buku penilaian berisi : Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan kemampuan. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian kemampuan peserta pelatihan. Sumber-sumber yang dapat digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai kemampuan. Semua jawaban/tanggapan pada setiap pertanyaan yang diisikan pada buku kerja. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. Catatan pencapaian kemampuan peserta pelatihan Pelaksanaan materi pelatihan Pada pelatihan klasikal, pelatihan akan: Menyediakan buku informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. Menyediakan salinan buku kerja kepada setiap peserta pelatihan. Menggunakan buku informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada buku kerja. Pada pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan : Menggunakan buku informasi sebagai sumber utama pelatihan. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku kerja. Memberikan jawaban pada buku kerja. Mengisikan hasil tugas praktik pada buku kerja. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatihan Pengakuan kompetensi terkini (RCC) Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC, recognition of current competency). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali. Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 5 dari 49
7 Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah: a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama, atau b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama, atau c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama Pengertian-pengertian Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja, atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan. Standarisasi Standarisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu. Penilaian / uji kompetensi Penilaian atau uji kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan (kriteria unjuk kerja). Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari. Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut di tempat kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan. Standar kompetensi Standar kompetensi adalah standar kemampuan yang diperlukan pada rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh pelaku atau pemangku jabatan kerja. Standar Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 6 dari 49
8 kompetensi dinyatakan dalam format tertentu, yaitu: (i) unit kompetensi dari jabatan kerja tersebut; (ii) elemen kompetensi dari tiap unit kompetensi, dan (iii) kriteria unjuk kerja untuk tiap unit kompetensi. Sertifikasi kompetensi Sertifikasi kompetensi adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian/uji kompetensi. Sertifikat kompetensi Sertifikat kompetensi adalah pengakuan tertulis yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi kepada seseorang yang dinyatakan kompeten, yaitu tenaga kerja trampil atau ahli yang telah menguasai suatu kompetensi tertentu dan telah memenuhi persyaratan berdasarkan disiplin keilmuan dan atau keahlian/ketrampilan tertentu. Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 7 dari 49
9 BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1. Peta paket pelatihan Standar kompetensi kerja sektor air minum dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) sub sektor, yaitu perencanaan, pelaksanaan konstruksi, dan pengelolaan. Pada bidang pengelolaan air minum diantaranya meliputi bidang manajemen. Terdapat 19 unit kompetensi dalam jabatan manajemen air minum, yang dikategorikan dalam: Kelompok kompetensi umum, terdiri dari 2 unit kompetensi. Kelompok kompetensi inti, terdiri dari 15 unit kompetensi. Kelompok kompetensi khusus, terdiri dari 2 unit kompetensi Pengertian unit standar Unit standar kompetensi Standar kompetensi Merupakan pernyataan apa yang harus dikerjakan di tempat kerja, disusun dengan pendekatan bidang pekerjaan. Standar kompetensi terbentuk atas sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu. Unit kompetensi Merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya standar kompetensi. Setiap unit kompetensi memiliki sejumlah elemen kompetensi. Elemen kompetensi Merupakan bagian terkecil dari unit kompetensi yang mengidentifikasikan sejumlah fungsi tugas atau kegiatan yang harus dikerjakan untuk mencapai unit kompetensi tersebut. Kriteria unjuk kerja (KUK) Merupakan langkah kerja yang harus dilaksanakan dalam pencapaian elemen kompetensi. KUK mencerminkan kegiatan yang menggambarkan 3 aspek, yaitu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap kerja. Selain itu KUK juga menunjukkan sejauh mana persyaratan elemen kompetensi dapat diukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan. Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 8 dari 49
10 2.2.2 Daftar unit kompetensi Terdapat 19 unit kompetensi dalam jabatan manajemen air minum : A. Kelompok kompetensi umum 1. Menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. 2. Melaksanakan manajemen umum. B Kelompok kompetensi inti 1. Melaksanakan manajemen mutu 2. Melaksanakan manajemen strategik 3. Melaksanakan manajemen sumber daya manusia 4. Melaksanakan manajemen aset/barang 5. Melaksanakan manajemen keuangan dan akuntansi 6. Melaksanakan manajemen informasi 7. Melaksanakan manajemen operasi SPAM 8. Melaksanakan manajemen pemeliharaan SPAM 9. Melakukan komunikasi 10. Melaksanakan konseling 11. Melaksanakan negosiasi bisnis 12. Melakukan manajemen bisnis air minum 13. Melakukan manajemen investasi 14. Melakukan manajemen resiko 15. Melaksanakan kemitraan pemerintah badan usaha C Kelompok kompetensi khusus 1. Menerapkan prinsip pengadaan barang dan jasa 2. Melakukan hubungan masyarakat Durasi pelatihan Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pelatihan seluruh 19 unit kompetensi adalah 111 JPL, dimana 1 JPL (jam pelajaran) adalah 45 menit. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pelatihan unit kompetensi ini adalah 8 JPL Kesempatan mencapai kompetensi Jika anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, pelatih anda akan mengatur rencana pelatihan dengan anda. Rencana ini akan memberikan anda Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 9 dari 49
11 kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali Unit kompetensi yang dipelajari Judul unit Judul unit kompetensi: Melaksanakan manajemen operasi sistem penyediaan air minum Kode unit Kode unit: PAM.MM Deskripsi unit Unit ini berhubungan dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan manajemen operasi sistem penyediaan air minum (SPAM) Elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja Elemen kompetensi yang harus dikuasai dalam unit kompetensi berikut kriteria unjuk kerja terdapat pada tabel 2.1 di bawah ini. Tabel 2.1 Elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja pada unit kompetensi melaksanakan manajemen operasi sistem penyediaan air minum ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 01. Melaksanakan perencanaan operasi SPAM Perencanaan operasi SPAM yang telah ditetapkan oleh direksi, dijelaskan sesuai dengan kebutuhan pengelolaan perusahaan Kebutuhan sumber daya untuk operasionalisasi perencanaan diidentifikasi dan dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan perencanaan Fungsi-fungsi operasi sistem penyediaan air minum yang ada, dijabarkan kedalam standard operating procedure (SOP) bersama dengan staf terkait Anggaran operasi tahunan untuk mendukung pengoperasian sistem disiapkan sesuai dengan prosedur keuangan yang berlaku. Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 10 dari 49
12 ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 02. Melaksanakan pengoperasian SPAM. 03. Melaksanakan pengawasan dan pelaporan operasi SPAM 2.1. Kebijakan operasional SPAM dan SOP yang diberlakukan disampaikan kepada seluruh staf/karyawan Pengecekan terhadap pemahaman terhadap kebijakan dan SOP dari staf/karyawan dilakukan untuk menjamin operasi sistem SPAM berjalan sesuai dengan perencanaan Pengoperasian instalasi SPAM dilaksanakan oleh masing-masing bagian sesuai SOP yang berlaku Pengoperasian sistem transmisi dan distribusi dilaksanakan sesuai SOP yang berlaku Pengawasan pengoperasian dilaksanakan.sesuai dengan fungsi manajemen Tindakan koreksi dilakukan apabila terjadi penyimpangan terhadap prosedur operasi yang tidak sesuai dengan SOP yang berlaku Laporan harian operasi dibuat. dengan menggunakan format dan prosedur yang ditetapkan Laporan bulanan operasi dibuat. dengan menggunakan format dan prosedur yang ditetapkan Batasan variabel 1. Konteks variabel : Unit ini berlaku untuk melaksanakan perencanaan operasi, melaksanakan pengoperasian, melaksanakan pengawasan dan pelaporan operasi yang digunakan untuk melaksanakan manajemen operasi sistem penyediaan air minum (SPAM). 2. Perlengkapan untuk melakukan manajemen operasi sistem penyediaan air minum pada pengelolaan air minum, mencakup: 2.1 Referensi/ literature. 2.2 SOP. 2.3 Worksheet. 3. Tugas pekerjaan untuk melaksanakan manajemen operasi sistem penyediaan air minum pada pengelolaan air minum meliputi : 3.1 Melaksanakan perencanaan operasi. 3.2 Melaksanakan pengoperasian. Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 11 dari 49
13 3.3 Melakukan pengawasan dan pelaporan operasi SPAM. 4. Peraturan untuk melaksanakan manajemen operasi sistem penyediaan air minum pada pengelolaan air minum adalah : 4.1 Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2005 tentang pengembangan SPAM 4.2 Peraturan Menteri PU 18 tahun Keputusan direksi Panduan penilaian 1. Penjelasan prosedur penilaian : Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit kompetensi yang terkait : 1.1 PAM.MM : Melaksanakan manajemen umum. 2. Kondisi penilaian : 2.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan perencanaan operasi, pengoperasian, pengawasan dan pelaporan operasi pada pelaksanaan manajemen operasi sistem penyediaan air minum. 2.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara : lisan, tertulis, demonstrasi/praktek, dan simulasi di workshop dan atau di tempat kerja. 3. Pengetahuan yang dibutuhkan: Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut: 3.1 Ilmu lingkungan. 3.2 Hidrolika. 3.3 Manajemen operasi. 3.4 Ilmu mesin dan listrik. 4. Keterampilan yang dibutuhkan: Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut: 4.1 Membuat format pengawasan. 4.2 Membuat format perencanaan. 4.3 Menyusun laporan. 5. Aspek kritis : Aspek kritis yang merupakan kondisi kerja untuk diperhatikan dalam mendukung unit kompetensi ini, sebagai berikut : 5.1 Pembiayaan. Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 12 dari 49
14 5.2 Penetapan waktu. 5.3 Motivasi dan komitmen SDM. 5.4 Kemampuan mengukur. 5.5 Kedisiplinan Kompetensi kunci Kompetensi kunci dalam mencapai unjuk kerja yang disyaratkan terdapat pada tabel 2.2 di bawah ini. Tabel 2.2 Kompetensi kunci dalam pencapaian unjuk kerja melaksanakan manajemen operasi sistem penyediaan air minum NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT TINGKAT 1. Mengumpulkan, mengorganisasi dan menganalisa informasi 3 2. Mengkomunikasikan ide-ide dan menginformasikan 3 3. Merencanakan dan mengorganisir kegiatan 3 4. Bekerjasama dengan orang lain dan berkelompok 3 5. Menggunakan ide serta tehnik matematika 2 6. Memecahkan masalah 3 7. Menggunakan teknologi 2 Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 13 dari 49
15 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1 Strategi pelatihan Persiapan dan perencanaan pelatihan: Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar anda. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan anda. Permulaan dari proses pembelajaran: Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas yang terdapat pada tahap belajar. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan anda. Pengamatan terhadap tugas praktik: Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya. Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang konsep sulit yang anda temukan. Implementasi dan penilaian: Penilai akan mengumpulkan bukti dan membuat pertimbangan mengenai pengetahuan, pemahaman dan unjuk kerja tugas-tugas anda dan sikap anda terhadap pekerjaan. Penilaian dapat dilaksanakan dengan tujuan sebagai bantuan dan dukungan belajar. Anda akan dinilai untuk menentukan apakah anda telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam kriteria unjuk kerja. 3.2 Metode pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan. Belajar secara mandiri: Belajar secara mandiri memperbolehkan anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 14 dari 49
16 bebas, anda disarankan untuk menemui pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar. Belajar berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, namun sesi kelompok tetap memberikan interaksi antara peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja. Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar terstruktur ini umumnya mencakup topik tertentu. Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 15 dari 49
17 BAB IV MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM 4.1 Perencanaan operasi SPAM Kebutuhan pengelolaan operasi SPAM Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan nonfisik dari sarana dan prasarana air minum. SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan. Sebagian besar PDAM, sebagai penyelenggara SPAM, melakukan pelayanan SPAM dengan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah no. 6 tahun 2005 tentang pengembangan sistem penyediaan air minum, dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan, sebagai berikut: 1. Unit air baku adalah sarana dan prasarana pengambilan dan/atau penyedia air baku, meliputi bangunan penampung air, bangunan pengambilan/penyadapan, alat pengukuran, dan peralatan pemantauan, sistem pemompaan dan/atau bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya. 2. Unit produksi merupakan sarana dan prasarana yang digunakan untuk mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi, dan/atau biologi. Dapat terdiri dari bangunan pengolahan dan perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukuran dan pemantauan, serta bangunan penampungan air minum. 3. Unit distribusi terdiri dari sistem perpompaan, jaringan distribusi, bangunan penampungan, alat ukur dan peralatan pemantauan. Unit distribusi wajib memberikan kepastian kuantitas, kualitas air dan kontinuitas pengaliran, dimana yang dimaksud dengan kontinuitas adalah pengaliran 24 jam per hari. 4. Unit pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran kebakaran. Untuk mengukur besaran pelayanan pada sambungan rumah dan hidran umum harus dipasang suatu alat ukur berupa meter air, dimana meter air wajib ditera secara berkala oleh instansi yang berwenang. 5. Unit pengelolaan terdiri dari pengelolaan teknis dan pengelolaan non teknis. a. Pengelolaan teknis terdiri dari kegiatan operasional, pemeliharaan dan pemantauan dari unit air baku, unit produksi dan unit distribusi. b. Pengelolaan non teknis terdiri dari administrasi dan pelayanan. Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 16 dari 49
18 Bagi PDAM, kinerja keberhasilan aset infrastruktur air minum adalah untuk (i) mencapai sasaran teknis SPAM sesuai yang ditetapkan pada Peraturan Pemerintah no. 16 tahun 2005, berupa tingkat kontinuitas pasokan air minum dalam jangka panjang, tekanan yang cukup sehingga memberikan kuantitas yang mencukupi kebutuhan, dan kualitas yang memenuhi standar kesehatan, (ii) serta untuk pencapaian visi dan misi PDAM. Visi PDAM ke depan: Pelayanan prima pada kualitas, kuantitas, kontinuitas, serta pencapaian cakupan pelayanan sesuai target MDG (80% pada 2015). Pencapaian kualitas air minum. Full cost recovery, dapat menutup seluruh biaya yang diperlukan termasuk depresiasi dan biaya pinjaman. Mampu berkembang, meningkatkan kebutuhan cakupan pelayanan. Misi PDAM: Pelayanan kepada masyarakat, menyediakan air minum dalam rangka memenuhi kebutuhan dan menunjang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Memperoleh keuntungan usaha, yang akan berdampak pada pendapatan asli daerah (PAD) serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Tujuan yang diharapkan: Mampu memberikan pelayanan air minum kepada seluruh masyarakat secara prima. Menghasilkan pendapatan yang dapat menutup seluruh biaya yang dikeluarkan (full cost recovery). Obyektif penyediaan air minum: Penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kegiatan manusia. Agar masyarakat dapat hidup secara sehat dan higienis. Sasaran yang ingin dicapai adalah masyarakat yang sehat mendukung produktivitas dan perkembangan ekonomi menuju masyarakat sejahtera. Sebagai kepanjangan tangan Pemda, PDAM berperan dalam melaksanakan sebagian tugas Pemda dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dan sebagai operator pelayanan air minum, maka pelayanan melalui SPAM yang dimiliki harus memenuhi kriteria dan obyektif tersebut di atas. Prinsip dasar operasi SPAM: Kehandalan (reliability, kuantitas dan kualitas). Fleksibilitas (kelenturan terhadap perubahan input). Kemampuan sumber daya manusia. Kemampuan pengendalian sistem. Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 17 dari 49
19 Dalam operasi SPAM/PDAM, diperlukan 4 fungsi pelaksanaan, yaitu: Metode dan teknik untuk mengubah input (air baku) menjadi output (air minum). Perencanaan operasi. Pengawasan dan pengendalian. Sarana penunjang Komponen sistem penyediaan air minum Secara garis besar proses dalam penyelenggaraan SPAM meliputi elemen: masukan (input), proses transformasi, dan keluaran (output) yang ditampilkan dalam gambar 4.1. Dalam gambar 4.2 di atas terlihat jelas bahwa air baku adalah salah satu komponen input yang kemudian diatur dan dikoordinasikan bersama sumber daya lain melalui suatu proses transformasi menjadi sebuah output. Manajemen produksi berperan untuk mentransformasi input menjadi output berupa air minum. Bagan transformasi tersebut secara teknis dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu (i) sumber air baku, (ii) sistem produksi, (iii) sistem distribusi, atau yang disebut sebagai komponen utama sistem PAM, seperti digambarkan pada gambar Sumber air baku. Termasuk dalam komponen ini adalah sumber air baku dan bangunan penangkapnya (intake). Sumber air baku yang digunakan dapat digolongkan dalam mata air, air tanah, air permukaan, air hujan, dan terakhir adalah air laut. INPUT TRANSFORMATION PROCESS OUTPUT Air baku Modal SDM Peralatan Energi Bahan kimia Manajemen Produksi Transmisi dan distribusi Administrasi Keuangan Air minum 3 K Tekanan Pelayanan Gambar 4.1 Bagan proses SPAM Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 18 dari 49
20 Sumber IPA Reser voir Transmisi air baku Transmisi air bersih Jaringan distribusi Sumber air baku Sistem produksi Sistem distribusi Gambar 4.2 Komponen sistem penyediaan air minum 2. Sistem produksi. Termasuk dalam sistem ini adalah sarana transport air baku keluar dari intake (pipa transmisi) dan instalasi pengolahan air (IPA), sebagai berikut: Transmisi air baku berfungsi untuk menyalurkan air baku dari sumber/intake ke IPA. Pengalirannya dapat dilakukan secara gravitasi atau dengan menggunakan pompa. Transmisi air bersih berfungsi untuk menyalurkan air hasil olahan dari IPA ke reservoir distribusi atau ke konsumen. Berupa pipa yang tertutup sehingga air hasil olahan tidak tercemar kembali. Pengalirannya dapat dilakukan secara gravitasi atau dengan menggunakan pompa. Instalasi pengolahan air (IPA) berfungsi untuk mengolah air baku melalui rangkaian proses pengolahan yang terjadi di dalam unit-unit pengolahan, sehingga menghasilkan air yang memenuhi persyaratan air minum sesuai Peraturan Menteri Kesehatan yang berlaku. 3. Sistem distribusi. Bertujuan untuk menyalurkan air terolah yang telah memenuhi persyaratan sesuai Permenkes menuju ke konsumen. Termasuk dalam sistem ini adalah reservoir distribusi serta jaringan perpipaan distribusi, sebagai berikut: Reservoir distribusi diperlukan untuk mengatasi adanya fluktuasi (variasi) pemakaian air setiap jam, sehingga sistem tetap dapat memenuhi kebutuhan konsumen pada saat terjadi pemakaian serempak, misal pada pagi hari. Selain itu reservoir juga berfungsi sebagai tempat cadangan air untuk mengatasi terjadinya Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 19 dari 49
21 kasus emergency, misalnya (i) intake atau IPA berhenti bekerja karena adanya kerusakan, PLN mati, atau pelaksanaan perawatan berkala, (ii) adanya kebakaran. Jaringan pipa distribusi berfungsi untuk mengalirkan air dari reservoir distribusi menuju ke konsumen Unit air baku Unit air baku adalah sarana dan prasarana pengambilan dan/atau penyedia air baku, meliputi bangunan penampung air, bangunan pengambilan/penyadapan, alat pengukuran, dan peralatan pemantauan, sistem pemompaan dan/atau bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya. Sementara itu, yang disebut air baku adalah air yang berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pengoperasian unit air baku meliputi kegiatan pengaturan jumlah debit air baku yang akan diambil serta pemantauan kualitas air baku yang diambil dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Pengoperasian unit air baku air minum, meliputi pengoperasian bangunan dan perlengkapan penyadapan air baku, untuk mengalirkan air baku dari sumber ke unit produksi. 2. Jumlah air baku yang disadap tidak boleh melebihi izin pengambilan air baku dan sesuai dengan jumlah yang direncanakan pada tiap tahapan perencanaan. 3. Apabila kapasitas sumber berkurang dari kapasitas yang dibutuhkan, maka air yang disadap harus dikurangi sedemikian rupa sehingga masih ada sisa untuk pemeliharaan lingkungan di hilir sumber. Ketersediaan air baku dimaksudkan untuk mengetahui potensi sumber air baku yang masih tersedia, berupa sumber air permukaan, air tanah dalam atau mata air, yang saat ini masih dapat digunakan untuk proses produksi, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. 1. Kuantitas dan sumber air meliputi potensi debit sumber yang dapat dimanfaatkan untuk air minum dari sumber mata air, sumber air tanah dalam dan dari sumber air permukaan. 2. Kualitas dikaitkan dengan kemampuan instalasi pengolahan. Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 20 dari 49
22 A. Sumber air baku Sumber air yang dapat digunakan sebagai sumber air baku meliputi : mata air, air tanah, air permukaan dan air hujan. Alternatif sumber air baku terpilih harus dipertimbangkan terhadap aspek ekonomi dan kehandalan sumber. Pemilihan alternatif sumber air didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut : Air sungai, umumnya memerlukan pengolahan untuk menghasilkan air minum, sehingga sumber air sungai baru dapat diperbandingkan dengan mata air, hanya apabila lokasi bangunan penyadap (intake) terletak dekat dengan daerah pelayanan. Danau atau rawa, pengisiannya (inflow) umumnya berasal dari satu atau beberapa sungai. Alternatif sumber danau dapat diperbandingan dengan air permukaan sungai apabila volume air danau jauh lebih besar dari aliran sungai-sungai yang bermuara ke dalamnya, sehingga waktu tinggal yang lama (long detention time) dari aliran sungai ke danau menghasilkan suatu proses pejernihan alami (self purification). Mata air, sering dijumpai mengandung CO 2 agresif yang tinggi yang walaupun tidak banyak berpengaruh pada kesehatan tetapi cukup berpengaruh pada bahan pipa (bersifat korosif). Air tanah dalam, dapat diajukan sebagai alternatif sumber air dalam hal air permukaan (sungai) telah terkontaminasi berat, mengingat kualitas air tanah secara bakteriologis lebih aman daripada air permukaan. B. Bangunan pengambilan air baku Bangunan pengambilan air baku (intake) adalah bangunan penangkap air atau tempat air masuk sungai, danau, situ, atau sumber air lainnya. Tipe bangunan intake, tergantung dari sumber air bakunya yaitu : 1. Tipe bangunan penyadap (intake) untuk sumber mata air : Bangunan penangkap mata air (broncaptering), untuk mata air yang mengalir/muncul secara horizontal. Bangunan pengumpul (sumuran) untuk mata air yang muncul ke permukaan secara vertikal, dan untuk air baku yang berada di bawah permukaan tanah (sumur dangkal dan sumur dalam). 2. Tipe intake untuk sumber air permukaan Intake bebas, adalah tipe intake dimana air permukaan mengalir secara bebas ke bak/sumuran penampung. Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 21 dari 49
23 Intake dengan bendung, adalah tipe dimana permukaan air di bagian hilir dari lokasi bangunan intake ditinggikan dengan bangunan bendung (dapat di samping intake atau di bagian hilir). Intake ponton, adalah tipe intake untuk pengambilan air permukaan yang mempunyai fluktuasi muka air yang cukup tinggi. Intake jembatan, adalah tipe intake pada air sungai/danau dengan bentuk tebing yang curam dan bantaran yang sempit. Intake infiltration galleries, digunakan pada kondisi dimana air permukaan sungai sangat tipis, dengan tanah dasar yang cukup porous dan berpasir Unit produksi Untuk mengubah kualitas air baku (yang belum memenuhi kualitas air minum) menjadi air minum diperlukan suatu proses pengolahan air minum. Unit produksi merupakan sarana dan prasarana SPAM yang digunakan untuk mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi, dan/atau biologi. Dapat terdiri dari bangunan pengolahan dan perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukuran dan pemantauan, serta bangunan penampungan air minum. Tujuan pengoperasian unit produksi ini adalah mengolah air baku dengan debit yang sudah direncanakan, sampai menjadi air minum yang memenuhi syarat kualitas yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan No. 907 tahun 2002 tentang syaratsyarat dan pengawasan kualitas air minum. Termasuk di dalamnya adalah pelaksanaan pengoperasian bangunan penunjang dan alat peralatan kelengkapan meliputi pengoperasian kantor, ruang operator, ruang pompa, ruang kimia, gudang kimia, bengkel penunjang, serta bangunan-bangunan yang mendukung proses pengolahan yang terjadi di sedimentasi, filter, reservoir, dan ruang pompa. A. Instalasi pengolahan air Dalam perencanaan teknis pengembangan SPAM, unit produksi disusun berdasarkan kajian kualitas air yang akan diolah, dimana kondisi rata-rata dan terburuk yang mungkin terjadi dijadikan sebagai acuan dalam penetapan proses pengolahan air, yang kemudian dikaitkan dengan sasaran standar kualitas air minum yang akan dicapai. Untuk meningkatkan kinerja unit produksi, maka manajemen PDAM harus terlebih dahulu memahami proses produksi dan variabel-variabel yang berpengaruh dalam proses produksi tersebut. Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 22 dari 49
24 Unit produksi pada umumnya terdiri dari satuan operasi dan satuan proses untuk memisahkan material kasar, material tersuspensi. Unit produksi umumnya terdiri dari unit: 1. Pengadukan cepat (koagulasi) Pengaduk cepat merupakan bagian dari proses pengolahan lengkap, yaitu proses pencampuran koagulan dengan air baku. Reaksi koagulan dengan air baku berlangsung dengan cepat, agar dapat terjadi pencampuran yang merata di seluruh bagian air. 2. Pengadukan lambat (flokulasi) Proses pengadukan lambat adalah proses penggabungan flok-flok kecil sehingga terbentuk flok yang cukup besar dan berat, untuk dapat mengendap sendiri di bak pengendap. 3. Pengendapan (sedimentasi) Pengendapan berlangsung dengan memperlambat aliran air dalam bak, sehingga flok mengendap. Flok yang mengendap kemudian dikumpulkan dalam kantong lumpur, untuk selanjutnya secara periodik dibuang. Clarifier adalah gabungan dari proses koagulasi, flokulasi dan pengendapan yang terjadi dalam satu bak. Umumnya dilengkapi dengan peralatan mekanik spesifik. 4. Penyaringan (filtrasi) Penyaringan dimaksudkan memisahkan air secara fisik dari partikel/flok yang sangat kecil yang tidak terendapkan dalam bak pengendap. Sehingga kualitas air secara fisik memenuhi syarat air minum. 5. Desinfeksi Desinfeksi adalah proses terakhir dari pengolahan yaitu membunuh bakteri patogen di dalam air sehingga air yang sampai di pelanggan dijamin bebas bakteri (patogen). 6. Proses lain Aerasi adalah proses untuk menghilangkan kandungan kimia tertentu dalam air (besi, mangan) dengan cara oksidasi dan atau proses menghilangkan gas dalam air (degasisasi). Proses pengolahan air minum yang digunakan atau dipilih harus sesuai dengan kualitas air baku berdasarkan kebutuhannya untuk memenuhi syarat kualitas air minum, antara lain: 1. Proses pengolahan dengan sumber air baku dari air tanah (lihat gambar 4.3). Untuk a ir tanah yang mengandung Fe dan Mn, maka diperlukan proses penghilangan Fe dan Mn (Fe & Mn removal). Proses penghilangan Fe dan Mn pada dasarnya adalah mengoksidasi Fe dan Mn sehingga terbentuk presipitat Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 23 dari 49
25 yang dapat disisihkan melalui pengendapan. Proses oksidasi dapat menggunakan proses antara lain aerasi, klorinasi, ozonisasi, dan lain-lain Setelah proses oksidasi, biasanya diperlukan proses flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi, terutama untuk air baku dengan konsentrasi Fe 5 mg/l. Untuk menghilangkan bau, rasa, warna, dan kekeruhan, dapat menggunakan proses pengolahan aerasi, saringan pasir lambat, karbon aktif, pembubuhan PAC, atau kombinasinya. Desinfektan digunakan untuk menghilangkan mikroorganisme patogen. 2. Proses pengolahan dengan sumber air baku dari mata air (lihat Gambar 4.3). Untuk air baku dari mata air yang mengandung Fe dan Mn, maka diperlukan proses penghilangan Fe dan Mn (Fe & Mn removal). Proses penghilangan Fe dan Mn pada dasarnya adalah mengoksidasi Fe dan Mn sehingga dapat disisihkan. Proses oksidasi dapat menggunakan proses antara lain: aerasi, klorinasi, ozonisasi, dan lain-lain Setelah proses oksidasi, biasanya diperlukan proses flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi, terutama untuk air baku dengan konsentrasi Fe 5 mg/l. Untuk menghilangkan bau, rasa, warna, dan kekeruhan, dapat menggunakan proses pengolahan aerasi, saringan pasir lambat, karbon aktif, pembubuhan PAC, atau kombinasinya. Desinfektan digunakan untuk menghilangkan mikroorganisme patogen. 3. Proses pengolahan dengan sumber air baku dari air permukaan (lihat Gambar 4.4). Untuk air permukaan dengan kandungan pasir atau material abrasif lainnya, dapat digunakan bak pengendap pasir atau grit chamber (sejenis bak sedimentasi, biasanya pengendapan dilakukan dengan sistem gravitasi). Proses lain yang dibutuhkan Desinfektan Air baku Resevoir Distribusi Gambar 4.3 Skema kegiatan operasional SPAM dengan sumber air baku dari air tanah dan mata air Untuk air permukaan yang mengandung Fe dan Mn, maka diperlukan proses penghilangan Fe dan Mn (Fe & Mn Removal). Proses penghilangan Fe dan Mn Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 24 dari 49
26 pada dasarnya adalah mengoksidasi Fe dan Mn sehingga dapat disisihkan. Proses oksidasi dapat menggunakan proses antara lain: aerasi, klorinasi, ozonisasi, dan lain-lain Setelah proses oksidasi, biasanya diperlukan proses flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi, terutama untuk air baku dengan konsentrasi Fe 5 mg/l. Untuk menghilangkan bau, rasa, warna, dan kekeruhan, dapat menggunakan proses pengolahan aerasi, saringan pasir lambat, karbon aktif, pembubuhan PAC, atau kombinasinya. Untuk menghilangkan bahan organik, dapat digunakan teknologi seperti karbon aktif (granular activated carbon), atau menggunakan proses aerasi, adsorpsi, atau kombinasi aerasi + adsorpsi. Untuk menghilangkan kalsium dan magnesium (kesadahan/hardness) dapat dilakukan pelunakan dengan kapur dan soda. Untuk menghilangkan ion-ion yang tidak diinginkan dari air baku, dapat digunakan proses pertukaran ion (ion exchange). Desinfektan digunakan untuk menghilangkan mikroorganisme patogen. Pembubuhan bahan kimia (koagulan) Air baku Pengadukan cepat (koagulasi) Pengadukan lambat (flokulasi) Bak pengendap (sedimentasi) Saringan (filtrasi) Proses lain bila dibutuhan Desinfektan Resevoir Distribusi Gambar 4.4. Instalasi pengolahan air B. Operasional IPA Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 25 dari 49
27 Pengoperasian unit produksi dapat berupa rangkaian kegiatan aerasi, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, netralisasi, dan desinfeksi bagi air baku yang berasal dari air tanah, mata air dan air permukaan, meliputi : 1. Pengoperasian unit produksi, meliputi bengunan dan perlengkapan peralatan pengolahan air minum. 2. Tujuan pengoperasian unit produksi adalah mengolah air baku sesuai dengan debit yang direncanakan, sampai menjadi air mimum yang memenuhi syarat kualitas yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan No.907 tahun 2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, sehingga siap didistribusikan. 3. Kegiatan pengoperasian meliputi kegiatan persiapan sebelum pengoperasian, pelaksanaan operasi serta pemantauan proses pengolahan. 4. Persiapan operasi meliputi : Menyiapkan bahan kimia dalam bentuk larutan atau serbuk yang akan digunakan dalam proses pengolahan. Menyiapkan bangunan dan perlengkapan peralatan pengolahan, sehingga siap dioperasikan Menyiapkan daya dan perlengkapannya untuk mengoperasikan peralatan. 5. Pelaksanaan operasi meliputi operasi bangunan dan perlengkapan peralatan pengolahan, sehingga proses pengolahan berlangsung. 6. Pemantauan selama operasi harus dilakukan terhadap : Kuantitas dan kualitas masukan, kinerja proses serta hasil keluaran di setiap tahapan proses pengolahan Penggunaan bahan kimia dan sumber daya 7. Hasil pemantauan harus dicatat dalam buku harian (log book) Unit transmisi air baku Unit trasmisi air baku adalah jaringan pipa atau saluran terbuka pembawa air dari sumber air sampai unit produksi. Pengaliran air dapat secara gravitasi atau karena keberadaannya di elevasi yang lebih rendah dari lokasi pengolahan, maka menggunakan sistem pemompaan. Unit transmisi harus mengoptimalkan jarak antara unit air baku menuju unit produksi dan/atau dari unit produksi menuju menuju reservoir/jaringan distribusi sependek mungkin, terutama untuk sistem transmisi (pipa transmisi dari unit produksi menuju reservoir). Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 26 dari 49
28 Hal ini terjadi karena jaringan distribusi pada dasarnya harus dirancang untuk dapat mengalirkan debit aliran untuk kebutuhan jam puncak, sedangkan pipa transmisi air baku dirancang mengalirkan kebutuhan maksimum Unit distribusi A. Sistem distribusi Distribusi dalam SPAM adalah kegiatan penyaluran air hasil produksi ke wilayah pelayanan. Air yang dihasilkan IPA ditampung di reservoir air yang berfungsi untuk menjaga kesetimbangan antara produksi dengan kebutuhan, sebagai penyimpan kebutuhan air dalam kondisi darurat, dan sebagai penyediaan kebutuhan air untuk kebutuhan inslasi. Selanjutnya air dari reservoir didistribusi dialirkan melalui jaringan perpipaan yang terkoneksi satu dengan yang lainnya. Jaringan perpipaan tersebut dapat membentuk jaringan tertutup (loop), sistem jaringan distribusi bercabang (dead-end distribution system), atau kombinasi dari dua sistem tersebut (grade system). Bentuk jaringan pipa distribusi ditentukan oleh kondisi topografi, lokasi reservoir, luas wilayah pelayanan, jumlah pelanggan dan jaringan jalan dimana pipa akan dipasang. Unit distribusi dimulai dari pompa distribusi (untuk sistem distribusi yang memakai pompa). Pompa distribusi mengisap air dari reservoir penampung hasil olahan. Untuk pompa distribusi biasanya digunakan jenis pompa sentrifugal. Untuk sistem distribusi yang tidak memakai pompa distribusi, atau cara gravitasi, maka air hasil olahan langsung mengalir dari reservoir melalui perpipaan: jaringan distribusi utama (distribusi primer), jaringan distribusi pembawa (distribusi sekunder), jaringan distribusi pembagi (distribusi tertier), dan melewati reticulation pipe menuju sambungan rumah. Debit pompa distribusi ditentukan berdasarkan fluktuasi pemakaian air dalam satu hari. Pompa harus mampu mensuplai debit air saat jam puncak dimana pompa besar berkerja, dan saat pemakaian minimum pompa kecil yang berkerja. Debit pompa besar ditentukan sebesar 50% dari debit jam puncak. Pompa kecil sebesar 25% dari debit jam puncak. B. Jaringan pipa distribusi Jaringan pipa distribusi harus terdiri dari beberapa komponen untuk memudahkan pengendalian kehilangan air, yaitu : 1. Zona distribusi Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 27 dari 49
29 Zona distribusi adalah suatu area pelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang dibatasi oleh pipa jaringan distribusi utama (distribusi primer). Pembentukan zona distribusi didasarkan pada batas alam (sungai, lembah, atau perbukitan). Pembentukan zona distribusi dimaksudkan untuk memastikan dan menjaga tekanan minimum agar relatif sama pada setiap zona. 2. Jaringan distribusi utama (JDU)/distribusi primer. Adalah rangkaian pipa distribusi yang membentuk zona distribusi dalam suatu wilayah pelayanan SPAM. 3. Jaringan distribusi pembawa/distribusi sekunder. Adalah jalur pipa yang menghubungkan antara JDU dengan sel utama. 4. Jaringan ditribusi pembagi atau distribusi tersier. Adalah rangkaian pipa yang membentuk jaringan tertutup sel utama. 5. Pipa pelayanan. Adalah pipa yang menghubungkan antara jaringan distribusi pembagi dengan sambungan rumah. Pendistribusian air minum dari pipa pelayanan dilakukan melalui Clamp Sadle. 6. Sel utama (primary cell). Sel utama (primary cell) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah zona distribusi dan dibatasi oleh jaringan distribusi pembagi (distribusi tersier) yang membentuk suatu jaringan tertutup, sehingga memudahkan pemantauan kehilangan air. 7. Sel dasar (elementary zone) Sel dasar (elementary zone) adalah sautu area pelayanan dalam sebuah sel utama dan dibatasi oleh pipa pelayanan. Sel dasar adalah rangkaian pipa yang membentuk jaringan tertutup dan biasanya dibentuk bila jumlah sambungan rumah (SR) mencapai SR. setiap sel dasar dilengkapi dengan sebuah meter distrik. C. Operasional unit distribusi Tujuan pengoperasian unit distribusi ini untuk mengalirkan air hasil olahan ke seluruh jaringan distribusi sampai di semua unit pelayanan sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan, baik dari segi kuantitas, kualitas, dan kontinuitas, yaitu: 1. Kuantitas: Jumlah air mencukupi minimal untuk mandi, makan, dan minum, atau sesuai yang telah ditetapkan dalam perencanaan; Tekanan air di pelanggan (titik jangkauan pelayanan terjauh) minimum 1 atm. 2. Kuantitas : Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 28 dari 49
30 ph antara 6,0 7,5; Bakteriologis, yaitu bakteri E-colli = 0; Sisa chlor minimal 0,2 ppm. 3. Kontinuitas : Air harus mengalir di pelanggan selama 24 jam perhari. Pengoperasian unit distribusi meliputi kegiatan pengoperasian sistem perpompaan, jaringan transmisi dan distribusi, serta bangunan sarana pelengkapnya, alat ukur dan peralatan pemantauan, meliputi: 1. Pengoperasian pipa transmisi dan jaringan distribusi beserta perlengkapannya, bangunan penyimpanan (reservoir), dan alat ukur, serta pompa distribusi beserta perlengkapannya, apabila sistem distribusi menggunakan sistem pemompaan. 2. Kegiatan pengoperasian meliputi kegitan persiapan sebelum pengoperasian, pelaksanaan operasi serta pemantauan distribusi. 3. Persiapan operasi meliputi kegiatan: Pemeriksaan pipa transmisi dan jaringan distribusi beserta perlengkapannya; Pemeriksaan reservoir dan alat ukur, serta pompa distribusi dan perlengkapannya untuk sistem distribusi dengan sistem perpompaan. 4. Pelaksanaan operasi meliputi operasi pompa distribusi, perlengkapan jaringan perpipaan, meter air, bangunan dan penampung (reservoir), sehingga air mengalir di seluruh jaringan distribusi. 5. Selama operasi harus dilakukan pemantauan terhadap: Debit aliran air yang masuk ke jaringan. Tekanan serta aliran air di jaringan. Kua litas air yang keluar dari jaringan. Operasi pompa distribusi. Daya yang dipergunakan. 6. Hasil pemantauan harus dicatat dalam buku harian (log book) D. Kehilangan air Kehilangan air atau lebih sering kita kenal sebagai kebocoran, kini dikenal juga dengan istilah jumlah air tidak berekening (ATR) atau non revenue water (NRW). Penyebab air tidak berekening pada umumnya diklasifikasikan sebagai kehilangan air non fisik dan kehilangan air fisik. 1. Kehilangan air non fisik. Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 29 dari 49
31 Indikasi adanya kehilangan air non fisik dapat diketahui karena berbagai hal diantaranya yang utama adalah : Adanya sambungan illegal. Akurasi meter air ait tidak baik lagi atau meter tidak berfungsi. Pembacaan meter tidak akurat. Pemakaian air oleh masyarakat tanpa meter air. Pemakaian air namum tidak tertagih (penunggakan pembayaran). Periode pencatatan meter tidak jelas. 2. Kehilangan air fisik. Kehilangan fisik adalah kebocoran yang sifatnya nyata (fisik) yang menyebabkan air tidak dapat disalurkan (dijual) kepada pelanggan karena air keluar dari pipa, oleh sebab-sebab tertentu. Indikasi kemungkinan terjadinya kebocoran fisik diantaranya yaitu : Adanya perbedaan antara volume yang tercatat didistribusikan melalui meter induk dengan volume air yang tercatat pada meter pelanggan. Adanya penurunan tekanan air pada sistem perpipaan. Aliran ke pelanggan mengecil atau tersendat-sendat. Kualitas air ke pelanggan menurun/kotor. Adanya suara bising/ mendesis yang berlangsung secara menerus pada jalur perpipaan air minum Unit pelayanan Pengoperasian unit pelayanan meliputi kegiatan pelayanan untuk (i) domestik yaitu sambungan rumah, sambungan halaman, hidran umum dan terminal air, dan (ii) non domestik yaitu industri kecil, industri besar, restoran, hotel, perkantoran, rumah sakit, dan hidran kebakaran. 1. Meter air. Pada setiap unit produksi dan unit distribusi, harus dilengkapi dengan meter air induk. Sedangkan unit pelayanan harus dilengkapi dengan meter air pelanggan. Meter air induk dan meter air pelanggan wajib ditera secara berkala oleh badan yang diberi kewenangan untuk melakukan tera. 2. Hidran umum. Pada setiap unit pelayanan harus dipasang hidran umum untuk memberikan pelayanan air minum bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah maupun daerah yang tidak memenuhi persyaratan teknis yang diperlukan. 3. Hidran kebakaran. Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 30 dari 49
BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PAM.MM02.007.01 BUKU PENILAIAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER
Lebih terperinci-1- DOKUMEN STANDAR PERENCANAAN TEKNIS TERINCI
-1- LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR PERENCANAAN TEKNIS TERINCI A. STANDAR DOKUMEN
Lebih terperinciBIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PAM.MM02.007.01 BUKU KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...
Lebih terperinciTEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD
TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04 Yuniati, PhD KOMPONEN SPAM Materi yang akan dibahas : 1.Komponen SPAM 2.Air baku dan bangunan intake KOMPONEN SPAM Sumber air baku Pipa transimisi IPAM Reservoar
Lebih terperinciBIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PAM.MM01.001.01 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN
Lebih terperinciBIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN BISNIS AIR MINUM
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN BISNIS AIR MINUM BUKU INFORMASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PEMBINAAN KOMPETENSI KELOMPOK KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI
Lebih terperinciBIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN KEUANGAN DAN AKUNTANSI
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN KEUANGAN DAN AKUNTANSI BUKU INFORMASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari air merupakan salah satu komponen yang paling dekat dengan manusia yang menjadi kebutuhan dasar bagi kualitas dan keberlanjutan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti mencuci, dan mandi. Jenis air yang digunakan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RI SPAM) KABUPATEN CIREBON TAHUN 2015-2030 DENGAN
Lebih terperinciPENGANTAR BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
PENGANTAR BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM 1 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU
BAB II II.1 Profil PDAM Tirta Darma Ayu II.1.1 Sejarah PDAM Tirta Darma Ayu Bermula pada tahun 1932 dibangunlah sebuah instalasi pengolahan air di Kabupaten Indramayu dengan kapasitas 20 liter/detik dan
Lebih terperinciBIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN ASET/BARANG
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN ASET/BARANG PAM.MM02.004.01 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR
Lebih terperinciFORM APL-02 ASESMEN MANDIRI
LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI CLUSTER OPERATOR INSTRUMENTASI SPAM NAMA PEMOHON NAMA ASESOR LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI)
Lebih terperinciBIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN UMUM
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN UMUM PAM.MM01.002.01 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
62 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian awal dilakukan pada periode 10 September 2012 dengan menghimpun data PDAM Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar tahun
Lebih terperinciMODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG
MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG Atang Sarbini, ST.
Lebih terperinci4.1. PENGUMPULAN DATA
Metodologi adalah acuan untuk menentukan langkah-langkah kegiatan yang perlu diambil dalam suatu analisa permasalahan. Penerapan secara sistematis perlu digunakan untuk menentukan akurat atau tidaknya
Lebih terperinciBIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN RESIKO
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN RESIKO PAM.MM02.014.01 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PRT/M/2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PRT/M/2014 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAERAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. LEIDING BEDRIJF yang dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda, dengan
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah singkat perusahaan Pada tahun 1926 Perusahaan air minum dikenal dengan nama WATER LEIDING BEDRIJF yang dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda, dengan cakupan
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciBIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PAM.MM02.003.01 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi
PENGOLAHAN AIR BERSIH PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi PENGOLAHAN LENGKAP Dilaksanakan pada air permukaan, air sungai), Diperlukan unt menjernihkan
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)
Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Jenis kelamin : Alamat : No.Telp./ HP : Setelah mempelajari dan mendapatkan penjelasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal yang wajar jika sektor air bersih mendapat prioritas dalam penanganan dan pemenuhannya. PDAM
Lebih terperinciPengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ali Masduqi
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Ali Masduqi Penyediaan Air Minum Aspek Teknis Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan Unit Pengelolaan Aspek Keuangan Aspek Sosial Tanggap Kebutuhan
Lebih terperinciBIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN MUTU
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN MUTU BUKU INFORMASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN
Lebih terperinciBAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 233 L/det
Evaluasi Pengolahan Air Minum Eksisting Kapasitas 2 L/det BAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 2 L/det V.1. Umum Pelayanan air bersih di Kota Kendari diawali pada tahun 1928 (zaman Hindia
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO,
Lebih terperinciEVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA
EVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Tugas dan Memenuhi Syarat Untuk
Lebih terperinciKode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.222.00 Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan
Lebih terperinciPROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PENDAHULUAN 1. AIR Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat
Lebih terperinciBIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT PAM.MM03.002.01 BUKU KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Definisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Air bersih adalah air permukaaan maupun air tanah yang sudah mengalami suatu proses pengolahan sehingga siap digunakan untuk dikonsumsi oleh konsumen baik untuk keperluan
Lebih terperinciBIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PAM.MM02.003.01 BUKU DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sudah banyak yang melakukan penelitian mengenai analisis kualitas air dengan alat uji model filtrasi buatan diantaranya; Eka Wahyu Andriyanto, (2010) Uji
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciGAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG
GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG Laksmi Handayani, Taufik Anwar dan Bambang Prayitno Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: laksmihandayani6@gmail.com Abstrak:
Lebih terperinciDIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3
DIAGRAM ALIR 4 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof. Dr.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciGAMBARAN PENGOLAHAN AIR BAKU DI PDAM NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI
GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BAKU DI PDAM NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI Indri Sukma Dewi, Khayan dan Hajimi Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: indridri@gmail.com Abstrak: Gambaran
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM
BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM IV.1. Umum Air baku adalah air yang memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan. Secara umum air yang terdapat di alam yang dapat dikonsumsi oleh manusia bersumber dari:
BAB 1 Pendahuluan 1.1. Umum Air merupakan karunia Tuhan yang secara secara alami ada diseluruh muka bumi. Manusia sebagai salah satu makluk yang ada di bumi juga sangat tergantung terhadap air dan untuk
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN AIR BAKU SUMBER NGUNCAR DI KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK JAWA TIMUR
STUDI KELAYAKAN AIR BAKU SUMBER NGUNCAR DI KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK JAWA TIMUR Erni Yulianti Dosen Teknik Sipil Sumberdaya Air FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Prasarana air bersih berfungsi dalam
Lebih terperinciMn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut
Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah unsur penting bagi makhluk hidup. Manusia dapat bertahan hidup tanpa makan selama 3 sampai 6 bulan namun tidak akan mampu bertahan hidup tanpa air. Sebanyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Air merupakan kebutuhan vital makhluk hidup. Tanpa adanya air, metabolisme dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berjalan dengan sempurna. Manusia membutuhkan air, terutama
Lebih terperinciIdentifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman,
Lebih terperinciRANCANAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN DAN
RANCANAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN DAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAERAH KABUPATEN KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN
Lebih terperinciSTANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG
STANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG LANDASAN HUKUM UndangUndang Nomor 7 Tahun 04 tentang Sumber Daya Air Peraturan Pemerintah Repbulik Indonesia Nomor : 42 Tahun
Lebih terperinciPROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 26/PRT/M/2014 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Manfaat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dipilih sebagai objek kajian mengingat badan usaha milik pemerintah daerah ini merupakan sebuah lembaga yang penting untuk dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian air a. Pengertian air minum Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 8) b. Pengertian air bersih Air bersih
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan Normatif Istilah dan Definisi Ketentuan Umum KetentuanTeknis...2. Lampiran A...
DAFTAR ISI 1. Ruang Lingkup...1 2. Acuan Normatif...1 2.1 Produk Statuter...1 2.2 Produk Standar...1 3. Istilah dan Definisi...1 4. Ketentuan Umum...2 5. KetentuanTeknis...2 5.1 Sarana Pengambilan Air
Lebih terperinciEVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA
EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA Anjar P,RB Rakhmat 1) dan Karnaningroem,Nieke 2) Teknik Lingkungan, ITS e-mail: rakhmat_pratama88@yahoo.co 1),idnieke@enviro.its.ac.id
Lebih terperinciProses Pengolahan Air Minum dengan Sedimentasi
Proses Pengolahan Air Minum dengan Sedimentasi Bak Sedimentasi Bak sedimentasi umumnya dibangun dari bahan beton bertulang dengan bentuk lingkaran, bujur sangkar, atau segi empat. Bak berbentuk lingkaran
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : FKK.MP.02.006.01-I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR
Lebih terperinci-1- DOKUMEN STANDAR EVALUASI
-1- LAMPIRAN IX PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR EVALUASI A. EVALUASI TEKNIS 1. Ringkasan data
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1
DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENGATURAN PELAKSANAAN PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar
Lebih terperinciBIDANG MANAJEMEN AIR MINUM KEMITRAAN DENGAN BADAN USAHA
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM KEMITRAAN DENGAN BADAN USAHA PAM.MM02.015.01 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan zat paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Air yang dimaksud adalah air tawar atau air bersih yang akan secara langsung dapat dipakai di kehidupan.
Lebih terperinciBAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex
BAB III METODE PERCOBAAN 3.1. Alat-alat - Kuvet 20 ml - Pipet Volume 10 ml Pyrex - Pipet volume 0,5 ml Pyrex - Pipet Tetes - Botol aquadest - Beaker glass 500 ml Pyrex - Colorimeter DR/890 Hach USA 3.2.
Lebih terperinciPengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA
Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA 51 Nusa Idaman Said III.1 PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu
Lebih terperinciFORM APL-02 ASESMEN MANDIRI
LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI CLUSTER OPERATOR SUMUR DALAM NAMA PEMOHON NAMA ASESOR LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FR-APL-02
Lebih terperinciFORM APL-02 ASESMEN MANDIRI
LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI CLUSTER OPERATOR BANGUNAN PENANGAP MATA AIR NAMA ASESI NAMA ASESOR LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP
Lebih terperinciAir merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi maka akan memberikan dampak yang sangat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitan ini adalah untuk mengidentifikasi pengelolaan air bersih pada instalasi pengolahan air (IPA) yang digunakan di kawasan Jababeka. 3.2.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha milik daerah, yang yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,
Lebih terperinciLAPORAN KUNJUNGAN KERJA
BADAN REGULATOR PELAYANAN AIR MINUM DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PDAM TIRTA KHATULISTIWA KOTA PONTIANAK Oleh : Ir. Tano Baya Ir. Tatit Palgunadi Camelia Indah Murniwati, ST Bidang
Lebih terperinciBAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI
BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI A. Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi Bagaimana Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi? Berikut ini analisa yang
Lebih terperinciBAB 8 RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN SPAM 8.1. DASAR HUKUM
BAB 8 RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN SPAM 8.1. DASAR HUKUM Berdasarkan UU No. 16 tahun 2005, kelembagaan penyelenggaraan SPAM tediri dari kelembagaan di tingkat Pusat, Tingkat Propinsi dan Tingkat Kota/Kabupaten.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini akan dipaparkan temuan studi, kesimpulan, dan rekomendasi dari studi yang telah dilakukan. Di bagian akhir bab ini, juga akan dipaparkan mengenai kelemahan
Lebih terperinciBIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN INVESTASI
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN INVESTASI PAM.MM02.013.01 BUKU PENILAIAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN
Lebih terperinciPerencanaan pengembangan SPAM
Perencanaan pengembangan SPAM Dasar Hukum PP No. 16/2005: Pengembangan SPAM Peraturan Menteri PU No. 18/PRT/M/2007: Penyelenggaraan Pengembangan SPAM Ruang Lingkup Perencanaan pengembangan SPAM terdiri
Lebih terperinciUNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5
UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYEDIAAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM SURYA SEMBADA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan
Lebih terperinciFORM APL-02 ASESMEN MANDIRI
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI AHLI MANAJEMEN AIR MINUM TINGKAT UTAMA NAMA PESERTA NAMA ASESOR FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI : CLUSTER AHLI MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan perusahaan milik daerah yang bergerak di bidang pengolahan dan perindustrian air bersih bagi masyarakat umum.
Lebih terperinciFORM APL-02 ASESMEN MANDIRI
LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI CLUSTER AHLI PENGENDALIAN EHILANGAN AIR NAMA ASESI NAMA ASESOR LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI)
Lebih terperinciAir minum adalah yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
TL 3105 Air minum adalah yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Akses masyarakat terhadap ketersediaan air minum dapat dilihat
Lebih terperinciPENGAWASAN BAB I PEMANTAUAN DAN EVALUASI SPALD
LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PRT/M/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PENGAWASAN BAB I PEMANTAUAN DAN EVALUASI SPALD A. UMUM
Lebih terperinciBAB III KONDISI EKSISTING SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH
BAB III KONDISI EKSISTING SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH 3.1 Umum Keberadaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi dan kualitas yang memenuhi adalah prioritas utama dalam memenuhi kebutuhan suatu komunitas.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Untuk itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber energi yang terpenting di dunia ini adalah air. Ketersediaan air yang cukup secara kuantitas, kualitas, dan kontinuitas sangat penting untuk
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 3 Ayat (3) disebutkan bahwa Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit bebas bulu dan urat di bawah kulit. Pekerjaan penyamakan kulit mempergunakan air dalam jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk
Lebih terperinci