PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PELATIHAN PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR MODALITAS DALAM JEJARING (DARING)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PELATIHAN PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR MODALITAS DALAM JEJARING (DARING)"

Transkripsi

1 i

2 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PELATIHAN PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR MODALITAS DALAM JEJARING (DARING) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2016

3 i

4 ii

5 DAFTAR ISI SAMBUTAN... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN... viii BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Hukum... 2 C. Tujuan... 3 D. Sasaran... 3 E. Manfaat... 3 F. Ruang Lingkup... 4 BAB II... 5 TINJAUAN UMUM PELATIHAN MODALITAS DARING... 5 A. Pengertian... 5 B. Jenis Modalitas Daring... 5 C. Prinsip Modalitas Daring... 6 D. Pentingnya Modalitas Daring... 7 E. Penentuan Peserta... 7 F. Komponen Sistem Modalitas Daring... 8 G. Arsitektur Modalitas Daring... 8 H. Sistem Penjaminan Mutu... 9 BAB III PELAKSANAAN PELATIHAN MODALITAS DARING MODEL A. Deskripsi Kegiatan B. Mekanisme Pembimbingan/Fasilitasi C. Pengampu, Peserta, dan Admin D. Peran dan Tanggung Jawab E. Waktu F. Struktur Program G. Aktivitas Pembelajaran H. Penilaian dan Pemberian Sertifikasi I. Penerbitan Sertifikat J. Monitoring dan Evaluasi Waktu Perangkat Evaluasi Pengumpulan dan Analisa Data K. Pelaporan BAB IV iii

6 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN MODALITAS DARING A. Pengertian Sistem Informasi Manajemen B. Tujuan dan Ruang Lingkup C. Mekanisme Sistem Informasi Manajemen D. Peran dan Tanggung Jawab E. Pengelolaan Kelas BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iv

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Jenis Modalitas Daring... 6 Gambar 2. Peruntukan Modalitas Daring... 8 Gambar 3. Arsitektur Modalitas Daring... 9 Gambar 4. Mekanisme Pembimbingan Modalitas Daring Model Gambar 5. Pelaksaaan Pembimbingan Modalitas Daring Gambar 6. Bagan Pengelolaan Kelas Modalitas Daring v

8 DAFTAR TABEL Tabel 1. Struktur Program Modalitas Daring Tabel 2. Tahapan Pembelajaran Modalitas Daring (6 minggu) Tabel 3. Aktivitas Pembelajaran Modalitas Daring Tabel 4. Struktur Program Modalitas Daring vi

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi Peserta Penyelenggaraan Lampiran 2. Instrumen Monitoring dan Evaluasi Lampiran 3. Format Laporan Monev Lampiran 4. Format Laporan Mentor Lampiran 5. Format Laporan Pengampu Lampiran 6. Contoh Format Daftar Hadir Lampiran 7. Contoh Format Laporan Pelaksanaan Program vii

10 DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN Istilah/Singkatan Keterangan Coorporate Social Responsibility (CSR) Dapodik GTK Daring Difabel Ditjen GTK Efektifitas effect size e-portofolio PSP PSP Modalitas Daring Interaksi asynchronous Interaksi synchronous Komunitas Pembelajar Konstruktivisme social Koordinator Admin Learning Management System (LMS) Log activity Luring Pengampu Pusat Belajar (PB) Refleksi Tanggung jawab sosial dari perusahaan yang ikut mendanai program Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Pembelajar Modalitas Daring Data pokok pendidik yang ada di Direktorat GTK Dalam jejaring/ (internet) / online Orang yang memiliki kebutuhan khusus Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target pembelajaran yang telah dicapai Besarnya pengaruh proses pembelajaran terhadap capaian hasil belajar Wadah di dalam LMS yang digunakan untuk menyimpan lembar kerja yang diselesaikan Pengawas sekolah pembelajar Model pembelajaran bagi pengawas sekolah yang dilakukan secara daring Interaksi yang terjadi pada waktu yang tidak bersamaan Interaksi yang terjadi pada waktu yang bersamaan Sekelompok guru yang melakukan pembelajaran kolaborasi secara daring dan luring, misalnya melalui diskusi, berbagi informasi, berbagi pengalaman, dan berbagi sumber belajar Teori belajar yang memandang bahwa ilmu pengetahuan dapat dibangun melalui interaksi social Tenaga teknis yang ada di UPT, yang mempunyai otoritas di dalam memanipulasi konten teknis untuk menjamin keberlangsungan pelaksanaan PSP Modalitas Daring Sistem manajemen pembelajaran secara elektronik, misalnya moodle, dan blackboard Rekaman kegiatan dalam sistem Luar jaringan (internet) / offline Widyaiswara/PTP/Dosen/Instruktur yang memfasilitasi, membimbing dan memonitor kegiatan peserta dalam PSP Modalitas Daring Tempat kegiatan pendampingan dan tatap muka antara mentor dengan peserta pada PSP Modalitas Daring Memikirkan ulang dan menuangkan hal-hal yang telah diperoleh dalam proses belajar, faktor-faktor pendukung atau penghambat (baik internal maupun eksternal) dalam proses belajar, langkah apa yang harus diambil untuk mengantisipasi masalah, dan rencana aksi tindak lanjut viii

11 Istilah/Singkatan Relevansi smiley face Surel Tagihan t-test UPT Keterangan pembelajaran Kaitan atau hubungan antara kesesuaian isi pelatihan dengan profesi peserta, dan penerapannya di tempat kerja Instrumen untuk mengukur reaksi peserta terhadap proses pembelajaran, berupa kepuasan peserta Surat elektronik yang biasa dikenal dengan Seluruh tugas yang harus diselesaikan selama pembelajaran dalam bentuk: penilaian diri yang diunggah dan dibagikan ke pengampu dan atau mentor, tes sesi dan tes akhir. Uji statistik (parametrik) berdasarkan perbandingan 2 (dua) kelompok data; hasil kemampuan awal dan hasil tes Akhir, untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pengetahuan setelah proses pembelajaran Unit pelaksana teknis mencakup PPPPTK, LPPKS dan LPPPTK-KPTK yang menyelenggarakan PSP Modalitas Daring ix

12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengawas Sekolah merupakan jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Oleh karena itu, Pengawas Sekolah mempunyai peran sangat penting dan strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Partisipasi Pengawas Sekolah dalam pembangunan nasional sangat diharapkan. Pengawas sekolah, bersama-sama dengan kepala sekolah dan guru diharapkan mampu membantu mewujudkan insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, berjiwa sosial, dan berkepribadian yang baik. Sebagai konsekuensi dari jabatan tersebut, Pengawas Sekolah harus profesional dalam menyelesaikan berbagai permasalahan akademik dan manajerial yang terjadi di satuan pendidikan. Permeneg PAN & RB No 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya, butir (b) pasal 7, menjelaskan bahwa wajib bagi pengawas sekolah untuk meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kompetensi pengawasan sangat dibutuhkan dalam melaksanakan tugas-tugas pengawasan secara profesional. Dalam sistem penyelenggaraan pendidikan di sekolah, kompetensi pengawas sekolah erat hubungannya dengan kompetensi kepala sekolah dan guru. Atas dasar itu, kualitas pengawas sekolah secara tidak langsung merefleksikan kompetensi kepala sekolah dan guru serta kualitas sekolah yang dibinanya. Tuntutan agar pengawas sekolah harus selalu meningkatkan kualitasnya, hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah bahwa pengawas sekolah wajib senantiasa melakukan pengembangan diri sebagai bagian dari Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) atau Continuing Professional Development (CPD). Pengembangan diri pengawas sekolah merupakan bagian penting dan strategis dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Program Pengawas Sekolah Pembelajar merupakan salah satu strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi pengawas sekolah. Implementasi program tersebut diharapkan dapat memberikan dampak pada peningkatan karier pengawas sekolah. Di dalam Program Pengawas Sekolah Pembelajar, kegiatan pelatihan dilakukan melalui 4 (tiga) modalitas, yaitu (1) Tatap Muka; (2) Dalam jejaring (Daring); (3) Kombinasi, dan (4) Madiri. Setiap modalitas memiliki karakteristik masing-masing. Juknis ini secara khusus menjelaskan pelatihan melalui Modalitas Daring. Prinsip modalitas ini mendorong Pengawas Sekolah menjadi pembelajar yang aktif dan mandiri dengan mengakses sumber belajar secara daring, belajar secara individu sesuai kebutuhan, saling berbagi (sharing) pengalaman dengan pengawas sekolah lain dengan dukungan jaringan internet.

13 B. Landasan Hukum Program pengawas sekolah pembelajar dikembangkan berdasarkan dasar hukum sebagai berikut. 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan sebagaimana telah diubah lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan sebagaimana telah diganti dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 30 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 143 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. 10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2

14 C. Tujuan Petunjuk teknis ini disusun sebagai acuan kerja bagi penyelenggara, pengguna, dan pemangku kepentingan Program Pengawas Sekolah Pembelajar dalam: 1. Merencanakan kegiatan Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring 2. Melaksanakan kegiatan Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring 3. Mengelola kegiatan peningkatan kompetensi Pengawas Sekolah di wilayah masing-masing D. Sasaran Petunjuk Teknis ini ditujukan kepada: 1. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen. GTK) 2. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah (Dit. PTK Dikdasmen) 3. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK); 4. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) 5. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan, Perikanan, Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPPPTK-KPTK) 6. Dinas Pendidikan Provinsi 7. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota 8. Satuan Pendidikan 9. Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia (APSI) 10. Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) dan Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKKPS) 11. Pengawas sekolah E. Manfaat Manfaat dari Juknis ini sebagai berikut: 1. Bagi Ditjen GTK a. Sebagai acuan operasional dalam pelaksanaan Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring. b. Sebagai panduan dalam pelaksanaan Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring c. Sebagai panduan dalam fasilitasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring. 3

15 2. Bagi PPPPTK, LPPKS, dan LPPPTK-KPTK sebagai unit pelaksana teknis (UPT) a. Sebagai acuan operasional dalam melaksanakan Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring. b. Sebagai panduan dalam melaksanakan Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring sehingga pelaksanaannya dapat lebih terencana, bermakna dan bermanfaat. c. Sebagai panduan dalam memfasilitasi, mengorganisasi, melakukan monitoring dan evaluasi, serta melakukan pendampingan pelaksanaan Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring. 3. Bagi Dinas Pendidikan Provinsi/Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota a. Membantu dalam menentukan peserta Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar dengan Modalitas Daring sesuai peruntukannya. b. Membantu dalam menentukan Pusat Belajar (PB). c. Memberikan informasi kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk melegalisasi sertifikat Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring Daring yang dicetak oleh peserta. F. Ruang Lingkup Petunjuk Teknis Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring ini memuat informasi tentang latar belakang, tujuan, sasaran, ruang lingkup, materi, strategi, jenis kegiatan, dan rambu-rambu penyelenggaraan Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring serta tata cara penilaiannya. 4

16 BAB II TINJAUAN UMUM PELATIHAN MODALITAS DARING A. Pengertian Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring adalah kegiatan pelatihan yang dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi jaringan komputer dan internet. Kegiatan pembelajaran pada pelatihan ini dilaksanakan secara mandiri tanpa keterlibatan narasumber serta layanan pelatihan oleh pihak penyelenggara pelatihan. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara langsung melalui internet dan tidak melalui tatap muka. Pada kondisi tertentu keterlibatan narasumber dalam Kegiatan pembelajaran masih diperlukan, misalnya dalam memberikan penguatan materi dengan menggunakan video call secara terjadwal. Pembelajaran Modalitas Daring memiliki beberapa karakteristik, yaitu: a. Menuntut pembelajar untuk membangun dan menciptakan pengetahuan secara mandiri (constructivism); b. Pembelajar akan berkolaborasi dengan pembelajar lain dalam membangun pengetahuan dan memecahkan masalah secara bersama-sama (socialconstructivism); c. Membentuk suatu komunitas pembelajar (community of learners) yang inklusif; d. Memanfaatkan media laman (website) yang bisa diakses melalui internet, pembelajaran berbasis komputer, kelas virtual, dan atau kelas digital; e. Interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas, dan pengayaan; B. Jenis Modalitas Daring Modalitas Daring terdiri dari 2 (dua) Jenis, yaitu Modalitas Daring (Penuh) dan Modalitas Kombinasi. Modalitas Daring (Penuh) memiliki 2 (dua) model pembimbingan/fasilitasi terhadap peserta pelatihan. Kedua model tersebut adalah Modalitas Daring Model 1 dan Modalitas Daring Model 2. Pembimbingan/fasilitasi peserta pelatihan pada Model 1 dilakukan oleh pengampu. Sedangkan Pembimbingan/fasilitasi peserta pelatihan pada Model 2 dilakukan oleh pengampu dan mentor. Proses komunikasi antara pengampu, mentor dan peserta dilakukan secara daring penuh. Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar menggunakan Modalitas Daring Model 1. Modalitas kombinasi hampir sama dengan Modalitas Daring (Penuh) Model 2, hanya saja interaksi belajar antara mentor dan peserta dilakukan secara daring dan tatap muka. Interaksi belajar daring dilakukan secara mandiri dengan memanfaatkan TIK dan kegiatan pembelajaran dilakukan secara elektronik. Interaksi tatap muka dilaksanakan di pusat belajar (PB) yang telah ditetapkan. Tata muka difasilitasi oleh seorang mentor. 5

17 Pertemuan tatap muka dilaksanakan sesuai jadwal yang disepakati bersama antara peserta dan mentor. Jenis Modalitas Daring dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini. Gambar 1. Jenis Modalitas Daring C. Prinsip Modalitas Daring Pelatihan dengan Modalitas Daring menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Rumusan tujuan pembelajaran pada setiap modul jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk mengubah perilaku pembelajar. 2. Konten di modul relevan dengan kebutuhan pembelajar, masyarakat, dunia kerja, atau dunia pendidikan. 3. Meningkatkan mutu pendidikan yang ditandai dengan pembelajaran lebih aktif dan mutu lulusan lebih produktif. 4. Efisiensi biaya, tenaga, sumber dan waktu, serta efektivitas program. 5. Pemerataan dan perluasan kesempatan belajar. 6. Pembelajaran yang berkesinambungan dan terus menerus. Pembelajaran Modalitas Daring menganut prinsip-prinsip yaitu: 1. Mendorong komunikasi antara peserta dengan fasilitator dan pengampu Komunikasi yang baik dalam lingkungan belajar daring adalah praktik pembelajaran yang baik. Praktik pembelajaran yang baik akan mendorong keterlibatan peserta dan membantu peserta mengatasi tantangan-tantangan dalam belajar. 2. Mengembangkan kedekatan dan kerjasama antar peserta Lingkungan belajar daring didesain dan dikembangkan guna mendorong kerjasama, adanya dukungan timbal balik, berbagi ide dan saling menanggapi antar sesama peserta. 3. Mendukung pembelajaran aktif Lingkungan belajar Modalitas Daring mendukung pembelajaran berbasis proyek, melakukan proses pembelajaran secara aktif, mengakses materi, berkarya, berdiskusi dengan sesama peserta dan mentor serta pengampu. Peserta membahas materi yang dipelajari, menuliskan, menghubungkan dengan pengalaman mereka, dan mengaplikasikannya. 4. Memberikan umpan balik dengan segera 6

18 Kunci pembelajaran daring yang efektif adalah memberikan tanggapan secepatnya kepada peserta dalam bentuk teks atau suara. Dengan cara ini peserta akan merasakan manfaat atas kelas yang mereka ikuti dan merasakan bahwa proses belajar dalam Modalitas Daring ternyata tidak membosankan. Peserta Modalitas Daring memerlukan dua macam umpan balik: (a) umpan balik atas konten dan (b) umpan balik untuk pengakuan kinerja. 5. Pembatasan waktu pengerjaan tugas Walaupun lingkungan belajar daring memberikan keleluasaan untuk belajar dengan ritme masing-masing peserta, tetapi belajar daring membutuhkan batasan waktu pengerjaan tugas, sehingga peserta diarahkan untuk menggunakan rentang waktu yang telah di desain dalam sistem pembelajaran daring. 6. Mengkomunikasikan harapan yang tinggi Standar yang tinggi diterapkan untuk semua peserta. Dengan demikian, peserta diharapkan dapat mendorong diri sendiri untuk mau belajar dan untuk menumbuhkan motivasi yang tinggi bagi peserta. Dalam lingkungan pembelajaran modalitas daring, harapan yang tinggi dikomunikasikan melalui tugas yang menantang, contoh-contoh kasus, dan pujian hasil kerja yang berkualitas, serta berfungsi untuk mencapai harapan yang tinggi terhadap hasil pembelajaran. 7. Menghargai berbagai kompetensi dan metode pembelajaran Pembelajaran Modalitas Daring, menyediakan media belajar dan topik yang beragam untuk meningkatkan kompetensi dan mengembangkan kreasi untuk mengakomodalitassi gaya belajar yang berbeda-beda. D. Pentingnya Modalitas Daring Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring sangat penting karena dapat mengembangkan keterampilan instruksional dan pengetahuan pengawas sekolah Melalui berbagai bentuk sumber belajar dan referensi yang tersedia dalam Sistem Modalitas Daring, pengawas sekolah diharapkan dapat merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi tugas-tugas supervisi akademik, supervisi manajerial, evaluasi pendidikan, dan penelitian pengembangan. E. Penentuan Peserta Dalam kurun waktu 1 (satu) tahun, pengawas sekolah diwajibkan untuk menyelesaikan setidaknya 2 (dua) kelompok kompetensi yang nilainya paling rendah dalam satu tahun program berjalan dan atau modul prioritas yang sudah ditentukan untuk 1 (satu) modalitas. Pengawas sekolah yang akan mengikuti Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring adalah: 1. Pengawas sekolah yang memiliki peta kompetensi dari hasil UKPS/tes awal menunjukan terdapat nilai di bawah Kriteria Capaian Minimum (KCM) pada 3 (tiga) hingga 7 (tujuh) kelompok kompetensi. 2. Berada di wilayah yang tersedia akses/jaringan internet 3. Bersedia melaksanakan pembelajaran menggunakan Modalitas Daring dengan kemauan dan komitmen yang tinggi 7

19 Peruntukan Modalitas Daring Model 1 dan Model 2 dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini. Daring Model 1 Daring Model 2 Nilai dibawah KCM 3-5 KK Nilai dibawah KCM 6-7 KK Akses/Jaringan internet mendukung Berkomitmen tinggi untuk menyelesaikan pembelajaran Lokasi jauh dari KKG/MGMP (tidak mendukung Tatap Muka) Binaan dari mentor yang kurang dari kuota Gambar 2. Peruntukan Modalitas Daring F. Komponen Sistem Modalitas Daring Unsur-unsur yang ada di dalam penyelenggaraan Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring terdiri dari pembelajaran menggunakan akses internet, pusat belajar, mentor, materi ajar, belajar mandiri, interaksi tatap muka, interaksi daring, kegiatan praktikum, sistem penilaian pembelajaran daring, sistem penilaian belajar mandiri, penggunaan sistem UKPS dalam tes akhir, evaluasi akhir program dan sertifikasi. G. Arsitektur Modalitas Daring Sistem Program Guru dan Tenaga Kependidikan Pembelajar yang berisi data peserta akan diekspor ke Learning Managament System (LMS) untuk didaftarkan sebagai peserta. Modul Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar yang disusun dalam bentuk aktivitas pembelajaran seperti: teks modul, gambar, video, audio, serta fasilitas video call sebagai sarana interaksi antara pengampu, mentor, dan peserta disimpan di server repository. Data seluruh aktivitas pengguna SIM Pengawas Sekolah Pembelajar ini akan di evaluasi menggunakan software analytic tool/reporting. Portofolio hasil pembelajaran 8

20 setiap peserta akan direkam dan disimpan di dalam database peserta. Arsitektur Sistem Guru dan Tenaga Kependidikan Pembelajar dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 3 berikut ini. Server Konten LAPORAN / ANALYTIC TOOL Laporan Keaktifan Peserta Nilai Sementara Laporan Activity Completion Konten LMS GTK PEMBELAJAR SIM GTK PEMBELAJAR Bukti Fisik Pembelajaran Pengguna Data kelas Mendaftarkan pengguna ke kelas e-portfolio Peserta yang akan melakukan Tes Akhir Jadwal pelaksanaan Tes Akhir SISTEM UKG Nilai Tes Akhir Gambar 1. Arsitektur Modalitas Daring H. Sistem Penjaminan Mutu Penjaminan mutu dalam pelatihan pengawas sekolah modalitas daring adalah segenap tindakan yang direncanakan secara sistematis, yang diperlukan untuk menjamin agar proses dan hasil pelatihan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Sistem penjaminan mutu ini mencakup: 1. Pengendalian Sistem Pengendalian sistem dalam pelatihan pengawas sekolah modalitas daring merupakan suatu sistem yang digunakan untuk menjaga agar pelatihan dengan modalitas daring yang dilaksanakan tetap berada dalam prosedur yang diinginkan atau ditetapkan. Hal ini dilandasi bahwa proses pelatihan yang terkendali dengan baik dapat menjamin hasil pelatihan memenuhi standar yang ditetapkan Pengendalian sistem dilakukan dengan membentuk beberapa petugas. Setiap petugas memiliki peran dan tugas sebagai berikut. 9

21 a. Koordinator Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring Koordinator Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring ditunjuk oleh Ditjen GTK dan bertanggungjawab terhadap keberlangsungan Modalitas Daring di tingkat pusat. Koordinator bertugas mengawasi, memonitor, dan mengevaluasi pelaksanaan Pelatihan dengan Modalitas Daring di setiap UPT. b. Penanggung jawab UPT Penanggung jawab UPT adalah orang yang diberi tugas oleh Kepala UPT untuk mengkoordinasikan, mengawasi, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring di tingkat UPT. Penanggung jawab bertugas membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan dilaporkan kepada koordinator program Pengawas Sekolah Pembelajar. c. Operator PPPPTK Operator PPPPTK adalah orang yang ditugasi oleh UPT untuk menyiapkan dan memastikan bahwa kelas pelatihan pengawas sekolah pembelajar modalitas daring sudah terbentuk di SIM Pengawas Sekolah Pembelajar dan siap dimulai. d. Pengampu Pengampu merupakan widyaiswara/ptp/dosen/pengembang modul Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar yang telah lulus Bimtek Narasumer Nasional. Pengampu mempunyai otoritas di dalam LMS Pengawas Sekolah Pembelajar untuk memanipulasi konten dalam menjamin keberlangsungan pelaksanaan pelatihan dengan modalitas daring. Apabila terjadi sesuatu hal yang memang harus diperbaiki dari sisi konten, maka pengampu diwajibkan untuk memperbaiki sesuai dengan kelas yang diampu. e. Koordinator Admin LMS UPT Koordinator admin LMS UPT merupakan tim pengembang sistem pelatihan pengawas sekolah pembelajar modalitas daring yang diangkat di setiap UPT. Koordinator admin LMS UPT mempunyai otoritas di dalam memanipulasi konten dan teknis di dalam LMS Pengawas Sekolah Pembelajar untuk menjamin keberlangsungan pelaksanaan Modalitas Daring. Apabila terjadi hal yang memang harus diperbaiki, baik dari sisi teknis maupun konten, maka koordinator admin LMS diwajibkan berkoordinasi dengan koordinator admin LMS UPT lainnya, terutama bagi materi pembelajaran yang diampu di beberapa UPT. f. Admin Kelas Admin kelas adalah orang yang ditugasi oleh UPT untuk memberikan bantuan dalam hal teknis pelaksanaan pengawas sekolah pembelajar modalitas daring di kelasnya masing-masing. Jumlah admin kelas dapat disesuaikan dengan kebutuhan UPT. Pengendalian sistem oleh admin kelas di UPT dilakukan dengan cara: 1) membantu peserta, mentor, dan pengampu terkait dengan teknis pelaksanaan pelatihan dengan modalitas daring. 10

22 2) memonitor jalannya kegiatan pelatihan dengan modalitas daring 3) mengumpulkan data hasil monitoring dan evaluasi dari LMS. 2. Pengendalian Konten Sistem Konten sistem Program Guru dan Tenaga Kependidikan Pembelajar Modalitas Daring merupakan tanggung jawab Direktorat Pembinaan Tendik Dikdasmen dengan menggunakan standar yang sudah ditentukan. Penjaminan konten sistem dilakukan secara terpusat dalam sebuah LMS Program Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring. 3. Pengendalian Kualitas Mentor Peserta dapat melaporkan pelayanan mentor dalam memberikan bimbingan kepada pengampu dan admin kelas. Laporan pelayanan dapat disampaikan melalui tautan message, sms atau surat elektronik (surel) kepada pengampu di tingkat UPT. 4. Pengendalian Pengampu Peserta dan mentor dapat melaporkan pelayanan pengampu dalam memfasilitasi pembelajaran kepada UPT tempat pengampu bertugas. Laporan pelayanan dapat disampaikan melalui message, sms atau surat elektronik kepada koordinator admin LMS UPT. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan diantisipasi agar pelatihan pengawas sekolah pembelajar modalitas daring dapat dilaksanakan dengan baik, yaitu: 1. Ketersediaan Tempat Kegiatan Tempat pelaksanaan pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring harus dikoordinasikan secara dini dengan pihak-pihak terkait. 2. Ketepatan Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan pelatihan perlu diselaraskan dengan agenda pelaksanaan kegiatan yang bersifat nasional maupun regional. 3. Ketersediaan Pusat Belajar Penentuan Pusat Pelajar (PB) perlu dikoordinasikan dengan UPT lainnya, seperti Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. 4. Ketersediaan Tempat Uji Kompetensi Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang disarankan adalah TUK yang pernah digunakan sebelumnya sejak tahun TUK tersebut telah ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota maupun Provinsi. 5. Ketersediaan Pengampu dan Mentor Pemenuhan kebutuhan pengampu dan mentor harus dikoordinasikan dengan UPT lainnya, seperti Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota maupun Provinsi. 11

23 6. Resiko Tidak Terduga Bila terjadi bencana, sakit/meninggal, pencurian, dll. maka penanganannya disesuaikan dengan prosedur yang berlaku dan dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait. 7. Keaktifan Peserta Peserta diupayakan aktif mengikuti pelatihan dengan Modalitas Daring. Bagi peserta yang tidak aktif agar segera diberi peringatan. Apabila peringatan tersebut tidak ditindaklanjuti, maka pembiayaan akses internet yang diberikan akan diberhentikan. Hal ini sebagai upaya efisiensi pebiayaan akses internet 8. Peningkatan Kompetensi Peserta Peserta diharapkan dapat meningkatkan kompetensinya melalui Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring. Pelatihan 12

24 BAB III PELAKSANAAN PELATIHAN PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR MODALITAS DARING MODEL 1 A. Deskripsi Kegiatan Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring adalah pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi pengawas sekolah secara daring. Model 1 menunjukkan bahwa pelatihan hanya akan dibimbing/difasilitasi oleh seorang pengampu. Peserta dalam pelatihan ini ditentukan atas dasar hasil UKPS, dengan kriteria yaitu: memiliki 3 (tiga) hingga 5 (lima) kelompok kompetensi ada dibawah KCM, tersedia akses/jaringan internet, dan memiliki komitmen yang tinggi. Dalam pelatihan ini, interaksi peserta dengan pengampu dan atau peserta dengan peserta sepenuhnya dilakukan secara daring. Melalui interaksi daring diharapkan akan terbentuk komunitas belajar (community of learners). B. Mekanisme Pembimbingan/Fasilitasi Salah satu karakteristik Modalitas Daring adalah adanya keleluasaan waktu belajar. Peserta dapat belajar kapanpun dan dimanapun. Peserta tidak perlu meninggalkan tugas dan kewajibannya sebagai pengawas sekolah. Peserta dapat berinteraksi dengan pengampu secara synchronous interaksi belajar pada waktu yang bersamaan seperti dengan menggunakan video call, telepon atau live chat, maupun asynchronous interaksi belajar pada waktu yang tidak bersamaan melalui kegiatan pembelajaran yang telah disediakan secara elektronik. Pembelajaran Modalitas Daring Model 1 melibatkan pengampu dan peserta secara penuh. Peserta melakukan pembelajaran daring dengan mengakses dan mempelajari bahan ajar, mengerjakan latihan-latihan (tugas), berdiskusi dan berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan peserta lainnya dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Selama proses pembelajaran, peserta dibimbing dan difasilitasi secara daring oleh pengampu seperti pada Gambar 1. Admin Kelas Narasum ber / Pengam pu Sistem Guru dan Tenaga Kependidikan Pengampu memfasilitasi peserta secara daring. Peserta berkomunikasi dengan pengampu secara daring Peserta Gambar 4. Mekanisme Pembimbingan Modalitas Daring Model 1 13

25 Pelaksanaan pembimbingan/fasilitasi Modalitas Daring Model 1 diatur dengan ketentuan 1 (satu) orang pengampu akan mendampingi atau memfasilitasi sebanyak 40 orang peserta. Lihat Gambar 5 berikut ini. Gambar 5. Pelaksaaan Pembimbingan Modalitas Daring C. Pengampu, Peserta, dan Admin 1. Pengampu Pengampu dalam pelaksanaan Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring adalah Widyaiswara/Dosen/Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP) dan Pengembang Modul yang telah mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Narasumber Nasional dengan kriteria sebagai berikut: a. Mempunyai pengalaman di dalam kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih pembelajar dewasa (pendekatan andragogi). b. Memiliki kemampuan dasar TIK (pengolah kata/ word processor, pengolah data/spreadsheet, presentasi/powerpoint, penggunaan internet / surel, browsing, download / unduh dan upload / unggah data). c. Bersedia memfasilitasi pembelajaran menggunakan Modalitas Daring dengan kemauan dan komitmen yang tinggi. 2. Peserta Peserta Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring adalah pengawas sekolah yang telah mengikuti UKPS/Pre test dan memenuhi kriteria: a. Nilai UKPS-nya terdapat 3 (tiga) hingga 7 (tujuh) kelompok modul di bawah Kriteria Capaian Minimal (KCM). b. Berada di wilayah yang tersedia akses/jaringan internet. c. Bersedia melaksanakan pembelajaran menggunakan Modalitas Daring dengan kemauan dan komitmen yang tinggi. 14

26 3. Admin Admin pada pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring terdiri atas satu orang koordinator admin LMS PPPPTK dan beberapa admin kelas. Koordinator admin LMS PPPPTK adalah tim pengembang Sistem Program Guru dan Tenaga Kependidikan Pembelajar modalitas daring dan menguasai LMS yang digunakan, sedangkan admin kelas adalah: a. Staf teknis yang ditugaskan oleh UPT bersangkutan b. Telah mengikuti program desiminasi dari tim pengembang c. Mampu menggunakan Sistem Program Guru dan Tenaga Kependidikan Pembelajar dengan baik d. Memiliki integritas untuk menjaga kerahasiaan data peserta e. Memiliki komitmen tinggi untuk menjalankan tugasnya D. Peran dan Tanggung Jawab 1. Peran Pengampu a. Berkomunikasi dengan peserta secara daring untuk memonitor pelaksanaan pembelajaran. b. Memfasilitasi proses belajar selama pembelajaran daring berlangsung. c. Mendampingi dan memberi semangat kepada peserta dalam proses pembimbingan pembelajaran. d. Memberi umpan balik terhadap tugas yang diunggah peserta e. Mengevaluasi kegiatan para peserta dalam pembelajaran. f. Memeriksa rekaman kegiatan peserta, dan g. Memberikan umpan balik terhadap laporan kemajuan peserta. h. Memonitor keaktifan peserta dalam pembelajaran daring i. Memfasilitasi proses belajar selama pembelajaran daring berlangsung j. Menganalisis hasil rekaman kegiatan dan hasil penilaian peserta sebagai bahan laporan bagi UPT. 2. Peran Peserta Peserta dalam program Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring harus berperan aktif dalam seluruh proses pembelajaran modalitas daring, antara lain: a. Melaksanakan proses pembelajaran secara aktif dan berkomitmen tinggi saat daring maupun luring, b. Melaksanakan pembelajaran secara kolaboratif, c. Berbagi pengalaman kepada peserta lain, d. Memberikan umpan balik yang konstruktif, e. Mencari jawaban terhadap permasalahan melalui berbagai sumber antara lain melalui internet, buku, dan lain-lain, f. Mengungkapkan permasalahan terkait pembelajaran yang dihadapi, g. Menyelesaikan tugas sesuai dengan materi pembelajaran, h. Mengunggah seluruh tugas ke dalam portofolio elektronik (e-portfolio). 15

27 3. Peran Admin a. Koordinator admin LMS PPPPTK: 1) Bertanggung jawab untuk mengatasi masalah teknis terkait dengan sistem yang digunakan b. Operator PPPPTK 1) Membuat kelas Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring di dalam SIM Pengawas Sekolah Pembelajar 2) Pendistribusian pengampu, mentor, peserta, admin kelas dan PB (daring kombinasi) di dalam kelas daring 3) Memulai kelas di SIM Pengawas Sekolah Pembelajar 4) Mengakhiri kelas di SIM Pengawas Sekolah Pembelajar sesuai dengan instruksi dari penanggungjawab program Pengawas Sekolah Pembelajar c. Admin kelas: 1) Pendistribusian pengampu, mentor, dan peserta di dalam kelas Modalitas Daring 2) Membantu pengampu dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk kepentingan monitoring, evaluasi dan pelaporan 3) Memberikan bantuan teknis terhadap peserta, mentor, dan pengampu di kelas Modalitas Daring. E. Waktu Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring dilaksanakan dengan pola 60 jam pelajaran (6 minggu). Waktu pelaksanaan pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring ditetapkan oleh masing-masing UPT. F. Struktur Program Struktur program Pelatihan Pengawas Sekolah Modalitas Daring dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Struktur Program Modalitas Daring No Materi Alokasi Waktu (JP) 1 Materi Umum a. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Profesi 2 Pengawas Sekolah b. Konsep Pengawas Sekolah Pembelajar 2 2 Materi Inti Pendalaman Materi Kelompok Kompetensi 54 3 Tes Akhir 2 Jumlah 60 *) Materi inti yang tertulis dalam sertifikat adalah pilihan sesuai profil pengawas 16

28 Pembelajaran pada Modalitas Daring menggunakan modul yang dikembangkan dan direkonstruksi dengan mengikuti model pola 60 jam pelajaran (JP) selama 6 (enam) minggu dengan struktur seperti pada Tabel 2, berikut. Tabel 2. Tahapan Pembelajaran Modalitas Daring (6 minggu) Sesi Pendahul uan Sesi Pembelajaran Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4 Minggu ke-5 Sesi Penut up Minggu ke-1 Materi Pembelaja ran Forum & Refleksi Materi Pembelaja ran Forum & Refleksi Materi Pembelaja ran Forum & Refleksi Materi Pembelaja ran Forum & Refleksi Mingg u ke-6 Penjelasan tabel 2, mengenai Tahapan Pembelajaran Modalitas Daring dapat dilihat pada uraian berikut: 1. Sesi Pendahuluan Sesi pendahuluan berisi: a. Pengenalan dan demonstrasi sistem (hanya pada Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi di Pusat Belajar) b. Kebijakan pengembangan dan pembinaan profesi pengawas sekolah sebagai pengawas sekolah pembelajar c. Penjelasan umum kegiatan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring d. Saran dan cara penggunaan modul e. Alur Pembelajaran 2. Sesi Pembelajaran Sesi pembelajaran memuat materi yang harus dikuasai sesuai dengan tuntutan hasil belajar yang dibuktikan dengan tagihan. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada tiap sesi adalah: a. Pengantar Sesi meliputi hasil belajar (indikator), aktivitas belajar, dan tagihan yang sesuai dengan sesi yang yang bersangkutan. b. Aktivitas belajar mencakup serangkaian kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang harus diselesaikan sesuai dengan hasil belajar yang telah ditetapkan. Aktivitas pembelajaran Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring terdiri atas: 1) Mengerjakan kegiatan secara daring dan luring 2) Diskusi sesama peserta 3) Menyelesaikan tugas dan tagihan c. Forum Sesi 17

29 Kegiatan di dalam suatu komunitas pembelajar (community of learners) untuk berdiskusi, berbagi pengalaman, dan memecahkan masalah sehingga peserta memperoleh pengetahuan baru melalui pendekatan kunstruktivisme sosial (social constructivism). d. Refleksi Peserta melakukan refleksi pada tiap akhir sesi dan dituangkan dalam blog. Refleksi mencakup pemikiran hal-hal yang baru didapatkan dalam proses belajar, faktor-faktor pendukung atau penghambat (baik internal maupun eksternal) dalam proses belajar, langkah apa yang harus diambil untuk mengantisipasi masalah, dan rencana aksi tindak lanjut pembelajaran. e. Mengunggah Tugas dan Tagihan Peserta mengunggah tugas dan tagihan sebagai bukti belajar untuk mendapatkan umpan balik dan penilaian dari mentor atau pengampu. f. Reaksi peserta Setiap akhir pembelajaran pada sesi genap, peserta diminta mengungkapkan reaksi mereka yang mencerminkan tingkat kepuasan terhadap proses pembelajaran yang diikuti. g. Penilaian Diri Peserta diminta untuk melakukan penilaian diri secara professional terhadap setiap hasil kegiatan yang ditagihkan sesuai dengan rubrik yang disediakan. Hasil penilaian diri menjadi salah satu komponen penilaian pada nilai akhir. h. Tes Sumatif Sesi Pada setiap akhir sesi, peserta akan mengerjakan soal tes sumatif. Hasil tes sumatif menjadi salah satu komponen penilaian pada nilai akhir. 3. Sesi Penutup Sesi penutup adalah sesi terakhir dalam proses pembelajaran Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring peserta wajib melakukan beberapa aktivitas berikut: a. Kesimpulan dan umpan balik Peserta mengisi format yang disediakan secara daring sebagai bentuk refleksi terhadap seluruh pembelajaran yang telah dilakukan. b. Evaluasi Penyelenggaraan PSP Modalitas Daring Peserta mengisi format evaluasi penyelenggaraan program Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring. Data evaluasi dari peserta akan digunakan oleh UPT untuk perbaikan program Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring berikutnya. c. Tes Akhir Pada akhir pembelajaran (sesi penutup), peserta mengerjakan soal tes akhir. Hasil tes akhir merupakan salah satu komponen penilaian pada nilai akhir, dan dijadikan sebagai nilai UKPS ke-2 pada kelompok kompetensi yang diikuti. G. Aktivitas Pembelajaran 18

30 Pada modalitas ini, peserta akan masuk (login) ke dalam LMS sesuai dengan nama pengguna (username) dan kata kunci (password) yang sudah ditentukan, melakukan pembelajaran pada sesi pendahuluan dan membuat rencana belajar. Selanjutnya, peserta melakukan aktivitas belajar pada setiap sesi seperti pada Tabel 3, sesuai dengan rencana belajar yang telah dibuat. Seluruh kegiatan akan dilakukan secara daring penuh dengan bimbingan pengampu Sesi Pendahuluan Tabel 3. Aktivitas Pembelajaran Modalitas Daring Minggu ke-2 Sesi Pembelajaran Minggu ke-3 Minggu ke-4 Minggu ke-5 Sesi Penutup 10 JP 10 JP 10 JP 10 JP 10 JP 10 JP Peserta akan mempelajari tentang: Kebijakan pengembangan dan pembinaan karir pengawas sekolah dan program pengawas pembelajar Penjelasan umum kegiatan PSP Modalitas Daring Saran dan cara penggunaan modul Alur Pembelajaran Peserta akan melakukan kegiatan pembelajaran berikut: Pengantar Sesi Aktivitas belajar Forum Sesi Refleksi Mengunggah Tugas dan Tagihan Umpan balik (reaksi peserta) Penilaian Diri Tes Sumatif Sesi Video Call (Wajib) Peserta akan melakukan kegiatan pembelajaran berikut: Kesimpulan dan umpan balik Evaluasi penyelenggaraan Tes akhir H. Penilaian dan Pemberian Sertifikasi Penilaian dalam kegiatan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring (selanjutnya disebut nilai akhir), diperoleh dari tagihan yang harus diselesaikan oleh peserta dan akan dilakukan secara otomatis di dalam LMS. Nilai akhir (NA) peserta diperoleh dari komponen: 1. Penilaian Diri Penilaian diri (PD) merupakan tugas-tugas (baik pengetahuan maupun keterampilan) yang harus diselesaikan oleh peserta. Kemudian peserta menilai sendiri hasil pekerjaannya sesuai dengan rubrik yang telah disediakan di LMS. 2. Tes Sumatif Sesi Tes sesi (TS) dilakukan oleh peserta di setiap akhir sesi. Nilai tes sesi merupakan rata-rata dari keseluruhan nilai tes sesi yang dilakukan. 3. Tes Akhir Tes akhir (TA) dilakukan oleh peserta pada akhir pembelajaran di sesi penutup. Pelaksanaan tes akhir dilakukan secara serentak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan pada setiap kelas modul. Tes akhir akan digunakan sebagai nilai UKPS ke-2 pada kelompok kompetensi yang diikuti. Nilai akhir peserta diperoleh dengan komposisi sebagai berikut: 19

31 NA = 10%PD + 50%TS + 40%TA Peserta pelatihan modalitas daring akan mendapatkan sertifikat dengan kategori: Angka Predikat BaikSekali Baik Cukup Kurang 59 Kurang Sekali Peserta yang nilai akhirnya di bawah 70 tidak akan mendapatkan sertifikat maupun surat keterangan. I. Penerbitan Sertifikat Sertifikat Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring diberikan kepada para peserta yang mengikuti kegiatan pembelajaran dan memenuhi kriteria kelulusan. Pencetakan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) yang terdapat pada aplikasi SIM pengawas sekolah pembelajar Modalitas Daring menjadi tanggungjawab peserta pelatihan pengawas sekolah pembelajar dan dilegalisasi oleh Dinas Pendidikan Kab/Kota setempat. Surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STTPP) untuk peserta dan pengampu berisi hal-hal sebagai berikut: 1. Sertifikat untuk Peserta Halaman depan STTPP a. Logo Kemendikbud b. Identitas UPT c. Nomor STTPP d. Identitas Peserta e. Identitas Instansi Peserta f. Kegiatan yang Diikuti g. Periode Kegiatan Pelatihan h. Nilai dan Keterangan Capaian Kompetensi (predikat) i. Tanggal Penerbitan Sertifikat j. Tanda Tangan Kepala UPT 20

32 k. Cap Stempel UPT Halaman belakang STTPP Tabel 4. Struktur Program Modalitas Daring No. Materi Alokasi Waktu (JP) 1 Materi Umum a. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan 2 Profesi Pengawas Sekolah b. Konsep Pengawas Sekolah Pembelajar 2 2 Materi Inti 54 Pendalaman materi kelompok kompetensi 3 Tes Akhir 2 Total 60 Tanda Tangan Penanggung Jawab Program. 2. Sertifikat untuk Pengampu a. Setifikat untuk pengampu diberikan oleh UPT kepada pengampu setelah pengampu melaporkan hasil pekerjaannya sebagai pengampu b. Sertifikat diberikan setelah kegiatan selesai dilaksanakan. J. Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi (Monev) merupakan bagian dari sistem penjaminan mutu Program Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh UPT, dengan menggunakan instrumen yang diisi oleh dan didasarkan pada hasil penilaian yang dilakukan oleh peserta. Monitoring dan evaluasi bertujuan mengetahui efektivitas dan relevansi penyelenggaraan program peningkatan kompetensi pengawas sekolah, khususnya kompetensi supervisi akademik, supervisi manajerial, evaluasi pendidikan, dan penelitian pengembangan. Hasil analisis monitoring dan evaluasi akan menjadi bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan program selanjutnya. Monev dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Waktu Pelaksanaan Monev dilakukan selama proses pembelajaran dan pada akhir pembelajaran. 2. Perangkat Evaluasi 21

33 a. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan menggunakan perangkat evaluasi analisa hasil tes yang meliputi: Nilai awal peserta, diperoleh dari nilai hasil UKPS dan/atau tes awal bagi pengawas yang belum mengikuti UKPS. Nilai Akhir b. Reaksi peserta c. Evaluasi penyelenggaraan dilakukan pada akhir pembelajaran pelatihan modalitas daring 3. Pengumpulan dan Analisa Data Monitoring dilakukan untuk mengukur hasil belajar peserta, yaitu:: a. Penilaian yang mengukur hasil proses pembelajaran peserta secara daring Peserta melalukan penilaian diri dan tes sumatif sesi di LMS Pengawas Sekolah Pembelajar Pemeriksaan hasil penilaian diri dan tes sumatif sesi dilakukan oleh LMS Pengawas Sekolah Pembelajar dan selanjutnya dikirim ke SIM Pengawas Sekolah Pembelajar Peserta melaksanakan tes akhir di Tempat Uji Kompetensi (TUK) dengan menggunakan sistem uji kompetensi pengawas sekolah (UKPS). Pemeriksaan hasil tes akhir dilakukan oleh sistem UKPS dan akan dikirim ke SIM Pengawas Sekolah Pembelajar b. Instrumen Monev digunakan untuk mengukur reaksi peserta terhadap proses pembelajaran. Pengukuran dilakukan terhadap kepuasan peserta dengan manggunakan instrumen smiley face. Pengukuran dilakukan secara daring pada setiap akhir sesi genap. Langkah-langkah dalam pengukuran adalah sebagai berikut. Peserta mengisi instrumen smiley face secara daring Admin merekapitulasi hasil smiley face Pengampu menganalisis hasil smiley face Hasil analisis smiley face setiap akhir sesi genap digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran daring berikutnya. c. Instrumen evaluasi penyelenggaraan digunakan untuk mengukur efektifitas dan relevansi program pengawas sekolah pembelajar modalitas daring. Pada sesi terakhir pembelajaran, peserta diminta mengisi instrumen evaluasi penyelenggaraan secara daring Pengampu melakukan dan memastikan analisa secara kuantitatif dan kualitatif untuk mengukur efektifitas dan relevansi program Pengampu membuat laporan hasil analisa pembelajaran di kelasnya dan diserahkan kepada penanggungjawab UPT sebagai bagian dari bahan laporan pelaksanaan kegiatan Hasil evaluasi penyelenggaraan dimasukkan ke SIM Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring oleh admin kelas 22

34 K. Pelaporan Laporan hasil pelaksanaan pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring disusun oleh masing-masing UPT. Laporan ini sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pelatihan secara menyeluruh. Laporan disiapkan oleh penanggung jawab kegiatan di UPT, dibantu oleh ketua panitia, petugas data, dan petugas keuangan. Laporan dibuat pada akhir kegiatan untuk kemudian diserahkan kepada Sekretariat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Setditjen. GTK). Laporan berisikan hasil pelaksanaan kegiatan yang dilengkapi dengan dokumen pelaksanaan kegiatan dan dokumen pertanggungjawaban keuangan. Laporan kegiatan diharapkan dapat menunjukkan efektivitas dan relevansi program pelatihan terhadap peningkatan kompetensi pengawas sekolah. Dokumen dan rekaman setiap kegiatan pelatihan dikompilasi dan diarsipkan dalam bentuk hard copy dan soft copy oleh penanggungjawab UPT. Data dan dokumen tersebut menjadi sumber data dalam penyusunan laporan hasil pelaksanan program pengawas sekolah pembelajar modalitas daring. Dokumen dan rekaman yang perlu dilampirkan dalam laporan kegiatan terdiri atas: 1. Rekaman data login pengampu, mentor, peserta pelatihan pengawas sekolah pembelajar Modalitas Daring 2. Surat tugas panitia, admin, pengampu, dan mentor 3. Biodata pengampu, mentor dan peserta 4. Daftar hadir (pengampu, mentor, panitia, peserta) 5. Rekap hasil pembelajaran (ketuntasan belajar/activity completion) 6. Smiley face (instrumen dan hasil analisis) 7. Evaluasi penyelenggaraan, meliputi: a. Rekapitulasi data evaluasi penyelenggaraan b. Hasil analisis evaluasi penyelenggaraan pelatihan pengawas sekolah pembelajar Modalitas Daring (relevansi dan efektifitas) 8. Resume dan laporan kegiatan belajar peserta dari mentor ke pengampu 9. Nilai hasil belajar peserta yang meliputi: a. Rekapitulasi nilai penilaian diri b. Rekapitulasi nilai tes sumatif sesi c. Rekapitulasi nilai tes akhir d. Rekapitulasi nilai akhir yang menunjukkan tingkat kelulusan 10. Hasil analisis kegiatan pembelajaran (uji beda t-test dan effect size) 11. Dokumen pertanggungjawaban keuangan minimal terdiri atas: a. SPPD Pengampu dan mentor (bila ada) b. Kwitansi pembayaran 12. Surat Keputusan penetapan pengampu, mentor dan admin dari kepala UPT 13. Surat Keputusan penetapan KKPS 14. Dokumen kontrak barang dan jasa (bila ada) 15. Foto Kegiatan 23

35 BAB IV SISTEM INFORMASI MANAJEMEN MODALITAS DARING A. Pengertian Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan alat penghasil informasi yang menekankan pada penggunaan alat untuk membantu dalam pengambilan keputusan, serta untuk melakukan pengawasan/kontrol, analisis dan visualisasi terhadap hasil interaksi dari sub-sub sistem informasi. B. Tujuan dan Ruang Lingkup Tujuan dari SIM PSP Modalitas Daring adalah untuk mengelola data peserta, mentor dan pengampu. Ruang lingkup dari SIM Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring terdiri atas : 1. Rekrutmen dan penetapan data peserta, mentor dan pusat belajar. 2. Pengelompokan peserta, mentor dan pengampu ke dalam kelas PSP Modalitas Daring 3. Merekap seluruh data kegiatan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring C. Mekanisme Sistem Informasi Manajemen SIM merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari keseluruhan penyelenggaraan Pelatihan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring. Ketersediaan SIM untuk memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan mengikuti alur informasi yang harus dilakukan sesuai wilayah tugasnya masing-masing. Untuk memberikan gambaran skematik SIM Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring, pada bagian berikut ini disajikan alur sistem informasi manajemen pada penyelenggaraan program Pengawas Sekolah Pembelajar PSP Modalitas Daring tahun

36 25

37 26

38 Gambar 2 Alur Sistem Informasi Manajemen 27

39 D. Peran dan Tanggung Jawab 1. Unit Pelaksana Teknis (UPT) a. Dalam hal ini PPPPTK, LPPKS dan LPPPTK-KPTK melakukan koordinasi dengan Dinas Kab./Kota/Provinsi terkait dengan data calon peserta sasaran berdasarkan hasil UKPS. b. UPT bersama dengan Dinas Kabupaten/Kota/Provinsi melakukan verifikasi dan validasi data calon peserta dan mentor di setiap pusat belajar. c. Menetapkan calon pengampu untuk mengikuti Bimtek Pengampu d. Menetapkan calon Admin e. Menerbitkan Surat Keputusan Penetapan Pengampu dan Admin yang bertugas pada kegiatan Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring. f. Melakukan pengelolaan kelas ke dalam sistem, yang meliputi: (1) penempatan peserta sesuai kelompok kompetensi dan (2) penempatan peserta sesuai mentor dan pengampunya. Kegiatan ini dilakukan sebelum pelaksanaan program Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring g. Melaksanakan pelatihan mentor yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten./Kota/Provinsi sesuai dengan struktur program yang telah ditetapkan. Pembekalan dilakukan oleh pengampu yang lulus bimbingan teknis Pengampu. h. Menyelenggarakan pelatihan pengawas sekolah pembelajar modalitas daring sesuai jadwal yang telah ditetapkan. i. Di akhir program Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring, UPT mengolah penilaian peserta dan hasil evaluasi penyelenggaraan. j. Menerbitkan sertifikat bagi peserta, mentor dan pengampu. k. Menyusun laporan penyelenggaraan pelatihan untuk diserahkan kepada Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan di bagian akhir kegiatan 2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi a. Berdasarkan informasi dari UPT, Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan pemetaan calon peserta Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring berdasarkan Pusat Belajar. b. Bersama UPT, melakukan verifikasi dan validasi data peserta dan mentor. Perubahan peserta dan mentor pada setiap kelompok kompetensi tidak dapat dilakukan baik oleh Dinas maupun UPT apabila pembelajaran pada kelas sudah dimulai. c. Data hasil verifikasi dan validasi selanjutnya diajukan kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota, untuk ditetapkan sebagai peserta dan mentor dalam bentuk surat keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota. 3. Mentor a. Mengikuti dan lulus Pelatihan Mentor b. Masuk ke dalam LMS menggunakan username dan password yang telah diberikan 28

40 c. Merekap data keaktifan peserta dari LMS untuk dilaporkan ke pengampu melalui e-portfolio Laporan Hasil Kemajuan Peserta d. Membuat dan melaporkan resume hasil pembelajaran ke pengampu dan koordinator admin melalui e-portfolio Laporan Hasil Kemajuan Peserta secara berkala setiap minggunya, jadwal pelaporan disesuaikan dengan jadwal tatap muka atau web conference yang telah ditentukan oleh mentor. 4. Peserta Pelatihan a. Mengikuti kegiatan pelatihan dan mengunggah tugas-tugas yang harus diselesaikan. b. Melakukan Penilaian Diri, Tes Sesi dan Tes Akhir yang disediakan di LMS. 5. Pengampu a. Merekap hasil evaluasi program PSP Modalitas Daring. b. Merekap hasil penilaian peserta. c. Membuat laporan akhir kelas yang menjadi tanggungjawabnya. 6. Administrator a. Merekap data keaktifan pengampu dan peserta dari LMS secara berkala sebagai bahan laporan. b. Membantu pengampu dalam proses rekap hasil evaluasi program pengawas sekolah pembelajar modalitas daring dan penilaian peserta. E. Pengelolaan Kelas Sebelum peserta mengikuti pembelajaran daring, peserta harus dibagi ke dalam kelas kelompok modul. Peserta akan mengambil modul sesuai dengan kelompok modul yang memiliki nilai dibawah KCM. Pengelompokan Modalitas Daring dilakukan dengan perbandingan 1 (satu) orang pengampu akan membimbing maksimal 40 (empat puluh) peserta dalam satu kelas kelompok modul. Satu orang pengampu dapat memfasilitasi lebih dari satu kelas kelompok modul. 1. Program Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Daring Dalam satu kelas kelompok kompetensi pada daring akan terdiri dari: a. Satu orang pengampu b. 10 (sepuluh) sampai dengan 40 (empat puluh) peserta c. Satu orang admin Pengelolaan kelas pada Modalitas Daring dilakukan dengan perbandingan 1 (satu) orang pengampu akan membimbing maksimal 40 (empat puluh) peserta dalam satu kelas kelompok kompetensi. Satu orang pengampu dapat memfasilitasi lebih dari satu kelas kelompok kompetensi. 29

41 2. Program Pengawas Sekolah Pembelajar Modalitas Kombinasi Pengelompokan dilakukan dengan ketentuan 1 (satu) orang pengampu akan memfasilitasi mentor dengan perbandingan berikut. Gambar 6. Bagan Pengelolaan Kelas Modalitas Daring Berdasarkan Gambar 6 tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam satu kelas kelompok modul akan terdiri dari: a. Satu orang pengampu Pengampu akan memfasilitasi maksimal 40 (empat puluh) mentor dan dapat memfasilitasi lebih dari satu kelas kelompok modul b. 10 (sepuluh) sampai dengan 40 (empat puluh) orang mentor Satu orang mentor akan membimbing 10 (sepuluh) sampai dengan 30 (tiga puluh) orang peserta dalam satu kelas kelompok modul yang sama atau berbeda sepanjang dalam satu rumpun mata pelajaran/paket keahlian. Jumlah peserta yang ideal adalah 20 (dua puluh) orang. Contoh distribusi peserta pengawas sekolah pembelajar terhadap mentor dalam satu KKPS/MKPS (PB) adalah sebagai berikut. Jumlah peserta (orang) Jumlah mentor (orang) c. Satu orang Admin Satu orang admin yang akan membantu pengampu dalam mengelola kelas. 30

GURU PEMBELAJAR. PETUNJUK TEKNIS Moda Dalam Jaringan (Daring)

GURU PEMBELAJAR. PETUNJUK TEKNIS Moda Dalam Jaringan (Daring) GURU PEMBELAJAR PETUNJUK TEKNIS Moda Dalam Jaringan (Daring) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 SAMBUTAN Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Guru Pembelajar Moda Dalam Jejaring (Daring)

Petunjuk Teknis Guru Pembelajar Moda Dalam Jejaring (Daring) I i GURU PEMBELAJAR PETUNJUK TEKNIS Moda Dalam Jejaring (Daring) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS MODALITAS DARING DAN KOMBINASI PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR

PETUNJUK TEKNIS MODALITAS DARING DAN KOMBINASI PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR i A3 PETUNJUK TEKNIS MODALITAS DARING DAN KOMBINASI PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 ii i ii DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR. PETUNJUK TEKNIS Moda Dalam Jaringan (Daring)

GURU PEMBELAJAR. PETUNJUK TEKNIS Moda Dalam Jaringan (Daring) GURU PEMBELAJAR PETUNJUK TEKNIS Moda Dalam Jaringan (Daring) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 SAMBUTAN Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR MODALITAS TATAP MUKA

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR MODALITAS TATAP MUKA PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR MODALITAS TATAP MUKA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEPALA SEKOLAH PPPPTK PENJAS BK 2017

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEPALA SEKOLAH PPPPTK PENJAS BK 2017 PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEPALA SEKOLAH PPPPTK PENJAS BK 2017 DEFINISI PKB KS/M Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah proses dan kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR. Budi Kusumawati. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

GURU PEMBELAJAR. Budi Kusumawati. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan GURU PEMBELAJAR Budi Kusumawati Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan PROGRAM PENGEMBANGAN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (RPJMN 2015 2019) Sasaran

Lebih terperinci

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Pengarah: Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Direktur Pembinaan Guru Dikdas Ditjen GTK Kasubdit PKPKK Direktorat Pembinaan Guru Dikdas Ditjen GTK Kasubdit PKPKK Direktorat Pembinaan Guru Dikmen

Lebih terperinci

KOP SURAT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA

KOP SURAT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA CONTOH KOP SURAT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA. Nomor : TENTANG PUSAT BELAJAR, PENANGGUNG JAWAB KEUANGAN PUSAT BELAJAR, PETUGAS ADMIN/OPERATOR PUSAT BELAJAR,

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Moda Tatap Muka dan Moda Daring Waktu: 2 JP

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Moda Tatap Muka dan Moda Daring Waktu: 2 JP Petunjuk Teknis Pelaksanaan Moda Tatap Muka dan Moda Daring Waktu: 2 JP Disiapkan oleh: Tim Pengembang Disampaikan oleh: 1. 2. Tujuan Pembelajaran Memahami Petunjuk Teknis dalam melaksanakan Program Guru

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program PKB KS Moda Tatap Muka Pola 2 (dua) Modul

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program PKB KS Moda Tatap Muka Pola 2 (dua) Modul Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program PKB KS Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan i PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MODA TATAP MUKA POLA 2 (DUA) MODUL PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar PANDUAN DIKLAT INI TELAH Disusun Oleh: Staf Seksi Penyelenggaraan Erwin Danismaya, S.E., M.Ak Diverifikasi Oleh: Kepala Seksi Penyelenggaraan Dr. Yanto Permana, M.Pd. Divalidasi Oleh: Kepala Bidang Fastingkom

Lebih terperinci

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar i ii DESKRIPSI SINGKAT BUKU PEGANGAN PEMBEKALAN ADMIN GURU PEMBELAJAR Buku pegangan ini disusun untuk membantu admin dalam melakukan persiapan dan mendukung kelancaran Guru Pembelajar (GP). Diharapkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR TAHUN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR TAHUN 2016 i PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR TAHUN 2016 DIREKTORAT PEMBINAAN TENDIK DIKDASMEN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016 PROGRAM

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENGAWAS SEKOLAH

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENGAWAS SEKOLAH PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENGAWAS SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

Draft Petunjuk Teknis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengawas Sekolah

Draft Petunjuk Teknis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengawas Sekolah Draft Petunjuk Teknis i PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENGAWAS SEKOLAH MODA TATAP MUKA Pengarah: Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Direktur Pembinaan Guru

Lebih terperinci

Pedoman - Juknis. Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Petunjuk Teknis Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Pedoman - Juknis. Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Petunjuk Teknis Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pedoman - Juknis Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Petunjuk Teknis Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka Moda Daring Moda Kombinasi Poin-poin perubahan Mekanisme pelaksanaan

Lebih terperinci

Deskripsi Singkat Buku Pegangan Pelatihan Instruktur Nasional/Mentor Guru Pembelajar

Deskripsi Singkat Buku Pegangan Pelatihan Instruktur Nasional/Mentor Guru Pembelajar i Deskripsi Singkat Buku Pegangan Pelatihan Instruktur Nasional/Mentor Guru Pembelajar Buku pegangan ini disusun untuk membantu fasilitator dalam memfasilitasi Calon Instruktur Nasional/Mentor pada Pelatihan

Lebih terperinci

Click to edit Master title style

Click to edit Master title style Click to edit Master title style KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Bimbingan Teknis Admin Pusat Belajar

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengembangan Diri Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Publikasi Ilmiah Karya InovaLf Kedudukan Program Pengembangan

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR PEDOMAN PENJAMINAN MUTU

GURU PEMBELAJAR PEDOMAN PENJAMINAN MUTU GURU PEMBELAJAR PEDOMAN PENJAMINAN MUTU PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016 KATA

Lebih terperinci

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 3 PANDUAN PENYELENGGARAAN DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN

Lebih terperinci

Kepala Sekolah Pembelajar

Kepala Sekolah Pembelajar Kepala Sekolah Pembelajar DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN EBUDAYAAN 2016 Juknis Moda Tatap

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENGAWAS SEKOLAH PPPPTK PENJAS BK

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENGAWAS SEKOLAH PPPPTK PENJAS BK PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENGAWAS SEKOLAH PPPPTK PENJAS BK 2017 DEFINISI PKB PS/M Program PKB PS mengembangkan, menjaga dan mewujudkan profesionalisme PS dilakukan secara terus menerus

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN 2017

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN 2017 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN 2017 Struktur Modul Tatap Muka Kegiatan pelatihan 60 JP atau 100 JP dilaksanakan secara tatap muka antara peserta dan Instruktur Nasional (IN) sebagai fasilitator.

Lebih terperinci

PENILAIAN PESERTA DIKLAT

PENILAIAN PESERTA DIKLAT PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN PESERTA DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH/MADRASAH PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2012 LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBIAYAAN PROGRAM GURU PEMBELAJAR MODA DARING

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBIAYAAN PROGRAM GURU PEMBELAJAR MODA DARING GURU PEMBELAJAR PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBIAYAAN PROGRAM GURU PEMBELAJAR MODA DARING KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR. PETUNJUK TEKNIS Moda Tatap Muka

GURU PEMBELAJAR. PETUNJUK TEKNIS Moda Tatap Muka GURU PEMBELAJAR PETUNJUK TEKNIS Moda Tatap Muka KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 SAMBUTAN Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 3 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 2

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 2 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 2 PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH TAHUN 2012 LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN 2011

Lebih terperinci

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Jl. Parangkusumo No. 51 Purwosari, Surakarta 57147 Jawa Tengah Telp./Fax: +62 271 716657 E-mail : lp2kssolo@gmail.com ii KATA PENGANTAR Peraturan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH TAHUN 2012 LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2011 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Pengarah: Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Direktur Pembinaan Guru Dikdas Ditjen GTK Kasubdit PKPKK Direktorat Pembinaan Guru Dikdas Ditjen GTK Kasubdit PKPKK Direktorat Pembinaan Guru Dikmen

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1 PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH TAHUN 2012 LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2011 i Pelaksanaan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS GURU TIK DAN KKPI

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS GURU TIK DAN KKPI PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS GURU TIK DAN KKPI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014 KATA PENGANTAR Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru Teknologi Informasi

Lebih terperinci

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS) Jl. Parangkusumo No. 51 Purwosari - Surakarta Jawa Tengah 57147 Telp./Fax: +62 271 716657 E-mail : lp2kssolo@gmail.com ii KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah

Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya sehingga LPPKS Indonesia di Surakarta dapat menyelesaikan penyusunan Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 i Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 LPPKS INDONESIA 2013 ii Pelaksanaan In-Service Learning 1 Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan OJL Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013

Petunjuk Teknis Pelaksanaan OJL Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 Pelaksanaan OJL Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya sehingga LPPKS Indonesia di Surakarta dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

Panduan PENILAIAN KINERJA GURU PAI TIM PENGEMBANG PKB-GPAI DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2017

Panduan PENILAIAN KINERJA GURU PAI TIM PENGEMBANG PKB-GPAI DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2017 Panduan PENILAIAN KINERJA GURU PAI TIM PENGEMBANG PKB-GPAI DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2017 Tujuan Peserta dapat menjelaskan tentang konsep, prosedur pelaksanaan,

Lebih terperinci

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS) Kp. Dadapan RT. 06/RW. 07, Desa Jatikuwung, Gondangrejo Karanganyar, Jawa Tengah-INDONESIA Telp. +62 2718502888/+62 2718502999 Fax:

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU GTK MELALUI KOMUNITAS GTK

PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU GTK MELALUI KOMUNITAS GTK PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU GTK MELALUI KOMUNITAS GTK JAKARTA, 13 FEBRUARI 2017 Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ARUS DATA DAPODIK KE GTK

Lebih terperinci

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Kp. Dadapan RT.06/RW.07, Desa Jatikuwung, Kec. Gondangrejo Kab. Karanganyar, Prov. Jawa Tengah Indonesia Telp. +62 0271 8502888; +62 0271 8502999;

Lebih terperinci

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS)

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) Jl. Parangkusumo No.51 Purwosari - Surakarta Jawa Tengah 57147 Telp & Fax (0271) 716657 e-mail : lp2kssolo@gmail.com KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

Buku Saku Guru PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PPPPTK TK DAN PLB 2017 BANDUNG

Buku Saku Guru PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PPPPTK TK DAN PLB 2017 BANDUNG Buku Saku Guru PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PPPPTK TK DAN PLB 2017 BANDUNG DAFTAR ISI 1. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan?... 1 2. Siapa yang dapat mengikuti

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Perancangan Model Komunitas Belajar Learner-Centered

BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Perancangan Model Komunitas Belajar Learner-Centered BAB IV PERANCANGAN Pada bab ini dilakukan perancangan model komunitas belajar dengan prinsip psikologis learner-centered sesuai dengan analisis yang telah dilakukan sebelumnya, berikut penjelasannya. IV.1

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMANFAATAN KELAS MAYA

PETUNJUK PEMANFAATAN KELAS MAYA PETUNJUK PEMANFAATAN KELAS MAYA DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KELAS MAYA MELALUI RUMAH BELAJAR SEBAGAI PROGRAM REMEDIAL AI SRI NURHAYATI PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS E-TRAINING 2014

PETUNJUK TEKNIS E-TRAINING 2014 PETUNJUK TEKNIS E-TRAINING 2014 PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA 2014 DAFTAR ISI Pendahuluan... 1 Laman Utama... 1 Laman

Lebih terperinci

PANDUAN PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS RUMAH BELAJAR (JEJAK BALI) PROVINSI BALI

PANDUAN PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS RUMAH BELAJAR (JEJAK BALI) PROVINSI BALI PANDUAN PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS RUMAH BELAJAR (JEJAK BALI) PROVINSI BALI 2018 0 0 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 PENGENALAN...2 Langkah-langkah membuat account guru di jejak bali..9 Langkah-langkah login

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS GURU TIK & KKPI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS GURU TIK & KKPI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014 PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS GURU TIK & KKPI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014 PENGGUNAAN TIK 1. Pencarian informasi 2. Mengakses jejaring sosial 3. Mengakses

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA.

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA. IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA munir@upi.edu PENGANTAR Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya media pembelajaran dapat menghantarkan

Lebih terperinci

OUTLINE. Bimbingan Teknis Mentor Calon Pengawas Sekolah Hotel Aston Bali, 2 s.d. 6 Agustus /08/2016

OUTLINE. Bimbingan Teknis Mentor Calon Pengawas Sekolah Hotel Aston Bali, 2 s.d. 6 Agustus /08/2016 Bimbingan Teknis Mentor Calon Pengawas Sekolah Hotel Aston Bali, 2 s.d. 6 Agustus 2016 Republik Indonesia 1 OUTLINE 1 2 3 4 5 PENDAHULUAN DIKLAT CALON PENGAWAS SEKOLAH TUGAS DAN TANGUNG JAWAB PENUTUP 2

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.206, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pengawas. Madrasah. Pendidikan Agama Islam. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWAS MADRASAH DAN

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan bagi Bangsa Indonesia adalah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

TAGOR ALAMSYAH HARAHAP

TAGOR ALAMSYAH HARAHAP TAGOR ALAMSYAH HARAHAP ENTITAS DESAIN TATA KELOLA GTK DAPODIK Cek Data Guru setiap saat WEBSITE TUNJANGAN P2tk.dikdas.kemdikbud.go.id SIKLUS PENGIRIMAN DATA DARI SEKOLAH KE SERVER DAPODIK PUSAT Feedback

Lebih terperinci

PROGRAM SERTIFIKASI PENDIDIK DAN SERTIFIKASI KEAHLIAN BAGI GURU SMK/SMA (KEAHLIAN GANDA)

PROGRAM SERTIFIKASI PENDIDIK DAN SERTIFIKASI KEAHLIAN BAGI GURU SMK/SMA (KEAHLIAN GANDA) L; PROGRAM SERTIFIKASI PENDIDIK DAN SERTIFIKASI KEAHLIAN BAGI GURU SMK/SMA (KEAHLIAN GANDA) PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN SERVICE TRAINING 1 (IN-1) DAN IN SERVICE TRAINING 2 (IN-2) i PETUNJUK TEKNIS Pelaksanaan

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SELEKSI PENERIMAAN CALON PRAJA INSTITUT

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MATERI DAN ALOKASI WAKTU

RUANG LINGKUP MATERI DAN ALOKASI WAKTU PENGELOLAAN TUGAS POKOK DAN ETIKA PENGAWAS BIMBINGAN TEKNIS CALON MENTOR PENGAWAS SELEKSI CALON PENGAWAS 2016 Peta konsep KUALIFIKASI PENGEMBANGAN PROFESI PENGAWAS TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1 PENGAWAS KUALIFIKASI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, 29 Agustus 2016 Kepala, Dr. Sumarno NIP

KATA PENGANTAR. Malang, 29 Agustus 2016 Kepala, Dr. Sumarno NIP KATA PENGANTAR Profesi guru harus dihargai dan dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Hal ini dikarenakan guru merupakan

Lebih terperinci

Profil Sekolah Pelaksana Pusat Sumber Belajar

Profil Sekolah Pelaksana Pusat Sumber Belajar Profil Sekolah Pelaksana Pusat Sumber Belajar Komponen, Aspek, Indikator 1. Sumber Daya Manusia 1.1 Kompetensi pengoperasian komputer, jaringan dan internet 1.1.1 Lebih dari 90% tenaga pendidik mampu mengoperasikan

Lebih terperinci

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Jl. Parangkusumo No. 51 Purwosari, Surakarta 57147 Jawa Tengah Telp./Fax: +62 271 716657 E-mail : lp2kssolo@gmail.com KATA PENGANTAR Kepala

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 JUKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 G. URAIAN PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

fesejarah Teknisi Jardiknas Written by Administrator Wednesday, 10 January 2007

fesejarah Teknisi Jardiknas Written by Administrator Wednesday, 10 January 2007 fesejarah Teknisi Jardiknas Written by Administrator Wednesday, 10 January 2007 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa tujuan Pendirian Negara Republik Indonesia antara lain adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Dokumen ini diperuntukkan bagi Admin Sekolah KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR. Pedoman Program Peningkatan Kompetensi. Moda Tatap Muka, Dalam Jejaring (Daring), dan Daring Kombinasi

GURU PEMBELAJAR. Pedoman Program Peningkatan Kompetensi. Moda Tatap Muka, Dalam Jejaring (Daring), dan Daring Kombinasi GURU PEMBELAJAR Pedoman Program Peningkatan Kompetensi Moda Tatap Muka, Dalam Jejaring (Daring), dan Daring Kombinasi KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGUATAN KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

PEDOMAN PENGUATAN KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH PEDOMAN PENGUATAN KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan; meliputi input, proses, output, dan outcome; yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme

Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme Pembelajaran Berbasis TIK Disampaikan oleh: Awan Sundiawan pada BIMTEK Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme Ribuan aplikasi baru akan muncul secara online Sumber: http://socialbakers.com

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah

Sistem Informasi Manajemen. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Sistem Informasi Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Tujuan Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu memahami Sistem Informasi Manajemen pada Program

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan i KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Uji Kompetensi merupakan suatu bentuk penilaian berbasis kompetensi telah dicanangkan

Lebih terperinci

2.1 Tahapan Monev Ringkasan tentang rangkaian kegiatan monev PKM ditunjukkan dalam Tabel 1.

2.1 Tahapan Monev Ringkasan tentang rangkaian kegiatan monev PKM ditunjukkan dalam Tabel 1. PRAKATA Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan salah satu program yang dilaksanakan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Ditbelmawa ) untuk

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 1

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 1 PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 1 PEDOMAN PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN PROFESI GURU PEMBELAJAR (PPGP) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 JUKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 G. URAIAN PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemb

2016, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemb No.1556, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. SIMDIKLAT. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PADA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 5 PEDOMAN

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 5 PEDOMAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 5 PEDOMAN PENILAIAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN PROFESI GURU PEMBELAJAR (PPGP) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN GURU PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PEDOMAN. ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten

PEDOMAN. ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten PEDOMAN ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten PROGRAM BETTER EDUCATION TROUGH REFORMED MANAJEMEN TEACHER UPGRADING (BERMUTU) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2011 PEDOMAN

Lebih terperinci

Kelas Maya. Panduan Pengguna Sistem - Siswa. Republik Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kelas Maya. Panduan Pengguna Sistem - Siswa. Republik Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kelas Maya Panduan Pengguna Sistem - Siswa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah mengubah paradigma pendidikan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2014 TENTANG PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH PEDOMAN

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia PADAMU NEGERI Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Dokumen ini diperuntukkan bagi Admin Sekolah KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA

Lebih terperinci

Software User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa

Software User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa Software User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa [E-learning Mahasiswa] Page 0 KATA PENGANTAR Pendidikan merupakan salah satu pilar bangsa yang perlu diselenggarakan dan ditingkatkan pelaksanaannya.

Lebih terperinci

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci