PERANCANGAN BASISDATA SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN OBAT STUDI KASUS PADA INSTALASI FARMASI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN BASISDATA SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN OBAT STUDI KASUS PADA INSTALASI FARMASI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL"

Transkripsi

1 PERANCANGAN BASISDATA SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN OBAT STUDI KASUS PADA INSTALASI FARMASI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL Sudaryanto Abstract: a data management is often became a problems in the Pharmaceuticals Installation RSUD Dr. H. Soewondo Kendal, its necessary to design good database system so it can provide accurate and relevant information including input, storage, data search, and ease to create a report of drug supplies, drugs expenditure, drugs incoming, drugs orders, and drugs distribution, so there are no drugs that expired stored in the warehouse, and the uniformity to create a report. Keywords: installation, pharmacy, ordering, inventory PENDAHULUAN Instalasi Farmasi RSUD Dr. H. SOEWONDO merupakan salah satu usaha pelayanan masyarakat yang bergerak dalam bidang penunjang dan penjualan obat-obatan, untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal penyediaan obat, instalasi Farmasi RSUD Dr. H. SOEWONDO Kendal pada pelaksanaan tugasnya harus bisa mengelola persediaan obat yang ada, sehingga bisa mengontrol persediaan obat, sehingga jika stock obat sudah mencapai batas limit dapat segera dilakukan order agar tidak terjadi kehabisan obat, pada saat terjadi pemesanan obat oleh pelanggan. Ketersediaan basis data yang baik mutlak diperlukan untuk mendukung kinerja instalasi Farmasi RSUD Dr. H. SOEWONDO Kendal, sehingga dapat membantu pihak manajemen dalam mengambil keputusan, dan menentukan arah kebijakan sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik. LANDASAN TEORI Basis Data 1

2 Sekumpulan berkas (tabel) yang saling berhubungan, (mencakup hubungan antar tabel, view dan bahkan kode (prosedur tersimpan) Normalisasi Normalisasi adalah proses pembentukan tabel yang masih mempunyai anomali menjadi tabel yang normal (tidak ada anomali) Anomali adalah efek samping dari suatu tabel yang tidak diharapkan. Beberapa jenis anomali : anomali penyisipan, anomali penghapusan dan anomali peremajaan (update) Normalisasi dengan Tahap-Tahap Normalisasi a) Bentuk Tidak Normal (Unnormalized form) Merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan Mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi b) Bentuk Normal Kesatu ( 1NF / First Normal Form) Ciri Bentuk normal kesatu adalah : o Setiap data dibentuk dalam flat file (file datar/rata) o Data dibentuk dalam satu record demi satu record dan nilai field Adalah atomic value o Tidak ada set atribut yg berulang-ulang / bernilai ganda (multivalue) c) Bentuk Normal Kedua ( 2NF / Second Normal Form) Syarat : o Telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu o Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi pada primary key d) Bentuk Normal Ketiga ( 3NF / Third Normal Form) o Telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua o Semua atribut bukan primer tidak mempunyai hubungan / ketergantungan transitif Ketergantungan Transitif Definisi : Atribut Z mempunyai ketergantungan transitif terhadap X bila : Y memiliki ketergantungan funsgional terhadap X 2

3 Z memiliki ketergantungan funsgional terhadap Y Notasi : X Y Z Narasi Sistem Pemasukkan Obat 1. Bagian Pengadaan membuat daftar pembelian obat ( DPO ) untuk stok obat yang telah habis ( kosong ) ke supplier. 2. Supplier dapat memasok lebih dari satu jenis obat untuk satu atau lebih nota pemesanan obat. Sebaliknya satu jenis obat bisa dipesan oleh satu atau suplier 3. Bagian Pengadaan Mengecek obat sesuai dengan surat penawaran obat. Memberikan DOM ( rangkap 1 ) dan DOM ( rangkap 2 ) ke kepala farmasi untuk di acc, sedangkan DOM ( rangkap 3 ) diarsip sendiri. 4. Kepala Farmasi Memberikan acc untuk DOM ( rangkap 1 ) dan SPO ( rangkap 2 ). DOM Acc ( rangkap 1 ) diarsip sendiri sedangkan DOM ( rangkap 2 ) diserahkan ke bagian pengadaan. 5. Bagian pengadaanmenerima DOM Acc ( rangkap 2 ) dari kepala farmasi untuk diberikan ke supplier dan membuat laporan obat masuk ( LOM ) untuk diserahkan ke kepala farmasi. 6. Supplier Menerima DOM Acc ( rangkap 2 ) dari bagian pengadaan untuk diarsip sendiri. 7. Kepala Farmasi Menerima dan memberi acc laporan obat masuk (LOM) untuk diarsip sendiri. Narasi Sistem Pengeluaran Obat 1. Pasien memberikan resep obat yang telah ditulis oleh dokter ke bagian pelayanan 2. Bagian Pelayanan Menerima dan mengecek resep obat dari pasien, kemudian resep tersebut diberikan ke bagian pengadaan. 3. Bagian Pengadaan mempersiapkan obat yang dipesan dan membuat data obat keluar ( DOK ) sebanyak 2 rangkap beserta resep ke kepala farmasi untuk di acc. 3

4 4. Kepala Farmasi Mengecek dan memberikan acc untuk DOK sebanyak 2 rangkap beserta resepnya, kemudian DOK Acc ( rangkap 1 ) diarsip sendiri sedangkan DOK Acc ( rangkap 2 ) dan resep yang telah diacc diserahkan kembali ke bagian pengadaan. 5. Bagian Pengadaan memeriksa kelengkapan dokumen obat ( KDO ) yaitu terdiri dari DOK Acc ( rangkap 2 ) dan resep yang diterima dari kepala farmasi, kemudian DOK Acc ( rangkap 2 ), resep dan juga obat yang dipesan diberikan ke bagian pelayanan. Membuat laporan obat keluar ( LOK ) untuk diserahkan ke kepala farmasi 6. Bagian Pelayanan memanggil pasien yang bersangkutan dengan memberikan DOK Acc ( rangkap 2 ), resep dan obatnya ke pasien tersebut. 7. Pasien membayar biaya obat beserta mengambil DOK Acc ( rangkap 2 ), resep dan obatnya untuk diarsip ( disimpan ) sendiri.. 8. Kepala Farmasi memberi acc untuk laporan obat keluar ( LOK ) dari bagian pengadaan, kemudian disimpan ( diarsip ) sendiri. ERD ( Entity Relationship Diagram ) Berdasarkan yang telah diuraikan, maka terbentuk diagram keterkaitan antar entitras berikut : 4

5 Kd_msk Kd_splr Jns_klmn Kd_splr Kd_obat Kd_obat Jns_obat Nm_splr Telp_splr Jml_msk Tgl_msk Nm_obat Tgl_kad Obat N Masuk N Supplier Almt_splr Kota Harga Stock_limit N Kd_psn Kd_obat Tgl_klr Jml_klr Keluar N Kd_psn Umur Nm_psn Jns_klmn Pasien Alamat Kota Gambar 1 : ERD Persediaan obat Transformasi Erd Kedalam Basis Data Fisik Tabel Suplier Kd_splr Nm_splr Jns_klmn Telp_splr Almt_splr Kota Tabel Obat Kd_obat Nm_obat Jns_obat Tgl_kad Harga Stock_limit Tabel Masuk Kd_msk Kd_splr Kd_obat Tgl_msk Jml_msk 5

6 Tabel Keluar Kd_obat Kd_psn Tgl_klr Jml_klr Tabel Pasien Kd_psn Nm_psn Umur Jns_klmn Alamat Kota Normalisasi 1. Tabel Supplier Tabel supplier telah memenuhi 1NF dan 2NF dan tiap atribut bukan kunci ( Nm_splr, Jns_klmn, Telp_splr, Almt_splr, Kota ) tidak bergantung secara fungsional terhadap atribut bukan kunci yang lain. Setiap atribut bukan kunci haruslah bergantung hanya pada kunci utama ( Kd_splr ) secara menyeluruh. Ketergantungan Fungsionalnya ( KF ) Tabel Supplier : Kd_splr Nm_splr, Jns_klmn, Telp_splr, Almt_splr, Kota. Ketergantungan Fungsionalnya ( Non KF ) Tabel Supplier : Nm_splr Jns_klmn,Telp_splr, Almt_splr, Kota. Jns_kmnl Telp_splr, Almt_splr, Kota. Telp_splr Almt_splr, Kota. Almt_splr Kota. 2. Tabel Obat Tabel obat telah memenuhi 1NF dan 2NF karena tiap atribut bukan kunci (Nm_obat, Jns_obat, Tgl_kad, Harga, Stock_limit ) bergantung secara fungsional terhadap atribut kunci utama ( Kd_obat ). Setiap atribut bukan kunci haruslah bergantung hanya pada kunci utama ( Kd_obat) secara menyeluruh. Ketergantungan Fungsionalnya ( KF ) Tabel Obat : Kd_obat Nm_obat, Jns_obat, Tgl_kad, Harga, Stock_limit. Ketergantungan Fungsionalnya ( Non KF ) Tabel Obat : Nm_obat Jns_obat, Tgl_kad, Harga, Stock_limit. Jns_obat Tgl_kad, Harga, Stock_limit. Tgl_kad Harga, Stock_limit. 6

7 Harga Stock_limit. 3. Tabel Masuk Tabel masuk telah memenuhi 1NF dan 2NF( Kd_msk, Kd_splr, Kd_obat, Tgl_msk, Jml_msk ) kerena setiap atribut bukan kunci utama ( Kd_msk, Kd_splr, Kd_obat, Tgl_msk, Jml_msk ) bergantung secara fungsional terhadap atribut kunci utama ( Kd_msk ). Ketergantungan Fungsionalnya ( KF ) Tabel Masuk : Kd_msk Kd_splr, Kd_obat, Tgl_msk, Jml_msk. Ketergantungan Fungsionalnya ( Non KF ) Tabel Musik : Kd_splr Kd_obat, Tgl_msk, Jml_msk. Kd_obat Tgl_msk, Jml_msk. Tgl_msk Jml_msk. Oleh karena masih memiliki field yang bergantung secara fungsional, maka tabel masuk harus dibagi menjadi 2 yaitu : Tabel Masuk Kd_msk Kd_splr Tgl_msk Setiap atribut dalam tabel masuk bukan kunci utama, tidak bergantung secara fungsional terhadap semua atribut kunci dan bukan hanya sebagian kunci, dimana kunci utamanya adalah Kd_msk. Kd_msk Kd_splr, Tgl_msk. Ketergantungan Fungsionalnya ( KF ) Tabel Masuk : Kd_msk Kd_splr, Tgl_msk Ketergantungan Fungsionalnya ( Non KF ) Tabel Masuk : Kd_splr Tgl_msk. Tabel Detail Masuk Kd_msk Kd_obat Jml_msk Setiap atribut dalam tabel detail masuk bukan kunci utama, tidak bergantung secara fungsional terhadap semua atribut kunci dan bukan hanya sebagian kunci, dimana kunci utamanya adalah Kd_msk. 7

8 Kd_msk K d_obat, Jml_msk. Ketergantungan Fungsionalnya ( KF ) Tabel Detail Masuk : Kd_msk Kd_obat, Jml_msk. Ketergantungan Fungsionalnya ( Non KF ) Tabel Detail Masuk : Kd_obat Jml_msk. 4. Tabel Pasien Tabel pasien telah memenuhi 1 NF dan 2 NF tiap atribut bukan kunci utama ( Kd_psn, Nm_psn, Umur, Jns_klmn, Alamat, Kota ) bergantung secara fungsional terhadap atribut kunci utama ( Kd_psn ). Kd_psn Nm_psn, Umur, Jns_klmn, Alamat, Kota. Semua atribut bukan kunci tidak mempunyai hubungan yang transitif. Setiap atribut bukan kunci haruslah bergantung hanya pada kunci utama ( Kd_psn ) secara menyeluruh. Ketergantungan Fungsionalnya ( KF ) Tabel Pasien : Kd_psn Nm_psn, Umur, Jns_klmn, Alamat, Kota. Ketergantungan Fungsionalnya ( Non KF ) Tabel Pasien : Nm_psn Umur, Jns_klmn, Alamat, Kota. Umur Jns_klmn, Alamat, Kota. Jns_klmn Alamat, Kota. Alamat Kota. 5. Tabel Keluar Tabel keluar telah memenuhi 1 NF dan tiap atribut bukan kunci utama (, Kd_obat, Kd_psn, Tgl_klr, Jml_klr ) bergantung secara fungsional terhadap atribut kunci utama ( ). Kd_obat, Kd_psn, Tgl_klr, Jml_klr. Semua atribut bukan kunci tidak mempunyai hubungan yang transitif. Setiap atribut bukan kunci haruslah bergantung hanya pada kunci utama ( ) secara menyeluruh. Ketergantungan Fungsionalnya ( KF ) Tabel Keluar : Kd_obat, Kd_psn, Tgl_klr, Jml_klr. Ketergantungan Fungsionalnya ( Non KF ) Tabel Keluar : Kd_obat Kd_psn, Tgl_klr, Jml_klr. 8

9 Kd_psn Tgl_klr, Jml_klr. Tgl_klr Jml_klr. karena masih memiliki field yang bergantung secara fungsional, maka tabel keluar harus dibagi menjadi 2 yaitu : Tabel Keluar Kd_psn Tgl_klr Setiap atribut dalam table keluar bukan kunci utama, tidak bergantung secara fungsional terhadap semua atribut kunci dan bukan hanya sebagian kunci, dimana kunci utamanya adalah. Kd_psn, Tgl_klr. Ketergantungan Fungsionalnya ( KF ) Tabel Keluar : Kd_psn, Tgl_klr. Ketergantungan Fungsionalnya ( Non KF ) Tabel Keluar : Kd_psn Tgl_klr. Tabel Detail Keluar Kd_obat Jml_klr Setiap atribut dalam table detail keluar bukan kunci utama, tidak bergantung secara fungsional terhadap semua atribut kunci dan bukan hanya sebagian kunci, dimana kunci utamanya adalah. Kd_obat, Jml_klr. Ketergantungan Fungsionalnya ( KF ) Tabel Detail Keluar : Kd_obat, Jml_klr. Ketergantungan Fungsionalnya ( Non KF ) Tabel Detail Keluar : Kd_obat Jml_klr. TABEL RELASI 9

10 Supplier Kd_splr Nm_splr Jns_klmn Telp_splr Almt_splr Kota * Masuk Kd_msk Kd_splr Tgl_msk * ** Obat Kd_obat * Nm_obat Jns_obat Tgl_kad Harga Stock_limit Detail Masuk Kd_msk * Kd_obat ** Jml_msk Pasien Keluar Kd_psn * Nm_psn Umur Jns_klmn Alamat Kota Kd_psn Tgl_klr * ** Detail Keluar Keterangan : * = Kunci Utama ** = Kunci Tamu Kd_obat Jml_klr * ** Gambar 2 : Tabel Relasi 1. Data Base 1. Tabel = Data Supplier Fungsi = Mendata supplier 1. Kd_splr C 5 * Kode Supplier 2. Nm_splr C 25 Nama Supplier 3. Jns_klmn C 6 Jenis Kelamin 4. Telp_splr C 15 Telepon Supplier 5. Almt_splr C 40 Alamat Supplier 6. Kota C 10 Kota 2. Tabel = Data Obat 10

11 Fungsi = Mendata obat 1. Kd_obat C 5 * Kode Obat 2. Nm_obat C 15 Nama Obat 3. Jns_obat C 8 Jenis Obat 4. Tgl_kad D 8 Tgl Kadaluarsa 5. Harga C 8 Harga 6. Stock_limit N 3 Stock Limit 3. Tabel = Data Masuk Fungsi = Mendata pemasukkan obat 1. Kd_msk C 5 * Kode Masuk 2. Kd_splr C 5 Kode Supplier 3. Tgl_msk D 8 Tanggal Masuk 4. Tabel = Data Detail Masuk Fungsi = Mendata detail pemasukkan obat 1. Kd_msk C 5 * Kode Masuk 2. Kd_obat C 5 Kode Obat 3. Jml_msk N 4 Jumlah Obat 5. Tabel = Data Pasien Fungsi = Mendata pasien 1. Kd_psn C 5 * Kode Pasien 2. Nm_psn C 25 Nama Pasien 3. Umur C 2 Umur 4. Jns_klmn C 6 Jenis Kelamin 5. Alamat C 40 Alamat 6. Kota C 15 Kota 6. Tabel = Data Keluar 11

12 Fungsi = Mendata pengeluaran obat 1. C 5 * Kode Keluar 2. Kd_psn C 5 Kode Pasien 3. Tgl_klr D 8 Tanggal Keluar 7. Tabel = Data Detail Keluar Fungsi = Mendata detail pengeluaran obat 1. C 5 * Kode Keluar 2. Kd_obat C 5 Kode Obat 3. Jml_klr N 4 Jumlah Keluar KESIMPULAN Berdasarkan uraian yang telah disampaikan penulis dan setelah proses pengembangan sistem dilaksanakan dan dilanjutkan dengan pengujian sistem. Berikut ini akan diambil kesimpulan serta diusulkan beberapa saran untuk kesempurnaan sistem untuk masa yang akan datang Perancangan basis data pada bagian pengadaan di Instalasi Farmasi RSUD Dr. H. SOEWONDO Kendal dapat memberikan kemudahan dalam penyimpanan data, dan manupulasi data seperti insert, edit, delete, dan kemampuan penyediaan keseragaman dalam pembuatan laporan sehingga kinerja instalasi farmasi akan semakin baik. Kelebihan yang lain adalah kemudahan dalam hal pengembangan database untuk mendukung tersedianya sistem informasi yang handal. SARAN Perancangan Basis Data masih perlu dikembangkan lagi, sehingga keberadaan basisdata benar-benar dapat menunjang keberadaan instalasi Farmasi RSUD Dr. H. SOEWONDO Kendal sehingga basis data yang ada dapat menunjang ketersediaan informasi yang dibutuhkan. DAFTAR PUSTAKA 12

13 [1] Fathansyah, Ir., Basis Data, Informatika Bandung, Bandung, [2] Ratminah, Apt, Dra., Agus Mulyanto, SH, dkk, Undang-undang Kesehatan Jilid 1, Departemen Kesehatan, Jakarta, [3] Jogiyanto, HM., Analisis & Desain, Andi Yogyakarta, Yogyakarta, [4] Jusup, Al Haryono, Dasar-dasar Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta, Yogyakarta, [5] Nugroho, Bunafit., Database Relasional dengan MySQL, Andi Yogyakarta, Yogyakarta, [6] pengertian-sistem-dan.ppt, di update bulan Maret [7] html, di update tanggal 29 April [8] Sistem+&+Analisis+Sistem.pdf, diakses tanggal 15 November [9] di update tahun [10] di akses tanggal 15 November [11] Yogyakarta.ac.id/2002/sistem-basis-data/, di update tahun [12] diakses tanggal 3 September [13] diakses tanggal 3 September [14] diakses tanggal 3 September [15] diakses tanggal 3 September

ANALISA RANCANGAN DATABASE

ANALISA RANCANGAN DATABASE Pertemuan 9 ANALISA RANCANGAN DATABASE Rancangan Database Database File Record Data item atau Field Characters 1 TEKNIK NORMALISASI Merupakan proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan

Lebih terperinci

bergantung pada keberadaan entitas lainnya[9]. relasi yang merekatkan dua entitas adalah bersifat

bergantung pada keberadaan entitas lainnya[9]. relasi yang merekatkan dua entitas adalah bersifat a. Istilah Basis Data Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan database[4], yaitu : Entity Entity adalah orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam. Pada bidang administrasi siswa

Lebih terperinci

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

2.1 Sistem Pendukung Keputusan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Merupakan sistem pengolahan data dengan komputer yang menghasilkan suatu Informasi yang dapat digunakan oleh manusia dalam mendukung keputusan mereka.

Lebih terperinci

Desain Sistem Basis Data. 1. Struktur Basis Data 2. Normalisasi Data 3. ERD (entity relationship diagram)

Desain Sistem Basis Data. 1. Struktur Basis Data 2. Normalisasi Data 3. ERD (entity relationship diagram) Desain Sistem Basis Data 1. Struktur Basis Data 2. Normalisasi Data 3. ERD (entity relationship diagram) Normalisasi Data itu? Proses pengelompokkan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity

Lebih terperinci

BAGIAN 02 : [SISTEM BASIS DATA] Membahas: 1. Normalisasi 2. Latihan Normalisasi

BAGIAN 02 : [SISTEM BASIS DATA] Membahas: 1. Normalisasi 2. Latihan Normalisasi Membahas: 1. Normalisasi 2. Latihan Normalisasi Normalisasi merupakan proses pengelompokan elemen data, dalam hal ini atribut atau field dalam kedalam kelompok-kelompok yang membentuk table yang relational

Lebih terperinci

Pertemuan 12 TEHNIK NORMALISASI LANJUTAN. Contoh data :

Pertemuan 12 TEHNIK NORMALISASI LANJUTAN. Contoh data : LANGKAH - LANGKAH PEMBENTUKAN NORMALISASI: Pertemuan 12 TEHNIK NORMALISASI LANJUTAN BENTUK TIDAK NORMAL UNNORMALIZED FIRST NORMAL FORM (INF) SECOND NORMAL FORM (2NF) THIRD NORMAL FORM (3NF) BOYCE-CODD

Lebih terperinci

P9 Normalisasi. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

P9 Normalisasi. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta P9 Normalisasi SQ http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tujuan Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan mengenai

Lebih terperinci

ANALISA RANCANGAN NORMALISASI & DATABASE

ANALISA RANCANGAN NORMALISASI & DATABASE ANALISA RANCANGAN NORMALISASI & DATABASE Pertemuan 10 LANGKAH BENTUK NORMALISASI: BENTUK TIDAK NORMAL UNNORMALIZED FIRST NORMAL FORM (INF) SECOND NORMAL FORM (2NF) MENGHILANGKAN ELEMEN DATA BERULANG MENGHILANGKAN

Lebih terperinci

Rancangan Database. Database. File. Record. Data item atau field. Characters

Rancangan Database. Database. File. Record. Data item atau field. Characters ANALISA RANCANGAN DATABASE Rancangan Database Database File Record Data item atau field Characters TEKNIK NORMALISASI Merupakan proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity

Lebih terperinci

TEHNIK NORMALISASI LANJUTAN

TEHNIK NORMALISASI LANJUTAN TEHNIK NORMALISASI LANJUTAN LANGKAH - LANGKAH PEMBENTUKAN NORMALISASI: BENTUK TIDAK NORMAL UNNORMALIZED FIRST NORMAL FORM (INF) SECOND NORMAL FORM (2NF) THIRD NORMAL FORM(3NF) BOYCE-CODD NORMAL FORM(BCNF)

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang berlokasi di jalan Moh.Toha No.127 Bandung, Visi dan Misi dari apotek,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 MACAM-MACAM BENTUK NORMALISASI

PERTEMUAN 12 MACAM-MACAM BENTUK NORMALISASI PERTEMUAN 12 MACAM-MACAM BENTUK NORMALISASI LANGKAH - LANGKAH PEMBENTUKAN NORMALISASI: BENTUK TIDAK NORMAL UNNORMALIZED FIRST NORMAL FORM (INF) MENGHILANGKAN ELEMEN DATA BERULANG MENGHILANGKAN KETERGANTUNGAN

Lebih terperinci

12 TEHNIK NORMALISASI LANJUTAN

12 TEHNIK NORMALISASI LANJUTAN Pertemuan 12 TEHNIK NORMALISASI LANJUTAN LANGKAH - LANGKAH PEMBENTUKAN NORMALISASI: BENTUK TIDAK NORMAL UNNORMALIZED FIRST NORMAL FORM (INF) SECOND NORMAL FORM (2NF) THIRD NORMAL FORM (3NF) BOYCE-CODD

Lebih terperinci

VISUAL PROGRAMMING 2. bangdanu.wordpress.com. By: Danu Wira Pangestu

VISUAL PROGRAMMING 2. bangdanu.wordpress.com. By: Danu Wira Pangestu VISUAL PROGRAMMING 2 By: Danu Wira Pangestu NORMALISASI Dalam sebuah basis data diperlukan proses normalisasi data. Normalisasi merupakan cara untuk mencari / mengelompokan seluruh sifat yang berkenaan

Lebih terperinci

Pengertian Normalisasi, Jenis-jenis Normalisasi Dan Contoh Penerapannya.

Pengertian Normalisasi, Jenis-jenis Normalisasi Dan Contoh Penerapannya. Pengertian Normalisasi, Jenis-jenis Normalisasi Dan Contoh Penerapannya. I Wayan Susena 100010249 E101 Sistem Komputer STIKOM BALI 2011 Kata Pengantar Puji Syukur penulis ucapkan kepada tuhan yang maha

Lebih terperinci

ANOMALI. Terlihat ada ketidak konsistenan. Fakta pertama menyatakan bahwa pemasok citra berlokasi di Bogor, tetapi fakta kedua menyatakan di Bandung.

ANOMALI. Terlihat ada ketidak konsistenan. Fakta pertama menyatakan bahwa pemasok citra berlokasi di Bogor, tetapi fakta kedua menyatakan di Bandung. ANOMALI Anomali adalah proses pada basis data yang memberikan efek samping yang tidak diharapkan, misalnya menyebabkan ketidak konsistenan data atau membuat sesuatu data menjadi hilang ketika data lain

Lebih terperinci

Database desain juga termasuk diagram ER (Entity-hubungan model). Diagram ER adalah diagram yang membantu merancang database secara efektif dan

Database desain juga termasuk diagram ER (Entity-hubungan model). Diagram ER adalah diagram yang membantu merancang database secara efektif dan Database desain juga termasuk diagram ER (Entity-hubungan model). Diagram ER adalah diagram yang membantu merancang database secara efektif dan efisien. Proses penerapan peraturan untuk desain database

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 52 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting di dalam sebuah sistem informasi. Karena kesalahan-kesalahan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

Database System 4 Normalization

Database System 4 Normalization Database System 4 Normalization Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom Powered by www.redoffice.com Pustaka Data Modeling Fundamentals. By Paulraj Ponniah Published by John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey

Lebih terperinci

DESAIN DATABASE. Pertemuan 06 3 SKS

DESAIN DATABASE. Pertemuan 06 3 SKS Materi 1. Era Informasi 2. Strategi dan Peluang Yang Kompetitif 3. Database dan Database Warehouse 4. Desain Database 5. Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas 6. E-Commerce DESAIN DATABASE Pertemuan

Lebih terperinci

PARADIGMA VOL. IX. NO. 2, APRIL 2007

PARADIGMA VOL. IX. NO. 2, APRIL 2007 HUBUNGAN PERALATAN PENDUKUNG SISTEM PADA CONTOH KASUS PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN DATA ORDER PAKAIAN BERBASIS KOMPUTER PADA BINATU KSH Oleh : Kusumahati ABSTRAK Peralatan pendukung yg dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Showroom Berkah Mandiri Motor yang beralamat di Jl.Gunung Batu no.1

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Showroom Berkah Mandiri Motor yang beralamat di Jl.Gunung Batu no.1 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penyusunan laporan penelitian yang menjadi objek penelitian yaitu Showroom Berkah Mandiri Motor yang beralamat di Jl.Gunung Batu no.1 Cimindi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Antrian (Queue) Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam sistem pembelian karcis kereta api atau bioskop, dimana orang yang datang pertama akan diberi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Manajemen Merupakan sistem yang menyediakan informasi mengenai kinerja keseluruhan organisasi atau perusahaan, informasi dapat diambil dengan mudah dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004) Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data, Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Informasi Dan Data Informasi di jaman modern seperti ini sangat dibutuhkan oleh setiap individu maupun suatu organisasi. Karena informasi dapat digunakan sebagai bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. mengetahui proses kerja yang sedang dikerjakan/berjalan.

BAB IV ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. mengetahui proses kerja yang sedang dikerjakan/berjalan. BAB IV ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 4.1 Analisis Sistem yang sedang Berjalan Analisis sistem yang sedang berjalan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses kerja yang sedang dikerjakan/berjalan.

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Prosedur Usulan Perhitungan Harga Pokok Produk Di bawah ini adalah usulan prosedur perhitungan harga pokok produk dan pemberian label dengan menggunakan metode Specific Identification

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Al Fatta (2007) sistem secara umum adalah sekumpulan objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. terhadap sistem yang sedang berjalan (Current sistem). Oleh karena itu kita perlu

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. terhadap sistem yang sedang berjalan (Current sistem). Oleh karena itu kita perlu 39 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui gambaran persoalan terhadap sistem yang sedang berjalan (Current sistem). Oleh

Lebih terperinci

DESAIN DATABASE DAN NORMALISASI

DESAIN DATABASE DAN NORMALISASI DESAIN DATABASE DAN NORMALISASI Relasi (review) Kumpulan atribut yang nilainya : Setiap atribut harus berharga tunggal. Semua harga pada suatu atribut harus mempunyai tipe yang sama. Setiap atribut harus

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. diketahui dan diidentifikasi sehingga dalam membangun perangkat lunak lebih

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. diketahui dan diidentifikasi sehingga dalam membangun perangkat lunak lebih BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem memberikan gambaran tentang sistem yang diamati yang saat ini sedang berjalan. Kelebihan dan kekurangan sistem tersebut

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERALATAN PENDUKUNG SISTEM PADA CONTOH KASUS PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN DATA ORDER PAKAIAN BERBASIS KOMPUTER PADA BINATU KSH

HUBUNGAN PERALATAN PENDUKUNG SISTEM PADA CONTOH KASUS PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN DATA ORDER PAKAIAN BERBASIS KOMPUTER PADA BINATU KSH HUBUNGAN PERALATAN PENDUKUNG SISTEM PADA CONTOH KASUS PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN DATA ORDER PAKAIAN BERBASIS KOMPUTER PADA BINATU KSH Oleh : Kusumahati ABSTRAK Peralatan pendukung yg dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai BAB III LANDASAN TEORI 1. 3.1 Rekrutmen Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai atau tenaga kerja adalah proses pencarian tenaga kerja yang dilakukan secara seksama, sehingga

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Analisis Proses Berbelanja Pada Minimarket Proses berbelanja merupakan langkah-langkah yang terjadi pada minimarket dalam melakukan kegiatan jual beli, dimana pihak

Lebih terperinci

BAB 1V ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. suatu sistem yang sedang berjalan disuatu perusahaan. Analisa prosedur sistem

BAB 1V ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. suatu sistem yang sedang berjalan disuatu perusahaan. Analisa prosedur sistem BAB 1V ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Analisa prosedur yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan akan data suatu sistem yang sedang berjalan disuatu perusahaan. Analisa

Lebih terperinci

Teknik Perancangan Basis Data

Teknik Perancangan Basis Data Modul 3&4 Teknik Perancangan Basis Data A. Pendahuluan Perancangan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pembuatan basis data. Permasalahan yang dihadapi pada waktu perancangan yaitu bagaimana

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem dilakukan untuk memberikan informasi yang lebih baik mengenai sistem informasi penjualan dan pembelian alat bangunan TOKO VENUS JAYA khususnya untuk bagian

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA PERMODELAN DATA NORMALISASI Donni Prabowo @donnipra donni.web.id ANSI Pertemuan 19 Definisi Normalisasi Suatu teknik untuk mengorganisasi data ke tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 7 PENERAPAN BENTUK NORMALISASI

BAB 7 PENERAPAN BENTUK NORMALISASI 1 BAB 7 PENERAPAN BENTUK NORMALISASI Pada proses perancangan database dapat dimulai dari dokumen dasar yang dipakai dalam sistem sesuai dengan lingkup sistem yang akan dibuat rancangan databasenya. Berikut

Lebih terperinci

PENGANTAR BASIS DATA

PENGANTAR BASIS DATA PENGANTAR BASIS DATA Basis data menyediakan fasilitas atau memudahkan dalam memproduksi informasi yang digunakan oleh pemakai untuk mendukung pengambilan keputusan. Hal inilah yang menjadikan alasan dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Sistem informasi secara umum memiliki tiga kegiatan utama, yaitu menerima data sebagai masukan/input, kemudian memprosesnya dengan penggabungan unsur data dan

Lebih terperinci

Anomali adalah proses pada basis data yang memberikan efek samping yang tidak diharapkan (misalnya ketidakkonsistenan data karena adanya redudansi).

Anomali adalah proses pada basis data yang memberikan efek samping yang tidak diharapkan (misalnya ketidakkonsistenan data karena adanya redudansi). Normalisasi merupakan sebuah teknik dalam logical desain sebuah basis data, teknik pengelompokkan atribut dari suatu relasi sehingga membentuk struktur relasi yang baik (tanpa redudansi). Proses normalisasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA KOPERASI BHAKTI CITRA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA KOPERASI BHAKTI CITRA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA KOPERASI BHAKTI CITRA Noviani Diah Ratnaningsih - A12.2008.03006 Abstrak Koperasi Bhakti Citra Merupakan Koperasi Milik Instansi Bea Cukai Yang Bergerak

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan hasil rekomendasi analisis sistem. 1 Perancangan itu adalah proses penerapan berbagai teknik

Lebih terperinci

C H A P T E R 5-8. Normalisasi Database. Arif Basofi, S.Kom, MT.

C H A P T E R 5-8. Normalisasi Database. Arif Basofi, S.Kom, MT. C H A P T E R 5-8 Normalisasi Database Arif Basofi, S.Kom, MT. Objectives Tujuan: 1. Memahami pentingnya normalisasi. 2. Memahami aturan normalisasi pertama (1NF). 3. Memahami aturan normalisasi kedua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Aplikasi dapat diartikan sebagai program komputer yang dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu ( kamus komputer, 1996, Hal:20). Aplikasi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 TEKNIK NORMALISASI

PERTEMUAN 6 TEKNIK NORMALISASI PERTEMUAN 6 TEKNIK NORMALISASI TEKNIK NORMALISASI BEBERAPA PENGERTIAN NORMALISASI : Normalisasi merupakan proses pengelompokan elemen data menjadi tabel tabel yang menunjuk-kan entity dan relasinya. Normalisasi

Lebih terperinci

Normalisasi Data. Author : Minarni, S.Kom.,MM

Normalisasi Data. Author : Minarni, S.Kom.,MM Normalisasi Data Author : Minarni, S.Kom.,MM Normalisasi Normalisasi merupakan sebuah teknik dalam logical desain sebuah basis data yang mengelompokkan atribut dari suatu relasi sehingga membentuk struktur

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Untuk mengetahui sistem yang sedang berjalan dan untuk mempelajari sistem yang ada, diperlukan suatu penggambaran aliran-aliran

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Pada bab ini akan dibahas mengenai Aplikasi Sistem Informasi Perhotelan pada Hermes Palace Hotel Medan yang meliputi analisa

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATABASE 04/07/ :53

PERANCANGAN DATABASE 04/07/ :53 PERANCANGAN DATABASE 04/07/2012 11:53 Konsep Dasar Database Database (basis data) : sistem penyimpanan beragam jenis data dalam sebuah entitas yang besar untuk diolah sedemikian rupa agar mudah dipergunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI INVENTORI OBAT DI BAGIAN FARMASI RSUD WALUYO JATI

SISTEM INFORMASI INVENTORI OBAT DI BAGIAN FARMASI RSUD WALUYO JATI 71 SISTEM INFORMASI INVENTORI OBAT DI BAGIAN FARMASI RSUD WALUYO JATI Sulistiyanto Jurusan Teknik Informatika, STT Nurul Jadid Paiton sulistiyanto@ymail.com ABSTRAK Persediaan adalah suatu elemen penting

Lebih terperinci

FAKTUR PEMBELIAN BARANG

FAKTUR PEMBELIAN BARANG Diketahui sebuah Faktur Pembelian Barang seperti dibawah ini : FAKTUR PEMBELIAN BARANG No Faktur : 999 Kode Supplier : S-01 Tgl Faktur : 07-03-2003 Nama Supplier : Geovani KODE NAMA JUMLAH HARGA JUMLAH

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Informasi Pemasaran Dan Pembelian

Rancang Bangun Sistem Informasi Pemasaran Dan Pembelian Rancang Bangun Sistem Informasi Pemasaran Dan Adi Anggara * Tony Hartono Bagio ** Fakultas Ilmu Komputer Universitas NAROTAMA Surabaya ABSTRAKSI Otomatisasi dalam suatu perkerjaan saat ini sangat diperlukan

Lebih terperinci

Modul 9 : Normalisasi 1st NF sampai dengan BCNF

Modul 9 : Normalisasi 1st NF sampai dengan BCNF Modul 9 : Normalisasi 1st NF sampai dengan BCNF Tujuan Praktikum - Menguasai konsep normalisasi dan tujuan dilakukan normalisasi - Mampu mengidentifikasi kemungkinan adanya insert, update dan delete anomaly

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem yaitu pertama, pendekatan yang menekankan pada prosedur sistem dan yang kedua, pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (Davis, 1995, hal.68). Informasi menurut Gordon B. Davis adalah data yang telah

BAB II LANDASAN TEORI. (Davis, 1995, hal.68). Informasi menurut Gordon B. Davis adalah data yang telah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Sistem menurut Gordon B. Davis adalah terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran

Lebih terperinci

NORMALISASI UNTUK BASIS DATA RELASIONAL

NORMALISASI UNTUK BASIS DATA RELASIONAL NORMALISASI UNTUK BASIS DATA RELASIONAL Realitas(1) Realitas(2) Tabel Jadwal Normalisasi adalah pengembangan proses secara formal untuk membantu designer mendefinisikan/memilih skema relasional yang baik.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang berjalan Pada PT. Agro Niaga Globalindo sudah menggunakan sistem komputer dengan mengunakan Microsoft Office. Sistem tersebut tidak

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan merupakan bagian dari metodologi pengembangan suatu perangkat lunak yang dilakukan setelah melalui tahap analisis. Perancangan dapat didenifisikan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pada SMEC (Sumatera Medical Eye Center) kegunaan obat-obatan sudah menjadi kebutuhan primer, sehingga stok obat harus selalu terjaga agar kebutuhan

Lebih terperinci

Pertemuan 7-8 NORMALISASI

Pertemuan 7-8 NORMALISASI Pertemuan 7-8 NORMALISASI INDIKATOR 1. Memahami pentingnya normalisasi. 2. Memahami aturan normalisasi pertama (1NF). 3. Memahami aturan normalisasi kedua (2NF). 4. Memahami aturan normalisasi ketiga (3NF).

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap sistem akan selalu

BAB 2 LANDASAN TEORI. utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap sistem akan selalu 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem, data dan informasi 2.1.1 Sistem Menurut Fathansyah (2004, p2), kata sistem selalu berkonotasi pada 3 hal utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul

BAB II LANDASAN TEORI. jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Raymond McLeod (2004 : 9) Sistem adalah sekelompok elemen- elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Jogiyanto

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi sistem informasi saat ini berkembang di semua bidang, dan salah satunya di bidang pelayanan kesehatan. Suatu sistem terkomputerisasi adalah sistem yang dapat

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk

Lebih terperinci

Perancangan Basis Data

Perancangan Basis Data NORMALISASI DATA Perancangan Basis Data Tujuan dilakukan perancangan suatu basis data yaitu supaya kita bisa memiliki basis data yang kompak dan efisien dalam penggunaan ruang penyimpanan, cepat dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Sistem merupakan kumpulan elemen elemen yang saling berkaitan, bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. (Jogiyanto, 1999, hlm 1). Suatu sistem terdiri atas

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN

BAB III ANALISA DAN DESAIN BAB III ANALISA DAN DESAIN III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam perencanaan operasional kerja penjualan produk, penggunaan komputer memegang peranan yang sangat penting yang jauh lebih cepat

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTORY SPARE PART ELEKTRONIK BERBASIS WEB PHP (Studi CV. Human Global Service Yogyakarta)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTORY SPARE PART ELEKTRONIK BERBASIS WEB PHP (Studi CV. Human Global Service Yogyakarta) PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTORY SPARE PART ELEKTRONIK BERBASIS WEB PHP (Studi CV. Human Global Service Yogyakarta) 1 Mhd Bustanur Rahmad(07018151), 2 Tedy Setiady (0407016801) 1,2 Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis sistem yang sedang berjalan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses kerja yang sedang berjalan. Ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan.

Lebih terperinci

eksternal maupun internal perusahaan, disusunlah suatu sistem informasi akuntansi secara manual maupun terkomputerisasi.

eksternal maupun internal perusahaan, disusunlah suatu sistem informasi akuntansi secara manual maupun terkomputerisasi. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Untuk dapat bertahan dan berkembang dalam menjalankan bisnis, perusahaan membutuhkan informasi. Informasi merupakan salah satu faktor yang penting bagi perusahaan dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA RESTORAN DJAGO SAMBAL JAKARTA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA RESTORAN DJAGO SAMBAL JAKARTA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2013, pp. 382~391 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA RESTORAN DJAGO SAMBAL JAKARTA Wina Widiati 1, Rizki Nurmayanti 2 1 AMIK

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 28 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan.

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Pengontrolan Kadaluarsa Obat Pada Apotek Sejahtera

Perancangan Sistem Informasi Pengontrolan Kadaluarsa Obat Pada Apotek Sejahtera Perancangan Sistem Informasi Pengontrolan Kadaluarsa Obat Pada Apotek Sejahtera Awan 1) Gunawan 2) STMIK IBBI Jalan Sei Deli No. 18. Telp 061-4567111 Email: one.awan@gmail.com 1) gunt_gt_loh@yahoo.com

Lebih terperinci

2. First Normal Form (1NF) Suatu tabel dianggap normal ke satu (1NF) jika : - Tidak terdapat baris yang bernilai ganda atau duplikat.

2. First Normal Form (1NF) Suatu tabel dianggap normal ke satu (1NF) jika : - Tidak terdapat baris yang bernilai ganda atau duplikat. BAB VI NORMALISASI 6.1 Bahasan dan Sasaran 6.1.1 Bahasan - Normalisasi sebagai teknik analisis database - Langkah langkah dalam Normalisasi 6.1.1 Sasaran 1. Mahasiswa memahami pengertian dan tujuan dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ladjamudin (2005) Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ladjamudin (2005) Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Ladjamudin (2005) Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut. a. Suatu sistem yang dibuat oleh

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM INFORMASI PERDAGANGAN OBAT PADA APOTEK CAHAYA ABADI

DESAIN SISTEM INFORMASI PERDAGANGAN OBAT PADA APOTEK CAHAYA ABADI Jurnal INTEKNA, Tahun XIV, No. 1, Mei 2014 : 1-101 DESAIN SISTEM INFORMASI PERDAGANGAN OBAT PADA APOTEK CAHAYA ABADI Mey Risa (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan data dan penyimpanan data barang pada Apotek Martanegara. 3.1.1. Sejarah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah Yakina Art Shop yang beralamat di Jl. Raya Pasekon No.47 Cipanas Cianjur, Jawa Barat. Adapun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian bagian komponennya dengan maksud untuk

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk Wanita Berbasis Web pada Butik Rumah Azka Cimahi yang berlokasi di Jalan Terusan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENGOLAHAN DATA PENJUALAN PADA APOTEK NABILA YOGYAKARTA BERBASIS WEB NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENGOLAHAN DATA PENJUALAN PADA APOTEK NABILA YOGYAKARTA BERBASIS WEB NASKAH PUBLIKASI ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENGOLAHAN DATA PENJUALAN PADA APOTEK NABILA YOGYAKARTA BERBASIS WEB NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh Ridho Eko Nugroho 10.12.4561 Kepada JURUSAN SISTEM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. jelas bagaimana cara kerja sistem tersebut dan masalah apa sedang yang dihadapi

BAB IV ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. jelas bagaimana cara kerja sistem tersebut dan masalah apa sedang yang dihadapi 35 BAB IV ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis terhadap sistem yang berjalan bertujuan untuk mengetahui lebih jelas bagaimana cara kerja sistem tersebut dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN SISTEM 43 BAB IV ANALISIS PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Analisis system merupakan gambaran tentang system yang saat ini sedang berjalan dan mempelajari system yang ada. Analisis

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Kaliurang KM 62. No.55 Sambirejo Yogyakarta. Adapun

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Kaliurang KM 62. No.55 Sambirejo Yogyakarta. Adapun 27 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah CV.Golden Exchanger yang beralamat di Jl. Kaliurang KM 62. No.55 Sambirejo Yogyakarta. Adapun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis sistem memberikan gambaran tentang sistem yang diamati yang saat ini sedang berjalan. Kelebihan dan kekurangan sistem

Lebih terperinci

Copyright 2005 PENS-ITS C H A P T E R. Normalisasi Database

Copyright 2005 PENS-ITS C H A P T E R. Normalisasi Database C H A P T E R Normalisasi Database NORMALISASI Objectives Tujuan: 1. Memahami pentingnya normalisasi. 2. Memahami aturan normalisasi bentuk pertama (1NF). 3. Memahami aturan normalisasi bentuk kedua (2NF).

Lebih terperinci

Normalisasi. Yusuf 2010

Normalisasi. Yusuf 2010 Normalisasi Yusuf Priyandari @Agustus 2010 Tahap Pengembangan Basis Data Model 1 1 2 Topics discussed 3 4 5 6 7 2 Database Design Methodology Topics discussed 3 1. Konsep Normalisasi Normalisasi adalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATA BASE BY LILIS PUSPITAWATI, SE.,M.SI

PERANCANGAN DATA BASE BY LILIS PUSPITAWATI, SE.,M.SI PERANCANGAN DATA BASE BY LILIS PUSPITAWATI, SE.,M.SI SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA Keberhasilan suatu Sistem Informasi sangat dipengaruhi oleh manajemen data base yang merupakan salah satu eleman penyusunan

Lebih terperinci