PERSETUJUAN PEMBIMBING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERSETUJUAN PEMBIMBING"

Transkripsi

1 PERSETUJUAN PEMBIMBING Deskripsi Bentuk-Bentuk Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Volum Kubus Dan Balok Pada Siswa Kelas V SDN 1 Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango Oleh : Nurhawatin Biga Pembimbing I Pembimbing II Ismail Pioke, S.Pd, M.Pd Nip Dr. Hj. Asni Ilham, S.Pd., M.Si Nip Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Dra. Hj. Hakop Walangadi, M.Si Nip

2 Deskripsi Bentuk-Bentuk Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Volum Kubus Dan Balok Pada Siswa Kelas V Sdn I Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango NURHAWATIN BIGA NIM ABSTRAK Nurhawatin Biga Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Volum Kubus dan Balok Pada Siswa Kelas V SDN I Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango. Skripsi.. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Ismail Pioke, S.Pd.,M.Pd. dan pembimbing II Dr. Hj. Asni Ilham, S.Pd.,M.Si. Rumusan masalah dalam penelitian ini yakni bentuk-bentuk kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita volum kubus dan balok pada siswa kelas V SDN I Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita volum kubus dan balok pada siswa kelas V SDN I Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa bentuk-bentuk kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita volum kubus dan balok pada siswa kelas V SDN 1 Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango ditinjau dari empat aspek yakni kesalahan dalam memahami isi soal cerita, kesalahan siswa dalam menubah soal cerita kedalam kalimat matematika, kesalahan siswa dalam menyelesaikan kalimat matematika dan kesalahan siswa dalam menguji kembali kebenaran jawaban yang mereka temukan. Kemampuan siswa untuk memahami isi soal cerita nampak bahwa siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya dari isi soal cerita, siswa juga umumnya tidak dapat merumuskan kalimat sesuai konteks soal cerita, siswa juga mengalami kekeliruan dalam menerapkan aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang berlaku terhadap operasi-operasi bilangan pada kalimat matematika dan siswa juga mengalami kesulitan dalam mensubsitusikan kesimpulan jawaban yang mereka peroleh ke dalam kalimat matematika yang mereka gunakan. Kata Kunci: Bentuk Kesalahan, Soal Cerita

3 Pendahuluan Dalam perkembangan kehidupan yang makin pesat,tidak pasti dan selalu berubah di daerah globalisasi dewasa ini senantiasa menuntut setiap orang hendaknya memiliki pengetahuan matematika, sebagai kenyataan dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat seorang petani, pedagang, penjaga toko, atau jenis pekerjaan lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam melaksanakan tugasnya pasti akan memerlukan perhitungan yang hanya dapat di sesuaikan melalui bantuan matematika. Coba kita bayangkan bagemana keadaan kehidupan seseorang seandainya tidak memiliki kemampuan menghitung seperti menambah, mengurang, mengalih, membagi, mengukur, pasti tidak akan mendapatkan kedudukan yang layak dalam persaingan kehidupan yang semakin kompotitif sekarang ini. Sehubungan dengan peranan matematika sebagaimana di uraikan menunjukkan bahwa matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahunan yang sangat menentukan perkembangan kehidupan yang ada di masyarakat. Dengan demikian, maka matematika perlu di kembangkan untuk di jalankan sebagai ilmu pengetahuan dasar yang hendaknya di miliki oleh setiap anggota masyarakat. Karena itu, matematika telah di pilih dan tuangkan ke dalam kurikulum dari berbagai jenjang pendidikan untuk di ajar ke sekolah-sekolah. Khususnya pada pelajaran matematika di sekolah dasar, siswa mulai di ajarkan tentang bagaimana penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari dalam hal ini siswa di hadapkan pada soal-soal cerita yang memuat persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari yang memerlukan cara penyesuaian secara matematis. Melalui soal cerita di sekolah dasar siswa di latih kemampun menganalisis permasalahan-permasalahan yang di temui dalam kehidupan sehari-hari secara logis dan bermakna melalui langkah-langkah penyelesaian secara sistimatis. Pada dasarnya terdapat empat langkah penyelesain soal cerita yang dilatikan pada siswa dalam pembelajaran matematikan di sekolah dasar. Kempat langkah tersebut adalah (a) memahami isi soal cerita; (b) mengubah isi soal cerita dalam kalimat atau model matematika (c) menyelesaikan kalimat matematika, dan (d) dan menguji kembali jawaban yang di peroleh dari penyelesaian kalimat matematika. Dalam kegiatan siswa memahami isi soal cerita, mereka di harapkan untuk dapat mengungkapkan hal-hal pokok yang handaknya dapat di ungkap siswa pada isi soal cerita,. Ada dua hal pokok yang hendaknya dapat di ungkap siswa pada isi soal cerita yang menjadi dasar dalam penyelesaian soal cerita, yaitu (1) mengungkap tentang apa yang diketahui, (2) mengungkap tentang apa yang di tanyatakan. Sehubungan dengan kegitan siswa untuk mengunbah soal cerita kedalam kalimat matematika, hal ini merupakan suatu rencana yang dibuat oleh siswa dalam penyelesaian suatu soal cerita pada dasarnya susunan kalimat yang di buat oleh siswa memuat lambang-lambang atau simbol-simbol yang operasi-operasi hitung bilang serta relasi yang menggunakan lambang seperti : =, <,,. Untuk dapat membuat rumusan kalimat matematika seperti yang di jelaskan di atas, siswa perlu memaklumi isi soal cerita secara bermakna. Berdasarkan pemahaman isi soal cerita tersebut,

4 kemudian dimaknai pengertiannya untuk di transfer kedalam rumusan kalimat matematika. Bertolak dari rumusan kalimat matematika yang telah disusun sesuai isi soal cerita, selanjutnya siswa diminta untuk melakukan kompetensi atau penyelesaian kalimat matematik sesuai operasi atau aritmatika bilangan yang telah mereka tentukan sehingga melalui penyelesaian kalimat matematika secara prosedural siswa akan dapat menemukan jawabannya. Dalam hal ini jawaban yang diperoleh siswa melalui penyelesaian kalimat matematika adalah merupakan jawaban dari persoalan yang termuat dalam soal cerita. Untuk meyakinkan siswa terhadap kebenaran jawaban yang mereka temukan dalam penyelesaian kalimat matematika sebagai jawaban dari soal cerita, untuk itu siswa perlu diarahkan menguji kembali kebenaran jawaban tersebut. Dalam hal ini, cara yang seharusnya dilakukan adalah dengan menyubsitusikan jawaban yang diperoleh dari penyelesaian kalimat matematika, kemudian dimaknai secara konteks yang dinyatakan dalam soal cerita. Mencermati langkah-langkah penyelesaian soal cerita dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar sebagaimana dikemukakan di atas, menunjukan bahwa dalam penyelesaiannya sangat menuntut kemampuan siswa untuk menganalisis secara bermakna terhadap isi soal cerita. Selain itu dituntut pula kemampuan siswa untuk berpikir secara logis, kritis, kreatif serta sistematis dalam mencari penyelesaian permasalah yang terkandung dalam suatu soal cerita. Karena itu, biasanya dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk mempelajarinya. Hal ini ditandai dengan banyaknya kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan saat menyelesaikan soal cerita. Sebagai kenyataan, sesuai hasil pengamatan yang dilakukan peneliti di SDN I Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango menunjukkan hasil belajar siswa pada pembelajaran soal cerita belum mencapai standar minimum yang diharapkan yakni 6,5 ke atas. Sebab dari hasil perhitungan nilai rata-rata yanga diperoleh siswa adalah 5,96 atau masih di bawah nilai standar mimunum yang diterapkan. Mencermati hasil belajar siswa pada pembelajaran soal cerita tersebut di atas, sudah tentu perlu dilakukan upaya-upaya meningkatkan mutu proses pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam hal ini, salah satu cara yang perlu dilakukan adalah dengan menganalisis bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita, sebab dengan menganalisis bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa sebagai dasar untuk menentukan perbaikan terhadap proses pembelajaran serta bagaimana cara melakukan perbaikan-perbaikan tersebut guna meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran yang diharapkan. Berdasarkan latat belakang pemikiran terhadap permasalahan pembelajaran soal cerita di Sekolah Dasar sebagaimana yang telah diuraikan, maka peneliti sebagai mahasiswa calon guru sekolah dasar merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap hal tersebut. Sehingga dengan demikian, melalui kesempatan penyusunan skripsi ini peneliti cenderung memilih judul yang rumusannya diformulasikan sebagai

5 berikut Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Siswa Kelas V SDN I Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode deskriptif dengan pendekan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan maksud untuk memberi gambaran terhadap keadaan bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dalam melakukan penyelesaian soal cerita, sedang metode deskriptif kuantitatif digunakan dengan maksud untuk menentukan seberapa besar bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Untuk pengumpulan data jawaban siswa digunakan perangkat tes soal cerita dalam bentuk essey yang terdiri dari 6 (item) soal. Pada pelaksanaannya di kelas, kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa kelas V sebanyak 14 orang. Untuk kepentingan penganalisaan kesalahan siswa, maka jawaban yang diberikan siswa, diklasifikasi menjadi empat bentuk jawaban yang meliputi jawaban yang berupa (1) pemahaman terhadap isi soal cerita, (2) mengubah soal cerita ke dalam kalimat matematika, (3) kemampuan menyelesaikan kalimat matematika, dan (4) menguji kembali kebenaran jawaban yang diberikan. Berdasarkan pengklasifikasian jawaban yang diberikan di atas, maka keadaan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.2 Keadaan Jawaban Siswa Menyelesaikan Soal Cerita No. Bentuk Kesalahan Nomor Soal Jumlah Jawaban Salah Jumlah Jawaban Benar X 1 X 2 X 3 X 4 X 1 X 2 X 3 X 4 1 X X X X 1 6 X X X X 1 6 X 2 6 X 3 2 X 4 3

6 4. X 1 6 X 2 3 X X 1 6 X 2 6 X X 1 6 X 2 1 X 3 1 X X 1 X 2 X 3 1 X 4 8. X 1 6 X 2 6 X X X 2 6 X X X 1 6 X 2 6 X X X 2 6 X 3 6 X X 1 6 X X X 1 6 X X 3 4 2

7 14 X 1 6 X 2 6 X 3 6 Jumlah Persentase Keterangan Nomor subjek adalah nomor urut siswa peserta tes X 1 = Kemampuan memahami isi soal cerita X 2 = Kemampuan mengubah soal cerita ke bentuk kalimat matematika X 3 = Kemampuan menyelesaikan kalimat matematika X 4 = Kemampuan menguji kembali kebenaran jawaban yang diberikan = Jawaban benar Berdasarkan paparan data pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa: a. Jumlah peserta tes adalah 14 siswa, soal yang dijawab oleh siswa terdiri dari 6 nomor soal, sedangkan jawaban yang diberikan dibedakan dalam 4 bentuk. Dengan demikian secara keseluruhan jawaban yang diberikan siswa = 14 siswa x 6 soal x 4 bentuk kesalahan siswa = 336 jawaban. b. Dilihat dari nilai kebenaran jawaban yang diberikan siswa dibedakan menjadi: Banyak jawaban benar = 36.31%. Sedangkan banyak jawaban salah adalah 63.69%. c. Dilihat dari bentuk kesalahan jawaban yang diberikan siswa dibedakan menjadi: Kesahalan jawaban pada X 1 = 49 atau 14.58% Kesahalan jawaban pada X 2 = 50 atau 14.88% Kesahalan jawaban pada X 3 = 55 atau 16.37% Kesahalan jawaban pada X 4 = 60 atau 17.86% d. Dilihat dari bentuk kebenaran jawaban yang diberika siswa menunjukkan bahwa: Kebenaran jawaban pada X 1 = 35 atau 10.42% Kebenaran jawaban pada X 2 = 34 atau 10.12% Kebenaran jawaban pada X 3 = 29 atau 8.63% Kebenaran jawaban pada X 4 = 24 atau 7.14% e. Dilihat dari bentuk kesalahan jawaban yang diberikan siswa untuk setiap nomor soal menunjukkan bahwa: Soal nomor 1 = 37 atau 11.01% Soal nomor 2 = 32 atau 9.52% Soal nomor 3 = 38 atau 11.31%

8 Soal nomor 4 = 36 atau 10.72% Soal nomor 5 = 37 atau 11.01% Soal nomor 6 = 34 atau 10.12% f. Dilihat dari bentuk kebenaran jawaban yang diberikan siswa pada setiap nomor soal menunjukkan bahwa: Soal nomor 1 = 19 atau 5.65% Soal nomor 2 = 24 atau 7.14% Soal nomor 3 = 18 atau 5.36% Soal nomor 4 = 20 atau 5.95% Soal nomor 5 = 19 atau 5.65% Soal nomor 6 = 22 atau 6.56% g. Dilihat dari hasil evaluasi yang diperoleh jikda dinilai dengan skala penilaian 1-10, maka nilai yang diperoleh setiap siswa dapat diuraikan sebagai berikut. Peserta tes nomor urut 1 mendapatkan nilai 2 Peserta tes nomor urut 2 mendapatkan nilai 3 Peserta tes nomor urut 3 mendapatkan nilai 7 Peserta tes nomor urut 4 mendapatkan nilai 2 Peserta tes nomor urut 5 mendapatkan nilai 0 Peserta tes nomor urut 6 mendapatkan nilai 4 Peserta tes nomor urut 7 mendapatkan nilai 10 Peserta tes nomor urut 8 mendapatkan nilai 0 Peserta tes nomor urut 9 mendapatkan nilai 5 Peserta tes nomor urut 10 mendapatkan nilai 6 Peserta tes nomor urut 11 mendapatkan nilai 8 Peserta tes nomor urut 12 mendapatkan nilai 0 Peserta tes nomor urut 13 mendapatkan nilai 4 Peserta tes nomor urut 14 mendapatkan nilai 0 Jadi nilai rata-rata adalah 3.64 Pembahasan Sebagaimana dikemukakan pada bahasan sebelumnya bahwa bentuk-bentuk kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita volum kubus dan balok yang menjadi masalah penelitian dibahas melalui pendekatan teori belajar polya. Dalam teori belajar tersebut menyatakan bahwa untuk memberi kemudahan siswa memahami dan menyelesaikan soal cerita di Sekolah Dasar, sebaiknya dalam pembelajarannya siswa diarahkan untuk menyelesaikan soal cerita dengan melalui empat tahap. Ke empat tahap tersebut adalah (1) memahami isi soal cerita, (2) mengubah soal cerita kebentuk kalimat matematika, (3) menyelesaikan kalimat matematika, dan (4) menguji kembali kebenaran jawaban yang diperoleh. Untuk keperluan penganalisaan masalah penelitian tersebut di atas telah dilakukan kegiatan pengumpulan data melalui perangkat tes (lihat pada lampiran 1) terhadap siswa kelas V SDN 1 Suwawa Selatan yang menjadi subjek penelitian ini.

9 Berdasarkan hasil tes tersebut diperoleh data tentang keadaan jawaban yang diberikan siswa sebagaimana dipaparkan pada tabel 4.3. Berdasarkan paparan data yang diperoleh dapat dilakukan analisis kesalahan siswa kelas V SDN 1 Suwawa Selatan dalam menyelesaikan soal cerita bantun ruang sebagaimana diuraikan sebagai berikut. a. Dilihat dari pernyataan jawaban yang diberikan siswa menunjukkan bahwa dari 336 jawaban yang diberikan hanya terdapat 122 jawaban yang benar, sedangkan 214 jawaban lainnya merupakan jawaban yang salah. b. Dilihat dari hasil belajar siswa jika dinilai dengan skala penilaian 1-10, maka nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya mencapai c. Dilihat dari penguasaan siswa terhadap setiap tahap penyelesaian soal cerita menunjukkan bentuk kesalahan yang tidak jauh berbeda antara kemampuan mereka dalam memahami isis soal cerita, mengubah soal cerita ke dalam kalimat matematika menyelesaikan kalimat matematika, serta menguji kembali kebenaran jawaban yang diperoleh. d. Dilihat dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan setiap nomor soal menunjukkan bentuk kesalahan yang tidak jauh berbeda antara soal nomor 1 sampai dengan soal nomor 6. e. Dilihat dari kemampuan setiap siswa dalam menyelesaikan soal cerita terdapat rentangan nilai yang jauh berbeda dari ke 14 siswa peserta tes. Dalam hal ini terdapat 3 siswa yang memperoleh nilai 0 dan 1 siswa yang memperoleh nilai 10. f. Dilihat dari bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Kesalahan dalam memahami isi soal cerita, pada umumnya siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya sebagai bahan informasi yang mereka peroleh dari isi soal cerita. 2) Kesalahan siswa dalam menubah soal cerita kedalam kalimat matematika. Pada umumnya siswa tidak dapat menyusun atau merumuskan kalimat matematika dengan benar yang sesuai konteks soal cerita. 3) Kesalahan siswa dalam menyelesaikan kalimat matematika. Pada umumnya siswa mengalami kekeliruan dalam menerapkan aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang berlaku terhadap operasi-operasi bilangan yang terdapat pada kalimat matematika. 4) Kesalahan siswa dalam menguji kembali kebenaran jawaban yang mereka temukan. Pada umumnya siswa mengalami kesulitan dalam mensubsitusikan kesimpulan jawaban yang mereka peroleh ke dalam kalimat matematika yang mereka gunakan.

10 DAFTAR PUSTAKA Arikunto. S Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Empat Ashlock W Pengembangan Kemampuan Menyelesaikan Soal Matematika di Sekolah Dasar. Diakses dari download tanggal 12 Juli 2013 Astuti Soal-Soal Cerita Matematika di Sekolah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta Erman Soal Cerita Matematika. download tanggal 12 Juli 2013 Hidayah Kesalahan-Kesalahan Dalam Penyelesaian Soal Cerita. Jurnal. http. diakses tanggal 3 Oktober 2013 Jonassen, David H Learning to Solve Problems. Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Graha Media. Rohma Widiningsih Klasifikasi Bentuk-Bentuk Kesalahan Dalam Menyelsaikan Soal Cerita. dari download tanggal 12 Juli 2013 Soejadi Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pada Mata Pelajaran Matematika. download tanggal 12 Juli 2013 Sotiyawati Identifikasi Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Cerita. UNY: Yogyakarta Suherman Matematika Untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Sumantri Pengentar Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika. Bandung: Tarsito Wijaya Kustianto Pengertian Soal Cerita. Diakses dari download tanggal 12 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan kehidupan yang makin pesat, tidak pasti dan selalu berubah di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan kehidupan yang makin pesat, tidak pasti dan selalu berubah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kehidupan yang makin pesat, tidak pasti dan selalu berubah di daerah globalisasi dewasa ini senantiasa menuntut setiap orang hendaknya memiliki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tersebut. Hasl ini disebabkan oleh adanya pemisahan wilayah Provinsi Gorontalo dari Provinsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tersebut. Hasl ini disebabkan oleh adanya pemisahan wilayah Provinsi Gorontalo dari Provinsi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian SDN I Suwawa Selatan telah beberapa kali mengalami perubahan alamat dan nama sekolah tersebut. Hasl ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. Soal cerita merupakan permasalahan yang dinyatakan dalam bentuk kalimat bermakna dan

BAB II KAJIAN TEORETIS. Soal cerita merupakan permasalahan yang dinyatakan dalam bentuk kalimat bermakna dan BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakekat Soal Cerita yang Diajarkan di Sekolah Dasar 2.1.1 Pengertian Soal Cerita Soal cerita merupakan permasalahan yang dinyatakan dalam bentuk kalimat bermakna dan mudah dipahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kab. Bone Bolango. Lokasi tersebut ditetapkan berdasarkan pertimbangan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Kab. Bone Bolango. Lokasi tersebut ditetapkan berdasarkan pertimbangan untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi yang ditetapkan dalam penelitian adalah SD Negeri I Suwawa selatan Kab. Bone Bolango. Lokasi tersebut ditetapkan

Lebih terperinci

Penerapan Teori Belajar Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan BentukPengurangan di Kelas V SDN 6 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango

Penerapan Teori Belajar Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan BentukPengurangan di Kelas V SDN 6 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango Penerapan Teori Belajar Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan BentukPengurangan di Kelas V SDN 6 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango OLEH : Ni Kadek Santiani, Martianty Nalole, Samsiar RivaI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode deskriptif adalah suatu penggambaran atau penjelasan terhadap suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode deskriptif adalah suatu penggambaran atau penjelasan terhadap suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu penggambaran atau penjelasan terhadap suatu masalah.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO JURNAL PENELITIAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS III SDN NO. 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO.

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA Shofia Hidayah Program Studi Magister Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang shofiahidayah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika berkedudukan sebagai ilmu dasar, ini

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MEMBAGI BILANGAN CACAH DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO. Karmila Ahmad

ANALISIS KESALAHAN MEMBAGI BILANGAN CACAH DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO. Karmila Ahmad ANALISIS KESALAHAN MEMBAGI BILANGAN CACAH DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO Karmila Ahmad Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Pembimbing I Ismail Pioke S.Pd M.Pd,

Lebih terperinci

DESKRIPSI TIPE-TIPE KESALAHAN MENJUMLAHKAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SDN 5 TELAGA KAB GORONTALO NANING ISMAIL

DESKRIPSI TIPE-TIPE KESALAHAN MENJUMLAHKAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SDN 5 TELAGA KAB GORONTALO NANING ISMAIL 1 2 DESKRIPSI TIPE-TIPE KESALAHAN MENJUMLAHKAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SDN 5 TELAGA KAB GORONTALO NANING ISMAIL Ismail Pioke, S.Pd, M.Pd 1 Dr. Hj. Asni Ilham, S.Pd, M.Pd 2 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENGERJAKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V SE-KECAMATAN LOANO TAHUN AJARAN 2011/2012

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENGERJAKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V SE-KECAMATAN LOANO TAHUN AJARAN 2011/2012 ANALISIS KESALAHAN DALAM MENGERJAKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V SE-KECAMATAN LOANO TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh: Dwi Yana Setiyasih Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA DALAM MENERJEMAHKAN SOAL CERITA KEDALAM MODEL MATEMATIKA DAN PENYELESAIANNYA PADA POKOK BAHASAN SPLDV

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA DALAM MENERJEMAHKAN SOAL CERITA KEDALAM MODEL MATEMATIKA DAN PENYELESAIANNYA PADA POKOK BAHASAN SPLDV DESKRIPSI KESALAHAN SISWA DALAM MENERJEMAHKAN SOAL CERITA KEDALAM MODEL MATEMATIKA DAN PENYELESAIANNYA PADA POKOK BAHASAN SPLDV Suparman pontoh, Abas Kaluku,Yus Iriyanto Abas Pendidikan matematika, FMIPA

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING Artikel DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MAHASISWA MATEMATIKA PADA MATA KULIAH PROGRAM LINEAR Oleh FEBRY RIZKI SUSANTI KALAKA (NIM. 411 410 020, Jurusan Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2) ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2) ardiyanti23@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2 Dosen Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari tujuan pendidikan. ukur dari keberhasilan penyelengaraan pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari tujuan pendidikan. ukur dari keberhasilan penyelengaraan pendidikan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan membantu manusia dalam pengembangan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEBIMBING DESKRIPSI TENTANG PENDEKATAN MASTERY LEARNING (BELAJAR TUNTAS) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SDN 9 KOTA BARAT KOTA GORONTALO

PERSETUJUAN PEBIMBING DESKRIPSI TENTANG PENDEKATAN MASTERY LEARNING (BELAJAR TUNTAS) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SDN 9 KOTA BARAT KOTA GORONTALO PERSETUJUAN PEBIMBING DESKRIPSI TENTANG PENDEKATAN MASTERY LEARNING (BELAJAR TUNTAS) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SDN 9 KOTA BARAT KOTA GORONTALO JURNAL NANGSI S. BAKARI PEMBIMBING I PEMBIMBING II Dra.

Lebih terperinci

Desy Alulu (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD) UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK

Desy Alulu (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD) UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Desy Alulu (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD) UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK Desy Alulu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, karena pendidikan merupakan proses pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia yang secara langsung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian Pada bagian ini penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari hasil penelitian melalui penyebaran tes, tentang materi mengubah bilangan asli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Usaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika secara tuntas di setiap jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika secara tuntas di setiap jenjang pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan dasar dan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kemajuan bangsa. Mengingat peranan matematika yang sangat

Lebih terperinci

Oleh: Lilis Setia Ningrum dan Sri Sutarni

Oleh: Lilis Setia Ningrum dan Sri Sutarni ANALISIS KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK CERITA POKOK BAHASAN BARISAN DAN DERET PADA SISWA KELAS XII SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA Oleh: Lilis Setia Ningrum dan Sri Sutarni Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan mulai jenjang pendidikan dasar. Matematika timbul karena olah pikir manusia yang berhubungan dengan ide, proses

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DENGAN PENERAPAN STRATEGI INKUIRI PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER

PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DENGAN PENERAPAN STRATEGI INKUIRI PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DENGAN PENERAPAN STRATEGI INKUIRI PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi lingkungannya.

TINJAUAN PUSTAKA. keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi lingkungannya. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Matematika Menurut Slameto (2013:2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkalian dan pembagian. Operasi aritmatika dalam pecahan tidak sesederhana

BAB I PENDAHULUAN. perkalian dan pembagian. Operasi aritmatika dalam pecahan tidak sesederhana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menguasai matematika maka diperlukan konsep dasar dari matematika itu sendiri yaitu aritmatika. Pada umumnya para siswa kurang memahami konsep operasi aritmatika

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM 311 407 049 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR NATA PRAYOGA A

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR NATA PRAYOGA A 2 PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION PADA MATERI BANGUN RUANG KELAS V SDN GIRI ROTO 1 KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA 1 DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA Ingko Humonggio, Nurhayati Abbas, Yamin Ismail Jurusan Matematika, Program Studi S1. Pend.

Lebih terperinci

Oleh FENI TRISTANTI NIM

Oleh FENI TRISTANTI NIM ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MENURUT POLYA POKOK BAHASAN VOLUME KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS V SDN 2 BLAMBANGAN BANYUWANGI SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang peranan penting. Suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan dalam teknologinya, jika pendidikan

Lebih terperinci

Oleh: Katriani SD Negeri 3 Margomulyo Trenggalek

Oleh: Katriani SD Negeri 3 Margomulyo Trenggalek 50 Katriani, Peningkatan Hasil Belajar Menyelesaikan Soal Cerita... PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA

Lebih terperinci

Kiki Yuni Astuty 1, Pradnyo Wijayanti 2

Kiki Yuni Astuty 1, Pradnyo Wijayanti 2 ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS V DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DI SDN MEDOKAN SEMAMPIR I/259 SURABAYA Kiki Yuni Astuty 1, Pradnyo Wijayanti 2 1) Maha Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Selanjutnya di sekolah menengah umum kelas XI, salah satu pokok bahasan yang harus diajarkan adalah program linier. Program linier adalah suatu model

Selanjutnya di sekolah menengah umum kelas XI, salah satu pokok bahasan yang harus diajarkan adalah program linier. Program linier adalah suatu model I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan peran yang sangat besar dalam meningkatkan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan PEMBERIAN UMPAN BALIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGHARGAI JASA DAN PERAN TOKOH PERJUANGAN DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA KELAS V SDN 1 BIAU KABUPATEN GORONTALO UTARA

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Aris Arya Wijaya 1, Masriyah 2 Jurusan Matematika, FMIPA, Unesa Email: arisarya99@gmail.com 1, masriyah_djalil@yahoo.com

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL OLEH

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL OLEH Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SD MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SD MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SD MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED Andri Kristianto Sitanggang Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP Unimed Email: aksitanggang84@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP Nurneyla Hadrotul Ula *, Cholis Sa dijah ** Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK Pembimbing I Oleh Haryaningsih Pendidikan Matematika NIM. 411 409 042 Pembimbing II Drs. Perry

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK PEMECAHAN MASALAH BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PAGAR AIR ACEH BESAR

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK PEMECAHAN MASALAH BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PAGAR AIR ACEH BESAR KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK PEMECAHAN MASALAH BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PAGAR AIR ACEH BESAR Mursalin, Fauzi, Israwati, mursalin_ip@yahoo.com ABSTRAK Dalam konteks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) merupakan satuan pendidikan yang ada pada jenjang pendidikan dasar. Dikatakan sebagai Sekolah Dasar karena sekolah pada jenjang ini merupakan

Lebih terperinci

DESKRIPSI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERAMPILAN MENJUMLAH BILANGAN BULAT DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KABUPATEN GORONTALO

DESKRIPSI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERAMPILAN MENJUMLAH BILANGAN BULAT DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KABUPATEN GORONTALO DESKRIPSI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERAMPILAN MENJUMLAH BILANGAN BULAT DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KABUPATEN GORONTALO Penulis : Sunarti Ahmad Pembimbing : 1. Ismail Pioke, S.Pd, M.Pd 2.

Lebih terperinci

TAHAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMK YANG MENGARAH PADA PEMECAHAN MASALAH (POLYA)

TAHAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMK YANG MENGARAH PADA PEMECAHAN MASALAH (POLYA) Jurnal Euclid, vol.2, No.2, p. TAHAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMK YANG MENGARAH PADA PEMECAHAN MASALAH (POLYA) Nuranita Adiastuty Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kuningan anitha_dyaz2@yahoo.co.id

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SD NEGERI CIKUYA 01 1

IMPLEMENTASI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SD NEGERI CIKUYA 01 1 IMPLEMENTASI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SD NEGERI CIKUYA 01 1 Arifin Muslim 2 PGSD FKIP Universitas Muhammdiyah Purwokerto

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL

LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL Skripsi yang berjudul Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) Oleh Indrianty Desei NIM 411 411 095 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika sebagai dasar untuk memahami ilmu-ilmu pengetahuan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. matematika sebagai dasar untuk memahami ilmu-ilmu pengetahuan yang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah ilmu pengetahuan yang memiliki peranan sangat penting dalam dunia pendidikan. Hal ini ditunjukan dengan dijadikannya matematika sebagai dasar untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakikat belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan siswa agar mampu berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin dan mengarahkan peserta didik dengan berbagai problema

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Sehubungan dengan pengertian kemampuan, Spencer (dalam TheSustainable

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Sehubungan dengan pengertian kemampuan, Spencer (dalam TheSustainable 9 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Kemampuan Sehubungan dengan pengertian kemampuan, Spencer (dalam TheSustainable Development.com, 2012:1) mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI SDN SE- KABUPATEN MALANG

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI SDN SE- KABUPATEN MALANG HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI SDN SE- KABUPATEN MALANG Kiki Calista 1), Syaiful Imam 2), Endang Setyo Winarni 2)* Universitas Negeri

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Shofia Hidayah NIM

SKRIPSI. Oleh Shofia Hidayah NIM ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SUB POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA SISWA KELAS X IPA 3 SMA NEGERI 3 JEMBER SKRIPSI Oleh Shofia

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai letak dan penyebab kesalahan yang. persamaan linier dua variabel adalah sebagai berikut:

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai letak dan penyebab kesalahan yang. persamaan linier dua variabel adalah sebagai berikut: 139 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data mengenai letak dan penyebab kesalahan yang dilakukan subyek kelas IX dalam menyelesaikan soal cerita materi sistem persamaan linier dua

Lebih terperinci

Oleh SIKRIPON AMU NIM

Oleh SIKRIPON AMU NIM JURNAL PENELITIAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN DUA ANGKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS II SDN 5 PULUBALA

Lebih terperinci

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIIID SMP NEGERI 1 MLATI Oleh: Riza Dyah Permata 11144100098 Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN BIASA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DAKON BILANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN 1 TELAGA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN BIASA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DAKON BILANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN 1 TELAGA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN BIASA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DAKON BILANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN 1 TELAGA SYAMSUDIN DANGKUA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bone Bolango. Sekolah ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena dianggap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bone Bolango. Sekolah ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena dianggap 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 8 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Sekolah ini dipilih sebagai lokasi penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD Novi Lailatul Hikmah 158620600192/Semester 6/Kelas A4/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PADANG PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PADANG Duma Fitry Ani 1, Khairudin 1, Fauziah 1 E-mail :DumaFitryAni@yahoo.com 1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE POLYA PADA SOAL CERITA PROGRAM LINEAR

PENERAPAN METODE POLYA PADA SOAL CERITA PROGRAM LINEAR JURNAL BUANA MATEMATIKA. Vol. 6, No. 2, Tahun 2016 PENERAPAN METODE POLYA PADA SOAL CERITA PROGRAM LINEAR Sri Rahmawati Fitriatien Pendidikan Matematika, Fakultas Kegurua dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan Fisika. Oleh ELVIRA ISKANDAR NIM.

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan Fisika. Oleh ELVIRA ISKANDAR NIM. HUBUNGAN KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP SOAL-SOAL FISIKA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA (Suatu Penelitian di SMA Negeri 1 Suwawa) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR. ( Studi PTK pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Surakarta )

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR. ( Studi PTK pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Surakarta ) PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR ( Studi PTK pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Surakarta ) Penelitian untuk Skripsi-S1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sebagaimana yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal utama bagi suatu bangsa dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sebagaimana yang dinyantakan Mulyani (dalam Sundari,

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (Suatu Penelitian pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO SAMSIAR RIVAI Jurusan Pendidikanj Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Identifikasi Hirarki Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gorontalo pada Materi Ikatan Kimia. Oleh Bambang NIM.

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Identifikasi Hirarki Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gorontalo pada Materi Ikatan Kimia. Oleh Bambang NIM. PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul : Identifikasi Hirarki Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gorontalo pada Materi Ikatan Kimia Oleh Bambang NIM. 441410046 Telah diperiksa dan disetujui oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang berkaitan dengan aljabar banyak ditemukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang berkaitan dengan aljabar banyak ditemukan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang berkaitan dengan aljabar banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain permasalahan yang berhubungan dengan perhitungan luas tanah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan kenyataannya sampai saat ini mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan kenyataannya sampai saat ini mutu pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disetiap jenjang pendidikan. Matematika sebagai ilmu pengetahuan mempunyai peran penting dalam

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM - 26 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Viviana Muplihah (Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematis merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern.

BAB I PENDAHULUAN. Matematis merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematis merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern. Matematis penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang pedagang, petani, tukang, penjaga toko,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang. dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri.

BAB I PENDAHULUAN. tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang. dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum sekolah yang memuat pengetahuan dasar dan teknologi. Matematika adalah ilmu tentang logika,

Lebih terperinci

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh DELI MA RUF NIM : 151 409 192 (Mahasiswa Program

Lebih terperinci

UPAYA GURU MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGHITUNG LUAS LINGKARAN DI KELAS V SDN 5 TELAGA KABUPATEN GORONTALO. Oleh: Ririn M. Tuna

UPAYA GURU MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGHITUNG LUAS LINGKARAN DI KELAS V SDN 5 TELAGA KABUPATEN GORONTALO. Oleh: Ririn M. Tuna UPAYA GURU MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGHITUNG LUAS LINGKARAN DI KELAS V SDN 5 TELAGA KABUPATEN GORONTALO Oleh: Ririn M. Tuna Pembimbing I : Ismail Pioke, S.Pd, M,Pd Pembimbing II: Dr. Hj. Asni Ilham,

Lebih terperinci

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan melalui metode demonstrasi kemampuan siswa menentukan sifat-sifat kesebangunan dan simetri pada siswa

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan melalui metode demonstrasi kemampuan siswa menentukan sifat-sifat kesebangunan dan simetri pada siswa 1 Abstrak MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN SIFAT-SIFAT KESEBANGUNAN DAN SIMETRI MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SDN 4 TILONGKABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh Ewin Adam Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kehidupan sehari-hari. Matematika terdiri dari beberapa komponen yang. serta sifat penalaran matematika yang sistematis.

BAB I PENDAHULUAN. masalah kehidupan sehari-hari. Matematika terdiri dari beberapa komponen yang. serta sifat penalaran matematika yang sistematis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sering digunakan sebagai alat untuk mencari solusi berbagai masalah kehidupan sehari-hari. Matematika terdiri dari beberapa komponen yang meliputi aksioma/postulat

Lebih terperinci

DESKRIPSI KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

DESKRIPSI KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DESKRIPSI KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR (Suatu Penelitian di Kelas VII-A SMP Negeri 3 Kota Gorontalo) JURNAL (Diajukan Sebagai Persyaratan Mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersikap kritis, berinisiatif, unggul, dan kompetitif selain menguasai ilmu

BAB I PENDAHULUAN. bersikap kritis, berinisiatif, unggul, dan kompetitif selain menguasai ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Hal ini karena pendidikan kini telah menjadi salah satu kebutuhan yang mendasar bagi manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada jangka pendek, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi dalam mengembangkan potensi dirinya untuk menghadapi setiap perubahan yang akan terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Angie (Uno : 2009) menyatakan tanpa disadari

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Angie (Uno : 2009) menyatakan tanpa disadari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah telah menetapkan program wajib belajar 9 tahun. Oleh karena itu setiap anak minimum dapat mengenyam pendidikan sampai dengan jenjang pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi yang mewarnai pembelajaran matematika saat ini adalah seputar rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

a. Kemampuan komunikasi matematika siswa dikatakan meningkat jika >60% siswa mengalami peningkatan dari pertemuan I dan pertemuan II.

a. Kemampuan komunikasi matematika siswa dikatakan meningkat jika >60% siswa mengalami peningkatan dari pertemuan I dan pertemuan II. 11 a. Kemampuan komunikasi matematika siswa dikatakan meningkat jika >60% siswa mengalami peningkatan dari pertemuan I dan pertemuan II. b. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dikatakan meningkat

Lebih terperinci

Analisis Kesulitan Belajar Mahasiswa pada Matakuliah Matematika Dasar

Analisis Kesulitan Belajar Mahasiswa pada Matakuliah Matematika Dasar Analisis Kesulitan Belajar Mahasiswa pada Matakuliah Matematika Dasar Iik Nurhikmayati Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Majalengka Email: ik.nurhikmayati@gmail.com Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

FATRISIE PEMBENGO NIM

FATRISIE PEMBENGO NIM e-ta yang berjudul Meningkatkan Keterampilan Menyelesaikan Soal Cerita Bentuk Pecahan Sebagai Perbandingan dan Skala Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas V SDN 17 Telaga Biru

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBAGI BILANGAN CACAH DI SDN I KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBAGI BILANGAN CACAH DI SDN I KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBAGI BILANGAN CACAH DI SDN I KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Sri Yain R. Naue Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Analisis Kesulitan Siswa Berdasarkan Kemampuan Pemahaman dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Kubus dan Balok Di Kelas VIII SMP Negeri 30 Muaro

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD )

JURNAL PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD ) JURNAL PUBLIKASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SDN 01 ALASTUWO POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BENTUK SOAL CERITA MELALUI METODE POLYA TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

Lebih terperinci

Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali

Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali Darwis, Gandung Sugita, Anggraini Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak hanya menekankan pada pemberian rumus-rumus melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak hanya menekankan pada pemberian rumus-rumus melainkan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang akan menentukan kualitas kehidupan seseorang maupun suatu bangsa. Dalam pendidikan formal, salah satu mata pelajaran

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENENTUKAN HASIL PERKALIAN PECAHAN DI SDN 5 TELAGA KABUPATEN GORONTALO. Yeni Posumah NIM:

DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENENTUKAN HASIL PERKALIAN PECAHAN DI SDN 5 TELAGA KABUPATEN GORONTALO. Yeni Posumah NIM: 1 DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENENTUKAN HASIL PERKALIAN PECAHAN DI SDN 5 TELAGA KABUPATEN GORONTALO Yeni Posumah NIM: 151 409 046 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL STAD DENGAN TEKNIK TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN AKTIVITAS

PENERAPAN MODEL STAD DENGAN TEKNIK TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN AKTIVITAS PENERAPAN MODEL STAD DENGAN TEKNIK TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI BENTUK ALJABAR KELAS VII SMP ISLAM ULUL ALBAB NGRONGGOT TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang sangat berperan dalam perkembangan dunia. Matematika sangat penting untuk mengembangkan kemampuan dalam pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi bagi manusia, dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lain. Dalam komunikasi, manusia saling

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PROBLEM SOLVING

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PROBLEM SOLVING KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PROBLEM SOLVING Rosmawati 1), Sri Elniati 2), Dewi Murni 3) 1) FMIPA UNP, email: ro_se729@yahoo.com 2,3) Staf Pengajar Jurusan Matematika

Lebih terperinci

penekanannya pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta keterampilan dalam penerapan matematika. Namun, sampai saat ini masih banyak

penekanannya pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta keterampilan dalam penerapan matematika. Namun, sampai saat ini masih banyak BAB I PENDAHULUAN Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,

Lebih terperinci