Penentuan Tingkat Kerentanan dan Ketahanan Ekonomi Kawasan Pesisir Banda Aceh Berdasarkan Berbagai Aspek Resiliensi Ekonomi
|
|
- Farida Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 Penentuan Tingkat Kerentanan dan Ketahanan Kawasan Pesisir Banda Aceh Berdasarkan Berbagai Aspek Resiliensi Reza Satria dan Dian Rahmawati Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia Abstrak Banda Aceh telah mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah atau negatif selama hampir tiga dekade terakhir, dan masuk dalam sepuluh propinsi termiskin di Indonesia. Alasan utama pertumbuhan yang lambat tersebut adalah konflik dan tsunami yang berlangsung lama yang berdampak buruk dengan korban yang hampir mencapai ( dua ratus ribu ) jiwa dan meninggalkan kerusakan fisik yang luar biasa. Hal ini secara langsung juga mengakibatkan tingkat kerentanan dan ketahanan dari wilayah pesisir menjadi terganggu bahkan tidak sesuai dengan kapasitas yang ada. selanjutnya menganalisa tingkat kerentanan dan ketahanan ekonomi berdasarkan berbagai aspek dalam resiliensi ekonomi di pesisir Kota Banda Aceh dengan analisa AHP untuk mendapatkan faktor penentu dan yang paling berpengaruh yang nantinya akan di skoringkan untuk mendapatkan tingkat dari kerentanan dan ketahanan. Sehingga hasil yang didapatkan bahwa tingkat kerentanan dan ketahanan di masing-masing kecamatan pesisir tergolong kerentanan tinggi kecuali kecamatan Kuta Alam. Sedangkan tingkat ketahanan di empat kecamatan pesisir tergolong ketahanan tinggi untuk kecamatan Kuta Alam dan Syiah Kuala dan tingkat ketahanan sedang untuk kecamatan Meuraxa dan Kuta Raja. Kata Kunci Resiliensi,, Ketahanan, Kerentanan, Pesisir I. PENDAHULUAN embangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan Ppendapatan perkapita penduduk yang diikuti oleh perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu kota. Pembangunan ekonomi dapat dilihat berdasarkan struktur kenaikan produksi dan penyerapan tenaga kerja yang relatif lebih tinggi dari tahun sebelumnya dan kegiatan sosial, ekonominya tanpa mempengaruhi struktur kota tersebut [1]. Selain itu pembangunan ekonomi tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi (economy growth) [2]. Pertumbuhan penduduk merupakan sebuah dampak dan indikator dari perkembangan suatu kota pada pembangunan ekonomi pasca bencana, sehingga menyebabkan banyak terjadinya pengangguran dan penyakit ekonomi lainnya [3]. Padahal pengembangan suatu kota bertujuan untuk mendorong laju pertumbuhan kota dengan indikator pendapatan perkapita yang merata dan tingkat pengangguran yang rendah [4]. Salah satu Implementasi konsep pengembangan kota adalah melalui urban economic resilience dengan melihat kerentanan dan ketahanan serta kapasitas dari suatu kota dilihat dari aspek ekonomi pasca suatu bencana yang menimpa [5]. Aceh telah mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah atau negatif selama hampir tiga dekade terakhir, dan masuk dalam sepuluh propinsi termiskin di Indonesia [6]. Alasan utama pertumbuhan yang lambat tersebut adalah konflik dan tsunami yang berlangsung lama yang berdampak buruk dengan korban yang hampir mencapai ( dua ratus ribu ) jiwa dan meninggalkan kerusakan fisik yang luar biasa, meskipun ketertinggalan ekonomi secara struktural juga berkontribusi terhadap kinerja ekonomi yang buruk termasuk Kota Banda Aceh sebagai ibukota propinsi [7]. Akibatnya, Aceh memiliki tingkat kemiskinan yang lebih tinggi dibandingkan hampir semua wilayah lain di Indonesia khususnya Banda Aceh dan kawasan pesisir Banda Aceh seperti Gambar 1. Dalam [7] Pertumbuhan ekonomi yang negatif mengakibatkan pengangguran. Penurunan kondisi ekonomi Banda Aceh sebelum dan sesudah bencana tsunami telah mengakibatkan peningkatan jumlah masalah pengangguran di kota ini. Pertumbuhan ekonomi yang terbatas di beberapa sektor (seperti pertanian atau beberapa sektor jasa) belum memperlihatkan penciptaan lapangan kerja yang cukup signifikan. Pengangguran meningkat dari sekitar 6 persen menjadi 12 persen, sedangkan pengangguran dianggap normal pada status dibawah 4 persen. Selain itu, pasca Tsunami yang melanda Aceh pada 24 Desember 2004 yang silam, tidak ada pembangunan ekonomi fundamental yang dilakukan di Banda Aceh sebagai basis dukungan ekonomi Aceh saat ini [8]. Guna mengetahui bagaimana suatu wilayah itu dapat bertahan atau berhasil dalam menghadapi tekanan ekonomi yang menimpa wilayahnya maka diperlukan sebuah kajian yang tepat terhadap kondisi perekonomian di wilayah tersebut. Sebuah kajian yang terpadu terhadap kondisi wilayah saat mendapat tekanan ekonomi memerlukan pemahaman sejak terjadinya tekanan ekonomi di suatu wilayah termasuk cara pengukurannya dan selanjutnya disambungkan dengan pemahaman tentang upaya pemulihan kondisi yang cenderung
2 2 C. Analisis Tingkat Kerentanan dan Ketahanan Berdasarkan Berbagai Aspek Dalam Resiliensi di Pesisir Kota Banda Aceh Analisa yang digunakan dalam penentuan tingkat kerentanan dan ketahanan dengan menggunakan analisa AHP (Analytical Hierarchy Process). Sebelum menggunakan teknik analisa AHP sebelumnya ditentukan dulu faktor-faktor dari variabel kerentanan dan ketahanan dalam aspek resiliensi ekonomi di Pesisir Kota Banda Aceh. Adapun tahapan AHP sebagai berikut. Variabel penentu tingkat kerentanan dan ketahanan Masyarakat Berdasarkan Dalam Berbagai Aspek Resiliensi Gambar. 1. Peta Orientasi Wilayah Penelitian Kawasan Pesisir Banda Aceh menurun akibat adanya tekanan ekonomi sehingga nantinya terjadi perubahan - perubahan yang mengarahkan pengembangan suatu kota dilihat dari resiliensi ekonomi wilayah agar wilayah tersebut mampu beradaptasi secara tepat, sesuai dengan kondisi dinamis yang menyertai dinamika pertumbuhan wilayah. Untuk itu penelitian ini akan menganalisa seberapa besar ketahanan kota pesisir Banda Aceh dilihat dari resiliensi ekonomi daerah tersebut. Penyusunan model hirarki pada masing-masing aspek (kerentanan & ketahanan) Membuat isian pembanding berpasangan antar variabel (Uji Matriks Pearson) Sintesa perbandingan untuk mendapatkan prioritas (Uji Normalisasi) Uji Konsistensi CR 0,1 II. METODE PENELITIAN A. Tahap Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dibagi kedalam dua metode yaitu secara primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan survey primer dimana data diperoleh dari hasil pengamatan atau observasi lapangan secara langsung, wawancara dan kuisioner. Metode pengumpulan data sekunder dilakukan untuk mendapatkan data, informasi dan peta yang sudah tersedia di sejumlah instansi dan literatur terkait seperti dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Banda Aceh, Bappeda Kota Banda Aceh dan BPS Kota Banda Aceh. Sedangkan data survey yang digunakan berupa monografi Kota Banda Aceh, data sosial ekonomi dan data prasarana dan sarana perekonomian Kota Banda Aceh. B. Metode Analisa Untuk menentukan tingkat kerentanan dan ketahanan kawasan pesisir Kota Banda Aceh berdasarkan berbagai aspek resiliensi ekonomi di Kota Banda Aceh dengan mengacu pada satu tujuan. Menganalisa tingkat kerentanan dan ketahanan ekonomi berdasarkan berbagai aspek dalam resiliensi ekonomi di pesisir Kota Banda Aceh dengan analisa AHP untuk mendapatkan faktor penentu dan yang paling berpengaruh yang nantinya akan di skoringkan untuk mendapatkan tingkat dari kerentanan dan ketahanan. Sintesa akhir: mengalikan bobot variabel dengan nilai stakeholder Merata-ratakan hasil sintesa akhir seluruh responden Merumuskan variabel penentu tingkat kerentanan dan ketahanan Masyarakat Berdasarkan Dalam Berbagai Aspek Resiliensi Gambar 2. Bagan Alir AHP secara keseluruhan Untuk menentukan tingkat kerentanan dan ketahanan di kawasan pesisir Banda Aceh dilakukan penentuan bobot dari masing-masing variabel penyebab kerentanan dan ketahanan di wilayah studi. Bobot dari variabel prioritas tersebut didapatkan berdasarkan hasil analisa sebelumnya yaitu AHP. Berdasarkan penjumlahan hasil pengalian masing-masing variabel kerentanan dan ketahanan didapatkan nilai tingkat kerentanan dan ketahanan dengan skor yang didapatkan dengan menggunakan standar seperti contoh dibawah ini. Tabel 1. Standar yang Digunakan dalam Penentuan Skor Kepadatan Skor 1 untuk 0 100; Skor 2 untuk ; penduduk Skor 3 untuk ; Skor 4 untuk 1000 (jiwa/km2) 5000; Skor 5 untuk > 5000 (Direktorat Bina Teknik, Ditjen Prasarana Wilayah, 2001) Penduduk jumlah penduduk per Kecamatan (< untuk skor 1; untuk skor untuk skor 3; untuk skor 4; >40000
3 3 kerja Jenis Pencaharian lapangan Mata untuk skor 5.( Imaduddina, 2011). lapangan kerja (penduduk) di wilayah penelitian. (skor 1 untuk jiwa, skor 2 untuk jiwa, skor 3 untuk jiwa, skor 4 untuk jiwa, skor 5 untuk jiwa) Rasio jumlah penduduk atau komunitas yang bekerja disektor rentan terhadap pekerjaan lainnya. (0-5% untuk skor 1, 6-10% untuk skor 2, 11-25% untuk skor 3, 25-50% untuk skor 4, >50% untuk skor 5. (Lestari, 2011). Pendapatan Skor 1- pendapatan rata-rata lebih dari Rp ,00 per bulan, (2)- pendapatan lebih dari Rp ,00 s/d Rp ,00 per bulan, (3)- pendapatan rata-rata antara Rp ,00 s/d Rp ,00 per bulan, (4)- pendapatan antara Rp s/d Rp ,00 per bulan,(5)- dibawah Rp per bulan (BPS, 2010) Sumber: Hasil Komparaso Teori, 2013 Kemudian dilakukan perhitungan untuk membagi nilai interval (nilai tertinggi nilai terendah) menjadi tiga bagian yaitu tinggi, sedang dan rendah. Pembobotan ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisa skoring dan statistik deskriptif dalam distribusi frekuensi untuk menentukan nilai rentang. Adapun langkah-langkah menentukan kelas interval menurut [9] ialah sebagai berikut: a. Menetapkan jumlah kelas interval sebanyak dengan rumus statistik dimana K=1+3,3 log (n). b. Menghitung rentang data yaitu data terbesar dikurangi dengan data terkecil. Nilai rentang : = ( nilai tertinggi - nilai bobot terendah) c. Menghitung penjang kelas yaitu rentang data dibagi jumlah kelas. d. Menyusun interval kelas. III. HASIL DAN DISKUSI A. Analisis Tingkat Kerentanan dan Ketahanan Berdasarkan Berbagai Aspek dalam Resiliensi di Pesisir Kota Banda Aceh Dalam analisis tingkat kerentanan dan ketahanan ekonomi dalam aspek resiliensi ekonomi di kawasan pesisir Kota Banda Aceh menggunakan dua tahapan analisis yaitu analisis AHP untuk mendapatkan bobot dari masing-masing variabel dalam berbagai aspek. Selanjutnya dilanjutkan dengan analisis skoring untuk mendapatkan tingkat kerentanan dan ketahanan di kawasan pesisir Kota Banda Aceh. Penentuan variabel kerentanan dan ketahanan dalam berbagai aspek resiliensi ekonomi didapat berdasarkan hasil sintesa tinjauan pustaka yang sesuai dengan penelitian ini. Variabel ini juga didapat berdasarkan teori-teori dan kondisi di lapangan yang secara signifikan berpengaruh terhadap 3 penilaian kerentanan dan ketahanan. Sehingga dapat ditentukan kerentanan dan ketahanan berbagai aspek resiliensi ekonomi sebagai berikut. Sosial penduduk Tabel 2. Variabel dan Parameter Kerentanan Variabel Parameter yang Diukur Kepadatan penduduk Jenis mata pencaharian penduduk Banyaknya penduduk keseluruhan yang berada di kawasan pesisir Kota Banda Aceh Banyaknya jumlah penduduk per luasan wilayah yang mendiami kawasan pesisir Kota Banda Aceh Jenis pekerjaan yang terdapat di wilayah pesisir di Kota Banda Aceh setelah terjadinya bencana gempa dan tsunami Tingkat pendapatan masyarakat pendapatan masyarakat setelah terjadi bencana gempa dan tsunami Sumber: Hasil sintesa teori, 2013 Tabel 3. Variabel dan Parameter Ketahanan Variabel Parameter yang Diukur Kesejahteraan Masyarakat lapangan kerja pendapatan Tekanan Pasca Bencana Perubahan lapangan kerja Jenis pekerjaan Perubahan struktur ekonomi masyarakat Distribusi tenaga kerja Tingkat migrasi Sumber: Hasil sintesa teori, 2013 Banyaknya lapangan kerja yang ada pasca terjadinya bencana gempa dan tsunami di Banda Aceh pendapatan masyarakat setelah terjadi bencana gempa dan tsunami Perubahan lapangan kerja yang beralih profesi dari yang bekerja di sektor pesisir ke profesi lainnya Jenis pekerjaan yang terdapat di wilayah pesisir di Kota Banda Aceh setelah terjadinya bencana gempa dan tsunami Sebaran tenaga kerja di Banda Aceh pasca gempa dan tsunami Banyaknya penduduk/masyarakat yang pindah akibat bencana gempa dan tsunami Berdasarkan tahapan dalam penentuan tingkat kerentanan dan ketahanan maka selanjutnya dilakukan pembobotan variabel dari masing-masing aspek yaitu kerentanan dan ketahanan dengan tujuan untuk menentukan bobot dari masing-masing variabel yang berpengaruh dalam penentuan tingkat kerentanan dan ketahanan pasca terjadinya bencana. Berdasarkan hasil dari analisis AHP dengan dikalikan dengan nilai dari masing-masing stakeholder maka didapatkan bobot
4 4 dari masing-masing variabel dari variabel kerentanan sebagai berikut. a) Jenis mata pencaharian penduduk (0,631) b) Tingkat pendapatan masyarakat (0,209) c) Penduduk (0,130) d) Kepadatan penduduk (0,030) Sama seperti tahapan sebelumnya pada proses penentuan bobot kerentanan, hal serupa juga dilakukan pada penentuan bobot ketahanan yaitu melakukan pemetaan nilai dari masingmasing stakeholders yang nantinya akan dikalikan dengan bobot awal dari masing-masing variabel dari variabel ketahanan yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan hasil dari analisis AHP dengan dikalikan dengan nilai dari masingmasing stakeholder maka didapatkan bobot dari masingmasing variabel dari variabel ketahanan sebagai berikut. a) lapangan kerja (0,030) b) pendapatan (0,121) c) Perubahan lapangan kerja (0,164) d) Jenis pekerjaan (0,330) e) Distribusi tenaga kerja (0,306) f) Tingkat migrasi (0,049) B. Penentuan Tingkat Kerentanan dan Ketahanan Melalui Analisis Skoring Setelah didapatkan bobot dari masing-masing variabel maka tahapan selanjutnya adalah penentuan skor untuk masingmasing variabel yang telah ditentukan. Penentuan skor yang digunakan dalam analisis ini berdasarkan standar yang telah didapat dari sumber dan kajian-kajian terdahulu dengan membandingkan data nyata dilapangan berdasarkan empat kecamatan pesisir yang telah telah ditetapkan sebelumnya dengan nilai yang telah digeneralkan skalanya. Selanjutnya untuk menentukan tingkat kerentanan didapatkan dengan membandingkan bobot skor tertinggi dari variabel berdasarkan standar yaitu 5 (lima) dengan skor terendah dari variabel berdasarkan standar yaitu 1 (lima). Kemudian setelah didapatkan hasilnya maka akan dibagi menjadi 3 (kelas) berdasarkan interval yang didapatkan. Jadi didapatkan untuk interval (nilai rentang) untuk tingkat kerentanan dan ketahanan adalah sehingga interval untuk masing-masing tingkatan adalah sebagai berikut: = tingkat kerentanan dan ketahanan rendah = tingkat kerentanan dan ketahanan sedang = tingkat kerentanan dan ketahanan tinggi Sehingga untuk tingkat kerentanan ekonomi sebagai berikut: Tabel 4. Skor Untuk Masing-Masing Variabel Kerentanan di Kecamatan Pesisir Berdasarkan Data Lapangan No Kecamatan Variabel Kerentanan Jenis mata pencaharian penduduk Tingkat pendapatan masyarakat Penduduk Kepadatan penduduk 1 Kuta Raja 318 ( 70% ) Kuta Alam 782 ( 25% ) Meuraxa 365 ( 70% ) Syiah Kuala 447 ( 40% ) Tabel 5. Hasil Analisis Skoring di Kecamatan Pesisir Berdasarkan Hasil Pembobotan Kerentanan No Kecamatan Variabel Kerentanan Hasil Jenis mata pencaharian penduduk Tingkat pendapatan masyarakat Penduduk Kepadatan penduduk Tingkat Kerentanan Hasil Tingkat Kerentanan 1 Kuta Raja x x x x Kerentanan Tinggi 2 Kuta Alam x x x x Kerentanan Sedang 3 Meuraxa x x x x Kerentanan Tinggi 4 Syiah Kuala x x x x Kerentanan Tinggi Sumber: Hasil Analisa, 2014 Sedangkan untuk analisa tingkat ketahanan ekonomi bisa dilihat sebagai berikut: Tabel 6. Skor Untuk Masing-Masing Variabel Ketahanan di Kecamatan Pesisir Berdasarkan Data Lapangan No Kecamatan Variabel Ketahanan lapangan kerja pendapatan Distribusi tenaga kerja Jenis pekerjaan 1 Kuta Raja ( 70% ) 3 2 Kuta Alam ( 25% ) 5 3 Meuraxa ( 70% ) 3 4 Syiah Kuala ( 40% ) 4
5 5 Tabel 7. Hasil Analisis Skoring di Kecamatan Pesisir Berdasarkan Hasil Pembobotan Ketahanan No Kecamatan Variabel Ketahanan Hasil Hasil Tingkat Distribusi Jenis Tingkat Ketahanan lapangan kerja pendapatan tenaga kerja pekerjaan Ketahanan 1 Kuta Raja 0,306x 3 0,121 x x x Ketahanan sedang 2 Kuta Alam 0,306 x 5 0,121 x x x Ketahanan tinggi 3 Meuraxa 0,306 x 3 0,121 x x x Ketahanan sedang 4 Syiah Kuala 0,306 x 4 0,121 x x x Ketahanan tinggi Sumber: Hasil Analisa, 2014 Berdasarkan hasil analisa tingkat kerentanan dan ketahanan ekonomi yang telah ditunjukkan dengan analisa skoring, pemetaan wilayah dapat dilihat Pada Gambar 3 untuk pemetaan tingkat kerentanan dan Gambar 4 untuk pemetaan tingkat ketahanan ekonomi. Gambar 3. Peta Kerentanan Kawasan Pesisir Banda Aceh Gambar 4. Peta Ketahanan Kawasan Pesisir Banda Aceh
6 6 IV. KESIMPULAN - Tingkat ketahanan yang sedang dan tingkat kerentanan tinggi di dua kecamatan kawasan pesisir Banda Aceh yaitu Kuta Raja dan Meuraxa menunjukkan adanya ketidak merataan distribusi kegiatan perekonomian di kawasan pesisir Kota Banda Aceh. - Sedangkan tingkat ketahanan yang tinggi dengan didukung tingkat kerentanan sedang di kecamatan Kuta Alam menunjukkan sudah mulai adanya pemerataan distribusi kegiatan perekonomian di kawasan pesisir Kota Banda Aceh di semua sektor dan peningkatan kegiatan perekonomian pada sektor yang rentan. - Sedangkan Kecamatan Syiah Kuala dengan tingkat ketahanan tinggi dengan didukung tingkat kerentanan yang tinggi pula menunjukkan masih adanya ketidak merataan distribusi kegiatan perekonomian di kawasan pesisir tersebut walaupun masih perlu peningkatan kegiatan perekonomian pada sektor yang rentan seperti perikanan UCAPAN TERIMA KASIH Penulis R.Z. mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Propinsi Aceh yang telah memberikan dukungan finansial melalui Beasiswa Siswa Berprestasi tahun Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing dan dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan masukan dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Aceh Poverty Aceh Poverty. World Bank Development [2] Alkadri, et al dkk Manajemen Teknologi untuk Pengembangan Wilayah. Edisi Revisi. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi : Jakarta. [3] Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh Banda Aceh dalam Angka Aceh: BPS Kota Banda Aceh [4] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Aceh. Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) Tahun Aceh : Bappeda Aceh. [5] Birkmann J Measuring Vulnerability to Natural Hazards. Towards Disaster Resilient Societies. United Nations University: New York [6] Brigit Maguire and Sophie Cartwright Assessing a community s capacity tomanage change: A resilience approach to social assessment. Australian Government, Bureau Of Rural Science [7] Brock WA, K-G Maler and C Perrings Resilience And Sustainability: The Economic Analysis of Nonlinear Systems. In: Gunderson LH and CS Holling. Panarchy: Understanding Transformations in Systems of Humans and Nature. Island Press, Washington,DC. [8] Carter WN Disaster Management A disaster Manager s Handbook. National Library of The Philiphines CIP Data. Asian Development Bank [9] Cutter SL et al Social Vulnerability to Environmental Hazards. Social Science Quarterly, Southwestern Social Science Association 84(2) : [10] Ditjen Penataan Ruang Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Pengembangan Wilayah dan Penataan Ruang di Indonesia: Tinjauan Teoritis dan Praktis, STTNASYogya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) C-134
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-134 Identifikasi Daerah Kawasan Rentan Tanah Longsor dalam KSN Gunung Merapi di Kabupaten Sleman Novia Destriani, Adjie Pamungkas
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu kota pada mulanya berawal dari suatu pemukiman kecil, yang secara spasial mempunyai lokasi strategis bagi kegiatan perdagangan (Sandy,1978). Seiring dengan perjalanan
Lebih terperinciKonsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-125 Konsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya Rivina Yukeiko
Lebih terperinciArahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-81 Arahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri Eka Putri Anugrahing Widi dan Putut Gde Ariastita Jurusan Perencanaan
Lebih terperinciPENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA
PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA Desy Damayanti Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Ria Asih Aryani Soemitro Dosen Pembina Magister Manajemen Aset FTSP
Lebih terperinciPenilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal
JURNAL TEKNIK POMITS Vol.,, () ISSN: 7-59 (-97 Print) Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal Yennita Hana Ridwan dan Rulli Pratiwi Setiawan Jurusan
Lebih terperinciPenentuan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-125 Penentuan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial Yeni Ratnasari, Eko Budi
Lebih terperinciARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI
ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI Nyimas Martha Olfiana, Adjie Pamungkas Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota,
Lebih terperinciPenyebaran Kuisioner
Penentuan Sampel 1. Responden pada penelitian ini adalah stakeholders sebagai pembuat keputusan dalam penentuan prioritas penanganan drainase dan exspert dibidangnya. 2. Teknik sampling yang digunakan
Lebih terperinciArahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan
C12 Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan Ellen Deviana Arisadi dan Ema Umilia Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
Lebih terperinciPeningkatan Pelayanan Bus Transjakarta Berdasarkan Preferensi Pengguna (Studi Kasus: Koridor I Blok M Kota, Jakarta)
JURNAL TEKNIK POMITS 2014 1 Peningkatan Pelayanan Bus Berdasarkan Preferensi Pengguna (Studi Kasus: Koridor I Blok M Kota, Jakarta) Hasrina Puspitasari 1 dan Sardjito 2 Program Studi Perencanaan Wilayah
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)
Kesesuaian Lahan Perikanan berdasarkan Faktor-Faktor Daya Dukung Fisik di Kabupaten Sidoarjo Anugrah Dimas Susetyo dan Eko Budi Santoso Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciArahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-239 Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi
Lebih terperinciPERUMUSAN ZONASI RISIKO BENCANA BANJIR ROB DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN DEMAK TUGAS AKHIR ARIFIN
PERUMUSAN ZONASI RISIKO BENCANA BANJIR ROB DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN DEMAK TUGAS AKHIR ARIFIN 3607100 020 LATAR BELAKANG Banjir rob melanda 27 desa pesisir Kabupaten Demak Kejadian banjir rob terus
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Konsep Penelitian Penelitian ini dirumuskan dengan menentukan tingkat bahaya banjir kemudian menentukan kerentanan wilayah terhadap bencana banjir. Penentuan kelas kerentanan
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH
EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH Ajeng Rudita Nareswari 1 dan Nieke Karnaningroem 2 1 Program Magister Teknik Prasarana
Lebih terperinciDaya Saing Kota-Kota Besar di Indonesia
Daya Saing Kota-Kota Besar di Indonesia Eko Budi Santoso 1 * Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP Institut Teknologi Sepuluh Nopember, * Email : eko_budi@urplan.its.ac.id Abstrak Kota-kota besar di
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Konsep Penelitian Penyusunan penelitian ini dilakukan dengan menentukan tingkat bahaya banjir yang kemudian dilanjutkan dengan menentukan tingkat kerentanan wilayah terhadap
Lebih terperinciPemintakatan Risiko Bencana Banjir Bandang di Kawasan Sepanjang Kali Sampean, Kabupaten Bondowoso
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 C-58 Pemintakatan Risiko Bencana Banjir Bandang di Kawasan Sepanjang Kali Sampean, Kabupaten Bondowoso Bambang Budi Utomo dan Rima Dewi Supriharjo
Lebih terperinciPrioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa
Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Rizal Afriansyah Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Email : rizaldi_87@yahoo.co.id Abstrak - Transportasi mempunyai
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG
PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG Haris Fakhrozi 1, Putu Artama Wiguna 2, Anak Agung Gde Kartika 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian
Lebih terperinciPENENTUAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DI WILAYAH PINGGIRAN KOTA YOGYAKARTA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 PENENTUAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DI WILAYAH PINGGIRAN KOTA YOGYAKARTA Wahyu Endy Pratista 1, Putu GdeAriastita 2 Program
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
30 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Tika (2005 : 6) adalah metode yang lebih mengarah
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar belakang
PENDAHULUAN Latar belakang Pertumbuhan ekonomi yang pesat di ibukota berdampak pada peningkatan jumlah penduduk dan dinamika penggunaan lahan. Pertumbuhan sektor perdagangan, jasa dan industri mendominasi
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN KOTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG
ANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN KOTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG Victory Hasan 1, Ria Asih Aryani Soemitro 2, Sumino 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian
Lebih terperinciPengembangan daya saing daerah kabupaten/kota di propinsi jawa timur berdasarkan Potensi daerahnya
Pengembangan daya saing daerah kabupaten/kota di propinsi jawa timur berdasarkan Potensi daerahnya Oleh : Miftakhul Huda 3610100071 Dosen Pembimbing : DR. Ir. Eko Budi Santoso, Lic., Rer., Reg. JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, kejadian bencana di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Dalam kurun waktu 1 abad (1900-2012), tercatat lebih dari 212,000 orang meninggal, lebih
Lebih terperinciPengembangan Daerah Tertinggal di Kabupaten Sampang
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 C -38 Pengembangan Daerah Tertinggal di Kabupaten Ovi Resia Arianti Putri dan Eko Budi Santoso. Program Studi Perencanan Wilayah dan Kota, Fakultas
Lebih terperinciPrediksi Tingkat Kemiskinan di Provinsi Aceh dengan Model AR
Jurnal Gradien Vol. No. Januari : - Prediksi Tingkat Kemiskinan di Provinsi Aceh dengan Model AR Munawar, Hafnani Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala,
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN
ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN Yusrinawati Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Email: yusri47@yahoo.com Retno Indryani Eko Budi Santoso
Lebih terperinciPemanfaatan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-36 Pemanfaatan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto Linda Purba Ningrum, Ardy Maulidy Navastara
Lebih terperinciPenentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-158 Penentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan Andrea Yuandiney dan Eko Budi Santoso Program
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.2, (2015) ISSN: ( Print) C-133
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-133 Kriteria Zona Industri Pendukung Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Tuban Naya Cinantya Drestalita dan Dian Rahmawati
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar
Lebih terperinciAnalisis Jaringan Sosial Pariwisata di Kampung Pesisir Bulak Surabaya
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN : 2337-3539 (2301-9271 Print) C-140 Analisis Jaringan Sosial Pariwisata di Kampung Bulak Dea Nusa Aninditya, dan Dian Rahmawati Departemen Perencanaan Wilayah
Lebih terperinciKlaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 23373539 (23019271 Print) 1 Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh Adinda Putri Siagian dan Eko Budi
Lebih terperinciAnalisis Cluster dalam Mengidentifikasi Tipe Kawasan Berdasarkan Karakteristik Timbulan Sampah Rumah Tangga di Perkotaan Kabupaten Jember
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisis Cluster dalam Mengidentifikasi Tipe Berdasarkan Karakteristik Timbulan Sampah Rumah Tangga di Perkotaan Kabupaten
Lebih terperinciFaktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-148 Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran Dira Arumsani dan Adjie Pamungkas
Lebih terperinciPenentuan Variabel Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan
C1 Penentuan Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan Dwi Putri Heritasari dan Rulli Pratiwi Setiawan Perencanaan Wilayah dan Kota,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan
Lebih terperinciPenataan Kota dan Permukiman
Penataan Kota dan Permukiman untuk Mengurangi Resiko Bencana Pembelajaran dari Transformasi Pasca Bencana Oleh: Wiwik D Pratiwi dan M Donny Koerniawan Staf Pengajar Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan
Lebih terperinciRumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar Ngakan Gede Ananda Prawira dan
Lebih terperinciTipologi Kecamatan Tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-119 Tipologi Kecamatan Tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah Baiq Septi Maulida Sa ad dan Eko Budi Santoso Jurusan Perencanaan
Lebih terperinciDINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN
IV. DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Bertambahnya jumlah penduduk berarti pula bertambahnya kebutuhan konsumsi secara agregat. Peningkatan pendapatan diperlukan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No., (06) ISSN: 7-59 (0-97 Print) C88 Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Kotalama Kota Malang Irwansyah Muhammad
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN SEBAGAI PENUNJANG KEPUTUSAN PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN (STUDI KASUS JALAN KABUPATEN DI KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG) KETUT CHANDRA
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG Ovi Resia Arianti Putri, Eko Budi Santoso. Program Studi Perencanan Wilayah
Lebih terperinciOLEH : TOMI DWICAHYO NRP :
OLEH : TOMI DWICAHYO NRP : 4301.100.036 LATAR BELAKANG Kondisi Kab. Blitar merupakan lahan yang kurang subur, hal ini disebabkan daerah tersebut merupakan daerah pegunungan berbatu. Sebagian Kab. Blitar
Lebih terperinciBAB III METODE KAJIAN
47 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. A. Konsep Penelitian
BAB IV METODE PENELITIAN A. Konsep Penelitian Penelitian ini dirumuskan dengan menentukan tingkat bahaya banjir kemudian menentukan kerentanan wilayah terhadap banjir. Penentuan kelas kerentanan maupun
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KAWASAN ANDALAN PROBOLINGGO- PASURUAN-LUMAJANG MELALUI PENDEKATAN PENINGKATAN EFISIENSI
TUGAS AKHIR RP09-1333 1 PENGEMBANGAN KAWASAN ANDALAN PROBOLINGGO- PASURUAN-LUMAJANG MELALUI PENDEKATAN PENINGKATAN EFISIENSI REZA PURBA ADHI NRP 3608 100 050 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam, maupun faktor
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Nama Matakuliah Kode / SKS Prasyarat - Status Matakuliah Silabus / Materi Penilaian Bahaya, Kerentanan, dan Evaluasi Risiko Bencana MK 103 I / 3 SKS Wajib 1.
Lebih terperinciIdentifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya
C389 Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya Elpidia Agatha Crysta dan Yanto Budisusanto Departemen Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciAnalisa Manfaat Dan Biaya Rusunawa Jemundo, Sidoarjo
JURNAL TEKNIK POMITS Vol 1, No 1, (2012) 1-5 1 Analisa Manfaat Dan Biaya Rusunawa Jemundo, Sidoarjo Novan Dwi Aryansyah, Retno Indryani Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penataan Gambaran Umum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penataan 1.1.1. Gambaran Umum Kota Semarang selaku ibukota dari Provinsi Jawa Tengah memiliki keterletakan astronomis di antara garis 6º 50-7º 10 LS dan garis 109º
Lebih terperinciOPTIMASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR DI KOTA MANADO DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)
OPTIMASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR DI KOTA MANADO DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Yoktan Sudamara Alumni Program Pascasarjana S2 Teknik Sipil Unsrat Bonny F. Sompie, Robert J. M. Mandagi
Lebih terperinciMODUL 8: MEMPRIORITASKAN KERENTANAN SERTA STRATEGI DAN PROYEK YANG POTENSIAL. USAID Adapt Asia-Pacific
MODUL 8: MEMPRIORITASKAN KERENTANAN SERTA STRATEGI DAN PROYEK YANG POTENSIAL University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung Sejauh ini Kita Sudah Mendiskusikan Ancaman, Paparan, Sensitivitas,
Lebih terperinciTsunami Aceh, 10 Tahun Kemudian
Tsunami Aceh, 10 Tahun Kemudian Study of the Tsunami Aftermath and Recovery (STAR): Ketahanan dan Pemulihan di Sumatra setelah Tsunami [1] Tsunami di Samudera Hindia pada tahun 2004 telah menghancurkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan dengan tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah penduduk lebih
Lebih terperinciPenentuan Rute Angkutan Umum Optimal Dengan Transport Network Simulator (TRANETSIM) di Kota Tuban
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-87 Penentuan Rute Angkutan Umum Optimal Dengan Transport Network Simulator (TRANETSIM) di Kota Tuban Any Riaya Nikita Ratriaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi sebagai urat-nadi berkehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan nasional yang sangat penting perannya dalam ketahanan nasional.
Lebih terperinciArahan Adaptasi Kawasan Rawan Tanah Longsor Dalam Mengurangi Tingkat Kerentanan Masyarakat Di KSN. Gunung Merapi Kabupaten Sleman
Arahan Adaptasi Kawasan Rawan Tanah Longsor Dalam Mengurangi Tingkat Kerentanan Masyarakat Di KSN Oleh : Novia Destriani 3609 100 006 Dosen Pembimbing : Adjie Pamungkas, ST. M. Dev. Plg. PhD Gunung Merapi
Lebih terperinciAnalisis Jaringan Sosial Pariwisata di Kampung Pesisir Bulak Surabaya
C486 Analisis Jaringan Sosial Pariwisata di Kampung Bulak Dea Nusa Aninditya, dan Dian Rahmawati Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciKriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep
1 Kriteria Pengembangan Desa sebagai Desa Wisata di Kabupaten Mira Hawaniar 1, Rimadewi Suprihardjo 2 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA PADA SMA 1 BOJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA PADA SMA 1 BOJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Bagas Dista Ariyadi Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH
PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH ADINDA PUTRI SIAGIAN / NRP. 3609100701 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.
Lebih terperinciAlhuda Rohmatulloh
Dosen Pembimbing: Dr. ing. Ir. Haryo Sulistyarso Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012 Alhuda Rohmatulloh 3608100061
Lebih terperinciRumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-255 Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar Ngakan Gede Ananda Prawira
Lebih terperinciPendugaan Model Otoregresif Tingkat Kemiskinan di Provinsi Aceh
Pendugaan Model Otoregresif Tingkat Kemiskinan di Provinsi Aceh Munawar Jurusan Matematika FMIPA Universitas Syiah Kuala munawar@stat.unsyiah.ac.id Abstrak. Tulisan ini bertujuan untuk menduga model otoregresif
Lebih terperinciAnalisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh
Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh 1 Mira Mauliza Rahmi, * 2 Sugianto Sugianto dan 3 Faisal 1 Program Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Terpadu Program Pascasarjana;
Lebih terperinciKAJIAN TIPOLOGI KABUPATEN DAN KOTA DI PROPINSI SUMATERA BARAT
KAJIAN TIPOLOGI KABUPATEN DAN KOTA DI PROPINSI SUMATERA BARAT Muhammad Candra Agusti, Harne Julianti Tou, Hamdi Nur Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bung Hatta, Padang Email: mchandraagusti@gmail.com,
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pendekatan Konsep yang diajukan dalam penelitian ini adalah konsep pengelolaan wilayah pesisir terpadu secara partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders yang
Lebih terperinciKriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-245 Kriteria Pengembangan Desa sebagai Desa Wisata di Kabupaten Mira Hawaniar dan Rimadewi Suprihardjo Program Studi Perencanaan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-undang No.13 Tahun 2003 Pasal 1, Tenaga Kerja adalah
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tenaga Kerja Berdasarkan Undang-undang No.13 Tahun 2003 Pasal 1, Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan
Lebih terperinciPENENTUAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-290 PENENTUAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Eta Rahayu dan Eko Budi Santoso
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tegah. Kabupaten Sragen terdapat 308 jembatan yang menghubungkan dua
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Hasil penelitian yang pernah dilakukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil penelitian yang pernah dilakukan Penelitian tentang analisis tingkat bahaya dan kerentanan wilayah terhadap bencana banjir banyak dilakukan sebelumnya, tetapi dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perwilayahan adalah usaha untuk membagi bagi permukaan bumi atau bagian permukaan bumi tertentu untuk tujuan yang tertentu pula (Hadi Sabari Yunus, 1977).
Lebih terperinciPENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA Virgeovani Hermawan 1 1 Mahasiswa Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi
Lebih terperinciKriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271 1 Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan Ivana Putri Yustyarini dan Rulli Pratiwi Swtiawan Jurusan Perencanaan Wilayah
Lebih terperinciMenakar Kinerja Kota Kota DiIndonesia
Menakar Kinerja Kota Kota DiIndonesia Oleh Doni J Widiantono dan Ishma Soepriadi Kota-kota kita di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat, selama kurun waktu 10 tahun terakhir muncul kurang lebih 31
Lebih terperinciFAKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN JEMBER
1 FAKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN JEMBER Cinditya Estuning Pitrayu Nastiti 1, Ema Umilia 2 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Lebih terperinciPEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI TERMINAL DI KOTA SURAKARTA
PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI TERMINAL DI KOTA SURAKARTA Sumiyar Pantiharso, Ervina Ahyudanari, dan Hitapriya Suprayitno Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS E-mail : labmk_its@yahoo.com ABSTRAK Untuk mengantisipasi
Lebih terperinci3.1. Kerangka Pemikiran
52 III. METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran Pembangunan Kabupaten Lampung Barat sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumberdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Tsunami 26 Desember 2004 yang disebabkan oleh gempa 9.1 SR
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tsunami 26 Desember 2004 yang disebabkan oleh gempa 9.1 SR di dasar laut Samudera Hindia (sebelah barat Aceh) telah 10 tahun berlalu. Bencana tsunami itu mengakibatkan
Lebih terperinciFaktor Prioritas Penyebab Kumuh Kawasan Permukiman Kumuh Di Kelurahan Belitung Selatan, Kota Banjarmasin
C166 Faktor Prioritas Penyebab Kumuh Kawasan Permukiman Kumuh Di Kelurahan Belitung Selatan, Kota Banjarmasin Abi Syarwan Wimardana, dan Rulli Pratiwi Setiawan Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BANDA ACEH NANGGROE ACEH DARUSSALAM KOTA BANDA ACEH ADMINISTRASI Profil Wilayah Aceh Utara berada pada jalur yang sangat strategis yang merupakan titik tengah antara Banda
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembobotan. Tabel 5.1 Persentase Pembobotan Tingkat Bahaya
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembobotan Adapun hasil dari kuesioner yang dilakukan dibeberapa instansi terkait kerentanan banjir dapat dilihat pada lampiran 1, sedangkan untuk hasil kuesioner tingkat
Lebih terperincimenyiratkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana telah menyiratkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari upaya responsif
Lebih terperinciANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Muhammad Yusuf Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Email : yusuf@akprind.ac.id ABSTRAK Pemilihan lokasi yang
Lebih terperinciRekomendasi Indekos dengan Metode Pembobotan pada Aplikasi E-Commerce CariKos Berbasis Web
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-578 Rekomendasi Indekos dengan Metode Pembobotan pada Aplikasi E-Commerce CariKos Berbasis Web Luwandino Wismar, R.V. Hari Ginardi,
Lebih terperinciAPLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG ) UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEAHLIAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI WILAYAH GRESIK
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG ) UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEAHLIAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI WILAYAH GRESIK SOKIB NRP. 2208 206 008 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Wirawan, DEA Program
Lebih terperinciPengembangan Daya Saing Daerah Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Timur berdasarkan Potensi Daerahnya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-81 Pengembangan Daya Saing Daerah Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Timur berdasarkan Potensi Daerahnya Miftakhul Huda dan Eko
Lebih terperinciOptimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (014) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) C-87 Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jumlah Desa Rusak Tidak Total Kabupaten/Kota
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu kabupaten dari beberapa kabupaten di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang mengalami kerusakan akibat tsunami. Dari 204 desa yang
Lebih terperinciANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO
ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO Dwi Joko Fachrur Rozi 1) dan I Ketut Gunarta 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut
Lebih terperinciIdentifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah Ani Satul Fitriyati dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan satu usaha Pemerintah Propinsi Sumatera Utara dalam meningkatkan potensi daerah yang mengalami perkembangan sangat pesat. Perkembangan pariwisata
Lebih terperinciPENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN
PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN Oleh : Manis Oktavia 1209 100 024 Dosen Pembimbing : Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha, M.Si Sidang Tugas Akhir - 2013
Lebih terperinci