Meirina Dian Mayasari Dewi Mustami'ah Weni Endahing Warni Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Meirina Dian Mayasari Dewi Mustami'ah Weni Endahing Warni Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya"

Transkripsi

1 Hubungan antara Persepsi Mahasiswa terhadap Metode Pengajaran Dosen dengan Kecenderungan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya Meirina Dian Mayasari Dewi Mustami'ah Weni Endahing Warni Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya Abstract. The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between student's perceptions of lecturers teaching method with academic procrastination tendency among students of Faculty of Psychology, Hang Tuah University. The research was conducted on students both men and women between 19 and 24 years old in Faculty of Psychology, Hang Tuah University,. The number of subjects used in this study was 138 students including the class of 2007 is 32 students, class of 2008 is 34 students, class of 2009 is 30 students and 2010 is 42 students. Sampling technique used was proportionate stratified random sampling technique. Data collection tool using Likert scale questionnaire consisted of : 1) the student perceptions scale to the faculty teaching methods and the scale (45 items) and 2) the scale academic procrastination tendencies (48 items). The analysis used in this study was Product Moment correlation technique using SPS-2000 which shows a correlation coefficient score r xy = with (p) to be p> 0.05 (not significant). This suggests that there is no relationship between student's perceptions of lecturers teaching methods with academic procrastination tendency among students in Faculty of Psychology, Hang Tuah University. Keywords: Perception, lecturers teaching method, academic procrastination Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap metode pengajaran dosen dengan kecenderungan prokrastinasi akademik mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa aktif Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya baik laki-laki maupun perempuan berusia antara 19 sampai 24 tahun angkatan 2007 sampai dengan Jumlah subyek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 138 mahasiswa yang meliputi angkatan 2007 sebanyak 32 mahasiswa, angkatan 2008 sebanyak 34 mahasiswa, angkatan 2009 sebanyak 30 mahasiswa dan angkatan 2010 sebanyak 42 mahasiswa. Teknik sampling yang digunakan ialah teknik proportionate stratified random sampling. Alat pengumpul data menggunakan kuisioner dengan skala likert, yang terdiri dari skala persepsi mahasiswa terhadap metode pengajaran dosen 45 butir dan skala kecenderungan prokrastinasi akademik 48 butir. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi Product Moment dengan bantuan SPS-2000 yang menunjukkan skor koefisien Korespondensi: Weni Endahing Warni. Fakultas Psikologi Universitas Hang-Tuah, Jalan Arief Rahman Hakim 150 Surabaya Telp: (031) , (031) weniwarni@gmail.com 95

2 Hubungan antara Persepsi Mahasiswa terhadap Metode Pengajaran Dosen dengan Kecenderungan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya korelasi r = -0,020 dengan (p) = 0,814 jadi p>0,05 (tidak signifikan). Hal ini menunjukkan bahwa xy tidak ada hubungan antara Persepsi Mahasiswa Terhadap Metode Pengajaran Dosen Dengan Kecenderungan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya. Kata Kunci: Persepsi, metode pengajaran dosen, prokrastinasi akademik Seorang mahasiswa memiliki berbagai memberikan materi di kelas agar proses kegiatan yang dilakukan, diantaranya ada pengajaran dapat berjalan sesuai dengan yang mahasiswa yang bekerja sambil kuliah ataupun diinginkan. Dengan demikian dibutuhkan suatu melaksanakan kegiatan lain diluar perkuliahan. metode pengajaran yang memberikan kemudahan Namun selama menuntut ilmu di Perguruan bagi seorang pendidik agar proses pengajaran Tinggi, sebagai mahasiswa tidak terlepas dari lebih menyenangkan. Ellis & Knaus (1977) kewajiban mengerjakan tugas-tugas akademik. menyatakan bahwa dalam kajian Psikologi, Beberapa tuntutan penyelesaian tugas tersebut fenomena menunda pekerjaan dikenal dengan antara lain adalah membuat berbagai macam istilah prokrastinasi. Fenomena prokrastinasi tugas akademik maupun ujian yang merupakan terjadi di setiap bidang kehidupan, salah satunya suatu bentuk evaluasi bagi mahasiswa yang adalah bidang akademik. Prokrastinasi dilaksanakan secara rutin, serta kegiatan non merupakan suatu kecenderungan untuk menunda akademis lainnya. Dalam memberikan tugas, dalam memulai, melaksanakan dan mengakhiri dosen akan menentukan batas waktu (deadline) suatu aktivitas (dalam Ghufron, 2010). tertentu untuk dikumpulkan. Ellis & Knaus (dalam Rumiani, 2006) Mahasiswa idealnya dapat berperan aktif dan menemukan bahwa hampir 70% mahasiswa dari rajin dalam mengikuti perkuliahan sampai kampus di Amerika melakukan prokrastinasi diselesaikannya tugas tugas akademik yang dalam makna luas. Penelitian lain di Amerika oleh diberikan oleh dosen, namun masalah pengaturan Solomon dan Rothblum,1984 (dalam Rahmayati, waktu seringkali menjadi kendala dalam membagi 2010) dari 323 mahasiswa melalui self report data waktu dengan baik. Selain itu rutinitas yang tidak prokrastinasi mengindikasikan bahwa 46% selalu berubah dan cenderung monoton dapat melakukan prokrastinasi pada tugas menulis m e n ye b a b k a n ke g i a t a n u n t u k s e ge ra makalah, pada tugas belajar untuk ujian ada menyelesaikan tugas menjadi tertunda, kemudian 27,6%, dan 30,1% melakukan prokrastinasi untuk adanya kegiatan gangguan lain yang mungkin membaca tugas mingguan. Perilaku menundalebih menyenangkan dibandingkan mengerjakan nunda merupakan masalah yang umum di tugas-tugas akademik dari dosen. Menurut kalangan pelajar, khususnya mahasiswa Fibrianti (2009) penundaan dalam menyelesaikan perguruan tinggi. Penelitian lain yang dilakukan tugas ini disebabkan dari faktor internal yang oleh Kartadinata & Tjundjing (2008) di salah satu berasal dari dalam diri mahasiswa yang menjadi Perguruan Tinggi Surabaya terdapat 95 % dari hambatan, seperti kecemasan, persepsi terhadap angket yang disebarkan pada 60 subyek dosen, dan ketidakmampuan untuk mengatur mahasiswa mengatakan bahwa pernah melakukan waktu, sedangkan faktor eksternal merupakan prokrastinasi. Alasan terbesar yang membuat faktor-faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa tersebut melakukan prokrastinasi mahasiswa, seperti kurangnya dukungan, adalah rasa malas mengerjakan tugas (42%) dan kesulitan memperoleh bahan-bahan, kurangnya banyak tugas lain yang harus dilakukan (25%). sarana dan prasarana, serta adanya aktivitas lain. Solomon dan Rothblum (1984) pada penelitian Pencapaian suatu tujuan pengajaran juga prokrastinasi, ditemukan bahwa 50% sampai ditentukan oleh ketepatan penggunaan metode dengan 90% terjadi prokrastinasi akademik pada pengajaran. Selama proses belajar mengajar, mahasiswa. Sedangkan menurut Ferrary (dalam seorang dosen dituntut memiliki kreatifitas dalam Owens,1988) menemukan bahwa sekitar 15% 96

3 Meirina Dian Mayasari, Dewi Mustami'ah, Weni Endahing Warni sampai dengan 20% usia dewasa termasuk dalam mengerjakan atau menyelesaikan tugas yang keadaan prokrastinasi kronis (dalam Fibriana, diberikan oleh dosen. 2009). Hal ini menunjukkan bahwa begitu banyak Hasil survei awal melalui penyebaran angket mahasiswa yang melakukan prokrastinasi, pada mahasiswa angkatan 2007 sampai 2010 padahal mahasiswa adalah penerus bangsa yang Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah diharapkan kelak dapat memajukan bangsa ini. Surabaya mengenai persepsi terhadap dosen, Peneliti melakukan survei awal melalui terdapat 60% dari 20 mahasiswa menyatakan observasi dan juga menyebarkan angket secara bahwa dosen yang menyajikan materi kuliah acak terhadap 20 mahasiswa Fakultas Psikologi dengan cara menarik dan melibatkan mahasiswa Universitas Hang Tuah Surabaya angkatan 2007 akan mempengaruhi pelaksanaan pengerjaan sampai 2010 mengenai kecenderungan tugas. Selain itu mahasiswa juga setuju terhadap prokrastinasi, didapatkan hasil sekitar 75% aspek penggunaan metode pengajaran dosen yang mahasiswa yang melakukan prokrastinasi pada bervariasi sehingga dapat membangkitkan aspek kesenjangan waktu antara rencana kerja dan motivasi mahasiswa dalam belajar maupun kinerja aktual. Sebanyak 55% mahasiswa juga mengerjakan tugas kuliah. menunda untuk memulai atau menyelesaikan Dosen mempunyai peranan yang tidak dapat tugas dan lebih memilih untuk melakukan diabaikan dalam peningkatan output perguruan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada tinggi, baik dari aspek kuantitas maupun kualitas. mengerjakan tugas yang harus dikerjakan. Selain itu, materi dalam perkuliahan yang Perilaku individu dapat diprediksi apabila disajikan oleh dosen, untuk dipahami mahasiswa diketahui bagaimana individu mempersepsikan diperlukan metode pengajaran yang tepat. Metode situasi dan apa yang diharapkan. Perilaku yang digunakan harus jelas, sesuai dengan tujuan seseorang ditentukan oleh persepsi mengenai diri yang akan dicapai sehingga dengan adanya dan lingkungan sekitarnya, sehingga apa yang kompetensi dan efektivitas metode pengajaran dilakukan merupakan cerminan dari lingkungan yang dipersepsikan positif oleh mahasiswa, akan sekitarnya, dan persepsi merupakan salah satu mendukung prestasi akademik yang tinggi. prediktor perilaku individu. Objek persepsi yang Berdasarkan hasil survei awal terhadap mahasiswa dinilai tidak menyenangkan, maka perilakunya Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah negatif, seperti halnya mahasiswa yang Surabaya dan beberapa tinjauan singkat mengenai menganggap bahwa penggunaan metode prokrastinasi dan persepsi mahasiswa terhadap pengajaran yang monoton mengakibatkan metode pengajaran tersebut, maka penelitian ini kebosanan kepada mahasiswa, dikarenakan dosen dilakukan untuk mengetahui hubungan antara hanya menggunakan metode pengajaran yang persepsi mahasiswa terhadap metode pengajaran sama tiap melakukan kegiatan perkuliahan maka dosen dengan kecenderungan prokrastinasi mahasiswa cenderung melakukan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi dalam menyelesaikan tugasnya. Menurut Hadis Universitas Hang Tuah Surabaya. (2006), kecenderungan peserta didik untuk bereaksi terhadap materi pelajaran di sekolah ada Prokrastinasi Akademik reaksi positif dan negatif. Faktor yang Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa mempengaruhinya seperti faktor kemampuan dan Latin procrastination dengan awalan pro yang gaya mengajar guru di kelas, metode, lingkungan berarti mendorong maju atau bergerak maju dan kelas, dan sikap guru. Faktor tersebut jika memberi akhiran crastinus yang berarti keputusan hari pengaruh positif pada mahasiswa atau peserta esok. Jika digabungkan menjadi menangguhkan didik maka peserta didik akan merasa senang atau menunda sampai hari berikutnya (Ghufron, dalam mengikuti proses perkuliahan. Perwujudan 2010). perilaku negatif yang diperlihatkan oleh Menurut Silver (dalam Ghufron, 2010), mahasiswa terhadap proses pembelajaran dapat seseorang yang melakukan prokrastinasi tidak berupa perilaku mahasiswa yang acuh tak acuh bermaksud untuk menghindari atau tidak mau dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, tahu dengan tugas yang dihadapi. Akan tetapi, tidak aktif dalam mengikuti perkuliahan dan tidak hanya menunda nunda untuk mengerjakannya 97

4 Hubungan antara Persepsi Mahasiswa terhadap Metode Pengajaran Dosen dengan Kecenderungan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk d a l a m d i r i i n d i v i d u y a n g t u r u t menyelesaikan tugas. Penundaan tersebut mempengaruhi munculnya prokrastinasi menyebabkan kegagalan menyelesaikan tugas akademik adalah berupa keadaan fisik dan tepat waktu. kondisi kesehatan individu misalnya fatigue. Hal ini diperkuat oleh pendapat Ghufron Tingkat intelegensi yang dimiliki seseorang (2010), yang menyatakan bahwa prokrastinasi tidak mempengaruhi perilaku prokrastinasi, merupakan suatu penundaan yang dilakukan pada walaupun prokrastinasi sering disebabkan tugas yang penting, dilakukan berulang-ulang oleh adanya keyakinan-keyakinan yang secara sengaja dan menimbulkan perasaan tidak irrasional yang dimiliki seseorang. nyaman. Lain halnya dengan Ferrari dkk, b. Kondisi psikologis individu : Menurut menyimpulkan bahwa pengertian prokrastinasi Millgram (dalam Ghufron, 2010), trait dapat dipandang dari berbagai batasan tertentu, ke p r i b a d i a n i n d i v i d u y a n g t u r u t yaitu: (1) prokrastinasi hanya sebagai perilaku mempengaruhi munculnya perilaku penundaan, bahwa setiap perbuatan untuk penundaan, misalnya trait kemampuan menunda dalam mengerjakan suatu tugas disebut sosial yang tercermin dalam self regulation sebagai prokrastinasi, tanpa mempermasalahkan dan tingkat kecemasan dalam berhubungan tujuan serta alasan penundaan yang dilakukan, (2) sosial. Ellis dan Knaus (2002) memberikan prokrastinasi sebagai suatu kebiasaan atau pola penjelasan bahwa prokrastinasi akademik perilaku yang dimiliki individu, yang mengarah terjadi karena adanya keyakinan irasional kepada trait, penundaan yang dilakukan sudah yang dimiliki oleh seseorang. Keyakinan merupakan respon tetap yang selalu dilakukan irasional tersebut dapat disebabkan suatu seseorang dalam menghadapi tugas, biasanya kesalahan dalam mempersepsikan suatu disertai oleh adanya keyakinan-keyakinan yang tugas sekolah (dalam Ghufron, 2010). irrasional, (3) prokrastinasi sebagai suatu trait Seseorang memandang tugas sebagai kepribadian, dalam pengertian ini prokrastinasi sesuatu yang berat dan tidak menyenangkan. tidak hanya sebuah perilaku penundaan saja, akan Seperti cara dosen dalam mengajar atau tetapi prokrastinasi merupakan suatu trait yang proses belajar mengajar kurang memberikan melibatkan komponen-komponen perilaku interaksi yang menyenangkan sehingga maupun struktur mental lain yang saling terkait peserta didik menjadi bosan dan merasa yang dapat diketahui secara langsung maupun tidak mampu menyelesaikan tugasnya secara tidak langsung (dalam Ghufron, 2010). memadai sehingga menunda penyelesaian Prokrastinasi akademik merupakan tugas tersebut. prokrastinasi situasional yang berhubungan 2. Faktor eksternal dengan tugas akademik. Prokrastinasi akademik Faktor-faktor yang terdapat di luar diri adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis individu yang mempengaruhi prokrastinasi. tugas formal yang berhubungan dengan tugas Faktor-faktor itu antara lain berupa akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas pengasuhan orang tua dan lingkungan yang kursus (Ghufron, 2010). kondusif, yaitu lingkungan yang lenient. a. Gaya pengasuhan orang tua: Hasil Faktor yang mempengaruhi prokrastinasi penelitian Ferrari dan Ollivete (dalam akademik Ghufron, 2010) menemukan bahwa tingkat Menurut Ghufron (2010) faktor-faktor yang pengasuhan otoriter ayah menyebabkan mempengaruhi prokrastinasi akademik dapat munculnya kecenderungan perilaku dikategorikan menjadi dua macam, yaitu: prokrastinasi yang kronis pada subyek 1. Faktor internal penelitian anak wanita, sedangkan tingkat Faktor-faktor yang terdapat dalam diri pengasuhan otoritatif ayah menghasilan individu yang mempengaruhi prokrastinasi. anak wanita yang bukan prokrastinator. Ibu Faktor-faktor itu meliputi kondisi fisik dan yang memiliki kecenderungan melakukan kondisi psikologis dari individu yaitu: avoidance procratination menghasilkan anak a. Kondisi fisik individu: Faktor dari wanita yang memiliki kecenderungan untuk 98

5 Meirina Dian Mayasari, Dewi Mustami'ah, Weni Endahing Warni melakukan avoidance procratination pula. melibatkan mahasiswa, menggunakan b. Ko n d i s i l i n g k u n g a n : Ko n d i s i humor untuk membantu mempertahankan lingkungan yang lenient prokrastinasi perhatian mahasiswa, memperkuat setiap akademik lebih banyak dilakukan pada poin utama dengan memberikan rujukan, lingkungan yang rendah dalam pengawasan contoh, dan ilustrasi yang bermakna, d a r i p a d a l i n gkungan yang p e n u h mengaitkan materi kuliah dengan dunia pengawasan. Perilaku prokrastinasi mahasiswa. akademik juga bisa muncul pada kondisi 2. Kemampuan untuk berkomunikasi secara lingkungan tertentu. Kondisi yang jelas menimbulkan stimulus tertentu bisa Seorang dosen yang profesional dapat menjadi reinforcement bagi munculnya menyampaikan informasi dengan cara yang perilaku prokrastinasi. Kondisi yang rendah jelas dan dapat dipahami, memberikan dalam pengawasan akan mendorong umpan balik secara teratur dengan cara yang seseorang untuk melakukan prokrastinasi mendorong mahasiswa belajar dan dapat akademik, karena tidak adanya pengawasan menjelaskan kritik yang diberikan kepada akan mendorong seseorang untuk mahasiswa. berperilaku tidak tepat waktu. Pengertian Metode Pengajaran 3. Menguasai materi kuliah yang dipegangnya Memiliki pengetahuan yang cukup luas dan mendalam di bidang ilmu yang dikuliahkan, Menurut Surakhmad (dalam Suryosubroto, memiliki pengetahuan yang mutakhir di 2009), metode pengajaran adalah cara-cara bidang ilmu yang di kuliahkan, memiliki pelaksanaan dari proses pengajaran atau komitmen terhadap bidang yang menjadi bagaimana teknis dari suatu bahan pelajaran di spesialisasinya (selalu membaca literatur, berikan kepada murid-murid di sekolah. Metode menghadiri pertemuan profesional, dan pengajaran menurut Uno (2008) yaitu cara-cara mengetahui materi kuliahnya dengan cukup yang berbeda untuk mencapai hasil pengajaran baik sehingga dapat menekankan aspek- yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. aspeknya yang paling penting). Menurut Tardif (dalam Syah, 2010) metode 4. Memiliki antusiasme yang dinamis pengajaran ialah cara yang berisi prosedur baku Seorang dosen yang profesional akan merasa untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, tertarik dan senang mengajar, dan khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran menunjukkan secara tulus tertarik pada mata kepada siswa. kuliah tersebut dan membuat belajar itu Jadi persepsi mahasiswa terhadap metode m e n j a d i s u a t u p e n g a l a m a n y a n g pengajaran dosen merupakan suatu proses menyenangkan. diterimanya stimulus oleh seorang mahasiswa 5. Kreativitas melalui alat indera yang kemudian akan Menggunakan berbagai ragam gaya dan menghasilkan penilaian positif maupun negatif metode penyajian kuliah, mengubah terhadap cara dosen dalam mengadakan pendekatan mengajar untuk menyesuaikan hubungan atau interaksi dengan peserta didik dengan situasi baru, mencoba mencari ide- pada saat berlangsungnya kegiatan belajar ide, pendekatan dan metode mengajar yang mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran. baru serta terbuka terhadap saran mahasiswa mengenai isi, metode perkuliahan, dan Ciri-ciri Persepsi Positif Mahasiswa tugas-tugas yang diberikan kepada Terhadap Metode Pengajaran Dosen mahasiswa. Menurut Milton Hildebrand & Feldman (dalam Furchan, 2009) terdapat beberapa ciri-ciri dosen yang profesional yaitu: METODE PENELITIAN 1. Gaya mengajar yang merangsang belajar Seorang dosen hendaknya dapat menyajikan Jenis penelitian yang digunakan adalah kuliah dengan cara yang menarik dan pendekatan kuantitatif yaitu untuk mengetahui 99

6 Hubungan antara Persepsi Mahasiswa terhadap Metode Pengajaran Dosen dengan Kecenderungan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Sugiyono, 2009). Teknik pengambilan sampel Penelitian ini menggunakan penelitian korelatif yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah yaitu melihat hubungan antara variabel X dengan teknik proportionate stratified random sampling, variabel Y. Variabel yang digunakan adalah karena terdapat populasi yang mempunyai persepsi mahasiswa terhadap metode pengajaran anggota atau unsur yang tidak homogen dan dosen sebagai variabel bebas dan kecenderungan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2009). prokrastinasi akademik sebagai variabel terikat. Teknik pengumpulan data yaitu dengan Persepsi mahasiswa terhadap metode menggunakan kuisioner. Dengan memberikan pengajaran dosen merupakan suatu proses d a f t a r p e r t a n y a a n - p e r t a n y a a n u n t u k diterimanya stimulus oleh seorang mahasiswa mengumpulkan pandangan-pandangan dari melalui alat indera yang kemudian akan responden. Kuisioner yang disusun ini bersifat menghasilkan penilaian positif maupun negatif tertutup, artinya responden tinggal memlilih salah terhadap cara dosen dalam mengadakan satu jawaban yang telah disediakan dengan model hubungan dengan peserta didik pada saat jawaban berjenjang 5 (lima). Penelitian ini berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang menggunakan skala Likert. Pernyataanmeliputi aspek (1) pendapat mahasiswa mengenai pernyataan yang disusun dalam skala likert gaya mengajar dosen yang dapat merangsang berdasarkan atas teori-teori pendukung dan belajar; (2) pendapat mahasiswa mengenai indikator-indikator yang dianggap mewakili kemampuan dosen untuk berinteraksi pada variabel penelitian. mahasiswa secara jelas; (3) pendapat mahasiswa Sebelum analisis data dilakukan, terlebih mengenai penguasaan materi yang diajarkan saat dahulu dilakukan uji instrumen yaitu uji validitas kuliah berlangsung. dan reliabilitas. Penelitian ini menggunakan Kecenderungan prokrastinasi akademik validitas isi (content validity) menunjuk kepada merupakan jenis penundaan yang dilakukan pada sejauh mana isi sebuah tes/ skala/ instrument jenis tugas formal yang berhubungan dengan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. tugas akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas Pengukuran ini juga dilakukan uji daya beda aitem kursus. Indikator prokrastinasi akademik dapat dengan menggunakan tehnik korelasi product diukur dan diamati dari ciri-ciri tertentu berupa (1) moment dari pearson. Teknik ini bertujuan untuk Penundaan untuk memulai atau menyelesaikan menguji apakah tiap aitem atau pernyataan benarkerja pada tugas yang dihadapi; (2) Kesenjangan benar mampu mengungkap faktor yang akan waktu antara rencana dan kinerja aktual; (3) diukur atau konsistensi internal tiap aitem alat Keterlambatan dalam mengerjakan tugas; (4) ukur dalam mengukur suatu faktor. Melakukan aktivitas lain yang dirasa lebih Pengukuran reliabilitas alat ukur menyenangkan daripada melakukan tugas yang menggunakan pendekatan Uji Keandalan Teknik seharusnya. Hoyt, karena lebih mudah digunakan dan tidak Populasi dalam penelitian ini adalah dibatasi aturan aturan tertentu (jumlah butir mahasiswa aktif Fakultas Psikologi Universitas standart), dapat menguji skala, dan dapat Hang Tuah Surabaya angkatan 2007 hingga 2010 digunakan pada data dengan aitem genap maupun yang berjumlah 226 mahasiswa. Karakteristik ganjil. Setelah uji instrumen dilakukan, langkah yang digunakan sebagai sampel yaitu mahasiswa selanjutnya adalah uji prasyarat yaitu uji yang masih aktif terdaftar di Fakultas Psikologi normalitas sebaran dan uji linieritas. Uji Universitas Hang Tuah angkatan , normalitas sebaran ini bertujuan untuk berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, dan mengetahui kenormalan distribusi sebaran skor berusia tahun. Oleh karena teknik ubahan dengan menggunakan kai kuadrat. Uji pengambilan sampling diambil secara strata maka linieritas hubungan ini dilakukan untuk diperlukan penentuan jumlah sampel dari mengetahui linieritas hubungan antara variabel populasi jumlah mahasiswa aktif Fakultas bebas dengan variabel terikat dengan regresi Psikologi Universitas Hang Tuah angkatan kuadratik. Hasil perbandingan ini ditunjukkan 2010 dengan taraf kesalahan 5% yang dalam nilai F beda. Suatu bentuk hubungan antara dikembangkan oleh Isaac dan Michael (dalam dua variabel dinyatakan linier apabila memiliki 100

7 Meirina Dian Mayasari, Dewi Mustami'ah, Weni Endahing Warni nilai p>0,05, sedangkan apabila Fbeda memiliki nilai dengan kata lain hipotesis yang diajukan peneliti p<0,05 berarti hubungannya belum linier. tidak terbukti adanya hubungan persepsi Setelah data yang diperlukan dalam mahasiswa terhadap metode pengajaran dosen penelitian ini terkumpul, tahap berikutnya adalah (variabel X) dengan kecenderungan prokrastinasi analisa data. Hal ini bertujuan untuk mengetahui akademik mahasiswa Fakultas Psikologi ada tidaknya hubungan antara persepsi Universitas Hang Tuah Surabaya (variabel Y). mahasiswa terhadap metode pengajaran dosen Selain itu berdasarkan uji perbandingan rerata dengan kecenderungan prokrastinasi akademik. hipotesis dan rerata empiris dengan menggunakan Keseluruhan teknik analisa data dalam penelitian uji-z, didapatkan hasil rerata hipotesis (MH) ini menggunakan bantuan komputer dengan persepsi mahasiswa terhadap metode pengajaran program Seri Program Statistik (SPS-2000) edisi dosen sebesar 105 dan rerata empiris (ME) sebesar Sutrisno Hadi dan Yuni Pumardiningsih , maka ME>MH yang artinya persepsi Universitas Gadjah Mada Yogjakarta Versi IBM/IN mahasiswa terhadap metode pengajaran dosen tahun positif atau berada pada kategori tinggi. Sedangkan hasil rerata hipotesis (MH) kecenderungan prokrastinasi akademik sebesar HASIL DAN BAHASAN 126, dan rerata empiris (ME) sebesar sehingga ME<MH yang artinya kecenderungan Hasil Analisis Data prokrastinasi akademik mahasiswa berada pada Analisis Korelasi Produk Momen ini kategori rendah. dilakukan menguji hubungan variabel bebas (X) Ditolaknya hipotesis yang diajukan peneliti dengan variabel terikat (Y). Kaidah uji statistik dimungkinkan karena adanya faktor lain yang yang dipergunakan adalah bila p 0,01 berarti lebih dominan seperti yang dinyatakan oleh sangat signifikan; bila p 0,05 berarti signifikan; Solomon & Rothblum (dalam Ifiandra, 2010) dan bila p 0,05 berarti nirsignifikan (Hadi,2000). bahwa terdapat beberapa faktor yang berkorelasi Penggunaan analisis ini didasarkan pada data dengan prokrastinasi akademik, yaitu (1) variabel X interval dan variabel Y interval. manajemen waktu yang buruk, (2) takut gagal, (3) Berdasarkan hasil perhitungan analisis perfeksionis, (4) lokus kendali diri, dan (5) Product Moment (r xy) diperoleh hasil sebesar - menghindari tugas. 0,020 pada taraf signifikansi (p) = 0,814, jadi p> Faktor lain yang menyebabkan adanya 0,05 (tidak signifikan). Hal ini berarti Persepsi kecenderungan prokrastinasi akademik pada Mahasiswa terhadap Metode Pengajaran Dosen mahasiswa diungkapkan oleh Knaus (dalam (variabel X) tidak mempunyai hubungan dengan Ilfiandra, 2010) bahwa terdapat sembilan faktor Kecenderungan Prokrastinasi Akademik (variabel yang menyebabkan mahasiswa mengalami Y). Berdasarkan hasil analisis Product Moment, prokrastinasi, yaitu: (1)manajemen waktu yang 2 dapat diketahui pula korelasi determinasi(r ) = buruk, (2) kesulitan konsentrasi, (3)takut dan 0,000 dengan demikian sumbangan efektif cemas, (4) keyakinan tak rasional, (5) masalah variabel X terhadap Y tidak ada, artinya Variabel X tidak ada hubungan dengan variabel Y. ini dilakukan mengenai kecenderungan untuk menunda menyelesaikan tugas biasanya disebabkan oleh kurangnya kemampuan dalam mengatur waktu, kondisi yang ada disekitar lingkungan mahasiswa seperti keinginan untuk mengerjakan tugas baru akan timbul jika teman- teman lainnya juga mulai sibuk mengerjakan tugas sehingga waktu yang masih tersisa digunakan oleh kegiatan lain yang lebih menyenangkan bagi Bahasan Berdasarkan hasil penelitian diketahui koefisien korelasi (r xy) sebesar -0,020 pada taraf signifikansi (p) 0,814, jadi p> 0,05. Artinya tidak ada hubungan antara Persepsi Mahasiswa terhadap Metode Pengajaran Dosen (variabel X) dengan Kecenderungan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya (variabel Y). Maka dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) ditolak, atau pribadi, (6) kejenuhan, (7) harapan tak realistis,(8) perfeksionis, dan (9) takut gagal. Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara terhadap beberapa subyek mahasiswa setelah analisis data 101

8 Hubungan antara Persepsi Mahasiswa terhadap Metode Pengajaran Dosen dengan Kecenderungan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya mahasiswa. Selain itu, wawancara terhadap mahasiswa angkatan 2007 yang saat ini masih aktif kuliah sambil menyusun skripsi mengatakan bahwa semakin banyak tuntutan terhadap tugas maka semakin lemah sikap mahasiswa dalam memecahkan masalah. Artinya mahasiswa dituntut untuk dapat menyelesaikan tugas mata kuliah dari dosen dengan deadline yang sudah ditentukan dan mengerjakan skripsi yang menyebabkan adanya kejenuhan sehingga ada salah satu prioritas tugas yang menjadi tertunda untuk dikerjakan. Menurut Ferrari (dalam Ilfiandra, 2010) f a k t o r y a n g d o m i n a n m e m p e n g a r u h i prokrastinasi akademik yaitu fear of failure yang merupakan suatu ketakutan berlebihan untuk gagal dan dapat menyebabkan mahasiswa melakukan prokrastinasi. Selain itu, keyakinan yang tidak rasional seperti adanya kesalahan dalam mempersepsikan tugas akademik misalnya sebagai sesuatu yang berat dan tidak m e n ye n a n g k a n m e n ye b a b k a n a d a n y a prokrastinasi akademik. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka hasil penelitian ini tidak terbukti dimungkinkan karena adanya faktor lain yang lebih berpengaruh atau dominan terhadap kecenderungan prokrastinasi akademik dan juga karena jenis data pada survei awal yang digunakan berbeda dengan saat penelitian sehingga peneliti saat melakukan survei awal dapat terbukti adanya prokrastinasi akademik namun setelah pelaksanaan penelitian, kecenderungan prokrastinasi akademik mahasiswa rendah. Simpulan dan Saran Simpulan Bedasarkan hasil perhitungan analisis korelasi product moment diperoleh hasil rxy sebesar -0,020 pada taraf signifikansi (p)= 0,814 jadi p> 0,05 yang berarti tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara Persepsi Mahasiswa terhadap Metode Pengajaran Dosen (variabel X) dengan Kecenderungan Prokrastinasi Akademik (variabel Y). Saran Dari hasil penelitian, pembahasan, dan simpulan di atas maka penulis mengajukan saran sebagai berikut : 1. Bagi mahasiswa Disarankan agar dapat mempertahankan untuk tidak melakukan prokrastinasi sehingga mahasiswa dapat mengumpulkan tugas tepat waktu. 2. Bagi dosen Disarankan untuk dapat mempertahankan penggunaan metode pengajaran yang tepat agar mahasiswa lebih termotivasi mengerjakan tugas akademik. 3. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti yang tertarik untuk menindaklanjuti penelitian ini disarankan untuk mengontrol faktor-faktor lain yang diperkirakan mempengaruhi prokrastinasi akademik seperti faktor manajemen waktu y a n g k u r a n g b a i k, t a k u t g a g a l, perfeksionis,dan lain-lain. Selain itu dapat menggunakan subjek penelitian yang lebih luas untuk dibandingkan hasilnya. PUSTAKA ACUAN Furchan, A. (2009). Ciri dosen profesional. Diambil pada tanggal 21 Oktober 2010 dari Fibrianti, I. (2009). Hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa. Diambil pada tanggal 24 September 2010 dari Fibriana, Rin. (2009). Prokrastinasi akademik ditinjau dari motivasi berprestasi dan dukungan sosial. Skripsi. U n i v e r s i t a s M u h a m a d i y a h. D i a m b i l p a d a t a n g g a l 1 5 N o v e m b e r d a r i Ghufron, M. Nur & Rini R.S. (2010). Teori teori psikologi. Jogjakarta: Ar-ruzz media. 102

9 Meirina Dian Mayasari, Dewi Mustami'ah, Weni Endahing Warni Hadis, A. (2006). Psikologi dalam pendidikan (Sangat penting untuk: dosen, guru, mahasiswa, orangtua, masyarakat, dan pemerhati pendidikan). Bandung: Alfabeta.. Ilfiandra. (2010). Penanganan prokrastinasi akademik siswa sekolah menengah atas: Konsep dan aplikasi. Diambil pada tanggal 14 Februari 2011 dari Kartadinata, I. & Tjundjing, Sia. (2008). I love you tomorrow: Prokrastinasi akademik dan manajemen waktu. Anima: Indonesian Psychological Journal 2008, Vol. 23 (2), Rahmayati, T. E. (2010). Hubungan antara motivasi bermain massively multiplayer online role playing game dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Diambil pada tanggal 6 November 2010 dari Rumiani. (2006). Prokrastinasi akademik ditinjau dari motivasi berprestasi dan stres mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. Vol. 3 (2), Sugiyono. (2006). Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suryosubroto, B. (2009). Proses belajar mengajar di sekolah: Wawasan baru, beberapa metode pendukung dan beberapa komponen layanan khusus (edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Tjundjing, S. (2006). Apakah penundaan menurunkan prestasi? Sebuah meta-analisis. Anima: Indonesian Psychological Journal. Vol. 22 (1),h Uno, H. B. (2008). Orientasi baru dalam psikologi pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 103

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik. Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu pro atau forward

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan yang memberikan pengetahuan akademik bagi mahasiswanya. Mahasiswa tidak hanya dituntut secara akademik, tetapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan keaslian penelitian 1.1 Latar Belakang Memasuki era perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa ini remaja memiliki kecenderungan untuk tumbuh berkembang guna mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap perkembangan remaja akhir (18-20 tahun)

Lebih terperinci

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG Nindya Prameswari Dewi dan Y. Sudiantara Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN ARTIKEL E-JOURNAL

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN ARTIKEL E-JOURNAL Hubungan antara Persepsi... (Pratiwi Marisa Latief) 1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN ARTIKEL E-JOURNAL Oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MURIA KUDUS

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MURIA KUDUS HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MURIA KUDUS Aliya Noor Aini Iranita Hervi Mahardayani 1 2 Abstract This study aims to examine the

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S1 ) Psikologi Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Pendidikan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari istilah belajar karena pada dasarnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempu

PENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempu Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Prokrastinasi pada Mahasiswa yang Menyusun Skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Sarah Devina Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAK Kecerdasan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan... HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi sekarang ini, manusia dituntut untuk dapat menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting, namun sampai sekarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa atau peserta didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah, dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI BAB 2 TINJAUAN REFERENSI Dalam bab ini, penulis akan membahas variabel tunggal penelitian yaitu prokrastinasi akademik, kemudian bahasan mengenai definisi prokrastinasi akademik, definisi kegiatan ekstrakurikuler,

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR Hubungan Minat Belajar... (Anas Fatoni) 27 HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR RELATIONSHIP BETWEEN INTERESTS IN LEARNING, TEACHER-STUDENT COMMUNICATION

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PERILAKU MENYONTEK SISWA KELAS VIII SMP N 1 SENTOLO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL

HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PERILAKU MENYONTEK SISWA KELAS VIII SMP N 1 SENTOLO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PERILAKU MENYONTEK SISWA KELAS VIII SMP N 1 SENTOLO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Jenis penelitian pada penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasi 1. Pengertian Prokrastinasi Secara bahasa, istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendukung maju atau bergerak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: (A) Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Defenisi Operasional Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Variabel Tergantung : Prokrastinasi 2. Variabel Bebas : Kecemasan B. Definisi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA IPA MAN MALANG I KOTA MALANG

HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA IPA MAN MALANG I KOTA MALANG HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA IPA MAN MALANG I KOTA MALANG Rojil Gufron Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut manusia untuk bisa bertindak dan menghasilkan karya. Mahasiswa sebagai anggota dari suatu lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad ke-21 ini, telah memasuki suatu rentangan waktu yang

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad ke-21 ini, telah memasuki suatu rentangan waktu yang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Pada awal abad ke-21 ini, telah memasuki suatu rentangan waktu yang sangat menentukan, dengan ditandai perubahan-perubahan besar yang belum pernah terjadi sepanjang

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK JURNAL HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARANGREJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 THE RELATION INTENSITY OF FACEBOOK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa terdiri dari dua kata yaitu maha yang berarti besar dan siswa yang berarti orang yang sedang melakukan pembelajaran, jadi mahasiswa merupakan seseorang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB II LANDASAN TEORI. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian prokrastinasi Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU 1 Siti Nazhifah 1, Jimmi Copriady, Herdini fhazhivnue@gmail.com 081372751632 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi obyek pengamatan penelitian dan sebagai faktor-faktor yang berperan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi obyek pengamatan penelitian dan sebagai faktor-faktor yang berperan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian dan sebagai faktor-faktor yang

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Prokrastinasi Akademik, Mahasiswa, Organisasi Kemahasiswaan

Abstrak. Kata Kunci: Prokrastinasi Akademik, Mahasiswa, Organisasi Kemahasiswaan PERBEDAAN TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK ANTARA MAHASISWA YANG AKTIF DAN TIDAK AKTIF DALAM ORGANISASI KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Sariyatul Ilyana, Indah Sri Utami, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Variabel penelitian memiliki beberapa jenis, pada peneltian ini jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu Penelitian akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel dan Hipotesis Penelitian 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.1.Variabel Bebas Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian regresional dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasivariasi pada satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam proses penelitian, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam mencapai tujuan pemecahan masalah. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variasi dalam sebuah variabel dengan variasi yang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. variasi dalam sebuah variabel dengan variasi yang lain. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel yang diteliti. Menurut Arikunto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian dalam bidang tertentu. Semakin tinggi penguasaan seseorang terhadap suatu bidang, semakin

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 3, November 2016 HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Isnaning Sari 1) dan Esti Harini 2) 1), 2) Program

Lebih terperinci

Hubungan antara Flow Akademik dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Teacher College Universitas X

Hubungan antara Flow Akademik dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Teacher College Universitas X Hubungan antara Flow Akademik dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Teacher College Universitas X Penulisan Ilmiah Nama : Obaja L Raja NPM : 16513750 Pembimbing : Annisa Julianti, S.Psi., M.Si. Jurusan

Lebih terperinci

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang Nama : Novela Ayu Ratna Puri NPM : 16513511 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PROKRASTINASI AKADEMIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PROKRASTINASI AKADEMIK BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PROKRASTINASI AKADEMIK 1. Pengertian prokrastinasi Prokrastinasi merupakan suatu fenomena yang seringkali terjadi saat ini terlebih dikalangan pelajar. Milgram (Ferrari, dkk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan sangat dibutuhkan baik bagi anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata menyontek mungkin sudah tidak asing lagi bagi pelajar dan mahasiswa. Masalah menyontek selalu terjadi dalam dunia pendidikan dan selalu terkait dengan tes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki era teknologi dan globalisasi, manusia dituntut untuk menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting (Husetiya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode saat ini merupakan zaman modern, Negara Indonesia dituntut untuk mampu menjadi sebuah negara yang hebat dan mampu bersaing di era globalisasi dan diharapkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP 137 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP 137 JAKARTA Hubungan Antara Prokrastinasi Akademik Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP 137 Jakarta HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP 137 JAKARTA Andini Megiantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai subyek menuntut ilmu di perguruan tinggi tidakakan terlepas dari keaktivan belajar dan mengerjakan tugas. Salah satu kriteria yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penelitian korelasional merupakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penelitian korelasional merupakan penelitian 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kuantitatif korelasional. Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk

Lebih terperinci

INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi

INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi INTUISI 7 (1) (2015) INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/intuisi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP METODE MENGAJAR GURU MATEMATIKA DENGAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia, melalui upaya pengajaran dan pelatihan, serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

NEVER BE AFRAID HUBUNGAN ANTARA FEAR OF FAILURE

NEVER BE AFRAID HUBUNGAN ANTARA FEAR OF FAILURE NEVER BE AFRAID HUBUNGAN ANTARA FEAR OF FAILURE DAN PROKRASTINASI AKADEMIK Ivan Sebastian Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya Sebastian.ivan28@gmail.com ABSTRAK Prokrastinasi merupakan kecenderungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DAYA JUANG DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG MENGERJAKAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DAYA JUANG DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG MENGERJAKAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DAYA JUANG DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG MENGERJAKAN SKRIPSI PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Pengertian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN SELF EFFICACY, MOTIVASI, DAN PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP SE-KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA

HUBUNGAN SELF EFFICACY, MOTIVASI, DAN PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP SE-KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015 HUBUNGAN SELF EFFICACY, MOTIVASI, DAN PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP SE-KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS Eddi Artanti Puji Lestari L.A La.tanti@yahoo.co.id Abstract This study aims to determine whether parenting

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimental. Penelitian kuantitatif yang digunakan menggunakan rumusan masalah asosiatif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi Akademik. pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi Akademik. pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik Prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah. BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai gambaran dari penelitian secara keseluruhan. Isi dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Maret, 2015

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Maret, 2015 PENGARUH MINAT BACA DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI PRINGSURAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Tindakan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Tindakan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tindakan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa 2.1.1. Pengertian Prokrastinasi Para ahli mempunyai pandangan yang berbeda mengenai prokrastinasi. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar dan sedang menempuh proses pendidikan di Perguruan Tinggi. Pada umumnya mahasiswa berusia antara 18-24 tahun

Lebih terperinci

Esa Gunarti Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Esa Gunarti Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNION: Jurnal Pendidikan Matematik, Vol 5 No 1, Maret 2017 HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS, KEMAMPUAN NUMERIK DAN SIKAP SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Definisi Self Efficacy Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk berhasil melakukan tugas tertentu (Bandura, 1997).

Lebih terperinci

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS 1 ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS by Yuda Ardi Saputra *, Erni Mustakim **, Syaifuddin Latif *** Bandar Lampung City Email: Yudaardisaputra@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif digunakan karena peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan, menganalisis,

Lebih terperinci

ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT) SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA

ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT) SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT) SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA Ela Minchah L.A, Tabah Subekti, VianaTety Anggraeni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini, yaitu: 1. Variabel Bebas : a. Regulasi diri b. Hubungan interpersonal dalam keluarga 2. Variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di Universitas X Bandung didirikan berdasarkan pertimbangan praktis, yakni melengkapi syarat untuk

Lebih terperinci

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016 EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK RASIONAL EMOSI KEPERILAKUAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XII MIPA SMA N 2 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Desi haryanti, Tri Hartini

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA CORRELATION BETWEEN SELF-EFFICACY AND ACADEMIC PROCRASTINATION ON

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL. Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL. Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 HALAMAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Responden terdiri dari 200 orang dan merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran rentang usia responden

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian perlu dilakukan agar penelitian yang akan diadakan dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang sering didengungkan oleh para pendidik. Hal ini menekankan pentingnya pendidikan bagi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu fenomena yang kerap terjadi di kalangan mahasiswa adalah prokrastinasi akademik. Menurut Lay (LaForge, 2005) prokrastinasi berarti menunda dalam

Lebih terperinci

SELF-REGULATED LEARNING DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 PURWOKERTO

SELF-REGULATED LEARNING DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 PURWOKERTO SELF-REGULATED LEARNING DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 PURWOKERTO Windriya Sri Santika, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN KONSENTRASI BELAJAR DAN PRESTASI AKADEMIK SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA

HUBUNGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN KONSENTRASI BELAJAR DAN PRESTASI AKADEMIK SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA HUBUNGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN KONSENTRASI BELAJAR DAN PRESTASI AKADEMIK SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Novita Mei Purnamasari 201510104087 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Tuhan yang diberi berbagai kelebihan yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia adalah akal pikiran

Lebih terperinci

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta   Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II KORELASI PERSEPSI MAHASISWA PROFESI BIDAN DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN II PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2014 Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Mojolaban. Adapun alasan pemilihan tempat tersebut sebagai lokasi penelitian karena tingkat

Lebih terperinci

PROKRASTINASI AKADEMIK DITINJAU DARI EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN LAMA STUDI PADA MAHASISWA JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

PROKRASTINASI AKADEMIK DITINJAU DARI EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN LAMA STUDI PADA MAHASISWA JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO PROKRASTINASI AKADEMIK DITINJAU DARI EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN LAMA STUDI PADA MAHASISWA JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Adelia Dyah Pratiwi, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMALASAN SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK. S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

HUBUNGAN ANTARA PEMALASAN SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK. S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 HUBUNGAN ANTARA PEMALASAN SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Oleh : DANU UTOMO F 100 060 039 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. : Puput Kartika Pratiwi (Universitas Negeri Yogyakarta)

PENDAHULUAN. : Puput Kartika Pratiwi (Universitas Negeri Yogyakarta) Hubungan Penerapan Jam... (Puput Kartika Pratiwi) 1 HUBUNGAN PENERAPAN JAM PELAJARAN SISTEM BLOK DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL SISWA KELAS X SMKN 1 MAGELANG

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Vania Dwi Tristiana (14541084) Prodi : PGSD FKIP UNISRI ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitaf merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Bagus Sidik Darmawan

SKRIPSI. Oleh: Bagus Sidik Darmawan HUBUNGAN ANTARA SELF REGULATION DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA, BEKASI YANG BEKERJA SKRIPSI Oleh: Bagus Sidik Darmawan 201210515026

Lebih terperinci