PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 ANALISIS PERBANDINGAN NODE CENTRALITY PADA JARINGAN MANUSIA RIIL TERHADAP JARINGAN TEORITIS (RANDOM NETWORK, DAN SCALE-FREE NETWORK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika Oleh: Dwi Prabowo PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i

2 COMPARATIVE ANALYSIS OF NODE CENTRALITY ON REAL HUMAN NETWORK FOR THEORITICAL NETWORK (RANDOM NETWORK, AND SCALE-FREE NETWORK) A Thesis Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain the Sarjana Komputer Degree in Informatics Engineering By: Dwi Prabowo DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2016 ii

3 iii HALAMAN PERSETUJUAN iii

4 iv iv

5 HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus, Kedua Orang tua saya, Keluarga kedua AOG GMS Yogyakarta Eaglekidz Yogyakarta Teman-teman semua TERIMA KASIH v

6 PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 29 Februari 2016 Penulis Dwi Prabowo vi

7 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Dwi Prabowo NIM : Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: ANALISIS PERBANDINGAN NODE CENTRALITY PADA JARINGAN MANUSIA RIIL TERHADAP JARINGAN TEORITIS (RANDOM NETWORK, DAN SCALE-FREE NETWORK) Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyiapkan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberi royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 29 Februari 2016 Yang menyatakan, (Dwi Prabowo) vii

8 ANALISIS PERBANDINGAN NODE CENTRALITY PADA JARINGAN MANUSIA RIIL TERHADAP JARINGAN TEORITIS (RANDOM NETWORK, DAN SCALE-FREE NETWORK) ABSTRAK Metrik centrality adalah sebuah cara untuk mengidentifikasi individu yang paling penting (popular) dalam sebuah jaringan relasi manusia. Pada penelitian ini, metrik centrality direpresentasikan pada jaringan manusia riil (facebook), di jaringan acak (random network), dan di jaringan skala bebas (scale-free network). Dalam metrik centrality setidaknya terdapat 3 buah metode dasar untuk dapat menghitung bobot centrality dari setiap node dalam suatu graf, yaitu: degree centrality, closeness centrality, dan betweenness centrality. Dalam teori graf atau analisa jaringan, metrik centrality merupakan metode untuk mengidentifikasi individu yang menjadi pusat dalam sebuah jaringan. Dalam penelitian ini penulis mencoba mempelajari karakteristik jaringan manusia yang dibandingkan dengan jaringan (graph) teoritis: random graph dan scale-free graph dan mengimplementasikan metrik centrality untuk menentukan individu yang paling populer (degree centrality), menentukan individu yang memiliki hubungan yang dekat dengan individu lainnya (closeness centrality), dan menentukan individu yang menjadi jembatan antara individu lainnya pada jaringan manusia riil (facebook), random network, dan scale-free network (betweenness centrality). Oleh karena itu, penulis mencoba untuk meneliti topik tentang Analisis Perbandingan Node Centrality pada Jaringan Manusia Riil terhadap Jaringan Teoritis (Random Network, dan Scale-Free Network). Kata kunci: metrik centrality, jaringan manusia, random network, scale-free network viii

9 COMPARATIVE ANALYSIS OF NODE CENTRALITY ON REAL HUMAN NETWORK FOR THEORITICAL NETWORK (RANDOM NETWORK, AND SCALE-FREE NETWORK) ABSTRACT Centrality metric is a way to identify individuals most important (popular) in a network of human relationships. In this research, metric centrality represented on real human network (facebook), on random networks, and on scale-free networks. In metric centrality at least there are 3 basic methods to be able to calculate the weight of centrality of each node in a graph, namely: degree centrality, closeness centrality, and betweenness centrality. In graph theory or network analysis, centrality metric is a method to identify individuals at the center of a network. In this research the author tries to learn the characteristics of human network were compared to a network (graph) theoretical: random graph and scale-free graph and implement metrics centrality to determine an individual's most popular (degree centrality), determine an individual who has a close relationship with other individuals (closeness centrality), and specify the individual to be a bridge between the other individuals in the human network (facebook), random network, and the scale-free network (betweenness centrality). Therefore, the author tries to examine the topic of "Comparative Analysis of Node Centrality on Real Human Network for Theoritical Network (Random Network and Scale-free Network)". Keywords: centrality metrics, human network, random network, scale-free network ix

10 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan karunia dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Centrality pada Social Network Facebook, Random Graph, dan Scale-Free Network Graph. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari semua pihak yang turut memberikan dukungan dan doanya. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Bambang Soelistijanto, selaku dosen pembimbing yang senantiasa membimbing dan membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 2. Kedua orang tua, Bapak Untung Widayat dan Ibu Sagasina yang selalu memberi perhatian, dukungan, semangat, serta doa kepada penulis. 3. Kakak Hadiyanto Prabowo yang selalu memberikan dukungan kepada penulis. 4. Connect Group AOG Pure Heart (M23) Maria Andreina Niken Ayu Sekarwangi, Delvie Naberia, Novia Siulani, Purwati yang memberikan dukungan motivasi kepada penulis. 5. Eaglekidz Yogyakarta, kak Ayu, kak Andre, Roy, Maria, Ebi, Reta, Ghea, Meta, kak Vina, kak Dian yang memberikan dukungan dan doa kepada penulis. 6. Teman-teman seperjuangan Agatya Kurniawan, Paulus Dian Wicaksana, Richo Prasojo, Nur Indanik, Benedicta Maria Laras Anggrahini, Priska Ambarsari, Dio, Beny, Sisil, Pasca. 7. Perumahan Taman Krajan Blok E-15, tempat di mana penulis tinggal dan bersosialisasi. Penulis Dwi Prabowo x

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN... vii ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR TABEL... xvi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Batasan Masalah Metodologi Penelitian Studi literatur Metode Pengumpulan Data Perancangan Analisis Data... 3 xi

12 1.5.5 Penarikan Kesimpulan dan Saran Sistematika Penulisan... 3 BAB II LANDASAN TEORI Social Network (Jaringan Sosial) Social Network Analysis (SNA) Algoritma Dijkstra Metrik Centrality Degree Centrality Betweenness Centrality Closeness Centrality Teori Graf Definisi Graf Jenis-jenis Graf Macam-macam Graf Representasi Graf Random Graph Scale-Free Network Graph (SFNG) Barabasi-Albert Model Matriks Adjacency BAB III PERANCANGAN MODEL Sumber Data Perancangan Model Preprocessing Pembuatan Matriks xii

13 3.4 Parameter Simulasi Skenario Simulasi Real Human Network Random Graph Scale-free Graph BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Perhitungan Centrality Real Human Network Betweenness Centrality Closeness Centrality Degree Centrality Hubungan Betweenness, Closeness, dan Degree Centrality Random Graph (Erdos Reyni) Betweenness Centrality Closeness Centrality Degree Centrality Hubungan Betweenness, Closeness, dan Degree Centrality Scale-Free Network Graph (SFNG) Betweenness Centrality Closeness Centrality Degree Centrality Hubungan Betweenness, Closeness, dan Degree Centrality Rekap Perbandingan Real Human Network dengan Random Graph Rekap Perbandingan Real Human Network dengan Scale-free Network Graph xiii

14 BAB V PENUTUP Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiv

15 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Relasi DYAD... 6 Gambar 2.2 Relasi Triad... 6 Gambar 2.3 Penggambaran monomodal networks... 7 Gambar 2.4 Penggambaran Two Mode Networks... 7 Gambar 2.5 Social Network... 8 Gambar 2.6 Flowchart algoritma Dijkstra Gambar 2.7 Contoh graf algoritma Dijkstra Gambar 2.8 Rumus Degree Centrality Gambar 2.9 Rumus Betweenness Centrality Gambar 2.10 Rumus Closeness Centrality Gambar 2.11 Gambar graf setiap titik mewakili kota dan garis mewakili jalan Gambar 2.12 Gambar graf sederhana (G) Gambar 2.13 Graf tidak berbobot Gambar 2.14 Graf berbobot Gambar 2.15 Graf tidak berarah Gambar 2.16 Graf berarah Gambar 2.17 Gambar kiri merupakan graf (G),gambar kanan merupakan adjacency lists Gambar 2.18 Gambar kiri merupakan graf (G), gambar kanan merupakan matriks Gambar 3.1 Perancangan Model Gambar 3.2 Proses Preprocessing Gambar 3.3 Real Graf Facebook Gambar 3.4 Representasi Matriks nxn Social Network Facebook dengan n= xv

16 Gambar 3.5 Random Graph Gambar 3.6 Representasi Matriks nxn Random Graph Gambar 3.7 Scale-free graph Gambar 3.8 Representasi Matriks nxn Scale-Free Graph Gambar 4.1 Grafik hasil betweenness centrality pada Real Human Network Gambar 4.2 Grafik hasil closeness centrality pada Real Human Network Gambar 4.3 Grafik hasil degree centrality pada Real Human Network Gambar 4.4 Grafik hasil betweenness centrality pada Random Graph Gambar 4.5 Grafik hasil closeness centrality pada Random Graph Gambar 4.6 Grafik hasil degree centrality pada Random Graph Gambar 4.7 Grafik hasil betweenness centrality pada Scale-free graph Gambar 4.8 Grafik hasil closeness centrality pada Scale-free graph Gambar 4.9 Grafik hasil degree centrality pada Scale-free graph DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Parameter simulasi random graph Tabel 3.2 Parameter simulasi scale-free graph xvi

17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan orang-orang tidak lepas dengan yang namanya kehidupan sosial. Setiap orang saling berhubungan satu dengan yang lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun secara tidak sadar hal itu menggunakan konsep graf dalam struktur diskrit yang secara sederhana dapat kita pahami. Tiap individu terhubung dengan suatu relasi ke individu lainnya, dan saling menghubungkan beberapa individu lainnya sehingga tercipta grup atau koneksi dengan relasi khusus. Dengan konsep yang sederhana dan telah ada sejak pertengahan 1990-an yaitu Social Network Analysis. Social network Analysis sendiri adalah perluasan dari teori Graf, yang digunakan dalam banyak hal untuk menganalisis relasi antar individu yang mempunyai keterkaitan tertentu. Masalah yang dihadapi adalah bagaimana cara mengetahui individu yang paling penting (popular) dan memberikan pengaruh dalam sebuah jaringan manusia. Dalam menentukan apakah seseorang tersebut memberikan pengaruh dalam sebuah jaringan manusia dapat dibuktikan menggunakan metrik centrality. Dalam teori graf atau analisa jaringan, metrik centrality merupakan metode untuk mengidentifikasi individu yang menjadi pusat dalam sebuah jaringan. Dalam tugas akhir ini penulis mencoba mengimplementasikan metrik centrality untuk menentukan individu yang paling populer, menentukan individu yang memiliki hubungan yang dekat dengan individu lainnya, dan menentukan individu yang menjadi jembatan antara individu lainnya pada real graph (facebook), random graph, dan scalefree network graph. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk meneliti topik tentang Analisis Perbandingan Node Centrality pada Jaringan Manusia Riil terhadap Jaringan Teoritis (Random Network, dan Scale-Free Network). 1

18 2 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mengimplementasikan metrik centrality dalam mengidentifikasi individu yang paling populer (penting) dalam sebuah jaringan relasi manusia? 2. Bagaimana mempelajari karakteristik jaringan manusia dan membandingkannya dengan random graph dan scale-free network graph? 1.3 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah membandingkan metrik centrality di Freeman: Degree Centrality, Betweenness Centrality, dan Closeness Centrality dalam menentukan popularitas individu di suatu jaringan sosial riil (facebook) dan teoritis (random graph dan scale-free graph). 1.4 Batasan Masalah 1. Ruang lingkup dalam penelitian ini untuk menghitung popularitas individu dan membandingkan jaringan manusia riil (facebook) terhadap random network, dan scale-free network. 2. Sampel data yang digunakan diambil dari 50 node dari facebook, random graph dan scale-free network graph.

19 3 1.5 Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan dan manfaat di atas adalah sebagai berikut: Studi literatur Mengumpulkan referensi dari berbagai narasumber untuk mempelajari dan memahami bagian-bagian mengenai Social Network Analysis, degree centrality, closeness centrality, dan betweenness centrality Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah mengambil sampel data dari facebook, random graph, dan scale-free network graph dalam bentuk graf yang diubah menjadi matriks sehingga didapatkan beberapa data yang bersifat informatif Perancangan Pada bagian ini setelah dilakukan tahap pengumpulan data, akan dilakukan perhitungan dengan metrik centrality. Menghitung degree, closeness, serta betweeness centrality dengan menggunakan data yang sudah diubah ke dalam bentuk matriks kemudian dihitung di dalam matlab Analisis Data Menganalisa sebuah data yang sudah diperoleh dari proses simulasi yang dilakukan untuk menarik kesimpulan dari hasil yang didapat Penarikan Kesimpulan dan Saran Penarikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil yang diperoleh dari proses analisa data. 1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

20 4 BAB II BAB III BAB IV BAB V Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitan, metodologi penelitan, dan sistematika penulisan. LANDASAN TEORI Bab ini membahas dan menjelaskan berbagai landasan teori yang berkaitan dengan judul di tugas akhir. PERANCANGAN PENELITIAN Bab ini menjelaskan proses-proses analisa dan perancangan model dari Analisis Perbandingan Node Centrality pada Jaringan Manusia Riil terhadap Jaringan Teoritis (Random Network dan Scale-Free Network). PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini berisi tahap pengujian dan analisa data hasil pengujian. PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil pengujian berdasarkan hasil yang telah didapat.

21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Social Network (Jaringan Sosial) Social network atau jejaring sosial adalah struktur sosial yang terbentuk dari himpunan terhingga dari individual (organisasi) dengan bentuk relasi / koneksi antaranya. Disebut 'nodes' yang terhubung oleh satu atau lebih ketergantungan yang spesifik, seperti pertemanan, kesamaan, gender ataupun lainnya. Penghubung nodes tersebut yang disebut connections. Connections ini dalam materi graph, disebut sisi. Social network analysis (SNA) atau analisis social network telah menjadi kunci utama dalam sosiologi modern. Dan telah menjadi topik populer dalam perkembangan antropologi, ekonomi, geografi dan sosiolinguistik. Social Network Analysis (SNA) dapat dideskripsikan sebagai sebuah studi yang mempelajari tentang hubungan manusia dengan memanfaatkan teori graf. (Tsvetovat & Kouznetsov, 2011, hal 1). Dengan pemanfaatan teori graf ini membuat SNA mampu memeriksa struktur dari hubungan sosial dalam suatu kelompok untuk mengungkap hubungan informal antar individu. Pada social network, individu atau orang digambarkan sebagai nodes atau titik, sedangkan relasi yang terjadi antar individu disebut dengan edges atau links. Pada dasarnya sebuah jaringan sosial adalah sebuah peta yang terdiri atas banyak orang dimana di dalamnya terdapat relasi antar individunya. Berkenaan dengan teori jejaring sosidal. Nodes dalam graf itu dinamakan 'aktor' / individu dengan sisi / garis penghubung adalah relasi dari 2 individu tersebut (ties). Subgrup adalah istilah yang menggambarkan himpunan kecil dari suatu grup graf, yang berbentuk DYAD ataupun Triad. DYAD adalah hubungan sederhana yang terbentuk dari dua aktor dan penghubung antara mereka. 5

22 6 Gambar 2.1 Relasi DYAD Triad adalah hubungan yang terbentuk dari 3 buah aktor, dengan berbagai macam kemungkinan hubungan diantaranya. Gambar 2.2 Relasi Triad SNA memiliki perluasan yang sangat kompleks. Dari sebuah nodes berupa individu, hingga skala negara. Hubungan sisi yang mengikat juga sangat banyak macamnya, dari hasil penelitian jejaring sosial ini bisa digunakan dalam berbagai tingkat relasi. Teori ini dapat digunakan untuk menyelesaikan beberapa masalah seperti bagaimana suatu organisasi berjalan, pengambilan keputusan maupun hubungan antar individu. Jejaring sosial juga digunakan untuk menganalisa bagaimana sebuah organisasi berinterkasi dengan relasi lainya. Apa yang menghubungkan antar individu, dan bagaimana kerapatan atau banyaknya. Ada beberapa jenis penggambaran jejaring sosial, yaitu:

23 7 1. Monomodal networks Gambar 2.3 Penggambaran monomodal networks Setiap aktor dalam graf ini dapat terhubung dengan lainnya melalui relasi yang didefinisikan khusus. 2. Two Mode Networks Gambar 2.4 Penggambaran Two Mode Networks Dalam graf ini, tiap aktor tidak terhubung secara langsung oleh suatu relasi. Tetapi terhubungkan oleh suatu 'event' / kejadian yang sama yang berada dalam himpunan berbeda. Dalam bahasa sederhana, social network adalah graf dengan ikatan relasi spesifik. Hubungan antar nodes / individu, disebut sosial kontak.

24 8 Gambar 2.5 Social Network Dikutip dari : Kazienko, P. & Musial, K. (2005). Social Networks. 2.2 Social Network Analysis (SNA) Social Network Analysis (SNA) adalah sebuah studi yang mempelajari tentang hubungan manusia dengan memanfaatkan teori graf. Menurut Scott, SNA adalah sekumpulan metode yang digunakan untuk menginvestigasi aspek relasi pada struktur data. SNA merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui hubungan informal antar individu dengan menganalisa struktur dari hubungan sosial dalam suatu kelompok. Pada social network, individu atau orang digambarkan sebagai node atau titik. Sedangkan relasi yang terjadi antar individu digambarkan dengan edge atau link. Pada dasarnya sebuah jaringan sosial adalah sebuah peta yang terdiri atas banyak orang dimana didalamnya terdapat relasi antar individunya. Network didefinisikan sebagai sekumpulan actors/nodes yang dihubungkan oleh ties/links. Actors/nodes adalah kita, individu yang terlibat dalam sebuah network dan ties/links adalah hubungan dan interaksi yang

25 9 terjadi antara kita dengan individu lainnya dalam sebuah network (jaringan). Nodes juga dapat berupa departemen atau organisasi lain. Tergantung bagaimana kita hendak melakukan analisis. Ties (hubungan) juga berbedabeda tergantung tujuan dan kebutuhan. 2.3 Algoritma Dijkstra Algortima ini ditemukan oleh Edsger W. Dikstra dan di publikasi pada tahun 1959 pada sebuah jurnal Numerische Mathematik yang berjudul A Note on Two Problems in Connexion with Graphs. Algoritma ini sering digambarkan sebagai algoritma greedy (tamak). Sebagai contoh, ada pada buku Algorithmics (Brassard and Bratley [1988, pp ]) Dijkstra merupakan salah satu varian bentuk algoritma popular dalam pemecahan persoalan terkait masalah optimasi pencarian lintasan terpendek sebuah lintasan yang mempunyai panjang minimum dari verteks a ke z dalam graph berbobot, bobot tersebut adalah bilangan positif jadi tidak dapat dilalui oleh node negatif. Namun jika terjadi demikian, maka penyelesaian yang diberikan adalah infiniti (tak hingga). Pada algoritma Dijkstra, node digunakan karena algoritma Dijkstra menggunakan graph berarah untuk penentuan rute listasan terpendek. Algoritma ini bertujuan untuk menemukan jalur terpendek berdasarkan bobot terkecil dari satu titik ke titk lainnya. Misalnya titik mengambarkan gedung dan garis menggambarkan jalan, maka algoritma Dijkstra melakukan kalkulasi terhadap semua kemungkinan bobot terkecil dari setiap titik. Berikut flowchart algoritma Dijkstra:

26 10 Gambar 2.6 Flowchart algoritma Dijkstra Gambar 2.7 Contoh graf algoritma Dijkstra

27 11 Berikut ini adalah tahapan urutan logika algoritma Dijkstra. Pertamatama tentukan titik mana yang akan menjadikan node awal, lalu beri bobot jarak pada node pertama ke node terdekat satu persatu, Dijkstra akan melakukan pengembangan pencarian dari satu titik ke titik lain dan ke titik selanjutnya tahap demi tahap inilah urutan logika dari algoritma Dijkstra : 1. Beri nilai bobot (jarak) untuk setiap titik ke titik lainnya, lalu set nilai 0 pada node awal dan nilai tak hingga terhadap node lain (belum terisi) 2. Set semua node Belum Terjamah dan set node awal sebagai Node keberangkatan 3. Dari no keberangkatan, pertimbangkan node tetangga yang belum terjamah dan hitung jaraknya dari titik keberangkatan. Sebagai contoh, jika titik keberangkatan A ke B memiliki bobot jarak 6 dan dari B ke node C berjarak 2, maka jarak ke C melewati B menjadi 6+2=8. Jika jarak ini lebih kecil dari jarak sebelumnya (yang telah terekam sebelumnya) hapus data lama, simpan ulang data jarak dengan jarak yang baru. 4. Saat kita selesai mempertimbangkan setiap jarak terhadap node tetangga, tandai node yang telah terjamah sebagai Node terjamah. Node terjamah tidak akan pernah di cek kembali, jarak yang disimpan adalah jarak terakhir dan yang paling minimal bobotnya. 5. Set Node belum terjamah dengan jarak terkecil (dari node keberangkatan) sebagai Node Keberangkatan selajutnya dan lanjutkan dengan kembali ke step 3

28 Metrik Centrality Dalam teori graf dan network analysis, terdapat empat cara untuk mengukur centrality, yaitu dengan cara menghitung degree centrality, betweenness centrality, closeness centrality dan eigenvector centrality. Pada penelitian ini akan digunakan tiga cara perhitungan, yaitu degree centrality, betweeness centrality, dan closeness centrality Degree Centrality Degree centrality adalah jumlah koneksi yang dimiliki sebuah node. Degree Centrality akan menghitung bobot suatu node berdasar banyaknya edge yang terbentuk antara node i dengan node yang lainnya. Ada istilah indigree untuk relasi yang mengarah ke nodes tersebut, dan outdegree untuk relasi yang mengarah keluar node tersebut. Berikut adalah rumus untuk menghitung nilai degree centrality setiap node dalam jaringan. C D = sum (adj) Keterangan: Gambar 2.8 Rumus Degree Centrality C D sum adj = Menghitung bobot suatu node = Perintah penjumlahan = Jumlah edge/link yang terbentuk pada node i dengan node lain pada matriks adjacency Betweenness Centrality Betweenness centrality adalah salah satu cara untuk mengukur centrality dalam suatu jaringan sosial. Betweenness centrality yang akan menghitung bobot setiap node berdasar seberapa banyak node i dilalui oleh dua node lain dalam graf berdasar jalur terpendeknya (shortest path). Dimana (v) st s adalah banyaknya jalur terpendek dari s ke t yang melalui nodes v.

29 13 Yang st s adalah banyaknya jalur terpendek dari s ke t. Penjumlahan dari perhitungan tersebut yang disebut Betweenness. Berikut adalah rumus untuk menghitung nilai betweenness centrality setiap node dalam jaringan. C B (i) = Gambar 2.9 Rumus Betweenness Centrality Keterangan: σ_st (v) = jumlah shortest paths dari node s ke t yang melewati node v σ_st = jumlah shortest paths dari node s ke t Closeness Centrality Closeness centrality adalah salah satu cara untuk mengukur centrality dalam suatu jaringan sosial yang fokus terhadap seberapa dekat suatu aktor dengan semua aktor lainnya. Closeness centrality akan menghitung bobot centrality sebuah node berdasar jumlah jarak terpendek antara node i dengan node lainnya. Berikut adalah rumus untuk menghitung nilai closeness centrality setiap node dalam jaringan. C(i) = 1/ sum (simple_dijkstra(adj,i)) Gambar 2.10 Rumus Closeness Centrality Keterangan: C(i) = Menghitung bobot suatu node ke i (simple_dijkstra(adj,i))= Jumlah jarak terpendek antara node i dengan node lainnya

30 Teori Graf Teori graf atau teori grafik dalam matematika dan ilmu komputer adalah cabang kajian yang mempelajari sifat-sifat "graf" atau "grafik". Secara informal, suatu graf adalah himpunan benda-benda yang disebut "simpul" (vertex atau node) yang terhubung oleh "sisi" (edge) atau "busur" (arc). Biasanya graf digambarkan sebagai kumpulan titik-titik (melambangkan "simpul") yang dihubungkan oleh garis-garis (melambangkan "sisi") atau garis berpanah (melambangkan "busur"). Suatu sisi dapat menghubungkan suatu simpul dengan simpul yang sama. Sisi yang demikian dinamakan "gelang" (loop). Banyak sekali struktur yang bisa direpresentasikan dengan graf, dan banyak masalah yang bisa diselesaikan dengan bantuan graf. Jaringan persahabatan pada Facebook bisa direpresentasikan dengan graf, yakni simpul-simpulnya adalah para pengguna Facebook dan ada sisi antar pengguna jika dan hanya jika mereka berteman. Perkembangan algoritma untuk menangani graf akan berdampak besar bagi ilmu komputer. Sebuah struktur graf bisa dikembangkan dengan memberi bobot pada tiap sisi. Graf berbobot dapat digunakan untuk melambangkan banyak konsep berbeda. Sebagai contoh jika suatu graf melambangkan jaringan jalan maka bobotnya bisa berarti panjang jalan maupun batas kecepatan tertinggi pada jalan tertentu. Ekstensi lain pada graf adalah dengan membuat sisinya berarah, yang secara teknis disebut graf berarah atau digraf (directed graph). Digraf dengan sisi berbobot disebut jaringan. Jaringan banyak digunakan pada cabang praktis teori graf yaitu analisis jaringan. Perlu dicatat bahwa pada analisis jaringan, definisi kata "jaringan" bisa berbeda, dan sering berarti graf sederhana (tanpa bobot dan arah). Suatu graph G dapat dinyatakan sebagai. Graph G terdiri atas himpunan V yang berisikan simpul pada graf tersebut dan himpunan dari E yang berisi sisi pada graf tersebut. Himpunan E dinyatakan sebagai pasangan dari simpul yang ada dalam V. Sebagai contoh definisi dari graf pada gambar

31 15 di atas adalah : dan Gambar dengan node yang sama dengan yang di atas, tapi merupakan digraf. Pada digraf maka pasangan-pasangan ini merupakan pasangan terurut. Untuk menyatakan digraf (gambar kedua yang menggunakan tanda panah) kita dapat menggunakan himpunan edge sebagai berikut: Dalam himpunan edge untuk digraf, urutan pasangan verteks menentukan arah dari edge tersebut. Dalam teori graf, formalisasi ini untuk memudahkan ketika nanti harus membahas terminologi selanjutnya yang berhubungan dengan graph. Beberapa terminologi berhubungan dengan teori graf : Degree atau derajat dari suatu node, jumlah edge yang dimulai atau berakhir pada node tersebut. Node 5 berderajat 3. Node 1 berderajat 2. Path suatu jalur yang ada pada graph, misalnya antara 1 dan 6 ada path Cycle siklus? path yang kembali melalui titik asal 2 kembali ke 2. Tree merupakan salah satu jenis graf yang tidak mengandung cycle. Jika edge f dan a dalam digraf di atas dihilangkan, digraf tersebut menjadi sebuah tree. Jumlah edge dalam suatu tree adalah nv - 1. Dimana nv adalah jumlah vertex Graf Tak Berarah (Undirected Graph) Graf G disebut graf tak berarah (undirected graph) jika setiap sisinya tidak berarah. Dengan kata lain (v i,v j )=(v j,v i ) Graf Berarah (Directed Graph) Graf G disebut graf berarah (directed graph) jika setiap sisinya berarah. Titik awal dari suatu sisi disebut verteks awal (initial vertex) sedangkan titik akhir dari suatu sisi disebut verteks akhir (terminal vertex). Loop pada graf adalah sisi yang verteks awal dan verteks akhirnya sama.

32 Definisi Graf Graf adalah kumpulan dari minimal satu atau lebih simpul (vertex) yang dihubungkan oleh sisi atau busur (edge). Dalam kehidupan sehari-hari, graf banyak diaplikasikan (Suryanaga, 2003) seperti untuk pengaturan arus lalu lintas, jaringan komputer, pembuatan chip, jaringan sosial dan sebagainya. Simpul didalam graf biasanya dilambangkan dengan titik sedangkan busur dilambangkan dengan garis. Contohnya : kota-kota di lambangkan dengan titik dan garis melambangkan jalan yang menghubungkan antar kota. Gambar 2.11 Gambar graf setiap titik mewakili kota dan garis mewakili jalan. Menurut Diestel (2000), sebuah graf G dapat diartikan sebagai himpunan berhingga dan tak kosong dari v dan e yang merupakan himpunan pasangan tak berurut dari unsur-unsur di v, dimana v=vertex dan e=edge. G=(v,e) e1 3 1 e3 e5 4 e2 e4 2 Gambar 2.12 Gambar graf sederhana (G) pada gambar 2.2, G memiliki v={1,2,3,4} dan e={(1,3), (1,2), (1,4), (2,4), (3,4)} atau {e1,e2,e3,e4,e5}.

33 Jenis-jenis Graf Menurut Scheinerman dan Ullman (2008), berdasarkan ada atau tidaknya gelang (loop), graf digolongkan menjadi dua, yaitu : a. Graf sederhana (simple graph) Graf yang tidak memiliki loops dan sisi paralel. b. Graf tak-sederhana (unsimple graph/multigraph) Graf yang memiliki loops dan sisi paralel. Menurut Munir (2008), Berdasarkan ada atau tidaknya arah, graf digolongkan menjadi dua, yaitu : a. Graf berarah (directed graph) Graf yang memiliki orientasi arah pada sisinya. (va,vb) (vb,va). Pada simpul (va,vb), va adalah simpul asal sedangkan vb adalah simpul tujuan. b. Graf tak berarah (undirected graph) Graf yang tidak memiliki orientasi arah pada sisinya. (va,vb) = (vb,va). Dalam hal ini tidak terdapat simpul asal maupun simpul tujuan karena bukan merupakan hal yang terlalu diperhatikan.

34 Macam-macam Graf a. Graf Berdasarkan Bobot Berdasarkan bobot, graf dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu graf berbobot dan graf tidak berbobot. Bobot disini dapat direpresentasikan sebagai jumlah interaksi, kekuatan hubungan, jarak suatu node, atau yang lainnya. Sedangkan graf tidak berbobot hanya merepresentasikan suatu hubungan antar node-nya saja. Gambar 2.13 Graf tidak berbobot Gambar 2.14 Graf berbobot

35 19 b. Graf Berdasarkan Arah Graf berdasarkan arah dapat di kelompokan menjadi 2 macam, yaitu graf berarah dan graf tidak berarah. Graf berarah tersebut merepresentasikan arah relasi yang terjadi antar node. Gambar 2.15 Graf tidak berarah Gambar 2.16 Graf berarah

36 Representasi Graf Ada dua cara merepresentasikan sebuah graf (Adamchik, 2005) 1. Adjacency lists Representasi ini secara visual lebih mudah dimengerti, akan tetapi kurang bagus untuk dioperasikan bila vertex yang dimiliki terlalu banyak. Biasanya adjacency lists direpresentasikan seperti bentuk array. Gambar 2.17 Gambar kiri merupakan graf (G), gambar kanan merupakan adjacency lists. Kerugian potensial dari representasi adjacency-daftar adalah bahwa tidak ada cara cepat untuk menentukan apakah ada edge diantara dua simpul. 2. Adjacency matrix Representasi ini baik digunakan untuk representasi graf didalam komputer. Kekurangan dari adjacency lists dapat ditutupi dengan adjacency matrix. Adjacency matrix adalah matriks dari v x v dimana, Mi,j{ 1,jika ada edge diantara i dan j; 0,jika tidak ada edge diantara i dan j Gambar 2.18 Gambar kiri merupakan graf (G), gambar kanan merupakan matriks

37 Random Graph Dalam matematika, random graph adalah istilah umum untuk menyebut distribusi probabilitas lebih grafik. Random graph dapat digambarkan hanya dengan distribusi probabilitas, atau dengan proses acak yang menghasilkan graf tersebut. Teori random graph terletak di persimpangan antara teori graf dan teori probabilitas. Dari perspektif matematika, random graph digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang sifat-sifat grafik khas. Aplikasi praktis ditemukan di semua daerah di mana jaringan yang kompleks perlu dimodelkan - sejumlah besar model random graph sehingga diketahui, mencerminkan beragam jenis jaringan yang kompleks yang dihadapi di daerah yang berbeda. Dalam konteks matematika, random graph mengacu hampir secara eksklusif pada Erdös-Rényi model random graph. Dalam konteks lain, model grafik dapat disebut sebagai random graph. Sebuah random graph diperoleh dengan memulai dengan satu set n simpul terisolasi dan menambahkan tepi berturut-turut antara mereka secara acak. Tujuan dari penelitian di bidang ini adalah untuk menentukan pada tahap apa properti tertentu dari grafik cenderung timbul. [2] model grafik acak yang berbeda menghasilkan distribusi probabilitas yang berbeda pada grafik. Paling sering dipelajari adalah yang diusulkan oleh Edgar Gilbert, dinotasikan G (n, p), di mana setiap kemungkinan tepi terjadi secara independen dengan probabilitas 0 <p <1. Probabilitas mendapatkan satu grafik acak tertentu dengan m tepi adalah dengan notasi. Sebuah model terkait erat, model Erdös-Rényi dilambangkan G (n, M), memberikan probabilitas yang sama untuk semua grafik dengan tepat M tepi. Dengan 0 M N, G (n, M) memiliki elemen dan setiap elemen terjadi dengan probabilitas.

38 22 Model terakhir dapat dilihat sebagai snapshot pada waktu tertentu (M) dari proses grafik acak, yang merupakan proses stokastik yang dimulai dengan n simpul dan tidak ada ujungnya, dan di setiap langkah menambahkan satu keunggulan baru yang dipilih seragam dari set hilang tepi. Jika bukan kita mulai dengan set tak terbatas simpul, dan lagi biarkan setiap kemungkinan tepi terjadi secara independen dengan probabilitas 0 <p <1, maka kita mendapatkan sebuah benda G disebut graf acak yang tak terbatas. Kecuali dalam kasus-kasus sepele ketika p adalah 0 atau 1, seperti G hampir pasti memiliki properti berikut: Mengingat setiap n + elemen m, ada c titik di V yang berdekatan dengan masing-masing dan tidak berdekatan dengan. Ternyata bahwa jika set titik dapat dihitung maka ada, hingga isomorfisma, hanya satu grafik dengan properti ini, yaitu grafik Rado. Jadi setiap grafik acak tak terbatas hampir pasti grafik Rado, yang untuk alasan ini kadangkadang disebut hanya grafik acak. Namun, hasil analog tidak berlaku untuk grafik terhitung, dari yang ada banyak (nonisomorphic) grafik memuaskan properti di atas. Model lain, yang generalisasi model grafik acak Gilbert, adalah model dot-produk acak. Sebuah dot-produk acak rekan grafik dengan masing-masing simpul vektor nyata. Probabilitas suatu uv tepi antara setiap simpul u dan v adalah beberapa fungsi dari titik produk u v vektor masingmasing. Model probabilitas jaringan matriks grafik acak melalui tepi probabilitas, yang mewakili probabilitas p_ {i, j} bahwa keunggulan e_ diberikan {i, j} ada untuk jangka waktu tertentu. Model ini dapat dikembangkan untuk diarahkan dan diarahkan; tertimbang dan tertimbang; dan grafik statis atau dinamis struktur. Untuk M pn, di mana N adalah jumlah maksimal tepi mungkin, dua model yang paling banyak digunakan, G (n, M) dan G (n, p), hampir dipertukarkan.grafik biasa acak membentuk kasus khusus, dengan sifat yang mungkin berbeda dari grafik acak pada umumnya.

39 23 Setelah kita memiliki model grafik acak, setiap fungsi pada grafik, menjadi variabel acak. Studi tentang model ini adalah untuk menentukan apakah, atau setidaknya memperkirakan probabilitas bahwa, properti mungkin terjadi. Dalam teori grafik, model Erdös-Rényi adalah salah satu dari dua model terkait erat untuk menghasilkan grafik acak. Mereka diberi nama oleh Paul Erdös dan Alfred Rényi, yang pertama kali memperkenalkan salah satu model ini pada tahun Model lainnya diperkenalkan secara independen dan serentak oleh Edgar Gilbert. Dalam model yang diperkenalkan oleh Erdös dan Rényi, semua grafik pada titik tetap diatur dengan jumlah tetap tepi. Dalam model yang diperkenalkan oleh Gilbert, setiap tepi memiliki probabilitas tetap hadir atau tidak, secara independen dari tepi lainnya. Model ini dapat digunakan dalam metode probabilistik untuk membuktikan keberadaan grafik memuaskan berbagai properti, atau untuk memberikan definisi yang ketat tentang apa artinya untuk properti untuk menahan untuk hampir semua grafik. Ada dua varian terkait erat dari Erdös-Rényi (ER) model random graph. Sebuah grafik yang dihasilkan oleh model binomial dari Erdös dan Rényi (p=0,01). Dalam G (n, M) model, grafik yang dipilih seragam secara acak dari koleksi semua grafik yang memiliki node n dan M tepi. Misalnya, dalam G (3, 2) model, masing-masing dari tiga kemungkinan grafik pada tiga titik dan dua sisi disertakan dengan probabilitas 1/3. Dalam G (n, p) model, grafik dibangun dengan menghubungkan node secara acak. Setiap sisi disertakan dalam grafik dengan probabilitas p independen dari setiap tepi lainnya. Ekuivalen, semua grafik dengan node n dan M tepi memiliki probabilitas yang sama Parameter p dalam model ini dapat dianggap sebagai fungsi pembobotan; sebagai p meningkat dari 0 ke 1, model menjadi lebih dan lebih mungkin untuk memasukkan grafik dengan lebih tepi dan kurang dan kurang kemungkinan untuk memasukkan grafik dengan tepi yang lebih sedikit.

40 24 Secara khusus, kasus p = 0,5 sesuai dengan kasus di mana semua grafik pada n simpul yang dipilih dengan probabilitas yang sama. Perilaku grafik acak sering dipelajari dalam kasus di mana n, jumlah simpul, cenderung tak terhingga. Meskipun p dan M bisa diperbaiki dalam kasus ini, mereka juga dapat berfungsi tergantung pada n. Sebagai contoh, pernyataan. Hampir setiap grafik di G (n,2ln(n)/n) terhubung. cara N cenderung tak terbatas, probabilitas bahwa grafik pada n simpul dengan probabilitas tepi 2ln (n) / n terhubung, cenderung Scale-Free Network Graph (SFNG) Scale free network graph adalah jaringan yang mempunyai jumlah distribusi power-law, yaitu asimtotik. Artinya, fraksi P(k) dari node dalam jaringan memiliki koneksi k ke node lain berlaku untuk nilai-nilai besar k sebagai dimana adalah parameter yang nilainya biasanya dalam kisaran 2 < < 3, meskipun kadang-kadang mungkin berada di luar batas-batas tersebut. Preferential Attachment dan fitness model telah diusulkan sebagai mekanisme untuk menjelaskan jumlah distribusi power-law dalam jaringan nyata. Dalam studi tentang jaringan kutipan antara karya ilmiah, Derek de Solla Price menunjukkan pada tahun 1965 bahwa jumlah link ke kertas yaitu, jumlah kutipan yang mereka terima-memiliki distribusi heavy-tailed menyusul distribusi Pareto atau power-law, dan dengan demikian bahwa jaringan kutipan adalah skala bebas. Dia tidak masalah menggunakan istilah "jaringan skala bebas", yang tidak diciptakan sampai beberapa decade kemudian. Dalam sebuah makalah selanjutnya pada tahun 1976, Price juga mengusulkan mekanisme untuk menjelaskan terjadinya hukum kekuasaan di jaringan kutipan, yang ia sebut "keuntungan kumulatif" tapi yang sekarang lebih dikenal dengan nama lampiran preferensial. Baru-baru ini dalam jaringan skala bebas dimulai pada tahun 1999 dengan karya Albert-László Barabasi

41 25 dan rekan-rekannya di University of Notre Dame yang memetakan topologi sebagian dari World Wide Web, menemukan bahwa beberapa node, yang mereka sebut "hub", memiliki lebih banyak koneksi dari yang lain dan bahwa jaringan secara keseluruhan memiliki distribusi power-law dari jumlah link yang menghubungkan ke node. Setelah menemukan beberapa jaringan lain, termasuk beberapa jaringan sosial dan biologis, juga memiliki jumlah distribusi heavy-tailed, Barabasi dan kolaborator menciptakan istilah "jaringan skala bebas" untuk menggambarkan kelas jaringan yang menunjukkan distribusi power-law. Amaral et al. menunjukkan bahwa sebagian besar jaringan dunia nyata dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori besar berdasarkan jumlah distribusi derajat P (k) untuk k besar. Barabasi dan Albert mengusulkan mekanisme generatif untuk menjelaskan penampilan distribusi power-law, yang mereka sebut "preferential attachment" dan yang pada dasarnya sama dengan yang diusulkan oleh Price. Solusi analitik untuk mekanisme ini (juga mirip dengan solusi Price) diadakan pada tahun 2000 oleh Dorogovtsev, Mendes dan Samukhin dan secara independen oleh Krapivsky, Redner, dan Leyvraz, dan kemudian dibuktikan dengan matematika Béla Bollobás. Namun, mekanisme ini hanya menghasilkan subset spesifik jaringan di kelas skala bebas, dan banyak mekanisme alternatif telah ditemukan. Sejarah jaringan skala bebas juga mencakup beberapa ketidaksepakatan. Pada tingkat empiris, sifat skala bebas dari beberapa jaringan telah dipertanyakan. Misalnya, tiga bersaudara Faloutsos percaya bahwa Internet memiliki distribusi power-law atas dasar data traceroute; Namun, telah menyarankan bahwa ini adalah lapisan 3 ilusi yang diciptakan oleh router, yang mana muncul sebagai node-tingkat tinggi selama menyembunyikan layer 2 struktur internal dari ASes interkoneksi mereka. Pada tingkat teoritis, perbaikan untuk definisi abstrak skala bebas telah diusulkan. Misalnya, Li et al. (2005) baru-baru ini menawarkan "metrics skala bebas" yang berpotensi lebih tepat. Secara singkat, biarkan G adalah graf

42 26 dengan tepi set E, dan menunjukkan tingkat simpul v (yaitu, jumlah tepi kejadian untuk v) oleh \ deg (v). Menetapkan Ini dimaksimalkan ketika node-tingkat tinggi yang terhubung ke nodetingkat tinggi lainnya.sekarang mendefinisikan Dimana Smax adalah nilai maksimum s (H) untuk H dalam himpunan semua grafik dengan distribusi gelar identik dengan G. Ini memberikan metric antara 0 dan 1, di mana grafik G dengan S kecil (G) adalah "skala-kaya", dan grafik G dengan S (G) mendekati 1 adalah "skala-bebas". Definisi ini diambil dari kesamaan diri yang tersirat dalam nama "skala-bebas" Barabasi-Albert Model Barabasi-Albert (BA) Model adalah sebuah algoritma untuk membangkitkan jaringan skala bebas dengan menggunakan mekanisme Preferential Attachment. Jaringan skala bebas secara luas diamati dalam sistem alam dan buatan manusia, termasuk internet, world wide web, jaringan kutipan, dan beberapa jaringan sosial. Algoritma ini dinamakan oleh penemunya yaitu Albert-László Barabasi dan Reka Albert. Banyak jaringan diamati masuk ke dalam kelas jaringan skala bebas, yang berarti bahwa mereka memiliki power-law (skala bebas) distribusi derajat, sementara model grafik acak seperti (ER) Model Erdös-Rényi dan Watts-Strogatz (WS) tidak menunjukkan power-law. Barabasi-Albert model adalah salah satu dari beberapa model yang diusulkan yang menghasilkan jaringan skala bebas. Algoritma ini menggabungkan dua konsep umum yang penting: pertumbuhan dan preferential attachment. Baik pertumbuhan dan preferential attachment ada secara luas di jaringan nyata. Pertumbuhan berarti bahwa

43 27 jumlah node dalam jaringan meningkat dari waktu ke waktu. Preferential attachment berarti bahwa lebih banyak node yang terhubung, maka semakin besar kemungkinan untuk menerima link baru. Preferential attachment adalah contoh dari siklus umpan balik positif di mana variasi awalnya acak (satu simpul awalnya memiliki banyak link atau telah mulai mengumpulkan link lebih awal dari yang lain) secara otomatis diperkuat, sehingga sangat besar perbedaannya. Ini juga kadang-kadang disebut efek Matthew, "yang kaya semakin kaya", dan dalam kimia autocatalysis. Jaringan dimulai dengan jaringan terhubung awal node m 0. Node baru ditambahkan ke jaringan satu per satu. Setiap node baru terhubung ke m m 0 node yang ada dengan probabilitas yang sebanding terhadap jumlah link yang sudah memiliki node. Secara formal, probabilitas P i terhadap node baru yang terhubung ke node i adalah: Dimana ki adalah derajat simpul dari node i dan jumlah ini dibuat atas semua node yang sudah ada j (yaitu hasil denominator dua kali jumlah edges dalam jaringan). Node yang terhubung ("hub") cenderung cepat menumpuk ketika lebih banyak link, ketika node dengan hanya beberapa link yang mungkin untuk dipilih sebagai tujuan untuk link baru. Node baru memiliki "preferensi" untuk melampirkan diri untuk node yang terhubung.

44 28 Algoritma: Masukan: Jumlah Nodes N; Inisialisasi jumlah nodes m0; Offset Eksponen a; Minimum degree 1<= d <=m0. Keluaran: scale-free multigraph G=({0,.,N-1}, E). 1) Tambahkan nodes m0 ke G. 2) Hubungkan setiap node dalam G ke setiap node lain dalam G, buat grafik lengkap. 3) Buat node baru i. 4) Ambil node j seragam secara acak dari grafik G. Set P = (k (j) / k_tot) ^ a. 5) Ambil bilangan real R seragam secara acak antara 0 dan 1. 6) Jika P > R kemudian tambahkan j ke i daftar adjacency. 7) Ulangi langkah 4-6 sampai i memiliki node m dalam daftar adjacencynya. 8) Tambahkan i ke daftar adjacency dari setiap node dalam daftar adjacencynya. 9) Tambahkan i ke grafik. 10) Ulangi langkah 3-9 sampai ada N node dalam grafik. 2.6 Matriks Adjacency Jenis matriks yang biasa digunakan dalam analisa jaringan sosial adalah matriks adjacency. Nilai yang ada di tiap cell menunjukkan informasi atas hubungan atau relasi antar aktor atau individu. Matriks adjacency sangat berguna untuk melihat kedekatan antar aktor atau individu berdasarkan nilai yang ada di tiap cell. Pada penelitian ini skala pengukuran akan menggunakan binary yang hanya memiliki nilai 0 dan 1. Nilai 0 akan merepresentasikan tidak adanya hubungan, sedangkan nilai 1 merepresentasikan adanya hubungan antar aktor atau individu tertentu. Ada 2 tipe matriks adjacency, yaitu symmetric dan asymmetric. Sebuah jaringan sosial dapat terdiri dari 2 tipe ini. Jika terdapat relasi pertemanan antara Bob, Carol, Alice dan Ted, digambarkan bahwa Bob menjalin relasi dengan Carol, tetapi Carol tidak. Maka dari itu, matriks Xij tidak mungkin sama dengan matriks Xji, inilah yang disebut dengan asymmetric.

45 29 BAB III PERANCANGAN MODEL Pada bab ini akan dijelaskan perancangan model dan algoritma dalam mengubah graf ke dalam bentuk adjacency matriks. 3.1 Sumber Data Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah data berupa graf yang diubah menjadi matriks adjacency, jika memiliki relasi maka bernilai 1, jika tidak maka bernilai 0. Data diambil dari social network facebook penulis dengan menggunakan bantuan aplikasi touchgraph. Touchgraph adalah software manipulasi dan grafik visualisasi yang digunakan untuk mempelajari jaringan aktor (sosial media). Perangkat lunak ini menampilkan hubungan antar individu. Individu akan diwakili oleh "node", kemudian hubungan antara individu akan menjadi sebuah "link". Aplikasi ini dapat memvisualisasikan jaringan pertemanan di facebook, sedangkan untuk random graph dan scale-free network graph didapat dengan menggunakan algoritma Erdos Renyi dan Barabassi-Albert. 3.2 Perancangan Model Perancangan model untuk merepresentasikan centrality pada jaringan manusia, random graph, dan scale-free network graph secara umum dapat digambarkan sebagai berikut: Data Facebook, Random Graph, SFNG Preprocessing Perhitungan betweenness, closeness, degree centrality Hasil Gambar 3.1 Perancangan Model Data yang dipakai untuk melakukan perhitungan centrality pada jaringan manusia riil adalah dataset yang diperoleh dari facebook dengan menggunakan aplikasi touchgraph yaitu berupa graf yang diubah menjadi

46 30 matriks adjacency. Dataset yang diambil terdiri dari nama-nama pengguna facebook dan relasi antara pengguna. Untuk data random graph dan scale-free network graph menggunakan dataset yang dibangkitkan dengan algoritma Erdos Renyi dan Barabassi-Albert. Setelah dataset diperoleh, selanjutnya akan dilakukan preprocessing terhadap data tersebut. Data set tersebut direpresentasikan ke dalam bentuk matriks nxn, dengan n merupakan jumlah node yang terambil. Pada tugas akhir ini akan dilakukan perhitungan centrality yang meliputi betweenness centrality, closeness centrality, dan degree centrality pada jaringan manusia riil (nyata), random graph, dan scalefree network graph yang bertujuan untuk mengetahui individu yang paling penting (popular) dalam sebuah jaringan relasi manusia, serta membandingkan ketiga jaringan tersebut. Hasil perhitungan tersebut akan menampilkan nilai dari betweenness, closeness, dan degree centrality dari setiap graf. 3.3 Preprocessing Data yang digunakan merupakan dataset yang diperoleh dari social network facebook yang diambil menggunakan aplikasi touchgraph. Dataset terdiri dari nama-nama pengguna facebook dan relasi antar pengguna, sedangkan random graph dan scale-free network graph merupakan dataset yang diperoleh dengan menggunakan algoritma Erdos Renyi dan Barabassi- Albert. Data Facebook, Random Graph, SFNG Pembuatan matriks Matriks nxn Gambar 3.2 Proses Preprocessing

47 31 Preprocessing dilakukan sebelum dataset memasuki proses inti. Berdasarkan Gambar 3.2 dapat dilihat alur yang terjadi saat preprocessing. Preprocessing yang dilakukan adalah pembuatan matriks dari dataset tersebut dengan cara merepresentasikannya ke dalam matriks nxn dengan n adalah jumlah node yang terambil Pembuatan Matriks Dari dataset tersebut kemudian direpresentasikan ke dalam bentuk matriks nxn dengan n adalah jumlah node yang terambil untuk dianalisis. Gambar 3.4 menunjukkan tabel berisi daftar pengguna yang terambil serta relasi yang terjadi. Relasi dipresentasikan dengan bilangan biner, yang artinya apabila memiliki relasi maka kolom tersebut bernilai 1, sedangkan jika tidak maka bernilai 0. Gambar 3.3 Real Graf Facebook

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS xvi BAB 2 LANDASAN TEORITIS Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, penulis akan memberikan beberapa pengertian yang berhubungan dengan judul penelitian yang penulis ajukan, karena tanpa pengertian yang

Lebih terperinci

Teori Graf dalam Social Network Analysis dan Aplikasinya pada Situs Jejaring Sosial

Teori Graf dalam Social Network Analysis dan Aplikasinya pada Situs Jejaring Sosial Teori Graf dalam Social Network Analysis dan Aplikasinya pada Situs Jejaring Sosial Ahmad Anshorimuslim Syuhada - 13509064 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Initut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori graf Definisi graf

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori graf Definisi graf 2 LNDSN TEORI 2.1 Teori graf 2.1.1 Definisi graf Graf adalah kumpulan dari minimal satu atau lebih simpul (vertex) yang dihubungkan oleh sisi atau busur (edge). Dalam kehidupan sehari-hari, graf banyak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kemacetan Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf Nur Fajriah Rachmah - 0609 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Simulasi Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan entitas baik manusia ataupun mesin yang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam prakteknya,

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Graf dalam Manajemen Sistem Basis Data Tersebar

Aplikasi Teori Graf dalam Manajemen Sistem Basis Data Tersebar Aplikasi Teori Graf dalam Manajemen Sistem Basis Data Tersebar Arifin Luthfi Putranto (13508050) Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10, Bandung E-Mail: xenoposeidon@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf (Graph) Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E) yang dinotasikan dalam bentuk G = {V(G), E(G)}, dimana V(G) adalah himpunan vertex (simpul) yang tidak kosong

Lebih terperinci

METODE ANALISIS JEJARING SOSIAL

METODE ANALISIS JEJARING SOSIAL Text dan Web Mining - Budi Susanto 1 METODE ANALISIS JEJARING SOSIAL Budi Susanto Text dan Web Mining - Budi Susanto 2 Tujuan memahami metode centrality pada suatu graf untuk menemukan node yang paling

Lebih terperinci

Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra

Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra Volume 2 Nomor 2, Oktober 207 e-issn : 24-20 p-issn : 24-044X Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra Muhammad Khoiruddin Harahap Politeknik Ganesha Medan Jl.Veteran No. 4 Manunggal choir.harahap@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis Ada beberapa pengertian dari sistem informasi geografis, diantaranya yaitu: a) Purwadhi (1994) dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Algoritma Algoritma adalah teknik penyusunan langkah-langkah penyelesaian masalah dalam bentuk kalimat dengan jumlah kata terbatas tetapi tersusun secara logis dan sitematis

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf Rahadian Dimas Prayudha - 13509009 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.. Definisi Graf Secara matematis, graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E) ditulis dengan notasi G = (V, E), yang dalam hal ini: V = himpunan tidak-kosong dari simpul-simpul

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graf Definisi Graf Suatu graf G terdiri atas himpunan yang tidak kosong dari elemen elemen yang disebut titik atau simpul (vertex), dan suatu daftar pasangan vertex

Lebih terperinci

LOGIKA DAN ALGORITMA

LOGIKA DAN ALGORITMA LOGIKA DAN ALGORITMA DASAR DASAR TEORI GRAF Kelahiran Teori Graf Sejarah Graf : masalah jembatan Königsberg (tahun 736) C A D B Gbr. Masalah Jembatan Königsberg Graf yang merepresentasikan jembatan Königsberg

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Sebelum memulai pembahasan lebih lanjut, pertama-tama haruslah dijelaskan apa yang dimaksud dengan traveling salesman problem atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai persoalan

Lebih terperinci

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika 16/12/2015 2 Sub Topik A. Graf dan Model Graf B. Terminologi Dasar Graf dan Jenis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Penugasan Sebagai Masalah Matching Bobot Maksimum Dalam Graf Bipartisi Lengkap Berlabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Penugasan Sebagai Masalah Matching Bobot Maksimum Dalam Graf Bipartisi Lengkap Berlabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penugasan Sebagai Masalah Matching Bobot Maksimum Dalam Graf Bipartisi Lengkap Berlabel Teori Dasar Graf Graf G adalah pasangan himpunan (V,E) di mana V adalah himpunan dari vertex

Lebih terperinci

= himpunan tidak-kosong dan berhingga dari simpul-simpul (vertices) = himpunan sisi (edges) yang menghubungkan sepasang simpul

= himpunan tidak-kosong dan berhingga dari simpul-simpul (vertices) = himpunan sisi (edges) yang menghubungkan sepasang simpul Struktur Data Graf 1. PENDAHULUAN Dalam bidang matematika dan ilmu komputer, teori graf mempelajari tentang graf yaitu struktur yang menggambarkan relasi antar objek dari sebuah koleksi objek. Definisi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Algoritma Menurut (Suarga, 2012 : 1) algoritma: 1. Teknik penyusunan langkah-langkah penyelesaian masalah dalam bentuk kalimat dengan jumlah kata terbatas tetapi tersusun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Sebuah graf didefinisikan sebagai pasangan terurut himpunan dimana: 1. adalah sebuah himpunan tidak kosong yang berhingga yang anggotaanggotanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Terminologi graf Tereminologi termasuk istilah yang berkaitan dengan graf. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa definisi yang sering dipakai terminologi. 2.1.1 Graf Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembuatan Web Sistem Informasi Geografis (SIG) salah satunya didorong karena penggunaan internet yang sangat luas dimasyarakat dan pemerintah, karena internet maka

Lebih terperinci

Penerapan Social Network Analysis dalam Penentuan Centrality Studi Kasus Social Network Twitter

Penerapan Social Network Analysis dalam Penentuan Centrality Studi Kasus Social Network Twitter Penerapan Social Network Analysis dalam Penentuan Centrality Studi Kasus Social Network Twitter Budi Susanto 1 budsus@ti.ukdw.ac.id Herlina 2 22084595@students.ukdw.ac.id Antonius R. C. 3 anton@ti.ukdw.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Graf Menurut Foulds (1992) graf G adalah pasangan terurut (VV,) dimana V adalah himpunan simpul yang berhingga dan tidak kosong. Dan E adalah himpunan sisi yang merupakan pasangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Adapun landasan teori yang dibutuhkan dalam pembahasan tugas akhir ini di antaranya adalah definisi graf, lintasan terpendek, lintasan terpendek fuzzy, metode rangking fuzzy, algoritma

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Defenisi Graf Graf G didefenisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), ditulis dengan notasi G = (V,E), yang dalam hal ini V adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf 2.1.1 Definisi Graf Graf adalah pasangan himpunan (V, E), dan ditulis dengan notasi G = (V, E), V adalah himpunan tidak kosong dari verteks-verteks {v 1, v 2,, v n } yang

Lebih terperinci

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS. Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS. Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT One of graph application on whole life is to establish the

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI RUTE WISATA TERPENDEK BERBASIS ALGORITMA FLOYD-WARSHALL

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI RUTE WISATA TERPENDEK BERBASIS ALGORITMA FLOYD-WARSHALL Sistem Prediksi Penyakit Diabetes Berbasis Decision Tree RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI RUTE WISATA TERPENDEK BERBASIS ALGORITMA FLOYD-WARSHALL Anik Andriani Manajemen Informatika AMIK BSI Jakarta Jl.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II LNSN TEORI Landasan teori dalam penyusunan tugas akhir ini menggunakan beberapa teori pendukung yang akan digunakan untuk menentukan lintasan terpendek pada jarak esa di Kecamatan Rengat arat. 2.1 Graf

Lebih terperinci

G r a f. Pendahuluan. Oleh: Panca Mudjirahardjo. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.

G r a f. Pendahuluan. Oleh: Panca Mudjirahardjo. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. G r a f Oleh: Panca Mudjirahardjo Pendahuluan Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. 1 Pendahuluan Jaringan jalan raya di propinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017 Graf dan Analisa Algoritma Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017 Who Am I? Stya Putra Pratama, CHFI, EDRP Pendidikan - Universitas Gunadarma S1-2007 Teknik Informatika S2-2012

Lebih terperinci

PEMANFAATAN METODE MONTE CARLO DALAM PENCARIAN PATH TERPENDEK PADA GRAF

PEMANFAATAN METODE MONTE CARLO DALAM PENCARIAN PATH TERPENDEK PADA GRAF PEMANFAATAN METODE MONTE CARLO DALAM PENCARIAN PATH TERPENDEK PADA GRAF Said Iskandar Al Idrus Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Medan said.iskandar.alidrus@gmail.com Abstrak Pada saat ini ada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 39 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Teori graf merupakan salah satu cabang matematika yang paling banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari hari. Salah satu bentuk dari graf adalah

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM

ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan lintasan terpanjang (longest path) merupakan persoalan dalam mencari

BAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan lintasan terpanjang (longest path) merupakan persoalan dalam mencari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan lintasan terpanjang (longest path) merupakan persoalan dalam mencari lintasan sederhana terpanjang maksimum dalam suatu graph yang diberikan. Lintasan terpanjang

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Greedy dalam Membangun Pohon Merentang Minimum

Penggunaan Algoritma Greedy dalam Membangun Pohon Merentang Minimum Penggunaan Algoritma Greedy dalam Membangun Pohon Merentang Minimum Gerard Edwin Theodorus - 13507079 Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung, email: if17079@students.if.itb.ac.id Abstract Makalah ini

Lebih terperinci

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER TEORI GRAF ILHAM SAIFUDIN Selasa, 13 Desember 2016 Universitas Muhammadiyah Jember Pendahuluan 1 OUTLINE 2 Definisi Graf

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Graf Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E), ditulis dengan notasi G = (V, E). Dalam hal ini, V merupakan himpunan tidak kosong dari simpul-simpul (vertices atau

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA SEQUENTIAL COLOR UNTUK PEWARNAAN PETA WILAYAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU TUGAS AKHIR

APLIKASI ALGORITMA SEQUENTIAL COLOR UNTUK PEWARNAAN PETA WILAYAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU TUGAS AKHIR APLIKASI ALGORITMA SEQUENTIAL COLOR UNTUK PEWARNAAN PETA WILAYAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Algoritma Algoritma merupakan urutan langkah langkah untuk menyelesaikan masalah yang disusun secara sistematis, algoritma dibuat dengan tanpa memperhatikan bentuk

Lebih terperinci

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )}

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )} GRAF Graf G(V,E) didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), dengan V adalah himpunan berhingga dan tidak kosong dari simpul-simpul (verteks atau node). Dan E adalah himpunan berhingga dari busur (vertices

Lebih terperinci

Graf dan Pengambilan Rencana Hidup

Graf dan Pengambilan Rencana Hidup Graf dan Pengambilan Rencana Hidup M. Albadr Lutan Nasution - 13508011 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung e-mail: albadr.ln@students.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori graf menurut Munir (2012), merupakan salah satu cabang dari ilmu matematika dengan pokok bahasan yang sudah sejak lama digunakan dan memiliki banyak terapan hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. himpunan bagian bilangan cacah yang disebut label. Pertama kali diperkenalkan

BAB I PENDAHULUAN. himpunan bagian bilangan cacah yang disebut label. Pertama kali diperkenalkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelabelan graf merupakan suatu topik dalam teori graf. Objek kajiannya berupa graf yang secara umum direpresentasikan oleh titik dan sisi serta himpunan bagian bilangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Lintasan Terpendek Lintasan terpendek merupakan lintasan minumum yang diperlukan untuk mencapai suatu titik dari titik tertentu (Pawitri, ) disebutkan bahwa. Dalam permasalahan pencarian

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013 Dasar-Dasar Teori Graf Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013 Teori Graf Teori Graf mulai dikenal saat matematikawan kebangsaan Swiss bernama Leonhard Euler, yang berhasil mengungkapkan Misteri

Lebih terperinci

ARTIKEL APLIKASI DELIVERY SERVICE GLOBAL POISONING SYSTEM DAN ONLINE MARKET(PRINTER)MENGUNAKAN ANDROID DAN WEB SERVER

ARTIKEL APLIKASI DELIVERY SERVICE GLOBAL POISONING SYSTEM DAN ONLINE MARKET(PRINTER)MENGUNAKAN ANDROID DAN WEB SERVER ARTIKEL APLIKASI DELIVERY SERVICE GLOBAL POISONING SYSTEM DAN ONLINE MARKET(PRINTER)MENGUNAKAN ANDROID DAN WEB SERVER Oleh: Setia Rudi Oktavian 13.1.03.02.0040 Dibimbing oleh : 1. Irwan Setyo Widodo. S.P.d.,M.Si

Lebih terperinci

Penerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing

Penerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing Penerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing Indra Siregar 13508605 Program Studi Teknik Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bagian ini menjelaskan tentang hal-hal yang erat kaitannya dengan masalah m- ring star. Salah satu cabang matematika yang cukup penting dan sangat luas penerapannya di banyak bidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa (service) merupakan suatu atau serangkaian aktivitas yang tidak berwujud dan yang biasanya, tidak selalu, berhubungan dengan interaksi antara customer (pelanggan) dan

Lebih terperinci

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS Muhammad Farhan 13516093 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Analogi Pembunuhan Berantai Sebagai Graf Dalam Investigasi Kasus

Analogi Pembunuhan Berantai Sebagai Graf Dalam Investigasi Kasus Analogi Pembunuhan Berantai Sebagai Graf Dalam Investigasi Kasus Elmo Dery Alfared NIM: 00 Program Studi Teknik Informatika ITB, Institut Teknologi Bandung email: if0 @students.itb.ac.id Abstract Makalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 2 TINJUN PUSTK 2.1. lgoritma lgoritma merupakan suatu langkah langkah untuk menyelesaikan masalah yang disusun secara sistematis, tanpa memperhatikan bentuk yang akan digunakan sebagai implementasinya,

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH ALIRAN MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA FORD-FULKERSON TUGAS AKHIR

PENYELESAIAN MASALAH ALIRAN MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA FORD-FULKERSON TUGAS AKHIR PENYELESAIAN MASALAH ALIRAN MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA FORD-FULKERSON TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan

Lebih terperinci

Studi dan Implementasi Struktur Data Graf

Studi dan Implementasi Struktur Data Graf Studi dan Implementasi Struktur Data Graf Fajar Dwi Anggara Program Studi Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung email: if15039@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN UKDW

Bab 1 PENDAHULUAN UKDW Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi sekarang ini hadir begitu banyak social networking website yang menyediakan layanan dalam pembangunan jaringan sosial atau relasi

Lebih terperinci

PENGANTAR ANALISIS JEJARING

PENGANTAR ANALISIS JEJARING Text dan Web Mining - Budi Susanto 1 PENGANTAR ANALISIS JEJARING Budi Susanto (v.1.1) Text dan Web Mining - Budi Susanto 2 Tujuan memahami metode centrality pada suatu graf untuk menemukan node yang paling

Lebih terperinci

Aplikasi Pohon dan Graf dalam Kaderisasi

Aplikasi Pohon dan Graf dalam Kaderisasi Aplikasi Pohon dan Graf dalam Kaderisasi Jonathan - 13512031 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

DIMENSI METRIK PADA BEBERAPA KELAS GRAF

DIMENSI METRIK PADA BEBERAPA KELAS GRAF DIMENSI METRIK PADA BEBERAPA KELAS GRAF oleh DWI RIA KARTIKA M0112025 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

Graf. Matematika Diskrit. Materi ke-5

Graf. Matematika Diskrit. Materi ke-5 Graf Materi ke-5 Pendahuluan Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Gambar di bawah ini sebuah graf yang menyatakan peta jaringan jalan raya

Lebih terperinci

Analisis dan Implementasi Betweenness Centrality pada Social Network Twitter dengan Metode Linear Scaling

Analisis dan Implementasi Betweenness Centrality pada Social Network Twitter dengan Metode Linear Scaling Analisis dan Implementasi Betweenness Centrality pada Social Network Twitter dengan Metode Linear Scaling Berbasis Pengguna Analysis and Implementation Betweenness Centrality in Social Network Twitter

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Algoritma adalah urutan atau deskripsi langkah-langkah untuk memecahkan suatu masalah.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Algoritma adalah urutan atau deskripsi langkah-langkah untuk memecahkan suatu masalah. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Algoritma Algoritma adalah urutan atau deskripsi langkah-langkah untuk memecahkan suatu masalah. Algoritma merupakan jantung ilmu komputer atau informatika. Banyak

Lebih terperinci

APLIKASI MASALAH 0/1 KNAPSACK MENGGUNAKAN ALGORITMA GREEDY

APLIKASI MASALAH 0/1 KNAPSACK MENGGUNAKAN ALGORITMA GREEDY PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI APLIKASI MASALAH 0/1 KNAPSACK MENGGUNAKAN ALGORITMA GREEDY Skripsi Diajukan untuk Menempuh Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Pemanfaatan Directed Acyclic Graph untuk Merepresentasikan Hubungan Antar Data dalam Basis Data

Pemanfaatan Directed Acyclic Graph untuk Merepresentasikan Hubungan Antar Data dalam Basis Data Pemanfaatan Directed Acyclic Graph untuk Merepresentasikan Hubungan Antar Data dalam Basis Data Winson Waisakurnia (13512071) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori graf dikenal sejak abad ke-18 Masehi. Saat ini teori graf telah

BAB II LANDASAN TEORI. Teori graf dikenal sejak abad ke-18 Masehi. Saat ini teori graf telah BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Teori graf dikenal sejak abad ke-18 Masehi. Saat ini teori graf telah berkembang sangat pesat dan digunakan untuk menyelesaikan persoalanpersoalan pada berbagai bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Graf adalah salah satu metode yang sering digunakan untuk mencari solusi dari permasalahan diskrit dalam dunia nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, graf digunakan untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG oleh MIRA AMALIA M0113030 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL

PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL Swaditya Rizki Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lebih terperinci

PENENTUAN ALUR TERPENDEK PENGIRIMAN BARANG PT.KENCANA LINK NUSANTARA MEDAN DENGAN ALGORITMA DJIKSTRA

PENENTUAN ALUR TERPENDEK PENGIRIMAN BARANG PT.KENCANA LINK NUSANTARA MEDAN DENGAN ALGORITMA DJIKSTRA 15 Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), ol. 3 No. 6, Desember 2016 PENENTUAN ALUR TERPENDEK PENGIRIMAN BARANG PT.KENCANA LINK NUSANTARA MEDAN DENGAN ALGORITMA DJIKSTRA Ahmad Zuhri Hasibuan Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem informasi adalah suatu sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan. Tujuan dari sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori dan terminologi graph, yaitu bentukbentuk khusus suatu graph dan juga akan diuraikan penjelasan mengenai shortest path. 2.1 Konsep Dasar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN MODUL I. 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013 Blog: 1.

PENDAHULUAN MODUL I. 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013 Blog:    1. MODUL I PENDAHULUAN 1. Sejarah Graph Teori Graph dilaterbelakangi oleh sebuah permasalahan yang disebut dengan masalah Jembatan Koningsberg. Jembatan Koningsberg berjumlah tujuh buah yang dibangun di atas

Lebih terperinci

Pensejajaran Rantai DNA Menggunakan Algoritma Dijkstra

Pensejajaran Rantai DNA Menggunakan Algoritma Dijkstra SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Pensejajaran Rantai DNA Menggunakan Algoritma Dijkstra Abduh Riski 1 1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember riski.fmipa@unej.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Sebuah graf G adalah pasangan (V,E) dengan V adalah himpunan yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang anggotanya

Lebih terperinci

Aplikasi Graf pada Hand Gestures Recognition

Aplikasi Graf pada Hand Gestures Recognition Aplikasi Graf pada Hand Gestures Recognition Muthmainnah 13515059 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 1435

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 1435 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 1435 Analisis dan Implementasi Betweenness Centrality pada Social Network Twitter dengan Metode Linear Scaling Berbasis Pengguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menyatakan objek dinyatakan dengan sebuah titik (vertex),

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menyatakan objek dinyatakan dengan sebuah titik (vertex), BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Teori graf merupakan salah satu bidang matematika, yang diperkenalkan pertama kali oleh ahli matematika asal Swiss, Leonardo Euler pada tahun 1736. Teori graf

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelum sampai pada pendefenisian masalah lintasan terpendek, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan mengenai konsep-konsep dasar dari model graph dan

Lebih terperinci

NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS TERREDUKSI DALAM ALJABAR MAKS-PLUS BESERTA APLIKASINYA

NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS TERREDUKSI DALAM ALJABAR MAKS-PLUS BESERTA APLIKASINYA NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS TERREDUKSI DALAM ALJABAR MAKS-PLUS BESERTA APLIKASINYA oleh BUDI AGUNG PRASOJO M0105001 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

Struktur dan Organisasi Data 2 G R A P H

Struktur dan Organisasi Data 2 G R A P H G R A P H Graf adalah : Himpunan V (Vertex) yang elemennya disebut simpul (atau point atau node atau titik) Himpunan E (Edge) yang merupakan pasangan tak urut dari simpul, anggotanya disebut ruas (rusuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan ilmu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Matematika juga merupakan media untuk melatih kemampuan berfikir kritis, kreatif dan dapat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI PENELITIAN BAB II DASAR TEORI PENELITIAN 2.1 Pengangkutan Sampah Pengangkutan sampah adalah kegiatan membawa sampah dari lokasi tempat pembuangan sampah sementara (TPS) atau langsung dari sumber sampah menuju tempat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 18 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Algoritma Algoritma adalah urutan atau deskripsi langkah- langkah penyelesaian masalah yang tersusun secara logis, ditulis dengan notasi yang mudah dimengerti sedemikian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Sejarah Graf Lahirnya teori graf pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler seorang matematikawan berkebangsaan Swiss pada Tahun 1736 melalui tulisan Euler yang berisi tentang

Lebih terperinci

Matematik tika Di Disk i r t it 2

Matematik tika Di Disk i r t it 2 Matematika tik Diskrit it 2 Teori Graph Teori Graph 1 Kelahiran Teori Graph Masalah Jembatan Konigsberg g : Mulai dan berakhir pada tempat yang sama, bagaimana caranya untuk melalui setiap jembatan tepat

Lebih terperinci

Pendeteksian Deadlock dengan Algoritma Runut-balik

Pendeteksian Deadlock dengan Algoritma Runut-balik Pendeteksian Deadlock dengan Algoritma Runut-balik Rita Wijaya - 13509098 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Defenisi Graf Suatu graf G adalah suatu himpunan berhingga tak kosong dari objek-objek yang disebut verteks (titik/simpul) dengan suatu himpunan yang anggotanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sebuah graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), dengan V

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sebuah graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), dengan V BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Graf Sebuah graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), dengan V adalah himpunan tak kosong dari simpul-simpul (vertices) pada G. Sedangkan E adalah himpunan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini. 6 II. LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Pada sub bab ini akan diberikan

Lebih terperinci

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari Andika Mediputra NIM : 13509057 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Studi Algoritma Optimasi dalam Graf Berbobot

Studi Algoritma Optimasi dalam Graf Berbobot Studi Algoritma Optimasi dalam Graf Berbobot Vandy Putrandika NIM : 13505001 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if15001@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Secara garis besar ilmu statistik dibagi menjadi dua bagian yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Secara garis besar ilmu statistik dibagi menjadi dua bagian yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pembagian Ilmu Statistik Secara garis besar ilmu statistik dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Statistik Parametrik Statistik parametrik adalah ilmu statistik yang digunakan untuk

Lebih terperinci

Pada perkembangannya ternyata model transportasi ini dapat juga digambarkan dan diselesaikan dalam suatu bentuk jaringan

Pada perkembangannya ternyata model transportasi ini dapat juga digambarkan dan diselesaikan dalam suatu bentuk jaringan MODEL ARUS JARINGAN DEFINISI Jaringan (network) = (N, A); N=node, A=arc = sisi=busur. Arc (sisi) terarah mempunyai arah. Jaringan terarah mempunyai semua sisi yang terarah. Path (lintasan) = sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Teori Graf Teori graf merupakan pokok bahasan yang sudah tua usianya namun memiliki banyak terapan sampai saat ini. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam teori graf dikenal dengan masalah lintasan atau jalur terpendek (shortest

BAB I PENDAHULUAN. dalam teori graf dikenal dengan masalah lintasan atau jalur terpendek (shortest BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Graf adalah (siang, 2002) suatu kumpulan titik-titik yang terhubung, dalam teori graf dikenal dengan masalah lintasan atau jalur terpendek (shortest path problem),

Lebih terperinci

Pengantar Matematika Diskrit

Pengantar Matematika Diskrit Pengantar Matematika Diskrit Referensi : Rinaldi Munir, Matematika Diskrit, Informatika Bandung 2005 1 Matematika Diskrit? Bagian matematika yang mengkaji objek-objek diskrit Benda disebut diskrit jika

Lebih terperinci

Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Demak Semarang. Kend al. Salatiga.

Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Demak Semarang. Kend al. Salatiga. GRAF PENDAHULUAN Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Gambar di bawah ini sebuah graf yang menyatakan peta jaringan jalan raya yang menghubungkan

Lebih terperinci