Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Merangin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Merangin"

Transkripsi

1 Bab 2: Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Merangin 2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik Secara geografis, wilayah Kabupaten Merangin terletak pada titik koordinat antara 101º º50 00 Bujur Timur dan antara 1º º52 00 Lintang Selatan, dengan luas sebesar Km atau Ha² dalam mendukung jalannya roda pemerintahan, pusat pemerintahan Kabupaten Merangin beradadi Kota Bangko dengan Jarak dari Kota Jambi (Ibukota Propinsi Jambi) ±256 Km. Berdasarakan Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang pembentukan dan pemekaran wilayah dilingkup Propinsi Jambi. Secara administrasi wilayah Kabupaten Merangin berbatasan dengan : Sebelah Timur Sebelah Barat Sebelah Utara Sebelah Selatan : Kabupaten Sarolangun : Kabupaten Kerinci : Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo : Kabupaten Rejang Lebong (Propinsi Bengkulu) Kondisi topografi Kabupaten Merangin secara umum terbagi dalam 3 bagian, yaitu dataran tinggi, dataran sedang dan dataran rendah. Ketinggian berkisar anatara meter diatas permukaaan laut (dpl), dengan bentang alamnya yang rata-rata bergelombang. Dataran rendah terletak pada ketinggian meter dpl dengan luas 41,20% luas Kabupaten Merangin. Wilayah dataran sedang yang terletak antara m dpl seluas 35,79 % luas Kabupaten Merangin, sedangkan dataran tinggi yang terletak lebih dari 500 m dpl seluas 23 % dari luas Kabupaten Merangin. Wilayah daratan Kabupaten Merangin secara umum terdiri dari 6 (enam) jenis tanah yaitu podsolik, latosol, andosol, organosol, glei humus dan komplek latusol dan litosol. Tekstur tanah secara umum dapat diklasifikasikan antara halus, sedang dan kasar, sedangkan daerah gambut tidak mempunyai tekstur. Berdasarkan data RTRW Kabupaten Merangin Tahun 2006, teksturtanah di Kabupaten Merangin terdiri dari tekstur tanah halus, tersebar di Kecamatan Tabir, Tabir Ulu, Tabir Selatan, Sungai Manau, Muara Siau, Lembah Masurai, Jangkat dan Pamenang. Untuk tekstur sedang terdapat hampir diseluruh wilayah Kabupaten Merangin. Sedangkan tanah gambut hanya terdapat di Kecamatan Tabir, Pamenang, dan Tabir Ulu. Wilayah daratan Kabupaten Merangin secara umum terdiri dari 6 (enam) jenis tanah yaitu podsolik, latosol, andosol, organosol, glei humus dan komplek latusol dan litosol dan untuk jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut : a. Podsolik, untuk wilayah bergelombang sampai berbukit dengan ketinggian antara m dari permukaan laut, bersolum dalam dan tekstur halus, daerah ini masih berupa hutan, tanaman perkebunan, pertanian tanah kering, semak, kebun campuran dan sebagian sudah diusahakan menjadi sawah. Di Kabupaten Merangin luas jenis tanah podsolik adalah Ha yang tersebar pada Kecamatan Tabir, Tabir Ulu, Tabir Selatan, Muara Siau dan Pamenang. b. Latosol, untuk wilayah bergelombang sampai berbukit dengan ketinggian antara m dari permukaan laut, bahan induk dan batuan beku, tanah bersolum dalam, tekstur remah dan konsistensi gembur, daerah ini sebagian besar ditutupi hutan lebat 9

2 dan sebagian pertanian tanah kering. Di Kabupaten Merangin luas jenis tanah latosol adalah Ha yang tersebar pada seluruh wilayah Kabupaten Merangin. c. Andosol, bentuk wilayah sebagian besar berbukit dan bergelombang dengan ketinggian m dari permukaan laut, bahan induk dari batuan beku, tanah bersolum dalam (lebih dari 90 cm), tekstur sedang, struktur remah dan konsisten gembur, jenis tanah inilah yang subur, daerah ini selain masih berupa hutan sudah banyak dijadikan tegalan dan perkebunan kulit manis dan kopi. Di Kabupaten Merangin luas jenis tanah andosol adalah Ha yang tersebar pada Kecamatan Tabir Ulu, Tabir Selatan, Muara Siau dan Jangkat. d. Organosol, bentuk wilayah datar (landai) berawa, tebal gambut berkisar 1 3 m bahkan ada yang sampai 6 m, tanah ini tanpa tekstur, tanpa solum dengan warna coklat kehitaman pada daerah yang sudah dibuka lebih 10 tahun tebal gambutnya berkisar cm. Pada daerah ini solum masih berupa hutan sebagian sudah dijadikan perkebunan kelapa sawit dan persawahan. Di Kabupaten Merangin luas jenis tanah organosol adalah Ha yang hanya ada pada Kecamatan Tabir Ulu dan Kecamatan Pamenang. e. Gli humus, bentuk wilayah datar berawa, tebal bahan organiknya adalah cm dengan warna hitam kecoklatan, tekstur sedang dan drainase jelek. Daerah ini sebagian sudah dijadikan persawahan dan perkebunan kelapa sawit. Di Kabupaten Merangin luas jenis tanah Gli Humus adalah Ha yang terdapat hanya pada Kecamatan Tabir. f. Komplek Latosol dan Litosol, bentuk wilayah bergelombang badan induk dari batuan beku, daerah ini sebagian besar masih berupa hutan. Di Kabupaten Merangin luas jenis tanah Komplek Latosol dan Litosol adalah Ha yang terdapat hanya pada Kecamatan Tabir Ulu. Musim hujan di Kabupaten Merangin berkisar antara bulan September sampai Juni tahun berikutnya. Musim Kemarau berkisar antara bulan Juni sampai dengan Agustus. Di bagian Timur dan Utara Kabupaten Merangin merupakan daratan rendah dengan temperatur 30 o C, sedangkan bagian Barat adalah termasuk dalam deretan pegunungan Bukit Barisan yang temperaturnya maksimum 28 o C. Iklim Kabupaten Merangin bertipe A (Smitch Ferguson) dengan curah hujan pada daratan rendah berkisar antara mm sampai mm, sedangkan pada daerah perbukitan curah hujan antara mm sampai mm per tahun. Wilayah Kabupaten Merangin, banyak dialiri sejumlah sungai kecil, sedang dan besar di berbagai penjuru. Namun demikian, secara umum arah alirannya rata-rata menuju ke sebelah Timur. Sedangkan daerah hulu sungai biasanya berada di bagian (pegunungan) ke arah Barat (daerah rendah) yang merupakan daerah hilir, akhirnya bermuara ke Sungai Batanghari. Karena itu, sungai Batanghari merupakan muara dari sungai-sungai di wilayah bagian barat yang merupakan hulu sungai sekaligus sebagai daerah pegunungan atau dataran tinggi. Sungai besar antara lain sungai Tabir, Batang Merangin, Batang Mesumai, Batang Telentam dan sejumlah besar terbagi dalam anak-anak sungai kecil dan sedang. Disamping sungai terdapat pula Danau dan Rawa yang memiliki kekayaan hayati, seperti Danau Pauh dan Danau Depati Empat yang terdapat di Kecamatan Jangkat, sedangkan rawa-rawa banyak tersebar di dataran rendah seperti Kecamatan Tabir, Pamenang dan sebagainya. Selain itu, juga banyak danau yang banyak dikenal di Kabupaten Merangin, antara lain terdapatdanau Merangin, yang secara etimologis terjadi akibat adanya meadering (pengelokan) sungai yang mengalami perpindahan pada waktu tertentu. Danau Merangin ini banyak dijumpai di sepanjang sungai dataran rendah, seperti sungai Tabir dan sebagainya. 10

3 Sedangkan berdasarkan sistem sungai yang mengalir di Kabupaten Merangin dapat diklasifikasikan atas dua kelompok, yaitu : 1. Sistem sungai yang merupakan bagian hulu dari sungai utama, seperti DAS Air Liki dan DAS Batang Tabir. 2. Sistem sungai yang merupakan Sistem DAS utama seperti DAS Merangin. Sebagian daerah yang dilalui oleh beberapa sungai besar, maka Kabupaten Merangin memiliki potensi air permukaan yang cukup melimpah. Kondisi ini dicerminkan oleh sebagian besar sungai-sungai yang ada disepanjang tahun dapat dikatakan tidak mengalami kekeringan, sehingga potensi air permukaan sangat besar. Disamping potensi sungai yang sangat besar, dibeberapa wilayah kondisi air sungai dan air permukaan banyak terjadi over land flow. Maka banyak dibeberapa wilayah sering dijumpai terjadinya banjir dan genangan. Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Merangin Nama DAS Luas (Ha) Debit (M3/dtk) DAS Bangko - - DAS Tabir - - DAS Pamenang - - Sumber: Draft RTRW Kab. Merangin Tahun 2012 Secara administrasi pemerintahan, pembagian wilayah Kabupaten Merangin terus mengalami pemekaran. Upaya pemekaran wilayah Kabupaten Merangin tidak lain sebagai bentuk mendekatkan dan mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat. Sejak tahun 1999, jumlah wilayah Kecamatan di Kabupaten Merangin berjumlah 9 Kecamatan, namun demikian sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 02 Tahun 2007 terjadi pemekaran sejumlah kecamatan sehingga jumlah kecamatan menjadi 18 Kecamatan dan Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 06 tahun 2008 terjadi lagi pemekaran wilayah kecamatan sehingga jumlah kecamatan menjadi 24 Kecamatan. Selanjutnya, dengan adanya perubahan terhadap wilayah administratif Pemerintah Kabupaten Merangin, maka luas wilayah masing-masing Kecamatan Kabupaten Merangin tergambar lebih jelas pada Tabel

4 KECAMATAN Tabel 2.2 Luas Wilayah Administrasi Kabupaten Merangin JUMLAH LUAS IBUKOTA DESA/KEL AREA LUAS AREA (%) (Km2) 1. Jangkat Muara Madras Sungai Tenang Rantau Suli Muara Siau Pasar Muara Siau Lembah Masurai Pasar Masurai Tiang Pumpung Sekancing Pamenang Pamenang Pamenang Barat Simpang Limbur Merangin Renah Pamenang Meranti Pamenang Selatan Tambang Emas Bangko Bangko Bangko Barat Pulau Rengas Batang Mesumai Lubuk Gaung Nalo Tantan Sungai Ulak Sungai Manau Pasar Sungai Manau Renah Pembarap Simpang Parit Pangkalan Jambu Sungai Jering Tabir Rantau Panjang Tabir Ulu Muara Jernih Tabir Selatan Rawajaya Tabir Ilir Rantau Limau Manis Tabir Timur Sungai Bulian Tabir Lintas Mensango Margo Tabir Tanjung Rejo Tabir Barat Muaro Kibul M E R A N G I N Sumber: BPS Kabupaten Merangin, Tahun

5 Peta 2.1 : Administrasi Kabupaten Merangin Sumber: Hasil Olahan Pokja Sanitasi Kab. Merangin,

6 2.2. KEPENDUDUKAN (DEMOGRAFI) Jumlah penduduk Kabupaten Merangin Tahun 2010 mencapai jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk adalah 43 jiwa/km 2, Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Bangko, yaitu sebesar 234 jiwa/km 2, dan kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Sungai Tenang sebesar 11 jiwa/km 2. Sedangkan untuk proyeksi penduduk menggunakan tingkat pertumbuhan sebesar 1,61% mengacu pada draft Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Merangin. Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Merangin Saat Ini dan Proyeksinya untuk 5 Tahun Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Tahun Tahun Tahun * * * Kec. Jangkat 8, ,61 1,61 1,61 Kec. Sungai Tenang 9, ,61 1,61 1,61 Kec. Muara Siau 9, ,61 1,61 1,61 Kec. Lembah Masurai 19, ,61 1,61 1,61 Kec. Tiang Pumpung 4, ,61 1,61 1,61 Kec. Pamenang 30, ,61 1,61 1,61 Kec. Pamenang Barat 15, ,61 1,61 1,61 Kec. Renah Pamenang 13, ,61 1,61 1,61 Kec. Pamenang Selatan 9, ,61 1,61 1,61 Kec. Bangko 45, ,61 1,61 1,61 Kec. Bangko Barat 10, ,61 1,61 1,61 Kec. Batang Mesumai 11, ,61 1,61 1,61 Kec. Nalo Tantan 9, ,61 1,61 1,61 Kec. Sungai Manau 9, ,61 1,61 1,61 Kec. Renah Pembarap 11, ,61 1,61 1,61 Kec. Pangkalan Jambu 6, ,61 1,61 1,61 Kec. Tabir 27, ,61 1,61 1,61 Kec. Tabir Ulu 8, ,61 1,61 1,61 Kec. Tabir Selatan 26, ,61 1,61 1,61 Kec. Tabir Ilir 9, ,61 1,61 1,61 Kec. Tabir Timur 7, ,61 1,61 1,61 Kec. Tabir Lintas 7, ,61 1,61 1,61 Kec. Margo Tabir 12, ,61 1,61 1,61 Kec. Tabir Barat 8, ,61 1,61 1,61 Sumber: BPS Kab. Merangin Tahun

7 Komposisi penduduk laki-laki dan perempuan di Kabupaten Merangin pada tahun 2010 yaitu laki-laki jiwa dan perempuan sebesar jiwa. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk usia produktif yaitu antara tahun mencapai jiwa atau 61% dari total penduduk tahun Keuangan dan Perekonomian Daerah Kondisi keuangan dan perekonomian Kabupaten Merangin pada 5 tahun terakhir dapat dilihat dalam ringkasan realisasi APBD sebagaimana terlihat pada tabel 2.4 di bawah. Tabel 2.4: Ringkasan Realisasi APBD Kabupaten Merangin 5 Tahun Terakhir No Anggaran (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) A B Pendapatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) 19,418,107,000 32,526,442,194 27,512,053,170 38,325,106,169 33,793,940,775 Dana Perimbangan (Transfer) 432,161,140, ,537,436, ,271,761, ,824,620, ,309,436,000 Lain-lain Pendapatan yang Sah 9,000,000,000 29,383,845,000 12,000,000,000 94,587,560,317 78,331,349,133 Jumlah Pendapatan 460,579,247, ,447,724, ,783,815, ,737,287, ,434,725,908 Belanja 1 Belanja Tidak Langsung 253,607,950, ,210,008, ,692,895, ,680,204, ,719,017,441 2 Belanja Langsung 250,112,584, ,568,579, ,090,919, ,573,476, ,025,308,467 Jumlah Belanja 503,720,535, ,778,588, ,783,815, ,253,680, ,744,325,908 Surplus/Defisit Anggaran 43,141,288,000 91,330,863,894 75,000,000,000 36,516,393,912 19,309,600,000 Sumber::Penjabaran APBD Kab. Merangin 15

8 Tabel 2.5: Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi Per Penduduk Kabupaten Merangin 5 Tahun Terakhir No Subsektor/SKPD (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) A Air Limbah 1 DPUP 515,000,000 1,150,002,000 1,150,300,000 1,829,040,000 1,585,489,000 2 KP3 60,000, ,000, ,000,000 3 KLH - 575,157,500 81,140, ,350,000 - B Persampahan 1 KP3 2,361,740,400 2,385,219,800 2,464,249,000 2,713,738,000 2,870,599,000 C Drainase 1 DPUP 690,226,000 1,576,120,000 1,428,000,000 2,063,500,000 4,100,000,000 2 KP ,000,000 - D Aspek PHBS (pelatihan, sosialisasi, komunikasi, pendampingan) 1 Dinkes 696,562, ,612, ,380, ,904, ,104,000 2 KP3 55,886,900 76,780,000 52,475, ,705, ,265,000 3 BAPPEDA ,441,450 E F G H Total Belanja Modal Sanitasi (A s/d D) Total Belanja Modal Sanitasi dari APBD murni (bukan pendamping) Total Belanja APBD Proporsi Belanja Modal Sanitasi terhadap Belanja Total (9:10x100%) 4,379,415,300 5,944,891,300 5,287,544,000 7,871,237,000 9,415,898,450 4,379,415,300 5,479,891,300 4,602,244,000 7,471,717,000 7,830,409, ,720,535, ,778,588, ,783,815, ,253,680, ,744,325, % 0.91% 0.80% 1.04% 1.01% I Jumlah 286, , , ,563 - penduduk J Belanja Modal Sanitasi per penduduk (E:I) 15,282 20,358 15,869 23,045 - Sumber:Hasil Olahan Pokja Sanitasi Kab. Merangin 2012 Dari tabel 2.5 di atas terlihat bahwa ketersediaan alokasi anggaran untuk program/kegiatan sanitasi di Kabupaten Merangin masih sangat minim. Proporsi belanja modal kegiatan sanitasi jika dibandingkan dengan total belanja APBD di tahun 2008 hanya sebesar 0,87% dan mengalamai peningkatan untuk tahun 2012 menjadi sebesar 1,01%. Masih dibawah angka persentase minimal yang diharapkan secara nasional yakni sebesar 2%. 16

9 Jika dilihat dari jumlah penduduk, maka belanja modal sanitasi per penduduk untuk tahun 2008 hanya sebesar Rp. 15,282,- per penduduk dan untuk tahun 2011 sebesar Rp. 23,045,- per penduduk. Tabel 2.6: Data Mengenai Ruang Fiskal Kabupaten Merangin 5 Tahun Terakhir Tahun Indeks Kemampuan Fiskal / Ruang Fiskal Daerah (IRFD) ,7493 (sedang) ,584 (sedang) ,6258 (sedang) ,52 (sedang) Sumber: Untuk data ruang fiskal Kabupaten Merangin berdasarakan sumber dari situs Departemen Keuangan Republik Indoneisa ( Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah (IRFD) Kabupaten Merangin termasuk ke dalam kategori sedang. Tabel 2.7: Data Perekonomian Umum Kabupaten Merangin 5 Tahun Terakhir No D e s k r i p s i (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) 1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.Juta) 1,012, ,097, ,183, ,266, Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) 3,244, ,785, ,552, ,391, Upah Minimum Regional Kabupaten/Kota (Rp.)* 4 Inflasi (%) 724, ,000 1,028,000 1,142, Pertumbuhan Ekonomi (%) *)Untuk upah minimum regional digunakan angka upah minimum Provinsi Jambi. Sumber: BPS Kabupaten Merangin Pembangunan di segala bidang yang telah menjangkau wilayah KabupatenMerangin memerlukan adanya data statistic untuk perencanaan pembangunan khususnya di bidang ekonomi sekaligus evaluasi hasilnya. PDRB merupakan salah satu data yang digunakan untuk keperluan tersebut baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Untuk gambaran perekonomian Kabupaten Merangin pada tabel 2.7 menggunakan PDRB atas dasar konstan. Pada tahun 2008 mencapai Rp ,88 juta, selanjutnya hingga tahun 2011, nilai PDRB di Kabupaten Merangin mencapai Rp ,65 juta. 17

10 2.4. Tata Ruang Wilayah Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang sesuai tahun perencanaan (20 tahun). Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi sebagai : 1. Sebagai dasar untuk memformulasikan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; 2. Sebagai dasar untuk merumuskan struktur dan pola ruang wilayah kabupaten; 3. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW kabupaten; 4. Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan : 1. tujuan penataan ruang wilayah kabupaten; 2. karakteristik wilayah kabupaten; 3. kapasitas sumber daya wilayah kabupaten dalam mewujudkan tujuan penataanruangnya; dan 4. ketentuan peraturan perundang-undangan terkait. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria : 1. mengakomodasi kebijakan penataan ruang wilayah nasional dan kebijakanpenataan ruang wilayah provinsi yang berlaku pada wilayah kabupatenbersangkutan; 2. jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaanpada wilayah kabupaten bersangkutan; 3. mampu menjawab isu-isu strategis baik yang ada sekarang maupun yangdiperkirakan akan timbul di masa yang akan datang; dan 4. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan rumusan tujuan penataan ruang, kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi, serta kapasitas sumber daya wilayah maka rumusan kebijakan penataan ruang kabupaten Merangin adalah sebagai berikut : 1. penguatan dan pemulihan fungsi kawasan lindung yang meliputi Taman Nasional, hutan lindung, sempadan sungai dan mata air, kawasan dengan kelerengan diatas 40% (empat puluh persen); 2. peningkatan produktivitas potensi ekonomi wilayah dalam bentuk pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan; 3. peningkatan pertumbuhan sektor ekonomi wilayah sesuai keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola secara terpadu dan ramah lingkungan; 4. pembangunan dan peningkatan infrastruktur wilayah dalam rangka pewujudan pelayanan wilayah sesuai dengan tujuan penataan ruang Kabupaten Merangin; dan 5. peningkatan fungsi kawasan untuk pertanahan dan keamanan Negara. Kawasan Rawan Bencana Alam Kawasan rawan bencana alam di Kabupaten Merangin dibedakan menurut jenis bencananya adalah Kawasan rawan bencana longsor, Kawasan rawan bencana banjir, dan Kawasan rawan gempa bumi. 18

11 A. Kawasan rawan bencana longsor yang mencakup wilayah-wilayah: 1. Kecamatan Jangkat; 2. Kecamatan Sungai Tenang; 3. Kecamatan Lembah Masurai. 4. Kecamatan Ma Siau; 5. Kecamatan Tabir Barat; dan 6. Kecamatan Pangkalan Jambu. B. Kawasan rawan bencana banjir yang mencakup wilayah-wilayah: 1. Kecamatan Tabir Barat; 2. Kecamatan Tabir Ulu; 3. Kecamatan Tabir; 4. Kecamatan Tabir Ilir; 5. Kecamatan Nalo Tantan; dan 6. Kecamatan Pamenang. C. Kawasan rawan gempa bumi yang mencakup wilayah-wilayah: 1. Kecamatan Lembah Masurai; 2. Kecamatan Jangkat; 3. Kecamatan Sungai Tenang. 4. Kecamatan Ma Siau; 5. Kecamatan Tabir Barat; dan 6. Kecamatan Pangkalan Jambu. Gambaran mengenai rencana struktur ruang dan rencana pola ruang sebagaimana dituangkan dalam draft Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Merangin Tahun dapat dilihat pada peta 2.2 dan peta 2.3 di bawah ini. 19

12 Peta 2.2 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Merangin Sumber : Draft RTRW Kabupaten Merangin

13 Peta 2.3 Rencana Pola Ruang Kabupaten Merangin Sumber : Draft RTRW Kabupaten Merangin

14 2.5. Sosial dan Budaya Penyebaran prasarana dan sarana Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/K), pendistribusiannya juga tidak merata. Bahkan terdapat penumpukan sekolah di daerah perkotaan seperti Kecamatan Bangko, sedangkan daerah lainnya seperti Kecamatan Tiang Pumpung, Pamenang Selatan, Bangko Barat dantabir Ilir belum memiliki SLTA Sederajat, sementara jumlah jumlah anak usia sekolah sangat besar apabila dibandingkan dengan daya tampung sekolah tersebut. Sebagai akibatnya, dimungkinkan banyak terjadi putus sekolah. Gambaran terhadap kondisi prasarana pendidikan secara umum pada Tabel 2.8 berikut ini : Tabel 2.8 Sarana Pendidikan Di Kabupaten Merangin No Kecamatan TK SD SLTP SLTA Sederajat Sederajat Sederajat PT 1 Jangkat Sungai Tenang Muara Siau Lembah Masurai Tiang Pumpung Pamenang Pamenang Barat Renah Pamenang Pamenang Selatan Bangko Bangko Barat Batang Mesumai Nalo Tantan Sungai Manau Renah Pembarap Pangkalan Jambu Tabir Tabir Ulu Tabir Selatan Tabir Ilir Tabir Timur Tabir Lintas Margo Tabir Tabir Barat JUMLAH Sumber: Merangin Dalam Angka 2011 Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk, khususnya usia sekolah maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan dasar, dirasakan sudah mencukupi. Akan tetapi apabila dilihat dari rasio antara jumlah sekolah dasar dengan SLTP dan SLTA, masih dirasakan belum memadai. Oleh karena itu, dalam upaya pemerataan pendidikan wajib belajar 9 (sembilan) tahun, maka upaya penyediaan prasarana dan sarana pendidikan ini terus akan dilaksanakan. Karena dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat, secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir dan gaya hidupnya. Muara yang diharapkan dari menigkatnya pola pikir masyarakat, maka upaya pendayagunaan potensi sumberdaya alam akan dapat dilakukan secara optimal dan proporsional. Selanjutnya, dari aktualisasinya secara berkelanjutan, akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana yang diharapkan Pemerintah Daerah. 22

15 Jumlah Penduduk Miskin Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Gambaran mengenai jumlah penduduk miskin di Kabupaten Merangin dapat dilihat pada tabel 2.9 berikut ini. Tabel 2.9: Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan di Kabupaten Merangin Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK) Kec. Jangkat 468 Kec. Sungai Tenang 506 Kec. Muara Siau 776 Kec. Lembah Masurai Kec. Tiang Pumpung 207 Kec. Pamenang Kec. Pamenang Barat 845 Kec. Renah Pamenang 274 Kec. Pamenang Selatan 308 Kec. Bangko Kec. Bangko Barat 435 Kec. Batang Mesumai 493 Kec. Nalo Tantan 441 Kec. Sungai Manau 698 Kec. Renah Pembarap 659 Kec. Pangkalan Jambu 260 Kec. Tabir 847 Kec. Tabir Ulu 631 Kec. Tabir Selatan 602 Kec. Tabir Ilir 439 Kec. Tabir Timur 201 Kec. Tabir Lintas 163 Kec. Margo Tabir 411 Kec. Tabir Barat Jumlah Sumber: Keputusan Bupati Merangin No. 202/Pereko & SDA/2012 Dari tabel di atas tampak bahwa terdapat 4 (empat) kecamatan yang memiliki angka keluarga miskin di atas 1000 KK, yaitu dengan urutan terbesar: Kecamatan Tabir Barat sebesar 1.263, Kecamatan Lembah Masurai sebesar KK, Kecamatan Bangko sebesar KK dan Kecamatan Pamenang sebesar KK. Sedangkan untuk Kecamatan Tabir Lintas sebesar 163 KK merupakan kecamatan dengan angka keluarga miskin terkecil. 23

16 Tabel 2.10: Jumlah Rumah Per Kecamatan di Kabupaten Merangin Nama Kecamatan Jumlah Rumah Kec. Jangkat Kec. Sungai Tenang Kec. Muara Siau Kec. Lembah Masurai Kec. Tiang Pumpung Kec. Pamenang Kec. Pamenang Barat Kec. Renah Pamenang Kec. Pamenang Selatan Kec. Bangko Kec. Bangko Barat Kec. Batang Mesumai Kec. Nalo Tantan Kec. Sungai Manau Kec. Renah Pembarap Kec. Pangkalan Jambu Kec. Tabir Kec. Tabir Ulu Kec. Tabir Selatan Kec. Tabir Ilir Kec. Tabir Timur Kec. Tabir Lintas Kec. Margo Tabir Kec. Tabir Barat Jumlah Sumber: BPS Kab.Merangin Tahun

17 2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin BUPATI DPRD STAF AHLI WAKIL BUPATI SEKRETARISDAERAH ASISTEN 1 ASISTEN 2 ASISTEN 3 BAGIAN-BAGIAN 1. Bagian Pemerintahan 2. Bagian Organisasi 3. Bagian Keuangan 4. Bagian Hukum 5. BagianUmum 6. BagianHubungan Masyarakat 7. BagianPengolahan Data Elektronik 8. BagianEkonomi dan Sumber Daya Alam 9. BagianPembangunan SEKRETARIS DPDRD DINAS-DINAS DAERAH LEMBAGA TEKNIS DAERAH KECAMATAN KELURAHAN / DESA 1. Dinas Pendidikan Nasional 2. Dinas Kesehatan 3. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan 4. Dinas Sosial,Tenaga Kerja dantransmigrasi 5. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 6. Dinas Perhubungan 7. Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan 8. Dinas Pertanian,Tanaman Pangan dan Hortikultura 9. Dinas Perkebunan dan Kehutanan 10. Dinas Peternakan dan Perikanan 11. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda & Olahraga 12. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 13. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral 1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 2. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 3. Badan Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana dan Perlindungan Anak 4. Badan Kesatuan Bangsa, Politik & Perlindungan Masyarakat 5. Badan Penyuluhan Pertanian, Peternakan & Perikanan, Kehutanan 6. Badan Kepegawaian Daerah 7. Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadaman Kebakaran Daerah 8. Inspektorat 9. Rumah Sakit Umum Daerah 10. Kantor PolisiPamongPraja 11. Kantor Pelayanan Izin Terpadu 12. Kantor LingkunganHidup 13. Kantor Kebersihan, Penataan Pasar dan Pertamanan 14. Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah 25

Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Merangin

Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Merangin Bab 2: Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Merangin 2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik Secara geografis, wilayah Kabupaten Merangin terletak pada titik koordinat antara 101º32 11-102º50 00 Bujur

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG 2.1. Batas Administratif Kabupaten Soppeng merupakan salah satu bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan yang secara administratif dibagi menjadi 8 kecamatan, 21 kelurahan,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Tebo terletak diantara titik koordinat 0 52 32-01 54 50 LS dan 101 48 57-101 49 17 BT. Beriklim tropis dengan ketinggian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Administrasi, dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi Sumatera Selatan yang secara geografis terletak

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

KABUPATEN MERANGIN. Data Agregat per Kecamatan

KABUPATEN MERANGIN. Data Agregat per Kecamatan KABUPATEN MERANGIN Data Agregat per Kecamatan Jumlah penduduk Merangin berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 336.050 orang dengan laju pertumbuhan sebesar 2,83 persen per tahun Sekapur Sirih Laporan Ekseku

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

BUPATI MERANGIN PROVINSI JAMBI

BUPATI MERANGIN PROVINSI JAMBI BUPATI MERANGIN PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 02 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN BANGKO

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

Gambaran Umum Wilayah

Gambaran Umum Wilayah Bab 2: Gambaran Umum Wilayah 2.1 Geogrfis, Administratif dan Kondisi Fisik Kabupaten Minahasa Selatan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Minahasa Selatan adalah Amurang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Dasar Hukum 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Dasar Hukum Provinsi Jambi merupakan salah satu Provinsi di wilayah Sumatera yang dibentuk berdasakan Undang-Undang Darurat Nomor 19 tahun 1957, tentang Pembentukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

Lampiran: Matriks Area Berisiko Sanitasi Kabupaten Merangin

Lampiran: Matriks Area Berisiko Sanitasi Kabupaten Merangin Lampiran: Matriks Area Berisiko Sanitasi Kabupaten Merangin Kecamatan Skor Skor Skor Skor Skor Skor JANGKAT MUARA MADRAS 3 2 4 3.14 4 3 3 LUBUK PUNGGUK 3 3 4 3.34 4 2 2 PULAU TENGAH 3 3 4 3.34 4 4 RENAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2) KABUPATEN / KOTA : KERINCI 15.01 KERINCI 122.288 121.30 244.018 1 15.01.01 GUNUNG RAYA 5.335 5.128 10.463 2 15.01.02 DANAU KERINCI 9.838 9.889 19.2 3 15.01.04 SITINJAU LAUT.345.544 14.889 4 15.01.05 AIR

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

Kota Salatiga terletak antara Lintang Selatan dan antara , ,64 Bujur Timur.

Kota Salatiga terletak antara Lintang Selatan dan antara , ,64 Bujur Timur. BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Wilayah menjelaskan kondisi umum Kota Salatiga yang mencakup: kondisi fisik, kependudukan, administratif, keuangan dan perekonomian daerah,

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27 Lintang Selatan dan 110º12'34 - 110º31'08 Bujur Timur. Di IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara Sejarah Singkat Sebutan Labuhanbatu bermula ketika pada tahun 1862 Angkatan Laut Belanda

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU 75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam

Lebih terperinci

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH BAB I KONDISI FISIK 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH Sebelum dilakukan pemekaran wilayah, Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Riau dengan luas mencapai

Lebih terperinci

Lampiran I.15 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.15 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.5 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 97/Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH

Lebih terperinci

Lampiran I.15 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.15 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.5 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 97/Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim 27 BAB IV KONDISI UMUM A. Letak Geografis, Iklim Kabupaten Bungo terletak di bagian Barat Provinsi Jambidengan luas wilayah sekitar 7.160 km 2. Wilayah ini secara geografis terletak pada posisi 101º 27

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM... I-1 1.3. GAMBARAN UMUM JAWA BARAT... I-4 1.3.1.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan wilayah yang dikelilingi dan dibatasi oleh topografi alami berupa punggung bukit atau pegunungan, dan presipitasi yang jatuh di

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

III. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN III. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1. Kabupaten Tanjung Jabung Timur 3.1.1. Letak dan Luas Luas Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah 5.445,0 km 2. Ibukota kabupaten berkedudukan di Muara Sabak.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Kabupaten OKU Selatan merupakan pemekaran dari. Kabupaten Ogan Komering Ulu, terbentuknya Kabupaten OKU

GAMBARAN UMUM. Kabupaten OKU Selatan merupakan pemekaran dari. Kabupaten Ogan Komering Ulu, terbentuknya Kabupaten OKU ` GAMBARAN UMUM Kabupaten OKU Selatan memiliki geografis perbukitan dengan luas 549.394 Ha yang terdiri dari 19 Kecamatan dan 259 Desa/Kelurahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2011 mencapai 320.290

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Umum 4.1.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi Kota Jambi sebagai pusat wilayah dan Ibukota Provinsi Jambi, secara geografis terletak pada koordinat 01 32 45

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH Kota Metro dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 1999 dengan luas wilayah 6.874 Ha. Kota Metro terdiri dari 5 Kecamatan dengan 22 kelurahan, yang pembentukannya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sekilas Tentang Kabupaten Bungo-Tebo Hingga tahun 1999, Kabupaten Bungo-Tebo masih berada di dalam satu kabupaten. Secara administrative, kabupaten ini adalah

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA 2012

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA 2012 Daftar Isi Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Bab 2: Gambaran Umum Wilayah 2.1 Geografis,

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

Jumlah Anggaran 1 BELANJA , ,00 97, ,95

Jumlah Anggaran 1 BELANJA , ,00 97, ,95 PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR SKPD : 1.01.01. - DINAS PENDIDIKAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN Desember 2016 dan 2015 Dalam Rupiah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan

Lebih terperinci

Katalog BPS No

Katalog BPS No Katalog BPS No. 0200.502020 SUNGAI TENANG DALAM ANGKA TAHUN 204 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MERANGIN SUNGAI TENANG DALAM ANGKA TAHUN 204 ISBN : 9786027099968 Nomor Publikasi : 5020.406 Katalog BPS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini memaparkan sejarah dan kondisi daerah pemekaran yang terjadi di Indonesia khususnya Kota Sungai Penuh. Menguraikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek 3.1.1 Kondisi Administratif Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten dari

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2012

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2012 GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2012 T E N T A N G PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA TRANSFER PROGRAM SATU MILYAR SATU KECAMATAN (SAMISAKE) PROVINSI JAMBI TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN

Lebih terperinci

BAB 2 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Kayong Utara

BAB 2 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Kayong Utara BAB 2 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Kayong Utara 2.1 Geografi, Administratif dan Kondisi Fisik 2.1.1. Letak Wilayah Menurut Undang-undang RI No 6 Tahun 2007 dan Surat Mendagri No. 135/439/SJ Tanggal

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

P E N G U M U M A N RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

P E N G U M U M A N RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Pengguna Anggaran Dinas Pendidikan Kabupaten Merangin, Alamat : Jalan Jenderal Sudirman Km.2 Bangko, dengan ini mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH Kota Metro dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 1999 dengan luas wilayah 6.874 Ha. Kota Metro terdiri dari 5 Kecamatan dengan 22 kelurahan, yang pembentukannya berdasarkan

Lebih terperinci

PROFIL SANITASI SAAT INI

PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR 4.1. Sejarah Kabupaten Rokan Hilir Kabupaten Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau Indonesia. Ibukotanya terletak di Bagansiapiapi, kota terbesar,

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Wilayah Administratif Menurut Kecamatan/Desa di Kabupaten Rembang Tahun 2015... II-1 Tabel 2.2. Jumlah dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 26 TAHUN 2012 Tanggal : 27 December 2012 KABUPATEN LAMANDAU RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2013 KODE TIDAK LANGSUNG LANGSUNG

Lebih terperinci

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman... 2 Tabel 1.2. Ketinggian Wilayah Kabupaten Sleman... 3 Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Sleman Menurut Jenis Kelamin, Kepadatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1. BAB I PENDAHULUAN Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1.5 Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.legalitas.org UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SAROLANGUN, KABUPATEN TEBO, KABUPATEN MUARO JAMBI, DAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. Ringkasan/Ikhtisar Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016 disusun dengan mengacu Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 20 TAHUN 2013 Tanggal : 24 Desember 2013 KABUPATEN LAMANDAU RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 KODE 1.01.01 Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010). BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Aspek Geografi Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu Kabupaten dalam Provinsi Sumatera Selatan yang secara geografis terletak

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Barat yang terletak diantara 107º30 107º40 Bujur Timur dan 6º25 6º45

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Barat yang terletak diantara 107º30 107º40 Bujur Timur dan 6º25 6º45 BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 2.1. Kondisi Fisik Kabupaten Purwakarta 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak diantara 107º30

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Otonomi daerah sudah dilaksanakan sejak tahun 2001. Keadaan ini telah memberi kesadaran baru bagi kalangan pemerintah maupun masyarakat, bahwa pelaksanaan otonomi tidak bisa

Lebih terperinci

RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI Lampiran IIb Peraturan Daerah Nomor : 6 Tahun 2015 Tanggal : 21 September 2015 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015 PENDAPATAN

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 13 Tahun 2015 Tanggal : 31 December 2015 PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE 1.01.01

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah. 2.1 Aspek Geografi dan Demografi Kondisi Geografi

BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah. 2.1 Aspek Geografi dan Demografi Kondisi Geografi Tahun 24-28 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah 2. Aspek Geografi dan Demografi 2.. Kondisi Geografi Secara geografis, terletak pada titik koordinat antara 32 39 2 38 35 Bujur Timur dan 39 23 2 46 9 Lintang

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

UU 54/1999, PEMBENTUKAN KABUPATEN SAROLANGUN, KABUPATEN TEBO, KABUPATEN MUARO JAMBI, DAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

UU 54/1999, PEMBENTUKAN KABUPATEN SAROLANGUN, KABUPATEN TEBO, KABUPATEN MUARO JAMBI, DAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR UU 54/1999, PEMBENTUKAN KABUPATEN SAROLANGUN, KABUPATEN TEBO, KABUPATEN MUARO JAMBI, DAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 54 TAHUN 1999 (54/1999) Tanggal: 4 OKTOBER

Lebih terperinci