BAB 3. Merupakan pembahasan mengenai program dasar dan program. kebutuhan ruang sehingga menghasilkan luasan ruang dari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3. Merupakan pembahasan mengenai program dasar dan program. kebutuhan ruang sehingga menghasilkan luasan ruang dari"

Transkripsi

1 BAB 3 PROSES PERENCANAAN Merupakan pembahasan mengenai program dasar dan program kebutuhan ruang sehingga menghasilkan luasan ruang dari gedung pagelaran yang direncanakan.

2 PROGRAM DASAR PENENTUAN BENTUK PENTAS YANG DI^UTUHKAN. Sesuai dengan lingkup pelayanan dari gedung pagelaran yang direncanakan ini adalah bersifat regional, maka bentuk pentas yang direncanakan adalah juga ditinjau dari kebutuhan a kan uadah untuk menampung jenis-jenis kesenian yang ada di Jaua Timur serta sifat pementasannya. Berdasarkan jenis-jenis seni pertunjukkan di Jaua Timur, ma ka dapat disimpulkan sifat pementasannya yaitu : - intim :. penonton seolah-olah terlibat bahkan melibatkan diri da lam pementasan.. menikmati seni pertunjukkan secara santai.. pada beberapajenis kesenian, pemain langsung berkomunikasi dengan penonton dan penonton secara spontan menang gapinya.

3 1 - hiouran :. penonton tidak terlibat dalam pementasan.. menikmati pertunjukkan secara santai. - serius :. penonton tidak terlibat didalam pementasan.. menikmati pertunjukkan dengon punuh perhatian.. mempunyai cerita yang utuh dan lenykap. Berdasarkan "Theatre Planning", terdapat Dentuk utama didalam bentuk pentas, yaitu :. pentas terbuka.. pentas procenium.. Pentas "terbuka" : Pada pentas terbuka, ruang penonton dan pentas berada pada satu area, sehingga menimbulkan kesan akrab antara pemain dan penonton. 3entuk pentas cukup beraneka ragam ter gantung dari bentuk dan sifat pagelarannya (lihat gambar 3). Dekor tidak seoerapa dipentingkan.. Pentas "procenium" : Pada pentas procenium ruang penonton dan pentas dipisahkan oleh semacam dinding dengan pemoukaan (qambar 4). Dalam bentuk ini, dekor sangat diperlukan dan penggantian dekor dapat dilakukan dibelakang pembukaan yang dibatasi oleh layar dekor, sehingga harus disediakan tempat yang cukup untuk sirkulasi dan pergantian dekor. Berdasarkan tinjauan diatas maka dapat diketahui hubungan r antara bentuk pantas dan jenis kesenian di 3atim (tab&l 5). Berdasarkan tabel 5, maka dapat ditentukan bentuk pentas

4 j g k s ^ *» i«s!sibs}i

5

6 4 bentuk seni a b I Tiban/ujung/ojung. Topeng dalang. Topeng panji. Uayang topong/topeng jabutug Wnyang ornng. Uaynnii l<u 1 it. Okol. Rampugan. Padang ulan. Re re re. Reyog ponorogo. Jaranan breng. Oaranan buto. Jaranan pegon. Daranan ponorogoan. Jaran kecak. Seblang. Seuandana gunung sari. Sodoran karo. Sotren. Sungging. T andhakan. Gandrung banyuuangi. Ketoprak. Kentrung. Reyog cemandi. Uayang krucil. Ludruk. Lengger. Dogeran. 4n-r.o I ii judui: hubungan antara sumber: "teater tradisionil", makala ITS.

7 5 jf 31. Handeling. X X 9 I I 3. IMgr emo. X X d o s k a 1 a n. X X 1 1! 3/4. S a n d u r. X Orek-orek. X Keterangan b c type Procenium. type arah. type open stage/thrust stage, type arena, jumlah pemain.

8 6 Yang direncanakan yaitu :. pentas terbuka 180, yang biasa disebut thrust stage.. pentas procenium PENENTUAN JENIS FASILITAS YANG DIBUTUHKAN. Secara garis besar fasilitas gedung paqelaran yang dirpncana kon torbnyi rinlnm /, bnyinn, yni. tu :. fasilitas yang digunakan untuk kegiatan pengelola gedung, dimana fungsinya adalah untuk mengatur setiap kegiatan da lam gedung dan melakukan perauatan serta bertanggung jawab dalam perkembangan gedung tersebut. Ruang-ruang yang dibutuhkan : - ruang-ruang administratif. - ruang rapat. - ru ig penunjang lainnya.. fasilitas yang digunakan untuk kegiatan pemakai/penyeuia gedung, yaitu para seniman yang akan mengadakan pagelaran berupa latihan-latihan, pembuatan dekor dll. Untuk para seniman yang datang dari luar kota disediakan akomodasi a tau asrama/uisma seniman beserta fasilitas pelengkapnya. Ruang-ruang yang dibutuhkan : - ruang latihan sebelum pertunjukkan. -ruang pembuatan dekor dan gudang dekor. - ruang rias dan ruang ganti pakaian. - uisma seniman. - ruang penunjang lainnya.. fasilitas yang digunakan untuk para pengunjung yang akan menonton pagelaran tsb.

9 7 Kegiatan pengunjung tsb. terbagi dalam bagian, yaitu : * kegiatan sebelum menonton pertunjukkan, dan ruang-ruang yang dibutuhkan adalah : - cafetaria. - ruang pameran. - loket pembelian karcis. - ruang penunjang lainnya. * kegiatan pada uaktu pertunjukkan, dan ruang yang dibutuhkan adalah : - ruang auditorium. - ruang penunjang lainnya.. fasilitas yang digunakan untuk kegiatan pelay a n a n servis bangunan, dimana ruang-ruang yang dioutuhkan adalah : - ruang mesin AC. - ruang genset. - rumah tinggal penjaga. - ruang-ruang panil listrik. - ruang penunjang lainnya PENENTUAN KAPASITAS. Karena tidak ada standart yang authentik dalam perhitungan kapasitas penonton, maka dalam perhitungan untuk menentukan kapasitas ini didasarkan pada studi perbandingan dari gedung pagelaran yang telah ada juga dari perhitungan uaktu dengung. Uaktu dengung untuk setiap jenis kegiatan adalah berbeda-be da (tabel 6), karena gedung pagelaran yang direncanakan ini bersifat serba guna, maka disini diambil uaktu dengung yang optimum dimana untuk jenis kegiatan lain masih memungkinkan.

10 8

11 9 Ruang pagelaran "Procenium". Fungsi : untuk menampung kegiatan seni pertunjukkan tari, Kapasitas : drama/pedalangan, musik/vokal dan film dimana a da pembatas antara penonton dan pemain. Kapasitas ruang ditentukan dengan pertimbangan :. dari hasil survey pada gedung pagelaran procenium di Ta man Ismail Flarzuki Jakarta aoalah sebesar 800 orang.. ruang pertunjukkan tertutup di Taman Budaya Surabaya, dengan kapasitas 600 pengunjung.. gedung pertunjukkan Flitra dengan kapasitas 1000 orang, dimana penggunaan lebih ditekankan pada pemutaran film dan hanya 1 bulan 4 kali digunakan oleh pihak Deuan Ke senian Surabaya.. perhitungan dari uaktu dengung. Uaktu dengung untuk pagelaran yang berbentuk procenium sebaiknya 1.7 detik untuk penggunaan yang bermacam-ma cam (concept in architectural accoustics). Uaktu dengung yang terpanjang untuk ruang pagelaran ini tergantung pada jenis seni pertunjukkannya sendiri. V Berdasarkan Concept In Architectural Acoustic, uaktu de ngung yang optimum dimana untuk jenis-jenis kegiatan la in masih memungkinkan adalah sebesar 1.7 detik, dan untuk seni pertunjukkan dalam bentuk concert. Perhitungan : Untuk uaktu dengung 1.7 detik, volume optimalnya 8000 m (lihat tabel 7). Untuk uaktu dengung 1.7, volume ruang/luas ruang 11.1

12 30

13 31 Nilai dari ratio volume/luas ruang teater (auditorium dan ruang pentas) sebagai fungsi dari uaktu dengung pada frekuensi Hz., untuk ruang dengan kapasitas penub. UAKTU DENGUNG (detik) , 1, ,., V/St (m) 6, 7, 8. 8, 9, 10, iudl": hub"ngan antara RT.dan V O LU M E /LU A S sumber: Leo L. Beranek "Music, Architecture"

14 3 (lihat tabel 8 ). Oadi luas ruang : 8000/11.1 « m. Luas pentas maximum (Planning-Eduard D. Mills hal..10)» 18 x 13.5 m =. 43 m. Luas lantai/penonton» 0.6 m (Planning hal. 3.15) Kapasitas penonton :(71-43) / 0.6 a ^ 000 Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, diambil kapa sitas penonton 800 tempat duduk, dimana menurut Theatre PI. (Ham, R) termasuk dalam klasifikasi medium theatre, berda- sarkan Time Saver Standard untuk suatu theatre yang bersi- fat non komersiil, kapasitas idealnya orang, dimana keintiman antara penonton dan pemain masih bisa dicapai. - Ruang pagelaran "Thrust Stage11. Fungsi : untuk menampung kegiatan seni pertunjukkan tari, drama/pedalangan, musik/vokal dimana penonton me rasakan adanya hubungan yang intim dengan para pemain/seniman. Kapasitas : Kapasitas ruang ditentukan berdasarkan :. perbandingan dengan teater arena di Taman Ismail Marzuki Jakarta dengan kapasitas 414 orang.. berdasarkan Theatre Planning, kapasitas dari penonton akan mempengaruhi psikologi antara pemain dan penonton. Untuk dapat merasakan adanya hubungan yang intim antara pemain dan penonton, maka sebaiknya kapasitas teater yg direncanakan berkisar antara tempat duduk.. seni pertunjukkan yang masih intim dan membutuhkan RT.

15 33 yang terpanjang untuk ruang pagelaran ini adalah seni pertunjukkan dalam bentuk opera.. berdasarkan Environmental Acoustics hal. 85, uaktu de ngung untuk opera adalah antara Untuk perhitungan selanjutnya diambil uaktu dengung 1. 3 doti k. Perhitungan : Untuk uaktu dengung 1.3 detik, volume optimalnya 300 (lihat tabel7 ). Untuk uaktu dengung 1.3, volumeruang/luas ruang 8.1 (lihat tabel 8 ). Luas ruang : 300 / 8.1 = in. Luas pentas maximum 100 m Luas lantai/penonton : 0.5 m (Planning - Eduard D.) Theatre Planning. 0.6 m Planning. 0.8 m C.C.E.F. Untuk memberikan kenikmatan terhadap penonton, maka di ambil luas lantai/penonton 0.8 m. Jadi kapasitas penonton : ( ) / 0.8» 370. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, maka diambil kapasitas penonton 370 ^ 400 tempat duduk, dimana menurut Theatre Planning termasuk dalam klasifikasi small theatre STRUKTUR ORGANISASI DAN PE LA GI AN TUGAS. Struktur organisasi dari gedung pagelaran yang direncanakan didasarkan pada struktur organisasi dari Taman Budaya Surabaya sebagai studi perbandingan. Struktur organisasi tsb. lihat tabel 9.

16 34

17 3 5 Pembagian tugas : * Direktur gedung pagelaran, tugasnya :. mengelola gedung sehingga dapat berjalan dan berkembang dengan baik sesuai yang diharapkan. * Sekretaris, tugasnya :. membantu pekerjaan Direktur sehingqa dapat bnrjalan dengan lancar. * Urusan umum, tugasnya :. melakukan kegiatan persiapan pentas (dekor,1ighting dll). mengatur acara pertunjukkan. * Urusan kepegauaian, tugasnya :. melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pegauai/person. * Urusan tata usaha/keuangan, tugasnya :. melakukan urusan surat menyurat.. mengatur tata usaha keuangan dan mempertanggung jauiabkan penggunaan keuangan. * Urusan rumah tangga, tugasnya :. melakukan urusan keamanan, ketertiban sekitar gedung, serta kebersihan dan keindahan site UMLAH PERSONALIA. personalia j u m 1 a h Direktur gedung pagelaran 1 orang. Sekretaris 1 Urusan umum :. kepala bagian 1. urusan instrument 1

18 36. urusan persiapan pentas 6 orang. (kontrol lampu, suara, layar). urusan back stage (dekorasi) 1. bagian publik : - guide pramugari 8 - penyobek karcis 4 IJrusan kepegauainn :. kepala bagian kepegauaian 1 Urusan Tata Usaha & Keuangan :. bagian administrasi 3. bagian keuangan 1 Urusan rumah tangga :. kepala bagian 1. bagian AC. bagian diesel/listrik. b&gian keamainan gedung 4. bagian pembersih 8. bagian jaga malam. bagian parkir 6. bagian dapur 1. bagian cafetaria j u m 1 a h 55 orang DASAR PENENTUAN UAKTU PEP1AKAIAN. Didasarkan pada studi perbandingan dengan kegiatan yang terjadi di Taman Budaya Surabaya, maka uaktu pemakaian untuk ge dung pagelaran yang direncanakan ini adalah antara pk. 08.0D - pk. 4.00, uaktu luang diantara jam tsb. digunakan untuk pembersihan dan persiapan untuk pertunjukkan selanjutnya.

19 PROGRAM KEBUTUHAN AKTIFITAS DAN KEBUTUHAN RUANG. PERSONALIA AKTIFITAS KEBUTUHAN RG. * ADMINISTRATIF.. Direktur.. memimpin.. menerima tamu.. mengkoordinir.. penunjang.. r g. k e r j a.. rg. tamu.. r g. r a p a t.. toilet. :mi p u b l i c uu is). Sekretaris.. Bagian pembina a n : Urusan Tt. Ush.. administratif.. melakukan surat menyurat. Urusan rmh. tg.. melakukan kegiatan rmh. t g.. r g. k e r j a.. rg. kerj a.. r g. k e r j a. Urusan keuangar. melakukan kegiatan yg. berhub. dgn. anggaran.. Bagian penyaji an :. rg. kerja. Kepala bagian.. mengatur pelaksana an pagelaran.. rg. kerja.. menerima tamu.. rg. tamu.. penunjang.. toilet.. parkir. PUBLIC * PENONTON/PENG- UNJUNG.. melihat program.. membeli karcis.. menunggu.. membeli makan/minuman kecil.. rg. disply.. rg. penjual karcis.. lobby, lounge foyer.. cafetaria.

20 38 menonton. auditorium. penunjang. toilet. parkir. * PEHAKAI g e - DUNG:. Penyeua/pemain mengadakan pementasan. memainkan gamelan atau musik. mengadakan latihan pementasan. panggung. rg. tempat pemain musik. rg. latihan. ganti pakaian. r g. ganti. merias uajah. rg. rias. memperbaiki pakai a n. istirahat. rg. jahit. rg. istirahat. PRIVATE makan/minum. pantry & rg. duduk. membuat dekor. rg. u/ dekor. menyimpan alatalat musik. gudang simpan alat.. Pemimpin dari pemain. memberi instruksi kepada para pemain. rg. kerja/ konduktor. penunjang. toilet. parkir pemain, loading dock, (u/ dekorasi) hall pemain.. Para penyeua. bermalam. penunjang (u/ bermalam ). rg. u/ tidur. toilet. rg. duduk/isti rahat.

21 39. gudang. * PELAYANAIM SER VICE.. Bagian keamanan.. menjaga keamanan gedung.. rg. keamanan/ security.. Bagian informa si.. memberikan informasi kepada pengumjung atau tamu.. rg. informasi. LU L_J» * > cr Li-i Bagian kontrol. Bagian film.. Penjaga stage.. Penjaga.. Penunjang.. mengontrol lampu panggung & sound.. melakukan pemutaran film.. melakukan penjagaan terhadap keluar/masuknya,pemain dibelakang panggung.. menjaga keamanan keseluruhan lokasi/ ronda.. rg. kontrol.. rg. proyektor.. r g. jaga panggung.. rg. gardu jaga.. rg. istirahat karyauan.. rg. generator.. rg. mesin AC.. gardu listrik.. toilet.. guda.'.y mainte nance.

22 3.., No. Oenis ruang 1 V, H a ll/ lo b b y ^ Loket o r y C a f e t a r ia m --- rl 4. Ruang pameran 1 i 5 ^ Keam anan/inform asi 6 ' T o ile t a. 7 Foyer s a ^ Auditorium LU 9 ' T o ile t n m!d a. T UJ 1x1 t 10 R. d irek.s: s e k t r s. 11 R. Kabag 1 R. TU & Keuangan u R. ra p a t 14 R. tamu 15 Gudang a rs ip 16 T o ile t i,17 H a ll pemain IB R. tamu pemain 19 R. i s t i r a h a t pemain 0 R. jaga pentas 1 Pentas R. la t ih a n 3 R. r i a s & g a n ti a Bengkel dekor 5 Gudang dekor > Gudang Instru m en t! ^ 7 R. k o n tro l cah aya/su ara 8 R. p ro ye k to r 9 R. konduktor 30 R. untuk pemain musik 1 i 31 R. t u n g g u p e nia i n rnu s i k i T o ile t 33 Loading/dekor 34 Uisma seniman 1 " a s ' ^R.tinggal penjaga 1 1 UJ o > ci: UJ cn 36 Dapur 37 Guaancj M aintenance 38 H. mesin AC 39 R. AHLJ 4 U i(. pan.li l i s t r i k 41 R. genset KETERANGWJ : HUB. HU3. SERING, JARANG.

23 KEBUTUHAN LUAS RUANG. Ruang Administratif. Berdasarkan studi ruang dan standart literature, maka dite tapkan luas ruang yang aidutuhkan : Ruang diroktur dan sekretaris toilf»t *!)4 Kunnq rnpfit ( on torn J.I> 11 ornnq) 36 Ruang kepala bagian (3 orang) 36 Ruang tata usaha dan keuangan (4 orang) 40 Ruang terima tamu -* 36 Toilet -f 9 G u d a n g arsip f 6 m. '? m. m. m. m. m. m. jumlah + 17 m. Uisma Seniman. Fungsi : sebagai tempat penampungan seniman dari luar kota yang akan mengadakan pertunjukkan digedung ini. Kapasitas : Ditentukan berdasarkan jumlah pemain rata-rata pada seni per tunjukkan tradisionil (tabel 5), yaitu z 30 orang, dan un- mendapatkan effisiensi ruang maka digunakan tempat tidur yg bertingkat. Perhitungan kebutuhan luas ruang :. Kamar.tidur. Berdasarkan studi ruang, maka luas ruang yang dibutuhkan untuk tempat tidur bersusun dan lemari rias kecil adalah : 3.00 x 6.00 m = m. Untuk 30 orang, luas yang dibutuhkan» 30/4 x m m.

24 4. Ruang makan bersama. Berdasarkan studi ruang, maka luas ruang yang dibutuhkan untuk makan bersama adalah : 6.00 m x 1.00 m - t 7.00 m.. Ruang duduk/ruang tamu. Luas ruang yang dibutuhkan t 7.00 m".. Toilet. Disediakan 7 KH/UC * 6 uashtafel m (termasuk sirkulasi).. Pantry. Luas ruang yang dibutuhkanr 9.00 m (asumsi). Ruang Pagelaran "Procenium".fRno penonton). Secara umum bangunan pagelaran terdiri dari 3 bagian, yaitu: 1. Daerah penerimaan/umum, yang terdiri dari : hall/lobby, sub lobby, cafetaria, informasi, loket, pameran.. Daerah auditorium, terdiri dari : foyer, ruang duduk penonton, toilet. 7 I 3. Daerah pentas, yang terdiri dari : panggung utama, ruang untuk pemain musik, ruang latihan, ruang istirahat, ganti pakaian & rias, dll. 1. Daerah penerimaan/umum.. Hall/ lobby, flerupakan ruang tunggu pada uaktu membeli karcis, dan ruang penerimaan pengunjung yang datang. Standart luas ruang 0,18 m /tempat duduk (Sleeper hal. 97). Jadi luas yang dibutuhkan 0,18 x 800 tempat duduk m.. Cafetaria.

25 43 Merupakan tempat pembelian makanan ringan/camilan. Disediakan luas t 90 m,. Loket. Sebagai tempat penjualan karcis. untuk melayani keseluruhan. Standart luas ruangt 5 m (Planning, hal. 3-9). Minimum disediakan x 5 m 10 m (CCEF.). Ruang pameran. Merupakan ruang untuk memamerkan peralatan yang diguna kan, panel-panel dll. yang berhubungan dengan acara per tunjukkan yang akan diadakan. Luas ruang yang disediakan * 7 m, untuk melayani ke- dua bentuk pagelaran.. Informasi/keamanan. Merupakan tempat memberikan penerangan/informasi dan merangkap sebagai keamanan gedung. Standart luas ruang 3,6 m /orang. Disediakan untuk 4 orang, jadi luas yang dibutuhkan : 4 x 3, 6 m = t 14,4m.. Sub lobby. Merupakan ruang untuk menunggu pengunjung yang akan ma suk kedalam auditorium. Standart luas ruang 0,1 m^/tempat duduk (Sleeper) 0,3 m /tempat duduk (Neufert). Jadi luas yang dibutuhkan - 0,1-0,3 x 800 m m.. Toilet. / Diassumsikan 50^ pengunjung wanita m 400 orang. 50'^ pengunjung pria orang.

26 44 Standart luas ruang (Theatre Planning hal. 4). 1 UC uanita untuk 100 penonton. 1 UC pria untuk 00 penonton. 1 urinoir untuk 50 penonton. 1 uashtaf'gl untuk sotiap 1 UC. Luas yang dibutuhkan : o 4 UC uanita + 4 uashtafel i 1,96 m. O UC pria + 8 urinoir + uasht, j 14,16 m.. Daerah auditorium.. Foyer. j sirkulasi30$ t 8,17 m. luas total t 35,9 m. Herupakan ruang perantara dari sub lobby ke ruang duduk penonton. Disediakan luas i 54 m.. Ruang duduk penonton. Standart luas ruang : 0,5 m /tempat duduk (T.PIanning). 0,6 m /tempat duduk (Planning). 0,8 m/tempat duduk (CCEF). Dipakai standart 0,6 m /tempat duduk, jadi luas yang di butuhkan =* 0, 6 x 800 = ± 480 m.. Toilet. Luas yang dibutuhkan i 35,9 m (perhitungan idem depan) 3. Daerah pentas.. Panggung utama. Ukuran panggung utama ditentukan oleh lebar layar (U). Standart Sleeper : u/ drama 9-10,5 m. u/ musik 1 15 m.

27 45 u/ concert 1-18 m. u/ opera 18-4 m. Maximum untuk kegunaan yang bermacam-macam t 18 m. Jadi diambil ukuran lebar procenium +18 m. (CCEF hal.151). Kedalaman panggung diambil ^ U -i 9 m (Sleeper hal.97). Jadi luas yang dibutuhkan 9 x 18 m m.. Ruang untuk pemain musik. Standart : u/ seperangkat gamelan tradisionil 56 m. (lihat gambar 5). u/ pemain musik, 1 m / orang (Sleeper). Luas yang disediakan t 65 m, dengan pertimbangan : - cukup untuk seperangkat gamelan. - dapat menampung untuk 1 40 pemain musik.. Ruang untuk sirkulasi pemain dibelakang pentas/panggung. Luas pentas yang dibutuhkan 9 x 18 m --tl6 m Luas pentas dan sirkulasi seluruhnya * U x l - U - 18 x 7-36 m = m. (standart Sleeper).. Ruang-ruang belakang panggung/pentas. - Ruang rias dan ruang ganti pakaian. Luas ruang yang dibutuhkan (untuk pemain pria dan ua- nita) -tl40 m, standart Time Saver untuk 0 pemain. Termasuk didalamnya :. ruang ganti. - Ruang istirahat.. ruang rias.. ruang ganti & rias pemain uta m a.. toilet. Digunakan untuk :. tempat berkumpul dan istirahat se belum/sesudah keluar pentas.

28 4 6-7-OOM V T J T J U U O OOP o OO o * pc o o T o o o z po o DC < r 0 oco OO o ^ * <rt o: o o D Q. UJ L o: V.

29 47. tempat mengontrol pemain dan mem beri pengarahan oleh pemimpin se belum keluar pentas. Standart luas ruang (Planning hal. 3-30) : u/ ruang istirahat i 0 m. u/pantri t 10m'.. 3adi luas total ± 30 m. - Ruang latihan. Standart luas ruang 1,1 m /pemain (Theatre Planning) Diambil untuk jumlah pemain terbanyak yaitu orchestra sebanyak ± 100 pemain. Jadi luas yang dibutuhkan = 100 x 1,1 m ± 110 m. - Ruang tamu. Digunakan untuk menerima tamu bagi para pemain. Disediakan luas ruang i 18 m (assumsi). - Gudang dan bengkel dekor. Standart luas ruang i 140 m - Ruang proyektor. Standart luas ruang i 18,6 m (Sleeper). (Time Saver). - Ruang kontrol suara & cahaya. Standart luas ruang i 54 m (Time Saver). - Gudang instrument. Disediakan luas ruang ± 36 m (assumsi). Ruang pagelaran "Thrust stage 1 ( t 370 tempat duduk). Secara umum terbagi dalam 3 bagian : 1. Daerah penerimaan/umum : hall/lobby, sub lobby, loket, ruang duduk.

30 48. Daerah auditorium : foyer, ruanq duduk penonton, toilet. 3.Daerah pentas : panggung utama, dll. 1. Daerah penerimaan/umum.. Hall/lobby. Standart luas ruang 0,10 m /tempat duduk (Slenper). o Luas yang dibutuhkan 0,18 x 370 =* 66, 6 m ".. Loket. Standart luas ruang 5 m (Planning). Minimum disediakan x 5 m * 10 m.. Sub lobby. Standart luas ruang 0,1 m /tempat d.uduk (Sleeper). 0,3 m /tempat duduk (Neufert). Jadi luas yang dibutuhkan «0,1-0, 3 x 370 m. Ruang duduk m. Standart luas ruanq 0,3 m /tempat duduk (Sleeper). Luas yang dibutuhkan^ 0,3 x 370 m - * 111 m.. Toilet. Diassumsikan 50^ pengunjung uanita 185 orang. 50% pengunjung pria 185 orang. Standart luas ruang (Theatre Planning) : 1 UC untuk 100 pengunjung uanita. 00 pengunjung pria. 1 urinoir untuk 50 pengunjung pria. 1 uashtafel untuk setiap UC. jadi luas yang dibutuhkan : 1 UC pria t 4 urinoir + uashtafel - 7,3 m.

31 49 UC uanita + uashtafel _ 6,48 m.. Daerah auditorium.. Foyer. sirkulasi 30^ - 4,14 m. O luas total * t 17,94 m. Disediakan luas i 36 m (assumsi).. Ruang duduk penonton. Standart luas ruang 0, 8 m /tempat duduk (CCEF). Jadi luas yang dibutuhkan = 0,.8 x 370 m ^ t. 96 m.. Toilet. Luas yang dibutuhkan i 17,94 m (perhitungan idem atas). 3. Daerah pentas.. Standart minimum luas pantas utama 81 m (Planning),. Ruang-ruang belakang panggung. - Luas ruang yang disediakan i 7 m, untuk rias & ganti.. Ruang istirahat. Luas yang dibutuhkanx 30 m. Ruang tamu. Luas yang dibutuhkan ± 18 m (Planning). (assumsi).. Ruang kontrol suara dan cahaya. Standart luas ruang 54 m (Time saver).. Gudang instrument. Diassumsikan i 7 m.. Bengkel dekor dan gudang dekor. Diassumsikan i 81 m.. Loading dock dan hall pemain. Diassumsikan+ 36 m.. Ruang latihan (40-50 pemain)

32 50 Standart luas ruang 1,1 m /pemain. jadi luas yang dibutuhkan 1,1 x 50 t 55 m. Parkir.. Parkir pengunjung. Berdasarkan master plan Surabaya th.000 ditetapkan standart parkir minimum yaitu 1 mobil untuk 0 tempat duduk. Kapasitas tempat duduk yang disediakan i 1170 temp, duduk. Jumlah mobil yang harus disediakan min. 1170/0 = 60 mobil. Untuk menghindari kekurangan tempat parkir, maka disediakan penambahan fasilitas parkir sebanyak 30%. Jadi jumlah mobil yang disediakan = 130/100 x 60 = 78 mobil. Kebutuhan luas 1 mobil,50 x 5,00 m = 1,50 m. Luas yang aiuutuhkan = 78 x 1,50 m * 975,00 m. Sirkulasi 100% -975,00 m. Luas total * ,00 m. Perhitungan parkir sepeda motor. Diassumsikan perbandingan antara mobil : sepeda motor 1 :, jumlah sepeda motor min. yang harus disediakan x 60 = 10 sepeda motor. Penambahan fasilitas parkir diassumsikan sebanyak 0%. Jadi jumlah parkir sepeda motor yang harus disediakan 10/100 x 10 > 144 sepeda motor. Kebutuhan luas 1 sepeda motor 1,00 x,00 m r,00 m. Luas yang dibutuhkan, 00 x 144 m - * 88, 00 m. Sirkulasi 100% - t 88,00 m.. - Luas total = t 576,00 m.. Parkir staff/karyauan.

33 51 Disediakan untuk : 3 mobil, 5 sepeda motor. Luas yang dibutuhkan : 3 x,50 x 5,00 m a 37,50 m. 5 x 1,00 x,00 m' sirkulasi 100% luas total = 50,00 m. - 87,50 m. i 175, 00 m PROGRAM B E S A H A N R U A M G. JIENIS RUANG LUASAN (m ) * Bagian administratif. - Ruang pengelola dan pengurus harian. Ruang direktur & sekretaris.. Ruang tata usaha & keuangan.. Ruang kepala bagian.. Ruang rapat.. Ruang terima tamu.. Toilet.. Gudang arsip. Luas total 54, 00 40, 00 36, ,00 6, 00 17,00 * Bagian pagelaran. - Ruang pagelaran "thrust stage". Hall/lobby.. Sub lobby.. Ruang duduk.. Loket.. Toilet. 66, , ,94. Daerah auditorium. Tempat duduk penonton. 96,00

34 5 - Foyer. 36,00 -. Toilet. 17,94. Daerah pentas. -. Pentas utama. 81,00 -. Ruang rias dan ganti. 7,00 -. Ruang istirahat & tamu. 48,00 -. R u a n g l a t i h a n. 54,00 -. Ruang konduktor. 18,00 -. Bengkel dekor. 54,00 Gudang dekor. 7,00 Gudang alat. 7,00 -.Loading dock & hall pemain. 36,00 -. Ruang kontrol suara & cahaya. 54,00 Gudang kursi. 18,00 -.Toilet. 9,00 -. Ruang jaga pentas 4 PPPK. 18,00 Luas total 1148,48 - Ruang pagelaran "procenium".. Hall/lobby. 144,00. Sub lobby. 90,00. Ruang duduk. 16,00. Loket. 18,00.Toilet. 35,9. Daerah auditorium. Tempat duduk penonton. 480,00 Foyer. 54,00 -. Toilet. 35,9

35 53. Daerah pentas. -. Pentas utama. -. Sirkulasi belakang pentas. Ruang untuk pemain musik. -. Ruang rias & ganti. -. Ruang istirahat. Ruang latihan. -. Ruang tamu. -. Gudang 4 bengkel dekor. -. Ruang konduktor. -. Gudang alat. -. Ruang kontrol suara & cahaya. Ruang proyektor. 16, , ,00 18,00 36, 00 54, 00 18, Ruang untuk lampu sorot & back ground 36,00 -. Guoang kursi. 7,00 -. Ruang jaga &. PPPK. 18,00 -.Toilet. 18,00 -. Loading dekor. 36,00 -. Hall pemain. 18,00 -. Ruang tunggu pemain musik. 36,00 Luas total 385,58 - Ruang-ruanij penun jang.. Cafetaria. 90,00. Ruang pamnran. 7,00. Ruang informasi & keamanan. 18,00. Ruang istirahat petugas. 7,00 * Bagian akomodasi seninjan.

36 54. Ruang tidur seniman. 10,00. Ruang makan bersama. 7,00. Ruang tamu. 7,00. Pantry. 9,00. Toilet. 36,00 Luas total 309,00 * Bagian service komplex.. Gardu jaga. 15,00. Ruang tidur penjaga. 36,00. Dapur & pantri. 18,00. Gudang maintenance. 36,00. Garasi. 36,00. Panil listrik. 18,00 Generator. 18,00. Ruang mesin AC. 7,00. Ruang AHU. 54,00 Luas total 303,00 * Parkir.. Parkir mobil pengunjung. 1950,00. Parkir sepeda motor pengunjung. 576,00. Parkir inobil staff/karyauan. 75,00. Parkir sepuda motor staff/karyauan. 100,00 Luas total 701,00 Perhitungan kebutuhan luas tapak. Luas bangunan keseluruhan : 4615,00 m.

37 55 Sirkulasi 30^ = 30/100 x 4615,00 rn = i 1384, 50 m. Luas total = * 6000 m. BC. untuk bangunan umum berkisar antara 30-40/. Dengan mempertimbangkan penghematan tanah, maka diambil BC o 4 0/o, jadi luas tapak yang dibutuhkan = 100/40 x 6000 m = ± m un 1,5 ha.

38 RUANG 8, 0IA6RAM SIRKUtnSl 3t.Nc-i<E:^ GDr, S ty =U3L'C parkir J_spd motorj^ porkir rnobi; umom keluor UNIVERSITAS KftlSfEN F t T K A FAKULTAS TEKNIK A«S?rEKTU=? SURABAYA -IN[>ONtS: A TUG AS P R W EK AKHiR ; 1 keluar Nama tugas &EOJNO PA&EL'iRAK v-t-,.. ASr.- Nama gambar i semester.j tangpai. \ ckalc '... 1 ;! Nam a' ELISA 3ETH WIOIAJA nr p Pembimbing JOHAN AD:'>VA^Z,i D PL INC- Ir WArOHA K

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang Setelah mendapatkan data dan menganalisisnya, hal yang kami lakukan selanjutnya adalah merancang program ruang. hal yang pertama yang kami lakukan adalah mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Pendekatan Aspek Fungsional 5.1.1. Pendekatan Fasilitas Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur ini akan menyediakan fasilitas sebagai berikut

Lebih terperinci

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK)

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Berikut adalah table pendekatan kapasitas ruang,

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar Mengacu pada TOR sayembara, performance arsitektur diharapkan dapat tampil sebagai sebuah karya arsitektur yang mengandung kriteria: Mengangkat kearifan lokal / local genius

Lebih terperinci

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²) 2.4 Kebutuhan Ruang 2.4.1 Kuantitatif Besarnya ruang dan jumlah ruang diperngaruhi oleh kapasitas dalam ruangan dan jumlah penggunan dalam suatu ruangan. Perhitungan standar besaran ruang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR Program dasar perencanaan dan perancangan Pool Hall merupakan sebuah hasil dari kesimpulan menyeluruh dan berfungsi sebagai pemandu desain International

Lebih terperinci

KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG

KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG KEGIATAN UTAMA / PAMERAN 1 Ruang studi koleksi 1 unit 60 2 Ruang Kurator Ruang Kurator 1 unit 60 Ruang Asisten 1 unit 4 Ruang Staf 4 unit 16 3 Ruang Konservasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN. tempat pendidikan pembuatan dan produksi film yang harus mempunyai studio

BAB IV ANALISA PERANCANGAN. tempat pendidikan pembuatan dan produksi film yang harus mempunyai studio BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4.1. Analisis Tapak 4.1.1 Latar Belakang Pemilihan Tapak Perancangan sekolah film di Malang, yang nantinya direncanakan menjadi tempat pendidikan pembuatan dan produksi film

Lebih terperinci

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang Unit Pengelola No Nama Ruang Jumlah Luas Kegiatan Utama (Administrasi) A. Pengelola Yayasan 1.

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang Unit Pengelola No Nama Ruang Jumlah Luas Kegiatan Utama (Administrasi) A. Pengelola Yayasan 1. BAB V HASIL 5.1. Program Ruang Tabel 5.1 Program Ruang Unit Pengelola No Nama Ruang Jumlah Luas Kegiatan Utama (Administrasi) A. Pengelola Yayasan 1. Hall 1 50 m². R. Direktur Yayasan 1 3 m² 3. R. Sekretaris

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh

Lebih terperinci

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2 RUANG UMUM Ruang informasi DA 2 X 4 = 8 M 2 1 Hall 1,5 X 1000 = 1500 M 2 2 Atm center 1,5 X 10 = 15 M 2 1 Toilet pria DA 1,5 X 10 = 15 M 2 2 Toilet wanita DA 1,5 X 10 = 15 M 2 2 Ruang satpam 2 X 3 = 6

Lebih terperinci

menjadi konsep dasar didalam penataan ruang dan juga mengenai analisis akhirnya mendapatkan konsep perencanaan bangunan Batam Music Center.

menjadi konsep dasar didalam penataan ruang dan juga mengenai analisis akhirnya mendapatkan konsep perencanaan bangunan Batam Music Center. BAB III ANALISIS Pada bab ini berisi tentang analisa mengenai ekspresi music yang menjadi konsep dasar didalam penataan ruang dan juga mengenai analisis lokasi bangunan ini. Sehingga mendapatkan syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN. Dalam analisa perencana dan perancangan Arsitektur, terdapat bebrapa hal yang menjadi bahan pertimbangan antara lain:

BAB IV ANALISA PERENCANAAN. Dalam analisa perencana dan perancangan Arsitektur, terdapat bebrapa hal yang menjadi bahan pertimbangan antara lain: BAB IV ANALISA PERENCANAAN Dalam analisa perencana dan perancangan Arsitektur, terdapat bebrapa hal yang menjadi bahan pertimbangan antara lain: Aspek manusia / pengguna Aspek bangunan / fisik Aspek lingkungan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Pelaku Kegiatan Pengguna bangunan terminal adalah mereka yang secara langsung melakukan ativitas di dalam terminal

Lebih terperinci

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BANDAR UDARA TUNGGUL WULUNG CILACAP 5.1. Dasar Studi Besaran Studi besaran ruang lebih terinci dan dianalisa berdasarkan standar dan asumsi.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK Pada tapak terdapat beberapa jenis bangunan berdasarkan fungsi-fungsinya. Daerah ini merupakan daerah yang cukup ramai dengan aktiviitas perniagaan dan jasa. Hal ini mendukung

Lebih terperinci

REDESAIN TAMAN SRIWEDARI SEBAGAI PUSAT KONVENSI DAN PAMERAN DI KOTA SURAKARTA

REDESAIN TAMAN SRIWEDARI SEBAGAI PUSAT KONVENSI DAN PAMERAN DI KOTA SURAKARTA REDESAIN TAMAN SRIWEDARI SEBAGAI PUSAT KONVENSI DAN PAMERAN DI KOTA SURAKARTA Oleh : Riki Ariianto, Eddy Darmawan, Bambang Suyono Taman Budaya Sriwedari dulu merupakan fenomena wisata budaya di Surakarta,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA BAB III ANALISIS 3.1 Analisis tapak Stasiun Gedebage terletak di Bandung Timur, di daerah pengembangan pusat primer baru Gedebage. Lahan ini terletak diantara terminal bis antar kota (terminal terpadu),

Lebih terperinci

Jumlah total besaran luas fasilitas umum Pengunjung = Pengelola = 176 Total =

Jumlah total besaran luas fasilitas umum Pengunjung = Pengelola = 176 Total = a. Penentuan konsep besaran ruang (1) Kebutuhan dan besaran ruang parkir - Pengunjung Kapasitas pengunjung yang datang perhari, serta luasan tapak untuk menampung kendaraan yang diparkir, maka : 30 % menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut:

BAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut: BAB 4 Analisa 4.1 Analisa Fungsional Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seti berikut: 1. Fungsi pameran Yaitu fungsi kegiatan yang memtunjukan/memlihatkan

Lebih terperinci

Museum dan Pusat Mitigasi Bencana Banjir di Jakarta BAB IV ANALISA

Museum dan Pusat Mitigasi Bencana Banjir di Jakarta BAB IV ANALISA BAB IV ANALISA 4.1. Dasar Analisa Dasar analisa perencanaan dan perancangan arsitektur Museum dan Pusat Mitigasi Banjir di Jakarta mengacu pada esensi bangunan Museum sebagai bangunan yang aktif, yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA

BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA 5.1 Analisa Pola Tujuan : memperoleh gambaran tentang alur sirkulasi kegiatan dari pelaku kegiatan. Pembahasan : kegiatan masing- masing

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Dari analisa yang dilakukan dalam Bab V, berikut adalah perhitungan perkiraan kebutuhan besaran

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Bandung Concert Hall - Song in Architecture

Laporan Tugas Akhir Bandung Concert Hall - Song in Architecture ME room accoustic deck reparat ion and control janit or lobby toilet service room function room funtion room functi on room funct ion room lobby auditorium changing scenery room f unction room function

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Tabel 6.1 Program Redesain Terminal Terboyo KELOMPOK RUANG LUASAN Zona Parkir Bus AKDP-AKAP

Lebih terperinci

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN BUDAYA CIREBON. Tabel 7.1 Total Kebutuhan Luas Bangunan Taman Budaya Cirebon

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN BUDAYA CIREBON. Tabel 7.1 Total Kebutuhan Luas Bangunan Taman Budaya Cirebon BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN BUDAYA CIREBON 1.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 1.1.1. PROGRAM RUANG Tabel 7.1 Total Kebutuhan Luas Bangunan Taman Budaya Cirebon NO RUANG LUAS (M²) SUB

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. De Chiara, Joseph, John Hancock Callender Time Sever Standart for Building Types. New York : Mc Graw Hill, Inc

DAFTAR PUSTAKA. De Chiara, Joseph, John Hancock Callender Time Sever Standart for Building Types. New York : Mc Graw Hill, Inc GEDUG PERTUJUKA KESEIA Jakarta, IDOESIA DAFTAR PUSTAKA De Chiara, Joseph, John Hancock Callender. 1973. Time Sever Standart for Building Types. ew York : Mc Graw Hill, Inc I ARCH, Indonesian Architecture

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK. Tabel V.1 Program Ruang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK. Tabel V.1 Program Ruang BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel V.1 Program Ruang No Nama Ruang Kapasitas Standar Sumber Jumlah Luas (m 2 ) A Fasilitas Konvensi

Lebih terperinci

GEDUNG ORKESTRA SURABAYA Harmoni

GEDUNG ORKESTRA SURABAYA Harmoni GEDUNG ORKESTRA SURABAYA Harmoni 1 Tugas Akhir Rr. Anisa Suryawardhani 27 januari 2011 DEFINISI OBJEK Gedung Orkestra Surabaya adalah bangunan yang menyediakan sarana musik dengan sekelompok orang yang

Lebih terperinci

BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA

BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA 3.1. Pengertian Gedung Konser Musik Klasik adalah sebuah tempat untuk menampung segala aktifitas dan pertunjukan musik klasik. Dalam Gedung Konser Musik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

BAB V: ANALISA DAN PEMROGRAMAN

BAB V: ANALISA DAN PEMROGRAMAN BAB V: ANALISA DAN PEMROGRAMAN 5.1. Pemrograman 5.1.1. Kebutuhan Ruang NO RUANG JMLH LUAS SAT LUAS TOTAL STANDART LUAS KAMAR 1 standard/ deluxe 231 28 m2 6.468 2 junior suite 36 45 m2 1.620 3 president

Lebih terperinci

TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi

TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi Sistem transportasi merupakan kegiatan profesional yang tidak dibatasi oleh batas geografi, kegiatan lalu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG

BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur 3.1.1 Studi Aktivitas a. Pengelompokan Aktivitas Terdapat beberapa aktivitas yang terdapat

Lebih terperinci

TERMINAL BUS TIPE B KABUPATEN MAGELANG Oleh : Fathoni Lutfi Marheinis, Abdul Malik, Bharoto

TERMINAL BUS TIPE B KABUPATEN MAGELANG Oleh : Fathoni Lutfi Marheinis, Abdul Malik, Bharoto TERMINAL BUS TIPE B KABUPATEN MAGELANG Oleh : Fathoni Lutfi Marheinis, Abdul Malik, Bharoto Terminal merupakan suatu sarana fasilitas yang sangat dibutuhkan masyarakat berkaitan dengan transportasi darat.

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Ruang Dari hasil perhitungan besaran ruang pada bab sebelumnya, maka didapat program ruang sebagai berikut: GEDUNG

Lebih terperinci

S K E M A T I K D E S A I N

S K E M A T I K D E S A I N 5 18.60 4 3 2 28.50 6 11.50 LIFT PENGUNJUNG 1 A ARSIP LOADING DOCK NAIK 08.60 7 8 11.20 11.00 ±0.00 KURATOR MANAGER KARYAWAN 09.70 ADMINISTRASI KARYAWAN KARYAWAN CCTV ROOM G TATA USAHA SECURITY OFFICE

Lebih terperinci

PUSAT SINEMA SIDOARJO

PUSAT SINEMA SIDOARJO PUSAT SINEMA SIDOARJO MAHASISWA : M.ABRAM WAHYU N. NRP : 3207100027 PEMBIMBING : Ir. HARI PURNOMO Mbdg, Sc TEMA : 0ase PUSAT... Yaitu merupakan tempat pemusatan aktifitas atau kegiatan dan fasilitas tertentu

Lebih terperinci

MUSEUM ZOOLOGI DI KOTA SEMARANG

MUSEUM ZOOLOGI DI KOTA SEMARANG MUSEUM ZOOLOGI DI KOTA SEMARANG Oleh : Anisa Yuanita Damayanti, Djoko Indrosaptono, Dhanoe Iswanto Kota Semarang yang merupakan sebuah ibukota Provinsi di Jawa Tengah adalah sebuah kota yang tengah tumbuh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II KAJIAN TEORI 2.1.Tinjauan tentang Seni Pertunjukan Pengertian Seni Pertunjukan... 16

DAFTAR ISI. BAB II KAJIAN TEORI 2.1.Tinjauan tentang Seni Pertunjukan Pengertian Seni Pertunjukan... 16 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Halaman Pernyataan... iv Abstraksi... v Kata Pengantar... vii Daftar isi... ix Daftar Gambar... xii Daftar Tabel... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar

Lebih terperinci

/ N/1 \ BAB 3. TEKNIS FUNGSIONAL

/ N/1 \ BAB 3. TEKNIS FUNGSIONAL / N/1 \ BAB 3. TEKNIS FUNGSIONAL I m Perpustakaan mempunyai cakupan pengguna terbatas pada anak dengan tingkatan usia 5-15 tahun atau anak dengan tingkat pendidikan antara TK - SMP, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Proyek ini merupakan proyek fiktif yang direncanakan pada area pesawahan milik warga yang berada di Jalan Kutamaya Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang. Dan diperuntukan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4 5.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 5.1.1. Program Ruang Tabel 5.1.Rekapitulasi Program Ruang Hotel Bisnis No Ruang Kapasitas Luas KELOMPOK KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Landasan dasar program perencanaan dan perancangan ini merupakan suatu kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Gedung Sinepleks di Kota Semarang bertujuan untuk mewujudkan suatu rancangan fasilitas hiburan dan rekreasi

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN 6.1. TUJUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Gedung Pertunjukan Seni di Yogyakarta direncanakan akan menjadi suatu fasilitas publik sebagai wadah seni

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

PUSAT SENI PERTUNJUKAN DI BANDUNG

PUSAT SENI PERTUNJUKAN DI BANDUNG PUSAT SENI PERTUNJUKAN DI BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER II TAHUN 2006/2007 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh : MEDRIA SHEKAR RANI

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KONVENSI DAN PAMERAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KONVENSI DAN PAMERAN 5.1 Program Perencanaan Proyek 5.1.1 Perhitungan Program a. Kelompok Utama BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KONVENSI DAN PAMERAN Pre Function Lobby ( 25% dari kebutuhan ruang pengunjung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : BAB IV ANALISA IV.1. Aspek Non Fisik IV.1.1 Analisa Kegiatan Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : a) Kelompok

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Perancangan 5.1.1. Program Ruang 1.Analisa Perhitungan Besaran Ruang kel.kegiatan PENGELOLA No. Tahun Museum Purbakala Sangiran n kapasitas

Lebih terperinci

& ><&$& JNWMa Dl KAWASAN W,SATA &m & & &

& ><&$& JNWMa Dl KAWASAN W,SATA &m & & & BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep Dasar Untuk menentukan konsep dasar dari perencanaan dan perancangan resort hotel yang memenuhi aspek yang telah digariskan maka perlu adanya

Lebih terperinci

PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN. Double bed Side table Lemari pakaian Meja rias. Penghuni apartemen (suami-istri)

PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN. Double bed Side table Lemari pakaian Meja rias. Penghuni apartemen (suami-istri) PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN Funfsi Hunian No. Identitas Ruang Aktivitas Perabot Pemakai Ruang Standard Ruang Luas 1. R. Tidur (dengan double bed) Tidur Merias diri Berganti pakaian Double bed Side

Lebih terperinci

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan. Hasil ini berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan dan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RUMAH SINGGAH SEBAGAI TEMPAT PENDIDIKAN ANAK JALANAN DI SURAKARTA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RUMAH SINGGAH SEBAGAI TEMPAT PENDIDIKAN ANAK JALANAN DI SURAKARTA TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RUMAH SINGGAH SEBAGAI TEMPAT PENDIDIKAN ANAK JALANAN DI SURAKARTA Diajukan sebagai Perlengkapan dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR

REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR Oleh : Khoirunnisa D. Ayu, Septana Bagus Pribadi, Sukawi Sistem transportasi menjadi bagian

Lebih terperinci

by N a d j m a A c h m a d _ Arena Olahraga (Sportainment) Dosen Pembimbing : Ir. HARI PURNOMO, M.BDG.SC

by N a d j m a A c h m a d _ Arena Olahraga (Sportainment) Dosen Pembimbing : Ir. HARI PURNOMO, M.BDG.SC by N a d j m a A c h m a d _ 3 2. 0 6 1 0 0. 0 8 0 Arena Olahraga (Sportainment) Dosen Pembimbing : Ir. HARI PURNOMO, M.BDG.SC Arena Olahraga (Sportainment) Why??? AKTIVITAS YANG PADAT Lupa akan pentingnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID BAB V PROGRAMMING 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Kelompok Kapasitaiber Perhitungan Un- Sum- Luas No (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID Masjid 1000 Jumlah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perencanaan Di lihat dari kenyataan yang sudah ada beberapa permasalahan yang ada pada terminal bus Terminal Kabupaten Tegal Slawi sekarang

Lebih terperinci

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Besaran Ruang Dari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan, didapatkan program ruang yang dibutuhkan Gedung Pertunjukan Seni Kabupaten Kuningan,

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep perancangan Sekolah Tinggi Seni Teater ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah INTERAKSI. Interaksi dapat diartikan sebuah bangunan yang dirancang

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Exhibition Center bertujuan untuk mewujudkan suatu rancangan fasilitas pusat pertemuan dan mampu mewadahi kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCAAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCAAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCAAAN DAN PERANCANGAN 4.1 Konsep Makro Konsep makro perancangan gedung konser/concert Hall Institut Wesley Jakarta ini merupakan sebuah solusi pemecahan masalah yang merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang akan

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang akan BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1Analisis Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang akan diwadahi pada obyek Pusat Pengembangan Seni Karawitan agar diketahui segala kebutuhannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ludruk merupakan sebuah drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelar di panggung. Pertunjukan kesenian yang berasal dari Jombang

Lebih terperinci

KUESIONER. Fasilitas yang diperlukan untuk asrama (boleh pilih lebih dari satu) a. Kantin. e. Laundry b. Warnet. f. Mini Market c.

KUESIONER. Fasilitas yang diperlukan untuk asrama (boleh pilih lebih dari satu) a. Kantin. e. Laundry b. Warnet. f. Mini Market c. KUESIONER Angkatan : Jurusan : Jenis Kelamin : L / P Kota Asal : Tempat tinggal selama kuliah: a. Kost b. Orang tua / rumah sendiri c. Saudara Seandainya di BiNus terdapat asrama mahasiswa, apakah Anda

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Besaran Ruang BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Dari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan, didapatkan program ruang yang dibutuhkan Pusat Kesenian Kabupaten Wonosobo,

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang BAB V HASIL 1.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN 1.1.1 Program Ruang Pendekatan kebutuhan dan standar besaran ruang didapat dari hasil perhitungan dan standar standar yang ada pada literature, antara lain : STANDAR

Lebih terperinci

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek BAB IV HASIL PERANCANGAN 4.1 Deskripsi Umum Projek Tema yang dibahas dalam perancangan ini adalah Reborn, merupakan bagian dari kehidupan atau perjalanan yang tampak dari kacang hijau, pada saat itu kita

Lebih terperinci

Tabel Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan dari Pengguna: Pengguna Kegiatan Ruang Sifat Ruang

Tabel Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan dari Pengguna: Pengguna Kegiatan Ruang Sifat Ruang Tabel Analisa Berdasarkan Kegiatan dari Pengguna: Pengguna Kegiatan Sifat Tamu, Check in/check out Recepsionist Publik Administrasi Pusat Informasi Front Office Publik Operator Penitipan Barang Menunggu

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Konsep Perencanaan Dalam menonton sebuah film, sebuah imajinasi dan fantasi perlu untuk dijaga dan tersampaikan sehingga penonton dapat menikmati sebuah film

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH GEDUNG TEATER SERBAGUNA DI SURAKARTA (PENDEKATAN PADA ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI)

PUBLIKASI ILMIAH GEDUNG TEATER SERBAGUNA DI SURAKARTA (PENDEKATAN PADA ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI) PUBLIKASI ILMIAH GEDUNG TEATER SERBAGUNA DI SURAKARTA (PENDEKATAN PADA ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI) Disusun sebagai Pemenuhan dan Pelengkap Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Tugas Akhir 127/49 Redesain Pengadilan Negeri Semarang Kelas IA Khusus BAB IV STUDI BANDING LOKASI

Tugas Akhir 127/49 Redesain Pengadilan Negeri Semarang Kelas IA Khusus BAB IV STUDI BANDING LOKASI BAB IV STUDI BANDING Studi banding dilakukan pada Pengadilan Negeri dengan kelas yang sama dengan Pengadilan Negeri Semarang, yakni Pengadilan Negeri Kelas IA Khusus. Pemilihan studi banding yakni pada

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya. 6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1. Program Ruang Berdasarkan tapak terpilih, dilakukan perhitungan kembali untuk mengoptimalkan jumlah kamar. Perhitungan ini sama seperti perhitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Tinjauan Umum Proyek II.1.1 Tinjauan Proyek Judul : Pusat Pendidikan Budaya Betawi Tema : Arsitektur Betawi Lokasi : Jalan Bulungan Raya, Jakarta Selatan Luas Lahan : ±

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Pertunjukkan dan Pendidikan 5.1.1 Pengertian Pertunjukkan Pertunjukkan atau seni pertunjukkan (perfomance art). adalah karya seni yang melibatkan aksi individu

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP LINGKUNGAN SEKITAR DAN DALAM TAPAK 5.1.1. Konsep Ruang Luar Jalan bulungan adalah daerah yang selalu ramai karena adanya area komersil seperti Blok M Plaza, maka dari

Lebih terperinci

TERMINAL BUS TYPE A KABUPATEN PATI

TERMINAL BUS TYPE A KABUPATEN PATI TERMINAL BUS TYPE A KABUPATEN PATI Oleh : Tri Widayanto, Dhanoe Iswanto, Resza Riskiyanto Terminal bus merupakan sarana wadah yang penting untuk transportasi umum jalur darat. Sebuah terminal harus dapat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. KONSEP PERUANGAN 1. Konsep Kebutuhan Ruang Berdasarkan analisa pola kegiatan dari pelaku pusat tari modern, mak konsep kebutuhanruang pada area tersebut adalah

Lebih terperinci

GALERI FOTOGRAFI TERPADU DI SEMARANG

GALERI FOTOGRAFI TERPADU DI SEMARANG GALERI FOTOGRAFI TERPADU DI SEMARANG Oleh : Dandy Armando P, Dhanoe Iswanto, Djoko Indrosaptono Perkembangan fotografi di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan yang baik dari segi industri maupun komunitasnya

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR 131/ BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

TUGAS AKHIR 131/ BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan 5.1.1. Konsep Kinerja Bangunan Sistem Distribusi Listrik Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama atau trafo.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR. Pelaku terbagi menjadi 3, yaitu Pengunjung, Penyaji, dan Pengelola.

BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR. Pelaku terbagi menjadi 3, yaitu Pengunjung, Penyaji, dan Pengelola. BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur 3.1.1 Studi Aktivitas a. Pengelompokan Aktivitas Pelaku terbagi menjadi 3, yaitu Pengunjung, Penyaji, dan Pengelola. Aktivitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI WIDURI PEMALANG

PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI WIDURI PEMALANG PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI WIDURI PEMALANG Oleh : Disa Ceria Permatasari, R. Siti Rukayah, Titien Woro Murtini Pantai Widuri Pemalang merupaka salah satu potensi wisata yang menjadi prioritas

Lebih terperinci

Orchestra pit 21 pengrawit 69.3 R Latihan 35 orang 84 R Tunggu Pemain 35 orang 28

Orchestra pit 21 pengrawit 69.3 R Latihan 35 orang 84 R Tunggu Pemain 35 orang 28 67 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Konsep dasar ini merupakan hasil pemikiran secara menyeluruh yang digunakan sebagai acuan dalam mendesain

Lebih terperinci

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu

Lebih terperinci