BAB IV KONSEP PERENCAAAN DAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV KONSEP PERENCAAAN DAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB IV KONSEP PERENCAAAN DAN PERANCANGAN 4.1 Konsep Makro Konsep makro perancangan gedung konser/concert Hall Institut Wesley Jakarta ini merupakan sebuah solusi pemecahan masalah yang merupakan sebuah pertanyaan dari latar belakang yang telah ada. Solusi ini kemudian timbul sebagai sebuah gagasan besar yang mengarungi solusi setiap masalah yang ada sehingga menjadi suatu take line dalam merancang gedung konser ini. Dari masalah-masalah yang timbul, maka konsep yang akan dibangun adalah Connect Space And Activity. Gambar 4. 1 Diagram Konsep Makro Konsep makro yang ada memiliki dua kebutuhan yaitu untuk memenuhi kebutuhan dalam yaitu pihak Institut Wesley Jakarta dan kebutuhan luar yaitu masyarakat luar. Dari dua kebutuhan ini maka timbulah sebuah pendekatan fleksibilitas ruang, karena ruang dalam gedung konser khususnya ruang auditorium nantinya akan dibuat untuk 117

2 berbagai jenis konser, yang mana membutuhkan sebuah fleksibilitas agar memudahkan perubahan suatu ruang tanpa mengurangi kualitasnya. 4.2 Konsep Messo Konsep messo merupakan konsep yang merupakan sebuah pecahan dari konsep makro yang mana lebih mengarah ke level skala kawasan. Konsep messo pada perancangan gedung konser ini dibagi menjadi tiga yaitu gedung konser yang mampu menjadi landmark di kawasan yang akan berkembang ini, menjadi fasilitas publik yang saling bersinergi dengan kawasan sekitar, dan berdampak baik terhadap kawasan sekita gedung konser. Konsep messo ini nantinya akan dibagi menjadi konsep-konsep mikro yang dapat mendukung bangunan untuk menjawab permasalahanpermasalahan sekitar ke dalam wujud desain. Gambar 4. 2 Diagram Konsep Messo 4.3 Konsep Mikro Konsep mikro merupakan perwujudan dari konsep makro yang mana dibagi menjadi konsep-konsep seperti konsep tata ruang dalam, konsep tapak, konsep bangunan, konsep ruang pertunjukan, konsep pencahayaan, konsep tata suara, serta konsep utilitas yang lain. 118

3 4.3.1 Konsep Tata Ruang dalam Jenis Ruang Jenis ruang pada gedung konser ini dibagi menjadi 5 yaitu ruang publik, ruang pertunjukkan, ruang pertunjukkan, ruang pemain, ruang pendukung, serta ruang servis. Tabel 4. 1 Jenis Ruang Jenis Ruang Kebutuhan ruang Foyer Lobby Exhibition Ruang Publik Hall R.Telepon R.Tiket Ruang Pertunjukan Ruang Pemain Panggung Persiapan R.Kontrol Instrument Storage R. Penonton Manager Ruang Persiapan Ruang Make Up Ruang Istirahat Ruang Pakaian Ruang Latihan Toilet Bantuan Darurat R.Keamanan Ruang Pendukung Restoran Shop Area Cafetaria R. Meeting Bengkel Kerja R. Pengelola Umum 119

4 Ruang Service R. Pengelola Khusus Loading Area R. Penerima R. Istirahat R. Karyawan Storage Toilet Organisasi Ruang Organisasi ruang di dalam gedung konser ini di susun mengenai pengelompokan ruang berdasarkan jenisnya kemudian dilihat bagaimana alurnya ke setiap ruang yang lain. Organisasi ruang dalam gedung konser ini dibagi menjadi dua yaitu organisasi ruang horizontal dan organisasi ruang vertikal. (a) (b) Gambar 4. 3 (a) Organisasi Ruang Horizontal (b) Organisasi Ruang Vertikal 120

5 Pola Hubungan Dan Sirkulasi Antar Ruang Pada sirkulasi ruang ini dibedakan antara setiap ruang serta jalur pengelola, performer, serta pengunjung. Alur dari pengelola, performer serta pengunjung memiliki jalan yang berbeda. Sedangkan untuk pola hubungan ruang sendiri sudah dibagi menjadi lima jenis ruang kemudian dibedakan statusnya apakah jauh atau dekat, serta langsung atau tidak langsug. Gambar 4. 4 Pola Hubungan Antar Ruang 121

6 Gambar 4. 5 Sirkulasi Ruang Pengunjung Gambar 4. 6 Sirkulasi Pengelola Gambar 4. 7 Sirkulasi Pemain Selain mengetahui sirkulasi dari pengelola, pengunjung serta pemain kita juga harus mengetahui hubungan ruang dari yang dilewati mereka berikut pola hubungan ruang. 122

7 Besaran Ruang Tiap-tiap ruang di dalam gedung konser memiliki luasan ruang masing-masing. Luasan tiap ruang disesuaikan dengan jumlah pelaku pada setiap ruangan tersebut ketika kegiatan di dalamnya sedang berjalan. Dan setiap orang memiliki rasio jumlah standar luasan masing-masing. Jadi jumlah pelaku satndar dalam suatu ruang dikalikan dengan standar luasan setiap orang akan menghasilkan luasan ruang yang dibutuhkan. Tabel 4. 2 Besaran Ruang Ruang Jumlah Pelaku Standar (m 2 ) Luas (m 2 ) Ruang Publik Foyer /orang 125 Lobby /orang 125 Café /orang 100 Shop Area /orang 50 Ticket 5 1,2/orang 6 Exhibition Hall /orang 125 Toilet /orang Sub Total Sirkulasi 20% Total Ruang Pertunjukan Panggung /orang 67.5 Panggung /orang 45 R. Penonton /orang 180 R.Penonton /orang 300 R. Persiapan /ruang 19.5 R. Persiapan /ruang 13 R. Kontrol Sound/ Lighting /ruang 18 Ruang Penyimpanan instrumen 100 Ruang Gudang Panggung 100 Ruang Manager /ruang 5.2 Sub Total Sirkulasi 20%

8 Total Ruang Pemain R. Penerima /orang 180 R. Persiapan /orang 180 R. Make Up /orang 180 R. Istirahat 80 1/orang 80 R. Pakaian /orang 180 R. Latihan /orang 180 Toilet /orang 22,5 Sub Total Sirkulasi 20% Total 1203 Ruang Service R. Meeting 8 2/orang 16 Workshop 15 2/orang 30 Dapur 30 2/orang 60 R. Pengelola Umum 8 2/orang 16 R. Pengelola Khusus 8 2/orang 16 Loading Area R. Penerima R. Istirahat Karyawan 40 1/orang 40 Gudang Toilet /orang 22.5 AHU dan ME Sub Total Sirkulasi 20% Total 999 Parkir Parkir Pengelola 4 Mobil 12.5/Mobil Roda Dua 1.6/Motor 32 Parkir Pengunjung 3 Bus 28/Bus /Mobil /Motor 320 Sub Total 2361 Sirkulasi 20% Total

9 4.3.2 Konsep Tapak Konsep tapak ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu penzoningan bangunan, sirkulasi, tata parkir, dan vegetasi. a. Zoning bangunan Zoning bangunan pada gedung konser dibagi menjadi tiga yaitu zona publik, semi publik dan zona privat pada zonasi ini menyesuaikan kepada zona kebisingan serta view yang berada di sekitar site. Selain itu penzoningan berguna untuk peletakan jenisjenis ruang yang akan ditempatkan di gedung konser. Gambar 4. 8 Penzoningan Bangunan b. Tata Massa Dalam menentukan pola tata massa yang cocok yang pertama kali dilkukan ialah pembagian grid vertikal, horizontal dan diagonal. Grid dibuat disesuaikan dengan arah bangunan eksisting di sekitar kawasan sehingga dengan menentukan grid maka akan 125

10 didapatkan konfigurasi massa yang sesuai. Pola tata massa masih disesuaikan dengan zonasi publik, semi publik serta privat. Gambar 4. 9 Pembuatan Grid Bangunan Grid sejajar dan tegak lurus dibuat dengan membagi tapak menjadi empat bagian. Kemudian setelah membaginya menjadi empat barulah dibuat garis diagonal yang mana mengarah ke eksisting sekitar. Dengan konfigurasi seperti itu tata massa yang dibentuk bisa membuat beberapa alternatif. Tata massa yang dibuat ada dua yaitu : 1. Alternatif satu Alternatif satu ini terbentuk dari tiga konfigurasi massa dibagi pada zona yang mengarah ke arah publik atau utara, zona yang mengarah ke lahan kosong atau selatan, serta zona penghubung diantara keduanya. 126

11 Gambar Pembagian Massa Gambar Zonasi Massa Pada zona yang mengarah ke Boulevard zona Lobi dan zozna Komersil di taruh di dekatnya, sedangkan untuk zona Auditorium berada ditengah karena bersifat semi publik. Untuk zona privat berada di bagan selatan yaitu zona servis dan MEP, serta zona kantor dan manajerial. Auditorium dibuat mengarah ke arah lahan yang kosong dan dibuat jauh dari jalan agar menghindari kebisingan.. 2. Alternatif dua Alternatif dua ini terbentuk dari konfigurasi dua massa yang dibagi pada bagian utara yang lebih publik serta bagian selatan yang bersifat privat. 127

12 Gambar Pembagian Massa Gambar Zonasi Massa Pada zonasi nya disebut kurang ideal tetapi cukup bisa untuk dibuat dimana pada massa yang mengarah ke lahan kosong dijadikan auditorium. Sedangkan untuk massa yang mengarah ke publik dijadikan zona komersil dan lobi. Untuk zona servis, zona MEP serta zona manajerial saling berdekatan. c. Pola Sirkulasi Pola sirkulasi dari bangunan gedung konser dibedakan menjadi dua pada bagian utara untuk sirkulasi kendaraan pengunjung. Untuk bagian selatan untuk sirkulasi pengelola serta artis. 128

13 Gambar Sirkulasi d. Pola Parkir Dan Vegetasi Pola Parkir dari gedung ini terbagi menjadi dua disesuaikan dengan sirkulasi kendaraan pengunjung atau pengelola. Bisa dilihat bahwa bagian utara untuk parkir pengunjung. Untuk bagian selatan digunakan untuk parkir pengelola. Untuk vegetasi ditempatkan pada parkir-parkir serta pada jalan yang mengarah ke entrance utama. Vegetasi selain berfungsi sebagai penghijauan juga sebagai penghalang dari kebisingan dari luar Konsep Bangunan a. Penampilan Bangunan Gambar Pola Parkir Dan Vegetasi 129

14 Untuk penampilan bangunan dibedakan menjadi beberapa bagian untuk bagian utara yang mengarah ke publik menggunakan fasad bangunan yang menonjol dengan menggunakan garis-garis dan bagian bawahnya menggunakan kaca karena berfungsi sebagai zona komersil. Untuk bagian tengahnya menggunakan konkret yang dipadukan dengan kayu sebagai fasad untuk menambah estetika bangunan selain itu kayu juga berfungsi untuk meredam suara. dan bagian bawahnya menggunakan bahan-bahan yang bersifat fleksibel yang mana dapa dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan. Untuk bagian utara menggunakan material konkrit serta dipadukan dengan material-material batu-batu alami. Gambar Penampilan Bangunan b. Gubahan Massa Untuk gubahan massa karena terdapat dua alternatif denah massa maka akan dibuat dua gubahan massa sesuai dengan denahnya. Untuk gubahan massa pertama bagian ruang auditorium 130

15 ditinggikan kemudian untuk zona yang lain di turunkan. Kelebihan dari massa ini pengaturan ruang lebih baik, begitu pula dengan pemenuhan kebutuhan ruangnya, tetapi massa lebih kompleks. Gambar Gubahan Massa Alternatif 1 Untuk gubahan massa kedua, massa bagian auditorium lebih ditinggikan. Kelebihannya ialah massa yang lebih simpel dan alur sirkulasi yang lebih enak. Sedangkan untuk kekurangannya ialah bangunan terlihat lebih sempit sehingga pemenuhan kebutuhan ruang terbatas. 131

16 Gambar Gubahan Massa Alternatif Konsep Fleksibilitas Ruang Pada Ruang Pertunjukan Konsep fleksibilitas ruang yang akan dibuat ialah pembagian dua ruang pertunjukan yang mana memiliki sifat yang berbeda yaitu jenis akustik dan yang berjenis Concert Band. Dua ruangan ini dibedakan menjadi dua wilayah yang mana dibagian tengahnya terdapat ruang yang mengapitnya sehingga tidak terjadi kebocoran suara maupun mengurangi getaran yang ada. Ruang konser yang bersifat akustik berkapasitas maksimal 300 orang dengan kemampuan fleksibilitas yang rendah karena diperlukan suatu ruang yang sangat steril terhadap bunyi dari luar. Sedangkan untuk ruang konser/pertunjukan yang kedua lebih bersifat fleksibel dengan menggunakan sistem tata suara speaker. Dan lay-out ruang bisa dirubah sesuai dengan kebutuhan, baik panggung, pola kursinya serta dindingnya. Dua ruang konser ini nantinya akan dipisahkan secara vertikal ataupun secara horizontal. 132

17 Gambar Denah Konsep Ruang Pertunjukan Pada gambar bisa dilihat bahwa terdapat dua ruang pertunjukan yang mana di lantai 1 lebih bersifat fleksibel dimana ruang sekelilingnya ditutupi oleh movable wall dan didepannya terdapat ruang publik dan ruang pengunjung, serta dibagian belakangnya ialah ruang servis dan ruang pemain. Sedangkan di lantai 2 ruang pertunjukan berjenis akustik dan memiliki tingkat fleksibilitas yang rendah. Kemudian dibagian depannya terdapat ruang publik untuk para pengunjung. Gambar Potongan Konsep Ruang Pertunjukan 133

18 Pada gambar potongan bisa dilihat bahwa ruang servis serta ruang pemain diletakan tegak lurus dengan ruang pertunjukan 1 dan 2. Ini tentu saja akan memudahkan sirkulasi bagi pemain serta bagi pengelola untuk masuk ke ruang pertunjukan. Sedangkan pengunjung hanya bisa mengakses ruang pertunjukan melalui ruang yang bersifat publik. Untuk mengatur tidak masuknya kebocoran suara serta getaran suara, maka ruangan dipisah secara vertikal, kemudian diberi dilatasi agar getaran berkurang. Gambar Potongan Dilatasi Ruang Pertunjukan Pada ruang pertnjukan 1 yang lebih bersifat fleksibel, lay-out ruang pertunjukan ini bisa dirubah-rubah dengan menggunakan bantuan sistemsistem fleksibilitas seperti movable wall, reattracrable seating system, movable stage, serta flexible acoustic material. Gambar Perubahan Lay-out Ruang Pertunjukan 1 134

19 Selain itu ruang pertunjukan yang bersifat tertutup ini bisa dibuka sehingga menyatu dengan ruang publik. Penyatuan ruang publik dengan ruang konser ini digunakan sesuai kebutuhan pengguna. Penyatuan ruang ini ada yang bersifat masih dalam satu bangunan hingga sampai keluar bangunan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.23 dan Gambar Lay-out Ruang Pertunjukan Terbuka Di Dalam Bangunan Gambar Lay-out Ruang Pertunjukan Terbuka Di Luar Bangunan 135

20 4.3.5 Konsep Sistem Tata Suara Konsep sistem tata suara pada gedung konser ini menggunakan sistem pengeras bunyi serta sistem akustik dengan memanfaatkan penggunaan elemen bangunan. Untuk ruang konser pertama lebih banyak menggunakan elemen bangunan sedangkan untuk ruang konser kedua lebih banyak menggunakan sistem penguat suara. Untuk ruang konser pertama walaupun sistem fleksibilitasnya rendah namun ada sistem fleksibilitas yang bisa diterapakan didalamnya yaitu sistem fleksibel acoustic materil. Dengan sistem ini maka pantulan suara dan penyerapan suara bisa dikontrol. Selain itu langit-langitnya bisa menggunakan langitlangit yang tidak teratur sehingga bunyi bisa maksimal tanpa pengeras suara. Gambar Sistem Suara Konsep sistem tata suara pada ruang konser kedua relatif lebih fleksibel dengan bisa menggunakan sistem pengeras suara. Selain itu sistem pengeras suara ini dibagi menjadi dua yaitu sitem pengeras suara low-frequency serta hi-frequency. 136

21 Gambar Gubahan Sistem Suara low-frequency Gambar Sistem Suara hi-frequency Konsep Sistem Pencahayaan Konsep sistem pencahayaan pada gedung konser ada dua yakni menggunakan pencahayaan alami dan pencahayaan buatan Pencahayaan Alami Diatur agar cahayanya tidak menimbulkan silau, bayangan ataupun panas sari matahari. Bukaan ditentukan apakah permanen atau sewaktu-waktu dapat ditutup kembali. Pencahayaan Buatan 137

22 Lebih banyak digunakan di ruang konser karena performa sistem pencahayaan pada ruang konser sangat diperhatikan. Menggunakan sistem performance lighting, auditorium lighting, emergency lighting, cue lights, dan blue lights. Performance lighting merupakan pencahayaan dengan intensitas tertinggi karena pencahayaan terbanyak harus mengarah ke arah performer. Gambar Sistem Pencahayaan Konsep Sistem Pengendalian Kebisingan Suara Konsep sistem pengendalian kebisingan suara ini adalah dengan menggunakan metode-metode diman ruang yang membutuhkan akustik yang baik yaitu ruang konser tidak terganggun oleh kebisingan dari luar, seperti kendaraan maupun masyarakat sekitarnya. Sistem ini bisa digunakan dengan menambhakan vegetasi pada luar bangunan yang berfungsi mengurangi bunyi dari luar bangunan serta menggunakan bahan kedap suara pada bangunan dan pelapis ruang konser. 138

23 Gambar Sistem Pengendlian Kebisingan Konsep Sistem Penghawaan Sistem Penghawaan pada ruang auditorium ada yang menggunakan AC Central dan AC Unit. Bedanya jika AC Unit digunakan di ruang-ruang yang lebih kecil seperti ruang instrumen dan kontrol, maka AC Central digunakan di ruang pertunjukkannya karena berskala besar. Selain itu untuk ruang yang bersifat publik bisa menggunakan penghawaan alami. Gambar Skema Distribusi AC Central Gambar Sistem Penghawaan 139

24 4.3.9 Konsep Sistem Struktur Sistem struktur yang digunakan menggunakan sistem yang fleksibilitas. Struktur atap menggunakan struktur bentang panjang. Selain itu penggunaan Struktur bangunan menggunakan struktur beton. Struktur ini kemudian dikombinasikan dengan material alami serta material kedap suara sehingga terdapat struktur utama dan struktur pendukung untuk menyiasati kebisingan ruang serta tidak merusak lingkungan. Gambar Material Batu Alami Sistem Penyediaan Air Bersih Sistem penyediaan air bersih menggunakan jaringan PDAM dan sumur pompa untuk mengantisipasi kekeurangan kebutuhan air bersih. Pompa air berukuran besar diperlukan untuk memompa air dari sumur dalam volume yang besar dalam waktu yang singkat Sistem Penyediaan Air Kotor Sistem pembuangan air kotor menggunakan sistem konvensional yakni dengan memisahkan saluran buangan yang akan berakhir di sumur peresapan. 140

25 Sistem Suplai Energi Sistem kelistrikan menggunakan 2 sistem, yakni sistem dari PLN dan sistem Generator. Sistem PLN digunakan pada tidak saat pertunjukan karena kebutuhan dayanya relatif kecil, sedangkan sistem generator digunakan hanya pada saat pertunjukan karena pada saat pertunjukan diperlukan daya listrik yang besar, stabil dan konstan, selain itu generator juga digunakan saat aliran listrik dari PLN mengalami gangguan. Jadi bisa dibilang generator menjadi smuber utama dalam penyelenggaraan pertunjukan sedang berlangsung Sistem Pencegah Bahaya Kebakaran Pemasangan diutamakan pada tempat yang rawan dan mudah terbakar seperti gudang, bengkel dan panggung. Khusus pada panggung, alat pencegah bahaya kebakaran diletakan secara tersembunyi agar tidak mengganggu panggung dari sisi fungsional maupun visual namun masih menjamin kinerja, dan keamanan pencegah bahaya kebakaran ini. Alat-alat pemadam ini diantaranya adalah 1. Detektor asap. 2. Detektor api. 3. Detector Panas (disesuaikan dengan ruangan dan fungsinya). 4. Sprinkler. 5. Hydrant, hidran halaman dengan 60 meter. 6. Tangga darurat. 7. Sistem alarm Sistem Komunikasi Dan Pengendalian Udara Sistem komunikasi menggunakan intercom dan alat komunikasi radio yang diletakkan pada posisi tersebar. Sistem pengkondisian udara menggunakan pengkondisian buatan dengan sistem terpusat dengan tujuan 141

26 agar sistem pendinginan dapat merata efisien, serta mudah dalam perawatan, operasional dan instalasinya. Sistem pengkondisian udara ini harus sanggup mensirkulasi udara didalam gedung pertunjukan yang mempunyai volume yang besar. Sistem pengkondisian ini umumnya terdapat sistem cadangan untuk mengantisipasi jika nantinya terjadi kerusakan pada sistem utama. 142

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

Bab V Konsep Perancangan

Bab V Konsep Perancangan Bab V Konsep Perancangan A. Konsep Makro Konsep makro adalah konsep dasar perancangan kawasan secara makro yang di tujukan untuk mendefinisikan wujud sebuah Rest Area, Plasa, dan Halte yang akan dirancang.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya. 6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1.Konsep Dasar Konsep dasar pada bangunan baru ini adalah dengan pendekatan arsitektur kontekstual, dimana desain perancangannya tidak lepas dari bangunan eksisting yang ada.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Perencanaan Berbasis Pendekatan Desain Ekologis 4.1.1. Konsep Kawasan Kawasan yang akan dipakai yaitu kawasan Sriwedari yang terletak di jalan arteri

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

lib.archiplan.ugm.ac.id

lib.archiplan.ugm.ac.id BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. BENTUK KEGIATAN DAN RUANG 5.1.1. Pelaku Kegiatan Pelaku utama kegiatan dalam Movie Square dimayoritaskan penduduk WNI yang tinggal di kota Yogyakarta, tidak hanya dikhususkan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Konsep dari akuarium terumbu karang ini didasari dari karakteristik laut. Dalam perancangan akuarium terumbu karang ini diharapkan mampu menyampaikan kekayaan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Besaran Ruang BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Dari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan, didapatkan program ruang yang dibutuhkan Pusat Kesenian Kabupaten Wonosobo,

Lebih terperinci

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL 5.1. Pendekatan Perancangan 5.1.1. Kelompok Pelaku Kegiatan Pelaku yang ada di Terminal Bus Bahurekso yaitu: a) Pemimmpin

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep Representasi Citra High Tech Architecture yang berkaitan erat dengan aspek teknologi kekinian atau modernisasi. konsep

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG 5.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya mengenai analisis dan pemikiran didasarkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di Probolinggo ini menggunakan konsep Ma iyyah (Kebersamaan) yang berkaitan erat dengan aspek yang terdapat dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan kawasan terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam perancangan kawasan yaitu dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merancang sebuah sekolah mengengah luar biasa tunanetra ialah dengan cara membuat skenario perancangan pada desain yang

Lebih terperinci

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb : BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG 4.1. Program Ruang Besaran ruang dan kapasitas di dalam dan luar GOR Basket di kampus Undip Semarang diperoleh dari studi

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115 BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR VI.I Konsep Dasar Permasalahan dalam dari perencanaan dan perancangan bangunana Taman Pintar ini adalah, bagaimana

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning Handrail diperlukan di kedua sisi tangga dan harus ditancapkan kuat ke dinding dengan ketinggian 84.64 cm. 6. Pintu Ruangan Pintu ruang harus menggunakan panel kaca yang tingginya disesuaikan dengan siswa,

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN 5.1 Program Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang Sumber : Analisa Jenis Ruang Luas Kegiatan Administrasi Kepala Dinas 42,00 Sekretariat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang. Konsep makro

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Rancangan Terhadap Tapak 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan Kedungkandang Kota Malang, karena kesesuian dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1. Rancangan Tapak Hasil akhir dari rancangan mengacu pada konsep yang telah ada. Dengan demikian rancangan yang dihasilkan tidak jauh berbeda dari konsep yang telah dibuat. Konsep

Lebih terperinci

Perancangan Convention and Exhibition di Malang

Perancangan Convention and Exhibition di Malang BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis didapat berdasarkan pendekatan tentang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Ide Awal dan Konsep Umum Pertimbangan awal dalam mengambil ide awal antara lain, karena keberadaannya yang terletak di tengah daerah urban, yang dikelilingi oleh fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP MAKRO Secara makro, konsep perencanaan dan perancangan Museum Tekstil Indonesia ini merupakan sebuah alat untuk mendekatkan masyarakat Indonesia agar

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB VI Konsep Perencanaan dan Perancangan Studio Film di Yogyakarta

BAB VI Konsep Perencanaan dan Perancangan Studio Film di Yogyakarta BAB VI Konsep Perencanaan dan Perancangan Studio Film di Yogyakarta 6.1. Konsep Perencanaan 6.1.1. Konsep Zoning Massa Berdasarkan hasil analisis pada Bab V, kawasan Studio Film di Yogyakarta terbagi atas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center menggunakan tema Metafora Intangible Libasuttaqwa. Yang diperoleh dari hasil analisis yang kemudian disimpulkan(sintesis).

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep exspresi bangunan Dasar pemikiran kesan dan penempilan bangunan : PENAMPILAN BANGUNAN Persepsi manusia Kesan Teknologi Arsitektur Iklim Kemajuan jaman Bahan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Perencanaan 4.1.1. Konsep Zoning Tapak AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis Kawasan Sekolah Seni Rupa untuk

Lebih terperinci

TUJUAN JENIS KEGIATAN. Latar Belakang Pemilihan OBJEK

TUJUAN JENIS KEGIATAN. Latar Belakang Pemilihan OBJEK Latar Belakang Pemilihan OBJEK OBJEK sebagai wadah pengembangan potensi dan bakat dalam bidang olahraga serta sebagai media hiburan. JENIS KEGIATAN Kegiatan Olah Raga dibagi menjadi dua, yaitu : Sepakbola

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP LINGKUNGAN SEKITAR DAN DALAM TAPAK 5.1.1. Konsep Ruang Luar Jalan bulungan adalah daerah yang selalu ramai karena adanya area komersil seperti Blok M Plaza, maka dari

Lebih terperinci

TEMA RANCANGAN TRANSFORMASI BENTUK. Gedung Orkestra Surabaya

TEMA RANCANGAN TRANSFORMASI BENTUK. Gedung Orkestra Surabaya TEMA RANCANGAN TRANSFORMASI BENTUK Adanya sculptur pemain pemain cello diletakkan pada area depan untuk menunjukkan kesan bangunan musik. Penggunaan lempeng lengkung titanium pada bangunan menyelaraskan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PROYEK AKHIR SARJANA... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii PENDAHULUAN Data Ukuran Lahan...

DAFTAR ISI. PROYEK AKHIR SARJANA... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii PENDAHULUAN Data Ukuran Lahan... DAFTAR ISI PROYEK AKHIR SARJANA... i KATA PENGANTAR... ii LEMBAR PENGESAHAN....iv ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xiii BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 160 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang di gunakan dalam perancangan ini adalah konsep yang berlandaskan pada tema sustainable building. Perancangan ini mengambil prinsip sustainable

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM 5.1 Program Dasar Perencanaan Konsep dan program dasar perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pemikiran menyeluruh, dan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Konsep perancangan bangunan didapatkan dari hasil studi literatur dan lapangan berdasarkan topik terkait. Penjelasan pemikiran penulis pada pendekatan konsep yang telah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Penjelasan konsep dibagi menjadi dua bagian yaitu: A. Konsep Tapak yang meliputi: a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi b. Sirkulasi e. Orientasi c. Lingkungan f. Skyline

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

GEDUNG ORKESTRA SURABAYA Harmoni

GEDUNG ORKESTRA SURABAYA Harmoni GEDUNG ORKESTRA SURABAYA Harmoni 1 Tugas Akhir Rr. Anisa Suryawardhani 27 januari 2011 DEFINISI OBJEK Gedung Orkestra Surabaya adalah bangunan yang menyediakan sarana musik dengan sekelompok orang yang

Lebih terperinci

BAB V PENDEKATAN & KONSEP. Pendekatan konsep didasarkan kepada karakteristik baik gua maupun kondisi lingkungan kawasan karst.

BAB V PENDEKATAN & KONSEP. Pendekatan konsep didasarkan kepada karakteristik baik gua maupun kondisi lingkungan kawasan karst. BAB V PENDEKATAN & KONSEP 5.1 Pendekatan Konsep Pendekatan konsep didasarkan kepada karakteristik baik gua maupun kondisi lingkungan kawasan karst. 5.1.1 Pendekatan Karakteristik Tapak Karakteristik kawasan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Program perencanaan dan perancangan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru merupakan hasil analisa dari pendekatan-pendekatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH

BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH 5.1. Konsep Umum Konsep desain perencanaan dan perancangan Pusat Pengomposan Sampah (PPS) Kota Yogyakarta ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan Rumah sakit Sulianti Saroso ini menggunakan tema Arsitektur sirkulasi. Hal ini ditekankan pada : 1. Pemisahan akses dari dan ke instalasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 1. Topik dan Tema Hotel kapsul ini menggunakan pendekatan teknologi, yakni dengan menggunakan sistem struktur modular pada perencanaan dan perancangan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB 5 HASIL RANCANGAN BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif

Lebih terperinci

SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih BAB IV: KONSEP 4.1. Pendekatan Aspek Kinerja 4.1.1. Sistem Pencahayaan System pencahayaan yang digunakan yaitu system pencahayaan alami dan buatan dengan presentase penggunaan sebagai berikut : a. Pencahayaan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar tradisional di Kabupaten Jember menggunakan konsep extending tradisional. Pada bab-bab sebelumnya telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. KONSEP PERUANGAN 1. Konsep Kebutuhan Ruang Berdasarkan analisa pola kegiatan dari pelaku pusat tari modern, mak konsep kebutuhanruang pada area tersebut adalah

Lebih terperinci