PENDAHULUAN Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat di dalam proses produksi harus memenuhi persyaratan sikap kerja, pengetahuan,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat di dalam proses produksi harus memenuhi persyaratan sikap kerja, pengetahuan,"

Transkripsi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat di dalam proses produksi harus memenuhi persyaratan sikap kerja, pengetahuan, serta keterampilan yang ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini dibutuhkan agar perusahaan dapat menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi dan target yang ditetapkan (standar mutu). Oleh karena itu kemampuan daya saing suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas dari kompetensi SDM yang dimilikinya. Menurut Masruroh et al (2014) dalam sebuah perusahaan pelaksanaan pekerjaan terbagi menjadi dua, yaitu pekerjaan utama (core bussiness) dan pekerjaan penunjang perusahaan (non core bussiness). Core bussiness adalah pekerjaan yang berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan hidup perusahaan dan produksi yang dihasilkan. Non core bussiness adalah pekerjaan yang sepertinya tidak berpengaruh langsung terhadap perusahaan, namun sebenarnya menunjang kelangsungan hidup perusahaan dan produksi yang dihasilkan. Ini sejalan dalam iklim persaingan usaha yang makin ketat perusahaan berusaha untuk melakukan efisiensi biaya produksi (cost of production). Salah satu solusinya adalah dengan sistem outsourcing (Masruroh et al 2014). Dengan sistem ini perusahaan dapat menghemat pengeluaran dalam membiayai sumber daya manusia (SDM) yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Menurut David (2011), perusahaan memilih menggunakan outsourcing karena biaya yang dikeluarkan lebih sedikit, dan membuat perusahaan lebih fokus pada core business, dan juga perusahaan dapat memberikan layanan yang lebih baik. Peran cleaning service hampir selalu ada dalam setiap perusahaan, instansi, atau industri. Tugas cleaning service yang utama adalah menjaga kebersihan sarana dan prasarana yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Walaupun nampak sederhana namun tugas ini menunjang kelangsungan hidup perusahaan atau instansi. Cleaning service sering dijumpai diberbagai tempat perkantoran dan beberapa instansi seperti pada penelitian ini mengangkat cleaning service pada PT. PLN di areal Gardu Induk Areal Kudus. Kualitas pelayanan menunjukan gambaran layanan dari bentuk kerja yang diberikan dan memiliki persepsi yang berbeda dari pengguna jasa cleaning service. Dengan demikian perusahaan perlu melakukan penilaian tehadap kualitas pelayanan. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan pengukuran beban kerja melalui metode work sampling. Melalui metode work sampling, pekerjaan karyawan dapat diukur melalui aktifitas dengan menghitung waktu yang digunakan untuk bekerja dan waktu yang tidak digunakan untuk bekerja dalam jam kerja mereka, kemudian disajikan dalam bentuk persentase (Novera 2010). 1

2 Menurut beberapa penelitian mengenai cleaning service diantaranya oleh Hidayat et al (2015) mengungkapkan bahwa tingkat kepuasan pelanggan sebagai upaya peningkatan nilai tambah terhadap jasa cleaning service, dimana pada hakekatnya setiap perusahaan berusaha memberikan dan menginginkan pelayanan yang terbaik bagi seluruh pelanggannya. Penelitian yang dilakuakn oleh Midayanti (2014) dibuat berdasarkan permasalahan yang ada di Stasiun Gubeng Surabaya, yaitu kurangnya kualitas pelayanan yang diberikan pihak stasiun gubeng Surabaya sehingga akan membuat kepuasan pelanggan menjadi rendah. Atribut untuk kualitas pelayanan perlu dilakukan perbaikan diantaranya untuk menunjang kondisi stasiun yang bersih dan rapi dengan cara menambah tugas cleaning service. Penelitian Andi et al 2004 mengungkapkan bahwa work sampling adalah salah satu metode pendekatan yang bisa digunakan untuk mengukur produktivitas. Metode ini digunakan untuk menganalisa produktivitas pekerja pada proyek X dan Y dengan metode work sampling. Ukuran produktivitas yang didapat dari analisa ini adalah labor utilization rate (LUR). Perbandingan nilai LUR pada jenis pekerjaan yang sama, menunjukkan bahwa produktifitas pada proyek X lebih tinggi. Analisa kuesioner menunjukkan bahwa secara umum keadaan faktor-faktor di proyek X lebih bagus dari pada di proyek Y, dan tiga faktor ditemukan berbeda secara signifikan, yaitu faktor material, perancah dan schedule. Penelitian ini juga melihat LUR berdasarkan jam kerja (pagi, siang, dan sore). Penelitian Novera (2010) memiliki hasil pengamatan terhadap penggunaan waktu kerja menunjukkan karyawan belum optimal dalam menggunakan waktu kerja produktif. Jumlah kebutuhan karyawan untuk pekerjaan di bidang administrasi akademik dan kemahasiswaan berdasarkan beban kerja yaitu rata-rata sebanyak satu orang di setiap unit tata usaha yang diteliti. Menurut hasil perbandingan jumlah kebutuhan karyawan terhadap jumlah riil atau aktual yang terdapat di unit tata usaha, dapat diketahui bahwa terdapat 11 unit tata usaha memiliki kelebihan jumlah karyawan. Dari penelitian sebelumnya, penelitian yang akan diangkat adalah penelitian yang membahas mengenai pekerjaan jasa cleaning service sebagai pihak ketiga dengan bentuk tenaga kerja outsourcing. Penelitian mengangkat sumber daya manusia sebagai pekerja di bidang kebersihan pada Gardu Induk PLN, dimana penelitian ini akan dianalisa menggunakan work sampling yang mengacu pada penelitian sebelumnya, namun disesuaikan dengan bidang cleaning service sehingga hasil yang diharapkan dapat menunjukkan karyawan belum optimal dalam menggunakan waktu kerja produktif diikuti dengan faktorfaktor yang menjadi kendala. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelunya, 2

3 dimana perusahaan yang diteliti merupakan vendor perusahaan sebagai pihak ketiga yang dipekerjakan oleh PT. PLN yang menangani pekerjaan penunjang perusahaan (non-core business) yaitu cleaning service yang mengelola kebersihan di area gardu induk PT. PLN. Selain itu wilayah yang ditangani mencakup bangunan kantor, gudang, dan wilayah operasional listrik tegangan tinggi. PT. PLN Jawa Tengah area Kudus memiliki sebelas unit Gardu Induk dengan gedung yang disertai sarana dan prasarana untuk mendukung kelancaran pasokan listrik. Oleh karena itu pemeliharaan prasarana ini perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak yang bersangkutan. Seperti yang telah diungkapkan di atas, prasarana yang ada dalam suatu perusahaan atau instansi perlu perawatan. Begitu pula pada PT, PLN memerlukan sejumlah tenaga cleaning service yang mampu merawat prasarananya, terutama menangani sebagian besar perawatan dan kebersihan prasarana gedung dan prasarana umum bagian sanitasi. PT. PLN mempunyai prasarana yang memerlukan perhatian khusus, maka PT. PLN menggunakan beberapa jasa perusahaan outsourcing (alih daya) di bidang cleaning service. Alih daya adalah pengalihdayaan kegiatan pendukung (non-core) perusahaan pada pihak ketiga. Dengan mengimplementasikan alih daya pada salah satu kegiatan non-core usahanya akan memberikan kesempatan pada perusahaan untuk lebih konsentrasi pada usaha utamanya (core business). PT. PLN dapat lebih berkonsentrasi pada kompetensi utamanya yaitu pelayanan pendidikan salah satunya dengan mengalihdayakan kegiatan cleaning service pada perusahaan yang menyediakan jasa tersebut. Salah satu perusahaan outsourcing penyedia jasa cleaning service yang ditunjuk oleh PT. PLN adalah PT. CGI Indonesia. Penilaian layanan ini juga dilihat dari fenomena pemenangan lelang vendor yang selama lima tahun berganti, dimana bergantinya vendor tidak mengubah sumber daya manusia yang bekerja sebagai jasa cleaning service di gardu induk tidak berubah. Adapun status dari karyawan adalah bukan sebagai tenaga tetap, melainkan sebagai tenaga outsource yang dipekerjakan sesuai dengan jam kerja pada umumnya perusahaan. Saat ini vendor yang menangani jasa cleaning service adalah PT. CGI Indonesia yang memiliki kantor di wilayah Kabupaten Semarang. 3

4 Persoalan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, dirumuskan persoalan penelitian ini sebagai berikut: 1) Berapa beban kerja yang dimiliki oleh karyawan cleaning service pada Base Camp Gardu Induk Areal Kudus? 2) Apakah beban kerja tersebut dapat tercapai selama waktu pekerjaan yang disepakati? 3) Seberapa efektif penetapan beban waktu kerja cleaning service? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) Untuk mengidentifikasi terjadinya kelebihan atau kekurangan beban kerja cleaning service yang dilakukan PT. CGI Indonesia dalam menjalankan non-core business dari PT. PLN 2) Untuk mengidentifikasi mengapa terjadi kelebihan atau kekurangan beban kerja cleaning service PT. CGI Indonesia. (3). Untuk mengidentifikasi upaya yang dilakukan PT. CGI Indonesia jika terjadi kelebihan atau kekurangan beban kerja. Manfaat Penelitian Teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi, wawasan, dan ilmu pengetahuan tentang pekerjaan karyawan yang ditinjau dari analisis beban kerja pada organisasi jasa. Pragmatis : Bagi PT. PLN sebagai pengguna jasa cleaning service dari PT. CGI Indonesia yaitu memberikan gambaran dalam hal beban kerja guna peningkatan pelayanan dan kualitas sumber daya manusia, bagi PT. CGI Indonesia yaitu memberikan saran jika terjadi kekurangan beban kerja maka perlu mengurangi jumlah tenaga kerja yang ada, dan sebaliknya jika kelebihan beban kerja maka harus menambah jumlah tenaga kerja yang ada. TINJAUAN PUSTAKA Beban Kerja Beban kerja seseorang sudah ditentukan dalam bentuk standar kerja perusahaan menurut jenis pekerjaannya. Apabila sebagian besar karyawan bekerja sesuai dengan standar perusahaan, maka tidak menjadi masalah. Sebaliknya, jika karyawan bekerja di bawah standar maka beban kerja yang diemban berlebih. Sementara jika karyawan bekerja di atas standar, dapat berarti estimasi standar yang ditetapkan lebih rendah dibanding kapasitas karyawan itu sendiri. 4

5 Kebutuhan SDM dapat dihitung dengan mengidentifikasikan seberapa banyak output perusahaan pada divisi tertentu yang ingin dicapai. Kemudian hal itu diterjemahkan dalam bentuk lamanya (jam dan hari) karyawan yang diperlukan untuk mencapai output tersebut, sehingga dapat diketahui pada jenis pekerjaan apa saja yang terjadi deviasi negatif atau sesuai standar. Analisis beban kerja sangat erat kaitannya dengan fluktuasi permintaan pasar akan barang dan jasa perusahaan sekaligus dengan pemenuhan SDM yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pasar komoditi. Semakin tinggi permintaan pasar terhadap komoditi tertentu, perusahaan akan segera memenuhinya dengan meningkatkan produksinya. Sejalan dengan itu jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan semakin banyak (Mangkuprawira, 2003). Jam Kerja Jam Kerja dalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan siang hari dan/atau malam hari. Jam Kerja bagi para pekerja di sektor swasta diatur dalam Undang- Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85. Pasal 77 ayat 1, Undang-Undang No.13/2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja. Efektivitas Penggunaan Waktu Kerja Keberhasilan dalam sistem kerja untuk mencapai tujuan salah satunya dapat diukur dari tingkat efektivitas dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki, karena efektivitas kerja menjadi tuntutan setiap pencapaian tujuan. Menurut Kurniawan (2005) menjelaskan bahwa efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) dari pada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksananya. Menurut Siagian (2007) mengemukakan bahwa efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya yang telah ditetapkan, artinya apakah pelaksanaan kerja suatu tugas dinilai baik atau tidak itu tergantung pada tugas itu diselesaikan, dan tidak terutama menjawab bagaimana cara menyelesaikan, melaksanakan, dan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk itu. Penetapan Waktu Kerja dan Beban Kerja Jam Kerja bagi para pekerja di sektor swasta diatur dalam Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85. Pasal 77 ayat 1, Undang-Undang No.13/2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan 5

6 ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2 sistem seperti yang telas disebutkan diatas yaitu: a. 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu; atau b. 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. Kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja yaitu 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. Apabila melebihi dari ketentuan waktu kerja tersebut, maka waktu kerja biasa dianggap masuk sebagai waktu kerja lembur sehingga pekerja/buruh berhak atas upah lembur. Ketentuan waktu kerja tersebut tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu seperti misalnya pekerjaan di pengeboran minyak lepas pantai, sopir angkutan jarak jauh, penerbangan jarak jauh, pekerjaan di kapal (laut), atau penebangan hutan. Pekerjaan-pekerjaan tertentu yang harus dijalankan terus-menerus, termasuk pada hari libur resmi (Pasal 85 ayat 2 UNDANG-UNDANG No.13/2003). Pekerjaan yang terusmenerus ini kemudian diatur dalam Kepmenakertrans No. Kep-233/Men/2003 Tahun 2003 tentang Jenis dan Sifat Pekerjaan yang Dijalankan Secara Terus Menerus. Dan dalam penerapannya tentu pekerjaan yang dijalankan terus-menerus ini dijalankan dengan pembagian waktu kerja ke dalam shift-shift. Adapun Rumus untuk perhitungan waktu kerja efektif dapat dilihat dari pertimbangan sebagai berikut. a. Per hari adalah hari x 7 jam x 60 menit = 420 menit. b. Per minggu adalah 5 hari x 7 jam x x 60 menit = menit. c. Per bulan adalah 20 hari x 7 jam x 60 menit = menit. d. Per setiap tahun adalah 240 hari x 7 jam x 60 menit = menit Jadi rumus jam kerja efektif adalah Jam kerja efektif = jumlah kerja formal (waktu kerja yang hilang karena tidak bekerja (30%) x jam kerja formal) Waktu Penyelesaian Tugas adalah setiap tugas pokok memiliki beban kerja dengan tugas yang mengambarkan seberapa banyak tugas tersebut dalam satuan hasil dan jangka waktu tertentu. Adapun dapat dilihat sebagai berikut. a. Waktu Penyelesaian Tugas Setiap tugas pokok memiliki beban kerja tugas yang mengambarkan seberapa banyak tugas tersebut dalam satuan hasil dan jangka waktu tertentu. Standar beban kerja 6

7 diperoleh dengan cara membagi waktu kerja yang tersedia dalam satu tahun dengan ratarata waktu penyelesaian setiap unit kegiatan pokok. Waktu penyelesaian setiap unit kegiatan pokok adalah rata-rata jumlah waktu setiap kegiatan pokok (produktif langsung dan tidak langsung) dalam satu hari dibagi dengan rata-rata jumlah kegiatan pokok dalam satu hari kerja. b. Menghitung jumlah kebutuhan karyawan dengan rumus perhitungan 7

8 METODE PENELITIAN Dalam penelitan ini, teknik analisis data yang digunakan penulis adalah analisis kualitatif deskriptif menggunakan jenis studi kasus (Herdiansyah 2012). Penelitian ini dilakukan di wilayah Gardu Induk PT. PLN Area Kudus yang dilaksanakan oleh PT. CGI Indonesia (Herdiansyah 2012). Data diperoleh dari PT.CGI sebagai penyedia jasa layanan cleaning service. Satuan pengamatan adalah karyawan cleaning service PT. CGI Indonesia dan satuan analisisnya adalah karyawan PT. CGI Indonesia sebagai mitra PLN dalam kebersihan gardu induk. Data yang diperoleh dengan wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan terhadap karyawan untuk menggali dan mendapatkan informasi terkait beban kerja. Selain wawancara, penelitian juga menggunakan metode observasi untuk mendapatkan pola kegiatan karyawan. Data yang telah didapat dianalisis dengan metode work sampling narasi. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PT. Citra Garda internusa (CGI) Indonesia PT. Citra Garda internusa adalah Perusahaan Man Power bergerak di bidang Security dan Cleaning Service. PT CGI Indonesia berkantor pusat di Jalan Poltangan Raya No.6, Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Perusahaan ini sebagai perusahaan penunjang (non core) yang membantu kelangsungan hidup dari perusahaan dan produksi yang dilayaninya. Awal mula PT. CGI Indonesia menjadi merupakan perusahaan yang bergerak sebagai non core dibidang keamanan (security), namun seiring perjalanannya, perusahaan ini mulai merambah pada pelayanan jasa cleaning service. Pada bulan Juni 2017 PT. CGI Indonesia telah memenangkan tender sebagai perusahaan non core yang menujang PT.PLN dibidang jasa cleaning service pada beberapa gardu induk yang ada di areal pulau Jawa, salah satunya adalah Basecamp Areal Kudus Jawa Tengah, dimana PT. CGI Indonesia menggantikan perusahaan non-core sebelumnya yang dipegang oleh PT Pelita Mandiri Sejahtera (PMS). PT.CGI Indonesia merupakan perusahaan pengganti dari perusahaan PT. PMS yang sebelumnya sebagai naungan yang manajemen karyawan cleaning service. Kebijakan dari PT. CGI Indonesia adalah untuk tidak mengganti karyawan cleaning service yang telah melayani kebersihan gardu induk dan kantornya yang sebelumnya merupakan karyawan dari PT. PMS, namun memindahkan karyawan tersebut sebagai karyawan PT. CGI Indonesia dengan kontrak baru melalui Perjanjian Kontrak Waktu Tidak Tertentu (PKWTT). Perjanjian Kontrak Waktu Tidak Tertentu merupakan Perjanjian Kerja yang tidak ditentukan waktunya dan bersifat tetap. Mengacu pada Pasal 1 ayat 2 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan 8

9 Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 100/MEN/VI/2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu menjelaskan bahwa pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja yang bersifat tetap. PKWTT dibuat secara tertulis dan ditanda tangani oleh karyawan cleaning service. Karyawan dianggap tidak perlu melakukan magang kembali sehingga status karyawan yang telah memperbaharui kontraknya dianggap karyawan permanen. Status permanen diperoleh terhitung sejak tanggal pengangkatan dari hari pertama setelah penadantanganan perjanjian dan pergantian administrasi dengan pendataan ulang termasuk jaminan kerja BPJS Ketenagakerjaan. Pergantian usaha ini memberikan kebijakan baru meliputi Beban Kerja, Jaminan Ketenaga Kerjaan, Kompensasi dari Lembur, Kenaikan Gajih dan Pengajuan Cuti. Kebijakan yang baru dari perusahaan banyak berubah dari sisi job description karyawan cleaning servive. Profile Karyawan Cleaning Service PT. Citra Garda internusa (PT. CGI) PT.CGI Indonesia yang menangani Basecamp Area Kudus yang mencakup 12 wilayah Gardu Induk yang terdiri dari 1 Kantor Basecampe Area Kudus, 9 area gardu induk dan kantor, serta 2 gardu induk dan kantor pada area PLTU. PT CGI Indonesia sebagai jasa cleaning. Adapun data yang dihimpun dilapangan menunjukan jumlah SDM yang dapat dilihat pada Tabel berikut ini. Tabel 1 Profle Karyawan Cleaning Service No Keterangan Sub - kategori Frekuensi % 1 Jumlah Pegawai Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu Perjanjian Kerja Waktu Tertentu 0 0 GI 150 Kv Kudus 6 19 GI 150 Kv Jekulo 3 9 GI 150 Kv Rembang 4 12 GI Tanjungjati 2 6 GI 150 Kv Jepara Lokasi GI 150 Kv Purwodadi 3 9 GI 150 Kv Blora 3 9 GI 150 Kv Cepu 3 9 GI 150 Kv Pati 2 6 GI 150 Jv Kedungombo 2 6 PLTU GI Rembang/SLUKE Umur

10 Jenis Kelamin Pria Wanita Pendidikan SD SMP SMA Pendapatan Rp per bulan Lama bekerja Sumber: Data Primer Tahun Tahun Cakupan dan Alur Kegiatan Karyawan Dari key informant dapat diketahui jumlah keseluruhan SDM yang dimiliki oleh PT. CGI sebagai perusahaan non core sebanyak 33 orang. Dari 33 orang pegawai ditetapkan sebagai pegawai tetap berdasarkan oleh Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT), jadi keseluruhan pegawai tidak ada yang bekerja dengan status Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT). Keseluruhan pegawai tersebut ditempatkan di 12 wilayah Gardu Induk yang merupakan Base Camp Area Kudus. Sebagai informasi bahwa penempatan tersebut disesuaikan dengan dimana mereka direkrut sebaga pekerja cleaning service, sehingga penempatan mereka dekat dengan domisili masing-masing pegawai. Untuk jumlah yang paling banyak pekerja cleaning service terdapat di lokasi GI 150 Kv Kudus sebanyak 6 orang. Sedangkan area yang hanya membutuhkan sedikit pekerja sejumlah 2 orang terdapat di lokasi GI 150 Kv Tangjung Jati, GI 150 Kv Pati. GI 150 Kv Kedungombo, dan GI 150 Kv Rembang. Berdasarkan umur dari pegawai didominasi oleh pegawai usia tergolong tua, yaitu berkisar usia 50 tahun keatas sebanyak 17 orang. Sedangkan pada usia antara 20 sampai dengan 30 orang sebanyak 8 orang. Dari keseluruhan pegawai 100 persen berjenis kelamin pria, sedangkan untuk wanita tidak ada karena tugas dari pekerjaan yang dilakukan lebih membutuhkan kekuatan fisik dan rentang bahaya kerja. Tingkat pendidikannya paling banyak didominasi tingkat Pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 17 orang, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 15 orang, sedangkan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 6 orang. Perusahaan tidak mempekerjakan pegawai yang berpendidikan diatas tingkatan SMA seperti lulusan perguruan tinggi yang dinilai tidak sesuai. Bekerja di PT. CGI sebagai cleaning service memiliki pendapatan berkisar kurang lebih sekitar Rp ,- yang mengacu pada UMK Kabupaten Kudus. Penadapat tersebut 10

11 sudah termasuk beberapa seperti tunjangan BPJS Ketenaga Kerjaan dan tabungan hari tua, diluar THR dan intensif untuk lembur. Rata-rata pegawai cleaning service ada yang tetap bertahan ada juga yang telah resign mencari pekerjaan lain. Bagi pegawai yang telah lama bekerja biasanya bertugas selama antara 3-6 tahun sebanyak 29 orang. Sedangkan untuk masa tugasnya antara 1-3 tahun sebanyak 4 orang. Penetapan Alur Beban Kerja Alur dari kegiatan karyawan cleaning service PT.CGI Indonesia di Base Camp Areal Kudus melalui pengawasan dan kontrol dari supervisor yang ditugaskan untuk memegang Base Camp Areal Kudus. Kegiatan yang dilaukan oleh karyawan cleaning service bertugas untuk kebersihan dan pemeliharaan tanaman dan gedung. Karyawan cleaning service mulai bekerja sebelum pegawai dari Gardu Induk datang dan setelah pegawai pulang. Adapun alur kegiatan operasional tugas dari cleaning service adalah sebagai berikut. Kebersihan sebelum karyawan Gardu Induk datang Check list pekerjaan Kebersihan Setelah karyawan Gardu Induk Pulang Laporan Pekerjaan Harian (Supervisor Kantor Gardu Induk) Evaluasi dan Laporan Pekerjaan Pada PT CGI Indonesia Gambar 1 Alur Rutinitas Kegiatan Cleaning Service Areal Base Camp Kudus Sesuai dengan peran karyawan PT.CGI Indonesia sebagai cleaning service memiliki tugas pokok kebersihan yang mencakup areal diseluruh gardu induk. Dalam pelaksanaan tugas, tidak ada istilah jabatan atau posisi dalam penanganan cleaning service. Berdasarkan aktivitas kesehariannya, alur pekerjaan dapat dilihat pada acuan gambar 4.1 yng telah dipetakan sendiri oleh peneliti. Pada gambar 4.1 dapat diterangkan bahwa pekerjaan dilihat dari check list pekerjaan atau penyeselsaian tugas apa saja yang dilakukan kebersihan dan perawatan. Hal ini dilakukan ketika karyawan PLN belum masuk untuk bekerja atau 1 jam sebelum karyawan tiba. Check list dilakukan setelah kegiatan semua selesai, dimana 1 setelah karyawan selesai atau pulang bekerja. Semua kegiatan hari itu kemudin akan dilaporkan 11

12 kepada Kepala Kantor Gardu Induk untuk kemudian direkap pada laporan harian. Pada Laporan harian diserahkan pada keesokan harinya atau pada hari dia bekerja (jika Kepala Gardu Induk masih berada di Kantor GI). Hasil rekapan selama 1 bulan bekerja akan di evaluasi apakah pegawai dari vendor PT. CGI telah melakukan pekerjaannya sesuai dengan SOP yang dijalankan. Setelah dilakukan pengecekan untuk nantinya mengontrol hasil pekerjaan dan penyusunan laporan yang nantinya akan dikirimkan kepada PT. CGI Indonesia. Nantinya ketika laporan telah diterima oleh perusahaan, maka penbayaran gaji akan dicairkan. Gambaran Hari dan Waktu Kerja Pegawai Hari kerja pada cleaning service Areal Base Camp Kudus menunjukkan jumlah hari yang tersedia untuk bekerja bagi pegawai di setiap unit Gardu Induk Areal Base Camp Kudus. Waktu kerja merupakan satuan dari waktu tertentu yang tersedia untuk bekerja, sebagai contoh dalam ketentuan jam per tahun atau menit per tahun. Hari kerja dan waktu kerja merupakan hal yang utama untuk diketahui dalam melakukan analisis terhadap beban kerja pegawai yang dimiliki oleh unit tersebut. Berdasarkan hari kerja dan waktu kerja, dapat diketahui gambaran pemakaian waktu yang tersedia untuk bekerja oleh karyawan cleaning service. Berdasarkan hasil observasi, karyawan cleaning service bekerja selama enam hari dalam seminggu dari hari Senin hingga Sabtu atau sebanyak 313 hari. Cuti karyawan cleaning service sebenarnya dapat dikatakan tidak ada. Namun kebijakan cuti dilakukan dengan beban kerja karyawan yang cuti ditanggungkan kepada karyawan yang masuk. Adapun jam kerja pegawai per hari yaitu sejak pukul WIB sampai dengan pukul WIB dengan istirahat selama 3 jam. Penggunaan Waktu Kerja Pengamatan tentang penggunaan waktu kerja dilakukan dengan metode work sampling. Pengamatan dilakukan selama tiga hari berturut-turut sesuai jam kerja di setiap unit tata usaha yang telah ditentukan. Hal-hal yang dilakukan dalam penggunaan metode work sampling diantaranya sebagai berikut. Mengamati kegiatan yang dilakukan oleh karyawan cleaning service selama jam kerja dan membagi kegiatan-kegiatan tersebut ke dalam kategori produktif, tidak produktif, dan pribadi. Kegiatan pengamatan dilakukan setiap sepuluh menit per pengamatan. 12

13 Jumlah pengamatan yang diperoleh dikalikan dengan sepuluh, karena lamanya pengamatan dilakukan selama sepuluh menit, sehingga diperoleh jumlah penggunaan waktu kerja dalam menit untuk setiap kategori kegiatan produktif, tidak produktif, maupun pribadi. Sebagai contoh : peneliti dalam melakukan observasi selama 10 menit, menemukan beberapa jenis kegiatan cleaning service mulai dari kebersihan, perawatan gedung dan pemeliharaan tanaman, maka setiap jumlah kegiatan yang dihitung akan dikalikan dengan nilai 10. Kegiatan produktif yang diamati di karyawan cleaning service yang bertugas didalam ruangan (kantor) dan di luar ruangan (Gardu Induk). Jenis jenis kegiatan tidak produktif hampir jarang ditemukan. Adapun kegiatan pribadi yang dilakukan oleh pegawai untuk menghilangkan penat atau kelelahan, yang berhasil diamati meliputi kegiatan makan, minum, shalat, tidur, mendengarkan musik dan olahraga ringan. Tabel 2 Penggunaan Waktu Kerja UCS Total Waktu (Menit) Jumlah Presentase (%) Total ) Dalam Kantor ) Luar Kantor Rata-rata Rata-rata/hari jam/jam Sumber: Olah Data Tahun 2016 Tabel diatas menunjukan penggunaan waktu kerja oleh karyawan cleaning service dilakukan dari pukul WIB sampai dengan pukul WIB untuk kebersihan di dalam ruangan, setelah itu karyawan istirahat selama 1 jam dan kemudian kegiatan kebersihan di taman serta areal gardu induk dilanjutkan sampai pukul WIB. Setelah itu, karyawan melakukan istirahat selama 2 jam kemudian dilanjutkan lagi pada pukul WIB sampai dengan WIB, dimana pada pukul WIB karyawan PT PLN pulang, karyawan cleaning service kemudian melanjutkan kegiatan kebersihannya. Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari, dapat diperhatikan dari tabel 4.3 mengenai beban kerja untuk karyawan cleaning service masing-masing berejumlah 660 dengan representase 81,4% (untuk kebersihan didalam kantor) dan 800 dengan representase 81,2 % di areal luar kantor (pertamanan dan gardu induk). Kegiatan yang kurang produktif ini seperti kegiatan untuk mengurangi rasa jenuh dengan bekerja sambal membicarakan beberapa topik antar pekerjaan dan kehidupan sosial. Kegiatan kurang produktif ini antara 5% sampai 13

14 dengan 6% dari total jumlah kerja. Untuk kegiatan pribadi sebanyak 10% - 12% lebih pada waktu untuk melaksanakan istirahat makan siang, waktu ibadah, dan kegiatan pribadi seperti cuci muka, buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK). Perlu diketahui bahwa karyawan cleaning service memiliki waktu istirahat selama 3 jam yang dibagi menjadi 2 yaitu pada pukul WIB dan Pukul WIB dimana lamanya istirahat yaitu 1 jam dan 2 jam. Terkadang apabila pekerjaan untuk mempersiapkan kantor dan kebersihan ruangan telah selesai, karyawan kemudian melanjutkan perkerjaan kebersihan areal pertamanan dan gardu induk, hal ini dilakukan untuk memperoleh waktu istirahat yang lebih panjang. Selama waktu istirahat di usahakan karyawan cleaning service (mengacu pada SOP) diharuskan berada di areal gardu induk untuk standbay dari tugas yang sewaktu-waktu dibutuhkan, namun terkadang ada karyawan salah satunya pergi untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan yang lain seperti kegiatan menggarap hasil ladangnya sendiri. Sehingga salah satu ada yang selalu berada dikantor atau bergantian dalam tiap harinya. Jumlah Kebutuhan Pegawai Berdasarkan observasi yang dilakukan di pada Base Camp Gardu Induk Area Kudus terkait beban kerja, maka peneliti membuat gambaran beban kerja dan kebutuhan pegawai yang diperlukan. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 3 Kebutuhan Pegawai Cleaning Service No Tugas Pokok BT SKR WPT 1 Kantor Kebersihan ruangan Kantor menit Kebersihan Toilet Karyawan menit Kebersihan Kaca menit Kebersihan peralatan menit penunjang berdasarkan intruksi kepala gardu induk. 2 Gardu Kebersihan lingkungan menit Induk disekitar Gardu Induk. Pemeliharaan pertamanan menit dan kebersihan jalan Pemeliharaan Gedung menit Pemeliharaan pagar dan Pos menit Jaga Kebersihan toilet Pos Jaga menit Σ WPT Kebutuhan Pegawai 0,62 Sumber: Olah Data Observasi dan Wawancara Tahun 2017 Keterangan: BT : Jumlah beban tugas selama 1 tahun SKR : Standar kemampuan rata rata waktu penyelesaian tugas 14

15 WPT : Waktu penyelesaian tugas selama setahun (menit per tahun) Hari kerja Efektif = 294 hari, jam kerja efektif 2058 jam atau menit/tahun Dari table 2 diatas dapat diterangkan bahwa ada 2 kriteria tugas pokok yang masingmasing cleaning service bertugas di kantor dengan tugas pokok sejumlah empat dan di gardu induk dengan tugas pokok sejumlah lima. Berdasarkan jumlah beban tugas selama 1 tahun, setiap pegawai pada masing-masing GI yang ada pada Base Camp Area Kudus memiliki beban tugas sebanyak 294 untuk setiap tugas pokoknya dengan standar kemampuan rata-rata waktu penyelesaian tugas yang berbeda. Dari kalkulasi tabel tersebut dapat dilihat total dari waktu penyelesaian tugas selama setahun sejumlah menit per tahun. Dari hasil tersebut maka perbadingan dengan jam kerja efektif sebanyak 2058 jam per tahun atau menit per tahun diperoleh kebutuhan pegawai 0,62 orang. Jika dikembalikan dengan standar waktu yang ada pada tabel 1 maka sebenarnya waktu standar yang diberikan dalam penyelesaian tugas pokok masih tersisa dibanding dengan kemampuan rata-rata waktu penyelesaian. Sehingga perusahaan belum perlu untuk menambah pegawai baru cleaning service. Dari hasil wawancara dan observasi yang ditunjukan dengan olah data pada setiap tabel yang telah disajikan, maka hal tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan diantaranya jumlah beban kerja yang di tanggung oleh karyawan cleaning servive pada Base Camp Gardu Induk Area Kudus sejumlah Σ WPT menit pertahunnya. Beban kerja tersebut dapat tercapai selama waktu pekerjaan yang disepakati. Dari setiap tugas pokok yang diberikan, karyawan mampu menyelesaikan lebih cepat dari standar yang telah diberikan dari kantor. Berdasarkan penyelesaian waktu kerja oleh karyawan cleaning service yang mengacu pada tabel 4.3 menunjukan bahwa rata rata sebanyak 83% memiliki jam kerja efektif atau tidak menganggur, dimana karyawan mengerjakan penyelesaian tugas untuk bekerja efektif untuk penyelesaian tugas selama setahun, hal ini tentu saja ada sekitar 6% yang nilai kegiatan yang kurang efektif, dan sebanyak rata-rata 11% kegiatan pribadi. Jumlah beban tugas selama setahun bagi karyawan cleaning service adalah 294 hari kerja. berdasarkan jam kerja bagi para pekerja di sektor swasta diatur dalam Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85. Dengan menggunakan sistem tujuh jam kerja dalam satu hari atau 40 jam kerja dalam satu minggu untuk enam hari kerja dalam satu minggu. Perbedaan yang dialami oleh karyawan cleaning service adalah waktu dimulainya pekerjaan mulai dari satu jam sebelum karyawan beraktivitas dan satu jam setelah karyawan pulang dari kantor. Sehingga untuk memenuhi 15

16 tujuh jam kerja ada pembeda pada waktu istirahat yang dilakukan menjadi dua kali istirahat dengan durasi istirahat pertama satu jam dan istirahat kedua dua jam. Sehingga jika di hitung lamanya karyawan cleaning service di areal gardu induk adalah selama 10 jam. Hal inilah yang dilakukan oleh karyawan cleaning service selama 294 hari atau jam kerja efektif 2058 (diperoleh dari 7 x 294) jam atau menit/tahun (diperoleh dari 2058 x 60). Pengerjaan dari beban kerja tersebut dapat tercapai selama waktu pekerjaan yang disepakati. Beban tugas yang diperoleh untuk karyawan pada setiap unit di Base Camp Kudus adalah 294 hari. Pada perhitungan beban kerja yang dilihat dari Standar kemampuan karyawan cleaning service untuk tiap unit pada bagian kantor menyelesaikan dalam tempo 100 menit (mencakup kebersihan ruangan kantor, kebersihan toilet karyawan, kebersihan kaca, dan kebersihan peralatan penunjang berdasarkan intruksi kepala gardu induk). Sedangakan untuk wilayah gardu induk atau luar kantor sebanyak 160 menit (mencakup kebersihan lingkungan disekitar Gardu Induk, pemeliharaan pertamanan dan kebersihan jalan, pemeliharaan Gedung, pemeliharaan pagar dan Pos Jaga, dan kebersihan toilet Pos Jaga). Berapa beban kerja yang dimiliki oleh karyawan cleaning service pada Base Camp Gardu Induk Areal Kudus? Jumlah beban kerja yang dimiliki oleh karyawan cleaning service pada Base Camp Gardu Induk Areal Kudus untuk setiap unit areal GI dalam satu tahun memiliki waktu penyelesaian beban tugas selama 294 hari atau selama menit/tahun. Hal ini memiliki arti bahwa dalam satu unit GI yang mmiliki karyawan cleaning service sejumlah 2 orang atau 3 orang memiliki waktu bertugas selama menit dalam penyelesaian tugas baik di indoor (kantor) maupun outdoor (gardu induk). Hal ini mengacu pada tabel 4.3 yang menunjukan bahwa waktu penyelesaian tugas selama setahun adalah menit per tahun. Berdasarkan perhitungan waktu penyelesaian tugas selama setahun yaitu menit per tahunnya, maka dapat dijelaskan bahwa karyawan memenuhi hasil yang dicapai dari beban kerja selama setahun. Dimana waktu pengerjaan yang dilakukan tidak membutuhkan waktu selama menit. Pengerjaan dikategorikan dapat memangkas waktu menit per tahunnya dari total menit dengan pekerja 2 orang atau 3 orang pada setiap GI di areal Base Camp Kudus. Apakah beban kerja tersebut dapat tercapai selama waktu pekerjaan yang disepakati? 16

17 Jumlah karyawan yang bekerja untuk setiap areal Gardu Induk Base Camp Kudus menanggung beban tugas menit selama satu tahunnya, dimana beban kerja tersebut ditanggung oleh 2 orang untuk setiap GI. Sedangkan jam kerja efektif dalam satu tahunnya disediakan waktu menit/tahun. Dimana ada selisih sebanyak menit per tahunnya (didapat dari selisih jam kerja selama satu tahun sebanyak menit per tahunnya dikurangi waktu penyeleaian tugas sebanayk menit per tahunnya) yang menunjukan penyelesaian tugas telah tercapai dan waktu penyelesaian tugas tidak lebih dari jumlah 294 hari. Perhitungan pencapaian beban kerja selama satu tahun gardu induk memiliki beban tugas menit per tahun, dan ini berlaku pada keseluruhan unit yang berjumlah 11 unit menanggung beban kerja tersebut. Jumlah tersebut ditanggung oleh karyawan cleaning service berjumlah 33 orang. Seberapa efektif penetapan beban waktu kerja cleaning service? Keberhasilan dalam sistem kerja salah satu tujuannya dengan mengukur tingkat efektivitas penggunaan sumber daya yang dimiliki, karena efektivitas kerja tersebut yang menjadi tuntutan pencapaian tujuan. Karyawan mampu menyelesaikan lebih cepat dari standar yang telah diberikan. Mengacu pada tabel 4.2 beban kerja karyawan cleaning service masing-masing berejumlah 660 dengan representase 81,4% (untuk kebersihan didalam kantor) dan 800 dengan representase 81,2 % di areal luar kantor (pertamanan dan gardu induk). Pada kedua representase tersebut menunjukan bahwa rata-rata jam kerja secara keseluruhan sebanyak 81% digunakan untuk bekerja secara efektif. Penggunaan jam kerja sebanyak 81% digunakan untuk menutup jumlah keseluruhan beban tugas selama setahun yaitu 294 hari atau menit. Mengacu pada Kurniawan (2005) efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) dari organisasi yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksananya. Efektivitas yang telah dilaksanakan oleh pegawai cleaning service dilakukan dengan mengeban tugas untuk pencapaian kerja setiap tahunnya. Dengan adanya penyelesaian pekerjaan yang tepat pada waktunya dan telah ditetapkan, karyawan cleaning service telah melakukan tugas dengan nilai baik. Efektivitas dari penetapan beban waktu kerja karyawan cleaning service menjelaskan bahwa jumlah waktu bekerja selama setahun untuk setiap unit GI dengan banyaknya karyawan sebanyak menit, hanya membutuhkan waktu sebanyak menit per 17

18 tahun. Jumlah tenaga kerja ini tidak perlu ditambah untuk setiap GI pada Areal Base Camp Kudus. PENUTUP Kesimpulan Penelitian ini mencoba mengkaji berapa beban kerja yang dimiliki oleh karyawan cleaning service pada Base Camp Gardu Induk Areal Kudus, sehingga dapat dilihat apakah beban kerja tersebut dapat tercapai selama waktu pekerjaan yang disepakati. Dari hal tersebut juga dapat menjawab seberapa efektif penetapan beban waktu kerja cleaning service adalah sebagai berikut. 1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa beban kerja yang di tanggung oleh karyawan cleaning servive pada Base Camp Gardu Induk Area Kudus sejumlah Σ WPT menit selama setahun atau 294 hari kerja, dimana jumlah penyelesaian waktu kerja lebih cepat jika disesuaikan dengan waktu kerja yang disediakan sejumlah menit per tahunn. 2. Pencapain beban kerja tersebut dapat terselesaikan sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui, dimana tingkat kerseriusan oleh karyawan cleaning service dalam pencapaian beban kerja ditunjukan melalui efektivitas waktu yang digunakan dalam penyelesaian tugas dengan kemampuan penyeselesaian tugas. 3. Penyelesaian waktu kerja oleh karyawan cleaning service menunjukan bahwa rata rata sebanyak 83% memiliki jam kerja efektif atau tidak menganggur, dimana karyawan mengerjakan penyelesaian tugas untuk bekerja efektif untuk penyelesaian tugas selama setahun, hal ini tentu saja ada sekitar 6% yang nilai kegiatan yang kurang efektif, dan sebanyak rata-rata 11% kegiatan pribadi. Implikasi Penelitian Implikasi Teoritis Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa penyelesaian tugas oleh cleaning service dapat dikatakan efektif. Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novera (2010), namun memiliki perberbedaan dimana jumlah kebutuhan karyawan untuk pekerjaan administrasi akademik dan kemahasiswaan berdasarkan beban kerja yaitu rata-rata sebanyak satu orang di setiap unit tata usaha yang diteliti. Menurut hasil perbandingan jumlah kebutuhan karyawan terhadap jumlah riil atau aktual yang terdapat di 18

19 unit tata usaha, dapat diketahui bahwa terdapat 11 unit tata usaha memiliki kelebihan jumlah karyawan. Sedangkan pada penelitian ini kebutuhan tambahan jumlah pegawai masih dikatakan belum diperlukan. Nantinya hasil ini dapat menjadi referensi dan masukan untuk meningkatkan kualitas kerja bagi PT CGI Indonesia pada pelayanan jasa cleaining service. Implikasi Terapan Penelitian ini memberikan masukan bahwa pentingnya Keberhasilan dalam sistem kerja untuk mencapai tujuan salah satunya dapat diukur dari tingkat efektivitas dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki, karena efektivitas kerja menjadi tuntutan setiap pencapaian tujuan. Hal ini yang terlihat dari respon karyawan yang lebih dari 80% bekerja dengan serius dalam penyelesaian tugas setiap harinya. Wujud dari penelitian ini menunjukan efektivitas selama bekerja 294 hari untuk menghasilkan kebersihan kantor dan lingkungan gardu induk sebagai pelayanan jasa kebersihan dari perusahaan non core yang menunjang kerja gardu induk PLN base camp area Kudus. Hal ini belum dibutuhkan tambahan personil dalam untuk penyelesaian tugas pokok karena dinilai pekerjaan yang telah dilakukan karyawan untuk saat ini masih dikatakan efektif. Kelemahan Penelitian Terdahulu Peneliti memaklumi masih adanya beberapa kelemahan pada penulisan. Namun dengan tulisan ini mengharapkan dapat menjadi tambahan dari penelitian terdahulu. Hal ini dilihat, dimana penelitian sebelumnya kurang dijelaskan mengenai posisi dan status dari karyawan di tempat kerja. Pada penelitian ini, menjelaskan bahwa pada sebuah perusahaan terdapat perusahaan core sebagai perusahaan utama dalam menghasilkan produk dan perusahaan non-core yang berperan menunjang dan mendukung perusahaan core. Sehingga bagian pekerjaan yang diambil pada penelitian ini jelas berfokus pada kegiatan cleaning service. Saran Pada penelitian mendatang diharapkan dapat melengkapi penelitian ini. Dimana penelitian ini dapat dikembagkan utuk mengkaji tenaga kerja sebagai SDM pada perusahaan non-core pada perusahaan core. Karena dimungkinkan setiap vendor yang bergerak sebagai perusahaan non-core memiliki regulasi berbeda menganai beban kerja. 19

20 Daftar Pustaka Gaspersz, Vincent Manajemen Produktinvitas Total. Gramedia pustaka Utama. Jakarta Hidayat, Atep Afia, Muhammad Kholil, Winda PS, dan Yudistira Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Sebagai Upaya Peningkatan Nilai Tambah Terhadap Jasa Cleaning Service. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana. Jakarta. Hidayat, Alvin dan Sri Gunani Partiwi Perhitungan Jumlah Tenaga Kerja Yang Optimal Pada Cleaning Pabrik Personal Wash PT. Uniliver Indonesia. Jurusan Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya. Ilyas, Y Perencanaan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit. Badan Penerbit FKM UI. Depok. Kottler, Philip Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Jilid II. Erlangga. Jakarta. Kurniawan, Agung Transformasi Pelayanan Publik.Pembaruan. Yogyakarta. Laksana, Fajar, Manajemen Pemasaran. Graha Ilmu. Yogyakarta. Masruroh, Ferry Fernanda dan Tony Wibowo Analisis Efisiensi Biaya Terhadap Keputusan Penggunaan Outsourcing Bidang Cleaning Service Dan Catering Pada PT Kuwera Jaya Jakarta. Journal The WINNERS, Vol. 15 No. 1, Maret 2014: Management Department, School of Business Management. Binus University. Jakarta. Novera, Windry Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Karyawan Bagian Administras Akademik dan Kemahasiswaan (Studi Kasus Unit Tata usaha Departemen Pada Institut Pertanian Bogor). Skripsi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pribadiyono Aplikasi Sistem Pengukuran Produktivitas Kaitannya Dengan Pengupahan. Jurnal Teknik Industri Vol.8, No.2 Desember 2006: Diunduh 11/06/2017. Siagian, Sondang P Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Cetakan Keempatbelas. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Tjiptono, Fandy Manajemen Jasa. Andi. Yogyakarta 20

21 Lampiran Pedoman Wawancara Pertanyaan Wawacara Pada Karyawan Cleaning Service PT CGI Indonesia. 1. Bagaimana sejarah perusahaan outsource yang ada pada PT PLN? 2. Bagaimana gambaran dari profile karyawan dari PT CGI Indonesia? 3. Bagimana gambaran kerja yang harus dilakukan oleh karyawan sebagai petugas cleaning service? 4. Jelaskan Alur kegiatan kerja dana pertanggung jawaban dari kerja karyawan Cleaning Service PT CGI Indonesia! 5. Apakah ada target kerja dalam setahun untuk penyelesaian kerja? 6. Bagaimana gambaran kegiatan dalam satu harinya dapat diselesaikan? 7. Apakah penggajian dilakukan oleh PT CGI Indneisa atau PT PLN? 8. Bagaimana Gambaran waktu kerja pegawai? 9. Apakah penggunaan waktu kerja sudah dirasakan cukup? Jelaskan! 10. Apakah ada kegiatan tambahan selain tugas sebagai cleaning service?a 21

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 15 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian PDAM Tirta Karuhipan Kabupaten Bogor cabang pelayanan sebelas yang terletak di Cibinong merupakan salah satu anggota dari Persatuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Operasional Dalam menjalankan sistem produksinya, PT Mayora Indah perlu mengatur serta menganalisa beberapa kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teoritis Beban Kerja

II. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teoritis Beban Kerja 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Beban Kerja Menurut Simamora (1995) dikutip dari Kurnia (2010), analisis beban kerja adalah mengidentifikasi baik jumlah pegawai maupun kwalifikasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

PENGUPAHAN BURUH KONSTRUKSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM KETENAGAKERJAAN

PENGUPAHAN BURUH KONSTRUKSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM KETENAGAKERJAAN PENGUPAHAN BURUH KONSTRUKSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM KETENAGAKERJAAN Dewi Yustiarini 1 1 Jurusan Pendidikan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia E-mail: dewiyustiarini@upi.edu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi

BAB I PENDAHULUAN. baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengolah barang mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih

Lebih terperinci

Daftar Isi Daftar Isi... 1 Bab I. Pendahuluan... 2 Bab II. Rerangka Teori... 8 Bab III. Metodologi Kepustakaan... 20

Daftar Isi Daftar Isi... 1 Bab I. Pendahuluan... 2 Bab II. Rerangka Teori... 8 Bab III. Metodologi Kepustakaan... 20 Daftar Isi Daftar Isi...1 Bab I. Pendahuluan...2 1.1. Latar Belakang... 2 1.2. Permasalahan... 6 1.3. Tujuan... 6 1.4. Manfaat... 6 Bab II. Rerangka Teori...8 2.1. Kerangka Teoritis... 8 2.2. Kerangka

Lebih terperinci

STANDARD OPERATION PROCEDURE KERJA LEMBUR KARYAWAN

STANDARD OPERATION PROCEDURE KERJA LEMBUR KARYAWAN 1. DASAR PEMIKIRAN 1.1. Bahwa pada prinsipnya setiap karyawan harus dapat mengatur waktu/jam kerja dengan jumlah pekerjaan yang ada setiap harinya sedemikian rupa, sehingga pekerjaan-pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

BAB IV. Karakteristik Pekerjaan di Indonesia dan Latar Belakang Demografi Narasumber

BAB IV. Karakteristik Pekerjaan di Indonesia dan Latar Belakang Demografi Narasumber BAB IV Karakteristik Pekerjaan di Indonesia dan Latar Belakang Demografi Narasumber 4.1 Karakteristik Pekerjaan di Indonesia Karakteristik Pekerjaan di Indonesia Jam Kerja, waktu Istirahat kerja, waktu

Lebih terperinci

PEMANFAATAN FASILITAS INTERNET PADA MAHASISWA DI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PEMANFAATAN FASILITAS INTERNET PADA MAHASISWA DI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PEMANFAATAN FASILITAS INTERNET PADA MAHASISWA DI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Ririn Sartika Dewi*, Rika Endah Nurhidayah** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Keperawatan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisis Permasalahan yang Dihadapi Pada Divisi Service

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisis Permasalahan yang Dihadapi Pada Divisi Service BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisis Permasalahan yang Dihadapi Pada Divisi Service Berdasarkan persepsi responden terhadap permasalahan di Divisi Service, tidak terdapat masalah yang dapat menghambat pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGELOLAAN

BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGELOLAAN BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGELOLAAN 3.1. Struktur Organisasi Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem kerja yang merupakan rangkaian tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13

BAB I PENDAHULUAN. DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13 BAB I PENDAHULUAN PEMBERIAN UPAH LEMBUR TERHADAP PEKERJA YANG BEKERJA DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

I. FENOMENA IMPLEMENTASI OUTSOURCING TERHADAP KETENAGAKERJAAN INDONESIA

I. FENOMENA IMPLEMENTASI OUTSOURCING TERHADAP KETENAGAKERJAAN INDONESIA I. FENOMENA IMPLEMENTASI OUTSOURCING TERHADAP KETENAGAKERJAAN INDONESIA Oleh : Basani Situmorang SH,Mhum Dampak dan Trend Outsourcing Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi terpenting. Dilihat

Lebih terperinci

BAB III AKIBAT HUKUM APABILA PERJANJIAN KERJA TIDAK DILAPORKAN KE INSTANSI YANG MEMBIDANGI MASALAH KETENAGAKERJAAN

BAB III AKIBAT HUKUM APABILA PERJANJIAN KERJA TIDAK DILAPORKAN KE INSTANSI YANG MEMBIDANGI MASALAH KETENAGAKERJAAN 34 BAB III AKIBAT HUKUM APABILA PERJANJIAN KERJA TIDAK DILAPORKAN KE INSTANSI YANG MEMBIDANGI MASALAH KETENAGAKERJAAN 3.1 Pelaporan Perjanjian Kerja Antara Perusahaan Pemberi Pekerjaan Dengan Perusahaan

Lebih terperinci

Tujuan UUK adalah kesejahteraan tenaga kerja: Memperoleh, meningkatkan, mengembangkan kompetensi kerja.

Tujuan UUK adalah kesejahteraan tenaga kerja: Memperoleh, meningkatkan, mengembangkan kompetensi kerja. UU No. 13 / 2003 Tujuan UUK adalah kesejahteraan tenaga kerja: Kesempatan memperoleh pekerjaan. Perlakuan yang sama dari pengusaha. Memperoleh, meningkatkan, mengembangkan kompetensi kerja. Kesempatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selama 3 bulan, mulai dari bulan Juli 2016 sampai dengan September 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. selama 3 bulan, mulai dari bulan Juli 2016 sampai dengan September 2016. 20 BAB III : METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT. Sinar Sosro BU NKA, yang berlamat di Jl. Raya Sultan Agung KM. 28, Medan Satria,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi dapat tercapai sesuai rencana. nampaknya sudah sangat urgent. Kebutuhan tenaga-tenaga terampil di dalam

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi dapat tercapai sesuai rencana. nampaknya sudah sangat urgent. Kebutuhan tenaga-tenaga terampil di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu instansi atau organisasi diperlukan suatu sistem yang dapat menunjang kinerja organisasi tersebut salah satunya adalah semangat kerja yang tinggi.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.102 /MEN/VI/2004 TENTANG WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.102 /MEN/VI/2004 TENTANG WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.102 /MEN/VI/2004 TENTANG WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berada di instansi dirasa nyaman, tenang, dan bebas dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang berada di instansi dirasa nyaman, tenang, dan bebas dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklim kelompok kerja merupakan suatu kondisi atau keadaan suasana kerja yang berada di instansi dirasa nyaman, tenang, dan bebas dalam melakukan pekerjaan tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai karyawannya. Ditengah-tengah persaingan ekonomi secara global, sistem

BAB I PENDAHULUAN. sebagai karyawannya. Ditengah-tengah persaingan ekonomi secara global, sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena buruh kontrak semakin terlihat menaik secara grafik, hampir 70 % perusahaan-perusahaan di Indonesia telah memanfaatkan tenaga kontrak ini sebagai karyawannya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money,

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money, materials, machines, method, dan market. Selanjutnya unsur man (manusia)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yaitu penelitian dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder.

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB III PELAKSANAAN MAGANG BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Magang Penulis memulai praktek pelaksanaan kerja atau magang pada PT. Selogiri Sampurna, selama satu bulan yang dimulai dari tanggal 1 November 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut dengan meratifikasi 15 Konvensi International Labour Organization (ILO). Delapan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut dengan meratifikasi 15 Konvensi International Labour Organization (ILO). Delapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ketenagakerjaan merupakan bagian dari upaya pembangunan sumber daya manusia perlu terus ditingkatkan karena kualitas sumber daya manusia mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan sistim outsourcing.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan sistim outsourcing. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam iklim persaingan usaha yang semakin ketat, perusahaan berupaya menekan biaya produksi antara lain dengan menghemat pengeluaran biaya sumber daya manusia

Lebih terperinci

PERTANYAAN DAN JAWABAN PEMBERIAN PENJELASAN Pengadaan Jasa Tenaga Cleaning Service 2017 Rabu, 23 November 2016 Pukul : s/d 15.

PERTANYAAN DAN JAWABAN PEMBERIAN PENJELASAN Pengadaan Jasa Tenaga Cleaning Service 2017 Rabu, 23 November 2016 Pukul : s/d 15. PERTANYAAN DAN JAWABAN PEMBERIAN PENJELASAN Pengadaan Jasa Tenaga Cleaning Service 2017 Rabu, 23 November 2016 Pukul : 14.00 s/d 15.30 WIB No Dokumen Bab Uraian Pengirim Jawaban 1. Selamat Siang Panitia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya manusia sebagai rancangan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan tentang Sistem Pengupahan Karyawan PKWT di PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber:  diakses pada 25/04/2014 pukul WIB) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai sumber daya manusia yang kualitasnya sangat berperan dalam menunjang pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari perekonomian negara yang sedang berkembang, meskipun UKM sering

BAB I PENDAHULUAN. dari perekonomian negara yang sedang berkembang, meskipun UKM sering BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian negara yang sedang berkembang, meskipun UKM sering dianggap berkonotasi

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/VII/2010 TENTANG WAKTU KERJA DAN ISTIRAHAT DI SEKTOR PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa.

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa. BAB I PENDAHULUAN 1.I Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan pembangunan di Indonesia, jumlah perusahaan semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa. Kondisi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 31 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV. Mekar Plastik Industri adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan plastik khususnya kantong plastik Reclosable

Lebih terperinci

Kata kunci : harga satuan pekerjaan pasangan bata,sni, Work Study.

Kata kunci : harga satuan pekerjaan pasangan bata,sni, Work Study. Analisis Produktivitas Jumlah Tenaga Kerja Pada Pekerjaan Pasangan Bata Dengan Metode Work Study Nico Hartono, M. Hamzah Hasyim, Saifoe El Unas Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Jasmanindo Sapta Perkasa adalah salah satu perusahaan jasa nasional

BAB I PENDAHULUAN. PT Jasmanindo Sapta Perkasa adalah salah satu perusahaan jasa nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Jasmanindo Sapta Perkasa adalah salah satu perusahaan jasa nasional yang bergerak dalam bidang maintenance (perawatan), overhaule (servis) dan rekondisi (pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kelanjutan paket Undang-undang Ketenagakerjaan disahkan juga UU no 2

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kelanjutan paket Undang-undang Ketenagakerjaan disahkan juga UU no 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tanggal 25 Maret tahun 2003 telah disahkan UU no. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang merubah secara cukup mendasar sistem ketenagakerjaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah faktor yang sangat penting bagi produktivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah faktor yang sangat penting bagi produktivitas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah faktor yang sangat penting bagi produktivitas dan peningkatan produktivitas tenaga kerja selaku sumber daya manusia. Kondisi kesehatan yang baik merupakan

Lebih terperinci

A. MAKNA DAN HAKIKAT PENYEDIAAN TENAGA KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING

A. MAKNA DAN HAKIKAT PENYEDIAAN TENAGA KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING makalah outsourcing BAB I PENDAHULUAN Kecenderungan beberapa perusahaan untuk mempekerjakan karyawan dengan sistem outsourcing pada saat ini, umumnya dilatarbelakangi oleh strategi perusahaan untuk melakukan

Lebih terperinci

PENGATURAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI DITINJAU BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003 (Studi Kasus di Kotamadya Medan)

PENGATURAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI DITINJAU BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003 (Studi Kasus di Kotamadya Medan) PENGATURAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI DITINJAU BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003 (Studi Kasus di Kotamadya Medan) M. Ridwan Anas 1, Irwan Suranta Sembiring 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Toko Buku Gramedia Depok merupakan perusahaan yang bergerak di bidang bisnis ritel yang bertujuan untuk melayani publik dan berfokus pada omset

Lebih terperinci

S E R V I C E S BIPI CONSULTING O U T S O U R C I N G. w w w. biropsikologi. c o m

S E R V I C E S BIPI CONSULTING O U T S O U R C I N G. w w w. biropsikologi. c o m S E R V I C E S BIPI CONSULTING O U T S O U R C I N G w w w. biropsikologi. c o m Keuntungan Outsourcing: Keuntungan ke-1 Keuntungan ke-2 Keuntungan ke-3 Kebutuhan tenaga kerja selamanya dapat terjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, perusahaan dituntut untuk terus melakukan peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi/instansi. Tercapainya

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi/instansi. Tercapainya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan memegang peranan sangat penting. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah orang-orang yang memberikan tenaga,

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER-15/MEN/VII/2005 TENTANG WAKTU KERJA DAN ISTIRAHAT PADA SEKTOR USAHA PERTAMBANGAN UMUM PADA DAERAH OPERASI TERTENTU MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hukum ketenagakerjaan merupakan keseluruhan peraturan baik tertulis

BAB I PENDAHULUAN. Hukum ketenagakerjaan merupakan keseluruhan peraturan baik tertulis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum ketenagakerjaan merupakan keseluruhan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur mengenai ketenagakerjaan. 1 Ruang lingkup dari ketenagakerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. listrik kepada pelanggan. Pada PT PLN terdapat tenaga kerja outsourcing yang ikut

BAB I PENDAHULUAN. listrik kepada pelanggan. Pada PT PLN terdapat tenaga kerja outsourcing yang ikut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini sangat mempengaruhi kegiatan perusahaan. Teknologi informasi dapat berperan sebagai salah satu aspek yang sangat menunjang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Dapensi Trio Usaha Kantor Cabang Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Dapensi Trio Usaha Kantor Cabang Surabaya 5 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum PT Dapensi Trio Usaha Kantor Cabang Surabaya 2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada awal bedirinya perusahaan, PT Dapensi Trio Usaha (DTU) hanya menekuni

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN MASALAH. karyawan. Jenis-jenis kompensasi yang dibahas adalah kompensasi finansial baik

BAB V PEMBAHASAN MASALAH. karyawan. Jenis-jenis kompensasi yang dibahas adalah kompensasi finansial baik BAB V PEMBAHASAN MASALAH 5.1 Kompensasi Kompensasi yang dibahas dalam penelitian ini terdiri dari jenis kompensasi yang diberikan perusahaan dan pemberian kompensasi kepada karyawan. Jenis-jenis kompensasi

Lebih terperinci

HUMAN RESOURCE PLAN AMANI FARMS 1. MANAGEMENT STRUCTURE CEO COO CFO CMO KARYAWAN. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab CEO:

HUMAN RESOURCE PLAN AMANI FARMS 1. MANAGEMENT STRUCTURE CEO COO CFO CMO KARYAWAN. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab CEO: HUMAN RESOURCE PLAN AMANI FARMS 1. MANAGEMENT STRUCTURE CEO CFO COO CMO KARYAWAN Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab CEO: Secara umum Chief Executive Officer bertugas sebagai komunikator, pengambil keputusan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Mulyareksa Jayasakti Semarang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi angkutan kapal laut atau ekspedisi muatan kapal

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG WAKTU KERJA DAN WAKTU ISTIRAHAT PADA KEGIATAN USAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebijakan pengupahan yang dilakukan pemerintah untuk melindungi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebijakan pengupahan yang dilakukan pemerintah untuk melindungi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pengupahan yang dilakukan pemerintah untuk melindungi pekerja atau buruh dituangkan dalam UU Nomor 13 tahun 2003. Undang- Undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang cukup besar mengingat bangsa Indonesia memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyedia jasa outsourcing atau penyedia tenaga kerja. 1. Meningkatkan konsentrasi bisnis. Kegiatan operasional telah

BAB I PENDAHULUAN. penyedia jasa outsourcing atau penyedia tenaga kerja. 1. Meningkatkan konsentrasi bisnis. Kegiatan operasional telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kondisi perekonomian Indonesia semakin kompetitif. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dan pelaku usaha untuk lebih kreatif dalam menciptakan

Lebih terperinci

PT PLN (PERSERO) KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 500.K/DIR/2013 TENTANG

PT PLN (PERSERO) KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 500.K/DIR/2013 TENTANG PT PLN (PERSERO) KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 500.K/DIR/2013 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA PERUSAHAAN LAIN DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO) DIREKSI PT PLN (PERSERO)

Lebih terperinci

Oleh: Arum Darmawati. Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011

Oleh: Arum Darmawati. Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011 Oleh: Arum Darmawati Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011 Hukum Ketenagakerjaan Seputar Hukum Ketenagakerjaan Pihak dalam Hukum Ketenagakerjaan Hubungan Kerja (Perjanjian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PRODUKTIVITAS 2.1.1. PENDAHULUAN Produktivitas pekerja hanyalah salah satu dari sekitar banyak faktor yang terkait di dalam produktivitas secara keseluruhan, disamping itu

Lebih terperinci

KEPMEN NO. 234 TH 2003

KEPMEN NO. 234 TH 2003 KEPMEN NO. 234 TH 2003 KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.234 /MEN/2003 TENTANG WAKTU KERJA DAN ISTIRAHAT PADA SEKTOR USAHA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang menghadapi era globalisasi, dimana persaingan antar perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. sedang menghadapi era globalisasi, dimana persaingan antar perusahaan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia merupakan salah satu sumber daya yang menentukan keberhasilan perusahaan, untuk mencapai tujuannya. Kini dunia sedang menghadapi era

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM OUTSOURCING DI PERUSAHAAN SWASTA DALAM PERSPEKTIF PERLINDUNGAN HUKUM HAK-HAK PEKERJA KONTRAK

PENERAPAN SISTEM OUTSOURCING DI PERUSAHAAN SWASTA DALAM PERSPEKTIF PERLINDUNGAN HUKUM HAK-HAK PEKERJA KONTRAK PENERAPAN SISTEM OUTSOURCING DI PERUSAHAAN SWASTA DALAM PERSPEKTIF PERLINDUNGAN HUKUM HAK-HAK PEKERJA KONTRAK Oleh: Sri Rahayu Purwanidjati 1 Abstracts : Outsourcing is a transfer or certain job from a

Lebih terperinci

POLA KONTRAK KERJA TENAGA HARIAN LEPAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG (STUDI TENAGA HARIAN LEPAS KEBERSIHAN PEMAKAMAN DAN PERTAMANAN)

POLA KONTRAK KERJA TENAGA HARIAN LEPAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG (STUDI TENAGA HARIAN LEPAS KEBERSIHAN PEMAKAMAN DAN PERTAMANAN) POLA KONTRAK KERJA TENAGA HARIAN LEPAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG (STUDI TENAGA HARIAN LEPAS KEBERSIHAN PEMAKAMAN DAN PERTAMANAN) YESSI AUZAR NIM. 100563201224 Program Studi Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Dari berbagai jenis faktor produksi, tenaga kerja merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Dari berbagai jenis faktor produksi, tenaga kerja merupakan faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dari berbagai jenis faktor produksi, tenaga kerja merupakan faktor produksi yang memegang peranan utama. Sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya dengan pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat, itu adalah demi mencapai sebuah cita-cita yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya dengan pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat, itu adalah demi mencapai sebuah cita-cita yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia mengisi kegiatannya dengan pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat, baik itu pembangunan infrastruktur

Lebih terperinci

Penjelasan Mengenai Sistem Ketenagakerjaan di Indonesia

Penjelasan Mengenai Sistem Ketenagakerjaan di Indonesia Penjelasan Mengenai Sistem Ketenagakerjaan di Indonesia Penjelasan mengenai penentuan upah sehari Sesuai ketentuan Pasal 77 ayat (2) UU Ketenagakerjaan No. 13/2003, bahwa waktu kerja adalah: 1. a. 7 (tujuh)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena mencakup dimensi sosial dan ekonomi. Salah satu tujuan penting

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena mencakup dimensi sosial dan ekonomi. Salah satu tujuan penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketenagakerjaan merupakan aspek yang amat mendasar dalam kehidupan manusia karena mencakup dimensi sosial dan ekonomi. Salah satu tujuan penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT Jaya Utama Motor adalah perusahaan perseroan terbatas yang bergerak dibidang otomotif dengan menjalankan usahanya berfokus

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS WAKTU KERJA KELOMPOK TUKANG

EFEKTIVITAS WAKTU KERJA KELOMPOK TUKANG EFEKTIVITAS WAKTU KERJA KELOMPOK TUKANG Harijanto Setiawan ABSTRAKSI Tenaga kerja merupakan faktor penting pada pelaksanaan proyek konstruksi. Tenaga kerja yang digunakan biasanya tidak berupa perorangan

Lebih terperinci

PENILAIAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INSOURCING DAN OUTSOURCING

PENILAIAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INSOURCING DAN OUTSOURCING PENILAIAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INSOURCING DAN OUTSOURCING TUGAS MAKALAH MATA KULIAH : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen Pengajar : Dr. Ir. Arif Imam Soeroso, M.Sc TYASTUTI RAHAYU NIM: P056131902.47E

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketenagakerjaan khususnya tenaga kerja alih daya (outsourcing) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Ketenagakerjaan khususnya tenaga kerja alih daya (outsourcing) merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketenagakerjaan khususnya tenaga kerja alih daya (outsourcing) merupakan sesuatu yang menarik, menarik dalam arti konsep tersebut memenuhi kebutuhan kedua belah pihak

Lebih terperinci

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 9 (2014) Copyright 2014

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 9 (2014)  Copyright 2014 JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 3 Nomor 9 (2014) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2014 ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN ALIH DAYA (OUTSOURCING) ANTARA PDAM DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG SYARAT-SYARAT PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA PERUSAHAAN LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING PROYEK PERUMAHAN DI KOTA PEKANBARU

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING PROYEK PERUMAHAN DI KOTA PEKANBARU PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING PROYEK PERUMAHAN DI KOTA PEKANBARU Gusneli Yanti Program Studi Teknik Sipil Universitas Lancang Kuning Jalan Yos Sudarso Km. 8 Rumbai Pekanbaru E-mail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gejala globalisasi mengakibatkan semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gejala globalisasi mengakibatkan semakin banyaknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejala globalisasi mengakibatkan semakin banyaknya perusahaan multinasional yang masuk dan ikut berperan dalam kancah perekonomian. Hal ini tentu saja menimbulkan

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA PEGAWAI DI SEKSI VERSAIGAMONANG DEVISI DEPRODUGAMONANG PERUM PERURI KARAWANG

ANALISIS BEBAN KERJA PEGAWAI DI SEKSI VERSAIGAMONANG DEVISI DEPRODUGAMONANG PERUM PERURI KARAWANG Journal Industrial Manufacturing Vol. 2, No. 2, Juli 2017, pp.1-9 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 ANALISIS BEBAN KERJA PEGAWAI DI SEKSI VERSAIGAMONANG DEVISI DEPRODUGAMONANG PERUM PERURI KARAWANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya situasi kompetitif dalam rangka mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya situasi kompetitif dalam rangka mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya perusahaan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia, mengakibatkan munculnya situasi kompetitif dalam rangka mempertahankan keberadaannya. Untuk

Lebih terperinci

BAB II MEKANISME KERJA LEMBUR DALAM HUKUM PERBURUHAN DI INDONESIA

BAB II MEKANISME KERJA LEMBUR DALAM HUKUM PERBURUHAN DI INDONESIA BAB II MEKANISME KERJA LEMBUR DALAM HUKUM PERBURUHAN DI INDONESIA 2.1. Hakekat Diperlukannya Kerja Lembur Berbicara mengenai kerja lembur maka kita berbicara tentang suatu keadaan dan atau kegiatan bekerja

Lebih terperinci

HRD Forum Bekasi 7 November 2014

HRD Forum Bekasi 7 November 2014 HRD Forum Bekasi 7 November 2014 Upah Pasal 1 butir 30 UU 13/2003 Upah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha/pemberi kerja yang dibayarkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan adalah memperoleh keuntungan. Perusahaan harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan adalah memperoleh keuntungan. Perusahaan harus memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang hendak akan dicapai dan tujuan utama dari perusahaan adalah memperoleh keuntungan. Perusahaan harus memiliki manajemen

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya 54 BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 4.1 Analisa Biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada saat menginvestasikan suatu strategi termasuk saat pengimplementasian sistem SAP PT.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 35 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data PT.Inti Pantja Press Industri memiliki flow process dalam penangan produk ( press part ) yang berlaku untuk semua produk sebelum dikirim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang tetap dan terus menerus yang didirikan serta

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 38 BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Yoyo Toys Nusa Plasindo merupakan sebuah perusahaan distributor yang bergerak dibidang pembelian, persediaan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PT. Securindo Packatama Indonesia 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Securindo Packatama Indonesia adalah pemegang lisensi dari dari perusahaan pengelolaan parkir terbesar

Lebih terperinci

FORM QUALITY CONTROL SUHU MESIN PACKING (ISI TIAP 10 MENIT)

FORM QUALITY CONTROL SUHU MESIN PACKING (ISI TIAP 10 MENIT) LAMPIRAN 125 Lampiran 1 126 127 Lampiran 2 FORM QUALITY CONTROL SUHU MESIN PACKING (ISI TIAP 10 MENIT) Waktu MESIN NO MESIN NO MESIN NO VERTIKAL HORIZONTAL VERTIKAL HORIZONTAL VERTIKAL HORIZONTAL 0800

Lebih terperinci

Lampiran 1. Formasi Karyawan PG. Kebon Agung Malang

Lampiran 1. Formasi Karyawan PG. Kebon Agung Malang Lampiran 1. Formasi Karyawan PG. Kebon Agung Malang Lampiran 2. Rekap Absensi dan Lembur PG. Kebon Agung Malang Lampiran 3. Perintah Lembur PG. Kebon Agung Malang Lampiran 4. Daftar Uang Muka Karyawan

Lebih terperinci

Created by : Ratih dheviana puru hitaningtyas

Created by : Ratih dheviana puru hitaningtyas Created by : Ratih dheviana puru hitaningtyas Pasal 64-66 UU no 13 tahun 2003 Permenakertrans No 19 tahun 2012 tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada Perusahaan Lain yang

Lebih terperinci

Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Taufiq Yulianto Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang ABSTRACT: A work agreement

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan tetap terjamin. Mempekerjakan karyawan dalam ikatan kerja outsoucing nampaknya sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan tetap terjamin. Mempekerjakan karyawan dalam ikatan kerja outsoucing nampaknya sedang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan kebutuhan hidup manusia semakin meningkat dan beragam pada masa kini. Kondisi ini mengakibatkan persaingan yang semakin tinggi dalam dunia bisnis sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEGAWAI PERPUSTAKAAN ITS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEGAWAI PERPUSTAKAAN ITS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEGAWAI PERPUSTAKAAN ITS JATI SETIATI (071211623008) Jurusan Ilmu Informasi Dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi core business-nya. Prestasi organisasi tersebut tidak melebihi prestasi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi core business-nya. Prestasi organisasi tersebut tidak melebihi prestasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, kemajuan suatu organisasi sangat bergantung pada upaya organisasi tersebut bekerja sama dengan organisasiorganisasi lain baik didalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat. Dengan adanya persaingan yang semakin ketat maka perusahaan harus dapat beradaptasi dengan lingkungan bisnisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan memiliki peran penting dalam memumbuhkan perekonomian suatu negara, perusahaan mampu mengurangi pengangguran dengan membuka lowongan pekerjaan, memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara normatif sebelum diatur dalam Undang-Undang Nomor 13

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara normatif sebelum diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara normatif sebelum diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan), sistem outsoucing ini sebenarnya sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serta perekonomian dunia yang semakin meningkat menunjukkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. serta perekonomian dunia yang semakin meningkat menunjukkan bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perekonomian dunia yang semakin meningkat menunjukkan bahwa persaingan dalam dunia usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, persaingan antara perusahaan baik di dalam maupun di

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, persaingan antara perusahaan baik di dalam maupun di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, persaingan antara perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri semakin ketat dan keras. Disamping itu juga terjadi perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan tidak dapat dilepaskan dari peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata obyek dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini berbagai sektor kehidupan telah mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini berbagai sektor kehidupan telah mengalami perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai sektor kehidupan telah mengalami perubahan secara signifikan pada institusi ekonomi modern, hal ini nampak dari pola kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA TERHADAP KEBUTUHAN PEGAWAI ADMINISTRASI DALAM MENJAMIN OPTIMALISASI OPERASIONAL AKADEMIK

ANALISIS BEBAN KERJA TERHADAP KEBUTUHAN PEGAWAI ADMINISTRASI DALAM MENJAMIN OPTIMALISASI OPERASIONAL AKADEMIK ANALISIS BEBAN KERJA TERHADAP KEBUTUHAN PEGAWAI ADMINISTRASI DALAM MENJAMIN OPTIMALISASI OPERASIONAL AKADEMIK Yusuf Anfas Raden Sudarwo Universitas Terbuka e-mail: yusuf_se@ut.ac.id ABSTRACT The number

Lebih terperinci