PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KOPERASI SAWIT MURNI. (Studi Kasus: Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang) SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KOPERASI SAWIT MURNI. (Studi Kasus: Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang) SKRIPSI"

Transkripsi

1 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KOPERASI SAWIT MURNI (Studi Kasus: Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang) SKRIPSI Oleh: INDRIANI YUNITA SYAHRI AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021

2 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KOPERASI SAWIT MURNI (Studi Kasus: Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang) SKRIPSI Oleh : INDRIANI YUNITA SYAHRI AGRIBISNIS Skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Medan PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021

3

4

5 ABSTRAK Indriani Yunita Syahri ( ) dengan judul penelitian Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Sawit Murni di Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir. M. Jufri, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kinerja karyawan, gaya kepemimpinan yang diterapkan dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada Koperasi Sawit Murni di Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi linear berganda dengan alat bantu SPSS. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kinerja karyawan Koperasi Sawit Murni pada kategori kurang baik, karena kinerja karyawan dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan sehari-hari belum sepenuhnya sesuai dengan harapan pimpinan, gaya kepemimpinan yang diterapkan pimpinan Koperasi Sawit Murni adalah demokratis. Hasil estimasi regresi berganda menunjukkan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi secara nyata oleh gaya kepemimpinan bebas, demokratis dan otoriter. Variabel gaya kepemimpinan demokratis memiliki pengaruh yang paling kuat dibandingkan dengan variabel lainnya terhadap kinerja karyawan pada Koperasi Sawit Murni. Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Kinerja Karyawan

6 ABSTRACT Indriani Yunita Syahri ( ) the research title "The Effect of Leadership Style on Employee Performance at Koperasi Sawit Murni in Tenggulun Village, Aceh Tamiang District, This research was supervised by Mr. Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si as Chairman of the Advisory Commission and Mr. Ir. M. Jufri, M.Si as Member of the Advisory Commission. The purpose of this study was to describe employee performance, applied leadership style and to analyze the influence of leadership style on employee performance at Koperasi Sawit Murni in Tenggulun Village, Aceh Tamiang Regency. The analytical method used is descriptive analysis and multiple linear regression with SPSS tools. The results of the study concluded that the performance of the Koperasi Sawit Murni employees was in a poor category, because the employee's performance in completing tasks and daily work was not in accordance with the expectations of the leadership, the leadership style applied by the leadership of Koperasi Sawit Murni was democratic. The regression results show that it shows that employee performance is significantly influenced by a free, democratic and authoritarian leadership style. The leadership style variable has the strongest influence compared to other variables on employee performance at Koperasi Sawit Murni. Keywords: Leadership Style, Employee Performance

7 RIWAYAT HIDUP Indriani Yunita Syahri, lahir di Perdagangan pada tanggal 19 Juni Penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Ir.rafii Syahri dan Ibu Wiwi Novita RO Tahun 2014 menempuh pendidikan di Program Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut: 1. Tahun 2001 masuk TK Melati Aceh lulus tahun Tahun 2002 masuk SD Negeri Simpang Kiri Aceh lulus tahun Tahun 2008 masuk SMP Swasta Galih Agung Medan lulus tahun Tahun 2011 masuk SMA Galih Agung Medan Lulus tahun Studi Agribisnis Fakultas Pertanian melalui jalur Ujian SNMPTN. 6. Mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Pematang Cengkering Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara dari bulan Juli Agustus Anggota Forum Mahasiswa Ilmuan (FORMILTAN) fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada Tahun Melaksanakan Penelitian di Desa Tenggulun Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada Bulan Maret 2020.

8 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Sawit Murni di Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang. Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan : 1. Kepada kedua orang tua tercinta Bapak Ir. Rafii sayhri dan Ibunda Wiwi Novita RO dan Adikadik saya yang selalu memberikan semangat, nasihat, doa yang tiada putus-putusnya serta dukungan baik secara materi maupun non materi yang tiada henti-hentinya, juga kasih sayang dan perhatiannya yang membawa penulis hingga sampai pada proses akhir pendidikan sarjana ini. 2. Kepada Suami tercinta Abi Candri Winata dan Ananda terkasih Rafa Azka Winata yang menjadi penyemangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Kepada Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec. selaku Ketua Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, yang telah mengarahkan dan memberikan nasehat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Kepada Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memotivasi penulis tanpa mengenal lelah, serta mendukung dan membantu penulis sejak masa perkuliahan hingga dalam penyelesaian skripsi ini. Kebijaksanaan, ketegasan dan ketepatan sikap Bapak menjadi panutan bagi penulis. Untuk itu penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang setinggitingginya. 5. Kepada Bapak Ir. M. Jufri, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan saran serta selalu mengajarkan pentingnya ketelitian dalam segala hal, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9 6. Kepada Dosen Penguji Bapak Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec.yang telah memberi kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. 7. Kepada seluruh dosen Fakultas Pertanian USU khususnya Program Studi Agribisnis yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama masa perkuliahan. 8. Kepada seluruh pegawai Fakultas Pertanian, Khususnya Program Studi Agribisnis yang telah memberikan banyak kemudahan dalam menjalankan perkuliahan dan penyelesaian skripsi.

10 DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii RIWAYAT HIDUP... vi KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Landasan Teori Kepemimpinan Teori Kepemimpinan Fungsi Kepemimpinan Pentingnya Kepemimpinan dalam Organisasi Gaya Kepemimpinan Gaya Otoriter (autocratic) Gaya Demokratik Gaya Paternalistik Gaya Kharismatik Gaya Laissez Faire Kinerja Pengertian Kinerja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Indikator Kinerja Penilaian Kinerja Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja vii

11 2.5 Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Metode Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Uji Penyimpangan Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas Metode Analisis Data Analisis Deskriptif Analisis Regresi Linear Uji Hipotesis (Test of Goodness of Fit) Koefisien Determinasi (R 2 ) Uji Serempak (Uji F) Uji Parsial (Uji - t) Definisi dan Batasan Operasional Definisi Batasan Operasional BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat Koperasi Sawit Murni di Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang Visi dan Misi Koperasi Sawit Murni Legalitas Koperasi Sawit Murni Struktur Organisasi Program Kerja Koperasi Sawit Murni Upaya Koperasi Sawit Murni dalam Pemberdayaan Masyarakat Karakteristik Responden Umur Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Masa Kerja BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gaya Kepemimpinan Gaya Kepemimpinan Bebas Gaya Kepemimpinan Demokratis Gaya Kepemimpinan Otoriter Kinerja Karyawan Koperasi Sawit Murni Analisis Deskriptif Statistik Deskriptif Mean Score Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Sawit viii

12 Murni di Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang Uji Asumsi Klasik Uji Hipotesis BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

13 DAFTAR TABEL Tabel Judul Halaman 1.1 Jumlah Keterlambatan Karyawan Koperasi Sawit Murni Tahun Gaya Kepemimpinan di Koperasi Sawit Murni Skala Likert Rentang Skala Distribusi Responden Berdasarkan Umur Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Distribusi Responden Berdasarkan Gaya Kepemimpinan Bebas Distribusi Responden Berdasarkan Gaya Kepemimpinan Demokratis Distribusi Responden Berdasarkan Gaya Kepemimpinan Otoriter Distribusi Responden Berdasarkan Gaya Kepemimpinan Kepala Koperasi Sawit Murni Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Statistik Deskriptif Mean Score Hasil Uji Normalitas 64 x

14 5.9 Hasil Uji Multikolinearitas Hasil Uji Regresi Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kinerja Karyawan Koperasi Sawit Murni 66 xi

15 DAFTAR GAMBAR Gambar Judul Halaman 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Hasil Uji Hetrokedastisitas 66 xii

16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Judul 1 Karakteristik Karyawan Koperasi Sawit Murni Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang 2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Gaya Kepemimpinan Bebas 3 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Gaya Kepemimpinan Demokratis 4 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Gaya Kepemimpinan Otoriter 5 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Gaya Kepemimpinan 6 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Kinerja 7 Hasil Uji Asumsi Klasik Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Sawit Murni di Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang 8 Hasil Uji Goodness of Fit Test Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Sawit Murni di Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang xiii

17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses kegiatan suatu perusahaan atau organisasi pasti akan mengalami hambatan dalam mencapai tujuannya. Salah satu diantaranya adalah pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM). Banyak perusahaan atau organisasi yang telah mengalami kemunduran bahkan kegagalan dalam mencapai tujuanya hanya karena permasalahan pengelolaan SDM. Salah satu sasaran pengelolaan SDM pada fungsi manajemen organisasi adalah menyangkut masalah kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan seseorang yang ditunjuk melalui kemampuannya untuk memengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya suatu tujuan. Cara dan pola tingkah laku pemimpin diartikan oleh bawahan yang berkerjasama dengannya sebagai gaya kepemimpinan. Menurut Robbins dan Judge (2015), kepemimpinan merupakan kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya suatu tujuan. Kepemimpinan menyangkut proses pengaruh sosial yang disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas dan pengaruh di dalam kelompok atau organisasi. Rivai (2004), kepemimpinan (Leadership) adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada pengikut-pengikutnya melalui proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Seorang pemimpin dalam organisasi harus dapat menciptakan integrasi yang serasi dengan bawahannya juga termasuk dalam membina kerja sama, mengarahkan dan memotivasi bawahan, sehingga tercipta motivasi positif.

18 2 Seorang pemimpin sebagai salah satu bagian dari manajemen memiliki peran penting dalam mempengaruhi dan memberikan sikap serta perilaku dan kelompok, sehingga membentuk gaya kepemimpinan yang pemimpin terapkan untuk mencapai kinerja karyawan yang optimal dan didukung oleh fasilitas organisasi. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kinerja karyawan tersebut adalah menyangkut gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin perusahaan, yaitu bagaimana agar gaya kepemimpinan yang diterapkan dapat menunjang kinerja karyawannya. Informasi mengenai gaya kepemimpinan ini penting diketahui oleh pihak perusahaan sendiri karena gaya kepemimpinan merupakan salah satu komponen penting yang akan mempengaruhi kinerja organisasi. Kepemimpinan dalam usaha berbentuk koperasi memperaktekkan nilainilai yang berpedoman pada prinsip-prinsip koperasi. Sebagai pejabarannya dalam melaksanakan tugas kepemimpinan sehari-hari dalam kerangka manajemen yang bersifat profesional. Disini manajemen profesional berdasarkan nilai-nilai diartikan sebagai peroses, fungsi dan sistem koperasi yang memberi kepastian bagi kesinambungan koperasi yang berbasiskan karyawan-karyawan dan berorientasi kepada komunitas dalam pasar yang kompetitif. Koperasi Sawit Murni di Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang merupakan salah satu Koperasi di Kabupaten Aceh Tamiang bergerak pada bidang perkebunan kelapa sawit. Koperasi Sawit Murni yang memiliki karyawan tetap, dengan komposisi terdiri dari karyawan tetap bagian lapangan dan administrasi yang memiliki uraian dan tanggungjawab pekerjaan masing-masing.

19 3 Penilaian kinerja pada Koperasi Sawit Murni di Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang lebih ditekankan pada tingkat kehadiran, kinerja Koperasi Sawit Murni sangat dipengaruhi oleh tingkat kehadiran dari setiap karyawan yang bekerja pada Koperasi Sawit Murni. Para karyawan setiap bulannya memiliki target kerja harian, mingguan dan bulanan. Untuk mencapai kinerja yang sesuai dengan harapan pimpinan, para karyawan dituntut memiliki disiplin yang tinggi salah satunya jam masuk kantor yang tepat waktu. Karyawan masuk kerja pada pukul Wib dan selesai kerja pada pukul Wib. Jika karyawan terlambat 1 hingga 30 menit maka karyawan tersebut akan dikenakan pengurangan insentif kehadiran sebesar Rp ,-, kemudian jika terlambat diantara 31 menit hingga 1 jam, maka akan dikenakan pengurangan insentif sebesar Rp ,-. Jika karyawan terlambat lebih dari 1 jam, dianggap tidak hadir pada hari kerja tersebut. Berdasarkan data tahun 2017 sampai dengan 2019 diperoleh rekapitulasi tingkat ketepatan jam masuk karyawan seperti terlihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Jumlah Keterlambatan Karyawan Koperasi Sawit Murni Tahun No Rentang Keterlambatan Tahun Menit-30 Menit Menit - 1 Jam Lebih dari 1 Jam Jumlah Sumber : Bagian Administrasi Koperasi Sawit Murni, 2020 Berdasarkan Tabel 1.1. terlihat bahwa jumlah keterlambatan jam masuk kerja terus meningkat, hal ini akan berdampak pada kinerja karyawan tersebut dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah ditetapkan, dan pada akhirnya akan menyebabkan rendahnya kinerja.

20 4 Kinerja karyawan yang optimal sangat diharapkan oleh Koperasi Sawit Murni. Semakin banyak karyawan yang mempunyai kinerja tinggi, maka produktivitas organisasi secara keseluruhan akan meningkat, sehingga perusahaan akan dapat bertahan dalam persaingan global. Karyawan dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Keberhasilan karyawan dapat diukur melalui kedisiplinan karyawan dalam menjalankan tugasnya dan tercapainya optimalisasi kinerja. Salah satu faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja karyawan diantaranya adalah gaya kepemimpinan. Berdasarkan survei pendahuluan terhadap 10 orang karyawan Koperasi Sawit Murni tentang gaya kepemimpinan diperoleh hasil pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Gaya Kepemimpinan di Koperasi Sawit Murni Jawaban No Gaya Kepemimpinan Ya Tidak Jumlah n % n % n % 1 Bebas 8 80,0 2 20, ,0 2 Demokratis 4 40,0 6 60, ,0 3 Otoriter 3 30,0 7 70, ,0 Sumber : Data primer diolah, 2020 Berdasarkan jawaban karyawan sebagai responden ditemukan jawaban yang paling dominan, yaitu sebanyak 80,0% menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang digunakan oleh Kepala pimpinan Koperasi Sawit Murni adalah gaya kepemimpinan bebas. Tipe kepemimpinan seperti ini kurang efektif. Hal ini terlihat dari pimpinan yang kurang dalam pengawasan terhadap karyawan dan pekerjaannya, membiarkan kelompoknya bekerja sendiri tanpa ada arahan yang jelas dari pimpinan, dan menyerahkan semua pekerjaan dan tanggungjawab kepada bawahannya, namun menekankan kedispilinan yang tinggi terhadap semua karyawan. Pekerjaan dalam suatu organisasi seharusnya mempunyai arahan yang

21 5 jelas dari pimpinan. Tentu hal ini harus diperbaiki sebaik mungkin karena peranan pemimpin sangatlah penting dalam suatu pekerjaan. Terdapat faktor-faktor negatif yang dapat menurunkan kinerja karyawan, diantaranya adalah menurunnya keinginan karyawan untuk mencapai kinerja yang optimal, kurangnya ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan, kurang taat terhadap peraturan, pengaruh yang berasal dari lingkungan teman sekerja dan tidak adanya contoh yang harus dijadikan acuan dalam pencapaian kinerja yang baik. Semua itu merupakan beberapa penyebab menurunnya kinerja karyawan dalam bekerja (Nawawi, 2011). Berdasarkan penjelasan pada latar belakang penelitian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Sawit Murni di Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana kinerja karyawan pada Koperasi Sawit Murni di Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang? 2. Bagaimana gaya kepemimpinan yang diterapkan pada Koperasi Sawit Murni di Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang? 3. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada Koperasi Sawit Murni di Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang?.

22 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka sebagai tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis kinerja karyawan pada Koperasi Sawit Murni di Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang. 2. Untuk menganalisis gaya kepemimpinan yang diterapkan pada Koperasi Sawit Murni di Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang. 3. Untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada Koperasi Sawit Murni di Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak pimpinan dalam memberikan sumbangan pemikiran kepada koperasi untuk meningkatkan kinerja karyawan dimasa yang akan datang. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan peneliti untuk mengetahui pengaruh yang diberikan oleh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada Koperasi Sawit Murni di Desa Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang 3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis.

23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen umum, seperti manajemen keuangan, manajemen pemasaran, dan manajemen operasi. Manajemen sumber daya manusia menjadi bidang kajian penting dalam organisasi karena permasalahan yang dihadapi organisasi atau perusahaan bukan hanya persoalan bahan mentah, alat-alat kerja dan produksi, atau modal kerja saja, tetapi juga masalah tenaga kerja atau sumber daya manusia pada pihak yang menjalankan dan mengelola faktor-faktor produksi sekaligus merupakan tujuan dari kegiatan produksi itu sendiri. Menurut Rivai (2005), keberadaan manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, mengurus, dan menggunakan SDM, sehingga dapat berfungsi secara produktif, efektif, dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Kegagalan perusahaan dalam mengelola SDM dapat mengakibatkan perusahaan gagal dalam mencapai sasaran dan tujuannya. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan secara terpadu (Umar dalam Sunyoto, 2013).

24 8 Menurut Dessler (2015) manajemen sumber daya manusia adalah proses memperoleh, melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan, keamanan dan masalah keadilan. Menurut Mathis & Jackson (2012) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dapat diartikan sebagai ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien dalam penggunaan kemampuan manusia agar dapat mencapai tujuan di setiap perusahaan. Menurut Hasibuan (2016) peranan manajemen sumber daya manusia adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job spesification, job reqruitment, dan job evaluation. 2. Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan asas the right man in the right place and the right man in the right job. 3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan pemberhentian. 4. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa yang akan datang. 5. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan perusahaan pada khususnya. 6. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan kebijakan pemberian balas jasa perusahaan sejenis.

25 9 7. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat pekerja. 8. Melaksanakan pendidikan, pelatihan, dan penilai kinerja karyawan. 9. Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal. 10. Mengatur pensiun, pemberhentian, dan pesangonnya. 2.2 Landasan Teori Kepemimpinan Menurut Robbins dan Judge (2014), kepemimpinan merupakan kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya suatu tujuan. Kepemimpinan menyangkut proses pengaruh sosial yang disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas dan pengaruh di dalam kelompok atau organisasi. Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan dapat menyelesaikan tugas-tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya (Handoko, 2014). Kepemimpinan yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan dalam organisasi yang diterapkan oleh pimpinan terhadap bawahannya. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Sementara itu, pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata

26 10 dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain (Handoko, 2014). Ada tiga implikasi penting dari batasan kepemimpinan yaitu: 1. Kepemimpinan harus melibatkan orang lain, yaitu bawahan atau pengikut. Karena kesediaan mereka menerima pengarahan dari pemimpin, anggota kelompok membantu menegaskan status pemimpin dan memungkinkan terjadinya proses kepemimpinan. Tanpa bawahan maka semua sifat kepemimpinan seorang manajer akan menjadi tidak relevan. 2. Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan anggota kelompok. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan beberapa aktivitas anggota kelompok, yang caranya tidak sama antara pemimpin yang satu dengan yang lain. 3. Di samping secara sah mampu memberikan perintah atau pengarahan kepada bawahan atau pengikutnya, pemimpin juga dapat memengaruhi bawahan (Sopiah, 2008) Teori Kepemimpinan Handoko (2014), membagi teori kepemimpinan menjadi 3, yaitu: 1. Teori orang besar atau teori bakat Teori orang besar (the great men theory) atau teori bakat (trait theory) ini adalah teori klasik dari kepemimpinan. Di sini disebutkan bahwa seorang pemimpin dilahirkan, artinya bakat-bakat tertentu yang diperlukan seseorang untuk menjadi pemimpin diperolehnya sejak lahir.

27 11 2. Teori situasi Bertolak belakang dengan teori bakat adalah teori situasi (situasional theory). Teori ini muncul sebagai hasil pengamatan, dimana seseorang sekalipun bukan keturunan pemimpin, ternyata dapat pula menjadi pemimpin yang baik. Hasil pengamatan tersebut menyimpulkan bahwa orang biasa yang jadi pemimpin tersebut adalah karena adanya situasi yang menguntungkan dirinya, sehingga ia memiliki kesempatan untuk muncul sebagai pemimpin. 3. Teori ekologi Sekalipun teori situasi kini banyak dianut, dan karena itu masalah kepemimpinan banyak menjadi bahan studi, namun dalam kehidupan seharihari sering ditemukan adanya seorang yang setelah berhasil dibentuk menjadi pemimpin, ternyata tidak memiliki kepemimpinan yang baik. Hasil pengamatan yang seperti ini melahirkan teori ekologi, yang menyebutkan bahwa seseorang memang dapat dibentuk untuk menjadi pemimpin, tetapi untuk menjadi pemimpin yang baik memang ada bakat-bakat tertentu yang terdapat pada diri seseorang yang diperoleh dari alam Fungsi Kepemimpinan Kepemimpinan dapat dipandang sebagai: 1) kelompok status, 2) tokoh, 3)fungsi, 4) proses. Para direktur, eksekutif, administrator, manajer, boss, kepala, biasanya dimasukkan sebagai tokoh dalam kategori yang disebut kepemimpinan. Personifikasi kepemimpinan menekankan keahlian teknis dan antarpribadi di samping kharisma. Fokus kebanyakan riset dan tulisan tentang

28 12 kepemimpinan adalah pada sifat dan kepribadian dari orang yang menjadi pemimpin dalam situasi yang tidak terstruktur yang seringkali kacau. Para pemimpin muncul karena mereka dapat membentuk dan mengubah situasi, dan dengan demikian membuat suatu sistem makna bersama yang memberikan dasar untuk tindakan terorganisasi (Rivai dan Sagala, 2013). Fungsi kepemimpinan memudahkan tercapainya sasaran kelompok. Dalam organisasi modern, fungsi kepemimpinan dapat dilaksanakan oleh beberapa peserta. Akan tetapi, pujian atau cacian karena sukses atau gagal biasanya ditujukan pada individu-pemimpin formal. Fenomena ini tampak jelas dalam semua organisasi, tetapi terutama menonjol dalam dunia olahraga, dimana para pelatih dan manajer adalah dipuji sebagai pahlawan atau dicaci, kendatipun fakta bahwa banyak variabel yang memengaruhi prestasi tim, termasuk nasib (Rivai dan Sagala, 2013) Pentingnya Kepemimpinan dalam Organisasi Pemimpin merupakan faktor penentu dalam sukses atau gagalnya suatu organisasi. Pengarahan terhadap pekerjaan yang dilakukan pimpinan dalam mencapai tujuan organisasi perusahaan maupun lembaga lembaga harus di berikan oleh pemimpin, sehingga kepemimpinan tersebut dapat menjadi efektif. Menurut Robbins dan Judge (2014) pemimpin menetapkan arah dengan mengembangkan suatu visi terhadap masa depan kemudian mereka menyatukan orang dengan mengkomunikasikan visi ini dan mengilhami mereka untuk mengatasi rintangan. Keadaan ini menggambarkan bahwa kepemimpinan sangat diperlukan, jika suatu organisasi atau perusahaan memiliki perbedaan dengan

29 13 yang lain dapat dilihat dari sejauh mana pemimpinnya dapat bekerja secara efektif. Menurut Kartono (2009) pemimpin yang efisien itu mampu menghadapi setiap permasalahan dengan sikap lebih terbuka, dan dengan itikad baik yang besar dari pada seorang pemimpin kerdil serta non efisien yang selalu dipenuhi oleh ide-ide sempit. 2.3 Gaya Kepemimpinan Menurut Sopiah (2008), para peneliti telah mengidentifikasi dua gaya kepemimpinan, yaitu gaya yang berorientasi pada tugas dan gaya yang berorientasi pada karyawan. Pimpinan yang berorientasi pada tugas mengarahkan dan mengawasi bawahannya secara ketat untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan secara memuaskan. Seorang pimpinan yang mempunyai gaya kepemimpinan seperti ini lebih mementingkan terlaksananya tugas daripada perkembangan dan pertumbuhan bawahan. Pimpinan yang berorientasi pada karyawan berusaha untuk memotivasi daripada melakukan supervisi bawahan. Mereka mendorong anggota kelompok untuk melaksanakan tugas dengan membiarkan anggota kelompok ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berpengaruh kepada mereka dan membawa hubungan yang akrab, penuh kepercayaan, dan penuh penghasilan dengan anggota kelompoknya. Handoko (2014) menjelaskan ciri-ciri pemimpin dengan gaya otoriter, demokratik, paternalistik, kharismatik, dan laissez faire (liberal).

30 Gaya Otoriter (autocratic) Ciri-ciri pemimpin dengan gaya otoriter; a. Selalu menuntut ketaatan penuh bawahan b. Disiplin kerja tinggi dan kaku c. Senang memberi perintah dan instruksi d. Pengambilan keputusan berdasarkan keinginan sendiri e. Organisasi dipergunakan sebagai alat untuk tujuan pribadi dan kekuasaan f. Kekuasaan bersifat sentralistik g. Senang terhadap bawahan yang menurut dan menjilat h. Kurang membina hubungan informal i. Merasa hidup dan matinya organisasi tergantung dirinya j. Memperlakukan bawahan sebagai alat k. Penilaian kinerja bawahan didasarkan pada pemenuhan keinginan atasan. l. Sering mengkambinghitamkan bawahan Gaya Demokratik Ciri-ciri pemimpin dengan gaya demokratik; a. Memandang dirinya sebagai koordinator dan integrator b. Pendekatan multidispliner, holistik dan kolaboratik c. Organisasi adalah wadah untuk mencapai tujuan bersama d. Akomodasi perbedaan perlu untuk kelangsungan organisasi e. Memperlakukan bawahan sebagai bagian terpenting dari organisasi f. Pengambilan keputusan secara mufakat, di atas perbedaan g. Dihormati karena kemampuannya, bukan ditakuti

31 15 h. Bertanggungjawab terhadap kesalahan kolektif i. Memberikan penghargaan kepada bawahan yang berprestasi j. Mengutamakan kepentingan bersama k. Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan secara merata l. Mengetahui kepentingan dan kebutuhan bawahan Gaya Paternalistik Ciri-ciri pemimpin dengan gaya paternalistik; a. Rasa hormat karena orang yang dituakan dan keteladanannya b. Bersikap protektif terhadap bawahan (bersifat kebapakan kepada anak) c. Kebijaksanaannya didasarkan kepada nilai-nilai tradisional, adat istiadat, norma-norma dan etika yang dipercaya d. Persepsi pemimpin dipengaruhi harapan bawahan e. Mengutamakan kebersamaan untuk mencapai tujuan f. Hubungan atasan dan bawahan bersifat konservatif, dan lebih banyak informal g. Bawahan sering dianggap kurang matang (wewenang dan tanggung jawab dibatasi) h. Pemimpin sebagai sentral kekuasaan i. Pengambilan keputusan kurang mengakomodasi bawahan j. Kurang peduli terhadap pencapaian tujuan dan pengembangan organisasi

32 Gaya Kharismatik Ciri-ciri pemimpin dengan gaya kharismatik; a. Kepemimpinan yang diperoleh karena figur dan daya tarik seseorang b. Aspek non fisik menjadi dasar pertimbangan c. Kurang menghargai intelegensia d. Menjalankan organisasi dengan didasarkan intuisi dan pendapat-pendapat pribadi e. Memiliki kekuatan dan kelebihan tertentu f. Sering mengambil gaya kepemimpinan yang bermacam-macam sesuai dengan situasi dan kondisi g. Memandang bawahan sebagai pendukung setia yang harus dipenuhi semua keinginannya h. Loyalitas dan ketaatan menjadi indikator prestasi bawahan i. Mampu menggerakkan sumber daya internal dan eksternal j. Sangat sulit tersinggung, apabila dikritik, bila bersalah k. Kurang menyukai tantangan dan perubahan drastis atau revolusioner Gaya Laissez Faire Ciri-ciri pemimpin dengan gaya laissez faire; a. Kepemimpinan yang didasarkan atas kedekatan seseorang dan keturunan b. Sangat percaya terhadap bawahan, kurang peduli terhadap jalannya organisasi c. Menganggap bawahan sebagai rekan kerja d. Bekerja dengan tipe informal daripada formal

33 17 e. Pendelegasian sangat ekstensif f. Pengambilan keputusan pada tingkat bawah g. Intervensi pimpinan sangat kecil h. Falsafah: tiap karyawan pasti bertanggungjawab i. Kurang menyukai konflik j. Menyukai status quo k. Tidak punya visi dan misi yang jelas Menurut Fremont E. Kast dan Janes E. Rosenzweig (1995) dalam Rivai (2013) ada 3 gaya kepemimpinan dalam kelompok yang relatif menonjol di mana 3 gaya ini berorientasi pada tugas, yaitu : 1. Kepemimpinan gaya otoriter (autocratic) adalah suatu kepemimpinan memengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan kegiatan yang akan dilakukan, diputuskan oleh pemimpin. Dengan ciri tersebut berarti memberikan instruksi secara pasti, menuntut kerelaan, menekankan pelaksanaan tugas, melaksanakan pengawasan tertutup, bawahan tidak memengaruhi keputusan, memakai paksaan, ancaman dan kekuasaan untuk melakukan disiplin serta menjamin pelaksanaannya. 2. Kepemimpinan gaya demokratis (democratic) adalah suatu gaya kepemimpinan di mana bawahan dilibatkan dalam penentuan sasaran strategi dalam pembagian tugas. Dengan ciri tersebut seperti memperhatikan pandangan bawahan, memberikan bimbingan pada masa-masa yang timbul dan melibatkan perasaan sendiri dalam membantu bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.

34 18 3. Kepemimpinan gaya liberal atau laissez faire adalah kemampuan memengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak diserahkan pada bawahan. Ciri kepemimpinan ini, yaitu bawahan menentukan tujuan dan mengambil keputusan sendiri, pemimpin hanya memberikan nasehat atau pengarahan sejauh yang diminta saja. Dari ketiga gaya kepemimpinan di atas pada prinsipnya semuanya baik tergantung pada situasi yang terjadi. Kepemimpinan demokratik adalah yang terbaik dalam keadaan normal. Sedangkan dalam keadaan darurat kepemimpinan otokratik akan lebih baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing gaya kepemimpinan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu kombinasi dari ketiganya disesuaikan dengan kondisi yang ada merupakan gaya kepemimpinan yang terbaik (Rivai, 2013). O Connor (1992) dalam Rivai (2013) membagi 3 bagian gaya kepemimpinan, yaitu demokratis, otokratis, dan liberal. Kelebihan dan kelemahan ketiga gaya tersebut yaitu : 1. Kelebihan a. Demokratis, pemimpin jenis ini dapat mendorong semua orang untuk menyumbangkan keterampilan dan bakatnya, sehingga pekerjaan yang bermutu lebih tinggi dapat lebih banyak diselesaikan. b. Otokratis, pemimpin jenis ini dapat memberikan kecepatan, kesatuan tujuan, dan kejelasan ketika yang diperlukan adalah pengarahan yang teguh. Kadang-kadang sebuah tim baru benar-benar bekerja setelah ada perintah apa yang harus dikerjakan.

35 19 c. Liberal, pemimpin jenis ini sebaiknya melayani orang-orang sangat kreatif dan mampu beradaptasi dengan lingkungan. Gaya ini bermanfaat jika yang diperlukan memang adalah koordinasi dengan kelompok kecil. 2. Kelemahan a. Demokratis, pemimpin jenis ini dapat membuat bawahan yang mengutamakan dilakukannya tindakan secara cepat menjadi frustasi/tidak sabar karena diskusi yang memakan waktu dan kemajuan yang lamban. b. Otokratis, pemimpin jenis ini sangat berat sebelah, sehingga membuat kesal bawahan yang ingin menyumbangkan ide dan informasinya. c. Liberal, pemimpin jenis ini dapat mengakibatkan bawahan merasa tidak jelasnya arah yang harus dituju akibat tidak adanya pengarahan dan bimbingan. 2.4 Kinerja Pengertian Kinerja Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2011). Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel di dalam organisasi (Ilyas, 2012).

36 20 Kinerja merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun tersebut. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi, dan kepentingan. Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber daya manusianya akan memengaruhi sikap dan perilakunya dalam menjalankan kinerja (Wibowo, 2012) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis (1964) dalam Mangkunegara (2011) yang merumuskan bahwa: a. Human performance = Ability + Motivation b. Motivation = Attitude + Situation c. Ability = Knowledge + Skill 1. Faktor Kemampuan Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ = ) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan seharihari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man in the right place, the right man on the right job). 2. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri

37 21 pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang siap secara psikofisik (siap secara mental, fisik, tujuan, dan situasi). Artinya seorang pegawai harus siap mental, maupun secara fisik, memahami tujuan utama, dan target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan, dan menciptakan situasi kerja. David C. Mc Clelland (1987) dalam Mangkunegara (2011) berpendapat bahwa ada hubungan yang positif bermakna antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja. Gibson et al. (2003) menyampaikan model teori kinerja dan melakukan analisis terhadap sejumlah variabel yang memengaruhi perilaku dan kinerja individu. Kinerja individu dipengaruhi oleh variabel individu, psikologis, dan organisasi. Variabel individu dikelompokkan pada sub variabel kemampuan dan keterampilan, latar belakang, dan demografis. Subvariabel kemampuan dan keterampilan merupakan faktor utama yang memengaruhi perilaku dan kinerja individu. Variabel demografis mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan kinerja individu. Variabel psikologik terdiri dari subvariabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi. Variabel ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis. Sukar mencapai kesepakatan tentang pengertian dari variabel tersebut, karena seorang individu

38 22 masuk dan bergabung dalam organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang budaya, dan keterampilan berbeda satu dengan lainnya (Ilyas, 2012). Variabel organisasi, berefek tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu. Variabel organisasi digolongkan dalam subvariabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan desain pekerjaan. Adapun Kopelman, mengemukakan sub-variabel imbalan akan berpengaruh untuk meningkatkan motivasi kerja yang pada akhirnya secara langsung akan meningkatkan kinerja individu Indikator Kinerja Indikator kinerja atau performance indicators kadang-kadang dipergunakan secara bergantian dengan ukuran kinerja (performance measures), tetapi banyak pula yang membedakannya. Pengukuran kinerja berkaitan dengan hasil yang dapat dikuantitatifkan dan mengusahakan data setelah kejadian. Sementara itu, indikator kinerja dipakai untuk aktivitas yang hanya dapat ditetapkan secara lebih kuantitatif atas dasar perilaku yang dapat diamati. Indikator kinerja juga menganjurkan sudut pandang prospektif (harapan ke depan) daripada retrospektif (melihat ke belakang). Hal ini menunjukkan jalan pada aspek kinerja yang perlu diobservasi (Wibowo, 2012). Terdapat tujuh indikator kinerja. Dua diantaranya mempunyai peran sangat penting, yaitu tujuan dan motif. Kinerja ditentukan oleh tujuan yang hendak dicapai dan untuk melakukannya diperlukan adanya motif. Tanpa dorongan motif untuk mencapai tujuan, kinerja tidak akan berjalan. Dengan demikian, tujuan dan motif menjadi indikator utama dari kinerja. Namun, kinerja

39 23 juga memerlukan adanya dukungan sarana, kompetensi, peluang, standar, dan umpan balik (Wibowo, 2012). 1. Tujuan Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh seorang individu atau organisasi untuk dicapai. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa tujuan bukanlah merupakan persyaratan, juga bukan merupakan sebuah keinginan. Tujuan merupakan suatu keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai di masa yang akan datang. 2. Standar Standar mempunyai arti penting karena memberitahukan kapan suatu tujuan dapat diselesaikan. Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Tanpa standar, tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan tercapai. Standar menjawab pertanyaan tentang kapan diketahui bahwa bahwa seseorang sukses atau gagal. Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu mencapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara atasan dan bawahan. 3. Umpan balik Antara tujuan, standar, dan umpan balik bersifat saling terkait. Umpan balik melaporkan kemajuan, baik kualitas maupun kuantitas, dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar. Umpan balik terutama penting ketika seseorang mempertimbangkan real goals atau tujuan sebenarnya. Tujuan yang dapat diterima oleh pekerja adalah tujuan yang bermakna dan berharga. Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

40 24 kemajuan kinerja, standar kinerja, dan pencapaian tujuan. Dengan umpan balik dilakukan evaluasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya dapat dilakukan perbaikan kinerja. 4. Alat atau sarana Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses. Alat atau sarana merupakan faktor penunjang untuk pencapaian tujuan. Tanpa alat atau sarana, tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya. Tanpa alat tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan. 5. Kompetensi Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja. Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik. Orang harus melakukan lebih dari sekedar belajar tentang sesuatu, orang harus dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. 6. Motif Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan dengan insentif berupa uang, memberikan pengakuan, menetapkan tujuan menantang, menetapkan standar terjangkau, meminta umpan balik, memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu melakukan pekerjaan

41 25 menyediakan sumber daya yang diperlukan dan menghapuskan tindakan yang merugikan. 7. Peluang Pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan prestasi kerjanya. Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi, yaitu ketersediaan waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat. Tugas mendapatkan prioritas lebih tinggi, mendapat perhatian lebih banyak, dan mengambil waktu yang tersedia. Jika pekerja dihindari karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas atau kepuasan konsumen, mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan memenuhi syarat untuk berprestasi Penilaian Kinerja Penilaian kinerja merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh pimpinan agar dapat mengetahui apakah karyawan dalam melaksanakan tugas telah memberikan kinerja yang terbaik bagi perusahaan. Untuk itu, sebelum melakukan penilaian kinerja sebaiknya manajemen menetapkan terlebih dahulu tujuan yang akan dicapai dari penilaian kinerja yang akan dilakukan. Penilaian kinerja sebaiknya dilakukan dengan adanya aturan dan kaidah yang jelas serta diikuti dengan kemampuan dari penilai yang mempunyai sifat objektif dan independen sehingga dapat memberikan hasil yang akurat. Menurut Suhendi dan Anggara (2010), secara teoritis tujuan penilaian dikategorikan sebagai suatu sifat Evaluation dan Development, dalam hal ini suatu yang bersifat evaluation, yaitu :

42 26 1. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi 2. Hasil penilaian digunakan sebagai Staffing Decision 3. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar mengevaluasi sistem seleksi. Sementara itu, adapun yang bersifat development penilai harus menyelesaikan, yaitu : 1. Prestasi real yang dicapai individu 2. Kelemahan-kelemahan individu yang menghambat kinerja 3. Prestasi yang dikembangkan Manfaat penilaian kinerja karyawan oleh Suhendi dan Anggara (2010), yaitu : 1. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi 2. Perbaikan kinerja 3. Kebutuhan latihan dan pengembangan 4. Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian, dan perencanaan tenaga kerja 5. Untuk kepentingan penelitian pegawai 6. Membantu organisasi terhadap kesalahan desain pegawai Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Gaya kepamimpinan merupakan suatu pola tingkah laku yang disukai pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinanya sendiri. Pemimpin dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik apabila pemimpin tersebut dapat menyesuaikan dengan situasi kerja yang dihadapinya. Seorang pemimpin harus

43 27 menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya (Waridin dan Bambang Guritno, 2005). Suranta (2002) dan Tampubolon (2007) menyatakan bahwa faktor kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. 2.5 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu mengenai Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan yang pernah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Menurut hasil penelitian Rendyka Dio Siswanto dan Djambur Hamid (2017) yang berjudul Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan di PT Freeport Indonesia, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui dan manganalisis secara simultan dan parsial pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di PT Freeport Indonesia. Metode analisis yang dilakukan dengan kuesioner yang disebarkan kepada 53 karyawan PT Freeport Indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis linear berganda. Hasil penelitian yang diperoleh adalah secara simultan dan parsial variabel gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. 2. Menurut hasil penelitian Kartika Fitri Ardhini (2014) yang berjudul Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Koperasi Karyawan Minyak Caltex di Rumbai Pekanbaru, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui dan manganalisis secara simultan dan parsial pengaruh gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan pada Koperasi Karyawan Minyak Caltex di Rumbai Pekanbaru. Metode

44 28 analisis yang dilakukan dengan kuesioner yang disebarkan kepada 45 orang karyawan Minyak Caltex. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis linear berganda. Hasil penelitian yang diperoleh adalah secara parsial variabel gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja koperasi karyawan Minyak Caltex. Hal ini terjadi karena pimpinan di koperasi kurang berkonsultasi dengan anak buah, memperlakukan anak buah kurang adil, pimpinan juga kurang berbaur dengan anak buah. 3. Menurut hasil penelitian Desi Rosmala Dewi dkk., (2017) yang berjudul Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Ketua Umum dengan Kinerja Karyawan Koperasi (Kasus di Koperasi Serba Usaha Tandangsari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat), dengan tujuan penelitian untuk mengetahui dan manganalisis hubungan antara gaya kepemimpinan ketua umum dengan kinerja karyawan di KSU Tandangsari. Metode analisis yang dilakukan dengan kuesioner yang disebarkan kepada 54 orang karyawan untuk mewakili karyawan KSU Tandangsari. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis uji koefisien korelasi rank spearman. Hasil penelitian yang diperoleh adalah terdapat hubungan yang kuat antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan di KSU Tandangsari dengan koefisien korelasi (rs) sebesar 0,717. Angka yang positif menunjukan bahwa kedua variabel memiliki hubungan searah yang berarti semakin demokrasi gaya kepemimpinan maka semakin tinggi pula kinerja karyawan. 4. Menurut hasil penelitian Steven Christian Pangandaheng dkk., (2017) yang berjudul Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sulawesi Utara, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui dan manganalisis secara simultan dan parsial pengaruh Gaya

II. LANDASAN TEORI. dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok

II. LANDASAN TEORI. dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen sebagai ilmu mengandung pengertian bahwa ilmu manajemen itu dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok (berorganisasi). Misalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan aset penting dan berperan sebagai faktor penggerak utama dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemimpin adalah merupakan inisiator, motivator, stimulator, dinamisator, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemimpin adalah merupakan inisiator, motivator, stimulator, dinamisator, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Beberepa pengertian pemimpin menurut para ahli adalah sebagai berikut: Pemimpin adalah merupakan inisiator, motivator, stimulator,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Anggia (2005), dengan judul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan asset dalam suatu organisasi atau perusahaan dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2009:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM) 9 II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan suatu sumber daya yang tidak dapat diikuti oleh

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Setelah mengemukakan latar belakang penelitian yang diantaranya memuat rumusan masalah dan ruang lingkup

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepemimpinan Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan (Hasibuan, 2008).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kinerja Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi yang sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Pegawai 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan tingkat pencapaian hasil ataas pelaksanaan tugas tertentu. Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia kinerja

Lebih terperinci

Universitas Diponegoro,

Universitas Diponegoro, PENGARUH PENEMPATAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. BRI (PERSERO), TBK CABANG SEMARANG PATTIMURA Elizabeth Febrianti Widianingsih 1, Saryadi 2, &

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi,

Lebih terperinci

Pertemuan Kedua Ketiga Manajemen Sumber Daya Manusia

Pertemuan Kedua Ketiga Manajemen Sumber Daya Manusia Pertemuan Kedua Ketiga Manajemen Sumber Daya Manusia Persamaan MSDM dan Manajeen Personalia adalah keduanya merupakan ilmu yang mengatur unsur manusia dalam suatu organisasi, agar mendukung terwujudnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu : 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk mendapat pengertian tentang Manajemen Sumber Daya Manusia, maka penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan adalah kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan adalah kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Tanpa inspirasi pemimpin,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Rachmawati (2010:3) manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses pernecanaan, pengorganisasian,

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip 1 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Sebagai bahan perbandingan dalam Penelitian terdahulu yang berjudul Gaya

BAB II URAIAN TEORITIS. Sebagai bahan perbandingan dalam Penelitian terdahulu yang berjudul Gaya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sebagai bahan perbandingan dalam Penelitian terdahulu yang berjudul Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan, diantaranya dikemukakan oleh Rizky Putra

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai bentuk ativitas. Brahmasari (2004) mengemukakan bahwa kinerja adalah pencapaian atas tujuan organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Banyak para ahli berusaha untuk memberikan pengertian tentang manajemen, walaupun definisi yang dikemukakan mereka berbeda satu sama lainnya, namun pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja (prestasi kerja) menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2001 :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja (prestasi kerja) menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2001 : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Umum Tentang Kinerja Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan salah satu dimensi kompetensi yang sangat menentukan terhadap kinerja atau keberhasilan organisasi.esensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kompensasi merupakan seseuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kompensasi merupakan seseuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Kompensasi merupakan seseuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari kontribusi jasa mereka pada perusahaan (Werther dalam Mangkuprawira

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapai produktivitas kerja karyawan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. tercapai produktivitas kerja karyawan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perekonomian dan teknologi secara terus-menerus berkembang dan bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan kinerja disegala sektor usaha agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi sekarang ini dipahami sebagai suatu wadah atau tempat berkumpulnya manusia dalam melaksanakan suatu aktivitas kerjasama antara dua orang atau lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Defenisi Kinerja Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perilaku Organisasi Menurut Thoha (2007:5) perilaku organisasi merupakan suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang jelas untuk dijadikan sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang jelas untuk dijadikan sebagai landasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan memiliki tujuan yang jelas untuk dijadikan sebagai landasan dalam membuat kebijakan dan melaksanakan usahanya sehingga dapat mencapai tujuan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA GRISSEE COFFEE & RESTO

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA GRISSEE COFFEE & RESTO PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA GRISSEE COFFEE & RESTO Oleh : Susi Sasi 13051025 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Kepemimpinan Pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing yang ada menggunakan prinsip keterbukaan terhadap karyawan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA PERAWAT RUANG PERAWATAN SILOAM HOSPITALS SURABAYA SKRIPSI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA PERAWAT RUANG PERAWATAN SILOAM HOSPITALS SURABAYA SKRIPSI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA PERAWAT RUANG PERAWATAN SILOAM HOSPITALS SURABAYA SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan Pemberian definisi antara pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat disamakan. Oleh karena pemimpin merupakan individunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang cukup diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang cukup diminati oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang cukup diminati oleh sebagian besar masyarakat dari luar kota, khususnya pada saat akhir pekan maupun ketika

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: gaji, insentif, kinerja karyawan. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: gaji, insentif, kinerja karyawan. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh Gaji dan Insentif terhadap Kinerja Karyawan. Data diperolah dengan menyebarkan kuesioner pada 207 karyawan PT. Pos Indonesia (PERSERO)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Defenisi Kepemimpinan Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2013:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi menghadapi perubahan seiring dengan perkembangan bisnis, perubahan lingkungan bisnis, serta tuntutan yang semakin tinggi dari pelanggan. Organisasi dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. perusahaan sektor publik. Salah satu perusahaan sektor publik yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. perusahaan sektor publik. Salah satu perusahaan sektor publik yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut perusahaan untuk dapat beroperasi secara efektif dan efisien. Terwujudnya efisiensi bagi perusahaan sangat bergantung

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA P.T ALTRAK 1978 CABANG MEDAN

SKRIPSI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA P.T ALTRAK 1978 CABANG MEDAN SKRIPSI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA P.T ALTRAK 1978 CABANG MEDAN OLEH RIKKI LINGGA 070502108 PROGRAM STUDI STRATA-I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : penilaian kinerja, kompensasi, produktivitas kerja. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : penilaian kinerja, kompensasi, produktivitas kerja. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh Penilaian kinerja dan Kompensasi terhadap Produktivitas kerja (Studi Pada PT Sinar Sakti Matra Nusantara). Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja

BAB II URAIAN TEORITIS. Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja karyawan Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Kampus Medan menyatakan bahwa variabel Stress

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) II TANJUNG MORAWA-MEDAN

SKRIPSI PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) II TANJUNG MORAWA-MEDAN SKRIPSI PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) II TANJUNG MORAWA-MEDAN OLEH DOGES SITORUS PANE 070502111 PROGRAM STUDI STRATA-I

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Kinerja Karyawan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Kinerja Karyawan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menguji bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan, penelitian ini merupakan suatu studi kasus pada perusahaan properti

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PRESTASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS.

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PRESTASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS. ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PRESTASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS Oleh ZULMAYANI 087019162/IM E K O L A H S PAS C A S A R JA N A SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Pada dasarnya manusia bekerja ingin memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai menghargai

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi persyaratan Penyusunan skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Oleh : Vivi Anaviyah

SKRIPSI. Untuk memenuhi persyaratan Penyusunan skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Oleh : Vivi Anaviyah PENGARUH PELATIHAN PEGAWAI DAN PROMOSI JABATAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BAGIAN TATA USAHA PUSAT SUMBER DAYA AIR TANAH DAN GEOLOGI LINGKUNGAN BANDUNG SKRIPSI Untuk memenuhi persyaratan Penyusunan skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada sebuah organisasi pemerintahan, kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh kepemimpinan, melalui kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Seorang pemimpin memainkan peranan yang sangat dominan dalam

BAB II KERANGKA TEORI. Seorang pemimpin memainkan peranan yang sangat dominan dalam BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Gaya Kepemimpinan Seorang pemimpin memainkan peranan yang sangat dominan dalam kehidupan organisasi. Peranan yang dominan tersebut bukan sama sekali untuk mengurangi, apalagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Hasibuan (2012:10) mengatakan bahwa, manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PERTANIAN KLAMPOK DI BANJARNEGARA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PERTANIAN KLAMPOK DI BANJARNEGARA PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PERTANIAN KLAMPOK DI BANJARNEGARA Artikel Publikasi Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti perencanaan, pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DIVISI REGIONAL III SUMATERA SELATAN

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DIVISI REGIONAL III SUMATERA SELATAN PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DIVISI REGIONAL III SUMATERA SELATAN LAPORAN AKHIR Dibuat untuk memenuhi syarat menyelesaikan pendidikan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kompensasi telah dilakukan oleh Nurmala (2003) dengan judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KAB. BONE BOLANGO

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KAB. BONE BOLANGO PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KAB. BONE BOLANGO NOVRIYANTI SUMAS SI MANAJEMEN ABSTRAK Novriyanti Sumas, NIM 931 409 084 Pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang penting yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, baik perusahaan yang bergerak dibidang industri, perdagangan maupun jasa akan berusaha untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS, FASILITAS KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS, FASILITAS KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS, FASILITAS KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH DONNA RIA SITEPU 120521042 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI, COACHING, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA OPERATION OFFICER PADA DIVISI MIKRO BANK MEGA SYARIAH

PENGARUH KOMPETENSI, COACHING, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA OPERATION OFFICER PADA DIVISI MIKRO BANK MEGA SYARIAH PENGARUH KOMPETENSI, COACHING, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA OPERATION OFFICER PADA DIVISI MIKRO BANK MEGA SYARIAH KARYA AKHIR DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG Eko Yuliawan STIE Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 eko_yuliawan@mikroskil.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Karyawan 2.1.1. Pengertian Kinerja Keberhasilan suatu organisasi dalam melaksanakan tugasnya dapat dilihat dari kinerja individunya. Kinerja perlu dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian yang berhubungan dengan masalah penempatan tenaga kerja Maisaroh (2007) dengan judul: Pengaruh penempatan karyawan terhadap kinerja karyawan

Lebih terperinci

ANALISIS PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN, DISIPLIN KERJA SERTA KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA PT. ALFA SCORPII CABANG SETIA BUDI MEDAN

ANALISIS PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN, DISIPLIN KERJA SERTA KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA PT. ALFA SCORPII CABANG SETIA BUDI MEDAN ANALISIS PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN, DISIPLIN KERJA SERTA KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA PT. ALFA SCORPII CABANG SETIA BUDI MEDAN GELADIKARYA Oleh : ERWIN SISWANTO NIM 127007056 SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. dapat tercapai dengan rangkaian yang teratur dan tersusun baik.sedangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. dapat tercapai dengan rangkaian yang teratur dan tersusun baik.sedangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Manajemen Pengertian manajemen menurut Wilson Bangun adalah suatu rangkaian aktivitas yang dikerjakan oleh para anggota organisasi agar tujuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Gaya kepemimpinan, kompensasi, dan motivasi. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Gaya kepemimpinan, kompensasi, dan motivasi. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh gaya kepemimpinan, kompensasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara VIII Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA (Studi Pada Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Unit Pelayanan dan Jaringan Kabupaten sampang) Dhanang Bayu Pratama Bambang Swasto Sunuharyo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN SPESIALISASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PT. LANGKAT NUSANTARA KEPONG (LNK) Oleh :

SKRIPSI PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN SPESIALISASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PT. LANGKAT NUSANTARA KEPONG (LNK) Oleh : SKRIPSI PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN SPESIALISASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PT. LANGKAT NUSANTARA KEPONG (LNK) Oleh : BERLIYANTA GINTING 110502242 PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Teori Kepemimpinan. Teori x, y. Z Teori TRAIT (Bakat) Teori Perilaku Teori Situasional

Teori Kepemimpinan. Teori x, y. Z Teori TRAIT (Bakat) Teori Perilaku Teori Situasional KEPEMIMPINAN Pengertian Kepemimpinan menurut Farland adalah proses interpersonal yang mempengaruhi kegiatan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan. Menurut Sullivan dan Decker kepemimpinan adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen.

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. BPR Harta Swadiri Pandaan - Pasuruan)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. BPR Harta Swadiri Pandaan - Pasuruan) PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. BPR Harta Swadiri Pandaan - Pasuruan) Hary Prima Indianto Djudi Mukzam Arik Prasetya Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

PENGARUH IKLIM ORGANISASI, KOMITMEN PEGAWAI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PT. XL AXIATA MEDAN TESIS. Oleh

PENGARUH IKLIM ORGANISASI, KOMITMEN PEGAWAI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PT. XL AXIATA MEDAN TESIS. Oleh PENGARUH IKLIM ORGANISASI, KOMITMEN PEGAWAI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PT. XL AXIATA MEDAN TESIS Oleh LANY UTAMI PUTRI 087019031/IM S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun 2.1 Uraian Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Imbalan Imbalan merupakan motivator yang positif bagi para karyawan untuk meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun karyawan

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KINERJA PEGAWAI BERDASARKAN DP3 DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN GELADIKARYA

ANALISIS PENILAIAN KINERJA PEGAWAI BERDASARKAN DP3 DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN GELADIKARYA ANALISIS PENILAIAN KINERJA PEGAWAI BERDASARKAN DP3 DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN GELADIKARYA Oleh: INDAH SARI LIZA LUBIS NIM. 127007007 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bawahannya untuk senantiasa produktif sebab semangat keberadaan seorang

BAB I PENDAHULUAN. bawahannya untuk senantiasa produktif sebab semangat keberadaan seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam suatu organisasi atau unit usaha baik itu formal atau informal, membutuhkan seorang pemimpin yang dapat memberikan semangat kepada bawahannya untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah cara mengatur kegiatan agar berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan secara optimal sesuai dengan yang diinginkan Hartatik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kepuasan Kerja 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi atau perusahaan selalu mempunyai berbagai macam tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi, salah satunya diperlukan sumber daya

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA HOTEL GARUDA DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA HOTEL GARUDA DI PONTIANAK GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA HOTEL GARUDA DI PONTIANAK Andi Julio Email:andi_julio0909@yahoo.com Program StudiManajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Setiap perusahaan memiliki tujuan dan

Lebih terperinci

pengaruh variabel bebas (X1, dan X2) adalah besar terhadap adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). BAB II URAIAN TEORITIS

pengaruh variabel bebas (X1, dan X2) adalah besar terhadap adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). BAB II URAIAN TEORITIS 3). Koefisien determinasi (R²) Koefisen determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R² semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, sumber daya manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu

Lebih terperinci

Pendetakan tradisional

Pendetakan tradisional teori dasar KEPEMIMPINAN BISNIS TEORI CIRI Pendetakan tradisional fisik: tinggi, besar, daya tarik, ketahanan tubuh, dll. sosiologis: ketegasan, kebijaksanaan, status, kepercayaan pada orang, dll. kepribadian:

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT BANYUASIN II KABUPATEN BANYU ASIN TESIS

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT BANYUASIN II KABUPATEN BANYU ASIN TESIS ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT BANYUASIN II KABUPATEN BANYU ASIN TESIS Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Manajemen Pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masakah Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat mengatasi persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia adalah sangat diperlukannya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: gaya kepemimpinan, motivasi, dan kinerja karyawan. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: gaya kepemimpinan, motivasi, dan kinerja karyawan. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Pos Indonesia (PERSERO)

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG PEMBANTU MEDAN MARELAN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG PEMBANTU MEDAN MARELAN PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG PEMBANTU MEDAN MARELAN TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepemimpinan Sebagaimana diketahui bahwa sumber daya manusia memegang peranan penting diperusahaan dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan, dimana terdapat sekelompok orang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. desentralistik. Dari sisi desentralistik, Undang-Undang Nomor : 32 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. desentralistik. Dari sisi desentralistik, Undang-Undang Nomor : 32 Tahun 2004 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan diundangkanya Undang-Undang Nomor : 22 Tahun 1999 yang kemudian diperbarui melalui Undang-Undang Nomor : 32 Tahun 2001 tentang Pemerintah Daerah merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin.

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang usahanya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin globalnya perekonomian yang disertai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin globalnya perekonomian yang disertai dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin globalnya perekonomian yang disertai dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi ditambah dengan kompleksitas aktivitas manusia yang secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Sebelum kita lebih jauh mengupas masalah kompensasi dan motivasi, ada perlunya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Kinerja merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, work

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Kinerja merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, work BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Kinerja Kinerja merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, work performance atau job performance tetapi dalam bahasa Inggrisnya sering

Lebih terperinci

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Wukir (2013:134), kepemimpinan merupakan seni memotivasi dan mempengaruhi sekelompok orang untuk bertindak mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumber daya Manusia merupakan bagian dari manajemen umum yang memfokuskan diri pada unsur sumberdaya manusia. Perhatian ini mencakup fungsi

Lebih terperinci