BENTUK-BENTUK FORMULIR PENAGIHAN PAJAK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1997 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BENTUK-BENTUK FORMULIR PENAGIHAN PAJAK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1997 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA"

Transkripsi

1 BENTUK-BENTUK FORMULIR YANG TERCANTUM DALAM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-19/PJ/1995 TANGGAL 23 PEBRUARI 1995 YANG DIUBAH DAN DINYATAKAN TIDAK BERLAKU LAGI No. Bentuk Form Nama Ket. 1. KP. RIKPA 4.1 Permohonan Angsuran dan Penundaan Pembayaran Hal KP. RIKPA 4.2 Tanda Terima Surat Permohonan Mengangsur atau Menunda Pembayaran Hal KP. RIKPA 4.3 Keputusan Direktur Jenderal tentang Angsuran Pembayaran Hal KP. RIKPA 4.4 Keputusan Direktur Jenderal tentang Penundaan Pembayaran Hal KP. RIKPA 4.5 Keputusan Direktur Jenderal tentang penolakan atas Permohonan Angsuran/Pembayaran Hal KP. RIKPA 4.6 Surat Teguran Hal KP. RIKPA 4.7 Surat perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus Hal KP. RIKPA 4.8 Surat Paksa Hal KP. RIKPA 4.9 Laporan Pelaksanaan Surat Paksa Hal KP. RIKPA 4.11 Tanda Terima Biaya Pelaksanaan Surat Paksa/Sita Hal KP. RIKPA 4.12 Surat Perintah Melakukan Penyitaan Hal KP. RIKPA 4.13 Berita Acara Pelaksanaan Sita Hal KP. RIKPA 4.14 Kutipan Bentuk Acara Sita Hal KP. RIKPA 4.15 Pencabutan Sita Hal KP. RIKPA 4.16 Pemberitahuan Penyitaan Barang Tidak Bergerak Atas Nama Wajib Hal KP. RIKPA 4.17 Permintaan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan Hal 145

2 BENTUK-BENTUK FORMULIR PENAGIHAN PAJAK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1997 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA No. Bentuk Form Nama Ket. 1. KP. RIKPA Permohonan Angsuran dan Penundaan Pembayaran Diubah 2. KP. RIKPA Tanda Terima Surat Permohonan Mengangsur atau Menunda Pembayaran Diubah 3. KP. RIKPA Keputusan Direktur Jenderal tentang Angsuran Pembayaran Diubah 4. KP. RIKPA Keputusan Direktur Jenderal tentang Penundaan Pembayaran Diubah 5. KP. RIKPA Keputusan Direktur Jenderal tentang Penolakan atas Permohonan Angsuran/Pembayaran Diubah 6. KP. RIKPA Surat Teguran Diubah 7. KP. RIKPA Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus Diubah 8. KP. RIKPA Surat Paksa Diubah 9. KP. RIKPA Laporan Pelaksanaan Surat Paksa Diubah 10. KP. RIKPA Tanda Terima Biaya Pelaksanaan Surat Paksa/Sita Diubah 11. KP. RIKPA 4.11a-97 Permintaan Pemblokiran Kekayaan Penanggung Baru 12. KP. RIKPA Surat Perintah Melakukan Penyitaan Diubah 13. KP. RIKPA Berita Acara Pelaksanaan Sita Diubah 14. KP. RIKPA 4.13a-97 Lampiran Berita Acara Pelaksanaan Sita Baru 15. KP. RIKPA Kutipan Berita Acara Sita/Segel Sita Diubah 16. KP. RIKPA Pencabutan Sita Diubah 17. KP. RIKPA Pemberitahuan Penyitaan Barang Tidak Bergerak Atas Nama Wajib Diubah 18. KP. RIKPA 4.16a-97 Pemberitahuan Penyitaan Obligasi, Saham dan Sejenisnya Baru 19. KP. RIKPA 4.16b-97 Pemberitahuan Penyitaan Deposito, Tabungan, Saldo Rekening Koran, Giro atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu 20. KP. RIKPA 4.16c-97 Pemberitahuan Penyitaan Piutang Baru 21. KP. RIKPA Permintaan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan Diubah 22. KP. RIKPA 4.17a-97 Kesempatan Terakhir Baru Baru

3 KANTOR PELAYANAN PAJAK... Nomor : Kepada Yth. Pokok : Permohonan DIREKTUR JENDERAL PAJAK Mengangsur pembayaran pajak u.p. Kepala Kantor Pelayanan Menunda pembayaran pajak di - Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : NPWP : Alamat : Badan Orang Pribadi Bertindak selaku : Pengurus Kuasa (Diisi bila pemohon adalah badan atau bila permohonan dilakukan oleh kuasanya dengan dilampiri surat kuasa) menyatakan masih mempunyai utang pajak berdasarkan STP, SKPKB, SKPKBT, SK. Pembetulan, SK. Keberatan, Putusan Banding, sebagai berikut: Jenis Tahun Nomor Ketetapan/ Keputusan/Putusan Tanggal Jatuh tempo pembayaran Jumlah pajak yang masih harus dibayar (Rp) Terhadap utang pajak tersebut di atas, saya mengajukan permohonan : Mengangsur pembayaran pajak dengan : - jumlah masa angsuran sebanyak kali; dan - besarnya pembayaran tiap angsuran : Rp ( ) menunda pembayaran s/d tanggal dengan alasan : mengalami kesulitan likuiditas (posisi Kas, Bank, dan utang piutang pertanggal terlampir); mengalami kesulitan di luar kekuasaan (keterangan terlampir); Memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Pasal 2 ayat (2) Keputusan Direktur Jenderal Nomor KEP-53/PJ/1995 tanggal 23 Juni 1995 saya bersedia memberikan jaminan berupa : Bank Garansi; Perhiasan, kendaraan bermotor (Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor), sertifikat tanah; Gadai dari barang bergerak lainnya; Penyerahan hal milik secara kepercayaan; Hipotik/Hak Tanggungan; Penanggungan utang oleh Pihak Ketiga., Pemohon Beri tanda X pada yang sesuai KP. RIKPA ( )

4 KANTOR PELAYANAN PAJAK... TANDA TERIMA Telah terima dari : Nama NPWP Alamat : : : Surat Permohonan Mengangsur Pembayaran /Surat Permohonan Menunda Pembayaran untuk : STP Nomor : SKPKB Nomor : SKPKBT Nomor : SK. Pembetulan Nomor : SK. Keberatan Nomor : Putusan Banding Nomor :, A.n. Kepala Kantor Pelayanan, Beri tanda X pada yang sesuai NIP. KP. RIKPA

5 KANTOR PELAYANAN PAJAK KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : KEP /WPJ. /KP /20 TENTANG ANGSURAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK Membaca : Surat Permohonan Menunda Pembayaran Nomor tanggal yang diajukan oleh Wajib NPWP; Menimbang : Bahwa setelah diadakan penelitian ternyata alasan-alasan Wajib untuk menunda pembayaran pajak telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 606/KMK.04/1994; Mengingat : 1. Pasal 9 ayat (4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3262) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994, (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3566); 2. Pasal 9 ayat (1) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 606/KMK.04/1994 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran, Tempat Pembayaran, Tata cara Pembayaran, dan Pelaporan, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran ; MEMUTUSKAN : Menetapkan : Memberikan persetujuan kepada Wajib : Nama : NPWP : Alamat : untuk menunda pembayaran pajak atas utang pajak berdasarkan STP SKPKB SKPKBT SK. Pembetulan SK. Keberatan Putusan Banding sebagai berikut : Jenis Tahun Nomor Ketetapan/ Keputusan/Putusan Tgl jatuh tempo pembayaran Jumlah pajak yang masih harus dibayar (Rp) dengan ketentuan sebagai berikut : Angsuran ke Jumlah angsuran Jumlah bunga Tanggal pembayaran Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp, A.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK, Beri tanda X pada yang sesuai KP. RIKPA NIP.

6 KANTOR PELAYANAN PAJAK... KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : KEP /WPJ. /KP /20 TENTANG PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK Membaca : Surat Permohonan Menunda Pembayaran Nomor tanggal yang diajukan oleh Wajib...NPWP; Menimbang : Bahwa setelah diadakan penelitian ternyata alasan-alasan Wajib untuk menunda pembayaran pajak telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 606/KMK.04/1994; Mengingat : 1. Pasal 9 ayat (4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3262) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994, (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3566); 2. Pasal 9 ayat (1) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 606/KMK.04/1994 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran, Tempat Pembayaran, Tata cara Pembayaran, dan Pelaporan, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran ; MEMUTUSKAN : Menetapkan : Memberikan persetujuan kepada Wajib : Nama : NPWP : Alamat : untuk menunda pembayaran pajak atas utang pajak berdasarkan STP SKPKB SKPKBT SK. Pembetulan SK. Keberatan Putusan Banding sebagai berikut : Jenis Tahun Nomor Ketetapan/ Keputusan/Putusan Tgl jatuh tempo pembayaran Jumlah pajak yang masih harus dibayar (Rp) dengan ketentuan sebagai berikut : sampai dengan tanggal dengan dikenakan bunga sejumlah Rp, A.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK Beri tanda X pada yang sesuai NIP.

7 KANTOR PELAYANAN PAJAK KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : KEP /WPJ. /KP /20 TENTANG PENOLAKAN ATAS PERMOHONAN ANGSURAN/PENUNDAAN) PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK Membaca : Surat Permohonan Menunda Pembayaran Nomor tanggal, yang diajukan oleh Wajib NPWP; Menimbang : Bahwa setelah diadakan penelitian ternyata alasan-alasan Wajib untuk menunda pembayaran pajak telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 606/KMK.04/1994; Mengingat : 1. Pasal 9 ayat (4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3262) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994, (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3566); 2. Pasal 9 ayat (1) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 606/KMK.04/1994; MEMUTUSKAN : Menetapkan : Menolak Permohonan Angsuran/Penundaan*) Pembayaran yang diajukan oleh Wajib : Nama : NPWP : Alamat :, A.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK NIP. *) Coret yang tidak perlu KP. RIKPA

8 KANTOR PELAYANAN PAJAK... Nomor : TEGURAN Menurut tata usaha kami hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak sebagai berikut : Jenis Tahun No.& tgl.stp/skpkb/skpkbt /SK. Pembetulan/SK. Keberatan/ Putusan Banding *) Tgl jatuh tempo pembayaran Jumlah tunggakan pajak (Rp) ( ) Jumlah : Rp Untuk mencegah tindakan penagihan pajak dengan Surat Paksa berdasarkan Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 maka diminta kepada Saudara agar melunasi jumlah tunggakan pajak dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran ini. Dalam hal ini Saudara telah melunasi tunggakan pajak tersebut di atas, dimohon agar Saudara segera melaporkan kepada kami (Seksi Penagihan). PERHATIAN PAJAK HARUS DILUNASI DALAM WAKTU 7 (TUJUH) HARI SETELAH TANGGAL SURAT TEGURAN INI. SESUDAH BATAS WAKTU ITU TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKAN DILANJUTKAN DENGAN PENERBITAN SURAT PAKSA. (Pasal 18 Ayat (2) UU Nomor 9 Tahun 1994) (Pasal 8 UU Nomor 19 Tahun 1997), 20 Kepala Kantor NIP *) Coret yang tidak perlu KP. RIKPA

9 KANTOR PELAYANAN PAJAK Kepada Yth. Nama NPWP Alamat : : : DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PELAYANAN PAJAK Nomor : SURAT PERINTAH PENAGIHAN PAJAK SEKETIKA DAN SEKALIGUS Berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 20 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dan Pasal 6 Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan dengan Surat Paksa, dengan ini diperintahkan kepada : Nama Wajib /Penanggung : NPWP : Alamat : Untuk melunasi sekaligus utang pajak sejumlah Rp menurut perincian berikut: Jenis Tahun No.& tgl.stp/skpkb/skpkbt /SK. Pembetulan/SK. Keberatan/ Putusan Banding *) Tgl jatuh tempo pembayaran Jumlah tunggakan pajak (Rp) ( ) pada hari tanggal bulan tahun Jumlah : Rp, 20 Kepala Kantor *) Coret yang tidak perlu KP. RIKPA NIP.

10 KANTOR PELAYANAN PAJAK SURAT PAKSA Nomor : DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK Menimbang : Nama Wajib /Penanggung : NPWP : Alamat : menunggak pajak sebagaimana tercantum di bawah ini : Jenis Tahun No.& tgl.stp/skpkb/skpkbt /SK. Pembetulan/SK. Keberatan/ Putusan Banding *) Jumlah tunggakan pajak (Rp) Jumlah : Rp ( ) Dengan ini : 1. Memerintahkan Wajib /Penanggung untuk membayar jumlah tunggakan pajak tersebut ke kantor Pos dan Giro / Bank Persepsi, ditambah dengan biaya penagihan dalam waktu 2 (dua) kali dua puluh empat jam sesudah pemberitahuan Surat Paksa ini. 2. Memerintahkan kepada Jurusita yang melaksanakan Surat Paksa ini atau Jurusita lain yang ditunjuk untuk melanjutkan pelaksanaan Surat Paksa untuk melakukan penyitaan atas barang-barang milik Wajib /Penanggung apabila dalam waktu 2 (dua) kali dua puluh empat jam Surat Paksa ini tidak dipenuhi. PERHATIAN PAJAK HARUS DILUNASI DALAM WAKTU 2 x 24 JAM SETELAH MENERIMA SURAT PAKSA INI. SESUDAH BATAS WAKTU ITU, TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKAN DILANJUTKAN DENGAN PENYITAAN (Pasal 12 Ayat (1) UU No. 19 Tahun 1997) Ditetapkan di : Pada tanggal : Kepala Kantor NIP *) Coret yang tidak perlu KP. RIKPA

11 KANTOR PELAYANAN PAJAK BERITA ACARAPEMBERITAHUAN SURAT KUASA Pada hari ini tanggal 19 atas permintaan Kepala Kantor Pelayanan yang memilih tempat kedudukan di Kantor di saya, Jurusita pada Kantor Pelayanan bertempat kedudukan di MEMBERITAHUKAN DENGAN RESMI Kepada Saudara bertempat tinggal di berkedudukan sebagai.surat Paksa disebaliknya ini tertanggal dan saya, Jurusita, berdasarkan ketentuan Surat Paksa tersebut memerintahkan kepada Penanggung supaya dalam waktu 2 (dua) kali dua puluh empat jam, memenuhi isi Surat Paksa dan oleh karena itu harus menyetor di Bank Persepsi/Kantor Pos dan Giro sebanyak Rp dengan tidak mengurangi kewajiban untuk membayar biaya-biaya penagihan pajak ini dan biaya selanjutnya, dan jika ia tidak membayar dalam waktu yang telah ditentukan, maka harta bendanya baik yang berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak akan disita dan dijual di muka umum/dijual langsung kepada pembeli dan hasil penjualannya digunakan untuk membayar utang pajak, denda, bunga, dan biaya-biaya yang berhubungan dengan pelaksanaan penagihan ini. Surat Paksa ini dapat dilanjutkan dengan tindakan PENCEGAHAN dan PENYANDERAAN. Saya, Jurusita, telah menyerahkan salinan Surat Paksa ini kepada Wajib /Penanggung, dan saya lakukan di tempat tinggal/kedudukan orang pribadi/badan yang menanggung pajak. Penyerahan salinan Surat Paksa dilakukan kepada bertempat tinggal di disebabkan Yang menerima salinan Surat Paksa, Jurusita, ( ) Jabatan ( ) Jabatan Biaya pelaksanaan Surat Paksa sebagai berikut : Biaya harian Jurusita Rp Biaya perjalanan Rp Jumlah Rp *) Coret yang tidak perlu

12 KANTOR PELAYANAN PAJAK Nomor : LAPORAN PELAKSANAAN SURAT PAKSA I. Nama Wajib /Penanggung : NPWP : Alamat : II. Pelaksanaan : 1. Penyerahan Salinan Surat Paksa dilaksanakan pada tanggal 2. Berita Acara pelaksanaan Surat Paksa terlampir. 3. Utang pajak sebagai berikut. Jenis Tahun Nomor & tgl STP/SKPKB/ SKPKBT/ SK.Pemb./ SK.Keb./ Putusan Banding*) Jumlah pajak yg masih harus dibayar Jumlah pajak yang telah dibayar Menurut Surat Paksa Menurut Wajib Jumlah yg masih harus dibayar Menurut Surat Paksa Menurut Wajib III. Data mengenai Wajib /Penanggung A. Pengajuan/Penyelesaian Surat Keberatan. Jenis Tahun Nomor & tgl STP/SKPKB/ SKPKBT/ SK.Pemb./ SK.Keb./ Putusan Banding*) Tanggal Surat Keberatan Tanggal Penyelesaian Surat Keberatan Diterima/ Ditolak Tunggakan B. Obyek Sita 1. Jenis barang bergerak Terletak di : Taksiran harga : Rp Rp 2. Jenis barang tidak bergerak Terletak di : Taksiran harga : Rp Rp IV. Kesan-kesan dan usul jurusita : Mengetahui KEPALA SEKSI PENAGIHAN 20 Jurusita, NIP *) Coret yang tidak perlu KP. RIKPA NIP

13 KANTOR PELAYANAN PAJAK TANDA TERIMA BIAYA PELAKSANAAN SURAT PAKSA/PELAKSANAAN PENYITAAN*) Telah terima dari : Bendaharawan Kantor Pelayanan Uang sejumlah : Rp ( ) untuk pembayaran biaya : **) Pelaksanaan Surat Paksa Pelaksanaan Penyitaan sehbungan dengan sehubungan dengan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan. Nomor : tanggal sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : tanggal, 20 JURU SITA PAJAK *) Coret yang tidak perlu **) Beri tanda x pada yang sesuai KP. RIKPA NIP.

14 KANTOR PELAYANAN PAJAK Nomor : 20 Lampiran : Perihal : Permintaan pemblokiran Kepada kekayaan Penanggung Sdr. Pimpinan bank yang tersimpan pada di Bank Sesuai dengan ketentuan Pasal Peraturan Pemerintah Nomor Tahun jo.kep.men.keu Nomor Tanggal dengan ini diminta kepada Saudara untuk melakukan pemblokiran atas rekening/ Deposito/ Tabungan/ Giro/ Saldo rekening koran*) atas nama : Nama NPWP Alamat : : : Untuk dijadikan sebagai jaminan pelunasan utang pajak sebagaimana dimaksud dalam Surat Paksa Nomor tanggal Atas bantuan dan kerjasama yang baik dari pihak Saudara, diucapkan terima kasih. Kepala Kantor *) Coret yang tidak perlu KP. RIKPA 4.11a-97 NIP.

15 KANTOR PELAYANAN PAJAK Nomor : Oleh karena Wajib /Penanggung : Nama : NPWP : Alamat : SURAT PERINTAH MELAKSANAKAN PENYITAAN Kepada siapa telah dilakukan penagihan pajak Surat Paksa Nomor tanggal hingga saat ini belum juga melunasi jumlah pajak yang masih harus dibayarnya, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 12 Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan dengan Surat Paksa dengan ini diperintahkan kepada : Nama : NIP : Jabatan : Juru sita pada Kantor Pelayanan untuk melakukan penyitaan barnag-barang (barang bergerak atau barang tidak bergerak) milik Wajib /Penanggung baik yang berada di tempat Wajib /Penanggung maupun yang berada di tangan orang lain. Penyitaan agar dilakukan bersama-sama dengan 2 (dua) orang saksi, warga negara Indonesia yang telah mencapai usia 21 (dua puluh satu) tahun atau telah dewasa dan dapat dipercaya. Berita Acara Pelaksanaan Sita supaya disampaikan dalam waktu paling lambat hari setelah pelaksanaan penyitaan. PERHATIAN PAJAK HARUS DILUNASI DALAM WAKTU 14 (EMPAT BELAS) HARI SETELAH DILAKSANAKAN PENYITAAN. SESUDAH BATAS WAKTU ITU KAMI AKAN MENGAJUKAN PERMINTAANKPADA KANTOR LELANG NEGARA AGAR BARANG-BARANG YANG TELAH DISITA DIJUAL DIMUKA UMUM/DIJUAL LANGSUNG KEPADA PEMBELI. (Pasal 25 UU Nomor 19 Tahun 1997), 20 Kepala Kantor NIP *) Coret yang tidak perlu KP. RIKPA Penyitaan tidak dapat dilaksanakan karena : Kepada Wajib /Penanggung dijelaskan bahwa barang yang telah disita tersebut akan dijual di muka umum dengan perantaraan Kantor Lelang Negara, pada tanggal dan tempat yang akan ditentukan kemudian /dijual langsung kepada pembeli. Untuk penyimpan barang-barang telah disita, saya Jurusita menunjuk yang bertempat tinggal di sebagai penyimpan dan untuk itu penyimpan tersebut menandatangani berita acara dan salinan-salinannya sebagai bukti ia menerima penunjuk itu Penunjukan sebagai penyimpan itu dilakukan di depan kedua saksi di atas, yang turut pula menandatangani berita acara dan salinan-salinannya. Salinan berita acara ini disampaikan kepada penyimpan barang dan Wajib /Penanggung. Wajib /Penanggung ( ) Jurusita, ( ) Penyimpan Saksi : 1 ( ) ( ) 2 Biaya penagihan pajak yaitu : - Biaya harian Jurusita dan saksi Rp - Biaya perjalanan Rp Jumlah Rp telah/belum dilunasi*) *) Coret yang tidak perlu

16 CATATAN : Memindahtangankan, merusak, atau menggelapkan barang-barang sitaan ini adalah perbuatan yang diancam hukuman penjara sebagaimana tercantum dalam Pasal 231, 372 dan 375 KUH Pidana. KP. RIKP

17 BERITA ACARA PELAKSANAAN SITA Nomor : Pada hari ini tanggal Tahun atas kekuatan Surat Perintah Melakukan Penyitaan Kepala Kantor Pelayanan Nomor tanggal yang bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini memilih domisili di kantornya di berdasarkan Surat Paksa yang dikeluarkan tanggal Nomor yang telah diberitahukan dengan resmi kepada Wajib /Penanggung yang akan disebut di bawah ini, maka saya, Jurusita Kantor Pelayanan Tersebut, bertempat tinggal di dengan dibantu 2 (dua) orang saksi warga negara Indonesia, yang telah mencapai usia 21 (dua Puluh satu) tahun atau telah dewasa dan dapat dipercaya, yaitu : 1. pekerjaan 2. pekerjaan telah datang di rumah/perusahaan Wajib /Penanggung : Nama : NPWP : Alamat : untuk melaksanakan Perintah Penyitaan dimaksud atas barang-barang milik Wajib /Penanggung karena yang bersangkutan masih menunggak pajak tersebut di bawah ini : Jenis Tahun Nomor & tgl STP/SKPKB/SKPKBT/ SK.Pemb./SK.Keb./Putusan Banding*) Jumlah tunggakan pajak (Rp) Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan telah dilaksanakan dengan hasil sebagai berikut : Penyitaan dapat dilaksanakan dengan rincian barang-barang yang telah disita adalah sebagai berikut : 1. Jenis barang bergerak Terletak di : Taksiran harga : Rp Rp 2. Jenis barang tidak bergerak Terletak di : Taksiran harga Rp Rp

18 KANTOR PELAYANAN PAJAK Nomor : LAMPIRAN BERITA ACARA PELAKSANAAN SITA Daftar rincian yang disita : Nama : NPWP : Alamat : A. Uang Tunai No Jenis mata uang Pecahan Jumlah Jumlah lembar Jumlah Keterangan B. Surat Berharga (Obligasi, saham, dan sejenisnya) No Jenis Jumlah Nilai Nominal Perkiraan nilai pasar Jumlah Rp Jumlah nilai Keterangan C. Piutang No Jenis Piutang Nilai Piutang Nama Debitur Keterangan Jumlah Rp D. Penyertaan No Modal Jenis/Bentuk Besar Penyertaan Perusahaan tempat penyertaan Keterangan Jurusita KP. RIKPA 4.13a-97 ( ) NIP

19 KANTOR PELAYANAN PAJAK DISITA KUTIPAN BERITA ACARA PELAKSANAN SITA ATAS BARANG BERGERAK/BARANG TIDAK BERGERAK NOMOR : TANGGAL : BARANG INI TERMASUK DALAM BARNAG-BARANG YANG DISITA NEGARA, BARANG SIAPA DENGAN SENGAJA, MEMINDAHTANGANKAN/MEMINDAHKAN HAK/ MEMINJAMKAN/MERUSAK BARANG INI, DAPAT DITUNTUT BERDASARKAN PASAL 231 KUH PIDANA, DENGAN ANCAMAN HUKUMAN PENJARA SELAMA-LAMANYA 4 (EMPAT) TAHUN. Jurusita KP. RIKPA NIP

20 KANTOR PELAYANAN PAJAK Nomor :, 20 Perihal : Pencabutan Sita Kepada Nama : NPWP : Alamat : di Berhubung Saudara telah melunaskan tunggakan-tunggakan pajak, maka sesuai dengan Pasal 22 Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan dengan Surat Paksa Penyitaan atas barang milik Saudara yang telah dilakukan pada tanggal dengan ini DICABUT. Demikian agar dimaklumi Tindasan : Kepala Kantor 1. Kepala Seksi Penagihan NIP KP. RIKPA

21 KANTOR PELAYANAN PAJAK Nomor :, 20 Lampiran : Perihal : Pemberitahuan penyitaan Kepada Barang Tidak Bergerak Sdr. Kepala Kantor BPN/Kepala Atas nama Wajib / Penanggung Pengadilan Negeri/ Administrator Pelabuhan di - dii Dengan ini diberitahukan kepada saudara bahwa barang tidak bergerak berupa tanah/bangunan/kapal yang terletak di dan daftar pada dengan nomor sertifikat tanggal atas nama Wajib /Penanggung. Nama : NPWP : Alamat : sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Sita Nomor tanggal terlampir, berada dalam penyitaan sebagai jaminan atas utang pajak kepada negara oleh Wajib /Penanggung yang bersangkutan. Diharapkan bantuan Saudara untuk mencatatnya dalam Buku Pendaftaran Tanah/Bangunan/Kapal*) Atas bantuan dan kerjasama yang baik dari pihak Saudara, diucapkan terima kasih. Kepala Kantor *) Coret yang tidak perlu KP. RIKPA NIP

22 KANTOR PELAYANAN PAJAK Nomor : 20 Lampiran : Perihal : Pemberitahuan penyitaan Kepada Obligasi, Saham dan sejenisnya Sdr. Direktur Penyelenggara Bursa Efek/Biro Administrasi dan Penyelesaian Transaksi/ Bank Kustodion di - Dengan ini diberitahukan kepada Saudara bahwa obligasi, saham dan sejenisnya atas nama Wajib /Penanggung. Nama NPWP Alamat : : : sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Pelaksanaan Sita Nomor tanggal terlampir, berada dalam penyitaan sebagai jaminan atas utang pajak kepada negara oleh Wajib /Penanggung yang bersangkutan. Diharapkan bantuan Saudara untuk mencatat dan membukukan obligasi, saham dan sejenisnya atas nama sebagaimana dimaksud. Atas bantuan dan kerjasama yang baik dari pihak Saudara, diucapkan terima kasih. Kepala Kantor *) Coret yang tidak perlu KP. RIKPA 4.16a-97 NIP

23 KANTOR PELAYANAN PAJAK Nomor : 20 Lampiran : Perihal : Pemberitahuan penyitaan Kepada deposito, tabungan, saldo Sdr. Direksi Bank rekening koran, giro, atau dibentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu Dengan ini diberitahukan kepada Saudara bahwa deposito, tabungan, saldo, rekening koran, giro, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu atas nama Wajib /Penanggung. Nama NPWP Alamat : : : sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Pelaksanaan Sita Nomor tanggal terlampir, sesuai : surat kuasa Wajib /Penanggung izin Menteri Keuangan Nomor tanggal berada dalam penyitaan sebagai jaminan atas utang pajak kepada negara oleh Wajib /Penanggung yang bersangkutan. Diharapkan bantuan Saudara untuk mencatat dan memblokir deposito, tabungan, saldo, rekening koran, giro, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu atas nama Penanggung tersebut di atas. Atas bantuan dan kerjasama yang baik dari pihak Saudara, diucapkan terima kasih. Kepala Kantor Beri tanda x pada yang sesuai KP. RIKPA 4.16b-97 NIP

24 KANTOR PELAYANAN PAJAK Nomor : 20 Lampiran : Perihal : Pemberitahuan penyitaan Kepada piutang Sdr di- Dengan ini diberitahukan kepada Saudara bahwa piutang atas nama Wajib /Penanggung. Nama NPWP Alamat : : : sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Pelaksana Sita Nomor tanggal terlampir, berada dalam penyitaan sebagai jaminan atas utang pajak kepada negara oleh Wajib /Penanggung yang bersangkutan. Atas bantuan dan kerjasama yang baik dari pihak Saudara, diucapkan terima kasih. Kepala Kantor KP. RIKPA 4.16c-97 NIP

25 KANTOR PELAYANAN PAJAK Nomor : 20 Lampiran : Perihal : Permintaan Jadwal Waktu Kepada Kepada dan Tempat pelelangan Sdr KEPALA KANTOR LELANG di- Sehubungan dengan telah dilakukan penyitaan atas barang-barang bergerak atau tidak bergerak milik Wajib /Penanggung, bersama ini kami sampaikan berkas penyitaan sebagai bahan yang diperlukan untuk persiapan pelelangan dari Wajib /Penanggung seperti tersebut di bawah ini : 1. Nama Wajib /Penanggung *) : NPWP Alamat : Barang-barang yang disita adalah : terletak di terletak di terletak di terletak di 2. Nama Wajib/Penanggung : dsb (Apabila lebih dari satu Wajib /Penanggung dapat dilanjutkan seperti angka 1) Berdasarkan hal tersebut diatas diminta Saudara untuk menetapkan jadual waktu dan tempat pelaksanaan lelang agar kami dapat mengumumkan tanggal dan tempat pelelangan barang-barang tersebut diatas kepada masyarakat. Atas perhatian dan kerja sama yang baik diucapkan terima kasih. Kepala Kantor *) Coret yang tidak perlu KP. RIKPA 4.16c-97 NIP

26 KANTOR PELAYANAN PAJAK Nomor : Lampiran : Jakarta Kepada Yth di- KESEMPATAN TERAKHIR Berdasarkan catatan pada tata usaha kami hingga saat ini ternyata Saudara belum juga melunasi tunggakan-tunggakan pajak a.n NPWP dengan rincian sebagai berikut : Jenis Tahun Nomor & tgl STP/SKPKB/SKPKBT/ SK.Pemb./SK.Keb./Putusan Banding Jumlah tunggakan (Rp) Jumlah Rp ( ) Berhubung dengan itu, maka kami akan melanjutkan tindakan penagihan dengan menjual di muka umum barang-barang milik yang telah disita oleh Jurusita bernama:, NIP : Biaya-biaya untuk pelaksanaan lelang tersebut yang kesemuanya akan menjadi beban Saudara adalah sebagai berikut : 1. Biaya pengumuman lelang di surat-surat kabar; 2. Biaya lelang; 3. Biaya Jurusita ; 4. Biaya lain yang berhubungan dengan itu. Jelas kiranya bahwa tindakan pelelangan, selain akan sangat merugikan nama baik, juga akan menambah jumlah biaya yang harus Saudara pikul. Oleh karena itu kami memberikan kesempatan terakhir kepada Saudara untuk melunasi utang pajak tersebut selambat-lambatnya tanggal dan melaporkan pelunasannya ke Seksi Penagihan Kantor Pelayanan Kepala Kantor KP. RIKPA NIP

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIREKTORAT JENDEAL BEA DAN CUKAI Jalan Jenderal A. Yani Telepon : 4890308 Jakarta 13230 Faksimili: 4890871 Kotak Pos 108 Jakarta 10002 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP - 04/BC/1999

Lebih terperinci

Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : KEP-04/BC/1999 Tanggal : 28 Januari 1999

Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : KEP-04/BC/1999 Tanggal : 28 Januari 1999 Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : KEP-04/BC/1999 Tanggal : 28 Januari 1999 BENTUK-BENTUK FORMULIR PENAGIHAN PIUTANG BEA MASUK, CUKAI, DENDA, DAN BUNGA DALAM RANGKA IMPOR BERDASARKAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN. TEGURAN Nomor.../WPJ... KP... / 20...

LAMPIRAN LAMPIRAN. TEGURAN Nomor.../WPJ... KP... / 20... 1 LAMPIRAN LAMPIRAN KANTOR PELAYANAN PAJAK... TEGURAN Nomor.../WPJ.... KP.... / 20... Menurut tata usaha kami hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak sebagai berikut : Jenis Tahun Nomor

Lebih terperinci

BUPATI INDRAGIRI HULU

BUPATI INDRAGIRI HULU BUPATI INDRAGIRI HULU PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR 88 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN SEKETIKA DAN SEKALIGUS DAN PELAKSANAAN SURAT PAKSA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

Lebih terperinci

SURAT, DAFTAR, FORMULIR, DAN LAPORAN YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA FORMULIR LAMA KODE BARU KODE

SURAT, DAFTAR, FORMULIR, DAN LAPORAN YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA FORMULIR LAMA KODE BARU KODE Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-04/PJ/2016 Tanggal : SURAT, DAFTAR, FORMULIR, DAN LAPORAN YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA NO. FORMULIR LAMA

Lebih terperinci

Nama : NPWP : Alamat :

Nama : NPWP : Alamat : DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PELAYANAN PAJAK. Nomor : Pokok : Permohonan Mengatur pembayaran pajak Menunda pembayaran pajak Yang bertanda tangan di bawah ini : LAMPIRAN I LEMBAR I UNTUK

Lebih terperinci

Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-53/PJ/1995 Tanggal : 23 Juni 1995

Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-53/PJ/1995 Tanggal : 23 Juni 1995 Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Nomor : KEP-53/PJ/1995 LEMBAR I LEMBAR II : UNTUK WP : UNTUK KPP Nomor : Pokok : Permohonan Kepada Yth. Mengangsur pembayaran pajak Menunda pembayaran pajak DIREKTUR

Lebih terperinci

TEGURAN Nomor.../WPJ.../KP.../20... Menurut tata usaha kami hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak sebagai berikut :

TEGURAN Nomor.../WPJ.../KP.../20... Menurut tata usaha kami hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak sebagai berikut : Lampiran 1 KANTOR PELAYANAN PAJAK... Yth, Nama :... NPWP :... Alamat :... TEGURAN Nomor.../WPJ.../KP.../20... Menurut tata usaha kami hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak sebagai berikut

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN II KEP-DJBC NOMOR : KEP - 06 / BC / 1999 TANGGAL : 5 Pebruari 1999

LAMPIRAN II KEP-DJBC NOMOR : KEP - 06 / BC / 1999 TANGGAL : 5 Pebruari 1999 KANTOR WILAYAH... DJBC.... KANTOR PELAYANAN BEA DAN CUKAI...... Tempat,...tgl...19. Kepada Yth. Nama :.... NPWP :..... :. Di LAMPIRAN II KEP-DJBC SURAT PEMBERITAHUAN KEKURANGAN PEMBAYARAN BEA MASUK, CUKAI,

Lebih terperinci

Menurut tata usaha kami hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak sebagai berikut :

Menurut tata usaha kami hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak sebagai berikut : Lampiran 1 KANTOR PELAYANAN PAJAK... Yth, Nama :... NPWP :... Alamat :... TEGURAN Nomor.../WPJ.../KP.../20... Menurut tata usaha kami hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak sebagai berikut

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA www.legalitas.org PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 3 TAHUN 1998 (3/1998) TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 3 TAHUN 1998 (3/1998) TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 3 TAHUN 1998 (3/1998) TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Realisasi Tunggakan Pajak yang Lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak

BAB IV PEMBAHASAN. Realisasi Tunggakan Pajak yang Lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Realisasi Tunggakan Pajak yang Lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara Setiap tahun, target realisasi tunggakan pajak yang lunas selalu mengalami perubahan begitu

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDRAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK SURAT TAGIHAN PAJAK PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI / BADAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDRAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK SURAT TAGIHAN PAJAK PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI / BADAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDRAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK SURAT TAGIHAN PAJAK PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI / BADAN N o m o r : Masa / Tahun Pajak : Tanggal Penerbitan :

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1003, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Penagihan. Bea Masuk. Cukai. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PMK 111/PMK.04/2013 TENTANG

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 24/PMK.04/2011 TENTANG : TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 24/PMK.04/2011 TENTANG : TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 24/PMK.04/2011 TENTANG : TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI I. PENERBITAN STCK-I PETUNJUK PELAKSANAAN PENAGIHAN UTANG CUKAI YANG TIDAK DIBAYAR PADA WAKTUNYA,

Lebih terperinci

JAMINAN TERTULIS Nomor :...

JAMINAN TERTULIS Nomor :... Lampiran I JAMINAN TERTULIS Nomor :... Yang bertandatangan di bawah ini, kami : Nama : Jabatan : NPWP : Alamat : dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa kami akan melunasi sekaligus seluruh Bea Masuk,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

TEGURAN Nomor.../WPJ.../KP.../20... Menurut tata usaha kami hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak sebagai berikut :

TEGURAN Nomor.../WPJ.../KP.../20... Menurut tata usaha kami hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak sebagai berikut : Lampiran 1 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK... Yth, Nama :... NPWP :... Alamat :... TEGURAN Nomor.../WPJ.../KP.../20... Menurut tata usaha kami hingga

Lebih terperinci

untuk dijadikan sebagai jaminan pelunasan utang pajak sebagaimana dimaksud dalam Surat Paksa Nomor tanggal

untuk dijadikan sebagai jaminan pelunasan utang pajak sebagaimana dimaksud dalam Surat Paksa Nomor tanggal Lampiran I Nomor : Lampiran : Perihal : Permintaan pemblokiran kekayaan Penanggung Pajak yang tersimpan Pada bank.. Kepada Yth. Sdr. Pimpinan Bank di- Sesuai dengan ketentuan Pasal 5 ayat (3) Peraturan

Lebih terperinci

untuk dijadikan sebagai jaminan pelunasan utang pajak sebagaimana dimaksud dalam Surat Paksa Nomor tanggal

untuk dijadikan sebagai jaminan pelunasan utang pajak sebagaimana dimaksud dalam Surat Paksa Nomor tanggal Lampiran I Nomor : Lampiran : Perihal : Permintaan pemblokiran kekayaan Penanggung Pajak yang tersimpan Pada bank.. Sdr. Pimpinan Bank di- Sesuai dengan ketentuan Pasal 5 ayat (3) Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

bahwa Penggugat memiliki tunggakan pajak sebagai berikut:

bahwa Penggugat memiliki tunggakan pajak sebagai berikut: Putusan Pengadilan Pajak : Put.37588/PP/M.III/99/2012 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : pokok sengketa dalam perkara gugatan ini mengenai penerbitan Surat Tergugat Nomor:

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Analisis yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif. Analisis ini digunakan untuk menggambarkan dan membandingkan penagihan pajak yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

Lampiran 10a Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-474/PJ/2002 Tanggal : 12 Nopember 2002

Lampiran 10a Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-474/PJ/2002 Tanggal : 12 Nopember 2002 Lampiran 10a Menimbang : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.../KMK.03/20.. TENTANG PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DI KANTOR WILAYAH... DIREKTORAT JENDERAL PAJAK... MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA PENAGIHAN BEA MASUK DAN/ATAU CUKAI.

: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA PENAGIHAN BEA MASUK DAN/ATAU CUKAI. - 2 - e. bahwa dalam rangka penagihan bea masuk dan/atau cukai perlu pengaturan khusus dengan berdasarkan pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a; f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

Lebih terperinci

Pasal 9. Ketentuan teknis yang diperlukan bagi pelaksanaan ketentuan dalam keputusan ini diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

Pasal 9. Ketentuan teknis yang diperlukan bagi pelaksanaan ketentuan dalam keputusan ini diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai menerbitkan sekali lagi surat permintaan pembayaran kepada instansi pemerintah yang bersangkutan 5 Apabila setelah 30 (tiga puluh hari ) instansi pemerintah yang diberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan sistem perpajakan di Indonesia sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori dan Literatur 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah sebuah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan saling berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Penagihan Pajak. a. Pengertian Penagihan Pajak b. Sifat Utang Pajak c. Tatacara Penagihan Pajak (siklus) d. Pencairan Tunggakan

Penagihan Pajak. a. Pengertian Penagihan Pajak b. Sifat Utang Pajak c. Tatacara Penagihan Pajak (siklus) d. Pencairan Tunggakan Sesi 11 Penagihan Pajak Penagihan Pajak a. Pengertian Penagihan Pajak b. Sifat Utang Pajak c. Tatacara Penagihan Pajak (siklus) d. Pencairan Tunggakan RUANG LINGKUP UU NOMOR 19 TAHUN 1997 STDD UU NOMOR

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional Negara Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu proses yang harus dilewati dan harus dilaksanakan untuk memenuhi salah satu

Lebih terperinci

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH LAMPIRAN PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 59 Tahun 2014 TANGGAL : 31 Desember 2014 1. FORMULIR PENDAFTARAN WAJIB PAJAK Jalan Drs H. Soejoed no 14 A Tlp. (0265) 771032 Fax (0265 )773570 Ciamis FOMULIR PENDAFTARAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 561/KMK.04/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 561/KMK.04/2000 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 561/KMK.04/2000 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN SEKETIKA DAN SEKALIGUS DAN PELAKSANAAN SURAT PAKSA Menimbang : MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan pasal 1 undang undang No.6 tahun 1983 tentang kententuan

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan pasal 1 undang undang No.6 tahun 1983 tentang kententuan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Berdasarkan pasal 1 undang undang No.6 tahun 1983 tentang kententuan umum dan tata cara perpajakan sebagaimana telah di ubah terakhir dengan

Lebih terperinci

TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 24/PMK.04/2011 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim, dkk Perpajakan, Jilid 1: Salemba Empat, Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim, dkk Perpajakan, Jilid 1: Salemba Empat, Jakarta DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim, dkk. 2014. Perpajakan, Jilid 1: Salemba Empat, Jakarta Damayanti, Deni, 2013. Panduan Lengkap Menyusun Proposal, Skripsi,Tesis, Disertasi Untuk Semua Jurusan, Araska, Yogyakarta.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.03/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.03/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.03/2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN DENGAN SURAT PAKSA DAN PELAKSANAAN PENAGIHAN SEKETIKA DAN SEKALIGUS MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Keterangan mengenai WP (meninggal, tidak dikenal, pailit, daluwarsa, dll) Jumlah Pajak yang masih harus dibayar (Rp)

Keterangan mengenai WP (meninggal, tidak dikenal, pailit, daluwarsa, dll) Jumlah Pajak yang masih harus dibayar (Rp) Lampiran I KEP DIRJEN PAJAK DAFTAR PIUTANG PAJAK YANG DIPERKIRAKAN TIDAK DAPAT ATAU TIDAK MUNGKIN DITAGIH LAGI UNTUK DILAKUKAN PENELITIAN SETEMPAT, ATAU PENELITIAN ADMINISTRASI TENTANG DALUWARSA PENAGIHAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perpajakan 2.1.1. Pengertian Pajak Definisi Pajak berdasarkan pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan: Pajak adalah kontribusi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dasar Hukum Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan di KPP Pratama

BAB IV PEMBAHASAN. Dasar Hukum Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan di KPP Pratama BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Dasar Hukum Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan di KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Satu Seperti yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, Indonesia sebagai negara yang sedang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1997 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PP 4/1998, TATA CARA PENJUALAN BARANG SITAAN YANG DIKECUALIKAN DARI PENJUALAN SECARA LELANG DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

PP 4/1998, TATA CARA PENJUALAN BARANG SITAAN YANG DIKECUALIKAN DARI PENJUALAN SECARA LELANG DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PP 4/1998, TATA CARA PENJUALAN BARANG SITAAN YANG DIKECUALIKAN DARI PENJUALAN SECARA LELANG DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 4 TAHUN 1998 (4/1998)

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2011 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DAERAH DENGAN SURAT PAKSA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DAERAH DENGAN SURAT PAKSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DAERAH DENGAN SURAT PAKSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang: PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DAERAH DENGAN SURAT PAKSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, a. bahwa Pajak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Surat Ketetapan Pajak (SKP) Penerbitan suatu Surat Ketetapan Pajak (SKP) hanya terbatas kepada Wajib Pajak tertentu yang disebabkan oleh ketidakbenaran dalam pengisian Surat

Lebih terperinci

PENGANTAR PERPAJAKAN HAK WAJIB PAJAK

PENGANTAR PERPAJAKAN HAK WAJIB PAJAK PENGANTAR PERPAJAKAN HAK WAJIB PAJAK HAK WAJIB PAJAK 1. Menunda penyampaian surat pemberitahuan 2. Pembetulan Surat Pemberitahuan 3. Mengangsur pembayaran 4. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak (Restitusi)

Lebih terperinci

SE - 108/PJ/2009 PELAKSANAAN PEMBLOKIRAN HARTA KEKAYAAN PENANGGUNG PAJAK YANG TERSIMPAN PADA BANK M

SE - 108/PJ/2009 PELAKSANAAN PEMBLOKIRAN HARTA KEKAYAAN PENANGGUNG PAJAK YANG TERSIMPAN PADA BANK M SE - 108/PJ/2009 PELAKSANAAN PEMBLOKIRAN HARTA KEKAYAAN PENANGGUNG PAJAK YANG TERSIMPAN PADA BANK M Contributed by Administrator Tuesday, 17 November 2009 Pusat Peraturan Pajak Online 17 November 2009

Lebih terperinci

PENAGIHAN PAJAK DAN SURAT PAKSA DASAR HUKUM, PENGERTIAN, DAN JENIS-JENIS PENAGIHAN PAJAK

PENAGIHAN PAJAK DAN SURAT PAKSA DASAR HUKUM, PENGERTIAN, DAN JENIS-JENIS PENAGIHAN PAJAK PENAGIHAN PAJAK DAN SURAT PAKSA DASAR HUKUM, PENGERTIAN, DAN JENIS-JENIS PENAGIHAN PAJAK Dasar hukum melakukan tindakan penagihan pajak adalah Undang-undang no. 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan

Lebih terperinci

Jumlah Pajak yang telah dibayar (Rp) Jumlah Pajak yang masih harus dibayar (Rp)

Jumlah Pajak yang telah dibayar (Rp) Jumlah Pajak yang masih harus dibayar (Rp) Nomor : KEP -228/PJ.1999 DAFTAR PIUTANG YANG DIPERKIRAKAN TIDAK DAPAT ATAU TIDAK MUNGKIN DITAGIH LAGI UNTUK DILAKUKAN PENELITIAN SETEMPAT, ATAU PENELITIAN ADMINISTRASI TENTANG DALUWARSA PENAGIHAN PAJAK

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 441 /KMK.05/1999 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 441 /KMK.05/1999 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 441 /KMK.05/1999 TENTANG PENGGUNAAN JAMINAN TERTULIS UNTUK MENJAMIN PEMBAYARAN PUNGUTAN BEA MASUK, CUKAI DENDA ADMINISTRASI DAN PAJAK DALAM RANGKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pajak BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian pajak menurut Soemitro dalam Mardiasmo (2011:1) menyatakan bahwa Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan)

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 5 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PAJAK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 5 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PAJAK DAERAH LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 5 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang

Lebih terperinci

PP 4/1998, TATA CARA PENJUALAN BARANG SITAAN YANG DIKECUALIKAN DARI PENJUALAN SECARA LELANG DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

PP 4/1998, TATA CARA PENJUALAN BARANG SITAAN YANG DIKECUALIKAN DARI PENJUALAN SECARA LELANG DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA Copyright (C) 2000 BPHN PP 4/1998, TATA CARA PENJUALAN BARANG SITAAN YANG DIKECUALIKAN DARI PENJUALAN SECARA LELANG DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA *35516 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. sebelumnya. Pembahasan meliputi aspek-aspek penting yang perlu. diperhatikan dan selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut:

BAB IV PEMBAHASAN. sebelumnya. Pembahasan meliputi aspek-aspek penting yang perlu. diperhatikan dan selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut: 30 BAB IV PEMBAHASAN Bab ini akan membahas dan membandingkan antara teori-teori mengenai tindakan penagihan pajak aktif dengan data dan proses pelaksanaan penagihan yang terjadi pada obyek penelitian sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Realisasi Tunggakan Pajak yang lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Realisasi Tunggakan Pajak yang lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak BAB IV PEMBAHASAN IV.I Realisasi Tunggakan Pajak yang lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pandeglang Dari tahun ke tahun, target realisasi tunggakan pajak yang lunas di setiap kantor pajak

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA LAPORAN TUGAS AKHIR. terpenuhinya atau terjadi suatu Taatbestand (sasaran perpajakan) yang terdiri dari :

BAB III GAMBARAN DATA LAPORAN TUGAS AKHIR. terpenuhinya atau terjadi suatu Taatbestand (sasaran perpajakan) yang terdiri dari : BAB III GAMBARAN DATA LAPORAN TUGAS AKHIR A. Timbulnya Utang Pajak Utang pajak dapat timbul apabila telah adanya peraturan yang mendasar dan telah terpenuhinya atau terjadi suatu Taatbestand (sasaran perpajakan)

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 9 TAHUN 2006

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 9 TAHUN 2006 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 9 TAHUN 2006 T E N T A N G PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG PAJAK PARKIR WALIKOTA SURABAYA, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN, ANGSURAN, PENUNDAAN PEMBAYARAN, DAN PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP)

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP) BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP) Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN TATA CARA PENAGIHAN PAJAK PENGHASILAN KEPADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP PRATAMA MEDAN TIMUR

BAB III PEMBAHASAN TATA CARA PENAGIHAN PAJAK PENGHASILAN KEPADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP PRATAMA MEDAN TIMUR BAB III PEMBAHASAN TATA CARA PENAGIHAN PAJAK PENGHASILAN KEPADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP PRATAMA MEDAN TIMUR A. Ketentuan Pelaksanaan Penagihan Pajak Penghasilan Kepada Wajib Pajak Orang Pribadi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANA DAN TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANA DAN TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANA DAN TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAGIRI HULU, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.legalitas.org PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENJUALAN BARANG SITAAN YANG DIKECUALIKAN DARI PENJUALAN SECARA LELANG DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pajak merupakan sumber pendapatan kas negara yang digunakan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pajak merupakan sumber pendapatan kas negara yang digunakan untuk BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pajak Secara Umum II.1.1 Definisi dan Unsur Pajak Pajak merupakan sumber pendapatan kas negara yang digunakan untuk pembelanjaan dan pembangunan negara dengan tujuan akhir kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA. terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan

BAB III GAMBARAN DATA. terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan BAB III GAMBARAN DATA 3.1 Definisi Pajak Menurut Undang-Undang No.16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah Kontribusi Wajib Pajak kepada Negara yang terutang oleh Orang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau

BAB II LANDASAN TEORI. melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penagihan Pajak Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 27 TAHUN 2013

PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 27 TAHUN 2013 PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN, PENYETORAN, ANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Surat Teguran 1. Pelaksanaan Surat Teguran Menurut Rudy Suhartono dan Wirawan B Ilyas (KUP) Penerbitan Surat Teguran, Surat peringatan, atau Surat lain yang sejenis merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANA PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANA PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANA PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAGIRI HULU, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 209/KMK.01/1999 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 209/KMK.01/1999 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 209/KMK.01/1999 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 585/KMK.05/1996 TENTANG PENGGUNAAN JAMINAN BANK UNTUK MENJAMIN PEMBAYARAN

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DAERAH DENGAN SURAT PAKSA

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DAERAH DENGAN SURAT PAKSA - 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DAERAH DENGAN SURAT PAKSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli, salah. satunya menurut R. Santoso Brotodiharjo sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli, salah. satunya menurut R. Santoso Brotodiharjo sebagai berikut: 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Perpajakan 1. Pengertian Pajak Berikut ini beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli, salah satunya menurut R. Santoso Brotodiharjo sebagai berikut: Pajak

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Analisis yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Analisis yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Analisis yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif. Analisis ini digunakan untuk menggambarkan dan membandingkan penagihan pajak yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan berlakunya Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam BAB III GAMBARAN DATA A. Pengertian Penagihan Pajak Pelaksanaan penagihan pajak yang tegas, konsisten dan konsekuen diharapkan akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayarkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menelaah dan menganalisis pengaruh Pajak Penghasilan terhadap peningkatan tunggakan Pajak Penghasilan berdasarkan UU KUP No. 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PARIAMAN, Menimbang :

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-09/BC/2009 TENTANG PETUNJUK PENYELESAIAN URUSAN PUNGUTAN EKSPOR DIREKTUR

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.04/2013 tentang Tata Cara Penagihan Bea Ma

2017, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.04/2013 tentang Tata Cara Penagihan Bea Ma No.1656, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Penagihan Bea Masuk dan/atau Cukai. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 169/PMK.04/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT NOMOR 24 1998 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36095/PP/M.III/99/2012. Tahun Pajak : 2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36095/PP/M.III/99/2012. Tahun Pajak : 2011 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36095/PP/M.III/99/2012 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Pengugat : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum. 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penagihan Pajak Aktif 1. Pengertian Pajak Menurut Mardiasmo (2000:31) Pajak adalah iuran yang berupa uang dari rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan

Lebih terperinci

PENAGIHAN SEKETIKA SEKALIGUS

PENAGIHAN SEKETIKA SEKALIGUS PENAGIHAN SEKETIKA SEKALIGUS DASAR HUKUM tindakan Penagihan Pajak yang dilaksanakan oleh Jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh utang

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT 1 BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Definsi Pajak Pengertian Pajak

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Definsi Pajak Pengertian Pajak BAB III PEMBAHASAN 3.1 Definsi Pajak 3.1.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidag tersebut memberikan berbagai definsi tentang pajak yang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG PENUNDAAN PEMBAYARAN CUKAI UNTUK PENGUSAHA PABRIK ATAU IMPORTIR BARANG KENA CUKAI YANG MELAKSANAKAN PELUNASAN DENGAN CARA PELEKATAN PITA CUKAI MENTERI

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TAHUN NPWP : OBJEK PAJAK LUAS (m²) KELAS NJOP PER m² (Rp) TOTAL NJOP (Rp)

SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TAHUN NPWP : OBJEK PAJAK LUAS (m²) KELAS NJOP PER m² (Rp) TOTAL NJOP (Rp) LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI BADUNG SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG JL. RAYA SEMPIDI MENGWI BADUNG BALI TELEPON (0361) 410370, FAX. 410894 SPPT PBB HANYA UNTUK KEPENTINGAN PAJAK BUKAN MERUPAKAN BUKTI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 77 TAHUN : 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN, ANGSURAN, PENUNDAAN PEMBAYARAN DAN PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK BUMI

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kerja praktek ini penulis ditempatkan di seksi pelayanan KPP Pratama Bandung Cicadas. Dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 24/PMK.04/2011 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 24/PMK.04/2011 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 24/PMK.04/2011 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

UU 19/2000, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1997 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

UU 19/2000, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1997 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA Copyright (C) 2000 BPHN UU 19/2000, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1997 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA *11978 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 19 TAHUN 2000 (19/2000)

Lebih terperinci

Pengertian Penagihan Pajak

Pengertian Penagihan Pajak KUP PENAGIHAN Pengertian Penagihan Pajak Rochmat Soemitro memberi pengertian penagihan yaitu perbuatan yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak, karena wajib pajak tidak mematuhi ketentuan undangundang,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NO : 1 2001 SERI : A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 27 TAHUN 2001 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

KUESIONER VARIABEL DEPENDENT

KUESIONER VARIABEL DEPENDENT KUESIONER VARIABEL DEPENDENT PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN Indikator Sub Indikator : Surat Ketetapan Pajak : STP (Surat Tagihan Pajak) 1 Apakah STP mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat

Lebih terperinci

KABUPATEN CIANJUR NOMOR : 63 TAHUN : 2002

KABUPATEN CIANJUR NOMOR : 63 TAHUN : 2002 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR : 63 TAHUN : 2002 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIANJUR Menimbang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70 / PMK.04 / 2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70 / PMK.04 / 2009 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70 / PMK.04 / 2009 TENTANG PEMBAYARAN CUKAI SECARA BERKALA UNTUK PENGUSAHA PABRIK YANG MELAKSANAKAN PELUNASAN DENGAN CARA PEMBAYARAN MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 2

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1973, 2014 KEMENKEU. Pajak. Penyetoran. Pembayaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242 /PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 1 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 1 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 1 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menindak lanjuti ketentuan pasal 2 ayat

Lebih terperinci