BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendahuluan Penelitian ini berupa pengoptimalan titik lokasi tower crane yang ada di lapangan. Mencari titik lokasi tower crane yang memiliki keseimbangan kerja (σ), total waktu angkut dan perbedaan waktu angkut pada setiap lantai yang paling efisien dengan merubah skenario penempatan tower crane. Pada bab metodologi penelitian ini akan dijelaskan tentang data, teknik analisa, variable penelitian, dan langkah pengelolahan data yang digunakan. Setiap tahapan akan dijelaskan hingga mendapatkan tujuan penelitian yang diinginkan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi jenis data, sumber data dan metode pengumpulan data untuk tahapan analisa titik lokasi tower crane Jenis Data dan Sumber Data a) Data Primer Data primer meliputi informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung lokasi proyek dan aktivitas tower crane di lapangan dan wawancara pihak kontraktor. 18

2 b) Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari pihak konstruksi berupa data yang berhubugan dengan aktivitas tower crane, spesifikasi tower crane dan gambar kerja bangunan Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yakni : a) Studi Lapangan Pengumpulan data studi lapangan dilakukan dengan mendapatkan data-data dari pengamatan langsung dilokasi proyek mengenai aktivitas tower crane dan wawancara pihak kontraktor. b) Studi Pustaka Pengumpulan data secara studi pustaka adalah pengumpulan data dengan cara membaca literatur yang dapat berupa buku, jurnal, artikel ataupun yang lainnya yang berhubungan dengan penempatan titik lokasi tower crane Teknik Analisa Analisa tower crane tunggal menjadi awal proses analisa penempatan lokasi group tower crane. Kemudian menentukan supply point dan demand point dari tower crane tunggal. Antara supply point dan demand point akan membentuk suatu pekerjaan (task), kemudian dianalisa waktu angkut dan kedekatan pada setiap pekerjaan sehingga membentuk suatu kelompok pekerjaan. Ketika 19

3 kedekatan antara pekerjaan satu dengan yang lain terlalu jauh atau di luar radius tower crane, maka dibutuhkan tower crane yang lain. Kelompok pekerjaan yang terbentuk akan membentuk feasible area pada penempatan lokasi tower crane. Setelah analisa kelompok pekerjaan ditinjau kemudian dilanjutkan dengan analisa letak group tower crane yang memberikan hasil yang optimal Variable Penelitian Terdapat 3 (tiga) variable yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan tujuan dari penelitian yaitu waktu perjalanan pengait untuk melakukan pekerjaan, Waktu pengangkutan pengait crane ke i dan c. Keseimbangan beban kerja pada waktu pengangkutan crane. Persamaan yang digunakan untuk analisa perhitungan dalam penelitian ini antara lain (Tam dan Leung, 2008): a. waktu perjalanan pengait untuk melakukan pekerjaan ( ) = ( ) + ( ) ( ) = ( ) + ( ) = ( ) + ( ) = = ( ) ( ) 1 = max(, ) + min(, ) 2 = max(, ) + min(, ) 20

4 = ( ) ( ) =. cos ( ( ) ( ) ( ). ( ) ) = max(, ) + min(, ) Dimana : : Waktu perjalanan vertikal pengait tanpa beban : Waktu perjalanan vertikal pengait dengan beban : Waktu pergerakan radial trolley : Waktu pergerakan tangensial pengait : Waktu perjalanan horizontal pengait : Derajat koordinasi pergerakan pengait dalam arah radial dan tangensial pada bidang horizontal ( 0 sd 1) : Derajat koordinasi pergerakan pengait dalam arah radial dan tangensial pada bidang vertikal ( 0 sd 1) b. Waktu pengangkutan pengait crane ke i =.. ( ) Dimana : : Waktu pengangkutan pengait crane ke - i : variabel binary : jumlah angkatan 1 : waktu perjalanan pengait tanpa beban 2 : waktu perjalanan pengait dengan beban 21

5

6

7 pekerjaan pengangkutan beton ditinjau pada elevasi +0.0 meter. Karena pada elevasi tersebut pekerjaan sudah menggunkan bantuan tower crane Langkah Pengelolahan Data Penentuan titik optimal lokasi tower crane dengan melakukan pemodelan titik penempatan tower crane dengan metode try and error. Tahapan penentuan skenario penempatan tower crane seperti berikut : Langkah 1 Menentukan titik koordinat supply, demand, dan tower crane pada kondisi aktual di lapangan. Langkah 2 Mengasumsikan zona yang memungkinkan setiap tower crane untuk melakukan pekerjaan berdasarkan radius jangkauannya. Kemudian memeriksa total waktu angkut, dan nilai kesimbangan kerja atau standar deviasi waktu angkut pada titik lokasi tower crane aktual sebagai acuan. Langkah 3 Memodifikasi titik lokasi tower crane dengan metode try and error, kemudian menentukan distribusi pekerjaan pada kondisi titik tower crane yang telah dirubah skenario titik penempatannya. 24

8 Langkah 4 Memerikasa nilai total waktu angkut, dan nilai kesimbangan kerja atau standar deviasi waktu angkut titik lokasi tower crane yang baru, apakah lokasi tersebut sudah optimal. Selisih waktu pengangkutan tower crane per lantai Mengetahui perbedaan waktu pengangkutan tower crane pada setiap lantai Menentukan Titik Supply dan Titik Demand Titik supply yang menjadi titik penyedia material harus ditempatkan pada lokasi strategis agar proses pengangkutan yang dibantu tower crane ke titik demand memiliki waktu yang efisien. Titik supply pada proyek ini meliputi titik penyediaan besi dan beton dan titik demand berupa kolom. Titik tersebut didapat dengan cara : 1. Membuat grid pada gambar kerja, denah kolom sebagai acuan pembuatan grid. 2. Menentukan titik koordinat setiap titik suplly dan titik demand Mengasumsikan Zona Kerja Tower Crane Pembagian zona kerja bertujuan untuk mencegah terjadinya over load kerja pada setiap tower crane. Tahap mengasumsikan zona kerja tower crane antara lain : 1. Menentukan radius kerja atau jangkauan lengan setiap tower crane. 25

9 2. Membagi zona kerja setiap tower crane berdasarkan radiusnya. 3. Wawancara pihak kontraktor dibutukan untuk memastikan zona kerja sesuai di lapangan Modifikasi Titik Tower Crane Dalam modifikasi skenario penempatan titik tower crane dibagi menjadi tahap yaitu : 1. Menentukan zona kosong atau lokasi yang memungkinkan diletakkan tower crane dari gambar kerja. 2. Memindahkan titik tower crane dengan metode try and error pada zona kosong tanpa merubah gambar kerja dan mengganggu bangunan di sekitar proyek. 26

10 3.10. Bagan Alir Penelitian Judul : analisa waktu angkut terhadap optimasi penempatan group tower crane (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Apartement Grand Jati Juction ) Studi Literatur Pengumpulan Data Penelitian Data Primer : Data Sekunder: Pengamatan dilapangan Wawancara Gambar Layout dan Gambar Kerja Spesifikasi Tower Crane Input data titik awal atau acuan tower crane Menghitung waktu angkut total dan keseimbangan kerja (σ) Merubah skenario penempatan titik tower crane Tidak σ < σ titik acuan awal Mengetahui selisih waktu angkut yang dilakukan tower crane pada setiap lantai Mengetahui titik penempatan tower crane dengan total waktu angkut dan keseimbangan kerja (σ) terkecil dan selisih waktu angkut setiap lantai Kesimpulan dan Saran Gambar 3.3. Bagan Alir Penelitian (Sumber : Olahan Sendiri) 27

11 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Umum Proyek Nama Proyek Lokasi Pemilik Proyek Kontraktor Perencana Arsitek Kontraktor Perencana Struktur Lingkup Pekerjaan Tinggi Bangunan : THE GRAND JATI JUCTION : Jalan Perintis Kemerdekaan Medan : PT. MAHARDIKA AGUNG LESTARI : PT. MAGETIKA INTERNATIONAL : PT. DACORAL : Struktur : m Luas Total Bangunan : m 2 Jumlah Lantai : 39 Lantai dan 1 Latai Semi Basement Untuk pembangunan yang membutuhkan pengangkutan material dengan frekuensi yang tinggi sangat membutuhkan bantuan alat berat berupa tower crane. Tower crane akan membantu proses pengangkutan lebih cepat dan berdampak pada waktu pembangunan proyek. Penentuan lokasi titik tower crane harus direncanakan dengan tepat agar mendapatkan waktu pegangkutan yang efisien. Titik lokasi tower crane, suplly point, demand point dapat dilihat berdasarkan grid pada gambar kerja pembangunan Grand Jati Juction. Titik supply pada proyek ini meliputi titik penyediaan besi dan beton dan titik demand berupa kolom. 28

12 4.2. Titik Supply dan Titik Demand Bangunan ini demand pada setiap memiliki 4 bagian tipikal yang mempengaruhi jumlah titik lantai. Untuk menentukan waktu perjalanan tower crane, maka digunakan koordinat sebagai acuan titik supply dan titik demand, lalu nantinya akan digunakan sebagai variabel dalam perhitungan. Gambar 4.1. Denah Kolom Lantai 1-6 (Sumber : Dokumen Proyek) 29

13

14

15

16 milimeter di lapangan. Koordinat tower crane dapat dilihat pada tabel 4.1 dan koordinat titik supply terdapat pada tabel 4.2. Tabel 4.1. Koordinat Eksisting Tower Crane Tower Crane 1 Tower Crane 2 Tower Crane 3 X Y X Y X Y Sumber : Olahan Sendiri Titik Supply 1 Tabel 4.2. Koordinat Eksisting Titik Supply Titik Supply 2 Titik Supply 3 Titik Supply 4 X Y X Y X Y X Y Sumber : Olahan Sendiri Keterengan titik supply (S) : S1 : Titik supply besi S2 : Titik supply truk mixer 1 S3 : Titik supply truk mixer 2 S4 : Titik suplly truck mxer 3 koordinat titik demand berupa kolom diperoleh dari grid yang digunakan pada bangunan dapat dilihat pada tabel 4.3 sampai tabel 4.6 : Task Tabel 4.3. Koordinat Titik Demand Lantai 1-6 Titik Koordinat Titik Koordinat Titik Titik Task Kerja Kerja X Y X Y 1 A E A E A G' A' G' A' G'

17 Titik Koordinat Lanjutan Tabel 4.3. Titik Koordinat Task Titik Titik Task Kerja Kerja X Y X Y 6 A' G' A' G' A' G' A' G' A' G A' G B H B H C H C I C I C I C I C I C J D J D J D J D J' D J' D J' D J' D J' E J' E J' E J' E J' E J' E J' E J' E J' E J' P P P P K' P K' P K' P

18 Titik Koordinat Lanjutan Tabel 4.3. Titik Koordinat Task Titik Titik Task Kerja Kerja X Y X Y 78 K' P K' P K' P K' P K' Q K' Q K' Q K' Q K' Q K' Q K' Q K Q K R K R K R L R L R L R L R L S M S M T M T N T N T N' T N' T N' T N' T N' T' N' T' N' T' Sumber : Olahan Sendiri 35

19 Tabel 4.4. Koordinat Titik Demand Lantai 7-8 Titik Koordinat Titik Koordinat Task Titik Titik Task Kerja Kerja X Y X Y 1 A E A G' A G' A G' A G' A G A G A H A H B H B I C I C J C J C J C J D J' D J' D J' D J' D J' D J' E J' E J' E K' K' P K' P K' Q K' Q K' Q K' Q K' Q K Q K R K R K R L R

20 Titik Koordinat Lanjutan Tabel 4.4. Titik Koordinat Task Titik Titik Task Kerja Kerja X Y X Y 63 L R M S M S M T' N T' N T' N' T' N' T' N' T' N' T' P T' P T' Sumber : Olahan Sendiri Tabel 4.5. Koordinat Titik Demand Lantai 9-28 Titik Koordinat Titik Koordinat Task Titik Titik Task Kerja Kerja X Y X Y 1 A E A E A G' A G' A G' A G' A G A G A H B H B H C I C I C J C J C J D J D J'

21 Lanjutan Tabel 4.5. Task Titik Titik Koordinat Titik Titik Koordinat Kerja Task Kerja X Y X Y 19 D J' D J' D J' D K' E K' E K' K' Q K Q K Q K Q K Q L R L R M R M R M R N S N S N' T' N' T' N' T' N' T' P T' P T' P T' P T' Q T' Sumber : Olahan Sendiri Task Tabel 4.6. Koordinat Titik Demand Lantai 9-38 Titik Koordinat Titik Koordinat Titik Titik Task Kerja Kerja X Y X Y 1 A D A D A D

22 Titik Koordinat Lanjutan Tabel 4.6. Titik Koordinat Task Titik Titik Task Kerja Kerja X Y X Y 4 A D A D A E A E A E A E B G B G C H C H C J C J C J K Q K R K R K R M R M R N S N S P T' P T' P T' P T' Q T' Q T' Q T' Q T' Q T' Sumber : Olahan Sendiri Waktu jeda pengangkatan (Load Delay) adalah waktu jeda dimana tower crane siap untuk mengangkut setelah material terkait pada hook tower crane. Sedangkan waktu jeda pembongkaran (Unload Delay) artinya waktu jeda dimana 39

23 Material Load Delay Unload Delay Beton 2 menit 4 menit Besi 3 menit 5 menit

24

25

26

27 Titik Koordinat Titik Kerja X Y SL

28 4.4. Menghitung Total Waktu Angkut dan Keseimbangan Beban Kerja ( ) Pada tahap ini total waktu angkut dan keseimbangan beban kerja ( ) sudah dapat diketahui dengan menggunakan persamaan yang terdapat pada BAB III. Nilai yang dihitung mulai dari lantai lantai 1 hingga lantai 38. kemudian memodifikasi skenario penempatan titik tower crane dengan metode try and error tanpa merubah titik supply dan titik SL. Selanjutnya mengulang tahapan yang telah dijelaskan di atas hingga mendapatkan total waktu angkut dan keseimbangan beban kerja ( ) pada masing-masing skenario. Nilai hasil perhitungan harus memiliki nilai standar deviasi ( ) beban kerja dan total waktu angkut minimum. Titik koordinat skenario dapat dilihatpada tabel 4.9. Tabel 4.9. Koordinat Skenario Titik Tower Crane Tititk Koordinat Tititk Koordinat Tititk Koordinat Skenario TC1 TC2 TC3 X Y X Y X Y Original Sumber : Olahan Sendiri Selanjutnya ditentukan contoh perhitungan yang diambil dari pekerjaan pada grid berikut : Contoh 1 Waktu angkat pekerjaan dari S1 (103940; ) ke K-15 (59940 ; 99220) dengan posisi awal TC1 pada (83940; ). Digunakan α : 0,25, β : 1, kecepatan vertikal (Vv) adalah 100 m/menit saat kosong, 50 m/menit saat penuh dan kecepatan gerak horizontal radial pengait Va sebesar 50 m/menit. Kecepatan 45

29 putar lengan kerja antara 0-0,8 rad/menit dan dipakai Vω sebesar 0,8 rpm. Sesuai standar, load delay dari material besi adalah 3 menit. Sedangkan unload delay sebesar 5 menit. Elevasi titik supply beton 0,0 m dan elevasi titik demand 0,5 m. Penyelesaian : a. waktu perjalanan pengait untuk melakukan pekerjaan ( ) = ( ) + ( ) = ( ) + ( ) = 24129,857 mm ( ) = ( ) + ( ) = ( ) + ( ) = 20155,644 mm = ( ) + ( ) = ( ) + ( ) = 44283,18 mm = ( ) ( ) =, /, / = 0, menit =. cos ( ( ) ( ) ( ). ( ) ) = 1 0,8. cos ( 44283, , , ( 24129, ,644 ) ) = 0, menit = max(, ) + min(, ) = 0, ,25. 0, = 0, menit 46

30 = = ( ) ( ) =, = 0,005 menit =, = 0,01 menit 1 = max(, ) + min(, ) = 0, ,005 = 0, menit 2 = max(, ) + min(, ) = 0, ,01 = 0, menit t4 T t3 = 3 menit = 5 menit = t1 + t2 + t3 + t4 = 0, , = 6, menit Contoh 2 Waktu angkat pekerjaan dari S1 (103940; ) ke K-15 (59940 ; 99220) dengan posisi awal TC1 pada (83940; ). Digunakan α : 0,25, β : 1, kecepatan vertikal (Vv) adalah 100 m/menit saat kosong, 50 m/menit saat penuh dan kecepatan gerak horizontal radial pengait Va sebesar 50 m/menit. Kecepatan putar lengan kerja antara 0-0,8 rad/menit dan dipakai Vω sebesar 0,8 rpm. Sesuai standar, load delay dari material besi adalah 3 menit. Sedangkan unload delay sebesar 5 menit. Elevasi titik supply beton 0,0 m dan elevasi titik demand 4 m. 47

31 Penyelesaian : a. waktu perjalanan pengait untuk melakukan pekerjaan ( ) = ( ) + ( ) = ( ) + ( ) = 24129,857 mm ( ) = ( ) + ( ) = ( ) + ( ) = 20155,644 mm = ( ) + ( ) = ( ) + ( ) = 44283,18 mm = ( ) ( ) =, /, / = 0, menit =. cos ( ( ) ( ) ( ). ( ) ) = 1 0,8. cos ( 44283, , , ( 24129, ,644 ) ) = 0, menit = max(, ) + min(, ) = 0, ,25. 0, = 0, menit = = ( ) ( ) = = 0,04 menit = = 0,08 menit 48

32

33 Skenario Waktu Angkut (Menit) Beton Besi T (Menit) T (Menit) Terhadan T Original Original 40952, , ,4 0, , , ,2 95, , , ,2-623, , , ,4-310, Waktu Angkut Total Total Waktu Angkut Skenario Original Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3

34 Skenario Beton Standar Deviasi Besi Lt 1-6 Lt 7-8 Lt 9-28 Lt Lt 1-6 Lt 7-8 Lt 9-28 Lt Original 1,78 2,04 1,98 1,97 6,91 7,36 7,66 1,95 1 1,68 1,79 1,76 1,90 6,70 7,10 7,39 1,90 2 1,48 1,17 1,21 1,25 6,46 6,80 7,06 1,64 3 1,84 2,18 2,10 1,84 7,07 7,54 7,86 1,83 Standar Deviasi (σ) Keseimbangan Beban Kerja Pekerjaan Beton Skenario Original Skenario 1 Skenario Skenario LT 1-6 LT 7-8 LT 9-28 LT 29-38

35 9.00 Standar Deviasi (σ) Keseimbangan Beban Kerja Pekerjaan Besi Skenario Original Skenario 1 Skenario 2 Skenario LT 1-6 LT 7-8 LT 9-28 LT 29-38

36

37 Selisih waktu angkut pada setiap lantai mengambil contoh dari perhitungan di titik K-15 pada elevasi 0,5 m didapat 6, menit dan pada elevasi 4 m sebesar 6, menit, maka didapat perbedaan waktu sebesar 0,105 menit. Dilakukan perhitungan ulang dengan mengganti elevasi hingga ke 117,4 meter. Hasil selisih waktu angkut dapat dilihat pada tabel 4.12 Tabel Selisih Waktu Angkut Pada Setiap Lantai Lantai Elevasi (m) T (Menit ) T (Menit) 1 0,5 6,103 0,03 Mezzanin 4 6,208 0, ,5 6,313 0, ,5 6,433 0, ,5 6,553 0, ,5 6,673 0, ,5 6,793 0, ,5 6,880 0, ,4 6,967 0, ,3 7,054 0, ,2 7,141 0, ,1 7,228 0, ,315 0, ,9 7,402 0, ,8 7,489 0, ,7 7,576 0, ,6 7,663 0, ,5 7,750 0, ,4 7,837 0, ,3 7,924 0, ,2 8,011 0, ,1 8,098 0, ,185 0, ,9 8,272 0, ,8 8,359 0, ,7 8,446 0, ,6 8,533 0,087 54

38 4.5.4 Hasil Penelitan Lanjutan Tabel Lantai Elevasi (m) T (Menit ) T (Menit) 27 85,5 8,620 0, ,4 8,707 0, ,3 8,794 0, ,2 8,881 0, ,055 0, ,9 9,142 0, ,8 9,229 0, ,7 9,316 0, ,6 9,403 0, ,5 9,490 0, ,4 9,577 0,087 Rata-Rata 0,0898 Sumber : Olahan Sendiri Dari hasil penelitian ini dapat diketahui antara lain : 1. Semakin dekat letak lokasi tower crane dengan titik supply dan titik demand akan menghasilkan waktu lebih effisien. 2. Skenario 2 memiliki total waktu angkut dan keseimbangan beban kerja paling efisien dibandingkan dengan skenario lainnya. 3. Rata-rata selisih waktu angkut setiap pekerjaan yang dilakukan tower crane pada setiap lantai sebesar 0,0898 menit. 55

39 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari penelitian ini didapat kesimpulan bahwa: 1. Skenario 2 memiliki total waktu angkut dan keseimbangan kerja paling effisien. 2. Skenario 2 dengan koordinat TC 1 di (99940,101720), TC 2 (6000,101720), TC 3 (51970,26000) memiliki total waktu angkut sebesar ,2 menit atau memiliki penurunan waktu sebesar 623,175 menit terhadap skenario original. Standar deviasi (σ) pekerjaan beton adalah lantai 1-6 (1,48), lantai 7-8 (1,17), lantai 9-28 (1,21), dan lantai (1,25). Standar deviasi (σ) pekerjaan besi adalah lantai 1-6 (6,46), lantai 7-8 (7,80), lantai 9-28 (7,06), dan lantai (1,64). 3. Rata-rata selisih waktu angkut setiap pekerjaan yang di lakukan tower crane sebesar 0,0898 menit Saran Berdasarkan hasil penelitian tentang penentuan titik lokasi penempatan group tower crane yang optimal dan memiliki keseimbangan beban kerja antar tower crane paling kecil pada proyek pembangunan Apartemen Grand Jati Juction, maka disarankan untuk penelitian selanjutnya : 56

40 1. Menggunakan proses iterasi atau software lain untuk membandingkan hasil perhitungan. 2. Bagi pihak pelaksana proyek agar memperhatikan titik lokasi tower crane yang paling effisen. 3. Menghitung biaya operasional tower crane sehingga dapat diketahui perbandingan biaya operasional aktual dengan biaya setelah dilakukan evaluasi. 57

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Peningkatan pembangunan tersebut berlangsung diberbagai bidang,

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Peningkatan pembangunan tersebut berlangsung diberbagai bidang, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan konstruksi pada masa sekarang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Peningkatan pembangunan tersebut berlangsung diberbagai bidang, misalnya pembangunan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA WAKTU ANGKUT TERHADAP OPTIMASI PENEMPATAN GROUP TOWER CRANE

TUGAS AKHIR ANALISA WAKTU ANGKUT TERHADAP OPTIMASI PENEMPATAN GROUP TOWER CRANE TUGAS AKHIR ANALISA WAKTU ANGKUT TERHADAP OPTIMASI PENEMPATAN GROUP TOWER CRANE (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Apartement Grand Jati Juction ) Disusun Oleh : BAGUS HARIAWAN 12 0404 087 Disetujui Oleh

Lebih terperinci

Optimasi Penempatan Group Tower Crane pada Proyek Pembangunan My Tower Surabaya

Optimasi Penempatan Group Tower Crane pada Proyek Pembangunan My Tower Surabaya JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-39 Optimasi Penempatan Group Tower Crane pada Proyek Pembangunan My Tower Surabaya Ahmad Puguh Septiawan dan Cahyono Bintang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Latar Belakang Penggunaan Tower Crane Tower crane adalah salah satu alat berat yang sering digunakan dalam proyek konstruksi, alat ini terdiri dari slewing unit, tower, dan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENEMPATAN GROUP TOWER CRANE PADA PROYEK PEMBANGUNAN MY TOWER SURABAYA

OPTIMASI PENEMPATAN GROUP TOWER CRANE PADA PROYEK PEMBANGUNAN MY TOWER SURABAYA TUGAS AKHIR RC14-1501 OPTIMASI PENEMPATAN GROUP TOWER CRANE PADA PROYEK PEMBANGUNAN MY TOWER SURABAYA AHMAD PUGUH SEPTIAWAN NRP 3114 106 021 Dosen Pembimbing: Cahyono Bintang Nurcahyo, S.T., M.T. JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. UMUM Penelitian ini berupa analisa perbandingan pengecoran menggunakan alat berat concrete pump dan concrete bucket untuk pekerjaan konstruksi pada proyek bangunan. Permodelan

Lebih terperinci

Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply

Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply 1 Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply Arief Hadi Pranata, Tri Joko Wahyu Adi, Yusroniya Eka Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Ketekniksipilan dan Lingkungan

JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Ketekniksipilan dan Lingkungan JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Ketekniksipilan dan Lingkungan ISSN 0000-0000, Jurnal homepage: http://jurnal.unej.ac.id/index.php/jrsl Evaluasi Penempatan

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Tri Joko Wahyu Adi, ST, MT, PhD Yusroniya Eka Putri, ST, MT ARIEF HADI PRANATA

Dosen Pembimbing : Tri Joko Wahyu Adi, ST, MT, PhD Yusroniya Eka Putri, ST, MT ARIEF HADI PRANATA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS STATIC TOWER CRANE DAN MOBILE CRANE DENGAN MODIFIKASI POSISI SUPPLY POINT Dosen Pembimbing : Tri Joko Wahyu Adi, ST, MT, PhD Yusroniya Eka Putri, ST, MT ARIEF HADI PRANATA 3110.105.012

Lebih terperinci

8,70 menit perlantainya untuk semua pekerjaan. Kata kunci : Tower Crane, Konflik Indek (NC), Keseimbangan Beban Kerja (σ).

8,70 menit perlantainya untuk semua pekerjaan. Kata kunci : Tower Crane, Konflik Indek (NC), Keseimbangan Beban Kerja (σ). OPTIMASI LOKASI UNTUK GROUP TOWER CRANE PADA PROYEK APARTEMEN GUNA WANGSA SURABAYA Nama Mahasiswa : Sofyan Rahman NRP : 3109 106 020 Jurusan : Sarjana Lintas Jalur Teknik Sipil FTSP - ITS Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA

MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA Agnes Maria Wijaya 1, Ayu Wirastuti 2, Paulus Nugraha 3, Sandra Loekita 4 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan

BAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data primer yang digunakan dalam penyusunan laporan yang baik berupa data objektif berdasarkan kondisi lapangan guna mendukung analisis dan sebagai penjelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menimbulkan masalah bagi para pekerja dibidang kontruksi. Karena

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menimbulkan masalah bagi para pekerja dibidang kontruksi. Karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Perkembangan pembangunan belakangan ini sangat pesat sekali, sehingga hal tersebut menimbulkan masalah bagi para pekerja dibidang kontruksi. Karena bangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANGANGAN

BAB III METODOLOGI PERANGANGAN BAB III METODOLOGI PERANGANGAN 3.1 Diagram Alir MULAI Data dan informasi struktur Studi Literatur Buku dan peraturan-peraturan yang berlaku Preliminari Desain Pembebanan 1. Beban mati 2. Beban hidup 3.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha Oleh : Muhammad Ridha 3108.100.646 TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA Dosen Pembimbing : M. Arif Rohman, ST.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Pengolahan Data. Penyajian Data. Perbandingan Data.

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Pengolahan Data. Penyajian Data. Perbandingan Data. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data 1. Data eksisting gedung Asrama Pusdiklat Pajak 2. Peraturan gempa pembebanan SNI 1726-2012 SNI 1726-2012 3. Peraturan

Lebih terperinci

Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya

Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya Akhmad Alkhabib, Trijoko

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diambil disimpulkan untuk tugas akhir ini diantaranya :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diambil disimpulkan untuk tugas akhir ini diantaranya : BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dilapangan dan data yang didapat maka dapat diambil disimpulkan untuk tugas akhir ini diantaranya : 1. Hasil analisa volume pekerjaan galian

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT 4.1 Bahan Bahan Yang Digunakan meliputi : Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi a. Beton Ready mix. Beton Ready mix adalah beton

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN WAKTU DAN PRODUKTIVITAS PENGECORAN MENGGUNAKAN CONCRETE BUCKET

ANALISA PERBANDINGAN WAKTU DAN PRODUKTIVITAS PENGECORAN MENGGUNAKAN CONCRETE BUCKET ANALISA PERBANDINGAN WAKTU DAN PRODUKTIVITAS PENGECORAN MENGGUNAKAN CONCRETE BUCKET DAN CONCRETE PUMP PADA PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Apartemen Mansyur Residence T.

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Pada penelitian ini, perencanaan struktur gedung bangunan bertingkat dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan perhitungan,

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. macam metodologi. Metodologi adalah suatu kombinasi tertentu yang meliputi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. macam metodologi. Metodologi adalah suatu kombinasi tertentu yang meliputi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Dalam melakukan suatu penelitian, para peneliti dapat menggunakan bermacam macam metodologi. Metodologi adalah suatu kombinasi tertentu yang meliputi strategi,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek kontruksi memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan Plat untuk di teruskan ke Pondasi. Tujuan penggunaan kolom yaitu : Gambar 5.1 : Pekerjaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERNYATAAN...

DAFTAR ISI PERNYATAAN... DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TRIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan gedung merupakan wujud fisik hasil pekerjaan kostruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas / didalam tanah / air

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-131

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-131 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (04) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) D-3 Analisis Tata Letak Fasilitas Proyek Menggunakan Activity Relationship Chart dan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Suatu proyek dikatakan sukses apabila kontraktor berhasil mendapatkan laba maksimum dan owner mendapatkan hasil yang memuaskan serta tepat waktu dalam penyelesaiannya

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 3.1. Data Proyek 3.1.1. Lokasi Lokasi Proyek berada di jalan Benteng Betawi, Poris, Tanggerang - banten Nama Perusahaan : PT. Gading Megah Jaya Nama Proyek : Apartemen Poris

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

Optimasi Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan Transmart Rungkut Surabaya

Optimasi Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan Transmart Rungkut Surabaya JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-22 Optimasi Layout Menggunakan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan Transmart Rungkut Surabaya Handi Destianno Adhika

Lebih terperinci

Optimasi Site Layout pada Proyek Pembangunan Apartemen Pavilion Permata Tower 2

Optimasi Site Layout pada Proyek Pembangunan Apartemen Pavilion Permata Tower 2 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 47 Optimasi Site Layout pada Proyek Pembangunan Apartemen Pavilion Permata Tower 2 Dhanang Bagus Setyobudi dan Supani Jurusan

Lebih terperinci

BAB 3 STUDI LAPANGAN. Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan. pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan cermat.

BAB 3 STUDI LAPANGAN. Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan. pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan cermat. BAB 3 STUDI LAPANGAN Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan Saat ini proyek konstruksi bangunan bertingkat sangat berkembang, dalam pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari struktur suatu bangunan. Fungsi kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu parameter yang digunakan dalam upaya melaksanakan sebuah proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah satu komponen

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (Juli, 2014) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (Juli, 2014) ISSN: ( Print) JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (Juli, 04) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Analisis Tata Letak Fasilitas Proyek Menggunakan Activity Relationship Chart dan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan

Lebih terperinci

Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence Jakarta

Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence Jakarta JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-114 Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence

Lebih terperinci

Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya

Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya Daniel Tri Effendi, Tri

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia konstruksi di Indonesia cukup pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pembangunan fisik di Indonesia. Beberapa diantaranya fasilitas umum seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan tender suatu proyek diukur dari memenangkan tender suatu proyek, biaya yang rendah serta jadwal yang lebih cepat mempengaruhi keberhasilan tender. Keduanya

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat alat yang digunakan bisa berupa

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya 2.1.1 Biaya proyek Biaya proyek merupakan hal yang penting selain waktu, kedua hal ini berkaitan erat dan dipengaruhi oleh metode pelaksanaan, pemakaian peralatan,

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada

BAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada BAB 4 STUDI KASUS 4.1 Kapasitas Momen Tower Crane Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada gedung bertingkat Sesuai dengan objek yang di lapangan maka Pemilihan dan penentuan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan Dan Alat - Alat BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang menggalakkan proyek pembangunan di segala bidang untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. sedang menggalakkan proyek pembangunan di segala bidang untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dimana pada saat ini sedang menggalakkan proyek pembangunan di segala bidang untuk dapat meningkatkan taraf hidup bangsa

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL TRANSPORTASI DALAM RANGKA EFISIENSI BIAYA PENEMPATAN TOWER CRANE PADA MULTI PROYEK

PENERAPAN MODEL TRANSPORTASI DALAM RANGKA EFISIENSI BIAYA PENEMPATAN TOWER CRANE PADA MULTI PROYEK PENERAPAN MODEL TRANSPORTASI DALAM RANGKA EFISIENSI BIAYA PENEMPATAN TOWER CRANE PADA MULTI PROYEK Marino Hutagalung NRP : 0121076 Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata, MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

STUDI LITERATUR PROSEDUR PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN BIAYA UNTUK PEKERJAAN FLOOR HARDENER

STUDI LITERATUR PROSEDUR PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN BIAYA UNTUK PEKERJAAN FLOOR HARDENER STUDI LITERATUR PROSEDUR PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN BIAYA UNTUK PEKERJAAN FLOOR HARDENER Yohanes Tanama NRP : 0121042 Pembimbing : Ir. V. Hartanto., MSC FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan (material handling equipment) adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari satu tempat ke tempat lain dalam

Lebih terperinci

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL BAB V PERALATAN DAN MATERIAL 5.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISA. pengembangan dari gedung existing yaitu gedung Bimantara MNC Tower

BAB IV DATA DAN ANALISA. pengembangan dari gedung existing yaitu gedung Bimantara MNC Tower BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1 Latar belakang proyek Gedung MNC Media Tower ini merupakan gedung kedua pengembangan dari gedung existing yaitu gedung Bimantara MNC Tower 1 dan ada 1 Tower yang sedang berjalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung

BAB 1 PENDAHULUAN. Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung dengan bantuan tenaga orang-orang atau hewan, seperti keledai. Crane ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada Gedung Bertingkat. (www.ilmusipil.com/tower-crane-proyek-gedung) Di dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN

BAB IV ALAT DAN BAHAN BAB IV ALAT DAN BAHAN 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesiffikasi teknis yang telah dipersyaratan,

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material. Material Konstruksi meliputi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi, dari

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1, Vol. 1, Maret 2014

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1, Vol. 1, Maret 2014 EFISIENSI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN GEDUNG TRAINING CENTRE UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 1) LIONY DWI PUTRI TAKAREDAS, 2) ARFAN UTIARAHMAN 1) Mahasiswa S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013 BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Dalam kegiatan Kerja Praktik (KP) yang kami jalankan selama 2 bulan terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK APARTEMEN CITY LIGHT CIPUTAT TANGERANG SELATAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK APARTEMEN CITY LIGHT CIPUTAT TANGERANG SELATAN LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK APARTEMEN CITY LIGHT CIPUTAT TANGERANG SELATAN Disusun oleh : TAKBIR RONI ( 41107010010 ) ARI YULIANTO ( 41107010017 ) PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR RC

PROYEK AKHIR RC PERENCANAAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG GEOMATIKA FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA MAHASISWA 1 MIFTA AFIATA NRP. 3111030053 MAHASISWA 2 FARIZ WIDYA HARWANTO NRP.

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Fungsi Kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna mendukung kelancaran pembangunan tersebut. Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Uraian umum Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : a. Tower A 18 lantai - Atap 1 lantai b. Tower B & C 24 lantai - Atap 1 lantai c. Podium 5 lantai,

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN 4.1 ALAT Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan alat bantu untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pada sub bab ini penulis akan membahas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE LIFT DAN PELAT LANTAI PADA PROYEK TOWER C APARTEMEN THE ASPEN PEAK RESIDENCES, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN

PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE LIFT DAN PELAT LANTAI PADA PROYEK TOWER C APARTEMEN THE ASPEN PEAK RESIDENCES, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE LIFT DAN PELAT LANTAI PADA PROYEK TOWER C APARTEMEN THE ASPEN PEAK RESIDENCES, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN NAMA : TOGU RIOTAMA NPM : 27312422 PEMBIMBING : REHULINA APRIYANTI,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN 4.1 KONDISI PROYEK 4.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan merupakan seluruh rangkaian pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan guna memudahkan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 ANALISA PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN BEKISTING METODE SEMI SISTEM BERDASARKAN STRATEGI ROTASI PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI ( STUDI KASUS:

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN POLTEKKES KEMENKES RI II JAKARTA SELATAN JL. HANG JEBAT III KEBAYORAN BARU JAKARTA PUSAT

PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN POLTEKKES KEMENKES RI II JAKARTA SELATAN JL. HANG JEBAT III KEBAYORAN BARU JAKARTA PUSAT LAPORAN PRAKTIK PROFESI PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN POLTEKKES KEMENKES RI II JAKARTA SELATAN JL. HANG JEBAT III KEBAYORAN BARU JAKARTA PUSAT DISUSUN OLEH : NOVARI INDRA HERMANTO (NIM: 41211120060) 2016

Lebih terperinci

OPTIMASI SITE LAYOUT MENGGUNAKAN MULTI-OBJECTIVES FUNCTION PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH TERPADU TAHAP III POLITEKNIK NEGERI MALANG

OPTIMASI SITE LAYOUT MENGGUNAKAN MULTI-OBJECTIVES FUNCTION PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH TERPADU TAHAP III POLITEKNIK NEGERI MALANG 1 OPTIMASI SITE LAYOUT MENGGUNAKAN MULTI-OBJECTIVES FUNCTION PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH TERPADU TAHAP III POLITEKNIK NEGERI MALANG Rega Bhaskara Yuliantoro 1, M. Hamzah Hasyim 2, Kartika Puspa

Lebih terperinci

PROGRAM PERHITUNGAN EFEKTIVITAS WAKTU DAN BIAYA PEMAKAIAN TOWER CRANE

PROGRAM PERHITUNGAN EFEKTIVITAS WAKTU DAN BIAYA PEMAKAIAN TOWER CRANE PROGRAM PERHITUNGAN EFEKTIVITAS WAKTU DAN BIAYA PEMAKAIAN TOWER CRANE Paulus Eric Hartono 1, Noviyanti 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Pada pelaksanaan proyek gedung bertingkat, Tower Crane (TC) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Proyek konstruksi telah menjadi kompleks pada beberapa tahun terakhir ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Proyek konstruksi telah menjadi kompleks pada beberapa tahun terakhir ini. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek konstruksi telah menjadi kompleks pada beberapa tahun terakhir ini. Hal ini mengakibatkan peningkatan kebutuhan alat mekanis pada bidang konstruksi yang membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain untuk menempuh jenjang Strata 1 (satu). Dimana kerja praktek tersebut memilik

BAB I PENDAHULUAN. Desain untuk menempuh jenjang Strata 1 (satu). Dimana kerja praktek tersebut memilik BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG KERJA PRAKTEK Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diambil di program studi Teknik Sipil Universitas Mercubuana Fakultas Teknik Perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN Dalam bab ini dibahas mengenai analisis efisiensi dan efektifitas biaya pelaksanaan dan waktu pelaksanaan dari penggunaan bekisting metode slip form pada pembuatan dinding

Lebih terperinci

DAFTAR ACUAN. Sites Through Gis And Bim Integration. Journal of. Information Technology in Construction, 17,

DAFTAR ACUAN. Sites Through Gis And Bim Integration. Journal of. Information Technology in Construction, 17, DAFTAR ACUAN [1]. Irizarry. J., Karan, E. P. 2012. Optimizing Location Of Tower Cranes [2]. Irizarry. J., Karan, E. P. 2012. Optimizing Location Of Tower Cranes [3]. Al-Hussein, M., Niaz, M., A., Yu, H.,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian merupakan sebuah proses yang terdiri dari beberapa tahap. Tiaptiap tahap saling berhubungan satu sama lain, tiap tahap merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek besar seperti pembangunan gedung bertingkat tinggi (high rise building) atau proyek pembangunan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERSETUJUAN iii MOTO DAN PERSEMBAHAN iv ABSTRAK v ABSTRACT vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xiv DAFTAR LAMPIRAN

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak kita temukan proyek konstruksi yang mengalami kegagalan konstruksi sehingga tidak layak dalam penggunaannya. Kegagalan konstruksi dapat disebabkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK LAND DESKTOP 2006 Veronica Dwiandari S. NRP:

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK LAND DESKTOP 2006 Veronica Dwiandari S. NRP: PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK LAND DESKTOP 2006 Veronica Dwiandari S. NRP: 0721079 Pembimbing: Dr. Budi Hartanto S., Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menentukan Topik Permasalahan : Komparasi Metode Konstruksi. Studi Literatur. Pengumpulan Data.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menentukan Topik Permasalahan : Komparasi Metode Konstruksi. Studi Literatur. Pengumpulan Data. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Menentukan Topik Permasalahan : Komparasi Metode Konstruksi Studi Literatur Pengumpulan Data Pembahasan : - Klasifiskasi pekerjaan - Analisa harga satuan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1 Proyek 3.1.1 Uraian Umum Proyek Proyek Ciputra International ini merupakan proyek yang dikerjakan oleh PT. Nusa Konstruksi Enjiniring bertindak sebagai kontraktor pelaksana,

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Selama 2 bulan pelaksanaan kerja praktik (KP) yang terhitung mulai dari tanggal 16 Oktober 2013 sampai dengan 16 Desember 2013, kami melakukan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR 5.1 URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Pengolahan Data. Penyajian Data. Perbandingan Data.

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Pengolahan Data. Penyajian Data. Perbandingan Data. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data 1. Data eksisting gedung perluasan pabrik baru PT Interbat 2. Peraturan gempa SNI 1726-2012 3. Peraturan beton SNI

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5. 1 Uraian Umum Metoda konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS LUFFING CRANE DENGAN HAMMER HEAD CRANE PADA PROYEK HIGH RISE BUILDING STUDI KASUS: MENARA ASTRA PROJECT, JAKARTA

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS LUFFING CRANE DENGAN HAMMER HEAD CRANE PADA PROYEK HIGH RISE BUILDING STUDI KASUS: MENARA ASTRA PROJECT, JAKARTA JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 116 127 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 116 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2015), ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2015), ( Print) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. (05), 337-3539 (30-97 Print) F5 Analisis Sistem Tenaga dan Redesign Tower Crane Potain MD 900 Intan Kumala Bestari dan I Nyoman Sutantra Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL Dalam melaksanakan sebuah proyek konstruksi tentunya digunakan alat alat tertentu yang membantu dan mendukung pelaksanaan proyek ini sendiri. Alat alat yang digunakan berupa

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Tinjauan Umum Metode pelaksanaan yang dilakukan pada setiap proyek konstruksi memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan proyek lainnya. Metode pelaksanaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) 7.1 Uraian umum Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan

Lebih terperinci

Pertemuan 8 KUBAH TRUSS BAJA

Pertemuan 8 KUBAH TRUSS BAJA Halaman 1 dari Pertemuan 8 Pertemuan 8 KUBAH TRUSS BAJA Gambar di bawah ini adalah DENAH ATAP dan TAMPAK TRUSS B yang simetri dari struktur atap konstruksi baja berbentuk kubah yang akan digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL 7.1. Uraian umum. Pada setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan

Lebih terperinci