4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 20 jenis burung dari tahun ke tahun berdasarkan perbandingan dari data hasil penelitian sebelumnya. b. Menentukan titik-titik lokasi jenis-jenis burung yang dipilih sebagai objek interpretasi dan posisi untuk pengamatan burung dengan mempertimbangkan aspek keindahan landscape sebagai penunjang kegiatan wisata birdwatching. Hal ini bertujuan agar pengunjung dapat menikmati burung sekaligus keindahan landscape di PKT KRB. c. Merancang jalur interpretasi untuk wisata birdwatching. d. Pemetaan objek-objek interpretasi dan posisi pengamatan burung di PKT KRB dengan menggunakan perangkat lunak ArcView. Peta interpretasi didesain dengan menggunakan perangkat lunak Photoshop CS3. 4) Tahap Perencanaan Interpretasi Perencanaan interpretasi merupakan suatu proses awal yang merupakan tahapan persiapan sebelum pelaksanaan kegiatan interpretasi yang disajikan dalam bentuk yang dinamis dan sistematis. Tahap perencanaan interpretasi ini diperoleh dari keseluruhan hasil analisis dan sintesis yang merujuk pada proses perencanaan yang dikemukakan oleh Sharpe (1982) dan Veverka (1998). Rencana kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: a. Menentukan topik, tema dan sub tema dari program interpretasi di PKT KRB. Inventarisasi sumber daya berupa keanekaragaman jenis burung di PKT KRB dapat membantu mengembangkan tema yang sesuai untuk interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB. b. Menentukan misi dan tujuan interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB. c. Menentukan sasaran pengunjung untuk interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB. d. Menentukan fasilitas dan media interpretasi yang dibutuhkan untuk pengembangan program interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB. e. Menyusun materi program interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB dan menentukan cara-cara yang dipergunakan dalam penyampaian materi berdasarkan masing-masing kelompok pengunjung yang menjadi sasaran interpretasi wisata birdwatching berikut dengan penentuan waktu kegiatan. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Potensi Jenis Burung untuk Wisata Birdwatching di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Kekayaan Jenis Burung di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (PKT KRB) memiliki potensi keanekaragaman jenis burung yang dapat dijadikan sebagai daya tarik untuk wisata birdwatching. Berdasarkan hasil pengamatan burung yang telah dilakukan pada 12 lingkungan yang ada di PKT KRB, tercatat ada 48 jenis burung yang terdiri atas 23 suku burung (Tabel 4.1).

2 Tabel 4.1 Jenis-jenis burung yang ditemukan pada ke-12 lingkungan di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor No. Suku dan nama Latin Nama Lokal Ardeidae 1 Nycticorax nycticorax Kowak-malam kelabu Black-crowned Night-heron Accipitridae 2 Pernis ptilorhynchus Sikep-madu Asia Oriental Honey-buzzard Rallidae 3 Amaurornis phoenicurus Kareo padi White-breasted Waterhen Columbidae 4 Treron griseicauda Punai penganten Grey-cheeked Green-Pigeon 5 Treron vernans Punai gading Pink-necked Green-Pigeon 6 Ptilinopus melanospila Walik kembang Black-naped Fruit-Dove 7 Streptopelia bitorquata Dederuk Jawa Island Collared-Dove 8 Streptopelia chinensis Tekukur biasa Spotted-Dove Psittacidae 9 Psittacula alexandri Betet Biasa Red-breasted Parakeet 10 Cacatua sulphurea Kakatua jambul-kuning Yellow-crested Cockatoo 11 Eclectus roratus Nuri bayan Electus Parrot 12 Loriculus pusillus Serindit Jawa Blue-crowned Hanging-Parrot Cuculidae 13 Cacomantis merulinus Wiwik kelabu Plaintive Cuckoo Apodidae 14 Collocalia fuciphaga Walet sarang-putih Edible-nest Swiftlet 15 Collocalia linchi Walet linci Cave Swiftlet 16 Cypsiurus balasiensis Walet-palem Asia Asian Palm-swift Alcedinidae 17 Alcedo meninting Raja-udang meninting Blue-eared Kingfisher 18 Todirhamphus chloris Cekakak sungai Collared Kingfisher Capitonidae 19 Megalaima haemacephala Takur ungkut-ungkut Coppersmith Barbet Picidae 20 Dendrocopus macei Caladi ulam Fulvous-breasted Woodpecker 21 Dendrocopos moluccensis Caladi tilik Sunda Woodpecker Aegithinidae 22 Aegithina tiphia Cipoh kacat Common Iora Chloropseidae 23 Chloropsis cochinchinensis Cica-daun sayap-biru Blue-winged Leafbird Pycnonotidae 24 Pycnonotus atriceps Cucak kuricang Black-headed Bulbul 25 Pycnonotus melanicterus Cucak kuning Black-crested Bulbul 26 Pycnonotus aurigaster Cucak kutilang Sooty-headed Bulbul 27 Pycnonotus brunneus Merbah mata-merah Red-eyed Bulbul 28 Alophoixus bres Empuloh janggut Grey-cheeked Bulbul Laniidae 29 Lanius schach Bentet kelabu Long-tailed Shrike Sylviidae 30 Prinia familiaris Perenjak jawa Bar-winged Prinia 31 Orthotomus sutorius Cinenen pisang Common Tailorbird 32 Orthotomus sepium Cinenen Jawa Olive-backed Tailorbird Muscicapidae 33 Eumyias indigo Sikatan ninon Indigo Flycatcher 34 Cyornis banyumas Sikatan cacing Hill Blue-flycatcher 21

3 22 Tabel 4.1 Jenis-jenis burung yang ditemukan pada ke-12 lingkungan di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (Lanjutan) No. Suku dan nama Latin Nama Lokal Rhipiduridae 35 Rhipidura javanica Kipasan belang Pied Fantail Dicaeidae 36 Dicaeum concolor Cabai polos Plain Flowerpecker 37 Dicaeum trochileum Cabai Jawa Scarlet-headed Flowerpecker Nectariniidae 38 Anthreptes malacensis Burung-madu kelapa Plain-throated Sunbird 39 Nectarnia jugularis Burung-madu sriganti Olive-backed Sunbird 40 Arachnothera longirostra Pijantung kecil Little Spiderhunter Zosteropidae 41 Zosterops palpebrosus Kacamata biasa Oriental White-eye Ploceidae 42 Lonchura punctulata Bondol peking Scaly-breasted Munia 43 Lonchura maja Bondol haji White-headed Munia 44 Lonchura leucogastroides Bondol Jawa Javan Munia 45 Passer montanus Burung-gereja erasia Eurasian Tree Sparrow Oriolidae 46 Oriolus chinensis Kepudang kuduk-hitam Black-naped Oriole Dicruridae 47 Dicrurus macrocercus Srigunting hitam Black Drongo 48 Dicrurus leucophaeus Srigunting kelabu Ashy Drongo Kekayaan jenis burung yang ada di PKT KRB dapat digambarkan dalam bentuk kurva pertambahan jenis burung pada masing-masing lingkungan yang ada di PKT KRB. Kecuraman kurva mencerminkan kekayaan jenis yang ada di lingkungan tersebut. Semakin curam kurva pertambahan jenisnya, maka keanekaragaman jenis burung yang terdapat pada lingkungan tersebut semakin tinggi. Kurva pertambahan jenis burung dapat dilihat pada Gambar 4.1. Kurva pertambahan jenis menggambarkan bahwa kekayaan jenis burung tertinggi terdapat pada lingkungan 4 yaitu sebanyak 32 jenis, sedangkan kekayaan jenis burung paling rendah terdapat pada lingkungan 7 yaitu sebanyak 18 jenis. Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan keanekaragaman jenis burung pada suatu tempat adalah daya adaptasi burung terhadap kehadiran manusia dan kebutuhan hidupnya (Sawitri dan Iskandar 2012). Tingginya keanekaragaman jenis burung pada lingkungan 4 dapat dikarenakan oleh sedikitnya tingkat kunjungan pada lingkungan tersebut dan ketersediaan pakan tercukupi. Menurut Mamiri (2008), pengunjung PKT KRB kurang menyukai lingkungan 4 karena suasananya yang sepi sehingga dapat mungkinan munculnya tindakan kejahatan dan tempatnya yang tidak sesuai untuk anak-anak. Sedangkan pada lingkungan 7 memiliki kekayaan jenis yang rendah mungkin dikarenakan adanya beberapa mess karyawan PKT KRB, selain itu lingkungan 7 merupakan salah satu lingkungan yang disukai oleh pengunjung karena tempatnya yang nyaman dan teduh dengan pemandangan pohon kenari di sebelah kanan dan kiri jalan.

4 23 22 Jenis 12 Suku 25 Jenis 13 Suku 24 Jenis 14 Suku 32 Jenis 17 Suku 21 Jenis 12 Suku 21 Jenis 13 Suku 17 Jenis 11 Suku 19 Jenis 12 Suku 22 Jenis 14 Suku 25 Jenis 13 Suku 23 Jenis 14 Suku 23 Jenis 13 Suku Gambar 4.1 Kekayaan jenis burung pada 12 lingkungan yang ada di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Dibandingkan dengan hasil penelitian burung sebelumnya, Diamond et. al. (1987) mencatat jenis burung sebanyak 62 jenis pada periode tahun , dan pada periode tahun jenis burung yang tercatat sebanyak 43 jenis. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Tirtaningtyas (2004), tercatat ada 56 jenis burung yang dapat ditemukan di PKT KRB. Jumlah jenis burung di PKT KRB yang tercatat sejak tahun 1932 hingga sekarang mengalami fluktuasi antara 43 dan 62 jenis. Namun hanya ada 26 jenis burung yang selalu ada di PKT KRB sejak pengamatan tahun 1932 hingga sekarang. Penelitian ini menggambarkan bahwa dinamika jenis burung yang ada di PKT KRB cukup tinggi. Keberadaan 26 jenis burung selama 81 tahun di PKT KRB mungkin dapat dijadikan indikator kemapanan ekosistem dan kecocokan PKT KRB sebagai habitat ke 26 jenis burung tersebut. Sebaliknya, kepunahan satu atau lebih jenis burung dari ke 26

5 24 jenis burung tersebut, boleh jadi dapat dipakai sebagai penanda perubahan ekosistem di PKT KRB. Koskimies (1989), menyatakan bahwa burung dapat dijadikan sebagai indikator perubahan habitat dan dapat mendeteksi kerusakan lingkungan yang tidak dapat diukur dengan dengan parameter fisik maupun kimia. Selain itu burung menempati berbagai macam habitat sebagai pemakan tumbuhtumbuhan atau buah-buahan, daging atau serangga maupun pemakan segalanya. Indikator ekologi dibutuhkan untuk mengevaluasi keanekaragaman hayati dan mengestimasi perubahan lingkungan (Nguyen 1997). Jenis baru yang ditemukan di PKT KRB pada penelitian ini dan tidak ditemukan pada penelitian-penelitian sebelumnya ada 10 jenis, yaitu dederuk Jawa, cucak kuning, cucak kuricang, merbah mata-merah, sikatan ninon, bondol haji, caladi tilik, nuri bayan, kakatua jambul-kuning dan bentet kelabu. Dengan ditemukannya jenis baru, dapat dikatakan bahwa PKT KRB memiliki peranan penting sebagai tempat berlindung jenis-jenis burung lainnya. Jenis-jenis burung baru yang ada di PKT KRB kemungkinan berasal dari habitat di sekitar PKT KRB. Daftar perbandingan jenis-jenis burung yang dapat ditemukan dari penelitian sebelumnya hingga saat ini dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Perbandingan jumlah jenis burung yang ditemukan di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dari hasil penelitian sebelumnya. Diamond et. al. Tirtaningtyas Sukara (1987) (2004) (2013) No. Nama suku dan jenis Nama Lokal Ardeidae 1 Egretta alba Kuntul besar 2 Nycticorax nycticorax Kowak-malam kelabu Accipitridae 3 Pernis ptilorhynchus Sikep-madu Asia 4 Accipiter soloensis Elang-alap Cina Turnicidae 5 Turnix suscitator Gemak loreng Rallidae 6 Amaurornis phoenicurus Kareo padi Columbidae 7 Treron oxyura Punai salung 8 Treron griseicauda Punai penganten 9 Treron vernans Punai gading 10 Ptilinopus melanospila Walik kembang 11 Streptopelia bitorquata Dederuk Jawa 12 Streptopelia chinensis Tekukur biasa 13 Gopelia striata Perkutut Jawa Psittacidae 14 Psittacula alexandri Betet biasa 15 Eclectus roratus Nuri bayan 16 Cacatua sulphurea Kakatua jambul-kuning 17 Loriculus pusillus Serindit Jawa Cuculidae 18 Cacomantis sonneratii Wiwik lurik 19 Cacomantis merulinus Wiwik kelabu 20 Cacomantis variolosus Wiwik rimba 21 Surniculus lugubris Kedasi hitam 22 Eudynamis scolopacea Tuwur Asia Strigidae 23 Strix seloputo Kukuk seloputu 24 Otus bakkamoena Celepuk reban

6 25 Tabel 4.2 Perbandingan jumlah jenis burung yang ditemukan di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dari hasil penelitian sebelumnya (Lanjutan) Diamond et. al. Tirtaningtyas Sukara (1987) (2004) (2013) No. Nama suku dan jenis Nama Lokal Apodidae 25 Collocalia fuciphaga Walet sarang-putih 26 Collocalia linchi Walet linci 27 Cypsiurus balasiensis Walet-palem Asia Hemiprocnidae 28 Hemiprocne longipennis Tepekong jambul Alcedinidae 29 Alcedo meninting Raja-udang meninting 30 Halcyon cyanoventris Cekakak Jawa 31 Todirhamphus chloris Cekakak sungai Capitonidae 32 Megalaima haemacephala Takur ungkut-ungkut Picidae 33 Dinopium javanense Pelatuk besi 34 Dendrocopus macei Caladi ulam 35 Dendrocopos moluccensis Caladi tilik Pittidae 36 Pitta guajana Paok pancawarna Hirundinidae 37 Hirundo rustica Layang-layang api 38 Hirundo tahitica Layang-layang batu 39 Hirundo daurica Layang-layang gua 40 Hirundo striolata Layang-layang loreng Campephagidae 41 Hemipus hirundinaceus Jingjing batu 42 Lalage nigra Kapasan kemiri 43 Pericrocotus cinnamomeus Sepah kecil Artamidae 44 Artamus leucorhynchus Kekep babi Aegithinidae 45 Aegithina tiphia Cipoh kacat Chloropseidae 46 Chloropsis cochinchinensis Cica-daun sayap-biru Pycnonotidae 47 Pycnonotus atriceps Cucak kuricang 48 Pycnonotus melanicterus Cucak kuning 49 Pycnonotus aurigaster Cucak kutilang 50 Pycnonotus brunneus Merbah mata-merah 51 Alophoixus bres Empuloh janggut Dicruridae 52 Dicrurus macrocercus Srigunting hitam 53 Dicrurus leucophaeus Srigunting kelabu 54 Dicrurus remifer Srigunting bukit Oriolidae Kepudang kudukhitam 55 Oriolus chinensis Corvidae 56 Corvus enca Gagak hutan Turdidae 57 Copsychus saularis Kucica kampung 58 Zoothera citrina Anis merah

7 26 Tabel 4.2 Perbandingan jumlah jenis burung yang ditemukan di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dari hasil penelitian sebelumnya (Lanjutan) Diamond et. al. Tirtaningtyas Sukara (1987) (2004) (2013) No. Nama suku dan jenis Nama Lokal Sittidae 59 Sitta frontalis Munguk beledu Paridae 60 Parus major Gelatik-batu kelabu Timaliidae 61 Pellorneum capistratum Pelanduk topi-hitam 62 Malacocincla sepiarium Pelanduk semak Pachycephalidae 63 Pachycephala cinerea Murai bakau Silviidae 64 Phylloscopus sp Cikrak 65 Phylloscopus borealis Cikrak kutub 66 Orthotomus sutorius Cinenen pisang 67 Orthotomus ruficeps Cinenen kelabu 68 Orthotomus sepium Cinenen Jawa 69 Prinia familiaris Perenjak Jawa 70 Prinia polychroa Perenjak coklat Muscicapidae 71 Eumyias indigo Sikatan ninon 72 Cyornis banyumas Sikatan Cacing 73 Muscicapa dauurica Sikatan bubik Rhipiduridae 74 Rhipidura javanica Kipasan belang Laniidae 75 Lanius schach Bentet Kelabu Sturnidae 76 Sturnus contra Jalak suren 77 Acridotheres javanicus Kerak kerbau 78 Aplonis panayensis Perling kumbang Nectariniidae 79 Anthreptes malacensis Burung-madu kelapa 80 Nectarnia jugularis Burung-madu sriganti 81 Aethopyga mystacalis Burung -madu Jawa 82 Arachnothera longirostra Pijantung kecil Dicaeidae 83 Dicaeum trochileum Cabai Jawa 84 Dicaeum concolor Cabai polos Zosteropidae 85 Zosterops palpebrosus Kacamata biasa 86 Zosterops flavus Kacamata Jawa Ploceidae 87 Passer montanus Burung-gereja Erasia 88 Lonchura maja Bondol Haji 89 Lonchura leucogastroides Bondol Jawa 90 Lonchura punctulata Bondol Peking 91 Padda oryzivora Gelatik Jawa Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor sekarang ini telah terisolasi dari hutan di sekitarnya, hal ini menyebabkan terbatasnya pergerakan populasi jenis burung. Hutan yang terdekat yang masih memungkinkan sebagai habitat burung adalah Ciburial (5 Km ke arah Barat Daya), Gunung Pancar (10 Km ke arah Timur), Megamendung (10 Km ke arah Barat Daya), Gunung Gede Pangrango (30 Km ke arah Tenggara), dan Gunung Halimun (35 Km ke arah

8 27 Tenggara). Terputusnya populasi burung di PKT KRB dengan hutan di sekitarnya menyebabkan tidak adanya dukungan kelangsungan populasi. Menurut Prawiradilaga et. al. (2003), Elang merupakan salah satu indikator dari rusaknya lingkungan. Namun, dengan hadirnya jenis-jenis burung migrasi seperti sikep madu Asia dan jenis-jenis burung yang baru ditemukan, habitat di PKT KRB dapat dikatakan masih baik. Kekayaan jenis burung di PKT KRB memiliki jumlah yang sedikit jika dibandingkan dengan kawasan-kawasan konservasi lainnya seperti Taman Nasional Gunung Halimun Salak yang memiliki 138 jenis burung (Wisnubudi, 2004). Namun, bukan berarti PKT KRB tidak potensial untuk pengembangan wisata birdwatching. Tersedianya program untuk wisata birdwatching serta adanya minat untuk mengikuti kegiatan tersebut merupakan peluang untuk dilakukannya kegiatan wisata birdwatching di PKT KRB Frekuensi dan Sebaran Spasial Jenis Burung di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Sebaran jenis burung pada masing-masing lingkungan yang ada di PKT KRB berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh perbedaan jenis habitat pada masingmasing lingkungan. Marone (1991) menyatakan bahwa perbedaan jenis habitat akan mempengaruhi sebaran spasial jenis-jenis burung. Beberapa jenis burung hanya ditemukan pada lingkungan tertentu saja, misalnya burung kowak-malam kelabu hanya dapat ditemukan di lingkungan 3 dan 4 saja karena diantara kedua lingkungan ini terdapat kolam gunting yang merupakan habitat yang sesuai bagi burung air. Contoh lainnya yaitu sikep-madu Asia yang hanya dapat ditemukan pada lingkungan 4 dan 9 saja. Hal ini karena lingkungan 9 merupakan lokasi dari koleksi tanaman kayu dengan tajuk yang tinggi dan pada lingkungan ini terdapat banyak sarang lebah. Madu, sarang lebah, dan larva lebah merupakan salah satu sumber pakan sikep-madu Asia (Bhardwaj 2009). Jenis-jenis burung yang memiliki sebaran merata yang dapat ditemui pada 12 lingkungan yang ada di PKT KRB tercatat ada sembilan jenis dari total 48 jenis burung. Jenis-jenis burung tersebut berikut dengan total frekuensi pertemuan pada ke-12 lingkungan di PKT KRB secara berturut-turut adalah cucak kutilang (0.73), walet linchi (0.62), cabai Jawa (0.47), tekukur biasa (0.41), cekakak sungai (0.34), cipoh kacat (0.64), perenjak Jawa (0.15), cabai polos (0.15) dan burungmadu kelapa (0.14). Jenis-jenis burung tersebut memiliki daya adaptasi yang tinggi pada keseluruhan lingkungan yang ada di PKT KRB. Hal ini dikarenakan PKT KRB memiliki beranekaragam jenis tumbuhan. Jenis tumbuhan yang beranekaragam dapat menyediakan beranekaragam sumber-sumber makanan bagi burung berupa serangga, buah, biji ataupun nektar dan sebagai implikasinya, pemilihan tanaman dengan waktu berbuah atau pun berbunga yang berbeda akan lebih baik dalam penyediaan sumber pakan bagi burung (Hernowo et. al. 1989). Daftar sebaran dan total frekuensi pertemuan masing-masing jenis burung pada ke-12 lingkungan yang ada di PKT KRB dapat dilihat pada Tabel 4.3.

9 28 Tabel 4.3. Sebaran dan frekuensi perjumpaan burung pada masing-masing lingkungan di PKT KRB Frekuensi (lingkungan) Total No. Jenis Burung 1 2* Kowak-malam Kelabu Sikep-madu Asia Kareo padi Punai penganten Punai gading Walik kembang Dederuk Jawa Tekukur biasa Kakatua jambul-kuning Nuri bayan Betet biasa Serindit Jawa Wiwik kelabu Walet sarang-putih Walet linchi Walet-palem Asia Raja-udang meninting Cekakak sungai Takur ungkut-ungkut Caladi ulam Caladi tilik Cipoh kacat Cica-daun sayap-biru Cucak kuning Cucak kuricang Cucak kutilang Merbah mata-merah Empuloh janggut Bentet kelabu Prenjak Jawa Cinenen pisang Cinenen Jawa

10 29 Tabel 4.3. Sebaran dan frekuensi perjumpaan burung pada masing-masing lingkungan di PKT KRB (lanjutan) No Lingkungan. Suku dan nama latin 1 2* Total 33 Sikatan ninon Sikatan cacing Kipasan belang Cabai polos Cabai Jawa Burung-madu kelapa Burung-madu sriganti Pijantung kecil Kacamata biasa Burung gereja Bondol haji Bondol Jawa Bondol peking Kepudang kuduk-hitam Srigunting hitam Srigunting kelabu Total Keterangan: * = Lingkungan dengan frekuensi pertemuan tertinggi = Lingkungan dengan frekuensi pertemuan terendah

11 Sebaran Temporal Jenis Burung di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Perjumpaan jenis burung terbanyak berturut-turut adalah pada saat pagi hari yaitu sebanyak 44 jenis, kemudian pada siang hari yaitu sebanyak 41 jenis, dan pada sore hari yaitu sebanyak 32 jenis. Sebaran temporal burung pada 12 lingkungan yang ada di PKT KRB dapat dilihat pada Gambar 4.2. Pada pagi hari jenis burung terbanyak dapat ditemukan pada lingkungan 3 dan 4 dengan jumlah sebanyak 21 jenis burung. Perjumpaan burung dengan jenis terbanyak pada siang hari ditemukan pada lingkungan 4 sebanyak 21 jenis. Perjumpaan burung dengan jenis terbanyak pada sore hari ditemukan pada lingkungan 4 sebanyak 19 jenis. Sedangkan perjumpaan burung dengan jenis paling sedikit pada pagi hari ditemukan pada lingkungan 9 dengan jumlah sebanyak 14 jenis burung. Pada siang hari perjumpaan jenis burung yang paling sedikit dijumpai pada lingkungan 6. Pada sore hari perjumpaan jenis burung yang paling sedikit dijumpai pada lingkungan 11. Sebaran temporal dan frekuensi jenis-jenis burung pada masingmasing waktu pengamatan di setiap lingkungan yang ada di PKT KRB dapat dilihat pada Lampiran 2. Waktu Pengamatan Sore hari ( ) Siang hari ( ) Pagi hari ( ) Jumlah jenis Gambar 4.2. Grafik sebaran temporal burung pada 12 lingkungan yang ada di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor

12 Jenis-Jenis Burung yang Menjadi Potensi Wisata Birdwatching di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Beberapa jenis burung yang ada di PKT KRB memiliki potensi untuk dijadikan sebagai objek daya tarik wisata birdwatching. Burung yang dipilih sebagai objek berdasarkan ketertarikan pengunjung terhadap jenis burung tertentu, status konservasi burung, endemisitas burung, dan keberadaan jenis-jenis burung dari hasil penelitian sebelumnya hingga saat ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengunjung, tercatat ada 28 jenis burung disukai oleh pengunjung. Jenis-jenis burung kesukaan pengunjung secara berurutan adalah Cekakak sungai (14%), raja-udang meninting (7.8%), kowakmalam kelabu (6.4%), kepudang kuduk-hitam (6%), burung-madu kelapa (5.8%), cucak kuricang (5.4%), walik kembang (5.4%), cucak kuning (4.8%), betet biasa (4.8%), cabai Jawa (4.2%), cabai polos (3.8%), cucak kutilang (3.6%), caladi ulam (2.8%), sikep-madu Asia (2.8%), serindit Jawa (2.8%), tekukur biasa (2.6%), burung-madu sriganti (2.6%), perenjak Jawa (2.6%), punai penganten (2%), kipasan belang (1.8%), bondol Jawa (1.6%), empuloh janggut (1.4%), pijantung kecil (1.4%), cipoh kacat (0.8%), takur ungkut-ungkut (0.8%), kareo padi (0.8%), merbah mata merah (0.6%), dan cinenen Jawa (0.6%). Beberapa jenis burung yang masuk ke dalam daftar satwa yang dilindungi sesuai dengan UU No. 5 tahun 1990 dan PP No. 7 Tahun 1999 antara lain adalah: Nuri bayan, kakatua jambul-kuning, pijantung kecil, burung madu-kelapa, burung madu-sriganti, raja-udang meninting, cekakak sungai, kipasan belang, dan sikepmadu Asia. Betet biasa, Nuri bayan dan sikep-madu Asia terdaftar dalam Apendiks II CITES (Convention International on Trade of Endangered Species of Flora and Fauna), sedangkan kakatua jambul-kuning terdaftar dalam Apendiks I CITES. Disamping itu, ada juga yang memiliki status endemik seperti serindit Jawa, cabai Jawa, perenjak Jawa, cinenen Jawa dan punai penganten (Tabel 4.4). Tabel 4.4 Status konservasi dan endemisitas burung yang yang terdapat di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor No. Jenis Burung Lingkungan UU No. 5 PP No. 7 CITES Endemik 1 Betet biasa 4, 6, 7 II 2 Nuri bayan 4, 6,8 II 3 Kakatua jambul-kuning 4, 9 I 4 Serindit Jawa 4, 6 5 Pijantung kecil 1-7, Burung-madu kelapa Burung-madu sriganti 8, 10, 12 8 Cabai Jawa Perenjak Jawa Punai penganten 1-4, 6, 7, 9, Raja-udang meninting Cekakak sungai Kipasan belang 1-4, Sikep-madu Asia 4, 9 II 15 Cinenen Jawa 1-5, 8-12

13 32 Jenis burung yang selalu ditemukan pada penelitian-penelitian sebelumnya hingga saat ini jumlahnya mencapai 26 jenis, yaitu punai penganten, walik kembang, tekukur biasa, betet biasa, wiwik kelabu, walet linci, raja udang meninting, cekakak sungai, caladi ulam, cipoh kacat, cucak kutilang, srigunting kelabu, kepudang kuduk-hitam, cinenen pisang, perenjak Jawa, sikatan cacing, kipasan belang, burung-madu kelapa, pijantung kecil, cabai jawa, cabai polos, kacamata biasa, burung-gereja Erasia, bondol Jawa, dan bondol peking. Burung nuri bayan dan kakatua jambul-kuning bukan asli pulau Jawa melainkan merupakan burung dari Indonesia bagian Timur. Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. 57 tahun 2008 kedua jenis burung ini hanya diperkenankan dipelihara di dalam ekosistem yang terkendali dan tidak diperkenankan dilepaskan ke wilayah alami untuk mengantisipasi terjadinya invasif. Oleh karena itu, burung nuri bayan dan kakatua jambul-kuning sebaiknya tidak ada di PKT KRB dan tidak tepat untuk dijadikan sebagai objek wisata birdwatching di kawasan ini. Sementara itu, pada pengamatan yang dilakukan pada tahun 2013, hanya ditemukan masing-masing satu individu, sehingga kemungkinan besar tidak akan akan bertahan lama. Kedua jenis burung ini tidak ditemukan pada penelitian-penelitian sebelumnya, begitu pula dengan cucak kuricang, cucak kuning dan merbah mata merah. Sekalipun disukai oleh pengunjung, ketiga jenis burung ini tidak ditemukan pada penelitian-penelitian sebelumnya, sehingga tidak dijadikan sebagai objek daya tarik untuk wisata birdwatching. Ke-12 lingkungan di PKT KRB dapat dijadikan sarana pendidikan tentang konservasi burung. Dari data yang berhasil dikumpulkan, sedikitnya kita dapat mengamati 8 dari 10 jenis burung yang dilindungi di PKT KRB dan 5 jenis burung endemik. Kesukaan pengunjung terhadap jenis burung tertentu tidak sepenuhnya terkait dengan status konservasi dan endemisitas dari burung tersebut. Kowak-malam kelabu, kepudang kuduk-hitam, walik kembang, cucak kutilang, cabai polos, caladi ulam, tekukur biasa, bondol jawa, empuloh janggut, cipoh kacat, takur ungkut-ungkut dan kareo padi juga disukai pengunjung sekalipun tidak memiliki status konservasi endemik dan dilindungi. Data hasil penelitian ini memiliki potensi untuk perencanaan intrepretasi dalam upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang keindahan dan status konservasi burung. Berdasarkan kategori pemilihan jenis burung yang potensial di PKT KRB, maka ditentukan ada 25 jenis burung yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai objek wisata birdwatching di PKT KRB. Sebaran ke 25 jenis burung di 12 lingkungan di PKT KRB dapat dituangkan ke dalam peta sebaran spasial yang dapat dilihat pada Gambar 4.3, Gambar 4.4, Gambar 4.5, dan Gambar 4.6.

14 Gambar 4.3 Peta sebaran spasial jenis burung yang potensial untuk wisata birdwatching pada lingkungan 1, 2, dan 3 di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor 33

15 34 Gambar 4.4 Peta sebaran spasial jenis burung yang potensial untuk wisata birdwatching pada lingkungan 4, 5, dan 6 di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor

16 Gambar 4.5 Peta sebaran spasial jenis burung yang potensial untuk wisata birdwatching pada lingkungan 7, 8, dan 11 di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor 35

17 36 Gambar 4.6 Peta sebaran spasial jenis burung yang potensial untuk wisata birdwatching pada lingkungan 9, 10, dan 12 di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor

18 Keinginan dan Harapan Pengunjung Tujuan dan Motivasi datang ke Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan kuesioner terhadap pengunjung yang akan menjadi sasaran untuk pengembangan wisata birdwatching di PKT KRB, pengunjung PKT KRB datang dengan memiliki tujuan yang berbeda-beda pada masing-masing kelompok. Persentase tujuan datang ke PKT KRB pada masing-masing kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel. 4.5 Persentase tujuan datang ke Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor pada masing-masing kelompok pengunjung. No. Tujuan Persentase (%) SD SMP SMA PT Umum KPB 1 Menikmati keindahan alam Melihat koleksi tumbuhan Melihat monumen bersejarah Tugas sekolah/kuliah Melihat satwa burung Untuk kelompok pelajar dan umum, rata-rata persentase tujuan untuk datang ke PKT KRB berurutan mulai dari yang paling tinggi adalah menikmati keindahan alam yang mencapai 84%, melihat koleksi tumbuhan (6%), tugas sekolah (5%), melihat satwa burung (3%) dan melihat monumen bersejarah (2%) (Gambar 4.7). Sedangkan untuk Kelompok Pencinta Burung (KPB), persentase tujuan untuk datang ke PKT KRB yang paling tinggi adalah melihat satwa burung, yaitu mencapai 60%. Bagi pengunjung yang memiliki tujuan datang ke PKT KRB untuk melihat satwa burung, sebesar 20% termotivasi untuk mendapatkan pengetahuan tambahan mengenai burung, 20% hanya senang melihat saja, sedangkan 60% motivasi pengunjung dalam melihat satwa burung adalah untuk melakukan dokumentasi/fotografi. Gambar 4.7 Rata-rata persentase tujuan datang ke Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor bagi kelompok pelajar dan umum

19 Persepsi Pengunjung terhadap Keanekaragaman Jenis Burung di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Persepsi merupakan proses penilaian seseorang terhadap objek tertentu. Di dalam proses persepsi, seseorang dituntut untuk memberikan penilaian terhadap suatu obyek yang dapat bersifat positif/negatif, senang atau tidak senang dan sebagainya. Dengan adanya persepsi maka akan terbentuk sikap, yaitu suatu kecenderungan yang stabil untuk berlaku atau bertindak secara tertentu di dalam situasi yang tertentu pula (Polak 1976). Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor memiliki nilai tambah yaitu sebagai habitat dari beranekaragam jenis burung. Berdasarkan hasil wawancara dengan kuesioner terhadap 100 orang pengunjung dari kelompok pelajar dan umum, persentase rata-rata pengunjung yang mengetahui bahwa di PKT KRB terdapat beranekaragam jenis burung yaitu sebesar 57%, sedangkan 43% pengunjung lainnya tidak mengetahui adanya keanekaragaman jenis burung di PKT KRB. Sedangkan pada KPB, sebesar 100% mengetahui bahwa di PKT KRB terdapat keanekaragaman jenis burung. Persentase pengetahuan pengunjung terhadap keanekaragaman jenis burung yang ada di PKT KRB pada masingmasing kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel. 4.6 Persentase pengetahuan pengunjung terhadap keanekaragaman jenis burung di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. No. Persepsi Persentase (%) SD SMP SMA PT Umum KPB 1 Mengetahui adanya keanekaragaman jenis burung di PKT KRB Tidak mengetahui adanya keanekaragaman jenis burung di PKT KRB Dari hasil yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa masih banyak pengunjung yang tidak sadar atau belum mengetahui adanya keanekaragaman jenis burung di PKT KRB. Persentase pengunjung yang melihat adanya burung di PKT KRB berikut dengan persepsi mereka mengenai ketertarikan terhadap burung yang mereka lihat dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel. 4.7 Persentase pengunjung yang melihat adanya burung di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dan ketertarikannya. Persentase (%) No. Persepsi SD SMP SMA PT Umum KPB 1 Melihat adanya burung di PKT KRB 2 Ketertarikan Aktivitas dan keberadaan burung-burung yang ada di PKT KRB dapat menarik ataupun tidak menarik perhatian pengunjung. Dari rata-rata 86% pengunjung kelompok pelajar dan umum yang melihat adanya burung di PKT KRB, 89% menyatakan bahwa burung yang mereka lihat tersebut menarik perhatian mereka. Sedangkan bagi KPB, 100% menyatakan bahwa burung yang

20 39 mereka lihat menarik perhatian mereka. Adapun hal-hal yang disukai pengunjung PKT KRB dari burung secara berurutan dari yang paling disukai adalah penampilan fisik (62%), suara (20%), cara terbang (10%), perilaku (5%), lainnya (3%) (Gambar 4.8). Kesukaan pengunjung terhadap burung pada masing-masing kelompok secara terperinci dapat dilihat pada Tabel % 3% Penampilan fisik 10% Suara 20% 62% Cara terbang Prilaku Lainnya Gambar 4.8 Persepsi mengenai kesukaan pengunjung terhadap burung Tabel. 4.8 Persepsi mengenai kesukaan pengunjung terhadap burung Persentase (%) No. Persepsi SD SMP SMA PT Umum KPB Ratarata 1 Penampilan fisik Suara Cara terbang Perilaku Lainnya Keinginan dan Harapan Pengunjung terhadap Pengembangan Interpretasi Wisata Birdwatching di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Ketertarikan terhadap kegiatan wisata birdwatching Sebagian besar pengunjung pada masing-masing kelompok, yaitu kelompok pelajar, umum dan KPB menyatakan tertarik untuk mengikuti kegiatan wisata birdwatching yang akan dikembangkan di PKT KRB. Sebanyak 88% pengunjung yang diwawancarai menyatakan tertarik untuk mengikuti program dari kegiatan wisata birdwatching di PKT KRB karena rasa suka terhadap burung, untuk menambah wawasan dan ingin mendapatkan pengalaman baru. Selain itu, 98% pengunjung menyatakan bahwa perlu dilakukan interpretasi dan disediakan media interpretasi. Untuk memudahkan dalam menyusun materi program interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB, perlu diketahui hal-hal yang menarik bagi pengunjung

21 40 terkait informasi yang ingin didapatkan mengenai burung sebagai objek interpretasi di PKT KRB. Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa sebagian besar pengunjung ingin mengetahui tentang keanekaragaman jenis burung yang ada di PKT KRB (56%), kemudian 24% pengunjung ingin mengetahui tentang aktivitas burung yang ada di PKT KRB, 15% pengunjung ingin mengetahui habitat atau tempat tinggal burung-burung yang ada di PKT KRB, dan 3% pengunjung ingin mengetahui tentang fungsi ekologi dan sebaran burung yang ada di PKT KRB (Gambar 4.9). Tabel. 4.9 Informasi yang ingin didapatkan mengenai burung di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Persentase (%) No. Informasi SD SMP SMA PT Umum KPB Ratarata 1 Jenis-jenis burung Habitat burung Aktivitas burung Lainnya % Jenis-jenis burung 24% Habitat burung 17% 56% Aktivitas burung Lainnya Gambar 4.9 Informasi yang ingin didapatkan mengenai burung di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Cara-cara yang diinginkan untuk melakukan kegiatan wisata birdwatching Dalam melakukan kegiatan wisata birdwatching dapat dapat ditemani oleh interpreter/guide maupun tidak. Sebesar 87% pengunjung dari kelompok pelajar dan umum menginginkan adanya interpreter yang dapat memandu jalannya kegiatan wisata birdwatching di PKT KRB. Hal ini dikarenakan pengunjung ingin mendapatkan informasi lebih dalam mengenai burung dan agar kegiatan yang dilakukan lebih terarah. Sedangkan 13% pengunjung ingin melakukan kegiatan birdwatching tanpa pemandu karena merasa lebih leluasa, tidak dibatasi oleh waktu dan ada tantangan, namun dalam melakukan kegiatan tersebut pengunjung dapat menggunakan media interpretasi seperti peta interpretasi, booklet/leaflet, dan papan interpretasi sebagai panduan dalam melakukan kegiatan birdwatching. Sebaliknya, 80% KPB ingin melakukan kegiatan birdwatching tanpa adanya pemandu.

22 41 Pengunjung pada kelompok pelajar dan umum lebih menyukai apabila kegiatan birdwatching dilakukan secara berkelompok/bersama-sama dengan jumlah 3-4 orang dalam satu kelompok (88%), sedangkan pengunjung yang ingin melakukan kegiatan secara perorangan/sendiri hanya 12%. Sebaliknya, 80% KPB lebih menyukai apabila kegiatan birdwatching dilakukan secara perorangan. Persentase mengenai cara-cara yang diinginkan pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata birdwatching di PKT KRB pada masing-masing kelompok dapat dilihat pada Tabel Tabel Cara-cara yang diinginkan pengunjung dalam mengikuti kegiatan wisata birdwatching di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor No. Keinginan pengunjung Persentase (%) SD SMP SMA PT Umum KPB 1 Dengan interpreter/guide Tanpa interpreter/guide Perorangan Berkelompok Fasilitas dan media pendukung kegiatan wisata birdwatching Menurut data hasil penelitian, keinginan pengunjung terhadap fasilitasfasilitas dan media pendukung yang perlu ditambahkan dalam kegiatan birdwatching di PKT KRB. Persentase masing-masing fasilitas pendukung yang dibutuhkan menurut masing-masing kelompok dapat dilihat pada Tabel Fasilitas/media pendukung yang utama adalah tersedianya media berupa booklet/buku informasi yang memberikan informasi mengenai jenis-jenis burung yang dapat dijumpai di PKT KRB (37%), berikutnya yang dibutuhkan adalah diorama burung sebagai ilustrasi burung yang ada di PKT KRB (26%), papan interpretasi sebagai media untuk memberikan informasi-informasi tambahan kepada pengunjung (24%), tempat pengamatan burung yang nyaman serta strategis (11%) dan lainnya yaitu berupa binokuler (Gambar 4.10). Tabel 4.11 Fasilitas pendukung yang dibutuhkan untuk wisata birdwatching di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Persentase (%) No. Fasilitas SD SMP SMA PT Umum KPB Ratarata 1 Tempat pengamatan Papan interpretasi Booklet/buku informasi Diorama burung Lainnya

23 42 26% 2% 11% 24% Tempat pengamatan Papan interpretasi Booklet/buku informasi 37% Diorama burung Lainnya. Gambar 4.10 Keinginan pengunjung terhadap fasilitas pendukung untuk wisata birdwatching di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Salah seorang pakar burung (Sudaryanti 2013), menyatakan bahwa disediakannya alat bantu untuk melihat burung yaitu binokuler dan teropong juga merupakan salah satu fasilitas pendukung yang sangat penting dalam kegiatan wisata birdwatching. Beberapa saran lainnya yang didapat dari pengunjung PKT KRB terkait fasilitas pendukung yang diperloleh yaitu tempat pengamatan burung berupa platform di atas pohon untuk mempermudah pengamatan burung yang ada di atas tajuk pohon yang tinggi ataupun penentuan lokasi-lokasi tertentu yang dapat dijadikan sebagai tempat pemberian makan burung, sehingga burungburung dapat berkumpul pada satu tempat (bird feeder). Namun berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pengelola (Witono 2013) dan pakar burung (Prawiradilaga 2013), fasilitas berupa penyediaan tempat bird feeder tidak sarankan terkait dengan keamanan bagi burung-burung tersebut untuk menghindari penyalahgunaan dari pengunjung yang memiliki niat tidak baik. Durasi kegiatan wisata birdwatching Berdasarkan data hasil penelitian, persentase lama waktu berkunjung dalam 1 kali kunjungan ke PKT KRB bervariasi pada masing-masing kelompok (Tabel 4.12). Rata-rata persentase lamanya waktu berkunjung ke PKT KRB pada kelompok pelajar, umum dan KPB paling tinggi adalah 3-5 jam dengan persentase rata-rata sebesar 48%, kemudian sebanyak 30% selama kurang dari 3 jam dan sebanyak 22% selama lebih dari 6 jam (Gambar 4.11). Tabel Lama waktu berkunjung ke Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Persentase (%) No. Waktu berkunjung SD SMP SMA PT Umum KPB Ratarata 1 < 3 jam jam > 6 jam

24 43 22% 30% < 3 jam 3-5 jam 48% > 6 jam Gambar 4.11 Persentase rata-rata lama waktu kunjungan di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Untuk membantu menyusun perencanaan interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB, perlu diketahui keinginan pengunjung terhadap lamanya waktu dalam kegiatan wisata birdwatching di PKT KRB. Rata-rata persentase keinginan pengunjung pada kelompok pelajar dan umum terhadap lamanya waktu untuk kegiatan wisata birdwatching di PKT KRB yaitu kurang dari tiga jam sebesar 53% pengunjung, 3-5 jam sebesar 33% sedangkan 14% pengunjung ingin melakukan kegiatan birdwatching selama lebih dari 6 jam (Gambar 4.12). Secara terperinci persentase keinginan pengunjung terhadap lamanya waktu kegiatan wisata birdwatching di PKT KRB dapat dilihat Tabel Sebagian besar pengunjung PKT KRB dari kelompok pelajar dan umum berkeinginan untuk mengikuti kegiatan pengamatan burung selama kurang dari 3 jam, sedangkan pada KPB sebagian besar (53%) menginginkan lamanya waktu kegiatan wisata birdwatching di PKT KRB adalah 3-5 jam. Tabel Keinginan terhadap lamanya kegiatan wisata birdwatching di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor No. Waktu berkunjung Persentase (%) SD SMP SMA PT Umum KPB 1 < 3 jam jam > 6 jam Gambar 4.12 Keinginan kelompok pelajar dan umum terhadap waktu kegiatan wisata birdwatching di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor

25 Keinginan dan Harapan Pakar Burung dan Pengelola Keinginan dan Harapan Pakar Burung Menurut para pakar burung dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Prawiradilaga dan Sudaryanti 2013), PKT KRB sangat potensial untuk dijadikan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan wisata birdwatching melihat terdapatnya jumlah jenis burung yang bervariasi. Pengembangan wisata birdwatching di PKT KRB dapat dilaksanakan agar dapat menambah pengetahuan pengunjung yang mengikuti kegiatan wisata birdwatching sehingga dapat menumbuhkan rasa perduli terhadap burung-burung dan juga lingkungan yang ada di PKT KRB. Program yang direncanakan disarankan untuk pengenalan burung yang memiliki sebaran yang luas terlebih dahulu sehingga dapat memudahkan pengamatan bagi para pemula. Untuk kelompok umum dan pelajar SD sebagai pengenalan awal dapat diprioritaskan pada pengenalan burung-burung yang memiliki daya tarik dari bentuk tubuhnya, warna, dan suaranya. Sedangkan untuk pelajar SMP, SMA dan PT, materi yang disampaikan bisa lebih mendalam dengan memperkenalkan jenis-jenis burung yang memiliki status dilindungi oleh Negara berdasarkan UU No. 5 tahun 1990, PP No. 7 tahun 1999 dan jenis-jenis burung yang terdaftar dalam Appendix II CITES, serta jenis-jenis burung endemik Indonesia. Materi yang disusun dapat mengkaitkan hubungan antara burungburung yang diamati dengan habitatnya. Sebagai bahan masukan untuk pengembangan program interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB, fasilitas utama yang harus disiapkan adalah penyewaan binokuler. Selain itu, pemandu harus dilatih terlebih dahulu dan harus bisa komunikatif dengan pengunjung, sehingga materi yang disampaikan kepada pengunjung dapat diterima dengan baik. Pihak pengelola diharapkan dapat menjaga kelestarian burung-burung yang ada di PKT KRB. Semak-semak yang ada di PKT KRB hendaknya tidak dibersihkan semuanya agar kelestarian burung-burung semak seperti kareo padi, cinenen Jawa, cinenen pisang, sikatan ninon, sikatan cacing, dan perenjak Jawa tetap terjaga. Keamanan pun perlu diperhatikan untuk mencegah adanya penangkapan liar terhadap beberapa jenis burung tertentu yang dapat mengancam keberadaan jenis burung di PKT KRB Keinginan dan Harapan Pengelola Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pengelola Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (Witono dan Fijridiyanto 2013), pihak pengelola mendukung adanya program perencanaan interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB. Selama ini belum pernah ada program untuk wisata birdwatching di PKT KRB yang dijalankan oleh pihak pengelola sendiri, namun ada yang memanfaatkan PKT KRB sebagai sarana untuk melakukan birdwatching seperti yang dilakukan oleh Burung Indonesia dalam rangka memperingati keanekaragaman burung di Indonesia dan ulang tahun ke 10 Burung Indonesia pada bulan Juli 2010 (Kompas, 24 Juli 2010, Burung di Kebun Raya Bogor

26 45 tinggal 50 jenis). Kegiatan wisata birdwatching di PKT KRB merupakan tantangan bagi pihak pengelola untuk mempertahankan keanekaragaman jenis burung yang ada di PKT KRB. Kegiatan ini merupakan alternatif baru bagi pengunjung PKT KRB untuk mendapatkan pengetahuan mengenai burung yang ada kaitannya dengan tumbuhan-tumbuhan yang ada di PKT KRB. Tumbuhantumbuhan yang ada di PKT KRB merupakan habitat dan penyedia makanan bagi burung-burung yang ada di PKT KRB. Harapan pihak pengelola yaitu agar perencanaan interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB dapat di susun dengan matang, sehingga siap untuk dikenalkan kepada masyarakat. 4.4 Perencanaan Jalur Wisata Birdwatching di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Perencanaan jalur interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB dapat dirancang berdasarkan beberapa kriteria yang merujuk pada Berkmuller (1981). Keriteria pertama adalah jalur yang dirancang diharapkan mampu mengarahkan pengunjung pada objek yang spektakuler, yaitu jenis-jenis burung yang potensial sebagai objek wisata birdwatching di PKT KRB. Kriteria lain yang perlu diperhatikan adalah landscape yang menarik dan kenyamanan jalur. Dalam merancang jalur interpretasi, perlu diketahui terlebih dahulu lokasi dan waktu pertemuan yang pasti dari masing-masing jenis burung yang akan dijadikan objek interpretasi. Setiap jenis burung memiliki frekuensi pertemuan yang berbeda-beda pada setiap lingkungan. Semakin tinggi frekuensi pertemuan suatu jenis burung dalam suatu lingkungan, maka semakin tinggi peluang untuk melihat jenis burung tersebut. Oleh sebab itu, tahap awal dalam merancang jalur interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB adalah dengan melakukan pemilihan lokasi dari masing-masing jenis burung berdasarkan frekuensi pertemuan tertinggi dari masing-masing jenis burung tersebut. Tabel 4.14 menampilkan lokasi pertemuan setiap jenis burung yang potensial sebagai objek wisata dengan frekuensi pertemuan tertinggi. Berdasar data yang ditampilkan dalam Tabel 4.14, terdapat beberapa jenis burung yang hanya dapat ditemukan pada waktu-waktu tertentu saja. Burung caladi ulam dan bondol Jawa hanya dapat ditemukan pada waktu pagi hari dan siang hari saja sedangkan pada sore hari kedua jenis burung ini tidak dapat ditemukan. Sikep-madu Asia dan burung-madu sriganti hanya dapat ditemukan pada siang dan sore hari. Burung kareo padi hanya dapat ditemukan pada pagi hari saja, sedangkan burung serindit Jawa dapat ditemukan pada pagi dan sore hari saja. Burung-burung yang memiliki frekuensi pertemuan kecil, memberikan gambaran bahwa burung tersebut termasuk burung yang sulit untuk ditemukan di PKT KRB. Berdasarkan lokasi pertemuan setiap jenis burung yang potensial sebagai objek wisata dengan frekuensi pertemuan tertinggi, ada 3 lokasi yang potensial untuk pengembangan interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB. Lokasi yang pertama meliputi lingkungan 1 (taman Teisjmann), lingkungan 2 (depan Laboratorium Treub) dan lingkungan 3 (sisi Barat kolam gunting), kemudian lokasi yang kedua meliputi lingkungan 4 (koompassia excelsa/ king tree),

27 46 lingkungan 5 (taman Meksiko/koleksi kaktus dan koleksi tanaman air), lingkungan 6 (koleksi palem) dan lingkungan 7 (jalan kenari II sisi Selatan), sedangkan lokasi yang ketiga meliputi lingkungan 9 (koleksi tanaman kayu) dan lingkungan 12 (koleksi tanaman obat). Tabel 4.14 Lokasi pertemuan setiap jenis burung yang potensial sebagai objek wisata dengan frekuensi pertemuan tertinggi Frekuensi pada waktu Total No. Jenis Burung Lingkungan pengamatan frekuensi Pagi Siang Sore 1. Kowak-malam kelabu* Caladi ulam Raja-udang meninting Burung-madu kelapa Bondol Jawa Kareo padi* Prenjak Jawaº Cucak kutilang Serindit Jawaº Tekukur biasa Betet biasa Cipoh kacat Pijantung kecil Sikep-madu Asia Punai pengantenº Takur ungkut-ungkut Cinenen Jawaº Kepudang kuduk-hitam Kipasan belang Empuloh janggut Cekakak sungai Cabai Jawaº Cabai polos Burung-madu sriganti Walik kembang Keterangan: * Burung air Burung yang dilindungi (UU No. 5 tahun 1990 dan PP No. 7 tahun 1999) + Apendiks II CITES º Burung endemik Jalur interpretasi dirancang berdasarkan tiga lokasi pusat sebaran jenis-jenis burung yang potensial sebagai objek interpretasi untuk wisata birdwatching di PKT KRB. Jalur pertama adalah Jalur Burung Air dengan panjang jalur 0.84 km, pada jalur ini jenis burung utama yang di perkenalkan adalah burung kowakmalam kelabu, selain itu jenis-jenis lainnya yang dapat dijumpai adalah empuloh janggut, kipasan belang, prenjak Jawa, tekukur biasa, dan pijantung kecil. Jalur kedua adalah Jalur Burung Langka yang memiliki panjang jalur 1.3 km, pada jalur ini terdapat sebagian dari jenis-jenis burung yang dilindungi oleh Negara yang ada di PKT KRB seperti raja-udang meninting, cekakak sungai dan burungmadu kelapa, selain itu terdapat jenis burung yang termasuk ke dalam Apendix II CITES yaitu betet biasa. Jenis burung lainnya yang dapat ditemukan pada jalur ini adalah kowak-malam kelabu, caladi ulam, bondol Jawa, kareo padi, cucak

28 47 kutilang, serindit Jawa, kepudang kuduk-hitam dan cipoh kacat. Jalur yang terakhir adalah Jalur Burung Endemik dengan panjang jalur 1.4 km, pada jalur ini dapat ditemukan tiga jenis burung endemik, yaitu cinenen Jawa, punai penganten dan cabai Jawa. Selain itu, jenis-jenis lainnya yang dapat ditemukan pada jalur ini adalah takur ungkut-ungkut, sikep-madu Asia, cabai polos, walik kembang, dan burung-madu sriganti. Beberapa lokasi dengan landscape yang menarik pada jalur-jalur interpetasi yang dirancang dijadikan sebagai titik-titik lokasi pemberhentian untuk pengamatan. Gambaran lokasi dengan keindahan landscape, jalur-jalur yang dirancang serta objek interpretasinya dapat dilihat pada pete jalur interpretasi yang dituangkan pada Gambar 4.13, Gambar 4.14 dan Gambar Jalur Pengamatan Burung Air A. Lokasi Kolam Gunting Jalur Burung Air berawal dari Kolam Gunting yang terletak di sisi sebelah Timur Jalan Kenari I yang terdapat di lingkungan 3. Kolam ini memiliki pulau kecil yang di tengahnya merupakan habitat dari kawanan burung kowak-malam kelabu yang dapat dijadikan sebagai atraksi utama pada jalur ini. Berdasarkan hasil penelitian, burung kowak-malam kelabu merupakan salah satu burung yang paling disukai oleh pengunjung PKT KRB dengan menduduki peringkat ketiga. Burung ini merupakan burung yang bersifat nokturnal atau aktif di malam hari. Pada sore hari burung ini terbang secara berkelompok ke arah Utara untuk mencari makan, kemudian pada pagi harinya burung kowak-malam kelabu ini kembali ke PKT KRB untuk beristirahat dan bertengger pada tajuk tertinggi pohon-pohon yang ada di sekitar kolam gunting dan pohon-pohon di pulau kecil yang terletak di tengah-tengah kolam gunting (Gambar 4.16). B. Lokasi Taman Teisjmann Lokasi selanjutnya, pada jalur pengamatan Burung Air adalah lokasi Taman Teisjmann. Pada jalur menuju taman ini terdapat makam tua Belanda yang dapat dijumpai di dalam hutan bambu di sisi Timur Laut Taman Teisjmann. Makam tua Belanda ini merupakan makam dari dua orang ahli burung (ornitologis) yang berkebangsaan Belanda, yaitu H. Kuhl dan J. C. van Hasselt (Levelink et. al. 1997). Jenis burung yang dapat ditemukan pada lokasi ini adalah burung kipasan belang. Burung kipasan belang ini merupakan salah satu burung semak, hutan bambu yang rapat menjadi salah satu habitat yang baik bagi burung ini sehingga frekuensi pertemuan di sekitar hutan bambu ini merupakan yang tertinggi apabila dibandingkan dengan lokasi lainnya. Pada sisi Tenggara hutan bambu yang terletak di lingkungan 3, dapat ditemukan burung empuloh janggut dengan frekuensi pertemuan tertinggi apabila dibandingkan dengan lingkungan lainnya. Taman Teisjmann terletak di lingkungan 1 dan dikelilingi oleh koleksi tumbuhan palem-paleman. Burung prenjak Jawa dan tekukur biasa memiliki frekuensi pertemuan tertinggi di lingkungan ini dibandingkan dengan lingkungan lainnya. Banyaknya semak-semak dan pohon palem di sekitar taman ini menjadikan lingkungan ini sebagai habitat yang baik bagi burung prenjak Jawa dan tekukur biasa.

29 48 Gambar 4.13 Peta interpretasi pada jalur pengamatan burung air

30 Gambar 4.14 Peta interpretasi pada jalur pengamatan burung langka 49

31 50 Gambar 4.15 Peta interpretasi pada jalur pengamatan burung endemik

32 51 Gambar 4.16 Sekawanan burung kowak-malam kelabu yang sedang bertengger di sekitar kolam gunting C. Depan Laboratorium Treub Lokasi di depan Laboratorium Treub ini merupakan lokasi terakhir pengamatan pada Jalur Burung Air yang terletak di lingkungan 2. Kebun yang terletak di depan Laboratorium Treub disusun sehingga pepohonan besar dapat memberi naungan pada tanaman dibawahnya, yaitu suku bawang-bawangan (Lil.) dan temu-temuan (Zing.). Dalam susunan kebun yang rapat ini, seringkali ditemukan burung pijantung kecil yang terbang melintas dengan cepat namun dapat dikenali dengan suaranya yang khas. Burung pijantung kecil ini memiliki frekuensi pertemuan terbesar di lingkungan ini dibandingkan pada lingkungan lainnya Jalur Pengamatan Burung Langka A. Kolam Gunting Pada Jalur Burung Langka, lokasi awal yang dijadikan titik pengamatan adalah adalah pada perbatasan lingkungan 3 dan lingkungan 4 yaitu lokasi kolam gunting yang menampilkan atraksi burung kowak-malam kelabu. Menuju ke Taman Meksiko, terdapat pohon koompassia excelsa/ king tree. Burung caladi ulam dapat ditemukan pada lokasi ini, namun frekuensi pertemuannya sangat kecil. B. Taman Meksiko Taman Meksiko yang merupakan taman koleksi kaktus yang terletak di lingkungan 5 PKT KRB. Taman Meksiko merupakan taman yang sebagian besar koleksi tumbuhannya berasal dari Meksiko seperti spesies dari famili Agavaceae yaitu Agave americana L, Yucca aloifolia L, kamboja, pohon lilin dan berbagai jenis kaktus seperti Opuntia schumanni. Pada Taman Meksiko dapat dijumpai burung-madu kelapa yang merupakan salah satu jenis burung langka yang dilindungi oleh Negara. Burung ini memiliki frekuensi pertemuan tertinggi pada lingkungan ini dibandingkan dengan lingkungan lainnya.

33 52 C. Koleksi Tanaman Air Lokasi selanjutnya masih terdapat di lingkungan 5, yaitu koleksi tanaman air. Dalam perjalanan menuju lokasi koleksi Tanaman air, jalur diarahkan melalui lingkungan 6 terlebih dahulu untuk melihat burung serindit Jawa dan cucak kutilang. Setelah itu, baru memasuki lokasi koleksi tanaman air yang merupakan salah satu habitat dari burung raja-udang meninting, kareo padi, dan burung bondol Jawa. Ketiga jenis burung ini memiliki frekuensi pertemuan tertinggi pada lingkungan ini dibandingkan dengan lingkungan lainnnya. Namun, burung kareo padi memiliki nilai frekuensi pertemuan yang sangat kecil sehingga jarang sekali bisa ditemukan. Raja-udang meninting merupakan salah satu jenis burung yang dilindungi oleh Negara dan merupakan salah satu burung yang yang paling disukai pengunjung PKT KRB. D. Jalan Kenari II Dari lingkungan 5, kita menuju ke lingkungan 7 yang merupakan jalan Kenari II. Jalan Kenari II ini terletak di sebelah timur sungai Ciliwung, di kedua sisi jalannya ditanami pohon-pohon kenari yang menjulang tinggi. Burung-burung yang dapat ditemukan sepanjang jalan kenari II adalah cipoh kacat, kepudang kuduk-hitam, cekakak sungai dan burung betet biasa yang dapat dikenali dari suaranya yang nyaring dan parau. Burung cekakak sungai merupakan salah satu jenis burung yang dilindungi oleh Negara, sedangkan burung betet biasa termasuk ke dalam Apendiks II CITES dalam perdagangan satwa liar. E. Jalan Astrid Jalan Astrid merupakan jalan yang paling menonjol dan ditandai dengan bunga Canna yang indah membelah jalan berlapis aspal sehingga terbagi menjadi dua jalur. Bunga Canna yang ditanam ditata sedemikian rupa sehingga menyerupai bendera Belgia yang merupakan bendera negara asal dari Ratu Astrid yang namanya diabadikan untuk jalan ini. Pada bagian kanan dan kiri jalan ini ditanami pohon damar (Agathis dammara). Jalan Astrid ini merupakan lokasi yang paling disukai oleh pengunjung (Ibrahim 2006), oleh karena itu lokasi ini dijadikan sebagai tempat beristirahat dan juga lokasi terakhir pengamatan pada Jalur Burung Langka Jalur Pengamatan Burung Endemik A. Jembatan Gantung Jembatan gantung ini merupakan penghubung antara lingkungan 10 dengan lingkungan 9 yang dipisahkan oleh sungai Ciliwung. Lingkungan 9 merupakan lokasi koleksi tanaman kayu. Pada lingkungan ini dapat dijumpai burung-burung endemik seperti punai penganten dan cinenen Jawa. Burung punai penganten sering kali bertengger pada tajuk pohon yang tinggi, salah satu keunikan jenis burung ini yaitu selalu terlihat bersama pasangannya. Burungburung lainnya yang dapat ditemukan pada lingkungan 9 antara lain adalah takur ungkut-ungkut, dan sikep-madu Asia. Sikep-madu Asia merupakan salah satu burung raptor migran yang dapat ditemukan di PKT KRB. Selain itu sikep-madu Asia ini merupakan jenis burung yang dilindungi oleh Negara dan termasuk kedalam Apendiks II CITES.

34 53 B. Jembatan Surya Lembayung Jembatan ini merupakan penghubung antara lingkungan 9 dengan lingkungan 12. Untuk mengamati burung punai penganten dapat lebih mudah dilakukan pada jembatan ini. Berdekatan dengan jembatan Surya Lembayung, yaitu pada lingkungan 12 terdapat lokasi koleksi tanaman obat yang ramai dengan berbagai jenis burung, beberapa diantaranya adalah burung cabai Jawa, cabai polos, dan walik kembang. Ketiga jenis burung ini memiliki frekuensi pertemuan tertinggi di lingkungan ini dibandingkan lingkungan lainnya. Burung cabai Jawa merupakan salah satu burung endemik yang dapat ditemukan di lingkungan ini. C. Taman Lebak Sudjana Kassan Tumbuhan yang ditanam di taman Lebak Sudjana Kassan di susun sedemikian rupa hingga menyerupai burung garuda apabila dilihat dari atas. Pada lokasi ini seringkali terdengar siulan merdu dari burung cipoh kacat di atas pohon beringin (Ficus benjamina). Lokasi ini berdekatan dengan lokasi koleksi tanaman obat dan sungai Ciliwung, sehingga dapat terdengar suara burung cekakak sungai yang bersahutan dengan nyaring. D. Jalan Astrid Pada jalur menuju ke jalan Astrid, yaitu disebelah utara rumah anggrek, dapat ditemukan burung-madu sriganti, namun nilai frekuensi pertemuannya sangat kecil, sehingga peluang untuk menemukan jenis ini sangat kecil. Lokasi sekitar Jalan Astrid dijadikan sebagai tempat beristirahat dan juga lokasi terakhir pengamatan pada Jalur Burung Endemik. 4.5 Perencanaan Interpretasi Wisata Birdwatching di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Objek dan Tema Interpretasi Objek Interpretasi Berdasarkan hasil penelitian, jenis-jenis burung yang dapat dikembangkan untuk dijadikan objek interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB ada 25 jenis. Dari ke-25 jenis burung tersebut, beberapa diantaranya termasuk ke dalam kategori jenis-jenis burung air, burung yang dilindungi, burung endemik, dan burung menarik lainnya. Foto jenis-jenis burung yang dijadikan sebagai objek wisata birdwatching di PKT KRB dan deskripsinya dapat dilihat pada Tabel 4.15, sedangkan gambaran mengenai burung yang dapat dijadikan sebagai objek interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB dan lokasi pertemuannya dapat dilihat pada Tabel 4.16.

35 54 Tabel 4.15 Jenis-jenis burung yang potensial sebagai objek wisata birdwatching di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor No. Jenis-jenis burung potensial Deskripsi dan daya tarik 1 Famili 2 Famili 3 Famili 4 Famili : Alcedinidae : Cekakak Sungai : Todirhamphus chloris : Collared Kingfisher : PKT KRB - lingkungan 10 Cekakak Sungai dapat ditemukan di seluruh lingkungan yang ada di PKT KRB, Namun frekuensi pertemuan tertinggi adalah pada lingkungan 7 dan 10. Burung ini mudah dikenali lewat suaranya yang nyaring dan khas serta perpaduan warna putih dan biru yang indah pada bulunya. Sumber makanan berupa kepiting sungai, kadal, serangga besar, katak, ulat, cacing. Sarang berupa galian dibawah pohon atau tepi sungai. Burung ini merupakan burung yang dilindungi oleh Negara. : Alcedinidae : Raja-udang Meninting : Alcedo meninting : Blue-eared Kingfisher : PKT KRB lingkungan 5 Raja-udang meninting lebih mudah ditemukan pada habitat yang memiliki kolam. Frekuensi pertemuan tertinggi yaitu pada lingkungan 5. Burung ini mudah dikenali dari penampilan fisiknya yang unik mulai dari bentuk tubuh dan perpaduan warna bulunya yang mencolok. Kecepatan terbang yang tinggi menyebabkan burung ini sulit untuk diamati ketika terbang. Sumber makanan berupa ikan kecil, katak dan serangga. Burung ini merupakan burung yang dilindungi oleh Negara. : Ardeidae : Kowak-malam Kelabu : Nycticorax nycticorax : Black-crowned Night-heron : PKT KRB lingkungan 3 Kowak-malam kelabu merupakan burung air yang hanya dapat ditemukan pada lingkungan 3 dan 4 di sekitar kolam gunting. Burung ini merupakan burung nokturnal yang aktif di malam hari. Pada sore hari burung ini terbang ke arah Utara untuk mencari makan dan pada pagi hari kembali ke PKT KRB untuk beristirahat. Ukurannya yang besar, dan kebiasaan terbang secara berkelompok menjadi daya tarik dari burung air ini. Sumber makanan utama adalah ikan. : Oriolidae : Kepudang Kuduk-hitam : Oriolus chinensis : Black-naped Oriole : PKT KRB lingkungan 7 Kepudang kuduk-hitam dapat ditemukan hampir di seluruh lingkungan di PKT KRB, namun frekuensi pertemuan terbesar yaitu pada lingkungan 10. Burung ini memiliki suara merdu yang khas dan dapat didengarkan sepanjang hari. Warna burung yang kuning mencolok dengan perpaduan warna hitam pada mata dan sayapnya menambah keindahan burung ini. Sumber makanan burung ini adalah buah buahan kecil dan serangga Sarang berbentuk cawan, dari rumput, menggantung pada pohon tinggi.

36 55 Tabel 4.15 Jenis-jenis burung yang potensial sebagai objek wisata birdwatching di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (Lanjutan) No. Jenis-jenis burung potensial Deskripsi (MacKinnon et.al. 2010) 5 Famili : Nectariniidae : Burung-madu Kelapa : Anthreptes malacensis : Plain-throated Sunbird : PKT KRB lingkungan 3 Burung-madu kelapa dapat ditemukan pada seluruh lingkungan di PKT KRB, namun frekuensi pertemuan terbesar yaitu pada lingkungan 5 dan 6. Burung ini memiliki warna bulu yang cantik pada burung jantan yaitu perpaduan hijau metalik, ungu, coklat dan kuning. Sedangkan pada burung betina memiliki perpaduan warna hijau zaitun dan kuning. Sumber makanan utama burung ini adalah ulat dan nektar bunga. Burung ini dilindungi oleh Negara. 6 Famili : Columbidae : Walik Kembang : Ptilinopus melanospila : Black-naped Fruit-Dove : PKT KRB lingkungan 12 Walik kembang dapat ditemukan dengan mudah di lingkungan 12 pada lokasi koleksi tanaman obat. Burung jantan memiliki kepala berwarna putih dan hijau pada bagian bawah dada dan tubuh bagian atas, sedangkan betina memiliki warna hijau di seluruh badan. Warnanya yang menyerupai warna daun menjadikan burung ini sulit untuk diamati. Sumber makanan utama burung ini adalah buah-buahan dan ficus. 7 Famili : Psittacidae : Betet Biasa : Psittacula alexandri : Red-breasted Parakeet : PKT KRB lingkungan 7 Burung betet biasa memiliki frekuensi pertemuan tertinggi pada lingkungan 7. Burung ini sulit untuk diamati karena warnanya yang dominan hijau menyerupai daun. Namun, burung ini dapat dikenali melalui suaranya yang nyaring dan parau. Sumber pakan berupa buah-buahan, biji-bijian, nektar, tunas pepohonan, dan bunga-bungaan. Burung ini terdaftar dalam Appendix II CITES. 8 Famili : Dicaeidae : Cabai Jawa : Dicaeum trochileum : Scarlet-headed Flowerpecker : PKT KRB lingkungan 12 Burung cabai jawa yang berukuran kecil ini dapat ditemukan pada seluruh lingkungan di PKT KRB. Namun frekuensi pertemuan paling tinggi adalah di lingkungan 11. Burung jantan memiliki bulu kepala yang berwarna merah padam, sedangkan pada burung betina berwarna kecoklatan. Suara khas yang dikeluarkan pada saat terbang dapat dengan mudah dikenali. Burung ini merupakan burung endemik Indonesia.

37 56 Tabel 4.15 Jenis-jenis burung yang potensial sebagai objek wisata birdwatching di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (Lanjutan) No. Jenis-jenis burung potensial Deskripsi (MacKinnon et.al. 2010) 9 Famili : Dicaeidae : Cabai Polos : Dicaeum concolor : Plain Flowerpecker : PKT KRB lingkungan 12 Burung cabai polos yang berukuran kecil ini dapat ditemukan pada seluruh lingkungan di PKT KRB. Frekuensi pertemuan tertinggi burung ini terdapat pada lingkungan 12. Tubuh bagian atas berwarna hijau-zaitun, sedangkan tubuh bagian bawah keabu-abuan pucat dengan perut tengah berwarna krem. 10 Famili : Pycnonotidae : Cucak kutilang : Pycnonotus aurigaster : Sooty-headed Bulbul : PKT KRB lingkungan 1 Burung cucak kutilang merupakan jenis burung yang memiliki frekuensi pertemuan terbesar dan tersebar di seluruh lingkungan yang ada di PKT KRB. Frekuensi paling tinggi yaitu pada lingkungan 6. Burung ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kehadiran manusia sehingga sangat mudah untuk dilihat. Kicauan merdu burung-burung kutilang dapat didengar sepanjang hari di PKT KRB. 11 Famili : Picidae : Caladi ulam : Dendrocopus macei : Fulvous-breasted Woodpecker : PKT KRB lingkungan 4 Burung caladi ulam hanya dapat ditemukan pada lingkungan 4 dan 10. Mahkota jantan berwarna merah, sedangkan pada betina berwarna hitam. Caladi ulam merupakan burung pelatuk yang memiliki kebiasaan mematuk batang pohon dengan paruhnya untuk mencari makanan berupa serangga, semut ataupun larva. Selain itu burung pelatuk membuat rongga pada batang pohon untuk membuat sarangnya. 12 Famili : Accipitridae : Sikep-madu Asia : Pernis ptilorhynchus : Oriental Honey-buzzard : PKT KRB lingkungan 9 Sikep-madu Asia yang ditemukan bulan Mei-Juni 2013, sedangkan puncak migrasi raptor migran yaitu pada bulan Oktober-November. Keberadaan sikep madu Asia di PKT KRB kemungkinan karena jenis tersebut masih terlalu muda untuk mengikuti arus migrasi sehingga menetap di PKT KRB untuk sementara waktu sampai cukup dewasa. Raptor migran ini dapat ditemukan pada lingkungan 9 karena banyak tersedia sumber pakannya yang berupa sarang lebah. Burung ini dilindungi oleh Negara dan terdaftar dalam Appendix II CITES.

38 57 Tabel 4.15 Jenis-jenis burung yang potensial sebagai objek wisata birdwatching di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (Lanjutan) No. Jenis-jenis burung potensial Deskripsi (MacKinnon et.al. 2010) 13 Famili : Psittacidae : Serindit Jawa : Loriculus pusillus : Yellow-throated Hanging-Parrot : PKT KRB lingkungan 6 Serindit Jawa memiliki ukuran yang sangat kecil (12 cm), dengan warna bulu tubuhnya yang hijau dan tunggir merah. burung ini dapat ditemukan di lingkungan 4 dan 6. Dengan frekuensi pertemuan terbesar pada lingkungan 6. Serindit Jawa memiliki kebiasaan yang unik, yaitu tidur dengan posisi menggantung. Burung ini merupakan burung endemik Jawa dan Bali. 14 Famili : Columbidae : Tekukur biasa : Streptopelia chinensis : Spotted-Dove : PKT KRB Lingkungan 12 Tekukur biasa dapat ditemukan pada seluruh lingkungan di PKT KRB dengan frekuensi pertemuan terbesar pada lingkungan 2 dan 6. Burung ini dapat beradaptasi dengan kehadiran pengunjung dan seringkali terlihat mencari makan di atas permukaan tanah. Bunyi suara khas yang diulang-ulang ( tekuk-kurr ) sangat mudah dikenali. 15 Famili : Nectariniidae : Burung-madu Sriganti : Nectarnia jugularis : Olive-backed Sunbird : PKT KRB Lingkungan 12 Burung-madu sriganti agak sulit ditemukan di PKT KRB. Frekuensi pertemuan tertinggi yaitu pada lingkungan 12. Burung ini memiliki sumber makanan yang serupa dengan burung-madu kelapa, sehingga harus bersaing untuk mendapatkan makanan. Burung-madu sriganti memiliki status konservasi dilindungi oleh Negara. 16 Famili : Silviidae : Prenjak Jawa : Prinia familiaris : Bar-winged Prinia : PKT KRB Lingkungan 1 Burung endemik Sumatra, Jawa dan Bali yang berukuran kecil dengan warna tubuh bagian atas berwarna coklat zaitun dan garis putih yang khas pada sayap, memiliki kicauan yang nyaring dan aktif bersahutan satu sama lain. Burung ini dapat dijumpai pada seluruh lingkungan di PKT KRB dan tinggal di habitat yang bersemak dengan sarang yang dianyam dari rerumputan dan serat tumbuhan. Frekuensi pertemuan tertinggi terdapat pada lingkungan 1.

39 58 Tabel 4.15 Jenis-jenis burung yang potensial sebagai objek wisata birdwatching di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (Lanjutan) No. Jenis-jenis burung potensial Deskripsi (MacKinnon et.al. 2010) 17 Famili 18 Famili : Columbidae : Punai Penganten : Treron griseicauda : Grey-cheeked Green-Pigeon : PKT KRB lingkungan 1 Burung Punai penganten dapat ditemukan dengan frekuensi tertinggi pada lingkungan 9. Burung ini memiliki status endemik Sumatera, Jawa dan Bali. Endemisitas dan warna bulunya yang indah menjadi daya tarik dari burung ini. Makanan utamanya adalah buah-buahan dan biji-bijian. Punai Penganten memiliki kebiasaan hidup tidak jauh dari pasangannya dan selalu bersama-sama. Burung ini jarang bersuara sehingga sulit diidentifikasi melalui suara. : Muscicapidae : Kipasan Belang : Rhipidura javanica : Pied Fantail : PKT KRB lingkungan 10 Burung kipasan belang memiliki ciri khas berupa ekornya yang lebar dengan ujung bulu ekor berwarna putih seperti kipas. Burung ini dapat ditemukan dengan frekuensi tertinggi pada lingkungan 1 dan 10 pada habitat bambu dan habitat yang bersemak. Sumber makanan utamanya adalah serangga. Kipasan belang merupakan burung yang dilindungi oleh Negara. 19 Famili : Ploceidae : Bondol Jawa : Lonchura leucogastroides : Javan Munia : PKT KRB lingkungan 5 Burung bondol Jawa seringkali terlihat secara berkelompok pada habitat yang memiliki kolam. Frekuensi terbesar pertemuan burung ini adalah pada lingkungan 5. Sumber makanan utamanya adalah biji-bijian dan lumut. Kebiasaannya berkelompok dan dapat beradaptasi dengan kehadiran manusia, menjadikan burung ini menarik dan mudah diamati. 20 Famili : Pycnonotidae : Empuloh Janggut : Alophoixus bres : Grey-cheeked Bulbul : PKT KRB lingkungan 1 Burung empuloh janggut memiliki ciri khas berupa bulu tenggorokan serta dagu berwarna putih mencolok yang sering digembungkan seperti janggut dan suara kicauan yang keras tanpa irama. Burung ini memiliki frekuensi pertemuan tertinggi pada lingkungan 3 dan 10.

40 59 Tabel 4.15 Jenis-jenis burung yang potensial sebagai objek wisata birdwatching di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (Lanjutan) 21 Famili : Nectariniidae : Pijantung kecil : Arachnothera longirostra : Little Spiderhunter : PKT KRB Lingkungan 5 Pijantung kecil dapat ditemukan hampir di seluruh lingkungan yang ada di PKT KRB. Frekuensi pertemuan tertinggi adalah pada lingkungan 2. Burung ini memiliki daya tarik berupa paruhnya yang sangat panjang dan kecepatan terbang yang tinggi. Selain itu burung ini juga memiliki status konservasi dilindungi oleh Negara. Sumber makanan burung ini adalah nektar bunga dan serangga. 22 Famili : Chloropseidae : Cipoh Kacat : Aegithina tiphia : Common Iora : PKT KRB lingkungan 4 Burung cipoh kacat dapat ditemukan di seluruh lingkungan yang ada di PKT KRB. Burung sulit untuk diamati karena warna bulunya yang menyerupai daun, namun keberadaannya dapat diketahui dengan mudah dari alunan suaranya yang sangat merdu. Frekuensi pertemuan tertinggi dari burung ini adalah pada lingkungan 7. Sumber makanan utama dari burung ini adalah serangga. 23 Famili : Capitonidae : Takur Ungkut-ungkut : Megalaima haemacephala : Coppersmith Barbet : PKT KRB lingkungan 4 Burung takur ungkut-ungkut memiliki kombinasi warna bulu yang menarik. Frekuensi pertemuan tertinggi burung ini adalah pada lingkungan 9. Keberadaan burung ini dapat diketahui dari suaranya yang monoton, bergaung metalik: tuk, tuk, tuk, yang berselang selama beberapa menit dengan tempo yang tetap. Burung ini memiliki paruh yang kuat. Seringkali terlihat sedang mematuki batang pohon untuk dijadikan sebagai sarangnya. 24 Famili : Rallidae : Kareo Padi : Amaurornis phoenicurus : White-breasted Waterhen : PKT KRB lingkungan 5 Kareo padi merupakan burung air yang sulit ditemui di PKT KRB, namun dapat ditemukan pada lingkungan 5. Kaeo padi mencari makan di tanah, dengan sumber makanan berupa bijibijian, serangga, cacing, siput dan akar akaran. Sarangnya berada di antara alang-alang, rumput tinggi atau semak belukar yang padat, baik di habitat basah maupun kering.

41 60 Tabel 4.15 Jenis-jenis burung yang potensial sebagai objek wisata birdwatching di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (Lanjutan) No. Jenis-jenis burung potensial Deskripsi (MacKinnon et.al. 2010) 25 Famili : Silviidae : Cinenen Jawa : Orthotomus sepium : Olive-backed Tailorbird : PKT KRB lingkungan 5 Burung cinenen Jawa ini memiliki ukuran yang kecil. Frekuensi pertemuan tertinggi burung ini adalah di lingkungan 9. Burung ini merupakan burung endemik Jawa, Bali dan Lombok. Sumber makanan berupa ulat dan serangga kecil. Tabel Kategori jenis-jenis burung yang dijadikan objek wisata birdwatching di PKT KRB dan lokasi pertemuannya No. Kategori Lingk. Lokasi Jenis burung 1. Burung-burung air 3 5 Sisi Barat kolam gunting Koleksi tanaman air kowak-malam kelabu kareo padi 2. burung-burung yang dilindungi 3. Burung-burung endemik 4. burung-burung menarik lainnya Hutan Bambu Depan Lab. Treub Taman Meksiko Koleksi tanaman air Jalan Kenari II Koleksi tanaman kayu Samping rumah anggrek Taman Teisjmann Koleksi palem Koleksi tanaman kayu Koleksi tanaman obat Depan Lab. Treub Koleksi tanaman kayu Koompassia excelsa/ king tree Koleksi tanaman air Koleksi palem Jalan Kenari II Koleksi tanaman kayu Jalan Kenari II Koleksi tanaman obat kipasan belang pijantung kecil burung-madu kelapa raja-udang meninting betet biasa, cekakak sungai sikep-madu Asia burung-madu sriganti prenjak Jawa serindit Jawa punai penganten, cinenen Jawa cabai Jawa tekukur biasa empuloh janggut caladi ulam bondol Jawa cucak kutilang cipoh kacat takur ungkut-ungkut kepudang kuduk-hitam walik kembang,cabai polos Topik, Tema, dan Sub-Tema Interpretasi Dalam perencanaan interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB, semua data penelitian yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber digunakan untuk merumuskan dan mendukung pengembangan tema interpretasi. Hal pertama yang dilakukan sebelum membuat suatu tema interpretasi adalah menentukan topik yang akan diinterpretasikan (Lewis 2005). Topik yang dipilih sebagai dasar pengembangan tema interpretasi adalah burung sebagai objek wisata birdwatching di PKT KRB. Formula untuk merumuskan suatu tema interpretasi menurut Mullins (1979) yaitu tema = topik (obyek) + pesan yang ingin disampaikan kepada pengunjung.

42 61 Pesan yang ingin disampaikan kepada pengunjung dapat diuraikan dalam bentuk materi interpretasi. Materi yang disampaikan adalah pengenalan jenis-jenis burung, aktivitas, habitat dan penyebaran jenis-jenis burung yang potensial sebagai objek wisata, daya tarik dan keistimewaan burung, status konservasi dan endemisitas burung, manfaat burung bagi kehidupan dan lingkungan, serta upaya konservasi untuk menjaga kelestarian burung. Oleh karena itu, tema besar yang diangkat untuk interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB adalah Mengintip Keanekaragaman Jenis Burung di PKT KRB. Sub-tema yang dapat dikembangkan untuk perencanaan interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB adalah: (1) Mengenal Burung-Burung Air di PKT KRB, (2) Mengenal Burung- Burung Endemik dan (3) Mengenal Burung-Burung yang Dilindungi Misi dan Tujuan Interpretasi Veverka (1998) menyatakan, tanpa adanya misi, tujuan dan objektif yang jelas, maka perencanaan interpretasi tidak dapat dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, maka dibuat suatu misi, tujuan dan objektif dari interpretasi yang direncanakan agar dapat lebih mudah mengarahkan interpretasi yang akan dibuat. Misi dari interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB adalah menciptakan peluang bagi pengunjung untuk mengerti, menghargai dan mendapat pengalaman berharga yang terkait dengan keanekaragaman jenis burung di PKT KRB sebagai objek interpretasi. Sehingga dapat tumbuh rasa cinta dan rasa ingin menjaga burung-burung tersebut sebagai salah satu komponen keanekaragaman hayati dan meningkatkan minat pengunjung terhadap burung yang ada di PKT KRB. Tujuan yang ingin dicapai terhadap interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB adalah: 1) Pengunjung dapat mengerti mengenai materi interpretasi yang disampaikan sehingga dapat mengaitkan/mengintegrasikan hubungan antara burung dengan habitatnya. 2) Pengunjung menyadari bahwa PKT KRB memiliki peran penting sebagai lokasi berlindung dari berbagai macam jenis burung. 3) Pengunjung dapat terinspirasi untuk berpartisipasi dalam menjaga keanekaragaman jenis burung di PKT KRB Sasaran Interpretasi Jones et. al. (2001), mengklasifikasikan wisatawan birdwatching menjadi 2 kategori, yaitu general birdwatchers dan specialist birdwatchers. General birdwatchers biasanya melakukan perjalanan wisata dengan anggota keluarga mereka, sehingga kegiatan wisata lebih terorientasi pada aktivitas keluarga. Mereka lebih menyukai berpartisipasi dalam jenis wisata alam liar dibandingkan berpartisipasi dalam perjalanan khusus untuk wisata birdwatching. Burung dapat merupakan nilai tambah atau bonus untuk seorang general birdwatcher yang melakukan kegiatan wisata alam. Sasaran pengunjung untuk kegiatan wisata birdwatching menurut Nature Tourism Planning (2005) dibagi menjadi dua, yaitu untuk casual wildlife watcher dan serious birdwatcher. Casual wildlife watcher salah satunya adalah sightseer atau seseorang yang melakukan perjalanan wisata

43 62 untuk tujuan mencari pengalaman baru. Serious birdwatcher biasanya memiliki pengetahuan pengalaman yang lebih banyak mengenai burung dibandingkan casual wildlife watcher. Kardos et. al. (1998) menyatakan bahwa pendidikan lingkungan perlu diterapkan mulai dari usia dini. Perubahan tingkah laku dan pembentukan karakter seseorang akan terus berkembang, namun akan lebih efektif pada usia 8-12 tahun. UNESCO (1976) menyatakan bahwa tujuan dari pendidikan lingkungan dari usia dini adalah untuk menghasilkan generasi yang memiliki keperdulian terhadap lingkungan sekitarnya dan memiliki pengetahuan, kemampuan, kebiasaan, motivasi dan komitmen untuk bekerja secara individual maupun kelompok dalam upaya memberikan solusi terhadap suatu permasalahan ataupun dapat mencegah permasalahan baru yang muncul di lingkungan (UNESCO 1976). Berdasarkan tingginya minat pengunjung terhadap wisata birdwatching di PKT KRB dan pentingnya pendidikan lingkungan pada usia dini, maka pengunjung yang menjadi sasaran program interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB adalah pelajar SD dan pengunjung umum Waktu dan Lokasi Interpretasi Wisata Birdwatching Sebaran dan komposisi spesies di suatu kawasan turut berubah seiring dengan perubahan waktu dan musim karena dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti cuaca, suhu, curah hujan, arah angin dan sebagainya (Ziana 2005). Lambert (1992) menyatakan bahwa perubahan suatu habitat mengakibatkan beberapa jenis burung mengubah perilaku makannya dan memperluas daerah jajahannya. Oleh sebab itu, program interpretasi untuk wisata birdwatching di PKT KRB dilakukan khusus pada bulan Mei dan Juni sesuai dengan bulan dilaksanakannya penelitian. Waktu program interpretasi dilakukan mulai dari pagi hari (pukul 06.00) hingga sore hari (pukul 17.00). Namun, lebih baik apabila dilakukan pada pagi hari, karena jenis burung yang dapat ditemukan akan lebih banyak. Interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB dapat dilakukan pada tiga jalur yang telah direncanakan, yaitu jalur burung air, jalur burung langka dan jalur burung endemik. Namun, jalur utama yang dijadikan sebagai jalur interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB antara lain adalah jalur burung langka, karena sebagian besar jenis burung yang disukai oleh pengunjung dapat dilihat dengan mudah pada jalur ini. Jalur burung air dan jalur burung endemik merupakan jalur opsional apabila pengunjung menginginkan perpanjangan waktu dalam kegiatan wisata birdwatching di PKT KRB. Lokasi untuk pelaksanaan program interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB direncanakan sesuai berdasarkan keinginan pengunjung terhadap lamanya waktu kegiatan wisata birdwatching di PKT KRB dan jalur-jalur yang telah direncanakan sebelumnya. Skema jalur untuk pelaksanaan program interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB dapat dilihat pada Gambar Titik-titik lokasi-pengamatan yang direncanakan untuk pengembangan program interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB antara lain adalah sepanjang jalur-jalur berikut:

44 63 A. Jalur utama (Jalur burung langka) Jalur utama untuk program interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB merupakan jalur burung langka dengan panjang jalur 1.3 km. Waktu yang dibutuhkan untuk menelusuri jalur ini dengan asumsi kecepatan berjalan 2 km/jam adalah sekitar 39 menit berjalan kaki. Selain dapat ditemukan berbagai jenis burung langka/dilindungi, ada pula beberapa jenis burung lainnya seperti burung air. Jenis burung air yang hanya dapat ditemukan pada pagi hari mulai dari pukul adalah burung kareo padi yang dapat ditemukan pada lokasi koleksi tanaman air. Lokasi-lokasi menarik yang dilalui pada jalur ini adalah kolam gunting, taman Meksiko, koleksi tanaman air, koleksi tanaman buah-buahan, jalan Kenari II, dan jalan Astrid. B. Jalur kombinasi I (jalur burung air dan burung langka) Panjang jalur kombinasi dari jalur burung air dan burung langka untuk wisata birdwatching di PKT KRB adalah 2.1 km. Waktu yang dibutuhkan untuk menelusuri jalur ini dengan asumsi kecepatan berjalan 2 km/jam adalah sekitar 63 menit. Lokasi-lokasi menarik yang dilalui pada jalur ini adalah kolam gunting, Istana Bogor, makam Belanda, taman Teisjmann, hutan depan laboratorium Treub, taman Meksiko, koleksi tanaman air, koleksi tanaman buah-buahan, jalan Kenari II, dan jalan Astrid. C. Jalur kombinasi II (jalur burung air, burung langka, dan burung endemik) Panjang jalur kombinasi dari jalur burung air, burung langka dan burung endemik adalah 3.5 km. Waktu yang dibutuhkan untuk menelusuri jalur ini dengan asumsi kecepatan berjalan 2 km/jam adalah sekitar 105 menit. Lokasilokasi menarik yang dilalui pada jalur ini adalah kolam gunting, Istana Bogor, makam Belanda, taman Teisjmann, hutan depan laboratorium Treub, taman Meksiko, koleksi tanaman air, koleksi tanaman buah-buahan, jalan Kenari II, jembatan merah, koleksi tanaman kayu, taman Lebak Sudjana Kassan dan jalan Astrid. Gambar Skema jalur untuk pelaksanaan program interpretasi wisata birdwatching di PKT KRB

POTENSI UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BIRDWATCHING DI PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BOGOR

POTENSI UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BIRDWATCHING DI PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BOGOR POTENSI UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BIRDWATCHING DI PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BOGOR Potency of Developing Birdwatching Tourism at Plant Conservation Center Bogor Botanics Gardens Gytha Nafisah

Lebih terperinci

Lampiran 1 Tabel tipe arsitektur pohon (Halle et al. 1978)

Lampiran 1 Tabel tipe arsitektur pohon (Halle et al. 1978) LAMPIRAN Lampiran 1 Tabel tipe arsitektur pohon (Halle et al. 1978) No Jenis Arsitektur Ilustrasi Keterangan No Jenis Arsitektur Ilustrasi Keterangan 1 Holtum Batang lurus, tidak bercabang dan monoaksial

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT ASEP SAEFULLAH

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT ASEP SAEFULLAH KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT ASEP SAEFULLAH DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel Jenis, Karakter, Makanan, Perkembangbiakan, Habitat, Kebiasaan, Penyebaran, serta Status Burung

Lampiran 1. Tabel Jenis, Karakter, Makanan, Perkembangbiakan, Habitat, Kebiasaan, Penyebaran, serta Status Burung LAMPIRAN 101 Lampiran 1. Tabel Jenis, Karakter, Makanan, Perkembangbiakan, Habitat, Kebiasaan, Penyebaran, serta Burung No. Nama Burung Karakter Makanan Perkembangbiakan Habitat Kebiasaan Penyebaran 1

Lebih terperinci

KAJIAN HUBUNGAN ARSITEKTUR POHON DAN KEHADIRAN BURUNG DI KAMPUS IPB DRAMAGA BOGOR MUHAMMAD CHOIRUDDIN AZIS

KAJIAN HUBUNGAN ARSITEKTUR POHON DAN KEHADIRAN BURUNG DI KAMPUS IPB DRAMAGA BOGOR MUHAMMAD CHOIRUDDIN AZIS KAJIAN HUBUNGAN ARSITEKTUR POHON DAN KEHADIRAN BURUNG DI KAMPUS IPB DRAMAGA BOGOR MUHAMMAD CHOIRUDDIN AZIS DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB V DATA, ANALISIS DAN SINTESIS

BAB V DATA, ANALISIS DAN SINTESIS 26 BAB V DATA, ANALISIS DAN SINTESIS 5.1. Kondisi Fisik 5.1.1. Lokasi Geografis dan Hubungan dengan Lokasi Habitat Burung Sekitar Tapak Lokasi tapak secara geografis antara 106 45'53,52" BT - 106 46'24,35"

Lebih terperinci

STRUKTUR KOMUNITAS DAN STATUS PERLINDUNGAN BURUNG DI KEBUN RAYA PURWODADI, KABUPATEN PASURUAN

STRUKTUR KOMUNITAS DAN STATUS PERLINDUNGAN BURUNG DI KEBUN RAYA PURWODADI, KABUPATEN PASURUAN STRUKTUR KOMUNITAS DAN STATUS PERLINDUNGAN BURUNG DI KEBUN RAYA PURWODADI, KABUPATEN PASURUAN Sufi Nisfu Ramadhani, Sofia Ery Rahayu, Agus Dharmawan Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang Jalan

Lebih terperinci

keyword : open green space, housing, vegetation, Bird. PENDAHULUAN

keyword : open green space, housing, vegetation, Bird. PENDAHULUAN Open Green Space Ability Area of Modern Settlement for Life Of bird types (Case Study Three Areas of Modern Settlement in Bogor City). 1 Kemampuan Ruang Terbuka Hijau Pada Kawasan Pemukiman Modern bagi

Lebih terperinci

Nama Daerah Nama Inggris Nama Ilmiah. 2 Bentet * Long Tailed Shrike Lanius schach - Tidak Umum 3 Bondol Dada Sisik/petingan ***

Nama Daerah Nama Inggris Nama Ilmiah. 2 Bentet * Long Tailed Shrike Lanius schach - Tidak Umum 3 Bondol Dada Sisik/petingan *** KEBERADAAN JENIS JENIS BURUNG DI KAWASAN PADANG PECATU KABUPATEN BADUNG Ida Bagus Made Suaskara, I Ketut Ginantra dan I Ketut Muksin Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Email : suaskara@yahoo.com

Lebih terperinci

KEBERADAAN JENIS BURUNG PADA LIMA STASIUN PENGAMATAN DI SEPANJANG DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CILIWUNG, DEPOK-JAKARTA

KEBERADAAN JENIS BURUNG PADA LIMA STASIUN PENGAMATAN DI SEPANJANG DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CILIWUNG, DEPOK-JAKARTA ISSN 1978-9513 VIS VITALIS, Vol. 02 No. 2, September 2009 KEBERADAAN JENIS BURUNG PADA LIMA STASIUN PENGAMATAN DI SEPANJANG DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CILIWUNG, DEPOK-JAKARTA Hasmar Rusmendro, Ruskomalasari,

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh : Yuni Wibowo Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh : Yuni Wibowo Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh : Yuni Wibowo Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI RUANG TERBUKA HIJAU DI TIGA TEMPAT PEMAKAMAN UMUM DI BOGOR ALIFAH MELTRIANA

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI RUANG TERBUKA HIJAU DI TIGA TEMPAT PEMAKAMAN UMUM DI BOGOR ALIFAH MELTRIANA KEANEKARAGAMAN BURUNG DI RUANG TERBUKA HIJAU DI TIGA TEMPAT PEMAKAMAN UMUM DI BOGOR ALIFAH MELTRIANA DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BERBAGAI TIPE HABITAT BESERTA GANGGUANNYA DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BERBAGAI TIPE HABITAT BESERTA GANGGUANNYA DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT Media Konservasi Vol 20, No.2, Agustus 2015: 117-124 KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BERBAGAI TIPE HABITAT BESERTA GANGGUANNYA DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT (Bird Diversity in Various

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI AREA KEBUN BUAH, TAMAN BUAH MEKARSARI ISMI NURFAIZAH

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI AREA KEBUN BUAH, TAMAN BUAH MEKARSARI ISMI NURFAIZAH KEANEKARAGAMAN BURUNG DI AREA KEBUN BUAH, TAMAN BUAH MEKARSARI ISMI NURFAIZAH DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Lebih terperinci

Lampiran 1 Foto Dokumentasi Penelitian Keaneakaragaman Jenis Burung

Lampiran 1 Foto Dokumentasi Penelitian Keaneakaragaman Jenis Burung 60 Lampiran 1 Foto Dokumentasi Penelitian Keaneakaragaman Jenis Burung Gambar 10. Stasiun pengamatan pertama penelitian burung pada lahan basah Way Pegadungan yang telah menjadi persawahan pada Bulan April

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN NILAI INDEKS KOMUNITAS BURUNG DI TIGA LOKASI KEBUN RAYA BOGOR CATUR WIBAWA PRAJA

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN NILAI INDEKS KOMUNITAS BURUNG DI TIGA LOKASI KEBUN RAYA BOGOR CATUR WIBAWA PRAJA KEANEKARAGAMAN JENIS DAN NILAI INDEKS KOMUNITAS BURUNG DI TIGA LOKASI KEBUN RAYA BOGOR CATUR WIBAWA PRAJA DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Jenis-Jenis Burung di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Andalas Wahana Berjaya (AWB), Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat

Jenis-Jenis Burung di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Andalas Wahana Berjaya (AWB), Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat Jenis-Jenis Burung di Perkebunan Sawit PT. Andalas Wahana Berjaya (AWB), Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat Bird Species at Oil Palm Plantation of PT. Andalas Wahana Berjaya (AWB), Dharmasraya, West

Lebih terperinci

KESAMAAN KOMUNITAS BURUNG DI LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH

KESAMAAN KOMUNITAS BURUNG DI LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH KESAMAAN KOMUNITAS BURUNG DI LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH Moh. Ihsan Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta Km.9 Palu, Sulawesi Tengah 94118 Staf Pengajar Fakultas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan. OIC (Orangutan Information Centre) menambahkan bahwa kawasan restorasi

TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan. OIC (Orangutan Information Centre) menambahkan bahwa kawasan restorasi TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kondisi Lokasi Penelitian Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) adalah salah satu kawasan pelestarian alam di Indonesia dengan luas.094.692 hektar yang secara administrasi pemerintahan

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KECAMATAN LAWEYAN, KECAMATAN SERENGAN, DAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTAMADYA SURAKARTA. Artikel Publikasi Ilmiah

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KECAMATAN LAWEYAN, KECAMATAN SERENGAN, DAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTAMADYA SURAKARTA. Artikel Publikasi Ilmiah KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KECAMATAN LAWEYAN, KECAMATAN SERENGAN, DAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTAMADYA SURAKARTA Artikel Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN KUNJUNGAN WISATA CANGGU, KUTA UTARA, BADUNG

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN KUNJUNGAN WISATA CANGGU, KUTA UTARA, BADUNG Laporan Penelitian KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN KUNJUNGAN WISATA CANGGU, KUTA UTARA, BADUNG Oleh I Ketut Muksin JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MIPA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2016

Lebih terperinci

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG ASEUPAN

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG ASEUPAN BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG ASEUPAN A. Kehadiran Satwaliar Kelompok Mamalia Kehadiran satwaliar khususnya mamalia merupakan bio-indikator suatu kawasan hutan dapat dikatakan baik atau terganggu. Keseimbangan

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEMELIMPAHAN BURUNG DI KAWASAN PANTAI KARST GUNUNGKIDUL D.I.YOGYAKARTA SKRIPSI

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEMELIMPAHAN BURUNG DI KAWASAN PANTAI KARST GUNUNGKIDUL D.I.YOGYAKARTA SKRIPSI KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEMELIMPAHAN BURUNG DI KAWASAN PANTAI KARST GUNUNGKIDUL D.I.YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan

Lebih terperinci

Pengamatan Burung di Resort Bama Seksi Konservasi Wilayah II Bekol dalam Upaya Reinventarisasi Potensi Jenis

Pengamatan Burung di Resort Bama Seksi Konservasi Wilayah II Bekol dalam Upaya Reinventarisasi Potensi Jenis Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan Pengamatan Burung di Resort Bama Seksi Konservasi Wilayah II Bekol dalam Upaya Reinventarisasi Potensi Jenis Oleh : Nama : Arif Pratiwi, ST NIP : 710034820 TAMAN

Lebih terperinci

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG PULOSARI

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG PULOSARI BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG PULOSARI A. Kehadiran Satwaliar Kelompok Mamalia Gunung Pulosari memiliki ketinggian hingga 1.300 mdpl sehingga potensi keanekaragaman hayati (KEHATI) pada ketinggian tersebut

Lebih terperinci

SPESIES BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR

SPESIES BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 4, No. 1, Ed. April 2016, Hal. 15-32 SPESIES BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR 1 Samsul Kamal, 2 Elita Agustina dan 3 Zahratur

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEMELIMPAHAN BURUNG DI SEKITAR KAMPUS IKIP PGRI MADIUN SEBAGAI POTENSI LOKAL DAN SUMBER BELAJAR

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEMELIMPAHAN BURUNG DI SEKITAR KAMPUS IKIP PGRI MADIUN SEBAGAI POTENSI LOKAL DAN SUMBER BELAJAR KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEMELIMPAHAN BURUNG DI SEKITAR KAMPUS IKIP PGRI MADIUN SEBAGAI POTENSI LOKAL DAN SUMBER BELAJAR Nurul Kusuma Dewi Program Studi Pendidikan Biologi IKIP PGRI MADIUN, Jalan Setiabudi

Lebih terperinci

ABSTRAK JENIS DAN KERAPATAN BURUNG DI KAWASAN AGROPOLITAN KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA. Oleh: Zainal Husain, Dharmono, Kaspul

ABSTRAK JENIS DAN KERAPATAN BURUNG DI KAWASAN AGROPOLITAN KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA. Oleh: Zainal Husain, Dharmono, Kaspul 47 ABSTRAK JENIS DAN KERAPATAN BURUNG DI KAWASAN AGROPOLITAN KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA Oleh: Zainal Husain, Dharmono, Kaspul Burung merupakan anggota dari Sub Filum Vertebrata yang termasuk

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DI DESA SUNGAI DERAS KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DI DESA SUNGAI DERAS KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DI DESA SUNGAI DERAS KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT Diurnal bird species diversity in Protected Forest Mount Ambawang

Lebih terperinci

EKSPLORASI BEBERAPA JALUR POTENSI WISATA BIRDWATCHING DI BANDEALIT, TAMAN NASIONAL MERU BETIRI

EKSPLORASI BEBERAPA JALUR POTENSI WISATA BIRDWATCHING DI BANDEALIT, TAMAN NASIONAL MERU BETIRI Journal of Indonesian Tourism and Development Studies E-ISSN : 2338-1647 http://jitode.ub.ac.id EKSPLORASI BEBERAPA JALUR POTENSI WISATA BIRDWATCHING DI BANDEALIT, TAMAN NASIONAL MERU BETIRI Agung S. Kurnianto

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA, BANDUNG

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA, BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada suatu kawasan strategis. Letak astronomis negara Indonesia adalah antara 6º LU 11º LS dan 95º BT 141º BT. Berdasarkan

Lebih terperinci

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014 STUDI KEANEKARAGAMAN AVIFAUNA SEBAGAI SARANA EDUKASI EKOWISATA BIRDWATCHING DI KAWASAN WISATA KONDANG MERAK, MALANG SOFYAN ARIS NRP. 1509100004 Dosen Pembimbing Aunurohim, S.Si., DEA Jurusan Biologi Fakultas

Lebih terperinci

KAJIAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE LANSKAP HUTAN TANAMAN PINUS (Studi Kasus : Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu)

KAJIAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE LANSKAP HUTAN TANAMAN PINUS (Studi Kasus : Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu) KAJIAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE LANSKAP HUTAN TANAMAN PINUS (Studi Kasus : Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu) TIARA SUKRA DEWI E 34101056 DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN

Lebih terperinci

Hubungan keanekaragaman burung dan komposisi pohon di Kampus Kentingan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jawa Tengah

Hubungan keanekaragaman burung dan komposisi pohon di Kampus Kentingan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jawa Tengah PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 1, Nomor 3, Juni 2015 ISSN: 2407-8050 Halaman: 660-666 DOI: 10.13057/psnmbi/m010346 Hubungan keanekaragaman burung dan komposisi pohon di Kampus Kentingan Universitas

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hutan mangrove desa Margasari memiliki luas 700 ha dengan ketebalan hutan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hutan mangrove desa Margasari memiliki luas 700 ha dengan ketebalan hutan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hutan mangrove desa Margasari memiliki luas 700 ha dengan ketebalan hutan mangrove mencapai 2 km. Tumbuhan yang dapat dijumpai adalah dari jenis Rhizopora spp., Sonaeratia

Lebih terperinci

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG KARANG

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG KARANG BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG KARANG A. Kehadiran Satwaliar Kelompok Mamalia Gunung Karang merupakan salah satu hutan lindung yang ada di Propinsi Banten. Fungsi utama hutan lindung adalah sebagai perlindungan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Spesies Burung di Repong Damar Pekon Pahmungan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Spesies Burung di Repong Damar Pekon Pahmungan 31 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Spesies Burung di Repong Damar Pekon Pahmungan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa di Repong Damar Pekon Pahmungan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI BURUNG KAMPUS ITB JATINANGOR SEBAGAI KAWASAN PENYANGGA HUTAN LINDUNG GUNUNG MANGLAYANG

DISTRIBUSI BURUNG KAMPUS ITB JATINANGOR SEBAGAI KAWASAN PENYANGGA HUTAN LINDUNG GUNUNG MANGLAYANG DISTRIBUSI BURUNG KAMPUS ITB JATINANGOR SEBAGAI KAWASAN PENYANGGA HUTAN LINDUNG GUNUNG MANGLAYANG Dikdik Permadi 1), Rahman Rasyidi 2), Primadieta 3), Muhammad Hafizh Zhafran Nurrachman 4), Muhamad Aditio

Lebih terperinci

Jenis Jenis Burung di Wilayah Cagar Alam Imogiri Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh:

Jenis Jenis Burung di Wilayah Cagar Alam Imogiri Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh: Jenis Jenis Burung di Wilayah Cagar Alam Imogiri Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh: 1 Alfan Firmansyah, Agung Budiantoro¹, Wajudi², Sujiyono² ¹Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Ahmad Dahlan,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEANEKARAGAMAN BURUNG DI PANTAI SIUNG DAN PANTAI WEDI OMBO GUNUNGKIDUL D.I. YOGYAKARTA

PERBANDINGAN KEANEKARAGAMAN BURUNG DI PANTAI SIUNG DAN PANTAI WEDI OMBO GUNUNGKIDUL D.I. YOGYAKARTA PERBANDINGAN KEANEKARAGAMAN BURUNG DI PANTAI SIUNG DAN PANTAI WEDI OMBO GUNUNGKIDUL D.I. YOGYAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 pada Program Studi Biologi Disusun

Lebih terperinci

Lampiran 3. Daftar jenis Avifauna yang terdapat di Hutan Harapan PT. REKI

Lampiran 3. Daftar jenis Avifauna yang terdapat di Hutan Harapan PT. REKI Lampiran 3. Daftar jenis Avifauna yang terdapat di Hutan Harapan PT. REKI No. Family Nama Indonesia Nama Ilmiah UU (PP NO. 7 th.1999) CITES IUCN 1 Ardeidae Kokokan laut Butorides striata 2 Ardeidae Kowak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Habitat Burung Secara umum, habitat satwa didefinisikan sebagai tempat hidup satwa. Habitat satwa harus dapat menyediakan keperluan dasar bagi satwa yaitu pakan, air, dan

Lebih terperinci

KOMPOSISI DAN KEMELIMPAHAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN GAMA GIRI BANTUL D.I.YOGYAKARTA

KOMPOSISI DAN KEMELIMPAHAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN GAMA GIRI BANTUL D.I.YOGYAKARTA KOMPOSISI DAN KEMELIMPAHAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN GAMA GIRI BANTUL D.I.YOGYAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sains S-1 Program Studi Biologi Disusun oleh:

Lebih terperinci

DAFTAR JENIS BURUNG TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

DAFTAR JENIS BURUNG TAMAN NASIONAL ALAS PURWO DAFTAR JENIS BURUNG TAMAN NASIONAL ALAS PURWO NO FAMILI NAMA LATIN NAMA INDONESIA NAMA INGGRIS 1 Acanthizidae Gerygone sulphurea Remetuk laut Golden-bellied Gerygone 2 Accipitridae Accipiter gularis Elang-alap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies burung dunia. Tiga ratus delapan puluh satu spesies di antaranya merupakan endemik Indonesia

Lebih terperinci

5-048 KOMUNITAS BURUNG DI PESISIR KABUPATEN KULON PROGO. ABSTRAK

5-048 KOMUNITAS BURUNG DI PESISIR KABUPATEN KULON PROGO. ABSTRAK 5-048 KOMUNITAS BURUNG DI PESISIR KABUPATEN KULON PROGO Bambang Agus Suripto 1, Alifi Fitriana 2 1,2 Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta E-mail:suriptobambang@yahoo.com ABSTRAK Dalam waktu

Lebih terperinci

KEKAYAAN SPESIES BURUNG DI WILAYAH DESA BUAHAN, KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI DAN DI HUTAN HUJAN DATARAN TINGGI SEKITARNYA

KEKAYAAN SPESIES BURUNG DI WILAYAH DESA BUAHAN, KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI DAN DI HUTAN HUJAN DATARAN TINGGI SEKITARNYA JURNAL BIOLOGI 19 (1) : 34-38 ISSN : 1410-5292 KEKAYAAN SPESIES BURUNG DI WILAYAH DESA BUAHAN, KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI DAN DI HUTAN HUJAN DATARAN TINGGI SEKITARNYA BIRD SPECIES RICHNESS IN

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA POCUT MEURAH INTAN ACEH BESAR

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA POCUT MEURAH INTAN ACEH BESAR Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA POCUT MEURAH INTAN ACEH BESAR Azhari 1), Samsul Kamal 2) dan Elita Agustina 3) 1,2,3)

Lebih terperinci

KERAGAMAN JENIS BURUNG DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA PUSAT LITBANG HUTAN DAN KONSERVASI ALAM, BOGOR. Oleh : ELY SOLIHATI G

KERAGAMAN JENIS BURUNG DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA PUSAT LITBANG HUTAN DAN KONSERVASI ALAM, BOGOR. Oleh : ELY SOLIHATI G 1 KERAGAMAN JENIS BURUNG DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA PUSAT LITBANG HUTAN DAN KONSERVASI ALAM, BOGOR Oleh : ELY SOLIHATI G34102037 DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 23 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Menjukut 5.1.1. Deskripsi Habitat Menjukut merupakan suatu kawasan yang terdapat di kawasan TWNC yang terdiri atas hutan, danau dan pantai di sekitarnya. Danau merupakan

Lebih terperinci

3 METODE Jalur Interpretasi

3 METODE Jalur Interpretasi 15 2.3.5 Jalur Interpretasi Cara terbaik dalam menentukan panjang jalur interpretasi adalah berdasarkan pada waktu berjalan kaki. Hal ini tergantung pada tanah lapang, jarak aktual dan orang yang berjalan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FLORA DAN FAUNA MANGROVE NUSA LEMBONGAN DAN NUSA CENINGAN

IDENTIFIKASI FLORA DAN FAUNA MANGROVE NUSA LEMBONGAN DAN NUSA CENINGAN Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah I IDENTIFIKASI FLORA DAN FAUNA MANGROVE NUSA LEMBONGAN DAN NUSA CENINGAN Kerjasama Coral Triangle Center (CTC) Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah I Oleh Marthen

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN NASIONAL BANTIMURUNG BULUSARAUNG, SULAWESI SELATAN

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN NASIONAL BANTIMURUNG BULUSARAUNG, SULAWESI SELATAN Media Konservasi Vol. 17, No. 3 Desember 2012 : 138 142 KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN NASIONAL BANTIMURUNG BULUSARAUNG, SULAWESI SELATAN (Ornithological Biodiversity in Bantimurung Bulusaraung National

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN TELAGA WARNA, DESA TUGU UTARA, CISARUA, BOGOR

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN TELAGA WARNA, DESA TUGU UTARA, CISARUA, BOGOR Available online at AL-KAUNIYAH: Journal of Biology Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/kauniyah AL-KAUNIYAH; Journal of Biology, 9(2), 2016, 87-94 KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN TELAGA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keanekaragaman Jenis Burung di Permukiman Keanekaragaman hayati dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman jenis, keanekaragaman genetik, dan keanekaragaman

Lebih terperinci

PEMBUATAN FLIPBOOK BERDASARKAN KERAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN LINDUNG GUNUNG SENUJUH DAN SEKITARNYA

PEMBUATAN FLIPBOOK BERDASARKAN KERAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN LINDUNG GUNUNG SENUJUH DAN SEKITARNYA PEMBUATAN FLIPBOOK BERDASARKAN KERAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN LINDUNG GUNUNG SENUJUH DAN SEKITARNYA B Firmandi, Basuki Hardigaluh, Eka Ariyati Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Untan Email

Lebih terperinci

STATISTIK BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM YOGYAKARTA TAHUN 2007

STATISTIK BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM YOGYAKARTA TAHUN 2007 DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM YOGYAKARTA Jl. Gedongkuning 172A, Yogyakarta, Telp/Fax (0274)373324, e-mail: bksda_yogya@yahoo.com

Lebih terperinci

Studi Keanekaragaman Avifauna Sebagai Sarana Edukasi Ekowisata Birdwatching di Kawasan Wisata Kondang Merak, Malang.

Studi Keanekaragaman Avifauna Sebagai Sarana Edukasi Ekowisata Birdwatching di Kawasan Wisata Kondang Merak, Malang. JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Studi Keanekaragaman Avifauna Sebagai Sarana Edukasi Ekowisata Birdwatching di Kawasan Wisata Kondang Merak, Malang. Sofyan

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI RESORT TAPOS, SEKSI PTN WILAYAH VI TAPOS, BIDANG PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL WILAYAH III BOGOR,

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI RESORT TAPOS, SEKSI PTN WILAYAH VI TAPOS, BIDANG PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL WILAYAH III BOGOR, LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI RESORT TAPOS, SEKSI PTN WILAYAH VI TAPOS, BIDANG PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL WILAYAH III BOGOR, BALAI BESAR TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI LAHAN BASAH RAWA BUJUNG RAMAN DESA BUJUNG DEWA KECAMATAN PAGAR DEWA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI LAHAN BASAH RAWA BUJUNG RAMAN DESA BUJUNG DEWA KECAMATAN PAGAR DEWA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI LAHAN BASAH RAWA BUJUNG RAMAN DESA BUJUNG DEWA KECAMATAN PAGAR DEWA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Bondan Pergola 1), Bainah Sari Dewi 1), Rikha Aryanie Surya 3), dan Suprianto

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG KAWASAN PEMAKAMAN UMUM TANAH KUSIR, JAKARTA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU RAMAH BURUNG

PERANCANGAN ULANG KAWASAN PEMAKAMAN UMUM TANAH KUSIR, JAKARTA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU RAMAH BURUNG PERANCANGAN ULANG KAWASAN PEMAKAMAN UMUM TANAH KUSIR, JAKARTA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU RAMAH BURUNG SYAM REZZA FAHLEVI. Perancangan Ulang Kawasan Pemakaman Umum Tanah Kusir,

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG MANGROVE TELUK BESAR PARIT KELABU KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG MANGROVE TELUK BESAR PARIT KELABU KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG MANGROVE TELUK BESAR PARIT KELABU KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT Diversity of Diurnal Bird Species in Protecting Mangrove Forest Teluk

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara Geografis Pantai Sari Ringgung (PSR) terletak di posisi LS dan

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara Geografis Pantai Sari Ringgung (PSR) terletak di posisi LS dan IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak dan Luas Secara Geografis Pantai Sari Ringgung (PSR) terletak di posisi 05 33 LS dan 105 15 BT. Pantai Sari Ringgung termasuk dalam wilayah administrasi Desa

Lebih terperinci

Kemampuan Kawasan Nir-Konservasi dalam Melindungi Kelestarian Burung Endemik Dataran Rendah Pulau Jawa Studi Kasus di Kabupaten Kebumen

Kemampuan Kawasan Nir-Konservasi dalam Melindungi Kelestarian Burung Endemik Dataran Rendah Pulau Jawa Studi Kasus di Kabupaten Kebumen Jurnal Biologi Indonesia 6(2): 237-253 (2010) Kemampuan Kawasan Nir-Konservasi dalam Melindungi Kelestarian Burung Endemik Dataran Rendah Pulau Jawa Studi Kasus di Kabupaten Kebumen Eko Sulistyadi Bidang

Lebih terperinci

Keanekaragaman Jenis Burung pada Areal Tambak Intensif di Sumatera Selatan dan Lampung

Keanekaragaman Jenis Burung pada Areal Tambak Intensif di Sumatera Selatan dan Lampung Keanekaragaman Jenis Burung pada Areal Tambak Intensif di Sumatera Selatan dan Lampung Diversity of bird species at the area of intensive aquaculture in South Sumatra and Lampung Jani MASTER 1), Nuning

Lebih terperinci

KEKAYAAN JENIS BURUNG DI PULAU SERANGAN, BALI BIRD SPECIES RICHNESS IN SERANGAN ISLAND, BALI

KEKAYAAN JENIS BURUNG DI PULAU SERANGAN, BALI BIRD SPECIES RICHNESS IN SERANGAN ISLAND, BALI KEKAYAAN JENIS BURUNG DI PULAU SERANGAN, BALI BIRD SPECIES RICHNESS IN SERANGAN ISLAND, BALI I PUTU AGUS SUMARDIKA*, I KETUT GINANTRA DAN I. B. MADE SUASKARA Program Studi Biologi, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan Seminar Bird: Science and Conservation dan Pengamatan burung di CA Pulau Sempu

Laporan Kegiatan Seminar Bird: Science and Conservation dan Pengamatan burung di CA Pulau Sempu Laporan Kegiatan Seminar Bird: Science and Conservation dan Pengamatan burung di CA Pulau Sempu Oleh : Kelompok Studi Burung Liar (KSBL) Malang Eyes Lapwing (MEL) The Learning University JURUSAN BIOLOGI

Lebih terperinci

DAFTAR JENIS BURUNG HARAPAN RAINFOREST. No. Nama Indonesia Nama Inggris Nama Ilmiah PP No. 7 thn 1999 Appendiks

DAFTAR JENIS BURUNG HARAPAN RAINFOREST. No. Nama Indonesia Nama Inggris Nama Ilmiah PP No. 7 thn 1999 Appendiks DAFTAR JENIS BURUNG HARAPAN RAINFOREST No. Nama Indonesia Nama Inggris Nama Ilmiah PP No. 7 thn 1999 Appendiks 1 Kokokan laut Striated Heron Butorides striata 2 Kowak Melayu Malayan Night Heron Gorsachius

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIS MENENTUKAN KUALITAS RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN MENGGUNAKAN BURUNG SEBAGAI INDIKATOR

PANDUAN PRAKTIS MENENTUKAN KUALITAS RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN MENGGUNAKAN BURUNG SEBAGAI INDIKATOR PANDUAN PRAKTIS MENENTUKAN KUALITAS RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN MENGGUNAKAN BURUNG SEBAGAI INDIKATOR PANDUAN PRAKTIS MENENTUKAN KUALITAS RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN MENGGUNAKAN BURUNG SEBAGAI INDIKATOR Institut

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS AVIFAUNA DI CAGAR ALAM KELING II/III KABUPATEN JEPARA JAWA TENGAH

KEANEKARAGAMAN JENIS AVIFAUNA DI CAGAR ALAM KELING II/III KABUPATEN JEPARA JAWA TENGAH KEANEKARAGAMAN JENIS AVIFAUNA DI CAGAR ALAM KELING II/III KABUPATEN JEPARA JAWA TENGAH Chrystanto 1), Siti Asiyatun 2), Margareta R 3) 1), 2) Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Jawa Tengah 3) Jurusan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori B. Hipotesis... 18

DAFTAR ISI. BAB III. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori B. Hipotesis... 18 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xi ABSTRAK... xiii ABSTRACT... xiv BAB

Lebih terperinci

STATUS KONSERVASI JENIS BURUNG DI KAWASAN LERENG GUNUNG ARGOPURO, PROBOLINGGO Conservation Status of Birds around Argopura Mountain, Probolinggo

STATUS KONSERVASI JENIS BURUNG DI KAWASAN LERENG GUNUNG ARGOPURO, PROBOLINGGO Conservation Status of Birds around Argopura Mountain, Probolinggo STATUS KONSERVASI JENIS BURUNG DI KAWASAN LERENG GUNUNG ARGOPURO, PROBOLINGGO Conservation Status of Birds around Argopura Mountain, Probolinggo Nirmala Ayu Aryanti 1, Samsul Maarif 2, Ari Prabowo 1 1

Lebih terperinci

Diversitas Aves Diurnal di Agroforestry, Hutan Sekunder, dan Pemukiman Masyarakat sekitar Rowo Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi ABSTRAK

Diversitas Aves Diurnal di Agroforestry, Hutan Sekunder, dan Pemukiman Masyarakat sekitar Rowo Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi ABSTRAK Diversitas Aves Diurnal di Agroforestry, Hutan Sekunder, dan Pemukiman Masyarakat sekitar Rowo Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi Aulia Rahman El-Arif 1), Ngakan Made Suastika 1), Rakhmad Abinurizzaman

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Jenis burung di hutan produksi desa Gunung Sangkaran. Jenis burung di hutan produksi desa Gunung Sangkaran ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Jenis burung di hutan produksi desa Gunung Sangkaran. Jenis burung di hutan produksi desa Gunung Sangkaran ditemukan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Jenis burung di hutan produksi desa Gunung Sangkaran Jenis burung di hutan produksi desa Gunung Sangkaran ditemukan sebanyak 29 spesies yang terdiri dari

Lebih terperinci

Keanekaragaman Jenis Burung Di Kawasan Hutan Kampus IPB Dramaga Dan PPKA Bodogol- Bogor ABSTRAK

Keanekaragaman Jenis Burung Di Kawasan Hutan Kampus IPB Dramaga Dan PPKA Bodogol- Bogor ABSTRAK 3 Keanekaragaman Jenis Burung Di Kawasan Hutan Kampus IPB Dramaga Dan PPKA Bodogol- Bogor 1 Rita Oktavia ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan burung serta mamalia

Lebih terperinci

Keanekaragaman jenis burung di Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Jawa Barat

Keanekaragaman jenis burung di Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Jawa Barat PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 3, Nomor 2, Mei 2017 ISSN: 2407-8050 Halaman: 266-272 DOI: 10.13057/psnmbi/m030218 Keanekaragaman jenis burung di Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Pananjung Pangandaran,

Lebih terperinci

Keragaman Jenis Burung pada Beberapa Penggunaan Lahan di Sekitar Kawasan Gunung Argopuro, Probolinggo

Keragaman Jenis Burung pada Beberapa Penggunaan Lahan di Sekitar Kawasan Gunung Argopuro, Probolinggo Keragaman Jenis Burung pada Beberapa Penggunaan Lahan di Sekitar Kawasan Gunung Argopuro, Probolinggo Nirmala Ayu Aryanti 1)*, Ari Prabowo 1), Samsul Ma arif 2) 1 Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Peran Agroforest Kayu Manis (Cinnamamon burmanii) Terhadap Konservasi Burung di Taman Nasional Kerinci Seblat

Peran Agroforest Kayu Manis (Cinnamamon burmanii) Terhadap Konservasi Burung di Taman Nasional Kerinci Seblat Sartika, Subagyo dan Sukmono. Peran Agroforest Kayu Manis Peran Agroforest Kayu Manis (Cinnamamon burmanii) Terhadap Konservasi Burung di Taman Nasional Kerinci Seblat [The Role of Traditional Agroforest

Lebih terperinci

Gambar 6.1. Diagram hubungan antar ruang pada tapak

Gambar 6.1. Diagram hubungan antar ruang pada tapak 61 BAB VI PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Rencana Ruang Ruang yang direncanakan berdasarkan konsep ruang yang telah dibuat dibagi menjadi tiga zona, yaitu zona inti, zona konservasi dan zona pendukung.

Lebih terperinci

Jenis-Jenis Burung di Kawasan Cagar Alam Lembah Harau Sumatera Barat. The avifauna species in Harau Valley Nature Reserve, West Sumatra

Jenis-Jenis Burung di Kawasan Cagar Alam Lembah Harau Sumatera Barat. The avifauna species in Harau Valley Nature Reserve, West Sumatra 116 Jenis-Jenis Burung di Kawasan Cagar Alam Lembah Harau Sumatera Barat The avifauna species in Harau Valley Nature Reserve, West Sumatra Gita Herliza Sari 1), Dahelmi 1) dan Wilson Novarino 2)*) 1) Laboratorium

Lebih terperinci

Penggunaan Tipe Habitat oleh Avifauna di Lingkungan PT Arutmin Indonesia NPLCT, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan

Penggunaan Tipe Habitat oleh Avifauna di Lingkungan PT Arutmin Indonesia NPLCT, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan 19 ISSN 2302-7290 Vol. 3 No. 1, Oktober 2014 Penggunaan Tipe Habitat oleh Avifauna di Lingkungan PT Arutmin Indonesia NPLCT, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan Habitat Type Utilization by Avifauna

Lebih terperinci

Kajian Hubungan Arsitektur Pohon dan Kehadiran Burung di Kampus IPB Dramaga Bogor

Kajian Hubungan Arsitektur Pohon dan Kehadiran Burung di Kampus IPB Dramaga Bogor Kajian Hubungan Arsitektur Pohon dan Kehadiran Burung di Kampus IPB Dramaga Bogor MUHAMMAD CHOIRUDDIN AZIS 1*, TATI BUDIARTI 1, SYARTINILIA 1 1. Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan

Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan Pengamatan Burung di Resort Perengan Seksi Konservasi Wilayah I Pandean dalam Upaya Reinventarisasi Potensi Jenis Oleh : Nama : Arif Pratiwi, ST NIP : 710034820

Lebih terperinci

Keanekaragaman dan Kelimpahan Jenis Burung di Kawasan Mangrove Center Tuban. Diversity and Abundance of Bird in Mangrove Center Tuban

Keanekaragaman dan Kelimpahan Jenis Burung di Kawasan Mangrove Center Tuban. Diversity and Abundance of Bird in Mangrove Center Tuban ISSN: 161 2252-3979 LenteraBio Vol. 4 No. 3, September 2015: 150 154 http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio Keanekaragaman dan Kelimpahan Jenis Burung di Kawasan Mangrove Center Tuban Diversity

Lebih terperinci

Keanekaragaman burung di lingkungan Unit Pembangkit Indonesia Power (UP IP) Tambak Lorok, Semarang

Keanekaragaman burung di lingkungan Unit Pembangkit Indonesia Power (UP IP) Tambak Lorok, Semarang PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 1, Nomor 5, Agustus 2015 ISSN: 2407-8050 Halaman: 1045-1049 DOI: 10.13057/psnmbi/m010514 Keanekaragaman burung di lingkungan Unit Pembangkit Indonesia Power (UP IP)

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DAN KEARIFAN TRADISIONAL MASYARAKAT DALAM UPAYA KONSERVASI DI PULAU RAMBUT KEPULAUAN SERIBU

IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DAN KEARIFAN TRADISIONAL MASYARAKAT DALAM UPAYA KONSERVASI DI PULAU RAMBUT KEPULAUAN SERIBU IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DAN KEARIFAN TRADISIONAL MASYARAKAT DALAM UPAYA KONSERVASI DI PULAU RAMBUT KEPULAUAN SERIBU MASHUDI A. mashudi.alamsyah@gmail.com GIRY MARHENTO girymarhento@gmail.com

Lebih terperinci

DINAMIKA SPESIESAVIFAUNA DI AREAL PT ARUTMIN INDONESIA NORTH PULAU LAUT COAL TERMINAL, KOTABARU, KALIMANTAN SELATAN

DINAMIKA SPESIESAVIFAUNA DI AREAL PT ARUTMIN INDONESIA NORTH PULAU LAUT COAL TERMINAL, KOTABARU, KALIMANTAN SELATAN 10-085 DINAMIKA SESIESAVIFAUNA DI AREAL T ARUTMIN INDONESIA NORTH ULAU LAUT COAL TERMINAL, KOTABARU, KALIMANTAN SELATAN The Dynamics of Avifauna Species in the Area of T Arutmin Indonesia - North ulau

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN KECAMATAN PESISIR TENGAH KRUI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN KECAMATAN PESISIR TENGAH KRUI KABUPATEN LAMPUNG BARAT KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN KECAMATAN PESISIR TENGAH KRUI KABUPATEN LAMPUNG BARAT (BIODIVERSITY OF BIRD SPECIES IN PEKON REPONG DAMAR PAHMUNGAN CENTRAL COAST SUB DISTRICT

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN KERAGAMAN POHON DENGAN JUMLAH JENIS BURUNG DI RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN MONAS, JAKARTA AGNISAA DWI HANDAYANI

ANALISIS HUBUNGAN KERAGAMAN POHON DENGAN JUMLAH JENIS BURUNG DI RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN MONAS, JAKARTA AGNISAA DWI HANDAYANI ANALISIS HUBUNGAN KERAGAMAN POHON DENGAN JUMLAH JENIS BURUNG DI RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN MONAS, JAKARTA AGNISAA DWI HANDAYANI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI HUTAN KOTA PEKANBARU ABSTRACT

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI HUTAN KOTA PEKANBARU ABSTRACT di Hutan ISSN Kota Pekanbaru 1978-5283 Hadinoto, Mulyadi, A., Siregar, YI 2012:6 (1) KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI HUTAN KOTA PEKANBARU Hadinoto Dosen Universitas Lancang Kuning Pekanbaru Riau, Jalan

Lebih terperinci

ASOSIASI JENIS BURUNG PADA KAWASAN HUTAN MANGROVE DI ANJUNGAN KOTA PALU

ASOSIASI JENIS BURUNG PADA KAWASAN HUTAN MANGROVE DI ANJUNGAN KOTA PALU ASOSIASI JENIS BURUNG PADA KAWASAN HUTAN MANGROVE DI ANJUNGAN KOTA PALU Abdul Gafur 1, Elhayat Labiro 2, Moh Ihsan 2 Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako Jl. Soekarno-Hatta Km. 9

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu mengimbangi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus. dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu mengimbangi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus. dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pertanian Anorganik Dan Organik Padi merupakan salah satu sumber makanan pokok bagi sebagian besar bangsa Indonesia (Idham & Budi, 1994). Menurut Pracaya (2002) upaya untuk mampu

Lebih terperinci

KERAGAMAN SPESIES AVIFAUNA HUTAN PENELITIAN OILSONBAI (Avifauna Species Diversity of Oilsonbai Research Forest) Oleh/By : Oki Hidayat 1 ABSTRACT

KERAGAMAN SPESIES AVIFAUNA HUTAN PENELITIAN OILSONBAI (Avifauna Species Diversity of Oilsonbai Research Forest) Oleh/By : Oki Hidayat 1 ABSTRACT KERAGAMAN SPESIES AVIFAUNA HUTAN PENELITIAN OILSONBAI (Avifauna Species Diversity of Oilsonbai Research Forest) Oleh/By : Oki Hidayat 1 Balai Penelitian Kehutanan Kupang Jl. Untung Surapati No.7B P.O.Box

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI HUTAN LAMBUSANGO, PULAU BUTON, SULAWESI TENGGARA MUCHAMAD FAHMI PERMANA

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI HUTAN LAMBUSANGO, PULAU BUTON, SULAWESI TENGGARA MUCHAMAD FAHMI PERMANA KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI HUTAN LAMBUSANGO, PULAU BUTON, SULAWESI TENGGARA MUCHAMAD FAHMI PERMANA DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

Keanekaan jenis burung di Taman Kota Bandung, Jawa Barat

Keanekaan jenis burung di Taman Kota Bandung, Jawa Barat PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 1, Nomor 6, September 2015 ISSN: 2407-8050 Halaman: 1289-1294 DOI: 10.13057/psnmbi/m010605 Keanekaan jenis burung di Taman Kota Bandung, Jawa Barat Bird diversity

Lebih terperinci

Keanekaragaman Burung di Desa Karangasem Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan Jawa Tengah

Keanekaragaman Burung di Desa Karangasem Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan Jawa Tengah 82 Rahayuningsih dkk, Keanekaragaman Burung di Desa Karangasem, Keanekaragaman Burung di Desa Karangasem Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan Jawa Tengah (Birds Diversity at Karangasem, Wirosari, Grobogan

Lebih terperinci

Analisis Potensi Ruang Terbuka Hijau Kota Malang Sebagai Areal Pelestarian Burung

Analisis Potensi Ruang Terbuka Hijau Kota Malang Sebagai Areal Pelestarian Burung J-PAL, Vol. 7, No. 2, 2016 ISSN: 2087-3522 E-ISSN: 2338-1671 Analisis Potensi Ruang Terbuka Hijau Kota Malang Sebagai Areal Pelestarian Burung Febri Handoyo 1, Luchman Hakim 2, Amin Setyo Leksono 2 1 Program

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA AREAL DONGI-DONGI DI KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA AREAL DONGI-DONGI DI KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA AREAL DONGI-DONGI DI KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU Mikhael Satrio Nugroho 1, Sri Ningsih M 2, Moh.Ihsan 2 Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako

Lebih terperinci

BIRDWATCHING. di Taman Wisata Alam Kerandangan

BIRDWATCHING. di Taman Wisata Alam Kerandangan BIRDWATCHING di Taman Wisata Alam Kerandangan I Wayan Suana Saleh Amin Hilman Ahyadi Lalu Achmad Tan Tilar Wangsajati Sukmaring Kalih Gito Hadiprayitno Penerbit K-Media Yogyakarta, 2016 UU No 19 Tahun

Lebih terperinci

- LAPORAN SEMENTARA - HASIL PENGAMATAN POTENSI WISATA TERBATAS DI SUAKA MARGASATWA RAWA SINGKIL

- LAPORAN SEMENTARA - HASIL PENGAMATAN POTENSI WISATA TERBATAS DI SUAKA MARGASATWA RAWA SINGKIL - LAPORAN SEMENTARA - HASIL PENGAMATAN POTENSI WISATA TERBATAS DI SUAKA MARGASATWA RAWA SINGKIL Kawasan Suaka Margasatwa Rawa Singkil yang terdiri dari 102.500 hektar memiliki kekayaan keanekaragaman yang

Lebih terperinci