Lampiran 1. Tabel Jenis, Karakter, Makanan, Perkembangbiakan, Habitat, Kebiasaan, Penyebaran, serta Status Burung

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Tabel Jenis, Karakter, Makanan, Perkembangbiakan, Habitat, Kebiasaan, Penyebaran, serta Status Burung"

Transkripsi

1 LAMPIRAN

2 101 Lampiran 1. Tabel Jenis, Karakter, Makanan, Perkembangbiakan, Habitat, Kebiasaan, Penyebaran, serta Burung No. Nama Burung Karakter Makanan Perkembangbiakan Habitat Kebiasaan Penyebaran 1 Cipoh kacat (Aegithina tiphia) Tubuh berukuran kecil (14 cm). Berwarna hijau kuning dengan dua garis putih mencolok pada sayap. Tubuh bagian atas hijau zaitun. Sayap kehitaman. Sisi bulu sayap putih. Lingkar mata kuning. Tubuh bagian bawah kuning. Ras masing-masing pulau bervariasi warna hijaunya. Iris putih keabuabuan, paruh hitam kebiruan, kaki hitam kebiruan. Ulat kupu-kupu, semut, kumbang, laba-laba, telur serangga, biji-bijian. Sarang berbentuk cawan rapi, dari tumbuhan halus, diantara dahan pohon berdaun, biasanya hanya beberapa m dari tanah. Telur beranekawarna putih, merah jambu, abu-abu, berbintik atau berbercak merah, abu-abu, coklat, nila, jumlah dua butir. Berbiak bulan Maret- Juni. Sarangnya kag-kag dipakai oleh burung Kedasi untuk menitipkan telurnya. Tersebar sampai ketinggian mdpl. Menghuni taman, hutan mangrove, hutan terbuka hutan sekunder. Umumnya menyendiri atau berpasangan, berlompatan di cabangcabang berdaun pohonpohon kecil, tempat burung ini bersembunyi dengan baik. India, Cina barat daya, Asia tenggara, Malaysia, Palawan, Sunda Besar. Jawa, Bali. seg an 2 Raja-ug meninting (Alcedo meninting) 3 Kareo padi (Amaurornis phoenicurus) Tubuh ukuran kecil (15 cm). Punggung biru terang/metalik. Tubuh bagian bawah merah-jingga terang. Penutup telinga biru mencolok. Iris coklat, paruh kehitaman, kaki merah. Tubuh berukuran besar (30 cm). Warna abu putih mencolok. Mahkota Tubuh bagian atas abu-abu; muka, dahi, dada bagian atas perut putih; bagian bawah perut ekor bagian bawah merah karat. Iris merah, paruh kehijauan dengan pangkal merah, kaki kuning. Ikan kecil, serangga air, larva capung kumbang. Sarang berupa saluran dalam tanah di tepi sungai. Biji rumput, ikan,belalang, serangga, cacing. Sarang dari tumpukan vegetasi pada daerah tertutup rapat, kag dekat tanah, kag agak tinggi. Telur berwarna agak putih, jumlah 4-6 butir. Berbiak bulan Maret, Juni, Oktober, Desember, Januari. Telur kuning suram, berbintik coklat abu-abu, jumlah 3-6 butir. Berbiak sepanjang tahun. Sungai, au, perairan tawar, perairan payau, dengan daerah pepohonan. Tersebar sampai ketinggian mdpl. Mangrove, tambak, sawah, sungai, rawa, au. Tersebar sampai ketinggian mdpl. Terbang cepat dari satu tenggeran ke tenggeran yang lain. Gerakan kepala turun naik saat mencari makan. Menyelam secara cepat saat menangkap mangsa, dibawa ke tenggeran untuk dimakan. Hidup sendiri atau pasangan. Berjalan mengendap-endap dalam semak. Keluar ke tempat terbuka untuk mencari makan. India, Cina, Asia tenggara, Filipina. Lombok. India, Cina selatan, Asia tenggara, Filipina, Sunda Besar. Sulawesi, Nusa Tenggara. jarang. an agak sulit. seg agak an seg.

3 102 4 Burungmadu kelapa (Anthreptes malacensis) Tubuh berukuran seg (13 cm). berwarna-warni. Jantan: mahkota punggung hijau bersinar, tunggir, penutup sayap, ekor, setrip kumis ungu bersinar, pipi, dagu, tenggorokan coklat tua buram, bagian lain pada tubuh bagian bawah kuning. Betina: tubuh bagian atas hijau-zaitun, tubuh bagian bawah kuning muda. Iris merah, aruh hitam, kaki hitam abu-abu. Nektar bunga-bunga yang berbentuk terompet, misalnya benalu, pisang, kembang sepatu, juga serangga, ulat, laba-laba buah yang lembut. Telur dua butir diletakkan dalam sarang yang tergantung, berbentuk kantung terbuat dari serat rumput yang dijalin dengan sarang laba-laba dilapisi dengan kaas rumput. Berbiak sepanjang tahun. Burung dataran rendah yang tersebar luas umum sampai ketinggian mdpl, di seluruh Sunda Besar (termasuk pulaupulau di sekitarnya). Umumnya menetap yang dikenal baik di pekarangan terbuka, perkebunan kelapa, semak pantai, hutan mangrove. Bersifat teritorial secara garesif mengusir burung madu lain dari pohon sumber makanan yang disukainya. Asia tenggara, Filipina, Sulawesi, Nusa Tenggara. Di Jawa Bali burung ini tersebar luas umum terdapat di dataran rendah. banyak an 5 Wiwik kelabu (Cacomantis merulinus) Tubuh berukuran kecil (21 cm). Dewasa: Kepala abu-abu. Punggung coklat. Perut ekor merah sawo matang. Muda: Tubuh bagian atas coklat bergaris-garis hitam. Tubuh bagian bawah keputih-putihan dengan garis-garis halus. Iris merah padam, paruh atas kehitaman, paruh bawah kuning, kaki kuning. Buah kecil, labalaba, kumbang, serangga lain. Bersifat parasit pada sarang Cica daun, Cinenen, Perenjak, Pijantung. Telur berwarna kebirubiruan, jumlah 1 butir. Berbiak bulan Oktober, Februari, April. Hutan terbuka, hutan sekunder, kebun, pedesaan, perkotaan. Tersebar sampai ketinggian mdpl. Lebih sering terdengar suara pada musim penghujan. Sering diganggu oleh burungburung kecil. Suara panggilannya dikenali umum namun burung ini sukar diihat. Pada musim kemarau hampir tidak terdengar suaranya. India Timur, Cina selatan, Filipina. Sulawesi. sedikit seg. an seg.

4 103 6 Walet sapi (Collocalia esculenta) Tubuh berukuran kecil (9 cm). Berwarna hitam-biru mengilap. Ekor sedikit bertakik, dagu abuabu, perut putih mencolok. Merupakan wallet yang paling kecil paling umum di seluruh Sunda Besar Nusa Tenggara. Iris coklat, paruh kaki hitam. Serangga-serangga kecil yang seg terbang. Sarangnya berbentuk cawan tida teratur dari lumut, rumput, tumbuhan lainnya, direkatkan dengan air liurnya dibuat di tempat yang agak terang di dekat mulut gua, celah-celah batu atau sudut-sudut bangunan. Bertelur dua butir berbentuk lonjong memanjang, berwarna putih, serta bersarang sepanjang tahun. Sering berada di hutan pag berpohon terbuka. Terbang lemah berputar-putar, merupakan kelompok burung walet kecil yang terbang bersama-sama namun tidak beraturan. Kag terbang rendah di atas permukaan tanah atau permukaan air untuk mandi minum. Sering terbang berputar dalam lingkaran sempit mengelilingi atau melewati mahkota pohon-pohon besar yang seg berbunga untuk mencari tawon kecil. Asia, Himalaya, Cina, Asia Tenggara, Indonesia sampai Papua Nugini Australia Di Jawa Bali merupakan burung burung walet yang paling umum di semua ketinggian. banyak an 7 Cabai Jawa (Dicaeum trochileum) Tubuh berukuran kecil (8 cm). Jantan: Kepala, punggung, tunggir, dada merah padam atau agak kejinggaan. Sayap ujung ekor hitam. Perut putih keabuabuan. Ada bercak putih pada lengkung sayap. Betina: Tunggir merah. Tubuh bagian atas lainnya coklat, tersapu merah pada kepala mantel. Tubuh bagian bawah putih buram. Muda: Tubuh bagian atas coklat kehijauan. Bercak jingga pada tunggir. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam. Buah benalu, biji, serangga kecil. Sarang berbentuk kantung menggantung, dari rumput dilapisi kapas rumput, pada ujung pohon tinggi. Telur berbintik tipis, jumlah 2 butir. Berbiak bulan Januari-Oktober, April, Mei. Pekarangan, perkotaan, habitat terbuka, pantai, hutan mangrove. Bersifat aktif terbang hilir mudik dengan cepat. Sering mengunjungi benalu untuk memakan buahnya yang lengket. Lombok. seg an

5 104 8 Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris) Tubuh berukuran seg (25 cm). Dewasa: Kepala coklat tua. Tenggorokan kerah coklat. Perut punggung biru ungu. Penutup sayap hitam. Bulu terbang biru terang. Bercak putih sayap saat terbang. Remaja: Tenggorokan keputih-putihan. Iris coklat tua, paruh merah, kaki merah. Serangga binatang kecil lainnya termasuk larva kumbang air. Sarang berupa saluran dalam tanah. Telur berwarna putih, jumlah 3-4 butir. Berbiak bulan Maret, September. Lahan terbuka, pepohonan, dekat air bersih. Tersebar sampai ketinggian mdpl. Bertengger pada dahan yang rendah pada pohon yang terpisah atau pada tonggak di daerah berumput terbuka, menukik ke atas mencari serangga mangsa lainnya. Berburu di lahan rerumputan, jarang di atas air. Lebih banyak diam daripada Cekakak sungai, tapi suara sering terdengar. Jawa, Bali. penetap, Endemik. sedikit seg. an agak 9 Layanglayang batu (Hirundo tahitica) Tubuh berukuran kecil (14 cm). Berwarna kuning tua, merah, biru. Tubuh bagian atas berwarna biru baja. dahi coklat berangan. Perbedaan dengan Layang-layang api: bagian bawah putih kotor, ekor kurang memanjang tanpa pita panjang, tanpa garis biru baja pada dada, ukuran sedikit lebih kecil. Iris coklat, paruh hitam, kaki coklat. Serangga yang ditangkap sewaktu terbang, kagkag semut serangga lain yang dipatuk dari atas tanah. Sarang berbentuk bola dari gumpalan lumpur, pada mulut masuk dilapisi bulu, dilekatkan pada jembatan, bangunan, atau bebatuan. Telur berwarna kuning tua kemerahjambuan, berbintik halus coklat kemerahan, jumlah 2-4 butir. Berbiak bulan Desember-Agustus. Daerah terbuka dekat air. Tersebar sampai ketinggian mdpl. Ditemukan dalam kelompok kecil terpisah-pisah. Mencari makan sendiri-sendiri. Terbang melayang atau melingkar rendah di atas air. Kag bergabung dengan Walet lain. India Selatan, Asia tenggara, Malaysia, Filipina, Sunda Besar, Tahiti. Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua. sedikit jarang. an seg.

6 Bondol Jawa (Lonchura leucogastroid es) Tubuh berukuran agak kecil (11 cm). Berwarna hitam, coklat, putih. Tubuh agak bulat. Tubuh bagian atas coklat tanpa coretan. Muka dada atas hitam. Sisi perut tubuh putih. Ekor bawah coklat tua. Iris coklat, paruh atas gelap, paruh bawah biru, kaki keabu-abuan. Biji-bijian rumput, padi. Sarang berbentuk bola berongga longgar, dari potongan rumput bahan lain, pada pohon cukup tinggi. Telur berwarna putih, jumlah 4-5 butir. Berbiak sepanjang tahun. Semua lahan pertanian, lahan berumput alami, pepohonan. Membentuk kelompok besar saat musim panen padi, tapi biasanya berpasangan atau dalam kelompok kecil. Mencari makan di atas tanah atau memetik biji bulir rerumputan. Menghabiskan banyak waktu dengan bersuara gaduh menelisik di pepohon besar. Lombok. banyak banyak. perjumpa an 11 Bondol peking (Lonchura punctulata) Tubuh berukuran agak kecil (11 cm). Tubuh bagian atas coklat, bercoretan, dengan tangkai bulu putih. Tenggorokan coklat kemerahan. Tubuh bagian bawah putih. Bersisik coklat pada dada sisi tubuh. Remaja: Tubuh bagian bawah kuning tua tanpa sisik. Iris coklat, paruh abu-abu kebiruan, kaki hitam abu-abu. Biji-bijian rumput. Sarang berbentuk botol khas, dari rumput, pada semak, pohon kecil, palem, di ketinggian.telur berwarna putih, jumlah 4-6 butir. Berbiak sepanjang tahun. Pag rumput terbuka, lahan pertanian, sawah, kebun, semak sekunder, pepohonan. Tersebar sampai ketinggian mdpl. Hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bergabung dengan kelompok bondol lain. Bertingkah laku tidak karuan lincah. India, Cina, Filipina, Asia tenggara, Malaysia, Sunda Besar, Nusa Tenggara, Sulawesi. banyak an

7 Burungmadu sriganti (Nectarinia jugularis) Tubuh berukuran kecil (10 cm). Jantan: Tubuh bagian bawah kuning terang. Dagu dada hitam-ungu metalik. Punggung hijau zaitun. Betina: Tubuh bagian bawah kuning. Tanpa warna hitam pada dagu dada. Alis biasanya kuning muda. Iris coklat tua, paruh hitam, kaki hitam. Nektar Benalu, Mengkudu, Pepaya, Dadap, serangga kecil, laba-laba. Sarang berbentuk kantung, dari rumput terjalin dengan kapas alang-alang, pada dahan yang rendah. Telur berwarna keputih-putihan, berbintik abu-abu putih, jumlah 2 butir. Berbiak sepanjang tahun. Pekarangan, semak pantai, hutan mangrove. Sering ribut dalam kelompok kecil, berpindah-pindah dari satu pohon atau semak ke yang lain. Jantan kag berkejaran mondar mandir dengan galak. Cina, Asia tenggara, Malaysia, Filipina, Australia. Sulawesi, Maluku, Papua. banyak an 13 Cinenen kelabu (Orthotomus ruficeps) Tubuh berukuran kecil (11 cm). Jantan: Mahkota, dagu, tenggorokan, pipi merah karat. Bulu lain abu-abu. Perut putih. Betina: Kepala tidak semerah jantan. Pipi kerongkongan atas putih. Iris coklat kemerahan, paruh coklat, kaki merah jambu. Laba-laba, ulat serta serangga kecil. Sarang berupa kantung yang dijahit dari daun besar atau beberapa lembar daun kecil, direkatkan dengan jaring labalaba. Sarang terbuat dari akar halus, biji kapuk, dihiasi kantung telur labalaba kepompong kupu. Telur berwarna agak putih berbintik kemerah-jambuan, jumlah 2-3 butir. Berbiak sepanjang tahun, kecuali bulan Agustus. Hutan terbuka, tepi hutan, hutan mangrove, semak tepi pantai, kebun, vegetasi sekunder, rumpun bambu. Tersebar sampai ketinggain 950 mdpl. Aktif di lantai hutan puncak pohon. Palawan, Malaysia, Sunda Besar. Jawa. seg agak jarang. an seg.

8 Cinenen pisang (Orthotomus sutorius) Tubuh berukuran kecil (10 cm). Dahi mahkota merah karat. Perut putih. Ekor panjang sering ditegakkan. Alis kekuningtuaan. Kekang sisi kepala keputihan. Tengkuk keabuabuan. Punggung, sayap, ekor hijau zaitun. Tubuh bagian bawah putih. Sisi tubuh abu-abu. Bulu biak jantan: bulu ekor tengah lebih memanjang. Iris kuning tua pucat, paruh atas hitam, paruh bawah kemerahjambuan, kaki merah jambu. Kumbang, tempayak, ulat, serangga kecil, telur serangga. Sarang jahitan kapas pada 1-2 helai daun, terlipat dengan jaring laba-laba atau kepompong, dekat permukaan tanah. Telur berwarna putih agak hijau, berbercak merah jambu, jumlah 2-3 butir. Berbiak bulan April, September-Januari. Hutan terbuka, hutan sekunder, kebun, pekarangan, semak. Tersebar luas sampai ketinggian mdpl. Lincah, selalu bergerak. Tinggal di semak bawah bersembunyi dalam rerimbunan. India - Cina selatan, Asia tenggara, Malaysia, Jawa. banyak an 15 Gelatik Jawa (Padda oryzivora) Berwarna terang, berukuran agak besar (16 cm), berparuh merah. Dewasa: kepala hitam dengan bercak putih mencolok pada pipi, tubuh bagian atas dada abuabu, perut merah jambu, ekor bawah putih, ekor hitam. Remaja: kepala kemerahjambuan dengan mahkota abu-abu, dada merah jambu. Iris merah, paruh merah jambu, kaki merah. Padi, jagung, rumput, biji-bijian. Sarang dibuat dalam lubang pohon, gedung tempat lain. Sarang dilapisi dengan potongan daun palem, tumbuhan epifit atau rumput. Di Jawa bersarang dari bulan April sampai Agustus. Telur empat hingga tujuh butir berwarna agak putih. Hidup di perkotaan, pekarangan, lahan pertanian. Bergabung dalam kelompok besar pada rumpun tebu atau pepohonan tinggi. Secara teratur menyerbu lading jagung, sawah gug gandum. Bersifat social, suka saling menyelisik di tenggeran. Sewaktu berebut tempat sarang, suka menggoyangkan ba dengan gerakan yang rumit. Endemic di Jawa Bali Bawean diintroduksi secara luas dari Asia Tenggara sampai Australia. jarang. an sulit.

9 Burunggereja Erasia (Passer montanus) Tubuh berukuran seg (14 cm). Mahkota warna coklat berangan. Dagu, tenggorokan, bercak pipi setrip mata warna hitam. Tubuh bagian bawah kuning tua keabuabuan. Tubuh bagian atas berbintik coklat dengan tanda hitam putih. Remaja: berwarna lebih pucat dengan tanda khas yang kurang jelas. Iris coklat, paruh abuabu, kaki coklat. Biji-bijian, buah kecil serta serangga. Sarang berbentuk kubah tidak rapih, dari jalinan rumpur kering, dilapisi bulu di bagian dalam, pada vegetasi lebat, lubang pohon, sudut bangunan. Telur berwarna putih, berbintik halus coklat abu-abu, jumlah 3-6 butir. Berbiak sepanjang tahun. Berasosiasi dekat dengan manusia. Lahan pertanian, kebun, tegalan, sawah, pedesaan, perkotaan. Tersebar sampai ketinggian mdpl. Hidup berkelompok. Mencari makan di tanah. Erasia, India, Cina, Asia tenggara, Malaysia, Filipina, Australia, Pasifik. Sulawesi, Maluku, Papua. banyak an 17 Caladi tilik (Dendrocopos moluccensis) Tubuh berukuran kecil (13 cm). Berwarna hitam putih. Topi coklat gelap. Tubuh bagian atas coklat gelap berbintik putih. Tubuh bagian bawah putih kotor bercoret hitam. Sisi muka putih, bercak pipi abu-abu, setrip malar hitam lebar. Jantan: ada garis merah tipis di belakang mata. Iris merah, paruh atas hitam, paruh bawah abu-abu, kaki hijau. Semut, kumbang serangga lain. Sarang berupa lubang pada pohon. Telur berwarna putih, jumlah 2-3 butir. Berbiak bulan April- Juni, Oktober. Lahan terbuka, hutan sekunder, hutan mangrove. Terbang berpindah pohon dengan bersuara. Mencari makan dengan mematuk kulit atau batang pohon mati. India, Asia tenggara. Jawa, Nusa Tenggara. sedikit seg. an seg.

10 Perenjak Jawa (Prinia familaris) Berukuran agak besar (13 cm), berwarna zaitun. Ekor panjang, dengan garis sayap putih khas serta ujung hitam-putih. Tubuh bagian atas coklat-zaitun, tenggorokan dada tengah putih, sisi dada sisi tubuh abu-abu, perut tungging kuning pucat. Iris coklat, paruh atas hitam, paruh bawah kekuningan, kaki merah jambu. Kumbang, kupukupu, larva serangga kecil. Sarang biasanya diletakkan pada semak yang rendah dengan bentuk kubah memanjang, dijahit serta diikatkan pada tumbuhan yang ada di sekitarnya dengan serat jaring labalaba. Lubang masuk terdapat pada bagian atas. Telur dua sampai empat butir berwarna biru pucat berbintik coklat merah. Di Jawa tercatat berbiak setiap bulan dengan puncak bertelur dari bulan Maret sampai Juni. Menghuni habitat sekunder terbuka terutama taman kebun. Burung yang hidup berkelompok rebut mengeluaran suara keras serta menjentikkan ekornya ke atas ke bawah, serta ke samping. Berburu di permukaan tanah sampai ke atas puncak pohon. Terbatas di Jawa, Bali Sumatera. Di Jawa burung ini umum ditemui sampai ketinggian mdpl. sedikit seg. an seg. 19 Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster) Tubuh berukuran seg (20 cm). Topi hitam. Tunggir keputihputihan. Tungging kuning jingga. Dagu kepala atas hitam. Kerah, tunggir, dada, perut putih. Sayap hitam. Ekor coklat. Iris merah, paruh hitam, kaki hitam. Buah kecil beberapa serangga. Sarang berbentuk cawan rapi, dari ranting, daun, serat halus. Telur berwarna kemerah-jambuan, berbintik halus padat warna ungu abuabu, jumlah 2-3 butir. Berbiak setiap bulan kecuali November. Pepohonan terbuka, semak, tepi hutan, vegetasi sekunder, taman, pedesaan, perkotaan. Tersebar sampai ketinggian mdpl. Hidup dalam kelompok yang aktif ribut. Sering berbaur dengan cucak lain. Cina selatan, Asia tenggara (kecuali Malaysia), Jawa. Introduksi: Sulawesi Selatan. banyak an

11 Merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier) 21 Kipasan belang (Rhipidura javanica) 22 Tekukur biasa (Streptopelia chinensis) Tubuh berukuran seg (20 cm). Mahkota coklat gelap. Alis putih. Kekang hitam. Tubuh bagian atas coklat. Tenggorokan, dada, perut putih. Coretan pada sisi lambung. Iris coklat, paruh hitam, kaki abu-abu merah jambu. Tubuh berukuran seg (19 cm). Dewasa: Tubuh bagian atas abuabu jelaga. Alis, dagu, tenggorokan putih. Garis hitam khas pada dada. Tubuh bagian bawah putih. Ujung bulu ekor putih lebar. Remaja: tunggir penutup ekor atas kemerahan. Pita dada kurang terlihat. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam. Tubuh berukuran seg (30 cm). Warna coklat kemerahjambuan. Ekor tampak panjang. Bulu ekor terluar dengan tepi putih tebal. Bulu sayap lebih gelap dibanding tubuh. Ada bercak-bercak hitam putih khas pada leher. Iris jingga, paruh hitam, kaki merah. Cacing, kumbang, jengkerik, ulat, kuncup buahbuahan kecil. Serangga. Biji rumput. Sarang berbentuk cawan dalam, dari ranting, daun, serat, pada dahan halus. Telur berwarna keputih-putihan, berbintik banyak coklat ungu, jumlah 2-3 butir. Berbiak sepanjang waktu. Sarang berbentuk cawan, dari tumbuhan halus direkatkan dengan jaring lablaba, pada dahan ramping atau tumbuhan merambat, dekat permukaan tanah. Telur berwarna kuning tua,berbintik abu-abu, jumlah 2 butir. Berbiak bulan Maret-Mei, April- Juni. Sarang sederhana, datar, berupa ranting tersusun pada semaksemak rendah. Telur berwarna putih polos, jumlah 2 butir. Berbiak sepanjang waktu. Habitat terbuka, vegetasi sekunder, kebun, tepi jalan. Tersebar sampai ketinggian mdpl. Daerah terbuka, hutan sekunder, hutan mangrove, pekarangan. Tersebar sampai ketinggian mdpl. Tempat terbuka, lapangan, kebun, tegalan, perkampungan. Hidup dalam kelompok, berbaur dengan jenis Cucak lain. Lebih sering mencari makan di atas tanah. Bersifat aktif, berpindah dari satu tenggeran ke yang lain. Kag sendirian, berpasangan, atau kelompok keluarga. Kag bergabung dalam kelompok campuran.. Hidup dekat dengan manusia. Mencari makan di permukaan tanah. Sering duduk berpasangan di tempat terbuka. Bila terganggu terbang rendah di permukaan tanah, dengan kepakan sayap pelan. Asia tenggara, Malaysia, Filipina, Sunda Besar. Lombok, Introduksi: Sulawesi. Malaysia, Filipina, Sunda Besar. Lombok. Asia tenggara, Sunda Besar. Nusa Tenggara. Introduksi: Sulawesi, Maluku. sedikit jarang. an seg. sedikit seg. perjumpa an seg. banyak an

12 Gemak Loreng (Turnix suscitator) Berukuran kecil (16 cm), mirip puyuh berwarna coklat pirang. Betina: ukuran lebih besar, dagu tenggorokan hitam. Mahkota kehitaman dengan bintik abu-abu putih pada kepala. Jantan: mahkota berbintik coklat, dagu muka bercoret coklat putih. Terdapat garis-garis hitam di dada bagian sisi tubuh. Tubuh bagian atas pada kedua jenis kelamin berbintik-bintik coklat, serta di dada bagian sisi tubuh merah karat. Iris coklat, paruh kaki abu-abu. Rerumputan, bijibijian, serangga. Sarang dari rumput akar halus, berupa lingkaran kasar, tersembunyi pada rerumputan. Telur berwarna keputihputihan atau kuning pucat, berbintik coklat abu-abu hitam, jumlah 3-4 butir. Berbiak sepanjang tahun. Pag rumput, semak belukar, persawahan. Tersebar sampai ketinggian mdpl. Hidup sendirian atau berpasangan. Bila terkejut atau dihalau akan melompat, terbang rendah diatas tanah sejauh kurang lebih 20 m, kemudian masuk ke rerumputan untuk bersembunyi. India, Jepang, Asia tenggara, Cina selatan, Filipina. Sulawesi, Nusa Tenggara. jarang. an sulit. 24 Kacamata biasa (Zosterops palpebrosus) Tubuh berukuran kecil (11 cm). Berwarna hijau kekuningan. Lingkar bulu keperakan di sekitar mata. Ras buxtoni auriventer (Jawa barat, Kalimantan): mirip Kacamata gunung; ada garis kuning sempit di bawah perut tengah, paha abu-abu muda. Ras melanurus (Jawa): Tubuh bagian bawah kuning, ada bercak kuning di atas paruh, Tubuh bagian atas hijau zaitun, tenggorokan tungging kuning, sedikit atau tidak ada warna kuning di atas kekang. Iris coklat, paruh coklat tua, kaki abu-abu zaitun. Serangga kecil, larva, laba-laba buah kecil. Sarang berbentuk cawan, dari akar, tulang daun, tangkai daun, dihiasi lumut, pada cabang pohon atau rumpun bambu, jauh dari permukaan tanah. Telur berwarna biru pucat, jumlah 3 butir. Berbiak bulan Januari-Oktober. Dataran rendah, perbukitan, hutan primer, hutan sekunder, hutan mangrove. Membentuk kelompok besar dengan jenis lain. Beterbangan dengan lincah di antara puncakpuncak pohon. India utara, Cina selatan, Asia tenggara, Malaysia, Sunda Besar. Jawa, Bali. Tersebar sampai ketinggian mdpl. banyak seg. an agak

13 112 Lampiran 2 Gambar 8.1. Gambar Jenis burung di TPU Tanah Kusir

14 Lampiran 3. Tabel Jenis Burung di Lokasi Utama Habitat Burung sekitar TPU Tanah Kusir. (Sumber: Dinas Pertamanan Pemakaman DKI Jakarta 2012) Tabel Jenis Burung di Kali Pesanggrahan No Jenis Burung Perlindungan di Indonesia 1 Gemak loreng Turnix suscitator 2 Tekukur biasa Streptopelia chinensis 3 Kangkok Hodgson Cuculus fugax Migran 4 Wiwik kelabu Cacomantis merulinus 5 Celepuk reban Otus lempiji 6 Serak Jawa Tyto alba 7 Walet linchi Collocalia linchi 8 Raja ug meninting Alcedo meninting UU No & PP No Cecakak Jawa Halcyon cyanoventris Endemik UU No & PP No Cekakak sungai Todirhamphus chloris UU No & PP No Caladi tilik Piccoides moluccensis 12 Layang-layang batu Hirundo tahitica 13 Cipoh kacat Aegithina tiphia 14 Cucak kutilang Pycnonotus aurigaster 15 Merbah cerukcuk Pycnonotus goiavier 16 Cinenen pisang Orthotomus sutorius 17 Cinenen kelabu Orthotomus ruficeps 18 Perenjak Jawa Prinia familiaris Endemik 19 Kipasan belang Rhipidura javanica UU No & PP No Burung-madu kelapa Anthreptes malaccensis UU No & PP No Burung-madu sriganti Nectarinia jugularis UU No & PP No Cabai Jawa Dicaeum trochileum Endemik 23 Kacamata biasa Zosterops palpebrosus 24 Bondol Jawa Lonchura leucogastroides Endemik 25 Bondol peking Lonchura punctulata 26 Burung gereja Erasia Passer montanus 113 Tabel Jenis Burung di Hutan Kota Srengseng No Jenis Burung Perlindungan di Indonesia 1 Blekok sawah Ardeola speciosa PP No Elang alap Cina Accipiter soloensis Migran UU No & PP No Kareo padi Amaurornis phoenicurus 4 Merpati batu Columba livia 5 Tekukur biasa Streptopelia chinensis 6 Wiwik kelabu Cacomantis merulinus 7 Celepuk reban Otus lempiji 8 Walet linchi Collocalia linchi 9 Raja ug meninting Alcedo meninting UU No & PP No Cecakak Jawa Halcyon cyanoventris Endemik UU No & PP No Caladi tilik Piccoides moluccensis 12 Cipoh kacat Aegithina tiphia 13 Cucak kutilang Pycnonotus aurigaster 14 Merbah cerukcuk Pycnonotus goiavier 15 Remetuk laut Gerygone sulphurea 16 Cinenen pisang Orthotomus sutorius 17 Cinenen Jawa Orthotomus sepium Endemik 18 Perenjak Jawa Prinia familiaris Endemik 19 Kipasan belang Rhipidura javanica UU No & PP No Kekep babi Arthamus leucorhynchus 21 Burung-madu kelapa Anthreptes malaccensis UU No & PP No Burung-madu sriganti Nectarinia jugularis UU No & PP No Pijantung kecil Arachnothera longirostra UU No & PP No

15 Cabai Jawa Dicaeum trochileum Endemik 25 Kacamata biasa Zosterops palpebrosus 26 Bondol Jawa Lonchura leucogastroides Endemik 27 Burung gereja Erasia Passer montanus Tabel Jenis Burung di Perumahan Pondok Indah No Jenis Burung Perlindungan di Indonesia 1 Kowak malam kelabu Nycticorax nycticorax 2 Punai gading Treron vernans 3 Tekukur biasa Streptopelia chinensis 4 Betet biasa Psittacula alexandri 5 Wiwik kelabu Cacomantis merulinus 6 Cabak kota Caprimulgus affinis 7 Walet linchi Collocalia linchi 8 Walet sarang putih Collocalia fuchipaga 9 Walet palem Asia Cypsiurus balasinensis 10 Raja ug meninting Alcedo meninting UU No & PP No Cekakak sungai Todirhamphus chloris UU No & PP No Sepah kecil Pericrocotus cinnamomeus 13 Layang-layang batu Hirundo tahitica 14 Cipoh kacat Aegithina tiphia 15 Merbah cerukcuk Pycnonotus goiavier 16 Kepug kuduk hitam Oriolus chinensis 17 Remetuk laut Gerygone sulphurea 18 Cinenen pisang Orthotomus sutorius 19 Cinenen kelabu Orthotomus ruficeps 20 Kipasan belang Rhipidura javanica UU No & PP No Kekep babi Arthamus leucorhynchus 22 Burung-madu sriganti Nectarinia jugularis UU No & PP No Cabai Jawa Dicaeum trochileum Endemik 24 Kacamata biasa Zosterops palpebrosus 25 Bondol Jawa Lonchura leucogastroides Endemik 26 Bondol peking Lonchura punctulata 27 Burung gereja Erasia Passer montanus Tabel Jenis Burung di Kawasan Kebayoran Baru No Jenis Burung Perlindungan di Indonesia 1 Tekukur biasa Streptopelia chinensis 2 Wiwik kelabu Cacomantis merulinus 3 Cabak kota Caprimulgus affinis 4 Walet linchi Collocalia linchi 5 Walet sarang putih Collocalia fuchipaga 6 Cekakak sungai Todirhamphus chloris UU No & PP No Takur ungkut-ungkut Megalaima haemacephala 8 Caladi ulam Dendrocopus macei 9 Caladi tilik Piccoides moluccensis 10 Layang-layang api Hirundo rustica Migran 11 Layang-layang batu Hirundo tahitica 12 Cipoh kacat Aegithina tiphia 13 Cucak kutilang Pycnonotus aurigaster 14 Merbah cerukcuk Pycnonotus goiavier 15 Kepug kuduk hitam Oriolus chinensis 16 Gelatik batu kelabu Parus major 17 Remetuk laut Gerygone sulphurea 18 Cinenen pisang Orthotomus sutorius

16 Cinenen kelabu Orthotomus ruficeps 20 Sikatan bubik Muscicapa dauurica Migran 21 Kipasan belang Rhipidura javanica UU No & PP No Kekep babi Arthamus leucorhynchus 23 Kerak kerbau Acridotheres javanicus 24 Burung-madu kelapa Anthreptes malaccensis UU No & PP No Burung-madu sriganti Nectarinia jugularis UU No & PP No Cabai Jawa Dicaeum trochileum Endemik 27 Kacamata biasa Zosterops palpebrosus 28 Bondol Jawa Lonchura leucogastroides Endemik 29 Bondol peking Lonchura punctulata 30 Burung gereja Erasia Passer montanus Tabel Jenis Burung dikawasan Senayan No Jenis Burung Perlindungan di Indonesia 1 Tekukur biasa Streptopelia chinensis 2 Betet biasa Psittacula alexandri 3 Celepuk reban Otus lempiji 4 Cabak kota Caprimulgus affinis 5 Walet linchi Collocalia linchi 6 Kapinis rumah Apus affinis 7 Cekakak sungai Todirhamphus chloris UU No & PP No Takur ungkut-ungkut Megalaima haemacephala 9 Caladi ulam Dendrocopus macei 10 Sepah kecil Pericrocotus cinnamomeus 11 Layang-layang batu Hirundo tahitica 12 Cipoh kacat Aegithina tiphia 13 Cucak kutilang Pycnonotus aurigaster 14 Kepug kuduk hitam Oriolus chinensis 15 Gelatik batu kelabu Parus major 16 Remetuk laut Gerygone sulphurea 17 Cinenen Jawa Orthotomus sepium Endemik 18 Bentet kelabu Lanius schach 19 Kekep babi Arthamus leucorhynchus 20 Kerak ungu Acridotheres tristis 21 Kerak kerbau Acridotheres javanicus 22 Burung-madu sriganti Nectarinia jugularis UU No & PP No Cabai Jawa Dicaeum trochileum Endemik 24 Kacamata biasa Zosterops palpebrosus 25 Burung gereja Erasia Passer montanus

17 Lampiran 4. Data Pengamatan Iklim Mikro TPU Tanah Kusir pada hari Minggu tanggal 29 Juli Tabel Perbandingan Suhu pada TPU Tanah Kusir

18 Tabel Perbandingan Suhu pada TPU Tanah Kusir No. Titik Sample Di Bawah Naungan Tanpa Naungan Rata-rata Suhu Tertinggi Suhu Terendah Grafik Perbandingan Suhu di TPU Tanah Kusir Jakarta Tabel Perbandingan Kelembaban pada TPU Tanah Kusir No. Titik Sample Di Bawah Naungan Tanpa Naungan Rata-rata Kelembaban Tertinggi Kelembaban Terendah 26 16

19 118 Grafik Perbandingan Kelembaban di TPU Tanah Kusir Jakarta Lampiran 5. Kapasitas Jumah Petak Makam Jakarta Selatan, 2010 Tabel 2.11 Kapasitas Petak Makam Menurut TPU, 2010 Table Capacity and Number of Burial Plot by TPU (Public Burial Place), 2010 Unit/ TPU/ Unit Kapasitas Petak Makam/ Burial Plot Capacity Petak Makam/ Burial Plot Kadaluarsa/ Expired Masih Berlaku/ in Use Sisa Petak Makam/ Rest of Burial Plot [1] [2] [3] [4] [5] 1. Tanah Kusir Utara Tanah Kusir Selatan Menteng Pulo Setiabudi Menteng Pulo Tebet Jeruk Purut Kamp. Kang Srengseng Sawah Tanjung Barat Kebagusan Jagakarsa Pisangan Pejaten/ Cikoko Grogol Selatan Cidodol Wijaya Pasar Minggu / Total Sumber/ Source : Sudin Pemakaman Kota Administrasi Jakarta Selatan

20 119 Lampiran 6. Daya Dukung Petak Makam yang dapat ditampung Zona Sub Zona Luas (m²) Unit Islam Unit Kristen Inti Unit Budha Unit Khusus Makam Relokasi Luas Makam yang tersedia Daya dukung jumlah petak makam yang dapat ditampung: DD = Luas makam yang tersedia Luas lahan yang diperlukan tiap petak DD = ,1 5 = petak

BAB V DATA, ANALISIS DAN SINTESIS

BAB V DATA, ANALISIS DAN SINTESIS 26 BAB V DATA, ANALISIS DAN SINTESIS 5.1. Kondisi Fisik 5.1.1. Lokasi Geografis dan Hubungan dengan Lokasi Habitat Burung Sekitar Tapak Lokasi tapak secara geografis antara 106 45'53,52" BT - 106 46'24,35"

Lebih terperinci

Jenis Jenis Burung di Wilayah Cagar Alam Imogiri Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh:

Jenis Jenis Burung di Wilayah Cagar Alam Imogiri Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh: Jenis Jenis Burung di Wilayah Cagar Alam Imogiri Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh: 1 Alfan Firmansyah, Agung Budiantoro¹, Wajudi², Sujiyono² ¹Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Ahmad Dahlan,

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun II.TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun demikian burung adalah satwa yang dapat ditemui dimana saja sehingga keberadaanya sangat sulit dipisahkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu mengimbangi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus. dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu mengimbangi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus. dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pertanian Anorganik Dan Organik Padi merupakan salah satu sumber makanan pokok bagi sebagian besar bangsa Indonesia (Idham & Budi, 1994). Menurut Pracaya (2002) upaya untuk mampu

Lebih terperinci

KAJIAN HUBUNGAN ARSITEKTUR POHON DAN KEHADIRAN BURUNG DI KAMPUS IPB DRAMAGA BOGOR MUHAMMAD CHOIRUDDIN AZIS

KAJIAN HUBUNGAN ARSITEKTUR POHON DAN KEHADIRAN BURUNG DI KAMPUS IPB DRAMAGA BOGOR MUHAMMAD CHOIRUDDIN AZIS KAJIAN HUBUNGAN ARSITEKTUR POHON DAN KEHADIRAN BURUNG DI KAMPUS IPB DRAMAGA BOGOR MUHAMMAD CHOIRUDDIN AZIS DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG KAWASAN PEMAKAMAN UMUM TANAH KUSIR, JAKARTA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU RAMAH BURUNG

PERANCANGAN ULANG KAWASAN PEMAKAMAN UMUM TANAH KUSIR, JAKARTA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU RAMAH BURUNG PERANCANGAN ULANG KAWASAN PEMAKAMAN UMUM TANAH KUSIR, JAKARTA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU RAMAH BURUNG SYAM REZZA FAHLEVI. Perancangan Ulang Kawasan Pemakaman Umum Tanah Kusir,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Foto Dokumentasi Penelitian Keaneakaragaman Jenis Burung

Lampiran 1 Foto Dokumentasi Penelitian Keaneakaragaman Jenis Burung 60 Lampiran 1 Foto Dokumentasi Penelitian Keaneakaragaman Jenis Burung Gambar 10. Stasiun pengamatan pertama penelitian burung pada lahan basah Way Pegadungan yang telah menjadi persawahan pada Bulan April

Lebih terperinci

STRUKTUR KOMUNITAS DAN STATUS PERLINDUNGAN BURUNG DI KEBUN RAYA PURWODADI, KABUPATEN PASURUAN

STRUKTUR KOMUNITAS DAN STATUS PERLINDUNGAN BURUNG DI KEBUN RAYA PURWODADI, KABUPATEN PASURUAN STRUKTUR KOMUNITAS DAN STATUS PERLINDUNGAN BURUNG DI KEBUN RAYA PURWODADI, KABUPATEN PASURUAN Sufi Nisfu Ramadhani, Sofia Ery Rahayu, Agus Dharmawan Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang Jalan

Lebih terperinci

Flona. 114 intisari-online.com

Flona. 114 intisari-online.com Flona 114 intisari-online.com Cabai-cabai yang Tak Pedas Penulis & Fotografer: Iman Taufiqurrahman di Yogyakarta Anda pasti sangat familiar dengan cabai rawit atau cabai keriting. Namun, apakah Anda tahu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Tekukur Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang terbentang dari India dan Sri Lanka di Asia Selatan Tropika hingga ke China Selatan dan Asia

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh : Yuni Wibowo Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh : Yuni Wibowo Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh : Yuni Wibowo Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Spesies Burung di Repong Damar Pekon Pahmungan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Spesies Burung di Repong Damar Pekon Pahmungan 31 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Spesies Burung di Repong Damar Pekon Pahmungan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa di Repong Damar Pekon Pahmungan

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI RUANG TERBUKA HIJAU DI TIGA TEMPAT PEMAKAMAN UMUM DI BOGOR ALIFAH MELTRIANA

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI RUANG TERBUKA HIJAU DI TIGA TEMPAT PEMAKAMAN UMUM DI BOGOR ALIFAH MELTRIANA KEANEKARAGAMAN BURUNG DI RUANG TERBUKA HIJAU DI TIGA TEMPAT PEMAKAMAN UMUM DI BOGOR ALIFAH MELTRIANA DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMIRAN Lampiran A. Nilai Kelimpahan Relatif Burung Air di Kawasan antai Labu amili pesies.ancol.baru.m.indah Ardeidae 1. Ardea cinerea 0,22 - - 2. Ardea purpurea 0,22 0,189 0,314 3. Bulbucus ibis 0 0,661

Lebih terperinci

Gambar 6.1. Diagram hubungan antar ruang pada tapak

Gambar 6.1. Diagram hubungan antar ruang pada tapak 61 BAB VI PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Rencana Ruang Ruang yang direncanakan berdasarkan konsep ruang yang telah dibuat dibagi menjadi tiga zona, yaitu zona inti, zona konservasi dan zona pendukung.

Lebih terperinci

Pengamatan Burung di Resort Bama Seksi Konservasi Wilayah II Bekol dalam Upaya Reinventarisasi Potensi Jenis

Pengamatan Burung di Resort Bama Seksi Konservasi Wilayah II Bekol dalam Upaya Reinventarisasi Potensi Jenis Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan Pengamatan Burung di Resort Bama Seksi Konservasi Wilayah II Bekol dalam Upaya Reinventarisasi Potensi Jenis Oleh : Nama : Arif Pratiwi, ST NIP : 710034820 TAMAN

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT ASEP SAEFULLAH

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT ASEP SAEFULLAH KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT ASEP SAEFULLAH DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

SPESIES BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR

SPESIES BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 4, No. 1, Ed. April 2016, Hal. 15-32 SPESIES BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR 1 Samsul Kamal, 2 Elita Agustina dan 3 Zahratur

Lebih terperinci

KEBERADAAN JENIS BURUNG PADA LIMA STASIUN PENGAMATAN DI SEPANJANG DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CILIWUNG, DEPOK-JAKARTA

KEBERADAAN JENIS BURUNG PADA LIMA STASIUN PENGAMATAN DI SEPANJANG DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CILIWUNG, DEPOK-JAKARTA ISSN 1978-9513 VIS VITALIS, Vol. 02 No. 2, September 2009 KEBERADAAN JENIS BURUNG PADA LIMA STASIUN PENGAMATAN DI SEPANJANG DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CILIWUNG, DEPOK-JAKARTA Hasmar Rusmendro, Ruskomalasari,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara Geografis Pantai Sari Ringgung (PSR) terletak di posisi LS dan

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara Geografis Pantai Sari Ringgung (PSR) terletak di posisi LS dan IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak dan Luas Secara Geografis Pantai Sari Ringgung (PSR) terletak di posisi 05 33 LS dan 105 15 BT. Pantai Sari Ringgung termasuk dalam wilayah administrasi Desa

Lebih terperinci

Lampiran 1 Tabel tipe arsitektur pohon (Halle et al. 1978)

Lampiran 1 Tabel tipe arsitektur pohon (Halle et al. 1978) LAMPIRAN Lampiran 1 Tabel tipe arsitektur pohon (Halle et al. 1978) No Jenis Arsitektur Ilustrasi Keterangan No Jenis Arsitektur Ilustrasi Keterangan 1 Holtum Batang lurus, tidak bercabang dan monoaksial

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI AREA KEBUN BUAH, TAMAN BUAH MEKARSARI ISMI NURFAIZAH

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI AREA KEBUN BUAH, TAMAN BUAH MEKARSARI ISMI NURFAIZAH KEANEKARAGAMAN BURUNG DI AREA KEBUN BUAH, TAMAN BUAH MEKARSARI ISMI NURFAIZAH DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hutan mangrove desa Margasari memiliki luas 700 ha dengan ketebalan hutan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hutan mangrove desa Margasari memiliki luas 700 ha dengan ketebalan hutan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hutan mangrove desa Margasari memiliki luas 700 ha dengan ketebalan hutan mangrove mencapai 2 km. Tumbuhan yang dapat dijumpai adalah dari jenis Rhizopora spp., Sonaeratia

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN Oleh : Taufik Rizky Afrizal 11.12.6036 S1.SI.10 STMIK AMIKOM Yogyakarta ABSTRAK Di era sekarang, dimana ekonomi negara dalam kondisi tidak terlalu baik dan

Lebih terperinci

KAJIAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE LANSKAP HUTAN TANAMAN PINUS (Studi Kasus : Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu)

KAJIAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE LANSKAP HUTAN TANAMAN PINUS (Studi Kasus : Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu) KAJIAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE LANSKAP HUTAN TANAMAN PINUS (Studi Kasus : Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu) TIARA SUKRA DEWI E 34101056 DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN

Lebih terperinci

Nama Daerah Nama Inggris Nama Ilmiah. 2 Bentet * Long Tailed Shrike Lanius schach - Tidak Umum 3 Bondol Dada Sisik/petingan ***

Nama Daerah Nama Inggris Nama Ilmiah. 2 Bentet * Long Tailed Shrike Lanius schach - Tidak Umum 3 Bondol Dada Sisik/petingan *** KEBERADAAN JENIS JENIS BURUNG DI KAWASAN PADANG PECATU KABUPATEN BADUNG Ida Bagus Made Suaskara, I Ketut Ginantra dan I Ketut Muksin Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Email : suaskara@yahoo.com

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KECAMATAN LAWEYAN, KECAMATAN SERENGAN, DAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTAMADYA SURAKARTA. Artikel Publikasi Ilmiah

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KECAMATAN LAWEYAN, KECAMATAN SERENGAN, DAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTAMADYA SURAKARTA. Artikel Publikasi Ilmiah KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KECAMATAN LAWEYAN, KECAMATAN SERENGAN, DAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTAMADYA SURAKARTA Artikel Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

Keanekaan jenis burung di Taman Kota Bandung, Jawa Barat

Keanekaan jenis burung di Taman Kota Bandung, Jawa Barat PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 1, Nomor 6, September 2015 ISSN: 2407-8050 Halaman: 1289-1294 DOI: 10.13057/psnmbi/m010605 Keanekaan jenis burung di Taman Kota Bandung, Jawa Barat Bird diversity

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keanekaragaman Jenis Burung di Permukiman Keanekaragaman hayati dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman jenis, keanekaragaman genetik, dan keanekaragaman

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEMELIMPAHAN BURUNG DI KAWASAN PANTAI KARST GUNUNGKIDUL D.I.YOGYAKARTA SKRIPSI

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEMELIMPAHAN BURUNG DI KAWASAN PANTAI KARST GUNUNGKIDUL D.I.YOGYAKARTA SKRIPSI KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEMELIMPAHAN BURUNG DI KAWASAN PANTAI KARST GUNUNGKIDUL D.I.YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan

Lebih terperinci

Burung Kakaktua. Kakatua

Burung Kakaktua. Kakatua Burung Kakaktua Kakatua Kakak tua putih Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Aves Ordo: Psittaciformes Famili: Cacatuidae G.R. Gray, 1840 Subfamily Microglossinae Calyptorhynchinae

Lebih terperinci

Kemampuan Kawasan Nir-Konservasi dalam Melindungi Kelestarian Burung Endemik Dataran Rendah Pulau Jawa Studi Kasus di Kabupaten Kebumen

Kemampuan Kawasan Nir-Konservasi dalam Melindungi Kelestarian Burung Endemik Dataran Rendah Pulau Jawa Studi Kasus di Kabupaten Kebumen Jurnal Biologi Indonesia 6(2): 237-253 (2010) Kemampuan Kawasan Nir-Konservasi dalam Melindungi Kelestarian Burung Endemik Dataran Rendah Pulau Jawa Studi Kasus di Kabupaten Kebumen Eko Sulistyadi Bidang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Struktur Pekarangan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Struktur Pekarangan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Struktur Pekarangan Dari 9 pekarangan dengan masing-masing 3 pekarangan di setiap bagiannya diketahui bahwa luasan rata-rata pekarangan pada bagian pertama 303 m 2, pada bagian ke-dua

Lebih terperinci

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014 STUDI KEANEKARAGAMAN AVIFAUNA SEBAGAI SARANA EDUKASI EKOWISATA BIRDWATCHING DI KAWASAN WISATA KONDANG MERAK, MALANG SOFYAN ARIS NRP. 1509100004 Dosen Pembimbing Aunurohim, S.Si., DEA Jurusan Biologi Fakultas

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan

Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan Pengamatan Burung di Resort Perengan Seksi Konservasi Wilayah I Pandean dalam Upaya Reinventarisasi Potensi Jenis Oleh : Nama : Arif Pratiwi, ST NIP : 710034820

Lebih terperinci

PEMBUATAN FLIPBOOK BERDASARKAN KERAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN LINDUNG GUNUNG SENUJUH DAN SEKITARNYA

PEMBUATAN FLIPBOOK BERDASARKAN KERAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN LINDUNG GUNUNG SENUJUH DAN SEKITARNYA PEMBUATAN FLIPBOOK BERDASARKAN KERAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN LINDUNG GUNUNG SENUJUH DAN SEKITARNYA B Firmandi, Basuki Hardigaluh, Eka Ariyati Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Untan Email

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FLORA DAN FAUNA MANGROVE NUSA LEMBONGAN DAN NUSA CENINGAN

IDENTIFIKASI FLORA DAN FAUNA MANGROVE NUSA LEMBONGAN DAN NUSA CENINGAN Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah I IDENTIFIKASI FLORA DAN FAUNA MANGROVE NUSA LEMBONGAN DAN NUSA CENINGAN Kerjasama Coral Triangle Center (CTC) Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah I Oleh Marthen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori B. Hipotesis... 18

DAFTAR ISI. BAB III. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori B. Hipotesis... 18 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xi ABSTRAK... xiii ABSTRACT... xiv BAB

Lebih terperinci

Keanekaragaman Jenis Burung pada Areal Tambak Intensif di Sumatera Selatan dan Lampung

Keanekaragaman Jenis Burung pada Areal Tambak Intensif di Sumatera Selatan dan Lampung Keanekaragaman Jenis Burung pada Areal Tambak Intensif di Sumatera Selatan dan Lampung Diversity of bird species at the area of intensive aquaculture in South Sumatra and Lampung Jani MASTER 1), Nuning

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BERBAGAI TIPE HABITAT BESERTA GANGGUANNYA DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BERBAGAI TIPE HABITAT BESERTA GANGGUANNYA DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT Media Konservasi Vol 20, No.2, Agustus 2015: 117-124 KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BERBAGAI TIPE HABITAT BESERTA GANGGUANNYA DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT (Bird Diversity in Various

Lebih terperinci

ABSTRAK JENIS DAN KERAPATAN BURUNG DI KAWASAN AGROPOLITAN KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA. Oleh: Zainal Husain, Dharmono, Kaspul

ABSTRAK JENIS DAN KERAPATAN BURUNG DI KAWASAN AGROPOLITAN KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA. Oleh: Zainal Husain, Dharmono, Kaspul 47 ABSTRAK JENIS DAN KERAPATAN BURUNG DI KAWASAN AGROPOLITAN KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA Oleh: Zainal Husain, Dharmono, Kaspul Burung merupakan anggota dari Sub Filum Vertebrata yang termasuk

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Sarang Burung Seriti (Collocalia esculenta). a. Peletakkan dan Jumlah Sarang Seriti. Dari hasil perhitungan jumlah sarang seriti yang ada di bawah jembatan dan di dalam

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN KECAMATAN PESISIR TENGAH KRUI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN KECAMATAN PESISIR TENGAH KRUI KABUPATEN LAMPUNG BARAT KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN KECAMATAN PESISIR TENGAH KRUI KABUPATEN LAMPUNG BARAT (BIODIVERSITY OF BIRD SPECIES IN PEKON REPONG DAMAR PAHMUNGAN CENTRAL COAST SUB DISTRICT

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN NILAI INDEKS KOMUNITAS BURUNG DI TIGA LOKASI KEBUN RAYA BOGOR CATUR WIBAWA PRAJA

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN NILAI INDEKS KOMUNITAS BURUNG DI TIGA LOKASI KEBUN RAYA BOGOR CATUR WIBAWA PRAJA KEANEKARAGAMAN JENIS DAN NILAI INDEKS KOMUNITAS BURUNG DI TIGA LOKASI KEBUN RAYA BOGOR CATUR WIBAWA PRAJA DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

5-048 KOMUNITAS BURUNG DI PESISIR KABUPATEN KULON PROGO. ABSTRAK

5-048 KOMUNITAS BURUNG DI PESISIR KABUPATEN KULON PROGO. ABSTRAK 5-048 KOMUNITAS BURUNG DI PESISIR KABUPATEN KULON PROGO Bambang Agus Suripto 1, Alifi Fitriana 2 1,2 Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta E-mail:suriptobambang@yahoo.com ABSTRAK Dalam waktu

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEMELIMPAHAN BURUNG DI SEKITAR KAMPUS IKIP PGRI MADIUN SEBAGAI POTENSI LOKAL DAN SUMBER BELAJAR

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEMELIMPAHAN BURUNG DI SEKITAR KAMPUS IKIP PGRI MADIUN SEBAGAI POTENSI LOKAL DAN SUMBER BELAJAR KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEMELIMPAHAN BURUNG DI SEKITAR KAMPUS IKIP PGRI MADIUN SEBAGAI POTENSI LOKAL DAN SUMBER BELAJAR Nurul Kusuma Dewi Program Studi Pendidikan Biologi IKIP PGRI MADIUN, Jalan Setiabudi

Lebih terperinci

Hubungan keanekaragaman burung dan komposisi pohon di Kampus Kentingan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jawa Tengah

Hubungan keanekaragaman burung dan komposisi pohon di Kampus Kentingan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jawa Tengah PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 1, Nomor 3, Juni 2015 ISSN: 2407-8050 Halaman: 660-666 DOI: 10.13057/psnmbi/m010346 Hubungan keanekaragaman burung dan komposisi pohon di Kampus Kentingan Universitas

Lebih terperinci

EKSPLORASI JENIS BURUNG DI WANA WISATA GRAPE SEBAGAI BAHAN AJAR TAKSONOMI VERTEBRATA BERBASIS GREEN LEARNING METHOD (GeLeM)

EKSPLORASI JENIS BURUNG DI WANA WISATA GRAPE SEBAGAI BAHAN AJAR TAKSONOMI VERTEBRATA BERBASIS GREEN LEARNING METHOD (GeLeM) Jurnal Florea Volume 1 No. 2, Nopember 2014 (21-25) EKSPLORASI JENIS BURUNG DI WANA WISATA GRAPE SEBAGAI BAHAN AJAR TAKSONOMI VERTEBRATA BERBASIS GREEN LEARNING METHOD (GeLeM) Wachidatul Linda Yuhanna

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Merak hijau 2.1.1 Taksonomi Grzimek (1972) menyatakan bahwa klasifikasi merak hijau jawa (Pavo muticus muticus) sebagai berikut : Kingdom Phyllum : Animalia : Chordata

Lebih terperinci

A. Struktur Akar dan Fungsinya

A. Struktur Akar dan Fungsinya A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEANEKARAGAMAN BURUNG DI PANTAI SIUNG DAN PANTAI WEDI OMBO GUNUNGKIDUL D.I. YOGYAKARTA

PERBANDINGAN KEANEKARAGAMAN BURUNG DI PANTAI SIUNG DAN PANTAI WEDI OMBO GUNUNGKIDUL D.I. YOGYAKARTA PERBANDINGAN KEANEKARAGAMAN BURUNG DI PANTAI SIUNG DAN PANTAI WEDI OMBO GUNUNGKIDUL D.I. YOGYAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 pada Program Studi Biologi Disusun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies burung dunia. Tiga ratus delapan puluh satu spesies di antaranya merupakan endemik Indonesia

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Jenis burung di hutan produksi desa Gunung Sangkaran. Jenis burung di hutan produksi desa Gunung Sangkaran ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Jenis burung di hutan produksi desa Gunung Sangkaran. Jenis burung di hutan produksi desa Gunung Sangkaran ditemukan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Jenis burung di hutan produksi desa Gunung Sangkaran Jenis burung di hutan produksi desa Gunung Sangkaran ditemukan sebanyak 29 spesies yang terdiri dari

Lebih terperinci

Lampiran 1. A. Deskripsi Keanekaragaman Spesies Burung

Lampiran 1. A. Deskripsi Keanekaragaman Spesies Burung Lampiran 1 A. Deskripsi Keanekaragaman Spesies Burung Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan selama 6 hari efektif di lahan basah rawa Bujung Raman Desa Bujung Dewa Kec. Pagar Dewa Kab. Tulang

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

Kajian Hubungan Arsitektur Pohon dan Kehadiran Burung di Kampus IPB Dramaga Bogor

Kajian Hubungan Arsitektur Pohon dan Kehadiran Burung di Kampus IPB Dramaga Bogor Kajian Hubungan Arsitektur Pohon dan Kehadiran Burung di Kampus IPB Dramaga Bogor MUHAMMAD CHOIRUDDIN AZIS 1*, TATI BUDIARTI 1, SYARTINILIA 1 1. Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. puyuh memiliki karakter yang unik sehingga menyebabkan dapat diadu satu

TINJAUAN PUSTAKA. puyuh memiliki karakter yang unik sehingga menyebabkan dapat diadu satu 7 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Perkembangan Puyuh. Burung Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, memiliki ukuran tubuh relatif kecil, dengan potongan kaki yang pendek dan juga burung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Orangutan Orangutan termasuk kera besar dari ordo Primata dan famili Pongidae (Groves, 2001). Ada dua jenis orangutan yang masih hidup, yaitu jenis dari Sumatera

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penggunaan Kamera IR-CCTV

PEMBAHASAN Penggunaan Kamera IR-CCTV PEMBAHASAN Penggunaan Kamera IR-CCTV Kendala utama penelitian walet rumahan yaitu: (1) rumah walet memiliki intensitas cahaya rendah, (2) pemilik tidak memberi ijin penelitian menggunakan metode pengamatan

Lebih terperinci

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka Burung Jalak Bali Burung Jalak Bali Curik Bali atau yang lebih dikenal dengan nama Jalak Bali, merupakan salah satu spesies burung cantik endemis Indonesia. Burung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Singkat Merbau Menurut Merbau (Instia spp) merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan dan mempunyai nilai yang ekonomi yang tinggi karena sudah

Lebih terperinci

keyword : open green space, housing, vegetation, Bird. PENDAHULUAN

keyword : open green space, housing, vegetation, Bird. PENDAHULUAN Open Green Space Ability Area of Modern Settlement for Life Of bird types (Case Study Three Areas of Modern Settlement in Bogor City). 1 Kemampuan Ruang Terbuka Hijau Pada Kawasan Pemukiman Modern bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Burung merupakan salah satu jenis hewan yang banyak disukai oleh manusia, hal ini di karenakan burung memiliki beberapa nilai penting, seperti nilai estetika, ekologi

Lebih terperinci

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Materi Pembelajaran Ringkasan Materi: Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Berikut ini adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk Sekolah Dasar kelas IV yaitu tentang bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG ASEUPAN

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG ASEUPAN BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG ASEUPAN A. Kehadiran Satwaliar Kelompok Mamalia Kehadiran satwaliar khususnya mamalia merupakan bio-indikator suatu kawasan hutan dapat dikatakan baik atau terganggu. Keseimbangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Walet Sarang Lumut, Burung Walet Sapi, Burung Walet Gunung dan Burung

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Walet Sarang Lumut, Burung Walet Sapi, Burung Walet Gunung dan Burung 7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Taksonomi dan Deskripsi Burung Walet Terdapat beberapa jenis Burung Walet yang ditemukan di Indonesia diantaranya Burung Walet Sarang Putih, Burung Walet Sarang Hitam, Burung

Lebih terperinci

JMSC Tingkat SD/MI2017

JMSC Tingkat SD/MI2017 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan cara menyilang (X)abjad jawaban pada lembar jawaban kerja yang disediakan. 1. Pada sore hari jika kita menghadap pada matahari, bayangan tubuh kita tampak lebih...

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 23 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Menjukut 5.1.1. Deskripsi Habitat Menjukut merupakan suatu kawasan yang terdapat di kawasan TWNC yang terdiri atas hutan, danau dan pantai di sekitarnya. Danau merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saninten (Castanopsis argentea Blume A.DC) Sifat Botani Pohon saninten memiliki tinggi hingga 35 40 m, kulit batang pohon berwarna hitam, kasar dan pecah-pecah dengan permukaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Burung jalak bali oleh masyarakat Bali disebut dinamakan dengan curik putih atau curik bali, sedangkan dalam istilah asing disebut dengan white starling, white mynah,

Lebih terperinci

KERAGAMAN JENIS BURUNG DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA PUSAT LITBANG HUTAN DAN KONSERVASI ALAM, BOGOR. Oleh : ELY SOLIHATI G

KERAGAMAN JENIS BURUNG DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA PUSAT LITBANG HUTAN DAN KONSERVASI ALAM, BOGOR. Oleh : ELY SOLIHATI G 1 KERAGAMAN JENIS BURUNG DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA PUSAT LITBANG HUTAN DAN KONSERVASI ALAM, BOGOR Oleh : ELY SOLIHATI G34102037 DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

E U C A L Y P T U S A.

E U C A L Y P T U S A. E U C A L Y P T U S A. Umum Sub jenis Eucalyptus spp, merupakan jenis yang tidak membutuhkan persyaratan yang tinggi terhadap tanah dan tempat tumbuhnya. Kayunya mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi

Lebih terperinci

EFEK GRADIEN URBANISASI HABITAT TERHADAP KOMUNITAS BURUNG DI KAMPUS UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK, JAWA BARAT

EFEK GRADIEN URBANISASI HABITAT TERHADAP KOMUNITAS BURUNG DI KAMPUS UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK, JAWA BARAT EFEK GRADIEN URBANISASI HABITAT TERHADAP KOMUNITAS BURUNG DI KAMPUS UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK, JAWA BARAT Bramantya Prayoga Nugraha 1 1 Departemen Biologi, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424 bprayogan@gmail.com

Lebih terperinci

DISTRIBUSI BURUNG KAMPUS ITB JATINANGOR SEBAGAI KAWASAN PENYANGGA HUTAN LINDUNG GUNUNG MANGLAYANG

DISTRIBUSI BURUNG KAMPUS ITB JATINANGOR SEBAGAI KAWASAN PENYANGGA HUTAN LINDUNG GUNUNG MANGLAYANG DISTRIBUSI BURUNG KAMPUS ITB JATINANGOR SEBAGAI KAWASAN PENYANGGA HUTAN LINDUNG GUNUNG MANGLAYANG Dikdik Permadi 1), Rahman Rasyidi 2), Primadieta 3), Muhammad Hafizh Zhafran Nurrachman 4), Muhamad Aditio

Lebih terperinci

POTENSI UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BIRDWATCHING DI PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BOGOR

POTENSI UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BIRDWATCHING DI PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BOGOR POTENSI UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BIRDWATCHING DI PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BOGOR Potency of Developing Birdwatching Tourism at Plant Conservation Center Bogor Botanics Gardens Gytha Nafisah

Lebih terperinci

STATISTIK BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM YOGYAKARTA TAHUN 2007

STATISTIK BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM YOGYAKARTA TAHUN 2007 DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM YOGYAKARTA Jl. Gedongkuning 172A, Yogyakarta, Telp/Fax (0274)373324, e-mail: bksda_yogya@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH. A.Pembentukan Tanah

PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH. A.Pembentukan Tanah PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH A.Pembentukan Tanah Pada mulanya, permukaan bumi tidaklah berupa tanah seperti sekarang ini. Permukaan bumi di awal terbentuknya hanyalah berupa batuan-batuan

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN KERAGAMAN POHON DENGAN JUMLAH JENIS BURUNG DI RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN MONAS, JAKARTA AGNISAA DWI HANDAYANI

ANALISIS HUBUNGAN KERAGAMAN POHON DENGAN JUMLAH JENIS BURUNG DI RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN MONAS, JAKARTA AGNISAA DWI HANDAYANI ANALISIS HUBUNGAN KERAGAMAN POHON DENGAN JUMLAH JENIS BURUNG DI RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN MONAS, JAKARTA AGNISAA DWI HANDAYANI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI

LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI Indonesia terdiri atas pulau-pulau sehingga disebut negara kepulauan. Jumlah pulau yang lebih dari 17.000 buah itu menandakan bahwa Indonesia merupakan suatu wilayah yang

Lebih terperinci

Keanekaragaman Spesies Avifauna di Kawasan Taman Nasional Baluran, Jawa Timur

Keanekaragaman Spesies Avifauna di Kawasan Taman Nasional Baluran, Jawa Timur Keanekaragaman Spesies Avifauna di Kawasan Taman Nasional Baluran, Jawa Timur Titi Rindi ANTIKA 1, Rizka RAHMAWATI 1, Ika Puspita SARI 1, Kufah Nur AFIFAH 1,Yohanes DANIAR 1,Khoirun NISAK 1 Ekologi Project

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA, BANDUNG

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA, BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada suatu kawasan strategis. Letak astronomis negara Indonesia adalah antara 6º LU 11º LS dan 95º BT 141º BT. Berdasarkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Hama Burung

TINJAUAN PUSTAKA Hama Burung TINJAUAN PUSTAKA Hama Burung Burung yang menjadi hama tanaman pertanian, terutama pada komoditas serealia (padi, jagung dan sorgum) sebagian besar adalah jenis pipit, yang termasuk ke dalam Kelas Aves,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Rotan adalah salah satu jenis tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) yang memiliki peranan ekonomi yang sangat penting (FAO 1997). Sampai saat ini rotan telah dimanfaatkan sebagai

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN KUNJUNGAN WISATA CANGGU, KUTA UTARA, BADUNG

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN KUNJUNGAN WISATA CANGGU, KUTA UTARA, BADUNG Laporan Penelitian KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN KUNJUNGAN WISATA CANGGU, KUTA UTARA, BADUNG Oleh I Ketut Muksin JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MIPA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2016

Lebih terperinci

KESAMAAN KOMUNITAS BURUNG DI LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH

KESAMAAN KOMUNITAS BURUNG DI LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH KESAMAAN KOMUNITAS BURUNG DI LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH Moh. Ihsan Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta Km.9 Palu, Sulawesi Tengah 94118 Staf Pengajar Fakultas

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Interpretasi Visual Penggunaan Lahan Melalui Citra Landsat Interpretasi visual penggunaan lahan dengan menggunakan citra Landsat kombinasi band 542 (RGB) pada daerah penelitian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di peternakan merpati di area Komplek Alam Sinar Sari, Desa Sinarsari, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini berlangsung selama bulan

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 17.1 TAHUN 2015

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 17.1 TAHUN 2015 1 BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 17.1 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN BURUNG HANTU (TYTO ALBA) DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

Keanekaragaman dan Kelimpahan Jenis Burung di Kawasan Mangrove Center Tuban. Diversity and Abundance of Bird in Mangrove Center Tuban

Keanekaragaman dan Kelimpahan Jenis Burung di Kawasan Mangrove Center Tuban. Diversity and Abundance of Bird in Mangrove Center Tuban ISSN: 161 2252-3979 LenteraBio Vol. 4 No. 3, September 2015: 150 154 http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio Keanekaragaman dan Kelimpahan Jenis Burung di Kawasan Mangrove Center Tuban Diversity

Lebih terperinci

Keanekaragaman burung di lingkungan Unit Pembangkit Indonesia Power (UP IP) Tambak Lorok, Semarang

Keanekaragaman burung di lingkungan Unit Pembangkit Indonesia Power (UP IP) Tambak Lorok, Semarang PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 1, Nomor 5, Agustus 2015 ISSN: 2407-8050 Halaman: 1045-1049 DOI: 10.13057/psnmbi/m010514 Keanekaragaman burung di lingkungan Unit Pembangkit Indonesia Power (UP IP)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang dilindungi melalui Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

Lebih terperinci

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Adaptasi Pengertian Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Adaptasi dibedakan menjadi 3 jenis 1. Adaptasi Morfologi Proses adaptasi yang dilakukan dengan menyesuaikan bentuk

Lebih terperinci

USAHA SAMBILAN BUDIDAYA WALET DI MENDATI NGAMBUR LAMPUNG BARAT. Suyadi L

USAHA SAMBILAN BUDIDAYA WALET DI MENDATI NGAMBUR LAMPUNG BARAT. Suyadi L USAHA SAMBILAN BUDIDAYA WALET DI MENDATI NGAMBUR LAMPUNG BARAT Suyadi L200100015 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 1 Tentang Burung Walet Burung Walet merupakan burung pemakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. sumber: (http://www.google.com/earth/) Keterangan: Lokasi 1: Sungai di Hutan Masyarakat

LAMPIRAN. Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. sumber: (http://www.google.com/earth/) Keterangan: Lokasi 1: Sungai di Hutan Masyarakat LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Keterangan: Lokasi 1: Sungai di Hutan Masyarakat sumber: (http://www.google.com/earth/) Lampiran 2. Data spesies dan jumlah Amfibi yang Ditemukan Pada Lokasi

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut portugal ke India

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan Makan Bondol Peking dan Bondol Jawa Pengujian Individu terhadap Konsumsi Gabah Bobot tubuh dan konsumsi bondol peking dan bondol jawa terhadap gabah dapat dilihat pada

Lebih terperinci