BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, peneliti berusaha mendeskripsikan bentuk

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada penelitian ini, peneliti berusaha mendeskripsikan bentuk pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa dengan menerapkan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi pecahan. Dengan demikian, data yang akan dikumpulkan dalam penelitian bersifat deskriptif yaitu mengenai uraian-uraian kegiatan pembelajaran dan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis pendekatan tindak kelas. Pendekatan kulatitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purpovisme dan snowbal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2015:15). Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindak Kelas (PTK) karena peneliti bertindak langsung dalam penelitian, mulai dari awal sampai dengan tindakan akhir. Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2011:11) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam proses perbaikan dan perubahan. 22

2 23 B. Kehadiran dan Peran Peneliti di Lapangan Penelitian ini menggunakan jenis model kolaboratif yaitu peneliti bersama guru kelas bekerjasama dalam pelaksanaan penelitian dan mengatasi masalahmasalah pembelajaran. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini memiliki perannya sebagai perencana dan guru model, serta dibantu guru kelas sebagai observer. Selama penelitian ini berlangsung, peneliti bersama guru kelas saling bekerjasama dalam penyususnan RPP, pengumpulan data, dan dalam pengamatan situasi pembelajaran. C. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Punten Batu yang berlokasi di jalan Raya Punten No.24 Desa Punten Kecamatan Bumiaji Kota Batu Jawa Timur. Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada pertengahan semester II pada tanggal 29 Maret hingga 6 April Tahun D. Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 01 Punten Batu yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 17 siswi perempuan. Peneliti mengambil subjek penelitian ini atas dasar pengamatan selama melakukan observasi di SDN 01 Punten Batu. Melalui pengamatan tersebut, penulis menemukan bahwa siswa siswi kelas IV SDN 01 Punten Batu masih belum mendapatkan hasil nilai yang mencukupi KKM, yang khususnya pada mata pelajaran matematika materi pecahan desimal.

3 24 E. Data dan Sumber Data Sumber data disesuaikan dari data yang diperoleh sehingga dapat mengetahui tingkat keberhasilan subjek penelitian dalam pembelajaran. Sumber data dijabarkan oleh peneliti sebagai berikut: 1. Siswa Sumber data siswa berasal dari siswa kelas IV SDN 01 Punten Batu sebanyak 30 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 17 siswi perempuan yang mengikuti pembelajaran matematika dengan model Problem Based Learning. 2. Data Dokumen Sumber data dokumen berasal dari daftar nama siswa, catatan lapangan, hasil lembar observasi, dan data awal/daftar nilai sebelum dilaksanakannya pembelajaran menggunkan model Problem based Learning pada siswa kelas IV SDN 01 Punten Batu. Selain itu juga ada data dokumen yang diambil setelah kegiatan pembelajaran menggunakan model Probelm Based Learning. F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian untuk menjawab permasalahan penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan: 1. Teknik Tes Menurut Sudaryono, Margono dan Rahayu (2012:40) tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam penelitian ini,

4 25 peneliti menggunakan jenis tes evaluasi akhir pembelajaran tes fomatif yang dilaksanakan setelah berakhirnya siklus penelitian. Hasil dari tes evaluasi dan tes formatif ini akan digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing siswa dan untuk menghitung nilai rata-rata kelas. 2. Wawancara Wawancara semi terstruktur adalah wawancara yang bebas namun tetap menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanya. Data ini diperoleh melalui proses tanya jawab antara peneliti dan wali kelas IV SDN 01 Punten Batu. 3. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Sudaryano, Margono dan Rahayu, 2012:38). Penelitian ini dilakukan oleh guru kelas IV SDN 01 Punten Batu yang bertindak sebagai observer pada saat pelaksanaan pembelajaran, dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan lembar observasi perfomansi peneliti. 4. Dokumentasi Dokumentasi merupakan seluruh bahan rekaman selama penelitian berlangsung. Dokumentasi berupa video, foto, dan catatan lapangan. Data dokumentasi ini dapat digunakan untuk bahan pertimbangan pelaksanaan selanjutnya serta penarikan kesimpulan.

5 26 G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian digunakan untuk mengetahui seberapa efektif penerapan model Problem Based Learning dalam peningkatan hasil belajar pembelajaran matematika materi pecahan di kelas IV SDN 01 Punten Batu. Instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Soal tes Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Soal tes diberikan oleh siswa secara individu dan juga secara kelompok, dan soal tes dikerjakan sebelum dan sesudah tindakan dilaksanakan. Soal-soal tersebut berupa 10 soal pilihan ganda dan 5 soal isian. Sebelum digunakan soal-soal tersebut divalidasi oleh ahli berkompeten pada bidangnya untuk mengetahui kelayakan soal-soal tersebut. Ahli berkompeten tersebut adalah wali kelas IV SDN 01 Punten Batu dan dosen pengampu mata kuliah matematika PGSD. 2. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk memperoleh informasi mengenai terlaksananya penerapan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning di kelas IV SDN 01 Punten Batu. Lembar observasi terdiri dari lembar observasi aktifitas guru dan lembar observasi aktifitas siswa. Lembar observasi aktifitas guru terdiri dari 5 komponen, di antaranya adalah: (a) Observasi pada masalah, (b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar, (c) Membimbing penyelidikan individual ataupun kelompok, (d) Pengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Lembar observasi aktivitas siswa terdiri dari 5 komponen, di antaranya adalah sebagai berikut: (a) Mampu mengidentifikasi masalah yang ada, (b)

6 27 Mampu memberikan penjelasan tentang masalah yang ada, (c) Memberikan analisis terhadap masalah, (d) Memberikan pendapat atas masalah yang ada dan pemecahannya, dan (e) Dapat mempertahankan pendapatnya. 3. Catatan Lapangan Membuat catatan lapangan dilakukan saat peneliti berada pada tahap pengumpulan data. Suatu hal yang diperlukan dalam catatan lapangan memuat segala perbuatan peneliti dan siswa, atau kejadian yang diamati. Hasil catatan lapangan digunakan untuk melengkapi data. Pada catatan lapangan tidak ada pedoman khusus, yang jelas berisi tentang catatan peneliti selama melakukan observasi. 4. Lembar Wawancara Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur (unstructured interview). Proses wawancara ini akan dilakukan kepada wali kelas IV SDN 01 Punten Batu. Peneliti melakukan wawancara sebelum dan sesudah tindakan. Pada lembar wawancara sebelum tindakan, terdiri dari 6 pertanyaan yang terdiri dari: (a) data siswa kelas IV, (b) proses pembelajaran matematika dikelas, (c) model yang digunakan saat materi pecahan, (d) kesulitan siswa memahami materi pecahan, (d) respon siswa ketika pembelajaran berlangsung, dan (e) nilai yang diperoleh siswa pada materi pecahan. Lembar wawancara setelah tindakan, terdiri dari 4 pertanyaan yang meliputi: (a) Kesan terhadap penerapan model Problem Based Learning, (b) Proses pembelajaran setelah penerapan model Problem Based Learning, (c) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan (d) Hasil belajar siswa setelah penerapan model Problem Based Learning.

7 28 H. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini berupa hasil tes pemahaman materi pecahan yang diberikan pada siswa pada akhir siklus dan hasil observasi dalam proses penerapan pembelajaran dengan model Problem Based Learning. Data yang diperoleh tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui hasil tindakan pada setiap siklus. Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Data hasil tes Data hasil tes diperolah pada akhir siklus tindakan secara deskriptif kuntitatif. Untuk mengukur hasil belajar siswa maka pada akhir siklus dihitung nilai yang diperoleh siswa menggunakan rumus menurut (Untari, 2014) sebagai berikut: Keterangan : N = nilai yang dicari N = R SM 100 R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan tetap Untuk mengukur hasil belajar siswa maka pada akhir siklus dihitung nilai siswa dan dicari rata-ratanya. Apabila rata-rata siswa mengalami kenaikan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan maka dapat diasumsikan bahwa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hadi (2004 :40) mengemukakan nilai rata-rata tes siswa dapat dihitung menggunakan rumus:

8 29 Mx = Σx n Keterangan : Mx = Mean (rata-rata) x = Jumlah nilai siswa N = Jumlah siswa Selain mencari rata-rata, peneliti juga menghitung persentase siswa yang tuntas KKM. Menurut Purwanto (2004 : 102) untuk menghitung ketuntasan adalah sebagai berikut: Ketuntasan = banyak siswa yang tuntas KKM jumlah keseluruhan siswa 100% Hasil persentase ketuntasan belajar yang dicari menggunakan rumus di atas akan dibandingkan dengan persentase ketuntasan pada siklus sebelumnya. Jika mengalami kenaikan maka dapat diasumsikan bahwa penerapan model Problem Based Learning materi pecahan di kelas IV SDN 01 Punten Batu dinyatakan berhasil. 2. Data Hasil Observasi Data yang diperoleh melalui lembar observasi dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif. Peneliti mendeskripsikan data dari lembar observasi ke dalam kalimat-kalimat sehingga dapat dipahami dengan jelas aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran yang bermakna tentang pelaksanaan pembelajaran. Peneliti menggunakan 3 langkah yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (Erawati, 2015:61) dalam menganalisis hasil observasi, di antaranya:

9 30 a. Reduksi data, dilaksanakan terhadap data yang sudah terkumpul dari observasi kemudian diseleksi, lalu diringkas sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasi b. Display data, penyajian data secara lengkap dan jelas untuk memudahkan peneliti memahami hubungan dengan aspek yang diteliti dan menarik minat pihak lain untuk membaca c. Pengambilan kesimpulan / verifikasi, penarikan kesimpulan yang dilakukan secara bertahap dimulai dari siklus pertama yang menghasilkan kesimpulan sementara hingga siklus berakhir. I. Indikator Keberhasilan Pada penelitian ini yang menjadi indikator adalah jika terjadi peningkatan nilai rata-rata akhir setiap siklus dari rata-rata sebelum diterapkan model pembelajaran Problem Based learning. Untuk mengetahui hasil belajar itu baik atau tidak digunakan kriteria berikut ini: Tabel 3.1 Kriteria Hasil Belajar (Arikunto, 2006:214) Rata-rata Nilai Nilai Huruf Kriteria A Baik Sekali B Baik C Cukup D Kurang 0-49 E Kurang Sekali Indikator tersebut merupakan indikator penilaian kognitif siswa. Model pembelajaran Problem Based Learning dikatakan dapat meningkat hasil belajar kognitif matematika pada siswa kelas IV SDN 01 Punten Batu apabila 75% dari

10 31 jumlah siswa minimal sudah mendapatkan nilai 70 sesuai dengan KKM yang ada. Berikut ini adalah tabel kriteria persentase ketuntasan belajar siswa klasikal: Tabel 3.2. Kriteria persentase ketuntasan belajar siswa klasikal (Khasanal:2013) Nilai Tingkat Angka 0-4 Angka 0-10 Predikat Persentase Ketuntasan A ,5-10 Sangat baik B ,0-8,4 Baik C ,5-6,9 Cukup D ,0-5,4 Kurang E ,0-3,9 Sangat kurang J. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart yang dikembangkan oleh Stephan Kemmis dan robbin Taggart (Zainal Aqib, 2006:22). Penelitian ini dilaksanakan bersiklus dengan setiap siklusnya terdiri dari tahapantahapan, yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan, dan refleksi. Siklus dihentikan apabila 75% dari jumlah siswa minimal sudah mendapatkan nilai 70. Jika divisualisasi dalam bentuk gambar, penelitian tindakan model Kemmis dan MC Taggart tampak pada gambar berikut ini: Gambar 3.1. Bagan Model Kemmis dan MC Taggart

11 32 Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan peneliti dalam setiap aspek sesuai dengan model Kemmis dan MC Taggart pada siklus I : 1. Perencanaan a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa. b. Peneliti menetapkan waktu pelaksanaan penelitian tindak kelas. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan inti RPP terdiri dari langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan model PBL, di antaranya: 1) Orientasi masalah, 2) mengorganisasikan siswa, 3) membimbing penyelidikan, 4) mengembangkan dan menyajikan hasi karya, dan 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. c. Peneliti membuat lembar kerja siswa. d. Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran. e. Mempersiapkan teman sejawat untuk membantu dalam proses obervasi. f. Menyiapkan kamera untuk digunakan ketika pembelajaran berlangsung. 2. Tindakan dan Pengamatan a. Peneliti melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dengan menerapkan langkah-langkah model pembelajaran PBL. Langkah-langkah tersebut adalah: 1) Kegiatan awal : pada kegiatan awal guru membuka pembelajaran dan memberikan apresepsi kepada siswa sebelum memulai pembelajaran.

12 33 2) Kegiatan inti: pada kegiatan inti guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah model PBL yang di antaranya adalah: a) orientasi siswa pada masalah, b) guru mengorganisasi siswa untuk belajar, c) guru membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, d) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan e) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 3) Kegiatan penutup: pada kegiatan penutup guru memberikan penguatan terhadap pembelajaran yang telah dipelajari. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa untuk giat belajar. b. Peneliti memberikan soal-soal untuk mengukur pemahaman siswa. c. Di akhir pertemuan, peneliti mengadakan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa mengenai materi pecahan yang telah dipelajari. d. Observer melakukan pengamatan aktifitas dan sikap yang ditunjukkan oleh siswa selama proses pembelajaran. 3. Refleksi Refleksi adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan. Data atau hasil perubahan setelah adanya tindakan dianalisis kemudian dijadikan acuan perubahan atau perbaikan tindakan selanjutnya. Apabila pada tindakan pertama hasil penelitian masih belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka dapat dilakukan perubahan rencana tindakan pada siklus berikutnya dengan mengacu pada hasil evaluasi sebelumnya. Dalam upaya memperbaiki tindakan pada siklus yang berikutnya perlu dilakukan pemeriksaan terhadap catatan-catatan hasil observasi.