FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018"

Transkripsi

1 ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT PILAR PERTAMA STOP BABS (BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN) DI DESA GUNUNG BARINGIN KECAMATAN BARUMUN TENGAH KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh : ERMA ATIKA SARI NIM FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT MEDAN 2018

2 ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT PILAR PERTAMA STOP BABS (BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN) DI DESA GUNUNG BARINGIN KECAMATAN BARUMUN TENGAH KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2017 Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh : ERMA ATIKA SARI NIM FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT MEDAN 2018

3 HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT PADA PILAR PERTAMA STOP BABS (BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN) DI DESA GUNUNG BARINGIN KECAMATAN BARUMUN TENGAH KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2017 ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan caracara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini. Medan, April 2018 Yang membuat pernyataan Erma Atika Sari Daulay i

4 ii

5 ABSTRAK Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) adalah suatu gerakan pemerintah dalam rangka membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat serta penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemapuan masyarakat dengan cara merubah perilaku masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas buang air besar sembarangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan program penyediaan air bersih dan sanitasi total berbasis masyarakat pilar pertama stop buang air besar sembarangan serta memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup sehat. Jenis penelitian ini adalah survey kualitatif, populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Keluarga. Responden yaitu Bapak atau Ibu rumah tangga yang dianggap dapat mewakili untuk memberikan informasi yang tinggal di desa Gunung Baringin Kecamatan Binanga Kabupaten Padang Lawas. Hasil penelitian ini menunjukan kualitas air bersihnya jernih pada umumnya sebanyak 88,2%, pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan makanan dan minuman baik sebanyak (94,1%). Jumlah tenaga puskesmas yang ikut dalam pelaksanaan program STBM tidak hanya petugas kesling, melainkan petugas promkes dan bidan desa yang ikut dilibatkan dalam program, sarana dan prasarana sudah memadai karena alat dan bahan tesebut sudah disediakan langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Lawas. Pengetahuan Responden yang memiliki jamban sebanyak 29 orang (56,9%) dikategorikan baik, sikap Responden memiliki jamban sebanyak 50 orang (98,0%) dikategorikan baik, tindakan dan yang memiliki jamban sebanyak 47 orang (92,2%) dikategorikan sedang. Pelaksanaan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Desa Gunung Baringin, wilayah kerja puskesmas Binanga sudah berjalan namun belum optimal. Masih banyak kekurangan seperti misalnya tenaga kesehatan yang berkompeten dibidang kesehatan lingkungan, sarana serta prasarana. Kata Kunci : Program STBM Stop BABS, Input, Proses, Output. iii

6 ABSTRACT Total sanitation based on Community was the government s effort to socialize the clean and healthy life behavior and the spread of diseases based on environment in order to increase people s capability by changing their behavior in doing defecating activities at will. The purpose of this research is to know the implementation of communitybased water supply and sanitation program for the first pillar of stop defecating and to empower the community in improving the quality of healthy life. The type of the research was qualitative survey. The population was all heads of family which was given the total sanitation based on community intervention. The respondents is the father and mother which is considered to be representative to provide information citizen who live at Gunung Baringin village which amounts to 103 KK. From the sample population amounts to 51 KK. Sampling is done by Stratified Random Sampling. The results of this study indicate the clean water quality is generally as much as 88.2%, the knowledge of the community in the management of food and beverages both as much as 1315 (94.1%). The number of puskesmas personnel who participate in the implementation of the STBM program is not only the kesling officers, but the promkes and village midwives who are involved in the program, facilities and infrastructures are adequate because the tools and materials have been provided directly by Padang Lawas District Health Office. Knowledge of respondents who have toilet as much as 29 people (56,9%) categorized good, attitude Respondent has latrine as many as 50 people (98,0%) categorized good, action and having toilet as many as 47 people (92,2%) categorized medium. The implementation of the STBM Program in Gunung Baringin Village, within the catchement area of Binanga Health Center has been implemented but not yet optimal, there are still many deficiencies such as Health Manpower, Facilities and Infrastructure, so that there are still many people who defecate in rivers and do not have latrines. Keywords: Implementation of STBM Program, Stop BABS, Input, Process, Output iv

7 KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih kepada Allah SWT, atas berkat dan karunianya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Implementasi Program Penyediaan Air Bersih Dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Pada Pilar Pertama Stop Babs (Buang Air Besar Sembarangan) Di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Tahun Sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dalam menyelesaikan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Dalam pelaksanaan penulisan ini banyak menerima bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada : 1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara 2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara 3. Dr. dr. Taufik Ashar, MKM selaku ketua Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara 4. Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, MS dan Ibu selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, saran dan petunjuk kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. v

8 5. dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, saran dan petunjuk kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 6. Ir. Evi Naria, M.Kes selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Dra. Nurmaini, MKM., Ph.D selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini. 8. dr. Handayani Harahap selaku Kepala Puskesmas Binanga, yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan data dan informasi yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini. 9. Yang teristimewa buat kedua orang tua yang sangat saya sayangi dan cintai, Ayahanda Ikhwan Habibi Daulay dan Ibunda Srimas Leo Siregar atas semua doa dan dukungannya yang tidak terhingga dan seluruh keluarga yang telah memberikan perhatian dan semangat kepada penulis. 10. Sahabat terkasih di kampus, Siti Sophia Aryani Tambunan, Cindy Afrialdi Sari, Ahnaf Sadana dan Fatimah Khairani Nasution yang selalu memberi semangat, motivasi, dan bantuan dalam pengerjaan skripsi ini. 11. Teman teman Departemen Kesehatan Lingkungan dan teman teman Kelas H stambuk 2013 FKM USU, yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah banyak membantu dan menemani hari hari penulis Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan, baik dari segi isi maupun bahasanya. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang vi

9 membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Demikianlah yang penulis dapat sampaikan, atas segala kesalahan dan kekurangan penulis mohon maaf. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Medan, April 2018 Penulis Erma Atika Sari Daulay vii

10 DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... RIWAYAT HIDUP... Halaman BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Penyediaan Air Bersih Pengertian Air Akses Ketersediaan Air Bersih Program Penyediaan Air Bersih Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Pengertian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Prinsip Prinsip Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Stop Buang Air Besar Sembarangan Pengertian Buang Besar Sembarangan Jamban Sehat Pengertian Jamban Keluarga Jenis Jamban Sehat Syarat Jamban Sehat Manfaat dan Fungsi Jamban Sehat Pemeliharaan Jamban Pemanfaatan Jamban Pengertiaan Open Defecation Free Parameter Desa Kelurahan Open Defecation Free i i ii iii iv vii x xi xiii viii

11 Faktor yang Berkaitan dengan Open Defecation Free Program Stop Buang Air Besar Sembarangan Transmisi Penyakit dari Tinja Kerangka Konsep BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Waktu Penelitian Populasi Penelitian Populasi Sampel Metode Pengumpulan Data Definisi Operasional Aspek Pengukuran Pengetahuan Sikap Tindakan Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Hasil Penelitian Input Karakteristik Responden Penyediaan Air Bersih Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Proses Output Pengetahuan Sikap Tindakan BAB V PEMBAHASAN Input Karakteristik Responden Penyediaan Air Bersih Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Proses Output Pengetahuan Responden Sikap Responden Tindakan Responden Hambatan ix

12 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

13 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Faktor Faktor yang Harus Dipicu dan Metode yng Digunakan dalam Kegiatan STBM Tabel 3.1 Karakteristik Menurut Kepala Keluarga yang Memiliki Jamban dan Yang Tidak Memiliki Jamban Tabel 3.2. Sampel Penelitian Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Kecamatan Barumun Menurut Umur Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Kecamatan Barumun Menurut Kelamin Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Desa Gunung Baringin Menurut Umur Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Karakteristik Responden Tabel 4.5 Penyediaan Air Bersih Tabel 4.6 Air Minum dan Makanan Tabel 4.7 Tentang BAB dan Air Bersih Tabel 4.8 Sampah dan Pembuangan Sampah Tabel 4.9 Limbah Air Rumah Tangga Tabel 4.10 Tentang Air Bersih dan BAB sembarangan Tabel 4.11 Sikap Responden Tabel 4.12 Tindakan Responden xi

14 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Transmisi Penyakit Melalui Tinja Gambar 2.2 Pemutusan Transmisi Penyakit Melalui Tinja Gambar 2.3 Kerangka Konsep xii

15 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Erma Atika Sari yang dilahirkan pada tanggal 26 Desember 1995 di Kota Medan. Beragama Islam, tinggal di Jl. Selamat Ujung No 190 A Medan. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Ayahanda bernama Ikhwan Habibi Daulay dan Ibunda bernama Srimas Leo Siregar. Pendidikan formal penulis dimulai sejak Sekolah Dasar Negeri Medan pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Medan pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan pada tahun 2010 sampai dengan tahun Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan Strata 1 (S1) di Universitas Sumatera Utara Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Kesehatan Masyarakat di Departemen Kesehatan Lingkungan yang diselesaikan pada tahun xiii

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang tinggi, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Salah satu permasalahan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah masalah kesehatan lingkungan. Permasalahan kesehatan lingkungan yang mendominasi adalah masalah program implementasi penyediaan air bersih dan sanitasi total berbasis masyarakat pada pilar pertama stop buang air besar sembarangan. Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah sosial budaya dan sikap penduduk yang terbiasa buang air besar di sembarang tempat, khususnya ke badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya. Pemerintah terus berusaha untuk mengatasi masalah sanitasi, terutama akses penduduk terhadap jamban sehat. Pada tahun 2008 Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan Kepmenkes RI nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang kemudian diperkuat dengan Permenkes RI nomor 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan yang digunakan untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu 1

17 2 komunitas tidak buang air besar sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free (ODF). Prinsip dari pelaksanaan STBM adalah meniadakan subsidi untuk fasilitas sanitasi dasar dengan pokok kegiatan menggali potensi yang ada di masyarakat untuk membangun sarana sanitasi sendiri dan mengembangkan solidaritas sosial. Kemenkes RI nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) disebutkan peran dan tanggung jawab pemangku kepentingan seperti di tingkat Desa atau kampung memiliki peran dan tanggung jawab mempersiapkan masyarakat untuk berpatisipasi aktif, di tingkat desa berperan dan bertanggung jawab dalam membentuk tim fasilitator desa atau kader pemicu STBM untuk memfasilitasi gerakan masyarakat dan pada tingkat kecamatan pemerintah kecamatan berperan dan bertanggung jawab berkoordinasi dengan Badan Pemerintah yang lain dan memberi dukungan bagi kader pemicu STBM. Pelaksanaan program sanitasi total berbasis masyarakat dimulai dari pilar pertama yaitu stop buang air besar sembarangan dengan kondisi di Desa Gunung Baringin tersebut masih banyak masyarakat yang buang air besar di sembarang tempat. Masyarakat gunung baringin rata rata buang air besar di sembarang tempat, misalnya di sungai, sawah, sawit ada juga di belakang rumah masyarakat. Jadi pemerintah sudah memberikan fasilitas sanitasi total berbasis masyarakat terutama jamban. Jamban tersebut terletak di mesjid gunung baringin namun tetap saja masyarakat buang air besar di sembarang tempat. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang buang air besar sembarangan dan bisa juga disebabkan karena faktor budaya. Jadi buang air

18 3 sembarangan merupakan pintu masuk upaya memutuskan rantai kontaminasi kotoran manusia terhadap air baku bersih, makan dan lainnya. STBM menggunakan pendekatan yang mengubah sikap dan tindakan hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. Dengan metode pemicuan, STBM diharapkan dapat merubah perilaku kelompok masyarakat dalam upaya memperbaiki keadaan sanitasi lingkungan mereka, sehingga tercapai kondisi Open Defecation Free (ODF), pada suatu komunitas atau desa. Suatu desa dikatakan ODF jika 100% penduduk desa tersebut mempunyai akses BAB di jamban sehat. Pelaksanaan penyediaan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS) dilaksanakan untuk mendukung dua agenda nasional yang berkelanjutan air bersih untuk rakyat, sanitasi total berbasis masyarakat. Kondisi di Desa Gunung Baringin setelah saya melakukan survey awal saya melihat dengan keadaan desa yang benar benar susah mendapatkan air bersih. Pemerintah sudah memberikan fasilitas air bersih, namun sempat berhenti dikarenakan kurangnya ekonomi masyarakat desa gunung baringin. Pemerintah memberikan fasilitas setiap dua rumah masyarakat pemerintah memberikan kran air yang disalurkan air bersih dari rumah kepala desa. Tetapi program tersebut sempat tidak berjalan dikarenakan kurangnya ekonomi di desa gunung baringin. Setiap awal bulan kepala desa mengutip iuran bulanan sebesar Rp. 5000/ Bulan. Jadi masyarakat gunung baringin ketika tidak mendapatkan air bersih dari kran yang di berikan pemerintah tersebut, masyarakat pergi ke sungai untuk mengambil air bersih dari sungai tersebut. Kondisi sungai tersebut juga sulit

19 4 mendapatkan air bersih. Sungai tersebut ketika cuaca hari musim kemarau masyarakat sulit mendapatkan air untuk kebutuhan setiap harinya. Jadi masyarakat harus mengorek pasir di sekitaran pinggiran sungai hanya demi mendapatkan air bersih. Ketika musim hujan sirkulasi air sungai bertambah dan sirkulasi air tersebut berganti untuk mendapatkan air bersih di desa gunung baringin. Data profil kesehatan masyarakat Desa Gunung Baringin yang berperilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2016 memiliki jumlah persentase sebesar 23 % dan program penyediaan air bersih untuk air minum berkualitas masih nihil didesa tersebut. Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas masuk dalam dua peringkat terakhir, desa yang memiliki jamban yang sehat. Desa Gunung Baringin yang merupakan salah satu desa yang ada di kabupaten Padang Lawas dan merupakan wilayah dari provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu kabupaten yang menjalankan gerakan STBM. Kegiatan gerakan STBM ini akan terus berjalan di seluruh wilayah kerja Puskesmas Binaga Kabupaten Padang Lawas secara bertahap dan berkelanjutan dari satu desa ke desa yang lain sampai keberhasilan penggunaan jamban mencapai 100% (Puskesmas Binanga, 2016). Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Binanga, mayoritas penduduk pada Desa Gunung Baringin bekerja sebagai petani sebesar 70% sedangkan sisanya terdiri dari Wiraswasta, Pegawai Negeri Sipil, Honor dan lainlain. Keadaan ekonomi masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai petani yang seperti ini yang membuat buruknya program penyediaan air bersih dan sanitasi di

20 5 Desa Gunung Baringin. Masyarakat tidak memiliki sarana sanitasi yang layak, terutama terhadap akses air bersih dan jamban yang sehat. Dari data Puskesmas Binanga yang memiliki jamban sebanyak 42 jamban dan yang tidak memiliki jamban sebanyak 61 jamban. Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat Desa Gunung Baringin terhadap pentingnya air bersih dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Pilar Pertama Stop Babs Kegiatan utama dari gerakan STBM yang dilakukan adalah merubah perilaku masyarakat agar tidak BAB sembarangan. Kegiatan yang dilaksanakan dengan melakukan diskusi, mapping, transect walk, simulasi penularan penyakit dari tinja dengan tujuan menimbulkan rasa jijik, malu, takut sakit untuk merubah kebiasaan BAB sembarangan. Karena dengan merubah perilaku masyarakat untuk tidak buang air besar sembarangan merupakan suatu jalan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan uraian yang telah peneliti paparkan diatas, dapat dikatakan bahwa permasalahan yang terjadi karena masih banyaknya masyarakat yang belum mengetahui dan memahami dampak yang akan ditimbulkan jika masih membiasakan untuk tidak hidup bersih dan sehat. Sehingga peniliti ingin mengetahui tentang program implementasi penyedian air bersih dan sanitasi total berbasis masyarakat pada pilar pertama stop buang air besar sembarangan di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas. 1.2 Rumusan Masalah Masyarakat di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas masih di dapati buang air besar sembarangan terutama

21 6 di sungai Barumun dan persawahan. Hal ini terjadi karena masih banyaknya masyarakat yang belum mengetahui dan memahami dampak yang akan ditimbulkan jika masih membiasakan untuk tidak hidup bersih dan sehat. Sehingga peneliti ingin mengetahui masalah yang jelas tentang bagaimana pencapaian program implementasi penyediaan air bersih dan sanitasi total berbasis masyarakat pada pilar pertama stop buang air besar sembarangan di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Tahun Tujuan Penelitian Tujuan Umum Mengetahui pelaksanaan program penyediaan air bersih dan sanitasi total berbasis masyarakat pilar pertama stop buang air besar sembarangan serta memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup sehat Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi potensi pelaksanaan program Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat pada pilar pertama stop Babs di Desa Gunung Baringin Kabupaten Padang Lawas. 2. Mengetahui input (program STBM) dalam melaksanakan program implementasi penyediaan air bersih dan sanitasi total berbasis masyarakat pada pilar pertama stop buang air besar sembarangan di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas. 3. Mengetahui output (Masyarakat Desa Gunung Baringin) dalam pelaksanaan program implementasi penyediaan air bersih dan sanitasi total berbasis

22 7 masyarakat pada pilar pertama stop buang air besar sembarangan di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas implementasi program penyediaan air bersih dan sanitasi total berbasis masyarakat pilar pertama stop buang air besar sembarangan di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas sehingga kondisi sarana sanitasi yang baik dapat dirasakan manfaatnya secara berkelanjutan. 2. Bagi Puskesmas Sebagai bahan acuan dan informasi untuk meningkatkan pencapaian target program dari penyediaan air bersih serta sanitasi total berbasis masyarakat pada pilar pertama di wilayah kerja Puskesma Binanga Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas 3. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya, terutama bagi mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang meneliti tentang pelaksanaan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). 4. Bagi Peneliti Dapat menambah pengalaman dan wawasan tentang pelaksanaan program penyediaan air bersih dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Penyediaan Air Bersih Pengertian Air Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang yang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Pelastarian kualitas hidup air dilakukan pada sumber air yang terdapat di hutan lindung. Sedangkan pengelolaan kualitas air pada sumber air di luar hutan lindung dilakukan dengan upaya pengendalian air, yaitu upaya memelihara fungsi air sehingga kualitas air memenuhi baku mutu air. Tubuh manusia sebagian terdiri dari air kirakira 60 70% dari berat badannya. Untuk kelangsungan hidupnya tubuh manusia membutuhkan air yang jumlahnya antara lain tergantung berat badan. Untuk orang dewasa memerlukan air gram setiap harinya (Sutrisno,2006) Akses Ketersediaan Air Bersih Akses penyediaan air bersih merupakan kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Ini menjadi salah satu penentu dalam penigkatan kesehatan, kesejahteraan dan produktifitas masyarakat. Mengingat peranan air bersih yang begitu sentral dan strategis. Pemerintah terus mengadakan pembangunan di sektor air bersih. Dalam hal ini pemerintah harus melengkapi dengan membuat perangkat hukum dan peraturannya untuk dijadikan basis dalam mengimplementasikannya. 8

24 Program Penyediaan Air Bersih Program penyediaan air bersih adalah salah satu bentuk aksi nyata dari pemerintah Indonesia baik pusat maupun daerah dalam upaya pembangunan desa dan peningkatan penyediaan air bersih (air minum) dan meningkatkan kesehatan masyarakat dan lingkungan di desa, serta berupaya menurukan angka penyakit diare dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui air dan lingkungan yang tidak bersih. Adapun ruang lingkup dari kegiatan program penyediaan air bersih adalah: 1. Pemberdayaan masyarakat desa Gunung Baringin 2. Peningkatan Kesehatan dan Higiene dan Pelayanan Sanitasi 3. Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum 4. Dukungan Pelaksanaan dari Pemerintah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Lawas Program air bersih merupakan suatu program penyediaan air minum, sanitasi, dan kesehatan. Air bersih dapat berjalan dengan efektif dan berkelanjutan apabila berbasis pada masyarakat dengan melibatkan seluruh masyarakat baik perempuan dan laki laki, baik yang kaya dan yang miskin dan dilakukan melalui pendekatan yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat. Tanggap terhadap kebutuhan masyarakat tersebut diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam menyiapkan, melaksanakan, mengoprasionalkan dan memelihara sarana yang telah dibangun, serta melanjutkan kegiatan peningkatan derajat kesehatan. Program air bersih ini satu program Pemerintah Pusat dalam pembangunan yang masuk ke desa desa untuk menyelesaikan segala permasalahan yang berhubungan dengan air dan lingkungan yang berbasis masyarakat. Program ini

25 10 hadir tentu dengan tujuan awalnya adalah untuk membantu masyarakat di desa dalam berbagai kebutuhan air untuk aktivitas kehidupan sehari harinya serta kesehatan lingkungan tempat mereka tinggal. Program ini memang tidak hanya untuk desa tertinggal, tetapi untuk semua desa yang memang membutuhkan sarana air ataupun kekurangan akses air di desa mereka guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa tersebut. 2.2 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Pengertian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah suatu pendekatan untuk mengubah perilaku hygiene dan sanitasi masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan yaitu membuat masyarakat merasa jijik, malu, takut dosa, dan takut sakit sebagai dampak dari perilaku tidak sehat yang mereka lakukan. Sanitasi total berbasis masyarakat merupakan suatu pendekatan partisipatif yang mengajak masyarakat untuk menganalisa kondisi sanitasi mereka melalui suatu proses pemicuan, sehingga masyarakat dapat berpikir dan mengambil tindakan untuk meninggalkan kebiasaan buang air besar di tempat terbuka dan sembarang tempat. Pendekatan yang dilakukan dalam sanitasi total berbasis masyarakat dapat menimbulkan rasa ngeri dan malu kepada masyarakat tentang kondisi lingkungannya. Melalui pendekatan ini akan membangun kesadaran untuk mengubah perilaku dan kondisi lingkungan yang sangat tidak bersih dan tidak nyaman. Dari pendekatan ini juga menimbulkan kesadaran bahwa kebiasaan BAB disembarang tempat adalah masalah bersama karena dapat

26 11 berimplikasi kepada semua masyarakat sehingga pemecahannya harus dilakukan dan dipecahkan secara bersama. (Kemenkes, 2014). Prinsip pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat adalah non subsidi. Masyarakat akan di bangkitkan kesadarannya bahwa masalah sanitasi adalah masalah masyarakat sendiri dan bukan masalah pihak lain. Dengan demikian yang harus memecahkan permasalahan sanitasi adalah masyarakat sendiri. Diharapkan dengan bermula dari STBM, kemudian dilanjutkan dengan program kesehatan lainnya seperti program kampanye cuci tangan, dan program kesehatan lainnya, sehingga upaya peningkatan kesehatan masyarakat melalui perilaku hidup bersih dan sehat dapat terwujud. Lima Pilar STBM menurut Permenkes No 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat: a. Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. Perilaku SBS diikuti dengan pemanfaatan sarana sanitasi yang saniter berupa jamban sehat. Kegiatan ini dapat diwujudkan dalam membudayakan perilaku buang air besar sehat yang dapat memutus alur kontaminasi kotoran manusia sebagai sumber penyakit secara berkelanjutan dan menyediakan dan memelihara sarana buang air besar yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan. b. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir. Perilaku mencuci tangan dilakukan dengan 5 langkah serta dengan waktu penting.

27 12 Waktu penting cuci tangan adalah Sebelum makan, sebelum mengolah dan menghidangkan makanan, sebelum menyusui, sebelum memberi makan bayi atau balita, sesudah buang air besar atau kecil dan sesudah memegang hewan atau unggas. Kriteria Utama Sarana CTPS adalah air bersih yang dapat dialirkan, sabun dan penampungan atau saluran air limbah yang aman. c. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM RT) PAMMRT merupakan suatu proses pengolahan, penyimpanan, dan pemanfaatan air minum dan pengelolaan makanan yang aman di rumah tangga. d. Pengamanan Sampah Rumah Tangga Tujuan Pengamanan Sampah Rumah Tangga adalah untuk menghindari penyimpanan sampah dalam rumah dengan segera menangani sampah. Pengamanan sampah yang aman adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaurulangan atau pembuangan dari material sampah dengan cara yang tidak membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan. Prinsipprinsip dalam pengamanan sampah adalah Reduce, Reuse dan Recycle. e. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga Proses pengamanan limbah cair yang aman pada tingkat rumah tangga untuk menghindari terjadinya genangan air limbah yang berpotensi menimbulkan penyakit berbasis lingkungan. Menyalurkan limbah cair rumah tangga diperlukan sarana berupa sumur resapan dan saluran pembuangan air limbah rumah tangga. Limbah cair rumah tangga yang berupa tinja dan urine disalurkan ke tangki septik yang dilengkapi dengan sumur resapan. Limbah cair rumah

28 13 tangga yang berupa air bekas yang dihasilkan dari buangan dapur, kamar mandi, dan sarana cuci tangan disalurkan ke saluran pembuangan air limbah Prinsip Prinsip Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Prinsip prinsip sanitasi total berbasis masyarakat sesuai Keputusan Menteri Kesehatan adalah : 1. Tidak adanya subsidi yang diberikan kepada masyarakat, tidak terkecuali untuk kelompok miskin untuk penyediaan fasilitas sanitasi dasar. 2. Meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat sasaran. 3. Menciptakan prilaku masyarakat yang higienis dan saniter untuk mendukung terciptanya sanitasi total. 4. Masyarakat sebagai pemimpin dan seluruh masyarakat terlibat dalam analisa permasalahan, perencanaan, pelaksanaan serta pemanfaatan dan pemeliharaan. 5. Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi. 2.3 Stop Buang Air Besar Sembarangan Pengertian Buang Air Besar Sembarangan Buang air besar sembarangan merupakan termasuk salah satu contoh perilaku yang tidak sehat. Buang air besar sembarangan adalah suatu tindakan membuang kotoran atau tinja di sembarang tempat, misalnya di ladang, hutan, semak semak, sungai, pantai atau area terbuka lainnya dan dibiarkan menyebar dan terkontaminasi dengan lingkungan, tanah, udara dan air. Menurut Permenkes RI Nomor 03 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan

29 14 masyarakat dengan cara pemicuan. Pada pilar pertama sanitasi total berbasis masyarakat merupakan acuan dalam penyelenggaraan sanitasi total berbasis masyarakat pada pilar pertama stop buang air besar sembarangan adalah kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar yang berpotensi dalam penyebaran penyakit lingkungan. Data Puskesmas Binanga, yang memiliki jamban sebanyak 42 jamban dan yang tidak memiliki jamban sebanyak 61 jamban. Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat Desa Gunung Baringin terhadap pentingnya bersih dan sanitasi total berbasis masyarakat. Implementasi sanitasi total berbasis masyarakat pada buang air besar sembarangan intinya adalah pemicuan setelah sebelumnya dilakukan analisa program sanitasi total berbasis masyarakat pada pilar pertama buang air besar sembarangan oleh masyarakat itu sendiri. Untuk memfasilitasi masyarakat dalam menganalisa kondisinya, ada beberapa metode yang diterapkan dalam kegiatan sanitasi total berbasis masyarakat pada buang air besar besar sembarangan, yaitu : 1. Pemetaan Pemetaan ini bertujuan untuk mengetahui atau melihat peta Wilayah buang air besar sembarangan masyarakat serta sebagai alat monitoring (pasca triggering, setelah ada mobilisasi masyarakat). Alat yang diperlukan : a. Tanah lapang atau halaman. b. Bubuk putih untuk membuat batas Desa. c. Potonganpotongan kertas untuk menggambarkan rumah penduduk. d. Bubuk kuning untuk menggambarkan kotoran.

30 15 e. Kapur tulis berwarna untuk garis akses penduduk terhadap sarana sanitasi. 2. Transect Walk Transect Walk bertujuan untuk melihat dan mengetahui tempat yang paling sering dijadikan tempat buang air besar. Dengan mengajak masyarakat berjalan dan berdiskusi di tempat tersebut dan masyarakat akan merasa jijik dan bagi orang yang biasa buang air besar di tempat sembarang tempat. Proses yang dilakukan : a. Mengajak masyarakat untuk mengunjungi lokasi yaang sering dijadikan tempat buang air besar sembarangan. b. Lakukan analisa patisipatif di tempat tersebut. Menanyakan siapa saja yang sering buang air besar di tempat sembarang tempat c. Menanyakan kepada masyarakat, apakah mereka senang dengan keadaan seperti ini. 3. Alur Kontaminasi (Oral Fecal) Alur Kontaminasi adalah bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk melihat bagaimana kotoran manusia dapat dimakan oleh manusia yang lainnya. Alat yang diperlukan : a. Gambar tinja dan gambar mulut b. Potongan potongan kertas c. Spidol Proses yang dilakukan : a. Menanyakan kepada masyarakat apakah mereka yakin bahwa tinja bisa masuk ke dalam mulut?

31 16 b. Menanyakan bagaimana tinja bisa dimakan oleh manusia? Melalui apa saja? Minta masyarakat untuk menggambarkan atau menuliskan halhal yang menjadi perantara tinja sampai ke mulut. 4. Simulasi Air Yang Telah Terkontaminasi Simulasi air yang telah terkontaminasi adalah bertujuan untuk mengetahui sejauh mana persepsi masyarakat terhadap air yang biasa mereka gunakan seharihari. Alat yang diperlukan : a. Ember yang diisi air (air mentah, air sungai atau air masak, air minum) b. Polutan air atau tinja adapun proses yang dilakukan : 1. Ambil satu ember air sungai dan minta salah seorang untuk menggunakan air tersebut untuk cuci muka, kumurkumur dan lainnya. 2. Bubuhkan sedikit tinja ke dalam ember yang sama, kenudian seorang peserta untuk melakukan hal yang sama sebelum ember tersebut diberikan tinja. 3. Tunggu reaksinya. Peserta menolak melakukannya, tanyakan alasannya? Apa bedanya dengan kebiasaan masayarakat yang sudah terjadi selama ini. Apa yang akan dilakukan kemudian hari? 5. Diskusi Kelompok Diskusi kelompok merupakan bersamasama dengan masyarakat melihat kondisi yang ada dan menganalisanya sehingga diharapkan dengan sendirinya masyarakat dapat merumuskan apa yang sebaiknya dilakukan atau tidak dilakukan. Pembahasannya meliputi:

32 17 a. FGD (Focus Grup Discussion) untuk memicu rasa malu dan halhal yang bersifat pribadi 1. Menanyakan berapa banyak perempuan yang biasa melakukan BAB ditempat terbuka dan alasan mengapa mereka melakukannya. 2. Menanyakan bagaimana perasaan mereka jika BAB di tempat terbuka dapat dilihat oleh orang lain. 3. Tanyakan bagaimana perasaan para lakilaki, ketika istri, anaknya atau ibunya BAB di tempat terbuka dan dilihat oleh orang lain. b. FGD (Focus Grup Discussion) untuk memicu rasa jijik dan takut sakit 1. Mengajak masyarakat untuk menghitung kembali jumlah tinja di kampungnya dan kemana perginya tinja tersebut. 2. Mengajak untuk melihat kembali peta, dan kemudian menanyakan rumah mana saja pernah terkena penyakit diare. c. FGD (Focus Grup Discussion) untuk memicu halhal yang berkaitan dengan keagamaan lakukan dengan mengutip hadits atau pendapat alim ulama yang relevan dengan larangan atau dampak buruk dari melakukan buang aikr besar sembarangan. d. FGD (Focus Grup Discussion) menyangkut kemiskinan : 1. FGD ini biasanya berlangsung ketika masyarakat sudah terpicu dan ingin berubah, namun terhambat dengan tidak adanya uang untuk membangun jamban.

33 18 2. Apabila masyarakat mengatakan bahwa membangun jamban itu perlu dana besar. Maka harus diberikan solusi dengan memberikan alternatif dengan menawarkan bentuk jamban yang paling sederhana. Metode yang dilakukan ini bertujuan untuk memicu masyarakat untuk memperbaiki sarana sanitasi, dengan adanya pemicuan ini target utama dapat tercapai merubah perilaku sanitasi dari masyarakat yang masih melakukan kebiasaan buang air besar di sembarang tempat. Faktorfaktor yang harus dipicu beserta metode yang digunakan dalam kegiatan STBM dalam stop buang air besar sembarangan untuk menumbuhkan perubahan perilaku sanitasi dalam suatu komunitas (Depkes RI, 2008). Tabel 2.4. Faktor Faktor Yang Harus Dipicu Dalam Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Pada Pilar Pertama Stop Buang Air Besar Sembarangan Hal Hal Yang Harus Dipicu Rasa jijik Rasa malu Alat Yang Digunakan 1. Transect walk 2. Demo air yang mengandung tinja, untuk digunakan cuci muka, kumur kumur, sikat gigi, cuci piring, cuci pakaian, cuci makanan atau beras, wudhu, dan lainlain. 1. Transect walk (mengexplore pelaku open defecation). 2. FGD (terutama untuk perempuan ). Takut sakit Aspek agama FGD 1. Perhitungan jumlah tinja. 2. Pemetaan rumah warga yang terkena diare dengan didukung data puskesmas. 3. Alur kontaminasi. Mengutip ngutip hadits atau pendapat pendapat para ahli agama yang relevan dengan perilaku manusia yang dilarang karena merugikan manusia itu sendiri.

34 19 Privacy FGD (terutama perempuan ). Membandingkan kondisi di desa atau dusun Kemiskinan yang bersangkutan dengan masyarakat termiskin seperti di Bangladesh atau India Jamban Sehat Jamban merupakan tempat yang aman dan nyaman untuk digunakan sebagai tempat buang air besar. Berbagai jenis jamban yang digunakan di rumah tangga, sekolah, rumah ibadah, dan lembagalembaga lain. Jamban Sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang: a. Mencegah kontaminasi ke badan air b. Mencegah kontak antara manusia dan tinja c. Membuat tinja tersebut tidak dapat dihinggapi serangga, serta binatang lainnya d. Mencegah bau yang tidak sedap. e. Konstruksi dudukannya dibuat dengan baik, aman dan mudah dibersihkan (WSPEAP, 2009). Jamban sehat efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit. Standar dan persyaratan kesehatan bangunan jamban terdiri dari: a. Bangunan atas jamban (Dinding dan Atap) Bangunan atas jamban harus berfungsi untuk melindungi pemakai dari gangguan cuaca dan gangguan lainnya. b. Bangunan tengah jamban terdapat bagian bangunan tengah jamban, yaitu: 1. Lubang tempat pembuangan kotoran tinja atau urine yang saniter dilengkapi oleh konstruksi leher angsa. Pada konstruksi sederhana (Semi Seniter), lubang dapat dibuat tanpa konstruksi leher angsa, tetapi harus diberi tutup.

35 20 2. Lantai jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mempunyai saluran untuk pembuangan air bekas ke sistem pembuangan air limbah (SPAL). 3. Bangunan bawah merupakan bangunan penampungan, pengolah, dan pengurai kotoran tinja yang berfungsi mencegah terjadinya pencemaran atau kontaminasi dari tinja melalui vektor pembawa penyakit, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun jenis jenis bentuk bangunan bawah jamban yaitu: a. Tangki septik adalah suatu bak kedap air yang berfungsi sebagai penampungan limbah kotoran manusia. Bagian padat dari kotoran manusia akan tertinggal dalam tangki septik, sedangkan bagian cairnya akan keluar dari tangki septik dan diresapkan melalui bidang atau sumur resapan. Jika tidak memungkinkan dibuat resapan maka dibuat suatu filter untuk mengelola cairan tersebut. b. Cubluk merupakan lubang galian yang akan menampung limbah padat dan cair dari jamban yang masuk setiap harinya dan akan meresapkan cairan limbah tersebut ke dalam tanah dengan tidak mencemari air tanah, sedangkan bagian padat dari limbah tersebut akan diuraikan secara biologis. Bentuk cubluk dapat dibuat bundar atau segi empat, dindingnya harus aman dari longsoran, jika diperlukan dinding cubluk diperkuat dengan pasangan bata, batu kali, buis beton, anyaman bambu, penguat kayu, dan sebagainya Pengertian Jamban Keluarga

36 21 Jamban keluarga adalah suatu bangunan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab suatu penyakit serta tidak mengotori permukaan (Fauzia, 2000). Pengertian lainnya tentang jamban adalah pengumpulan kotoran manusia di suatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit yang ada pada kotoran manusia dan menganggu estetika (Hasibuan, 2009). Sementara menurut Kementrian Kesehatan RI jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutus rantai penularan penyakit (Kepmenkes, 2008: 852). Berdasarkan uraian di atas maka dapatlah dikatakan yang dimaksud dengan jamban adalah suatu bangunan yang berfungsi mengumpulkan kotoran manusia yang tersimpan pada tempat tertentu sehingga tidak menjadi penyebab suatu penyakit atau mengotori permukaan bumi. Jamban keluarga sangat berguna bagi manusia dan merupakan bagian dari kehidupan manusia, karena jamban dapat mencegah berkembangnya berbagai penyakit saluran pencernaan yang disebabkan oleh kotoran manusia yang tidak di kelola dengan baik Jenis Jamban Keluarga Jamban keluarga mempunyai beberapa pilihan. Pilihan yang terbaik adalah jamban yang tidak menimbulkan bau, dan memiliki kebutuhan air yang tercakupi dan berada di dalam rumah. Jamban atau kakus dapat di bedakan atas beberapa macam (Azwar, 1996) 1. Jamban Cemplung Jamban Cemplung adalah jamban yang tempat penampungan tinjanya dibangun dibawah tempat injakan atau di bawah bangunan jamban. Fungsi dari

37 22 lubang adalah mengisolasi tinja sedemikian rupa sehingga tidak mungkinkan penyebaran dari bakteri secara langsung ke pejamu yang baru. Jenis jamban ini, kotoran langsung masuk ke jamban dan tidak terlalu lama karena tidak terlalu dalam, tetapi akan mengotori air tanah, kedalamannya 1,5 3 meter. 2. Jamban Empang (Overhung Latrine) Jamban empang adalah jamban yang di bangun di atas empang, sungai ataupun rawa. Jamban model ini ada yang kotorannya tersebar begitu saja, yang bisanya di pakai untuk ikan, ayam. 3. Jamban Kimia (Chemical Toilet) Jamban model ini biasanya di bangun pada tempat tempat umum, yaitu : a. Tempat rekreasi, pada transportasi seperti kereta api, pesawat terbang dan lainlain. Disini tinja disenfaksi dengan zat b. Zat kimia seperti caustic soda dan pembersihannya di pakai kertas tisu (Toilet Piper). Jamban kimia sifatnya sementara, karena kotoran yang telah terkumpul. 4. Jamban Leher Angsa (Angsa Latrine) Jamban leher angsa adalah jamban leher lubang closet berbentuk lengkung, dengan demikian akan terisi air gunanya sebagai sumbat sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya binatangbinatang kecil. Jamban model ini adalah model yang terbaik yang dianjurkan dalam kesehatan lingkungan Syarat Jamban Sehat Jamban keluarga yang sehat adalah jamban yang memenuhi syaratsyarat sebagai berikut (Depkes RI, 2004).

38 23 1. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 1015 meter dari sumber air minum. 2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat di jamah oleh serangga maupun tikus. 3. Cukup luas dan lantai miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah sekitar. 4. Mudah di bersihkan dan aman penggunannya. 5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan warna. 6. Cukup penerang 7. Lantai kedap air 8. Ventilasi cukup baik 9. Tersedia air dan alat pembersih Manfaat Dan Fungsi Jamban Keluarga Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu: 1. Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit 2. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana yang aman. 3. Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit. 4. Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan Pemeliharaan Jamban Jamban harus dijaga dan di pelihara dengan baik. Adapun cara pemeliharaan yang baik menurut Depkes RI 2004 adalah sebagai berikut : 1. Lantai jamban selalu bersih dan kering. 2. Disekeliling jamban tidak tergenang air

39 24 3. Tidak ada sampah berserakan 4. Rumah jamban dalam keadaan baik 5. Lantai selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat 6. Lalat, tikus, dan kecoa tidak ada 7. Tersedia alat pembersih 8. Bila ada yang rusak segera di perbaiki Pemanfaatan Jamban pemanfaatan jamban adalah perbuatan masyarakat dalam memanfaatkan atau menggunakan jamban ketika membuang air besar. Tinja yang tidak tertampung ditempat tertutup dan tidak aman dapat menyebabkan beberapa penyakit menular seperti polio, kholera, hepatitis A dan lainnya. Merupakan penyakit yang disebabkan tidak tersedianya sanitasi dasar seperti penyediaan jamban. Bakteri E.Coli dijadikan sebagai indikator tercemarnya air, dan seperti kita ketahui bahwa bakteri ini hidup dalam saluran pencernaan manusia. (Sutedjo, 2003) Pengertian Open Defecation Free ODF (Open Defecation Free) atau Stop BABS adalah kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar sembarang yang berpotensi menyebarkan penyakit. Desa atau Kelurahan ODF (Open Defecation Free) atau Stop BABS adalah desa atau kelurahan yang 100% masyarakatnya telah buang air besar di jamban sehat yaitu mencapai perubahan perilaku kolektif terkait Pilar 1 dari 5 pilar STBM. Selain menyandang status ODF, 100% rumah tangga memiliki dan menggunakan sarana jamban yang ditingkatkan dan telah terjadi perubahan perilaku untuk pilar lainnya seperti

40 25 memiliki dan menggunakan sarana cuci tangan pakai sabun dan 100% rumah tangga mempraktikan penanganan yang aman untuk makanan dan air minum rumah tangga (Kemenkes, 2013) Parameter Desa atau Kelurahan Open Defecation Free Desa atau Kelurahan mencapai status ODF atau Stop BABS, apabila memenuhi parameter sebagai berikut: a. Semua masyarakat BAB hanya di jamban yang sehat dan buang tinja atau kotoran bayi hanya ke jamban yang sehat. b. Tidak terlihat tinja kotoran manusia di lingkungan sekitar, c. Ada penerapan sanksi, peraturan upaya lain oleh masyarakat untuk mencegah kejadiaan buang air besar di sembarang tempat. d. Ada mekanisme pemantauan umum yang dibuat oleh masyarakat untuk mencapai 100% KK mempunyai jamban sehat. Ada upaya strategi yang jelas untuk mencapai sanitasi total (Kemenkes, 2013) Faktor yang Berkaitan dengan Open Defecation Free Berdasarkan pendekatan teori Lawrence Green (Notoamodjo 2007), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk buang air besar dijamban dalam pencapaian ODF antara lain: 1. Faktor Predisposisi Faktor predisposisi merupakan faktorfaktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, faktor predisposisi yang mempengaruhi masyarakat untuk buang air besar di jamban dalam pencapaian ODF adalah:

41 26 a. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagain besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007). b. Sikap secara nyata menunjukkan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2012). Terdapat beberapa tingkatan dalam sikap menurut Notoatmodjo (2007) antara lain: 1) Menerima (Receiving), diartikan bahwa orang (Subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. 2) Merespon (Responding), memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 3) Menghargai (Valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4) Bertanggung jawab (Responsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. 2. Faktor Pemungkin a. Kepemilikan Jamban Hambatan yang paling besar dirasakan dalam mewujudkan perilaku hidup sehat masyarakat yaitu faktor pemungkinnya. Dari penelitian penelitian

42 27 yang ada terungkap meskipun kesadaran dan pengetahuan masyarakat sudah tinggi, tentang kesehatan, namun praktek tentang kesehatan atau perilaku hidup sehat masyarakat rendah. Setelah dilakukan pengkajian oleh WHO, terutama di negaranegara berkembang, ternyata faktor pendukung atau sarana dan prasarana mendukung masyarakat untuk hidup sehat. Misalnya, meskipun kesadaran dan pengetahuan orang atau masyarakat tentang kesehatan sudah tinggi, tetapi apabila tidak didukung oleh fasilitas, yaitu tersedianya jamban sehat, air bersih, makanan yang bergizi, fasilitas imunisasi, pelayanan kesehatan dan sebagainya maka masyarakat akan sulit untuk mewujudkan perilaku tersebut (Nototmodjo, 2005). Fasilitas utama dalam sanitasi total berbasis masyarakat adalah kepemilikan jamban dan sebagai indikator keberhasilan sanitasi total berbasis masyarakat jarak rumah ke tempat buang air besar selain jamban. Daerah Padang Lawas, ada beberapa desa yang dekat sungai dan menghasilkan banyak batu. Batu tersebut dengan gotong royong dijadikan masyarakat untuk pengerasan jalan menuju fasilitas kesehatan. Adanya fasilitas jalan yang telah diperkeras tersebut memudahkan masyarakat mengakses pelayanan kesehatan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa material masyarakat yang berasal dari sumber daya alam yang dimiliki memiliki pengaruh dalam pembangunan fasilitas kesehatan sehingga masyarakat dapat meningkatkan derajat kesehatannya.

43 28 3. Faktor Penguat Faktor penguat (enabling factors) merupakan faktorfaktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor yang menjadi penguat masyaraat untuk BAB dijamban dalam pencapaian desa ODF adalah dukungan keluarga, dukungan tokoh masyarakat dan dukungan petugas kesehatan. 2.4 Program Stop Buang Air Besar Sembarangan Implementasi adalah upaya pelaksanaan program penyediaan air bersih dan sanitasi total berbasis masyarakat pilar pertama stop buang air besar sembarangan. Untuk merealisasikan hal ini tentu masyarakat harus memiliki pengetahuan, sikap, dan tindakan yang benar. Sanitasi total berbasis masyarakat adalah desa yang sudah stop buang air besar sembarangan minimal satu dusun, mempunyai tim kerja sanitasi total berbasis masyarakat atau rencana tindak lanjut. Sanitasi total berbasis masyarakat sebagai pilihan pendekatan strategi dan program untuk mengubah perilaku higine dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan metode pemicuan dalam rangka mencapai target SDGs. Program yang sedang berlangsung di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas dalam program Stop Buang Air Besar Sembarangan adalah pemberian jamban dan penyediaan air bersih kepada warga. Saat ini masih ada beberapa warga yang sebenarnya sudah memiliki jamban tetapi belum memenuhi kategori jamban sehat, karena pembuangannya masih ke kolam. Ada juga masyarakat yang memang tidak buang air besar di jamban

44 29 dikarenakan memang sudah terbiasa buang air besar sembarangan, misalnya di sungai. Sedangkan program penyediaan air bersih sedang berlangsung di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas. Namun penyediaan air bersihnya sempat tidak berjalan dikarenakan kurangnya pengutipan iuran setiap bulannya. Jadi masyarakat di Desa Gunung Baringin sulit untuk mendapatkan air bersih. 2.5 Transmisi Penyakit dari Tinja Tinja merupakan semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Tinja manusia merupakan buangan padat yang kotor dan bau juga media penularan penyakit bagi masyarakat. Kotoran manusia mengandung organisme pathogen yang dibawa air, makanan, serangga sehingga menjadi penyakit seperti : bakteri Salmonella, vibriokolera, amoeba, virus, cacing, disentri, poliomyelitis. Penyakit yang ditimbulkan oleh kotoran manusia dapat digolongkan yaitu : 1. Penyakit Enterik atau saluran pencernaan dan kontaminasi zat racun. 2. Penyakit infeksi oleh virus seperti hepatitis Infektiosa 3. Infeksi cacing seperti Schitosomiasis, Ascariasis, Ankilostosomiasis. Tinja merupakan sumber beberapa penyakit tertentu, terutama penyakit yang berbasis saluran alat cerna (Sarudji, 2010) seperti : 1. Typhus Abdominalis Penyakit tifus adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja baik anakanak maupun dewasa. Geja penyalit tifus yaitu :

45 30 1. Demam atau badan panas 2. Sakit perut, mual dan muntah 3. Denyut nadi melambat 4. Lidah berwarna putih 5. Perubahan pola BAB 2. Cholera Kolera adalah penyakit akibat bakteri yang biasanya menyebar melalui air yang terkontaminasi. Penyakit ini dapat menyebabkan dehidrasi dari diare yang parah. Gejala kolera dengan dehidrasi parah terjadi jika tubuh kehilangan cairan lebih dari 10 persen total berat tubuh. Selain itu perlu diketahui bahwa diare akibat kolera bisa menyebabkan hilangnya cairan tubuh dengan cepat, yaitu sekitar 1 liter per jam, dan muncul secara tibatiba. 3. Dysentri Penyakit disentri disebabkan oleh sejenis basil yang membuat penderita terus menerus buang air besar yang terkadang bercampur darah. Gejala disentri yaitu : 1. Perut terasa mual 2. Buang air besarberulang ulang, bias lebih dari dua puluh kali sehari 3. Warna kotoran hijau dan bercampur darah 4. Suhu badan meninggi 5. Biasanya disertai dengan kejang di bagian perut 6. Kondisi badan lemah akibat dehidrasi 4. Hepatitis A Hepatitis A merupakan salah satu penyakit yang dapat menyerang organ hati dan disebabkan oleh infeksi virus. Gejala awal yang dapat muncul meliputi

46 31 demam, mual, muntah, nyeri pada sendi dan otot, serta diare. Ketika organ hati sudah mulai terserang, ada beberapa gejala lain yang akan muncul, yaitu urine berwarna gelap, tinja berwarna pucat, sakit kuning dan gatalgatal. Selain itu, daerah perut bagian kanan atas juga akan terasa sakit terutama jika ditekan. 5. Poliomyelitis Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan bernapas, kelumpuhan, dan pada sebagian kasus menyebabkan kematian. Gejala penyakit ini adalah muntah, lemah otot, demam, meningitis, merasa letih, sakit tenggorokan, sakit kepala, kaki, tangan, leher, punggung terasa kaku dan sakit diare Diare merupakan kondisi yang ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan dengan frekuensi buang air besar yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya. Gejala diare bermacam macam, dimulai dari yang hanya merasakan sakit perut singkat dengan tinja yang tidak terlalu encer hingga ada yang mengalami kram perut dengan tinja yang sangat encer. Pada kasus diare parah, kemungkinan penderitanya juga akan mengalami demam dan kram perut hebat. Berbagai kuman penyakit yang penularannya berasal dari tinja melalui tanah (Suyono, 2014), yaitu : 1. Bakteri dan virus, misalnya Salmonella typhi, Vibrio Cholera, Entomoeba Histolityca, virus hepatitis, virus polio, Legionella Pneumophila, Shigella spp, Toxoplasma gondii, dan Anthrax. 2. Cacing parasit, misalnya Ascaris Lumbricoides ( cacing gelang), Trichuris

47 32 Trichiura (cacing cambuk), Enterobius Vermicularis atau Oxyyuris. Vermicularis (cacing kremi), Necator Americanus dan Ancylostoma Duodenale (cacing tambang). Hubungan antara pembuangan tinja dengan status kesehatan penduduk bisa langsung maupun tidak langsung. Efek langsung bisa mengurangi insiden penyakit yang ditularkan karena kontaminasi dengan tinja seperti kolera, disentri, typus, dan sebagainya. Efek tidak langsung dari pembuangan tinja berkaitan dengan komponen sanitasi lingkungan seperti menurunnya kondisi hygiene lingkungan. Hal ini akan mempengaruhi pekembangan sosial dalam masyarakat dengan mengurangi pencemaran tinja manusia pada sumber air minum penduduk. Kotoran manusia merupakan sumber penting dari penyakit, penyakit infeksi yang ditularkan oleh tinja merupakan salah satu penyebab kematian yang penyebarannya dapat melalui berbagai macam jalan atau cara (Suyono, 2014). Penyakit menular seperti Polio, Kholera, Hepatitis A dan lainnya merupakan penyakit yang disebabkan tidak tersedianya sanitasi dasar seperti penyediaan jamban. Bakteri E.Coli dijadikan sebagai indikator tercemarnya air, dan seperti kita ketahui bahwa bakteri ini hidup dalam saluran pencernaan manusia. Proses pemindahan kuman penyakit dari tinja yang dikeluarkan manusia sebagai pusat infeksi sampai inang baru dapat melalui berbagai perantara, antara lain air, tangan, seranggaa, tanah, makanan, susu serta sayuran. Dalam buku M. Soeparman dan suparmin 2002, terjadinya proses penularan penyakit diperlukan faktor sebagai berikut : 1. kuman penyebab penyakit

48 33 2. sumber infeksi (reservoir) dari kuman penyebab 3. cara keluar dari sumber 4. cara berpindah dari sumber ke inang (host) baru yang potensial 5. cara masuk ke inang yang baru Orang yang terkena diare, kolera, dan infeksi cacing biasanya mendapatkan infeksi ini melalui tinja (feces). Seperti halnya sampah, tinja juga mengundang kedatangan lalat dan hewanhewan lainnya, lalat yang hinggap diatas tinja (feces) yang mengandung kuman kuman dapat menularkan kuman tersebut melalui makanan yang dihinggapinya, dan manusia memakan makanan tersebut sehingga berdampak sakit. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan akibat tinja manusia antara lain tifus, disentri, kolera, bermacammacam cacing, cacing gelang, cacing kremi, cacing tambang, cacing pita, Schistsomiasis, dan sebagainya. Penyakit menular seperti polio dan hepatitis A dan lainnya merupakan penyakit yang disebabkan tidak tersedianya sanitasi dasar seperti penyediaan jamban. Bakteri E. Coli dijadikan sebagai indikator tercemarnya air, dan seperti kita ketahui bahwa bakteri ini hidup dalam saluran pencernaan manusia. Pembuangan tinja manusia yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan pencemaran terhadap permukaan tanah serta air tanah yang berpotensi menjadi penyebab timbulnya penularan berbagai macam penyakit saluran pencernaan (Soeparman, 2002). Penyebaran penyakit yang bersumber dari tinja dapat melalui berbagai macam cara dan metode. Yang harus diyakin adalah bahwa tinja sangat berperan besar terhadap penyebaran penyakit. Penyebaran tersebut dapat terjadi secara langsung, misalnya dengan mengkontaminasi

49 34 makanan, minuman, sayuran, dan sebagainya, maupun secara tidak langsung melalui media air, tanah serangga (lalat, kecoa, dan sebagainya). Proses pemindahan kuman penyakit dari tinja yang dikeluarkan manusia sebagai pusat infeksi sampai inang baru dapat melalui berbagai perantara, antara lain air, tangan, serangga tanah, makanan, susu, serta sayuran. Menurut Anderson dan arnstein (dalam Wanger&Lanoix,1958). Gambar 2.5 Transmisi Penyakit Melalui Tinja Air Mati Tinja (sumber Infeksi) Tangan Serangga / Tikus Makanan, susu dan Inang baru Sakit Cacat Tanah Sumber : (Soeparman & Suparmin, 2002) Dari gambar tersebut dapat dipahami bahwa sumber terjadi penyakit adalah tinja. Dengan demikian untuk memutus terjadinya penularan penyakit dapat dilaksanakan dengan memperbaiki sanitasi lingkungan. Tersedianya jamban merupakan usaha untuk memperbaiki sanitasi dasar dan dapat memutus rantai penularan penyakit

50 35 Gambar Pemutusan Transmisi Penyakit Melalui Tinja Air Tinja (sumber infeksi) Tangan Inang terlindung Makanan Sumber : (Soeparman & Suparmin, 2002)

51 Kerangka Konsep INPUT Program STBM : 1. Penyedian air bersih 2. Stop buang besar sembarangan PROSES 1. Pemberdayaan Masyarakat 2. Pemantauan Evaluasi a. Tenaga Kesehatan Puskesmas Desa Gunung Baringin b. Bidan Desa Gunung Baringin Pelaksanaan Program STBM OUTPUT 1. Pengetahuan Masyarakat 2. Sikap Masyarakat 3. Tindakan Masyarakat

52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah survey kualitatif yang merupakan penelitian yang berpola investigasi dimana datadata dan pernyataan di peroleh dari hasil interaksi langsung antara peneliti, objek yang diteliti dan orangorang yang ada di tempat penelitian, untuk mengetahui analisis implementasi program penyediaan air bersih dan sanitasi total berbasis masyarakat di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Tahun Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Tahun Waktu Penelitian Waktu penelitian mulai dari penyusunan proposal yaitu mulai dari bulan Juli 2017 sampai Januari Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah sekelompok subjek atau data dengan karakteristik tertentu (Sastroasmoro, 2011). Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga (KK) yang berada di 37

53 38 Desa Gunung Baringin Kecamatan Binanga Kabupaten Padang Lawas yang dibagi atas 3 strata yakni : Tabel 3.1 Karakteristik Menurut Kepala Keluarga Yang Memiliki Jamban dan Yang Tidak Memiliki Jamban di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Tahun 2017 No Kepala Keluarga (KK) Jumlah 1 Yang memiliki jamban 42 2 Yang tidak memiliki jamban 61 Total Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2010). Sampel pada penelitian ini adalah Kepala Keluarga. Responden yaitu Bapak atau Ibu Rumah Tangga yang dianggap dapat mewakili untuk memberikan informasi yang tinggal di desa Gunung Baringin Kecamatan Binanga Kabupaten Padang Lawas. Dalam mendukung data dan pembahasan terkait program penyediaan air bersih dan sanitasi total berbasis masyarakat dilakukan wawancara kepada informan kunci yaitu fasilitator yaitu petugas kesehatan di tempat penelitian dan Puskesmas Binanga, masingmasing sebanyak 2 orang dan tokoh masyarakat atau agama yang dianggap orang yang menjadi kepercayaan atau panutan masyarakat. Menurut Sugiyono (2012) untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat 2 macam yaitu Probability sampling dan Non Probability sampling. Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur. Dalam Probability Sampling diperoleh 4 teknik yaitu : Simple Random Sampling, Proporniate

54 39 Stratified Random sampling, Disproportionate Strtafied Random, Sampling Area (Cluster) Sampling. Sesuai populasi di atas penulis kategirukan atas 3 strata maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Stratified Random Sampling dengan mengacu pada Slovin dimana dengan rumus sebagai berikut : N n Nd. 2 1 Dimana : n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi d = Presisi yang Ditetapkan 0,1% n n n (0,1) (0,01) 103 2, n = 50,7 (dibulatkan 51) Tabel 3.2 Sampel Penelitian di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Tahun 2017 No Tingkat Pendidikan Populasi Sampel 1. Memiliki jamban 42 42/103 x 51 = 20,7 (21) 2. Tidak memiliki jamban 61 61/103 x 51 = 30,2 (30) 3. Total

55 Metode Pengumpulan Data Data dalam penelitian dapat digolongkan menjadi data primer dan data skunder. Data primer dikumpulkan melalui metode : a. Kuesioner Kuisioner adalah menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan pada responden yang dijadikan unit populasi atau sampel penelitian. Dimana responden memilih salah satu jawaban dari alternatif jawaban yang telah disediakan. b. Wawancara (Interview) Wawancara yaitu metode pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaanpertanyaan kepada tenaga kesehatan yang menjadi sumber informasi mengenai pelaksanan program tersebut. Sedangkan data sekunder diambil melalui dokumentasi, yaitu mengumpulkan datadata menyangkut masalah penelitian kepada Puskesmas yang ada di sekitar Desa Baringin Kecamatan Padang Lawas. 3.5 Defenisi Operasional Sesuai dengan kerangka penelitian, maka definisi operasional dari variabel adalah sebagai berikut : 1. Sanitasi total berbasis masyarakat adalah pendekatan untuk merubah perilaku buang air besar sembarangan melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. 2. Program Penyedian air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat adalah program pembangunan ke desa desa untuk menyelesaikan segala

56 41 permasalahan yang berhubungan dengan air dan lingkungan yang berbasis masyarakat. 3. Stop buang air besar sembarangan adalah tidak membuang air besar di sembarang tempat. 4. Pemberdayaan masyarakat adalah proses dimana masyarakat desa Gunung Baringin berinisiatif untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. 5. Pemantauan (Monitoring) adalah orang yang melakaukan program STBM di desa Gunung Baringin dalam suatu periode (tahapan) sesuai dengan program yang dilaksanakan di desa Gunung Baringin. Evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang program penyediaan air bersih dan stop babs sejauh mana kegiatan tersebut telah dicapai. 6. Tenaga kesehatan adalah orang atau relawan mengawasi program penyediaan air bersih dan stop babs di Desa Gunung Baringin. 7. Pengetahuan adalah tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh responden tentang buang air besar sembarangan. 8. Sikap adalah tanggapan responden tentang kebiasaan buang air besar sembarangan. 9. Tindakan adalah aktifitas responden mengenai kebiasaan buang air besar sembarangan. 10. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang dicapai oleh responden. 11. Penghasilan adalah banyaknya uang yang dihasilkan responden setiap bulan. 12. Pekerjaan adalah kegiatan seharihari responden untuk menghasilkan uang.

57 Jenis Kelamin adalah perbedaan responden antara perempuan dengan lakilaki secara biologis sejak seseorang lahir. 14. Umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan) responden. 15. Dana adalah biaya yang disediakan oleh pemerintah untuk desa Gunung Baringin. 16. Sarana adalah alat yang dipakai untuk mencapai program penyediaan air bersih dan stop buang air besar sembarangan. 17. Prasarana adalah penunjang atau dorongan terlaksananya suatu proses program penyediaan air bersih dan stop buang air besar sembarangan. 3.6 Aspek Pengukuran Penilaian kepemilikan sanitasi dasar terdiri dari lima observasi stop buang air besar sembarangan dengan 20 pertanyaan. Setiap pengamatan jika dijawab a diberi skor 3, jika b diberi skor 2 dan c diberi skor 1. Komponen yang dinilai berdasarkan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Sanitasi air bersih 7 pertanyaan dengan skor maksimum 21 dan skor minimum 7 dengan kategori : a. Baik jika jumlah skor 14 b. Kurang baik jika jumlah skor 7 14 c. Tidak baik jika jumlah skor < 7 2. Tentang makanan 4 pertanyaan dengan kategori : a. Baik jika jumlah skor 8 b. Kurang baik jika jumlah skor antara 4 8

58 43 c. Tidak baik jika nilai < 4 3. Tentang jamban 7 pertanyaan dengan kategori : a. Baik jika jumlah skor 14 b. Kurang baik jika jumlah skor 7 14 c. Tidak baik jika jumlah skor < 7 4. sampah rumah tangga dan limbah rumah tangga 3 pertanyaan dengan kategori: a. Baik jika jumlah skor 7 b. Kurang baik jika jumlah skor 4 6 c. Tidak baik jika jumlah skor < Pengetahuan Pengetahuan responden dinilai melalui 10 pertanyaan dengan ketentuan sebagai berikut : Jika responden menjawab a, maka skor = 3 ; Jika responden menjawab b, maka skor = 2 ; Jika responden menjawab c, maka skore =1. Sehingga diperoleh skor tertinggi = 30. Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang, dan rendah dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Baik jika jawaban responden memiliki total skor >25 2. Sedang jika jawaban responden memiliki total skor Buruk jika jawaban responden memiliki total skor < Sikap Sikap responden dinilai melalui 10 pertanyaan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Sangat Setuju : 5

59 44 2. Setuju : 4 3. Tidak Setuju : 3 4. Kurang Setuju : 2 5. Sangat Tidak Setuju : 1 Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan rendah dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Baik jika jawaban responden memiliki total skor >40 2. Sedang jika jawaban responden memiliki total skor Buruk jika jawaban responden memiliki total skor < Tindakan Pertanyan tindakan 110 mempunyai nilai jawaban : 1. Selalu : 3 2. Kadangkadang : 2 3. Tidak Pernah : 1 Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang, dan rendah dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Baik jika jawaban responden memiliki total skor >25 2. Sedang jika jawaban responden memiliki total skor Buruk jika jawaban responden memiliki total skor < Analisis Data Analisis dapat dilakukan dengan mendeskripsikan masingmasing variabel yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Metode statistic data untuk analisis data yang digunakan adalah statistika univariat. Statistika univariat

60 45 digunakan untuk menyajikan datadata demografi kepala keluarga secara distribusi meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.

61 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Letak Geografis Lokasi Penelitian Daerah dalam penelitian ini adalah Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Barumun dengan luas wilayah 443,09 Km 2. Adapun batas batas wilayah Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas adalah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara : Kabupaten Padang Lawas Utara 2. Sebelah Selatan : Kecamatan Aek Nabara 3. Sebelah Barat : Kecamatan Sihapas 4. Sebelah Timur : Kecamatan Huristak Data Demografi Lokasi Penelitian Berdasarkan data dari Kantor Kepala Desa Gunung Baringin terdapat jumlah penduduk sebanyak jiwa, terdiri atas laki laki dan perempuan serta 103 kepala keluarga (KK). Sedangkan penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Tahun 2017 NO Umur (Tahun) Laki Laki Perempuan Jumlah Persen (%) , , > keatas ,5 Total Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Lawas Tahun (2017) 46

62 47 Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa kelompok umur penduduk yang berusia umur tahun 62,4% dan kelompok umur 65 ke atas 3,5%. Hal ini menunjukkan bahwa 100 orang dalam usia produktif menanggung 60 orang yang tidak produktif. Sedangkan jumlah penduduk desa Gunung Baringin sebanyak 413 orang. Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Tahun 2017 No Jenis kelamin Jumlah Persentase % 1 LakiLaki ,4 2 Perempuan ,6 Total Sumber : Kantor Kepala Desa Gunung Baringin (2017) Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa desa Gunung Baringin jumlah penduduknya lebih banyak perempuan dibandingkan laki laki. Sedangkan penduduk menurut umur dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Distribusi Penduduk Menurut Umur di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Tahun 2017 No Umur (Tahun) Jumlah Persentase % , , , , , ,1 7 > ,6 Total Sumber : Kantor Kepala Desa (2017) Tabel 4.3 diatas menunjukkan kelompok umur penduduk di usia tahun 35,1% usia 6 14 tahun 21,3% dan yang terkecil usia lebih besar di atas 64 tahun.

63 Input Karakteristik Responden Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, penghasilan dan jumlah anggota keluarga. Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Karakteristik Responden di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Tahun 2017 No 1 Umur a b c d Karakteristik Responden e. 65 ke atas 2 Pendidikan a. Tidak tamat SD b. Tamat SD c. Tamat SMP d. Sarjana (S1) 3 Pekerjaan a. Petani b. Pedagang c. Buruh d. PNS e. Pegawai Swasta 4 Penghasilan a. < Rp 1, b. Rp c. > Rp Jumlah Tanggungan keluarga a. 1 2 orang b. 3 5 orang c. >5 orang Jumlah Persentae (%) ,8 29,4 43,1 13,7 3,9 27,4 49,1 19,6 3,9 39,3 15,7 23,5 1,9 19,6 19,6 47,1 33,3 39,2 39,1 11,7

64 49 Tabel 4.4 diatas menunjukkan kelompok umur yang paling banyak umur 4654 (43,1%). Tingkat pendidikan keluarga yang paling besar tamat SD 25 orang (49,1%). Jenis pekerjaan yang paling banyak sebagai petani 45,1%. Tingkat penghasilan dominan penghasilan Rp Rp Penyediaan Air Bersih Tabel 4.5 Distribusi Menurut Penyediaan Air Bersih Di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Tahun 2017 No Unsur Pertanyaan Jumlah Persentase % 1 Yang Memiliki Air Bersih a. Memiliki b. Kadang Kadang c. Tidak 2 Sumber Air Bersih a. PAM b. Sumur c. Air sungai 3 Kualitas Air Bersih a. Jernih b. Kurang Jernih c. Tidak jernih 4 Yang Memiliki Penampungan Air Bersih a. Selalu ada b. Kadang Kadang c. Tidak ada 5 Perlunya Persediaan Air Bersih a. Sangat perlu b. Kurang perlu c. Tidak perlu ,8 33,3 5,9 68,6 31,4 88,2 11,8 19,6 49,1 31,3 15,7 29,4 59,9 Tabel 4.5 diatas menunjukkan sebagian besar yang memiliki penyediaan air bersih dan selalu memakai air bersih sebanyak 58,8% responden dan termasuk kategori baik.. Sebagian besar yang memiliki sumber air bersih yang berasal dari sumur sebanyak 68,6 % responden. Kualitas air bersih yang dipakai jernih pada

65 50 umumnya sebanyak 88,2% responden. Ada sebanyak 49,1 % yang kadang kadang memakai penampung air bersih. Sebagian besar masyarakat yang menyatakan tidak perlunya air bersih sebanyak 59,9 % responden Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Tabel 4.6. Distribusi Menurut Air Minum dan Makanan di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Tahun 2017 No Unsur Pertanyaan Jumlah Persentase % 1 Air bersih yang dipakai untuk air minum di rumah selalu dimasak a. Dimasak b. Kadang c. Tidak Total Air yang sudah diolah atau dimasak selalu disimpan dan ditutup a. Selalu b. Kadang c. Tidak ,6 19,6 9,8 Total Makanan dan minuman yang sudah diolah disimpan dalam wadah tertutup a. Selalu b. Kadang c. Tidak Total Apakah makanan seperti nasi selalu tertutup dengan baik? a. Ya b. Kadang Kadang c. Tidak Total Apakah wadah makanan yang akan digunakan selalu bersih? a. Selalu b. Kadang c. Tidak ,1 5,9 Total

66 51 Tabel 4.6 menunjukkan seluruh responden memiliki air minum dirumah selalu dimasak. Sebagian besar air minum yang sudah dimasak selalu disimpan dan ditutup sebanyak 68,8% responden. Seluruh responden yang makanan dan minumannya selalu diolah dan disimpan dalam wadah tertutup. Pada umumnya wadah makanan yang akan digunakan selalu bersih sebanyak 94,1% responden. Tabel 4.7 Distribusi Menurut Buang Air Besar Sembarangan dan Air Bersih di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Tahun 2017 No Unsur Pertanyaan Jumlah Persentase % 1 Tempat Buang Air Besar a. WC atau Jamban b. Sembarang Tempat ,0 51,0 Total Apakah Kepala Keluarga sering menyarankan BAB di WC atau Jamban? a. Selalu b. Kadang Kadang c. Tidak pernah ,6 23,5 56,9 Total Apakah bagi yang memiliki WC atau Jamban selalu menyediakan air bersih? a. Selalu b. Kadang Kadang c. Tidak pernah ,0 20,0 Total Berapa jarak pembuangan Tinja dengan persediaan air bersih? a. > 10 m b. 5 9 m c. 5 m ,5 50,9 21,6 Total Apakah setelah BAB dilakukan penyiraman dengan air yang banyak? a. Selalu b. Kadang Kadang c. Tidak ,7 46,1 23,2 Total Apakah mencuci tangan ketika kotor terutama

67 52 sehabis BAB? a. Selalu b. Kadang Kadang c. Jarang sekali , ,0 Total Apakah Bapak dan Ibu selalu mencuci tangan sebelum makan? a. Selalu b. Jarang c. Tidak pernah Total Apakah ketika tangan kotor Bapak atau Ibu mencucui tangan pakai sabun? a. Selalu b. Jarang c. Tidak pernah ,2 5,8 Total Apakah Bapak atau Ibu menyarankan anggota keluarga mencuci tangan dengan sabun selesai BAB? a. Selalu b. Kadang c. Tidak pernah ,8 41,2 Total Apakah Bapak atau Ibu selalu menyiram dengan air bersih yang banyak selesai BAB? a. Selalu b. Kadang c. Tidak ,4 19,6 51,0 Total Tabel 4.7. menunjukkan sebagian besar masyarakat yang buang air besar sembarangan sebanyak 51,0 % responden. Sebagian besar kepala keluarga tidak pernah menyarankan BAB di jamban sebanyak 56,9 % responden. Pada umumnya masyarakat yang memiliki jamban selalu menyediakan air bersih ketika buang air bersih sebanyak 80,0 % responden. Sebagian masyarakat yang jarak pembuangan tinja dengan persediaan air bersih yang berjarak 5 9 m sebanyak 50,9 % responden. Ada sebanyak 46,1 % responden masyarakat yang kadang kadang

68 53 setelah buang air besar melakukan penyiraman dengan air. Sebagian besar masyarakat yang kadang kadang mencuci tangan ketika kotor terutama selesai buang air besar sebanyak 58,8% responden. Seluruh responden yang selalu mencuci tangan sebelum makan. Sebagian besar masyarakat selalu menyarankan keluarga mencuci tangan pakai sabun ketika selesai buang air besar sebanyak 58,8 % responden. Sebagian besar masyarakat tidak selalu menyiram dengan air bersih selesai buang air besar sebanyak 51,0 % responden. Tabel 4.8 Distribusi Menurut Sampah dan Pembuangan Sampah di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Tahun 2017 No Unsur Pertanyaan Jumlah Persentase % 1 Apakah sampah rumah tangga perlu dikumpulkan dan diamankan? a. Sangat perlu b. Kurang perlu c. Tidak perlu ,4 21,6 Total Apakah sampah perlu dikumpulan pada satu tempat tertentu? a. Harus b. Kadang Kadang c. Tidak ,6 25,5 5,9 Total Apakah rumah dan pekarangan dibersihkan agar bersih dan rapi? a. Selalu b. Jarang ,2 9,8 2,0 c. Jarang sekali Total Apakah sampah yang sudah banyak terkumpul dapat ditanam atau dibakar? a. Selalu b. Jarang c. Tidak pernah ,6 29,4 2,0 Total Apakah Bapak atau Ibu memiliki tempat sampah tertentu?

69 54 a. memiliki b. Kadang Kadang c. Tidak pernah ,0 39,2 11,8 Total Tabel 4.8. menunjukkan sebagian besar sampah rumah tangga sangat perlu dikumpulkan dan diamankan sebanyak 78,4 % responden. Sebagian besar sampah harus dikumpulkan pada satu tempat tertentu sebanyak 68,6 % responden. Pada umumnya masyarakat selalu menyadari rumah dan pekarangan selalu dibersihkan agar bersih dan rapi sebanyak 88,2 % responden dan ada sebanyak masyarakat yang memiliki tempat sampah tertentu sebanyak 49,0 % responden. Tabel 4.9 Distribusi Menurut Limbah Cair Rumah Tangga di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Tahun 2017 No Unsur Pertanyaan Jumlah Persentase % 1 Pembuangan Limbah cair rumah tangga perlu dimiliki setiap rumah tangga a. Sangat perlu b. Kadang perlu c. Tidak perlu ,0 49,0 2,0 Total Limbah cair rumah tangga yang dibiarkan akan dapat mendatangkan bibit penyakit a. Benar sekali b. Benar c. Kadang ,1 5,9 2,0 Total Di rumah Bapak atau Ibu ada tempat penampungan saluran pembuangan air limbah dari kamar mandi, dapur, tempat mencuci? a. Ada b. Kadang ada c. Tidak ada ,8 39,2 2,0 Total Apakah saluran Limbah cair rumah tangga harus lancar dan bersih?

70 55 a. Lancar b. Kadang c. Tidak ,0 39,2 11,8 Total Apakah saluran limbah cair yang tidak memiliki saluran atau tergenang dapat mendatangkan penyakit? a. Sangat dapat b. Kadang Kadang c. Tidak dapat mendatagkan penyakit ,8 41,2 Tabel 4.9. menunjukkan ada sebanyak 49,0 % responden rumah tangga yang sangat perlu memiliki pembuangan limbah cair. Pada umumnya masyarakat yang menjawab benar sekali limbah cair rumah tangga yang di biarkan akan mendatangkan bibit penyakit sebanyak 92,1 % responden. Sebagian besar masyarakat yang memiliki tempat penampungan air limbah dari kamar mandi, dapur dan tempat mencuci sebanyak 58,8 % responden dan ada sebanyak 49,0 % responden yang memilik saluran limbah cair rumah tangga lancar dan bersih. Sebagian besar saluran limbah cair masyarakat yang tidak memiliki saluran atau tergenang sangat dapat mendatangkan penyakit sebesar 58,8 % responden. 4.3 Proses Hasil penelitian menunjukkan petugas Puskesmas yang melakukan Program STBM di desa Gunung Baringin memiliki latar belakang pendidikan S1 Kesehatan Lingkungan, juga diketahui bahwa kader pelaksana sanitasi total berbasis masyarakat di desa Gunung Baringin dengan latar belakang pendidikan SLTA, masa kerja juga memepengaruhi keterampilan petugas kesehatan dalam pelaksanaan program STBM tersebut, dengan masa kerja yang cukup lama, diharapkan petugas kesehatan terampil dan mampu dalam melaksanakan tugas

71 56 dengan masa kerja yang pendek. Petugas sudah terampil dan mampu dalam melaksanakan kegiatan. Tokoh masyarakat Petugas kesehatan dan kader atau tenaga kesehatan masyarakat program STBM sudah mendapatkan pelatihan yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Lawas. Pemantauan yang dilakukan antara lain petugas puskesmas turun langsung ke lapangan untuk memberikan penyuluhan tentang Program Stop Buang Air Besar Sembarangan (STBM) dan Program Penyediaan Air Bersih, tenaga kesehatan melakukan penyuluhan dibantu dengan bidan desa, tokoh masyarakat, dan peneliti. Tenaga kesehatan menerapkan pelatihan kepada masyarakat Desa Gunung Baringin, pelatihan STBM hanya dilakukan satu kali dalam satu bulan, sehingga masyarakat masih kurang memahami program tersebut. Jumlah tenaga kesehatan juga mempengaruhi kelancaran program STBM. Hasil penelitian diketahui bahwa dana pelaksanaan program STBM berasal dari Dinas Kesehatan, APBN, DAK dan Swadaya Masyarakat seperti informasi yang disampaikan oleh beberapa informan dan untuk kecukupannya sudah cukup. Sarana dan prasarana dari hasil penelitian menunjukkan sarana untuk pelaksanaan program STBM di desa Gunung Baringin sudah memadai karena alat dan bahan tesebut sudah disediakan langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Lawas, untuk mempromosikan tentang kesehatan khususnya mengenai STBM dan penyediaan air bersih dengan menggunakan leaflet, brosur dan penyuluhan. 4.4 Output Pengetahuan

72 57 Distribusi responden menurut tingkat pengetahuan tentang buang air besar sembarangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.10 Distribusi Menurut Pengetahuan Air Bersih dan Buang Air Besar Sembarangan di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Tahun 2017 No Unsur Pertanyaan Jumlah Persentase % 1 Tahukah Bapak air bersih untuk diminum tapi tidak dimasak dapat menyebabkan penyakit? a. Tahu b. Tidak tahu c. Tidak perduli ,3 9,8 5,9 Total Menurut Bapak dan Ibu apakah air bersih yang sudah dimasak untuk air minum perlu disediakan di rumah? a. Sangat perlu b. Kadang perlu c. Tidak perlu ,9 39,2 2,0 Total Menurut Bapak dan Ibu, apakah BAB sembarangan dapat mencemari lingkungan? a. Dapat b. Tidak dapat c. Tidak tahu ,4 9,8 11,8 Total Tahukah Bapak atau Ibu penyakit yang ditularkan melalui tinja? a. Bakteri b. Virus c. Parasit ,8 19,6 21,6 Total Menurut Bapak atau Ibu dimana tempat BAB yang tepat? a. Jamban atau Wc b. Dimana saja tetapi tidak dapat dilihat orang. c. Sembarang ,6 19,6 11,8 Total Menurut Bapak atau Ibu, apakah BAB sembarangan menularkan penyakit? a. Dapat b. Tidak dapat c. Tidak tahu ,4 11,8 9,8 Total

73 58 7 Tahukah Bapak atau Ibu, penyakit yang dapat ditularkan melalui tinja? a. Cacingan b. Diare c. Polio ,6 19,6 11,8 Total Cara memutus rantai penularan penyakit dari tinja : a. Pemutusan rantai penularan penyakit dengan penghentian BAB sembarangan dan mendirikan jambankeluarga, cuci tangan pakai sabun dan lainnya. b. Tidak bisa dilakukan pemutusan mata rantai penularan penyakit. c. Tidak tahu ,0 19,6 78,4 Total Apakah jarak jamban dengan sumber air Bapak atau Ibu lebih dari 10 m? a. Ya b. Kurang tahu c Tidak tahu ,0 39,2 11,8 Total Apakah Bapak atau Ibu tahu syaratsyarat jamban yang sehat? a. Ya b. Kurang tahu c. Tidak ,4 49,0 21,6 Total Tabel 4.10 menunjukkan pada umumnya masyarakat yang mengetahui air bersih untuk diminum tapi tidak dimasak dapat menyebabkan penyakit sebesar 84,3% responden. Sebagian besar air bersihnya yang sudah dimasak untuk air minum sangat perlu disediakan dirumah sebanyak 58,9% responden. Sebagian besar buang air besar sembarangan dapat mencemari lingkungan sebanyak 78,4 % responden. Sebagian besar mengetahui bakteri merupakan penyakit yang

74 59 ditularkan melalui tinja sebesar 58,8% responden. Sebagian besar jamban atau wc tempat dimana saja masyarakat buang air besar yang tepat sebanyak 68,6 % responden dan sebagian besar buang air besar sembarangan dapat menularkan penyakit sebanyak 78,4% responden. Sebagian besar penyakit yang dapat ditularkan melalui tinja adalah cacingan sebanyak 68,6 % responden. Sebagian besar masyarakat tidak tahu cara pemutusan mata rantai penularan penyakit dari tinja sebanyak 78,4% responden. Ada sebanyak 49,0 % responden jarak jamban dengan sumber air lebih dari 10 m menjawab ya. Ada sebanyak 49,0 % responden masyarakat yang kurang tahu syarat syarat jamban yang sehat Sikap Tabel 4.11 Distribusi Menurut Sikap Responden Tentang Penyediaan Air Bersih Dan Buang Air Besar Sembarangan di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabaupaten Padang Lawas Tahun 2017 No Unsur Pertanyaan Jumlah Persentase % 1 Setujukah Bapak dan Ibu air minum di rumah lebih baik dimasak terlebih dahulu? a. sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju ,4 21,6 Total Setujukah Bapak atau Ibu air minum yang dimasak harus bersih dan jernih? a. sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju ,8 41,2 Total Setujukah bapak atau ibu BAB sembarang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan? a. sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju ,0 49,0 2,0

75 60 e. Sangat tidak setuju Total Setujukah Bapak atau Ibu jarak penampungan tinja dengan sumber air minimal 10 meter? a. sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju ,0 49,0 2,0 Total Apakah Bapak atau Ibu tidak suka jika anggota keluarga BAB di tempat terbuka? a. sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju ,6 29,4 2,0 Total Apakah sangat perlu ditegur jika tetangga Bapak atau Ibu BAB dikebun atau dekat rumah? a. sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju ,8 39,2 2,0 Total Setujukah Bapak atau Ibu mendirikan jamban merupakan cara untuk memutus mata rantai penularan penyakit dari tinja? a. sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju ,2 1,8 Total Setujukah Bapak atau Ibu dengan anjuran memiliki jamban keluarga? a. sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju ,2 11,8

76 61 Total Setujukah Bapak atau Ibu tentang adanya PAMSIMAS di desa Bapak dan Ibu? a. sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju ,2 11,8 Total Bagaimana agar PAMSIMAS di desa Bapak dan Ibu berjalan dengan baik? a. Perlunya penyuluhan yang kontiniu b. Perlunya contoh bagi masyarakat c. Perlunya bantuan dana pemerintah d. Perlunya diberi sanksi e. Dibiarkan saja ,6 19,6 11,8 Total Tabel 4.11 menunjukkan sebagian besar masyarakat sangat setujuh bahwa air minum di rumah lebih baik dimasak terlebih dahulu sebanyak 78,4 % responden. Sebagian besar masyarakat setuju air minum yang dimasak harus bersih dan jernih sebanyak 58,8 % responden. Ada sebanyak 49,0 % responden masyarakat yang sangat setuju buang air besar sembarang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan ada sebanyak 49,0 % responden sangat setuju jarak penampungan tinja dengan sumber air minimal 10 meter dan sebagian besar sangat setuju jika anggota keluarga buang air besar di tempat yang terbuka sebanyak 68,6% responden. Sebagian besar masyarakat sangat setuju ditegur jika tetangga buang air besar dikebun atau dekat rumah sebanyak 58,8% responden dan pada umumnya sangat setuju bahwa mendirikan jamban merupakan cara untuk memutus rantai penularan penyakit dari tinja sebanyak 88,2 % responden. Pada umumnya sangat setuju adanya PAMSIMAS di desa sebanyak 88,2% responden

77 62 dan sebagian masyarakat perlu adanya penyuluhan yang kontiniu agar PAMSIMAS di desa berjalan dengan baik sebanya 68,6 % responden Tindakan Tabel 4.12 Distribusi Menurut Tindakan Responden Tentang Penyediaan Air Bersih dan Buang Besar Sembarangan di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Tahun 2017 No Unsur Pertanyaan Jumlah Persentase % 1 Apakah Bapak atau Ibu selalu menyediakan air minum di rumah? a. Ya b. Kadangkadang c. Tidak ,6 31,4 Total Apakah Bapak melarang anggota keluarga meminum air yang tidak dimasak? a. Ya b. Kadangkadang c.tidak ,4 21,6 Total Apakah bapak atau ibu melarang anggota keluarga yang BAB sembarangan? a. Ya b. Kadangkadang c. Tidak Total Apakah bapak atau ibu merasa tidak nyaman dan tidak tenang BAB di sembarang tempat? a. Ya b. Kadangkadang c. Nyaman ,1 5,9 Total Apakah ketika pada malam hari dan dalam keadaan sakit perut, BAB tidak boleh sembarang tempat? a. Ya b. Kadangkadang boleh c. Boleh ,4 21,6 Total Apakah Bapak atau Ibu membuang tinja anak bayi bapak atau ibu yang BAB sembarangan: a. Tidak b. Kadangkadang ,5 25,5

78 63 c. Ya Total Apakah bapak atau ibu menyarankan kepada anak, istri, suami dan keluarga untuk tidak BAB sembarangan : a. Ya b. Kadangkadang c. Tidak ,2 11,8 Total Apakah bapak atau ibu melarang tetangga yang BAB di sembarang tempat : a. Ya b. Kadangkadang c. Tidak ,3 15,7 Total Saat BAB apakah bapak atau ibu menggunakan air yang cukup : a. Ya b. Kadangkadang c. Tidak ,1 5,9 Total Setelah BAB Apakah bapak/ibu mencuci tangan pakai sabun : a. Ya b. Kadangkadang c. Tidak ,6 31,4 Total Tabel 4.12 menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat selalu menyediakan air minum dirumah sebanyak 68,6 % responden. Sebagian besar masyarakat sebesar 74,8 % responden selalu melarang anggota keluarga meminum air yang tidak dimasak. Seluruh responden melarang anggota keluarga yang buang air besar sembarangan dan pada umumnya masyarakat merasa tidak nyaman dan tenang buang air besar di sembarangan tempat sebesar 94,1% responden dan sebagian besar masyarakat menegaskan bahwa pada malam hari

79 64 dan dalam keadaan sakit perut buang air besar tidak boleh sembarang tempat sebanyak 78,4% responden. Sebagian besar masyarakat yang tidak membuang tinja anak bayi sembarangan sebanyak 74,5 % responden. Pada umumnya masyarakat selalu menyarankan kepada anak, istri, suami dan keluarga untuk tidak buang air besar sembarangan sebesar 88,2% responden dan pada umumnya sebanyak 84,3% responden selalu melarang tetangga yang buang air besar sembarangan serta sebanyak 94,1 % responden yang pada umumnya buang air besar selalu menggunakan air yang cukup.

80 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Input Karakteristik Responden Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil penelitian secara umum dapat dilihat dari responden umur yang paling banyak 4654 Tahun 43,0 % dan yang terkecil diatas 54 Tahun 3,90%. Pendidikan masyarakat yang paling banyak tamat SD 49,1% dan tamat S1 dan D3 sebanyak 3,90%. Jadi dapat diketahui pekerjaan paling banyak di desa Gunung Baringin adalah petani 39,1 %. Hasil kuisioner bahwa pendidikan formal di desa Gunung Baringin masih rendah, karena tingkat pendidikan bepengaruh terhadap pola pikir seseorang dalam kehidupan sosial yang berkaitan dengan pekerjaan. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka transformasi pengetahuan, teknologi dan budaya yang bersifat pembaharuan akan mudah dan cepat. Oleh karena itu pembangunan dibidang pendidikan sangat penting baik kualitas maupun kuantitasnya. Pekerjaan masyarakat desa Gunung Baringin umumnya adalah petani. Dapat diketahui penghasilan masyarakat desa Gunung Baringin umumnya Rp Rp Jumlah tanggungan yang terbanyak 3 5 orang 39,1%. Penelitian ini sebagian besar masyarakat berpenghasilan diatas UMR, tetapi kurangnya kesadaran masyarakat untuk pentingnya membangun jamban dan mengurangi 65

81 66 kebiasaan buang air besar sembarangan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari masyarakat yang kurang pengetahuan, sikap dan tindakan Penyediaan Air Bersih Sebagian besar masyarakat menyediakan air bersih sebanyak 58,8% dan sebagian besar memperoleh air bersih melalui sumur sebanyak 68,6%. Kualitas air bersihnya jernih pada umumnya sebanyak 88,2% dan ada sebanyak 49,1% masyarakat yang kadang kadang memiliki penampungan air bersih. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa kurang perlu adanya persediaan air bersih dirumah sebanyak 59,9 %. Berdasarkan hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa penyediaan air bersih dapat dikategorikan baik karena sebagian besar masyarakat Desa Gunung Baringin menggunakan program dari pemerintah yaitu air bersih yang disalurkan dari rumah Kepala Desa ke rumah masyarakat desa Gunung Baringin, namun program tersebut sempat tidak berjalan dengan baik disebabkan kurangnya ekonomi masyarakat dan kebiasaan masyarakat yang mengambil air bersih langsung dari sumbernya (sungai) Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan jumlah responden yang menjawab kuisioner diperoleh seanyak 48 orang memiliki jumlah skor (94,1%) responden dikategorikan baik dalam pengelolaan air minum dan makanan, karena pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan makanan dan minuman baik. Responden yang memiliki jumlah skor diatas 24 sebanyak 20 orang (39,2%) dikategorikan baik, dan memiliki jumlah skor sebanyak 14 orang (27,5%) yang dikategorikan kurang baik. Jumlah skor dibawah 17 sebanyak 17 orang

82 67 (33,3%) responden dikategorikan tidak baik, jadi dapat disimpulkan bahwa buang air besar kurang baik disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, sikap,dan tindakan masyarakat tentang pentingnya buang air besar di jamban dan dipengaruhi oleh sarana dan prasana yang kurang dari program pemerintah. Distribusi pengelolaan sampah rumah tangga dapat dilihat dari hasil penelitian responden yang memiliki jumlah skor sebanyak 35 orang (68,6%) dikategorikan baik dan memiliki jumlah skor 9 12 sebanyak 13 orang (25,5%) dikategorikan kurang baik. Jumlah skor dibawah 9 sebanyak 3 orang (5,9%) dikategorikan tidak baik, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga dapat dikatakan baik, karena sebagian besar masyarakat mengetahui tentang pengelolaan sampah rumah tangga yang baik karena kesadaran masyarakat untuk perilaku hidup bersih dan sehat. Distribusi pengelolaan limbah cair dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa responden memiliki jumlah skor diatas 12 sebanyak 28 orang (54,9%) responden dikategorikan baik dan memiliki jumlah skor 9 12 sebanyak 22 orang (43,1%) dikategorikan kurang baik. Jumlah skor dibawah 9 sebanyak 1 orang (2%) dikategorikan tidak baik, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan limbah cair desa Gunung Baringin dikatakan cukup baik, karena telah tersedianya tempat pembuangan limbah cair. 5.2 Proses Desa Gunung Baringin merupakan salah satu desa yang terletak di Kabupaten Padang Lawas. Merupakan salah satu desa yang mendapatkan program STBM dari Dinas Kesahatan dan Pemerintah Daerah. Jumlah tenaga puskesmas yang ikut

83 68 dalam pelaksanaan program STBM tidak hanya petugas kesling, melainkan petugas promkes dan bidan desa yang ikut dilibatkan dalam program. Bidan desa Gunung Baringin tidak memberikan pelayanan kesehatan tetap di desa Gunung Baringin. Suatu program akan berjalan atau berhasil bila ada dukungan dana yang cukup untuk pelaksanaan suatu program dengan demikian. Dana yang ada harus cukup dan jika dana tidak mencukupi maka harus mencari pemecahan masalah. Seharusnya desa memiliki alokasi dana sendiri. Namun dana pelaksanaan program STBM lebih dominan berasal dari Dinas Kesehatan dan APBN sehingga untuk pelaksanaan program sering tidak berjalan karena hanya mengandalkan dana yang tersedia saja. Dana yang disediakan oleh Dinas Kesehatan dan APBN untuk pembangunan atau pelaksanaan program STBM memang sudah mencukupi namun dalam pelaksanaan atau pemanfaatan di desa terdapat kesenjangan antara pendapat dan fakta, tidak semua masyarakat dapat merasakan manfaat dari STBM tersebut. Sarana dan prasarana sudah memadai karena alat dan bahan tesebut sudah disediakan langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Lawas, untuk mempromosikan tentang kesehatan khususnya mengenai STBM dan penyediaan air bersih dengan menggunakan leaflet, brosur dan penyuluhan. Kendaraan operasional khususnya untuk sanitasi seperti yang disampaikan informan bahwa petugas kesehatan puskesmas Binanga di desa Gunung Baringin tidak memiliki kendaraan operasional khusus namun puskesmas mempunyai kendaraan operasioanal yang bisa digunakan untuk petugas sebagai transportasi untuk melakukan kegiatan di desa.

84 69 Sarana dan prasaran sangat penting dan mendukung untuk keberhasilan dan kelancaran suatu program khusunya program sanitasi total berbasis masyarakat untuk memicu kesadaran masysarakat agar tidak ada lagi masyarakat yang buang air besar sembarangan. Pemberian leaflet, pemasangan brosur dan pembuatan video juga di anggap sangat penting di bagikan kepada masyarakat pada saat ada pertemuan seperti penyuluhan, posyandu, PKK agar masyarakat sendiri menyadari bahwa pentingnya program STBM khususnya pilar pertama Stop BABS dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri. Perencanaan dari hasil kuisioner menunjukkan bahwa petugas ikut serta dalam perencanaan pelaksanaan program STBM dan petugas membuat perencanaan bentuk kegiatan awal sebelum melakukan kegiatan. Kegiatan perencanaan sangat penting, perencanaan meliputi kegiatan untuk menyusun usulan, mengajukan pendapat, dan menyusun kegiatan pelaksanaan, untuk menjelaskan apa saja rencana kegiatan. Pada umumya masyarakat yang berada di pinggir sungai Gunung Baringin buang air besarnya di sungai dan masih menggunakan air sungai untuk mandi. 5.3 Output Pengetahuan Responden Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan responden yang memiliki skor diatas 24 sebanyak 29 orang (56,9%) dikategorikan baik dan memiliki skor17 24 sebanyak 18 orang (35,3%) dikategorikan sedang. Jumlah skor dibawah 17 sebanyak 5 orang (9,8%) dikategorikan buruk, jadi dapat disimpulkan bahwa

85 70 pengetahuan masyarakat tentang air bersih dan buang air besar sembarangan dikategorikan sedang. Tingkat pendidikan responden yang masih rendah sangat berpengaruh dengan pola berpikir masyarakat terhadap suatu hal yang terbatas, termasuk juga cara berpikir tentang kebiasaan buang air besar sembarangan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior ). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting) dan sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Sutedjo, 2003). Terdapatnya perbedaan pengetahuan pada dua desa tersebut juga dipengaruhi oleh adanya gerakan STBM pada Desa Gunung Baringin sehingga membuat responden menjadi tahu pentingnya untuk tidak buang air besar sembarangan dan dampak yang akan ditimbulkan dari aktivitas tersebut. Karena berawal dari merubah perilaku BAB sembarangan maka kegiatan sanitasi dasar lainnya dapat dilaksanakan (Depkes RI, 2008) Sesuai dengan Dirjen PPM & PLP (1999) salah satu cara untuk mengatasi rendahnya penggunaan jamban dengan identifikasi sedini mungkin baik yang dilakukan oleh penyuluh kesehatan mengunjungi rumah secara khusus maupun dilakukan secara pasif melalui pembinaan di tempat tertentu Sikap Responden Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan responden memiliki jumlah skor diatas 37 sebanyak 50 orang (98,0%) dikategorikan baik dan yang memiliki

86 71 jumlah skor satu orang (2%) dikategorikan sedang. Tidak ada yang memiliki jumlah skor dibawah 17 yang dikategorikan buruk, dapat disimpulkan bahwa sikap masyarakat tentang air bersih dan buang air sembarangan sudah baik. Masyarakat bersikap positif atau baik bahwa air minum harus berasal dari air bersih dan jernih, tetapi harus dimasak sebelum diminum. Kepala keluarga dan masyarakat setuju ketika program dari puskesmas desa Gunung Baringin berjalan dengan lancar terutama penyuluhan tentang buang air besar sembarangan yang dilakukan setiap bulan dan masyarakat mau melakukan buang air besar di jamban yang telah disediakan pemerintah walaupun sempat tidak berjalan dengan baik fasilitas dari pemerintah, tetapi program tersebut berjalan dengan baik setelah saya melakukan penelitian dan dibantu oleh petugas puskesmas desa Gunung Baringin. Masyarakat desa Gunung Baringin sadar untuk melakukan buang air besar dijamban untuk mengubah kebiasaan dan sikap masyarakat. Secara umum sikap dapat diartikan sebagai predisposisi (keadaan terpengaruh) untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan di lingkungan yang dapat menilai atau membimbing tingkah laku seseorang. Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu (Sutedjo, 2003) Tindakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada responden yang memiliki jumlah skor diatas 37 dikategorikan baik dan yang memiliki jumlah skor hanya sebanyak 47 orang (92,2%) dikategorikan sedang, dan 4 orang yang

87 72 memiliki jumlah skor dibawah 24 (7,8%) dikategorikan buruk, dapat disimpulkan bahwa tindakan masyarakat dalam air bersih dan air minum serta buang air besar sembarangan masih sedang tidak baik dan tidak buruk. Karena untuk terwujudnya sikap menjadi suatu tindakan diperlukan suatu faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan sesorang dapat menerapkan apa yang mereka ketahui. Artinya pengetahun atau sikap yang baik belum tentu terwujud dalam tindakan yang baik pula (Sutedjo, 2003). 5.4 Hambatan Yang Ditemukan Berdasarkan dari hasil penelitian di desa Gunung Baringin dan staf pegawai Puskesmas Binanga 05 Januari 2018 ada beberapa hambatan yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan dalam pelaksanaan STBM yang berasal dari masyarakat dan kondisi lingkungan desa Gunung Baringin. Hambatan yang dialami berupa hambatan yang berasal dari individu yaitu : 1. Adanya Masyarakat Yang Tidak Mau Menerima Perubahan Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang sudah merasa nyaman dengan kebiasaan yang dilakukan selama ini seperti buang air besar sembarangan di sungai, ladang dan parit. Sehingga beberapa masyarakat tidak merasa terganggu karena hal tersebut sudah menjadi nilai yang mereka jalankan di lingkungan masyarakat. Selain itu beberapa masyarakat yang memiliki empang menganggap bila buang air besar sembarangan di empang dapat memberikan keuntungan bagi ikan yang mereka pelihara. 2. Menurut Masyarakat Air Sulit Dijangkau

88 73 Keterdsediaan air menjadi masalah di Desa Gunung Baringin karena ketika masyarakat buang air besar di jamban mereka merasa bahwa kurangnya air di jamban. Jadi ini menjadikan salah satu alasan masyarakat tidak mau buang air besar pada jamban sedangkan di sungai banyak tersedia air. 3. Adanya Masyarakat Yang Masih Mengharapkan Bantuan Masyarakat menganggap bahwa perubahan yang dilakukan membutuhkan dan mereka merupakan masyarakat yang sebagian besar adalah masyarakat yang memiliki pendapatan ekonomi menengah kebawah. Penghasilan yang tinggi anggota keluarga untuk memeperoleh yang lebih baik seperti kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Demikian sebaliknya jika pendapatan rendah maka akan terdapat hambatan dalam pemenuhan kebutuhan seharihari. Keadaan ekonomi memegang peranan penting dalam meningkatkan status kesehatan keluarga. 4. Pola Pikir Masyarakat Yang Lamban Berubah Tidak semua masyarakat dapat menangkap langsung dan aktif dalam menerima perubahan. Ketika masyarakat sudah mendapatkan pengetahuan kesehatan tidak baik buang air besar sembarangan tetapi sangat lamban untuk bergerak kearah perubahan yang lebih baik, serta adanya masyarakat yang malas untuk membuat jamban.

89 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Input Sarana dan prasarana untuk pelakasanaan program penyediaan air bersih dan sanitasi total berbasis masyarakat pada pilar pertama stop buang air besar sembarangan telah mencukupi namun tenaga kesehatan tidak memiliki kendaraan khusus sehingga dalam pelaksanaannya belum optimal. 2. Proses Masyarakat desa Gunung Baringin ikut serta dalam perencanaan dan pelaksanaan program penyediaan air bersih dan sanitasi total berbasis masyarakat pada pilar pertama stop buang air besar sembarangan sudah berjalan didampingi oleh tenaga kesehatan. 3. Output Pelaksanaan program penyediaan air bersih dan sanitasi total berbasis masyarakat pada pilar pertama stop buang air besar sembarangan di Desa Gunung Baringin Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Tahun 2017 belum mencapai target karena masih banyaknya yang masih buang air besar sembarangan di sungai dan tidak memiliki jamban. 74

90 Saran Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas maka dapat diberikan berupa saran kepada : 1. Kepada Masyarakat Desa Gunung Baringin Agar masyarakat berusaha membangun jamban di setiap rumah atau mempergunakan fasilitas yang telah disediakan dari Pemerintah Daerah seperti jamban umum atau wc umum agar tidak terjadinya penyakit melalui dari tinja. Disarankan kepada setiap kepala keluarga agar menganjurkan anggota keluarga buang air besar pada tempatnya, dan melarang tetangga buang air besar sembarangan di dekat rumah dan di sembarang tempat. 2. Kepada Petugas Kesehatan dan Kader Kesehatan Desa Gunung Baringin 1. Agar terus mengadakan upaya dan usaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang buang air besar sembarangan, memberi dukungan pada masyarakat untuk merubah perilaku. 2. Melakukan sosialisasi yang lebih intensif kerumahrumah masyarakat serta memantau secara rutin setiap perkembangan perilaku masyarakat. 3. Memberi laporan kepada Dinas kesehatan kendala yang dihadapi pada masyarakat dan berusaha mencari penyelesaiannya. 3. Kepada Dinas Kesehatan Kapubaten Padang Lawas 1. Disarankan agar terus menjalankan gerakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

91 76 2. Mengingatkan kepada petugas kesehatan dan kader kesehatan untuk terus memantau perkembangan masyarakat 3. Membantu petugas kesehatan dalam memberi dukungan dan motivasi masyarakat agar tetap mengetahui dan menyadari perlunya kesehatan secara menyeluruh.

92 DAFTAR PUSTAKA Azwar A, Pengantar Kesehatan Lingkungan. PT. Mutiara sumber. Widya, Jakarta. Chandra, B Pengantar Kesehatan Lingkungan.EGC.Jakarta. Dinkes, PADANG LAWAS, Profil Dinas kesehatan Padang Lawas. Depkes RI Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Jakarta. Dinkes, SUMUT, Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. East Asia and the Pacific (WSPEAP) Water and Sanitation Program Informasi Pilihan Jamban Sehat. Jakarta. World Bank Office. Evaluasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyakat Menuju Desa ODF di kelurahan Dawuhan Kecamatan Dawuhan Kabupaten Situbondo. [Skripsi]. FKM UNAIR. Diakses tanggal 5 Mei 2016 di Kar, K and R. Chambers Kemenkes RI Buku Saku Verifikasi STBM.Jakarta Kemenkes RI Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Jakarta. Kemenkes, RI, Profil Kesehatan Indonesia Notoatmodjo, S., Metodologi Penelitian Kesehatan.Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmodjo, S., Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta PAMSIMAS SC. Buku Saku Fasilitator. Jakarta: Sekretariat CPMU PAMSIMAS PAMSIMAS SC. Langkahlangkah Pemicuan CLTS Di Komunitas.Jakarta:Sekretariat CPMU PAMSIMAS PAMSIMAS SC. Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat DalamProgram PASIMAS. Jakarta: Sekretariat CPMU PAMSIMAS 2008 Puskesmas Desa Gunung Baringin.. Profil Puskesmas Gunung Baringin.Tahun 2016 In: Puskesmas,editor.Gunung Baringin : Puskesmas Gunung Baringan

93 78 Soeparman dan Suparmin, Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta. Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung., Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Alfabeta. Bandung,2012.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.Cetakan kesepuluh Alfabeta.Bandung Sutedjo Analisis Perilaku Masyarakat Dalam Penggunaan Jamban Keluarga Pada Dua Desa di Kabupaten Rembang. FKM UNDIP. Sutrisno Totok.C Teknologi Penyediaan Ar Bersih, Penerbit.Rineka Ciptra. Jakarta, 2010, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Penerbit Rineka Cipta.Jakarta. Suyono & Hariyanto Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep DasarRemaja Rosdakarya.Bandung. Wijaya, Tony, 2011, Cepat Menguasai SPSS untuk olah & Interpretasi Data, Cahaya Atma, Yogyakarta Yoga, Tjandra Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator di Indonesia.Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136 Lampiran 2. Kuisioner Penelitian ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT ( STBM ) PADA PILAR PERTAMA STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI DESA GUNUNG BARINGAN KECAMATAN BARUMUN TENGAH KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2017 Nomor Responden... I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan terakhir : a.tidak tamat SD b.sd d. SMA e. Akademi atau Perguruan Tinggi c. SMP 4. Pekerjaan : a.petani e. Pegawai Negeri Sipil b. Pedagang f. Lain lain, sebutkan... c. Buruh d. Pegawai Swasta 5. Penghasilan keluarga : a. < Rp / Bulan b Rp c. Rp >

137 6. Jumlah anggota keluarga a. 1 2 orang b. 3 5 orang c. 5 orang II. Penyediaan Air Bersih 1. Apakah Bapak dan Ibu selalu memiliki air bersih? a. Memiliki b. Kadang c. Tidak 2. Apakah sumber air bersih yang Bapak dan Ibu gunakan? a. PAM (Perusahaan Air Minum) b. Sumur c. Air sungai 3. Apakah kualitas air bersih Bapak dan Ibu jernih? a. Jernih c. Tidak Jernih 4. Apakah tempat penampungan dan pengumpulan air bersih dalam keluarga selalu ada? a. Ada b. Kadang kadang c. Tidak ada 5. Menurut Bapak dan Ibu apakah air bersih selalu tersedia di rumah? a. Sangat perlu b. Kurang perlu c. Tidak perlu

138 III. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 1. Apakah anggota keluarga selalu buang air besar di jamban? a. Selalu b. Kadang kadang c. Tidak 2. Bagaimana tempat pembuangan tinja Bapak dan Ibu? a. Septik tank b. Cemplung c. Sembarang tempat 3. Apakah jamban Bapak dan Ibu selalu tersedia air bersih? a. Selalu b. Kadang kadang c. Tidak 4. Berapa jarak pembuangan tinja dengan air bersih Bapak dan Ibu? a. 10 m b m c. 5 m 5. Apakah Bapak dan Ibu setelah buang air besar melakukan penyiraman dengan air yang banyak? a. Selalu b. Kadang kadang c. Tidak 6. Apakah Bapak atau Ibu selalu mencuci tangan dengan air bersih? a. Selalu b. Kadang kadang c. Tidak 7. Apakah Bapak dan Ibu selalu mencui tangan sebelum makan? a. Selalu b. Jarang c. Tidak pernah 8. Apabila tangan kotor apakah Bapak atau Ibu d mencucui tangan pakai sabun? a. Selalu b. Jarang c. Tidak pernah 9. Apakah Bapak atau Ibu mencuci tangan pakai sabun selesai buang air besar? a. Selalu b. Jarang c. Tidak 10. Apakah Bapak atau Ibu dselalu menyiram dengan air bersih setelah buang air besar a. Selalu b. Kadang c. Tidak

139 11. Apakah air bersih yang dipakai untuk air minum di rumah selalu dimasak? a. Dimasak b. Kadang kadang c. Tidak 12. Apakah air yang sudah diolah dimasak dan disimpan di tempat tertutup? a. Selalu b. Kadang kadang c. Tidak 13. Apakah makanan dan minuman yang sudah diolah disimpan dalam wadah tertutup? a. Selalu b. Kadang kadang c. Tidak 14. Apakah makanan seperti nasi selalu tertutup dengan baik? a. Ya b. Kadang kadang c. Tidak 15. Apakah wadah makanan yang akan digunakan selalu bersih? a. Ya b. Tidak 16. Apakah sampah rumah tangga dikumpulkan atau dibuang? a. Sangat perlu b. Tidak perlu 17. Apakah sampah perlu dikumpulan pada satu tempat tertentu? a. Harus b. Kadang kadang c. Tidak 18. Apakah rumah dan pekarangan dibersihkan agar bersih dan rapi? a. Selalu b. Jarang sekali 19. Apakah sampah yang sudah banyak terkumpul dapat ditanam atau dibakar? a. Selalu b. Jarang c. Tidak pernah 20. Apakah Bapak dan Ibu memiliki tempat sampah tertentu? a. Memiliki b. Kadang kadang c. Tidak 21. Apakah limbah cair rumah tangga perlu dimiliki setiap rumah tangga? a. Sangat perlu b. Tidak perlu 22. Apakah limbah cair rumah tangga harus diamankan dan tidak boleh dibiarkan? tergenang

140 a. Harus diamankan b. Tidak diamankan/tergenang 23. Apakah ada tempat penampungan saluran pembuangan air limbah dari kamar mandi, dapur dan tempat cuci piring? a. Ada b. Tidak ada 24. Apakah saluran limbah cair rumah tangga harus lancar dan bersih? a. Lancar b Tidak 25. Saluran limbah cair yang tidak memiliki saluran/tergenang dapat mendatangkan penyakit a. Sangat dapat b. Kadfang c. Tidak dapat mendatagkan penyakit. IV. Implementasi Masyarakat Tentang Air Bersih dan BAB A. Pengetahuan 1. Tahukah Bapak bahwa air Bersih untuk diminum tapi tidak dimasak dapat menyebabkan penyakit? a. Tahu b. Tidak tahu c. Tidak perduli 2. Menurut Bapak apakah air bersih yang sudah dimasak untuk air minum perlu disediakan di rumah? a. Sangat perlu b. Kadang perlu c. Tidak perlu 3. Menurut bapak dan ibu, apakah BAB sembarangan dapat mencemari lingkungan? a. Dapat b. Tidak dapat c. Tidak tahu 4. Tahukah bapak dan ibu penyakit yang ditularkan melalui tinja disebabkan oleh apa? a. Bakteri b. Virus c. Parasit 5. Menurut bapak dan ibu dimana tempat BAB yang tepat? a. Jamban b. Sembarang tempat 6. Menurut bapak dan ibu, apakah BAB sembarangan menularkan penyakit? a. Dapat b. Tidak dapat

141 7. Tahukah Bapak dan ibu, penyakit yang dapat ditularkan melalui tinja? a. Cacingan b. Diare c. Polio 8. Tahukah bapak dan ibu cara memutus rantai penularan penyakit dari tinja? a. Pemutusan rantai penularan penyakit dengan penghentian BAB sembarangan dan mendirikan jambankeluarga, cuci tangan pakai sabun dan lainnya. b. Tidak bisa dilakukan pemutusan mata rantai penularan penyakit. c. Tidak tahu 9. Apakah jarak jamban dengan sumber air bapak dan ibu lebih dari 10 m? a. Ya b. Kurang tahu c Tidak tahu 10. Apakah bapak dan ibu tahu syaratsyarat jamban yang sehat? a. Ya b. Kurang tahu c. Tidak B. Sikap 1. Setujukah bapakdan ibu air minum di rumah lebih baik dimasak terlebih dahulu? a. Setuju b. Kurang setuu c. Tidak setuju 2. Setujukah bapak dan ibu air minum yang dimasak harus bersih dan jernih? a. Setuju b. Kurang setuju c. Tidak Setuju 3. Setujukah bapak dan ibu BAB sembarang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan? a. Setuju b. Kurang setuju c. Tidak Setuju 4. Setujukah bapak dan ibu jarak penampungan tinja dengan sumber air minimal 10 meter? a. Setuju b. Kurang setuju

142 c. Tidak Setuju 5. Bapak dan ibu tidak suka jika anggota keluarga BAB di tempat terbuka? a. Setuju b. Kurang setuju c. Tidak Setuju 6. Apakah perlu ditegur jika tetangga bapak dan ibu BAB dikebun atau dekat rumah bapak? a. setuju b. Kurang setuju c. Tidak Setuju 7. Setujukah bapak dan ibu, bahwa mendirikan jamban merupakan cara untuk memutus rantai penularan penyakit dari tinja? a. Setuju b. Kurang setuju c. Tidak Setuju 8. Setujukah bapak dan ibu dengan anjuran memiliki jamban keluarga? a. Setuju b. Kurang setuju c. Setuju 9. Setujukah bapak dan ibu tentang adanya PAMSIMAS di desa? a. Setuju b. Kurag setuju c. Tidak Setuju 10. Bagaimana agar PAMSIMAS di desa bapak dan ibu berjalan dengan baik? a. Diperlukan kesadaran masyarakat b. Perlunya diberi dana kepada masyarakat c. Dibiarkan saja C. Tindakan 1. Bapak dan ibu selalu menyediakan air minum di rumah? a. Ya b. Kadangkadang c. Tidak 2. Bapak dan ibu melarang anggota keluarga meminum air yang tidak dimasak? a. Ya b. Kadangkadang c.tidak 3. Apakah bapak dan ibu melarang anggota keluarga yang BAB sembarangan? a. Ya b. Kadangkadang

143 c. Tidak 4. Bapak dan ibu merasa tidak nyaman dan tenang BAB di sembarang tempat? a. Nyaman b. Kadangkadang c. Tidak 5. Meskipun pada malam hari dan dalam keadaan sakit perut, BAB tidak boleh sembarang tempat? a. Boleh b. Kadangkadang c. Tidak 6. Apakah bapak dan ibu membuang tinja anak bayi yang buang air besar sembarangan? a. Ya b. Kadangkadang c. Tidak 7. Apakah bapak dan ibu menyarankan kepada keluarga untuk tidak BAB sembarangan? a. Ya b. Kadangkadang c. Tidak 8. Apakah bapak dan ibu melarang tetangga yang BAB di sembarang tempat? a. Ya b. Kadangkadang c. Tidak 9. Saat BAB, apakah bapa dan ibu menggunakan air yang cukup? a. Ya b. Kadangkadang c. Tidak 10. Setelah BAB Apakah yang bapak dan ibu mencuci tangan pakai sabun? a. Ya b. Kadangkadang c. Tidak

144 Wawancara Terhadap Petugas Kesehatan Pelaksanaan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Pada Pilar Pertama Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Dan Program Penyediaan Air Bersih Di Desa Gunung Baringin Tahun Apakah dalam program Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Dan Program Penyediaan Air Bersih anda sudah beekrja sama dengan para kader Desa Gunung Baringin? 2. Kapan saja dilakukan pemantauan program Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Dan Program Penyediaan Air Bersih oleh tenaga kesehatan? 3. Apa saja sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Dan Program Penyediaan Air Bersih? 4. Apakah para petugas mendapatkan pelatihan untuk pelaksanaan program Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Dan Program Penyediaan Air Bersih? 5. Apa saja hambatan yang dihadapi selama pelaksanaan program Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Dan Program Penyediaan Air Bersih?

145 Lampiran 3. Master Data 1. Karakteristik Responden No Responde n Kode Sampel Karakteristik Sampel atau Responden Jumlah Skor U PT P PK JT 1 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U P W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH

146 35 AI AJ AK AL AM AN AO AP AQ AR AS AT AU AV AW AX AY

147 2. Penyediaan Air Bersih No Kode Skor Jawaban Dari Pertanyaan Jumlah Responden Sampel Skor 1 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U P W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK

148 38 AL AM AN AO AP AQ AR AS AT AU AV AW AX AY Keterangan : Skor 3 Jawaban a Skor 2 Jawaban b Skor 1 Jawaban c

149 3. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat a. Tentang Air Minum dan Makanan No Kode Skor Jawaban Dari Pertanyaan Jumlah Responden Sampel Skor 1 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U P W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI

150 36 AJ AK AL AM AN AO AP AQ AR AS AT AU AV AW AX AY Keterangan : Skor 3 Jawaban a Skor 2 Jawaban b Skor 1 Jawaban c

151 b. Tentang Buang Air Besar Sembarangan No Kode Skor Jawaban Dari Pertanyaan Jumlah Responden Sampel Skor 1 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U P W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO

152 42 AP AQ AR AS AT AU AV AW AX AY Keterangan : Skor 3 Jawaban a Skor 2 Jawaban b Skor 1 Jawaban c tidak memiliki WC atau Jamban

153 c. Tentang Sampah No Kode Skor Jawaban Dari Pertanyaan Jumlah Responden Sampel Skor 1 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U P W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK

154 38 AL AM AN AO AP AQ AR AS AT AU AV AW AX AY Keterangan : Skor 3 Jawaban a Skor 2 Jawaban b Skor 1 Jawaban c

155 d. Tentang Limbah Cair Rumah Tangga No Kode Skor Jawaban Dari Pertanyaan Jumlah Responden Sampel Skor 1 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U P W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK

156 38 AL AM AN AO AP AQ AR AS AT AU AV AW AX AY Keterangan : Skor 5 Jawaban a Skor 2 Jawaban b Skor 1 Jawaban c

157 4. Program Implementasi Penyediaan Air Bersih dan Buang Air Besar Sembarangan No Respon den a. Pengetahuan Kode Sampel Skor Jawaban Dari Pertanyaan Jumlah Skor 1 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U P W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK

158 38 AL AM AN AO AP AQ AR AS AT AU AV Aw AX AY Keterangan : Skor 3 Jawaban a Skor 2 Jawaban b Skor 1 Jawaban c

159 b. Sikap No Kode Skor Jawaban Dari Pertanyaan Jumlah Responden Sampel Skor 1 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U P W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN

160 41 AO AP AQ AR AS AT AU AV AW AX AY Keterangan : Skor 5 Jawaban Sangat setuju Skor 4 Jawaban Setuju Skor 5 Jawaban Kurang setuju Skor 4 Jawaban Tidak setuju Skor 1 Jawaban Sangat tidak setuju

161 c. Tindakan No Kode Skor Jawaban Dari Pertanyaan Jumlah Responden Sampel Skor 1 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U P W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO

162 44 AP AQ AR AS AT AU AV AW AX AY Keterangan : Skor 5 Jawaban Sangat setuju Skor 4 Jawaban Setuju Skor 5 Jawaban Kurang setuju Skor 4 Jawaban Tidak setuju Skor 1 Jawaban Sangat tidak setuju

163 Lampiran 4. Kategori Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Frequencies Notes Output Created 24Jan :05:28 Comments Input Data E:\SKRIPSI\STIKES\2017\Erma REvisi\Lampiran 4. Jumlah Skor tentang STBM.sav Active Dataset DataSet0 Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working 51 Data File Missing Value Handling Definition of Missing Userdefined missing values are treated as missing. Cases Used Statistics are based on all cases with valid data. Syntax FREQUENCIES VARIABLES=X1 X2 X3 X4 /ORDER=ANALYSIS. Resources Processor Time 00:00: Elapsed Time 00:00: [DataSet0] E:\SKRIPSI\STIKES\2017\Erma REvisi\Lampiran 4. Jumlah Skor tentang STBM.sav Air Minum dan Makanan Statistics BAB Penanganan Sampah Limbah Cair Rumah Tangga N Valid Missing

164 Frequency Table Air Minum dan Makanan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Frequency BAB Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total

165 Frequency Penanganan Sampah Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Limbah Cair Dan Rumah Tangga Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total

166 Kategori Implelentasi Frequencies Notes Output Created 24Jan :15:40 Comments Input Data E:\SKRIPSI\STIKES\2017\Erma REvisi\Lampiran 5. Jlh Skor Ttg Implementasi.sav Active Dataset DataSet0 Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working 51 Data File Missing Value Handling Definition of Missing Userdefined missing values are treated as missing. Cases Used Statistics are based on all cases with valid data. Syntax FREQUENCIES VARIABLES=X1 X2 X3 /ORDER=ANALYSIS. Resources Processor Time 00:00: Elapsed Time 00:00: [DataSet0] E:\SKRIPSI\STIKES\2017\Erma REvisi\Lampiran 5. Jlh Skor Ttg Implementasi.sav Statistics Pengetahuan Sikap Tindakan N Valid Missing 0 0 0

167 Frequency Table Frequency Pengetahuan Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Frequency Sikap Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total

168 Frequency Tindakan Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total

169 Lampiran 5. Dokumentasi Gambar Lampiran 1. Mengisi Kuisioner di Desa Gunung Baringin Gambar Lampiran 2. Air Bersih di Salah Satu Rumah Warga Desa Gunung Baringin

170 Gambar Lampiran 3. Puskesmas Binanga Kecamatan Barumun Tengah Gambar Lampiran 4. Kamar Mandi Umum Di Desa Gunung Baringin

171 Gambar Lampiran 5. Jamban Secara Umum Untuk Masyarakat Gunung Baringin Gambar Lampiran 6. Sungai di Desa Gunung Gunung Baringin

172 Gambar Lampiran 7. Sungai di Desa Gunung Baringin Gambar Lampiran 8. Salah Satu Warga yang Memiliki Jamban dan Air Bersih di Desa Gunung Baringin

173 Gambar Lampiran 9. Salah Satu Air Bersih di Rumah Masyarakat di Desa Gunung Baringin Gambar Lampiran 10. Foto Bersama Masyarakat Gunung Baringin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jamban Jamban keluarga adalah suatu bangunan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

: RIO BATARADA HASIBUAN NIM.

: RIO BATARADA HASIBUAN NIM. PERILAKU MASYARAKAT TENTANG BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN PADA DESA YANG DIBERI DAN TIDAK DIBERI INTERVENSI GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN GUMAI TALANG KABUPATEN LAHAT PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang

Lebih terperinci

OLEH SETRIANI SARAGIH NIM.

OLEH SETRIANI SARAGIH NIM. 1 ANALISIS PERILAKU MASYARAKAT TENTANG BUANG AIR BESAR PADA KELUARGA YANG DIBERI DAN TIDAK DIBERI INTERVENSI GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KELURAHAN/DESA MEREK RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program pembangunan sanitasi pedesaan. Dari beberapa studi evaluasi terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program pembangunan sanitasi pedesaan. Dari beberapa studi evaluasi terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Sanitasi total berbasis masyarakat dilatar belakangi adanya kegagalan dalam program pembangunan sanitasi pedesaan. Dari beberapa studi

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Salah satu upaya. program nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Salah satu upaya. program nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara langsung maupun tidak langsung oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara langsung maupun tidak langsung oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku 2.1.1. Batasan Perilaku Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang mempunyai cakupan luas antara lain: berbicara,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah.

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah. Lampiran 1 Lembar Observasi Penelitian Gambaran Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias Sumatera UtaraTahun 2014 Nama : Umur : Jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia.Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan (WHO, 1948)

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan (WHO, 1948) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan Pembangunan kesehatan pada dasarnya dilaksanakan oleh semua komponen bangsa indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan derajat kesehatan dapat terwujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan akan zat-zat gizi dan penggunaannya dalam tubuh. Status gizi dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) Direktorat Penyehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI 2013 Tangga

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.193, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Sanitasi. Berbasis Masyarakat. Total. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

Lebih terperinci

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Didukung oleh: Kata Pengantar Sanitasi Sekolah menjadi salah satu indikator dalam Sustainable Development Goals atau

Lebih terperinci

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang terutama di Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit diare bersifat endemis

Lebih terperinci

VERIFIKASI ODF Di Komunitas

VERIFIKASI ODF Di Komunitas Monitoring & Evaluasi VERIFIKASI ODF Di Komunitas STBM/TSSM The World Bank Group Hubungi: Bagian yang menangani sanitasi perdesaan di setiap kantor Dinkes kabupaten setempat atau Kantor Dinkes Propinsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan menerapkan model CLTS (Community Led Total Sanitation). Pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan menerapkan model CLTS (Community Led Total Sanitation). Pendekatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 2.1.1 Sejarah STBM STBM merupakan adopsi dari keberhasilan pembangunan sanitasi total dengan menerapkan model CLTS (Community Led Total Sanitation).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah kesehatan tersebut. diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 17.05).

BAB I PENDAHULUAN. segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah kesehatan tersebut. diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 17.05). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat, yang saling berkaitan dengan masalahmasalah lain di

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI

PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI Improved Latrine/Jamban Layak sesuai dengan MDG termasuk WC siram/leher angsa yang tersambung ke pipa pembuangan limbah (sewer), - septic tank, atau lubang, WC cubluk dengan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 44 2014 SERI : E BEKAPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN 22010 TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa tantangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang saat ini masih mengahadapi masalah sanitasi dan perilaku untuk hidup bersih dan sehat. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah

Lebih terperinci

Pedoman Pelaksanaan Pemicuan Desa

Pedoman Pelaksanaan Pemicuan Desa Pedoman Pelaksanaan Pemicuan Desa Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) untuk Menurunkan Stanting Disusun oleh: Direktorat Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan dan Millenium Challenge

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan dan terjadi hampir di seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,

Lebih terperinci

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Lampiran E. Deskripsi Program & Kegiatan Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Komponen Air Limbah Program Penyusunan Masterplan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari

Lebih terperinci

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016 Ringkasan Studi EHRA Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau dapat juga disebut sebagai Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan, merupakan sebuah studi partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN` Menurut World Health Organization (WHO,2006); sanitasi merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN` Menurut World Health Organization (WHO,2006); sanitasi merupakan upaya BAB I PENDAHULUAN` 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO,2006); sanitasi merupakan upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang akan menimbulkan hal-hal yang merugikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek

BAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kesejahteraan tercermin dari kualitas lingkungan dan rumah yang dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek berikut: jaringan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut : BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini di wilayah Kecamatan Bone, Kabupaten Bone Bolango. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DI PESISIR PANTAI SINDULANG SATU KECAMATAN TUMINTING TAHUN 2014 Jessy Desiere*, Henky Loho*, Johan Josephus* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN Cici Violita Dewi Cintya Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERMENKES RI NO. 1096/MENKES/PER/ VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI JASABOGA TERHADAP KELAYAKANAN FISIK JASABOGA DI KOTA SIBOLGA TAHUN

IMPLEMENTASI PERMENKES RI NO. 1096/MENKES/PER/ VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI JASABOGA TERHADAP KELAYAKANAN FISIK JASABOGA DI KOTA SIBOLGA TAHUN IMPLEMENTASI PERMENKES RI NO. 1096/MENKES/PER/ VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI JASABOGA TERHADAP KELAYAKANAN FISIK JASABOGA DI KOTA SIBOLGA TAHUN 2014 SKRIPSI OLEH HENGKI HABAYAHAN NIM. 101000436 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai meninggal, hal ini karena manusia memerlukan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/ DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2008. Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari 2011. http:// jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/ Azwar,Azrul, 1995. Pengantar Kesehatan Lingkungan, PT.

Lebih terperinci

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT MODUL: KEBIJAKAN DIKLAT KESEHATAN LINGKUNGAN DALAM PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT I. DESKRIPSI SINGKAT P ada saat ini sekitar 70 juta penduduk Indonesia belum memiliki akses terhadap layanan

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS PEMICUAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMICUAN PETUNJUK e PRAKTIS PEMICUAN PENGANTAR PERTEMUAN Perkenalkan Tim Pemicu Sampaikan tujuan kedatangan Tim: Untuk belajar tentang kebiasaan masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan. Tim akan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health Organization (1) pada tahun 1984 mendefinisikan diare sebagai berak cair tiga kali atau lebih

Lebih terperinci

HIGIENE SANITASI DASAR SERTA PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PENJUAL TERHADAP KEPADATAN LALAT PADA KANTIN SEKOLAH DI KECAMATAN SIDAMANIK TAHUN 2015

HIGIENE SANITASI DASAR SERTA PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PENJUAL TERHADAP KEPADATAN LALAT PADA KANTIN SEKOLAH DI KECAMATAN SIDAMANIK TAHUN 2015 HIGIENE SANITASI DASAR SERTA PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PENJUAL TERHADAP KEPADATAN LALAT PADA KANTIN SEKOLAH DI KECAMATAN SIDAMANIK TAHUN 2015 SKRIPSI OLEH JULHIJA NIM. 111000008 FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6 HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6 PERSONAL HIGIENE HIGIENE adalah usaha untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan atau ilmu yang mempelajari cara-cara yang berguna bagi kesehatan.

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMANTAUAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) PILAR PERTAMA DI KABUPATEN BOYOLALI

EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMANTAUAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) PILAR PERTAMA DI KABUPATEN BOYOLALI EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMANTAUAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) PILAR PERTAMA DI KABUPATEN BOYOLALI Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM KEBERHASILAN PROGRAM COMMUNITY LED TOTAL SANITATION (CLTS)

ANALISIS PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM KEBERHASILAN PROGRAM COMMUNITY LED TOTAL SANITATION (CLTS) ANALISIS PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM KEBERHASILAN PROGRAM COMMUNITY LED TOTAL SANITATION (CLTS) Salis Kurnia Rahmawati, Oedojo Soedirham FKM Universitas Airlangga Abstract: Sidorejo sub village District

Lebih terperinci

BAB 5 : PEMBAHASAN. penelitian Ginting (2011) di Puskesmas Siantan Hulu Pontianak Kalimantan Barat mendapatkan

BAB 5 : PEMBAHASAN. penelitian Ginting (2011) di Puskesmas Siantan Hulu Pontianak Kalimantan Barat mendapatkan BAB 5 : PEMBAHASAN 5.1 Analisis Univariat 5.1.1 Kejadian Diare pada Balita Hasil penelitian diketahui bahwa lebih dari separoh responden (59,1%) mengalami kejadian diare. Beberapa penelitian terdahulu

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian PERILAKU MASYARAKAT TENTANG BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN PADA DESA YANG DIBERI INTERVENSI DAN TIDAK DIBERI INTERVENSI GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN GUMAI TALANG

Lebih terperinci

HIGIENE SANITASI RUMAH MAKAN PERSINGGAHAN BUS LINTAS SUMATERA DI RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN Skripsi. Oleh

HIGIENE SANITASI RUMAH MAKAN PERSINGGAHAN BUS LINTAS SUMATERA DI RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN Skripsi. Oleh HIGIENE SANITASI RUMAH MAKAN PERSINGGAHAN BUS LINTAS SUMATERA DI RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2007 Skripsi Oleh FAHRUDDIN NIM : 031000204 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dan upaya penyehatan lingkungan yang setinggitingginya(

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dan upaya penyehatan lingkungan yang setinggitingginya( BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR

HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR Correlation between Basic Home Sanitation and Housewives Behavior with Diarrhea

Lebih terperinci

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG Volume, Nomor, Tahun 0, Halaman 535-54 Online di http://ejournals.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

Lebih terperinci

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah materi essensial didalam kehidupan. Tidak satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun Development Goals (MDGs) yang disepakati seluruh negara di dunia termasuk Indonesia, menetapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. besar di sungai, pekarangan rumah, atau tempat- tempat yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. besar di sungai, pekarangan rumah, atau tempat- tempat yang tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena masyarakat yang berada di daerah pedesaan, terutama yang dilalui sungai masih banyak yang berperilaku tidak sehat dengan buang air besar di sungai, pekarangan

Lebih terperinci

PENGARUH PREDISPOSING FACTOR, ENABLING FACTOR

PENGARUH PREDISPOSING FACTOR, ENABLING FACTOR PENGARUH PREDISPOSING FACTOR, ENABLING FACTOR DAN REINFORCING FACTOR TERHADAP PENGGUNAAN JAMBAN DI DESA GUNUNGTUA KECAMATAN PANYABUNGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2014 Oleh : HURUL AIN NIM. 091000036

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN DIARE BALITA PADA KELOMPOK MASYARAKAT YANG SUDAH MEMILIKI JAMBAN KELUARGA DENGAN KELOMPOK MASYARAKAT YANG BELUM MEMILIKI JAMBAN KELUARGA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : Januariska

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara memastikan keberlanjutan lingkungan hidup, untuk itu setiap negara harus dapat mengurangi

Lebih terperinci

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Lampiran E: Deskripsi Program / Kegiatan A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Nama Maksud Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Air dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

Lebih terperinci

HUBUNGAN KADAR KADMIUM (Cd) PADA AIR SUMUR DENGAN TEKANAN DARAH MASYARAKAT DI DESA NAMO BINTANG KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2016 TESIS.

HUBUNGAN KADAR KADMIUM (Cd) PADA AIR SUMUR DENGAN TEKANAN DARAH MASYARAKAT DI DESA NAMO BINTANG KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2016 TESIS. HUBUNGAN KADAR KADMIUM (Cd) PADA AIR SUMUR DENGAN TEKANAN DARAH MASYARAKAT DI DESA NAMO BINTANG KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2016 TESIS Oleh PUTRI RAMADHANI IRSAN 147032135 / IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU

Lebih terperinci

Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan :

Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan : Lampiran 1 Observasi dan kusioner penelitian HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DIARE SERTA KUALITAS AIR SUNGAI PADA PENGGUNA AIR SUNGAI DELI DI KELURAHAN SUKARAJA KECAMATAN MEDAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 8 BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Sanitasi Total berbasis Masyarakat (STBM) a. Pengertian STBM adalah pendekatan dengan proses fasilitasi yang sedehana yang dapat merubah sikap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari) 9) terjadinya komplikasi pada mukosa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari) 9) terjadinya komplikasi pada mukosa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diare 9) 1. Definisi Diare Secara operasional, didefinisikan bahwa diare adalah buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KESEHATAN LINGKUNGAN

ANALISIS POTENSI KESEHATAN LINGKUNGAN MODUL: ANALISIS POTENSI KESEHATAN LINGKUNGAN I. DESKRIPSI SINGKAT U ntuk mewujudkan lingkungan perumahan yang sehat harus memperhatikan lokasi, kualitas tanah dan air tanah, kualitas udara ambien, kebisingan,

Lebih terperinci

Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang. pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh

Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang. pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat, sarana dan kegiatan tetap yang diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta, dan atau

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 98 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah, Higiene Perorangan dan Karakteristik Orangtua dengan Kejadian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Luas Puskesmas Pilolodaa Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo yaitu 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS KEPEMILIKAN JAMBAN DI DESA BOGEM KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS KEPEMILIKAN JAMBAN DI DESA BOGEM KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS KEPEMILIKAN JAMBAN DI DESA BOGEM KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI RatnaWardani Prodi IlmuKesehatanMasyarakat STIKes Surya MitraHusada Kediri ratnawardani1978@yahoo.com

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan masyarakat, dimana kualitas kondisi lingkungan yang buruk akan menimbulkan berbagai gangguan pada kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat hidup,

BAB 1 PENDAHULUAN. penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat hidup, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan satu areal dalam lingkungan hidup yang sangat penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat hidup, maupun

Lebih terperinci

Tugas Akhir- RE091324

Tugas Akhir- RE091324 Tugas Akhir- RE091324 Perencanaan Bebas Buang Air Besar Sembarangan Melalui Pilihan Teknologi Sanitasi Studi Kasus Wilayah Kerja Puskesmas Barengkrajan Kabupaten Sidoarjo Mahasiswa: (3310 100 066) Dosen

Lebih terperinci

kotak turun 4. Berapa persen air tawar (freshwater) dari seluruh total air di bumi? Jawaban : Kurang lebih 4%.

kotak turun 4. Berapa persen air tawar (freshwater) dari seluruh total air di bumi? Jawaban : Kurang lebih 4%. Aturan Permainan A i r M i n u m & S a n i ta s i kotak turun 4. Berapa persen air tawar (freshwater) dari seluruh total air di bumi? Kurang lebih 4%. Sumber: http://water.usgs.gov/edu/earthhowmuch.html

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk 94 Lampiran 1 Lembar Observasi Higiene Sanitasi Pengolahan Tahu Pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Tahun 2016 (Sumber : Keputusan Menteri

Lebih terperinci

Ular Tangga Air Minum dan Sanitasi merupakan permainan yang disusun untuk meningkatkan kepedulian tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Ular Tangga Air Minum dan Sanitasi merupakan permainan yang disusun untuk meningkatkan kepedulian tentang pentingnya menjaga lingkungan. Aturan Permainan & A i r M i n u m S a n i t a s i U l a r Ta n g g a A i r M i n u m & S a n i ta s i Ular Tangga Air Minum dan Sanitasi merupakan permainan yang disusun untuk meningkatkan kepedulian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Survei Dari survei menggunakan metode wawancara yang telah dilakukan di Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar RT 01,02,03 yang disebutkan dalam data dari

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT Lampiran KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT I. Karakteristik Responden. Nama :. Jenis Kelamin :. Pekerjaan : 4. Pendidikan : II. Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder sehingga memiliki keterbatasan dalam pengambilan variabel-variabelnya. Laik fisik penilaiannya berdasarkan ketentuan Kepmenkes No. 715 tahun

Lebih terperinci

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan,

Lebih terperinci

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015 STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015 KELOMPOK KERJA (POKJA) SANITASI KOTA BONTANG BAB I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN SISWA ANTARA SEBELUM NEGERI DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN SISWA ANTARA SEBELUM NEGERI DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN SISWA ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SD NEGERI 173398 DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2016 SKRIPSI

Lebih terperinci