SKRIPSI. Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh Khusnul Khotimah NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh Khusnul Khotimah NIM"

Transkripsi

1 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI PONCOWARNO TAHUN PELAJARAN 203/204 SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Khusnul Khotimah NIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 204 i i

2 ii S.Si., M. Pd. ii

3 iii iii

4 iv PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Khusnul Khotimah NIM : Program Studi Fakultas : Pendidikan Matematika : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Judul : Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dalam Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII A SMP Negeri Poncowarno Tahun Pelajaran 203/204 Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikanskripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya. Purworejo, 0 Juli 204 Yang menyatakan, Khusnul Khotimah NIM iv

5 v MOTTO. Berusahalah untuk mengerti dan memahami orang lain sebelum mengharap mereka mengerti dan memahamimu. 2. Untuk mendapatkan sesuatu tidak harus sempurna seperti yang kita inginkan, belajarlah bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Sang Pencipta. 3. Jangan menunggu dijemput oleh kesuksesan, tapi ciptakanlah kesuksesan itu. PERSEMBAHAN Seiring sujud syukur kepada Allah SWT, skripsi ini peneliti persembahkan kepada:. Bapak dan Ibu tercinta, yang selalu menyayangiku, mendukungku, menyemangatiku dan mendo akanku menjadi anak yang sholehah dan sukses dunia akhirat. 2. Kakak-kakakku dan semua saudaraku yang kusayangi, terima kasih atas pengertian dan dukungannya yang sangat berarti. 3. Teman-teman seperjuanganku di Pendidikan Matematika yang telah mengiringi langkah-langkah kecilku. Tetap semangat dan jangan pernah menyerah. Terima kasih atas dukungannya selama ini. v

6 vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah, inayah, berkah, dan nikmat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dalam Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII A SMP Negeri Poncowarno Tahun Pelajaran 203/204. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan kerjasama berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:. Drs. H. Hartono, M. M., selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo beserta staf yang telah memberikan izin penelitian; 2. Riawan Yudi Purwoko, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika yang telah memberikan dukungan dan dukungan selama proses penyusunan skripsi serta staf yang telah memberikan izin penelitian; 3. Nila Kurniasih, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi I yang telah memberikan bimbingan dan dukungan selama proses penyusunan skripsi; 4. Dita Yuzianah, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah memberikan bimbingan dan dukungan selama proses penyusunan skripsi; 5. Sri Ning Lestari M, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri Poncowarno atas izin dan fasilitas selama proses penelitian; vi

7 vii 6. Drs. Teguh Setyantoro, selaku guru mata pelajaran Matematika di SMP Negeri Poncowarno, 7. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu kelancaran penyusunan skripsi. Semoga bantuan yang telah diberikan dapat menjadi amal baik dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan dan kesalahan. Mengingat keterbatasan ilmu yang dimiliki penulis, maka dari itu penulis mengharapkan saran serta kritik yang sifatnya membangun demi sempurnanya hasil karya-karya di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Purworejo, 0 Juli 204 Peneliti vii

8 viii ABSTRAK Khusnul Khotimah Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dalam Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII A SMP Negeri Poncowarno Tahun Pelajaran 203/204. Skripsi. Pendidikan Matematika. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penelitian ini bertujuan untuk: () Mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran NHT untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada pembelajaran Matematika siswa kelas VII A SMP Negeri Poncowarno tahun pelajaran 203/204. (2) Mendeskripsikan kendala dan solusi penggunaan model pembelajaran NHT untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada pembelajaran Matematika siswa kelas VII A SMP Negeri Poncowarno tahun pelajaran 203/204. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan dua siklus. Siklus I terdiri dari 3 pertemuan dan siklus II terdiri dari 4 pertemuan. Dalam setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri Poncowarno tahun ajaran 203/204 yang berjumlah 32 siswa. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data menggunakan rerata dan persentase. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: ) Langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada keterlibatan siswa terdiri dari delapan langkah yang terjabar menjadi kegiatan. Langkah-langkah pembelajaran dari siklus I ke siklus II mengalami perbaikan. Indikator keberhasilan penelitian sebesar 75% dapat tercapai pada siklus II. 2) Kendala yang ditemukan dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam peningkatan keterampilan pemecahan masalah pada pembelajaran Matematika siswa kelas VII A SMP Negeri Poncowarno adalah sebagai berikut: (a) membutuhkan waktu yang lama dalam pembuatan penomoran untuk siswa; (b) jika tidak bisa menguasai kelas, kelas menjadi gaduh dan sulit dikendalikan; dan (c) siswa kurang aktif dalam berdiskusi/berpikir bersama. Adapun solusi untuk mengatasi kendala yang terjadi dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu (a) peneliti membuat penomoran sebelum mendekati waktu praktek, supaya persiapannya lebih matang; (b) peneliti berusaha untuk mengarahkan siswa agar tidak terlalu ribut, terutama saat pemanggilan nomor dan saat menjawab pertanyaan; dan (c) peneliti berusaha untuk membimbing secara intensif pada setiap kelompok dan menanyakan kesulitan-kesulitan yang dialami kelompok, sehingga siswa akan terlibat aktif dalam diskusi. Kata Kunci: model NHT, pemecahan masalah, pembelajaran matematika viii

9 ix DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... B. Identifikasi Masalah... 4 C. Batasan Masalah... 4 D. Rumusan Masalah... 5 E. Tujuan Penelitian... 5 F. Manfaat Penelitian... 6 BAB II. KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori... 8 B. Tinjauan Pustaka C. Kerangka Pikir BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Subyek Penelitian D. Data dan Sumber Data ix

10 x E. Pengumpulan Data F. Instrumen Penelitian G. Teknik Analisis Data H. Indikator Keberhasilan BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan B. Deskripsi Data C. Pembahasan BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 xi DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2. Pedoman Penilaian Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika Tabel 2.2 Persamaan dan perbedaan dari penelitian yang relevan Tabel 3.2 Kriteria Pelaksanaan NHT Tabel 3.3 Indikator Keberhasilan Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Siklus I Pertemuan Tabel 4.2 Hasil Observasi pada Guru Siklus I Tabel 4.3 Hasil Observasi pada Siswa Siklus I Tabel 4.4 Keterangan tes evaluasi siklus I Tabel 4.5 Jadwal Pelaksanaan Siklus II Pertemuan Tabel 4.6 Hasil Observasi pada Guru Siklus II Tabel 4.7 Hasil Observasi pada Siswa Siklus II Tabel 4.8 Keterangan tes evaluasi siklus II Tabel 4.9 Data Hasil Tindakan Tiap Pertemuan pada Siklus I Tabel 4.0Data Hasil Tindakan Tiap Pertemuan pada Siklus II Tabel 4. Data Hasil Tindakan Tiap Siklus xi

12 xii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3. Bagan Model Penelitian Tindakan Kelas Gambar 4. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada guru Gambar 4.2 Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa Gambar 4.3 Keterampilan pemecahan masalah matematika... 7 xii

13 xiii DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran. Perangkat Pembelajaran Lampiran 2. Instrumen Penelitian... 6 Lampiran 3. Data Hasil Penelitian Lampiran 4. Berkas Administrasi xiii

14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dikembangkan baik itu dalam aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Semua aspek tersebut dapat dilakukan untuk mengembangkan kompetensi yang ada pada peserta didik. Salah satunya dengan meningkatkan proses belajar mengajar, sehingga peserta didik dapat memperoleh hasil yang optimal. Di dunia pendidikan, proses belajar mengajar sangatlah berpengaruh terhadap hasil prestasi yang diperoleh oleh peserta didik. Dalam pendidikan guru tidak hanya berperan sebagai motivator belajar bagi peserta didik, tetapi seorang guru juga berperan sebagai fasilitator dan harus dapat menentukan metode pembelajaran yang sesuai sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Tujuan utama pelaksanaan pembelajaran adalah mengusahakan agar bahan pengajaran dikuasai secara optimal oleh seluruh siswa dalam satu kelas yang sedang mempelajari materi tertentu. Berdasarkan hasil ujian akhir semester di Sekolah Menengah Pertama Negeri Poncowarno Kriteria Kentutasan Minimal (KKM) untuk kelas VII A adalah 70. Tapi kenyataannya dari 32 siswa, 00 % nilai murni ujian akhir semester siswa masih di bawah KKM. Hal ini dibuktikan dari data rata-rata nilai Ujian Akhir Semester kelas VII A hanya mencapai 40. Dengan kata lain prestasi belajar yang dicapai oleh siswa kelas VII A SMP N Poncowarno belum optimal.

15 2 Pembelajaran Matematika di SMP Negeri Poncowarno belum sepenuhnya mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Seringkali dijumpai siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal yang membutuhkan pemahaman. Pada pembelajaran Matematika sebenarnya tidak hanya ditekankan pada penanaman konsep tetapi juga diperlukan suatu keterampilan. Misalnya adalah keterampilan pemecahan masalah. Pemecahan masalah meliputi empat langkah pokok yaitu mengerti persoalan, merencanakan penyelesaian, melaksanakan penyelesaian dan kemudian memeriksa kembali. Menurut keterangan guru pengampu kelas VII A SMP Negeri Poncowarno kemampuan menyelesaikan soal yang berkaitan dengan pemecahan masalah sangat rendah. Pada langkah yang pertama yaitu mengerti persoalan kebanyakan siswa cenderung kebingungan atau bahkan tidak tahu sebenarnya hal-hal yang menjadi persoalan seperti apa saja yang diketahui dan apa saja yang ditanyakan. Kemudian langkah kedua yaitu merencanakan penyelesaian, pada langkah ini sebagian besar dari siswa juga masih mengalami kebingungan, hal ini diakibatkan pada langkah awalnya yang menjadi langkah paling dasar belum bisa dilalui dengan baik sehingga ketika memasuki langkah kedua mereka malah akan tambah kebingungan karena mereka tidak tahu apa yang akan direncanakan untuk menyelesaikan persoalan. Kemudian ketika dilanjutkan ke langkah ketiga yaitu melaksanakan penyelesaian, kebanyakan siswa yang tidak bisa melalui langkah pertama dan langkah kedua akan kesulitan menentukan apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan soal yang diberikan, langkah yang sering digunakan siswa yaitu tetap mengerjakan dengan cara yang tidak tepat, sehingga diperoleh jawaban akhir walaupun salah. Langkah terakhir

16 3 yaitu memeriksa kembali, langkah ini biasanya sering terlupakan. Hal ini dikarenakan mereka sudah merasa kebingungan dengan langkah- langkah yang harus ditempuh sehingga malas untuk memeriksa kembali jawaban dan memilih melanjutkan ke soal berikutnya. Berdasarkan pengamatan pada tanggal 6 Januari 204 rendahnya hasil belajar matematika disebabkan oleh banyak faktor. Diantaranya pada proses belajar mengajar guru kurang mengembangkan metode yang sesuai dengan materi pembelajaran sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran. Metode yang mendominasi pada proses belajar mengajar adalah metode ceramah. Metode ceramah adalah penyampaian uraian atau penjelasan tentang pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa, pada umumnya diikuti secara pasif. Model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar merupakan hal yang penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran, karena dengan model tersebut guru dapat menciptakan kondisi belajar yang mendukung dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Pemakaian model pembelajaran harus dilandaskan pada pertimbangan untuk menempatkan siswa sebagai insan yang memiliki keinginan dan kemampuan berfikir yang dapat dimanfaatkan untuk belajar baik secara individu maupun secara kelompok. Oleh karena itu setiap guru harus mampu memilih strategi dan model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik mempunyai keyakinan bahwa dirinya adalah orang yang mampu mencapai prestasi belajar. Menurut Trianto (20: 82) dikemukakan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dirancang untuk mempengaruhi

17 4 pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Pada proses pembelajaran ini setiap siswa belajar bermusyawarah, mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetahuan masing-masing, belajar menghargai pendapat orang lain, mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah, memupuk rasa kerjasama, belajar menyelesaikan tugas yang luas agar dapat segera terselesaikan, dan belajar bersaing yang sehat. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasikan permasalahan, yaitu:. Rendahnya hasil belajar matematika. 2. Keterampilan pemecahan masalah pada pembelajaran Matematika di SMP Negeri Poncowano rendah. 3. Siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal yang membutuhkan pemahaman. 4. Metode yang mendominasi pada proses belajar mengajar adalah metode ceramah. C. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi:. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). 2. Keterampilan pemecahan masalah pada pembelajaran matematika siswa kelas VII A SMP Negeri Poncowarno.

18 5 3. Tahun Pelajaran 203/04. Berdasarkan masalah-masalah di atas, peneliti mengambil judul penelitian tindakan kelas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dalam Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII A SMP Negeri Poncowarno Tahun Pelajaran 203/204. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan, yaitu:. Bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada pembelajaran Matematika siswa kelas VII A SMP Negeri Poncowarno tahun pelajaran 203/204? 2. Apa kendala dan solusi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada pembelajaran Matematika siswa kelas VII A SMP Negeri Poncowarno tahun pelajaran 203/204? E. Tujuan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk:. Mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran NHT untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada pembelajaran

19 6 Matematika siswa kelas VII A SMP Negeri Poncowarno tahun pelajaran 203/ Mendeskripsikan kendala dan solusi penggunaan model pembelajaran NHT untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada pembelajaran Matematika siswa kelas VII A SMP Negeri Poncowarno tahun pelajaran 203/204. F. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:. Manfaat Teoretis Adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan/ menambah wawasan bagi ilmu pendidikan, khususnya pendidikan sekolah menengah pertama dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pembelajaran Matematika. 2. Manfaat Praktis a. Siswa lebih mudah memahami dan menyelesaikan soal pemecahan masalah pada pembelajaran Matematika. b. Memberikan masukan pada guru agar lebih meningkatkan kreativitas mengajar, menambah variasi model pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran Matematika.

20 7 c. Sebagai dokumen ilmiah agar dapat ditindaklanjuti oleh peneliti berikutnya mengenai penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

21 8 BAB II Kajian Teori, Tinjauan Pustaka, Kerangka Pikir A. Kajian Teori. Pembelajaran Matematika a) Pembelajaran Pembelajaran dapat dikatakan sebagai upaya mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik, menjadi terdidik dan memiliki pengetahuan. Mengenai pembelajaran, Menurut Gagne dalam Huda (203: 3) bahwa Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses modifikasi dalam kapasitas manusia yang bisa dipertahankan dan ditingkatkan levelnya. Dalam proses pembelajaran ini terjadi perubahan terhadap hal-hal yang dilakukan atau mempertahankan hal-hal yang sudah ada baik dalam tindakan, cara maupun konsekuensi. Sedangkan Trianto (2009: 7) menyatakan bahwa Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Corey dalam Sagala (20: 6) Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap 8

22 9 situasi tertentu. Hal ini dapat diartikan bahwa pembelajaran adalah proses yang melibatkan tingkah laku dalam kondisi khusus. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi optimal antara guru dan siswa, siswa dan siswa dengan sumber belajar yang dikelola serta dikondisikan secara khusus agar terjadi komunikasi terarah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. b) Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan memiliki peran memajukan daya piker manusia. Wahyudi (2008: 3) merumuskan pengertian matematika sebagai berikut: Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah yang diterima, sehingga kebenaran antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Mengenai matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (202: ) menyatakan bahwa matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Mengenai matematika Ibrahim dan Suparni (202: 2) berpendapat Matematika disebut sebagai ilmu deduktif, sebab dalam matematika tidak menerima generalisasi yang berdasarkan

23 0 pada observasi, eksperiman, coba-coba (induktif) seperti halnya ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan pada umumnya. Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa matematika adalah merupakan ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil dan sangat diperlukan bagi perkembangan dalam berbagai bidang. c) Pembelajaran Matematika Berdasarkan pengertian pembelajaran dan matematika di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah usaha penataan lingkungan yang di dalamnya terdapat interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar matematika yang mempelajari ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil dan sangat diperlukan bagi perkembangan dalam berbagai bidang. 2. Keterampilan Pemecahan Masalah a) Keterampilan Keterampilan dapat dikatakan sebagai pengetahuan yang dilakukan secara terus menerus sehingga membentuk kebiasaan baru. Dalam KBBI (2008) kata keterampilan berasal dari kata dasar terampil (kata sifat) yang artinya cakap dan cekatan sedangkan

24 keterampilan (kata benda) yang mempunyai arti kecakapan untuk melakukan tugas. Mengenai keterampilan, fitriani (200: 7) berpendapat, Keterampilan adalah suatu kemampuan melakukan suatu pekerjaan dengan cepat dan benar yang meliputi kegiatan berfikir, berbicara, dan mendengar. Sedangkan menurut Reber dalam Syah (200: 7) menyatakan bahwa keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola, tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah suatu kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan dalam mengerjakan sesuatu secara efektif dan efisien. Dalam pembelajaran, keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku siswa menjadi cepat dan tepat dalam melakukan atau menghadapi atau menyelesaikan sesuatu sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. b) Pemecahan Masalah Pemecahan masalah adalah suatu keterampilan yang kompleks yang membutuhkan pemikiran untuk mengembangkannya. Mengenai pemecahan masalah, Abdurrahman (2003: 254) berpendapat, pemecahan masalah adalah aplikasi dari konsep dan keterampilan, biasanya melibatkan beberapa kombinasi dari

25 2 keduanya dalam suatu situasi baru atau situasi yang berbeda. Sedangkan pemecahan masalah menurut Purba (2009) adalah tujuan yang prinsipil dalam proses pembelajaran, yaitu untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keinginan dalam menganalisis masalah dan pengetahuan untuk memahami masalah. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah merupakan wujud dari usaha untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan menggunakan perpaduan atau kombinasi antara konsep dan keterampilan yang berkaitan dengan keadaan yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pemecahan masalah yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah soal matematika yang terkait dengan materi yang diajarkan pada pelajaran Matematika di kelas VII SMP Semester II. c) Keterampilan Pemecahan Masalah Berdasarkan pengertian keterampilan dan pemecahan masalah maka penulis mengambil definisi keterampilan pemecahan masalah adalah kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan untuk memecahkan masalah pada pelajaran Matematika yang merupakan modifikasi dari soal-soal hitungan yang berkaitan dengan kenyataan kehidupan sehari-hari dengan cepat dan tepat.

26 3 d) Langkah- langkah Pemecahan Masalah Agar masalah dapat diselesaikan dengan baik, perlu adanya langkah-langkah yang harus dilakukan. Menurut pendapat Winarni dan Harmini (20: 24) langkah-langkah yang dapat dijadikan pedoman dalam pemecahan masalah yaitu: () pemahaman terhadap masalah, maksudnya mengerti masalah dan melihat apa yang dikehendaki, (2) perencanaan pemecahan masalah, maksudnya melihat soal kemudian soal tersebut dihubungkan dengan data agar memperoleh ide membuat suatu rencana pemecahan masalah, (3) melaksanakan perencanaan pemecahan masalah (4) melihat kembali kelengkapan pemecahan masalah, maksudnya sebelum beranjak ke permasalahan berikutnya, perlu mereview apakah penyelesaian masalah sudah sesuai atau belum. Sedangkan langkah-langkah pemecahan masalah sebagaimana dinyatakan Polya dalam Dianti (202) adalah memahami masalah, merencanakan pemecahan, melaksanakan rencana, dan melihat kembali. Berdasarkan pendapat di atas, langkah-langkah pemecahan masalah dapat diurutkan ke dalam empat kegiatan pokok berturutturut seperti, yaitu:

27 4 () mengerti persoalan, dilakukan dengan membaca secara seksama keseluruhan soal, dari membaca, diperolehlah apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, (2) merencanakan penyelesaian, dapat dilakukan dengan mengumpulkan informasi atau data yang sesuai guna menentukan operasi hitung yang diperlukan, kemudian membuat model matematikanya, (3) melaksanakan penyelesaian yaitu menyelesaikan model matematikanya yang telah dibuat dan nyatakan penyelesaiannya itu dalam Bahasa Indonesia, sehingga menjawab pertanyaan dari masalah tersebut, (4) memeriksa kembali, penyelesaian yang telah didapat harus diperiksa kembali apakah sudah cocok hasilnya, apakah tidak ada hasil yang lain, apakah ada cara yang lain, dan apakah hasilnya tetap jika menggunakan cara berbeda. e) Penilaian Keterampilan Pemecahan Masalah dalam Matematika Keterampilan pemecahkan masalah Matematika termasuk dalam ranah kognitif penerapan (C3) dan analisis/kemampuan menguraikan (C4). Jenis tes yang digunakan untuk mengukur keterampilan pemecahan masalah dalam matematika adalah tes uraian. Setiap jawaban soal uraian harus dibaca seluruhnya sebelum diberi skor sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

28 5 Pemeriksaan jawaban soal uraian ialah diperiksa seorang demi seorang untuk semua soal kemudian diberi skor. Skoring yang digunakan adalah dengan menggunakan skala 0-4. Adapun pedoman penilaian yang digunakan dalam menilai pemecahan masalah matematika adalah sebagai berikut: Tabel 2. Pedoman Penilaian Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika No Deskriptor Skor. Diketahui a. Jika terdapat kalimat tepat dan lengkap b. Jika terdapat 2 kalimat tepat dan lengkap 2 c. Jika terdapat 3 kalimat tepat dan lengkap 3 d. Jika terdapat 4 kalimat tepat dan lengkap 4 e. Jika terdapat kalimat diketahui salah 0 f. Jika tidak ada kalimat diketahui 0 2. Ditanyakan ) kalimat tanya tepat, sesuai 2) kalimat tanya salah 0 3. Penyelesaian a. Jika terdapat n kalimat matematika benar n b. Jika terdapat kalimat matematika salah 0 c. Jika tidak ada kalimat matematika 0 4. Kesimpulan a. Jika kalimat kesimpulan tepat b. Jika kalimat kesimpulan salah 0 c. Jika tidak terdapat kalimat kesimpulan 0 3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) a) Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok. Menurut Slavin dalam Solihatin dan Raharjo (2009:4) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam

29 6 kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang. Sedangkan menurut Sugiyanto (2008: 35) Pembelajaran Kooperatif (Cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama dalam kelompok-kelompok kecil yang diarahkan untuk mencapai tujuan belajar dengan menyelesaikan tugas bersama-sama. b) Tipe Numbered Heads Together (NHT) Trianto (2009: 82) berpendapat, Numbered Head Together (NHT) adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Mengenai Numbered Heads Together, Huda (203: 203) menyatakan: Pada dasarnya, NHT merupakan varian dari diskusi kelompok. Teknis pelaksanaannya hampir sama dengan diskusi kelompok. Pertama-tama, guru meminta siswa untuk duduk berkelompok-kelompok. Masing-masing anggota kelompok diberi nomor. Setelah selesai, guru memanggil nomor (baca; anggota) untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Suatu model pembelajaran kooperatif yang merupakan varians diskusi kelompok untuk mempengaruhi pola interaksi siswa yang ciri khasnya adalah guru menunjuk nomor seorang siswa yang

30 7 mewakili kelompoknya dan memiliki tujuan agar menjamin keterlibatan total semua siswa, serta sebagai upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok untuk meningkatkan.penguasaan akademik. Sedangkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe NHT, Djamarah (200: 89) yaitu: () siswa dibagi kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor; (2) penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya. Misalnya, siswa nomor bertugas membaca soal dengan benar dan mengumpulkan data yang mungkin berhubungan dengan penyelesaian soal. Siswa nomor 3 mencatat dan melaporkan hasil kelompok kerja; (3) jika diperlukan (untuk tugas-tugas yang lebih sulit), guru juga bisa mengadakan kerja sama antar kelompok. Siswa bisa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa yang bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini, siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja mereka. Menurut Trianto (20: 82), dalam menggunakan model NHT terdapat empat fase sintaks NHT yaitu: () Fase I: Penomoran. Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara sampai 5. (2) Fase 2: Mengajukan pertanyaan. Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya atau berbentuk arahan. (3) Fase 3: berpikir bersama. Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. (4) Fase 4: menjawab.

31 8 Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) di atas, peneliti merumuskan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) yang dilaksanakan yaitu: () mengorganisasikan siswa dalam kelompok, dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi 6 kelompok yang beranggotakan 4-5 orang siswa secara heterogen. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selanjutnya guru mengatur tempat duduk siswa sesuai kelompok, kemudian mengecek nama siswa sesuai kelompok yang telah dibuat. Oleh karena itu, guru harus terampil mengorganisir siswa dalam kelompok; (2) penomoran, dalam tahap ini, guru memberi nomor kepada setiap siswa secara urut dalam kelompok dan dengan nama kelompok yang berbeda. Dalam pembuatan nomor harus diperhatikan penomoran bagi siswa, yaitu awet dan tidak mudah rusak, serta menggunakan bahan dan alat yang aman

32 9 dan tidak membahayakan siswa. Guru sebaiknya mengecek setiap siswa menerima nomor yang sesuai kelompoknya; (3) pemberian materi pelajaran, dalam tahap ini, guru memberikan materi pelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan; (4) mengajukan pertanyaan, dalam tahap mengajukan pertanyaan ini, guru menyiapkan pertanyaan sesuai dengan materi yang diajarkan, kemudian dalam memberikan pertanyaan dengan jelas dan mudah dimengerti siswa. Pertanyaan yang diajukan dapat berupa pertanyaan yang spesifik dan lugas, sehingga pertanyaan merangsang siswa untuk aktif bekerja sama dengan kelompok; (5) berpikir bersama, tahap berfikir bersama dilakukan siswa secara bersama-sama dengan teman kelompoknya. Semua anggota kelompok harus memahami pertanyaan yang diajukan guru. Oleh karena itu, anggota kelompok ikut serta dalam memecahkan atau menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Selanjutnya siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan, atau salah satu anggota kelompok meyakinkan tiap anggota dalam kelompok agar mengetahui jawaban kelompok dari pertanyaan yang diajukan; (6) pemanggilan nomor, dalam tahap ini, guru menyebut atau memanggil salah satu nomor secara acak dari tiap kelompok

33 20 dengan nomor yang sama. Selanjutnya guru mencatat nama anak yang dipanggil nomornya dan memastikan tiap kelompok mendapat giliran pemanggilan nomor. Siswa yang nomornya dipanggil, mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas; (7) menjawab pertanyaan, dalam tahap ini, siswa diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan dari guru dan dilakukan terus menerus hingga masing-masing kelompok memaparkan jawaban. Berdasarkan jawaban itu, guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan sebagai pengetahuan yang utuh; (8) penarikan kesimpulan, tahap yang terakhir yaitu guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. c) Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Menurut Istiningrum dan Sukanti (202), ada beberapa kelebihan model pembelajaran NHT, antara lain: () Setiap siswa menjadi siap semua, (2) dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, (3) siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai, (4) tidak ada siswa yang mendominasi dalam kelompok, (5) melatih siswa meningkatkan keterampilan berkomunikasi melalui diskusi kelompok,

34 2 (6) memberikan waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain, (7) meningkatkan berpikir siswa baik secara individu maupun kelompok. Menurut Kusumojoto dalam Munggaran (202: 2), ada beberapa kelemahan model pembelajaran NHT, antara lain: () model pembelajaran ini lebih cocok diterapkan pada topik pembelajaran yang bersifat pengembangan atau penalaran; (2) dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model NHT, suasana di kelas menjadi lebih ramai bahkan sampai tidak terkontrol. Jadi guru harus bekerja keras untuk mengendaliakan keadaan kelas; (3) guru harus dapat melakukan pengelolaan kelas dengan baik serta guru harus melakukan persiapan yang matang sebelum menerapkan model NHT ini, karena bila persiapan dan pengelolaan kelas kurang, maka model pembelajaran ini tidak akan berjalan dengan lancar. Antisipasi dari kelemahan model pembelejaran NHT yang dapat dilakukan peneliti, antara lain: () mengembangkan pembelajaran yang bersifat pengembangan keterampilan agar dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah; (2) sebelum pembelajaran dimulai, agar kondisi kelas tetap tenang guru terlebih dahulu membuat peraturan bagi siswa, apabila kelas menjadi ramai karena hal-hal diluar diskusi maka akan diberi sanksi; (3) melakukan persiapan matang dari rumah agar dapat mengelola kelas dengan baik.

35 22 B. Tinjauan Pustaka Penelitian yang relevan dengan penelitian penulis yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati pada tahun 200 yang berjudul Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Konsep Bilangan Bulat Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 3 Satu Atap Karangsambung Tahun Pelajaran 200/20 (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Satu Atap Karangsambung, Desa Wadasmalang Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Tahun Pelajaran 200/20). Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam konsep bilangan bulat tahun pelajaran 200/20. Penelitian yang dilakukan oleh Rifina Anggani Wilandari pada tahun 202 yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Sebagai Upaya Meningkatan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Bumiagung Tahun Pelajaran 20/202. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Bumiagung, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen tahun ajaran 20/202. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Istiyati pada tahun 200 yang berjudul Penggunaan Model Kooperatif Tipe NHT Sebagai Upaya

36 23 Peningkatan Motivasi Belajar IPS pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Doplang. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan motivasi belajar dalam pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN 02 Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2009/200. Adapun persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.2 Tabel persamaan dan perbedaan dari penelitian yang relevan No Nama Jenis Model Subjek. Nurhayati Penelitian Tindakan Kelas 2. Rifina Anggani Wilandari Penelitian Tindakan Kelas 3. Siti Istiyati Penelitian Tindakan Kelas 4. Khusnul Khotimah (Peneliti) Penelitian Tindakan Kelas NHT NHT NHT NHT Siswa Kelas VII A SMP Negeri 3 Satu Atap Karangsambung Siswa Kelas V SD Negeri 2 Bumiagung Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Doplang Matematika Siswa Kelas VII A SMP Negeri Poncowarno Tahun Pelajaran 200/20 20/ / /204 Berdasarkan anilisis judul yang pernah digunakan di atas, maka dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan analisis tersebut maka model pembelajaran kooperatif tipe NHT akan digunakan pada pembelajaran Matematika untuk

37 24 meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa kelas VII A SMP Negeri Poncowarno. C. Kerangka Pikir Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dan peserta didik dalam situasi pendidikan untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Seorang guru harus dituntut memiliki kemampuan dalam menggunakan model pembelajaran yang bervariasi agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan menyenangkan serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Strategi pembelajaran yang terpusat pada guru, lebih menekankan siswa untuk mengingat atau menghafal dan kurang menekankan siswa untuk bernalar dan pemahaman. Dengan strategi pembelajaran seperti itu akan mengurangi keaktifan siswa dalam pembelajaran. Siswa hanya akan menggunakan kemampuan berpikir tingkat rendah selama pembelajaran, tanpa memberi kemungkinan pada siswa untuk meningkatkan keterampilan dalam pemecahan masalah. Keterampilan pemecahan masalah menekankan pada pengajaran untuk berfikir tentang cara menyelesaikan masalah dan pemrosesan informasi matematika. Misalnya dalam menghadapi soal matematika, siswa harus melakukan analisis informasi sebagai landasan untuk menentukan pilihan dan keputusan. Oleh karena itulah guru sebagai pembimbing peserta didik dapat memilih model pembelajaran yang tepat, agar tidak menimbulkan

38 25 kebosanan, kurang paham terhadap materi yang diajarkan, yang akhirnya dapat menurunkan motivasi peserta didik dalam belajar. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) jika digunakan untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah meliliki potensi yang cukup baik. Hal ini bisa dilihat dari kelebihan model pembelajaran ini, yakni dapat memperluas pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari, melatih siswa untuk berani menyampaikan pendapat, menciptakan rasa saling percaya, saling berfikir aktif serta melatih membiasakan diri untuk dapat menerima pendapat orang lain. Jika dikaitkan dengan keterampilan pemecahan masalah, model pembelajaran ini dianggap cocok, karena sebagian besar siswa merasa kesulitan ketika dihadapkan pada soal yang berkaitan dengan pemecahan masalah, hanya sebagaian kecil dari siswa yang bisa memahaminya. Cara mengkombinasikannya yaitu dengan cara membentuk kelompok yang terdiri dari siswa dengan kemampuan yang bervariasi, diharapkan dalam satu kelompok itu terjadi interaksi serta saling mengisi antar siswa dalam satu kelompok. Pada akhirnya semua anggota kelompok bisa memahami materi yang berkaitan dengan pemecahan masalah dengan menggunakan model pembelajaran NHT. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas ini dengan judul Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dalam Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah

39 26 pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII A SMP Negeri Poncowarno Tahun Pelajaran 203/204.

40 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Menurut Padmono (202: 2), penelitian tindakan kelas adalah bentuk penelitian yang dilakukan pada interaksi belajar siswa, penggunaan metode mengajar, penggunaan media pengajaran, dan sebagainya yang bersifat reflektif agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara professional. Penelitian ini tidak mengorbankan proses pembelajaran yang sedang dilakukan guru. Justru dengan penelitian tindakan kelas guru dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajarannya. Prosedur penelitian tindakan kelas pada tiap siklus meliputi empat tahap, yaitu tahap pertama perencanaan (Planning), kemudian melaksanakan tindakan (Acting), pengamatan (Observing) dan kegiatan refleksi (Reflecting). Empat kegiatan tersebut dapat dilihat pada bagan berikut ini: 27

41 28 Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan? Gambar 3.. Bagan Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Arikunto (20: 7). Dalam setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.. Perencanaan Perencanaan tindakan dibuat agar pelaksanaan penelitian dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sebelum dilaksanakan tindakan siklus I, terlebih dahulu peneliti melakukan beberapa hal yang dilakukan sebagai prosedur awal penelitian. Hal- hal yang peneliti lakukan di antaranya adalah menyusun instrumen yang mendukung pelaksanaan berupa lembar observasi, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar evaluasi serta penomoran siswa. Peneliti juga menghubungi teman sejawat guna dimintai bantuannya untuk menjadi

42 29 observer. 2. Pelaksanaan Tindakan Dalam tahapan ini guru melaksanakan tindakan sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Pelaksanaan tindakan dimulai pada minggu kedua bulan Mei Observasi Kegiatan observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan, peneliti melibatkan rekan sejawat (guru) sebagai observer. Observasi dilakukan untuk mengamati dan mengumpulkan data tentang proses pembelajaran. Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung oleh teman seangkatan dengan mengisi instrumen pengamatan yang telah disusun sebelumnya sehingga perubahan-perubahan dan kemajuan-kemajuan yang dialami dapat teramati. 4. Refleksi Kegiatan refleksi yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan pengamatan observer dan peneliti sendiri. Hasil refleksi dari observer digunakan untuk mengetahui kekurangan yang terjadi dalam pembelajaran (tindakan) yang telah dilakukan peneliti sehingga dijadikan pedoman perbaikan untuk siklus berikutnya. Dengan adanya refleksi peneliti dapat melihat kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan/pembelajaran yang dilaksanakan sehingga pada pelaksanaan tindakan berikutnya lebih baik.

43 30 B. Tempat dan Waktu Penelitian. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri Poncowarno, yang terletak di Desa Poncowarno, Kecamatan Poncowarno, Kabupaten Kebumen. SMP Negeri Poncowarno terletak kurang lebih 0 kilometer sebelah timur Kota Kebumen. Kondisi bangunan SMP Negeri Poncowarno cukup baik. Sekolah ini mempunyai kantor guru, ruang tamu, 2 laboratorium IPA, 2 laboratorium Komputer, ruang perpustakaan, ruang UKS, dapur, ruang mushola, ruang gudang, 6 kamar mandi/wc dan 24 ruang kelas. Lapangan upacara cukup luas terletak di depan ruang guru. SMP Negeri Poncowarno memiliki seorang kepala sekolah, 33 guru tetap/pns, 5 guru tidak tetap, 3 TU PNS dan 3 TU tidak tetap. 2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dari bulan Desember 203 sampai bulan Mei 204. Kegiatan yang yang dilaksanakan antara lain penyusunan proposal, seminar proposal, penyusunan instrumen penelitian, revisi proposal, pengumpulan data (dengan melakukan siklus), analisis data, pembahasan, dan yang terakhir adalah penyusunan laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas. C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri Poncowarno yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 6

44 3 siswa perempuan. Dari jumlah siswa kelas VII A tersebut memiliki berbagai kemampuan akademik yang berbeda-beda. Rata-rata siswa kelas VII A bertempat tinggal di Kecamatan Poncowarno, Kabupaten Kebumen. Sebagian siswa Kelas VII A SMP Negeri Poncowarno berlatar belakang ekonomi keluarga menengah ke bawah. Namun juga terdapat beberapa siswa dari keluarga yang berasal dari kalangan atas. Orang tua siswa sebagian ada yang bekerja sebagai buruh, petani, guru, pedagang dan perangkat desa. Para orang tua cukup mendukung dalam pendidikan putra putri mereka. D. Data dan Sumber Data. Data Menurut Arikunto (20 : 42) secara garis besar data yang dapat dikumpulkan dibedakan menjadi dua yaitu () Data primer adalah data yang langsung keluar dari mulut, dikatakan oleh orang atau pihak yang menjadi sumber data. Dalam penelitian yang mengutamakan proses, yang termasuk data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pengamatan; (2) Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung dari sumber data. Data primer dalam penelitian ini adalah data tentang pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang diperoleh melalui pengamatan langsung. Data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen mengenai siswa kelas VII A SMP Negeri

45 32 Poncowarno yaitu daftar nilai, daftar kelas, data sekolah, buku induk, dan buku catatan lain yang mendukung. 2. Sumber Data Mengenai sumber data, Arikunto (200:72 berpendapat, Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: a) Siswa Keberadaan siswa sebagai subjek penelitian sangat dibutuhkan dalam pengumpulan data. Peneliti memperoleh data dari siswa kelas VII A SMP Negeri Poncowarno yang berjumlah 32 siswa berupa data pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan dengan menerapkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe NHT, dan hasil belajar yang merupakan implikasi dari proses pembelajaran. b) Dokumen Dokumen mengenai siswa kelas VII A SMP Negeri Poncowarno yaitu daftar nilai ujian akhir semester, daftar kelas, buku induk, presensi, dan buku catatan lain yang mendukung. E. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai teknik dan alat pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan kelas.

46 33. Observasi Arikunto (200: 272) berpendapat, Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blanko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Penelitian ini menggunakan teknik observasi. Data yang diambil dengan teknik observasi ini berupa pelaksanaan tindakan saat pembelajaran. Data dari metode ini nantinya akan turut menentukan bagaimana pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas, apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan. Data dalam observasi pelaksanaan diukur dengan menggunakan rating scale yaitu dengan skala 0 4 dengan menambahkan keterangan yang dianggap penting. 2. Dokumentasi Arikunto (200: 274) berpendapat, Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, traskrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan sebagainya. Alasan penggunaan teknik dokumentasi karena pengumpulan datanya lebih praktis dan ekonomis. teknik dokumentasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan cara mengambil foto saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Sedangkan dokumen kelas yang digunakan

47 34 adalah presensi, daftar kelas, dan daftar nilai, buku induk, dan buku catatan lainnya yang mendukung. 3. Tes Tes merupakan suatu cara untuk memperoleh informasi tentang kemampuan aspek tertentu yang berbentuk serangkaian pertanyaan atau tugas yang harus dikejakan oleh subjek (testie) sehingga menghasilkan suatu informasi tentang keadaan atau kemampuan subjek yang dapat dibandingkan dengan suatu ukuran tertentu atau kelompok tertentu yang ditetapkan (Padmono, 2002). Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi atau achievement test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajarai sesuatu. F. Instrumen Penelitian. Lembar Observasi Alat pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi adalah menggunakan lembar observasi yang akan diberikan kepada teman sejawat yang bertugas sebagai observer dalam penelitian. Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data yang dapat mem perlihatkan pengelolaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT oleh guru, dan aktivitas siswa pada proses pembelajaran secara keseluruhan.

48 35 2. Lembar Tes Lembar tes yang digunakan berupa lembar tes tertulis pada tiaptiap siklus. Lembar tes adalah sebagai alat pengumpul data pendukung yang merupakan implikasi dari proses pembelajaran Matematika, dalam hal ini adalah implikasi dari keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal cerita. Lembar ini digunakan untuk mengetahui data tentang keterampilan pemecahkan masalah pada pembelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. G. Teknik Analisis Data Data yang dianalisis adalah semua data yang didapat dari hasil kegiatan penelitian. Data pada setiap kegiatan observasi dan tes dari setiap pelaksanaan siklus dianalisis dengan cara menghitung rata-rata dan dengan menggunakan presentase rata-rata.. Menghitung data observasi pelaksanaan NHT Rata-rata dihitung dengan rumus: = Keterangan : M = Rata-rata (mean) = Jumlah seluruh skor = Banyak kegiatan (Purwanto, 200:89) Presentase dihitung dengan rumus: = 00%

49 36 Keterangan : = Nilai persen yang dicari = Skor mentah yang diperoleh = Skor maksimum 00% = Bilangan tetap Tabel 3.2 Kriteria Pelaksanaan NHT Presentase Nilai Kriteria Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik 54 Kurang baik sekali (Purwanto, 200: 03) 2. Analisis Data Tes (Purwanto, 200:02) Peningkatan keterampilan pemecahan masalah dapat ditentukan dengan melihat dan menganalisis data tes atau evaluasi. Menurut Purwanto (2009:02) untuk menghitung nilai evaluasi menggunakan rumus berikut: S = x 00 Keterangan : S R N = Nilai yang diharapkan = Jumlah skor dari soal yang dijawab benar = Skor maksimum dari tes tersebut 00 = Bilangan tetap Untuk menghitung presentase ketuntasan klasikal siswa menurut Purwanto (200:02) menggunakan rumus :

50 37 = 00% Keterangan : = Nilai persen yang dicari H. Indikator Keberhasilan = Jumlah siswa yang tuntas/tidak tuntas = Jumlah seluruh siswa dalam kelas 00% = Bilangan tetap Indikator keberhasilan yang dimaksud di sini merupakan uraian tentang petunjuk-petunjuk atau tanda-tanda yang diharapkan muncul sebagai wujud keberhasilan dalam melakukan tindakan. Adapun dengan penelitian tindakan kelas ini, penulis berharap akan terjadi peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar Matematika siswa khususnya keterampilan pemecahan masalah di kelas VII A. Indikator keberhasilan yang peneliti tetapkan adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Indikator Keberhasilan Aspek yang diukur Langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT Keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah Presentasi yang ditargetkan Cara mengukur 75% Diamati saat pembelajaran dan dihitung berdasarkan kegiatan guru dan siswa yang menampakkan kesesuaian dengan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe NHT berdasarkan indikator pada lembar observasi 75% Menggunakan hasil evauasi dengan nilai ratarata hasil evaluasi siswa 70

51 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Poncowarno. Kelas yang dijadikan objek penelitian adalah kelas VII A dengan jumlah siswa 32 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Sebelum dilaksanakan siklus terlebih dahulu diberikan tes awal (pretes) untuk mengetahui kondisi awal siswa. Pretes dilaksanakan pada hari Jum at, 9 Mei 204. Siswa yang mengikuti pretes sebanyak 32 siswa kelas VII A SMP Negeri Poncowarno tahun pelajaran 203/204. Hasilnya menunjukkan bahwa semua siswa belum berhasil mencapai KKM (KKM = 70). Dengan nilai tertinggi 60, maka dapat dikatakan bahwa 00 % siswa belum tuntas. Hal ini disebabkan rendahnya keterampilan pemecahan masalah yang dimiliki siswa. Kebanyakan saat mengerjakan soal pemecahan masalah siswa hanya menuliskan pada langkah penyelesaian saja tidak ada langkah diketahui, ditanyakan dan kesimpulannya, padahal guru menilai dari langka diketahui samapai kesimpulan. Pada langkah penyelesaian juga masih terdapat siswa yang hasilnya salah, sehingga nilai pretesnya sangat rendah. Hasil masing-masing siswa terlampir pada lampiran. Berdasarkan hasil pretes yang dipaparkan di atas, peneliti berusaha untuk melakukan peningkatan terhadap keterampilan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII A dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 38

52 39 Berikut deskripsi pelaksanaan siklus I yang telah dilaksanakan di SMP Negeri Poncowarno. B. Deskripsi Data. Siklus I Pelaksanaan silkus I terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi hasil tindakan, dan refleksi. Berikut ini pemaparan dari tiap-tiap tindakan pada siklus I: a. Perencanaan Tahap awal dalam siklus ini adalah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran Matematika kelas VII A semester 2 dalam alokasi waktu 4 x 40 menit atau dua kali pertemuan dengan materi menyelesaikan soal tentang keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam peemecahan masalah. Evaluasi dilaksanakan kali yaitu pada pertemuan ketiga. RPP terlampir. Kegiatan yang dilaksanakan di antaranya adalah: () menyusun lembar observasi pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (terlampir), (2) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Satu RPP disusun untuk 2 kali pertemuan dengan kompetensi dasar menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam peemecahan masalah, (4) mempersiapkan ruang kelas dan hal lain yang mendukung jalannya proses belajar mengajar, (5) mempersiapkan kamera digital untuk mendokumentasikan jalannya proses belajar mengajar

53 40 (6) meminta ijin kepada Kepala Sekolah SMP Negeri Poncowarno untuk melaksanakan penelitian dan menghubungi teman sejawat untuk menjadi observer (ada 3 observer), (7) mempersiapkan penomoran. Jadwal setiap pertemuan dapat dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 4.. Jadwal Pelaksanaan Siklus I Pertemuan -3 No Siklus I Pelaksanaan Waktu Materi. Pertemuan ke- Rabu, 4 Mei Soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung 2. Pertemuan ke-2 3. Pertemuan ke-3 Jum at, 6 Mei 204 Rabu, 20 Mei 204 keliling segitiga Soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung luas segitiga Evaluasi b. Pelaksanaan Setelah melaksanakan tahap perencanaan selesai, maka dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tahap pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Setiap pertemuan mempunyai alokasi waktu dua jam pelajaran dengan durasi 80 menit. Pada setiap pertemuan terbagi menjadi tiga tahap yaitu kegiatan awal selama 0 menit, kegiatan inti selama 60 menit dan kuegiatan akhir selama 0 menit. Pada pertemuan ke-3 dilaksanakan evaluasi.

54 4 ) Pertemuan Pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Mei 204, dari pukul WIB. Materi yaitu soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling segitiga. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran terbagi menjadi 3 tahap kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Proses belajar mengajar dimulai dengan kegiatan awal, bertujuan untuk mengkondisikan siswa dalam kelas. Hal ini agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Guru memulai pelajaran diawali dengan salam pembuka, kemudian Ma mun Nawawi selaku ketua kelas memimpin do a. Dilanjutkan dengan presensi, seluruh siswa hadir dalam pertemuan pertama ini. Dalam tahap eksplorasi, guru membagi kelompok menjadi 8, setiap kelompok beranggotakan 4 siswa. Kemudian guru membagikan nomor yang telah disiapkan, siswa mengambil nomor dan menggunakannya di saku. Setelah itu, guru menjelaskan materi tentang materi soal pemecahan masalah matematika yang berkaitan dengan menghitung keliling segitiga. Siswa memperhatikan penjelasan dengan tenang, kemudian setelah selesai siswa diberi kesempatan untuk bertanya. Ada siswa yang bernama Eko Arisman bertanya. Berikut pertanyannya: Eko : Bu, apakah rumus keliling segitiga yang tadi dijelaskan bisa dipakai di semua jenis segitiga?

55 42 Guru : Iya, rumus keliling segitiga memang digunakan untuk semua jenis segitiga, baik segitiga siku-siku, lancip, tumpul, sama kaki, sama sisi, maupun segitiga sebarang. Eko Guru : Iya bu, terima kasih. : Sama-sama. Dilanjutkan dengan tahap elaborasi, tahap ini dilakukan setelah guru selesai menjelaskan materi. Kemudian guru membagikan lembar diskusi, perwakilan kelompok mengambil lembar diskusi yang disediakan guru untuk didiskusikan dengan anggota kelompoknya. Lembar diskusi berjumlah 5 soal tentang keliling segitiga. Setelah semua kelompok mendapatkan lembar diskusi, kemudian mereka berpikir bersama/melaksanakan diskusi kelompok. Pada langkah ini setiap anggota kelompok harus menyampaikan pendapatnya agar mampu menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika yang berkaitan dengan keliling segitiga. Guru berkeliling mengawasi setiap kelompok untuk membimbing dan menanyakan kesulitan apa saja yang dialami kelompok. Guru memberikan tanda bahwa waktu berdiskusi akan selesai, memastikan bahwa semua soal sudah dijawab dan semua anggota kelompok memahami jawabannya. Dalam tahap konfirmasi, guru memanggil nomor siswa, sebelum guru memanggil nomor siswa harus dalam keadaan tenang karena waktu berdiskusi telah habis. Guru memanggil nomor 2 Setiap anggota kelompok yang nomornya dipanggil kemudian mengangkat tangan. Guru

56 43 menunjuk salah satu siswa nomor 2 dari kelompok dan 4 untuk mengerjakan soal nomor. Siswa dengan nomor 2 dari kelompok dan 4 maju ke depan kelas untuk menuliskan jawaban di papan tulis kemudian melakukan presentasi di depan kelas. Setelah melakukan presentasi, jawabannya sudah benar, sehingga kelompok lain tidak ada yang menanggapi jawaban kelompok dan 4. Langkah yang sama dilakukan untuk soal nomor 2 sampai 5, akan tetapi dengan nomor yang berbedabeda. Dilanjutkan penarikan kesimpulan, siswa dan guru membahas jawaban hasil diskusi kelompok yang telah dipresentasikan. 3 kelompok yang paling kompak yaitu kelompok, 4 dan 7 memperoleh hadiah/penghargaan dari guru. Dalam kegiatan akhir, siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Kemudian guru mengakhiri pelajaran dengan salam penutup. 2) Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Jum at, 6 Mei 204, dari pukul WIB. Materi yaitu soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung luas segitiga. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran terbagi menjadi 3 tahap kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Proses belajar mengajar dimulai dengan kegiatan awal, bertujuan untuk mengkondisikan siswa dalam kelas. Hal ini agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Guru memulai pelajaran diawali dengan

57 44 salam pembuka, kemudian Ma mun Nawawi selaku ketua kelas memimpin do a. Dilanjutkan dengan presensi, seluruh siswa hadir dalam pertemuan kedua ini. Dalam tahap eksplorasi, guru masih menggunakan pembagian kelompok yang telah dibagi pada pertemuan. Kemudian guru membagikan nomor yang telah disiapkan, siswa mengambil nomor dan menggunakannya di saku. Setelah itu, guru menjelaskan materi tentang materi soal pemecahan masalah matematika yang berkaitan dengan menghitung luas segitiga. Siswa memperhatikan penjelasan dengan tenang, kemudian setelah selesai siswa diberi kesempatan untuk bertanya. Karena tidak ada yang bertanya, ini menandakan bahwa seluruh siswa sudah paham dengan penjelasan guru. Dilanjutkan dengan tahap elaborasi, tahap ini dilakukan setelah guru selesai menjelaskan materi. Kemudian guru membagikan lembar diskusi, perwakilan kelompok mengambil lembar diskusi yang disediakan guru untuk didiskusikan dengan anggota kelompoknya. Lembar diskusi berjumlah 5 soal tentang luas segitiga. Setelah semua kelompok mendapatkan lembar diskusi, kemudian mereka berpikir bersama/melaksanakan diskusi kelompok. Pada langkah ini setiap anggota kelompok harus menyampaikan pendapatnya agar mampu menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika yang berkaitan dengan luas segitiga. Guru berkeliling mengawasi setiap kelompok untuk membimbing dan menanyakan kesulitan apa saja yang dialami

58 45 kelompok. Kelompok 4 menanyakan soal nomor 3. Berikut pertanyaannya: Kelompok 4 : Bu mau tanya nomor 3, itu segitiga OPQ segitiga apa, di sini tidak ada keterangannya? Guru : Segitiga OPQ adalah segitiga sebarang. Bagus, kelompok 4 perlu di contoh, apabila ada yang membingungkan langsung ditanyakan saja. Kemudian setelah itu waktu diskusi telah habis, guru memberi tahu bahwa waktu diskusi selesai, dan memastikan bahwa semua soal sudah dijawab serta semua anggota kelompok memahami jawabannya. Dalam tahap konfirmasi, guru memanggil nomor siswa, sebelum guru memanggil nomor siswa harus dalam keadaan tenang karena waktu berdiskusi telah habis. Guru memanggil nomor 3. Setiap anggota kelompok yang nomornya dipanggil kemudian mengangkat tangan. Guru menunjuk salah satu siswa nomor 3 dari kelompok 2 dan 7 untuk mengerjakan soal nomor. Siswa dengan nomor 3 dari kelompok 2 dan 7 maju ke depan kelas untuk menuliskan jawaban di papan tulis kemudian melakukan presentasi di depan kelas. Setelah melakukan presentasi, jawabannya sudah benar, sehingga kelompok lain tidak ada yang menanggapi jawaban kelompok 2 dan 7. Langkah yang sama dilakukan untuk soal nomor 2 sampai 5, akan tetapi dengan nomor yang berbedabeda. Dilanjutkan penarikan kesimpulan, siswa dan guru membahas jawaban hasil diskusi kelompok yang telah dipresentasikan. 3 kelompok

59 46 yang paling kompak yaitu kelompok, 5 dan 6 memperoleh hadiah/penghargaan dari guru. Dalam kegiatan akhir, siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Kemudian guru mengakhiri pelajaran dengan salam penutup. 3) Pertemuan 3 Pada pertemuan ketiga pada Rabu, 20 Mei 204 dilaksanakan evaluasi mengenai materi yang telah diajarkan yaitu tentang soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas segitiga. c. Observasi Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti dibantu oleh tiga orang teman sejawat sebagai pengamat/observer yaitu Diah Chusnul Khotimah, Indra Prasepta dan Nissa Arifa. Observer bertugas mengamati dan menilai selama kegiatan pembelajaran Matematika berlangsung menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT. Berikut hasil observasi proses pembelajaran Matematika menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT.

60 47 Tabel 4.2. Hasil Observasi pada Guru Siklus I No. Langkah-Langkah NHT Rata-rata Pert Pert 2 Rt2 Slruh Pengorganisasian siswa (2 kegiatan) Penomoran ( Kegiatan) Pemberian materi pelajaran ( kegiatan) Pengajuan pertanyaan (2 kegiatan) Berpikir bersama ( kegiatan) Pemanggilan nomor ( kegiatan) Menjawab pertanyaan ( kegiatan) Penarikan kesimpulan (2 kegiatan) Jumlah ( kegiatan) Rata-Rata Persentase (%) Presentase berdasarkan observasi pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT terhadap guru pada pertemuan mencapai 68,6% termasuk kriteria cukup baik, pada pertemuan 2 presentasenya mencapai 7,98 % termasuk kriteria cukup baik. Sehingga untuk presentase siklus I diambil rata-rata presentase dari pertemuan dan 2 sebesar 70,07 % termasuk kriteria cukup baik.

61 48 Tabel 4.3. Hasil Observasi pada Siswa Siklus I No. Langkah-Langkah NHT Rata-rata Pert Pert 2 Rt2 Slruh Pengorganisasian siswa (2 kegiatan) Penomoran ( Kegiatan) Pemberian materi pelajaran ( kegiatan) Pengajuan pertanyaan (2 kegiatan) Berpikir bersama ( kegiatan) Pemanggilan nomor ( kegiatan) Menjawab pertanyaan ( kegiatan) Penarikan kesimpulan (2 kegiatan) Jumlah ( kegiatan) Rata-Rata Persentase (%) Presentase berdasarkan observasi pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT terhadap siswa pada pertemuan mencapai 64,39% termasuk kriteria cukup baik, pada pertemuan 2 presentasenya mencapai 7,20 % termasuk kriteria cukup baik. Sehingga untuk presentase siklus I diambil rata-rata presentase dari pertemuan dan 2 sebesar 67,80 % termasuk kriteria cukup baik. Dalam pertemuan 3 dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas segitiga. Berdasarkan data nilai yang terdapat dalam lampiran, keterangan tes siklus dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

62 49 Tabel 4.4. Keterangan Tes Evaluasi Siklus KETERANGAN: NILAI PERSENTASE Jumlah total nilai siswa (32 anak) 227 Rata-Rata Tuntas 70 (KKM =70) % Tidak Tuntas < 70 ( KKM=70) % Berdasarkan tabel 4.4, jumlah siswa yang mendapat nilai memenuhi KKM sebanyak 23 orang atau 7,88 %, sedangkan yang mendapat nilai di bawah KKM ada 9 siswa atau 28,3 %. Nilai terendah 49 dan nilai tertinggi 83. Dari hasil tes tersebut diperoleh rata-rata nilai kelas 70,97. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa siswayang mendapatkan nilai 70 presentasenya belum memenuhi target yaitu 75%. d. Refleksi Pembelajaran Matematika yang dilaksanakan pada siklus dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dalam peningkatan keterampilan menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika ternyata memberikan beberapa perubahan yang cukup signifikan pada siswa. Peneliti melaksanakan refleksi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan guna mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilaksanakan. Tujuannya adalah mengevaluasi jalannya pembelajaran sehingga diketahui kendala-kendala dan mencari solusinya untuk pelaksanaan siklus berikutnya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh 3 observer pada siklus I pertemuan dan 2 dapat diambil kesimpulan bahwa langkahlangkah pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

63 50 terdiri dari 8 langkah NHT guru dan siswa belum memenuhi indikator keberhasilan atau masih perlu ditingkatkan lagi pada siklus selanjutnya. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan guru dan siswa pada setiap langkah. Berikut rincian refleksi siklus I.. Langkah pertama dalam melaksanakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT yaitu mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok. Dalam langkah ini, guru masih kesulitan ketika mengelompokan siswa hal ini dikarenakan siswa masih berebut tempat duduk dan terdapat kelompok yang belum mau menerima pembagian kelompok yang ditentukan oleh guru. Hal ini perlu diperbaiki dalam pelaksanaan siklus II yaitu guru membagi kelompok sebelum dimulai pelajaran. Jadi saat siswa masuk kelas langsung mencari tempat duduk sesuai kelompok, tempat duduk siswa sudah diatur oleh guru agar siswa tidak berebut tempat duduk. Guru juga memberikan pengertian pada siswa bahwa pembagian kelompok yang dilakukan oleh guru dilakukan dengan kemampuan yang beragam agar dapat saling bekerja sama dan berbagi ilmu antara anak-anak yang pandai dan anak-anak yang kurang pandai. 2. Langkah kedua yaitu memberikan penomoran pada siswa. Pada siklus I ini penomoran hanya menggunakan kertas hvs berukuran 0 x 0 cm yang dipakai siswa di saku menggunakan jarum, ini terlihat tidak menarik dan mudah sobek. Kemudian juga terlihat beberapa siswa menggunakan nomor untuk mainan sehingga nomor sudah rusak

64 5 meskipun pembelajaran belum selesai. Berdasarkan kritik dan saran dari observer, langkah ini perlu mendapat perhatian, agar siklus berikutnya penomoran lebih menarik dan penomoran diletakkan di kepala supaya tampak jelas dan awet. 3. Langkah ketiga yaitu pemberian materi pembelajaran. Menurut Observer dan siswa, guru dalam menyampaikan materi terlalu cepat. Dalam langkah ini siswa sudah memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan guru dengan tenang, akan tetapi masih cenderung pasif dan hanya diam. Hal ini pelu diperbaiki dalam pelaksanaan siklus II baik dari guru maupun siswanya. Dalam penyampaian materi hendaknya jangan terlalu cepat agar siswa bisa mengikuti materi secara maksimal dan tidak tertinggal. Kemudian guru juga harus memberikan motivasi agar siswa lebih antusias dan mau bertanya ketika materi yang disampaikan guru kurang jelas. 4. Langkah keempat, pengajuan pertanyaan. Menurut observer dalam pelaksanaan langkah ini sudah berjalan dengan baik, dan tetap dipertahankan ketika pelaksanaan siklus II. 5. Dilanjutkan pada langkah NHT yang kelima yaitu siswa berpikir bersama. Menurut pendapat observer banyak hal yang masih berjalan kurang lancar. Diantaranya guru kurang sabar dalam membimbing siswa, karena banyak siswa yang bertanya sehingga tidak semua siswa/ kelompok mendapat arahan dan bimbingan yang maksimal dari guru, kemudian pada langkah ini juga belum semua kelompok

65 52 berdiskusi secara kompak dan beberapa siswa yang pandai tidak mau bertukar pendapat dengan temannya, sehingga tidak semua anggota kelompok memahami jawaban/hasil diskusi serta waktu yang digunakan untuk berdiskusi melebihi batas yang diberikan. Hal-hal di atas perlu diperbaiki dalam siklus II nanti. Dalam siklus II guru hendaknya lebih sabar dalam membimbing siswa dan diusahakan melihat kelompok satu persatu ketika siswa berdiskusi, sehingga guru dapat melihat kelompok mana yang belum kompak, mengarahkan mereka agar bisa menghargai pendapat sesama anggota kelompok sehingga semua anggota memahami hasil diskusi yang dilakukan. Kemudian guru juga harus memperhatikan waktu diskusi agar tidak melebihi batas yang ditentukan. 6. Pada langkah keenam, pamanggilan nomor. Langkah ini berjalan lancar dan baik. 7. Dilanjutkan langkah NHT yang ketujuh yaitu menjawab pertanyaan. Suara siswa tidak terdengar jelas oleh semua siswa. Siswa dalam menjawab pertanyaan terlihat kurang percaya diri. Dalam pelaksanaan siklus II hendaknya guru memberikan motivasi bahwa ketika menyampaikan pendapat harus dengan suara yang jelas, jangan takut salah dan harus percaya diri. 8. Dalam pelaksanaan langkah kedelapan yaitu penarikan kesimpulan sudah berjalan dengan lancar.

66 53 Berdasarkan analisis keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal cerita melalui lembar evaluasi, perolehan nilai pada Siklus I dengan jumlah 32 siswa, terdapat 9 siswa atau 28,3% belum tuntas, 23 siswa atau 7,88% tuntas. Masih terdapat siswa yang dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika tidak menggunakan langkah-langkah yang benar (diketahui, ditanyakan, jawab, dan kalimat kesimpulan), siswa menuliskan soal tersebut dengan langkah yang tidak runtut. Walaupun dalam pelaksanaan tindakan siklus sudah cukup baik, tetapi belum terlaksana secara optimal. Dari dua pertemuan pada siklus I, dapat disimpulkan beberapa kendala yang ada, seperti: () Guru sudah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai rencana, tetapi belum maksimal; (2) Waktu pada tiap kegiatan melebihi rencana awal, sehingga kekurangan waktu; (3) Guru masih kurang dalam memberikan penguatan dan motivasi kepada siswa; (4) Sebagian besar siswa masih belum terlibat aktif dalam pembelajaran; (5) Penomoran kurang menarik. Berdasarkan uraian hasil di atas dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran siklus I sudah dapat berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT. Guru harus lebih memaksimalkan langkah langkah yang ada. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan yang lebih baik untuk melaksanakan siklus II.

67 54 2. Siklus II Pelaksanaan siklus II terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi hasil penelitian, dan refleksi. Berikut ini pemaparan dari tiap-tiap tindakan pada siklus II: a. Perencanaan Tindakan Siklus II Tahap awal dalam siklus ini adalah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran Matematika kelas VII A semester 2 dalam alokasi waktu 8 x 40 menit atau untuk tiga kali pertemuan dengan materi menyelesaikan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas segiempat. Pada pertemuan keempat dilaksanakan evaluasi untuk siklus ini. RPP secara lengkap terlampir pada halaman. Kegiatan yang dilaksanakan di antaranya adalah: () menyusun lembar observasi pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (terlampir), (2) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Satu RPP disusun untuk 3 kali pertemuan, (4) mempersiapkan ruang kelas dan hal lain yang mendukung jalannya proses belajar mengajar, (5) mempersiapkan kamera digital untuk mendokumentasikan jalannya proses belajar mengajar (6) meminta ijin kepada Kepala Sekolah SMP Negeri Poncowarno untuk melaksanakan penelitian dan menghubungi teman sejawat untuk menjadi observer (ada 3 observer), (7) mempersiapkan penomoran. Jadwal setiap pertemuan dapat dapat dilihat pada tabel berikut ini:

68 55 Tabel 4.5. Jadwal Pelaksanaan Siklus II Pertemuan -4 No Siklus II Pelaksanaan Waktu Materi. Pertemuan ke- Jum at, 23 Mei Soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas jajar genjang dan 2. Pertemuan ke-2 3. Pertemuan ke-3 4 Pertemuan ke-4 b. Pelaksanaan Rabu, 28 Mei 204 Jum at, 30 Mei 204 Rabu, 4 Juni 204 persegi panjang Soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas balah ketupat dan persegi Soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas trapesium dan layang-layang Evaluasi Setelah melaksanakan tahap perencanaan selesai, maka dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tahap pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan tiga kali pertemuan. Setiap pertemuan mempunyai alokasi waktu dua jam pelajaran dengan durasi 80 menit. Pada setiap pertemuan terbagi menjadi tiga tahap yaitu kegiatan awal selama 0 menit, kegiatan inti selama 60 menit dan kegiatan akhir selama 0 menit. Pada pertemuan ke-4 dilakukan evaluasi tenyang materi yang telah diajarkan mengenai soal pemecahan masalah matematika yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas segiempat.

69 56 ) Pertemuan Pertemuan I dilaksanakan pada hari Jum at, 23 Mei 204, dari pukul WIB. Materi yaitu mengenai soal pemecahan masalah matematika yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas jajargenjang dan persegi panjang. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran terbagi menjadi 3 tahap kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Proses belajar mengajar dimulai dengan kegiatan awal, bertujuan untuk mengkondisikan siswa dalam kelas. Hal ini agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Guru memulai pelajaran diawali dengan salam pembuka, kemudian Ma mun Nawawi selaku ketua kelas memimpin do a. Dilanjutkan dengan presensi, seluruh siswa hadir dalam pertemuan pertama ini. Dalam tahap eksplorasi, pembagian kelompok masih tetap seperti pada siklus I, hanya saja model nomornya yang berubah. Guru membagikan nomor yang telah disiapkan, siswa mengambil nomor dan menggunakannya di kepala tidak lagi di saku seperti pada siklus I. Setelah itu, guru menjelaskan materi tentang materi pemecahan masalah matematika yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas jajargenjang dan persegi panjang. Siswa memperhatikan penjelasan dengan tenang, kemudian setelah selesai siswa diberi kesempatan untuk bertanya. Karena tidak ada yang bertanya, ini menandakan bahwa seluruh siswa sudah paham dengan penjelasan guru.

70 57 Dilanjutkan dengan tahap elaborasi, tahap ini dilakukan setelah guru selesai menjelaskan materi. Kemudian guru membagikan lembar diskusi, perwakilan kelompok mengambil lembar diskusi yang disediakan guru untuk didiskusikan dengan anggota kelompoknya. Lembar diskusi berjumlah 5 soal tentang keliling dan luas jajargenjang dan persegi panjang. Setelah semua kelompok mendapatkan lembar diskusi, kemudian mereka berpikir bersama/melaksanakan diskusi kelompok. Pada langkah ini setiap anggota kelompok harus menyampaikan pendapatnya agar mampu menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas jajargenjang dan persegi panjang. Guru berkeliling mengawasi setiap kelompok untuk membimbing dan menanyakan kesulitan apa saja yang dialami kelompok. Kelompok 7 menanyakan soal nomor 3. Berikut pertanyaannya: Kelompok 7 : Bu mau tanya nomor 3, itu yang dimaksud panjang sisi panjang dan panjang sisi pendek apa? Guru : Yang dimaksud panjang sisi pendek dari persegi panjang adalah lebarnya, kemudian yang dimaksud panjang sisi panjangna adalah panjangnya. Kemudian setelah itu waktu diskusi telah habis, guru memberi tahu bahwa waktu diskusi selesai, dan memastikan bahwa semua soal sudah dijawab serta semua anggota kelompok memahami jawabannya.

71 58 Dalam tahap konfirmasi, guru memanggil nomor siswa, sebelum guru memanggil nomor siswa harus dalam keadaan tenang karena waktu berdiskusi telah habis. Guru memanggil nomor 6. Setiap anggota kelompok yang nomornya dipanggil kemudian mengangkat tangan. Guru menunjuk salah satu siswa nomor 6 dari kelompok 3 dan 6 untuk mengerjakan soal nomor. Siswa dengan nomor 6 dari kelompok 3 dan 6 maju ke depan kelas untuk menuliskan jawaban di papan tulis kemudian melakukan presentasi di depan kelas. Setelah melakukan presentasi, jawabannya sudah benar, sehingga kelompok lain tidak ada yang menanggapi jawaban kelompok 3 dan 6. Langkah yang sama dilakukan untuk soal nomor 2 sampai 5, akan tetapi dengan nomor yang berbedabeda. Dilanjutkan penarikan kesimpulan, siswa dan guru membahas jawaban hasil diskusi kelompok yang telah dipresentasikan. 3 kelompok yang paling kompak yaitu kelompok 2, 5 dan 8 memperoleh hadiah/penghargaan dari guru. Dalam kegiatan akhir, siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Kemudian guru mengakhiri pelajaran dengan salam penutup. 2) Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Mei 204, dari pukul WIB. Materi yaitu mengenai soal pemecahan masalah matematika yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas belah

72 59 ketupat dan persegi. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran terbagi menjadi 3 tahap kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Proses belajar mengajar dimulai dengan kegiatan awal, bertujuan untuk mengkondisikan siswa dalam kelas. Hal ini agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Guru memulai pelajaran diawali dengan salam pembuka, kemudian Ma mun Nawawi selaku ketua kelas memimpin do a. Dilanjutkan dengan presensi, seluruh siswa hadir dalam pertemuan kedua ini. Dalam tahap eksplorasi, guru masih menggunakan pembagian kelompok yang telah dibagi pada pertemuan. Kemudian guru membagikan nomor yang telah disiapkan, siswa mengambil nomor dan menggunakannya di kepala. Setelah itu, guru menjelaskan materi tentang materi soal pemecahan masalah matematika yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas belah ketupat dan persegi. Siswa memperhatikan penjelasan dengan tenang, kemudian setelah selesai siswa diberi kesempatan untuk bertanya. Ada siswa yang bernama Lely Mukharomah bertanya. Berikut pertanyannya: Lely Guru : Bu, bedanya persegi panjang dan persegi itu apa? : Perbedaannya terletak pada sisinya, pada persegi panjang sisinya tidak sama semua, ada 2 pasang sisi yang sama panjang yaitu sisi-sisi yang berhadapan. Sedangkan pada persegi, 4 sisinya sama panjang. Selain itu rumus mencari

73 60 keliling dan luasnya juga berbeda seperti yang telah dijelaskan. Sudah paham? Lely Guru : Iya bu, terima kasih. : Sama-sama. Dilanjutkan dengan tahap elaborasi, tahap ini dilakukan setelah guru selesai menjelaskan materi. Kemudian guru membagikan lembar diskusi, perwakilan kelompok mengambil lembar diskusi yang disediakan guru untuk didiskusikan dengan anggota kelompoknya. Lembar diskusi berjumlah 5 soal tentang keliling dan luas belah ketupat dan persegi. Setelah semua kelompok mendapatkan lembar diskusi, kemudian mereka berpikir bersama/melaksanakan diskusi kelompok. Pada langkah ini setiap anggota kelompok harus menyampaikan pendapatnya agar mampu menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika yang berkaitan dengan keliling dan luas belah ketupat dan persegi. Guru berkeliling mengawasi setiap kelompok untuk membimbing dan menanyakan kesulitan apa saja yang dialami kelompok. Kemudian setelah itu waktu diskusi telah habis, guru memberi tahu bahwa waktu diskusi selesai, dan memastikan bahwa semua soal sudah dijawab serta semua anggota kelompok memahami jawabannya. Dalam tahap konfirmasi, guru memanggil nomor siswa, sebelum guru memanggil nomor siswa harus dalam keadaan tenang karena waktu berdiskusi telah habis. Guru memanggil nomor 5. Setiap anggota kelompok yang nomornya dipanggil kemudian mengangkat tangan. Guru

74 6 menunjuk salah satu siswa nomor 5 dari kelompok 5 dan 8 untuk mengerjakan soal nomor. Siswa dengan nomor 5 dari kelompok 5 dan 8 maju ke depan kelas untuk menuliskan jawaban di papan tulis kemudian melakukan presentasi di depan kelas. Setelah melakukan presentasi, jawabannya sudah benar, sehingga kelompok lain tidak ada yang menanggapi jawaban kelompok 5 dan 8. Langkah yang sama dilakukan untuk soal nomor 2 sampai 5, akan tetapi dengan nomor yang berbedabeda. Dilanjutkan penarikan kesimpulan, siswa dan guru membahas jawaban hasil diskusi kelompok yang telah dipresentasikan. 3 kelompok yang paling kompak yaitu kelompok 2, 7 dan 6 memperoleh hadiah/penghargaan dari guru. Dalam kegiatan akhir, siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Kemudian guru mengakhiri pelajaran dengan salam penutup. 3) Pertemuan 3 Pertemuan 3 dilaksanakan pada hari Jum at, 30 Mei 204, dari pukul WIB. Materi yaitu mengenai soal pemecahan masalah matematika yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas trapesium dan layang-layang. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran terbagi menjadi 3 tahap kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Proses belajar mengajar dimulai dengan kegiatan awal, bertujuan untuk mengkondisikan siswa dalam kelas. Hal ini agar proses belajar

75 62 mengajar berjalan dengan baik. Guru memulai pelajaran diawali dengan salam pembuka, kemudian Ma mun Nawawi selaku ketua kelas memimpin do a. Dilanjutkan dengan presensi, seluruh siswa hadir dalam pertemuan kedua ini. Dalam tahap eksplorasi, guru masih menggunakan pembagian kelompok yang telah dibagi pada pertemuan. Kemudian guru membagikan nomor yang telah disiapkan, siswa mengambil nomor dan menggunakannya di kepala. Setelah itu, guru menjelaskan materi tentang materi soal pemecahan masalah matematika yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas trapesium dan layang-layang. Siswa memperhatikan penjelasan dengan tenang, kemudian setelah selesai siswa diberi kesempatan untuk bertanya. Karena tidak ada yang bertanya, ini menandakan bahwa seluruh siswa sudah paham dengan penjelasan guru. Dilanjutkan dengan tahap elaborasi, tahap ini dilakukan setelah guru selesai menjelaskan materi. Kemudian guru membagikan lembar diskusi, perwakilan kelompok mengambil lembar diskusi yang disediakan guru untuk didiskusikan dengan anggota kelompoknya. Lembar diskusi berjumlah 5 soal tentang keliling dan luas trapesium dan layang-layang. Setelah semua kelompok mendapatkan lembar diskusi, kemudian mereka berpikir bersama/melaksanakan diskusi kelompok. Pada langkah ini setiap anggota kelompok harus menyampaikan pendapatnya agar mampu menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika yang berkaitan dengan keliling dan luas trapesium dan

76 63 layang-layang. Guru berkeliling mengawasi setiap kelompok untuk membimbing dan menanyakan kesulitan apa saja yang dialami kelompok. Kemudian setelah itu waktu diskusi telah habis, guru memberi tahu bahwa waktu diskusi selesai, dan memastikan bahwa semua soal sudah dijawab serta semua anggota kelompok memahami jawabannya. Dalam tahap konfirmasi, guru memanggil nomor siswa, sebelum guru memanggil nomor siswa harus dalam keadaan tenang karena waktu berdiskusi telah habis. Guru memanggil nomor 3. Setiap anggota kelompok yang nomornya dipanggil kemudian mengangkat tangan. Guru menunjuk salah satu siswa nomor 3 dari kelompok 2 dan 7 untuk mengerjakan soal nomor. Siswa dengan nomor 3 dari kelompok 2 dan 7 maju ke depan kelas untuk menuliskan jawaban di papan tulis kemudian melakukan presentasi di depan kelas. Setelah melakukan presentasi, jawabannya sudah benar, sehingga kelompok lain tidak ada yang menanggapi jawaban kelompok 2 dan 7. Langkah yang sama dilakukan untuk soal nomor 2 sampai 5, akan tetapi dengan nomor yang berbedabeda. Dilanjutkan penarikan kesimpulan, siswa dan guru membahas jawaban hasil diskusi kelompok yang telah dipresentasikan. 3 kelompok yang paling kompak yaitu kelompok 2, 5 dan 6 memperoleh hadiah/penghargaan dari guru. Dalam kegiatan akhir, siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Kemudian guru mengakhiri pelajaran dengan salam penutup.

77 64 c. Observasi Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti dibantu oleh tiga orang teman sejawat sebagai pengamat/observer yaitu Diah Chusnul Khotimah, Indra Prasepta dan Nissa Arifa. Observer bertugas mengamati dan menilai selama kegiatan pembelajaran Matematika berlangsung menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT. Berikut hasil observasi proses pembelajaran Matematika menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT. Tabel 4.6. Hasil Observasi pada Guru Siklus II No. Langkah-Langkah NHT Rata-rata Pert Pert 2 Pert 3 Rt2 Slruh Pengorganisasian siswa (2 kegiatan) Penomoran ( Kegiatan) Pemberian materi pelajaran ( kegiatan) Pengajuan pertanyaan (2 kegiatan) Berpikir bersama ( kegiatan) Pemanggilan nomor ( kegiatan) Menjawab pertanyaan ( kegiatan) Penarikan kesimpulan (2 kegiatan) Jumlah ( kegiatan) Rata-Rata Persentase (%) Presentase berdasarkan observasi pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT terhadap guru pada siklus II untuk pertemuan mencapai 74,98% termasuk kriteria cukup baik, pada pertemuan 2

78 65 presentasenya mencapai 82,57% termasuk kriteria baik dan pada pertemuan 3 presentasenya mencapai 85,57% termasuk kriteria baik. Sehingga untuk presentase siklus II diambil rata-rata presentase dari pertemuan, 2 dan 3 sebesar 8,04 % termasuk kriteria baik. Tabel 4.7. Hasil Observasi pada Siswa Siklus II No. Langkah-Langkah NHT Rata-rata Pert Pert 2 Pert 3 Rt2 Slruh Pengorganisasian siswa (2 kegiatan) Penomoran ( Kegiatan) Pemberian materi pelajaran ( kegiatan) Pengajuan pertanyaan (2 kegiatan) Berpikir bersama ( kegiatan) Pemanggilan nomor ( kegiatan) Menjawab pertanyaan ( kegiatan) Penarikan kesimpulan (2 kegiatan) Jumlah ( kegiatan) Rata-Rata Persentase (%) Presentase berdasarkan observasi pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT terhadap siswa pada siklus II untuk pertemuan mencapai 76,50% termasuk kriteria baik, pada pertemuan 2 presentasenya mencapai 78,80% termasuk kriteria baik dan pada pertemuan 3 presentasenya mencapai 84,86% termasuk kriteria baik. Sehingga untuk presentase siklus II diambil rata-rata presentase dari pertemuan, 2 dan 3 sebesar 80,05 % termasuk kriteria baik.

79 66 Siklus II diakhiri pada pertemuan 4 dengan pelaksanaan evaluasi untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas segiempat. Berdasarkan data nilai yang terdapat dalam lampiran, keterangan tes siklus II dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut. Tabel 4.8. Keterangan Tes Siklus II KETERANGAN: NILAI PERSENTASE Jumlah total nilai siswa (32 anak) 2462 Rata-Rata Tuntas 70 (KKM =70) % Tidak Tuntas < 70 (KKM=70) % Berdasarkan table 4.8, jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 26 orang atau 8,25 %, sedangkan yang mendapat nilai di bawah KKM ada 6 siswa atau 8,75%. Nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 88. Dari hasil tes tersebut diperoleh rata-rata nilai kelas 76,94. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa siswa yang mendapatkan nilai 70 sudah memenuhi presentase dalam indikator keberhasilan yaitu 75%. d. Refleksi Pembelajaran Matematika menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada siklus II telah menunjukkan perubahan yang baik pada aktivitas siswa, guru, maupun kemajuan pada pencapaian keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika. Peneliti melaksanakan refleksi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan guna mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilaksanakan. Tujuannya adalah

80 67 mengevaluasi jalannya pembelajaran sehingga diketahui kendala-kendala dan mencari solusinya. Dalam pelaksanaan siklus II sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi. Berdasarkan data-data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa pada tindakan perbaikan siklus II ini indikator kinerja yang pertama dan kedua telah tercapai. Pada indikator kinerja yang pertama, langkahlangkah penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT yang dilakukan guru pada telah mencapai 8,04% dan kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran mencapai 80,05 %, hasil ini sudah lebih dari persentase yang ditargetkan yaitu 75%. Pada indikator kinerja yang kedua, siswa dengan keterampilan menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika yang nilainya 70 (KKM) telah mencapai persentase 8,25 %, melebihi indikator keberhasilan yang ditargetkan yaitu 75%. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan telah cukup dan memutuskan bahwa peneliti tidak perlu merencanakan dan melaksanakan perbaikan tindakan siklus berikutnya. C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang didiskripsikan pada siklus I sampai siklus II dapat dikatakan bahwa peningkatan keterampilan pemecahan masalah matematika tidak hanya dilihat pada hasil evaluasi saja, tetapi juga pada proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, baik pada kegiatan guru maupun pada kegiatan siswa. Sebelum membandingkan hasil tindakan antarsiklus, terlebih dahulu akan disajikan data

81 68 hasil tindakan antarpertemuan pada setiap siklus. Berikut hasil tindakan antar pertemuan pada setiap siklus tersebut: Tabel 4.9 Tabel Data Hasil Tindakan Tiap Pertemuan pada Siklus I Pertemuan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Guru Siswa Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika 68,8% 64,39% 2 7,97% 7,2% ẋ 70,07% 67,80% 7,88% Tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Berdasarkan tabel 4.9 dapat terlihat bahwa keberhasilan guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT mencapai 70,07%, sedangkan siswa mencapai 67,80%. Untuk keterampilan pemecahan masalah Matematika telah mencapai rata-rata 7,88%. Tabel 4.0 Tabel Data Hasil Tindakan Tiap Pertemuan pada Siklus II Pertemuan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Guru Siswa Keterampilan Pemecahan masalah Matematika 75,00% 76,52% 2 82,58% 78,79% 3 85,6% 84,85% ẋ 8,04% 80,05% 8,25% Dari tabel 4.0 dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, guru mencapai keberhasilan 8,04% sedangkan dari siswa presentase rata-ratanya adalah 80,05%. Dilihat dari variabel

82 69 keterampilan pemecahan masalah Matematika presentase yang diperoleh yaitu: 8,25%. Dari data hasil tindakan setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II diperoleh data hasil tindakan tiap siklus yang diambil dari rata-rata hasil tindakan masing-masing siklus. Berikut hasil tindakan setiap siklus tersebut: Tabel 4. Tabel Data Hasil Tindakan Tiap Siklus Siklus Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika Guru Siswa I 70,07% 67,80% 7,88% II 8,04% 80,05% 8,25% Pelaksanaan langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT diamati oleh observer selama proses belajar mengajar berlangsung. Indikator keberhasilan penelitian pelaksanaan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT oleh guru adalah 75%. Pada siklus I penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada guru telah mencapai 70,07% dan 8,04% pada siklus II termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

83 70 85% 80% 75% 70% 70.07% 8.04% Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT oleh Guru 65% 60% SIKLUS I SIKLUS II Gambar 4.. penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada guru Pelaksanaan langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT diamati oleh observer selama proses belajar mengajar berlangsung. Indikator keberhasilan penelitian pelaksanaan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT oleh siswa adalah 75%. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa pada siklus I baru mencapai 67,80% dan 80,05% pada siklus II, termasuk kriteria baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut: 82% 80% 78% 76% 74% 72% 70% 68% 66% 64% 62% 60% 67.80% SIKLUS I 80.05% SIKLUS II Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT oleh Siswa Gambar 4.2. penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada Siswa

84 7 Indikator keberhasilan penelitian untuk keterampilan pemecahan masalah Matematika adalah 75%. Pada siklus I keterampilan pemecahan masalah Matematika mencapai 7,88% dan pada siklus II sebesar 8,25% termasuk kriteria baik. 82% 80% 78% 76% 74% 72% 70% 68% 66% 8.25% Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika 7.88% SIKLUS I SIKLUS II Gambar 4.3. Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika Dari gambar di atas terlihat dengan jelas peningkatan hasil tindakann penelitian tindakan kelas baik dilihat dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ataupun dari keterampilan pemecahan masalah Matematika. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dalam Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Matematika Kelas VII A SMP Negeri Poncowarno Tahun Pelajaran 203/204 memiliki 8 langkah yang harus dilaksanakan oleh peneliti. Langkah-langkah tersebut yaitu () mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok, (2) memberikan penomoran pada siswa, (3) pemberian materi pelajaran, (4) pengajuan pertanyaan pada siswa, (5) siswa berpikir bersama, (6) pemanggilan nomor siswa, (7) menjawab pertanyaan, (8) penarikan

85 72 kesimpulan.langkah di atas merupakan kesimpulan dari pendapat Djamarah (200); dan Trianto (20). Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam peningkatan keterampilan pemecahan masalah pada pambelajaran Matematika dilaksanakan 2 siklus sebanyak 8 kali pertemuan. Pelaksanaan langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT diamati oleh observer selama proses belajar mengajar berlangsung. Indikator keberhasilan penelitian pelaksanaan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT oleh guru maupun siswa adalah 75%. Berdasarkan observasi pada siklus II pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT oleh guru telah tercapai 8.04%, sedangkan oleh siswa telah tercapai 80.05%. Ini menunjukkan bahwa indikator kinerja penelitian telah tercapai. Pada penelitian ini, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada pembelajaran Matematika siswa kelas VII A SMP Negeri Poncowarno. Keterampilan pemecahan masalah yang diperoleh siswa pada siklus I, jumlah siswa yang mendapat nilai evaluasi KKM mencapai 7,88% dan siswa yang mendapat nilai KKM sebesar 28,2%. Keterampilan pemecahan masalah pada siklus II, jumlah siswa yang memperoleh nilai evaluasi KKM mencapai 8,25% dan yang mendapat nilai evaluasi KKM sebesar 8,75%. Berdasarkan analisis hasil evaluasi, siswa sudah menggunakan langkahlangkah yang tepat dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika. Langkah-langkah pemecahan masalah pada pembelajaran matematika yang

86 73 digunakan siswa yaitu memahami masalah, merencanakan pemecahan, melaksanakan rencana, dan melihat kembali. Langkah-langkah tersebut merupakan kesimpulan dari pendapat Winarni dan Harmini (20); dan Polya dalam Dianti (202). Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih mengutamakan keaktifan serta kerjasama kelompok baik dalam kegiatan diskusi/berpikir bersama, sehingga siswa secara tidak langsung siswa akan terbiasa terampil siswa dalam menyelesaikan soal cerita. Hal ini sesuai dengan konsep pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Trianto (2009) yang mengemukakan bahwa keberhasilan pembelajaran kooperatif tergantung pada individual semua anggota kelompok dalam usaha untuk membantu yang lain dan memastikan setiap anggota kelompok siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan orang lain. Berdasarkan kaitan antara hasil penelitian dengan kajian teori di atas dapat disimpulkan bahwa, model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada pembelajaran Matematika siswa kelas VII A. Selama penelitian berlangsung dengan melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe NHT ditemukan adanya kendala. Adapun kendala yang dihadapi oleh peneliti antara lain yaitu () membutuhkan waktu yang lama dalam pembuatan penomoran untuk siswa; (2) jika tidak bisa menguasai kelas, kelas menjadi gaduh dan sulit dikendalikan; (3) siswa kurang aktif dalam berdiskusi/berpikir bersama.

87 74 Dari siklus I dan siklus II peneliti mengatasi kendala-kendala yang terjadi pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan beberapa solusi diantaranya yaitu () peneliti membuat penomoran sebelum mendekati waktu praktek, supaya persiapannya lebih matang; (2) peneliti berusaha untuk mengarahkan siswa agar tidak terlalu ribut, terutama saat pemanggilan nomor dan saat menjawab pertanyaan; dan (3) peneliti berusaha untuk membimbing secara intensif pada setiap kelompok dan menanyakan kesulitan-kesulitan yang dialami kelompok, sehingga siswa akan terlibat aktif dalam diskusi.

88 75 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT dalam Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII A SMP Negeri Poncowarno Tahun Pelajaran 203/204, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:. Langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada keterlibatan siswa terdiri dari delapan langkah yang terjabar menjadi kegiatan. Langkah-langkah pembelajaran dari siklus I ke siklus II mengalami perbaikan. Indikator keberhasilan penelitian sebesar 75% dapat tercapai pada siklus II. 2. Kendala yang ditemukan dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam peningkatan keterampilan pemecahan masalah pada pembelajaran Matematika siswa kelas VII A SMP Negeri Poncowarno adalah sebagai berikut: (a) membutuhkan waktu yang lama dalam pembuatan penomoran untuk siswa; (b) jika tidak bisa menguasai kelas, kelas menjadi gaduh dan sulit dikendalikan; dan (c) siswa kurang aktif dalam berdiskusi/berpikir bersama. Adapun solusi untuk mengatasi kendala yang terjadi dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu (a) peneliti membuat penomoran sebelum mendekati waktu praktek, supaya 75

89 76 persiapannya lebih matang; (b) peneliti berusaha untuk mengarahkan siswa agar tidak terlalu ribut, terutama saat pemanggilan nomor dan saat menjawab pertanyaan; dan (c) peneliti berusaha untuk membimbing secara intensif pada setiap kelompok dan menanyakan kesulitan-kesulitan yang dialami kelompok, sehingga siswa akan terlibat aktif dalam diskusi. B. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi tersebut, ada beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti yaitu:. Bagi Guru Guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran Matematika, karena penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan agar siswa tidak merasa jenuh terhadap pembelajaran Matematika. Dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, guru menekankan pada siswa untuk terlibat aktif di setiap proses pembelajaran dan saling bekerja sama sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. 2. Bagi Peneliti Lain Penelitian Tindakan ini perlu ditindaklanjuti dengan dilakukan pada subjek, tempat penelitian, dan mata pelajaran yang berbeda untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

90 77 3. Bagi Siswa Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT hendaknya didukung oleh semangat siswa dalam belajar sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa maksimal. 4. Bagi Sekolah Kiranya pihak sekolah menyarankan pada guru untuk menerapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pembelajaran Matematika karena dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa.

91 78 DAFTAR PUSTAKA Abdurahman, M Pendidikan bagi anak berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Rineka Cipta. Arikunto, S. 20. Penelitian Tindakan Untuk Guru, Kepala Sekolah & Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media. Dianti, V Langkah-langkah Penyelesaian Masalah. Diperoleh 4 Januari 204 dari Djamarah, S.B Guru dan Anak Didik (dalam interaksi Edukatif). Jakarta: Rineka Cipta. Fitriani, T Penggunaan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Kuwarisan Tahun Ajaran 2009/200. Surakarta: UNS. Heruman Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Huda, M. 20. Cooperative Learning (Metode, teknik, struktur, dan model terapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Huda, M Model- model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Ibrahim & Suparni Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: SUKA Press UIN Sunan Kalijaga. Istiningrum & Sukanti Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas X AK 2 SMK YPKK 2 Sleman Tahun Pelajaran 20/202. Yogyakarta. UNY. Istiyati, S Penggunaan Model Kooperatif Tipe NHT Sebagai Upaya Peningkatan Motivasi Belajar IPS pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Doplang. Surakarta: UNS. Munggaran, F.H Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS Materi Ajaran Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi 78

92 79 Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together. Bandung: UPI. Purwanto, N Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Nurhayati Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Konsep Bilangan Bulat Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 3 Satu Atap Karangsambung Tahun Pelajaran 200/20. Purworejo: UMP. Padmono Evaluasi Pengajaran. Surakarta:UNS. Purba, Janulis Pemecahan Masalah dan Penggunaan Strategi Pemecahan Masalah. Diperoleh 6 Januari 204 dari JANULIS_P_PURBA/Makalah_Seminar/Artikel_P.J.Purba.p df Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sagala, S. 20. Konsep dan makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Solihatin, E. & Raharjo Cooperatif Learning (Analisis Model Pembelajaran IPS). Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sugiyanto Model Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 3 Surakarta. Syah, M Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Trianto Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Wahyudi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Kebumen: Universitas Sebelas Maret. Wilandari, R F Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Sebagai Upaya Meningkatan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Bumiagung Tahun Pelajaran 20/202. Purworejo: UMP. Winarni, E.S. & Harmini S. 20. Matematika Untuk PGSD. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

93 LAMPIRAN

94 80 Lampiran SILABUS PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH Mata Pelajaran Kelas / Semester Standar Kompetensi : SMP Negeri Poncowarno : MATEMATIKA : V II/ II : 6. Memahami konsep segitiga dan segiempat serta menentukan ukurannya. KOMPETENSI DASAR MATERI POKOK / PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PENILAIAN Bentuk Instrumen ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR/ ALAT 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat Segitiga dan segiempat Menggunakan rumus keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat untuk Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan Soal Evaluasi 4 x 40 menit Sumber: Buku MATEMATIKA 7B serta menyelesaikan segiempat. menggunakannya masalah. dalam pemecahan masalah

95 8 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS Sekolah : SMP Negeri Poncowarno Mata Pelajaran/Tema : Matematika Kelas/Semester : VII (Tujuh)/2 (dua) Materi Pokok : Segitiga Alokasi waktu : 6x40 menit (3x pertemuan) Hari/ Tanggal Pelaksanaan : A. STANDAR KOMPETENSI 6. Memahami konsep segitiga dan segiempat serta menentukan ukurannya. B. KOMPETENSI DASAR 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam peemecahan masalah. C. INDIKATOR Pertemuan I Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan menghitung keliling segitiga. Pertemuan II Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan menghitung luas segitiga. D. TUJUAN PEMBELAJARAN Pertemuan I Melalui Numbered Heads Together (NHT) disertai penjelasan guru tentang soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling segitiga, siswa dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar. Pertemuan II

96 82 Melalui Numbered Heads Together (NHT) disertai penjelasan guru tentang soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung luas segitiga, siswa dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar. E. MATERI PEMBELAJARAN Pertemuan I Keliling Segitiga Keliling segitiga adalah jumlah panjang ketiga sisi dari segitga. Jadi untuk menghitung keliling suatu segitiga, kita harus mengetahui panjang ketiga sisinya. Perhatikan gambar berikut! Jika suatu segitiga kelilingnya K dan panjang sisi-sisinya a, b, dan c, maka rumus keliling segitiga tersebut adalah: K = a + b + c Contoh: Sebuah segitiga ABC memiliki panjang sisi AB 3 cm, BC 8 cm dan CA 0 cm. Hitunglah keliling segitiga tersebut! Jawab Diketahui : AC = 3 cm BC = 8 cm CA = 0 cm Ditanyakan : Hitunglah keliling segitiga ABC! Jawab : Keliling segitiga = AB + BC + CA =

97 83 = 3 Jadi, keliling segitiga ABC adalah 3 cm. Pertemuan II Luas Segitiga Luas segitiga adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisinya. Perhatikan gambar berikut E F Untuk memperoleh luas segitiga ABC pada gambar di samping, kita bagi segitiga ABC menjadi dua segitiga siku-siku dengan menarik garis tinggi AD, kemudian dilengkapi persegi panjang BDAE dan DCFA. Luas segitiga ABC = ½ luas persegi panjang BDAE + ½ luas persegi panjang DCFA = ½ BD x AD + ½ DC x AD = ½ AD (BD + DC) = ½ AD x BC = ½ BC x AD = ½ alas x tinggi Jadi, luas segitiga dapat dirumuskan : Luas segitiga Contoh: L = ½ x a x t Sebuah segitiga memiliki panjang alas 20 cm dan tinggi 0 cm. Hitunglah luas segitiga tersebut! Jawab D = ½ alas x tinggi = ½. a x t Diketahui : Alas = 20 cm

98 84 Tinggi = 0 cm Ditanyakan : Hitunglah luas segitiga ABC! Jawab : Luas Segitiga = ½ x alas x tinggi = ½ x 20 x 0 = 00 Jadi, Luas segitiga ABC adalah 00 cm 2. F. MODEL, METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN. Model Pembelajaran Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Langkah-langkahya: a. Pengorganisasian siswa b. Penomoran c. Pemberian materi pelajaran d. Pengajuan pertanyaan e. Berpikir bersama f. Pemanggilan nomor g. Menjawab pertanyaan h. Penarikan kesimpulan 2. Metode Pembelajaran a. Metode ceramah b. Metode diskusi c. Metode tanya jawab 3. Media Pembelajaran a. Lembar Diskusi

99 85 G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pertemuan I (± 80 menit) No Kegiatan Pembelajaran Waktu. Kegiatan Awal 0 menit a. Guru membuka pelajaran dengan salam b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa c. Guru memeriksa kehadiran siswa d. Guru mengingatkan kembali tentang materi segitiga yang pernah di ajarkan di sekolah dasar 2. Kegiatan Inti 60 Menit a. Eksplorasi 5 menit ) Guru membagi kelompok secara heterogen kemudian siswa dikondisikan untuk berkumpul dengan kelompok sesuai pembagian. 2) Guru membagi nomor siswa 3) Guru memberikan penjelasan tentang materi keliling segitiga. b. Elaborasi ) Guru membagikan lembar diskusi kepada siswa 2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan soal-soal pada lembar diskusi yang belum jelas atau kurang dipahami. 3) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi 4) Guru memberi tahu bahwa waktu 30 menit

100 86 diskusi telah habis. 5) Guru memanggil nomor siswa untuk maju ke depan kelas kemudian siswa tersebut diperintahkan menjawab pertanyaan. c. Konfirmasi ) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan jawaban akhir dari pertanyaan yang ada dalam lembar diskusi. 3. Kegiatan akhir a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi-materi yang belum jelas b. Guru memerintahkan siswa untuk mencatat materi yang penting c. Guru bersama siswa mengakhiri pelajaran dengan doa dan salam penutup 5 menit 0 menit Pertemuan II (± 80 menit) No Kegiatan Pembelajaran Waktu. Kegiatan Awal 0 menit a. Guru membuka pelajaran dengan salam b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa c. Guru memeriksa kehadiran siswa d. Guru mengingatkan kembali tentang materi segitiga yang pernah di ajarkan di sekolah dasar 2. Kegiatan Inti 60 menit

101 87 a. Eksplorasi ) Guru membagi kelompok secara heterogen kemudian siswa dikondisikan untuk berkumpul dengan kelompok sesuai pembagian. 2) Guru membagi nomor siswa 3) Guru memberikan penjelasan tentang materi luas segitiga. b. Elaborasi ) Guru membagikan lembar diskusi kepada siswa 2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan soal-soal pada lembar diskusi yang belum jelas atau kurang dipahami. 3) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi 4) Guru memberi tahu bahwa waktu diskusi telah habis. 5) Guru memanggil nomor siswa untuk maju ke depan kelas kemudian siswa tersebut diperintahkan menjawab pertanyaan. c. Konfirmasi ) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan jawaban akhir dari pertanyaan yang ada dalam lembar diskusi. 3. Kegiatan akhir a. Guru memberikan kesempatan kepada 5 menit 30 menit 5 menit

102 88 siswa untuk menanyakan materi-materi yang belum jelas b. Guru memerintahkan siswa untuk mencatat materi yang penting c. Guru bersama siswa mengakhiri pelajaran dengan doa dan salam penutup H. SUMBER PEMBELAJARAN M. Khafid dan Suyati. (2007). Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama VII B. Jakarta: Erlangga. (Hal ). Utomo, D.P. dan Arijanny, I. (2009). Matematika SMP/MTs. Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta. (Hal ). I. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT. Penilaian a. Penilaian proses Penilaian proses siswa dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung menggunakan lembar observasi oleh dua observer. Penilaian proses siswa yaitu mengamati langkah-langkah penggunaaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dilaksanakan oleh siswa. b. Penilaian Hasil - Prosedur penilaian : Penilaian Hasil - Jenis Tes : Tertulis - Bentuk Tes : Uraian - Instrumen, Kunci Jawaban, dan Teknik Penskoran. Instrumen Jawablah soal di bawah ini dengan tepat dan teliti!. Di Rumah Kakek terdapat Asbak berbentuk segitiga yang diletakkan di atas meja dengan panjang sisinya 5 cm, 2 cm, dan 8 cm. Hitunglah keliling Asbak tersebut!

103 89 2. Hitunglah keliling segitiga ABC sama kaki (AB = AC) dengan panjang AB = 0 cm dan BC = 8 cm! 3. Hitunglah alas sebuah segitiga yang luasnya 20 cm 2 dan tingginya 2 cm! 4. Dalam segitiga PQR sama kaki (PA = QR), kelilingnya= 40 cm dan panjang PQ= 2 cm. Hitunglah panjang sisi PR! 5. Sebuah Papan berbentuk segitiga yang memiliki Keliling 54 cm dengan panjang sisi pertama = 20 cm dan panjang sisi kedua= 6 cm. Berapakah panjang sisi ketiga papan tersebut? 6. Sebuah bendera berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang alas= 5 cm dan tinggi =0 cm. Berapakah luas bendera tersebut? 7. Hitunglah luas segitga PQR, jika panjang PQ= 4 cm, PS = 2 cm, dan QR = 6 cm! 8. Luas sebuah segitiga = 20 cm 2 dan alasnya = 30 cm. hitunglah tingginya! 9. Hitunglah alas sebuah segitiga yang luasnya 90 cm 2 dan tingginya 8 cm! 0. Sebuah Gantungan Kunci berbentuk segitiga memiliki luas 48 cm 2 dan panjang alasnya = 6 cm. Hitunglah tinggi Gantungan Kunci tersebut! Kunci Jawaban: No Deskriptor Skor. Diketahui : Sisi a = 5 cm Sisi b = 2 cm Sisi c = 8 cm Ditanyakan : Berapakah keliling segitiga yang memiliki sisi-sisi tersebut? Jawab : Keliling segitiga adalah K = a + b + c

104 90 K = = 45 Kesimpulan: Jadi, keliling segitiga tersebut adalah 45 cm Skor total 8 No Deskriptor Skor 2. Diketahui : Segitiga ABC sama kaki (AB = AC) Sisi AB = AC = 0 cm Sisi BC = 8 cm Ditanyakan : Berapa keliling segitiga ABC tersebut? Jawab : Keliling segitiga adalah K = AB + BC + AC = = 28 Kesimpulan: Jadi, keliling segitiga tersebut adalah 28 cm Skor total 8 No Deskriptor Skor 3. Diketahui : Luas segitiga = 20 cm 2 Tinggi segitiga = 2 cm Ditanyakan : Berapa panjang alas segitiga tersebut? Jawab : Luas segitiga = ½ x alas x tinggi 20 = ½ x alas x 2 Alas = 20 : 6 Alas = 20 cm Kesimpulan: Jadi, panjang alas segitiga tersebut adalah 20 cm Skor total 8 No Deskriptor Skor 4. Diketahui : Segitiga PQR sama kaki (PQ = QR) Keliling segitiga PQR = 40 cm Sisi PQ = QR = 2 cm

105 9 Ditanyakan : Berapa panjang sisi PR? Jawab : Keliling segitiga PQR adalah K = PQ + QR + PR 40= PR PR= 6 Kesimpulan: Jadi, panjang sisi PR adalah 6 cm Skor total 8 No Deskriptor Skor 5. Diketahui : Keliling segitiga = 54 cm Sisi a = 20 cm Sisi b = 6 cm Ditanyakan : Berapakah panjang sisi c? Jawab : Keliling segitiga adalah K = a + b + c 54= c c = 8 Kesimpulan: Jadi, panjang sisi c adalah 8 cm. Skor total 8 No Deskriptor Skor 6. Diketahui : Segitiga sama sisi Alas = 5 cm ( a) Tinggi = 0 cm ( t) Ditanyakan : Berapakah luas segitiga tersebut? Jawab : Luas segitiga adalah L = ½ x a x t = ½ x 5 x 0 = 75 cm Kesimpulan: Jadi, luas segitiga tersebut adalah 75 cm 2 Skor total 8

106 92 No Deskriptor Skor 7. Diketahui : Panjang PQ = 4 cm Panjang PS = 2 cm Panjang QR = 6 cm Ditanyakan : Berapakah luas segitiga PQR? Jawab : Tinggi PS sekawan dengan alas QR, maka: Luas segitiga PQR = ½ x QR x PS = ½ x 6 x 2 = 96 Kesimpulan: Jadi, luas segitiga PQR adalah 96 cm. Skor total 8 No Deskriptor Skor 8. Diketahui : Luas segitiga = 20 cm 2 (L) Alas segitiga = 30 cm Ditanyakan : Berapakah tinggi segitiga tersebut? Jawab: Luas segitiga = ½ x alas x tinggi 20 = ½ x 30 x tinggi Tinggi = 20 : 5 Tinggi = 24 Kesimpulan: Jadi, tinggi segitiga tersebut adalah 24 cm Skor total 8 No Deskriptor Skor 9. Diketahui : Luas segitiga = 90 cm 2 Tinggi segitiga = 8 cm Ditanyakan : Berapakah panjang alas segitiga tersebut? Jawab: Luas segitiga = ½ x alas x tinggi 90 = ½ x alas x 8 Alas = 90 : 9 Alas = 0 cm Kesimpulan: Jadi, panjang alas segitiga adalah 0 cm.

107 93 Skor total 8 No Deskriptor Skor 0. Diketahui : Luas segitiga = 48 cm 2 (L) Alas segitiga = 6 cm Ditanyakan : Berapakah tinggi segitiga tersebut? Jawab: Luas segitiga = ½ x alas x tinggi 48 = ½ x 6 x tinggi Tinggi = 48 : 8 Tinggi = 6 Kesimpulan: Jadi, tinggi segitiga tersebut adalah 6 cm Skor total 8 Teknik Penskoran No Deskriptor Skor. Diketahui a. Jika terdapat kalimat tepat dan lengkap b. Jika terdapat 2 kalimat tepat dan lengkap 2 c. Jika terdapat 3 kalimat tepat dan lengkap 3 d. Jika terdapat 4 kalimat tepat dan lengkap 4 e. Jika terdapat kalimat diketahui salah 0 f. Jika tidak ada kalimat diketahui 0 2. Ditanyakan 3) kalimat tanya tepat, sesuai 4) kalimat tanya salah 0 3. Penyelesaian a. Jika terdapat n kalimat matematika benar n b. Jika terdapat kalimat matematika salah 0 c. Jika tidak ada kalimat matematika 0 4. Kesimpulan a. Jika kalimat kesimpulan tepat b. Jika kalimat kesimpulan salah 0 c. Jika tidak terdapat kalimat kesimpulan 0 Nilai = Skor Total x = ( ) x 00 80

108 The image cannot be display ed. Your computer may not hav e enough memory to open the image, or the image may hav e been corrupted. Restart y our computer, and then open the file again. If the red x still appears, y ou may hav e to delete the image and then insert it again. 94 Daftar Skor Hasil No. Nama Siswa Nilai Akhir Ket Skor Kumulatif (angka skala 00) 2. Tindak Lanjut a. kegiatan remidi dilaksanakan dengan mengerjakan kembali soal evaluasi, apabila nilai siswa kurang dari KKM (NA<75). b. analisi hasil dilakukan setelah pembelajaran selesai. Guru Pengampu Kebumen, 204 Peneliti Drs. Teguh Setyantoro Khusnul Khotimah NIP NIM

109 95 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Sekolah : SMP Negeri Poncowarno Mata Pelajaran/Tema : Matematika Kelas/Semester : VII (Tujuh)/2 (dua) Materi Pokok : Segiempat Alokasi waktu : 8x40 menit (4x pertemuan) Hari/ Tanggal Pelaksanaan : A. STANDAR KOMPETENSI 6. Memahami konsep segitiga dan segiempat serta menentukan ukurannya. B. KOMPETENSI DASAR 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam peemecahan masalah. C. INDIKATOR Pertemuan I Menyelesaikan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas Jajar genjang dan persegi panjang. Pertemuan II Menyelesaikan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas belah ketupat dan persegi. Pertemuan III Menyelesaikan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas trapesium dan layang-layang.

110 96 D. TUJUAN PEMBELAJARAN Pertemuan I Melalui Numbered Heads Together (NHT) disertai penjelasan guru tentang soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas Jajar genjang dan persegi panjang, siswa dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar. Pertemuan II Melalui Numbered Heads Together (NHT) disertai penjelasan guru tentang soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas belah ketupat dan persegi, siswa dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar. Pertemuan III Melalui Numbered Heads Together (NHT) disertai penjelasan guru tentang soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas trapesium dan layang-layang, siswa dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar. E. MATERI PEMBELAJARAN Pertemuan I. Keliling dan Luas Jajar genjang dan Persegi panjang. a. Jajar genjang ) Keliling Jajar genjang mempunyai 4 buah sisi, yaitu AB, BC, CD, dan DA. Untuk menghitung keliling jajar genjang ABCD adalah dengan menjumlahkan semua sisi-sisinya. b

111 97 Karena sisi AB = CD, dan DA = BC, sehingga diperoleh: Keliling = 2AB + 2 BC Jika jajr genjang ABCD pada gambar tersebut, AB = a dan BC = b, maka kelilingnya adalah: Keliling = AB + BC + CD + AD = a + b + a + b = 2a + 2b = 2 (a + b) Keliling = 2 (a + b) 2) Luas Perhatikan gambar di bawah! F Gambar bangun ABCD adalah jajar genjang, sedangkan bangun DEFC adalah persegi panjang. Pada gambar di samping menunjukkan AE = BF dan DE = CF, maka: Luas jajar genjang ABCD = Luas persegi panjang EFCD = EF x FC = AB x DE = alas x tinggi Jadi, luas jajar genjang adalah alas x tinggi Luas jajar genjang = a x t b. Persegi panjang ) Keliling Keliling persegi panjang adalah jumlah panjang semua sisi-sisinya.

112 98 Dari gambar di atas terlihat bahwa sisi-sisi persegi panjang adalah: AB, BC, CD, dan DA. AB dan CD = panjang (p) DA dan BC = lebar (l) Sehingga diperoleh: K = AB + BC + CD + DA = p + l + p + l = 2p + 2l K = 2 (p + l) Dimana : l = lebar K = keliling P = panjang 2) Luas Luas persegi panjang ABCD = panjang AB x panajng AD = panjang x lebar = p x l Luas persegi panjang = p x l

113 99 Pertemuan II 2. Keliling dan Luas Belah Ketupat dan Persegi. a. Belah Ketupat ) Keliling Perhatikan gambar di bawah ini! Keliling belah ketupat ABCD = AB + BC + CD + DA. Keliling belah ketupat ABCD, jika panjang sisi = a maka: Keliling ABCD = AB + BC + CD + DA = a + a + a + a = 4. a Keliling = 4. a 2) Luas luas belah ketupat = ½ x diagonal x diagonal 2, dengan panjang diagonal = AC dan diagonal 2 = BD. Luas belah ketupat = ½ x diagonal x diagonal 2 b. Persegi ) Keliling Keliling persegi adalah jumlah panjang semua sisi-sisinya. Untuk menghitung keliling persegi, kita harus mengetahui sisi-sisinya terlebih dahulu. Sisi-sisi persegi adalah AB = BC =CD = DA. Sehingga, keliling persegi adalah empat kali sisi.

114 00 Gambar di atas menunjukkan persegi dengan panjang sisi s cm. Keliling persegi = s + s + s + s K = 4. s 2) Luas Dari sifat-sifat persegi, diketahui bahwa persegi adalah segiempat yang semua sisi-sisinya sama panjang. Sehingga luas persegi adalah sisi x sisi. Gambar di atas menunjukkan persegi dengan panjang sisi p cm. Luas persegi = s x s L = s x s = s 2

115 0 Pertemuan III 3. Keliling dan Luas Trapesium dan Layang-layang. a. Trapesium ) Keliling y t x Dari gambar di atas terlihat bahwa sisi-sisi trapesium adalah AB, BC, CD, dan DA. Untuk menghitung keliling trapesium, yaitu dengan menjumlahkan semua sisi-sisinya. Keliling trapesium ABCD = AB + BC + CD + DA K = AB + BC + CD + DA 2) Luas Luas trapesium adalah setengah dari hasil kali jumlah panjang sisisisi sejajar dan tingginya. Sisi-sisi yang sejajar adalah AB dan DC. Serta tingginya = DE. Jadi, luas = ½ x (AB + DC) x DE Misalkan panjang AB = x dan panjang DC = y, maka tinggi DE = t, maka diperoleh: L = ½ (x + y). t Luas Trapesium = ½ x (jumlah sisi-sisi sejajar) x tinggi

116 02 b. Layang-layang ) Keliling Gambar di atas adalah gambar layang-layang, dengan sisi-sisinya adalah AB, BC, CD, dan DA. Untuk menghitung keliling layinglayang adalah dengan menjumlahkan semua sisi-sisinya. Sehingga dperoleh: Keliling = AB + BC + CD + DA. Karena panjang AB = BC, dan CD = DA, maka keliling layanglayang menjadi: Keliling = 2 AB + 2 CD. Misalkan AB = a, dan CD = b. Jadi, keliling layang-layang = AB + BC + CD + DA = a + a + b + b = 2 a + 2 b = 2 (a + b) K = 2 (a + b) 2) Luas Luas layang-layang adalah setengah dari hasil kali panjang diagonal-diagonalnya. Apabila diperhatikan, bahwa layang-layang ABCD, dapat terbentuk dari dua segitiga sama kaki, yaitu segitiga ABC dan segitiga ADC. Sehingga, luas layang- layang dapat dihitung dengan cara menjumlahkan kedua segitiga yang menyusunnya. Luas = luas segitiga ABC + luas segitiga ADC = ( ½ x alas x tinggi) + ( ½ x alas x tinggi) = ( ½ x AC x BO ) + ( ½ x AC x DO)

117 03 = ½ AC (BO + DO) = ½ AC x BD L = ½ x diagonal x diagonal F. MODEL, METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN 4. Model Pembelajaran Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Langkah-langkahya: a. Pengorganisasian siswa b. Penomoran c. Pemberian materi pelajaran d. Pengajuan pertanyaan e. Berpikir bersama f. Pemanggilan nomor g. Menjawab pertanyaan h. Penarikan kesimpulan 5. Metode Pembelajaran d. Metode ceramah e. Metode diskusi f. Metode tanya jawab 6. Media Pembelajaran b. Lembar Diskusi

118 04 G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pertemuan I No Kegiatan Pembelajaran Waktu. Kegiatan Awal 0 menit a. Guru membuka pelajaran dengan salam b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa c. Guru memeriksa kehadiran siswa d. Guru mengingatkan kembali tentang materi segitiga yang pernah di ajarkan di sekolah dasar 2. Kegiatan Inti 60 menit a. Eksplorasi 5 menit ) Guru membagi kelompok secara heterogen kemudian siswa dikondisikan untuk berkumpul dengan kelompok sesuai pembagian. 2) Guru membagi nomor siswa 3) Guru memberikan penjelasan tentang materi segiempat. b. Elaborasi ) Guru membagikan lembar diskusi kepada siswa 2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan soal-soal pada lembar diskusi yang belum jelas atau kurang dipahami. 3) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi 4) Guru memberi tahu bahwa waktu 30 menit

119 05 diskusi telah habis. 5) Guru memanggil nomor siswa untuk maju ke depan kelas kemudian siswa tersebut diperintahkan menjawab pertanyaan. c. Konfirmasi ) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan jawaban akhir dari pertanyaan yang ada dalam lembar diskusi. 3. Kegiatan akhir a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi-materi yang belum jelas b. Guru memerintahkan siswa untuk mencatat materi yang penting c. Guru bersama siswa mengakhiri pelajaran dengan doa dan salam penutup 5 menit 0 menit Pertemuan II No Kegiatan Pembelajaran Waktu. Kegiatan Awal 0 menit a. Guru membuka pelajaran dengan salam b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa c. Guru memeriksa kehadiran siswa d. Guru mengingatkan kembali tentang materi segitiga yang pernah di ajarkan di sekolah dasar 2. Kegiatan Inti 60 menit

120 06 a. Eksplorasi ) Guru membagi kelompok secara heterogen kemudian siswa dikondisikan untuk berkumpul dengan kelompok sesuai pembagian. 2) Guru membagi nomor siswa 3) Guru memberikan penjelasan tentang materi segiempat. b. Elaborasi ) Guru membagikan lembar diskusi kepada siswa 2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan soal-soal pada lembar diskusi yang belum jelas atau kurang dipahami. 3) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi 4) Guru memberi tahu bahwa waktu diskusi telah habis. 5) Guru memanggil nomor siswa untuk maju ke depan kelas kemudian siswa tersebut diperintahkan menjawab pertanyaan. c. Konfirmasi ) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan jawaban akhir dari pertanyaan yang ada dalam lembar diskusi. 3. Kegiatan akhir a. Guru memberikan kesempatan kepada 5 menit 30 menit 5 menit 0 menit

121 07 siswa untuk menanyakan materi-materi yang belum jelas b. Guru memerintahkan siswa untuk mencatat materi yang penting c. Guru bersama siswa mengakhiri pelajaran dengan doa dan salam penutup Pertemuan III No Kegiatan Pembelajaran Waktu. Kegiatan Awal 0 menit a. Guru membuka pelajaran dengan salam b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa c. Guru memeriksa kehadiran siswa d. Guru mengingatkan kembali tentang materi segitiga yang pernah di ajarkan di sekolah dasar 2. Kegiatan Inti 60 menit a. Eksplorasi 5 menit ) Guru membagi kelompok secara heterogen kemudian siswa dikondisikan untuk berkumpul dengan kelompok sesuai pembagian. 2) Guru membagi nomor siswa 3) Guru memberikan penjelasan tentang materi segiempat. b. Elaborasi ) Guru membagikan lembar diskusi kepada siswa 30 menit

122 08 2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan soal-soal pada lembar diskusi yang belum jelas atau kurang dipahami. 3) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi 4) Guru memberi tahu bahwa waktu diskusi telah habis. 5) Guru memanggil nomor siswa untuk maju ke depan kelas kemudian siswa tersebut diperintahkan menjawab pertanyaan. c. Konfirmasi ) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan jawaban akhir dari pertanyaan yang ada dalam lembar diskusi. 3. Kegiatan akhir a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi-materi yang belum jelas. b. Guru memerintahkan siswa untuk mencatat materi yang penting c. Guru bersama siswa mengakhiri pelajaran dengan doa dan salam penutup 5 menit 0 menit H. SUMBER PEMBELAJARAN M. Khafid dan Suyati. (2007). Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama VII B. Jakarta: Erlangga. (Hal ). Utomo, D.P. dan Arijanny, I. (2009). Matematika SMP/MTs. Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta. (Hal ).

123 09 I. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT. Penilaian a. Penilaian proses Penilaian proses siswa dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung menggunakan lembar observasi oleh dua observer. Penilaian proses siswa yaitu mengamati langkah-langkah penggunaaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dilaksanakan oleh siswa. b. Penilaian Hasil - Prosedur penilaian : Penilaian Hasil - Jenis Tes : Tertulis - Bentuk Tes : Uraian - Instrumen, Kunci Jawaban, dan Teknik Penskoran. Instrumen Jawablah soal di bawah ini dengan tepat dan teliti!. Diketahui luas persegi panjang = luas persegi dengan panjang sisi 2 cm. Jika lebar persegi panjang 9 cm, maka keliling persegi panjang tersebut adalah 2. Diketahui keliling persegi sama dengan 2 kali keliling persegi panjang. Jika luas persegi 256 cm 2, sedangkan panjang persegi panjang 9 cm, maka lebar persegi panjang tersebut adalah 3. Susunan buku di rak buku berbentuk jajar genjang memiliki luas 20 cm 2 dan panjang alas sapu tangan tersebut 2 cm. Hitunglah tingginya! 4. Luas sebuah persegi panjang = 50 cm 2 dan lebarnya = 0 cm. Hitunglah panjang dari persegi panjang tersebut! 5. Linda memiliki rumah boneka yang lucu, Atap rumah boneka tersebut berbentuk belah ketupat belah ketupat, panjang salah satu sisis atap 8 cm. Hitunglah keliling dari atap boneka tersebut! 6. Sebuah trapesium ABCD, dengan panjang AD = BC = 8 cm, AB = 2 cm dan DC = 0 cm. Hitunglah keliling trapesium

124 0 tersebut! 7. Sebuah layang-layang ABCD dengan diagonal pendek AC dan diagonal panjang BD. Jika panjang AC = 6 cm dan panjang BD =20 cm, tentukan luas layang-layang tersebut! 8. Lantai/ubin dasar sebuah kolam renang berbentuk persegi dengan panjang salah satu sisi ubin 7 cm. Hitunglah keliling dan luas ubin tersebut! 9. Luas sebuah persegi panjang sama dengan luas persegi yang panjang sisinya adalah 8 cm. Jika lebar persegi panjang = 4 cm, hitunglah panjang persegi panjang itu? 0. Sebidang tanah bernbentuk persegi panjang persegi panjang = 8 meter dan lebar = 5 meter. Hitunglah kelilingnya dan luas sebidang tanah tersebut! Kunci Jawaban: No Deskriptor Skor. Diketahui : luas persegi panjang = luas persegi Panjang sisi persegi = 2 cm Lebar persegi panjang = 9 cm Ditanyakan : Berapakah keliling persegi panjang? Jawab : Luas persegi panjang = Luas persegi Panjang x lebar = sisi x sisi Panjang x 9 = 2 x 2 Panjang = 44 : 9 Panjang = 6 Keliling persegi pjg = 2 x (panjang + lebar) = 2 x ( 6 + 9) = 2 x 25 = 50 Kesimpulan: Jadi, keliling persegi panjang tersebut adalah 50 cm Skor total 2

125 No Deskriptor Skor 2. Diketahui : Keliling persegi = 2 x kel persegi panjang Luas persegi = 256 cm 2 Panjang persegi panjang 9 cm Ditanyakan : Berapakah lebar persegi panjang tersebut? Jawab : Luas persegi = 256 Sisi x sisi = 256 S 2 = 256 S = 256 S = 6 Keliling persegi = 2 x keliling persegi pjg 4 x sisi = 2 x [2 x (p + l)] 4 x 6 = 4 x (p + l) 64 = (4 x p) + (4 x l) 64 = ( 4 x 9) + ( 4 x l) 4 x l = l = 28 : 4 l = 7 Kesimpulan: Jadi, lebar persegi panjang tersebut adalah 7 cm Skor total 6 No Deskriptor Skor 3. Diketahui : Luas jajar genjang = 20 cm 2 Panjang alas = 2 cm Ditanyakan : Berapakah tinggi jajar genjang tersebut? Jawab : Luas jajar genjang = alas x tinggi 20 = 2 x tinggi Tinggi = 20 : 2 Tinggi = 7,5 Kesimpulan: Jadi, tinggi jajar genjang tersebut adalah 7,5 cm. Skor total 8

126 2 No Deskriptor Skor 4. Diketahui : Luas persegi panjang = 50 cm 2 Lebar = 0 cm Ditanyakan : Hitunglah panjang persegi panjang tersebut! Jawab : Luas persegi panjang = panjang x lebar 50 = panjang x 0 Panjang = 50 : 0 Panjang = 5 Kesimpulan: Jadi, panjang persegi panjang adalah 5 cm Skor total 8 No Deskriptor Skor 5. Diketahui : sisi AB = 8 cm. Ditanyakan : Berapakah keliling belah ketupat tersebut? Jawab : Keliling belah ketupat = 4 x sisi = 4 x 8 =72 Kesimpulan: Jadi, keliling belah ketupat ABCD adalah 72 cm. Skor total 6 No Deskriptor Skor 6. Diketahui : Panjang sisi AD = BC = 8 cm, Panjang sisi AB = 2 cm, Panjang sisi DC = 0 cm. Ditanyakan : Berapakah keliling trapesium tersebut? Jawab : Kel trapesium ABCD = AB + BC + CD + DA = = 38 Kesimpulan: Jadi, keliling trapesium ABCD adalah 38 cm Skor total 8

127 3 No Deskriptor Skor 7. Diketahui : Panjang diagonal AC = 6 cm Panjang diagonal BD = 20 cm Ditanyakan : Berapakah luas layang- layang ABCD? Jawab : Luas layang layang ABCD = ½ x AC x BD = ½ x 6 x 20 = 60 Kesimpulan: Jadi, luas layang layang ABCD adalah 60 cm 2 Skor total 7 No Deskriptor Skor 8. Diketahui : Persegi dengan panjang salah satu sisinya 7 cm. Ditanyakan : Berapakah keliling dan luas persegi tersebut? Jawab : Keliling persegi Luas persegi =`4 x sisi = 4 x 7 = 68 = sisi x sisi = 7 x 7 = 289 Kesimpulan: Jadi, keliling dan luas persegi adalah 68 cm dan cm 2. Skor total 9 No Deskriptor Skor 9. Diketahui : Luas Persegi panjang = Luas persegi Panjang sisi persegi = 8 cm Lebar persegi panjang = 4 cm Ditanyakan : Berapakah panjang persegi panjang itu? Jawab : Luas persegi panjang = Luas persegi

128 4 Panjang x lebar = sisi x sisi Panjang x 4 = 8 x 8 Panjang = 64 / 4 Panjang = 6 Kesimpulan: Jadi, panjang persegi panjang adalah 6 cm. Skor total 0 No Deskriptor Skor 0. Diketahui : Panjang persegi panjang = 8 cm Lebar persegi panjang = 5 cm Ditanyakan : Berapakah keliling dan luas persegi panjang? Jawab : Keliling persegi panjang = 2 x ( p +l) = 2 x ( ) = 2 x 3 = 26 Luas persegi panjang = p x l = 8 x 5 = 40 Kesimpulan: Jadi, keliling dan luas persegi panjang adalah 26 cm dan 40 cm 2. Skor total Teknik Penskoran No Deskriptor Skor. Diketahui g. Jika terdapat kalimat tepat dan lengkap h. Jika terdapat 2 kalimat tepat dan lengkap 2 i. Jika terdapat 3 kalimat tepat dan lengkap 3 j. Jika terdapat 4 kalimat tepat dan lengkap 4 k. Jika terdapat kalimat diketahui salah 0 l. Jika tidak ada kalimat diketahui 0 2. Ditanyakan 5) kalimat tanya tepat, sesuai 6) kalimat tanya salah 0 3. Penyelesaian d. Jika terdapat n kalimat matematika benar n e. Jika terdapat kalimat matematika salah 0 f. Jika tidak ada kalimat matematika 0 4. Kesimpulan

129 5 d. Jika kalimat kesimpulan tepat e. Jika kalimat kesimpulan salah 0 f. Jika tidak terdapat kalimat kesimpulan 0 Nilai = Skor Total x = ( ) x Tindak Lanjut a. kegiatan remidi dilaksanakan dengan mengerjakan kembali soal evaluasi, apabila nilai siswa kurang dari KKM (NA<75). b. analisi hasil dilakukan setelah pembelajaran selesai. Guru Pengampu Kebumen, 204 Peneliti Drs. Teguh Setyantoro Khusnul Khotimah NIP NIM

130 Lampiran 2 6 LEMBAR OBSERVASI GURU PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT). Nama Peneliti : Khusnul Khotimah 2. NIM : Sekolah : SMP Negeri Poncowarno 4. Mata Pelajaran : Matematika 5. Kelas/Semester : VII(Tujuh)/ 2(dua) 6. Materi : Geometri 7. Siklus/Pertemuan : 8. Hari, Tanggal : No LANGKAH- LANGKAH NHT. Pengorganisasian siswa KEGIATAN GURU SKOR *) NILAI ) Membagi kelompok secara heterogen ) Mengatur siswa dalam kelompok 2. Penomoran 3) Membagi nomor kepada tiap anak dengan nomor sampai Pemberian materi pelajaran 4. Pengajuan pertanyaan 4) Memberikan materi pelajaran. 5) Guru memberikan pertanyaan/soal yang sama kepada semua kelompok untuk didiskusikan

131 7 6) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika terdapat soal pada lembar diskusi yang belum dipahami 5. Berpikir bersama 7) Guru membimbing siswa saat berdiskusi 6. Pemanggilan nomor 8) Guru memanggil nomor siswa Menjawab pertanyaan 8. Penarikan kesimpulan 9) Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk menjawab pertanyaan 0) Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir ) Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok terbaik JUMLAH SKOR

132 8 SKALA PENILAIAN 0= Jika tidak ada langkah yang dilakukan = Jika langkah yang dilakukan kurang baik 2= Jika langkah yang dilakukan cukup baik 3= Jika langkah yang dilakukan naik 4= Jika langkah yang dilakukan baik sekali Kebumen, 204 Observer, (..)

133 9 LEMBAR OBSERVASI SISWA PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT). Sekolah : SMP Negeri Poncowarno 2. Mata Pelajaran : Matematika 3. Kelas/Semester : VII/2 4. Materi : Geometri 5. Siklus : Pertama/Kedua/Ketiga (*) 6. Pertemuan : Pertama/Kedua/Ketiga (*) 7. Hari, Tanggal : No LANGKAH- LANGKAH NHT. Pengorganisasian siswa KEGIATAN SISWA SKOR *) NILAI ) Mendengarkan pembagian kelompok dari guru ) Berkumpul membentuk kelompok sesuai pembagian dari guru 2. Penomoran 3) Menerima nomor masingmasing Pemberian materi pelajaran 4. Pengajuan pertanyaan 4) Memperhatikan penjelasan dari guru 5) Mengambil lembar diskusi dari guru ) Siswa menanyakan soal yang belum dipahami 5. Berpikir bersama 7) Siswa melakukan diskusi kelompok

134 20 6. Pemanggilan nomor 8) Siswa yang dipanggil nomornya maju ke depan untuk menjawab pertanyaan Menjawab pertanyaan 8. Penarikan kesimpulan 9) Siswa menjawab pertanyaan dari guru 0) Siswa bersama guru menyimpulkan jawaban akhir dari soal-soal yang diberikan ) Siswa menerima penghargaan dari guru JUMLAH SKOR SKALA PENILAIAN 0 = Jika tidak ada langkah yang dilakukan = Jika langkah yang dilakukan kurang baik 2 = Jika langkah yang dilakukan cukup baik 3 = Jika langkah yang dilakukan baik 4 = Jika langkah yang dilakukan baik sekali Kebumen, 204 Observer, (..)

135 2 PRETES Kerjakanlah soal berikut menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah yang benar!. Diketahui segitiga ABC siku-siku di A dan besar sudut B Hitunglah besar sudut C! 2. Sebuah segitiga RST sebarang dengan besar sudut R 20 0 dan besar sudut T 0 0. Hitunglah besar sudut S! ^_^ SELAMAT MENGERJAKAN ^_^

136 22 KUNCI JAWABAN PRETES. Diketahui : Segitiga siku-siku dengan besar sudut B 30 0 Skor Ditanyakan : Berapakah besar sudut C? Skor Jawab : Besar sudut C = 80 0 ( sudut A + sudut B) Skor Kesimpulan : = 80 0 ( ) Skor = 80 0 ( 0 0 ) Skor = 70 0 Skor Jadi, besar sudut C adalah 70 0 Skor 2. Diketahui : Total Skor nomor = 7 Besar sudut R 20 0 Skor Besar sudut T 0 0 Skor Ditanyakan : Berapakah besar sudut S? Skor Jawab : Besar sudut S = 80 0 ( sudut R + sudut T) Skor Kesimpulan : = 80 0 ( ) Skor = 80 0 ( 30 0 ) Skor = 50 0 Skor Jadi, besar sudut S adalah 50 0 Skor Nilai Akhir = Skor Total x 00 5 Total Skor nomor 2 = 8

137 23 LEMBAR DISKUSI I SIKLUS Sekolah : SMP Negeri Poncowarno Materi Pokok : Segitiga Petunjuk! I. Diskusikanlah secara berkelompok! II. Selesaikan soal di bawah ini serta tentukan jawaban akhirnya!. Hitunglah keliling segitiga ABC sama kaki (AB = AC) dengan panjang AB = 5 cm dan BC = 7 cm! 2. Keliling sebuah segitiga = 59 cm dengan panjang sisi pertama = 29 cm dan panjang sisi kedua= 8 cm. Hitunglah panjang sisi ketiganya! 3. Hitunglah keliling segitiga sama sisi yang panjang sisinya adalah 20 cm! 4. Sebuah segitiga KLM memiliki panjang KL = 2 cm, LM = 0 cm dan MK = cm. Hitunglah keliling segitiga tersebut! 5. Keliling sebuah segitiga ABC adalah 50 cm dengan panjang sisi AB = 5 cm dan panjang BC= 20 cm. Hitunglah panjang sisi CA!

138 24 LEMBAR DISKUSI II SIKLUS Sekolah : SMP Negeri Poncowarno Materi Pokok : Segitiga Petunjuk! A. Diskusikanlah secara berkelompok! B. Selesaikan soal di bawah ini serta tentukan jawaban akhirnya!. Sebuah segitiga memiliki panjang alas 4 cm dan tinggi 2 cm. Hitunglah luas segitiga tersebut! 2. Diketahui Segitiga ABC siku-siku di A dengan panjang AB = 4 cm dan panjang BC = 6 cm. Berapakah luas segitiga ABC tersebut? 3. Segitiga OPQ memiliki luas 80 cm 2 dan tingginya 8 cm. Hitunglah panjang alasnya! 4. Luas sebuah segitiga = 50 cm 2 dan alasnya = 20 cm. hitunglah tingginya! 5. Hitunglah alas sebuah segitiga yang luasnya 20 cm 2 dan tingginya 30 cm!

139 25 LEMBAR DISKUSI I SIKLUS II Sekolah : SMP Negeri Poncowarno Materi Pokok : Segiempat Petunjuk! III. Diskusikanlah secara berkelompok! IV. Selesaikan soal di bawah ini serta tentukan jawaban akhirnya!. Jajar genjang ABCD dengan panjang sisi AB = 9 cm dan panjang sisi BC= 5 cm. Hitunglah keliling jajar genjang ABCD! 2. Sebuah Jajar genjang memiliki panjang alas 4 cm dan tinggi 8 cm. Berapakah Luas jajar genjang tersebut? 3. Diketahui Persegi panjang dengan keliling 42 cm dan panjang sisi pendeknya 0 cm. Hitunglah panjang sisi panjangnya! 4. Sebuah persegi panjang EFGH dengan panjang EF = GH = 7cm dan panjang FG = HE = 3 cm. Tentukan luas persegi panjang EFGH! 5. Persegi panjang memiliki panjang 2,5 cm dan lebar 8 cm. Hitunglah keliling dan luas persegi panjang tersebut!

140 26 LEMBAR DISKUSI II SIKLUS II Sekolah : SMP Negeri Poncowarno Materi Pokok : Segiempat Petunjuk! A. Diskusikanlah secara berkelompok! B.Selesaikan soal di bawah ini serta tentukan jawaban akhirnya!. Belah ketupat ABCD dengan panjang sisi AB = 9 c. Hitunglah keliling belah ketupat ABCD! 2. Sebuah Belah Ketupat ABCD memiliki panjang diagonal AC 5 cm dan panjang diagonal BD 6 cm. Berapakah Luas Belah Ketupat tersebut? 3. Diketahui Persegi dengan keliling 44 cm. Hitunglah panjang sisinya! 4. Sebuah persegi EFGH dengan panjang salah satu sisinya 9,5 cm. Tentukan luas persegi EFGH tersebut! 5. Persegi memiliki panjang sisi 3 cm. Hitunglah keliling dan luas persegi tersebut!

141 27 Sekolah Materi Pokok LEMBAR DISKUSI III SIKLUS II : SMP Negeri Poncowarno : Segiempat Petunjuk! A. Diskusikanlah secara berkelompok! B. Selesaikan soal di bawah ini serta tentukan jawaban akhirnya!. Trapesium ABCD dengan panjang sisi AB = 4 cm, panjang BC = 9 cm, panjang CD = 2 cm dan DA = 8 cm. Hitunglah keliling trapesium ABCD! 2. Sebuah Trapesium ABCD memiliki panjang AB 9 dan panjang CD cm dan tinggi 0. Berapakah Luas trapesium tersebut? 3. Diketahui layang-layang dengan panjang sisi pendek 6 cm dan panjang sisi panjangnya cm. Hitunglah keliling layang-layang tersebut! 4. Layang layang ABCD memiliki panjang diagonal AC 7,5 cm dan diagonal BD 2 cm. Hitunglah luas layang-layang ABCD! 5. Sebuah Layang layang memiliki Luas 60 dan panjang diagonal pendek 6 cm. Hitunglah panjang diagonal panjang layang-layang tersebut!

142 28 KISI-KISI SOAL EVALUASI KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH SIKLUS Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : 6. Memahami konsep segitiga dan segiempat serta menentukan ukurannya. : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. No. Indikator Penguasaan Indikator Soal No. soal Ranah 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. Menyelesaikan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling bangun,2 C3, C Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. segitiga Menyelesaikan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung panjang salah satu sisi segitiga jika kelilingnya diketahui. Menyelesaikan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung luas bangun segitiga. Menyelesaikan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung tinggi segitiga jika luasnya diketahui. Menyelesaikan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung alas segitiga jika luasnya diketahui. 4, 5 C4, C4 6,7 C3, C3 8,0 C4, C4 3,9 C4, C4

143 Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!. Di Rumah Kakek terdapat tisu berbentuk segitiga yang diletakkan di atas meja dengan panjang sisinya 5 cm, 2 cm, dan 8 cm. Hitunglah keliling tisu tersebut! 2. Hitunglah keliling segitiga ABC sama kaki (AB = AC) dengan panjang AB = 0 cm dan BC = 8 cm! 3. Hitunglah alas sebuah segitiga yang luasnya 20 cm 2 dan tingginya 2 cm! 4. Dalam segitiga PQR sama kaki (PA = QR), kelilingnya= 40 cm dan panjang PQ= 2 cm. Hitunglah panjang sisi PR! 5. Sebuah Papan berbentuk segitiga yang memiliki Keliling 54 cm dengan panjang sisi pertama = 20 cm dan panjang sisi kedua= 6 cm. Berapakah panjang sisi ketiga papan tersebut? 6. Sebuah bendera berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang alas= 5 cm dan tinggi =0 cm. Berapakah luas bendera tersebut? 7. Hitunglah luas segitga PQR, jika panjang PQ= 4 cm, PS = 2 cm, dan QR = 6 cm! 8. Luas sebuah segitiga = 20 cm 2 dan alasnya = 30 cm. hitunglah tingginya! 9. Hitunglah alas sebuah segitiga yang luasnya 90 cm 2 dan tingginya 8 cm! 0. Sebuah Gantungan Kunci berbentuk segitiga memiliki luas 48 cm 2 dan panjang alasnya = 6 cm. Hitunglah tinggi Gantungan Kunci tersebut! 29

144 30 KISI-KISI SOAL EVALUASI KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH SIKLUS II Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segitiga dan segiempat serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. No Indikator Penguasaan Indikator Soal No. Soal Ranah. 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannnya dalam pemecahan masalah Menyelesaikan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling persegi panjang C Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannnya dalam pemecahan masalah Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannnya dalam pemecahan masalah Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannnya dalam pemecahan masalah Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannnya dalam pemecahan Menyelesaikan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung lebar persegi panjang jika diketahui luasnya Menyelesaikan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung tinggi jajar genjang jika diketahui luasnya Menyelesaikan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung panjang persegi panjang jika diketahui luas dan lebarnya Menyelesaikan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling belah 2 C4 3 C4 4 C4 5 C3

145 3 masalah Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannnya dalam pemecahan masalah Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannnya dalam pemecahan masalah Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannnya dalam pemecahan masalah Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannnya dalam pemecahan masalah Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannnya dalam pemecahan masalah ketupat Menyelesaikan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling trapesium Menyelesaikan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung luas layang-layang Menyelesaikan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas persegi Menyelesaikan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung panjang persegi panjang jika diketahui panjang sisi persegi Menyelesaikan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas persegi panjang 6 C3 7 C3 8 C3 9 C4 0 C3

146 32 Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!. Diketahui luas persegi panjang = luas persegi dengan panjang sisi 2 cm. Jika lebar persegi panjang 9 cm, maka keliling persegi panjang tersebut adalah 2. Diketahui keliling persegi sama dengan 2 kali keliling persegi panjang. Jika luas persegi 256 cm 2, sedangkan panjang persegi panjang 9 cm, maka lebar persegi panjang tersebut adalah 3. Sebuah tatanan buku di rak buku berbentuk jajar genjang memiliki luas 20 cm 2 dan panjang alas tatanan tersebut 2 cm. Hitunglah tingginya! 4. Luas sebuah persegi panjang = 50 cm 2 dan lebarnya = 0 cm. Hitunglah panjang dari persegi panjang tersebut! 5. Linda memiliki rumah boneka yang lucu, Atap rumah boneka tersebut berbentuk belah ketupat belah ketupat, panjang salah satu sisis atap 8 cm. Hitunglah keliling dari atap boneka tersebut! 6. Sebuah trapesium ABCD, dengan panjang AD = BC = 8 cm, AB = 2 cm dan DC = 0 cm. Hitunglah keliling trapesium tersebut! 7. Sebuah layang-layang ABCD dengan diagonal pendek AC dan diagonal panjang BD. Jika panjang AC = 6 cm dan panjang BD =20 cm, tentukan luas layang-layang tersebut! 8. Lantai/ubin dasar sebuah kolam renang berbentuk persegi dengan panjang salah satu sisi ubin 7 cm. Hitunglah keliling dan luas ubin tersebut! 9. Luas sebuah persegi panjang sama dengan luas persegi yang panjang sisinya adalah 8 cm. Jika lebar persegi panjang = 4 cm, hitunglah panjang persegi panjang itu? 0. Sebidang tanah bernbentu persegi panjang persegi panjang = 8 meter dan lebar = 5 meter. Hitunglah kelilingnya dan luas sebidang tanah tersebut!

147 Lampiran 3 33

148 34 DAFTAR PRESENSI SISWA KELAS VII A SMP NEGERI PONCOWARNO TAHUN AJARAN 203/204 SIKLUS I No Nama Pert Pert 2 Pert 3/Evaluasi Aenatul Mardiyah Hadir Hadir Hadir 2 Affan Fauzi Hadir Hadir Hadir 3 Akhmad Ngajis Maulud Hadir Hadir Hadir 4 Amad Hanifudin Hadir Hadir Hadir 5 Andri Hikmatul Fitroh Hadir Hadir Hadir 6 Annisa Nur Rachmawati Hadir Hadir Hadir 7 Arif Nur Hidayat Hadir Hadir Hadir 8 Choerun Nisa Hadir Hadir Hadir 9 Eko Arisman Hadir Hadir Hadir 0 Gilang Heriyanto Hadir Hadir Hadir Lely Mukharomah Hadir Hadir Hadir 2 Lukman Hakim Hadir Hadir Hadir 3 M. Adib Mahsun Hadir Hadir Hadir 4 Malihatun Hadir Hadir Hadir 5 Ma'mun Nawawi Hadir Hadir Hadir 6 Miharti Hadir Hadir Hadir 7 Milati Amalia Hadir Hadir Hadir 8 Mita Puspitasari Hadir Hadir Hadir 9 Moh. Abdul Halim Hadir Hadir Hadir 20 Mu'amila Isnaeni Hadir Hadir Hadir 2 Muhamad Darul Muttaqin Hadir Hadir Hadir 22 Muhammad Ahsanul Fikri Hadir Hadir Hadir 23 Muhammad Anwar Solih Hadir Hadir Hadir 24 Muhammad Fiqri Aprianto Hadir Hadir Hadir 25 Nofitasari Hadir Hadir Hadir 26 Nur Mohammad Subhan Hadir Hadir Hadir 27 Oktaviani Pradita Putri Hadir Hadir Hadir 28 Putri Rahmawati Hadir Hadir Hadir 29 Rifqi Deni Masruhan Hadir Hadir Hadir 30 Septi Wijiasih Hadir Hadir Hadir 3 Titi Halimah Hadir Hadir Hadir 32 Ulfatun Ni'mah Hadir Hadir Hadir

149 35 DAFTAR PRESENSI SISWA KELAS VII A SMP NEGERI PONCOWARNO TAHUN AJARAN 203/204 SIKLUS II No Nama Pert Pert 2 Pert 3 Pert 4/evaluasi Aenatul Mardiyah Hadir Hadir Hadir Hadir 2 Affan Fauzi Hadir Hadir Hadir Hadir 3 Akhmad Ngajis Maulud Hadir Hadir Hadir Hadir 4 Amad Hanifudin Hadir Hadir Hadir Hadir 5 Andri Hikmatul Fitroh Hadir Hadir Hadir Hadir 6 Annisa Nur Rachmawati Hadir Hadir Hadir Hadir 7 Arif Nur Hidayat Hadir Hadir Hadir Hadir 8 Choerun Nisa Hadir Hadir Hadir Hadir 9 Eko Arisman Hadir Hadir Hadir Hadir 0 Gilang Heriyanto Hadir Hadir Hadir Hadir Lely Mukharomah Hadir Hadir Hadir Hadir 2 Lukman Hakim Hadir Hadir Hadir Hadir 3 M. Adib Mahsun Hadir Hadir Hadir Hadir 4 Malihatun Hadir Hadir Hadir Hadir 5 Ma'mun Nawawi Hadir Hadir Hadir Hadir 6 Miharti Hadir Hadir Hadir Hadir 7 Milati Amalia Hadir Hadir Hadir Hadir 8 Mita Puspitasari Hadir Hadir Hadir Hadir 9 Moh. Abdul Halim Hadir Hadir Hadir Hadir 20 Mu'amila Isnaeni Hadir Hadir Hadir Hadir 2 Muhamad Darul Muttaqin Hadir Hadir Hadir Hadir 22 Muhammad Ahsanul Fikri Hadir Hadir Hadir Hadir 23 Muhammad Anwar Solih Hadir Hadir Hadir Hadir 24 Muhammad Fiqri Aprianto Hadir Hadir Hadir Hadir 25 Nofitasari Hadir Hadir Hadir Hadir 26 Nur Mohammad Subhan Hadir Hadir Hadir Hadir 27 Oktaviani Pradita Putri Hadir Hadir Hadir Hadir 28 Putri Rahmawati Hadir Hadir Hadir Hadir 29 Rifqi Deni Masruhan Hadir Hadir Hadir Hadir 30 Septi Wijiasih Hadir Hadir Hadir Hadir 3 Titi Halimah Hadir Hadir Hadir Hadir 32 Ulfatun Ni'mah Hadir Hadir Hadir Hadir

150 36 Hasil Observasi pada Guru Siklus I Pertemuan I No. Langkah-Langkah NHT Observer 2 3 Rata2 Pengorganisasian siswa (2 kegiatan) Penomoran ( Kegiatan) Pemberian materi pelajaran ( kegiatan) Pengajuan pertanyaan (2 kegiatan) Berpikir bersama ( kegiatan) Pemanggilan nomor ( kegiatan) Menjawab pertanyaan ( kegiatan) Penarikan kesimpulan (2 kegiatan) Jumlah ( kegiatan) Rata-Rata Persentase (%)

151 37 Hasil Observasi pada Siswa Siklus I Pertemuan I No. Langkah-Langkah NHT Observer 2 3 Rata2 Pengorganisasian siswa (2 kegiatan) Penomoran ( Kegiatan) Pemberian materi pelajaran ( kegiatan) Pengajuan pertanyaan (2 kegiatan) Berpikir bersama ( kegiatan) Pemanggilan nomor ( kegiatan) Menjawab pertanyaan ( kegiatan) Penarikan kesimpulan (2 kegiatan) Jumlah ( kegiatan) Rata-Rata Persentase (%)

152 38 Hasil Observasi pada Guru Siklus I Pertemuan 2 No. Langkah-Langkah NHT Observer 2 3 Rata2 Pengorganisasian siswa (2 kegiatan) Penomoran ( Kegiatan) Pemberian materi pelajaran ( kegiatan) Pengajuan pertanyaan (2 kegiatan) Berpikir bersama ( kegiatan) Pemanggilan nomor ( kegiatan) Menjawab pertanyaan ( kegiatan) Penarikan kesimpulan (2 kegiatan) Jumlah ( kegiatan) Rata-Rata Persentase (%)

153 39 Hasil Observasi pada Siswa siklus I Pertemuan II No. Langkah-Langkah NHT Observer 2 3 Rata2 Pengorganisasian siswa (2 kegiatan) Penomoran ( Kegiatan) Pemberian materi pelajaran ( kegiatan) Pengajuan pertanyaan (2 kegiatan) Berpikir bersama ( kegiatan) Pemanggilan nomor ( kegiatan) Menjawab pertanyaan ( kegiatan) Penarikan kesimpulan (2 kegiatan) Jumlah ( kegiatan) Rata-Rata Persentase (%)

154 40 Hasil Observasi pada Guru Siklus II Pertemuan No. Langkah-Langkah NHT Observer 2 3 Rata2 Pengorganisasian siswa (2 kegiatan) Penomoran ( Kegiatan) Pemberian materi pelajaran ( kegiatan) Pengajuan pertanyaan (2 kegiatan) Berpikir bersama ( kegiatan) Pemanggilan nomor ( kegiatan) Menjawab pertanyaan ( kegiatan) Penarikan kesimpulan (2 kegiatan) Jumlah ( kegiatan) Rata-Rata Persentase (%)

155 4 Hasil Observasi pada Siswa Siklus II Pertemuan I No. Langkah-Langkah NHT Observer 2 3 Rata2 Pengorganisasian siswa (2 kegiatan) Penomoran ( Kegiatan) Pemberian materi pelajaran ( kegiatan) Pengajuan pertanyaan (2 kegiatan) Berpikir bersama ( kegiatan) Pemanggilan nomor ( kegiatan) Menjawab pertanyaan ( kegiatan) Penarikan kesimpulan (2 kegiatan) Jumlah ( kegiatan) Rata-Rata Persentase (%)

156 42 Hasil Observasi pada Guru Siklus II Pertemuan 2 No. Langkah-Langkah NHT Observer 2 3 Rata2 Pengorganisasian siswa (2 kegiatan) Penomoran ( Kegiatan) Pemberian materi pelajaran ( kegiatan) Pengajuan pertanyaan (2 kegiatan) Berpikir bersama ( kegiatan) Pemanggilan nomor ( kegiatan) Menjawab pertanyaan ( kegiatan) Penarikan kesimpulan (2 kegiatan) Jumlah ( kegiatan) Rata-Rata Persentase (%)

157 43 Hasil Observasi pada Siswa Siklus II Pertemuan 2 No. Langkah-Langkah NHT Observer 2 3 Rata2 Pengorganisasian siswa (2 kegiatan) Penomoran ( Kegiatan) Pemberian materi pelajaran ( kegiatan) Pengajuan pertanyaan (2 kegiatan) Berpikir bersama ( kegiatan) Pemanggilan nomor ( kegiatan) Menjawab pertanyaan ( kegiatan) Penarikan kesimpulan (2 kegiatan) Jumlah ( kegiatan) Rata-Rata Persentase (%)

158 44 Hasil Observasi pada Guru Siklus II Pertemuan 3 No. Langkah-Langkah NHT Observer 2 3 Rata2 Pengorganisasian siswa (2 kegiatan) 2 Penomoran ( Kegiatan) 3 Pemberian materi pelajaran( kegiatan) 4 Pengajuan pertanyaan (2 kegiatan) 5 Berpikir bersama ( kegiatan) 6 Pemanggilan nomor ( kegiatan) 7 Menjawab pertanyaan ( kegiatan) 8 Penarikan kesimpulan (2 kegiatan) Jumlah ( kegiatan) Rata-Rata Persentase (%)

159 45 Hasil Observasi pada Siswa Siklus II Pertemuan 3 No. Langkah-Langkah NHT Observer 2 3 Rata2 Pengorganisasian siswa (2 kegiatan) Penomoran ( Kegiatan) Pemberian materi pelajaran ( kegiatan) Pengajuan pertanyaan (2 kegiatan) Berpikir bersama ( kegiatan) Pemanggilan nomor ( kegiatan) Menjawab pertanyaan ( kegiatan) Penarikan kesimpulan (2 kegiatan) Jumlah ( kegiatan) Rata-Rata Persentase (%)

160 46

161 47

162 48

163 49

164 50

165 5

166 52

167 53

168 54

169 55

170 56

171 57

172 58 DOKUMENTASI Gambar : Guru membagi kelompok secara heterogen Gambar 2 : Siswa berkumpul dengan kelompok sesuai pembagian dari guru Gambar 3 : Siswa telah berkumpul bersama kelompok masing-masing

173 59 Gambar 4 : Siswa menerima nomor yang dibagikan guru Gambar 5 : Siswa memakai nomor di kepala Gambar 6 : Guru memberikan materi pelajaran dan siswa memperhatikan

174 60 Gambar 7 : Guru memberikan soal untuk didiskusikan Gambar 8 : Siswa melakukan diskusi kelompok Gambar 9 : Observer mengamati proses pembelajaran

175 6 Gambar 0 : Guru membimbing siswa saat berdiskusi Gambar : Pemanggilan nomor siswa Gambar 2 : Siswa yang dipanggil nomornya mmpresentasikan Hasil diskusinya

176 62 Gambar 3 : Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir Gambar 4 : Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik Gambar 5 : Siswa menerima penghargaan dari guru

177 Lampiran 4 63 Nomor : 2092/B.02/FKIP/UMP/XI/203 Purworejo, 22 November 203 Lamp. : - Hal : Permohonan izin Wawancara dan Observasi Kepada Yth. Kepala SMP N Poncowarno Di Kebumen Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan ini kami beritahukan bahwa berdasarkan kurikulum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, Mahasiswa semester VII dapat menyelesaikan Program Studi Strata dengan mengambil jalur Skripsi. Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon perkenan Saudara, mengizinkan mahasiswa kami untuk melakukan wawancara dan observasi di sekolah yang Saudara pimpin. Adapun mahasiswa yang akan melakukan wawancara dan observasi tersebut adalah: Nama : Khusnul Khotimah NIM : Program Studi : Pendidikan Matematika Atas bantuan dan kerjasama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu alaikum wr. Wb.

178 64

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA Khusnul Khotimah Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 1)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 1) PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 1) Oleh: Umi Lestari 2), H. Setyo Budi 3), Warsiti 3)

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Triyatno 1, John Sabari 2 1 Mahasiswa Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1 Dalam Siklus 1 terdapat 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Pada siklus

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA Ardli Ahdika, Nila Kurniasih, Prasetyo Budi Darmono. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas

Lebih terperinci

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) TERPADU MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 MASARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENERAPAN MODEL NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 JATIPURWO, JATIPURO, KARANGANYAR TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh: Leli Dwi Nugraheni, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko. Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 1002) berarti pengertian, pendapat; pikiran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Kedungwaru yang beralamat di Desa Kedungwaru, Kecamatan Karangsambung,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan

Lebih terperinci

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Materi Penyimpangan Sosial melalui Penerapan Model Pembelajaran Number Head Together Bagi Siswa Kelas XD SMAN 1 Rowosari Semeser 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Oleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang digunakan dalam berbagai bidang kehidupan seperti pada bidang industri, asuransi, ekonomi, pertanian, dan di

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya seluruh aspek potensi kemanusiaan saja (Suprijono, 2006). Hasil belajar adalah

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD

PENERAPAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD PENERAPAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD Winarsih 1, Triyono 2, M. Chamdani 3 1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret 2, 3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SD Negeri Kebumen yang beralamat di Jalan Kaswari nomer 2 Kelurahan Kebumen

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR 1 Afta Rahmat Zayn, 2 Sunyoto, dan 3 Tri Murti Universitas Negeri Malang E-mail: rahmatzayn@ymail.com

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Definisi Mata Pelajaran Matematika Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari konsep-konsep abstrak yang disusun dengan menggunakan simbol dan merupakan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA KELAS VIIC SEMESTER 2 SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Mencapai Derajat Strata 1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Mencapai Derajat Strata 1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI SIKAP DEMOKRATIS DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 03 PLESUNGAN KECAMATAN

Lebih terperinci

LAPORAN ELEKTRONIK TUGAS AKHIR

LAPORAN ELEKTRONIK TUGAS AKHIR PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER KELAS III SEMESTER II SDN 2 KARANGBENDO KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Tamanwinangun, Kelurahan Tamanwinangun, Kecamatan Kebumen, Kabupaten

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1. Oleh: ANI SETYORINI A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1. Oleh: ANI SETYORINI A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI FUNGSI DAN BAGIAN- BAGIAN TUMBUHAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI MALANGGATEN 3 KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 4 Tamanwinangun Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. SDN $ Tamanwinangun

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V Endah Tri Wahyuni 1 1 Universitas Negeri Malang Email: 1 endahtriw7@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Hasil Belajar Pakar psikologi melihat perilaku belajar sebagai proses psikologis individu dalam interaksinya dengan lingkungan hidup secara alami. Sedangkan

Lebih terperinci

DESI WIDYA NINGRUM (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Drs. Djotin Mokoginta S.Pd, M.Pd Irvin Novita Arifin S.Pd, M.

DESI WIDYA NINGRUM (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Drs. Djotin Mokoginta S.Pd, M.Pd Irvin Novita Arifin S.Pd, M. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI SUSUNAN BUMI MELALUI MODEL PEMBELAJARN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DIKELAS V SDN 20 LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO DESI WIDYA NINGRUM (Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran kooperatif Tipe NHT Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas IVB pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat SD Negeri Tlahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

JIME, Vol. 2. No. 2 ISSN Oktober 2016

JIME, Vol. 2. No. 2 ISSN Oktober 2016 Meningkatkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Di Kelas VII SMPN 4 Mataram Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010 Sulasmi, S.Pd Guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karekteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 05 kelas 5 semeter II. Sekolah ini dipilih berdasarkan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA Lina Wahyuningrum, Pujayanto, Dewanto Harjunowibowo 1) Karangtalun Rt 04 RW

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU Hatma, Jesi Alexander Alim, Syahrilfuddin misnariati@gmail.com, jesialexa@yahoo.com, via.syalisia@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dugunakan dalam penelitian ini termasuk metode penelitian tindakan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dugunakan dalam penelitian ini termasuk metode penelitian tindakan III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dugunakan dalam penelitian ini termasuk metode penelitian tindakan kelas yang di SMP Karya Bhakti yang terletak di desa Bima Sakti Kecamatan Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas berjudul Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Media Konkret dalam Peningkatan Pembelajaran Bangun

Lebih terperinci

AHMAD MUZAMIL NIM A54B090016

AHMAD MUZAMIL NIM A54B090016 PENGGUNAAN METODE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS III SDN 2 BANDUNGAN JATINOM SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Lia Agustin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang merupakan suatu tindakan reflektif guna untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Uraian pada Bab II menyajikan kajian teoritis tentang pengertian pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat S-1. Oleh: Mariana Pujiastuti

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat S-1. Oleh: Mariana Pujiastuti UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SMP NEGERI 1 SAMPANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER SKRIPSI

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG. Devi Afriyuni Yonanda Universitas Majalengka

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG. Devi Afriyuni Yonanda Universitas Majalengka PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG Devi Afriyuni Yonanda deviyonanda1990@gmail.com Universitas Majalengka Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hasil peningkatan hasil belajar

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Titin Hartanti 1, Desi Tri Widiyanti 2, Safarinah 3, Wahyudi 4, Imam Suyanto 5 PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek Penelitian adalah siswa SMA Korpri Karawang kelas X.4 semester

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek Penelitian adalah siswa SMA Korpri Karawang kelas X.4 semester BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek Penelitian adalah siswa SMA Korpri Karawang kelas X.4 semester genap tahun ajaran 2009/2010. Sampel penelitian sebanyak satu kelas. Jumlah siswa dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh. untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Sri Ismiati

SKRIPSI. oleh. untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Sri Ismiati PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN MEMANFAATKAN ALAT PERAGA KANCING PADA SISWA KELAS 1 SEMESTER 1 SDN TRANGKIL 04 KECAMATAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 3 PATIHAN SIDOHARJO SRAGEN PADA MATA PELAJARAN IPS TAHUN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh :

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR THE IMPLEMENTATION OF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) COOPERATIVE LEARNING TO IMPROVE LEARNING

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana PENINGKATAN SIKAP POSITIF DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DELIK 02 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK DIANA MANURUNG Guru SMPN 1 Patumbak Email : chairini.nurdin@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING PENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) Oleh: Aji Heru Muslim Dosen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Proses Belajar - Mengajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kegiatan yang membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Karanggondang 01, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang pada semester 2 Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yaitu penelitian tindakan (Action Research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD N Ampih yang beralamat di Jalan HM Sarbini, kilometer 4,5, Dukuh Krajan, Desa Ampih, RT: 01 RW:

Lebih terperinci

ISTIQOMAH KURNIAWATI A54B090117

ISTIQOMAH KURNIAWATI A54B090117 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERKALIAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS 3 SDN GEMAMPIR KECAMATAN KARANGNONGKO KABUPATEN KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII A SEMESTER GANJIL

Lebih terperinci

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 3 No. 3 November 2015

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 3 No. 3 November 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MATERI TRIGONOMETRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X SMA NEGERI 11 MAKASSAR Habriah Ahmad Guru

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPAYA MENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MELALUI FIELD TRIP DI KELAS IV SD

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR Oleh: Istiqomah 1, H. Setyo Budi 2, Kartika Chrysti S 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret e-mail: istyqomah_8778@yahoo.co.id

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT, SNOWBALL THROWING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI SEGITIGA SISWA KELAS VII

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT, SNOWBALL THROWING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI SEGITIGA SISWA KELAS VII EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT, SNOWBALL THROWING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI SEGITIGA SISWA KELAS VII Novia Puspitaningrum Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Tati Rusmawati 1, Tri Saptuti Susiani 2, Joharman 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret Kampus VI Kebumen, Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN 3 Panjang Utara kelas IV pada pelajaran Matematika, tahun pelajaran 2013/2014.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam penelitian suatu kajian teori sangat diperlukan, suatu kajian teori ini akan sangat membantu dalam penelitian. Dimana teori ini dijadikan suatu dasar atau patokan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK 6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Pemahaman Konsep Pemahaman dapat diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari. Menurut Van de Walle (Yohana et all,2012)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mata pelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE BIMBA AIUEO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK KELOMPOK B2 TK WARU 02 KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN 2012/2013

PENGGUNAAN METODE BIMBA AIUEO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK KELOMPOK B2 TK WARU 02 KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN 2012/2013 PENGGUNAAN METODE BIMBA AIUEO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK KELOMPOK B2 TK WARU 02 KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Donatus

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Donatus UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA (SAINS) MELALUI METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI LEDOK 02 SEMESTER

Lebih terperinci

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088 PENERAPAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR HIDUP HEWAN BAGI SISWA KELAS IV SEMESTER I SD N 02 KARANGBANGUN KECAMATAN MATESIH TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum SD Negeri Sunggingsari SD Negeri Sunggingsari terletak di Desa Sunggingsari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung. Berdiri

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO 232 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO Oleh: SUSMIATI SMP Negeri 1 Balongbendo Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008)

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun oleh: HANDRI CAHYANI A 510 090 095 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Directed Reading Thinking

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh FITRI WAHYUNI

SKRIPSI. Oleh FITRI WAHYUNI UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA SUB-POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII C SMP NEGERI 2 ARJASA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia, sangat luhur dalam meningkatkan kualitas manusia, sehingga segala usaha yang mengarah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 7 Kutosari, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason & 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 GROBOGAN semester II tahun ajaran 2013-2014 pada kompetensi dasar mengenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan adalah suatu lembaga dimana guru melakukan kegiatan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN DI SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN DI SEKOLAH DASAR Oleh: Evi Kartika Sari 1), Wahyudi 2), Imam Suyanto 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Siklus I Deskripsi siklus 1 menjelaskan tentang tahap rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi, dan refleksi.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : DANDY PRAMANA

SKRIPSI. Oleh : DANDY PRAMANA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) BERNUANSA KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT DI KELAS VII B SMP NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan mengajar pada umumnya adalah agar bahan pelajaran yang disampaikan dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Penguasaan ini dapat ditunjukkan dari hasil belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Pendidikan atau pengajaran di sekolah dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa harus merupakan akibat dari proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar dan penting bagi pembangunan suatu negara. Dengan adanya pendidikan maka akan tercipta

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA Atik Dwi Kurniati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: atikdwi_kurniati@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka

BAB II Kajian Pustaka BAB II Kajian Pustaka 2.1 Kajian Teori Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, pembahasan landasan teori dalam penelitian ini berisi tinjauan pustaka yang merupakan variabel dari penelitian ini. Kajian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh CHRISTINA SUMARTI

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh CHRISTINA SUMARTI UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG MATERI MENAKSIR DAN MEMBULATKAN OPERASI HITUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BAGI KELAS IV SD KEPOHKENCONO 01 SEMESTER I TAHUN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Matematika Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DISERTAI PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITASDAN HASIL BELAJAR FISIKA DI KELAS X IPA MA UNGGULAN NURIS Lailatul Ma rifah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci