KETENAGAKERJAAN DAN PERMASAALAHANNYA URAIAN MATERI
|
|
- Ratna Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEGIATAN BELAJAR 4 KETENAGAKERJAAN DAN PERMASAALAHANNYA Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG Kompeten dalam mengkategorikanketenagakerjaan dan permasalahannya. Pokok-pokok Materi : 1. Konsep dasar ketenagakerjaan 2. Konsep dasar pengangguran 3. Jenis-jenis pengangguran URAIAN MATERI A. Konsep Dasar Ketenagakerjaan 1. Pengertian ketenagakerjaan UUD No 13 Tahun 2003 mnyebutkan bahwa Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja. Dalam ketenagakerjaan, penduduk dengan segala potensi yang dimilikinya dikategorikan menjadi dua, yaitu penduduk usia kerja dan penduduk di luar usia kerja. Di Indonesia, yang termasuk penduduk usiakerja adalah penduduk yang berusia 15 hingga 65 tahun. 2. Tenaga kerja Tenaga kerja adalah : penduduk yang sudah memasuki usia 15 tahun atau lebih hal ini sesuai UU No.25 tahun1997. Dengan demikian, mereka yang berusia diluar itu termasuk bukan tenaga kerja. Namun, Undang-undang terbaru tentang Ketenagakerjaan yaitu Undang-undang No.13 tahun 2003 tidak memberikan batasan usia yang jelas dalam definisi tenaga kerja. Undangundang tersebut hanya melarang memperkerjakan anak.anak menurut Undang-undang tersebut adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 tahun. Undang-undang tersebut mengungkapkan bahwa anak yang berumur antara 13 sampai 15 tahun dapat dipekerjakan sepanjang tidak mengganggu perkembangan, kesehatan fisik, mental dan sosialnya.menurut Undang-undang Modul Ekonomi Makro PPG dalam Jabatan Page 1
2 No.13 tahun 2003, disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik. 3. Klasifikasi tenaga kerja 1). Berdasarkan kemampuannaya tenaga kerja dapat dibagi sebagai berikut (a). Tenaga Kerja Terdidik Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang mendapatkan keahlian atau kemahiran pada suatu bidang karena pendidikan formal dan non formal. Tenaga kerja terdidik ini diidentikkan dengan tenaga kerja yang belum berpengalaman. (b). Tenaga Kerja Terlatih Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian di bidang tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja.keahlian terlatih ini tidak memerlukan pendidikan formal, tetapi bisa didapat dari pendidikan non formal. Tenaga kerja terlatih hanya membutuhkan bakat,latihan dan melakukannya berulang-ulang sampai bisa dan menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya adalah supir, montir, pelukis dll (c). Tenaga Kerja tidak terdidik dan tidak terlatih Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan fisik. Contoh tenaga kerja ini adalah buruh bangunan, buruh angkut, dan lain-lain. Umumnya tenaga kerja ini mengenyam pendidikan formal yang rendah dan tidak mempunyai keahlian yang memadai karena memang belum adapengalaman kerja, sehingga pekerjaan yang dikerjakannyapun umumnya tidak memerlukan keahlian secara spesifik 2). Menurut sifatnya dibedakan menjadi: Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2, setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat disebut dengan tenaga kerja. Tenaga kerja dibedakan atas dua jenis menurut sifatnya yaitu : tenaga kerja jasmani dan tenaga kerja rohani, 3). Menurut fungsi pokok dalam perusahaan dibedakan menjadi: Dalam hubungan dengan produk, tenaga kerja di bagi menjadi : Tenaga Kerja Langsung dan Tenaga Kerja Tak Langsung. Tenaga Kerja Langsung merupakan karyawan yang secara langsung ikut serta memproduksi produk jadi, yang jasanya dapat ditelusuri secara langsung pada produk, dan yang upahnya merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk. Tenaga kerja tak langsung yaitu tenaga kerja yang tidak secara langsung dapat ditelusuri pada produk. Modul Ekonomi Makro PPG dalam Jabatan Page 2
3 4.Angkatan kerja Ppenduduk yang sudah memasuki usia kerja, baik yang sudah bekerja maupun belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan merupakan angkatan kerja. Menurut ketentuan pemerintah indonesia, penduduk yang sudah memasuki usia kerja adalah berusia minimal 15 tahun sampai 65 tahun. Akan tetapi tidak semua penduduk yang memasuki usia kerja termasuk angkatan kerja. Sebab penduduk yang tidak akif dalam kegiatan ekonomi tidak termasuk dalam kelompok angkatan kerja. Ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa dsb tidak termasuk angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja, baik yang sudah bekerja, belum bekerja, atau sedang mencari pekerjaan. Tetapi tidak semua penduduk yang memasuki usia kerja disebut angkatan kerja, sebab penduduk yang tidak aktif dalam kegiatan ekonomi tidak termasuk dalam kelompok angkatan kerja. Tenaga kerja terdiri atas angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Penduduk dapat disebut sebagai angkatan kerja jika penduduk yang selama seminggu sebelum pencacahan atau sensus telah mempunyai suatu pekerjaan, baik bekerja maupun sementara tidak bekerja karena suatu sebab misalnya sebagai berikut: a. Pekerja yang tidak masuk bekerja karena cuti, sakit,mogok, atau dihentikan sementara. b. Petani yang menunggu panen atau musim hujan tiba. Sedangkan, Kelompok bukan angkatan kerja adalah sebagai berikut. a. Anak yang masih sekolah. b. Orang yang mengurus rumah tangga. c. Orang-orang cacat, jompo, dan orang yang sudah pensiun. 5. Kesempatan kerja Kesempatan Kerja (demand for labor) adalah suatu keadaan yang menggambarkan ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja) untuk diisi oleh para pencari kerja. Atau dengan kata lain, kesempatan kerja adalah jumlah lapangan kerja yang tersedia bagi masyarakat baik yang telah diisi maupun jumlah lapangan kerja yang masih kosong. Di Indonesia masalah, kesempatan kerja ini dijamin di dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi, Tiap tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.. Dengan begitu jelas, pemerintah bertanggungjawab atas penciptaan kesempatan kerja serta perlindungan terhadap tenaga kerja.hal ini dimaksudkan agar melalui pekerjaannya setiap warga Negara dapat hidup layak. Modul Ekonomi Makro PPG dalam Jabatan Page 3
4 6. Masalah ketenagakerjaan Masalah ketenagakerjaan di Indonesia diantaranya adalah: 1). Rendahnya kualitas tenaga kerja Rendahnya tingkat pendidikan angkatan kerja Indonesia merupakan salah satu faktor dari beberapa faktor yang berpengaruh terhadap rendahnya mutu tenaga kerja Indonesia. Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan penguasaan akan Ilmu pengetahuan dan teknologi rendah, minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas hasil produksi barang dan jasa. 2). Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja Pertumbuhan angkatan kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan pertumbuhan lowongan kerja, hal ini menyebabkan terjadinya pengangguran. Padahal banyaknya angakatan kerja merupakan salah satu kekuatan dalam pembangunan apabila diikuti dengan pertumbuhan lowongan kerja. 3). Persebaran tenaga kerja yang tidak merata Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa. Sementara di daerah lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah lain masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal. 4).Pengangguran Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di Indonesia mengalami gulung tikar yang mengakibatkan banyaknya tenaga kerja yang berhenti bekerja. Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin sempitnya lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan demikian pengangguran akan semakin banyak. (Kusumawardani: 2009) Modul Ekonomi Makro PPG dalam Jabatan Page 4
5 B. Konsep dasar Pengangguran 1. Pengertian pengangguran Yang dimaksud dengan pengangguran adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang aktif mencari pekerjaan. Kategori orang yang menganggur biasanya adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan pada usia kerja dan masanya kerja (Putong: 2008). Lebih lanjut (Sukirno: 2004) menjelaskan pengangguran adalah seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Seseorang yang tidak bekerja tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur. Sebagai contoh ibu rumah tangga yang tidak ingin bekerja karena ingin mengurus keluarganya tidak tergolong sebagai penganggur. Seorang anak keluarga kaya yang tidak mau bekerja karena gajinya lebih rendah dari yang diinginkannya juga tidak tergolong sebagai penganggur. Ibu rumah tangga dan anak orang kaya tersebut dinamakan penganggur sukarela (Sukirno:2004) Pengangguran akan menimbulkan masalah ekonomi dan sosial bagi individu yang mengalaminya. Pengangguran juga akan berdampak negatif terhadap keadaan ekonomi, politik, dan sosial bagi negara yang mempunyai tingkat pengangguran tinggi. Pengangguran sangat berpengaruh terhadap pencapaian kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan di negara yang bersangkutan. Tidak hanya pada masalah ekonomi, tetapi juga menjadi pemicu kerawanan sosial. Pengangguran juga menjadi masalah besar tidak hanya di negara berkembang tetapi juga negara-negara maju, namun demikian tingkat pengangguran di negara-negara berkembang pada umumnya lebih tinggi. Menurut Sakernas (Survey Keadaan Angkatan Kerja Nasional), pengangguran didefinisikan sebagai berikut: 1. Mereka yang sedang mencari pekerjaan dan saat itu tidak bekerja; 2. Mereka yang mempersiapkan usaha yaitu suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan yang baru; 3. Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, disebut dengan penganggur putus asa; dan 4. Mereka yang sudah mempunyai pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja. Modul Ekonomi Makro PPG dalam Jabatan Page 5
6 2. Jenis Penggangguran Penggangguran dapat digolongkan berdasarkan: 1) Penyebabnya a). Penganguran Normal atau Friksional Pengangguran friksional terjadi bukan karena tidak dapat memperoleh kerja, tetapi karena sedang mencari kerja lain yang lebih baik. Dalam perekonomian yang berkembang pesat, pengganguran rendah sedangkan pekerjaan mudah diperoleh. Sebaliknya pengusaha susah memperoleh pekerja, maka pengusaha menawarkan gaji yang lebih tinggi. Ini akan mendorong para pekerja untuk meninggalkan pekerjaannya yang lama dan mencari pekerjaan baru yang lebih tinggi gajinya atau lebih sesuai keahliannya. Dalam proses mencari kerja baru ini untuk sementara para pekerja tersebut tergolong sebagai penganggur. Mereka inilah yang digolongkan sebagai penggangguran normal b). Pengangguran Siklikal Perekonomian tidak selalu berkembang dengan teguh, adakalanya permintaan agregat lebih tinggi, dan ini mendorong pengusaha menaikkan produksi serta lebih banyak pekerja baru dan pengangguran berkurang. Akan tetapi pada masa lainnya permintaan agregat menurun dengan banyaknya menimbulkan efek kepada perusahaan-perusahaan karena kemerosotan dalam permintaan terhadap produksinya. Akibat kemerosotan permintaan pada akhirnya perusahaan akan mengurangi pekerja atau menutup perusahaannya, maka pengangguran akan bertambah. Pengangguran yang wujud tersebut dinamakan pengangguran siklikal. (Sukirno:2004) c). Pengangguran Sturktural Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang maju, sebagiannya akan mengalami kemunduran. Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor berikut : wujudnya barang baru yang lebih baik, kemajuan teknologi mengurangi permintaan ke atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing dan ekspor produksi industri itu sangat menurun oleh karena persaingan yang lebih serius dari negara-negara lain. Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri tersebut menurun, dan sebagaian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi pengangur. Pengangguran seperti Modul Ekonomi Makro PPG dalam Jabatan Page 6
7 ini digolongkan sebagai pengangguran struktural dinamakan demikian karena disebabkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi d). Pengangguran Teknologi Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia. Misalnya, mesin produksi telah mengurangi kebutuhan tenaga kerja. di pabrik pabrik, ada kalanya robot telah menggantikan kerja-kerja manusia. Pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin dan kemajuan teknologi lainnya dinamakan pengangguran teknologi. (Sukirno:2004) 2) Berdasarkan cirinya Berdasarkan kepada ciri pengangguran yang berlaku, pengangguran dapat pula digolongkan sebagai berikut: a). Pengangguran terbuka Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan. Efek dari keadaan ini di dalam suatu jangka masa yang cukup panjang mereka tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu dan oleh karenanya dinamakan pengangguran terbuka. Pengangguran terbuka dapat pula wujud sebagai akibat dari kegiatan ekonomi yang menurun dari kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja, atau sebagai akibat dari kemunduran perkembangan suatu industri. b). Pengangguran tersembunyi Pengangguran ini terutama terjadi di sektor pertanian atau jasa. setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung kepada banyak faktor. Antara lain: faktor yang perlu dipertimbangkan adalah: besar atau kecilnya perusahaan, jenis kegiatan perusahaan, mesin yang digunakan (apakah padat karya atau padat modal) dan tingakt produksi yang dicapai. Di banyak negara berkembang seringkali didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya ia dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Modul Ekonomi Makro PPG dalam Jabatan Page 7
8 c). Setengah menganggur Di negara-negara berkembang migrasi dari desa ke kota adalah sangat pesat Sebagai akibatnya tidak semua orang yang pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagian, terpaksa menjadi penganggur sepenuh waktu dan jam kerja mereka jauh lebih rendah dari yang normal. Mungkin mereka hanya bekerja satu hingga dua hari seminggu,atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja pekerja yang mempunyai masa kerja seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah menganggur. Dalam bahasa inggris jenis penganggurannya dinamakan underemployment. ( Sukirno: 2004) 3. Penyebab Pengangguran Faktor-faktor yang menimbulkan terjadinya pengangguran adalah: 1. Menganggur karena ingin mencari kerja yang lebih baik 2. Pengusaha menggunakan peralatan produksi modern yang mengurangi penggunaan tenaga kerja 3. Ketidaksesuaian di anatara keterampilan pekerja yang sebenarnya dengan keterampilan yan diperlukan industri-industri. (Ssukirno: 2004) 4. Dampak Pengangguran Pengangguran sangat berdampak pada kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang menurun, dan bahkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang menurun adalah salah satu dampak pengangguran. Berikut ini dampak pengangguran terhadap perekonomian dan kehidupan sosial: a. Menurunkan aktivitas perekonomian Pengangguran menyebabkan turunnya daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat yang menurun menyebabkan turunnya permintaan akan barang dan jasa. Hal ini mengakibatkan para pengusaha dan investor tidak bergairah melakukan perluasan dan pendirian industri baru sehingga aktivitas perekonomian menjadi menurun. Modul Ekonomi Makro PPG dalam Jabatan Page 8
9 b. Menurunkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita Orang yang tidak bekerja (menganggur) tidak akan menghasilkan barang dan jasa. Itu berarti semakin banyak orang yang menganggur maka PDB (Produk Domestik Bruto) yang dihasilkan akan menurun. PDB yang menurun akan menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi sekaligus turunnya pendapat per kapita. c. Meningkatkan baiaya sosial Pengangguran ternyata mengakibatkan meningkatkan biaya sosial. Pengangguran mengharuskan masyarakat memikul biaya-biaya, seperti biaya perawatan pasien yang stress (depresi) karena menganggur, biaya keamanan dan baiaya pengobatan akibat meningkatnya tindak kriminalitas yang dilakukan oleh penganggur, serta baiaya pemulihan dan renovasi beberapa tempat akibat demonstrasi dan kerusuhan yang dipicu oleh ketidakpuasan dan kecemburuan sosial para penganggur. d. Menurunkan tingkat keterampilan Akibat pengangguran, tingkat keterampilan seseorang akan menurun. Semakin lama menganggur, semakin menurun pula tingkat keterampilan orang tersebut. e. Menurunkan penerimaan negara Orang yang menganggur tidak memiliki penghasilan (pendapatan). Itu berarti semakin banyak orang yang menganggur akan semakin turun pula penerimaan negara yang diperoleh dari pajak penghasilan. (Mulyani: 2014) 5. Cara mengatasi pengangguran 1). Cara mengatasi pengangguran struktural Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan perubahan struktur ekonomi, misalnya dari ekonomi agraris berubah menjadi ekonomi industri. Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah: a. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja b. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan c. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan d. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran. Modul Ekonomi Makro PPG dalam Jabatan Page 9
10 2). Cara mengatasi pengangguran siklus/konjungtur Penyebab awal terjadinya pengangguran siklus adalah kurangnya permintaan masyarakat (aggregat demand), sehingga untuk mengatasi jenis pengangguran ini, antara lain dengan cara: a. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa b. Meningkatkan daya beli masyarakat. 3). Cara mengatasi pengangguran Friksional Pengangguran Friksional terjadi karena adanya pekerja yang ingin pindah mencari pekerjaan yang lebih baik dan cocok di perusahaan lain. Untuk mengatasi pengangguran ini bisa dilakukan dengan cara menyediakan sarana informasi lowongan kerja yang cepat, mudah, dan murah kepada pencari kerja. Misalnya, dengan menempelkan iklan-iklan lowongan kerja di tempat-tempat umum secara rutin. (Mulyani: 2014) 4). Cara mengatasi pengangguran teknologi Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang diakibatkan oleh adanya kemajuan teknologi karena adanya mekanisasi (penggantian tenaga manusia dengan mesin), robotisasi, dan komputerisasi. Untuk mencegah dan mengatasi jenis pengangguran ini, kita harus selektif memilih teknologi dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan akan teknologi. Alangkah lebih baiknya, jika kita terus mengembangkan industri-industri yang padat karya (labour intensive). (Kardoyo & Nurkhin:2017) 5). Cara mengatasi pengangguran Musiman Jenis pengangguran ini bisa diatasi, antara lain dengan cara: a. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain b. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu. Modul Ekonomi Makro PPG dalam Jabatan Page 10
11 RANGKUMAN 1. Menurut UUD No 13 Tahun 2003 Pasal 1 Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja 2. Tenaga kerja berdasarkan kemampuannya dapat diklasifikasikan: a. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang mendapatkan suatu keahlian atau kemahiran pada suatu bidang karena pendidikan formal dan non formal. b. Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian di bidang tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan fisik 3. Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja. Baik yang sudah bekerja maupun belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan 4. Kesempatan Kerja (demand for labor) adalah suatu keadaan yang menggambarkan ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja) untuk diisi oleh para pencari kerja. 5. Masalah ketenagakerjaan yang terjadi di Indonesia diantaranya: Rendahnya kualitas tenaga kerja, Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja, Persebaran tenaga kerja yang tidak merata, Pengangguran 6. Pengangguran adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang aktif mencari pekerjaan 7. Jenis pengangguran berdasarkan penyebabnya: penganguran normal atau friksional, Pengangguran siklikal, Pengangguran Sturktural dan teknologi. 8. Faktor penyebab timbulnya pengangguran diantaranya: 9. Menganggur karena ingin mencari kerja yang lebih baik 10. Pengusaha menggunakan peralatan produksi modern yang mengurangi penggunaan tenaga kerja 11. Ketidaksesuaian di anatara keterampilan pekerja yang sebenarnya dengan keterampilan yan diperlukan industri-industri. Modul Ekonomi Makro PPG dalam Jabatan Page 11
12 Daftar Pustaka Budiono. (1994). Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE Djojohadikusumo, Sumitro. (1994). Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta: LP3ES Kardoyo dan Nurkhin (2017) Sumber Belajar Penunjang PLPG Ekonomi; Jakarta: Kemendikbud Kementrian Keuangan RI (2014) Dasar-Dasar Praktek Penyusunan APBN di Indonesia Kusumawardani,Dewi Ekonomi untuk SMA kelas XI. Jakarta:Pusat perbukuan departemen pendidikan nasional Mardiasmo. (2015). Perpajakan. Yogyakarta: Penerbit Andi Mulyani, Endang Buku Ekonomi SMA Kelas XI.Solo: Platinum Murni, Asfia. (2006). Ekonomika Makro. Bandung: PT Refika Aditama Putong, Iskandar., ND, Andjaswati.(2008). Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Mitra Wacana Media S, Alam Buku ekonomi SMA kelas XI. Jakarta: Esis Sanusi, Bachrawi. (2000). Sistem Ekonomi: Suatu Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Sukirno, Sadono Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Sukirno, Sadono. (2004). Ekonomi Pembangunan, Proses, Masalah dan Dasar Kebijaksanaan. Jakarta: Lembaga Penerbitan FE Putong, Iskandar.2013.Economics pengantar mikro dan makro. Jakarta :Mitra wacana media (2014). Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, Dan Dasar Kebijakan. Jakarta: Kencana Sari, Diana. (2013). Konsep Dasar Perpajakan. Bandung: PT Refika Aditama Suparmoko, M. (2000). Keuangan Negara Dalam Teori Dan Praktek. Yogytakarta: BPFE Todaro, Michael P. (2004). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga Tim Widya Gamma (2016) Eksplor UN Ekonomi SMA, Yrama Widya Modul Ekonomi Makro PPG dalam Jabatan Page 12
13 Modul Ekonomi Makro PPG dalam Jabatan Page 13
14 Daftar Pustaka Kusumawardani, Dewi. (2009). Ekonomi untuk SMA kelas XI. Jakarta:Pusat perbukuan departemen pendidikan nasional Mulyani, Endang Buku Ekonomi SMA Kelas XI.Solo: Platinum Putong, Iskandar; Andjaswati, ND. (2008). Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Mitra Wacana Media Sukirno, Sadono. (2004). Ekonomi Pembangunan, Proses, Masalah dan Dasar Kebijaksanaan. Jakarta: Lembaga Penerbitan FE Modul Ekonomi Makro PPG dalam Jabatan Page 14
BAB V KESEMPATAN KERJA
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI BAB V KESEMPATAN KERJA Dr. KARDOYO, M.Pd. AHMAD NURKHIN, S.Pd. M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Sebelum penelitian ini terdapat penelitian sejenis yang sudah dilakukan oleh beberapa orang. Penelitian terdahulu yang menjadi refrensi
Lebih terperinciMAKALAH EKONOMI ANGKATAN KERJA, TENAGA KERJA, KESEMPATAN KERJA, DAN PENGANGGURAN
MAKALAH EKONOMI ANGKATAN KERJA, TENAGA KERJA, KESEMPATAN KERJA, DAN PENGANGGURAN Disusun Oleh : Anggota Kelompok 1 Kelas XI IPS 1 :Agit Olivia Ariswan Ahmad Fajar Ilma Destina Silvi Toni iskandar Yuniasari
Lebih terperinciPerekonomian Indonesia
Modul ke: Perekonomian Indonesia Konsep Ketenagakerjaan Fakultas Ekonomi & Bisnis Janfry Sihite Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Tujuan Sesuai rapem Definisi Ketenagakerjaan Menurut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses kenaikan output yang terus menerus
Lebih terperinciA. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih rendah dibanding jumlah penduduk
SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 8. Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara MajuLatihan Soal 8.1 1. Pengangguran yang terjadi karena ketidaksesuaian antara jenis pekerjaan yang tersedia dengan kemampuan yang
Lebih terperinciBab 14 Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja sebagai Sumber Daya dalam Kegiatan Ekonomi
Bab 14 Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja sebagai Sumber Daya dalam Kegiatan Ekonomi 295 BAB 14 ANGKATAN KERJA DAN TENAGA A KERJA SEBAGAI AI SUMBER DAYA A DALAM KEGIATAN AN EKONOMI Sumber: Kompas, 13 Desember
Lebih terperinciPENGANGGURAN, INFLASI & KEBIJAKAN PEMERINTAH
BAB 10 PENGANGGURAN, INFLASI & KEBIJAKAN PEMERINTAH KELOMPOK 9 DICKY 21216349 EZHA 21216363 NAUFAL 21216351 PENGANGGURAN PENGERTIAN PENGANGGURAN Pengangguran adalah keadaan tanpa pekerjaan yang dihadapi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian-Pengertian 2.1.1 Kesempatan Kerja Kesempatan kerja identik dengan Sasaran Pembangunan Nasional, khususnya pembangunan ekonomi. Oleh karena kesempatan kerja merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi Dewasa ini perhatian para ahli ekonomi terhadap masalah pembangunan ekonomi di setiap negara sangat besar sekali, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar keterbatasan lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih serius dengan penyebab
Lebih terperinciIMPLIKASI PENGANGGURAN TERHADAP PEMBANGUNAN NASIONAL SERTA STRATEGI PEMECAHANNYA. Sugiyanto. ASMI Solo. Abstrak
IMPLIKASI PENGANGGURAN TERHADAP PEMBANGUNAN NASIONAL SERTA STRATEGI PEMECAHANNYA Sugiyanto ASMI Solo Abstrak Sebenarnya pertambahan jumlah penduduk usia kerja yang terdiri atas angkatan kerja dan bukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
Lebih terperinciIndikator dan Teknik Perhitungan Penduduk dan ketenagakerjaan termasuk TPAK, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Tersembunyi.
Indikator dan Teknik Perhitungan Penduduk dan ketenagakerjaan termasuk TPAK, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Tersembunyi Oleh : Afwandi Perbedaan antara Sensus Penduduk dan Registrasi Penduduk Registrasi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Ke 2. : 1.1. Mengklasifikasi ketenagakerjaan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Ke 2 Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : SMA NEGERI 2 SLEMAN : Ekonomi : XI/Gasal : 2 x 30 menit : 1. Memahami
Lebih terperinciCompany LOGO PENGANGGURAN.
PENGANGGURAN DEFINISI PENGANGGUR ORANG YANG TERGOLONG DALAM ANGKATAN KERJA TETAPI TIDAK MEMPUNYAI PEKERJAAN/SEDANG MENCARI PEKERJAAN JENIS PENGANGGURAN Company PENGANGGURAN BERDASAR PENYEBABNYA BERDASAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aceh terletak di ujung Utara Pulau Sumatera dan merupakan Provinsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh terletak di ujung Utara Pulau Sumatera dan merupakan Provinsi paling barat di Indonesia. Pada tahun 2012 hingga saat ini Provinsi Aceh terdiri dari 18
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN
ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com
Lebih terperincilaporan penelitian ini dan menyajikan hipotesis. dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
penelitian sebelumnya yang dipakai sebagai acuan dalam penulisan laporan penelitian ini dan menyajikan hipotesis. Bab III : Metode Penelitian Metode penelitian, menjelaskan mengenai metode penelitian yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Badan Pusat Statistik mendefinisikan bekerja adalah melakukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tenaga Kerja Badan Pusat Statistik mendefinisikan bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya
Lebih terperinciSTMIK AMIKOM YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASLIA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA : HENDRI PRASETYO NIM : 11.12.5670 KELOMPOK : DEMOKRASI Dosen : Drs. M.idris P., MM Kata pengantar Puji syukur penulis panjatkan kepada
Lebih terperinciPengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM
Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Materi Perkuliahan: 1. Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi (Konsep dasar ekonomi makro) 2. Aliran kegiatan perekonomian (aliran sirkular atau circular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2006
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2006 mendefinisikan tenaga kerja sebagai setiap laki-laki atau wanita yang berumur 15 tahun ke atas yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menganggap pengangguran bukan masalah ketenagakerjaan yang serius
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sampai era tahun 1980-an, para analis ketenagakerjaan pada umumnya menganggap pengangguran bukan masalah ketenagakerjaan yang serius (Depnakertrans, 2004a).
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian-pengertian 2.1.1 Kesempatan kerja Kesempatan kerja identik dengan Sasaran Pembangunan Nasional, khususnya pembangunan ekonomi. Oleh karena kesempatan kerja merupakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Angkatan Kerja Banyak hal mengenai kehidupan sosial di suatu negara/masyarakat dapat di
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Angkatan Kerja Banyak hal mengenai kehidupan sosial di suatu negara/masyarakat dapat di jabarkan jika diketahui mengenai komposisi lapangan pekerjaan dari angkatan kerjanya,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka terdiri atas teori - teori yang menyangkut penelitian mengenai Pengaruh kesempatan kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. pembangunan ekonomi. Oleh karena kesempatan kerja merupakan sumber
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian-pengertian 2.1.1 Kesempatan Kerja Kesempatan kerja identik dengan Sasaran Pembangunan Nasional, khususnya pembangunan ekonomi. Oleh karena kesempatan kerja merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan bahwa dalam pelaksanaan Pembangunan Nasional, tenaga kerja memiliki peranan dan kedudukan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian-pengertian 2.1.1 Kesempatan Kerja Kesempatan kerja identik dengan Sasaran Pembangunan Nasional, khususnya pembangunan ekonomi. Oleh karena kesempatan kerja merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja
Lebih terperinciCapaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional.
PENDAPATAN NASIONAL Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional. Pokok-pokok Materi: 1. Konsep Pendapatan Nasional 2. Komponen Pendapatan Nasional 3.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sangat ditakuti oleh semua negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak, serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, hal ini membuat Indonesia pantas disebut
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO BAB 1 RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI
PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO BAB 1 RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI Teori Ekonomi Isu isu utama 1. Mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya Mikro Ekonomi 2. Mencapai kepuasan yang maksimum
Lebih terperinciApa yang dimaksud: Kesempatan kerja Tenaga kerja Angkatan kerja Jelaskan pengertian : Pengangguran terbuka
1. Apa yang dimaksud: a. Kesempatan kerja mempunyai dua pengertian, yaitu: Dalam arti sempit, kesempatan kerja adalah banyak sedikitnya tenaga kerja yang mempunyai kesempatan untuk bekerja. Dalam arti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang cukup serius dihadapi Indonesia dewasa ini adalah masalah pengangguran. Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan beberapa daerah perkotaan mempunyai pola. baik di daerah pedesaan dan perkotaan. Dualisme kota dan desa yang terdapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dan beberapa daerah perkotaan mempunyai pola perekonomian yang cenderung memperkuat terjadinya ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial yang bermuara kepada
Lebih terperinciTINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN No. 17/05/34/Th. X, 15 Mei 2008 Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional
Lebih terperinciEmployment and Unemployment Dewi Pancawati N.,S.Pd.,M.M.
Employment and Unemployment Dewi Pancawati N.,S.Pd.,M.M. Employment Not Labor Population Labor Not Force Labor Force Population Employee (Manpower) Population aged 10 years Bukan Tenaga kerja Penduduk
Lebih terperinciANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN
ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN Adi Setiyanto PENDAHULUAN Tenaga kerja merupakan motor penggerak dalam pembangunan ekonomi. Tenaga kerja sebagai sumber daya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal ke daerah tujuan. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan dengan kedua daerah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah dibutuhkannya investasi. Investasi merupakan salah satu pendorong untuk mendapatkan pendapatan yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Menurut beberapa pakar ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi merupakan istilah bagi negara yang telah maju untuk menyebut keberhasilannya, sedangkan untuk
Lebih terperinciTINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 20/05/34/Th. XI, 15 Mei 2009 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah
7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Pengertian Tenaga Kerja Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah masalah pengangguran (Sukirno,1985). Menurut Nanga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan penduduk yang semakin cepat dan dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan beberapa masalah baru dan salah satu masalah tersebut adalah masalah pengangguran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor. Pendapat lain mengatakan, kesempatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketenagakerjaan 2.1.1 Kesempatan Kerja dan Tenaga Kerja Menurut Suroto (1992), kesempatan kerja adalah keadaan orang yang sedang mempunyai pekerjaan dalam suatu wilayah. Menurut
Lebih terperinciPokok Bahasan 1 RUANG LINGKUP EKONOMI MAKRO
Pokok Bahasan 1 RUANG LINGKUP EKONOMI MAKRO Dosen Pengasuh: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Guru Besar FKIP Universitas Riau RUANG LINGKUP EKONOMI MAKRO Teori Ekonomi Makro adalah salah satu cabang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang berkaitan dengan yang akan diteliti.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akandibahas mengenai teori yang menjadi dasar pokok permasalahan. Teori yang akan dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan, Produk Domestik Regional Bruto
Lebih terperinciPUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN
EKONOMI INDONESIA Disampaikan dalam Siaran Langsung Interaktif TV Edukasi 8 JULI 2010 oleh : Dr. Siti Nurjanah, SE, M.Si DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN
Lebih terperinciAnalisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rezky Fatma Dewi Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di DIY pada tahun Peneliti ini
2.1 Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Susianti (2012) melakukan pnelitian Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di DIY pada tahun 2004 2010. Peneliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun
Lebih terperinciIndikator Ketenagakerjaan KABUPATEN WAROPEN TAHUN Oleh : Muhammad Fajar
KABUPATEN WAROPEN TAHUN 2014 Oleh : Muhammad Fajar KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik mengamanatkan Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas perstatistikan di
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. materi tersebut disampaikan secara berurutan, sebagai berikut.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Dalam bab landasan teori ini di bahas tentang teori Produk Domestik Regional Bruto, PDRB per kapita, pengeluaran pemerintah dan inflasi. Penyajian materi tersebut
Lebih terperinciPengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM
Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengertian Ilmu Ekonomi Adalah studi mengenai cara-cara yang ditempuh oleh masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang langka guna memproduksi komoditas
Lebih terperinciBab ini memberikan kesimpulan dan saran sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan. BAB 2 LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Bab ini memberikan kesimpulan dan saran sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan. BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan output perkapita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm Ibid., hlm. 10.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara berkembang dan jumlah penduduknya besar, Indonesia merupakan satu dari banyak negara yang memiliki masalah mengenai tenaga kerja. Jumlah penduduk yang
Lebih terperinci(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta)
PERAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MENGATASI PENGANGGURAN DI INDONESIA Oleh: Sukidjo (Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Abstrak Hingga akhir tahun 2004 dampak krisis ekonomi di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hal ini dapat tercapai bila jumlah supply tenaga kerja yang besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Jumlah penduduk dan angkatan kerja yang besar merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi
Lebih terperinciekonomi KETENAGAKERJAAN Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI KETENAGAKERJAAN Semester 1 Kelas XI SMA/MA KTSP & K-13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami pengertian ketenagakerjaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu: (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau transformasi ekonomi, dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi nasional,
Lebih terperinciPENDUDUK, KETENAGAKERJAAN DAN SISTEM PENGUPAHAN
PENDUDUK, KETENAGAKERJAAN DAN SISTEM PENGUPAHAN Oleh : Dyah Kusumawati*) Abstraksi Dewasa ini pembangunan kependudukan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas penduduk dan pengendalian laju pertumbuhan
Lebih terperinciANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN
ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN JASMAN SARIPUDDIN HASIBUAN Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : jasmansyaripuddin@yahoo.co.id ABSTRAK Sektor
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian sudah seharusnya mendapat prioritas dalam kebijaksanaan strategis pembangunan di Indonesia. Selama lebih dari 30 tahun terakhir, sektor pertanian di Indonesia,
Lebih terperinciKonsep Dasar Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
KEGIATAN BELAJAR 1 Konsep Dasar Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG Kompeten dalam Menganalisis Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Pokok-pokok Materi :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang sering dihadapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang sering dihadapi oleh setiap negara, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Masalah pengangguran ini memang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Makroekonomi Makroekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi, setelah mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis mengenai kegiatan di dalam perekonomian dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan modal bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya
Lebih terperinciBAB XIII KETENAGAKERJAAN. Kata Kunci PETA KONSEP
BAB XIII KETENAGAKERJAAN Lewat bab ini kalian akan diajak membicarakan pengertian tenaga kerja, angkatan kerja, dan pengangguran. Dengan demikian kalian diharapkan mampu mendeskripsikan permasalahan angkatan
Lebih terperinciPENDUDUK, TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN. Ekonomi Pembangunan
PENDUDUK, TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN Ekonomi Pembangunan PENDAHULUAN Dalam laporannya, United Nations mengatakan bahwa masalah krusial dan sangat provokatif yang dihadapi oleh pasar kerja dunia adalah
Lebih terperinciPERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI Pendahuluan Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk meningkatkan
Lebih terperinciPada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian
31 Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian dilatar belakangi oleh alih fungsi lahan. Lalu, perpindahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara/daerah ini terkandung
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG DI SEKITAR STADION KANJURUHAN KABUPATEN MALANG SKRIPSI. Disusun Oleh : Tofan Putra Pratama
ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG DI SEKITAR STADION KANJURUHAN KABUPATEN MALANG SKRIPSI Disusun Oleh : Tofan Putra Pratama 05630064 JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang memiliki
Lebih terperinciEKONOMI Kelas XI KETENAGAKERJAAN
SMA KRISTEN 1 BPK PENABUR Yayasan Badan Pendidikan Kristen PENABUR Bandung Jl. Dursasana no. 2-6 Bandung 40173 / Telp : 022-6013205 SK. Kanwil No. 44/U.P.66/K.65 Status : Terakreditasi A NSS : 30.2.02.60.03.010
Lebih terperinciPENGANTAR EKONOMI MAKRO. Masalah Utama dalam perekonomian, Alat Pengamat Kegiatan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Makro
PENGANTAR EKONOMI MAKRO Masalah Utama dalam perekonomian, Alat Pengamat Kegiatan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Makro EKONOMI MAKRO DAN MIKRO Pengertian Ekonomi Makro ilmu yang mempelajari fenomena ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Migrasi dalam konteks demografi cukup memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia sektor pertanian mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan perekonomian. Banyaknya tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN BAB I 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi sangat terkait erat dengan pembangunan sosial masyarakatnya. Pada awalnya pembangunan ekonomi lebih diprioritaskan pada pertumbuhannya saja, sedangkan
Lebih terperinciPengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi
Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi Fitri Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
Studi Sosiaf'Elipiiomi Masyara^l Lingfiungan %iimufi di%pta (Peli^nbaru - BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sasaran pokok dalam kebijaksanaan pembangunan adalah mewujudkan perubahan struktural dibidang ekonomis-sosiologis
Lebih terperinciBAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN
BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN Meningkatnya tingkat pengangguran terbuka yang mencapai 9,5 persen berpotensi menimbulkan berbagai permasalahan sosial. Kerja merupakan fitrah manusia yang asasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan
Lebih terperinciUniversitas Gadjah Mada
8. KETENAGAKERJAAN 8.1. Konsep dan definisi Dalam perencanaan pembangunan, data mengenal ketenagakerja memegang peranan penting. Tanpa data tersebut tidalah mungkin program pembangunan direncanakan dan
Lebih terperinciJurnal Ekonomi 2012 PERANAN TANAMAN PADI SAWAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU. Fitra Yani
PERANAN TANAMAN PADI SAWAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU Fitra Yani (Pembimbing : Dra. Hj. Nursiah Chalid, MS dan Sri Endang Kornita, SE, MSi) Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi Ekonomi
Lebih terperinciSOSIOLOGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA INDUSTRI BERDASARKAN KLASIFIKASI KETENAGA KERJAAN Oleh : Ahmad Darmawi
SOSIOLOGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA INDUSTRI BERDASARKAN KLASIFIKASI KETENAGA KERJAAN Oleh : Ahmad Darmawi A. Pendahuluan Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan dari pembangunan ekonomi suatu negara
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS Tenaga Kerja, Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian pengertian 2.1.1. Tenaga Kerja, Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja Banyak hal mengenai kehidupan sosial di suatu Negara / masyarakat dapat dijabarkan jika diketahui
Lebih terperincialah satu dinamika pembangunan suatu wilayah diindikasikan dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Oleh karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang S alah satu dinamika pembangunan suatu wilayah diindikasikan dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Oleh karena itu semua wilayah mencanangkan laju pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah, terutama kondisi lahan pertanian yang dimiliki Indonesia sangat berpotensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Indonesia sedang menikmati manfaat demografis dimana populasi penduduk usia kerja tumbuh lebih cepat daripada populasi anak- anak dan lanjut usia. Berdasarkan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 1985-2007 SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S-1 pada Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinci