LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN 2017 DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN Jl. Raya Soreang Km.17 Komp Pemda Kab.Bandung

2 KATA PENGANTAR OillilS Perdagangilll dan Perinduslrian Ka/Jupten Bandung Segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-nya semata, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2017 ini dapat diselesaikan. Laporan Akuntabilitas Kinerja lnstansi Pemerintah (LAKIP) adalah bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja lnstansi Pemerintah (SAKIP) yang merupakan salah satu cara perbaikan kinerja organisasi yang harus dan terus dilakukan untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan transparan. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja lnstansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2017 ini disusun berdasarkan adanya penyesuaian tujuan, sasaran dan indikator kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan tata kerjanya yang baru sesuai dengan perubahan SOTK Baru dan Evaluasi Tim Internal mengenai Tujuan, Sasaran dan lndikator Kinerja yang ada sehingga parameter dalam mengukur tingkat keberhasilan dan kegagalan kinerja pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung dapat lebih terukur dan terarah untuk mencapai outcome yang diharapkan. Selanjutnya laporan ini akan dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk pelaksanaan program dan kegiatan di masa yang akan datang agar semakin baik dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan pembangunan dibidang Perindustrian dan Perdagangan di Kabupaten Bandung untuk mendukung Pemerintah Kabupaten Bandung dalam upaya mewujudkan kepemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government) di Kabupaten Bandung. Dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ada diharapkan masukan dan saran guna perbaikan dalam kinerja maupun dalam penyusunan laporan ini di masa mendatang. Soreang, Februari 2018 KEPALA DINAS i m'lan PERINDUSTRIAN AN DUNG

3 DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iii DAFTAR GAMBAR iv RINGKASAN EKSEKUTIF v BAB I PENDAHULUAN 1 I.1 Gambaran Umum 1 I.2 Gambaran Singkat Organisasi 2 I.3 Tugas Pokok dan Fungsi 2 I.4 Sumber Daya Aparatur Dinas Perdagangan dan Perindustrian 8 I.5 Permasalahan Utama/Isu Strategis Perangkat Daerah 9 I.5.1 Bidang Perdagangan 10 I.5.2 Bidang Industri 11 I.5.3 Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral 12 I.6 Dasar Hukum 13 I.7 Sistematika Penyajian 14 BAB II PERENCANAAN KINERJA 16 II.1 Rencana Strategis Dinas Tahun II.2 Tujuan dan Sasaran Strategis 17 II.3 Indikator Kinerja Utama (IKU) 18 II.4 Perjanjian Kinerja (PK) Disperin Tahun II.5 Rencana Anggaran Disperin Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 22 III.1 Capaian Kinerja Organisasi 23 III.2 Analisis Capaian Kinerja 26 III.3 Realisasi Anggaran 46 BAB IV PENUTUP 51 IV.1 Kesimpulan 51 IV.2 Langkah Kedepan 53 LAMPIRAN-LAMPIRAN ii

4 DAFTAR TABEL Tabel Judul Hal 1.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin Tujuan dan Sasaran Strategis Tabel Tujuan, Sasaran dan Indikator Perjanjian Kinerja tahun Pagu Anggaran tahun Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke Realisasi Anggaran tahun iii

5 DAFTAR GAMBAR Gambar Judul Hal 1.1 Struktur Organisasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian tahun Jumlah Pegawai Dinas Perdagangan dan Perindustrian tahun Pertumbuhan Nilai Eksport Non Migas Persentase Alat UTTP Bertanda Tera Sah yang berlaku Persentase kontribusi sub sektor perdagangan terhadap PDRB Pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah Berdaya Saing Persentase Jumlah Industri Kecil Berbasis Teknologi Persentase IKM yang Difasilitasi Standarisasi Produk Persentase Pemanfaatan Potensi Uap Panas bumi Predikat Nilai AKIP Disperin Perkembangan Volume Eksport (KGM) Komoditi Eksport Desain Produk yang telah difasilitasi Piagam Penghargaan Piagam Penghargaan Laporan Capaian Kinerja 51 iv

6 RINGKASAN EKSEKUTIF Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan amanat yang harus dilaksanakan, terutama oleh aparatur pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan. Melalui Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP), Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan/kegagalan serta untuk menilai kinerja pejabat dalam pelaksanaan tujuan dan sasaran untuk mencapai misi Organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun Laporan Akuntabilitas Dinas Perdagangan dan Perindustrian ini merupakan bentuk pertanggung jawaban terhadap pelaksanaan pembangunan daerah tentang perindustrian dan perdagangan di wilayah Kabupaten Bandung pada periode tahun anggaran Laporan ini juga sekaligus merupakan bentuk evaluasi terhadap capaian kinerja dari pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan Dinas Perdagangan dan Perindustrian pada tahun anggaran Secara khusus pengukuran kinerja dilakukan menurut 7 sasaran strategis yang ditetapkan, berdasarkan hasil pengukuran atas sasaran strategis tersebut, rata-rata capaian kinerja memperlihatkan pencapaian yang sangat memuaskan. Capain kinerja untuk 6 sasaran strategis rata-rata sebesar diatas 100%. Adapun untuk sasaran ke 3 meningkatnya kinerja dan kontribusi nilai sektor perdagangan terhadap PDRB belum bisa terukur dikarenakan data realisasi perhitungan PDRB yang biasanya dilakukan oleh BPS Kabupaten Bandung sampai dengan laporan ini dibuat belum tersedia. Jadi tingkat capaian realisasi untuk saran 3 masih belum tersedia datanya. Apabila data tersebut sudah tersedia maka akan kami lakukan perhitungan realisasi capaian dan perbaikan terhdap laporan akuntabilitas kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun v

7 Rincian capain kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaen Bandung berdasrkan masing-masing sasaran dan indikator kinerja dapat dilihat pada gambar dibawah ini: SASARAN 1 Meningkatnya Nilai Eksport Perdagangan Non Migas SASARAN 2 Meningkatnya perlindungan terhadap hak/kepentingan konsumen dan tertib ukur vi

8 SASARAN 3 Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Meningkatnya Kinerja dan Kontribusi Nilai Sektor Perdagangan terhadap PDRB SASARAN 4 Meningkatkan daya saing dan produktifitas industri kecil vii

9 SASARAN 5 Meningkatnya standarisasi produk industri SASARAN 6 Meningkatnya pemanfaatan potensi volume uap panas bumi sebagai energi yang berwawasan lingkungan viii

10 SASARAN 7 Meningkatakan Tatakelola Pemerintahan instansi Organisasi Perangkat Daerah Capaian kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian tahun 2017 secara keseluruhan dapat dicapai dengan baik dan capaian tersebut lebih baik dibandingkan dengan capaian kinerja tahun Jumlah anggaran yang digunakan untuk mencapai kinerja tersebut sebesar Rp ,00,- (Tiga Puluh Lima Milyar Delapan Ratus Enam Puluh Juta Tujuh Puluh Dua Ribu Empat Ratus Empat Puluh Empat Rupiah) yang terealisasi sebesar Rp ,00,- (Dua Puluh Tujuh Milyar Dua Belas Juta Rupiah Tiga Ratus Tiga uluh Dua Ribu Delapan Ratus Depaln Puluh Satu Rupiah) dengan persentase sebesar 77,28%. Demikian ringkasan eksekutif Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017 sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung. Soreang, Februari 2018 ix

11 BAB I PENDAHULUAN I.1 GAMBARAN UMUM D alam kerangka pembangunan good governance, kebijakan umum pemerintah adalah ingin menjalankan pemerintahan yang berorientasi pada hasil (result oriented government). Salah satu azas penyelenggaraan good governance yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 adalah azas akuntabilitas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Akuntabilitas tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Dinas Perdagangan dan Perindustrian dalam melaksanakan tugas dan fungsi selama tahun 2016 dalam rangka melaksanakan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Bandung Tahun sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi di lingkungan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung, serta sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan bagi stakeholder demi perbaikan kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian. Selain untuk memenuhi prinsip akuntabilitas, penyusunan Laporan Kinerja tersebut juga merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu Atas Laporan Kinerja. 1

12 I.2 GAMBARAN SINGKAT ORGANISASI Berdasarkan Undang-undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah terjadi perubahan tentang pembagian urusan pemerintahan. Salah satu perubahan krusial dari Undang-Undang tersebut adalah tentang pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Perubahan pembagian urusan pemerintahan sebagaimana yang telah dijelaskan diatas berdampak pada perubahan Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) yang harus mengikuti pembagian urusan pemerintahan pusat dan daerah sebgaimana yang tercantum pada lampiran Undang-undang 23 Tahun 2014 tersebut. Dampak dari hal tersebut salah satunya ialah terjadi perubahan Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) pada Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung (Diskoperindag) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dibagi menjadi 2 (dua) Dinas yaitu Dinas Koperasi dan UKM, serta Dinas Perdagangan dan Perindustrian, sehingga mulai Tahun 2017 Dinas Perdagangan dan Perindustrian berdiri sendiri sesuai dengan pembagian kewenangan antara urusan Perdagangan dan Perindustrian dengan urusan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. I.3 TUGAS POKOK DAN FUNGSI Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bandung, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung yang merupakan Pemisahan dari Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung yang bertanggung jawab dalam hal pembinaan dan pengembangan terhadap perindustrian dan perdagangan di Kabupaten Bandung, mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang perindustrian dan perdagangan yang meliputi pengembangan hasil industri pertanian dan kehutanan dan industri logam, mesin dan kimia, industri aneka, sarana dan pengembangan perdagangan, perdagangan dalam dan luar negeri serta melaksanakan ketatausahaan Dinas. 2

13 Rincian Tugas Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bandung, maka tugas pokok dan fungsi unsur-unsur Dinas yang bertanggung jawab dalam hal adalah sebagai berikut: 1) Kepala Dinas Kepala Disperin mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, merumuskan, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan dan pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang Perindustrian dan Perdagangan; Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada uraian diatas Kepala Disperin menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2) Sekretariat Sekretaris mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas tugas di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan yang meliputi pengkoordinasian penyusunan program, pengelolaan umum dan kepegawaian serta pengelolaan keuangan; Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Sekretaris menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana kerja kesekretariatan; b. Pengumpulan dan pengolahan usulan rencana kebutuhan program; c. Penyelenggaraan tugas-tugas kesekretariatan; d. Penyelenggaraan pengendalian pelaksanaan kegiatan pelayanan umum dan kepegawaian, keuangan serta perencanaan, evaluasi dan pelaporan; e. Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya; dan f. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja sekretariat. Sekretaris, membawahkan: a. Subbagian Penyusunan Program; b. Subbagian Umum dan Kepegawaian; c. Subbagian Keuangan. 3

14 3) Bidang Sarana Distribusi Perdagangan Kepala Bidang Sarana Distribusi Perdagangan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas tugas di bidang Sarana Distribusi Perdagangan Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala Bidang Sarana Distribusi Perdagangan menyelenggarakan fungsi : a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional bidang sarana distribusi perdagangan, meliputi bina usaha perdagangan, pengembangan sarana distribusi dan pengawasan, pengelolaan sarana distribusi; b. Penyelenggaraan rencana kerja bidang sarana distribusi perdagangan, meliputi bina usaha perdagangan, pengembangan sarana distribusi dan pengawasan, pengelolaan sarana distribusi; c. Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya; d. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja bidang sarana distribusi perdagangan, meliputi bina usaha perdagangan, pengembangan sarana distribusi dan pengawasan, pengelolaan sarana distribusi. 4) Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dan Luar Negeri Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas tugas di bidang perdagangan dalam negeri dan luar negeri. Dalam melaksanakan tugas pokok Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri menyelenggarakan fungsi : a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional bidang Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri meliputi perdagangan dalam negeri, perdagangan luar negeri dan pengawasan distribusi; b. Penyelenggaraan rencana kerja bidang Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri, meliputi perdagangan dalam negeri, perdagangan luar negeri dan pengawasan distribusi; c. Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya; d. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja bidang Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri. 4

15 5) Bidang Kemetrologian, Energi Dan Sumber Daya Mineral Kepala Bidang Kemetrologian, Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas tugas di bidang kemetrologian, energi dan sumber daya mineral; Dalam melaksanakan tugas pokok Kepala Bidang Kemetrologian, Energi dan Sumber Daya Mineral menyelenggarakan fungsi : a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional bidang kemetrologian, energi dan sumber daya mineral meliputi standarisasi kemetrologian, pengawasan dan penyuluhan kemetrologian, energi dan sumber daya mineral; b. Penyelenggaraan rencana kerja bidang kemetrologian, energi dan sumber daya mineral meliputi standarisasi kemetrologian, pengawasan dan penyuluhan kemetrologian, energi dan sumber daya mineral; c. Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya; d. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja bidang kemetrologian, energi dan sumber daya mineral. Kepala Bidang Kemetrologian, Energi dan Sumber Daya Mineral, membawahkan: a. Seksi Standarisasi Kemetrologian; b. Seksi Pengawasan dan Penyuluhan Kemetrologian; c. Seksi Energi dan Sumber Daya Mineral. 6) Bidang Industri Non Agro Kepala Bidang Industri Agro dan Kemasan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas tugas di bidang industri agro dan kemasan; Dalam melaksanakan tugas Kepala Bidang Industri Agro dan Kemasan menyelenggarakan fungsi : a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional bidang Industri Agro dan Kemasan meliputi makanan dan minuman, kimia, farmasi dan obat tradisional, hutan, perkebunan dan bahan bangunan; b. Penyelenggaraan rencana kerja bidang Industri Agro dan Kemasan meliputi makanan dan minuman, kimia, farmasi dan obat tradisional, hutan, perkebunan dan bahan bangunan; c. Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya; 5

16 d. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja bidang Industri Agro dan Kemasan. Kepala Bidang Industri Agro dan Kemasan, membawahkan : a. Seksi Makanan dan Minuman; b. Seksi Kimia, farmasi dan Obat Tradisional; c. Seksi Hasil Hutan, Perkebunan dan Bahan Bangunan. 7) Bidang Industri Agro Kepala Bidang Industri Non Agro mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas tugas di bidang industri non agro; Dalam melaksanakan tugas pokok Kepala Bidang Industri Non Agro menyelenggarakan fungsi : a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional bidang Industri Non Agro, meliputi industri logam, mesin dan alat transportasi, industri tekstil, produksi tekstil dan aneka dan industri kreatif dan elektronika; b. Penyelenggaraan rencana kerja bidang Industri Non Agro, meliputi industri logam, mesin dan alat transportasi, industri tekstil, produksi tekstil dan aneka dan industri kreatif dan elektronika; c. Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya; d. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja bidang Industri Non Agro, meliputi industri logam, mesin dan alat transportasi, industri tekstil, produksi tekstil dan aneka dan industri kreatif dan elektronika. Kepala Bidang Industri Non Agro, membawahkan : a. Seksi Logam, Mesin dan Alat Transportasi; b. Seksi Tekstil, Produksi Tekstil dan Aneka; c. Seksi Kreatif dan Elektronika. Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung mempunyai struktur organisasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung sebagai berikut : 6

17 Gambar 1.1 Sturktur Organisasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun

18 I.4 SUMBER DAYA APARATUR DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN Sumber Daya Aparatur pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Perindustrian dan Perdagangan saat ini memiliki aparat / personil dengan jumlah pegawai pada tahun 2017 sebanyak 268 pegawai negeri dengan rincian 213 pegawai pria dan 55 orang pegawai wanita. Keseluruhan Sumber Daya Manusia memiliki potensi dan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Struktur tingkat pendidikan SDM Dinas Perdagangan dan Perindustian Kabupaten Bandung tercantum pada diagram berikut: SD SLTP SLTA D 3 S 1 S 2 Gambar 1.2 Jumlah Pegawai Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Menurut Pendidikan Tahun 2017 (orang) Sumber : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Disperin Kab. Bandung Gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian besar Sumber Daya Aparatur di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung berpendidikan terakhir SLTA/SMA kebanyakan ialah tenaga kerja teknis lapangan di UPT Pasar. Sedangkan untuk Sumber Daya Aparatur di Dinas mayoritas ialah berpendidikan Strata 1 / Sarjana. 8

19 Berikut ini jumlah aparatur yang terdapat pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung berdasarkan golongan ruang dan jenis kelamin : Tabel 1.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin NO GOLONGAN JUMLAH PEGAWAI JENIS KELAMIN P L Golongan I A 2 1 Golongan I B 13 Golongan I C 37 Golongan I D 3 Golongan II A 32 2 Golongan II B 28 Golongan II C 84 Golongan II D 1 Golongan III A Golongan III B 16 Golongan III C 20 Golongan III D 14 Golongan IV A 10 Golongan IV B 3 4 Golongan IV C 1 Golongan IV D Golongan IV E I.5 PERMASALAHAN UTAMA/ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH Dinas Perdagangan dan Perindustrian mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Perdagangan dan Perindustrian. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut terdapat beberapa permasalahan, antara lain: 9

20 1.5.1 BIDANG PERDAGANGAN 1. Belum terbangunnya sistem distribusi barang kebutuhan pokok dan strategis yang efektif dan efisien. Belum Optimalnya sistem distribusi barang kebutuhan pokok dan strategis yang efektif dan efisien disebabkan karena belum memadainya sarana dan prasarana logistik, seperti sarana transportasi (jalan, akses dan alat angkut), sarana pergudangan dan keterampilan SDM. 2. Rendahnya kualitas sarana dan prasarana dagang pasar tradisional Pasar berfungsi sebagai tempat yang penting dalam penyaluran barang. Sesuai dengan perkembangan pembangunan, saat ini banyak hadir pusat perbelanjaan modern, agar konsumen bisa berbelanja lebih efisien. Pembangunan pasar-pasar tradisional dilakukan sebagai upaya mengikis pasar-pasar modern yang mulai membanjiri masyarakat. 3. Masih tingginya penggunaan barang impor yang relatif lebih terjangkau harganya. Ketergantungan konsumen Indonesia terhadap produk impor masih tinggi dibandingkan nilai ekspornya, padahal yang diharapkan adalah sebaliknya. Penyebab utama kondisi ini adalah daya saing produk-produk dalam negeri yang terus melemah. 4. Perlindungan terhadap konsumen belum optimal Konsumen pengguna barang dan jasa harus mendapat perlindungan. Perlindungan terhadap konsumen belum optimal karena kurangnya pengawasan barang beredar, jasa dan kemetrologian. Selain itu, penyebab lainnya, masih rendahnya pemahaman pelaku usaha dan konsumen terhadap UU Perlindungan Konsumen, masih rendahnya kesadaran pedagang untuk menera-ulangkan UTTP, banyaknya kasus-kasus yang merugikan konsumen, membanjirnya produk impor yang tidak sesuai dengan ketentuan, terbatasnya jumlah petugas di bidang pengawasan, jumlah LPKSM dan BPSK masih terbatas, serta tempat pengaduan konsumen masih terbatas. 10

21 1.5.2 BIDANG INDUSTRI 1. Belum optimalnya jejaring kemitraan usaha antara IKM dengan industri besar Jejaring kemitraan usaha antara IKM dengan industri besar, sektor IKM (Industri Kecil dan Menengah) diharapkan menjadi mitra bisnis bagi perusahaan besar. 2. Belum optimalnya pengembangan Industri sesuai dengan tata ruang wilayah yang berwawasan lingkungan dalam meningkatkan investasi industri Peningkatan pembangunan industri hendaknya jangan sampai membawa akibat rusaknya lingkungan hidup. Hal ini diatur oleh Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri, akan mendorong pengembangan industri yang berwawasan lingkungan serta akan memberikan daya tarik investasi industri. 3. Terbatasnya dukungan infrastruktur sarana prasarana layanan teknis dan kondisi mesin yang sudah tua Pelaku IKM harus selalu melakukan inovasi dan kreatif supaya mampu bersaing kendati terkena dampak kebijakan dan permasalahan internal maupun eksternal. Peningkatan sarana dan dalam rangka optimalisasi pelayanan teknis dilakukan melalui upaya pengembangan dan penerapan hasil rekayasa teknologi industri bagi IKM. 4. Lemahnya Daya Saing Industri Kecil Menengah Kurang kondusifnya lingkungan usaha memiliki implikasi besar terhadap penurunan daya saing ekonomi, terutama sektor-sektor industri sebagai lapangan kesempatan kerja yang merupakan salah satu motor bagi pertumbuhan ekonomi. 5. Belum Optimalnya Pengembangan Industri Kecil Menengah. Industri Kecil Menengah memiliki peranan strategis dalam struktur industri dan ekonomi Indonesia. Namun pengembangan industri kecil menengah belum optimal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pasokan bahan baku untuk industri kecil menengah. Penyebab lainnya masih rendahnya kualitas produk industri agro dan hasil hutan. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah industri yang belum tertangani. Belum efisiensinya pemakaian energi di industri, kenaikan harga energi dan pencemaran lingkungan hidup akibat emisi gas rumah kaca juga dapat menjadi akar masalah dari belum optimalnya pengembangan industri. 11

22 1.5.3 BIDANG ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL 1. Dengan diberlakukannya UU No. 21 tahun 2014 tentang Panas Bumi, pada pasal 8, tercantum kewenangan pemerintah Kabupaten dalam penyelenggaraan panas bumi. Pada saat ini seluruh data untuk melaksanakan kewenangan tersebut belum seluruhnya tersedia, oleh karena itu perlu sekali pengumpulan data yang berkaitan dengan kewenangan yang sekarang ini dimiliki oleh Kabupaten. 2. Kewenangan yang dimiliki Kabupaten/ Kota, meliputi ; Pembentukan peraturan perundang-undangan daerah kabupaten/kota di bidang Panas Bumi untuk Pemanfaatan Langsung; Pemberian izin Pemanfaatan Langsung pada wilayah yang menjadi kewenangannya; Pembinaan dan pengawasan; Pengelolaan data dan informasi geologi serta potensi panas bumi pada wilayah kabupaten/ kota; dan Inventarisasi dan penyusunan neraca sumber daya dan cadangan panas bumi pada wilayah kabupaten/ kota. 3. Dengan ditariknya kewenangan dibidang ke ESDM baik ke Pemerintah Pusat maupun Provinsi. Sedangkan pihak Kabupaten tetap harus menangani permasalahan yang timbul diwilayahnya. Oleh karena itu perlu dilakukan monitoring maupun koordinasi baik ke Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi, untuk mengantisipasi seluruh permasalahan yang akan timbul di bidang ke ESDM an. 4. Dana Bagi Hasil dari Panas Bumi, Migas dan Tambang, merupakan penghasil PAD yang cukup besar bagi Kabupaten Bandung, oleh karena itu sangat diperlukan koordinasi dan monitoring baik ke Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi. 12

23 I.6 DASAR HUKUM Dasar hukum yang melandasi disusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun 2016, antara lain : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintah Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahunh 1950) sebagaimana telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-undang Nomor 14 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Peraturan Presiden No 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor PER/09/PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di LIngkungan Instansi Pemerintah; 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja 5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 6. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No 12 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah; 7. Peraturan Bupati Nomor 47 Tahun 2016 Tentang Kebijakan Transisi Dalam Rangka Penataan Perangkat Daerah Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bandung. 8. Peraturan Bupati Nomor 95 Tahun 2016 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung; 13

24 I.7 SISTEMATIKA PENYAJIAN Bab. I - Pendahuluan Menjelaskan latar belakang, gambaran umum perangkat daerah permasalahan utama dan isu strategis perangkat daerah, sumber daya aparatur, dasar hukum penyusun LKIP dan sistem penyajian LKIP Bab II - Perencanaan Kinerja Menjelaskan muatan Renstra (Renstra hasil reviu) tujuan, sasaran, indikator dan target renstra selama lima tahun, lalu penjelasan target IKU lima tahun yang dituangkan dalam Perjanjian Kinerja 2017 Bab III - Akuntabilitas Kinerja A. Capaian Kinerja Organisasi Pada Sub bab ini disampaikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja 1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; 2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; 3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi; 4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada); 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan; 6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; 7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja. B. Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja. 14

25 Bab IV Penutup Menjelaskan kesimpulan dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2017, permasalahan dan kendala secara umum yang dihadapi, upaya penyelesaiannya serta langkah, solusi dalam perbaikan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di masa yang akan datang. 15

26 BAB II PERENCANAAN KINERJA Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017, mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatacara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, melalui Perjanjian Kinerja terwujudnya komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia, kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. II.1 Rencana Strategis Dinas Tahun Rencana Strategis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung merupakan dokumen yang disusun melalui proses sistimatis dan berkelanjutan serta merupakan penjabaran daripada Visi dan Misi Kepala Daerah yang terpilih dan terintegrasi dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Daerah yang bersangkutan, dalam hal ini Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung. Rencana Strategis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung yang ditetapkan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yaitu dari tahun 2016 sampai dengan tahun Sesuai dengan RPJMD Kab.Bandung Tahun , strategi untuk mewujudkan visi Pemerintah Kabupaten Bandung yaitu : 16

27 VISI Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan Dalam upaya mewujudkan misi tersebut Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung melaksanakan misi ke 5 (lima) dari Pemerintah Kabupaten Bandung yaitu : MISI Menciptakan Pembangunan Ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif Merupakan visi yang menjadi amanat bagi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, karena dalam misi tersebut menyangkut bagimana menciptakan pembangunan ekonomi ini sejalan dengan pokok visi pembangunan Kabupaten Bandung untuk menciptakan Perekonomian yang Berdaya Saing. II.2 TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS Perumusan tujuan dan sasaran yang terukur akan memberikan arah yang jelas bagaimana mencapai kinerja yang diharapkan dan mengatasi permasalahan yang terjadi. Merealisasikan sebuah tujuan jangka menengah diartikan sebagai keberhasilan menciptakan perubahan pada dampak yang luas dari tugas dan fungsi yang diemban organisasi. Untuk keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran diperlukan strategi untuk mencapainya. Strategi dimaknai sebagai aktualisasi berbagai kebijakan untuk mencapai sasaran yang spesifik dan berkesinambungan. Selanjutnya, kebijakan diimplementasikan ke dalam program-program untuk mewujudkan sasaran yang ingin dicapai selama lima tahun. 17

28 Tujuan dan Sasaran Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung, dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.1 Tujuan dan Sasaran Strategis Visi RPJMD Tahun : Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan Misi V: Menciptakan Pembangunan Ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif NO. TUJUAN SASARAN 1. Meningkatnya Nilai Perdagangan eksport Kabupaten Bandung 2. Meningkatkan kinerja perdagangan dalam negeri dan Peningkatan perlindungan terhadap konsumen 3. Meningkatkan peran Industri Kecil dan Menengah (IKM) dalam perekonomian daerah 4. Meningkatnya pemanfaatan potensi pertambangan dan energi yang berwawasan lingkungan 5. Meningkatnya Kapasitas dan Kapabilitas Internal Meningkatnya Nilai Eksport Perdagangan Non Migas Meningkatnya perlindungan terhadap hak/kepentingan konsumen dan tertib ukur Meningkatnya Kinerja dan Kontribusi Nilai Sektor Perdagangan terhadap PDRB Meningkatkan daya saing dan produktifitas industri kecil Meningkatnya standarisasi produk industri Meningkatnya pemanfaatan potensi volume uap panas bumi sebagai energi yang berwawasan lingkungan Meningkatakan Tatakelola Pemerintahan instansi Organisasi Perangkat Daerah II.3 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. 18

29 Pada tabel berikut ini dapat dilihat matriks hubungan antara tujuan dengan sasaran. Dimana setiap tujuan memiliki indikator sebagai alat ukur terhadap capaian kinerja yang dilakukan. Tabel 2.2 Tabel Tujuan, Sasaran dan Indikator TUJUAN SASARAN INDIKATOR 1 Meningkatnya Nilai Perdagangan eksport Kabupaten Bandung 1 Meningkatnya Nilai Eksport Perdagangan Non Migas 1 Pertumbuhuan Nilai Eksport Non Migas 2 Meningkatkan kinerja perdagangan dalam negeri dan Peningkatan perlindungan terhadap konsumen 2 3 Meningkatnya perlindungan terhadap hak/kepentingan konsumen dan tertib ukur Meningkatnya Kinerja dan Kontribusi Nilai Sektor Perdagangan terhadap PDRB 2 3 Persentase Alat UTTP bertanda tera sah yang berlaku Persentase Kontribusi sub sektor Perdagangan Terhadap PDRB Kabupaten Bandung 3 Meningkatkan peran Industri Kecil dan Menengah (IKM) dalam perekonomian daerah 4 5 Meningkatkan daya saing dan produktifitas industri kecil Meningkatnya standarisasi produk industri Pertumbuhan Industri Kecil dan Menegah Berdaya saing Persentase Jumlah Industri Kecil berbasis teknologi Persentase IKM yang difasilitasi standarisasi produk 4 Meningkatnya pemanfaatan potensi pertambangan dan energi yang berwawasan lingkungan 6 Meningkatnya pemanfaatan potensi volume uap panas bumi sebagai energi yang berwawasan lingkungan 7 Persentase pemanfaatan potensi uap panas bumi sebagai sumber energi 5 Meningkatnya Kapasitas dan Kapabilitas Internal 7 Meningkatakan Tatakelola Pemerintahan instansi Organisasi Perangkat Daerah 8 Nilai AKIP Disperin 9 Persentase aset dalam kondisi baik 19

30 II.4 PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2017 Perjanjian Kinerja sebagai tekad dan janji dari perencana kinerja tahunan sangat penting dilakukan oleh pimpinan instansi di lingkungan Pemerintahan karena merupakan wahana proses tentang memberikan perspektif mengenai apa yang diinginkan untuk dihasilkan. Dengan perencanaan kinerja tersebut diharapkan fokus dalam mengarahkan dan mengelola program atau kegiatan instansi akan lebih baik, sehingga diharapkan tidak ada kegiatan instansi yang tidak terarah. Perjanjian Kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun 2017 mengacu pada Dokumen Renstra Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun , Dokumen Rencana Kerja (Renja) Tahun 2017, dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun 2017 dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Perubahan (DPA-P) Tahun 2017 adalah sebagai berikut : NO. SASARAN STRATEGIS Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2017 INDIKATOR KINERJA TARGET Tahun 2017 TARGET Tahun 2020 (1) (2) (3) (4) (5) 1 Meningkatnya Nilai Eksport Perdagangan Non Migas Pertumbuhuan Nilai Eksport Non Migas $ $ Meningkatnya perlindungan terhadap hak/kepentingan konsumen dan tertib ukur Persentase Alat UTTP bertanda tera sah yang berlaku 5,50% 12 % 3 Meningkatnya Kinerja dan Kontribusi Nilai Sektor Perdagangan terhadap PDRB Persentase Kontribusi sub sektor Perdagangan Terhadap PDRB Kabupaten Bandung 6,07% 6,58 % 4 Meningkatkan daya saing dan produktifitas industri kecil Pertumbuhan Industri Kecil dan Menegah Berdaya saing Persentase Jumlah Industri Kecil berbasis teknologi 5,30% 7,00 % 3,00% 5,00 % 5 Meningkatnya standarisasi industri produk Persentase IKM yang difasilitasi standarisasi produk 1,00% 4,00 % 6 Meningkatnya pemanfaatan potensi volume uap panas bumi sebagai energi yang berwawasan lingkungan Persentase pemanfaatan potensi uap panas bumi sebagai sumber energi 91,50% 93,50 % 7 Meningkatakan Tatakelola Pemerintahan instansi Organisasi Perangkat Daerah Nilai AKIP Disperin Persentase aset dalam kondisi baik 70 % 75 % 20

31 II.5 RENCANA ANGGARAN DISPERIN TAHUN 2017 Penetapan kinerja Bandung dengan sasaran strategis, indikator kinerja utama telah ditetapkan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Tahun 2017 didukung dengan pembiayaan APBD Kabupaten Bandung untuk belanja langsung sebesar Rp ,- (Tiga Puluh Lima Milyar Depalan Ratus Enam Puluh Juta Tujuh uluh Dua Ribu Empat Ratus Empat Puluh Lima Rupiah). Anggaran belanja langsung tersebut terdiri dari belanja SKPD sebesar Rp ,- (Tiga Milyar Enam Ratus Tiga Puluh Empat Juta Sembilan Puluh Ribu Dua Ratus Sembilan Belas Rupiah), dan anggaran belanja program sebesar Rp ,- (Tiga Puluh Dua Milyar Dua Ratus Dua Puluh Lima Juta Sembilan Ratus Delapan Puluh Dua Ribu Dua Ratus Dua Puluh Enam Rupiah), dari jumlah anggaran teresbut terdapat anggaran kegiatan yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) sebesar Rp ,- (Empat Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah). Adapun anggaran tersebut dirinci berdasarkan program, secara lengkap anggaran tersebut disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 2.4 Pagu Anggaran 2017 NO. PROGRAM PAGU ANGGARAN (Rp) 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran ,00 2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur ,00 3. Program peningkatan disiplin aparatur ,00 4. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur ,00 5. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan 6. Program Perlindungan Konsumen Dan Pengamanan Perdagangan , ,00 7. Program Peningkatan Dan Pengembangan Ekspor ,00 8. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri ,00 9. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima Dan Asongan , Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi , Program Pengembangan Industri Kecil Dan Menengah , Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri ,00 Jumlah ,00 21

32 BAB III Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas / pemberi amanah. Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk mewujudkan misi dan visi Pemerintah Kabupaten Bandung. Pengukuran capaian kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun 2017 diukur digunakan untuk mengetahui keberhasilan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung dalam melaksanakan program dan kegiatan selama 1 (satu) tahun anggaran. Indikator kinerja yang digunakan adalah indikator kinerja sasaran, yang dirumuskan dalam Rencana Strategis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun Sebagaimana yang tercantum dalam penetapan kinerja Dinas Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun 2016, seluruh jajaran Dinas Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung. 22

33 III.1 CAPAIAN KINERJA ORANISASI Pengukuran target kinerja dari sasaran starategis yang telah ditetapkan akan dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Pelaporan Kinerja ini didasarkan pada Penetapan Kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun Adapun rincian tingkat pencapaian kinerja masing-masing indikator dari sasaran strategis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung dapat diilustrasikan dalam gambar diagram batang berikut ini : SASARAN 1 Meningkatnya Nilai Eksport Perdagangan Non Migas Gambar 3.1 Pertumbuhan Nilai Eksport Non Migas SASARAN 2 Meningkatnya perlindungan terhadap hak/kepentingan konsumen dan tertib ukur Gambar 3.2 Persentase Alat UTTP Bertanda Tera Sah yang berlaku 23

34 SASARAN 3 Meningkatnya Kinerja dan Kontribusi Nilai Sektor Perdagangan terhadap PDRB Gambar 3.3 Persentase kontribusi sub sektor perdagangan terhadap PDRB SASARAN 4 Meningkatkan daya saing dan produktifitas industri kecil Gambar 3.4 Pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah Berdaya Saing Gambar 3.5 Persentase Jumlah Industri Kecil Berbasis Teknologi 24

35 SASARAN 5 Meningkatnya standarisasi produk industri Gambar 3.6 Persentase IKM yang Difasilitasi Standarisasi Produk SASARAN 6 Meningkatnya pemanfaatan potensi volume uap panas bumi sebagai energi yang berwawasan lingkungan Gambar 3.7 Persentase Pemanfaatan Potensi Uap Panas bumi SASARAN 7 Meningkatakan Tatakelola Pemerintahan instansi Organisasi Perangkat Daerah Gambar 3.8 Predikat Nilai AKIP Disperin 25

36 III.2 ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2017 Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke -1 SASARAN 1 Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Nilai Ekspor Perdagangan Non Migas Tahun 2016 Tahun 2017 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Pertumbuhuan Nilai Eksport Non Migas $ $ ,54 % $ $ , 46 % Pertumbuhan nilai eksport itu sendiri pada tahun 2017 mencapai $ dibandingkan nilai eksport pada tahun 2016 adalah sebesar $ ,55,- terjadi peningkatan sebesar $ sedangkan nilai peningkatan presentase capaian tahun 2017 sebesar 11,91% dibandingkan pada tahun Upaya pencapaian Sasaran ini ditujukan untuk memberikan kontribusi pada peningkatan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bandung. Dalam rangka tersebut dilakukan upaya-upaya sebagai berikut: a. Sosialisasi kebijakan penyederhanaan prosedur dokumen ekspor dan import. Sosialisasi kebijakan penyederhanaan prosedur dan dokumen ekspor dan import ditujukan untuk meningkatan pemahaman pelaku usaha di bidang ekspor dan import di wilayah Kabupaten Bandung terhadap peratuan dan kebijakan pengurusan dokumen ekspor dan impor yang sering mengalari perubahan kebijakan dari pemerintah pusat. Pada tahun 2017 kegiatan sosialisasi kebijakan penyederhanaan prosedur dan dokumen ekspor dan import diikuti sebanyak 20 peserta bagi pelaku usaha eksport dan import. b. Pengembangan data base informasi potensi unggulan. Pengembangan data base informasi potensi unggulan ditujukan untuk melakukan pendataan terhadap pelaku usaha di wilayah Kabupaten Bandung yang memiliki produk potensi unggulan ekspor, sehingga tersedianya data base informasi potensi produk unggulan produk ekspor dapat meningkatkan nilai pertumbuhan ekspor dan memudahkan informasi tentang pasar tujuan ekspor. 26

37 c. Koordinasi program pengembangan ekspor dengan instansi terkait/asosiasi/pengusaha. Koordinasi program pengembangan ekspor dengan instansi terkait / asosiasi / pengusaha bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap kendala yang menjadi penghambat untuk melakukan ekspor produk dari Kabupaten Bandung ke luar negeri serta peluang pasar tujuan ekspor baru yang dapat di intervensi oleh para pelaku usaha di wilayah Kabupaten Bandung. Sehingga produk ekspor Kabupaten Bandung tidak hanya didominasi oleh tekstil dan produk tekstil saja tetapi komoditas lainnya, saat ni mulai muncul komoditas baru di Kabupaten Bandung yang menjadi potensi ekspor diantaranya kopi. d. Pelatihan Ekspor bagi IKM, UMKM dan Koperasi. Kegiatan Pelatihan ekspor bagi pelaku usaha industri kecil, usaha mikro kecil dan koperasi bertujuan agar para pelaku usaha kecil dan koperasi di Kabupaten Bandung yang memiliki produk unggulan ekspor dapat memahami tata cara pengurusan dokumen ekspor serta memahami mekanisme ekspor. Sehingga kedepanya muncul eksportir baru yang dapat melakukan ekspor produknya sendiri tanpa melalui perantara. Adapun perkembangan jumlah volume eksport pada tahun 2017 dengan rincian perkembangan volume eksport per bulan dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Gambar 3.9 Perkembangan Volume Eksport (KGM) 27

38 Sejumlah produk unggulan yang menjadi andalan Kabupaten Bandung untuk diekspor antara lain tekstil, cocoa/coklat, alas kaki, garmen hingga komoditas pertanian. Gambar 3.10 Komoditi Eksport Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja serta solusi yang digunakan dalam mengatasi permaslahan tersebut diantaranya adalah: Tabel 3.2 Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke-1 NO. PERMASALAHAN SOLUSI 1. Potensi produk ekspor Kabupaten Bandung masih didominasi oleh tekstil dan produk tekstil dengan diperlukan pengembangan produk ekspor baru sehinga tidak hanya tergantung pada produk tekstil. Selain itu negara tujuan ekspor masih tergantung pada negaranegara diwilayah Eropa dan sebagian asia diperlukan perluasan negara tujuan baru pemasaran produk ekspor 2. Masih minimnya pengetahuan tentang prosedur ekspor bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah sehingga akses pemasaran produk UKM selama ini masih terpaku pada pemasaran domestik. Adapun beberapa UKM yang sudah memiliki pasar di luar negeri tetapi mereka terbentur dengan pengetahuan bagaimana cara ekspor sehingga produk yang mereka jual tidak dapat dipasarkan. Melakukan pendataan dan kajian tentang potensi produk unggulan Kabupaten Bandung yang dapat dijadikan produk ekspor. Saat ini sedang melakukan kajian tentang potensi ekspor kopi dari Kabupaten Bandung yang mulai diminati oleh negara lain. Selain itu untuk membuka akses pemasaran di negara tujuan ekspor baru kami mengikuti kegiatan pameran produk di tingkat internasional untuk memperkenalkan produk unggulan Kabupaten Bandung. Selain itu setiap tahun kami selalu melakukan pelatihan tentang ekspor bagi pelaku UKM dan IKM yang memiliki produk potensi ekspor sehingga kedepanya apabila ada UKM dan IKM yang memiliki potensi ekspor dapat melakukan pengiriman produknya secara langsung tanpa melalui perantara lagi. 28

39 Tabel 3.3 Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-2 SASARAN 2 Indikator Kinerja Sasaran Persentase Alat UTTP bertanda tera sah yang berlaku Meningkatnya perlindungan terhadap hak/kepentingan konsumen dan tertib ukur Tahun 2016 Tahun 2017 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian 0 % 0 % 0 % 5,50 % 12 % 218, 18 % Upaya untuk meningkatkan perlindungan terhadap hak/kepentingan kosumen dalam hal ini ialah tentang kepatuhan pelaku usaha tertib ukur pada alat ukur takar timbang dan perlengakapan yang digunakan oleh pelaku usaha di Kabupaten Bandung, masih belum sepenuhnya dapat diwujudkan dikarenakan urusan kemetrologian pada tahun 2016 masih menjadi urusan Provinsi dan baru dilimpahkan ke Kabupaten Bandung pada tahun 2017, sehingga indikator presentase alat UTTP bertanda tera sah yang berlaku pada tahun 2016 masih belum memiliki target serta realisasi kinerja. Indikator ini merupakan indikator hasil reviu internal terhadap indikator Rencana Stategis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun dan Lakip Tahun 2016 yangdilakukan pada pertengahan tahun 2017, seiring dengan adanya perubahan kewenangan dan struktur organisasi baru di lingkungan Pemerintah Daerah, sehingga indikator yang lama sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini. Upaya untuk mewujudkan saran ini terkait dengan tujuannya meningkatkan kinerja perdagangan dalam negeri dan peningkatan perlindungan terhadap konsumen, Dinas Perdagangan dan Perindustrian melakukan upaya untuk mendorong pelaku usaha agar meningkatkan kepedulian dalam ketertiban serta kepatuhan untuk selalu menjaga kepercayaan konsumen terhadap kepastian alat ukur, takar, timbang dan perlengkapanya yang digunakan dalam transaksi perdagangan sesuai dengan ukuran yang seharusnya. Upaya yang dilakukan antara lain : a. Operasionalisasi dan Pengembangan UPT Kemetrologian Daerah Upaya untuk menigkatkan pelindungan komsumen dan tertib ukur dilakukan melalui peningkatan operasionalisasi pelayanan tera dan tera ulang alat Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) dan Barang Dalam Keadaan 29

40 Terbungkus (BDKT) di wilayah Kabupaten Bandung yang dilakukan oleh UPT Kemtetrologian Kabupaten Bandung yang baru terbentuk pada tahun Dengan adanya UPT Kemetrologian diharapkan peran pelayanan tera dan tera ulang alat UTTP yang selama ini dilakukan oleh Balai Kemetrologian Provinsi Jawa Barat bisa lebih optimal dapat memberikan pelayanan tera dan tera ulang laat UTTP untuk menciptakan suatu daerah yang tertib ukur sehingga dapat meningkatan kepercayaan konsumen dan kinerja perdagangan dalam negeri. Sejak memulai operasionaliasi UPT Kemetrologian Kabupaten Bandung pada bulan Mei sampai Desember 2017 sudah melakukan pelayanan tera alat UTTP sebanyak alat dan tera ulang sebanyak alat yang sudah ditera dan tera ulang melebihi dari target yang ditetapkan sebanyak 800 alat UTTP yang ditera. b. Sosialisasi tentang Kemetrologian Upaya untuk meningkatan kesadaran pelaku usaha untuk melakukan tera dan tera ulang alat UTTP dan BDKT sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan perlindungan dan kepercayaan kepada konsumen, dilakukan sosialisasi tentang peraturan, kebijakan dan peran kemetrologian dalam meningkatan perdagangan dalam negeri. Pada tahun 2017 telah dilakukan sosialisasi sebanyak 2 kali dengan jumlah peserta 80 orang yang berasal dari pelaku usaha, instansi pemerintah maupun masyarakat. Berdasarkan hasil sosialisasi tersebut masih banyak pelaku usaha, masyarakat dan instansi pemerintah sendiri yang belum menegerti serta paham tentang apa itu kemetrologian dan kenapa mesti melakukan tera dan tera ulang alat UTTP. Sehingga untuk tahun-tahun yang akan datang diperlukan strategi lain yang lebih efektif dan masif untuk menyampaikan informasi tentang kemetrologian. c. Pengawasan Kemetrologian Pengawasan kemetrologian merupakan salah satu upaya mewujudkan iklim usaha yang baik dan kondusif melalui terciptanya lingkungan usaha yang tertib ukur sehingga dapat memberikan kepercayaan dan perlindungan terhadap konsumen. Pengawasan dilakukan untuk memastikan bahwa alat UTTP yang digunakan pelaku usaha di wilayah Kabuapten Bandung sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memiliki cap tanda tera sah yang berlaku. Berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan pada tahun 2017 bekerjasama dengan Pengawas Direktorat Kemetrologian kemeterian Perdagangan RI terhadap 829 unit alat UTTP terdapat 127 unit yang bertanda 30

41 tera batal, 4 unit alat yang tidak memiliki tanda tera yang sah dan 6 unit UTTP yang melanggar. Melihat data tersebut masih banyak pelaku usaha yang tidak taat terhadap kewajiban untuk melakukan tera dan tera ulang alat UTTP serta pelaku usaha yang berbuat curang dengan merusak segel tanda tera dengan sengaja untuk memperdaya ukuran pada alat UTTP yang sudah di tera maupun tera ulang. Diperlukan strategi dan upaya yang lebih keras lagi dalam hal pengawasan untuk mewujudkan peningkatan perlingdungan terhdap hak/kepentingan konsumen dan tertib ukur. Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja serta solusi yang digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah: Tabel 3.4 Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke-2 NO. PERMASALAHAN SOLUSI 1. Pelayanan Tera dan Tera Ulang Alat UTTP yang dalakukan oleh UPT Kemetrologian belum maksimal karena keterbatasan petugas yang berhak untuk melakukan tera dan tera ulang dalam hal ini ialah fungsional penera yang dimiliki oleh UPT Kemetrologian Kabupaten Bandung baru ada 4 orang yang merupakan pelimpahan dari Provnsi Jawa Barat, sedangkan area pelayanan begitu luas mencakup 31 kecamatan. 2. Pengawasan kemetrologian saat ini belum maksimal dikarenakan belum memiliki fungsional pengawas dan PPNS Kemetrologian yang dimiliki oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung, serta minimnya kepedulian dan pengetahuan masyarakat tentang aturan kemetrlogian Pada tahun 2017 Dinas Perdagangan dan Perindustrian berusaha memberikan pelayanan dengan sebaik mungkin dengan memanfaatan sumber daya yang ada serta bekerjasama dengan Direktorat Kemetrologian Kementerian Perdagangan RI untuk penambahan petugas penera, disamping itu pula mempersiapkan untuk penambahan jumlah penera baru pada tahun - tahun yang akan datang dengan memberikan biaya diklat kemetrologian bagi calon penera baru. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dan pelaku usaha serta tentang kemetrologian serta meningkatkan koordinasi dengan berbagai instansi bergerak dibidang perlindungan konsumen untuk bersamasama melakukan pengawasan kemetrologian untuk menciptakan suatu daerah yang tertib ukur. 31

42 Tabel 3.5 Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-3 SASARAN 3 Indikator Kinerja Sasaran Persentase Kontribusi sub sektor Perdagangan Terhadap PDRB Kabupaten Bandung Meningkatnya Kinerja dan Kontribusi Nilai Sektor Perdagangan terhadap PDRB Tahun 2016 Tahun 2017 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian 5,90 % 5,92 % 100,33 % 6,07 % - - Realisasi kinerja kontribusi sub sektor perdagangan terhadap PDRB pada Tahun 2016 sebesar 5,92% dengan capaian sebesar 100,33%, pada tahun 2017 target yang akan dicapai sebesar 6,07% bila melihat data tabel diatas data realisasinya belum tersedia dikarenakan data perentase kontribusi sub sektor perdagangan terhadap PDRB yang diambil dari data statistik yang dirilis oleh BPS Kabupaten Bandung masih belum tersedia dikarenakan masih dalam tahap pengolahan data. Biasanya data tersebut akan tersedia pada bulan Maret, sehingga pada tahun 2017 Dinas Perdagangan dan Perindustrian belum bisa mengukur capain realisasi tersebut. Upaya untuk pencapaian sasaran ini ditujukan untuk memberikan kontribusi pada peningkatan kinerja dan kontribusi nilai sektor perdagangan terhadap PDRB dilakukan upaya-upaya sebagai berikut ini : a. Penyempurnaan Perangkat Peraturan, Kebijakan dan Pelaksanaan Operasional Penyempurnaan perangkat peraturan, kebijakan dan pelaksanan operasional ditujukan sebagai landasan hukum dalam pelaksanaan operasional Dinas Perdagangan dan Perindustrian, dalam melaksanakan tata kelola pengeloaan perdagangan dalam negeri khusunya tentang penyelengaraan pasar. Dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 tentang Penyelengaran Pasar diperlukan sosialisasi terhadap peraturan daerah tersebut kepada masyarakat khususnya kepada para pelaku usaha baik pedagang di pasar tradisional maupun pelaku usaha toko modern dan swalayan. Oleh karena itu pada tahun 2017 Dinas Perdagangan dan Perindustrian melakukan sosialisasi terhadap peraturan tersebut sebanyak 4 kali diikuti oleh 160 peserta dilaksanakan di kantor kecamatan. 32

43 b. Kemudahan Pengembangan Usaha Kemudahan pengembangan usaha bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian di sektor perdagangan, dengan memberikan kemudahan kepada pelaku usaha kecil yang ada di Kabupaten Bandung untuk mejalankan usahanya dalam hal pemasaran produk dengan membangun kemitraan antara pelaku usaha besar dengan pelaku usaha kecil terutama pelaku usaha toko modern agar dapat memberikan fasilitasi untuk dapat memasarkan produk pelaku usaha kecil di wilayah Kabupaten Bandung. Pada Tahun 2017 Dinas Perdagangan dan Perindustrian melakukan temu konsultasi dan kemitraan antara pelaku usaha kecil sebanyak 60 orang dengan pelaku usaha besar agar dapat terjalin kerjasama dalam menjalankan usahanya terutama memberikan kemudahan dalam pemasaran produknya. c. Pengembangan Pasar Dan Distribusi Barang/Produk Pengembangan Pasar dan Distribusi Barang/Produk merupakan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomi daerah, dengan memperbaiki saran dan prasarana distribusi barang/produk salah satunya ialah sarana dan prasarana pasar tradisional yang merupakan salah satu pusat perdagangan yang baik, bersih dan sehat. Perbaikan sarana dan prasarana pasar tradisional yang dilakukan pada tahun 2017 sebanyak 3 pasar, yaitu perbaikan untuk Pasar Sayati, Baleendah dan Banjaran, kajian studi kelayakan untuk pasar agro dan pasar industri yang rencananya akan dibangun sebagai pusat perdagangan hasil pertanian dan hasil industri yang ada di Kabupaten Bandung. d. Pengembangan Kelembagaan Kerjasama Kemitraan Pengembangan kerjasama kemitraan bertujuan untuk membangun kersama kemitraan antara pelaku usaha di Kabupaten Bandung dengan pelaku usaha di luar Kabupaten Bandung baik itu dalam hal promosi, pemasaran produk, pengembangan produk maupun dalam hal kerjsama usaha lainya. Dinas Perdagangan dan Perindustrian pada tahun 2017 melakukan pengembagan kerjasama kemitraan sebanyak 2 kali yang dilakukan dengan meilibatkan pelaku usaha sebanyak 12 orang yang diberikan fasilitasi kerjasama kemitraan dengan pelaku usaha di daerah lain. 33

44 e. Peningkatan Sistem dan Jaringan Informasi Perdagangan Kegiatan sistem dan jaringan informasi perdagangan meruapakan upaya untuk mengendalian ketersediaan stok barang dan harga barang kebutuhan pokok dan barang strategis, sehingga ketersedian stok barang kebutuhan pokok dan barang strategis serta kenaikan harga dapat dimonitoring serta dikendalian pada tahap yang wajar tidak berlebihan, serta mengurangi tingkat kecurangan yang dilakukan oleh pihak yang bertangung jawab dengan melakukan peminbunan stok barang untuk mendapatkan harga jual yang lebih mahal. Langkah yang dilakukan oleh Dinas Perdgaangan dan Perindustrian untuk peningkatan sistem dan jaringan informasi perdagangan dengan melakukan monitoring ktersedian stok dan harga kebutuhan bahan pokok secara periodik, serta melibatkan instansi lain baik itu dari Bulog, Dinas Perdagangan Provinsi maupun pihak Kepolisian untuk menjaga ketersedian stok bahan kebutuhan pokok. Pada tahun 2017 ditelah dilakukan monitoring sebanyak 224 kali dibeberasa pasar tradisional dan operasi pasar murah bekerjasama dengan Bulog sebenyak 4 kali dalam 1 Tahun di 4 lokasi Kecamatan diwilayah Kabupaten Bandung. f. Sosialisasi Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Sosialiasi peningkatan pengunaan produk dalam negeri bertujuan untuk mengurangi pengunaan dan peredaran produk import di dalam negeri serta masyarakat dapat lebih mencintai terhadap produk dalam negeri, sehingga dapat memberikan kontribusi positif pada neraca perdagangan dalam negeri. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengunaan produk dalam negeri Dinas Perdagangan dan Perindustrian melakukan sosialisasi pengunaan produk dalam negeri sebanyak 120 Orang dengan target sasaran peserta ialah para pelajar sekolah menengah atas, bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan kecintaan pengunaan produk dalam negeri kepada generasi muda. Sehingga generasi muda dapat lebih peduli terhadap pengunaan produk dalam negeri dan dapat membantu menyebar luaskan pengunaan produk dalam negeri. 34

45 Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja serta solusi yang digunakan dalam mengatasi permaslahan tersebut diantaranya adalah: Tabel 3.6 Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke-3 NO. PERMASALAHAN SOLUSI 1. Perbaikan sarana dan prasarana perdagangan terutama bagi pasar tradisional memerlukan biaya yang cukup besar sedangkan kemampuan APBD Kabupaten Bandung tidak mencukupi untuk melakukan perbaikan dan revitalisasi pasar tradisional yang ada di Kabupaten Bandung. 2. Kehadiran pedagang kaki lima sering dikaitkan dengan dampak negatif bagi lingkungan perkotaan, dengan munculnya kesan buruk, kotor, kumuh dan tidak tertib. Hal ini ditunjukkan oleh penempatan sarana perdagangan yang tidak teratur dan tertata serta sering menempati tempat yang menjadi tempat umum. Untuk melakukan revitalisasi pasar tradisional di Kabupaten Bandung sehingga menjadi pasar yang nyaman, bersih dan sehat dengan tidak hanya bergantung pada APBD maka kami melakukan inovasi dengan menawarkan kerjsama pembangunan dan pengelolaan pasar melalui lelang investasi saat ini sudah terrealiasi untuk pembangunan pasar sehat sabilulungan cicalengka dan pada tahun 2017 akan dimulai kerjasama pembangunan pasar majalaya. Upaya yang dilakukan untuk melakukan penataan pedagang kaki lima ialah dengan memberikan bantuan sarana dan prasarana dagang bagi kaki lima dan melakukan pendataan dan sosailisasi tentang ketertiban untuk tidak berjulan dilokasi yang bukan diperuntukan untuk berjualan. Serta melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk melakukan penertiban bagi pedagang kaki lima yang berjualan diarea terlarang. Sebagai upaya untuk menciptakan kawasan perdagangan yang tertata dengan baik maka dilakukan pembinaan dan penataan terhadap pedagang kaki lima dan asongan di wilayah Kabupaten Bandung, kegiatan pembinaan yang dilakukan pada tahun 2017 sebanyak 320 orang dengan capain kinerja 100%. Meskipun capaian kinerja sudah tercapai, tetapi baru sebagian kecil pedagangan kaki lima dan asongan yang telah mendapatkan pembinaan dan penataan lokasi berdagang. Sehingga diperlukan upaya pembinaan dan penataan pedagangan kaki lima secara berkesinambungan untuk menciptakan kawasan perdagangan yang tertata dengan baik. 35

46 Tabel 3.7 Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-4 SASARAN 4 Indikator Kinerja Sasaran Pertumbuhan Industri Kecil dan Menegah Berdaya saing Persentase Jumlah Industri Kecil berbasis teknologi Meningkatkan daya saing dan produktifitas industri kecil Tahun 2016 Tahun 2017 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian 2% 4% 200% 5% 5,4% 108,00% 0% 0% 0% 3% 4% 200% Melihat pada ilustrasi data pada tabel diatas rata-rata capaian dari indikator sasaran mencapai lebih dari 100% hal ini menunjukan bahwa tingkat pencapaian sasaran Meningkatkan daya saing dan produktifitas industri kecil cukup baik. Dimana pencapain indikator sasaran pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah sebesar 5,4% atau sebanyak unit usaha sedangkan pada tahun 2017 pertumbuhan industri sebesar 5% melebihi dari target yang ditetapkan, sedangkan persentase industri kecil berbasisi teknologi mencapai 4% dengan target sebesar 3% capaian tersebut melebihi target yang dutetapan. Meskipun pencapain kinerja pada tahun 2017 sudah melebihi target sasaran yang ditetapkan, pengembangkan dan meningkatkan pertumbuhan industri kecil dan menengah, untuk meningkatkan kontibusi pertumbuhan ekonomi daerah di sektor industri masih perlu ditingkatkan pda tahun yang akan datang sehingga produk industri kecil Kabupaten Bandung dapat bersaing dengan produk daerah lain bahkan produk dari luar negeri. Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan industri kecil dan menengah yang berdaya saing yaitu melalui strategi peningkatan daya saing industri kecil serta penguatan sentra dan klaster sebagai modal menembus pasar global, dan juga pengembangan ekonomi kreatif berbasis potensi wilayah dalam mendukung sektor pariwisata. Sedangkan kebijakannya yakni dengan Peningkatan daya saing IKM melalui peningkatan kemampuan teknologi industri, penguatan Sumber Daya Manusia, perluasan pasar, peningkatan nilai tambah produk, dan juga 36

47 pengembangan sentra dan klaster industri. Adapun upaya yang telah dilakukan selama tahun 107 adalah sebagai berikut ini : a. pembinaan dan peningkatan sismtem inovasi teknologi industri bagi industri logam, elektronika dan alat transportasi yang dikuti sebanyak 100 orang peserta. Penguatan kemampuan industri berbasisi teknologi diikuti sebanyak 128 orang. b. Pengembangan industri kreatif berbasisi fashion dan kerajinan yang diikuti sebanyak 291 orang IKM berbasisi fashion dan 264 orang IKM berbasis kerajinan. c. Fasilitasi promosi dan gelar produk bagi indsutri kecil Kabupaten Bandung di Kota Makasar dengan menampilkan produk-produk tekstil, alas kaki, jaket dan aksesoris industri kecil di Kabupaten Bandung, jumlah industry kecil yang menerima fasilitasi promosi dalam kegiatan ini sebanyak 10 pelaku industri kecil. Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja serta solusi yang digunakan dalam mengatasi permaslahan tersebut diantaranya adalah: Tabel 3.8 Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke-4 NO. PERMASALAHAN SOLUSI 1. Belum Optimalnya Pengembangan Industri Kecil Menengah disebabkan oleh kurangnya pasokan bahan baku untuk industri kecil menengah Pelatihan dan pendampingan berkelanjutan kepada IKM, pengoptimalan potensi dan sumber daya lokal sebagai bahan baku industri sehingga tidak tergantung pada bahan baku impor. 2. Dengan berlakunya MEA banyak produk mancanegara bebas masuk ke wilayah Kabupaten Bandung sangat perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas dan produktifitas yang signifikan agar IKM kabupaten Bandung tidak hanya menjadi penguasa di pasar lokal tetapi bisa melakukan penetrasi di pasar global. fokus pelatihan, pembinaan dan pendampingan lebih pada peningkatan kualitas, diversifikasi, pengembangan desain, peningkatan teknologi dan standarisasi produk IKM untuk meningkatkan daya saing produk 37

48 Tabel 3.9 Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-5 SASARAN 5 Indikator Kinerja Sasaran Persentase pelaku IKM yang difasilitasi standarisasi produk Meningkatnya standarisasi produk industri Tahun 2016 Tahun 2017 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian ,00% 1,20% 120% Sasaran meninkatkanya standarisasi produk industri merupakan sasaran tambahan setelah dilakukan revieu terhadap sasaran dan indikator Rencana Strategis Dinas Pedagangan dan Perindustrian yang dilakukan pada tahun 2017, sehingga pengukuran caaian target kinerja tahun 2016 tidak dapat dilakukan karena merupakan sasran dan indikator baru. Upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung pada Tahun 2017 dalam meningkatkan daya saing produk industri kecil diantaranya dengan mengingkatkan kemampuan teknologi industri dan standarisasi produk industri, untuk mewujudkan hal tersebut Dinas Perdagangan dan Perindustrian melaksanakan upaya-upaya sebagai berikut: a. Pembinaan Kemampuan Teknologi Industri Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri dalam upaya meningkatan kemampuan para pelaku industri kecil di wilayah Kabupaten Bandung dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilanya dalam menggunakan teknologi industri sehingga dapat meningkatkan produksi produk menjadi lebih efektif dan kualitas yang memiliki daya saing. Pada tahun 2017 telah dilakukan pelatihan kemampuan teknologi industri bagi industri kecil yang bergerak di bidang makanan dan minuman, hasil hutan dan perkebunan sebanyak 12 kali kegiatan yang diikuti peserta sebanyak 690 orang baik itu pelaku industri kecil dibidang oalahan makanan maupun hasil hutan dan perkebunanan. 38

49 b. Pengembangan dan pelayanan teknologi industri Pengembangan dan pelayanan teknologi industri bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk industri kecil di wilayah Kabupaten Bandung salah satunya industri kecil di bidang olahan makanan dan minuman yang merupakan salah satu industri kecil unggulan yang ada di Kabupaten Bandung. Dalam meningkatkan kualitas dan daya saing produk industri kecil dilakukan upaya kegiatan pelatihan kemasan bagi industri olahan makanan dan minuman selain itu juga diberikan fasilitasi desain produk bagi industri kecil secara gratis, fasilitasi pembuatan desain produk dan kemasan yang diberikan oleh Tim Desain dan Kemasan Dinas Perdagangan Dan Perindsutrian Kabupaten Bandung sampai dengan tahun 2017 sebanyak ± 482 produk IKM. s Gambar Desain Produk yang telah difasilitasi 39

50 c. Penerapan standar produk industri Diseminasi perluasan penerapan standardisasi industri dilaksanakan dengan diseminasi penerapan SNI dengan sasaran peserta dari industri kecil SNI sebanyak 150 orang. Fasilitasi pendaftaran barcode produk bagi industri kecil sebanyak 75 orang Fasilitasi perlindungan HKI bagi IKM dilaksanakan dengan bentuk fasilitasi perolehan sertifikasi HKI, pada tahun 2017 fasilitasi diberikan khusus untuk pendaftaran merk dagang dan hak cipta dengan target fasilitasi sebanyak 121 sertifikasi dan teralisasi 63 sertifikasi, tidak terealisasinya target yang ditetapkan dikarenakan banyaknya merk dagang yang didaftarkan disesuai dengan ketentuan yang menyebabkan sertifikasi merk dagang yang didaftarkan ke Kementrian Hukum dan HAM banyak yang ditolak. Kebanyakan pelaku industri kecil belum paham tentang pengunaan merk dagang sehingga masih banyak mengunakan merk dagang yang menyerupai merk terkenal yang sudah terdaftar atau mengunakan nama orang, tempat serta nama umum lainya yang tidak boleh digunakan sebagai merk dagang. Fasilitasi sertifikasi standardisasi industri dilaksanakan dengan Fasilitasi Sertifikasi Halal bagi Produk Industri Kecil dilaksanakan dengan memfasilitasi 12 IKM yang memenuhi syarat untuk pengajuan sertifikasi halal bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Barat fasilitasi uji laboratorium produk IKM dilaksanakan dengan mengumpulkan sampel produk makanan dan minuman hasil IKM di Kabupaten Bandung untuk diuji laboratorium LPPOM MUI Provinsi Jawa Barat. Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja serta solusi yang digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah: Tabel 3.10 Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke-5 NO. PERMASALAHAN SOLUSI 1. Keterbatasan sarana dan prasarana serta penguasaan teknologi Industri, minimnya akses permodalan, perijinan, pemasaran produk. 2. Penerapan standarisasi produk, Pengetahuan dan pemahaman pelaku indusrti kecil terhadap pentingnya HKI merk dagang dan sistem mutu produk masih kurang. pendampingan dan memfasilitasi IKM dalam akses permodalan, perijinan, dan pemasaran produk yang dihasilkan oleh pelaku industri kecil pendampingan dan memfasilitasi dalam peningkatan dayasaing mutu produk IKM melalui fasilitasi desain produk dan desain kemasan, pengurusan standarisasi produk dan fasilitasi HKI merk dagang. 40

51 Dari produk-produk tersebut pada tahun 2017 terdapat pelaku industri kecil yang mendapatkan penghargaan tingkat nasional setelah mendapatkan pendampingan pelatihan peningkatan teknologi serta fasilitasi desain produk dan kemasan, diantaranya ialah : 1. Piagam Wirausaha Baru Terbaik Jenis Usaha Makanan Olahan dari Gubernur Jawa Barat bagi Dewi Sri Sumiarti IKM binaa Dinas Perdagangan Kabupaten Bandung. Gambar 3.12 Piagam penghargaan 2. Piagam Produk Olahan Makanan Terbaik dari Gubernur Jawa Barat bagi IK Ibunalifa dengan Produk Borwnies Ketan sebagai Produk Terbaik ke 1 kategori Makanan Olahan Gambar 3.13 Piagam penghargaan 41

52 Tabel 3.11 Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-6 SASARAN 6 Indikator Kinerja Sasaran Persentase pemanfaatan potensi uap panas bumi sebagai sumber energi Meningkatnya pemanfaatan potensi volume uap panas bumi sebagai energi yang berwawasan lingkungan Tahun 2016 Tahun 2017 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian 90% 90% 100% 91,50% 91,67% % Capaian Kinerja pada indikator diatas target yang ditetapkan yaitu Rasio elektrifikasi rumah tangga terealisasi 91,67% dari target 91,50% dengan tingkat capaian sebesar 100,18 %, angka tersebut meningkat sebesar 0,18% bila dibadingakn dengan capaian tuhan Data yang kami sampaikan untuk urusan energi saat ini hanya meliputi pemanfaatan panas bumi secara langsung dikarenakan urusan energi dan sumber daya mineral yang menjadi kewenangan kabupaten/kota saat ini hanya pengawsaan pemanfaatan panas bumi secara langsung sedangkan merupakan urusan energid an sumber daya mineral lainya dilimpahkan kewenangannya menjadi kewenangan Provinsi. Kabupaten Bandung merupakan Kabupaten yang memiliki potensi uap panas bumi yang cukup banyak samapai saat ini terdapat 3 wilayah Kawasan Pengambangan Panas Bumi yaitu Pangalengan, Kamojang-Darajat dan Cibuni dengan yang dikelola oleh 5 pengembang yaitu Pt Star Energy Geothermal Wayang Windu LTD dan PT Geo Dipa Energi (Pangalengan), PT.PGE (Pertamina Geoterhaml Energy Area Kamojang), PT. Star Energy Geothemal Darajat II Limited (Darajat) serta PT. Teknosatria energi Geothermal (Cibuni) namun untuk wilayah cibuni sampai saat ini belum melakukan operasionalisasi ekplorasi pemanfaatan panas bumi. Upaya untuk mewujudkan tujuan meningkatnnya pemanfaatan volume uang panas bumi sebagai sumber energi dengan melakukan serbagai upaya koordinasi, pemantauan dan evaluasi pemanfaatan panas bumi dengan instansi terkait baik itu pemrintah usat, provinsi maupun pihak pengembang PLTP terkait seberapa besar volume yang dihasilkan dan yang dapat dimanfaatkan sebagi sumber energi. Potensi volume panas bumi di wilayah Kabupaten Bandung tahun 42

53 2017 sebesar 787 Mega Watt yang dapat dimanfaatkan sebanyak 722 Mega Watt atau sebesar 91,67 %. Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja serta solusi yang digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah: Tabel 3.12 Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke-6 NO. PERMASALAHAN SOLUSI 1. Belum optimalnya pemanfaatan volume uap panas bumi yang dihasilkan sebagai sumber daya energi dikarenakan energi uap panas bumi yang dihasilkan hanya bergantung pada satu perusahan yang bersedia membeli hasil sumber energi yang dihasilkan oleh panas bumi yaitu PT. PLN, serta masih terdapat 1 wilayah pengembangan panas bumi yang belum bisa dimanfaatkan. 2. Keterbatasan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang paham dan mengerti dibidang panas bumi saat ini hanya terdapat 1 orang yang pahan tentang bidang panas bumi, serta kebijakan pemerintah daerah terhadap pemanfaatan panas bumi diwilayah kabupaten bandung sangat minin. Melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi mengenai bagaimana solusi dan kebijakan pemerintah pusat dalam pemanfaatkan volume uap panas bumi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan secara efektif, serta mencari peluang lain investor atau perusahaan yang dapat membeli energi dari uap panas bumi yang dihasilkan sehingga potensi energi uap panas bumi bisa dimanfaatkan dengan optimal. Diperlukan regenerasi dan pengkaderan untuk sumber daya manusia yang mengerti tentang panas bumi serta pengadaan sarana dan prasarana untuk melakukan monitoring pemanfaatan panas bumi secara bertahap agar proses monitoring dan evaluasi pemanfaatan panas bumi dilapangan bisa berjalan dengan baik SASARAN 7 Indikator Kinerja Sasaran Tabel 3.13 Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-7 Meningkatakan Tatakelola Pemerintahan Instansi Organisasi Perangkat Daerah Tahun 2016 Tahun 2017 Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Nilai AKIP Disperin ,9 100% Persentase aset dalam kondisi baik % 75 % 107% 43

54 Capaian indikator-indikator sasaran meningkatkan tatakelola pemerintahan instansi organisasi perangkat daerah pada tabel di atas pada tahun 2017 terdapat 1 indikator mencapai target bahkan melampui target, sedangkan pada tahun 2016 tidak tersedia datanya dikarenakan indkator tersebut merupakan indikator perbaikan hasil reviu pada tahun 2017 sehingga pada tahun 2016 tidak tersedia data target dan realisasi untuk indikator tersebut. Pada tahun 2017 indikator untuk sasaran meningkatnya tatakelola pemerintahan instansi organisasi perangkat daerah terdapat 2 indikator yaitu indikator nilai AKIP Disperin dengan target 69 point, capaian realisasi target sebesar 100% dan persentase asset dalam kondisi baik dengan target 70%, capaian realisasi target sebesar 107%. Upaya yang dilakukan untuk mencapai target sasaran indikator meningkatkan tata kelola pemerintahan instansi Oraganisasi Perangkat Daerah adalah sebagia berikut : a. Meningkatkan Akuntabilitas Dinas Perdagangan dan Perindustrian Dalam mewujudkan hal tersebut, telah dilakukan berbagai upaya dalam meningkatkan akuntabilitas akuntabilitas kinerja di Dinas Perdagangan dan Perindustrian, diantaranya melalui pendampingan dan koordinasi dengan tim khusus yang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten untuk memberikan pendampingan pada unit kerja dalam menyusun dokumen perencanaan seperti Rencana Kerja Tahunan (RKT), RKA-PD, Perjanjian Kinerja (PK), dan pelaksanaan monitoring kinerja serta penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja yang baik dan terukur, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada tahun 2017 Dinas Perdagangan dan Perindustrian melakukan penyempurnaan Indikator Kinerja Utama dan melakukan reviu atas Rencana Strategi (Renstra) Dinas Perdagangan dan Perindustrian. Hal ini dilakukan dengan diawali dengan penyusunan kajian yang melibatkan stakeholders, kemudian dilakukan pembahasan intensif mengenai arah organisasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian di masa depan dengan melibatkan pimpinan. Selanjutnya dilakukan penyesuaian IKU secara berjenjang pada setiap unit kerja untuk menjamin penerapan SAKIP yang semakin baik di Dinas Perdagangan dan Perindustrian. Terdapat beberapa hal yang masih memerlukan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi, adalah sebagai berikut: 44

55

56 1. Penetapan Target Kinerja belum menggambarkan target yang seharusnya dicapai antara lain target penyerapan anggaran TA 2017 sebesar 77,28% dan target jumlah ketidak hadiran pegawai. 2. Belum seluruhnya ukuran kinerja eselon III dan IV memenuhi ukuran kinerja yang baik. Indikator kinerja eselon III dan IV belum selaras dengan indikator kinerja atasannya. Belum terdapat ukuran kinerja individu yang mengacu pada indikator kinerja utama unit kerja organisasi atasannya. 3. Laporan Kinerja belum sepenuhnya menyajikan informasi tentang analisis efisiensi penggunaan sumber daya. Informasi yang disajikan belum seluruhnya digunakan untuk peningkatan kinerja b. Meningkatkan Kepatuhan Pengelolaan Anggaran dan Barang Milik Daerah Untuk meningkatkan Kepatuhan Pengelolaan Anggaran dan Barang Milik Daerah maka hal-hal yang disarankan perlu dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Peridnustrian sebagai berikut: 1. Kurangnya pengendalian dalam melaksanakan kebijakan/sop terkait pengamanan aset kendaraan bermotor atas penguasaan oleh pihak ketiga atau pihak yang tidak berhak, pencurian dan penggunaan aset kendaraan oleh pihak yang tidak berhak. 2. Belum dilaksanakan evaluasi secara berkala dan terdokumentasi atas pelaksanaan kebijakan/ SOP Barang Milih Daerah. 3. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu mengenai penyusunan laporan keuangan keuangan, inventarisasi barang-barang milik daerah, proses pengumpulan data realisasi anggaran dan SOP penyusunan laporan keuangan Kementerian 4. Kurangnya monitoring kepada pegawai yang telah ditunjuk sebagai pengelola keuangan, pengelola kepegawaian, pengelola BMD, dan pengelola database secara rutin agar melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku 45

57 III.3 REALISASI ANGGARAN Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung pada Tahun Anggaran 2017 mendapat pagu anggaran untuk Rp ,- (Tiga Puluh Lima Milyar Depalan Ratus Enam Puluh Juta Tujuh Puluh Dua Ribu Empat Ratus Empat Puluh Lima Rupiah) dengan prosentase realisasi sebesar (77,28%). Anggaran belanja langsung tersebut terdiri dari belanja rutin Perangkat Daerah sebesar Rp ,- (Tiga Milyar Enam Ratus Tiga Puluh Empat Juta Sembilan Puluh Ribu Dua Ratus Sembilan Belas) dan anggaran belanja program sebesar Rp ,- (Tiga Puluh Dua Milyar Dua Ratus Dua Puluh Lima Juta Sembilan Ratus Delapan Puluh Dua Ribu Dua Ratus Dua Puluh Enam Rupiah), dari jumlah anggaran teresbut terdapat anggaran kegiatan yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) sebesar Rp ,- (Empat Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah). Adapun rincian pagu anggaran dan realisasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian pada tahun anggaran 2017 dapat dilihat pada Tabel Realisasi Keuangan ini : Tabel 3.16 Realisasi Anggaran Tahun 2017 No. NAMA KEGIATAN/JENIS BELANJA ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) % I. BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik , ,00 88, , ,00 28, Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor , ,00 91, Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja , ,00 81, Penyediaan Alat Tulis Kantor , ,00 99, Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan , ,00 98, , ,00 100, , ,00 96, , ,00 100, Penyediaan Makanan dan Minuman , ,00 81,49 46

58 No. NAMA KEGIATAN/JENIS BELANJA ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) % Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah Penyediaan Tenaga Pendukung Administrasi Teknis dan Perkantoran Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam Daerah Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 99, , ,00 88, , ,00 86, , ,00 65, Pengadaan kendaraan dinas / operasional , ,00 87, Pemeliharaan Rutin/Berkala gedung kantor , ,00 34, Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan dinas / operasional Rehabilitasi sedang / berat rumah gedung kantor , ,00 77, , ,00 87,92 3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur , ,00 99, Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkapannya , ,00 99, Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan , ,00 99, Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur , ,00 99, , ,00 40, Sosialisasi peraturan perundang-undangan , ,00 40, Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD Penyusunan Laporan Keuangan semesteran Penyusunan Pelaporan Prognosis Realisasi Anggaran Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun Penyusunan Administrasi Kepegawaian dan Inventarisasi Aset Barang , ,00 87, , ,00 86, , ,00 96, , ,00 62, , ,00 100, , ,00 95,90 47

59 No. NAMA KEGIATAN/JENIS BELANJA ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) % PERDAGANGAN Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Operasional dan pengembangan UPT kemetrologian daerah Pengumpulan Informasi Hasil Tembakau yang Dilekati Pita Cukai di Peredaran atau Tempat Penjualan Eceran ( DBHCHT ) Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Pelatihan Ekspor bagi IKM, UMKM dan Koperasi Koordinasi program pengembangan ekspor dengan instansi terkait/asosiasi/pengusaha Sosialisasi kebijakan penyederhanaan prosedur dan dokumen eksport dan import Pengembangan data base informasi potensi unggulan Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Penyempurnaan perangkat peraturan, kebijakan dan pelaksanaan operasional Kemudahan perijinan pengembangan usaha Pengembangan pasar dan distribusi barang/produk Pengembangan kelembagaan kerjasama kemitraan , ,00 94, , ,00 93, , ,00 97, , ,00 99, , ,00 99, , ,00 100, , ,00 100, , ,00 99, , ,00 71, , ,00 99, , ,00 71, , ,00 71, , ,00 99, Peningkatan sistem dan jaringan informasi perdagangan , ,00 99, Sosialisasi peningkatan penggunaan produk dalam negeri , ,00 100, Pengembangan Distribusi dan Promosi Barang/produk Program Pembinaan Pedagang Kakilima dan Asongan Penyuluhan peningkatan disiplin pedagang kaki lima dan asongan , ,00 94, , ,00 73, , ,00 97,03 48

60 No. NAMA KEGIATAN/JENIS BELANJA ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) % 12.2 Penataan tempat berusaha bagi pedagang kakilima dan asongan , ,00 14, Pengawasan mutu dagangan pedagang kakilima dan asongan , ,00 91,09 INDUSTRI 13 Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistim Produksi , ,00 93, Pengembangan sistem inovasi teknologi industri Penguatan kemampuan industri berbasis teknologi Pengembangan industri kreatif berbasis fashion Pengembangan industri kreatif berbasis kerajinan Pemberian merek bagi IKM Tekstil dan Produk Tekstil Sosialisasi Merek bagi IKM Tekstil dan Produk Tekstil Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Pembinaan Industri Kecil dan Menengah dalam memperkuat jaringan klaster industri , ,00 97, , ,00 91, , ,00 92, , ,00 98, , ,00 61, , ,00 99, , ,00 94, , ,00 93, Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia pada Usaha Industri Hasil Tembakau Skala Kecil ( DBHCHT ) , ,00 95,87 15 Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri , ,00 97, Pembinaan kemampuan teknologi industri , ,00 98, Pengembangan dan pelayanan teknologi industri Perluasan penerapan standar produk industri manufaktur Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Hasil Hutan dan Perkebunan , ,00 95, , ,00 100, , ,00 98,80 49

61 No. NAMA KEGIATAN/JENIS BELANJA ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) % ENERGI Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan Monitoring evaluasi dan pelaporan panas bumi , ,00 87, , ,00 87,23 JUMLAH BELANJA LANGSUNG , ,00 77,28 Melihat data tabel diatas pada tahun 2017 Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabpaten Bandung memiliki anggaran sebesar Rp ,00,- (Tiga Puluh Lima Milyar Delapan Ratus Enam Puluh Juta Tujuh Puluh Dua Ribu Emat Ratus Empat Puluh Empat Rupiah) yang terealisasi sebesar Rp ,00,- (Dua Puluh Tujuh Milyar Dua Belas Juta Rupiah Tiga Ratus Tiga uluh Dua Ribu Delapan Ratus Depaln Puluh Satu Rupiah) dengan persentase sebesar 77,28%. Capaian realiasi yang kurang dari 80% disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya : 1. Kegiatan Pengembangan pasar dan distribusi barang/produk terdapat anggaran sebesar Rp ,00,- untuk pembelian lahan Pasar Soreang blok A dengan luas m 2 dan blok B dengan luas m 2 tidak dapat terealisasi secara keseluruhan dikarenakan pada blok B dengan luas m 2 terdapat 4 bangunan hanya 2 bangunan yang bersedia untuk dijual dengan kesepakatan harga yang telah ditetapkan melalui appraisal. Sedangkan 2 bangunan lagi tidak menemukan kesepakatan sehingga tidak dapat dibebaskan lahan dan bangunanya. 2. Pada program peningkatan sarana dan prasarana aparatur persentase realisasi angggaranya hanya mencapai 65,06% dikarenakan pada kegiatan pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor anggaran untuk pemeliharaan kantor UPT Kemetrologian tidak dapat direalisasikan dikarenakan asset gedung kantor UPT Kemetrologian belum diserahkan di Provinsi Jawa Barat ke Pemerintah Kabupaten Bandung sampai saat ini, padahal berdasarkan peraturan seharusnya harus segera diserahkan, mengingat kewenangan urusan kemetrologian berdasarkan Undang-undang No 23 Tahun 2014 kewenangan kemetrologian diserahkan dari pemerintah Provinsi ke Kabupaten/Kota. 50

62 BAB IV PENUTUP IV.I. KESIMPULAN Pengukuran dan evaluasi kinerja terhadap program dan kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sangat diperlukan, hal ini guna mengetahui tingkat keberhasilan yang telah dicapai dan sekaligus memberikan laporan pertanggungjawaban terhadap publik pada umumnya dan kepada pimpinan pada khususnya. Berdasarkan pengukuran pencapaian kinerja sasaran dan kinerja kegiatan yang telah dilakukan, bahwa Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung sudah berupaya dengan optimal dan telah dapat berhasil melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Terlihat dari prosentase tingkat pencapaian target sasaran dengan nilai antara 80% sampai dengan 100 %. Gambar 4.1 LaporanCapaian Kinerja Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan dan pencapaian kinerja sasaran dan kinerja kegiatan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung yang dihadapi antara lain adalah : 51

63 1. Kegiatan usaha industri kecil pada umumnya masih menggunakan teknologi yang relatif sederhana sehingga produk yang dihasilkan masih belum dapat bersaing dengan produk dari luar negeri; 2. High Cost Economic yang disebabkan oleh regulasi yang kurang menguntungkan Industri Dalam Negeri seperti ketidakpastian hukum, pungli dan pajak ekspor. 3. Infrastruktur belum memadai, kenaikan Upah Buruh (UMK), kenaikan TDL, dan ketidak pastian pasokan energi; 4. Masih rendahnya kesadaran para pelaku usaha di bidang tertib hukum dan tertib niaga, sehingga masih sering terjadi pelanggaran dilapangan terutama dalam hal tertib ukur, penjulan produk illegal dan produk olahan makanan yang membahayakan kesehatan; 5. Masih lemahnya pengawasan dan pengendalian produk impor serta safeguard yang jarang digunakan; 6. Pola pikir konsumen yang lebih cederung ke produk impor; 7. Masih kurangnya diversifikasi tujuan ekspor; 8. Kurangnya Ketersediaan akses data produk dan negara tujuan ekspor; 9. Stabilitas harga bahan pokok dan panjangnya rantai distribusi; 10. Masih rendahnya tingkat kesadaran para pedagang kaki lima di bidang ketertiban, kebersihan dan retribusi; 11. Kurang tersedianya lokasi penampungan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang strategis dan refresentatif; 12. Permasalahan lain yang dihadapi usaha kecil, yaitu adanya liberalisasi perdagangan, seperti pemberlakuan ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) yang secara efektif telah berlaku tahun Kondisi ini akan lebih berat dihadapi UMKM Indonesia pada saat diberlakukannya ASEAN Community (MEA). Oleh karena itu, dalam upaya memperkuat UMKM sebagai fundamental ekonomi nasional, perlu kiranya diciptakan iklim investasi domestik yang kondusif dalam upaya penguatan pasar dalam negeri agar UMKM dapat menjadi penyangga (buffer) perekonomian nasional. 52

64 IV.2. LANGKAH KEDEPAN Langkah-langkah kedepan yang harus dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung dalam upaya memperbaiki kinerja dan menghadapi tantangan ke depan, antara lain : 1. Pembangunan industri-industri pendukung yang mengolah bahan baku dalam kuantitas, kualitas dan harga yang bersaing. 2. Memacu pertumbuhan industri yang menggunakan bahan baku lokal guna menekan impor dan mencegah defisit neraca perdagangan serta bersinergi dengan semua stakeholders dalam menyukseskan program hilirisasi industri yang tengah diupayakan pemerintah utamanya produk agro. 3. Melakukan pembinaan dan pengembangan Industri Kecil dan Menengah secara berkelanjutan. 4. Menyelesaikan segera permasalahan yang menghambat daya saing industri manufaktur seperti infrastruktur, regulasi yang membuat high cost economic, Upah Buruh, kenaikan TDL, dll. 5. Membuat standarisasi/sni diberlakukan dengan ketat/law enforcement harus ditegakkan serta Perusahaan yang tingkat kandungan dalam negerinya tinggi harus diberi apresiasi/insentif; 6. Ketersediaan informasi dan kebijakan impor yang kondusif dalam rangka pengendalian impor serta memperketat pengawasan impor di Kabupaten Bandung. Dengan tersusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung ini, diharapkan dapat memberikan gambaran Kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung kepada pihak-pihak terkait baik sebagai stakeholders ataupun pihak lain yang telah mengambil bagian dengan berpartisipasi aktif untuk membangun Kabupaten Bandung. 53

65 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN JL. Raya Soreang Km. 17 Telp. (022) Fax. (022) Soreang Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat, disperindag@bandungkab.go.id PENETAPAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Dra. Hj. POPI HOPIPAH, SH. M.Si : KEPALA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA Nama Jabatan : H. DADANG NASER, SH., S.IP., M.IP : BUPATI BANDUNG Selaku atasan PIHAK KESATU selanjutnya disebut PIHAK KEDUA PIHAK KESATU berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tangung jawab kami. PIHAK KEDUA akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. Soreang, 2 November 2017 PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA H. DADANG M. NASER, SH., S.IP., M.IP Dra. Hj. POPI HOPIPAH, M.Si Pembina Utama Muda NIP

66 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BANDUNG No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya Nilai Eksport Perdagangan Non Migas Pertumbuhuan Nilai Eksport Non Migas Meningkatnya perlindungan terhadap hak/kepentingan konsumen dan tertib ukur Persentase Alat UTTP bertanda tera sah yang berlaku 5,50% 3 Meningkatnya Kinerja dan Kontribusi Nilai Sektor Perdagangan terhadap PDRB Persentase Kontribusi sub sektor Perdagangan Terhadap PDRB Kabupaten Bandung 6,07% 4 Meningkatkan daya saing dan produktifitas industri kecil Pertumbuhan Industri Kecil dan Menegah Berdaya saing Persentase Jumlah Industri Kecil berbasis teknologi 5,30% 3,00% 5 Meningkatnya standarisasi produk industri 6 Meningkatnya pemanfaatan potensi volume uap panas bumi sebagai energi yang berwawasan lingkungan Persentase IKM yang difasilitasi standarisasi produk Persentase pemanfaatan potensi uap panas bumi sebagai sumber energi 1,00% 91,50% 7 Meningkatakan Tatakelola Pemerintahan instansi Organisasi Perangkat Daerah Nilai AKIP Disperin Persentase aset dalam kondisi baik 70 B No Program Anggaran Keterangan 1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Rp Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Rp Program peningkatan disiplin aparatur Rp Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Rp Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Rp Program Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan Rp Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Rp Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Rp Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan Rp

67 Program Anggaran Keterangan 10 Program peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi Rp Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Rp Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Rp Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan Rp Jumlah Rp BUPATI BANDUNG Soreang, 2 November 2017 KEPALA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN (H. DADANG M. NASER, SH.,S.IP.,M.IP) Dra. Hj. POPI HOPIPAH, M.Si Pembina Utama Muda NIP

Review Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

Review Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016 i ii DAFTAR ISI Review Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016 Hal KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii RINGKASAN EKSEKUTIF iv BAB I PENDAHULUAN 1 I.1 LATAR BELAKANG 1 I.2 LANDASAN HUKUM 2 I.3 TUJUAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016-2021 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BANJAR PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jl. Perwira No. 44 Gg Tanjung Rema Telp.

Lebih terperinci

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Tahun 2016 Dinas Koperasi, UKM & Perindag Kabupaten Banyuasin BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Tahun 2016 Dinas Koperasi, UKM & Perindag Kabupaten Banyuasin BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyuasin merupakan instansi penyelenggara kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuasin dalam meningkatkan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR LAKIP DISPERINDAG DENPASAR TA. 2015

KATA PENGANTAR LAKIP DISPERINDAG DENPASAR TA. 2015 KATA PENGANTAR Om Swastiastu, Sebagai umat beragama, marilah kita menghaturkan Angayu bagia, Puji dan Syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-nya

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) (LAKIP TAHUN 2016 DINAS KOPERASI, UKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN GRESIK

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) (LAKIP TAHUN 2016 DINAS KOPERASI, UKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN GRESIK Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) (LAKIP TAHUN 2016 DINAS KOPERASI, UKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN GRESIK Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo 245 Telp. (031) 3956708, 395709

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. ( LKjIP ) DINAS KOPERASI PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN PARIWISATA KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. ( LKjIP ) DINAS KOPERASI PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN PARIWISATA KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKjIP ) DINAS KOPERASI PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN PARIWISATA KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO DINAS KOPERASI PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW) 1 RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW) Renja Bagian Pertanahan Tahun 2015 (Review) Page 1 2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT Rencana Kerja Bagian Pertanahan Sekretariat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENJA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA TANGERANG TAHUN ANGGARAN 2015 Latar belakang, maksud dan tujuan Penyusunan Renja Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi periode

Lebih terperinci

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. BAB XX DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 400 Susunan organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1.

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN SALINAN BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DINAS PERINDUSTRIAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Blitar telah dapat mereview Laporan Kinerja Instansi Pemerintah(LKjIP).

KATA PENGANTAR. Blitar telah dapat mereview Laporan Kinerja Instansi Pemerintah(LKjIP). KATA PENGANTAR Puji dan rasa syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat taufik dan hidayahnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Blitar telah dapat mereview

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 30 Tahun 2005 tanggal 16 Nopember 2005, maka Nomenklatur Badan Pengawas Daerah Kabupaten Banyuasin

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI Menimbang

Lebih terperinci

KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG

KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 NOMOR 35 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 NOMOR 35 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI KAPUAS HULU NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jl. Jend. Sudirman Timur Nomor 50 Telp. (0284) 321542 Pemalang Email : diskoperindag.pemalang@yahoo.com

Lebih terperinci

Evaluasi atas data-data pendukung dan permasalahan atas setiap sasaran menunjukan beberapa tantangan dan perbaikan yang perlu menjadi perhatian bagi

Evaluasi atas data-data pendukung dan permasalahan atas setiap sasaran menunjukan beberapa tantangan dan perbaikan yang perlu menjadi perhatian bagi RINGKASAN EKSEKUTIF Pelaporan Kinerja Pemerintah melalui penyusunan Laporan Kinerja Intansi Pemerintah ( LKIP ) Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung disusun dengan tujuan memberikan

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renja Perubahan Tahun 2016 Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Banyuwangi

BAB I PENDAHULUAN. Renja Perubahan Tahun 2016 Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Banyuwangi BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Perubahan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah Kabupaten Banyuwangi ini merupakan dokumen komprehensif berwawasan 1 (satu)

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang mesti dilaksanakan dalam usaha mewujudkan visi dan misi pembangunan sekaligus aspirasi serta cita-cita

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I. PENDAHULUAN. Halaman 1 Halaman 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang di percayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Banjar, 14 Januari 2017 KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA BANJAR

KATA PENGANTAR. Banjar, 14 Januari 2017 KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA BANJAR KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Dinas Perindustrian Perdangangan dan Koperasi Kota Banjar dibuat dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Kubu Raya merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja yang dilaksanakan serta sebagai alat kendali dan penilaian

Lebih terperinci

LKIP Badan Keuangan Daerah 2016 Page 1

LKIP Badan Keuangan Daerah 2016 Page 1 LKIP Badan Keuangan Daerah 2016 Page 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016 SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN DENGAN

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung adalah salah satu perangkat daerah di lingkungan Pemerintah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-nya, kami dapat menyelesaikan Rencana Kerja (RENJA) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS PEJABAT STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Banjar, 14 Januari 2016 KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA BANJAR

KATA PENGANTAR. Banjar, 14 Januari 2016 KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA BANJAR KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Dinas Perindustrian Perdangangan dan Koperasi Kota Banjar dibuat dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Kandis merupakan bagian dari Kabupaten Siak, yang dibentuk berdasarkan pemekaran dari kecamatan Minas yang diundangkan sesuai Perda

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) TAHUN 2016 DAFTAR ISI Halaman IKHTISAR EKSEKUTIF...i KATA PENGANTAR...v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN KOPERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUKAMARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP Dinas, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Tahun

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP Dinas, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Tahun BAB I PENDAHULUAN Kedudukan Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Jombang telah diatur dalam Peraturan Bupati Jombang Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH Semarang, 29 Februari 2016 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DENGAN

Lebih terperinci

Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Utara BAB I PENDAHULUAN KEPALA DINAS PERDAGANGA N DALAM KEPALA SEKSI

Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Utara BAB I PENDAHULUAN KEPALA DINAS PERDAGANGA N DALAM KEPALA SEKSI BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI SKPD Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Utara merupakan unsur pelaksana Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara yang berada di bawah dan bertanggung

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP BIRO KESRA

RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP BIRO KESRA RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi NTT (Biro Kesra) Tahun 2015 merupakan wujud akuntabilitas pelaksanaan Rencana Strategis Biro Kesra Tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas semua limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 dapat diselesaikan,

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1 1 Pendahuluan D alam rangka pertanggungjawaban atas pengelolaan kinerjanya sebagaimana diamanatkan dalam inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), seluruh instansi

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 LKjIP 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Agenda pembangunan bidang ekonomi sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 adalah meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RPJMD PROVINSI JAWA TENGAH Sebagai upaya mewujudkan suatu dokumen perencanaan pembangunan sebagai satu kesatuan yang utuh dengan sistem perencanaan pembangunan nasional, maka

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang BAB I PENDUHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era otonomi daerah saat sekarang, daerah diberi kewenangan dan peluang yang luas untuk mengembangkan potensi ekonomi, sosial, politik dan budaya. Sebagian besar

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2016 ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PASAR KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM / KEGIATAN PERINDUSTRIAN 1 Meningkatnya perkembangan

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci