Keywords: Single cervical cell images, cervical cancer, pap smear test, fuzzy c means, backpropagation

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Keywords: Single cervical cell images, cervical cancer, pap smear test, fuzzy c means, backpropagation"

Transkripsi

1 Identifikasi Kanker Serviks Dari Citra Papsmear Berbasis Kecerdasan Buatan Winda Dwi Tanti 1, Endah Purwanti 2, Adri Supardi 3 1,2,3 Program Studi S1 Teknobiomedik, Departemen Fisika, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya Abstract The purpose of this research is to identify cervical cancer with shape features and statistical features extraction using artificial intelligence system. The methods used in this research are clustering fuzzy c means and k means into two groups, cluster 1 and cluster 2, followed by classifications of backpropagation into two classes, normal and abnormal. A whole data images those used are 13 data abnormal and 65 data normal. Processing image conducted include image pre-processing to improve the quality of the image, for the next segmentation nucleus area. As many as 11 features consisted of two types has been extracted from cervical cell binary images. The results showed from train processing that the identification of cervical cancer by FCM backpropagation methods provide better accuracy than backpropagation methods, with value of accuracy 1% to 97%. Optimal accuracy of classification system from this research is 84,44% with the parameter value of neurons number in hidden layer 1 and learning rate,2. Keywords: Single cervical cell images, cervical cancer, pap smear test, fuzzy c means, backpropagation Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi kanker serviks dengan ekstraksi fitur bentuk dan histogram menggunakan sistem kecerdasan buatan. Metode yang digunakan yaitu pengelompokan fuzzy c means dan k means menjadi dua kelompok, cluster 1 dan cluster 2, yang dilanjutkan dengan klasifikasi backpropagation menjadi 2 kelas, normal dan abnormal. Keseluruhan data citra yang digunakan sebanyak 13 data abnormal dan 65 data normal. Pengolahan citra yang dilakukan meliputi pengolahan awal sebagai langkah meningkatkan kualitas citra yang diproses, untuk selanjutnya dilakukan segmentasi area nukleusnya. Sebanyak 11 fitur yang terdiri atas 2 jenis diekstraksi dari citra biner sel serviks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identifikasi kanker serviks dengan metode FCM

2 bacpropagation memberikan nilai akurasi pelatihan yang lebih baik daripada metode backpropagation, dengan nilai akurasi 1% banding 97%. Tingkat akurasi optimal sistem klasifikasi yang dihasilkan dari penelitian ini yaitu 84,44% dengan nilai parameter jumlah neuron pada hidden layer 1 dan nilai laju pembelajaran,2. Kata kunci: Citra tunggal sel serviks, kanker serviks, tes papsmear, fuzzy c means, backpropagation 1. Pendahuluan Kanker serviks merupakan penyakit yang menyerang organ reproduksi wanita yaitu serviks atau leher rahim. Tahun 213, diperoleh data kasus kanker serviks di seluruh dunia sebanyak 453 ribu (13,1%) yang menjadikan kanker serviks penyebab kematian kedua pada wanita [1]. Banyaknya kasus kanker serviks dikarenakan tidak dijumpainya gejala gejala yang spesifik seperti pada jenis kanker lain. Oleh sebab itu, dibutuhkan prosedur deteksi dini dengan harapan dapat menekan jumlah penderita dan jumlah kematian karena kanker serviks. Salah satu jenis metode yang paling efektif untuk pemeriksaan sel serviks yaitu melalui tes Papanicolau (Papsmear). Metode ini dilakukan dengan cara mengambil sampel dari sel serviks pasien. Sampel sel tersebut kemudian dilakukan preparasi dan observasi dengan bantuan mikroskop. Durasi pemeriksaan yang cukup lama, kurangnya sumber daya ahli sitologi, kurangnya fasilitas lab, serta resiko terjadinya human error merupakan beberapa kekurangan pada metode Papsmear [2]. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu sistem otomasi berbasis kecerdasan buatan yang dapat mengklasifikasikan sel serviks menjadi sel normal atau sel abnormal dengan waktu yang relatif singkat. Penelitian penelitian yang memanfaatkan sistem kecerdasan buatan untuk deteksi dini telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Jeremiah [3] menggunakan tiga macam fitur sebagai data masukan klasifikasi tiga jenis metode yang berbeda sehingga menyebabkan program memberikan respon yang lambat. Erlinda [4] menggunakan 7 fitur dari sel serviks tunggal sebagai data input dalam sistem klasifikasi Learning Vector Quantization (LVQ), dimana dihasilkan akurasi sebesar 93,33%. Atta [5] menggunakan tiga jenis fitur untuk diagnosis penyakit katup jantung, dimana klasifikasi backpropagation memberikan rata rata hasil akurasi sebesar 93,75%.

3 Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, maka dilakukan penelitian deteksi dini kanker serviks dengan upaya meningkatkan hasil akurasi menggunakan sistem kecerdasan buatan. Program yang dibuat meliputi segmentasi area nukleus, ekstraksi fitur bentuk dan fitur histogram, dan klasifikasi menggunakan sistem kecerdasan buatan. Sistem kecerdasan buatan yang digunakan yaitu clustering fuzzy c means dan k means menjadi 2 cluster, dan klasifikasi backpropagation menjadi data normal dan data abnormal. 2. Dasar Teori 2.1 Median Filtering Median filtering merupakan teknik perbaikan citra yang digunakan untuk mengurangi adanya noise pada citra. Filter ini sangat efektif untuk menghilangkan noise jenis salt and peper serta dapat mempertahankan detail citra karena tidak tergantung pada nilai nilai yang berbeda dengan nilai nilai yang umum dalam lingkungannya [6]. 2.2 Contrast Stretching Teknik contrast stretching digunakan untuk memperbaiki kontras citra dengan cara melebarkan intensitas pixel pada citra masukan, sedemikian sehingga dihasilkan citra dengan rentang intensitas pixel yang lebih lebar [7]. 2.3 Morphological Processing Tujuan secara umum dari operasi morfologi pada citra biner adalah untuk memperbaiki bentuk obyek, agar dapat menghasilkan fitur yang lebih akurat saat analisis obyek dilakukan. Operasi dasar dalam morfologi citra yaitu dilasi dan erosi. Kedua operasi dasar tersebut menjadi basis untuk membuat berbagai operasi morfologi yang sangat berguna untuk pengolahan citra digital seperti opening, closing, hit and miss transform, thinning, dan thickening [8]. 2.4 Thresholding Thresholding merupakan salah satu metode sederhana dari segmentasi citra yang memiliki tujuan untuk membagi suatu citra menjadi beberapa daerah tertentu. Metode ini membagi daerah citra berwarna atau grayscale menjadi citra dengan dua nilai tingkat keabuan, yaitu hitam dan putih [8].

4 2.5 K means Teknik clustering (unsupervised learning) merupakan seni atau teknik mengelompokkan data (obyek), ke dalam beberapa kluster (kelompok) yang belum diketahui. Penelitian ini menggunakan dua jenis teknik clustering, diantaranya adalah metode k means dan fuzzy c- means. Tujuan dari proses clustering k-means ini adalah untuk meminimalisasikan objective function yang diset dalam proses clustering. Umumnya nilai objective function berusaha meminimalkan variasi di dalam suatu kluster dan memaksimalkan variasi antar kluster [9]. Metode k-means akan mencari pusat kluster dan batas batas kluster melalui proses perulangan (iterasi). Kedekatan atau kemiripan suatu obyek dengan obyek yang lain atau dengan pusat kluster dihitung dengan menggunakan fungsi jarak [8]. Fungsi jarak tersebut dihitung menggunakan persamaan 1. J j = x S j (k) x z j (k + 1) 2, j = 1, 2,, K Sj(k) menyatakan himpunan sampel, zj(k+1) menyatakan nilai pusat kluster baru dalam kluster ke j, sedangkan x menyatakan nilai nilai pada sampel data. Adapun pusat kluster baru dihitung menggunakan persamaan 2, dengan N j menyatakan jumlah sampel S j (k) (1) z j (k + 1) = 1 x, j = 1, 2,, K N j x S j (k) (2) 2.6 Fuzzy C Means (FCM) Metode fuzzy c means memanfaatkan teori fuzzy untuk mengalokasikan data dalam beberapa kelompok yang sesuai. Logika ini memberikan konsep yang berbeda, yaitu konsep tingkat kebenaran. Suatu nilai dalam logika fuzzy bisa bernilai benar dan salah secara bersamaan. Besarnya keberadaan dan kesalahan bergantung pada bobot keanggotaan yang dimilikinya, yaitu dalam rentang hingga 1 [1]. Fuzzy C-Means memiliki konsep memperbaiki pusat cluster serta derajat keanggotaan pada tiap tiap titik secara berulang. Selama proses tersebut pusat cluster akan bergerak menuju lokasi yang tepat. Perulangan dilakukan berdasarkan pada minimisasi fungsi obyektif [9]. Nilai fungsi obyektif didapatkan melalui perhitungan dari persamaan 3. n C J(U, V; X) = (μ ik ) w (d ik ) 2 k=1 i=1 (3) Dengan wε[1, ],

5 1/2 m d ik = d(x k v i ) = [ (x kj v ij )] Adapun x adalah data yang dikelompokkan yang berukuran n x m, dengan n = jumlah data yang akan di cluster; dan m = jumlah variabel, sedangkan v adalah matriks pusat cluster. 2.7 Backpropagation Backpropagation merupakan salah satu algoritma pembelajaran dalam jaringan saraf tiruan dan termasuk sistem pembelajaran terawasi (supervised learning). Sistem ini biasanya menggunakan perceptron dengan banyak lapisan untuk mengubah nilai bobot. Jaringan saraf tiruan terdiri atas kumpulan node (neuron), dan relasi. Ada tiga tipe lapisan neuron yang terdapat pada jaringan backpropagation, yaitu lapisan input (x), lapisan tersembunyi (z), dan lapisan output (y). j=1 (4) X1 V12 V11 Z1 W1 V21 X2 V22 V31 V32 X3 b11 b12 Z2 W2 b2 y 1 1 Gambar 1. Arsitektur jaringan backpropagation Algoritma backpropagation menggunakan error output untuk mengubah nilai bobot bobotnya dalam arah mundur (backward). Nilai error didapatkan melalui perhitungan pada tahap perambatan maju (forward propagation). 3. Metode Penelitian 3.1 Data Penelitian Data citra yang digunakan dalam penelitian merupakan citra digital dari mikroskop digital dari database yang dibangun oleh Departement of Pathology, Herlev University Hospital, Denmark. Jumlah citra sel serviks tunggal yang digunakan sebanyak 5 citra sel normal dan 1 citra sel abnormal untuk pelatihan sistem, serta sebanyak 15 citra sel normal dan 3 citra sel abnormal untuk pengujian sistem.

6 3.2 Perancangan Software Perancangan software secara garis besar terdiri atas beberapa proses pengolahan citra digital, segmentasi nukleus, ekstraksi fitur bentuk dan statistik, serta klasifikasi data citra menjadi sel normal dan abnormal. Data Citra Sel Serviks Tunggal Grayscalling Pengolahan Citra Digital Histogram Citra Ekstraksi Fitur Bentuk Ekstraksi Fitur Histogram Clustering data citra sel serviks menggunakan fuzzy c means dan k - means Klasifikasi data citra sel serviks menggunakan backpropagation Data citra terklasifikasi Gambar 2. Diagram Alir Perancangan Software Tahapan dalam kotak bergaris putus putus telah dilakukan pada penelitian sebelumnya oleh Dewi (213). Data citra sel serviks tunggal terlebih dahulu melewati serangkaian proses pengolahan citra sebelum dilakukan ekstraksi fitur. Penelitian ini mengambil dua nilai fitur, yaitu fitur bentuk dan fitur histogram dari hasil segmentasi citra nukleus. Nilai nilai fitur tersebut yang selanjutnya digunakan sebagai input sistem kecerdasan buatan untuk mengklasifikasi data menjadi sel normal atau sel abnormal. 3.3 Pengolahan Citra Digital Citra digital sel serviks tunggal berwarna diubah menjadi citra abu abu yang memiliki satu derajat keabuan dengan itensitas 255. Sebelum disegmentasi, citra digital sel serviks tunggal diolah menggunakan beberapa jenis teknik olah citra. Pengolahan citra yang

7 dilakukan antara lain median filtering, contrast stretching, morphologi processing. Teknik median filtering digunakan untuk menghilangkan noise pada citra grayscale sel serviks. Selanjutnya citra digital tersebut diperbaiki kontrasnya menggunakan teknik contrast stretching. Citra hasil contrast stretching kemudian diolah kembali menggunakan morphological processing, yaitu teknik opening dan closing. Pengolahan ini dilakukan untuk menghilangkan adanya daerah daerah kecil berwarna gelap atau terang (small bright or dark regions) yang dapat mengganggu proses segmentasi. 3.4 Segmentasi Nukleus Proses segmentasi area nukleus pada citra dilakukan dalam dua tahap yaitu dengan teknik thresholding dan teknik clearing. Pada teknik thresholding digunakan nilai level intensitas sebesar,2 sebagai nilai ambang, agar area nukleus dapat disegmentasi secara utuh. Hasil segmentasi kemudian diproses kembali menggunakan teknik clearing. Tahap ini dilakukan untuk menghilangkan daerah selain area nukleus yang ikut tersegmentasi. Hasil segmentasi merupakan citra biner nukleus sel serviks. 3.5 Ekstraksi Fitur Sebanyak 11 jenis fitur digunakan dalam penelitian ini, yang terdiri atas fitur bentuk dan fitur statistik. Fitur bentuk diekstraksi dari citra hasil segmentasi, sedangkan fitur histogram diekstraksi dari hasil histogram citra. Berikut ini beberapa fitur yang digunakan: 1. Fitur bentuk [8] a. Area nukleus: nilai skalar dari jumlah keseluruhan pixel di wilayah nukleus. b. Perimeter nukleus: nilai skalar dari jumlah keseluruhan pixel pada batas (outline) dari bentuk nukleus. c. Faktor bentuk nukleus: nilai skalar yang didefinisikan dalam persamaan 5. ShapeNukleus = PerimeterNukleus2 AreaNukleus d. Faktor kebundaran nukleus: nilai skalar yang didefinisikan dalam persamaan 6. (5) 2. Fitur histogram [11] RoundNukleus = 4 xπxareanukleus PerimeterNukleus 2 (6) a. Mean: nilai skalar yang menggambarkan rerata nilai pixel pada masing masing intensitas warna citra. b. Standard deviation: nilai skalar yang menggambarkan penyebaran intensitas pada citra, serta sebagai indikator kontras pada citra.

8 c. Entropy: nilai skalar yang menggambarkan kehalusan (smoothness) dari citra dalam hal distribusi derajat keabuannya. d. Means square: nilai skalar yang didefinisikan dalam persamaan 7. L m 2 = x 2 p(x) x= (7) e. Variansi: nilai skalar yang didefinisikan dalam persamaan 8. L μ 2 = (x m 1 ) 2 p(x) x= (8) f. Skewness: nilai skalar yang menunjukkan derajat ketidaksimetrisan kurva histogram terkait distribusi intensitas dalam suatu citra. g. Kurtosis: nilai skalar yang menunjukkan tingkat keruncingan relatif kurva histogram citra terkait distribusi intensitas dalam suatu citra. 3.6 Clustering Data Menggunakan Fuzzy C Means dan K Means Nilai skalar hasil ekstraksi fitur selanjutnya digunakan untuk input sistem clustering fuzzy c means dan k means. Metode ini digunakan untuk mengelompokkan data masukan sesuai dengan kesamaan ciri. Data input akan dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu cluster 1 dan cluster 2. Proses clustering menggunakan data pelatihan sebanyak 15, yang terdiri atas 1 data sel abnormal dan 5 data sel normal. Data tersebut diolah terlebih dahulu menggunakan proses oleh citra, segmentasi nukleus, dan dilanjutkan dengan ekstraksi fitur. Nilai nilai fitur tersebut dibagi menjadi 1 komposisi fitur yang berbeda. Masing masing komposisi selanjutnya digunakan sebagai input clustering fuzzy c means dan k means. Hasil dari proses clustering ini yaitu salah satu set fitur dengan hasil terbaik. Dipilih juga metode clustering yang memberikan hasil terbaik diantara keduanya. Hasil tersebut selanjutnya digunakan sebagai data masukan pada tahap klasifikasi backpropagation. 3.7 Klasifikasi Data Menggunakan Sistem Jaringan Backpropagation Hasil clustering yang telah diseleksi akan menjadi input untuk sistem jaringan saraf tiruan. Implementasi dalam klasifikasi data ini terdiri atas dua tahap yaitu pelatihan dan pengujian. Tahap pelatihan menggunakan data hasil clustering sebanyak 9, yang terdiri atas 16 data pada cluster 1 dan 74 pada cluster 2. Adapun parameter yang digunakan dalam pelatihan yaitu maksimum iterasi, laju pembelajaran (learning rate), dan jumlah neuron pada

9 hidden layer. Parameter nilai eror yang digunakan sebagai kriteria penghentian iterasi pada penelitian ini sebesar 1-5. Nilai parameter dan bobot akhir yang menghasilkan akurasi terbaik digunakan untuk proses pengujian. Tahap pengujian menggunakan data uji sebanyak 45, yang terdiri atas 3 data sel abnormal dan 15 data sel abnormal. Dalam proses ini digunakan nilai parameter dan bobot akhir yang menghasilkan akurasi terbaik dari tahap pelatihan. 4. Hasil Dan Pembahasan 4.1 Segmentasi Nukleus (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) Gambar 3. Serangkaian proses pengolahan citra hingga segmentasi nukleus (a) citra RGB (b) citra grayscale (c) citra hasil median filtering (d) citra hasil contrast stretching (e) citra hasil opening (f) citra hasil closing (g) citra hasil thresholding (h) citra hasil clearing (Keterangan: obyek di dalam kotak merah merupakan obyek selain area nukleus yang dihilangkan) Keseluruhan data sel serviks tunggal melalui proses segmentasi nukleus dan beberapa tahapan pengolahan citra. Beberapa tahapan tersebut yaitu grayscalling, median filtering, contrast stretching, dan metode morphological processing yang terdiri atas teknik opening dan teknik closing. Citra sel serviks tunggal selanjutnya disegmentasi area nukleusnya menggunakan teknik thresholding. Proses segmentasi pada penelitian ini menggunakan nilai level thresholding pada masing masing citra sebesar,2 (rentang 1). Nilai ini didapatkan berdasarkan analisis histogram yang dilakukan pada sampel citra sel serviks. Obyek selain area nukleus yang terdapat pada citra hasil segmentasi selanjutnya dihilangkan menggunakan teknik clearing.

10 Nilai Firur Niali Fitur 4.2 Ekstraksi Fitur Citra Hasil ekstraksi fitur ditampilkan dalam bentuk plot yang disajikan pada gambar Area Nukleus Perimeter Nukleus Abnormal Normal Faktor Bentuk Nukleus Abnormal Normal Kebundaran Nukleus Mean Standard Deviation Abnormal Normal Entropy Standard Deviation E+7 2.5E+7 2.E+7 1.5E+7 1.E+7 5.E+6.E+ Kurtosis Skewness

11 Means Square Clustering Data K-means dan Fuzzy c-means (FCM) Clustering k means dan fuzzy c means dilakukan dengan mengelompokkan nilai dari 1 macam komposisi fitur yang telah dibuat. Data input merupakan data latih, yaitu sebanyak 1 data sel abnormal dan 5 sel data normal. Komposisi 8 fitur yaitu area, perimeter, shape factor, roundness, mean, standard deviation, entropy, dan variansi memberikan hasil perbandingan yang terbaik diantara kesepuluh komposisi fitur. Clustering metode fuzzy c means memberikan hasil dengan tingkat kecocokan yang lebih baik, dimana c1 sebanyak 16 dan c2 sebanyak 74. Metode k means menghasilkan perbandingan tingkat kecocokan sebesar 22 untuk c1 dan 41 untuk c2. Data hasil clustering terbaik selanjutnya digunakan sebagai data masukan pada sistem pelatihan backpropagation. 4.4 Hasil Pelatihan Backpropagation Terdapat beberapa parameter yang digunakan dalam proses pelatihan, yaitu maksimum iterasi, laju pembelajaran (learning rate), dan jumlah neuron pada hidden layer. Selain itu digunakan kriteria penghentian iterasi yaitu nilai eror sebesar 1-5. Bobot akhir pelatihan yang menghasilkan akurasi terbaik selanjutnya digunakan untuk tahap pengujian. Dalam penelitian ini akurasi terbaik dihasilkan dari jumlah neuron hidden layer sebanyak 1, nilai laju pembelajaran,2, dan maksimal epoh 3. Tabel 1. Nilai akurasi hasil training (kriteria berhenti maksimum epoh) Max epoh Jumlah Neuron Hidden Laju Layer Pembelajaran Akurasi 1 1,2 8% 2 1,2 82% 3 1,2 1% 4.5 Hasil Pengujian Backpropagation

12 Target/ Output Backpropagation Tahap pengujian dilakukan pada data uji sebanyak 45, yang terdiri atas 3 data sel abnormal dan 15 data sel normal. Set data selanjutnya diujikan menggunakan nilai bobot akhir dari proses pelatihan. Akurasi yang dihasilkan dari proses pengujian sebesar 84,44, dengan jumlah 38 data yang sesuai dan 7 data yang tidak sesuai dengan hasil diagnosis ahli. Ketidaksesuaian beberapa data dengan target klasifikasi (hasil klasifikasi dari ahli sitologi atau dokter) ditampilkan pada Gambar Data ke - Series1 Series2 Gambar 5. Grafik perbandingan target dan output pengujian backpropagation (Keterangan: kotak merah menunjukan ketidaksesuaian antara target dan output ) Gambar 5 memberikan informasi sejumlah 38 data sesuai dengan target, sedangkan 7 data yaitu data ke 9, 1, 11, 12, 13, 14, dan 33 tidak sesuai dengan target hasil diagnosis ahli. Kesalahan klasifikasi yang terjadi pada kedua data tersebut diduga karena kesalahan interpretasi data. Citra tersebut masih berada pada awal transformasi dari sel normal menjadi sel abnormal, sehingga nilai fitur area dan perimeter dari kedua sel berada pada rentang nilai sel normal. Area sitoplasma pada citra sel serviks memiliki perbedaan yang signifikan antara sel normal dan sel abnormal. Area sitoplasma didapatkan melalui teknik segmentasi dengan nilai threshold lebih dari satu, karena area tersebut sulit dithreshold dari area background. Langkah tersebut dapat dilakukan menggunakan teknik pengolahan citra lain, seperti deteksi kontur atau adaptive tresholding dengan nilai threshold lebih dari satu. Teknik ini dapat menghasilkan citra hasil segmentasi akan mengikuti kondisi citra. Teknik segmentasi lain juga diharapkan dapat mengatasi masalah pada area nukleus yang tidak tersegmentasi secara utuh, ataupun area bukan nukleus yang ikut tersegmentasi. Penyempurnaan program ini dapat dilakukan dengan langkah memilih fitur, dan menambah data latih. Pemilihan fitur yang dapat mewakili ciri masing masing data dapat meningkatkan hasil akurasi. Fitur fitur tersebut digunakan untuk memaksimalkan persamaan ciri antara anggota dalam satu kelompok, dan meminimumkan kemiripan antara satu kelompok dan kelompok yang lainnya.

13 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa: 1. Fitur citra sel serviks yang digunakan sebagai input identifikasi pada penelitian ini terdiri atas fitur bentuk dan histogram. Fitur bentuk meliputi area, perimeter (keliling), faktor bentuk, dan kebundaran, serta fitur statistik histogram meliputi mean, standard deviation, entropy, dan variansi. 2. Metode backpropagation menghasilkan tingkat kecocokan sebanyak 38 data, dari data pengujian sebanyak Tingkat akurasi optimal yang dihasilkan melalui proses pengujian sistem jaringan saraf tiruan backpropagation sebesar 84,44% dengan nilai parameter jumlah neuron pada hidden layer 1 dan nilai laju pembelajaran,2. 4. Hasil penelitian yang didapatkan memiliki nilai akurasi yang lebih rendah dibandingkan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi pada tahun 213, sebesar 93,33%. Daftar Pustaka [1] American Cancer Society, 213, Guide: Cervical Cancer, 21 November 213. [2] Rosidi, B., Jalil, N., Pista, N.M., Ismail, L.H., Supriyanto, E., Mengko, T.L, 211, Classification of Cervical Cells Based on Labeled Colour Intensitiy Distribution, International Journal of Biology and Biomedical Engineering. [3] Suryatenggara, Jeremiah, 29, Cervix Cancer Detection Based On Pattern Recognition In Cervical Cytological Slide Images, Fakultas Life Science, Program Studi Biomedical Engineering, Swiss Germany University (SGU). [4] Dewi, E.M, 213, Ekstraksi Fitur dan Klasifikasi Sel Serviks dengan Metode Learning Vector Quantization (LVQ) Untuk Deteksi Dini Kanker Serviks, Program Studi S1 Teknobiomedik, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.

14 [5] Elalfi, Atta., Eisa, Mohamed., Ahmed, Hosnia, 213, Artificial Neural Networks in Medical Images for Diagnosis Heart Valve Diseases, International Journal of Computer Science Issues, Vol. 1, Issue 5, No 1, Egypt. [6] FF, Setiawan, 21, Filter Bandpass dan Bandstop Untuk Menurunkan Noise Pada Citra Menggunakan Delphi 7., Program Studi Matematika Ekstensi, Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Diponegoro Semarang. [7] Solomon, C., Breckon, T, 211, Fundamental of Digital Image Processing: A Practical Approach with Examples in Matlab, John Willey & Sons, Ltd, United Kingdom. [8] Putra, Darma, 29, Pengolahan Citra Digital, Penerbit Andi, Yogyakarta. [9] Luthfi, E.T, 27, Fuzzy C Means Untuk Clustering Data (Studi Kasus: Data Performance Mengajar Dosen), Yogyakarta. [1] Nasution, Helfi, 212, Implementasi Logika Fuzzy pada Sistem Kecerdasan Buatan, Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura. [11] Gonzalez, R.C.,Woods, Richard E, 22, Digital Image Processing, Pearson Education, Inc, New Jersey. Disetujui oleh: Pembimbing I, Pembimbing II, Drs. Adri Supardi, M. Sc NIP Endah Purwanti, S. Si., M. T NIP

Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Tri Deviasari Wulan 1, Endah Purwanti 2, Moh Yasin 3 1,2 Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dalam kurun waktu enam bulan terhitung mulai februari 2012 sampai juli 2012. Tempat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan bahan yang digunakan dalam membantu menyelesaikan permasalahan, dan juga langkah-langkah yang dilakukan dalam menjawab segala permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB II LANDASAN TEORI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL TESIS... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii SARI...

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Neuro Fuzzy Neuro-fuzzy sebenarnya merupakan penggabungan dari dua studi utama yaitu fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah Vol. 14, No. 1, 61-68, Juli 2017 Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah La Surimi, Hendra, Diaraya Abstrak Jaringan syaraf tiruan (JST) telah banyak diaplikasikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK Fany Hermawan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung E-mail : evan.hawan@gmail.com

Lebih terperinci

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana Oleh: Riza Prasetya Wicaksana 2209 105 042 Pembimbing I : Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT. NIP. 196907301995121001 Pembimbing II : Muhtadin, ST., MT. NIP. 198106092009121003 Latar belakang Banyaknya

Lebih terperinci

Deteksi Kanker Serviks ( Carsinoma Serviks Uteri ) pada Citra Hasil Rekaman CT-Scan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

Deteksi Kanker Serviks ( Carsinoma Serviks Uteri ) pada Citra Hasil Rekaman CT-Scan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Deteksi Kanker Serviks ( Carsinoma Serviks Uteri ) pada Citra Hasil Rekaman CT-Scan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Dewi Ari Nirmawaty, Prof. Dr. Ir Suhariningsih, Delima Ayu Saraswati ST. MT. Program

Lebih terperinci

Mahasiswa: Muhimmatul Khoiro Dosen Pembimbing: M. Arief Bustomi, S.Si, M.Si.

Mahasiswa: Muhimmatul Khoiro Dosen Pembimbing: M. Arief Bustomi, S.Si, M.Si. Mahasiswa: Muhimmatul Khoiro 1110100049 Dosen Pembimbing: M. Arief Bustomi, S.Si, M.Si. Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014 Diagnosa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Antar Muka Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman judul perangkat lunak, form pelatihan jaringan saraf tiruan, form pengujian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rancangan antarmuka (interface) program terdiri dari form cover, form

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rancangan antarmuka (interface) program terdiri dari form cover, form BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Rancangan Antarmuka (interface) Program Rancangan antarmuka (interface) program terdiri dari form cover, form testing dan form training (untuk programer). 4.1.1

Lebih terperinci

Identifikasi Tanaman Buah Berdasarkan Fitur Bentuk, Warna dan Tekstur Daun Berbasis Pengolahan Citra dan Learning Vector Quantization(LVQ)

Identifikasi Tanaman Buah Berdasarkan Fitur Bentuk, Warna dan Tekstur Daun Berbasis Pengolahan Citra dan Learning Vector Quantization(LVQ) Identifikasi Tanaman Buah Berdasarkan Fitur Bentuk, Warna dan Tekstur Daun Berbasis Pengolahan Citra dan Learning Vector Quantization(LVQ) Sutarno Rouzan Fiqri Abdullah Rossi Passarella Jurusan Sistem

Lebih terperinci

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Adhika Aryantio School of Electrical Engineering and Informatics Institute Technology of Bandung 10th Ganeca Street Bandung, Indonesia. Adhikaaryantio.x6@gmail.com

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 7 No. 3 Edisi September 2012 105 SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Anindita Septiarini Program Studi Ilmu Komputer FMIPA,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY

PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY DAN TEKNIK CONNECTED COMPONENT LABELING Oleh I Komang Deny Supanji, NIM 0815051052 Jurusan

Lebih terperinci

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

Jaringan syaraf dengan lapisan tunggal

Jaringan syaraf dengan lapisan tunggal Jaringan syaraf adalah merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia. Syaraf manusia Jaringan syaraf dengan lapisan

Lebih terperinci

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN : PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PRODUKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU) Robi Yanto STMIK Bina Nusantara

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE BACKPROPAGATION ABSTRAK

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE BACKPROPAGATION ABSTRAK IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE BACKPROPAGATION Disusun oleh: Togu Pangaribuan 0722087 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof.Drg. Suria Sumantri, MPH No. 65, Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Deteksi Penyakit Kanker Serviks Menggunakan Metode Adaptive Thresholding Berbasis Pengolahan Citra

BAB I PENDAHULUAN. Deteksi Penyakit Kanker Serviks Menggunakan Metode Adaptive Thresholding Berbasis Pengolahan Citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan seorang perempuan dewasa. Dalam tubuh seorang wanita terdapat organ reproduksi, salah satunya adalah rahim.

Lebih terperinci

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dhita Azzahra Pancorowati 1110100053 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYAKIT LEUKIMIA AKUT PADA CITRA DARAH MIKROSKOPIS

IDENTIFIKASI PENYAKIT LEUKIMIA AKUT PADA CITRA DARAH MIKROSKOPIS ORBITH VOL. 12 NO. 1 MARET 2016 : 29 34 IDENTIFIKASI PENYAKIT LEUKIMIA AKUT PADA CITRA DARAH MIKROSKOPIS Oleh: Indah Susilawati Staf Pengajar Program Studi Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam kurung waktu setahun.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam kurung waktu setahun. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Intrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM)

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) Jani Kusanti Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Elektro dan Informatika Universitas Surakarta (UNSA),

Lebih terperinci

SIMULASI PENGENALAN TULISAN MENGGUNAKAN LVQ (LEARNING VECTOR QUANTIZATION )

SIMULASI PENGENALAN TULISAN MENGGUNAKAN LVQ (LEARNING VECTOR QUANTIZATION ) SIMULASI PENGENALAN TULISAN MENGGUNAKAN LVQ (LEARNING VECTOR QUANTIZATION ) Fachrul Kurniawan, Hani Nurhayati Jurusan Teknik Informatika, Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN MOMENT INVARIANT DAN ALGORITMA BACK PROPAGATION ABSTRAK

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN MOMENT INVARIANT DAN ALGORITMA BACK PROPAGATION ABSTRAK IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN MOMENT INVARIANT DAN ALGORITMA BACK PROPAGATION Nasep Muhamad Ramdan (0522135) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jalan Prof. Drg.

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN PREDIKSI PENYAKIT LUDWIG ANGINA

JARINGAN SYARAF TIRUAN PREDIKSI PENYAKIT LUDWIG ANGINA doi: https://doi.org/10.5281/zenodo.1207339 JARINGAN SYARAF TIRUAN PREDIKSI PENYAKIT LUDWIG ANGINA Siti Aisyah (1), Abdi Dharma (2), Mardi Turnip (3) Sistem Informasi Fakultas Teknologi dan Ilmu Komputer

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem aplikasi yang digunakan sebagai user interface untuk menangkap citra ikan, mengolahnya dan menampilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Pola Pengenalan pola adalah suatu ilmu untuk mengklasifikasikan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan pengukuran kuantitatif fitur (ciri) atau sifat utama dari suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang bersifat diskrit yang dapat diolah oleh computer. Citra ini dapat dihasilkan melalui kamera digital dan scanner ataupun citra yang

Lebih terperinci

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini Wawan Kurniawan Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Jambi wwnkurnia79@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Bab ini berisi tentang teori yang mendasari penelitian ini. Terdapat beberapa dasar teori yang digunakan dan akan diuraikan sebagai berikut. 2.1.1 Citra Digital

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 14, terdiri dari tahap identifikasi masalah, pengumpulan dan praproses data, pemodelan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 61 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis 3.1.1 Analisis Permasalahan Proses Segmentasi citra dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan metode konvensional secara statistik maupun

Lebih terperinci

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram Shabrina Mardhi Dalila, Handayani Tjandrasa, dan Nanik

Lebih terperinci

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan Sebagai Penterjemah Karakter Braille Ke Bentuk Abjad

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan Sebagai Penterjemah Karakter Braille Ke Bentuk Abjad The 13 th Industrial Electronics Seminar 2011 (IES 2011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 26, 2011 Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan Sebagai Penterjemah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Dalam beberapa tahun terakhir perkembangan Computer Vision terutama dalam bidang pengenalan wajah berkembang pesat, hal ini tidak terlepas dari pesatnya

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION ABSTRAK Juventus Suharta (0722026) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL 1 SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL (Human Face Detection System on Digital Images) Setyo Nugroho 1, Agus Harjoko 2 Program Studi Ilmu Komputer Program Pascasarjana Universitas Gadjah

Lebih terperinci

Pengenalan Plat Nomor Mobil Menggunakan Metode Learning Vector Quantization

Pengenalan Plat Nomor Mobil Menggunakan Metode Learning Vector Quantization Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 3, Maret 2018, hlm. 1313-1317 http://j-ptiik.ub.ac.id Pengenalan Plat Nomor Mobil Menggunakan Metode Learning Vector

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sel Darah Merah Sel darah merah atau eritrositmemiliki fungsi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

DETEKSI PLAT KENDARAAN MENGGUNAKAN HOG DAN LVQ. Muhammad Imron Rosadi 1

DETEKSI PLAT KENDARAAN MENGGUNAKAN HOG DAN LVQ. Muhammad Imron Rosadi 1 DETEKSI PLAT KENDARAAN MENGGUNAKAN HOG DAN LVQ Muhammad Imron Rosadi 1 Prodi Teknik Informatika, Universitas Yudharta Pasuruan Purwosari 67162 Pasuruan Jawa Timur 1 Email : Imron_uyp@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Program aplikasi ini dirancang dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual C# 2008 Express Edition. Proses perancangan menggunakan pendekatan Object Oriented

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS Ikhwan Ruslianto KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS IKHWAN RUSLIANTO Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan

Lebih terperinci

ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS Egi Badar Sambani 1), Neneng Sri Uryani 2), Rifki Agung Kusuma Putra 3) Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI DETEKSI KANKER OTAK PADA DATA MRI MELALUI JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN EKSTRAKSI FITUR DISCRETE WAVELET TRANSFORM

LAPORAN SKRIPSI DETEKSI KANKER OTAK PADA DATA MRI MELALUI JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN EKSTRAKSI FITUR DISCRETE WAVELET TRANSFORM LAPORAN SKRIPSI DETEKSI KANKER OTAK PADA DATA MRI MELALUI JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN EKSTRAKSI FITUR DISCRETE WAVELET TRANSFORM Oleh : Saeful Anwar 2009-51-030 SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT

Lebih terperinci

Desain Perangkat Lunak Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation untuk Klasifikasi Citra Rontgen Paru-paru

Desain Perangkat Lunak Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation untuk Klasifikasi Citra Rontgen Paru-paru JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 10, NOMOR 1 JANUARI 2014 Desain Perangkat Lunak Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation untuk Klasifikasi Citra Rontgen Paru-paru M. Arief Bustomi, 1, Hasan

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA (Studi Eksplorasi Pengembangan Pengolahan Lembar Jawaban Ujian Soal Pilihan Ganda di

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK PENGENALAN WAJAH METODE EKSTRAKSI FITUR Sigit Kusmaryanto Teknok Elektro FTUB,

JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK PENGENALAN WAJAH METODE EKSTRAKSI FITUR Sigit Kusmaryanto Teknok Elektro FTUB, JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK PENGENALAN WAJAH METODE EKSTRAKSI FITUR Sigit Kusmaryanto Teknok Elektro FTUB, sigitkus@ub.ac.id ABSTRAKSI Salah satu kelemahan umum pada pengenalan pola untuk

Lebih terperinci

Deteksi Citra Objek Lingkaran Dengan Menggunkan Metode Ekstraksi Bentuk Circularity

Deteksi Citra Objek Lingkaran Dengan Menggunkan Metode Ekstraksi Bentuk Circularity 54 Integer Journal, Vol 1, No 1, Maret 2016: 54-59 Deteksi Citra Objek Lingkaran Dengan Menggunkan Metode Ekstraksi Bentuk Circularity Hendro Nugroho Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Computer Vision Computer vision dapat diartikan sebagai suatu proses pengenalan objek-objek berdasarkan ciri khas dari sebuah gambar dan dapat juga digambarkan sebagai suatu deduksi

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD Murinto, Resa Fitria Rahmawati Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL Andri STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 122, 124, 140 Medan 20212 andri@mikroskil.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

Pengenalan Tanda Tangan melalui Pengolahan Citra Digital dan Jaringan Saraf Tiruan Radial Basis Function

Pengenalan Tanda Tangan melalui Pengolahan Citra Digital dan Jaringan Saraf Tiruan Radial Basis Function Pengenalan Tanda Tangan melalui Pengolahan Citra Digital dan Jaringan Saraf Tiruan Radial Basis Function Ignatius Ricardo Sistem Informasi Universitas Pelita Harapan Surabaya, Indonesia ignatius.ricardo@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN JUMLAH INPUT LAYER DAN OUTPUT LAYER NEURAL NETWORK TERHADAP TINGKAT AKURASI SISTEM HANDWRITING RECOGNITION DENGAN METODE BACKPROPAGATION

HUBUNGAN JUMLAH INPUT LAYER DAN OUTPUT LAYER NEURAL NETWORK TERHADAP TINGKAT AKURASI SISTEM HANDWRITING RECOGNITION DENGAN METODE BACKPROPAGATION HUBUNGAN JUMLAH INPUT LAYER DAN OUTPUT LAYER NEURAL NETWORK TERHADAP TINGKAT AKURASI SISTEM HANDWRITING RECOGNITION DENGAN METODE BACKPROPAGATION Harjono, Didik Warasto Politeknik Pratama Mulia Surakarta

Lebih terperinci

DIAGNOSA PENYAKIT PARU EFUSI PLEURA DENGAN PENDEKATAN POSSIBILISTIC FUZZY LEARNING VECTOR QUANTIZATION SKRIPSI

DIAGNOSA PENYAKIT PARU EFUSI PLEURA DENGAN PENDEKATAN POSSIBILISTIC FUZZY LEARNING VECTOR QUANTIZATION SKRIPSI DIAGNOSA PENYAKIT PARU EFUSI PLEURA DENGAN PENDEKATAN POSSIBILISTIC FUZZY LEARNING VECTOR QUANTIZATION SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Strata Satu Jurusan Informatika Disusun

Lebih terperinci

Identifikasi Otomatis Anemia pada Citra Sel Darah Merah Berbasis Komputer

Identifikasi Otomatis Anemia pada Citra Sel Darah Merah Berbasis Komputer Identifikasi Otomatis Anemia pada Citra Sel Darah Merah Berbasis Komputer Latifah Listyalina Prodi Teknik Elektro, Fakultas Sains & TeknologiUniversitas Respati Yogyakarta Jl. Laksda Adisucipto Km 6,3

Lebih terperinci

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Sari Indah Anatta Setiawan SofTech, Tangerang, Indonesia cu.softech@gmail.com Diterima 30 November 2011 Disetujui 14 Desember 2011

Lebih terperinci

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan deteksi penyakit pada daun rose dengan menggunakan metode ANN.

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan deteksi penyakit pada daun rose dengan menggunakan metode ANN. Laporan Akhir Projek PPCD Deteksi Penyakit Daun Menggunakan Artificial Neural Network (ANN) TRI SONY(G64130020), GISHELLA ERDYANING (G64130040), AMALIYA SUKMA RAGIL PRISTIYANTO (G64130044), MUHAMMAD RIZQI

Lebih terperinci

KLASIFIKASI CITRA PARU MENGGUNAKAN MODEL SELF-ORGANIZING MAPS RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORKS (SOM-RBFNN) SKRIPSI

KLASIFIKASI CITRA PARU MENGGUNAKAN MODEL SELF-ORGANIZING MAPS RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORKS (SOM-RBFNN) SKRIPSI KLASIFIKASI CITRA PARU MENGGUNAKAN MODEL SELF-ORGANIZING MAPS RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORKS (SOM-RBFNN) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Lebih terperinci

ALGORITMA BACKPROPAGATION PADA JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN POLA WAYANG KULIT

ALGORITMA BACKPROPAGATION PADA JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN POLA WAYANG KULIT ALGORITMA BACKPROPAGATION PADA JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN POLA WAYANG KULIT Kristian Adi Nugraha 1), Albertus Joko Santoso 2), Thomas Suselo 3) 1,2,3) Program Studi Magister Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Oleh: Angger Gusti Zamzany( ) Dosen Pembimbing: Dr. Dwi Ratna Sulistyaningrum, S.Si, M.T.

Oleh: Angger Gusti Zamzany( ) Dosen Pembimbing: Dr. Dwi Ratna Sulistyaningrum, S.Si, M.T. Oleh: Angger Gusti Zamzany(1210100 073) Dosen Pembimbing: Dr. Dwi Ratna Sulistyaningrum, S.Si, M.T. DAFTAR ISI I II III IV V VI PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PENGUJIAN

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan proses penyakit yang terjadi karena sel abnormal mengalami mutasi genetik dari DNA seluler. Sel abnormal membentuk klon dan berproliferasi secara abnormal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sel Darah Merah Sel yang paling banyak di dalam selaput darah adalah sel darah merah atau juga dikenal dengan eritrosit. Sel darah merah berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter

Lebih terperinci

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) *) Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura Abstrak CT scan mampu menghasilkan citra organ internal (struktur

Lebih terperinci

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dwi Marisa Midyanti Sistem Komputer Universitas Tanjungpura Pontianak Jl Prof.Dr.Hadari Nawawi, Pontianak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan JURNAL TEKNIK POMITS 1-7 1 Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Dhita Azzahra Pancorowati, M. Arief Bustomi Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penentuan Masalah Penelitian Masalah masalah yang dihadapi oleh penggunaan identifikasi sidik jari berbasis komputer, yaitu sebagai berikut : 1. Salah satu masalah dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan algoritma yang akan digunakan pada sistem pengenalan wajah. Bagian yang menjadi titik berat dari tugas akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata adalah indra terbaik yang dimiliki oleh manusia sehingga citra (gambar) memegang peranan penting dalam perspektif manuasia. Namun mata manusia memiliki keterbatasan

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) Pramuda Akariusta Cahyan, Muhammad Aswin, Ir., MT., Ali Mustofa, ST., MT. Jurusan

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR ATMISYA WIYANTI NRP Dosen Pembimbing Dr.rer.nat.Ir. Aulia M.T. Nasution, M.Sc. Suyanto,ST.MT

SEMINAR TUGAS AKHIR ATMISYA WIYANTI NRP Dosen Pembimbing Dr.rer.nat.Ir. Aulia M.T. Nasution, M.Sc. Suyanto,ST.MT SEMINAR TUGAS AKHIR ATMISYA WIYANTI NRP 2404 100 032 Dosen Pembimbing Dr.rer.nat.Ir. Aulia M.T. Nasution, M.Sc. Suyanto,ST.MT JURUSAN TEKNIK FISIKA Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness 753 GLOSARIUM Adaptive thresholding (lihat Peng-ambangan adaptif). Additive noise (lihat Derau tambahan). Algoritma Moore : Algoritma untuk memperoleh kontur internal. Array. Suatu wadah yang dapat digunakan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA Naser Jawas Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Jl Raya Puputan No.86 Renon, Denpasar, Bali 80226

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS CITRA DENGAN METODE FUZZY POSSIBILITY DISTRIBUTION

PENINGKATAN KUALITAS CITRA DENGAN METODE FUZZY POSSIBILITY DISTRIBUTION PENINGKATAN KUALITAS CITRA DENGAN METODE FUZZY POSSIBILITY DISTRIBUTION Sugiarti sugiarti_fikumi@ymail.com Universitas Muslim Indonesia Abstrak Peningkatan kualitas citra merupakan salah satu proses awal

Lebih terperinci

DETEKSI JENIS KAYU CITRA FURNITURE UKIRAN JEPARA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION

DETEKSI JENIS KAYU CITRA FURNITURE UKIRAN JEPARA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION No Makalah : 299 Konferensi Nasional Sistem Informasi 2012, STMIK - STIKOM Bali 23-25 Pebruari 2012 DETEKSI JENIS KAYU CITRA FURNITURE UKIRAN JEPARA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION Ratri Dwi Atmaja 1,

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM INTRODUCTION Jaringan Saraf Tiruan atau JST adalah merupakan salah satu representasi tiruan dari otak manusia yang selalu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk penelitian ini seperti pada Gambar 9. Penelitian dibagi dalam empat tahapan yaitu persiapan penelitian, proses pengolahan

Lebih terperinci

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK HALAMAN SAMPUL SKRIPSI PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK Oleh: MOH SHOCHWIL WIDAT 2011-51-034 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN Jurnal Teknik Informatika Vol. 1 September 2012 1 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN Wahyu Saputra Wibawa 1, Juni Nurma Sari 2, Ananda 3 Program Studi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN MODIFIED HAUSDORFF DISTANCE ABSTRAK

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN MODIFIED HAUSDORFF DISTANCE ABSTRAK IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN MODIFIED HAUSDORFF DISTANCE Daniel Halomoan (0822056) Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Maranatha email: daniel170390@gmail.com

Lebih terperinci

PENGENALAN HURUF TULISAN TANGAN BERBASIS CIRI SKELETON DAN STATISTIK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN. Disusun oleh : Mario Herryn Tambunan ( )

PENGENALAN HURUF TULISAN TANGAN BERBASIS CIRI SKELETON DAN STATISTIK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN. Disusun oleh : Mario Herryn Tambunan ( ) PENGENALAN HURUF TULISAN TANGAN BERBASIS CIRI SKELETON DAN STATISTIK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Disusun oleh : Mario Herryn Tambunan (1022056) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN BUAH MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM dan EUCLIDEAN DISTANCE

SISTEM PENGENALAN BUAH MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM dan EUCLIDEAN DISTANCE SISTEM PENGENALAN BUAH MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM dan EUCLIDEAN DISTANCE Bagus Aditya *), Achmad Hidayatno, and Ajub Ajulian Zahra Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan, maka diperlukan alat dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. 3.1.1 Alat Penelitian Adapun

Lebih terperinci

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.9, No.2, Agustus 2015 ISSN: 0852-730X Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Nur Nafi'iyah Prodi Teknik Informatika

Lebih terperinci

SISTEM KLASIFIKASI JENIS BERAS MENGGUNAKAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION

SISTEM KLASIFIKASI JENIS BERAS MENGGUNAKAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION SISTEM KLASIFIKASI JENIS BERAS MENGGUNAKAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION Pradityo Utomo Program Studi D3 Manajemen Informatika Universitas Merdeka Madiun pradityou@gmail.com ABSTRACT Information

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN TUGAS...iv HALAMAN MOTTO...vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI...ix DAFTAR TABEL...xiii DAFTAR GAMBAR...xv

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian penerapan metode Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian penerapan metode Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian penerapan metode Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector Quantization (LVQ) untuk pengenalan wajahterdiri dari empat metodologi penelitian,

Lebih terperinci

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Oleh: Intan Widya Kusuma Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri yogyakarta

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI

Lebih terperinci

Pengenalan Karakter Sintaktik menggunakan Algoritma Otsu dan Zhang-Suen

Pengenalan Karakter Sintaktik menggunakan Algoritma Otsu dan Zhang-Suen Pengenalan Karakter Sintaktik menggunakan Algoritma Otsu dan Zhang-Suen Yusfia Hafid Aristyagama (23214355) Electrical Engineering, Digital Media and Game Technology Institut Teknologi Bandung Bandung,

Lebih terperinci

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Decy Nataliana [1], Sabat Anwari [2], Arief Hermawan [3] Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

Klasifikasi Massa pada Citra Mammogram Berdasarkan Gray Level Cooccurence Matrix (GLCM)

Klasifikasi Massa pada Citra Mammogram Berdasarkan Gray Level Cooccurence Matrix (GLCM) IJCCS, Vol.8, No.1, January 2014, pp. 59~68 ISSN: 1978-1520 59 Klasifikasi Massa pada Citra Mammogram Berdasarkan Gray Level Cooccurence Matrix (GLCM) Refta Listia* 1, Agus Harjoko 2 1 Prodi S2/S3 lmu

Lebih terperinci