BAB I PENDAHULUAN. Keharusan untuk melangsungkan kehidupan bersama merupakan permasalahan
|
|
- Ade Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah S.W.T menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, sehingga dapat dipastikan manusia tidak dapat hidup seorang diri tanpa kehadiran manusia lain. Keharusan untuk melangsungkan kehidupan bersama merupakan permasalahan mendasar bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga, agar kebutuhan dan kepentingan tersebut dapat terlindungi dan terpenuhi, maka manusia hidup secara berkelompok di dalam masyarakat. 1 Sudikno menyatakan bahwa masyarakat adalah salah satu kehidupan bersama yang anggota-anggotanya mengadakan pola tingkah laku yang maknanya dimengerti oleh sesama anggota. 2 Dalam hidup bermasyarakat manusia akan rentan terhadap berbagai konflik antar satu anggota dengan anggota yang lain karena berbenturan faktor kepentingan, sehingga dibutuhkan suatu aturan di dalam kehidupan bermasyarakat yang lebih dikenal dengan sebutan hukum, baik itu merupakan hukum atau aturan yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya akan melakukan suatu hubungan hukum dengan manusia yang lain. Salah satu satu contohnya yaitu dalam menjalankan ibadah umroh dan haji, cara yang dapat digunakan oleh manusia untuk melaksanakan keinginan atau kebutuhannya yaitu dengan melakukan hubungan hukum adalah dengan mengadakan suatu perjanjian. 1 Sudikno Metrokusumo, 2001, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, hlm.3 2 Ibid., hlm 1.
2 2 Indonesia adalah negara dengan jumlah pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Menurut hasil sensus tahun 2010, 87,18% dari penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam. 3 Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji dan umroh merupakan dua dari berbagai macam kegiatan beribadah umat Islam. Pada setiap tahunnya Arab Saudi selalu kebanjiran turis dari seluruh penjuru dunia, namun bukan untuk berwisata tetapi untuk melakukan ibadah haji atau umroh. Dari seluruh negara yang mengirimkan jama ahnya, Indonesia tercatat sebagai negara pengirim calon jama ah haji terbesar di dunia yaitu sebesar (dua puluh satu ribu) jama ah haji. Indonesia adalah negara paling banyak jama ah nya yang datang ke Arab, kata duta besar Arab Saudi di Indonesia Mustafa Ibrahim Al-Mubaraq saat bekunjung ke redaksi Tempo Rabu 14 November Menurut Mustafa, setiap tahun negaranya menampung (empat juta) lebih orang dari seluruh dunia yang ingin melaksanakan ibadah haji. Indonesia yang dengan jumlah muslim terbanyak di dunia, tentu saja mengirim calon jam ah haji dengan jumlah yang besar. Tahun 2012 Indonesia mengirim jama ah haji sebanyak (dua puluh satu ribu) orang. Dengan rincian (seratus sembilan puluh ribu) jama ah ongkos naik haji dan sisanya memakai ongkos naik haji khusus. 4 Penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia, Pemerintah dan swasta/masyarakat disebutkan sebagai penyelenggara ibadah haji berdasarkan Pasal 6 ayat (3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan 3 diakses pada pukul 23:20 WIB 4 diakses pada pukul 10:20 WIB
3 3 ibadah haji. Pemerintah dalam hal ini adalah kementerian Agama yang pada umumnya melayani pemberangkatan jamaah haji diseluruh Indonesia yang disebut dengan Haji Reguler, sedangan pihak swasta/masyarakat yakni Biro Perjalanan Haji dan Umroh, melayani pemberangkatan jamaah Haji Khusus atau Plus yang harus berbentuk Perseroan Terbatas atau Yayasan dibawah koordinasi Kementerian Agama. Dengan demikian, masyarakat atau konsumen dapat memilih sendiri kebutuhannya untuk menunaikan ibadah haji baik melalui jasa penyelenggaraan ibadah haji yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun swasta/masyarakat yang berbentuk Biro Perjalanan ibadah umroh dan haji khusus. Berdasarkan ketetuan Pasal 6 ayat (3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji tersebut di atas, pihak swasta juga dapat menyelenggarakan ibadah haji seperti Biro Perjalanan Ibadah Umroh dan Haji Khusus. Berkaitan dengan hal tersebut, Pasal 1 butir 14 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus/Plus adalah penyelenggaraan ibadah haji yang pengelolaan, pembiayaan, dan pelayanannya bersifat khusus. Maksud dari bersifat khusus pada ketentuan tersebut, maka penyelenggaraan ibadah haji khusus/plus yang diselenggarakan oleh suatu Biro Perjalanan Umroh dan Haji khusus harus melaksanakan kewajibannya secara profesional dan harus mengedepankan kepentingan jamaahnya. Suatu Biro Perjalanan Ibadah Umroh dan Haji Khusus yang baik harus memberikan berbagai macam layanan yang dapat dipilih secara langsung oleh konsumen seperti fasilitas-fasilitas yang baik pula seperti penginapan atau hotel berbintang yang ditempati jarak tempuhnya tidak terlalu jauh dari Masjidil Haram di Makkah,
4 4 makanan (catering) harus mengandung gizi yang baik untuk dikonsumsi, mengadakan tur atau rangkaian kegiatan ke berbagai obyek-obyek wisata, konsumsi yang memadai serta fasilitas-fasilitas penunjang lainnya. Pelaksanaan kewajiban-kewajiban oleh penyelenggara ibadah haji seperti menerima pendaftaran dan melayani jamaah haji hanya yang menggunakan paspor haji; memberikan bimbingan ibadah haji; memberikan layanan akomodasi, konsumsi, transportasi dan pelayanan kesehatan secara khusus; dan memberangkatkan, memulangkan, dan melayani jamaah haji sesuai dengan perjanjian yang disepakati antara penyelenggara dan jamaah haji, kewajibankewajiban tersebut merupakan pelayanan yang telah diatur pada Pasal 40 Undangundang Nomor 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan Ibadah Haji, sehingga dalam melaksanakan kewajibannya harus memperhatikan hak-hak yang dimiliki oleh konsumen dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang telah disediakan oleh pelaku usaha. Dilihat dari sisi perjanjian yang terjadi antara Biro Perjalanan Ibadah Umroh dan Haji dengan konsumennya, perjanjian yang terjadi antara kedua pihak tersebut dikategorikan sebagai perjanjian jasa, karena dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata pada pasal 1601 telah dijelaskan bahwa setiap bentuk perjanjian yang memberikan jasa kepada pihak lain disebut perjanjian jasa. Perkembangan usaha jasa perjalanan ibadah yang berupa biro perjalanan ini semakin berkembang pesat. Beberapa biro perjalanan ibadah umrah dan haji khusus bermuculan tidak hanya di kota-kota besar saja, bahkan menjamah hingga kota-kota kecil seperti kotamadya dan kabupaten. Dalam satu wilayah misalnya, ada puluhan kantor perwakilan biro perjalanan ibadah umroh dan haji khusus
5 5 tersebar di beberapa daerah. Hal tersebut dikarenakan sepanjang tahun animo umat Islam untuk berhaji ataupun berumroh tidak pernah surut, peserta program dana talangan makin banyak bahkan pada bulan-bulan Ramadhan-Syawal, banyak yang mendaftar Umroh. Tidak heran jika pada daerah tertentu yang animo umat Islam untuk berhaji atau berumroh sangat tinggi, antrian daftar tunggu haji sudah mencapai tahun sehingga banyak jamaah yang lebih memilih Haji Khusus atau Umroh yang mana mereka tidak perlu menunggu terlalu lama. 5 Dengan makin panjangnya daftar tunggu, sebagian orang yang cukup punya uang dan tidak sabar menunggu, memilih beralih ke biro penyelenggara Haji Khusus. Memang biayanya membengkak bisa lebih dari dua kali lipat. Pada tahun 2012 ongkos naik haji reguler sekitar Rp (tiga puluh lima juta), maka ongkos naik Haji Khusus umumnya dipatok di angka Rp (tujuh puluh lima juta). Hanya saja, karena banyak orang berpindah ke Haji Khusus sementara jatah untuk Haji Khusus hanya orang setiap tahunnya, maka 2-3 tahun belakangan ini jama ah Haji Khusus pun harus masuk daftar tunggu. Wakil dari asosiasi perjalanan haji menyebutkan di beberapa daerah bahkan daftar tunggu Haji Khusus mencapai 4 tahun. 6 Setiap Calon Jamaah yang ingin melakukan ibadah Haji atau Umroh tidak bisa berangkat sendiri tanpa melalui biro perjalanan yang saat ini banyak berdiri. Menjamurnya biro perjalanan itu sendiri 5 Savira Rianda, 2012, Tanggung Gugat Terhadap Biro Perjalanan Atas Pembatalan Pemberangkatan Haji Plus dan Umroh, Fakultas Hukum, Universitas Jember, hlm diakses pada pukul 10:29 WIB
6 6 diakibatkan karena minat masyarakat Indonesia yang sangat tinggi dan karena tidak sabar harus menunggu antrian keberangkatan haji reguler yang cukup lama. Dalam prakteknya masih banyak biro perjalanan yang melakukan wanprestasi terhadap Calon Jamaah. Terutama Calon Jamaah yang kurang jeli dalam memilih biro perjalanan. Banyaknya kasus-kasus wanprestasi yang dilakukan oleh biro perjalanan merugikan Calon Jamaah dan menyebabkan para Calon Jamaah merasa tidak adanya perlindungan dalam menjalankan Ibadahnya. Atas dasar hal tersebut, penulis tertarik untuk mengambil objek penelitian salah satu biro perjalanan ibadah umroh dan haji khusus yang ada di kota Jakarta. Adapun biro perjalanan ibadah tersebut bernama Fazary Wisata. Berdasarkan berbagai hal yang telah diuraikan di atas, penulis bermaksud untuk membuat penulisan hukum yang berjudul PELAKSANAAN PERJANJIAN JASA PERJALANAN IBADAH UMROH DAN HAJI KHUSUS DI PT. FAZARY WISATA. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diuraikan di atas, maka timbul permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut : 1. Bentuk wanprestasi apa sajakah yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian jasa perjalanan ibadah umroh dan haji khusus di PT. Fazary Wisata?
7 7 2. Bagaimanakah upaya penyelesaian wanprestasi yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian jasa perjalan ibadah umroh dan haji khusus di PT. Fazary Wisata? C. Tujuan Penelitian Dalam penulisan ini, adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh penulis meliputi 2 hal yaitu : 1. Tujuan Objektif a. Untuk mengetahui dan mengkaji bentuk wanprestasi yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian jasa perjalanan ibadah umroh dan haji khusus di PT. Fazary Wisata. b. Untuk mengetahui upaya penyelesaiaan wanprestasi yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian jasa perjalanan ibadah umroh dan haji khusus di PT. Fazary Wisata. 2. Tujuan Subjektif Untuk memperoleh data dan bahan-bahan yang berguna dalam penyusunan penulisan hukum sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum Universitas Gadjah Mada. D. Keaslian Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis belum pernah diteliti dan ditulis oleh penulis sebelumnya. Berdasarkan penelusuran kepustakaan di perpustakaan
8 8 Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, telah terdapat penelitian yang terkait dengan penelitian hukum yang dilakukan oleh penulis. Namun demikian terdapat substansi yang berbeda, Apabila telah terdapat penelitian mengenai pelaksanaan perjanjian jasa, yaitu penelitian yang berjudul : Pelaksaan Perjanjian Jasa Perjalanan Wisata melalui Sistem E-Commerce antara Agen Perjalanan Exotika Lands dengan Konsumen yang ditulis oleh Slamet Agung Nugroho 11/316453/HK/18922/Hk Perdata. Adapun inti permasalahan yang diungkapkan penulis sebelumnya adalah 1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian jasa perjalanan wisata melalui sistem E-Commerce di agen perjalanan Exotika Lands Yogyakarta? 2. Bagaimanakah bentuk dan upaya penyelesaian wanprestasi yang terjadi dalam perjanjian jasa perjalanan wisata antara pihak-pihak? 7 Sementara pada penulisan hukum ini, inti permasalahan yang diungkapkan oleh penulis adalah 1. Bentuk wanprestasi apa sajakah yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian jasa perjalanan ibadah umroh dan haji khusus di PT. Fazary Wisata? 2. Bagaimanakah upaya penyelesaiaan wanprestasi yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian jasa perjalanan ibadah umroh dan haji khusus di PT. Fazary Wisata? Penelitian yang dilakukan oleh penulis saat ini berbeda dengan penulis sebelumnya yang berujudul Pelaksaan Perjanjian Jasa Perjalanan Wisata melalui Sistem E-Commerce antara Agen Perjalanan Exotika Lands dengan Konsumen, sebab bidang yang diteliti sangatlah berbeda. Penulis terdahulu meneliti mengenai pelaksanaan perjanjian jasa perjalanan wisata melalui sistem e-commerce, sementara penulis saat ini meneliti mengenai 7 Slamet Agung Nugroho, 2014, Pelaksaan Perjanjian Jasa Perjalanan Wisata melalui Sistem E- Commerce antara Agen Perjalanan Exotika Lands dengan Konsumen, Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada, hlm. 15
9 9 pelaksanaan perjanjian jasa perjalanan ibadah umroh dan haji khusus, dan apabila dilihat dari inti permasalahannya, penulis terdahulu lebih menitikberatkan pada pelaksanaan perjanjian jasa melalui sistem e-commerce dan upaya penyelesaian wanprestasi yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian jasa tersebut, sementara pada penulisan hukum ini penulis lebih menekankan pada permasalahan wanprestasi yang terjadi serta penyelesaiaannya sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian jasa perjalanan ibadah umroh dan haji khusus di PT. Fazary Wisata. Oleh karena itu, penulis beranggapan bahwa penelitian yang dilakukan oleh penulis yang berjudul PELAKSANAAN PERJANJIAN JASA PERJALANAN IBADAH UMROH DAN HAJI KHUSUS DI PT. FAZARY WISATA adalah asli. E. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik untuk kepentingan akademik maupun kepentingan praktis, yaitu : 1. Manfaat akademis Dari hasil penelitian ini dapat memperluas cakrawala pengetahuan pada umumnya dan mengenai ilmu hukum perdata terutama masalah pelaksanaan perjanjian pada khususnya. 2. Manfaat praktis
10 10 Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada seluruh masyarakat, agar tidak hanya mengetahui tetapi juga mengerti dan memahami tentang pelaksanaan perjanjian jasa perjalanan ibadah umroh dan haji khusus.
BAB I PENDAHULUAN. dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki populasi Muslim terbesar di seluruh dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada 2010. 3 Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kuota jemaah haji dan umrah terbanyak yang diberikan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga tahun 2016, tercatat bahwa Indonesia merupakan negara dengan kuota jemaah haji dan umrah terbanyak yang diberikan oleh Pemerintah Arab Saudi. Setiap tahunnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang Islam yang memenuhi syarat 1 yaitu baik secara finansial, fisik, maupun mental,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan jamaah ibadah umrah dan haji dalam beberapa tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan jamaah ibadah umrah dan haji dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi sesuatu yang istimewa bagi setiap muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Lebih terperinciTANGGUNG GUGAT TERHADAP BIRO PERJALANAN ATAS PEMBATALAN PEMBERANGKATAN HAJI PLUS DAN UMROH
1 TANGGUNG GUGAT TERHADAP BIRO PERJALANAN ATAS PEMBATALAN PEMBERANGKATAN HAJI PLUS DAN UMROH Savira Rianda Ariani, Fendi Setyawan, Firman Floranta Adonara. Hukum Perdata Ekonomi, Fakultas Hukum, Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu kewajiban dalam Rukun Islam adalah menunaikan ibadah haji bagi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai agama terakhir dan merupakan nikmat Allah yang paling sempurna yang menjadi pedoman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam. Hasil sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah pemeluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pengguna jasa. yang percaya untuk menggunakan jasa pengangkutan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perusahaan pengangkutan di Indonesia mulai menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pengguna jasa yang percaya untuk menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hayati yang tinggi yaitu berupa sumber daya alam yang berlimpah, baik di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi yaitu berupa sumber daya alam yang berlimpah, baik di daratan, udara, maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi dan komunikasi adalah berkembangnya penggunaan internet. Salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Di dalam kehidupan manusia, suatu perjanjian tidak dapat dipisahkan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Suatu perjanjian pada umumnya lahir setelah
Lebih terperinciRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5061);
PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. salah satu sektor ekonomi yang mampu untuk terus berekspansi juga melakukan
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Selama enam dekade terakhir, pariwisata telah membuktikan diri sebagai salah satu sektor ekonomi yang mampu untuk terus berekspansi juga melakukan diversivikasi
Lebih terperinciSYARAT KETENTUAN UMRAH PROMO (SKUP) 2018 FIRST TRAVEL
SYARAT KETENTUAN UMRAH PROMO (SKUP) 2018 FIRST TRAVEL 1. Umrah Promo yang ini diperuntukan bagi umat yang berpenghasilan minim atau dibawah rata-rata dan sangat berniat ingin menunaikan Ibadah Umrah dengan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. pengelolaan pelaksanaan Ibadah Haji yang meliputi pembinaan, pelayanan,
96 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan rangkaian kegiatan pengelolaan pelaksanaan Ibadah Haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan jamaah Haji. Untuk mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Berdasarkan jumlah tersebut, menjadi potensi dan peluang yang luar biasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan jumlah tersebut, menjadi potensi dan peluang yang luar biasa bagi sebagian kalangan khususnya para pelaku bisnis yang bergerak dibidang Biro
Lebih terperinciSYARAT KETENTUAN UMRAH PROMO (SKUP) FIRST TRAVEL
SYARAT KETENTUAN UMRAH PROMO (SKUP) FIRST TRAVEL 1.Paket Umrah Promo ini diperuntukan bagi umat yang berpenghasilan minim atau dibawah ratarata dan sangat berniat ingin menunaikan Ibadah Umrah dengan harga
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. turis-turis tersebut di berbagai kota dan daerah di Indonesia, sehingga. berbagai wilayah dan belahan dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki berbagai keindahan alam yang sangat menawan dimata dunia tidak salah memiliki jumlah pengunjung wisatawan yang sangat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagai salah satu rukun islam yang wajib bagi setiap muslim yang mampu. Jumlah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Ibadah haji dan umroh adalah ibadah yang disyariatkan dalam agama islam, sebagai salah satu rukun islam yang wajib bagi setiap muslim yang mampu. Jumlah penduduk
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukan suatu kebutuhan namun pada saat sekarang dapat menjadi suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup seorang diri tanpa kehadiran manusia lain. Hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya di era globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini senada dengan asas Ubi societas ibi ius yang menerangkan bahwa dimana ada manusia disitulah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud dari Bhineka Tunggal Ika, kekayaan yang harus dipelihara sebagai alat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku dan etnis yang masingmasing nya memiliki agama ataupun aliran kepercayaan yang diyakini. Kemajemukan ini
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI REGULER DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG DAN IBADAH HAJI PLUS DI PT. KAISA ROSSIE SEMARANG
72 BAB IV ANALISIS SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI REGULER DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG DAN IBADAH HAJI PLUS DI PT. KAISA ROSSIE SEMARANG 4.1. Aplikasi SOP Pendaftaran Ibadah Haji Reguler Di Kementerian
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.4845 KESRA. IBADAH HAJI. Penyelenggaraan. Pengelolaan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciDIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Website :
PERLINDUNGAN HUKUM CALON JAMAAH HAJI TERKAIT SANTUNAN DAN MANFAAT PT TISAGA MULTAZAM UTAMA DALAM PELAKSANAAN HAJI DI ARAFAH DAN MINA Shella Novirizdya*, Suradi, R. Suharto Program Studi S1 Ilmu Hukum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena jumlah jemaah haji dan umroh Indonesia yang sangat besar, melibatkan berbagai instansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya masing-masing. Manusia memerlukan bantuan orang lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap Allah yang telah melimpahkan karunia-nya. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah menetapkan perintah ibadah sebenarnya merupakan suatu keutamaan yang besar kepada makhluknya, karena apabila direnungkan, hakikat perintah beribadah itu berupa
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2009 PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin
Lebih terperinci3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Teknik Penentuan dan Pengambilan
DAFTAR ISI Halaman JUDUL JUDUL PRASYARAT... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI... v SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... vi KATA PENGANTAR...
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 13-2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 53, 1999 AGAMA. IBADAH HAJI. Umroh. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH DAN PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI WALIKOTA SERANG,
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH DAN PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciBAB IV PELAYANAN JAMA AH HAJI PT. FATIMAH ZAHRA SEMARANG
BAB IV PELAYANAN JAMA AH HAJI PT. FATIMAH ZAHRA SEMARANG A. Pendaftaran Pendaftaran jama ah haji bisa dilakukan kapan saja baik melalui on line ataupun datang langsung ke kantor PT. Fatimah Zahra Semarang
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 38 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BIAYA TRANSPORTASI HAJI DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hukum Perlindungan konsumen dewasa ini mendapat cukup
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Hukum Perlindungan konsumen dewasa ini mendapat cukup perhatian karena menyangkut aturan-aturan guna mensejahterakan masyarakat, bukan saja masyarakat selaku
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KAB UPATEN CILACAP NOM OR 10 TAH UN 2016 TENTANG PEMBIAYAAN TRANSPORTASI PEMBERANGKATAN DAN PEMULANGAN JAMA'AH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Berhaji merupakan salah satu rukun Islam yang ke-5. Hal ini mewajibkan umat Islam untuk wajib menjalankannya apabila mereka telah benar-benar mampu. Jumlah penduduk
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik
Lebih terperinciPENGELOLAAN KEUANGAN HAJI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014
PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 http://www.tribunnews.com I. PENDAHULUAN Negara kesatuan Republik Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 019 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PETUGAS HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 019 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PETUGAS HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang: Mengingat: a. b. c. 1. 2. bahwa
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KENMENAG KOTA SEMARANG
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KENMENAG KOTA SEMARANG A. Muatan UU. No. 13 Tahun 2008 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbentuk dari jaringan-jaringan computer-komputer yang saling terkoneksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hadirnya masyarakat informasi yang diyakini merupakan salah satu agenda penting masyarakat dunia di milenium ketiga, antara lain ditandai dengan pemanfaatan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Biaya. Ibadah Haji Khusus. Pembayaran.
No.373, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Biaya. Ibadah Haji Khusus. Pembayaran. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan untuk peduli akan hukumnya sangat rendah. Dalam hal ini,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rechtfictie atau yang lazim disebut fiksi hukum, memiliki pengertian bahwa setiap orang dianggap tahu akan hukum, jadi ketika seseorang tidak tahu hukumnya tidak
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.760, 2015 KEMENAG. Ibadah Haji Khusus. Penyelenggaraan.Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawab pemerintah di bawah koordinasi Menteri Agama, dalam hal teknis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyelenggaraan haji merupakan tugas nasional dan menjadi tanggung jawab pemerintah di bawah koordinasi Menteri Agama, dalam hal teknis pelaksanaannya diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Haji adalah ibadah umat muslim yang dilakukan setiap tahun. Ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Zulhijah hingga tanggal 10 Zulhijah. Umat muslim dari Indonesia
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 17 TAHUN 1999 (17/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 17 TAHUN 1999 (17/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin kemerdekaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang terjadi di negara-negara berkembang pada saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan yang terjadi di negara-negara berkembang pada saat ini dapat terbilang cukup pesat, khususnya pada sektor perekonomian.indonesia adalah contoh negara yang
Lebih terperinciSANKSI EDUKASI: UU Nomor 13 Tahun 2008 Pepres Nomor 3 Tahun Pilgrim Ordonasi 1922 UU 34 Tahun Kepres Nomor 122 Tahun 1964
SANKSI EDUKASI: Penguatan Pembinaan Penyelenggara Haji Khusus Yayasan Penyelenggaraan Haji Indonesia UU Nomor 17 Tahun 1999 Keppres Nomor 53 Tahun 1951 PT. Pelayaran Muslim UU Nomor 13 Tahun 2008 Pepres
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan telah menghasilkan berbagai variasi barang dan/atau
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin kemerdekaan warga negaranya
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.366, 2015 KEMENAG. Ibadah Umrah. Perjalanan. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar utama atau yang dikenal dengan rukun islam. Rukun islam ada lima yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah suatu bangsa yang sebagian besar penduduknya didominasioleh umat muslim, dari jumlah total populasi masyarakat Indonesia tersebut89%
Lebih terperinciMEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH
KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 371 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dengan pemberlakuan Keputusan Menteri Agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis yang pesat. Berbagai informasi telah dapat disajikan dengan canggih
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer, telekomunikasi, dan informasi telah berjalan sedemikian rupa sehingga pada saat ini sudah sangat jauh berbeda, pemanfaatan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejenis menimbulkan persaingan usaha yang semakin ketat. Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang di Yogyakarta dari waktu ke waktu jumlahnya semakin bertambah. Pertambahan perusahaan sejenis menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. haji pada saat Indonesia justru sedang dilanda krisis ekonomi pada tahun 1998.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Haji dan Umrah merupakan praktik keagaman yang sangat penting bagi orang Islam dalam kehidupan. Hal ini dapat dilihat pada tingginya jumlah jamaah haji
Lebih terperinci2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 T
No.445, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Ibadah Haji Khusus. Perubahan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG BIAYA DOMESTIK HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG BIAYA DOMESTIK HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGAH, Menimbang : a. bahwa perjalanan Ibadah Haji dibutuhkan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh umat Islam yang memenuhi kriteria istitha ah, antara lain mampu
14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang memenuhi kriteria istitha ah, antara lain mampu secara materi, fisik,
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun
No.534, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Ibadah Haji Reguler. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional yang bersifat global yang terpenting masa kini. 1 Di dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah salah satu organisasi internasional yang bersifat global yang terpenting masa kini. 1 Di dalam piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa
Lebih terperinciMENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 396 TAHUN 2003. TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 371 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH MENTERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia. Sila pertama dari Pancasila
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia. Sila pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini berarti bahwa Negara Republik Indonesia berkewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka menunjang pembangunan nasional, pembangunan dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan. Atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Haji merupakan ibadah yang ada di dalam agama Islam dan dilaksanakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Haji merupakan ibadah yang ada di dalam agama Islam dan dilaksanakan bagi orang yang mampu dalam melaksanakannya. Haji merupakan suatu rukun Islam yang kelima.
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 17 TAHUN : 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang menimbulkan suatu hubungan hukum yang dikategorikan sebagai suatu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Manusia dalam mencapai kebutuhan hidupnya saling berinteraksi dengan manusia lain. Masing-masing individu dalam berinteraksi adalah subjek hukum yang
Lebih terperinciBUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 3 TAHUN 2016
SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang serba modern ini, perkembangan teknologi digital semakin maju dengan begitu pesat. Hampir meliputi sebagian besar bidang kehidupan seperti pemerintahan,
Lebih terperinciSalinan NO : 9/LD/2013 NOMOR : 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU
Salinan NO : 9/LD/2013 LEMBARAN DAERAH NOMOR : 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH LEMBARAN DAERAH NOMOR : 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH NOMOR : 9 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI BAGIAN HUKUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan status bermula dari Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Pos Indonesia merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di bidang layanan pos. Saat ini, bentuk badan usaha Pos Indonesia
Lebih terperinciMUATAN SUBSTANSI RUU PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH
1 MUATAN SUBSTANSI 1. BERISI 12 BAB 1.1. KETENTUAN UMUM 1.2. ASAS DAN TUJUAN 1.3. ORGANISASI PENGELOLAAN HAJI 1.4. PENGORGANISASIAN DAN MEKANISME PENETAPAN 1.5. PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH 1.6. PENGELOLAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Informasi tidak hanya di dapatkan di dalam buku, akan tetapi internet
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi tidak hanya di dapatkan di dalam buku, akan tetapi internet dan teknologi dapat juga memberikan informasi terutama dalam bidang Agama. Dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi menunjukkan capaian yang cukup menggembirakan akhirakhir. persen, sebagaimana tersaji dalam tebel berikut ini.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dari waktu ke waktu terus melakukan pembangunan untuk mewujudkan negara yang semakin maju, adil, dan sejahtera. Dari berbagai kemajuan yang dicapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk serba efektif dan efisien dalam pemanfaatan waktu akibat tuntutan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin pesat memberikan dampak tidak langsung dalam perubahan pola kehidupan masyarakat. Masyarakat dituntut untuk
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Hubungan hukum antara pihak maskapai penerbangan dengan konsumen. berdasarkan pada Pasal 1320 dan Pasal 1338 KUHPerdata.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan penulis tentang permasalahan mengenai maskapai penerbangan, penulis memberikan kesimpulan atas identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Hubungan hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dua hal, yaitu rukun islam dan rukun iman. Rukun islam ada lima, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama dakwah yang senantiasa berpegang teguh pada Al Qur an dan Sunah. Dalam pengamalannya, Islam tidak pernah lepas dari dua hal, yaitu rukun islam
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia menjamin
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 11 Tahun 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH DAN BIAYA TRANSPORTASI HAJI KABUPATEN TANGERANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran muncul pada pertengahan tahun 1950-an dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep pemasaran muncul pada pertengahan tahun 1950-an dengan berdalih memegang filosofi membuat dan menjual yang berpusat pada produk, bisnis beralih ke filosofi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, di mana pemenuhan kebutuhan tersebut sangatlah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam mempertahankan hidupnya haruslah dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, di mana pemenuhan kebutuhan tersebut sangatlah bergantung pada kondisi
Lebih terperinciUmroh Reguler. Description. 1. Tiket Jakarta - Jeddah PP. 2. Visa Umroh. 5. Air Zam-Zam 5 Liter. Paket tidak termasuk : 1. Paspor
Al Isya Travel Umroh Reguler Price IDR 21,000,000.00 2. Visa Umroh 3. Bus dan Ziarah Makkah, Madinah dan Jeddah 4. Handling & Tax Domestik dan Internasional Rp 1.000.000 Umroh Bintang 5 Price IDR 25,000,000.00
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilakukan sebagai salah satu cara untuk. itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman yang menuntut diimbanginya kemajuan dalam segala bidang membuat hampir semua negara berkembang berlomba-lomba untuk melaksanakan pembangunan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang memenuhi
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG BIAYA TRANSPORTASI JEMAAH HAJI KABUPATEN SERANG
PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG BIAYA TRANSPORTASI JEMAAH HAJI KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2009 PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1992 KEIMIGRASIAN MENJADI UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciBUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciMABRUR OK (MODEL ANTRIAN BIJAK PRIORITAS USIA RENTAN ORIENTASI KEEFEKTIFAN) : SOLUSI AKSELERASI PEMBERANGKATAN JAMAAH HAJI NASIONAL
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 MABRUR OK (MODEL ANTRIAN BIJAK PRIORITAS USIA RENTAN ORIENTASI KEEFEKTIFAN)
Lebih terperinciAsrama Haji Batakan, Jum at 21 September 2012
LAPORAN PANITIA PENYELENGGARA IBADAH HAJI (PPIH) EMBARKASI HAJI BALIKPAPAN KALTIM PADA PELEPASAN JAMAAH CALON HAJI KLOTER I EMBARKASI BALIKPAPAN PROV. KALTIM Asrama Haji Batakan, Jum at 21 September 2012
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURANPEMERINTAH PENGGANTIUNDANG-UNDANGREPUBLIKINDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHANATASUNDANG-UNDANGNOMOR 13 TAHUN2008 TENTANGPENYELENGGARAANIBADAHHAJI a. bahwa dengan adanya kewajiban bagi
Lebih terperinci