Jurnal Akuntansi Indonesia Vol. 12, No. 2, Agustus 2016, Hal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Akuntansi Indonesia Vol. 12, No. 2, Agustus 2016, Hal"

Transkripsi

1 PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BUTIK UNTUK MENETAPKAN HARGA SEWA Dwi Winarno Elok Nurul Ula Program Studi Akuntansi, Universitas Gajayana Malang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode perhitungan harga pokok produksi untuk menentukan harga jual dan harga sewa pada butik Allona Collection. Metode full costing adalah metode menentukan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produsi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik baik yang bersifat variabel maupun tetap. Harga jual dapat diperoleh dari hasil perhitungan harga pokok produksi ditambah dengan laba yang diharapkan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Butik Allona Collection, penelitian terdahulu, dan sumber buku yang terkait. Setelah melakukan perhitungan harga pokok produksi sebagai dasar penetapan harga jual dengan menggunakan metode full costing diperoleh hasil yang berbeda dengan metode yang dilakukan perusahaan. Hasil perhitungan harga jual dengan metode full costing sebesar Rp sedangkan dengan metode perusahaan sebesar Rp Selisih perhitungan harga jual tersebut untuk satu gaun sebesar Rp Hal ini dikarenakan metode full costing memasukkan semua biaya produksi baik yang bersifat tetap maupun variabel. Diharapkan Butik Allona Collection menerapkan metode full costing dalam perhitungan harga pokok produksi dalam menentukan harga jual, karena metode full costing lebih akurat dibanding dengan metode perusahaan. Dan harga sewa 30% dari harga jual yaitu Rp gaun tersebut disewakan dalam 5x sewa total laba harga sewa sebesar Rp Kata kunci: harga pokok produksi, harga jual, metode full costing PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern mempengaruhi perkembangan dunia usaha sehingga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta mampu menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat agar tujuan perusahaan dapat tercapai secara optimal. Persaingan harga, kualitas, dan sebagainya menjadikan sebagian perusahaan harus membenahi berbagai aspek di dalam perusahaannya agar mampu menghadapi persaingan tersebut. Perusahaan harus memaksimalkan pemakaian sumber daya yang dimiliki agar dapat berproduksi secara optimal, meminimumkan pemborosan, dan melakukan proses produksi yang efisien dan efektif. Menurut Blocher dkk (2000:90) harga pokok produksi adalah harga pokok produk yang sudah selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada periode berjalan. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2009:60) menyatakan harga pokok produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Harga pokok produksi juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Seperti yang telah dikemukakan oleh Simamora (2000:547) yang mendefinisikan biaya produksi adalah biaya yang digunakan untuk membeli bahan baku yang dipakai dalam membuat produk serta biaya yang dikeluarkan dalam mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi. Perhitungan harga pokok produksi merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan oleh setiap perusahaan. Dalam perhitungan harga pokok produksi yang tepat, maka harga jual suatu produk dapat diketahui dan ditentukan dengan tepat sehingga produk tidak overcost (dibebani biaya lebih dari yang seharusnya) dan juga tidak undercost (dibebani biaya kurang dari yang seharusnya). ISSN Hal. 320

2 Penentuan harga pokok produk menurut Mulyadi (2001:49), dapat dihitung dengan dua pendekatan, yaitu dengan menggunakan full costing dan variable costing. Full Costing merupakan salah satu metode penentuan cost produk, yang membebankan seluruh biaya produksi sebagai kos produk, baik biaya produksi yang berperilaku variabel maupun tetap. Variable costing merupakan salah satu metode penentuan cost produk, di samping full costing, yang membebankan hanya biaya produksi yang berperilaku variabel saja kepada produk. Full costing dan variable costing merupakan metode penentuan cost produk konvensional, yang dirancang berdasarkan kondisi teknologi manufaktur pada masa lalu. Alokasi biaya yang tepat dibutuhkan untuk menentukan harga pokok produksi yang akurat. Biaya langsung dapat ditelusuri dengan mudah namun biaya overhead sulit untuk ditelusuri. Maka dibutuhkan suatu metode yang dapat mengalokasikan biaya overhead secara tepat ke tiap produk. Selama ini perusahaan menggunakan biaya konvensional yang membebankan biaya secara tidak tepat ke tiap produk. Butik Allona Collection merupakan salah satu industri yang memproduksi berberapa jenis gaun. Lokasi Butik berada dijalan Terusan Kawi, Malang. Butik Allona Collection memproduksi tiga jenis gaun, yaitu gaun pesta, pengantin dan remaja. Fakta yang ada di lapangan menunjukkan bahwa butik allona collection masih menggunakan sistem biaya konvensioanal dalam menentukan harga pokok produksinya. Oleh karna itu diperlukan kecermatan dalam menghitung biaya-biaya yang dikeluarkan. Perhitungan biaya produksi sangat berpengaruh terhaap penentuan harga pokok produksi dan penentuan harga jual serta dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan. METODE PENELITIAN Penelitian yang telah dilaksanakan di di Butik Allona Collection sejak Desember 2014 sampai dengan bulan Juni Alasan memilih Butik Allona Collection karena masih menerapkan sistem penentuan harga pokok produksi yang konvensional sehingga akurasinya belum terstandar. Penelitian deskriptif ini mengoptimalkan teknik analisis dokumen sebagai dumber informasi sekunder yang bersumber dari Butik Allona Collection. Dengan mengoptimalkan analisis dokumen tersebut, data dianalisis dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif bersifat deskriptif dengan fokus analisis pada, Harga Pokok Produksi (HPP), dan Perhitungan penentuan Harga jual. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Produk utama yang dihasilkan adalah gaun pengantin, gaun remaja dan pesta. Berikut ini penjelasan jenis produk dan penyelesaiannya. 1. Gaun pengantin yang diproduksi berupa gaun pengantin modern (barat ataupun Eropa). Untuk menyelesaikan gaun pengantin dapat dilakukan kurang lebih selama 2 bulan, tergantung tingkat kesulitan. Untuk satu gaun pengantin dapat dikerjakan dengan 3 orang. Jumlah produk yang dihasilkan dalam setahun adalah 4 gaun. 2. Gaun remaja merupakan produk pakaian untuk remaja yang glamor untuk pesta. Untuk menyelesaian produk ini dapat dilakukan oleh 1 orang dengan waktu penyelesaian sekitar 3 atau 4 minggu, tergantung tingkat kesulitan. Jumlah produk yang dihasilkan dalam setahun adalah 12 gaun. 3. Gaun pesta merupakan produk gaun untuk wanita dewasa. Untuk menyelesaian produk ini dapat dilakukan oleh 1 orang dengan waktu penyelesaian sekitar 3 atau 4 minggu, tergantung tingkat kesulitan. Jumlah produk yang dihasilkan dalam setahun adalah 18 gaun. Adapun biaya produksi dalam penelitian ini masing-masing jenis produk diambil satu model. Dalam menghitung biaya produksi, perusahaan belum memisahkan antara biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead. Dengan kata lain Butik Allona Collection dalam menentukan harga pokok produksi masih menggunakan sistem konvensional. Perusahaan hanya melakukan pencatatan biaya untuk masing-masing produk secara rinci sebagai berikut. 1. Gaun Pengantin Biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan gaun pengantin pada dasarnya dapat dibedakan sebagai berikut: ISSN Hal. 321

3 a. Biaya bahan utama adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku utama sehingga terbentuklah gaun pengantin. Bahan utama untuk pembuatan gaun pengantin adalah kain broklat, kain satin dain tile (halus dan kaku) serta furing. b. Biaya bahan penolong adalah biaya yang dikeluarkan untuk melengkapi gaun sehingga tampak indah dan nyaman digunakan. Bahan penolong untuk pembuatan gaun pengantin antara lain renda, batu permata, resleting, serta bahan lain yang fungsinya untuk memperindah gaun ataupun untuk memperbaiki bentuk gaun. c. Biaya tenaga kerja adalah biaya tenaga kerja langsung yang terkait dengan produk yang dibuat. Biaya ini meliputi biaya tenaga kerja untuk penjahit pakaian, biaya tenaga kerja untuk bordir, biaya tenaga kerja untuk pemasangan payet, serta biaya tenaga kerja desain dan pola. d. Biaya lain-lain merupakan biaya yang turut dikeluarkan untuk pembuatan gaun pengantin, tetapi tidak terkait secara langsung. Biaya tersebut adalah biaya listrik, biaya telpon pembungkus, perawatan mesin, ongkos pengiriman bahan, tenaga pembelian bahan, pencucian. Adapun rincian biaya produksi gaun pengantin adalah sebagai berikut Tabel 1. Rincian Biaya Produksi Gaun Pengantin Harga per Bahan Jumlah Satuan Nilai unit (Rp) Kain Satin 5 Meter Kain brokat 1 potong (2,5 Meter) Kain tile halus 23 Meter Kain tile i/2 kaku 13,8 Meter Kain tile kaku 9,2 Meter Furing gm 2 Meter Total Bahan penolong Busa angin 10 Meter Fiselin 2 Meter M 33 (pelapos) 1,5 Meter Trikot 2 Meter Cup bra 1 Pasang Tulang baju 5 Meter Reseting 1 Buah Renda 1 Pasang Permata bunga 7 Buah Permata swaroski besar 22 Buah Permata swaroski tanggung 30 Buah Permata swaroski kecil 20 Buah Total bahan Biaya Tenaga Kerja Ongkos bordir Ongkos memayet Ongkos menjahit Biaya desain dan pola Total biaya tenaga kerja biaya lain-lain Total Biaya ISSN Hal. 322

4 Sumber: Butik Allona Collection Berdasarkan rincian biaya produksi tersebut, maka dapat dihitung Harga Pokok Produksi gaun pengantin untuk, karena masing-masing gaun pengantin memiliki biaya yang berbeda, sebagai berikut. Perhitungan Harga Pokok Produksi Bahan utama Rp Bahan finising Rp Upah tenaga kerja Rp Lain-lain Rp Biaya produksi Rp Barang dalam proses awal Rp. 0 Barang dalam proses akhir Rp. (0) Rp Harga Pokok Produksi Rp Harga Pokok Produksi pergaun Rp Berdasarkan Harga Pokok Produksi tersebut ditentukan harga jual produk gaun pengantin, dengan mark up laba sebesar 15% dari Harga pokok produksi. Perhitungan harga jual Harga Pokok Produksi Rp ,00 Laba (15% dari Harga Pokok Produksi) Rp ,50 Harga jual Rp ,50 Harga jual pergaun Rp Untuk menentukan harga sewa gaun didasarkan kebijakan perusahaan, yaitu sebesar 30% dari harga jual. Berikut ini adalah perhitungan harga sewa gaun pengantin. Perhitungan harga sewa Harga jual Rp Biaya sewa (30% harga jual) Rp Gaun Pesta Sebagaimana biaya gaun pengantin, gaun pesta dibedakan sebagai berikut: a. Biaya bahan utama adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelihan bahan baku utama sehingga terbentuklah gaun pesta. Bahan utama untuk pembuatan gaun pesta adalah kain kain satin halus, kain brokat, kain sifon dan kain furing. b. Biaya bahan penolong adalah biaya yang dikeluarkan untuk melengkapi gaun sehingga tampak indah dan nyaman digunakan. Bahan penolong untuk pembuatan gaun pesta antara lain renda, batu permata, resleting, serta bahan lain yang fungsinya untuk memperindah gaun ataupun untuk memperbaiki bentuk gaun. c. Biaya tenaga kerja adalah biaya tenaga kerja langsung yang terkait dengan produk yang dibuat. Biaya ini meliputi biaya tenaga kerja untuk penjahit pakaian, biaya tenaga kerja untuk pemasangan payet, serta biaya tenaga kerja desain dan pola. ISSN Hal. 323

5 d. Biaya lain-lain merupakan biaya yang turut dikeluarkan untuk pembuatan gaun pesta, tetapi tidak terkait secara langsung. Biaya tersebut adalah biaya listrik, biaya telpon pembungkus, perawatan mesin, ongkos pengiriman bahan, tenaga pembelian bahan, pencucian. Adapun rincian biaya produksi gaun pengantin adalah sebagai berikut: Tabel 2. Rincian Biaya Produksi Gaun Pesta Bahan Jumlah Satuan Harga per unit (Rp) Nilai Kain Satin 4 Meter Kain brokat 0,5 Meter Furing gm 5 Meter Kain sifon 6 Meter Total Bahan penolong Fiselin 2 Meter Trikot 2 Meter Cup bra 1 Pasang Reseting 1 buah Permata swaroski besar 12 buah Permata swaroski tanggung 6 Buah Permata swaroski kecil 8 Buah Batu pecah 1 Pack Pasir kotak 2 pack Total bahan Biaya Tenaga Kerja Ongkos memayet Ongkos menjahit Biaya desain dan pola Total biaya tenaga kerja Biaya lain-lain Total Biaya Sumber: Butik Allona Collection Berdasarkan rincian biaya produksi tersebut, maka dapat dihitung Harga Pokok Produksi gaun pesta untuk, karena masing-masing gaun pesta memiliki biaya yang berbeda sebagai berikut Perhitungan Harga Pokok Produksi Bahan utama Rp Bahan finising Rp Upah tenaga kerja Rp Lain-lain Rp Biaya Produksi Rp Barang dalam proses awal Rp. 0 Barang dalam proses akhir Rp. (0) Rp Harga Pokok Produksi Rp ISSN Hal. 324

6 Harga Pokok Produksi pergaun Rp Berdasarkan Harga Pokok Produksi tersebut ditentukan harga jual produk gaun pesta, dengan mark up laba sebesar 15% dari Harga pokok produksi. Perhitungan harga jual Harga Pokok Produksi Rp Laba (15% dari Harga Pokok Produksi) Rp Harga jual Rp Harga jual pergaun Rp Untuk menentukan harga sewa gaun didasarkan kebijakan perusahaan, yaitu sebesar 30% dari harga jual. Berikut ini adalah perhitungan harga sewa gaun pesta. Perhitungan harga sewa Harga jual Rp Biaya sewa (30% harga jual) Rp Gaun Remaja Biaya gaun remaja dibedakan sebagai berikut: a. Biaya bahan utama adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelihan bahan baku utama sehingga terbentuklah gaun remaja. Bahan utama untuk pembuatan gaun remaja adalah kain songket, kain silk jepang, kain furing dan kain sifon. b. Biaya bahan penolong adalah biaya yang dikeluarkan untuk melengkapi gaun sehingga tampak indah dan nyaman digunakan. Bahan penolong untuk pembuatan gaun remaja antara lain accesoris, permata, resleting, serta bahan lain yang fungsinya untuk memperindah gaun ataupun untuk memperbaiki bentuk gaun. c. Biaya tenaga kerja adalah biaya tenaga kerja langsung yang terkait dengan produk yang dibuat. Biaya ini meliputi biaya tenaga kerja untuk penjahit pakaian, biaya tenaga kerja untuk pemasangan payet, serta biaya tenaga kerja desain dan pola. d. Biaya lain-lain merupakan biaya yang turut dikeluarkan untuk pembuatan gaun remaja, tetapi tidak terkait secara langsung. Biaya tersebut adalah biaya listrik, biaya telpon pembungkus, perawatan mesin, ongkos pengiriman bahan, tenaga pembelian bahan, pencucian. ISSN Hal. 325

7 Adapun rincian biaya produksi gaun pengantin adalah sebagai berikut: Tabel 3. Rincian Biaya Produksi Gaun Remaja Harga Per Unit Bahan Jumlah Satuan (Rp) Kain Songket 3,5 Meter Kain silk jepang 1 Meter Furing gm 4 Meter Kain sifon 1 Meter Total Bahan penolong Fiselin 2 Meter Cup bra 1 Pasang Reseting 1 Buah Bisban 2 Buah Accesoris bunga 1 Buah Permata swaroski kecil 48 Buah Total bahan Biaya Tenaga Kerja Ongkos menjahit Biaya desain dan pola Total biaya tenaga kerja biaya lain-lain Total Biaya Sumber : Butik Allona Collection Berdasarkan rincian biaya produksi tersebut, maka dapat dihitung Harga Pokok Produksi gaun remaja untuk, karena masing-masing gaun remaja memiliki biaya yang berbeda sebagai berikut Perhitungan harga pokok produksi Bahan utama Rp Bahan finising Rp Upah tenaga kerja Rp Lain-lain Rp Biaya produksi Rp Barang dalam proses awal Rp. 0 Barang dalam proses akhir Rp. (0) Rp Harga Pokok Produksi Rp Harga Pokok Produksi pergaun Rp Berdasarkan Harga Pokok Produksi tersebut ditentukan harga jual produk gaun pesta, dengan mark up laba sebesar 15% dari Harga pokok produksi. Perhitungan harga jual Harga Pokok Produksi Rp Laba (15% dari Harga Pokok Produksi) Rp Harga jual Rp Harga jual pergaun Rp Nilai ISSN Hal. 326

8 Untuk menentukan harga sewa gaun didasarkan kebijakan perusahaan, yaitu sebesar 30% dari harga jual. Berikut ini adalah perhitungan harga sewa gaun pesta. Perhitungan harga sewa Harga jual Rp Biaya sewa (30% harga jual) Rp PEMBAHASAN 1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Full Costing Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa Butik Allona Collection dalam menentukan harga pokok produksi masih menggunakan sistem konvensional dan belum memperhatikan aturan-aturan akuntansi. Perusahaan hanya melakukan rincian pencatatan pengeluaran biaya untuk membuat suatu gaun. Selanjutnya berdasarkan rincian tersebut, perusahaan menentukan harga jual dan harga sewa suatu gaun. Dengan kondisi ini perusahaan akan dapat mengalami kesalahan dalam menentukan harga jual dan sewa, karena tidak memperhitungkan biayabiaya yang ada secara benar. Biaya harga jual yang ditetapkan dari rincian biaya tersebut bisa terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Jika harga jual dan sewa yang ditetapkan terlalu tinggi, maka perusahaan akan sulit untuk memasarkan produk dan tidak dapat bersaing dengan produk dari perusahaan lain. Begitu juga jika harga jual atau harga sewa yang ditetapkan terlalu rendah, maka perusahaan dapat mengalami kerugian, karena harga jual dan harga sewa tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh Butik Allona Collection masih sangat sederhanan. Biaya yang dihtung sebagai biaya produksi masih belum memperhatikan biaya overhead yang turut menjadi beban suatu produk seperti belum memasukkan biaya penyusutan mesin, biaya pemeliharaan mesin, biaya tenaga kerja tidak langsung. Hal ini menjadikan penetapan harga pokok produksi yang digunakan menjadi kurang akurat, sehingga kurat tepat untuk penetapan harga jual dan harga sewa. Untuk mengatasi permasalahan perusahaan tersebut, maka dapat digunakan metode penentuan Harga Pokok Produksi (HPP) dengan menggunakan metode Full costing. Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variable maupun tetap. Dengan menggunakan Metode Full Costing, perusahaan akan memperoleh beberapa manfaat sebagai berikut. 1. Biaya Overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya. 2. Selisih BOP akan timbul apabila BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP yang sesungguhnya terjadi. Berikut ini ditunjukkan perhitungan Harga Pokok Produksi berdasarkan full costing 1. Biaya produksi gaun pengantin berdasarkan full costing Berdasarkan data rincian biaya yang ada, serta informasi biaya lainnya dari perusahaan, maka dapat disusun Harga Pokok Produksi untuk gaun pengantin, dengan metode full costing sebagai berikut. ISSN Hal. 327

9 Tabel 4. Harga Pokok Produksi Gaun Penganting Dengan Metode Full Costing Jumlah Satuan Harga per unit (Rp) Nilai Bahan Baku Kain Satin 5 Meter Kain brokat 1 potong (2,5 meter) Kain tile halus 23 Meter Kain tile i/2 kaku 13,8 Meter Kain tile kaku 9,2 Meter Furing gm 2 Meter Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja desain dan pola Tenaga kerja menjahit Tenaga kerja bordir Tenaga kerja payet Total Biaya Overhead Produksi Tenaga kerja tidak langsung Tenaga kerja pengiriman bahan 1 Baju Tenaga kerja perawatan/pencucian 1 Baju Total Biaya bahan penolong Busa angin 10 Meter Fiselin 2 Meter M 33 (pelapos) 1,5 Meter Trikot 2 Meter Cup bra 1 Pasang Tulang baju 5 Meter Reseting 1 Buah Renda 1 Pasang Permata bunga 7 Buah Permata swaroski besar 22 Buah Permata swaroski tanggung 30 Buah Permata swaroski kecil 20 Buah Lain-lain (benang, obras) Total Biaya penyusutan mesin 1 Baju Biaya pemeliharaan mesin 1 Baju Biaya listrik 1 Baju Biaya telpon 1 Baju Biaya pengemasan 1 Baju Total Biaya Overhead Pabrik Biaya produksi Barang dalam proses awal ISSN Hal. 328

10 Jumlah Satuan Harga per unit (Rp) Nilai Barang dalam proses akhir (0) Harga Pokok Produksi Sumber: Hasil analisis Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi gaun pengantin dengan metode full costing tersebut, selanjutnya dapat dihitung Harga Pokok Produksi sebagai berikut Perhitungan harga pokok produksi Biaya Bahan Baku Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp Biaya Overhead Pabrik Rp Biaya produksi Rp Barang dalam proses awal Rp. 0 Barang dalam proses akhir Rp. (0) Rp Harga Pokok Produksi Rp Harga Pokok Produksi pergaun Rp Sebagaimana kebijakan perusahaan, harga jual gaun pengantin ditetapkan sebesar 15% dari Harga Pokok Produksi. Adapun perhitungan harga jual berdasarkan metode full costing adalah sebagai berikut. Perhitungan harga jual Harga Pokok Produksi Rp Laba (15% dari Harga Pokok Produksi) Rp Harga jual Rp Harga jual pergaun Rp atau Rp berikut. Perhitungan harga sewa gaun pengantin berdasarkan metode full costing adalah sebagai Perhitungan harga sewa Harga jual Rp Biaya sewa (30% harga jual) Rp Biaya Produksi Gaun Pesta Berdasarkan Full Costing Berdasarkan data rincian biaya yang ada, serta informasi biaya lainnya dari perusahaan, maka dapat disusun Harga Pokok Produksi untuk gaun pesta, dengan metode full costing sebagai berikut. ISSN Hal. 329

11 Bahan Baku Tabel 5. Harga Pokok Produksi Gaun Pesta Dengan Metode Full Costing Harga per Jumlah Satuan unit (Rp) Nilai Kain Satin 4 Meter Kain brokat 0,5 Meter Furing gm 5 Meter Kain sifon 6 Meter Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja desain dan pola Tenaga kerja menjahit Tenaga kerja payet Total Biaya Overhead Produksi Tenaga kerja tidak langsung Tenaga kerja pengiriman bahan 1 Baju Tenaga kerja perawatan/pencucian 1 Baju Total Biaya bahan penolong Fiselin 2 Meter Trikot 2 Meter Cup bra 1 Pasang Reseting 1 Buah Permata swaroski besar 12 Buah Permata swaroski tanggung 6 Buah Permata swaroski kecil 8 Buah Batu pecah 1 Pack Pasir kotak 2 Pack Lain-lain (benang, obras) Total Biaya penyusutan mesin 1 Baju Biaya pemeliharaan mesin 1 Baju 882 Biaya listrik 1 Baju Biaya telpon 1 Baju Biaya pengemasan 1 Baju Total Biaya Overhead Pabrik Biaya produksi Barang dalam proses awal Barang dalam proses akhir (0) Harga Pokok Produksi Sumber: Hasil analisis ISSN Hal. 330

12 Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi gaun pesta dengan metode full costing tersebut, selanjutnya dapat dihitung Harga Pokok Produksi sebagai berikut Perhitungan Harga Pokok Produksi Biaya Bahan Baku Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp Biaya Overhead Pabrik Rp Biaya produksi Rp Barang dalam proses awal Rp. 0 Barang dalam proses akhir Rp. (0) Rp Harga Pokok Produksi Rp Harga Pokok Produksi pergaun Rp Sebagaimana kebijakan perusahaan, harga jual gaun pesta ditetapkan sebesar 15% dari Harga Pokok Produksi. Adapun perhitungan harga jual berdasarkan metode full costing adalah sebagai berikut. Perhitungan Harga Jual Harga Pokok Produksi Rp Laba (15% dari Harga Pokok Produksi) Rp Harga jual Rp Harga jual pergaun Rp Perhitungan harga sewa gaun pesta berdasarkan metode full costing adalah sebagai berikut. Perhitungan Harga Sewa Harga jual Rp Biaya sewa (30% harga jual) Rp Biaya produksi gaun remaja berdasarkan full costing Berdasarkan data rincian biaya yang ada, serta informasi biaya lainnya dari perusahaan, maka dapat disusun Harga Pokok Produksi untuk gaun remaja, dengan metode full costing sebagai berikut. Tabel 6. Harga Pokok Produksi Gaun Remaja Dengan Metode Full Costing Jumlah Satuan Harga per unit (Rp) Nilai Bahan Baku Kain Songket 3,5 Meter Kain silk jepang 1 Meter Furing gm 4 Meter Kain sifon 1 Meter Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja desain dan pola Tenaga kerja menjahit Total Biaya Overhead Produksi ISSN Hal. 331

13 Jumlah Satuan Harga per unit (Rp) Nilai Tenaga kerja tidak langsung Tenaga kerja pengiriman bahan 1 Baju Tenaga kerja perawatan/pencucian 1 Baju Total Biaya bahan penolong Fiselin 2 Meter Cup bra 1 Pasang Reseting 1 Buah Bisban 2 Buah Accesoris bunga 1 Buah Permata swaroski kecil 48 Buah Lain-lain (benang, obras) Total bahan Biaya penyusutan mesin 1 Baju Biaya pemeliharaan mesin 1 Baju 882 Biaya listrik 1 Baju Biaya telpon 1 Baju Biaya pengemasan 1 Baju Total Biaya Overhead Pabrik Biaya produksi Barang dalam proses awal Barang dalam proses akhir (0) Harga Pokok Produksi Sumber: Hasil analisis Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi gaun remaja dengan metode full costing tersebut, selanjutnya dapat dihitung Harga Pokok Produksi sebagai berikut Perhitungan Harga Pokok Produksi Biaya Bahan Baku Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp Biaya Overhead Pabrik Rp Biaya produksi Rp Barang dalam proses awal 0 Barang dalam proses akhir (0) Rp Harga Pokok Produksi Rp Harga Pokok Produksi pergaun Rp atau Rp Sebagaimana kebijakan perusahaan, harga jual gaun remaja ditetapkan sebesar 15% dari Harga Pokok Produksi. Adapun perhitungan harga jual berdasarkan metode full costing adalah sebagai berikut. Perhitungan Harga Jual Harga Pokok Produksi Rp ISSN Hal. 332

14 Laba (15% dari Harga Pokok Produksi) Rp Harga jual Rp Harga jual pergaun Rp Perhitungan harga sewa gaun pengantin berdasarkan metode full costing adalah sebagai berikut. Perhitungan harga sewa Harga jual Rp Biaya sewa (30% harga jual) Rp Perbandingan Harga Pokok Produksi Perusahaan dengan Metode Full Costing Untuk memahami perbandingan Harga Pokok Produksi untuk masing-masing produk yang digunakan oleh Butik Allona Collection dengan hasil analisis peneliti dengan menggunakan metode full costing, maka berikut ini akan disajikan dalam tabel berikut Tabel 7. Perbandingan Harga Pokok Produksi, Harga Jual Dan Harga Sewa Menggunakan Metode Konvensional Dan Full Costing Keterangan Produk Metode Perusahaan (Dalam Rp) Metode Full Costing (Dalam Rp) Selisih Harga Pokok Produksi Gaun Pengantin Gaun Pesta Gaun Remaja Harga jual Gaun Pengantin Gaun Pesta Gaun Remaja Harga sewa Gaun Pengantin Gaun Pesta Gaun Remaja Sumber: Hasil analisis Berdasarkan perbandingan nilai Harga Pokok Produksi dari hasil perhitungan perusahaan dan analisis dengan menggunakan metode full costing, menunjukkan selisih. Artinya adanya perbedaan nilai antara perhitungan perusahaan dan full costing, dimana perhitungan perusahaan menunjukkan nilai yang lebih tinggi. Perbedaan tersebut dikarenakan ada beberapa biaya yang tidak dihitung secara rinci oleh perusahaan, dan perusahaan memperkirakan biaya tersebut dengan nilai yang cukup tinggi. Akibatnya biaya produksi yang ditetapkan perusahaan menjadi lebih tinggi. Tingginya Harga Pokok Produksi tersebut akan mempengaruhi harga jual dan harga sewa produk yang lebih tinggi. Kondisi ini akan dapat merugikan perusahaan, karena dengan harga jual yang lebih tinggi, akan menurunkan daya saing perusahaan dalam memasarkan produknya. Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya perusahaan menerapkan metode full costing dalam menetapkan Harga Pokok Produksi produk. Hal ini karena produk yang dihasilkan oleh perusahaan memiliki biaya yang berbeda untuk setiap produk, dan produk tidak diproduksi secara masal, sehingga masing-masing produk memiliki rincian biaya yang berbeda. Dengan menggunakan metode full costing, perusahaan dapat menetapkan biaya produk untuk masing-masing produk secara rinci. Biaya-biaya yang dimasukkan dalam Harga Pokok Produksi metode full costing pada dasarnya meliputi 1. Biaya Bahan Baku Langsung. Biaya bahan baku langsung merupakan biaya yang dikeluarkan untuk senua bahan baku yang membentuk satu kesatuan dari produk jadi. Dalam hal ini adalah berupa kain. ISSN Hal. 333

15 2. Biaya tenaga kerja langsung. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) adalah upah yang diperoleh pekerja yang mengubah bahan dari keadaan mentah menjadi produk jadi, secara langsung. Dalam hal ini adalah gaji tenaga kerja desain dan pola, tenaga kerja menjahit, tenaga kerja bordir dan tenaga kerja payet. 3. Biaya Overhead Pabrik. Overhead pabrik mencakup semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Dalam penelitian ini biaya yang termasuk overhead pabrik adalah: a. Bahan tidak langsung, yaitu semua niaya yang meskipun menjadi bagian produk jadi, tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut. Biaya ini seperti busa angin, fiselin, M 33 (pelapis), trikot, cup bra, tulang baju, resleting, renda, permata, benang, obras. b. Biaya tenaga kerja tidak langsung, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang secara nyata tidak mengerjakan produk dan hasil usaha mereka tidak mudah ditelusuri ke produk jadi. Biaya ini seperti pengawas, bagian perawatan (reparasi), bagian pembelian/pengiriman bahan. c. Biaya pemeliharaan dan reparasi, yaitu biaya yang digunakan untuk pembelian barang atau ongkos repasarasi dan pemeliharaan mesin dan peralatan. d. Biaya yang timbul akibat penilaian aktiva tetap, seperti biaya penyusutan mesin, bangunan pabrik, dan peralatan produksi e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu seperti biaya asuransi gedung, mesin, kecelakaan karyawan. f. Biaya overhead lain yang memerlukan uang tunai seperti biaya PLN, telpon, air untuk keperluan produksi. Dengan menggunakan metode full costing, perusahaan akan memperoleh beberapa manfaat seperti: 1. Biaya overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal, atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya. Dengan demikian biaya yang dibebankan kepada produk benar-benar yang digunakan untuk memproduksi produk tersebut dari bahan baku menjadi produk jadi. 2. Selisih biaya overhead pabrik akan timbul apabila biaya overhead pabrik yang dibebankan berbeda dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Melalui full costing, biaya yang dibebankan kepada produk harus benar-benar dikeluarkan untuk menghasilkan produk jadi. 3. Metode full costing menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya sampai saat produk yang bersangkutan dijual. SIMPULAN Berdasarkan analisa dan pembahasan data tentang penerapan Harga pokok produksi metode full costinguntuk menentukan harga jual dan harga sewa produk pada Butik Allona Collection disimpulkan sebagai berikut: 1. Perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh Butik Allona Collection masih sangat sederhanan. Biaya yang dihtung sebagai biaya produksi masih belum memperhatikan biaya overhead yang turut menjadi beban suatu produk seperti biaya penyusutan mesin, biaya pemeliharaan mesin, biaya tenaga kerja tidak langsung. Hal ini menjadikan penetapan harga pokok produksi yang digunakan menjadi kurang akurat, sehingga kurat tepat untuk penetapan harga jual dan harga sewa 2. Dengan menggunakan penentuan Harga pokok produksi dengan full costing lebih besar keuntunggannya karena perhitungan lebih rinci, sehingga biaya yang dibebankan pada produk benar-benar beban yang sesunggunya dikeluarkan untuk membuat produk jadi. Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian di atas, maka peneliti memberkan saran sebagai berikut: ISSN Hal. 334

16 1. Sebaiknya Butik Allona Collection menggunakan metode full costing dalam perhitungan harga pokok produksi untuk mennentukan harga jual dan harga sewa. Butik dapat mengidentifikasi seluruh biaya yang digunakan dalam proses produksi. 2. Dalam menentukan harga jual maupun harga sewa disarankan butik menggunakan metode full costing, sehingga harga jual yang ditetapkan lebih tepat serta dapat meningkatkan daya saing produk terhadap produk perusahaan lain. 3. Butik allona Collection memperhatikan biaya biaya produksi langsung maupun tidak langsung yang turut mempengaruhi biaya produksi, seperti penggunaan tenaga kerja tidak langsung untuk pemeliharaan, tenaga kerja langsung untuk pembelian bahan (yang dilakukan oleh pemilik butik). Dengan memperhatikan biaya produksi yang lebih rinci yang turut mempengaruhi pembuatan suatu produk, maka akan dapat meningkatkan keakuratan biaya produksi untuk produk yang dihasilkan, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian. DAFTAR PUSTAKA Betty, Br Sembiring Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Costing Pada Perusahaan Tahu CV. Risma Mandiri Purwosari Mijen. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Blocher, Edward J., Chen Kung H. Lin, Thomas W Manajemen Biaya: Dengan Tekanan Strategik. Jakarta. Salemba Empat Cost Management: Manajemen Biaya Penekanan Strategis. Jakarta. Salemba Empat. Cokins, Gary Activity Based Cost Management: An Executive s Guide. New York. John Wiley & Sons, Inc. Emblemsvag, Jan Life Cycle Costing: Using Activity-Based Costing and Monte Carlo Methods to Manage Future Costs and Risks. New Jersey. John Wiley & Sons, Inc. Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen Akuntansi Manajemen. Jakarta. Salemba Empat Managerial Accounting: Akuntansi Manajerial. Jakarta. Salemba Empat Managerial Accounting: Akuntansi Manajerial. Jakarta. Salemba Empat Hariadi, Bambang Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandang. Yogyakarta. BPFE Horngren, Charles T., Dastar., Srikant M. Foster, dan George Akuntansi Biaya Penekanan Manajerial. Jakarta. PT. Indeks Kelompok Media Kumar, Sameer dan Matthew Supply Chain Cost Control Using Activity-Based Management. New York. Auerbach Publications. Mulyadi Akuntansi Manajerial. Yogyakarta. Aditya Medika Akuntansi Biaya. Edisi Lima. Yogyakarta. Aditya Medika Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga. Yogyakarta. Salemba Empat Akuntansi Manajemen. Jakarta. Salemba Empat Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta. Salemba Empat. Mulyadi, dan Setiawan Jhonny Akuntansi Manajemen. Jakarta. Salemba Empat. Nafarin, M Penganggaran Perusahaan. Jakarta. Salemba Empat. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. PT. Rineka Cipta. Setyawan, Rahmad Bayu Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi berdasarkan Sistem Activity Based Costing pada Batik Agus Sukoharjo. Skripsi. Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Siti, Laeni Setyaningsih Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Sistem Activity Based Costing (ABC) Pada Pabrik Roti Sumber Rejeki Gunungpati. Skripsi. Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Simamora, Henry Akuntansi Manajemen. Jakarta. Salemba Empat Slamet, Achmad Penganggaran, Perencanaan dan Pengendalian Usaha. Semarang. UNNES Press Sulastiningsih Akuntansi Biaya. Yogyakarta. UPP AMP YKPN. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta. Supriono Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen Untuk Tekhnologi Maju dan Globalisasi edisi II. Yogyakarta. BPFE ISSN Hal. 335

17 ISSN Hal. 336

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING PADA UD. SEPATU KATON RAGIL SKRIPSI

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING PADA UD. SEPATU KATON RAGIL SKRIPSI ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING PADA UD. SEPATU KATON RAGIL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Pokok Produksi 2.1.1 Pengertian harga pokok produksi Harga pokok produksi adalah harga pokok produk yang sudah selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada periode

Lebih terperinci

Management Analysis Journal

Management Analysis Journal Management Analysis Journal 4 (3) (2015) Management Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING PADA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSIPESANAN PADA CV. HENTORO DENGAN METODE FULL COSTING

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSIPESANAN PADA CV. HENTORO DENGAN METODE FULL COSTING ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSIPESANAN PADA CV. HENTORO DENGAN METODE FULL COSTING Nama : Monalisa Apriani NPM : 206209476 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Syntha Noviyana, SE., MMSI LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri) PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri) Ninik Anggraini Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern dan globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern dan globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern dan globalisasi mempengaruhi perkembangan dunia usaha sehingga mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai penerapan target costing dalam

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai penerapan target costing dalam BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data mengenai penerapan target costing dalam menekan biaya produksi dengan studi kasus pada perusahaan konveksi Yuan F Collection Yogyakarta, maka

Lebih terperinci

of goods manufactured) menurut Blocher dkk adalah harga pokok produk

of goods manufactured) menurut Blocher dkk adalah harga pokok produk BAB II HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) A. Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produk yang diproduksi/ harga pokok produksi (cost of goods manufactured) menurut Blocher dkk adalah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN. selanjutnya dapat disimpulkan bahwa:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN. selanjutnya dapat disimpulkan bahwa: BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka selanjutnya dapat disimpulkan bahwa: Penentuan harga pokok produksi tasdari

Lebih terperinci

Emi Apriyani 1. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia.

Emi Apriyani 1. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia. PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI RUMAH TIPE 45 PADA PURI KENCANA BATU CERMIN SAMARINDA Emi Apriyani 1 1 Fakultas Ekonomo Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia. emi@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

JURNAL ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN MERAH DELIMA BAKERY KOTA KEDIRI

JURNAL ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN MERAH DELIMA BAKERY KOTA KEDIRI JURNAL ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN MERAH DELIMA BAKERY KOTA KEDIRI ANALYSIS OF IMPLEMENTATION OF ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada Perusahaan FD, maka penulis mengambil kesimpulan mengenai masalah yang telah diidentifikasi sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan BAB IV HASIL PENELITIAN Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan Surapati nomor 109 Bandung, dimana perusahaan bergerak pada bidang konveksi yang memproduksi dan menjual berbagai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai perhitungan biaya produksi dengan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai perhitungan biaya produksi dengan 67 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data mengenai perhitungan biaya produksi dengan menggunakan pendekatan target costing ini, maka dapat diberi kesimpulan bahwa agar industri ini

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (Studi Kasus pada Perusahaan Galunggung Raya Block Tasikmalaya) ANISA NURSALEHA TRI LESTARI

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan 104 BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Tujuan dilakukan penerapan ABC dan ABM dalam perhitungan biaya produksi pada dasarnya adalah untuk menghitung biaya produksi dalam rangka memperbaharui harga jual produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

ACARA PRAKTEK AKUNTANSI BIAYA & PRAKTIKUM (AKN) KK / 4 SKS

ACARA PRAKTEK AKUNTANSI BIAYA & PRAKTIKUM (AKN) KK / 4 SKS ACARA PRAKTEK AKUNTANSI BIAYA & PRAKTIKUM (AKN) KK 0407 / 4 SKS Minggu Ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan Dan Sasaran Belajar Cara Pengajaran Media Tugas Ref.. AKUNTANSI BIAYA DAN PENGERTIAN BIAYA

Lebih terperinci

pembebanan biaya. Jika perusahaan menghasilkan beberapa jenis produk dengan

pembebanan biaya. Jika perusahaan menghasilkan beberapa jenis produk dengan pembebanan biaya. Jika perusahaan menghasilkan beberapa jenis produk dengan menggunakan fasilitas yang sama (common products) maka biaya overhead pabrik merupakan biaya bersama untuk seluruh produk yang

Lebih terperinci

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI BAB I HARGA POKOK PRODUKSI A. Definisi Harga Pokok Produksi Harga Pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Suatu perusahaan

Lebih terperinci

Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18

Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18 Analisis Penerapan Activity Based Costing Sistem Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Pada PT. V. Collection Sejahtera Periode 2011 Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : 22209555 Kelas : 3 EB 18 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

HARGA POKOK PRODUKSI

HARGA POKOK PRODUKSI HARGA POKOK PRODUKSI Suatu perusahaan perlu menetukan harga pokok bagi produksi yang dihasilkan, karena harga pokok itu merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi penentuan harga jual dasar penentuan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENINGKATKAN KEAKURATAN HARGA POKOK PENJUALAN PADA UD MEBEL JAYA MANDIRI

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENINGKATKAN KEAKURATAN HARGA POKOK PENJUALAN PADA UD MEBEL JAYA MANDIRI ANALISIS PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENINGKATKAN KEAKURATAN HARGA POKOK PENJUALAN PADA UD MEBEL JAYA MANDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memeperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Metode pemilihan pemasok kawat pada perusahaan Medion berdasarkan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM TRADISIONAL DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA INDUSTRI KERAJINAN BAMBU KARTI AJI

PERBANDINGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM TRADISIONAL DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA INDUSTRI KERAJINAN BAMBU KARTI AJI PERBANDINGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM TRADISIONAL DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA INDUSTRI KERAJINAN BAMBU KARTI AJI Andi Arvianto Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK ABSTRAK Vivi Parita Sari email: vivi.paritasari@yahoo.com Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

SKRIPSI Digunakan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Program Studi Akuntansi

SKRIPSI Digunakan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Program Studi Akuntansi ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRADISIONAL DAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA KEDIRI SKRIPSI Digunakan

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK.

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK. PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK. Nama : Adventia Diah Rosari NPM : 22209204 Pembimbing : B. Sundari, SE., MM. Latar Belakang: Pada

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) Diah Aulia Iswanty Suhadak Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

Meynani Dwi Sekar Sari 1), Kim Budiwinarto 2) 1) Mahasiswa Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSA 2) Dosen Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSA

Meynani Dwi Sekar Sari 1), Kim Budiwinarto 2) 1) Mahasiswa Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSA 2) Dosen Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSA ANALISIS PERBEDAAN PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI ANTARA SISTEM KONVENSIONAL DENGAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) (Studi Kasus Usaha Kerajinan di Kampung Batik Laweyan) Meynani Dwi Sekar Sari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tepat. Hal ini disebabkan karena harga pesanan khusus berupa Plywood-CF

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tepat. Hal ini disebabkan karena harga pesanan khusus berupa Plywood-CF 71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan penyajian dan analisis data pada bab IV dapat ditarik kesimpulan bahwa jika didasarkan pada penerapan biaya relevan, keputusan yang diambil PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk memajukan perusahaannya. Persaingan tersebut menuntut pihak manajemen perusahaan

Lebih terperinci

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA Amin Setio Lestiningsih Universitas BSI Bandung Jl. Sekolah Internasional No 1 6, Terusan Jalan Jakarta Antapani

Lebih terperinci

Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Kamar Hotel Pada XYZ Hotel

Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Kamar Hotel Pada XYZ Hotel Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 1, No. 2, December 2013, 175-182 p-issn: 2337-7887 Article History Received October, 2013 Accepted November, 2013 Penerapan Metode Activity Based Costing

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL PADA USAHA LAS PALANDAN DI DESA PALANDAN KECAMATAN BAEBUNTA KABUPATEN LUWU UTARA

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL PADA USAHA LAS PALANDAN DI DESA PALANDAN KECAMATAN BAEBUNTA KABUPATEN LUWU UTARA ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL PADA USAHA LAS PALANDAN DI DESA PALANDAN KECAMATAN BAEBUNTA KABUPATEN LUWU UTARA Rahmawati¹ Fitriani Surya² No. HP 0813555428082¹ ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi global menuntut perusahaan menata manajemennya, mengingat ketatnya persaingan dan segala bentuk perubahan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA POKOK PRODUKSI DAN BIAYA KUALITAS TERHADAP HARGA JUAL (Studi Kasus Pada Perusahaan Sagitria Kelom Geulis Tasikmalaya)

PENGARUH HARGA POKOK PRODUKSI DAN BIAYA KUALITAS TERHADAP HARGA JUAL (Studi Kasus Pada Perusahaan Sagitria Kelom Geulis Tasikmalaya) PENGARUH HARGA POKOK PRODUKSI DAN BIAYA KUALITAS TERHADAP HARGA JUAL (Studi Kasus Pada Perusahaan Sagitria Kelom Geulis Tasikmalaya) MIA AMELIA 093403099 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PRUSAHAAN ROKOK SURYA ALAMI PAMEKASAN MADURA SKRIPSI

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PRUSAHAAN ROKOK SURYA ALAMI PAMEKASAN MADURA SKRIPSI ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PRUSAHAAN ROKOK SURYA ALAMI PAMEKASAN MADURA SKRIPSI Oleh: KHOIRUL UMAM 201010170311207 FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costinguntuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costinguntuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu tentang analisis perhitungan harga pokok produksi pada UKM telah dilakukan dan menunjukkan bahwa sebagian besar UKM belum menerapkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PABRIK TAHU SARI LANGGENG KUTOARJO DENGAN METODE FULL COSTING

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PABRIK TAHU SARI LANGGENG KUTOARJO DENGAN METODE FULL COSTING ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PABRIK TAHU SARI LANGGENG KUTOARJO DENGAN METODE FULL COSTING Oleh : Galuh Fitri Nur Cahyani Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum

Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum PENERAPAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKS I DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA PABRIK TAHU W DI DESA JAPANAN KECAMATAN MOJOWARNO KABUPATEN JOMBANG Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum Email:wiwinidahyani@undar.ac.id

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM Nugroho Noto Susanto, Mochammad Chaeron, Sutrisno Jurusan Teknik Industri, FTI Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat pesat dalam dunia bisnis mengakibatkan persaingan semakin ketat. Masingmasing perusahaan saling

Lebih terperinci

PERHITUNGAN COST OF PRODUCTION DENGAN METODE BIAYA PENUH PADA USAHA KECIL MENENGAH (STUDI KASUS UKM TAHU ECO)

PERHITUNGAN COST OF PRODUCTION DENGAN METODE BIAYA PENUH PADA USAHA KECIL MENENGAH (STUDI KASUS UKM TAHU ECO) 1 PERHITUNGAN COST OF PRODUCTION DENGAN METODE BIAYA PENUH PADA USAHA KECIL MENENGAH (STUDI KASUS UKM TAHU ECO) FENTIN ADRIANA ROSALY ocalygreen@gmail.com ABSTRAK Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING (Studi Kasus Pada UKM Kaswanto Kampung Potrojayan, Serengan, Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Perhitungan harga pokok produksi pada UKM Konveksi Pak Kirwono masih

Lebih terperinci

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) Karakteristik Perusahaan Manufaktur Dalam perusahaan manufaktur ada tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan produksi,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Oleh: NISA ISMIYANI SUMIRAT Di Bawah Bimbingan : H.Tedi Rustendi, SE., M.Si. Ak Rita Tri Yusnita, SE., M.M

ABSTRACT. Oleh: NISA ISMIYANI SUMIRAT Di Bawah Bimbingan : H.Tedi Rustendi, SE., M.Si. Ak Rita Tri Yusnita, SE., M.M ABSTRACT ANALISIS PERBANDINGAN HARGA POKOK PRODUKSI ANTARA KEPUTUSAN PEMBELIAN BARANG SETENGAH JADI DENGAN MEMBUAT DALAM HAL PRODUKSI MEBEULAIR (Studi kasus pada Mebeul Madinah di Kota Banjar) Oleh: NISA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional yang disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional yang disebabkan oleh peningkatan perekonomian di seluruh dunia dan didorong oleh kemajuan teknologi menyebabkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA UD. CAHAYA JATI PASURUAN

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA UD. CAHAYA JATI PASURUAN ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA UD. CAHAYA JATI PASURUAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. SATU ANGIN PERSADA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. SATU ANGIN PERSADA ANALISIS PERBANDINGAN METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. SATU ANGIN PERSADA Nurlela 1 & Chairunnisa Rangkuti 1 * 1 Program Studi Akuntansi, Politeknik LP3I Medan Telp. 061-7322634 Fax. 061-7322649

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus pada CV Putra Jaya Rotan)

ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus pada CV Putra Jaya Rotan) ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus pada CV Putra Jaya Rotan) Jemy Hendra Widyanto 1) Rispantyo 2) Djoko Kristianto 3) 1, 2, 3)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini dimana perindustrian semakin maju dan didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat sangat dirasakan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan faktor penting dalam menentukan harga pokok, karena dalam kegiatan operasi suatu perusahaan untuk menghasilkan produk harus mengeluarkan

Lebih terperinci

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ) 19 Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ) Riadi Budiman Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Biaya Menjalankan suatu usaha membutuhkan biaya yang harus dikeluarkan agar perusahaan mampu terus berkualitas. Biaya sendiri merupakan hal yang sangat penting dan

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. INDUSTRI SANDANG NUSANTARA UNIT PATAL SECANG SKRIPSI

PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. INDUSTRI SANDANG NUSANTARA UNIT PATAL SECANG SKRIPSI PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. INDUSTRI SANDANG NUSANTARA UNIT PATAL SECANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri)

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri) MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri) Angga Dwi Pamungkas S. Jurusan Akuntansi Fakultas Manajemen

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus UKM Konveksi Moko) Teguh Purnomo

EVALUASI PENERAPAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus UKM Konveksi Moko) Teguh Purnomo EVALUASI PENERAPAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus UKM Konveksi Moko) Teguh Purnomo Program Studi Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang Email : teguhsastro73@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA Nurul Aini Fanny Dwi Septiana Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011)

PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011) PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011) Radinas Putri Ayuning Firdaus Ach. Husaini M. G. Wi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan activity based costing dimulai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Biaya Produksi PT. Sorin Maharasa adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri berbahan baku daging. Perusahaan tersebut menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Peneliti Terdahulu Hasil penelitian Rahayu (2015) tentang Analisis Pembebanan Biaya Overhead Pabrik terhadap Harga Jual Produk pada UKM di Wilayah Sukabumi yaitu perusahaan

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN MINIMUM BIAYA OPERASIONAL LEMBAGA PENDIDIKAN SWASTA

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN MINIMUM BIAYA OPERASIONAL LEMBAGA PENDIDIKAN SWASTA 25 PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN MINIMUM BIAYA OPERASIONAL LEMBAGA PENDIDIKAN SWASTA Novy Karmelita Indrawati Email : Nov_karmel@yahoo.com STIE INDOCAKTI Jl. Besar Ijen No. 90-92 Malang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pakaian, dan lainnya. Setiap jenis usaha yang ada memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. pakaian, dan lainnya. Setiap jenis usaha yang ada memiliki karakteristik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi yang ditunjang dengan kemajuan teknologi serta perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, mengakibatkan persaingan bisnis semakin

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN

METODE HARGA POKOK PESANAN 1 METODE HARGA POKOK PESANAN Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 2. Diskripsi CV. Jawa Dipa CV. Jawa Dipa merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dibidang permebelan yang ada di Desa Bondo, Kecamatan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENENTUAN TARIF KAMAR HOTEL ANTARA FULL COSTING DENGAN ACTIVITY BASED COSTING PADA HOTEL TIRTONADI PERMAI SURAKARTA

PERBANDINGAN PENENTUAN TARIF KAMAR HOTEL ANTARA FULL COSTING DENGAN ACTIVITY BASED COSTING PADA HOTEL TIRTONADI PERMAI SURAKARTA PERBANDINGAN PENENTUAN TARIF KAMAR HOTEL ANTARA FULL COSTING DENGAN ACTIVITY BASED COSTING PADA HOTEL TIRTONADI PERMAI SURAKARTA Budi Satria Trimurti Endang Masitoh 1,2,3 Jurusan Akuntansi FakultasEkonomi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE PROCESS COSTING

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE PROCESS COSTING ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE PROCESS COSTING (Studi Kasus pada UKM Kaos Polos Malang) (1) Aginta Citrasiwi : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, email: citrasiwiaginta@yahoo.co.id

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. ARTA MAKMUR INDUSTRI DI MAKASSAR

ANALISIS PENERAPAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. ARTA MAKMUR INDUSTRI DI MAKASSAR ANALISIS PENERAPAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. ARTA MAKMUR INDUSTRI DI MAKASSAR Hj. RUSDIAH HASANUDDIN STIE YPUP Makassar ABSTRAK Tujuan dari dilaksanakannya

Lebih terperinci

Bab 2. Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Perilaku Biaya

Bab 2. Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Perilaku Biaya Bab 1. Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen 1.1. Fungsi-fungsi manajemen 1.2. Informasi akuntansi manajemen 1.3. Pengertian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan 1.4. Perspektif historis akuntansi manajemen

Lebih terperinci

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Carter, William K. and Milton F. Usry Cost Accounting. Thirteenth Edition. Ohio : South Western Publishing Co.

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Carter, William K. and Milton F. Usry Cost Accounting. Thirteenth Edition. Ohio : South Western Publishing Co. DAFTAR KEPUSTAKAAN Blocher, Edward, Kung H. Chen, and Thomas W. Lin. 2002. Cost Management: A Strategic Emphasis. International Edition. New York: McGraw- Hill Companies International, Inc. Carter, William

Lebih terperinci

Management Analysis Journal

Management Analysis Journal Management Analysis Journal 2 (2) (2012) Management Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PABRIK KERUPUK LANGGENG

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. IJO

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. IJO ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. IJO Tri Wahyuni Pendidikan Akuntansi FPIPS 3Wahyuni414@gmail.com ABSTRAK Penelitian dilakukan di CV. IJO Ngawi dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Jual Menurut Mulyadi (1993), Pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah Mark-up.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Pengertian Biaya Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Hermawan (2000) mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. PT.Merak Mekar Abadi perlu menerapkan metode target costing dalam perhitungan

BAB V PENUTUP. PT.Merak Mekar Abadi perlu menerapkan metode target costing dalam perhitungan 56 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan mengenai penerapan metode target costing dalam upaya meningkatkan volume penjualan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. PENGANTAR AKUNTANSI 3 (ED) KODE / SKS : KD / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. PENGANTAR AKUNTANSI 3 (ED) KODE / SKS : KD / 2 SKS 1 Fungsi-Pengertian dan 1. Latar belakang timbulnya cabang Diharapkan setelah mempelajari materi pada minggu ini, Ruang Lingkup akuntansi yang dinal dengan 3,4, Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya 2. Pengertian,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK 71 BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Harga Pokok Produksi a. Pengertian Harga Pokok Produksi Beberapa akademisi menyebutkan pengertian Harga Pokok Produksi yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

EVALUASI PENETAPAN HARGA POKOK PRODUK ROTI PADA UKM ROTI SAUDARA DI BANYUMANIK

EVALUASI PENETAPAN HARGA POKOK PRODUK ROTI PADA UKM ROTI SAUDARA DI BANYUMANIK EVALUASI PENETAPAN HARGA POKOK PRODUK ROTI PADA UKM ROTI SAUDARA DI BANYUMANIK Arum Budi Lestari Kegiatan produksi memerlukan pengorbanan sumber ekonomi berupa berbagai jenis biaya untuk menghasilkan produk

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Jamu Singkir Angin (Studi Kasus Pada PT. Nyonya Meneer Semarang) Oleh

Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Jamu Singkir Angin (Studi Kasus Pada PT. Nyonya Meneer Semarang) Oleh Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Jamu Singkir Angin (Studi Kasus Pada PT. Nyonya Meneer Semarang) Oleh Trissi Ritani Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universits Dian Nuswantoro ABSTRAK

Lebih terperinci

Penerapan Metode Variable Costing dalam Pengambilan Keputusan Jangka Pendek untuk Menerima Pesanan pada CV Nasional Batako Kupang

Penerapan Metode Variable Costing dalam Pengambilan Keputusan Jangka Pendek untuk Menerima Pesanan pada CV Nasional Batako Kupang Penerapan Metode Variable Costing dalam Pengambilan Keputusan Jangka Pendek untuk Menerima Pesanan pada CV Nasional Batako Kupang Indawati Jauhar Nino, Janri Delastriani Manafe, dan Tuti Setyorini Jurusan

Lebih terperinci

BAB VIII AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB VIII AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB VIII AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat pesat di bidang teknologi dan informasi membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut menyebabkan persaingan antar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. I-WON APPAREL INDONESIA. E-Journal

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. I-WON APPAREL INDONESIA. E-Journal ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. I-WON APPAREL INDONESIA E-Journal Dibuat Oleh: Vito Vitalogi 022113164 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Lebih terperinci