Tabel Wilayah Administrasi Provinsi Papua Barat. Persentase Thd Luas Provinsi 2.812,44 2,82% 0,68%

Transkripsi

1 Gambaran Umum Provinsi Papua Barat Provinsi Papua Barat secara astronomis terletak pada Bujur Timur dan 0-4 Lintang Selatan, tepat berada di bawah garis khatulistiwa dengan ketinggian meter dari permukaan laut. Wilayah Provinsi Papua Barat terdiri dari 7,95% merupakan puncak gunung, 18,73% berada di lembah. Wilayah lain lebih dari separuhnya berada di daerah hamparan. Seluruh wilayah kabupaten/kota di Papua Barat berbatasan dengan laut, namun hanya 37,04% desa yang berada di daerah pesisir. Wilayah desa lainnya tidak berbatasan dengan laut (bukan pesisir), yaitu sebesar 62,96%. Secara administratif, Provinsi Papua Barat terdiri atas tiga belas daerah otonom kabupaten dan kota. Daerah Otonom dengan luas terbesar adalah Kabupaten Teluk Bintuni dengan luas wilayah lebih kurang km2 dan terkecil adalah Kota Sorong, gambaran luasan masing-masing daerah otonom selengkapnya dapat diikuti pada tabel berikut. Tabel Wilayah Administrasi Provinsi Papua Barat No Kabupaten/Kota Luas Wilayah (km2) Persentase Thd Luas Provinsi Persentase Terhadap Luas Pulau Papua 1 Fakfak ,48 11,07% 2,65% 2 Kaimana ,84 16,30% 3,90% 3 Teluk Wondama 3.959,53 3,97% 0,95% 4 Teluk Bintuni ,83 20,91% 5,01% 5 Manokwari 3.186,28 3,20% 0,77% 6 Sorong Selatan 6.594,31 6,62% 1,58% 7 Sorong 6.544,23 6,57% 1,57% 8 Raja Ampat 8.034,44 8,06% 1,93% 9 Tambrauw ,18 11,57% 2,77% 10 Maybrat 5.461,69 5,48% 1,31% 11 Manokwari Selatan 2.812,44 2,82% 0,68% 12 Pegunungan Arfak 2.773,74 2,78% 0,67% 13 Kota Sorong 656,64 0,66% 0,16% Sumber: BPS Papua Barat, 2017 Kondisi topografi Provinsi Papua Barat sangat bervariasi membentang mulai dari dataran rendah, rawa sampai dataran tinggi, dengan tipe tutupan lahan berupa hutan hujan tropis, padang rumput dan padang alang-alang. Ketinggian wilayah di Provinsi Papua Barat bervariasi dari 0 s.d > 1000 m. Kondisi topografi antar wilayah di Provinsi Papua Barat

2 cukup bervariasi. Kondisi ini merupakan salah satu elemen yang menjadi barrier transportasi antar wilayah, terutama transportasi darat, serta dasar bagi kebijakan pemanfaatan lahan. Karakter morfologi berdasarkan ekoregion Provinsi Papua Barat didominasi oleh pegunungan lipatan dan perbukitan denusidal. Gambaran lebih rinci dapat diikuti pada tabel berikut. Tabel Profil Ekoregion Provinsi Papua Barat No Ekoregion Papua Barat (Ha) (%) 1 Danau ,48 0,13% 2 Dataran Aluvial ,25 12,56% 3 Lahan Gambut (Peat Land) ,92 9,19% 4 Lembah antar perbukitan/pegunungan Lipatan (Intermountain Basin) ,86 12,16% 5 Pegunungan Glasial 0,00 0,00% 6 Pegunungan Lipatan ,57 24,99% 7 Perbukitan Lipatan ,17 13,42% 8 Perbukitan Solusional ,48 24,42% 9 Pesisir (Coast) ,28 2,69% 10 Rataan Terumbu (Reef flat) ,01 0,43% Sumber: P3E Papua, ,02 Sebagian besar wilayah Provinsi Papua Barat memiliki kelas lereng > 40% dengan bentuk wilayah berupa perbukitan. Kondisi tersebut menjadi kendala utama bagi pemanfaatan lahan baik untuk pengembangan sarana dan prasarana fisik, sistem transportasi darat maupun bagi pengembangan budidaya pertanian terutama untuk tanaman pangan. Sehingga, dominasi pemanfaatan lahan diarahkan pada hutan konservasi disamping untuk mencegah terjadinya bahaya erosi dan longsor. Karakteristik bencana yang ada di Provinsi Papua Barat yaitu Gempa dan Tsunami. Kawasan rawan bencana alam ini meliputi kawasan rawan gempa dan tsunami yang terletak di daerah pesisir maupun daratan di Provinsi Papua. Umumnya daerah patahan aktif Sesar Sorong merupakan zona yang sangat rawan gempa bumi. Wilayah Manokwari merupakan daerah yang paling rawan gempa. Akan tetapi, secara umum wilayah Papua Barat rawan terhadap gempa bumi.

3 POTENSI SUMBER DAYA AIR Di Provinsi Papua Barat terdapat beberapa sungai yang membentuk beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS). Sebagian besar Daerah Aliran Sungai yang terbentuk adalah pada kabupaten-kabupaten di Wilayah Pengembangan Sorong. Sungai-sungai yang termasuk dalam kategori terpanjang adalah Sungai Kamundan (425 km), Sungai Beraur (360 km), dan Sungai Warsamsan (320 km), sedangkan sungai-sungai yang termasuk kategori terlebar adalah Sungai Kaibus ( m), Sungai Minika ( m), Sungai Karabra ( m), Sungai Seramuk ( m), dan Sungai Kamundan ( m). Sungai-sungai ini sebagian besar terletak di kabupaten-kabupaten di Wilayah Pengembangan Sorong. Berdasarkan datadata pada tabel di atas, beberapa sungai yang memiliki kecepatan arus paling deras antara lain adalah Sungai Seramuk (3,06 km/jam), Sungai Kaibus (3,06 km/jam), Sungai Beraur (2,95 km/jam), Sungai Aifat (2,88 km/jam), dan Sungai Karabra (2,88 km/jam). Sungai-sungai tersebut terletak pada Wilayah Sungai Kamundan Sebyar dan Wilayah Sungai Omba yang merupakan wilayah sungai lintas provinsi. Adapun rincian sungai yang terdapat pada kedua wilayah sungai tersebut selengkapnya dapat diikuti pada tabel berikut.

4 Tabel Potensi Hidrologi Pada WS Kamundan Sebyar Karakteristik Debit No. Nama Sungai / Lokasi Panjang Sungai (Km) Catchments Area (Km2) Qn Q10 Kabupaten WS NAMA DAS DAS 1 Wagura T. BINTUNI B - 50 WAGURA 27 2 Atuwaipa T. BINTUNI B - 50 WAGURA 27 3 Arumasa , T. WONDAMA B - 50 ARUMASA 28 4 Muturi , T. BINTUNI, MANOKWARI B - 50 MUTURI 29 5 Ingsim , T. BINTUNI, MANOKWARI B - 50 MUTURI 29 6 Serdasi T. BINTUNI, MANOKWARI B - 50 MUTURI 29 7 wasian , T. BINTUNI, MANOKWARI B - 50 WASIAN 30 8 Tambuni , T. BINTUNI, MANOKWARI B - 50 WASIAN 30 9 Wasian *** *** *** T. BINTUNI, MANOKWARI B - 50 WASIAN Wasian *** *** *** T. BINTUNI, MANOKWARI B - 50 WASIAN Wasian *** *** *** T. BINTUNI, MANOKWARI B - 50 WASIAN Wasian *** *** *** T. BINTUNI, MANOKWARI B - 50 WASIAN Wasian *** *** *** T. BINTUNI, MANOKWARI B - 50 WASIAN Wasian *** *** *** T. BINTUNI, MANOKWARI B - 50 WASIAN 30

5 Karakteristik Debit No. Nama Sungai / Lokasi Panjang Sungai (Km) Catchments Area (Km2) Qn Q10 Kabupaten WS NAMA DAS DAS 15 Sebyar , T. BINTUNI, MANOKWARI B - 50 SEBYAR Timoforo , T. BINTUNI, MANOKWARI B - 50 SEBYAR Rawarra , T. BINTUNI, MANOKWARI B - 50 SEBYAR Timo T. BINTUNI, MANOKWARI B - 50 SEBYAR Jagiro T. BINTUNI, MANOKWARI B - 50 SEBYAR Agra T. BINTUNI, MANOKWARI B - 50 SEBYAR Wiriagar , Aimau , Kamundan , Aifat , Arapi MANOKWARI B - 50 WARIAGAR 32 MANOKWARI B - 50 WARIAGAR 32 MANOKWARI B - 50 KAMUNDAN 33 MANOKWARI B - 50 KAMUNDAN 33 MANOKWARI B - 50 KAMUNDAN 33

6 Karakteristik Debit No. Nama Sungai / Lokasi Panjang Sungai (Km) Catchments Area (Km2) Qn Q10 Kabupaten WS NAMA DAS DAS 26 Kamundan Amiri Isjon Womba Sowien MANOKWARI B - 50 KAMUNDAN 33 MANOKWARI B - 50 KAMUNDAN 33 MANOKWARI B - 50 KAMUNDAN 33 MANOKWARI B - 50 KAMUNDAN 33 MANOKWARI B - 50 KAMUNDAN Kais , SORONG SELATAN B - 50 KAIS Metamani SORONG SELATAN B - 50 KAIS Sepak SORONG SELATAN B - 50 KAIS Amano SORONG SELATAN B - 50 KAIS Inawatan SORONG SELATAN B - 50 KAIS Sekak SORONG SELATAN B - 50 SEKAK 35

7 Karakteristik Debit No. Nama Sungai / Lokasi Panjang Sungai (Km) Catchments Area (Km2) Qn Q10 Kabupaten WS NAMA DAS DAS 37 Waromge SORONG SELATAN B - 50 WAROMGA Auimenru SORONG SELATAN B - 50 WAROMGA Seremuk Waremi Karabra , Beraur Klamono Klaga/Klasafet Burnai Sebak SORONG B - 50 SEREMUK 37 SORONG B - 50 SEREMUK 37 SORONG B - 50 KARABRA 38 SORONG B - 50 KARABRA 38 SORONG B - 50 KARABRA 38 SORONG B - 50 KARABRA 38 SORONG B - 50 KARABRA 38 SORONG B - 50 KARABRA 38

8 Karakteristik Debit No. Nama Sungai / Lokasi Panjang Sungai (Km) Catchments Area (Km2) Qn Q10 Kabupaten WS NAMA DAS DAS 47 Hartebun Bagum SORONG B - 50 KARABRA 38 SORONG B - 50 KARABRA Auk/Sawian , SORONG B - 51 KLADUK 38 a 50 Kladuk SORONG B - 51 KLADUK 38 a 51 Sedine/Sadian SORONG B - 51 KLADUK 38 a 52 Kara SORONG B - 51 KLADUK 38 a 53 Klasagun SORONG B - 50 KLASEGUN Klasop SORONG B - 50 KLASEGUN Sorong SORONG B - 50 KLASEGUN Sorong SORONG B - 50 KLASEGUN Sorong SORONG B - 50 KLASEGUN Misol RAJA AMPAT B - 50 MISOL Misol RAJA AMPAT B - 50 MISOL 40

9 Karakteristik Debit No. Nama Sungai / Lokasi Panjang Sungai (Km) Catchments Area (Km2) Qn Q10 Kabupaten WS NAMA DAS DAS 60 Misol RAJA AMPAT B - 50 MISOL Misol RAJA AMPAT B - 50 MISOL Sapraan/Wai Gani SORONG B - 50 SALAWATI Maralo/Wai Gota SORONG B - 50 SALAWATI Sorong SORONG B - 50 SALAWATI Sorong SORONG B - 50 SALAWATI Sorong SORONG B - 50 SALAWATI Wai Pule *** *** *** *** SORONG B - 50 SALAWATI Waryong *** *** *** *** SORONG B - 50 SALAWATI Wambani/Wai Bani SORONG B - 50 SAMATE Batanta SORONG B - 50 BATANTA Wai3/Kaabare RAJA AMPAT B - 50 WAIGEO Wai RAJA AMPAT B - 50 WAIGEO 44

10 Karakteristik Debit No. Nama Sungai / Lokasi Panjang Sungai (Km) Catchments Area (Km2) Qn Q10 Kabupaten WS NAMA DAS DAS 73 Wai RAJA AMPAT B - 50 WAIGEO Wai RAJA AMPAT B - 50 WAIGEO Remu SORONG B - 50 REMU Klawuluk SORONG B - 50 REMU Warmun *** *** *** *** SORONG B - 50 REMU Warsamson , SORONG B - 50 WARSAMSON Klasaman SORONG B - 50 WARSAMSON Kelagale SORONG B - 50 WARSAMSON Kelabesi SORONG B - 50 WARSAMSON Klagoma *** *** *** *** SORONG B - 50 WARSAMSON Mega/Neja SORONG B - 50 MEGA Wewe SORONG B - 50 MEGA Sekowa SORONG B - 50 MEGA Wesan SORONG B - 50 MEGA 47

11 Karakteristik Debit No. Nama Sungai / Lokasi Panjang Sungai (Km) Catchments Area (Km2) Qn Q10 Kabupaten WS NAMA DAS DAS 87 Keor/Koor , SORONG B - 50 KOOR Medi SORONG B - 50 KOOR Gagraki *** *** *** *** SORONG B - 50 KOOR Mandi *** *** *** *** SORONG B - 50 KOOR Soukorem *** *** *** *** SORONG B - 50 KOOR Moon MANOKWARI B - 50 MAON Manggen(ln) MANOKWARI B - 50 MAON Weipei MANOKWARI B - 50 WESAUNI Mangen MANOKWARI B - 50 WESAUNI Wekareng MANOKWARI B - 50 WESAUNI Arupi MANOKWARI B - 50 WESAUNI Arupi1 *** *** *** *** MANOKWARI B - 50 WESAUNI Kasi MANOKWARI B - 50 KASI Asimi *** *** *** *** MANOKWARI B - 50 KASI 51

12 Karakteristik Debit No. Nama Sungai / Lokasi Panjang Sungai (Km) Catchments Area (Km2) Qn Q10 Kabupaten WS NAMA DAS DAS 101 Anita *** *** *** *** MANOKWARI B - 50 KASI Warjori , MANOKWARI B - 50 MANGOPI Mangapi MANOKWARI B - 50 MANGOPI Musuakaning MANOKWARI B - 50 PRAFI Mariam MANOKWARI B - 50 PRAFI Prafi MANOKWARI B - 50 PRAFI Nasi MANOKWARI B - 50 MARUNI Nuni MANOKWARI B - 50 MARUNI Musu MANOKWARI B - 50 MASAWUI Musu MANOKWARI B - 50 MASAWUI Nn4 *** *** *** *** MANOKWARI B - 50 MASAWUI Momi *** *** *** *** MANOKWARI B - 50 MASAWUI Waren *** *** *** *** MANOKWARI B - 50 MASAWUI Ransiki MANOKWARI B - 50 RANSIKI 56

13 Karakteristik Debit No. Nama Sungai / Lokasi Panjang Sungai (Km) Catchments Area (Km2) Qn Q10 Kabupaten WS NAMA DAS DAS 115 Wendesi T. WONDAMA B - 50 WINDESI Wendesi T. WONDAMA B - 50 WINDESI Wasami T. WONDAMA B - 50 WASIMI Wasior T. WONDAMA B - 50 WOWORAMA Wasior T. WONDAMA B - 50 WOWORAMA Wasior T. WONDAMA B - 50 WOWORAMA 59 Ket : Qn (m3/detik) = debit sungai normal Q10 = debit banjir sungai 10 tahunan (m3/detik) *** = tidak ada data

14 Tabel Potensi Hidrologi Pada WS Omba No. Nama Sungai / Lokasi Karakteristik Panjang Sungai (Km) Catchments Area (Km2) Debit Qn Q10 Kabupaten WS NAMA DAS DAS 1 Tea MIMIKA B - 51 PARONGGA 15 2 Aoruka MIMIKA B - 51 PARONGGA 15 3 Yera MIMIKA B - 51 PARONGGA 15 4 Wakia MIMIKA B - 51 PARONGGA 15 5 Maparwa *** *** *** *** MIMIKA B - 51 PARONGGA 15 6 Aindua , MIMIKA B - 51 AIDOMA 16 7 Taporamay MIMIKA B - 51 AIDOMA 16 8 Tapo MIMIKA B - 51 AIDOMA 16 9 Potawae MIMIKA B - 51 AIDOMA Aindua MIMIKA B - 51 AIDOMA Namarepi/Namaripi MIMIKA B - 51 AIDOMA Aindua MIMIKA B - 51 AIDOMA Ain_b MIMIKA B - 51 AIDOMA Buru MIMIKA B - 51 AIDOMA 16

15 No. Nama Sungai / Lokasi Karakteristik Panjang Sungai (Km) Catchments Area (Km2) Debit Qn Q10 Kabupaten WS NAMA DAS DAS 15 Buru MIMIKA B - 51 AIDOMA Ain_a MIMIKA B - 51 AIDOMA Cemara , MIMIKA A1-5 CEMARA Kasteel Barat MIMIKA A1-5 CEMARA Cemara MIMIKA A1-5 CEMARA Akimeugah , MIMIKA B - 51 AKIMUGA Atimatia MIMIKA B - 51 AKIMUGA Muras Besar MIMIKA B - 51 AKIMUGA Ipukwa MIMIKA B - 51 AKIMUGA Mapia / Edere MIMIKA B - 51 KAPIRAYA 14 a 25 Mupuruka , MIMIKA B - 51 KAPIRAYA 14 a 26 Kakau MIMIKA B - 51 KAPIRAYA 14 a 27 Omba , KAIMANA, NABIRE B - 49 OMBA Urema , KAIMANA, NABIRE B - 49 OMBA 17

16 No. Nama Sungai / Lokasi Karakteristik Panjang Sungai (Km) Catchments Area (Km2) Debit Qn Q10 Kabupaten WS NAMA DAS DAS 29 Urama/Umari KAIMANA, NABIRE B - 49 OMBA Ami T. WONDAMA B - 50 WOWORAMA Leng KAIMANA, NABIRE B - 49 OMBA Aiwasa KAIMANA B - 49 LAENATUM Leng KAIMANA B - 49 LAENATUM Lengguru , KAIMANA B - 49 LENGGURU Berari KAIMANA B - 49 BERARI Berari KAIMANA B - 49 BERARI Berari KAIMANA B - 49 BERARI Madefa , KAIMANA, FAK FAK B - 49 MADEFA Modemima KAIMANA, FAK FAK B - 49 MADEFA Baroai KAIMANA, FAK FAK B - 49 MADEFA Panera KAIMANA, FAK FAK B - 49 MADEFA Deruwe KAIMANA, FAK FAK B - 49 MADEFA 21

17 No. Nama Sungai / Lokasi Karakteristik Panjang Sungai (Km) Catchments Area (Km2) Debit Qn Q10 Kabupaten WS NAMA DAS DAS 43 Gesau KAIMANA, FAK FAK B - 49 MADEFA Gobo KAIMANA, FAK FAK B - 49 MADEFA Karufa KAIMANA, FAK FAK B - 49 KARUFA Kar *** *** *** KAIMANA, FAK FAK B - 49 KARUFA Warimur , FAK FAK B - 49 BEDIDI Budidi FAK FAK B - 49 BEDIDI Waya *** *** *** *** FAK FAK B - 49 BEDIDI Kayuni FAK FAK B - 49 FAK FAK Bomberai , FAK FAK, T. BINTUNI B - 49 BOMBERAI Otauar FAK FAK, T. BINTUNI B - 49 BOMBERAI Ohfeh *** *** *** *** FAK FAK, T. BINTUNI B - 49 BOMBERAI Suwar *** *** *** *** FAK FAK, T. BINTUNI B - 49 BOMBERAI Wasoh *** *** *** *** FAK FAK, T. BINTUNI B - 49 BOMBERAI Kasuri , T. BINTUNI B - 50 KASUARI 26

18 No. Nama Sungai / Lokasi Karakteristik Panjang Sungai (Km) Catchments Area (Km2) Debit Qn Q10 Kabupaten WS NAMA DAS DAS 57 Aroba T. BINTUNI B - 50 KASUARI Bom T. BINTUNI B - 50 KASUARI Bom T. BINTUNI B - 50 KASUARI Seringga *** *** *** *** T. BINTUNI B - 50 KASUARI 26 Sumber: BWS Papua Barat, 2016 Ket: Qn = debit sungai normal (m3/detik) Q10 = debit banjir sungai 10 tahunan (m3/detik) *** = tidak ada data

19 Wilayah Provinsi Papua Barat juga memiliki potensi danau yang tersebar pada beberapa kabupaten. Adapun rincian danau yang terdapat di Provinsi Papua Barat sebagai berikut. Tabel Sebaran Danau di Provinsi Papua Barat No. Nama Danau Luas (Ha) Kabupaten 01 Aiwasa 10,240 Kaimana 02 Laamora 16,740 Kaimana 03 Urema 12,600 Kaimana 04 Mbula 6,024 Kaimana 05 Kamakawalor 23,340 Kaimana 06 Berari 6,916 Kaimana 07 Makiri 7,527 Tel. Bintuni 08 Tanemot 17,640 Tel. Bintuni 09 Anggi Gigi 21,370 Manokwari 10 Anggi Gita 22,830 Manokwari 11 Ayamaru 10,850 Sorong Sel. 12 Hain 4,596 Sorong Sel. Sumber: BWS Papua Barat, 2016 PENGGUNAAN LAHAN Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas relief atau topografi, iklim, tanah dan air dan biotik seperti manusia, hewan, dan tumbuhan yang berkaitan dengan daya dukungnya terhadap kehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Pengertian penggunaan lahan mempunyai makna yang berbeda dengan liputan lahan. Istilah liputan lahan (penutup lahan) berkaitan dengan jenis kenampakan yang ada di permukaan bumi, sedangkan penggunaan lahan berkaitan dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tersebut. Pengetahuan tentang tutupan lahan penting untuk berbagai kegiatan perencanaan dan pengelolahan lahan di permukaan bumi. Menurut Lillesand dan Kiefer (1979). Pengelompokan penutup lahan berdasarkan batasan pengertian tentang penutup lahan menurut SNI di Pulau Papua terbagi menjadi 21 bentuk tutupan lahan yang berbeda dari tempat satu ke tempat lain bergantung kondisi fisik/lingkungan setempat. 21 bentuk tutupan lahan tersebut adalah bangunan bukan permukiman, bangunan permukiman/campuran, danau/telaga, herba dan rumput, hutan lahan rendah, hutan lahan tinggi, hutan mangrove, hutan rawa/gambut, hutan tanaman, kebun dan tanaman campuran (tahunan dan semusim), kolam air asin/payau, lahan terbuka, lahan terbuka diusahakan,

20 perkebunan, rawa pedalaman, rawa pesisir, sabana, semak dan belukar, sungai, tanaman semusim lahan basah, dan tanaman semusim lahan kering. Gambaran rinci tutupan lahan di Provinsi Papua Barat dapat diikuti pada tabel berikut. Tabel Tutupan Lahan di Provinsi Papua Barat 2016 Liputan Lahan Luas (Ha) Persentase (%) Bangunan Bukan Permukiman 246, % Bangunan Permukiman/Campuran , % Danau/Telaga , % Herba dan Rumput 1.564,9 0.02% Hutan Lahan Rendah , % Hutan Lahan Tinggi , % Hutan Mangrove , % Hutan Rawa/Gambut , % Hutan Tanaman % Kebun dan Tanaman Campuran (Tahunan dan Semusim) , % Kolam Air Asin/Payau 39, % Lahan Terbuka 4.407, % Lahan Terbuka Diusahakan % Perkebunan , % Rawa Pedalaman , % Rawa Pesisir 128, % Sabana ,4 1.57% Semak dan Belukar , % Sungai , % Tanaman Semusim Lahan Basah 1.433, % Tanaman Semusim Lahan Kering , % Jumlah ,02 Sumber: P3E Papua, 2016

21 KEPENDUDUKAN Perkembangan penduduk di Provinsi Papua Barat dalam 10 tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun 2005 jumlah penduduk pada Provinsi Papua Barat berjumlah 651 ribu jiwa dan bertambah menjadi 871 ribu jiwa pada Wilayah kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar adalah Kota Sorong dengan jumlah penduduk sebesar 225 ribu jiwa dan paling sedikit adalah Kabupaten Tambrauw dengan 13 ribu jiwa. Gambaran rinci perkembangan penduduk dapat diikuti pada tabel berikut.

22 Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Km2) Tabel Perkembangan Penduduk Provinsi Papua Barat Fakfak , Kaimana , Teluk Wondama 3.959, Teluk Bintuni , Manokwari 3.186, Sorong Selatan 6.594, Sorong 6.544, Raja Ampat 8.034, Tambrauw , Maybrat 5.461, Manokwari Selatan 2.812, Pegunungan Arfak 2.773, Kota Sorong 656, Papua Barat , Sumber: BPS Papua Barat, 2017

23 Kesejahteraan dapat diukur dengan berbagai macam parameter antara lain tingkat pendidikan, angka harapan hidup, pendapatan per kapita dan sebagainya. Salah satu alat ukur yang paling umum digunakan dalam penilaian kesejahteraan masyarakat adalah dengan menggunakan indikator indeks pembangunan manusia. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat; pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor. Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka harapan hidup waktu lahir. Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak1. Berdasarkan pada hasil perhitungan Papua Barat tahun 2015, IPM di Provinsi Papua Barat dikategorikan dalam IPM rendah karena masih di bawah rata-rata IPM Nasional yaitu 70,18. Pada 2016 terdapat satu peningkatan kesejahteraan masyarakat di masing-masing kabupaten. Peningkatan kesejahteraan ini dapat diindikasikan dengan naiknya nilai IPM hampir pada seluruh wilayah kabupaten/kota di Pulau Papua. Wilayah Kabupaten dengan nilai IPM terendah adalah Kabupaten Tambrauw (IPM 50,35). Gambaran rinci perkembangan IPM di Provinsi Papua Barat dapat diikuti pada tabel berikut. 1 UNDP, 1990 dalam accordiondaftar-subjek1

24 Tabel Perkembangan IPM Pada Provinsi Papua Barat No Kabupaten/Kota Fakfak 60,95 61,94 62,56 64,29 64,73 64,92 65,55 2 Kaimana 57,25 57,87 58,99 60,36 61,07 61,33 62,15 3 Teluk Wondama 52,97 53,74 54,69 55,65 56,27 56,64 57,16 4 Teluk Bintuni 56,99 57,87 58,84 59,73 60,40 61,09 61,81 5 Manokwari 66,29 67,28 67,86 68,81 69,35 69,91 70,34 6 Sorong Selatan 54,24 56,01 56,87 57,73 58,24 58,60 59,20 7 Sorong 57,56 58,56 59,18 60,86 61,23 61,86 62,42 8 Raja Ampat 57,36 58,37 59,06 60,36 60,86 61,23 61,95 9 Tambrauw 45,97 47,18 48,69 49,40 49,77 50,35 10 Maybrat 53,29 54,13 54,93 55,36 55,78 56,35 11 Manokwari Selatan 54,95 55,32 56,59 57,12 12 Pegunungan Arfak 53,36 53,69 53,73 53,89 13 Kota Sorong 71,96 72,80 73,89 74,96 75,78 75,91 76,33 Provinsi Papua Barat 59,60 59,90 60,30 60,91 61,28 61,73 62,21 Sumber: BPS, 2017 Gambar Nilai IPM Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat

25 PEREKONOMIAN WILAYAH Berdasarkan pada data BPS Papua dan Papua Barat, angka kemiskinan pada kabupaten/ kota di Provinsi Papua Barat dalam kategori tinggi dan diatas rata-rata angka kemiskinan nasional. Kabupaten dan Kota yang memiliki nilai persentase kemiskinan paling rendah atau sama dengan angka kemiskinan nasional adalah Kota Sorong (Provinsi Papua Barat). Gambaran lebih rinci tingkat kemiskinan di masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat dapat diikuti pada tabel. Tabel Angka Kemiskinan di Provinsi Papua Barat Nama Wilayah Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota (Persen) Kategori PAPUA BARAT 25,82 25,43 Tinggi Fakfak 27,51 26,66 Tinggi Kaimana 17,79 17,44 Tinggi Teluk Wondama 37,44 36,37 Tinggi Teluk Bintuni 36,66 34,72 Tinggi Manokwari 25,28 24,93 Tinggi Sorong Selatan 20,38 19,92 Tinggi Sorong 33,35 33,25 Tinggi Raja Ampat 20,94 20,5 Tinggi Tambrauw 38,11 36,67 Tinggi Maybrat 35,31 34,65 Tinggi Manokwari Selatan 34,33 34,15 Tinggi Pegunungan Arfak 38,53 39,46 Tinggi Kota Sorong 17,56 17,85 Tinggi Sumber: BPS Papua, 2017 Perekonomian wilayah menggambarkan kondisi kemajuan pembangunan dari sisi ekonomi yang mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Profil perekonomian wilayah dapat diukur berdasarkan pada aspek pertumbuhan ekonomi, struktur perekonomian serta komoditas unggulan yang akan mampu menggambarkan secara utuh potensi pengembangan wilayah. Pulau Papua memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi mendekati kinerja perekonomian nasional yaitu pada kisaran 6% per tahun. Kajian perekonoian wilayah dalam pembahasan

26 pada bagian ini akan mengacu pada kajian ekonomi yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bappenas pada tahun 2015 dan awal Gambaran lebih rinci mengenai karakteristik perekonomian wilayah dan potensi pengembangan wilayah di Provinsi Papua Barat selengkapnya dapat diikuti pada subbab berikut.

27 A. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Barat memiliki pertumbuhan ekonomi relatif stabil, tidak terdapat fluktuasi yang ekstrem pada periode dengan kisaran pertumbuhan rata-rata dalam lima tahun terakhir adalah 5%. Pertumbuhan ekonomi di Papua Barat cukup sehat dengan nilai yang mendekati pertumbuhan rata-rata perekonomian nasional. Sektor utama yang mendukung pertumbuhan ekonomi pada wilayah Papua Barat masih sama dengan wilayah Provinsi Papua, yaitu sektor pertambangan, khususnya sektor pertambangan minyak dan gas bumi. Gambaran rinci pertumbuhan ekonomi Papua Barat dan dibandingkan dengan Provinsi Papua dan nasional dapat diikuti pada gambar berikut. Gambar Pertumbuhan Ekonomi Papua Barat Dibandingkan dengan Pertumbuhan Ekonomi Nasional Sumber: BPS, 2017 Wilayah kabupaten dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi (diatas dua digit) pada tahun adalah Kota Sorong (lihat tabel).

28 Tabel Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat N o Kabupaten/Kota Fakfak 5,72% 7,84% 8,60% 7,55% 7,29% 5,30% 2 Kaimana 3,14% 9,53% 7,72% 5,53% 4,43% 3,05% 3 Teluk Wondama 3,35% 7,52% 7,22% 5,30% 3,68% 3,69% 4 Teluk Bintuni 6,36% 2,73% 5,41% 2,36% 2,85% 2,72% 5 Manokwari 1,60% 2,65% 11,51% 8,62% 7,53% 7,49% 6 Sorong Selatan 12,34% 12,30% -2,51% 7,17% 6,34% 6,14% 7 Sorong 7,30% 2,10% -0,57% 2,34% 5,54% 5,73% 8 Raja Ampat -5,78% -1,87% 11,40% 6,25% 4,62% 5,27% 9 Tambrauw 4,36% 6,10% 5,93% 6,27% 5,83% 5,01% 10 Maybrat 3,95% 4,41% 5,25% 6,27% 5,52 6,45 11 Manokwari Selatan 5,40% 5,80% 4,64% 4,75% 12 Pegunungan Arfak 4,40% 9,10% 6,66% 3,11% 13 Kota Sorong 11,54% 15,53% 18,95% 21,37% 10,23% 9,30% Papua Barat 3,64% 3,63% 7,39% 5,38% 5,20% 5,52% Sumber: BPS, 2017 Pada wilayah Provinsi Papua Barat perekonomian wilayah ditopang oleh sektor industri pengolahan (migas) yang memberikan kontribusi rata sebesar 32% dalam pembentukan PDRB Provinsi Papua Barat. Sektor ekonomi lain yang memberikan kontribusi signifikan dalam pembentukan PDRB adalah sektor pertambangan dan penggalian yang memberikan kontribusi lebih dari 21% dalam lima tahun terakhir serta sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang memberikan kontribusi sebesar 10,6% dalam lima tahun terakhir. Peranan sektor industri pengolahan migas menunjukkan satu indikasi kemajuan ekonomi di Provinsi Papua Barat dengan mendorong keterkaitan aktivitas ekonomi dari pertambangan migas menjadi bahan olahan dari industri migas. Apabila bentuk keterkaitan ini terus diperkuat maka perekonomian di Provinsi Papua Barat akan memberikan satu multiplier efek yang sangat besar bagi wilayah Provinsi Papua Barat. Gambaran terinci kontribusi sektor ekonomi dalam pembentukan PDRB Provinsi Papua Barat dapat diikuti pada tabel berikut.

29 Tabel PDRB Provinsi Papua Barat (ADHK 2010) NILAI PDRB ADHK 2010 PERANAN SEKTOR TERHADAP PEMBENTUKAN PERE Kategori Lapangan Usaha A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,889, ,583, ,785, ,090, ,346, ,482, ,482, % 10.69% 10.77% 10.67% 10.64% 10 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 1,405, ,387, ,337, ,374, ,427, ,491, ,523, % 3.24% 3.01% 2.88% 2.84% 2. a. Tanaman Pangan 194, , , , , , , % 0.43% 0.38% 0.36% 0.34% 0. b. Tanaman Semusim Hortikultura 388, , , , , , , % 0.81% 0.80% 0.77% 0.76% 0. c. Perkebunan Semusim 490, , , , , , , % 1.21% 1.04% 0.93% 0.91% 0. d. Peternakan 300, , , , , , , % 0.72% 0.72% 0.76% 0.76% 0. e. Jasa Pertanian dan Perburuan 31, , , , , , , % 0.08% 0.07% 0.07% 0.07% 0. 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 1,128, ,094, ,161, ,200, ,215, ,187, ,119, % 2.55% 2.62% 2.52% 2.42% 2. 3 Perikanan 2,355, ,101, ,285, ,514, ,703, ,804, ,954, % 4.90% 5.15% 5.27% 5.38% 5. B Pertambangan dan Penggalian 11,220, ,247, ,789, ,913, ,009, ,142, ,231, % 26.24% 24.29% 22.88% 21.90% 21 Pertambangan Minyak, Gas dan 1 Panas Bumi 10,703, ,741, ,262, ,380, ,476, ,600, ,672, % 25.06% 23.10% 21.76% 20.84% 20 Pertambangan Batubara dan 2 Lignit % 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0. 3 Pertambangan Bijih Logam 142, , , , , , , % 0.29% 0.29% 0.25% 0.22% 0. 4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 374, , , , , , , % 0.90% 0.89% 0.86% 0.84% 0. C Industri Pengolahan 13,524, ,094, ,501, ,728, ,316, ,695, ,242, % 32.88% 32.64% 32.97% 32.46% 31 Industri Batubara 1 Pengilangan Migas dan 12,321, ,858, ,208, ,371, ,887, ,238, ,759, % 30.00% 29.73% 30.12% 29.61% 29 2 Industri Makanan dan Minuman 388, , , , , , , % 0.94% 0.96% 0.94% 0.94% 0. 3 Pengolahan Tembakau % 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0. 4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 5, , , , , , , % 0.01% 0.01% 0.01% 0.01% 0. 5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 10, , , , , , , % 0.03% 0.02% 0.03% 0.03% 0.

30 Kategori Lapangan Usaha 6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 8 NILAI PDRB ADHK 2010 PERANAN SEKTOR TERHADAP PEMBENTUKAN PERE , , , , , , , % 1.41% 1.42% 1.39% 1.39% 1. 20, , , , , , , % 0.05% 0.05% 0.05% 0.05% 0. Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 1, , , , , , , % 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0. Industri Karet, Barang dari Karet 9 dan Plastik % 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0. Industri Barang Galian bukan 10 Logam 68, , , , , , , % 0.17% 0.17% 0.15% 0.15% Industri Logam Dasar % 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% Industri Barang dari Logam, 9, , , , , , , % 0.02% 0.02% 0.02% 0.02% 0. Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik Industri Mesin dan Perlengkapan 13 YTDL % 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% Industri Alat Angkutan 21, , , , , , , % 0.05% 0.05% 0.05% 0.05% Industri Furnitur 79, , , , , , , % 0.19% 0.19% 0.19% 0.19% Industri pengolahan lainnya, jasa 5, , , , , , , % 0.01% 0.01% 0.01% 0.01% 0. reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan D Pengadaan Listrik, Gas 13, , , , , , , % 0.03% 0.04% 0.04% 0.04% 0. 1 Ketenagalistrikan 13, , , , , , , % 0.03% 0.04% 0.04% 0.04% 0. 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es % 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0. E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 47, , , , , , , % 0.11% 0.11% 0.11% 0.11% 0. F Konstruksi 3,211, ,717, ,202, ,865, ,491, ,991, ,577, % 8.67% 9.46% 10.20% 10.92% 11 G Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2,065, ,335, ,459, ,645, ,859, ,055, ,332, % 5.45% 5.54% 5.55% 5.69% 5.

31 Kategori Lapangan Usaha 1 NILAI PDRB ADHK 2010 PERANAN SEKTOR TERHADAP PEMBENTUKAN PERE Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 391, , , , , , , % 0.95% 0.99% 1.00% 1.03% 1. 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 1,673, ,928, ,018, ,167, ,339, ,523, ,762, % 4.50% 4.54% 4.54% 4.65% 4. H Transportasi dan Pergudangan 736, , , ,007, ,138, ,232, ,330, % 1.83% 2.01% 2.11% 2.26% 2. 1 Angkutan Rel % 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0. 2 Angkutan Darat 368, , , , , , , % 0.87% 0.91% 0.90% 0.96% 1. 3 Angkutan Laut 124, , , , , , , % 0.33% 0.40% 0.48% 0.52% 0. 4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 18, , , , , , , % 0.05% 0.05% 0.05% 0.04% 0. 5 Angkutan Udara 159, , , , , , , % 0.43% 0.48% 0.51% 0.56% 0. 6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir 65, , , , , , , % 0.15% 0.17% 0.17% 0.19% 0. I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 208, , , , , , , % 0.50% 0.51% 0.49% 0.49% 0. 1 Penyediaan Akomodasi 58, , , , , , , % 0.14% 0.15% 0.15% 0.14% 0. 2 Penyediaan Makan Minum 150, , , , , , , % 0.35% 0.35% 0.35% 0.35% 0. J Informasi dan Komunikasi 582, , , , , , , % 1.37% 1.54% 1.57% 1.66% 1. K Jasa Keuangan dan Asuransi 396, , , , , , , % 1.00% 1.13% 1.30% 1.36% 1. 1 Jasa Perantara Keuangan 369, , , , , , , % 0.93% 1.06% 1.23% 1.29% 1. 2 Asuransi dan Dana Pensiun 10, , , , , , , % 0.03% 0.03% 0.03% 0.03% 0. 3 Jasa Keuangan Lainnya 15, , , , , , , % 0.04% 0.04% 0.04% 0.04% 0. 4 Jasa Penunjang Keuangan , , , , % 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0. L Real Estate 377, , , , , , , % 0.94% 1.03% 1.01% 1.05% 1. M,N Jasa Perusahaan 41, , , , , , , % 0.10% 0.10% 0.10% 0.10% 0. Administrasi Pemerintahan, O Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,740, ,001, ,381, ,701, ,006, ,340, ,699, % 7.00% 7.61% 7.76% 7.97% 8. P Jasa Pendidikan 908, , , ,080, ,193, ,275, ,354, % 2.19% 2.21% 2.27% 2.37% 2.

32 NILAI PDRB ADHK 2010 PERANAN SEKTOR TERHADAP PEMBENTUKAN PERE Kategori Lapangan Usaha Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 296, , , , , , , % 0.74% 0.77% 0.72% 0.72% 0. R,S,T,U Jasa lainnya 102, , , , , , , % 0.25% 0.25% 0.25% 0.25% 0. Produk Domestik Regional Bruto 41,361, ,867, ,423, ,705, ,272, ,346, ,711, % % % % % 10 Sumber: BPS Papua Barat, 2017

33 Tabel Struktur Perekonomian Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat 2016 Kabupaten/Kota Kontribusi Sektoral Dalam Pembentukan PDRB A B C D E F G H I J K L M,N O P Q R,S,T,U 1 Fakfak 18,47% 1,60% 3,98% 0,05% 0,23% 25,00% 12,06% 5,19% 1,06% 3,10% 1,45% 2,29% 0,18% 18,24% 5,37% 1,40% 0,33% 2 Kaimana 29,34% 1,10% 6,44% 0,06% 0,06% 17,25% 10,08% 4,85% 0,70% 1,88% 1,46% 2,07% 0,08% 21,50% 1,96% 0,73% 0,43% 3 Teluk Wondama 36,47% 1,27% 2,54% 0,02% 0,05% 16,06% 7,49% 2,11% 0,40% 0,53% 1,16% 1,49% 0,06% 25,98% 3,46% 0,71% 0,18% 4 Teluk Bintuni 2,63% 37,46% 55,57% 0,00% 0,00% 1,68% 0,35% 0,14% 0,02% 0,04% 0,13% 0,12% 0,00% 1,56% 0,23% 0,06% 0,00% 5 Manokwari 13,91% 2,82% 3,60% 0,08% 0,32% 23,95% 11,83% 5,48% 1,42% 4,48% 3,90% 3,19% 0,24% 17,50% 4,89% 1,81% 0,57% 6 Sorong Selatan 26,41% 2,64% 1,45% 0,05% 0,10% 27,51% 9,40% 1,73% 0,40% 1,28% 1,00% 0,73% 0,06% 19,91% 5,49% 1,64% 0,19% 7 Sorong 25,68% 1,79% 10,02% 0,06% 0,18% 25,56% 8,11% 1,61% 0,52% 1,06% 1,61% 0,93% 0,16% 16,95% 4,43% 1,12% 0,22% 8 Raja Ampat 26,07% 42,69% 0,72% 0,01% 0,01% 9,57% 3,56% 0,53% 0,49% 0,22% 0,47% 0,55% 0,02% 13,73% 0,95% 0,23% 0,19% 9 Tambrauw 35,01% 1,86% 0,81% 0,10% 0,03% 17,98% 1,10% 0,92% 0,16% 0,16% 0,36% 1,16% 0,01% 34,52% 5,03% 0,76% 0,03% 10 Maybrat 33,64% 0,99% 0,41% 0,03% 0,06% 14,62% 6,25% 1,46% 0,22% 0,26% 1,84% 0,47% 0,04% 35,62% 3,35% 0,70% 0,06% 11 Manokwari Selatan 65,79% 0,53% 1,00% 0,12% 3,08% 1,18% 2,63% 0,31% 0,23% 0,57% 0,31% 0,09% 18,26% 3,49% 1,26% 1,15% 12 Pegunungan Arfak 45,23% 0,28% 0,00% 0,19% 0,00% 7,12% 0,05% 0,04% 0,13% 0,05% 0,07% 0,53% 0,00% 40,65% 3,86% 1,46% 0,36% 13 Kota Sorong 7,82% 1,30% 5,98% 0,09% 0,32% 26,18% 17,41% 6,97% 1,34% 6,29% 4,20% 2,81% 0,32% 9,96% 6,29% 1,84% 0,88% Papua Barat 10,02% 20,53% 31,52% 0,04% 0,11% 12,02% 6,09% 2,43% 0,52% 1,80% 1,39% 1,12% 0,11% 8,59% 2,48% 0,76% 0,27% Sumber: BPS Papua Barat, 2017

34 Struktur ekonomi kabupaten/kota yang memberikan kontribusi yang paling besar dalam pembentukan perekonomian wilayah adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang memberikan kontribusi rata-rata sebesar diatas 20% dalam pembentukan PDRB kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat. Adapun gambaran ringkas dari struktur perekonomian kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat dapat diikuti pada tabel Perkembangan sektor perekonomian pertanian cenderung mengalami penerunan peran terhadap perekonomian wilayah pada masingmasing kabupaten/kota. Kondisi ini tidak terlepas dari nilai tambah sektor pertanian yang rendah. Disatu sisi sektor pertanian memiliki peluang keberlanjutan dalam rangka pengembangan wilayah. Sektor pertanian juga memiliki peran terhadap ketahanan pangan pada masing-masing kabupaten, sehingga apabila tidak ada intervensi untuk memperkuat sektor pertanian maka dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan pada masa mendatang. Salah satu upaya struktural yang diharapkan akan memperkuat sektor pertanian adalah dengan mengembangkan infrastruktur pendukung pertanian. Dukungan infrastruktur dalam mendukung pengembangan sektor pertanian dilakukan dalam bentuk pengembangan bendung dan jaringan irigasi. Diharapkan melalui pengembangan infrastruktur pendukung pertanian maka produktivitas pertanian di Papua Barat akan lebih meningkat. Pengembangan pertanian di Provinsi Papua Barat juga harus diikuti dengan upaya meningkatkan nilai tambah dari komoditas yang ada oleh dinas pertanian ataupun dinas perindustrian di masing-masing kabupaten di Provinsi Papua Barat. POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH Sektor unggulan yang ada di Papua Barat adalah pertanian subsektor perikanan dan kehutanan, pertambangan migas, dan bangunan. Untuk sektor pertanian dapat dikembangkan pada daerah datar dengan kondisi keairan yang baik pada daerah tengah kepala burung. Untuk lebih detail mengenai potensi pengembangan wilayah Papua Barat adalah sebagai berikut: Tabel Komoditas Unggulan Pengembangan Wilayah No Kabupaten/Kota Luas Wilayah (km2) Komoditas Unggulan 1 Fakfak ,48 Sapi, Pala, Pertambangan 2 Kaimana ,84 Perikanan, Pariwisata, Pertambangan 3 Teluk Wondama 3.959,53 Perikanan, Pariwisata, Pertambangan 4 Teluk Bintuni ,83 5 Manokwari 3.186,28 6 Sorong Selatan 6.594,31 Perkebunan (Kakao), Pertambangan (Migas), Pariwisata (mangrove) Perkebunan (Kelapa Sawit), Perikanan Tangkap, Pertambangan, Industri Pengolahan (Semen) Perikanan (tangkap), Perkebunan (Sagu), Pertambangan

35 No Kabupaten/Kota Luas Wilayah (km2) Komoditas Unggulan 7 Sorong 6.544,23 Perikanan (tangkap), Pertambangan (Migas) 8 Raja Ampat 8.034,44 Pariwisata (Bahari), Perikanan (tangkap), Peternakan 9 Tambrauw ,18 Pertambangan, Peternakan (Sapi), Pariwisata 10 Maybrat 5.461,69 Pertambangan (Galian C), Perikanan Darat 11 Manokwari Selatan 2.812,44 Perkebunan (Kelapa Sawit), Perikanan Tangkap, Pertambangan 12 Pegunungan Arfak 2.773,74 Pertanian Hortikultura, Pariwisata 13 Kota Sorong 656,64 Pariwisata (Bahari), Perikanan (tangkap) Sumber: Bappeda Papua Barat, 2016