Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
|
|
- Suparman Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH PERBEDAAN VARIETAS BERAS ORGANIK LOKAL TERHADAP PROFIL GELATINISASI GRANULA PATI EFFECT OF VARIETY DIFFERENCES OF LOCAL ORGANIC RICE OF STARCH GRANULE GELATINIZATION PROFILE Tan Tandyo Winarsa 1), Ricky Jan Limarga 1), Angga Kurnia Artha 1), Paini Sri Widyawati 2), Anita Maya Suteja 2), Thomas Indarto Putut Suseno 2) 1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 2) Staf Pengajar Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Jl. Dinoyo Surabaya 60265, wiwiedt@gmail.com ABSTRAK Berbagai macam beras organik varietas lokal terdapat di negara Indonesia, antara lain beras putih, beras merah, dan beras hitam. Beras organik adalah beras yang dihasilkan dari budidaya pertanian tanpa pestisida dan bahan kimiawi. Beras dapat diolah menjadi tepung yang dapat digunakan dalam pembuatan beraneka ragam makanan, seperti aneka kue tradisional. Tepung dihasilkan dari proses penggilingan atau penumbukan. Pada penelitian digunakan tepung beras organik putih varietas Cianjur, tepung beras merah varietas Saodah dan tepung beras hitam varietas Jawa. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan profil gelatinisasi granula pati pada tepung beras organik putih, merah dan hitam. Tepung beras putih varietas Cianjur memiliki kemampuan tergelatinisasi tertinggi, namun tepung jenis ini lebih mudah mengalami penurunan viskositas dan mengalami sineresis. Hal ini disebabkan karena perbedaan kadar air, protein, dan amilosa. Kata kunci: tepung beras organik varietas lokal, profil gelatinisasi granula pati ABSTRACT A wide range of local varieties of organic rice is available in Indonesia, such as white rice, brown rice, and black rice. Organic rice is cultivated without pesticides and chemicals using. Rice can be processed into flour that can be used in the manufacture of a wide range of foods, such as traditional cakes. Flour is produced from grinding or milling process. This research used organic white rice flour varieties Cianjur, red rice flour varieties Saodah, and black rice flour varieties Java. The objective of the study was to determine the differences in starch granule gelatinization profiles on organic white rice flour, red and black. Cianjur varieties of white rice flour had the highest gelatinization ability, but this flour type was decreased viscosity and syneresis easier than the other samples. This was due to differences in moisture, protein, fat, and amylose contents. Keywords: local varieties of organic rice flour, starch granule gelatinization profile 811
2 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan PENDAHULUAN Beras merupakan makanan pokok yang hampir dikonsumsi oleh seluruh rakyat Indonesia. Kesadaran masyarakat dewasa ini akan kesehatan mengakibatkan banyaknya beras organik dikonsumsi di kalangan masyarakat. Beras organik merupakan beras yang dihasilkan dari budidaya pertanian tanpa adanya pestisida dan bahan kimiawi. Indonesia kaya akan berbagai varietas beras organik lokal, baik yang berwarna putih, merah, maupun hitam. Komposisi kimia pada beras meliputi karbohidrat (74,9 77,8%), protein (7,1-8,3%), lemak (0,5-0,9%), dan vitamin. Varietas beras organik yang bermacam-macam menentukan komposisi kimia yang terkandung (Buckle et al. 2007) Pengolahan beras organik menjadi tepung beras dapat memperpanjang masa simpan. Tepung ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan beraneka ragam pangan olahan. Tepung dapat diperoleh dengan cara penggilingan atau penumbukan beras. Pada penelitian ini digunakan tiga varietas beras organik lokal, yaitu beras organik putih varietas Cianjur, tepung beras merah varietas Saodah, dan tepung beras hitam varietas Jawa. Ketiga varietas beras organik lokal ini banyak dibudidayakan di daerah Sleman, DI yogyakarta. Sejauh ini tepung dari ketiga varietas beras ini belum banyak dikaji terutama tentang perbedaan profil gelatinisasinya. Oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang perbedaan sifat fisikokimia dan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang kegunaan dari masing-masing tepung dalam proses pengolahan pangan. 1. Bahan Penelitian METODE PENELITIAN Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah Beras Putih varietas Cianjur, Beras Merah varietas Saodah, dan Beras Hitam varietas Jawa. Bahan tersebut diperoleh dari PT. Grahatama Semesta yang berada di Jl. Dr. Wahidin No. 88, Wadas, Kabupaten Sleman, DI. Yogyakarta. 2. Bahan Analisa Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis kimia adalah tablet Kjeldahl (Merck), H 2 SO 4 (Sigma-aldrich), NaOH (Merck), HCl (Merck), Na 2 S 2 O 3 (Merck), Akuades, batu didih, bubuk Zn (Meck), Indikator MR-MB (Merck) dan Indikator PP (Merck), dan n-heksan (teknis). 3. Metodologi Penelitian Proses Penepungan Proses penepungan dilakukan dengan cara merendam beras organik ke dalam air secukupnya selama 1 jam. Selanjutnya beras ditiriskan dan digiling. Tepung yang diperoleh dipanaskan dalam cabinet dryer hingga kering selama 18 2 jam. Selanjutnya tepung diayak dengan ukuran 40 mesh dan dikemas dengan plastik. 812
3 Penentuan Kadar Air (Sudarmadji et al. 1997) Sampel ditimbang sebanyak 1 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C selama 3-5 jam tergantung bahannya. Pendinginan dalam ekstikator selama 10 menit dan ditimbang, selanjutnya dipanaskan lagi dalam oven selama 30 menit, didinginkan dalam eksikator dan ditimbang. Perlakuan ini diulang beberapa kali sampai tercapai berat konstan (selisih penimbangan berturut-turut kurang dari 0.05g). Kadar air dihitung dengan rumus sebagai berikut. Keterangan: a = berat botol timbang (g) b = berat botol timbang + sampel sebelum dikeringkan (g) c = berat botol timbang + sampel setelah dikeringkan (g) ka = kadar air (decimal) sampel dalam berat basah. Penentuan Kadar Protein total (AOAC dalam Sudarmadji et al. 1997) Kadar protein kasar dapat ditentukan dengan metode Kjeldahl. Metode ini terdiri dari tiga tahap yaitu destruksi, distilasi, dan titrasi. Mula-mula sampel beras ditepungkan lalu ditimbang 0.1 gram dan dimasukkan kedalam labu Kjeldahl. Penambahan 1 gram CuSO 4 atau 1 tablet Kjeldahl dan ditambahkan dengan 2,5 ml H 2 SO 4 pekat dan batu didih. Selanjutnya didestruksi hingga berwarna hijau jernih, lalu didinginkan dibawah air mengalir dan ditambah dengan 100 ml akuades dan 100 ml NaOH 10N dan bubuk Zn, selanjutnya dilakukan distilasi. Distilat ditampung dalam erlenmeyer yang berisi 50 ml HCl 0.1N dan 5 tetes indikator MR-MB (berwarna ungu), hingga volume larutan dalam erlenmeyer penampung ml. Langkah selanjutnya adalah titrasi dengan larutan NaOH 0.1N.Titik akhir titrasi (end point) ditandai dengan perubahan warna dari ungu menjadi hijau jernih. Kadar P (%) = ml NaOH (blanko sampel ) x N NaOH x 14,008 x FP x FK x100% FK= Faktor koreksi berat sampel (gram) x 1000 Penentuan Kadar Lemak Metode Soxhlet (AOAC 1995) Labu lemak yang telah bebas lemak dikeringkandi dalam oven, didinginkan dalam eksikator, dan ditimbang.sampel sebanyak 2 g dibungkus dalam kertas saring Whattman dan dibungkus kembali dengan kertas saring kasar.sampel dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet, kemudian dipasang kondensor dan labu pada ujung- 813
4 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan ujungnya. Lalu dimasukkan pelarut heksan ke dalam alat dan sampel direfluks selama 5 jam. Setelah itu, penguapan labu penampung dalam waterbath.labu lemak dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 o C sampai diperoleh berat konstan.labu lemak kemudian dipindahkan ke eksikator untuk didinginkan, lalu ditimbang dan dicatat beratnya. Kadar Amilosa (Apriyantono et al. 1998) Sebanyak 0,1 gsampel dilarutkan dalam 10 ml NaOH alkoholik (1 ml etanol 95% dan 9 ml NaOH 1 N).Larutan dipanaskan dalam air mendidih selama kurang lebih 10 menit hingga semua bahan larut, lalu didinginkan.selanjutnya campuran tersebut dipindahkan kedalam labu takar 50 ml dan ditambahkan akuades sampai tanda tera. Setelah itu, beras putih dipipet 1 ml sedangkan beras merah dan beras hitam sebanyak 2 ml, lalu ditambahkan 1 ml asam asetat 1N dan 0,5 ml I 2. Masing-masing larutan dianalisa absorbansi maksimum, waktu kestabilan serta kurva standar nya menggunakan Spektrofotometer. Analisa Sifat Pasting Perubahan sifat pasting pada tepung dan beras organik berwarna merah, hitam, dan putih selama penyimpanan ditentukan untuk mengetahui perubahan kemampuan pati dalam sampel mengalami gelatinisasi, yang dapat diketahui dengan menggunakan alat rapid visco analyze (RVA) berdasarkan metode Sompong et al. (2011). Kondisi pengukuran diatur dengan tahap pemanasan dari o C pada laju peningkatan 7,5 o C/min dengan periode holding selama 5 menit pada suhu 95 o C diikuti periode cooling hingga suhu 30 o C dengan laju penurunan 7,5 o C/min serta periode holding pada suhu 30 o C selama 1 menit. Kecepatan perputaran tempat sampel 75 rpm dan jarak pengukuran 150 cmg. Parameter yang diuji pada analisa ini meliputi suhu pasting ( o C), waktu puncak (menit, waktu viskositas mencapai puncak), viskositas puncak (BU= barbender unit, viskositas maksimum selama pemanasan atau periode holding di suhu 95 o C), viskositas final (BU), viskositas though (viskositas minimum selama periode holding suhu 95 o C), viskositas breakdown (BU, selisih antara viskositas puncak dan though) serta viskositas set back (BU, selisih viskositas final dan though). Pengukuran diulang sebanyak 2 kali. 814
5 HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Air Pengujian kadar air pada tepung beras menggunakan metode pengeringan yaitu menggunakan oven dengan suhu ±105 C. Suhu tersebut merupakan suhu penguapan air bebas pada bahan. Data pada Gambar 1. Menunjukkan bahwa tepung beras merah varietas saodah memiliki kadar air paling tinggi yaitu sebesar 12,38%. Tepung beras putih varietas Cianjur dan tepung beras hitam varietas jawa memiliki kadar air dibawah tepung beras merah varietas saodah yaitu sebesar 11,50% dan 12,14%. Kadar air mempengaruhi perubahan sifat fisikokimia, sensori, dan aktivitas antioksidan bahan karena kandungan air dalam bahan dapat menjadi media terjadinya reaksi kimia dan biokimia serta pertumbuhan mikroorganisme sehingga semakin tinggi kadar air tepung maka semakin rentan mengalami perubahan sifat fisikokimia, sensori, dan aktivitas antioksidan. Gambar 1. Kadar air pada ketiga varietas tepung beras organik lokal Kadar Protein Kadar protein kasar dalam sampel beras ditentukan dengan metode Kjeldahl. Secara umum metode ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu destruksi, distilasi dan titrasi. Data pada Gambar 2. menunjukkan bahwa tepung beras hitam memiliki kadar protein paling tinggi dibandingkan tepung beras merah dan tepung beras putih yaitu sebesar 10,91%. 815
6 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Gambar 2. Kadar protein pada ketiga varietas tepung beras organik lokal Kadar Amilosa Pengujian kadar amilosa dilakukan untuk mengetahui kandungan amilosa pada ketiga varietas beras organik. Data pada Gambar 3. menunjukkan bahwa tepung beras putih varietas Cianjur tergolong kategori low amilose karena kandungan amilosa sebesar 15,13%. Tepung beras merah dan tepung beras hitam tergolong dalam high amylose karena kandungan amilosanya berkisar antara 30,22% dan 39,41%. Amilosa merupakan fraksi yang terlarut dalam air panas yang mempunyai struktur lurus dengan ikatan α-1,4-d-glukosa, sedangkan amilopektin merupakan fraksi yang tidak larut dalam air panas dan mempunyai struktur bercabang dengan ikatan α- 1,6-D-glukosa. Amilosa akan membentuk gel yang tegar. Strukturnya yang linier menyebabkan granula lebih mudah menyerap air dan gel amilosa cepat terjadi pada konsentrasi yang rendah (5%). Sedangkan amilopektin akan membentuk gel yang lembut dan membutuhkan konsentrasi yang tinggi (30%) karena struktur yang bercabang membuatnya sulit menyerap air. Gambar 3. Kadar amilosa pada ketiga varietas tepung beras organik lokal 816
7 Kadar Lemak Kadar lemak pada ketiga varietas beras organik ditunjukkan pada Gambar 4. Data menunjukkan bahwa kadar lemak tertinggi dimiliki oleh tepung beras organik hitam, yaitu sebesar 2,92%. Keberadaan lemak dalam beras akan mennghalangi terjadinya penmbengkakan granula pati karena lemak bersifat non polar yang tidak dapat larut dalam air yang bersifat polar. Gambar 4. Kadar Lemak pada Ketiga Varietas Tepung Beras Organik Lokal Profil Gelatinisasi Pati Pada Ketiga Varietas Tepung Beras Organik Profil gelatinisasi pada granula pati dinyatakan dengan viskositas puncak (peak viscosity) adalah viskositas tertinggi yang dicapai pasta selama pemanasan. Viskositas ini adalah viskositas maksimum selama pemanasan, setelah itu terjadi penurunan viskositas. Kemampuan mengalami gelatinisasi granula pati sangat ditentukan oleh kandungan amilosa dan amilopektinnya. Budijanto dan Yuliyanti (2012) melaporkan bahwa amilosa dapat menghambat pengembangan granula pati dengan membentuk kompleks bersama lemak yang berakibat pada rendahnya viskositas puncak pada suhu pasting yang lebih tinggi. Kandungan amilopektin juga berpengaruh terhadap viskositas puncak, karena amilopektin merupakan komponen pati yang bertanggung jawab terhadap proses pengembangan granula. Selain itu adanya protein dalam sampel dapat mengganggu pengembangan granula pati. Kemampuan mengikat air oleh molekul protein tidak menyebabkan pengembangan, karena komponen utama yang mengembang adalah pati sedangkan protein kurang atau tidak mengembang. Tabel 1. Data Profil Gelatinisasi Pati Pada Ketiga Varietas Tepung Beras Organik Varietas Sampel Profil Gelatinisasi Pati Tepung Beras Tepung Beras Tepung Beras Merah Hitam Putih Peak Visc. (Cp) Trough Visc. (Cp) Breakdown Visc. (Cp)
8 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Varietas Sampel Profil Gelatinisasi Pati Tepung Beras Tepung Beras Tepung Beras Merah Hitam Putih Final Visc. (Cp) Setback Visc. (Cp) Peak Time (Menit) Pasting Temp ( o C) Data pada Tabel 1. menunjukkan bahwa tepung beras putih lebih mudah mengalami gelatinisasi yang ditunjukkan dengan viskositas puncaknya paling tinggi dibandingkan tepung beras yang lain. Hal ini disebabkan beras putih paling rendah kadar protein dan lemak, sehingga pembengkakan granula pati tidak terhalangi oleh pembentukan kompleks antara amilosa dengan lemak serta tidak terjadinya kompetisi perebutan air antara pati dengan protein. Kandungan protein yang tinggi pada tepung beras hitam dapat menyebabkan terjadinya interaksi antara amilosa dan protein sehingga mengganggu pengembangan granula pati (Budijanto dan Yuliyanti, 2012). Adanya interaksi antar komponen penyusun tepung beras berakibat pada perbedaan suhu pasting. Hal ini terlihat nyata pada tepung beras hitam yang paling tinggi karena mempunyai kandungan lemak dan protein paling tinggi. SIMPULAN Tepung beras organik hitam varietas Jawa memiliki kandungan amilosa, kadar air, dan protein yang paling tinggi dibandingkan tepung beras organik putih varietas Cianjur dan tepung beras organik merah varietas saodah. Granula pati pada tepung beras organik putih mempunyai peak viskositas paling tinggi dibandingkan kedua tepung beras lainnya, karena kadar protein dan lemaknya paling rendah. Adanya interaksi antar komponen dalam tepung beras organik hitam menyebabkan suhu pasting meningkat. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kementrian Riset dan Teknologi (Kemanristek) atas dana penelitian yang diberikan melalui Proyek Insentif Riset Sinas tahun DAFTAR PUSTAKA AOAC Official methods of analysis. Washington: Assosiation of Analytical Communities Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari NL, Sedarnawati, Budiyanto S Petunjuk laboratorium analisis pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 818
9 Direktorat Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Buckle et al Ilmu pangan. Jakarta: UI Press. Budijanto S, Yuliyanti Studi persiapan tepung sorgum dan aplikasinya pada pembuatan beras analog. Jurnal Teknologi Pertanian 13: Sompong Physicochemical and antioxidative properties of red and black rice from Thailand, China and Srilanka. Food Chemistry 124: Sudarmadji S, Haryono B, Suhardi Prosedur analisa untuk bahan makanan dan pertanian. Yogyakarta: Penerbit Liberty. 819
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Juni, 2013 PROFIL GELATINISASI PATI BERAS ORGANIK VARIETAS LOKAL (PUTIH VARIETAS CIANJUR, MERAH VARIETAS SAODAH, HITAM VARIETAS JAWA) STARCH GELATINIZATION PROFILE
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciOLEH: DEA SUSANTO
PROFIL GELATINISASI PATI BERAS ORGANIK PUTIH VARIETAS JASMINE, MERAH VARIETAS SAODAH, DAN HITAM VARIETAS JAWA DALAM KEMASAN PLASTIK POLIPROPILEN SELAMA PENYIMPANAN 6 (ENAM) BULAN SKRIPSI OLEH: DEA SUSANTO
Lebih terperinci3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah
3. MATERI DAN METODE Proses pemanasan dan pengeringan gabah beras merah dilakukan di Laboratorium Rekayasa Pangan. Proses penggilingan dan penyosohan gabah dilakukan di tempat penggilingan daerah Pucang
Lebih terperinciBab III Bahan dan Metode
Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel
Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel Tanaman wortel Wortel Lampiran 2. Gambar potongan wortel Potongan wortel basah Potongan wortel kering Lampiran 3. Gambar mesin giling tepung 1 2 4 3 5 Mesin Giling
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari
Lebih terperinci1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.
57 Lampiran I. Prosedur Analisis Kimia 1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). Timbang contoh yang telah berupa serbuk atau bahan yang telah dihaluskan sebanyak 1-2 g dalam botol timbang
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)
LAMPIRAN 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992) METODE PENGUJIAN Sebanyak 5 gram sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Untuk pengujianan total oksalat ke dalam Erlenmeyer ditambahkan larutan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah jagung pipil kering dengan varietas Pioneer 13 dan varietas Srikandi (QPM) serta bahanbahan kimia yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai pengambilan sampel di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dan dianalisis
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan
Lebih terperinciKadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis. 1. Kadar Air (AOAC, 1999) Sebanyak 3 gram sampel ditimbang dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobot keringnya. tersebut selanjutnya dikeringkan dalam oven
Lebih terperinciMATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan
Lebih terperinciLampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)
Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al., 2007) a. Timbang kerupuk teri mentah yang sudah dihaluskan sebanyak 1-2 gram dalam botol timbang konstan yang sudah diketahui beratnya.
Lebih terperinciKadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu
40 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar air (AOAC 1995, 950.46) Cawan kosong yang bersih dikeringkan dalam oven selama 2 jam dengan suhu 105 o C dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN ALAT
III. METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN ALAT 3.1.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung sukun, dan air distilata. Tepung sukun yang digunakan diperoleh dari Badan Litbang Kehutanan,
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Rion Viscotester Model VT-04F). Sebelum
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012 sampai dengan Oktober 2012. Adapun laboratorium yang digunakan selama penelitian antara lain Pilot
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengkondisian Grits Jagung Proses pengkondisian grits jagung dilakukan dengan penambahan air dan dengan penambahan Ca(OH) 2. Jenis jagung yang digunakan sebagai bahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
24 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciLampiran 1 Formulir organoleptik
LAMPIRA 55 56 Lampiran Formulir organoleptik Formulir Organoleptik (Mutu Hedonik) Ubi Cilembu Panggang ama : o. HP : JK : P / L Petunjuk pengisian:. Isi identitas saudara/i secara lengkap 2. Di hadapan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai
13 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai penjual di Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang dan Laboratorium
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciLAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)
LAMPIRAN Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007) Cara kerja: a. Timbang kerupuk samiler yang sudah dihaluskan sebanyak 1-2 gram dalam botol timbang konstan yang sudah
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan yaitu umbi garut kultivar creole berumur 10 bulan yang diperoleh dari kebun percobaan Balai Penelitian Biologi dan Genetika Cimanggu
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah ubi jalar Cilembu dan ubi jalar ungu Ayamurasaki. Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah akuades, K
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :
Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Rendemen merupakan persentase perbandingan antara berat produk yang diperoleh dengan
Lebih terperinciA. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG
III. KEGIATAN MAGANG A. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang dilaksanakan di sebuah perusahaan snack di wilayah Jabotabek selama empat bulan. Kegiatan magang ini dimulai pada tanggal 10 Maret sampai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan
20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2011 sampai Januari 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Cisolok, Palabuhanratu, Jawa Barat. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH
Lampiran 1 BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH Bahan Tepung ubi jalar Putih Coklat collata Margarin Gula pasir Telur Coklat bubuk Kacang kenari Jumlah 250 gr 350 gr 380 gr 250 gr 8 butir 55 gr 50 gr Cara Membuat:
Lebih terperinci1. Karakterisasi Tepung Beras dan Tepung Beras Ketan
III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras (Oryza sativa Linn) dan beras ketan (Oryza sativa glutinosa) yang diperoleh dari daerah Bogor, Jawa
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciANALISIS KOMPOSISI KIMIA PADA PEMBUATAN MAKANAN TRADISIONAL EMPEK-EMPEK PALEMBANG BERBAHAN BAKU DAGING, KULIT DAN TULANG IKAN GABUS
ANALISIS KOMPOSISI KIMIA PADA PEMBUATAN MAKANAN TRADISIONAL EMPEK-EMPEK PALEMBANG BERBAHAN BAKU DAGING, KULIT DAN TULANG IKAN GABUS (Channa striata) Dewi Farah Diba Program Studi Budidaya Peraiaran STITEK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental di bidang teknologi pangan. B. TEMPAT DAN WAKTU Tempat pembuatan chips tempe dan tempat uji organoleptik
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian
Lebih terperinciLampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)
LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) Pereaksi 1. Larutan ADF Larutkan 20 g setil trimetil amonium bromida dalam 1 liter H 2 SO 4 1 N 2. Aseton Cara
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 SPESIFIKASI KALSIUM KARBONAT
LAMPIRAN 1 SPESIFIKASI KALSIUM KARBONAT Nama Produk : PURACAL QStable 140 Stabilized Calcium Carbonate 140 Kode Produksi : 090000004 Tanggal Produksi : 26 Juni 2009 Komposisi PURACAL Qstable 140, Stabilized
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di
III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Bandar Lampung, Laboratorium
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN
III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi talas segar yang dibeli di Bogor (Pasar Gunung Batu, Jalan Perumahan Taman Yasmin, Pasar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Lampung, Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratoriun
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)
Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi) Diambil 1 kg tepung onggok singkong yang telah lebih dulu dimasukkan dalam plastik transparan lalu dikukus selama 30 menit Disiapkan 1 liter
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan antara lain : oven, autoklap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath,
Lebih terperinciLAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)
LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI 01-3546-2004 yang dimodifikasi*) Penentuan Total Padatan Terlarut (%Brix) saos tomat kental dilakukan dengan menggunakan Hand-Refraktometer Brix 0-32%*.
Lebih terperinciANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1
ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tentang pengaruh variasi konsentrasi penambahan tepung tapioka dan tepung beras terhadap kadar protein, lemak, kadar air dan sifat organoleptik
Lebih terperinciPENGARUH JENIS PENGEMAS TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA BERAS ORGANIK PUTIH, MERAH, DAN HITAM VARIETAS LOKAL SELAMA 6 BULAN PENYIMPANAN PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH JENIS PENGEMAS TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA BERAS ORGANIK PUTIH, MERAH, DAN HITAM VARIETAS LOKAL SELAMA 6 BULAN PENYIMPANAN PROPOSAL SKRIPSI OLEH : KRISTIN MARIA GUNAWAN NRP 6103010047 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon
Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon Proksimat protein lemak abu serat kasar air BETN A ( rebon 0%) 35,85 3,74 15,34 1,94 6,80
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan tahapan kegiatan, yaitu : bahan baku berupa singkong yang dijadikan bubur singkong,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Brookfield Digital Viscometer Model
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinciSIFAT FISIKOKIMIA TEPUNG PREGELATINISASI BERAS MERAH DAN KETAN HITAM DENGAN VARIASI WAKTU PENGUKUSAN SKRIPSI
SIFAT FISIKOKIMIA TEPUNG PREGELATINISASI BERAS MERAH DAN KETAN HITAM DENGAN VARIASI WAKTU PENGUKUSAN SKRIPSI OLEH : YESSICA MULIA WIJAYA NRP 6103008122 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciKadar air (basis kering) = b (c-a) x 100 % c-a
LAMPIRAN 48 49 Lampiran. Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 989) Cawan aluminium dikeringkan dalam oven pada suhu 00 o C selama 5 menit, lalu didinginkan dalam desikator selama 0 menit. Ditimbang
Lebih terperinciPENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH DENGAN SUKROSA DAN PERBANDINGAN TEPUNG JAGUNG, UBI JALAR DENGAN KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK JENANG
PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH DENGAN SUKROSA DAN PERBANDINGAN TEPUNG JAGUNG, UBI JALAR DENGAN KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK JENANG Devy Nur Afiah 123020120 Pembimbing Utama :Dr. Tantan Widiantara,
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006) Pengujian daya serap air (Water Absorption Index) dilakukan untuk bahan
Lebih terperinciOLEH : VERONICA SUGIANTO NRP
PERUBAHAN SIFAT FISIKOKIMIA BERAS DAN PROFIL TEKSTUR NASI DARI BERAS ORGANIK MERAH VARIETAS SAODAH SELAMA ENAM BULAN PENYIMPANAN DALAM KEMASAN PLASTIK POLYETHYLENE (PE) DAN POLYPROPILENE (PP) SKRIPSI OLEH
Lebih terperinciMETODE. Materi. Rancangan
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015. 3.2 Alat Alat
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan Reproduksi Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2014 bertempat di Labolaturium Teknologi Pascapanen (TPP) dan analisis Kimia dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah
30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2011. Penelitian dilaksanakan di laboratorium LBP (Lingkungan dan Bangunan Pertanian) dan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli sampai Oktober 2011, dan dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas
Lebih terperincisampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan
59 60 Lampiran 1.Pengukuran Kandungan Kimia Pati Batang Aren (Arenga pinnata Merr.) dan Pati Temulawak (Curcuma xanthorizza L.) a. Penentuan Kadar Air Pati Temulawak dan Pati Batang Aren Menggunakan Moisture
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Lampung, Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratoriun Analisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
15 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai Januari 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan dan Hasil Pertanian, Jurusan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-November 2011. Pemeliharaan ternak prapemotongan dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok
Lebih terperincix100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)
LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006) Prosedur pengujian daya serap air: 1. Sampel biskuit dihancurkan dengan menggunakan mortar. 2. Sampel
Lebih terperinciLampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989)
153 LAMPIRA 154 Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989) Cawan aluminium dikeringkan dalam oven pada suhu 100 o C selama 15 menit, lalu didinginkan dalam desikator selama 10 menit. Ditimbang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )
41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama
LAMPIRAN 1 Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) perlakuan proksimat (% bobot kering) Protein Lemak Abu Serat kasar Kadar air BETN Pakan komersil 40,1376 1,4009 16,3450 7,4173
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos
LAMPIRA 30 Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC 1984) Cawan alumunium kosong dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada temperatur 100 o C. Cawan porselen kemudian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan di Farm dan Laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Jambi, pada tanggal 28 September sampai tanggal 28 November 2016.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kacang kedelai, kacang tanah, oat, dan wortel yang diperoleh dari daerah Bogor. Bahan kimia yang digunakan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2013 di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah bubuk susu kedelai bubuk komersial, isolat protein kedelai, glucono delta lactone (GDL), sodium trpolifosfat
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur analisis proksimat
LAMPIRAN 37 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Cawan aluminium kosong dioven selama 15 menit kemudian didinginkan dalam desikator dan sebanyak 5 g sampel dimasukkan ke dalam
Lebih terperinciPEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI
MAKALAH PENELITIAN PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI Oleh : Arnoldus Yunanta Wisnu Nugraha L2C 005 237
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea terhadap ketersediaan NH3, volatile fatty acids dan protein total secara in vitro dilaksanakan pada tanggal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen laboratorium. Faktor perlakuan meliputi penambahan pengembang dan pengenyal pada pembuatan kerupuk puli menggunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016.
23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Nutrisi dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang dan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. diantaranya adalah umbi-umbian. Pemanfaatan umbi-umbian di Indonesia belum
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B.
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai bulan Januari 2016 di Laboratorium Prodi Biologi Fakultas MIPA, Laboratorium
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian
20 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juni 2011 di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku, Laboratorium biokimia, Departemen Teknologi Hasil Perairan,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
19 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil
Lebih terperinciANALISIS PROKSIMAT BERAS MERAH (Oryza sativa) VARIETAS SLEGRENG DAN AEK SIBUNDONG
ANALISIS PROKSIMAT BERAS MERAH (Oryza sativa) VARIETAS SLEGRENG DAN AEK SIBUNDONG Mirsya Ekarina Mulyani 1407 100 053 Pembimbing: Dra. Sukesi, M.Si Contents Pendahuluan Latar Belakang Lebih dari setengah
Lebih terperinci