Optimasi Penempatan Load Break Switch (LBS) pada Penyulang Karpan 2 Ambon menggunakan Metode Algoritma Genetika

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Optimasi Penempatan Load Break Switch (LBS) pada Penyulang Karpan 2 Ambon menggunakan Metode Algoritma Genetika"

Transkripsi

1 1 Optimasi Penempatan Load Break Switch (LBS) pada Penyulang Karpan 2 Ambon menggunakan Metode Algoritma Genetika Hendrik Kenedy Tupan 1) Abstrak Seringnya pemadaman listrik di Kota Ambon mengakibatkan kerugian baik pada konsumen maupun PT. PLN sebagai penyedia jasa energi listrik di Kota Ambon. Kapasitas pembangkit terpasang di Ambon saat ini MW dengan struktur jaringan distribusi radial 20 kv. Guna mengatasi dampak dari seringnya pemadaman listrik dan meningkatkan keandalan sistem, penelitian ini mengusulkan optimasi penempatan Load Break Switch (LBS) dengan metode Algoritma Genetika (GA). Optimasi penempatan LBS dilakukan dengan mensimulasikan kondisi gangguan seperti yang sering terjadi di PLN Kota Ambon. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penempatan beberapa LBS setelah optimasi memberikan total daya reaktif Q = 1.443,12 kvar, yang lebih kecil dibandingkan sebelum dioptimasi sebesar Q = 2.122,74 kvar. Perbandingan tingkat keandalan dengan menggunakan indeks SAIDI (d) dan SAIFI (f) juga menunjukkan adanya perbaikan. Hasil optimasi penempatan LBS dengan metode GA, terjadi penurunan indeks SAIDI (d) dari 27,16 menjadi 25,30, dan indeks SAIFI (f) dari 4,14 menjadi 3,86. Perhitungan nilai simpangan error terhadap hasil optimasi penempatan LBS, menunjukan bahwa nilai d dan nilai f mendekati standar SUTM radial, untuk nilai d sebesar 20,479% dan nilai f sebesar 20,625%. Meskipun masih belum memenuhi standard SPLN 68-2 :1986, hal tersebut akan berdampak pada berkurangnya frekwensi dan durasi gangguan. Kata Kunci Algoritma Genetika, Optimasi, LBS, keandalan, SAIDI, SAIFI. I. PENDAHULUAN B ERBAGAI upaya telah dilakukan oleh PT. PLN Kota Ambon untuk mengatasi dampak pemadaman listrik. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan pemasangan peralatan Load Break Switch (LBS) yang berfungsi untuk mengisolir daerah gangguan. LBS adalah alat pemutus atau penyambung sirkuit pada sistem distribusi listrik dalam keadaan berbeban. LBS dapat digunakan sebagai switch yang dapat memutus atau mengalirkan listrik ke konsumen pada suatu daerah tertentu. LBS mirip dengan pemutus tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB) dan biasanya dipasang dalam saluran distribusi listrik [1]. Penentuan lokasi LBS sebagai PMT ataupun CB mempengaruhi keandalan sistem yang ada, untuk itu perlu dilakukan optimasi penentuan lokasi LBS.. Optimasi penentuan lokasi pada penelitian ini menggunakan metode GA. Metode GA adalah sebuah metode untuk menyelesaikan masalah-masalah optimasi yang didasari pada seleksi alam, yaitu proses yang mengikuti evolusi atau perkembangan biologi. GA bekerja secara berulang-ulang sehingga dapat merubah sebuah populasi secara individu [3]. Metode GA telah diterapkan secara luas untuk penyelesaian masalah optimasi. Penggunaan GA bersifat kompetitif dan direkomendasikan untuk memecahkan masalah optimasi kombinatorial alamiah [2],[3]. Penelitian optimasi terkait menggunakan GA telah berhasil memberikan beberapa alternatif solusi dari permasalahan yang ada [2]. Sebuah solusi GA untuk masalah Optimal Power Flow (OPF) telah disajikan dan diterapkan pada sistem tenaga ukuran kecil dan menengah. Keuntungan utama dari solusi GA untuk masalah OPF adalah fleksibilitas pemodelan seperti nonconvex unit cost functions, prohibited unit operating zones, discrete control variables. Kendala nonlinier juga dapat dengan mudah dimodelkan. Keuntungan lain dari penerapan GA adalah dapat dengan mudah dikodekan untuk bekerja pada komputer paralel [4]. Penelitian mengenai optimasi distribusi jaringan listrik menggunakan GA menunjukkan hasil terjadinya penurunan sebesar 0,0574 MW atau sekitar 5,49% terhadap rugi-rugi daya nyata yang menunjukan bahwa pengurangan real power loss lebih lanjut dapat pula dicapai [5]. Permasalahan optimasi dapat juga dilakukan dengan berbagai metode lain misalnya metode Particle Swarm Optimization (PSO), Artificial Neural Network (ANN), Fuzzy Logic dan lainnya. Keuntungan penggunaan GA sangat jelas terlihat dari kemudahan implementasi dan kemampuannya untuk menemukan solusi yang dapat diterima secara cepat untuk masalah-masalah berdimensi tinggi [6]. Pada penelitian ini dilakukan sebuah upaya untuk untuk mengoptimalkan penempatan 5 (lima) LBS yang ada pada penyulang Karpan 2 Ambon menggunakan metode GA, yang bertujuan untuk meminimalkan total daya reaktif (terdampak), serta untuk dapat meningkatkan keandalan sistem distribusi. 1) Hendrik Kenedy Tupan, mahasiswa Program Magister Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia ( h3ntup@gmail.com). Jurnal EECCIS Vol 11, No. 1, April 2017

2 2 II. METODOLOGI 2.1 Parameter-parameter yang menentukan keandalan sistem tenaga listrik adalah [7]. - Laju Kegagalan. Laju kegagalan adalah nilai rata rata dari jumlah kegagalan persatuan waktu pada selang pengamatan tertentu (T), satuan yang digunakan kegagalan pertahun sehingga dapat ditulis sebagai berikut [7]. dengan : = Laju kegagalan (kegagalan/tahun) (1) N= Jumlah kegagalan dalam waktu T T= Selang waktu pengamatan (tahun) Sedangkan untuk menentukan lama gangguan atau ketidaktersedian tahunan rata-rata (U) merupakan jumlah lama gangguan persatuan waktu pada selang waktu pengangamatan (T), sehingga dapat ditulis seperti persamaan berikut ini : t U T N T Dengan : t = Lama gangguan (jam) T = Selang waktu pengamatan (tahun) (2) - Indeks keandalan dari sisi gangguan pelanggan. Indeks keandalan merupakan suatu metode/cara pengevaluasian parameter keandalan suatu peralatan distribusi tenaga listrik terhadap keandalan mutu pelayanan kepada pelanggan. Indeks ini antara lain adalah System Average Interruption Frequency Index (SAIFI), System Average Interruption Duration Index (SAIDI). System Average Interruption Frequency Index (SAIFI). Indeks ini didefinisikan sebagai jumlah rata-rata kegagalan yang terjadi per pelanggan yang dilayani oleh sistem per satuan waktu (umumnya per tahun). Indeks ini ditentukan dengan membagi jumlah semua kegagalan pelanggan dalam satu tahun dengan jumlah pelanggan yang dilayani oleh sistim tersebut. Jumlah konsumen yang mengalami gangguan (3) SAIFI Jumlah dari konsumen yang dilayani Persamaan untuk SAIFI (rata-rata jumlah gangguan tiap pelanggan) ini dapat dilihat pada persamaan (4). km k (4) SAIFI M Dengan: λ k = laju kegagalan komponen (kegagalan/tahun) M k = jumlah beban pada titik beban k (pelanggan) M = jumlah seluruh beban dalam satu sistim (pelanggan) System Average Interruption Duration Index (SAIDI). Indeks ini didefinisikan sebagai nilai rata -rata dari lamanya kegagalan untuk setiap konsumen selama satu tahun. Jumlah waktu gangguan dari semua konsumen SAIDI (5) Jumlah dari konsumen yang dilayani Indeks ini ditentukan dengan pembagian jumlah dari lamanya kegagalan secara terus menerus untuk semua pelanggan selama periode waktu yang telah ditentukan dengan jumlah pelanggan yang dilayani selama satu tahun, dapat dilihat pada persamaan (6) [7]. U km k (6) SAIDI M Dengan: U k = ketidaktersediaan komponen (%/tahun) M k = jumlah beban pada titik beban k (pelanggan) M = jumlah seluruh beban dalam satu sistem (pelanggan) SAIDI dihitung dalam satuan jam atau menit per tahun Proses dalam GA secara bertahap dapat dijelaskan sebagai berikut[8]. A. Pengkodean atau Representasi Langkah pertama yang dilakukan dalam penggunaan metode GA adalah melakukan pengkodean atau representasi terhadap permasalahan yang akan dioptimasi. Pengkodean yang lazim digunakan dalam GA seperti mengguanakan kode bilangan biner, bilangan real, dan huruf. Pengkodean digunakan untuk membentuk gen-gen yang ada dalam kromosom. Gen (genotype) merupakan variabel dasar yang membentuk suatu kromosom individu, dimana gen ini bisa berupa nilai biner, float, integer maupun karakter [8]. merupakan gabungan dari gen-gen yang membentuk arti tertentu. Pada aplikasi GA, kromosom merupakan representasi dari solusi yang dicari. Pada jaringan Karpan 2 Ambon terdapat 31 (tiga puluh satu) bus sebagai lokasi penempatan LBS, yang dapat diasumsikan sebagai gen-gen pada metode GA. Gengen yang mewakili nomor bus-bus yang ada, direpresentasikan dalam sejumlah kromosom individu. Pada awal proses GA, sejumlah kromosom individu yang terdiri dari 5 gen (nomor bus) dibangkitkan secara random sebagai alternatif solusi penempatan LBS. B. Menghitung Nilai Fitness Setiap Individu Nilai Fitness menyatakan seberapa baik nilai dari suatu individu atau solusi yang didapat. Nilai Fitness menyatakan nilai dari fungsi tujuan. Tujuan dari GA adalah memaksimalkan nilai Fitness. Jika yang dicari nilai maksimal, maka nilai Fitness adalah nilai dari fungsi itu sendiri. Tetapi jika yang dibutuhkan adalah nilai minimal, maka nilai Fitness merupakan invers dari fungsi itu sendiri[8]. Nilai Fitness mempengaruhi terpilihnya kromosom-kromosom individu tertentu untuk mengalami proses kawin silang (crossover) dan mutasi (mutation) dalam siklus GA. Nilai Fitness diperoleh dari sebuah fungsi Fitness f(x) yang dapat berupa suatu persamaan bebas dengan memberikan nilai batasan pada setiap variabelnya. Nilai Fitness dalam penelitian ini merepresentasikan nilai total nilai Q terdampak dari setiap konfigurasi penempatan 5 (lima) LBS (LBS01 sampai dengan LBS05) yang dinyatakan sebagai gen-gen dari kromosom individu yang ada. Karena yang dicari adalah nilai optimum minimal, maka hanya kromoson individu dengan nilai Q terkecil yang akan dipilih untuk proses crossover dan mutation dalam setiap generasi GA. Jurnal EECCIS Vol 11, No 1, April 2017

3 3 C. Seleksi Proses seleksi digunakan untuk memilih dua kromosom individu yang akan dijadikan orang tua dalam proses crossover untuk mendapatkan keturunan baru[8]. Proses seleksi dilakukan dengan cara memilih kromosom individu yang mempunyai nilai objektif (nilai total daya reaktif) terkecil atau fitness terbesar, hal ini karena optimasi yang dicari sebagai solusi permasalahan adalah optimasi dengan nilai total daya reaktif terdampak yang paling kecil. Metode seleksi yang sering digunakan adalah metode Roulette Wheel (Roda Roulette), dimana masing-masing individu menempati potongan lingkaran roda secara proporsional sesuai dengan nilai Fitness-nya. Pemilihan dilakukan secara acak dengan membangkitkan nilai random. Jika probabilitas kromosom individu ke-i < bilangan random, maka kromoson individu ke-i terpilih sebagai orang tua[8] Gambar 1. Roda Roulette Gambar 1 menunjukan contoh penggunaan metode Roulette Wheel dimana bagian 2 dengan nilai fittness yang paling besar, menempati potongan yang paling besar pada lingkaran. Dengan demikian bagian 2 peluang terbesar untuk terpilih sebagai orang tua. D. Pindah Silang (Crossover) Proses crossover adalah proses menyilangkan dua kromosom induk hasil seleksi. Sebuah kromosom individu yang mengarah pada solusi optimal, bisa diperoleh melalui proses pindah silang. Hal tersebut dapat diperoleh dengan catatan bahwa pindah silang hanya bisa dilakukan jika sebuah bilangan random r yang dibangkitkan dalam interval [0 s/d 1], nilainya kurang dari nilai probabilitas pindah silang tertentu (r < probabilitas). Cara yang paling sederhana untuk melakukan pindah silang adalah dengan teknik satu titik potong (one point crossover), dimana posisi titik potong diperoleh secara random. Proses crossover akan mempengaruhi perubahan susunan gen-gen kromosom individu yang merepresentasikan nomor bus dalam jaringan untuk penempatan LBS. Proses crossover akan menghasilkan kromosom individu baru dengan nilai Fitness yang lebih baik (total daya reaktif yang minimal). 2 3 individu. Probabilitas mutasi akan menentukan gen-gen dari suatu populasi yang akan mengalami proses mutasi. Mutasi adalah proses mengganti nilai gen (nomor bus) sebelumnya dengan nilai gen (nomor bus) baru yang ditentukan secara acak (random) dalam nilai jangkauan yang telah ditentukan. Gen-gen dengan nilai baru ini selanjutnya digabungkan lagi dalam kromosom induknya masing-masing untuk menentukan nilai fitness barunya. Proses mutasi gen-gen dari kromosom individu akan menghasilkan kromosom individu baru dengan nilai Fitness yang lebih baik (total daya reaktif yang minimal). F. Reinsertion Untuk Penggantian Populasi -kromosom individu yang telah mengalami proses kawin silang dan mutasi akan digabung dengan kromosom-kromosom lama yang tidak mengalami kawin silang dan mutasi menggunakan proses yang dinamakan reinsertion atau reins. Reinsertion merupakan proses penggantian populasi (generational replacement) yang akan mengganti semua individu awal dengan individu-individu hasil pindah silang dan mutasi serta individu-individu yang tidak mengalami proses tersebut. Secara garis besar, siklus eksekusi GA ditunjukan pada Gambar 3. Mulai Bangkitkan sejumlah Individu (Populasi) awal dengan Nomor Bus sebagai Gen Generasi = 1 Hitung dan evaluasi nilai Fitness setiap Individu berdasarkan nilai Objektif (total daya reaktif terdampak) Memilih Individu Induk dengan metode Roulette-Whele Melakukan proses Crossover antar Individu Induk untuk menghasilkan calon Individu Baru Melakukan proses Mutation gen penyusun calon Individu Baru Individu (Populasi) Baru Evaluasi terhadap Individu Baru (Generasi > Max. Generasi) atau diperoleh Solusi? Y Individu Solusi T Generasi = Generasi + 1 Gambar 2. Pindah Silang Satu Titik Gambar 2 menunjukan contoh pindah silang satu titik potong. Sustu titik potong dipilih secara random, kemudian bagian pertama dari orang tua 1 digabungkan dengan bagian kedua dari orang tua2 sehingga menghasilkan keturunan (offspring). E. Mutasi Pada proses mutasi tidak memandang kromosom individu, melainkan gen-gen penyusun kromosom Selesai Gambar 3. Siklus Eksekusi Algoritma Genetika III. HASIL DAN PEMBAHASAN Fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana mengoptimalkan penempatan LBS pada bus-bus yang terdapat di penyulang Karpan 2 Ambon menggunakan GA agar total Q berdasarkan data beban trafo pada penyulang Karpan 2. Nilai Q yang terdampak akibat gangguan diharapkan Jurnal EECCIS Vol 11, No. 1, April 2017

4 4 menjadi kecil dan indeks keandalan SAIDI dan SAIFI dapat meningkat. A. Optimasi Penempatan LBS dengan GA. Pada penyulang Karpan 2 Kota Ambon terdapat 31 bus yang memiliki potensi menjadi lokasi penempatan 5 LBS. GA digunakan untuk menemukan solusi optimal penempatan lokasi LBS. Target optimasi adalah total daya reaktif terdampak yang paling sedikit (minimal) jika terjadi gangguan. Pada simulasi GA yang dibangun terdapat tiga proses penting, yaitu (1) menetapkan bus-bus dalam jaringan yang mengalami gangguan; (2) membangkitkan sejumlah kromosom individu dalam populasi yang menggambarkan sejumlah alternatif solusi awal peletakan LBS yang optimal dengan total daya reaktif terdampak minimal; dan (3) mengevaluasi fitness dan memodifikasi kromosom-kromoson individu (alternatif solusi) dengan tektik Roulette-Whele, crossover dan mutation pada suatu siklus GA hingga generasi ke-n. Hasil akhir dari proses GA hingga generasi ke-n diharapkan dapat ditemukan solusi yang terbaik, yaitu lokasi penempatan LBS pada jaringan penyulang Karpan 2 Ambon dengan nilai Q (kvar) yang minimal. Total daya reaktif diperoleh dari penjumlahan total beban dari bus-bus yang ada pada penyulang Karpan 2 Ambon. Langkah simulasi GA untuk optimasi penempatan LBS pada penyulang Karpan 2 Ambon adalah sebagai berikut; 1. Data existing gangguan yang sering terjadi pada penyulang Karpan 2 Ambon seperti telihat pada tabel 1. No. TABEL I DATA GANGGUAN BUS 2. individu awal yang dibangkitkan secara acak seperti data dalam tabel II: 3. Terdapat 6 (enam) kromosom individu awal yang dibangkitkan generasi ke-1. Setiap kromosom individu terdiri dari 5 (lima) gen yang mewakili jumlah LBS pada penyulang Karpan 2 Ambon. Sedangkan nilai gen mewakili nomor bus yang ada sebagai lokasi penempatan LBS. Setiap kromosom individu merepresentasikan alternatif solusi penempatan LBS yang optimal dengan total daya reaktif yang minimal. Bus 1 Bus17 2 Bus19 3 Bus20 4 Bus22 TABEL II KROMOSOM INDIVIDU YANG DIBANGKITKAN PADA AWAL GENERASI KE-1 Gen Individu Evaluasi nilai fitness setiap kromosom individu pada generasi ke-1, dilakukan dengan total nilai Q terdampak dari Bus-bus yang berada setelah Bus lokasi LBS01 sampai dengan LBS05 berada. Total nilai Q untuk kromosom 1 sampai dengan kromosom 6 pada generasi ke-1, masing-masing adalah 1810,48, 1534,02, 2122,74, 1566,42, 1566,42, dan 2,122,74 kvar. Berdasarkan nilai objektif tersebut akan diperoleh nilai fitness dan probabilitas untuk masing-masing kromosom individu. Nilai Fitness menyatakan seberapa baik nilai dari suatu individu atau solusi yang didapat, sedangkan nilai probabilitas merupakan nilai peluang keterpilihan menjadi kromosom individu induk untuk proses crossover dan mutation, seperti dalam tabel III. TABEL III NILAI OBJEKTIF DAN FITNES KROMOSOM INDIVIDU PADA GENERASI KE-1 Generasi 5. Memilih kromoson individu induk untuk kromosom individu generasi berikutnya. Pemilihan kromoson individu induk dilakukan dengan teknik Roulette- Wheel, yaitu dengan memilih kromoson individu dengan Kumulatif Probabilitas (KPROB) terdekat dengan nilai random Roulette-Whele yang dibangkitkan (RAN[k] < KPROB[k]). Nilai random pertama yang diperoleh adalah 0, , nilai tersebut mendekati nilai KPROB dari kromoson individu ke-4 (lihat tabel II), sehingga kromoson individu ke-4 menjadi kromoson individu induk ke-1 pada generasi ke-1. Selanjutnya dengan cara yang sama, bangkitkan nilai random untuk memilih kromoson individu induk ke-2 hingga ke-6. Hasil akhir pemilihan kromoson individu pada generasi ke-1 seperti data dalam tabel 4. TABEL IV HASIL PEMILIHAN KROMOSOM INDIVIDU INDUK DENGAN ROULETTE-WHELE No. Individu Random Roulette-Whele Objektif KPROB Terdekat Individu Induk ,07,12,20, ,09,13,17, ,08,11,17, ,08,11,17, ,07,12,19, ,09,10,20,27 6. Setiap kromosom individu induk dipindahsilangkan (crossover) dengan kromosom induk lainnya. Crossover rate (pc) ditetapkan sebesar 50% dari jumlah kromosom individu induk dalam populasi. Pemilihan kromosom individu induk yang akan dipindahsilangkan adalah 3 kromosom individu induk dengan nilai random terkecil. Hasil 6 nilai random yang dibangkitkan seperti dalam tabel V. Nilai Fitness Probabilitas (PROB) Kumulatif Probabilitas (KPROB) ,09,10,20,27 1, ,09,13,17,21 1, ,08,11,17,22 2, ,07,12,20,22 1, ,07,12,19,29 1, ,08,11,17,27 2, Total 10, Jurnal EECCIS Vol 11, No 1, April 2017

5 5 TABEL V HASIL PEMILIHAN KROMOSOM INDIVIDU PASANGAN CROSSOVER Individu Induk Nilai Random Status Pindah Silang Individu Pasangan Pindah Silang Tetap Pindah Silang Tetap Pindah Silang Tetap - Urutan perubahan kromosom individu hingga generasi ke-2 seperti dalam gambar 4. Data calon kromoson individu baru tersebut menjadi kromosom individu pada generasi ke-2. Berdasarkan data tabel 5, proses pindah silang atau crossover dilakukan pada kromosom individu induk 1, 3 dan 5. individu pasangan crossover diperoleh dengan membangkitkan nilai random. Nilai crossover diperoleh dari titik potong (cut point) secara random antar nilai 1 (satu) hingga jumlah gen per kromosom individu (5 gen). Perubahan susunan kromosom individu hasil crossover ditunjukkan pada tabel 6. TABEL VI PERUBAHAN SUSUNAN KROMOSOM INDIVIDU HASIL CROSSOVER Calon Cut Individu Induk Individu Pasangan Point Individu Baru 1 02,07,12,20, ,07,12,19, ,07,12,19, ,09,13,17, ,09,13,17, ,08,11,17, ,07,12,20, ,08,12,20, ,08,11,17, ,08,11,17, ,07,12,19, ,08,11,17, ,07,12,17, ,09,10,20, ,09,10,20,27 7. Proses berikutnya adalah proses mutasi gen-gen yang terdapat dalam calon kromosom individu baru. Pada awal proses mutasi, semua gen dari setiap calon kromoson individu baru disusun secara memanjang seperti terlihat dalam tabel TABEL VII URUTAN GEN DARI SEMUA KROMOSOM INDIVIDU Gambar 4 menunjukan proses mutasi perubahan kromosom individu dari genarasi ke-1 sampai generasi ke-2, untuk mendapatkan kromosom individu yang baru. Untuk digunakan pada proses pengulangan dari langkah ke-3 hingga langkah ke-6. Pada generasi ke-10 dari siklus GA yang telah dieksekusi, diperoleh data alternatif penempatan LBS dengan nilai objektif dan Fitness setiap kromosom individu seperti pada tabel X, dan gambar 5 yang merupakan hasil simulasi program. TABEL X NILAI OBJEKTIF DAN FITNESS KROMOSOM INDIVIDU PADA GENERASI KE-10 Generasi Gambar 4. Perubahan Individu hingga Generasi Ke-2 Individu Objektif Nilai Fitness Probabilitas (PROB) Kumulatif Probabilitas (KPROB) ,14,07,19, ,07,29,19, ,18,12,19, ,30,12,19,23 1, ,14,27,19, ,07,12,17,21 1, Total 8, Kromoson 1 Kromoson 2 Kromoson 3 Kromoson 4 Kromoson 5 Kromoson 6 02,07,12,19,29 04,09,13,17,21 04,08,12,20,22 04,08,11,17,22 02,07,12,17,27 03,09,10,20,27 Membangkitkan nilai random dengan jangkauan 1 sampai dengan 30 (5 gen x 6 kromosom individu) sebanyak mutation rate (pm). Mutation rate telah ditetapkan sebesar 10% atau 3 (tiga) gen yang akan dimutasi pada setiap siklus GA (generasi). Gen-gen tersebut dimutasi (diganti) nilainya dengan nilai random dalam jangkauan 1 sampai dengan 30 (jumlah gen semua kromosom). Berdasarkan hasil eksekusi GA yang telah dilakukan diperoleh data mutasi gen seperti tabel VIII. TABEL VIII NILAI RANDOM UNTUK MUTASI GEN Gen Ke Nilai Random Mutasi Gen Berdasarkan data mutasi gen tersebut, maka calon kromoson individu baru seperti pada tabel IX. TABEL IX URUTAN GEN DARI SEMUA KROMOSOM INDIVIDU SETELAH MUTASI Kromoson 1 Kromoson 2 Kromoson 3 Kromoson 4 Kromoson 5 Kromoson 6 03,07,12,19,29 04,09,13,17,21 04,08,12,20,22 04,08,27,17,22 02,07,12,17,27 03,09,10,20,27 Gambar 5. Perubahan Individu hingga Generasi Ke-10 Berdasarkan hasil simulasi optimasi penempatan LBS dengan GA, diperoleh beberapa alternatif penempatan LBS dengan total nilai Q terdampak yang minimal seperti gambar 6. Gambar 6. Hasil akhir Simulasi Penempatan LBS dengan Algoritma Genetika Berdasarkan hasil simulasi GA yang dilakukan hingga generasi ke-10, diperoleh 4 alternatif penempatan LBS pada penyulang Karpan 2 Ambon Jurnal EECCIS Vol 11, No. 1, April 2017

6 6 seperti pada tabel X. Untuk menghitungan SAIDI dan SAIFI diambil alternatif ke-4 (kromosom individu ke- 5). Siklus GA dilakukan hingga generasi ke-10 karena nilai optimumnya sudah tercapai, hal ini terlihat dari nilai total beban (daya reaktif) dari 4 kromoson individu pada generasi ke 5 sebagai alternatif solusi telah menunjukkan nilai yang sama sebesar 1.443,12 kvar, seperti pada tabel XI. TABEL XI ALTERNATIF PENEMPATAN LBS HASIL OPTIMASI ALGORITMA GENETIKA Alternatif Penempatan LBS01 LBS02 LBS03 LBS04 LBS05 kvar 1 Bus04 Bus14 Bus07 Bus19 Bus Bus04 Bus07 Bus29 Bus19 Bus Bus04 Bus18 Bus12 Bus19 Bus Bus04 Bus14 Bus27 Bus19 Bus B. Indeks Keandalan SAIDI dan SAIFI Penyulang Karpan 2. Perhitungan SAIDI digunakan untuk menghitung lama jam padam rata-rata dan perhitungan SAIFI digunakan untuk menghitung jumlah pemadaman ratarata. Perhitungan SAIDI dan SAIFI diperoleh dengan rumus: (3) (5). Dengan menggunakan rumus (3) (4) pada data PT. PLN Cabang Ambon, nilai SAIDI dan SAIFI penyulang Karpan 2 tahun 2014, ditunjukan dalam tabel XII. TABEL XII HASIL PERHITUNGAN SAIDI DAN SAIFI PENYULANG KARPAN 2 UNTUK JANUARI-DESEMBER 2014 No Bulan Sumber data: PT. PLN Cabang Ambon Dari hasil perhitungan nilai SAIDI dan SAIFI berdasarkan data PT. PLN Cabang Ambon diketahui nilai SAIDI minimal 0,000 yang terjadi pada bulan Januari, nilai maksimal SAIDI sebesar 1,996 terjadi pada bulan Maret. Sedangkan untuk nilai SAIFI minimal terjadi pada bulan Januari sebesar 0,000 dan maksimal terjadi pada bulan Mei sebesar 0,037. C. Perhitungan SAIDI dan SAIFI Penyulang Karpan 2 Sebelum dan Setelah Penempatan LBS. Standar yang dipakai dalam menentukan SAIDI atau durasi padam (d) dan SAIFI atau frekwensi padam (f) gangguan untuk penyulang Karpan 2 Ambon sesuai dengan SPLN 68-2:1986, sebagai berikut [10]; a. Standar yang digunakan adalah perhitungan SUTM Radial dengan nilai SAIDI (d) = 21 dan SAIFI (f) = 3,2. Rumus perhitungan yang digunakan sebagi berikut : panjang penyulang(km kenyataan) ratio gangguan( )kenyataan d (d)standar panjang penyulang(km standar) ratiogangguan ( )standar panjang penyulang(km kenyataan) ratio gangguan( )kenyataan f (f)standar panjang penyulang(km standar) ratiogangguan( )standar Dimana: Menit x Pelanggan Padam Jumlah Jam x pelanggan padam Jmlh Pelanggan Padam Jumlah Pelanggan SAIDI SAIFI 1 Januari , Februari , Maret 71, , , April 6, ,122 5, Mei 6, ,076 4, Juni 3, , Juli 5, , Agustus 3, , September 1, , Oktober 1, , November 8, , Desember 13, , Total 121, , ,217 67, Rara-rata 10, , (7) (8) λ standar adalah rasio gangguan berdasarkan data gangguan yang pernah terjadi di sistem penyulang selama 3-5 bulan. Sedangkan λ kenyataan adalah rasio gangguan untuk selang waktu 1-2 bulan. b. Perhitungan SAIDI (d) dan SAIFI (f) sebelum penempatan LBS dengan 28 kali gangguan selama 5 bulan dalam setahun, diperoleh nilai λ nyata sebesar 28 : 12 = 2,33. Perhitungan λ standar dengan 18 kali gangguan selama 2 bulan dalam setahun, diperoleh nilai λ standar sebesar 18 : 12 = 1,5. Panjang penyulang kenyataan diambil sesuai dengan panjang penyulang sebenarnya dari Karpan 2 yaitu 18,455 km. Perhitungan SAIDI dan SAIFI tanpa LBS adalah sebagai berikut: 18,46(km kenyataan) 2,33 ( ) kenyataan d 21( f )standar 16(km standar) 1,5( )standar 1,151, ,64 18,46 (km kenyataan) 2,33 ( ) kenyataan f 3,2( f )standar 16(km standar) 1,5( )standar 1,151,553,2 5,73 c. Perhitungan durasi dan frekwensi padam dengan memperhitungkan penempatan LBS sesuai kondisi nyata saat ini adalah sebagai berikut : 13,32 (km kenyataan) 2,33 ( )kenyataan d 21( f )standar 16(km standar) 1,5( )standar 0,831, ,16 13,32(km kenyataan) 2,33 ( ) kenyataan f 3,2( f )standar 16(km standar) 1,5( )standar 0,831,553,2 4,14 Tabel XIII, menunjukan nilai error antara nilai d standar dan f standar dimana LBS belum terpasang pada penyulang. TABEL XIV PERBANDINGAN NILAI SAIDI DAN SAIFI STANDAR DENGAN PENYULANG MENGGUNAKAN LBS Parameter d TABEL XIII PERBANDINGAN NILAI SAIDI DAN SAIFI STANDAR DENGAN PENYULANG TANPA LBS Parameter d f f SUTM Radial (Standar) 21 3,2 SUTM Radial Standar 21 3,2 Penyulang Tanpa LBS 37,64 5,73 Penyulang Dengan LBS 27,16 4,14 % error 79,238% 85,312% % error 29,333% 29,375% Tabel XIII dan XIV, menunjukan bahwa nilai SAIDI dan SAIFI penyulang dengan menggunakan LBS lebih mendekati nilai SAIDI dan SAIFI standar dari pada penyulang sebelum penempatan LBS. D. Perhitungan SAIDI dan SAIFI Penyulang Karpan 2 Setelah Optimasi Penempatan LBS. Perhitungan SAIDI (d) dan SAIFI (f) setelah optimasi penempatan LBS dengan 28 kali gangguan selama 5 bulan dalam setahun, diperoleh nilai λ nyata sebesar 28 : 12 = 2,33. Perhitungan λ standar dengan 18 kali gangguan selama 2 bulan dalam setahun, diperoleh nilai λ standar sebesar 18 : 12 = 1,5. Panjang penyulang Jurnal EECCIS Vol 11, No 1, April 2017

7 7 kenyataan diambil sesuai dengan total panjang penyulang yang tidak mengalami gangguan dari hasil optimasi titik penempatan LBS. Total panjang penyulang yang tidak mengalami gangguan adalah sepanjang 12,41 km. 12,41(km kenyataan ) 2,33( ) kenyataan d 21( d)standar 16(km standar ) 1,5( )standar 0,781, ,30 12,41(km kenyataan ) 2,33( ) kenyataan f 3,2( f )standar 16(km standar ) 1,5( )standar 0,781,553,2 3,86 TABEL XV PERBANDINGAN NILAI SAIDI DAN SAIFI STANDAR DENGAN PENYULANG MENGGUNAKAN OPTIMASI LBS Parameter Tabel XV menunjukan hasil perhitungan SAIDI (d) dan SAIFI (f) dari penyulang Karpan 2 Ambon setelah optimasi penempatan LBS, memiliki nilai d dan f yang paling mendekati standar SUTM radial, yaitu untuk d sebesar 25,30 dan untuk f sebesar 3,86, dengan nilai error 20,4% untuk d dan 20,625% untuk f. TABEL XVI PERHITUNGAN NILAI ERROR ANTARA STANDAR SPLN DENGAN PENEMPATAN LBS, TANPA LBS, DAN HASIL OPTIMASI Parameter d f d f SUTM Radial (Standar) 21 3,2 SUTM radial (Standar) 21 3,2 Dengan LBS 27,16 4,14 Hasil Optimasi LBS 25,30 3,86 Tabel XVI menunjukan hasil perhitungan nilai error antara standar SPLN yang digunakan untuk SAIDI (d) adalah 21, SAIDI (d) dengan penempatan LBS adalah 27,16, setelah optimasi LBS 25,30, untuk SAIFI (f) adalah 3,2, dengan penempatan LBS adalah 4,24, tanpa penmpatan LBS adalah 5,73 kali/ tahun dan setelah optimasi penempatan LBS adalah 3,86. TABEL XVII PERBANDINGAN NILAI % ERROR TERHADAP NILAI STANDAR SAIDI DAN SAIFI SUTM RADIAL Parameter Tanpa LBS Dengan LBS Tanpa LBS 37,64 5,73 % error 20,479 % 20,625% Dengan optimasi LBS d 79,238% 29,333% 20,479% f 85,312% 29,375% 20,625% Dengan optimasi 25,30 3,86 Tabel XVII menunjukan perbandingan prosentase nilai error terhadap niali standar SAIDI dan SAIFI. Perbandingan nilai SAIDI (d) tanpa LBS adalah 79,238%, dengan LBS adalah 29,333%, dengan optimasi penempatan LBS adalah 20,479%. Nilai SAIFI (f) tanpa LBS adalah 85,312% dengan LBS adalah 29,375 %, dan setelah optimasi penempatan LBS adalah 20,625%. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap optimasi penempatan titik LBS pada penyulang Karpan 2 Ambon, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada penelitian ini kromosom individu yang dibangkitkan dalam populasi adalah sebanyak 6 kromosom individu dengan 5 gen yang mewakili jumlah LBS yang terdapat pada saluran. Crossover rate (pc) yang digunakan sebesar 50% dan mutation rate (pm) sebesar 10%. Setiap satu siklus (generasi) GA berdasarkan parameter tersebut, jumlah kromosom individu yang akan dipindahsilangkan adalah sebanyak 3 kromosom individu dan jumlah gen yang akan dimutasikan adalah sebanyak 3 gen. 2. Berdasarkan hasil optimasi titik LBS menggunakan GA, diperoleh total nilai Q yang minimal. Dari hasil optimasi diambil alternatif ke 4 dengan nilai Q = 1.443,12 kvar dengan titik LBS pada bus 2, 4, 27, 19 dan 29, dengan posisi gangguan 17, 19, 20 dan Setelah diketahui penempatan titik LBS yang optimal, maka dapat dihitung perbaikan tingkat keandalan untuk durasi padam (d) SAIDI pada penyulang Karpan 2 Ambon menggunakan perhitungan konfigurasi jaringan dengan standar SPLN 68-2 : 1998, sebelum optimasi hasil perhitungan nilai lama padam (d) = 27,16 dan sesudah optimasi (d) = 25, Perbaikan tingkat keandalan untuk nilai frekwesi padam (f) = 4,14 sebelum optimasi dan sesudah optimasi (f) = 3, Hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai SAIDI dan SAIFI setelah optimasi penempatan LBS, memiliki nilai yang paling mendekati standar SUTM radial, yaitu untuk d sebesar 25,30 dan untuk f sebesar 3,86. Simpangan error dari SAIDI dan SAIFI sebesar 20,479% untuk d dan 20,625% untuk f. V. DAFTAR PUSTAKA [1] D. Marsudi Operasi Sistem Tenaga Listrik. Balai Penerbit dan Humas ISTN,Jakarta Selatan.. [2] A.J. Urdaneta, J.F. Gomez, E. Sorrentino, L. Flores, and R. Diaz A Hybrid Genetic Algorithm For Optimal Reactive Power Planning Based Upon Successive Linear Programming. IEEE Transactions on Power Systems, vol. 14, No.42. Available: [3] D.E. Goldberg Genetic Algorithm in Search, Optimization & Machine Learning. Addison-Wesley Publishing Company, Inc., Canada, hlm [4] A.G. Bakirtzis, P.N. Biskas, C.E. Zoumas, and V. Petridis Optimal Power Flow by Enhanced Genetic Algorithm. IEEE Transactions on Power Systems, vol. 17, No.2,. Avalaible: ber= [5] B. Radha, R.T. F.A. King and H.C.S. Rughooputh A Modified Genetic Algorithm For Optimal Electrical Distribution Network Reconfiguration. IEEE Transactions on Power Systems. Available: [6] N. Sannomiya, H. Iima Genetic algorithm approach to a production ordering problem in an assembly process with buffers. Control Problems in a Manufacturing Technology. pp [7] R Billinton and N. Ronald Reliability Evaluation of Power Systems. Second edition published by Plenum Press, New York. hlm Jurnal EECCIS Vol 11, No. 1, April 2017

8 8 [8] Suyanto Algoritma Genetika dalam MATLAB. ANDI Offset, Yogyakarta. hlm [9] T. Sutojo, E. Mulyanto, dan V. Suhartono Kecerdasan Buatan. ANDI Offset, Yogyakarta. hlm PT. PLN (Persero) SPLN Perhitungan Konfigurasi Jaringan Untuk Lama dan Kali Gangguan di Penyulang. Jurnal EECCIS Vol 11, No 1, April 2017

OPTIMASI PENEMPATAN RECLOSER TERHADAP KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENEMPATAN RECLOSER TERHADAP KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PENEMPATAN RECLOSER TERHADAP KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN ALGORITMA GENETIKA Radiktyo Nindyo Sumarno Dr. Ir. Hermawan, DEA Wahyudi, ST., MT. Abstract Nowadays, the determination of recloser

Lebih terperinci

OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 kv DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOMBINASI FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 kv DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOMBINASI FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 kv DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOMBINASI FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA I Made Wartana, Mimien Mustikawati Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

OPTIMASI PENEMPATAN RECLOSER TERHADAP KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENEMPATAN RECLOSER TERHADAP KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN ALGORITMA GENETIKA Makalah Seminar Tugas Akhir OPTIMASI PENEMPATAN RECLOSER TERHADAP KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN ALGORITMA GENETIKA Radiktyo Nindyo Sumarno [1], Dr. Ir. Hermawan, DEA [2], Wahyudi, ST., MT. [2]

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ketersediaan yang semakin menipis dan semakin mahal, membuat biaya

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ketersediaan yang semakin menipis dan semakin mahal, membuat biaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik di Indonesia pada umumnya merupakan pembangkit listrik thermal. Kebutuhan pembangkit thermal terhadap bahan bakar fosil dengan jumlah ketersediaan

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA. Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

ALGORITMA GENETIKA. Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning Disusun oleh: Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, PENS ITS Surabaya 2003 Algoritma

Lebih terperinci

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN Optimasi Penjadwalan Mata Kuliah Dengan Algoritma Genetika Andysah Putera Utama Siahaan Universitas Pembangunan Pancabudi Jl. Gatot Subroto Km. 4,5, Medan, Sumatra Utara, Indonesia andiesiahaan@gmail.com

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA Muhammad Arief Nugroho 1, Galih Hermawan, S.Kom., M.T. 2 1, 2 Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116, Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT Gahara Nur Eka Putra NRP : 1022045 E-mail : bb.201smg@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Vol. 7, 2, 108-117, Januari 2011 Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Jusmawati Massalesse Abstrak Tulisan ini dimaksudkan untuk memperlihatkan proses

Lebih terperinci

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Kun Siwi Trilestari [1], Ade Andri Hendriadi [2] Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Singaperbanga Karawang

Lebih terperinci

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika M. Syafrizal, Luh Kesuma Wardhani, M. Irsyad Jurusan Teknik Informatika - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Lebih terperinci

STUDI PENEMPATAN SECTIONALIZER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PENYULANG KELINGI UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN

STUDI PENEMPATAN SECTIONALIZER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PENYULANG KELINGI UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN Mikrotiga, Vol 2, No. 1 Januari 2015 ISSN : 2355-0457 5 STUDI PENEMPATAN SECTIONALIZER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PENYULANG KELINGI UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN Azzahraninna Tryollinna 1*, Rudyanto

Lebih terperinci

Analisis Keandalan Sistem Distribusi Menggunakan Program Analisis Kelistrikan Transien dan Metode Section Technique

Analisis Keandalan Sistem Distribusi Menggunakan Program Analisis Kelistrikan Transien dan Metode Section Technique JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-153 Analisis Keandalan Sistem Distribusi Menggunakan Program Analisis Kelistrikan Transien dan Metode Section Technique Henki Projo Wicaksono,

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE SECTION TECHNIQUE DAN RNEA PADA PENYULANG RENON

STUDI PERBANDINGAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE SECTION TECHNIQUE DAN RNEA PADA PENYULANG RENON STUDI PERBANDINGAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE SECTION TECHNIQUE DAN RNEA PADA PENYULANG RENON I. N. Partawan 1, I. G. Dyana Arjana 2, A. I. Weking 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Leonard Tambunan AMIK Mitra Gama Jl. Kayangan No. 99, Duri-Riau e-mail : leo.itcom@gmail.com Abstrak Pada saat ini proses penjadwalan kuliah

Lebih terperinci

OPTIMISASI PENEMPATAN RECLOSER UNTUK MEMINIMALISIR NILAI SAIFI DAN SAIDI PADA PENYULANG PDP 04 MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

OPTIMISASI PENEMPATAN RECLOSER UNTUK MEMINIMALISIR NILAI SAIFI DAN SAIDI PADA PENYULANG PDP 04 MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) OPTIMISASI PENEMPATAN RECLOSER UNTUK MEMINIMALISIR NILAI SAIFI DAN SAIDI PADA PENYULANG PDP 04 MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Dewi Wijayanti *), Hermawan, and Susatyo Handoko Departemen

Lebih terperinci

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN Eva Desiana, M.Kom Pascasarjana Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara, SMP Negeri 5 Pematangsianta Jl. Universitas Medan, Jl.

Lebih terperinci

Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kv PT. PLN (Persero) APJ Magelang Menggunakan Static Series Voltage Regulator (SSVR)

Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kv PT. PLN (Persero) APJ Magelang Menggunakan Static Series Voltage Regulator (SSVR) Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kv PT. PLN (Persero) APJ Magelang Menggunakan Static Series Voltage Regulator (SSVR) Oleh: Putty Ika Dharmawati (2208100020) Dosen Pembimbing Prof.

Lebih terperinci

Evaluasi Keandalan Sistem Jaringan Distribusi 20 kv Menggunakan Metode Reliability Network Equivalent Approach (RNEA) di PT. PLN Rayon Mojokerto

Evaluasi Keandalan Sistem Jaringan Distribusi 20 kv Menggunakan Metode Reliability Network Equivalent Approach (RNEA) di PT. PLN Rayon Mojokerto Evaluasi Keandalan Sistem Jaringan Distribusi Menggunakan Metode Reliability Network Equivalent Approach EVALUASI KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY NETWORK EQUIVALENT

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM Anies Hannawati, Thiang, Eleazar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM DEFINISI ALGEN adalah algoritma yang memanfaatkan proses seleksi alamiah yang dikenal dengan evolusi Dalam evolusi, individu terus menerus mengalami perubahan gen untuk

Lebih terperinci

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

Genetic Algorithme. Perbedaan GA Genetic Algorithme Algoritma ini bekerja dengan sebuah populasi yang terdiri atas individu-individu (kromosom). Individu dilambangkan dengan sebuah nilai kebugaran (fitness) yang akan digunakan untuk mencari

Lebih terperinci

Optimasi Kendali Distribusi Tegangan pada Sistem Tenaga Listrik dengan Pembangkit Tersebar

Optimasi Kendali Distribusi Tegangan pada Sistem Tenaga Listrik dengan Pembangkit Tersebar Optimasi Kendali Distribusi Tegangan pada Sistem Tenaga Listrik dengan Pembangkit Tersebar Soni Irawan Jatmika 2210 105 052 Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT. 2. Heri Suryoatmojo, ST. MT.

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 03(2016), hal 265 274. ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Abdul Azis, Bayu Prihandono, Ilhamsyah INTISARI Optimasi

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS-ITS Surabaya 2003 Algoritma Genetika Algoritma

Lebih terperinci

Lingkup Metode Optimasi

Lingkup Metode Optimasi Algoritma Genetika Lingkup Metode Optimasi Analitik Linier Non Linier Single Variabel Multi Variabel Dgn Kendala Tanpa Kendala Numerik Fibonacci Evolusi Complex Combinasi Intelijen/ Evolusi Fuzzy Logic

Lebih terperinci

Yulius S. Pirade ABSTRAK

Yulius S. Pirade ABSTRAK Media Litbang Sulteng 2 (1) : 29 33, Oktober 2009 ISSN : 1979-5971 STUDI KEANDALAN KELISTRIKAN KOTA PALU 2007 BERDASARKAN SYSTEM AVERAGE INTERRUPTION DURATION INDEX (SAIDI) DAN SYSTEM AVERAGE INTERRUPTION

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Dengan Optimasi Konfigurasi

Peningkatan Kualitas Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Dengan Optimasi Konfigurasi Peningkatan Kualitas Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Dengan Optimasi Konfigurasi Rizky Jefry Naibaho*, Dian Yayan Sukma** Program Studi Teknik Elektro S1, Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

Teknologi Elektro, Vol. 14, No.2, Juli - Desember

Teknologi Elektro, Vol. 14, No.2, Juli - Desember Teknologi Elektro, Vol. 14, No.2, Juli - Desember 2015 1 ANALISA KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI PENYULANG KAMPUS DENGAN MENGGUNAKAN PENGGABUNGAN METODE SECTION TECKNIQUE DAN RIA Gusti Putu Budi Arigandi 1,

Lebih terperinci

Gunawan Hadi Prasetiyo, Optimasi Penempatan Recloser pada Penyulang Mayang Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Jember Menggunakan Simplex Method

Gunawan Hadi Prasetiyo, Optimasi Penempatan Recloser pada Penyulang Mayang Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Jember Menggunakan Simplex Method OPTIMASI PENEMPATAN RECLOSER PADA PENYULANG MAYANG AREA PELAYANAN DAN JARINGAN (APJ) JEMBER MENGGUNAKAN SIMPLEX METHOD (OPTIMIZATION OF RECLOSER PLACEMENT USING SIMPLEX METHOD (CASE STUDY : MAYANG S FEEDER

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran

Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran 56 Teknologi Elektro, Vol. 15, No. 1, Januari - Juni 2016 Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran I Putu Andithya Chrisna Budi 1, I. A. Dwi Giriantari

Lebih terperinci

Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor

Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor Okki Dwi Bagus A. 1), Sulistyono, ST, MM 2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercubuana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Perkuliahan Penjadwalan memiliki pengertian durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian untuk melakukan aktivitas kerja[10]. Penjadwalan juga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan algoritma pencarian heuristik ysng didasarkan atas mekanisme seleksi alami dan genetika alami (Suyanto, 2014). Adapun konsep dasar

Lebih terperinci

ANALISIS KEANDALAN DAN NILAI EKONOMIS DI PENYULANG PUJON PT. PLN (PERSERO) AREA MALANG

ANALISIS KEANDALAN DAN NILAI EKONOMIS DI PENYULANG PUJON PT. PLN (PERSERO) AREA MALANG ANALISIS KEANDALAN DAN NILAI EKONOMIS DI PENYULANG PUJON PT. PLN (PERSERO) AREA MALANG Fery Praditama. 1, Ir. Teguh Utomo, MT. 2, Ir. Mahfudz Shidiq, MT³ 1 Mahasiswa Teknik Elektro, 2,3 Dosen Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Siklus RCGA 2. Alternatif Operator Reproduksi pada Pengkodean Real 3. Alternatif Operator Seleksi 4.

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm Jurnal Telematika, vol.9 no.1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-251 Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

Tabarok et al., Optimasi Penempatan Distributed Generation (DG) dan Kapasitor... 35

Tabarok et al., Optimasi Penempatan Distributed Generation (DG) dan Kapasitor... 35 Tabarok et al., Optimasi Penempatan Distributed Generation (DG) dan Kapasitor... 35 Optimasi Penempatan Distributed Generation (DG) dan Kapasitor pada Sistem Distribusi Radial Menggunakan Metode Genetic

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK Usulan Skripsi S-1 Jurusan Matematika Diajukan oleh 1. Novandry Widyastuti M0105013 2. Astika Ratnawati M0105025 3. Rahma Nur Cahyani

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik pada abad ini sudah merupakan kebutuhan primer yang tidak bisa tergantikan. Karena pentingnya listrik ini, sistem yang menyuplai dan mengalirkan listrik ini

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Pengantar 2. Struktur Algoritma Genetika 3. Studi Kasus: Maksimasi Fungsi Sederhana 4. Studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka (Samuel, Toni & Willi 2005) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Algoritma Genetika untuk Traveling Salesman Problem Dengan Menggunakan Metode Order Crossover

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10: BAB III PERANCANGAN Pada bagian perancangan ini akan dipaparkan mengenai bagaimana mencari solusi pada persoalan pencarian rute terpendek dari n buah node dengan menggunakan algoritma genetika (AG). Dari

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI PC BERDASARKAN KEMAMPUAN FINANSIAL KONSUMEN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI PC BERDASARKAN KEMAMPUAN FINANSIAL KONSUMEN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI PC BERDASARKAN KEMAMPUAN FINANSIAL KONSUMEN Eva Haryanty, S.Kom. ABSTRAK Komputer adalah salah satu peralatan yang pada saat ini banyak pula digunakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI JALUR PENDISTRIBUSIAN KERAMIK PADA PT. CHANG JUI FANG

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI JALUR PENDISTRIBUSIAN KERAMIK PADA PT. CHANG JUI FANG IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI JALUR PENDISTRIBUSIAN KERAMIK PADA PT. CHANG JUI FANG Adnan Buyung Nasution 1 1,2 Sistem Infomasi, Tehnik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi Utama 3 Universitas

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI

Lebih terperinci

Analisis Keandalan Sistem Jaringan Distribusi PT. PLN (Persero) Banda Aceh Menggunakan Metode Section Technique

Analisis Keandalan Sistem Jaringan Distribusi PT. PLN (Persero) Banda Aceh Menggunakan Metode Section Technique KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-issn: -736 Analisis Keandalan Sistem Jaringan Distribusi PT. PLN (Persero) Banda Aceh Menggunakan Metode Section Technique Aditya Mulianda #1, Syahrizal #, Mansur

Lebih terperinci

Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Andhito Sukmoyo Nugroho, I.G.N. Satriadi Hernanda 2), Adi Soeprijanto 1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Studi Analisis Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Surabaya Menggunakan Metode Latin Hypercube Sampling

Studi Analisis Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Surabaya Menggunakan Metode Latin Hypercube Sampling JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (0) -5 Studi Analisis Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Surabaya Menggunakan Metode Latin Hypercube Sampling Agung Yanuar Wirapraja, I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda,

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN PENGUMPULAN DATA

BAB III PENGUKURAN DAN PENGUMPULAN DATA BAB III PENGUKURAN DAN PENGUMPULAN DATA Distribusi sistem tenaga listrik memiliki peranan penting dalam penyaluran daya ke beban atau konsumen, terutama kualitas energi listrik yang diterima konsumen sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi listrik selama ini selalu meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi listrik selama ini selalu meningkat dari tahun ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik selama ini selalu meningkat dari tahun ke tahun. Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

Studi Perbaikan Keandalan Jaringan Distribusi Primer Dengan Pemasangan Gardu Induk Sisipan Di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan

Studi Perbaikan Keandalan Jaringan Distribusi Primer Dengan Pemasangan Gardu Induk Sisipan Di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 B-119 Studi Perbaikan Keandalan Jaringan Distribusi Primer Dengan Pemasangan Gardu Induk Sisipan Di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan Fauziah, Adi

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum diagram alir algoritma genetika dalam penelitian ini terlihat pada Gambar 3.1. pada Algoritma genetik memberikan suatu pilihan bagi penentuan

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN AKAR PERSAMAAN SEBUAH FUNGSI

ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN AKAR PERSAMAAN SEBUAH FUNGSI ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN AKAR PERSAMAAN SEBUAH FUNGSI Akhmad Yusuf dan Oni Soesanto Program Studi Matematika Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. Yani km 35, 8 Banjarbaru ABSTRAK Algoritma

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan beberapa teori pendukung untuk pembahasan selanjutnya. 2.1. Distribusi Menurut Chopra dan Meindl (2010:86), distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan barang

Lebih terperinci

OPTIMASI DYNAMIC PRICING MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA BERDASARKAN MODEL PERMINTAAN PADA HOTEL JW MARRIOTT SURABAYA

OPTIMASI DYNAMIC PRICING MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA BERDASARKAN MODEL PERMINTAAN PADA HOTEL JW MARRIOTT SURABAYA OPTIMASI DYNAMIC PRICING MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA BERDASARKAN MODEL PERMINTAAN PADA HOTEL JW MARRIOTT SURABAYA R I F A N D A P U T R I I N D R E S W A R I 5 2 0 9 1 0 0 0 2 0 PENDAHULUAN Latar

Lebih terperinci

Analisis Komparasi Genetic Algorithm dan Firefly Algorithm pada Permasalahan Bin Packing Problem

Analisis Komparasi Genetic Algorithm dan Firefly Algorithm pada Permasalahan Bin Packing Problem Analisis Komparasi Genetic Algorithm dan Firefly Algorithm pada Permasalahan Bin Packing Problem Adidtya Perdana Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl. H.M. Jhoni No. 70 C Medan adid.dana@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN :

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN : Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN MATA PELAJARAN DI SMAN 1 CIWIDEY Rismayanti 1, Tati Harihayati 2 Teknik Informatika Universitas Komputer

Lebih terperinci

OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2008 (SNATI 2008) ISSN 1907-5022 OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Manahan Siallagan, Mira Kania Sabariah, Malanita Sontya Jurusan Teknik

Lebih terperinci

OPTIMISASI PENEMPATAN TURBIN ANGIN DI AREA LAHAN ANGIN

OPTIMISASI PENEMPATAN TURBIN ANGIN DI AREA LAHAN ANGIN OPTIMISASI PENEMPATAN TURBIN ANGIN DI AREA LAHAN ANGIN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Azimatul Khulaifah 2209 105 040 Bidang Studi Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Dosen Pembimbing : Dosen

Lebih terperinci

Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20 kv PT.PLN Rayon Lumajang dengan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis)

Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20 kv PT.PLN Rayon Lumajang dengan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis) B-462 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20 kv PT.PLN Rayon Lumajang dengan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis) Achmad

Lebih terperinci

Bab II Konsep Algoritma Genetik

Bab II Konsep Algoritma Genetik Bab II Konsep Algoritma Genetik II. Algoritma Genetik Metoda algoritma genetik adalah salah satu teknik optimasi global yang diinspirasikan oleh proses seleksi alam untuk menghasilkan individu atau solusi

Lebih terperinci

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP Drajad Wahyudi Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag.

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag. Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag. 12/11/2009 1 Ditemukan oleh Holland pada tahun 1975. Didasari oleh fenomena evolusi darwin. 4 kondisi yg mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Teka-Teki Silang Teka-teki silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan yang mengharuskan penggunanya untuk mengisi ruang-ruang kosong dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga penyaluran energi listrik ke konsumen berjalan lancar dengan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. sehingga penyaluran energi listrik ke konsumen berjalan lancar dengan kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik selama ini selalu meningkat dari tahun ke tahun. Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

Canggi Purba Wisesa, Analisis Keandalan Sistem Distribusi 20 kv di PT. PLN APJ Banyuwangi dengan metode Reliability Network Equivalent Approach

Canggi Purba Wisesa, Analisis Keandalan Sistem Distribusi 20 kv di PT. PLN APJ Banyuwangi dengan metode Reliability Network Equivalent Approach ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV DI PT. PLN (PERSERO) APJ BANYUWANGI DENGAN METODE RELIABILITY NETWORK EQUIVALENT APPROACH (20 kv Distribution System Reliability Analysis At PT. PLN (Persero)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Reliability Index Assessment). Adapun hasil dari metode ini adalah nilai indeks

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Reliability Index Assessment). Adapun hasil dari metode ini adalah nilai indeks BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam proses penelitian ini penulis melakukan penelitian kuantitatif yang menganalisa suatu keandalan sistem distribusi 20 kv menggunkan metode RIA (Reliability

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian BAB III PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembentukan portofolio optimum menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD)

Lebih terperinci

Denny Hermawanto

Denny Hermawanto Algoritma Genetika dan Contoh Aplikasinya Denny Hermawanto d_3_nny@yahoo.com http://dennyhermawanto.webhop.org Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Terkait dengan optimasi penempatan komponen sistem distribusi, sebelumnya beberapa penelitian telah dilakukan. Tugas akhir ini dengan judul Optimasi Penempatan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MINIMUM SPANNING TREE (MST) PADA GRAF LENGKAP DENGAN ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN TEKNIK PRUFER SEQUENCES

PENYELESAIAN MINIMUM SPANNING TREE (MST) PADA GRAF LENGKAP DENGAN ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN TEKNIK PRUFER SEQUENCES J~ICON, Vol. 2 No. 2, Oktober 2014, pp. 84 ~ 91 84 PENYELESAIAN MINIMUM SPANNING TREE (MST) PADA GRAF LENGKAP DENGAN ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN TEKNIK PRUFER SEQUENCES Emsi M. Y. Monifani 1, Adriana

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7 Diagram alur proses mutasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7 Diagram alur proses mutasi. 5 Mulai HASIL DAN PEMBAHASAN Kromosom P = rand [0,1] Ya P < Pm R = random Gen(r) dimutasi Selesai Tidak Gambar 7 Diagram alur proses mutasi. Hasil populasi baru yang terbentuk akan dievaluasi kembali dan

Lebih terperinci

Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika

Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 2, September 2002: 78-83 Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika Anies Hannawati, Thiang, Eleazar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS

Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS Desain Algoritma Genetika Untuk Optimasi Penjadwalan Produksi Meuble Kayu Studi Kasus Pada PT. Sinar Bakti Utama (oleh Fransiska Sidharta dibawah bimbingan Prof.Kudang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan energi, salah satunya energi listrik yang sudah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dengan energi, salah satunya energi listrik yang sudah menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di jaman teknologi sekarang ini kehidupan masyarakat sangatlah bergantung dengan energi, salah satunya energi listrik yang sudah menjadi kebutuhan pokok industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Umum Optimasi Optimasi merupakan suatu cara untuk menghasilkan suatu bentuk struktur yang aman dalam segi perencanaan dan menghasilkan struktur yang

Lebih terperinci

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA andra Aditya 1), Wayan Firdaus Mahmudy 2) 1) Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Malang Jl. Veteran, Malang 65145, Indonesia

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY Arief Kelik Nugroho Fakultas Teknik, Universitas PGR Yogyakarta e-mail : ariefkeliknugroho@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir ini, peranan algoritma genetika terutama untuk masalah optimisasi, berkembang dengan pesat. Masalah optimisasi ini beraneka ragam tergantung dari bidangnya. Dalam

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peringkasan Teks Peringkasan teks adalah proses pemampatan teks sumber ke dalam versi lebih pendek namun tetap mempertahankan informasi yang terkandung didalamnya (Barzilay & Elhadad

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan metode pencarian yang disesuaikan dengan proses genetika dari organisme-organisme biologi yang berdasarkan pada teori evolusi

Lebih terperinci

Laju Kegagalan Metode FMEA Single Line Diagram Yang di Evaluasi Indeks Kegagalan Peralatan Sistem Distribusi

Laju Kegagalan Metode FMEA Single Line Diagram Yang di Evaluasi Indeks Kegagalan Peralatan Sistem Distribusi Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan akan tenaga listrik di jaringan listrik Bengkulu, menuntut suatu sistem tenaga listrik yang mempunyai keandalan dalam penyediaan dan penyaluran dayanya. Permasalahan

Lebih terperinci

APLIKASI KONFIGURASI JARINGAN SPINDEL PADA PLN CABANG MEDAN RAYON MEDAN KOTA

APLIKASI KONFIGURASI JARINGAN SPINDEL PADA PLN CABANG MEDAN RAYON MEDAN KOTA APLIKASI KONFIGURASI JARINGAN SPINEL PAA PLN CABANG MEAN RAYON MEAN KOTA Virgilius Robert H. Rumapea 13203146 Laboratorium Tegangan Tinggi dan Arus Tinggi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika - Institut

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A160 Optimasi Penentuan Lokasi Kapasitor dan Distributed Generation (DG) Dengan Rekonfigurasi Jaringan Untuk Meningkatkan Keluaran Daya Aktif DG Pada Sistem Distribusi Radial Menggunakan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

TEKNIK MANAJEMEN LOSSES ALA KOLONI SEMUT UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI SALURAN DISTRIBUSI 20 KV

TEKNIK MANAJEMEN LOSSES ALA KOLONI SEMUT UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TEKNIK MANAJEMEN LOSSES ALA KOLONI SEMUT UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI SALURAN DISTRIBUSI 20 KV Julianus Gesuri Daud 1,2 1 Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Elektro, FTI-ITS Surabaya 2 Staf Pengajar

Lebih terperinci

SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION. Taufan Mahardhika 1

SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION. Taufan Mahardhika 1 SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Taufan Mahardhika 1 1 Prodi S1 Kimia, Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih 1 taufansensei@yahoo.com Abstrak Swarm

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) B229 Optimalisasi Penempatan Kapasitor Bank untuk Memperbaiki Kualitas Daya Pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Aceh Menggunakan Metode Genetic Algorithm (GA) Aulia Bagus Ar Rahmaan, Ontoseno Penangsang,

Lebih terperinci

Evaluasi Tingkat Keandalan Jaringan Distribusi 20 kv Pada Gardu Induk Bangkinang Dengan Menggunakan Metode FMEA (Failure Mode Effect Analysis)

Evaluasi Tingkat Keandalan Jaringan Distribusi 20 kv Pada Gardu Induk Bangkinang Dengan Menggunakan Metode FMEA (Failure Mode Effect Analysis) Evaluasi Tingkat Keandalan Jaringan Distribusi 20 kv Pada Gardu Induk Bangkinang Dengan Menggunakan Metode FMEA (Failure Mode Effect Analysis) Rahmad Santoso, Nurhalim Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) B 1

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) B 1 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) B 1 Penilaian Keandalan Sistem Tenaga Listrik Jawa Bagian Timur Dan Bali Menggunakan Formula Analitis Deduksi Dan Sensitivitas Analitis

Lebih terperinci

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Mike Susmikanti Pusat Pengembangan Informatika Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan

Lebih terperinci

Manajemen Gangguan Jaringan Distribusi 20 kv Kota Surabaya berbasis Geographic Information System (GIS) menggunakan Metode Algoritma Genetika

Manajemen Gangguan Jaringan Distribusi 20 kv Kota Surabaya berbasis Geographic Information System (GIS) menggunakan Metode Algoritma Genetika JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (01) ISSN: 7-9 (1-971 Print) B-1 Manajemen Gangguan Jaringan Distribusi 0 kv Kota Surabaya berbasis Geographic Information System (GIS) menggunakan Metode Algoritma Genetika

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Secara geografis Gardu Induk Kentungan letaknya berada di Jl. Kaliurang

BAB IV PEMBAHASAN. Secara geografis Gardu Induk Kentungan letaknya berada di Jl. Kaliurang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gardu Induk Kentungan Secara geografis Gardu Induk Kentungan letaknya berada di Jl. Kaliurang Km 6,5 Yogyakarta. Ditinjau dari peralatannya Gardu Induk Kentungan merupakan Gardu Induk

Lebih terperinci

STUDI KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION

STUDI KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION STUDI KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG PM.6 PHOTO GARDU INDUK PEMATANGSIANTAR) Rizky Kurniawan, Zulkarnaen Pane Konsentrasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Persoalan TSP merupakan salah satu persoalan optimasi kombinatorial (kombinasi permasalahan). Banyak permasalahan yang dapat direpresentasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta tidak merupakan

Lebih terperinci

M. Ainul Yaqin 1,Totok Lisbiantoro 2, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

M. Ainul Yaqin 1,Totok Lisbiantoro 2, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang OPTIMASI PENJADWALAN PERKULIAHAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI RANK M. Ainul Yaqin 1,Totok Lisbiantoro

Lebih terperinci