BAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat penurunan risiko terutama risiko spesifik perusahaan. Hal

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teori portofolio menyatakan bahwa diversifikasi investasi akan memberikan manfaat penurunan risiko terutama risiko spesifik perusahaan. Hal ini mendorong pengelola bank melakukan diversifikasi usaha. Bank tidak lagi fokus pada aktivitas penyaluran kredit, namun sudah memperluas aktivitasnya ke lini bisnis yang melayani nasabah dalam perdagangan dan berinvestasi pada suratsurat berharga, menjual asuransi, menjadi penjamin emisi, serta melayani aktivitas-aktivitas transaksi. Peningkatan jumlah bank yang melakukan diversifikasi usaha menjadi fenomena yang terjadi tidak hanya di luar negeri, tetapi juga di Indonesia. Pendapatan operasional non-bunga menjadi semakin meningkat proporsinya dibandingkan pendapatan yang berasal dari aktivitas penyaluran kredit atau disebut dengan pendapatan bunga. Berdasarkan data perbankan di Statistik Perbankan Indonesia mulai tahun 2006 hingga 2012 terjadi peningkatan proporsi pendapatan non-bunga terhadap pendapatan operasional dan penurunan proporsi pendapatan bunga terhadap pendapatan operasional pada bank-bank di Indonesia. Pada bank-bank umum di Indonesia terjadi tren peningkatan proporsi pendapatan non-bunga dari 15,07% pada tahun 2006 menjadi 15,62% pada tahun 2012, namun sebaliknya terjadi penurunan proporsi pendapatan bunga yang bersumber dari penyaluran kredit pada tahun 2006 sebesar 82,10% menjadi 75,71% pada tahun Demikian juga yang terjadi pada bank-bank milik pemerintah, terjadi penurunan proporsi

2 % Jenis Pendapatan/P.Operasional % jenis pendapatan/p.operasional 2 pendapatan bunga dari tahun 2006 sebesar 88,31% menjadi 70,53% pada tahun Proporsi pendapatan non-bunga mengalami kenaikan dari level 9,25% pada tahun 2006 menjadi 13,95% pada tahun Informasi detil tentang struktur pendapatan bank tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik 1.1. Struktur Pendapatan Bank Umum Periode ,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Pendapatan Bunga 82,10% 80,14% 77,00% 78,39% 71,70% 76,32% 75,71% Pendapatan Non-bunga 15,07% 16,37% 20,51% 18,45% 25,28% 19,22% 15,62% Pendapatan Trading 7,67% 7,20% 11,00% 9,11% 16,18% 10,93% 8,16% Pendapatan Fee 7,40% 9,17% 9,51% 9,34% 9,09% 8,29% 7,46% Grafik 1.2. Struktur Pendapatan Bank Persero Periode ,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Pendapatan Bunga 88,31% 87,87% 85,91% 85,85% 82,23% 79,57% 70,53% Pendapatan Non-bunga 9,25% 9,65% 11,80% 11,68% 14,58% 15,18% 13,95% Pendapatan Trading 2,80% 1,00% 1,84% 1,79% 3,61% 6,78% 5,19% Pendapatan Fee 6,46% 8,64% 9,96% 9,88% 10,97% 8,40% 8,76% Sumber: Statistik Perbankan Indonesia Periode Desember 2012

3 3 Diversifikasi pendapatan dinyatakan sebagai salah satu upaya untuk menurunkan risiko karena dapat menstabilkan pendapatan bank. Namun, apakah benar upaya tersebut mampu meningkatkan kinerja dan menurunkan risiko bank perlu diuji lebih lanjut. Penelitian terkait diversifikasi pendapatan di industri perbankan dilakukan di beberapa negara seperti di Amerika, Eropa (Baele et al., 2007; Laeven dan Levine, 2007) dan Jepang (Sawada, 2013). Penelitian mengenai diversifikasi pendapatan di Indonesia juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti dan memberikan hasil bahwa diversifikasi pendapatan bank berpengaruh signifikan pada risiko dan probabilitas kebangkrutan perusahaan (Hidayat et al., 2012; Kusuma, 2012). Penelitian-penelitian mengenai pengaruh diversifikasi pendapatan bank terhadap kinerja memberikan hasil yang kontradiktif. Kinerja bank diukur tidak hanya menggunakan data akuntansi, namun juga data pasar saham. Beberapa penelitian menemukan bahwa diversifikasi pendapatan bank memberikan efek penurunan kinerja (Stiroh dan Rumble, 2006; Laeven dan Levine, 2007; Berger et al., 2010). Namun terdapat juga beberapa studi yang menemukan diversifikasi pendapatan berdampak positif terhadap kinerja bank (Baele et al., 2007; Elsas et al., 2010; Sawada, 2013). Berbagai penelitian dilakukan untuk menguji pengaruh diversifikasi pendapatan bank terhadap risiko yang diukur berdasarkan reaksi pasar saham. Risiko tersebut diukur dengan risiko sistematis, risiko non-sistematis, dan risiko total (Baele et al., 2007; Kusuma, 2012; Sawada, 2013). Pengukuran risiko yang

4 4 berdasarkan pada reaksi pasar saham ini penting untuk diperhatikan oleh pihak manajemen bank, karena menyangkut penilaian investor akan risiko dan kinerja bank di masa depan ataskeputusan diversifikasi pendapatan bank yang dipilih (Stiroh, 2006; Baele et al., 2007). Sawada (2013) menyatakan bahwa menggunakan proksi risiko berdasarkan pada reaksi pasar saham dapat membagi risiko ke dalam tiga kategori, yaitu risiko sistematis, risiko spesifik atau nonsistematis, dan risiko total. Masing-masing jenis risiko tersebut bermanfaat bagi beberapa pihak yang terkait dengan bank. Investor yang telah memiliki portofolio saham yang terdiversifikasi akan memerlukan informasi mengenai risiko sistematis. Sementara itu risiko non-sistematis penting bagi para pemangku kepentingan bank. Kusuma (2012) menemukan bahwa diversifikasi pendapatan bank yang diukur dengan pendapatan non-bunga berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis. Penelitian di luar Indonesia memberikan hasil yang bervariasi dan kontradiktif. Stiroh dan Rumble (2006) menemukan bukti empiris bahwa bank yang berstatus terafiliasi dengan perusahaan induk dan melakukan aktivitas diversifikasi akan memberikan keuntungan bagi perusahaan induknya, namun manfaat tersebut tertutupi oleh risiko yang semakin meningkat. Baele et al. (2007) menemukan bahwa diversifikasi pendapatan perbankan di Eropa meningkatkan kinerja bank dan menurunkan risiko non-sistematis, namun penelitian tersebut juga menemukan diversifikasi pendapatan bank berpengaruh pada meningkatnya risiko sistematis. Laeven dan Levine (2007) menemukan bahwa diversifikasi menurunkan kinerja bank. Sawada (2013) menemukan bukti bahwa diversifikasi

5 5 pendapatan secara positif mempengaruhi kinerja bank dan menurunkan risiko total. Namun, diversifikasi pendapatan tidak berpengaruh terhadap risiko nonsistematis dan risiko sistematis. Kusuma (2012) yang meneliti bank-bank di Indonesia menemukan bahwa diversifikasi pendapatan berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis, namun belum meneliti dampak dari diversifikasi terhadap kinerja bank. Pendapatan operasional non-bunga bank terdiri dari pendapatan berbasis fee (fee income), pendapatan berbasis trading (trading income), dan pendapatan lainnya. Masing-masing sumber pendapatan tersebut memiliki efek yang berbeda terhadap risiko. Aktivitas yang menghasilkan pendapatan non-bunga dapat memberikan manfaat penurunan risiko namun juga bisa meningkatkan risiko karena terkait dengan risiko suku bunga, risiko kredit, dan risiko valas (Saunders, 2008: hal. 37). Selain itu aktivitas yang menghasilkan pendapatan non-bunga akan memiliki dampak yang berbeda pada risko bank yang berskala besar dan kecil (Lapetit et al., 2008; Merceica et al., 2007; Hidayat et al., 2012; Kusuma, 2012).Oleh karena itu, pengaruh fee income dan trading income terhadap risiko juga akan berbeda jika faktor ukuran bank dipertimbangkan. Kusuma (2012) menemukan hasil bahwa diversifikasi pendapatan yang berasal dari fee income akan meningkatkan risiko non-sistematis dan risiko total pada bank berskala kecil. Namun pada bank berskala besar dapat berdampak pada menurunnya risiko sistematis. Sementara itu, trading income meningkatkan risiko non-sistematis dan risiko total bank berskala besar, namun tidak berpengaruh pada bank berskala kecil.

6 6 Pemahaman atas dampak pilihan strategis bank dalam diversifikasi pendapatan terhadap risiko dan kinerja bank akan memberikan manfaat bagi investor, pihak manajemen bank, dan regulator untuk mengendalikan stabilitas keuangan. Bank berskala besar dan kecil membutuhkan sistem pengawasan yang berbeda jika memiliki dampak risiko yang berbeda atas aktivitas yang bukan bersumber dari penyaluran kredit. Berdasarkan isu tersebut, yaitu semakin meningkatnya pendapatan bank yang bukan berasal dari aktivitas utamanya sebagai lembaga penyalur kredit maka menarik untuk diuji kembali dampaknya terhadap risiko dan kinerja. Selain itu penelitian mengenai dampak risiko dan kinerja dari diversifikasi pendapatan bank di Indonesia masih terbatas, sehingga penelitian apakah aktivitas diversifikasi ini memberikan manfaat bagi para pemangku kepentingan bank menjadi hal yang penting untuk dilakukan Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti menetapkan rumusan masalah sebagai berikut: a. Apakah terdapat pengaruh diversifikasi pendapatan bank terhadap risiko? b. Apakah terdapat pengaruh fee income terhadap risiko? c. Apakah terdapat pengaruh trading income terhadap risiko? d. Apakah terdapat pengaruh diversifikasi pendapatan terhadap kinerja bank? e. Apakah pengaruh diversifikasi pendapatan bank terhadap risiko lebih kuat pada bank berskala besar dibandingkan bank berskala kecil?

7 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dinyatakan di atas maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: a. Menguji pengaruh diversifikasi pendapatan bank terhadap risiko b. Menguji pengaruh fee income terhadap risiko c. Menguji pengaruh trading income terhadap risiko d. Menguji pengaruh diversifikasi pendapatan bank terhadap kinerja bank e. Menguji pengaruh diversifikasi pendapatan terhadap risiko pada bank berskala besar dan kecil Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan peneltian tersebut maka penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut: a. Memberikan kontribusi empiris mengenai aktivitas diversifikasi usaha bank apakah mampu menurunkan risiko dan meningkatkan kinerja bank atau sebaliknya. b. Memberikan pandangan baru bagi manajer perbankan, investor, dan pembuat kebijakan mengenai apakah diversifikasi pendapatan bank harus ditingkatkan atau diturunkan. c. Memberikan proksi kinerja perusahaan yang belum terdapat pada penelitian sebelumnya yang dilakukan di Indonesia.