Bahan Ajar FILSAFAT MANUSIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bahan Ajar FILSAFAT MANUSIA"

Transkripsi

1 Bahan Ajar FILSAFAT MANUSIA Dewi Puri Astiti Ni Made Ari Wilani Adijanti Marheni Tim Penyusun: Naomi Vembriati Luh Made Karisma Sukmayati Suarya David Hizkia Tobing Made Diah Lestari Putu Nugrahaeni Widiasavitri Ni Made Swasti Wulanyani I Made Rustika Tience Debora Valentina Komang Rahayu Indrawati IGA Wulan Budisetyani Luh Kadek Pande Ary Susilawati Supriyadi Yohanes Kartika Herdiyanto Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran UNIVERSITAS UDAYANA 2016

2 PRAKATA Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa penulis ucapkan sehingga buku ini dapat terselesaikan. Buku ajar Filsafat Manusia ini secara khusus disusun sebagai materi ajar yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar pada mata kuliah filsafat manusia bagi mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan secara umum bagi pembaca yang memiliki minat dalam materi filsafat manusia dalam implementasi di bidang keilmuan dan secara khusus bidang ilmu Psikologi. Buku ini berisi mengenai filsafat yang mengupas tentang manusia sebagai makhluk yang multi dimensi. Denpasar, 20 April 2016 Tim Penyusun 2

3 DAFTAR ISI PRAKATA... 2 DAFTAR ISI... 3 PENDAHULUAN... Error! Bookmark not defined. MATERI 1 Filsafat Manusia: sebuah pendahuluan... 6 A. Ruang lingkup filsafat... Error! Bookmark not defined. B. Ciri-ciri Filsafat manusia... Error! Bookmark not defined. C. Kesimpulan... Error! Bookmark not defined. D. Latihan soal mandiri (quiz)... Error! Bookmark not defined. E. Daftar istilah yang penting... Error! Bookmark not defined. F. Daftar Pustaka... Error! Bookmark not defined. MATERI 2 Tubuh dan Jiwa: filsafat klasik, modern dan kontemporererror! Bookmark not defined. A. pengertian tubuh dan jiwa... Error! Bookmark not defined. B. filsafat klasik, modern dan kontemporer... Error! Bookmark not defined. C. Kesimpulan... Error! Bookmark not defined. D. Latihan soal mandiri (quiz)... Error! Bookmark not defined. E. Daftar istilah yang penting... Error! Bookmark not defined. F. Daftar Pustaka... Error! Bookmark not defined. MATERI 3 Manusia sebagai Makhluk berkehendak... Error! Bookmark not defined. A. Kehendak manusia... Error! Bookmark not defined. B. Kehendak manusia menurut Nietzche... Error! Bookmark not defined. C. Kesimpulan... Error! Bookmark not defined. D. Latihan soal mandiri (quiz)... Error! Bookmark not defined. E. Daftar istilah yang penting... Error! Bookmark not defined. F. Daftar Pustaka... Error! Bookmark not defined. MATERI 4 Rasio Manusia... Error! Bookmark not defined. A. Rasionalisme... Error! Bookmark not defined. B. Sub-materi... Error! Bookmark not defined. C. Kesimpulan... Error! Bookmark not defined. D. Latihan soal mandiri (quiz)... Error! Bookmark not defined. E. Daftar istilah yang penting... Error! Bookmark not defined. F. Daftar Pustaka... Error! Bookmark not defined. MATERI 5 Manusia menurut Pandangan Fenomenologi... Error! Bookmark not defined. A. Pengertian fenomenologi... Error! Bookmark not defined. B. Sub-materi... Error! Bookmark not defined. C. Kesimpulan... Error! Bookmark not defined. D. Latihan soal mandiri (quiz)... Error! Bookmark not defined. E. Daftar istilah yang penting... Error! Bookmark not defined. F. Daftar Pustaka... Error! Bookmark not defined. MATERI 6 Manusia menurut Pandangan Strukturalisme... Error! Bookmark not defined. A. Sub-materi... Error! Bookmark not defined. B. Sub-materi... Error! Bookmark not defined. C. Kesimpulan... Error! Bookmark not defined. 3

4 D. Latihan soal mandiri (quiz)... Error! Bookmark not defined. E. Daftar istilah yang penting... Error! Bookmark not defined. F. Daftar Pustaka... Error! Bookmark not defined. MATERI 7 Manusia Menurut Pandangan Materialisme... Error! Bookmark not defined. A. Sub-materi... Error! Bookmark not defined. B. Sub-materi... Error! Bookmark not defined. C. Kesimpulan... Error! Bookmark not defined. D. Latihan soal mandiri (quiz)... Error! Bookmark not defined. E. Daftar istilah yang penting... Error! Bookmark not defined. F. Daftar Pustaka... Error! Bookmark not defined. MATERI 8 Manusia menurut Pandangan Eksistensialisme... Error! Bookmark not defined. A. Sub-materi... Error! Bookmark not defined. B. Sub-materi... Error! Bookmark not defined. C. Kesimpulan... Error! Bookmark not defined. D. Latihan soal mandiri (quiz)... Error! Bookmark not defined. E. Daftar istilah yang penting... Error! Bookmark not defined. F. Daftar Pustaka... Error! Bookmark not defined. MATERI 9 Manusia sebagai Makhluk Transenden dan spiritualiserror! Bookmark not defined. A. Sub-materi... Error! Bookmark not defined. B. Sub-materi... Error! Bookmark not defined. C. Kesimpulan... Error! Bookmark not defined. D. Latihan soal mandiri (quiz)... Error! Bookmark not defined. E. Daftar istilah yang penting... Error! Bookmark not defined. F. Daftar Pustaka... Error! Bookmark not defined. MATERI 10 Manusia sebagai makhluk yang memiliki simbol... Error! Bookmark not defined. A. Sub-materi... Error! Bookmark not defined. B. Sub-materi... Error! Bookmark not defined. C. Kesimpulan... Error! Bookmark not defined. D. Latihan soal mandiri (quiz)... Error! Bookmark not defined. E. Daftar istilah yang penting... Error! Bookmark not defined. F. Daftar Pustaka... Error! Bookmark not defined. MATERI 11 Multidimensi: Dimensi Sosial Budaya dan Historis ManusiaError! Bookmark not defined. A. Pengertian... Error! Bookmark not defined. B. Sub-materi... Error! Bookmark not defined. C. Kesimpulan... Error! Bookmark not defined. D. Latihan soal mandiri (quiz)... Error! Bookmark not defined. E. Daftar istilah yang penting... Error! Bookmark not defined. F. Daftar Pustaka... Error! Bookmark not defined. MATERI 12 Etika: Pro choice dan pro life... Error! Bookmark not defined. A. Pengertian Etika... Error! Bookmark not defined. B. Pro choice dan pro life... Error! Bookmark not defined. C. Kesimpulan... Error! Bookmark not defined. D. Latihan soal mandiri (quiz)... Error! Bookmark not defined. E. Daftar istilah yang penting... Error! Bookmark not defined. F. Daftar Pustaka... Error! Bookmark not defined. 4

5 DAFTAR PUSTAKA... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN... Error! Bookmark not defined. 5

6 KONTRAK PERKULIAHAN Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Nama Mata Kuliah : Filsafat Manusia Pengajar : Dewi Puri Astiti, S.Fil, M.Si Semester : II Hari pertemuan/jam : Selasa/ Tempat Pertemuan : Ruang Kuliah PS.Psikologi 1. Manfaat Mata Kuliah Mata kuliah ini bermanfaat bagi mahasiswa agar dapat melihat manusia dari berbagai aspek dan memberikan pemahaman yang radikal dan komprehensif dalam memahami manusia dari berbagai sudut pandang. 2. Deskripsi Perkuliahan Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait dengan pengertian filsafat manusia dan ruang lingkup pembahasannya, Memahami hakekat manusia sebagai makhluk bertubuh dan berjiwa, Memahami beberapa substansi penting manusia, Memahami manusia sebagai makhluk multidimensional dalam rangka mendukung pemahaman yang komprehensif dan radikal terhadap ilmu pengetahuan yang lain. 3. Organisasi Materi Organisasi materi dapat dilihat pada jadwal perkuliahan. 4. Strategi Perkuliahan Strategi instruksional yang digunakan pada mata kuliah psikologi kesehatan ini terdiri dari: a. Urutan kegiatan instruksional berupa: pendahuluan (tujuan mata kuliah, cakupan materi pokok bahasan, dan relevansi), penyajian (uraian, contoh, diskusi, evaluasi), 6

7 dan penutup (umpan balik, ringkasan materi, petunjuk tindak lanjut, pemberian tugas, gambaran singkat tentang materi berikutnya). b. Metode instruksional menggunakan metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, diskusi kasus, dan penugasan. 1. Ceramah berupa penyampaian bahan ajar oleh dosen pengajar dan penekananpenekanan pada hal-hal penting, serta bermanfaat untuk dapat diterapkan setelah menjadi sarjana psikologi maupun dalam kehidupan sehari-hari. 2. Demonstrasi berupa penyajian contoh-contoh termasuk contoh dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan topik bahasan. 3. Tanya jawab dilakukan sepanjang tatap muka, dengan memberikan kesempatan mahasiswa untuk memberikan pendapat atau pertanyaan mengenai hal-hal yang belum dimengerti terkait topik bahasan, atau yang bertentangan dengan pemahaman sebelumnya. 4. Diskusi dilakukan dengn memberikan contoh kasus atau kondisi pada akhir pokok bahasan, mengambil tema yang sedang aktual di masyarakat dan berkaitan dengan pokok bahasan yang sedang dibahas, kemudian mengajak mahasiswa untuk memberikan pendapat atau hasil analisa mahasiswa secara kritis terhadap kasus atau kondisi tersebut, sesuai dengan pengetahuan yang baru diperoleh. 5. Penugasan diberikan untuk membantu mahasiswa memahami bahan ajar, membuka wawasan, dan mendalami materi perkuliahan. Penugsan dapat berupa pembuatan tulisan ilmiah, membuat review artikel ilmiah, ataupun membuat tulisan yang membahas kasus/kondisi yang berkaitan dengan pokok bahasan. Pada penugasan ini, terdapat komponen keterampilan menulis ilmiah, berpikir kritis, penelusuran referensi ilmiah, dan keterampilan berkomunikasi. c. Media instruksional berupa: LCD projector, whiteboard, artikel aktual di surat d. kabar/internet/majalah/jurnal ilmiah, buku diktat bahan ajar, dan kontrak perkuliahan. e. Waktu: lima (5) menit pada tahap pendahuluan,50 menit pada tahap penyajian materi, lima (5) menit pada tahap penutup, 25 menit pembelajaran mandiri serta tugas, dan 15 menit pleno/diskusi hasil. f. Evaluasi: evaluasi formatif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan kuis, uts dan uas. 7

8 5. Materi/Bacaan Perkuliahan Buku atau bacaan dalam perkuliahan ini antara lain: 1. Zainal Filsafat Manusia, Rosda, Bandung 2. Hadi, Hardono.1996.Jatidiri Manusia berdasar Filsafat Organisme Whitehead 6. Tugas Dalam perkuliahan ini, diberikan beberapa tugas sebagai berikut: a. Materi perkuliahan sebagaimana disebutkan dalam jadwal perkuliahan, harus telah dibaca terlebih dahulu oleh mahasiswa sebelum mengikuti tatap muka perkuliahan. b. Penugasan diberikan berupa tulisan ilmiah dan praktek lapangan sesuai dengan topik bahasan. Pengumpulan tugas harus dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. c. Evaluasi mahasiswa dilakukan dengan mengadakan ujian tengah semester dan ujian akhir semester, dengan format soal esai. 7. Kriteria Penilaian Penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan oleh timpengajar, dengan menggunakan kriteria sebagi berikut: Nilai dalam Huruf Rentang Skor A 80 ke atas B C D E Ke bawah -39 8

9 a. Pembobotan nilai adalah sebagai berikut: Nilai Tugas Nilai UTS : 40% Nilai UAS : 40% : 20% (penugasan kuliah) b. Program Studi Psikologi tidak mentolerir adanya kecurangan dalam ujian. Praktek lapangan, UTS, dan UAS adalah instrumen untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam mata kuliah. Apabila mahasiswa menunjukkan gerak-gerik mencurigakan selama tes-tes tersebut, atau ditemukan menyontek atau memberikan contekan, kertas kerja (lembar jawaban) saat tes tersebut berlangsung akan diambil oleh pengawas dan mahasiswa dianggap telah selesai ujian (meskipun belum selesai mengerjakan soal ujian). Apabila mahasiswa ditemukan membawa/membuat contekan (walaupun tidak membuka) catatan selama tes-tes tersebut berlangsung, baik berupa kertas, coretan di kursi dan sebagainya, maka mahasiswa akan mendapat pengurangan nilai sebanyak 50% dari nilai yang diperoleh, dan pengurangan nilai disampaikan secara terbuka pada saat pengumuman nilai. c. Presentase ketentuan mendapatkan penilaian kehadiran sebagai berikut: 1. Setiap mahasiswa wajib hadir tepat waktu saat perkuliahan dimulai, dengan toleransi waktu keterlambatan selama 15 menit. Bagi mahasiswa yang terlambat lebih dari 15 menit, tidak diperkenankan masuk kelas. 2. Bagi mahasiswa yang jumlah presensinya kurang dari 75% dari jumlah kehadiran kuliah sebelum UTS (atau tidak hadir sebanyak dua kali), maka mahasiswa bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti UTS, atau tidak hadir sebanyak empat kali, mahasiswa bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti UAS. Larangan ini tidak berlaku apabila mahasiswa bersangkutan mengganti ketidakhadiran dengan menulis paper/tugas/makalah, di luar penugasan kuliah. 8. Materi Perkuliahan Deskripsi Materi Pengertian filsafat manusia dan ruang lingkup filsafat manusia Tubuh dan Jiwa: Pandangan Filsafat klasik, modern dan kontemporer 9

10 Manusia sebagai Makhluk yang berkehendak Rasio manusia Manusia dalam Pandangan Fenomenologi Manusia dalam pandangan Strukturalisme Manusia dalam pandangan Materialisme Manusia dalam pandangan Eksistensialisme Manusia sebagai makhluk yang transenden dan religious Manusia sebagai makhluk yang memiliki symbol Dimensi Sosial Manusia Dimensi Budaya Manusia Dimensi Historis Manusia Etika: Pro choice dan pro life Demikian kontrak perkuliahan ini dibuat, agar disetujui dan ditaati oleh semua pihak. Menyetujui Mahasiswa Dosen Pengampu MK Filsafat Manusia ( ) (Dewi Puri Astiti, S.Fil, M.Si) 10

11 MATERI 1 FILSAFAT MANUSIA: SEBUAH PENDAHULUAN A. Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Manusia Objek material sama dengan ilmu humaniora yang lain yaitu membahas tentang manusia Objek formal dari filsafat manusia adalah berpikir filsafati yang radikal, komprehensif, reflektif, spekulatif dan kritis tentang hakikat dari manusia Pertanyaan yang kerap muncul dalam filsafat manusia adalah tentang hakikat atau esensi manusia Secara umum ilmu khusus lain yang membahas tentang manusia membatasi ilmu pada pembuktian empiris, eksperimental dan bersifat objektif sedangkan filsafat manusia tidak hanya membatasi pada gejala empiris namun dapat pula ditinjau dari kacamata rasional dan logis sehingga kadangkala dianggap sebagai ilmu yang relative atau subjektif. Manfaat mempelajari filsafat manusia antara lain: 1. Manfaat praktis dari filsafat manusia adalah pemahaman individu terkait dengan manusia 2. Manfaat teoritis adalah agar dapat kritis terhadap teori-teori ilmiah atau ilmu lain yang membahas tentang manusia Membahas tentang manusia dari setiap filsuf ato tokoh filsafat memunculkan perbedaan pemahaman dimana pemahaman ini memunculkan aliran-aliran dalam filsafat manusia Perbedaan pandangan dan pemahaman dari masing-masing filusuf merupakan keniscayaan yang kemudian menjadikan dasar munculnya aliran filsafat Aliran yang muncul: Materialisme/naturalisme, idealisme/spiritualisme, dualisme/ monisme, vitalisme, eksistensialisme, strukturalisme, postmodernisme, fenomenologi 11

12 B. Ciri-Ciri Filsafat Manusia Ciri filsafat manusia yang khas adalah bersifat ekstensif, intensif dan kritis. Ciri ekstensif adalah sebagai ilmu yang membahas tentang manusia, filsafat manusia menjelaskan gambaran manusia secara menyeluruh dan dan radikal tentang realitas manusia. Aspek yang di soroti dalam membahas manusia tidak hanya pada satu aspek tetapi berbagai aspek baik itu spiritual, badan, social, individual dan budaya manusia.gambaran dari setiap aspek tidak dijelaskan secara detail dan khusus, namun secara umum. Ciri intensif adalah sebagai ilmu, filsafat berusaha menjelaskan manusia secara mendasar. Filsafat adalah kegiatan intelektual yang hendak menggali inti dan esensi dari manusia dan yang melandasi dari seluruh kenyataan manusia. Ciri kritis adalah filsafat berusaha membahas kenyataan manusia secara reflektif dan sintesis, ilmu khusus terkait manusia hanya bersifat menjelaskan tentang manusia sedangkan filsafat mampu memberikan evaluasi terhadap ilmu khusus dalam membahas dan menjelaskan manusia secara umum. C. Kesimpulan Filsafat manusia adalah sebuah pemikiran intelektual terkait hakikat manusia secara radikal, mendalam, kritis dan reflektif. Ciri pemikiran filsafat manusia adalah intensif, ekstensif dan kritis D. Latihan soal mandiri (quiz) Apakah Perbedaan antara filsafat manusia dengan ilmu humaniora lain? Sebutkan dan jelaskan ciri filsafat manusia? E. Daftar istilah yang penting Esensi Hakikat Intensif 12

13 Ekstensif reflektif F. Daftar Pustaka 1. Zainal Filsafat Manusia, Rosda, Bandung 2. Hadi, Hardono.1996.Jatidiri Manusia berdasar Filsafat Organisme Whitehead 13

14 MATERI 2 Tubuh Dan Jiwa: Pandangan Filsafat Klasik, Modern Dan Kontemporer A. Pengertian Tubuh dan Jiwa Tubuh adalah bagian material manusia yang berfungsi untuk melindungi jiwa dan bekerja secara sistematis dan teratur. Tubuh bersifat empirik dapat dilihat secara nyata Jiwa adalah akal budi manusia yang berada pada tubuh manusia. Jiwa yang memberikan bukti akan kemanusiaan manusia. Jiwa tidak nyata secara empiric, tetapi eksistensinya diyakini ada B. Pandangan filsafat klasik, modern dan kontemporer terkait jiwa dan tubuh Filsafat Klasik berbicara tentang esensi manusia adalah air, udara dan api. Beberapa filsuf menjelaskan manusia dengan unsur-unsur yang ada di alam. Tubuh adalah satu kesatuan sistem yang bekerja secara sistemastis seperti alam semesta karena adanya unsur yang sama dengan alam semesta. Tokoh yang membahas alam dan manusia adalah anaximendes, thales. Beranjak pada pemikiran Plato, Socrates dan aristoteles. Masing-masing pemikiran membahas manusia terkait dengan badan dan jiwa dari kaca mata yang berbeda yaitu Plato dan Socrates mempercayai bahwa jiwa dan badan adalah memilik realitas yang berbeda dan esensi dari manusia adalah jiwa. Tubuh hanyalah media dan hakikat dari manusia adalah jiwa itu sendiri sehingga disebut dengan pemikiran monisme. Pemikiran aristoteles mencoba menjelaskan dari cara pandang berbeda bahwa keduanya adalah esensi dari manusia, tubuh adalah wadah dan jiwa adalah isi, keduanya haruslah ada untuk dikatakan sebagai manusia yang utuh disebut dengan dualism. Filsafat Modern adalah pemikiran filsafati terkait manusia dilihat dari sudut pandang Akal manusia. Akal manusia, adalah esensi dari manusia. Manusia menggunakan akal untuk mencapai hakikat terdalam dari manusia, manusia mampu mengembangkan pengetahuan dan kemampuannnya untuk menciptakan ilmu pengetahuan dan mencari solusi terkait dengan masalah kemanusiaan. 14

15 Filsafat Kontemporer adalah filsafat yang memberikan kritik terkait masalah kemanusiaan, ilmu modern melahirkan berbagai problem kemanusiaan sehingga filsuf kontemporer mencoba menjelaskan bahwa hakikat manusia tidak hanya akal atau rasio saja tetapi spiritualitas penting untuk dipahami eksistensinya sebagai bagian dari diri manusia, akal dan spiritualitas membutuhkan tubuh sebagai tempat untuk rasio dan spiritualitas eksis dan berkembang. C. Kesimpulan Perbedaan pandangan antara pemikiran monisme dan dualism terkait tubuh dan jiwa D. Latihan soal mandiri (quiz) Jelaskan dan sebutkan pemikiran dari tokoh yang menganut monism dan dualism? E. Daftar istilah yang penting Monism Dualism F. Daftar Pustaka 1. Zainal Filsafat Manusia, Rosda, Bandung 2. Hadi, Hardono.1996.Jatidiri Manusia berdasar Filsafat Organisme Whitehead 15

16 A. Pengertian kehendak manusia MATERI 3 MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERKEHENDAK Suatu gerakan atau dorongan dari dalam individu yang membuat seseorang melakukan sesuatu, aktivitas mental mempengaruhi aktivitas fisik. Kehendak adalah kemauan merupakan aktivitas mental Kehendak sebagai motor perkembangan manusia B. Kehendak Manusia menurut Nientzche Lahir pada tanggal 15 Oktober 1844 Tenang berbaring dan sedikit berpikir adalah obat yang paling murah untuk segala penyakit jiwa dan dengan kendak baik, jam demi jam pemakaiannya akan semakin nyaman Kehendak manusia untuk berkuasa 1) Sebuah daya atau gairah untuk menguasai dan berkuasa 2) Metafisika kehendak berkuasa adalah usaha untuk membongkar kedok susunan kenyataan yang dianggap rasional untuk menemukan naluri irasional dasariah yang tersembunyi di dalamnya. 3) Oleh Nietzche disebut dengan gairah hidup yang primordial 4) Dunia sebagai kehendak untuk berkuasa 5) Kehendak untuk berkuasa dalam realitas dan pengetahuan 6) Pengetahuan bekerja sebagai instrumen dari kekuasaan 16

17 7) Kehendak untuk mengetahui sesuatu tergantung pada kehendak untuk menguasai 8) Tujuan pengetahuan bukanlah untuk menangkap kebenaran absolut pada dirinya melainkan untuk menundukkan sesuatu Kehendak berpengetahuan 1) Manusia secara primordial memiliki kehendak berpengetahuan 2) Pengetahuan menciptakan tatanan, merumuskan konsep-konsep, memasang skema-skema kenyataan yang senantiasa berubah-ubah 3) Pengetahuan mengubah yang dinamis menjadi statis dalam rangka usaha untuk menaklukan 4) Tidak ada kebenaran absolut dan objektif dalam pengetahuan 5) Secara sadar manusia bergairah dalam memiliki pengetahuan Kehendak manusia untuk bereksistensi atau kehendak hidup 1) Kehendak mausia untuk menunjukan kekuasaan dan pengetahuan adalah kehendak untuk bereksistensi 2) Eksistensi manusia dalam berkehendak untuk berkuasa dan berpengetahuan adalah bentuk kehendak manusia untuk menjadi Ubermensch 3) Ubermensch atau dikenal dengan manusia super atau manusia atas 4) Manusia Atas adalah manusia yang melampaui manusia bawah. 5) Manusia Atas adalah bentuk manusia jenius yang menghasilkan kebudayaan melalui bakat-bakat dan mampu menciptakan nilai-nilai yang baik. 6) Ciri-ciri manusia atas vital, teguh, terampil, bebas, berdaulat, ningrat dan sedikit 7) Manusia bawah adalah manusia kawanan atau mayoritas, memiliki sifat lemah, pengecut, berkeuntungan, budak, tunduk, setia kawan C. Kesimpulan Ada tiga kehendak dalam diri manusia menurut Nietzche adalah kehendak berkuasa, kehendak untuk berilmu dan kehendak untuk bereksistensi 17

18 D. Latihan soal mandiri (quiz) Jelaskan bagaimana tiga kehendak manusia menurut Nietzche dan implementasinya dalam kehiduapan? E. Daftar Pustaka a. Zainal Filsafat Manusia, Rosda, Bandung b. Hadi, Hardono.1996.Jatidiri Manusia berdasar Filsafat Organisme Whitehead 18

19 MATERI 4 RASIO MANUSIA A. Rasionalisme Rasio adalah akal manusia, dengan rasio manusia di bedakan dengan makhluk hidup yang lain. Rasio membantu manusia untuk berpikir secara benar. Kaum rasionalisme mempercayai bahwa halkikat yang paling nyata dari manusia adalah rasio. Rasio membantu manusia untuk mendapatakan pengetahuan dan membuktikan kebenaran pengetahuan manusia. Manusia tanpa rasio, akan kehilangan jati dirinya sebagai manusia Rene Descartes menyatakan bahwa saya berpikir maka saya ada (cogito ergo sum), kenyataan dari diri manusia adalah rasio itu sendiri. Kaum rasionalisme menganggap bahwa segala kenyataan dari manusia dan kehidupan dapat dipecahkan oleh rasio manusia. Rasio atau akal manusia menentukan bagaimana perkembangan berpikir manusia (intelektual) yang dapat termanifestasi dari kerja akal budi manusia. Aguste Comte dalam pemikirannya menjelaskan tentang perkembangan akal budi manusia dalam tiga tahap yaitu tahap teologis, tahap metafisis dan tahap positif. Tahap teologis adalah tahap awal dari perkembangan akal manusia. Tahap ini manusia berusaha menerangkan segenap fakta dan kejadian yang ada di alam semesta. Tahap metafisis adalah pada tahap ini manusia melakukan perombakan atas cara berpikir lama yang dianggapnya tidak bisa lagi memenuhi keinginan manusia untuk menemukan jawaban memeuaskantentang kejadian alam semesta. Pada tahap ini semua peristiwa dihubungkan dengan kekuatan yang bersifat supranatural atau rohani. Pada dasarnya hampir sama dengan teologis berusaha mencari sebab pertama dan tujuan akhir kehidupan. 19

20 Tahap Positif adalah tahap dimana gejala atau kejadian alam tidak dijelaskan secara apriori melainkan berdasarkan observasi, eksperimen dan komparatif secara ketat dan teliti. Segala peristiwa hendaknya dipikirkan secara rasional dan terbebas dari pemikiran diluar akal seperti metafisis, supranatural dan teologis. B. Kesimpulan Rasio atau akal adalah esensi dari manusia Akal budi manusia berkembang dalam tiga tahap yaitu tahap teologis, tahap metafisis dan tahap positif C. Latihan soal mandiri (quiz) Sebutkan dan jelaskan beberapa tokoh yang menjelaskan tentang akal manusia? D. Daftar Pustaka a. Zainal Filsafat Manusia, Rosda, Bandung b. Hadi, Hardono.1996.Jatidiri Manusia berdasar Filsafat Organisme Whitehead 20

21 MATERI 5 MANUSIA DALAM PANDANGAN FENOMENOLOGI A. Fenomenologi dan Edmund Husserl Gejala-gejala, hal yang muncul dari sesuatu hal Dikaitkan dengan ilmu, maka fenomenologi membahas tentang gejala-gejala yang muncul dari adanya ilmu Dikaitkan dengan filsafat, maka fenomenologi digunakan untuk melihat gejala-gejala yang muncul. Dari ilmu khusus terkait dengan hakikat dan makna. Membagun filsafat sebagai ilmu yang sistematis dan ketat (rigorous) Filsafat dapat menjadi sistem pengetahuan yang kokoh agar dapat menjadi landasan pengetahuan yang datang kemudian Filsafat memiliki metode yang dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan filsafati Urgensi ilmu regorous adalah filsafat dapat menanggulangi krisis ilmu di eropa pada saat itu Adanya krisis internal ilmu khusus, ketidakmampuan ilmu-ilmu khusus dalam menangani akibat yang ditimbulkan ilmu dalam penerapannya Adanya krisis eksternal ilmu khusus, ketidakmampuan ilmu dalam memanfaatkan peluang untuk membuat hidup lebih bermakna Kritik terhadap positivisme, keengganan dan ketidakmampuan ilmu-ilmu positif dalam mempertimbangkan masalah nilai dan makna Ilmu positif terpaku pada fakta-fakta positif dan kuantitatif Perang dunia pertama menjadi acuan pembenaran kritik Huserrl Kritik terhadap naturalisme (fisik), menolak pengalaman subjektif dan psikis, contohnya, behavioristik Kembali pada dasar, akar dan sumber awal yang benar, kepada realitas sendiri yaitu realitas yang objektif, yang mana dominasi subjek dalam memberi bentuk dan nilai pada objek 21

22 Subjek yang dimaksud adalah subjek transendental, bebas dari segala macam prasangka Langkah metodis untuk meminimalisir prasangka dengan metode reduksi B. Kesimpulan Fenomenologi adalah ilmu yang berbicara tentang gejala-gejala terkait peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia dan mampu memberikan kritik terhadap ilmu khusus yang membahas tentang manusia secara ketat dan radikal. C. Latihan soal mandiri (quiz) Jelaskan 3 langkah metodis dalam meminimalisir prasangka untuk menemukan kebenaran ilmu? D. Daftara Pustaka a. Zainal Filsafat Manusia, Rosda, Bandung b. Hadi, Hardono.1996.Jatidiri Manusia berdasar Filsafat Organisme Whitehead 22

23 MATERI 6 MANUSIA DALAM PANDANGAN STRUKTURALIS A. Strukturalisme Strukturalisme adalah satu pemikiran bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh sistem dalam lingkungannya sosiologi, antropologi, psikologi, psikoanalisis, teori sastra dan arsitektur Strukturalis mulai lahir di abad 19 sampai sekarang Alison Assiter, ada empat ide umum mengenai strukturalisme sebagai bentuk kecenderungan intelektual Pertama, struktur menentukan posisi setiap elemen dari keseluruhan. Kedua, kaum strukturalis percaya bahwa setiap sistem memiliki struktur. Ketiga, kaum strukturalis tertarik pada struktural hukum yang berhubungan dengan hidup berdampingan bukan perubahan. Empat, struktur merupakan hal nyata yang terletak di bawah permukaan atau memiliki makna tersirat. oposisi biner pada struktur kesadaran manusia yang membentuk transformasi antara struktur nirsadar (unconsciouss structure) dalam pikiran manusia yang memepengaruhi struktur permukaan oposisi biner adalah 'the essence of sense making': struktur yang mengatur sistem pemaknaan kita terhadap budaya dan dunia tempat kita hidup. Oposisi biner adalah sebuah sistem yang membagi dunia dalam dua kategori yang berhubungan. Ex: laki-laki dan perempuan hidup dan mati Anomalous catagories, yang mengotori batasan oposisi biner Psikoanalisa Sigmund Freud berbasis semiologi. Fokus utama studinya adalah ketidaksadaran, yang sebelumnya diperkenalkan Freud. Lacan menggali kembali ketidaksadaran ini dengan bantuan model linguistik Saussure dan memusatkan 23

24 kajiannya pada percakapan antara analis (psikiater/psikolog) dan analisan (pasien). Percakapan itu, menurutnya, merupakan seuntai rantai penanda-penanda. Penandapenanda itu adalah mimpi, gejala neurosis, salah tindak, dan lainnya. B. Kesimpulan Strukturalisme adalah paham keilmuan yang membahas dasar-dasar konstruk yang mampu mempengaruhi struktur kehidupan manusia. Struktur dapat mempengaruhi segala bentuk elemen kehidupan manusia C. Latihan soal mandiri (quiz) Jelaskan bagaimana strukturalis mampu mempengaruhi kehiduapan manusia? D. Daftar istilah yang penting Neurosis Semiologi Oposisi biner Anomalus E. Daftar Pustaka a. Zainal Filsafat Manusia, Rosda, Bandung b. Hadi, Hardono.1996.Jatidiri Manusia berdasar Filsafat Organisme Whitehead 24

25 MATERI 7 MANUSIA DALAM PANDANGAN MATERIALISME A. Materialisme Materialism adalah paham filsafat yang menyakini bahwa esensi kenyataan dari manusia adalah materi atau fisik. Ciri utama dari kenyataan material adalah menempati ruang dan waktu, memiliki keluasan dan bersifat objektif serta empiris. Sehingga, dapat diukur, dapat dikuantifikasikan dan diobservasi. Jiwa dianggap sebagai sesuatu yang bukan kenyataan, karena tidak menempati ruang dan tidak berada pada suatu waktu. Materialism tidak mempercayai kenyataan yang bersifat spiritual, kalaupun ada sesuatu yang peristiwa yang tidak dapat dijelaskan secara material bukan berarti ada penjelasan spiritual tetapi kaum material percaya bahwa keterbatasan akal manusia yang belum dapat menjelaskan peristiwa tersebut secara material. Kaum materialism selalu mempercayai hokum kausalitas sehingga pandangan materialism memiliki kecenderungan determinis. Kaum materialism tidak mempercayai kemampuan, kebebasan dan independensi manusia. Segala hal gerak dan perilaku manusia secara mekanik bergerak sesuai dengan hukum yang telah ditetapkan. Materialisme sejalan dengan aliran naturalism. Manusia terdiri dari kesatuan badan yang bersifat material. Pemikiran manusia sangat dipengaruhi oleh segala hal yang bersifat materi, segala bentuk dan peristiwa di dalam kehidupan tidak dapat dipisahkan dari materi. Karl Marx adalah salah satu tokoh materialism yang paling berpengaruh. Beberapa pemikirannya menjelaskan kenyataan terkait materi dalam diri manusia. Materi dapat menguasai kehidupan manusia, materi mampu menguasai orang lain. B. Kesimpulan 25

26 Kaum materialis berpendapat bahwa kenyataan dari manusia yang paling nyata dan objektif adalah materi. C. Latihan soal mandiri (quiz) Sebutkan dan jelaskan aliran lain yang sejalan dengan pemikiran materialism? D. Daftar Pustaka a. Zainal Filsafat Manusia, Rosda, Bandung b. Hadi, Hardono.1996.Jatidiri Manusia berdasar Filsafat Organisme Whitehead 26

27 MATERI 8 MANUSIA MENURUT PANDANGAN EKSISTENSIALISME A. EKSISTENSIALISME Istilah eksistensi hanya dapat diterapkan pada manusia atau individu konkrit eksistensi adalah diri autentik Sebagai eksistensi, aku ini bertindak. Aku ini aktor kehidupan yang berani mengambil keputusan dasariah bagi arah hidupku Ada tiga tahap pencapaian eksistensi manusia yaitu tahap estetis, tahap etis dan tahap religious Tahap estetis adalah tahap yang dicapai individu karena adanya kebutuhan maka individu akan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dalam rangka untuk mencapai kepuasan Tahap etis adalah tahap yang dicapai individu setelah individu tersebut mencapai titik jenuh dalam mencapai kepuasan atas pemenuhan kebutuhan dan rasio manusia memberikan solusi bahwa ada keterbatasan dalam diri manusia sehingga manusia belum cukup mencapai kepuasan terhadap pemenuhan kebutuhan sampai pada satu titik individu merasa terbatas. Tahap religious adalah tahapan akhir manusia ketika menyadari keterbatasannya maka manusia mulai menunjukkan eksistensinya dengan cara mempercayai sebuah kekuatan diluar individu, kekukatan yang tak terbatas yang membatasi manusia. B. Kesimpulan Eksistensialisme adalah pandangan yang mengacu pada pentingnya eksistensi manusia dalam kehidupan. Tiga tahap eksistensi manusia adalah tahap estetis, tahap etis dan tahap religius 27

28 C. Latihan soal mandiri (quiz) Jelaskan tiga tahap eksistensi manusia dalam kehidupan manusia, beri contoh? D. Daftar Pustaka a. Zainal Filsafat Manusia, Rosda, Bandung b. Hadi, Hardono.1996.Jatidiri Manusia berdasar Filsafat Organisme Whitehead 28

29 MATERI 9 MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG TRANSENDEN DAN RELIGIUS A. Transenden dan religious Spirit atau jiwa, spiritualitas adalah kesadaran akan keberadaan diri dan hubungannya dengan sesuatu yang transenden. Spiritualitas dapat termanifestasi dalam dimensi keberagamaan individu. Faktor yang mempengaruhi dimensi spiritualitas manusia adalah faktor lingkungan, pendidikan, intelektualitas dan tahap perkembangan manusia Memiliki aspek ideologis: apa yang harus dipercaya dan diyakini Aspek ritual: perilaku keberagamaan Aspek konsekuensial: hal yang harus dalam perilaku keberagamaan Aspek eksperiensial: pengalaman keagamaan Aspek Intelektual: pengetahuan terkait informasi keagamaan Manusia terdiri dari badan dan jiwa, jiwa berkembang dan dipengaruhi oleh Spiritualitas. B. Kesimpulan Manusia terdiri dari badan dan jiwa dan dipengaruhi oleh spiritualitas manusia. Perkembangan spiritualitas manusia dipengaruhi oleh lingkungan, pendidikan dan intelektualitas manusia C. Daftar Pustaka a. Zainal Filsafat Manusia, Rosda, Bandung b. Hadi, Hardono.1996.Jatidiri Manusia berdasar Filsafat Organisme Whitehead 29

30 MATERI 10 MANUSIA MAKHLUK YANG MEMILIKI SIMBOL A. ANIMAL SYMBOLIC Krisis kemanusiaan 1) Siapakah aku? 2) Self-knowledge 3) Self-aktualisasi 4) Problem Psikologis manusia 5) Metode menyelesaikan problem psikologis Berangkat dari problem tersebut, ernest carsirrer menjelaskan bahwa manusia adalah animal symbolic. Ernst Cassirer seorang filsuf kebudayaan abad 20. Dia merumuskan manusia sebagai animal symbolicum, makhluk yang pandai menggunakan symbol. Menurut Cassirer, definisi manusia dari Aristoteles, yakni zoon politicon, manusia adalah makhluk sosial memang memberi pengertian umum tetapi bukan ciri khasnya. Begitu pula definisi manusia sebagai animal rationale dianggap tidak memadai, karena rasio tidak memadai untuk memahami bentuk-bentuk kehidupan budaya manusia alam seluruh kekayaan dan bermacam-macamnya. Itulah mengapa dia menawarkan definisi manusia sebagai animal symbolicum yakni makhluk yang pandai membuat, memahami dan menggunakan symbol. Pada bagian lain Cassirer juga berpendapat bahwa ciri utama atau ciri khas manusia bukanlah kodrat fisik atau kodrat metafisiknya, melainkan karyanya. Karyanyalah, sistem-sistem kegiatan manusiawilah yang menentukan dan membatasi dunia. Animal symbolic adalah pemahaman manusia dalam memberikan respon tertentu terhadap sebuah aksi atau situasi tidak ada bedanya dengan hewan, dan yang membedakan manusia dengan hewan adalah manusia dapat menciptakan symbol sebagai bagian dari hasil ciptanya. 30

31 Respon binatang menuju pada respon manusia, ketika manusia berada pada situasi terdesak atau membahayakan maka insting hewan akan muncul pada diri manusia yaitu respon menyerang atau menghindar terhadap situasi mendesak atau mengancam. Pada situasi tertentu yang menunjukkan adanya perbedaan dengan respon human adalah adanya rasio yang menjadikan manusia berpikir akan bereaksi seperti apa yang sifatnya konstruktif yaitu imaginasi dan intelegensi menuntun manusia untuk merespon situasi dengan baik. Respon manusia dalam situasi dan kondisi tertentu dalam prosesnya akan memunculkan proses kreatif yaitu manusia menciptakan mitos dan agama, art atau seni, bahasa, sejarah dan budaya serta ilmu pengetahuan. Lewat proses kreatif manusia menciptakan simbol sebagai bagian dari eksistensinya. B. Kesimpulan Manusia memiliki reaksi yang sama dengan insting hewan dalam menghadapi situasi mengancam dan membahayakan, namun yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah imaginasi dan intelektualitas dari manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. C. Latihan soal mandiri (quiz) Jelaskan manusia dalam sudut pandang animal simbolik menurut Ernst carsirrer? D. Daftar Pustaka a. Zainal Filsafat Manusia, Rosda, Bandung b. Hadi, Hardono.1996.Jatidiri Manusia berdasar Filsafat Organisme Whitehead 31

32 MATERI 11 MULTIDIMENSI : DIMENSI SOSIAL BUDAYA DAN HISTORIS MANUSIA A. Pengertian Manusia adalah makhluk berbudaya Budaya adalah hasil kreatifitas dan pengalaman manusia yang muncul dalam diri manusia sebagai bentuk eksistensi manusia. Budaya adalah sekumpulan nilai-nilai yang disepakati oleh kelompok manusia yang membangun peradaban manusia dalam ruang dan waktu Budaya yang muncul pada ruang dan waktu Budaya adalah cara jiwa manusia mengekspresikan dirinya, megeskternalisasikan nilai-nilai yang ada dalam jiwanya. Kebudayaan dan kesenian dapat dilihat sebagai simbol dari jiwa yang rasional dan sekaligus arti. Dimensi ini ada dalam pengalaman manusia yang telah dilalui pada ruang dan waktu di masa lalu. Pengalaman tersebut membentuk aspek budaya yang menjadi bagian dari manusia di masa sekarang dan masa depan. Dimensi historis manusia yang akan membentuk manusia sekarang dan manusia di masa depan. Dimensi historis mampu mempengaruhi dimensi sosial dan spiritual manusia di masa sekarang dan masa depan. Sifat kodrat manusia adalah makhluk monodualis, yakni terdiri dari unsur individual dan unsur sosial (dualis), tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh (mono). Secara keseluruhan, manusia adalah makhluk multidimensi yang masing-masing dimensi memiliki pemahaman sendiri tentang manusia. Dan sejurus dengan itu, pemahaman tentang manusia menjadi memiliki beragam makna, tergantung pada sudut pandang 32

33 mana pemahaman itu berpijak disamping pada dimensi mana dalam kehidupan manusia. Pengertian manusia menurut waktu dan tokoh filsafatnya, bahkan jika Banyaknya definisi tentang manusia, membuktikan bahwa manusia adalah memang makhluk multi dimensional, yang memiliki banyak wajah. Berdasarkan fakta tersebut, maka ada juga yang mencoba membuat pola pemikiran tentang manusia sebagaimana yang akan terlihat pada uraian berikut ini, yakni pola pemikiran psikologis dan sosial budaya. perpaduan antara metode-metode psikologi eksperimental dan suatu pendekatan filosofis tertentu, misalnya fenomenologi. Tokoh-tokoh yang berpengaruh besar pada pola ini antara lain Ludwig Binswanger, Erwin Straus dan Erich Fromm. Binswanger mengembangkan suatu analisis eksistensial yang bertitik tolak dari psikoanalisisnya Freud. Namun pendirian Binswanger bertolak belakang dengan pendirian Freud tentang kawasan bawah sadar manusia yang terungkap dalam mimpi, nafsu dan dorongan seksual. Menurut Binswanger, analisis Freud sangat berat sebelah karena dia mengabaikan aspek-aspek budaya dari eksistensi manusia seperti agama, seni, etika dan mitos. Freud menurut Binswanger, memahami kebudayaan secara negatif, yakni lebih sebagai penjinakan dorongan-dorongan alamiah daripada sebagai ungkapan potensi manusia untuk memberi arah pada hidupnya. Penelitian psikologis harus diarahkan pada kemampuan manusia untuk mengatasi dirinya sendiri dalam penggunaan kebebasannya yang menghasilkan keputusan-keputusan dasar. Freud dengan psikoanalisisnya berpendapat bahwa manusia pada dasarnya digerakkan oleh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang bersifat instinktif. Tingkah laku individu ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikhis yang sejak semula memang sudah ada pada diri individu itu. Individu dalam hal ini tidak memegang kendali atas nasibnya sendiri, tetapi tingkah lakunya semata-mata diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan instink biologisnya. Pandangan Freud tersebut ditentang oleh pandangan humanistik tentang manusia. Pandangan humanistik menolak pandangan Freud yang mengatakan bahwa manusia 33

34 pada dasarnya tidak rasional, tidak tersosialisasikan dan tidak memiliki kontrol terhadap nasib dirinya sendiri. Sebaliknya, pandangan humanistik yang salah satu tokohnya adalah Rogers mengatakan bahwa manusia itu rasional, tersosialisasikan dan untuk berbagai hal dapat menentukan nasibnya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengarahkan, mengatur. Pandangan behavioristik pada dasarnya menganggap bahwa manusia sepenuhnya adalah makhluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol atau dikendalikan oleh faktorfaktor yang datang dari luar. Penentu tunggal dari tingkah laku manusia adalah lingkungan. Dengan demikian, kepribadian individu dapat dikembalikan semata-mata kepada hubungan antara individu dan lingkungannya. Hubungan itu diatur oleh hukum-hukum belajar seperti teori pembiasaan (conditioning) dan peniruan. Salah satu tokoh dari pandangan ini adalah Skinner. Dari ketiga pandangan yang disebut terakhir, dapat disimpulkan bahwa Freud dengan psikoanalisisnya lebih menekankan faktor internal manusia, sementara pandangan behaviorisme lebih menekankan faktor eksternal. Pandangan psikologi humanistik lebih menekankan kemampuaan manusia untuk mengarahkan dirinya, baik karena pengaruh faktor internal maupun eksternal. Manusia tidak serta merta atau otomatis melakukan suatu tindakan berdasarkan desakan faktor internal, karena desakan faktor internal bisa saja ditangguhkan pelaksanaannya. Manusia Menurut Pola Pemikiran Sosial Budaya tampil dalam dimensi sosial dan kebudayaannya, dalam hubungannya dengan kemampuannya untuk membentuk sejarah. Menurut pola ini, kodrat manusia tidak hanya mengenal satu bentuk yang uniform melainkan berbagai bentuk. Salah satu tokoh yang termasuk dalam pola ini adalah Erich Rothacker. Dia berupaya memahami kebudayaan setiap bangsa melalui suatu proses yang dinamakan reduksi pada jiwa-jiwa nasional dan melalui mitosmitos. Yang dimaksud reduksi pada jiwa-jiwa nasional adalah proses mempelajari suatu kebudayaan tertentu dengan mengembalikannya pada sikap-sikap dasar serta watak etnis yang melahirkan pandangan bangsa yang bersangkutan tentang dunia, atau weltanschauung. Pengalaman purba itu dapat direduksi lagi. Dengan demikian, meskipun orang menciptakan dan mengembangkan lingkup kebudayaan nasionalnya, kemungkinan-kemungkinan pelaksanaan dan pengembangannya sudah ditentukan, karena semuanya itu sudah terkandung dalam warisan ras. 34

35 Menurut Notonagoro, manusia adalah makhluk monopluralis, maksudnya bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki banyak unsur kodrat (plural), tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh (mono). Jadi, manusia terdiri dari banyak unsur kodrat yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Tetapi dilihat dari segi kedudukannya, susunannya, dan sifatnya masing-masing bersifat monodualis. Riciannya sebagai berikut: dilihat dari kedudukan kodratnya manusia adalah makhluk monodualis: terdiri dari dua unsur (dualis), tetapi merupakan satu kesatuan (mono), yakni sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri sekaligus sebagai makhluk Tuhan Dilihat dari susunan kodratnya, manusia sebagai makhluk monodualis, maksudnya terdiri dari dua unsur yakni unsur raga dan unsur jiwa (dualis). B. Kesimpulan Budaya adalah sekumpulan hasil kretifitas manusia yang terdiri dari nilai-nilai yang diakui dan disepakati secara bersama C. Latihan soal mandiri (quiz) Jelaskan dimensi social dan budaya dalam kehidupan manusia? D. Daftar Pustaka a. Zainal Filsafat Manusia, Rosda, Bandung b. Hadi, Hardono.1996.Jatidiri Manusia berdasar Filsafat Organisme Whitehead 35

36 MATERI 12 ETIKA; PRO CHOICE DAN PRO LIFE PADA MANUSIA A. Pengertian Etika Etika adalah ilmu yang mempelajari tentang nilai-nilai moral yang dimiliki manusia dalam perbuatannya. Salah satu ciri khas dari manusia adalah nilai moral yang dimiliki manusia. Etika berbeda dengan etiket. Etika adalah ilmu yang berhubungan dengan moral sedangkan etiket adalah nilai sopan santun atau perbuatan manusia yang tidak berhubungan dengan moral. Etiket kerap dihubungkan dengan nilai-nilai baik buruk yang diyakini oleh sebuah kelompok masyarakat dan sifatnya relative. Etika bersifat universal, karena nilai moral itu diakui kebenarannya secara umum dimanapun dan tanpa harus menunggu keberadaaan orang lain untuk diakui kebenarannya. Etika adalah aturan yang berlaku di masyarakat untuk mengatur hubungan sosial manusia. Hak untuk hidup maka tanggng jawab kita adalah menjalankan kehidupan secara bertanggung jawab. Etika keutamaan: What kind a person should I be? Etika kewajiban: what should I do? B. Pandangan pro choice dan pro life Manusia merupakan makhluk social, dalam kehidupan saling berhubungan satu individu dengan individu lain. Dalam mengimplementasikan eksistensinya, manusia selalu berusaha untuk membuat pilihan-pilihan dalam kehidupannya. Pilihan-pilihan dalam setiap kehidupan manusia menciptakan dua pemahaman. Yaitu pro life dan pro choice. 36

37 Pro life adalah pemahaman seseorang yang melandaskan pada keberpihakan terhadap hak hidup manusia. Pro life dikenal dengan paham konservatif Pro choice adalah pemahaman bahwa seseorang memiliki hak bebas untuk memilih jalan kehidupannya meskipun kadangkala harus mengorbankan hak hidup dianut oleh paham liberalis. Manusia memiliki kehendak bebas, namun perbuatan-perbuatan kita ditentukan Dua syarat pokok bagi adanya kebebasan: Kebebasan memilih dan Tidak ada paksaan secara lahiriah C. Kesimpulan Etika adalah ilmu yang mempelajari tentang nilai moral yang dimiliki dan diyakini individu yang akan menentukan bagaimana individu bersikap dan memilih pilihan dalam kehidupannya. Pro choice dan pro life adalah dua pemahaman individu dalam melakukan pilihan kehidupannya. Ketika seseorang menyakini kebenaran di setiap pilihan maka salah satu paham tersebut akan dipilih dan menjadi dasar seseorang berperilaku. D. Latihan soal mandiri (quiz) Jelaskan pemahaman pro life dan pro choice dalam kehidupan dan berilah contoh masingmasing dalam kehidupan manusia? E. Daftar Pustaka a. Zainal Filsafat Manusia, Rosda, Bandung b. Hadi, Hardono.1996.Jatidiri Manusia berdasar Filsafat Organisme Whitehead 37

38 38

39 39

40 40

STUDY GUIDE MATA KULIAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I. Oleh: TIM PENGAJAR MATA KULIAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I

STUDY GUIDE MATA KULIAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I. Oleh: TIM PENGAJAR MATA KULIAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I STUDY GUIDE MATA KULIAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I Oleh: TIM PENGAJAR MATA KULIAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA 2016 TIM PENGAJAR MATA KULIAH PSIKOLOGI

Lebih terperinci

STUDY GUIDE MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Oleh: TIM PENGAJAR MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

STUDY GUIDE MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Oleh: TIM PENGAJAR MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN STUDY GUIDE MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN Oleh: TIM PENGAJAR MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA 2016 TIM PENGAJAR MATA KULIAH PSIKOLOGI

Lebih terperinci

STUDY GUIDE MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIK II (OBSERVASI) Oleh: TIM PENGAJAR MATA KULIAH PSIKOLOGI PSIKODIAGNOSTIK II

STUDY GUIDE MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIK II (OBSERVASI) Oleh: TIM PENGAJAR MATA KULIAH PSIKOLOGI PSIKODIAGNOSTIK II STUDY GUIDE MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIK II (OBSERVASI) Oleh: TIM PENGAJAR MATA KULIAH PSIKOLOGI PSIKODIAGNOSTIK II FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA 2016 TIM PENGAJAR MATA

Lebih terperinci

Filsafat Manusia (PERKULIAHAN)

Filsafat Manusia (PERKULIAHAN) Filsafat Manusia (PERKULIAHAN) Modul ke: Pendahuluan Firman Alamsyah Ario Buntaran Fakultas Psikologi Program Studi S1 - Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Kontrak perkuliahan Tatap muka 14 x pertemuan

Lebih terperinci

Urgensi Memahami Hakekat Manusia

Urgensi Memahami Hakekat Manusia Urgensi Memahami Hakekat Manusia Ilmu Pendidikan Urgensi mempelajari hakekat manusia 1 Apakah & Siapakah Manusia itu?. Manusia : Mahluk yang pandai bertanya, bahkan mempertanyakan dirinya, keberadaannya

Lebih terperinci

FILSAFAT MANUSIA. Oleh : Drs. P. Priyoyuwono, M.Pd. Pertemuan 4

FILSAFAT MANUSIA. Oleh : Drs. P. Priyoyuwono, M.Pd.   Pertemuan 4 FILSAFAT MANUSIA Oleh : Drs. P. Priyoyuwono, M.Pd. email : petrus_priyoyuwono@uny.ac.id Pertemuan 4 A. PENDAHULUAN 1. Definisi Filsafat Manusia (FM) adalah cabang filsafat khusus yang secara spesifik mempelajari

Lebih terperinci

Satuan Acara Perkuliahan (SAP)

Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Satuan Acara Perkuliahan (SAP) A. Identitas Mata Kuliah dan : Nama Mata Kuliah : Filsafat Manusia Jurusan : Aqidah Filsafat Kode/Status MK : B033/Kompetensi Utama SKS : 2 sks/ 90 Menit Hari/Jam/Ruang :

Lebih terperinci

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK 31 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 31-36 PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK Fadhil Hikmawan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada fadhil_hikmawan@rocketmail.com

Lebih terperinci

RELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN. Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor

RELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN. Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor RELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor Pokok Persoalan Apakah filsafat manusia itu? Apa perbedaan filsafat manusia dengan ilmu lain (dalam hal ini psikologi klinis)? Apa

Lebih terperinci

DASAR DASAR PERILAKU SOSIAL

DASAR DASAR PERILAKU SOSIAL Modul ke: DASAR DASAR PERILAKU SOSIAL Hakekat manusia, pengertian motivasi, pendekatan dasar pada motivasi Fakultas Psikologi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP. FILSAFAT MANUSIA RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN (RPP)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP. FILSAFAT MANUSIA RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN (RPP) RPP/PKP235/35 Revisi : 02 8 Maret 2011 Hal 1 dari 18 Nama Matakuliah : Filsafat Manusia Kode Matakuliah : PKP235 Pertemuan ke : 1 : Tujuan Perkuliahan : menyepakati proses pembelajaaran selama 1 semester.

Lebih terperinci

BUKU TATA TERTIB PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BUKU TATA TERTIB PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA BUKU TATA TERTIB PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Filsafat Umum Modul ke: 01 Fakultas Psikologi Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1 Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. RAPEM FILSAFAT UMUM Judul Mata Kuliah : Filsafat Umum

Lebih terperinci

URGENSI MEMAHAMI HAKEKAT MANUSIA Oleh: Achmad Dardiri (FIP UNY)

URGENSI MEMAHAMI HAKEKAT MANUSIA Oleh: Achmad Dardiri (FIP UNY) URGENSI MEMAHAMI HAKEKAT MANUSIA Oleh: Achmad Dardiri (FIP UNY) A. Pengertian Manusia Secara faktual, kegiatan pendidikan merupakan kegiatan antar manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Itulah mengapa

Lebih terperinci

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Handout 4 Pendidikan PANCASILA SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANCASILA sebagai Sistem Filsafat Kita simak Pengakuan Bung Karno tentang Pancasila Pancasila memuat nilai-nilai universal Nilai-nilai

Lebih terperinci

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL Oleh : Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si (Kaprogdi Akuntansi - FE) Pendahuluan Ilmu pengetahuan merupakan karya budi yang logis serta imajinatif,

Lebih terperinci

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara Sekilas tentang filsafat Hendri Koeswara Pengertian ilmu filsafat 1. Etimologi Falsafah (arab),philosophy (inggris), berasal dari bahasa yunani philo-sophia, philein:cinta(love) dan sophia: kebijaksanaan(wisdom)

Lebih terperinci

PANCASILA PENDAHULUAN. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PANCASILA PENDAHULUAN. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi. PANCASILA Modul ke: PENDAHULUAN Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Pancasila PENDAHULUAN Kontrak perkuliahan, Rencana Pembelajaran, Deskripsi Perkuliahan,

Lebih terperinci

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Konsep (pengertian) ilmu pengetahuan Memahami dan menjelaskan konsep (pengertian) ilmu pengetahuan secara umum Hubungan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya Memahami

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. terhadap api dan segala bentuk benda tajam. Seni dan budaya debus kini menjadi

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. terhadap api dan segala bentuk benda tajam. Seni dan budaya debus kini menjadi BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Debus, berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, merupakan suatu bentuk seni dan budaya yang menampilkan peragaan kekebalan tubuh seseorang terhadap api dan segala bentuk

Lebih terperinci

KULIAH PERKENALAN. DosenPengempuKuliah WAHYUDI PRAMONO. Modul ke: Fakultas. Program Studi.

KULIAH PERKENALAN. DosenPengempuKuliah WAHYUDI PRAMONO. Modul ke: Fakultas. Program Studi. Modul ke: KULIAH PERKENALAN Fakultas DosenPengempuKuliah WAHYUDI PRAMONO Program Studi www.mercubuana.ac.id PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: Fakultas Perkenalan, diskusi dan kesepakatan tentang kontrak perkuliahan

Lebih terperinci

PSIKOLOGI UMUM 1. Sejarah & Perkembangan Ilmu Psikologi

PSIKOLOGI UMUM 1. Sejarah & Perkembangan Ilmu Psikologi PSIKOLOGI UMUM 1 Sejarah & Perkembangan Ilmu Psikologi Gambaran Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : PSI-101 Semester/Tahun Ajaran : I, 2014/2015 Syarat Untuk MK : Psikologi Umum 2 Jumlah SKS : 3 SKS Waktu Pertemuan

Lebih terperinci

FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI

FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI Nama Mata Kuliah Modul ke: FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar, MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id Posisi Filsafat dalam ilmu-ilmu 1) Filsafat dapat menyumbang

Lebih terperinci

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan 1 Socrates adalah filsuf Yunani. Ia sangat berpengaruh dan mengubah jalan pikiran filosofis barat melalui muridnya yang paling terkenal, Plato. Socrates

Lebih terperinci

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi. Nama Mata Kuliah Modul ke: Filsafat Manusia Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id Keharusan dan kebebasan manusia Template Modul Kebebasan manusia Pengantar

Lebih terperinci

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 SOSIOLOGI??? APA MANFAAT LETAK LAHIRNYA SOSIOLOGI Sosiologi lahir manakala muncul perhatian terhadap masyarakat karena perubahan yang terjadi Terdapat peristiwa besar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh

BAB I PENDAHULUAN. teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu jenis media dimana penyampaianya berupa teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh tertentu ataupun

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PENGERTIAN FILSAFAT FILSAFAT (Philosophia) Philo, Philos, Philein, adalah cinta/ pecinta/mencintai Sophia adalah kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran Cinta pada

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU RESENSI BUKU Judul : Filsafat Ilmu Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan Penulis : Mohammad Muslih Penerbit : Belukar Yogyakarta Cetakan : I, 2005 Tebal : XI + 269 halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan jabaran dari kehidupan yang terjadi di muka bumi ini. Sastra merupakan salah satu seni yang

Lebih terperinci

idealisme: suatu aliran filsafat yang cara pandangnya sama dengan rasionalisme.

idealisme: suatu aliran filsafat yang cara pandangnya sama dengan rasionalisme. Rasionalisme rasionalisme. Relativisme Falsifikanisme idealisme: suatu aliran filsafat yang cara pandangnya sama dengan pragmatisme realism Idealisme adalah: o Orang yang menerima standar estetik, moral,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. esensialisme, pusat perhatiannya adalah situasi manusia. 1. Beberapa ciri dalam eksistensialisme, diantaranya: 2

BAB II KAJIAN TEORI. esensialisme, pusat perhatiannya adalah situasi manusia. 1. Beberapa ciri dalam eksistensialisme, diantaranya: 2 BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Eksistensi Soren Kierkegaard Eksistensialisme secara etimologi yakni berasal dari kata eksistensi, dari bahasa latin existere yang berarti muncul, ada, timbul, memilih keberadaan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini pada akhirnya menemukan beberapa jawaban atas persoalan yang ditulis dalam rumusan masalah. Jawaban tersebut dapat disimpulkan dalam kalimat-kalimat sebagai

Lebih terperinci

Pengantar Psikologi Sosial. Pertemuan 1

Pengantar Psikologi Sosial. Pertemuan 1 Pengantar Psikologi Sosial Pertemuan 1 Penjelasan perkuliahan Kesepakatan tata tertib Penjelasan bahan bacaaan/referensi Penjelasan sistem dan proporsi penilaian Nama Mata Kuliah : Psikologi Sosial I Kode

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang diekspresikan dalam wujud media tulis. Untuk itu, karya sastra dihasilkan melalui imajinasi dan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya,

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya, 599 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Makna kearifan

Lebih terperinci

FILSAFAT MANUSIA. Intelek dan kehendak manusia. Masyhar Zainuddin. Modul ke: Fakultas Fakultas. Program Studi Pendidikan Psikologi

FILSAFAT MANUSIA. Intelek dan kehendak manusia. Masyhar Zainuddin. Modul ke: Fakultas Fakultas. Program Studi Pendidikan Psikologi FILSAFAT MANUSIA Modul ke: Intelek dan kehendak manusia Fakultas Fakultas Masyhar Zainuddin Program Studi Pendidikan Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian intelek dan kehendak Intelek adalah daya atau

Lebih terperinci

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN 137 BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Konsep mimpi Sigmund Freud. Mimpi adalah produk psikis yang dianggap sebagai konflik antara daya-daya psikis. Dengan menganalisis mimpi maka dapat mengetahui

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT Pengertian Filasat Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia : philo/philos/philen yang artinya cinta/pencinta/mencintai. Jadi filsafat adalah cinta akan kebijakan

Lebih terperinci

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI MODUL PERKULIAHAN ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI Manusia sebagai Pelaku Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Broadcasting Sofia Aunul Abstract Pemahaman komunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan 1.1 Latar Belakang Penciptaan BAB I PENDAHULUAN Manusia dengan memiliki akal menjadikannya mahluk yang sempurna, sehingga dapat berkehendak melebihi potensi yang dimiliki oleh mahluk lainnya, hal tersebut

Lebih terperinci

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( )

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( ) FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE (1866-1952) Filsafat Sejarah Croce (1) Benedetto Croce (1866-1952), merupakan pemikir terkemuka dalam mazhab idealisme historis. Syafii Maarif mengidentifikasi empat doktrin

Lebih terperinci

Diterjemahkan oleh K.J. Veeger, (Jakarta: Gramedia, 1998), hlm Zainal, Abidin, Filsafat Manusia, (Jakarta: Rosda Karya, 2003), hlm.

Diterjemahkan oleh K.J. Veeger, (Jakarta: Gramedia, 1998), hlm Zainal, Abidin, Filsafat Manusia, (Jakarta: Rosda Karya, 2003), hlm. Filsafat Antropologi 1 Filsafat antropologi merupakan salah satu cabang dari filsafat teoritika. Selain itu filsafat antropologi juga dapat disebut sebagai ilmu. Palmquis memahami bahwa filsafat mengalami

Lebih terperinci

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME oleh : Drs. IBNU UBAIDILAH, MA STKIP BINA MUTIARA SUKABUMI PENGERTIAN Pengertian secara Etimologi Istilah perenialisme berasal dari bahasa latin, yaitu dari akar

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN. : Ahmad Su udi, S.T., M.T. dan Dr. Jamiatul Akmal, S.T., M.T.

KONTRAK PERKULIAHAN. : Ahmad Su udi, S.T., M.T. dan Dr. Jamiatul Akmal, S.T., M.T. KONTRAK PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : Elemen Mesin I Kode Mata Kuliah : MSN 216 / MSN 612215 Pengampu : Ahmad Su udi, S.T., M.T. dan Dr. Jamiatul Akmal, S.T., M.T. Semester : IV (Empat ) Hari Pertemuan/

Lebih terperinci

SEJARAN DAN ALIRAN PSIKOLOGI. Pertemuan 4

SEJARAN DAN ALIRAN PSIKOLOGI. Pertemuan 4 SEJARAN DAN ALIRAN PSIKOLOGI Pertemuan 4 aprilia_tinalidyasari@yahoo.com SEJARAH PSIKOLOGI 1. Psikologi sebagai bagian dari filsafat obyeknya asal usul jiwa, ujud jiwa, akhir dan jadinya jiwa, hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pemikiran Yoga dapat dilihat sebagai suatu konstelasi pemikiran filsafat, bukan hanya seperangkat hukum religi karena ia bekerja juga mencapai ranah-ranah

Lebih terperinci

PROPORSI PENILAIAN Tugas Mingguan 40% Diskusi Mingguan 20% Ujian Tengah Semester 20% Ujian Akhir Semester 20%

PROPORSI PENILAIAN Tugas Mingguan 40% Diskusi Mingguan 20% Ujian Tengah Semester 20% Ujian Akhir Semester 20% MATA KULIAH JUMLAH SKS DOSEN : SOSIOLOGI KRITIS : 2 SKS : TIM DESKRIPSI SINGKAT Sosiologi Kritis adalah sosiologi dari perspektif Kritis di mana materi yang terkandung di dalamnya dimaksudkan untuk membangkitkan

Lebih terperinci

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEHENDAK & KEBEBASAN. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEHENDAK & KEBEBASAN. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI. Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEHENDAK & KEBEBASAN Fakultas PSIKOLOGI Ahmad Sabir, M. Phil. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Kehendak dan Kebebasan Kecuali memiliki pengetahuan yang merupakan

Lebih terperinci

M. Hamid Anwar, M. Phil.

M. Hamid Anwar, M. Phil. M. Hamid Anwar, M. Phil. Email: m_hamid@uny.ac.id Objek material Objek Formal : Pendidikan : Filsafat Philein/ Philos : Cinta Shopos/ Shopia : Kebijaksanaan Sebuah Upaya untuk mencapai kebijaksanaan dengan

Lebih terperinci

SE S J E A J R A A R H DA D N A N A L A I L R I A R N A N PSI S KO K LOGI G Pertemuan 4

SE S J E A J R A A R H DA D N A N A L A I L R I A R N A N PSI S KO K LOGI G Pertemuan 4 SEJARAH DAN ALIRAN PSIKOLOGI Pertemuan 4 SEJARAH PSIKOLOGI 1. Psikologi sebagai bagian dari filsafat obyeknya asal usul jiwa, ujud jiwa, akhir dan jadinya jiwa, hubungan jasmani dan rohani Plato Aristoteles

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI Oleh NIM : Boni Andika : 10/296364/SP/23830 Tulisan ini berbentuk critical review dari Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Filsafat, Teori dan Metodologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan sikap dan keterampilan yang merupakan hasil aktivitas belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lainnya, perbedaan yang sangat mendasar terlihat pada akal.

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN METODE FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 04Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN METODE FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 04Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 04Fakultas Dr. PSIKOLOGI METODE FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Metode Filsafat Metode Zeno: reduction ad absurdum Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa. Kegiatan sastra merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur-unsur seperti pikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan manusia menjadi penunjang keberlangsungan hidup manusia. Manusia dengan akal budinya

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. diabstrakkan dari peristiwa konkret; gambaran mental dari objek atau apapun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. diabstrakkan dari peristiwa konkret; gambaran mental dari objek atau apapun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah rancangan atau buram surat; ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan manusia seutuhnya bertujuan agar individu dapat mengekspresikan dan mengaktualisasi diri dengan mengembangkan secara optimal dimensi-dimensi kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai kota pendidikan karena banyaknya mahasiswa luar Bandung yang kuliah di sana. Kota

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI PENDAHULUAN Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Filsafat Secara Etimologis : kata filsafat berasal

Lebih terperinci

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA Bab 3 Filsafat Ilmu Agung Suharyanto,M.Si Psikologi - UMA 2017 Definisi Filsafat Ilmu Robert Ackermann Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapatpendapat ilmiah dewasa

Lebih terperinci

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, 2010:105. Pengertian hasil belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, 2010:105. Pengertian hasil belajar adalah suatu proses BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Syaiful Bahri Djamarah, 2010:105. Pengertian hasil belajar adalah suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI PSIKOLOGI Issue/Revisi : A0 Tanggal : 28 Agustus 2017 Mata Kuliah : Teori Kepribadian Kontemporer Kode MK : PSY 202 Rumpun MK : Mata Kuliah Wajib Semester : 4 Dosen Pengampu : Clara Moningka S.Psi, M.Si Bobot (sks)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. akumulasi dari berbagai faktor dimulai dari faktor awal proses sampai denga hasil.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. akumulasi dari berbagai faktor dimulai dari faktor awal proses sampai denga hasil. BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Hasil Belajar Hasil belajar merupakan salah satu faktor penting untuk mengukur keberhasilan seseorang dalam belajar, hasil

Lebih terperinci

PANCASILA PENDAHULUAN. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PANCASILA PENDAHULUAN. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi. PANCASILA Modul ke: PENDAHULUAN Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Pancasila PENDAHULUAN Kontrak perkuliahan, Rencana Pembelajaran, Deskripsi Perkuliahan,

Lebih terperinci

Modul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

Modul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi Modul ke: 12 Shely Fakultas PSIKOLOGI Materi Penutup Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi Pokok Bahasan Abstract Rangkuman Perkuliahan Filsafat Manusia Kompetensi Mahasiswa dapat memahami mengenai manusia

Lebih terperinci

Pengetahuan dan Kebenaran

Pengetahuan dan Kebenaran MODUL PERKULIAHAN Pengetahuan Kebenaran Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 08 M-603 Shely Cathrin, M.Phil Abstract Kompetensi Kebenaran pengetahuan Memahami pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Permasalah penelitian yang ingin dijabarkan disini adalah mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. Permasalah penelitian yang ingin dijabarkan disini adalah mengenai BAB III METODE PENELITIAN Permasalah penelitian yang ingin dijabarkan disini adalah mengenai pengalaman subjek yang menderita HIV positif. Teori Viktor E. Frankl dalam penelitian ini dinyatakan bukan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap individu dalam setiap jenjang pendidikan yang dilalui.

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap individu dalam setiap jenjang pendidikan yang dilalui. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena yang terjadi di negara indonesia cenderung dituduhkan pada dunia pendidikan yang disorot sebagai sektor yang belum berhasil mengemban misi mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008:725) Konsep merupakan (1)

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER F-0653 Issue/Revisi : A0 Tanggal Berlaku : Agustus 2016 Untuk Tahun Akademik : 2015/2016 Masa Berlaku : 2015-2019 Jml Halaman : 11 halaman Mata Kuliah : Sejarah Aliran Psikologi

Lebih terperinci

Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I

Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I PERKEMBANGAN ILMU POLITIK CARA MEMANDANG ILMU POLITIK Ilmu yang masih muda jika kita memandang Ilmu Politik semata-mata sebagai salah

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 11Fakultas TEKNIK PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur Ilmu dalam Perspektif Historis Beberapa Aspek Penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada

Lebih terperinci

Sejarah dan Aliran Psikologi

Sejarah dan Aliran Psikologi Modul ke: Sejarah dan Aliran Psikologi Pengantar kontrak belajar, penjelasan materi kuliah Sejarah dan Aliran Psikologi, dan penjelasan tugas. Fakultas PSIKOLOGI Rizka Putri Utami, M.Psi Program Studi

Lebih terperinci

Filsafat Manusia. Manusia Sebagai Persona. Cathrin, M.Phil. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Filsafat Manusia. Manusia Sebagai Persona. Cathrin, M.Phil. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: 05Fakultas Shely PSIKOLOGI Filsafat Manusia Manusia Sebagai Persona Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi Pokok Bahasan Abstract Membahas mengenai manusia sebagai persona Kompetensi Mahasiswa

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN. : Ahmad Su udi, S.T., M.T. dan Zulhendri Hasymi, S.T., M.T.

KONTRAK PERKULIAHAN. : Ahmad Su udi, S.T., M.T. dan Zulhendri Hasymi, S.T., M.T. KONTRAK PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : Elemen Mesin Kode Mata Kuliah : Pengampu : Ahmad Su udi, S.T., M.T. dan Zulhendri Hasymi, S.T., M.T. Semester : IV (Empat ) Hari Pertemuan/ Jam : Selasa / 08.00 09.40

Lebih terperinci

RELIGION AND PERSONALITY (AGAMA DAN KEPRIBADIAN) SIGMUND FREUD

RELIGION AND PERSONALITY (AGAMA DAN KEPRIBADIAN) SIGMUND FREUD 1 A. Pengantar RELIGION AND PERSONALITY (AGAMA DAN KEPRIBADIAN) SIGMUND FREUD Oleh: D. Tiala Berbicara mengenai Psikoanalisis, maka kita tidak akan terlepas dari nama seorang tokoh klasik terkenal, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai seni kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini, menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai bidang khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka diperlukan guru yang sangat

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Pertemuan ke : 1 (satu) Tujuan Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mampu mengenal aluralur berpikir dalam kegiatan keilmuan dan mencoba menerapkannya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Sub disiplin Psikologi Bidang terapan Psikologi

PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Sub disiplin Psikologi Bidang terapan Psikologi PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Pendekatan Biologi-saraf Pendekatan Perilaku Pendekatan Kognitif Pendekatan Psikoanalitik Pendekatan Phenomenologi Sub disiplin Psikologi

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA Modul ke: PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA Fakultas 10FEB Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si Program Studi MANAJEMEN PANCASILA SEBAGAI ETIKA BERNEGARA Standar Kompetensi : Pancasila sebagai Sistem

Lebih terperinci

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Saudara mahasiswa, kita berjumpa kembali dalam kegiatan Tutorial Online yang ketiga untuk

Lebih terperinci

S I L A B U S RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL 2016/2017 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) CURUP

S I L A B U S RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL 2016/2017 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) CURUP S I L A B U S RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL 2016/2017 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) CURUP Mata Kuliah : UMUM Kode MK : STA-2115 Mata Kuliah Prasyarat : - Bobot MK : 2 sks Dosen Pengampu

Lebih terperinci

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL A. Konsep Manusia Dalam Berbagai Sudut Pandang Pencarian makna dan hakekat manusia dilakukan melalui berbagai pendekatan. Para filosuf memahami manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan

Lebih terperinci

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI Modul ke: Pokok Bahasan : PENGANTAR BIDANG FILSAFAT Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi (Marcomm) www.mercubuana.ac.id MENGAPA HARUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya dari aspek jiwa, manusia memiliki cipta rasa dan karsa sehingga dalam tingkah laku dapat membedakan benar atau salah, baik atau buruk, menerima atau menolak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad pencerahan (Aufklarung) telah membawa sikap kritis atas metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- 19) di Jerman,

Lebih terperinci

Fenomenologi Intuitif Carl Rogers: Psikolog (Aliran Humanisme) D. Tiala (pengampu kuliah Psikoterapi dan Konseling Lintas Budaya)

Fenomenologi Intuitif Carl Rogers: Psikolog (Aliran Humanisme) D. Tiala (pengampu kuliah Psikoterapi dan Konseling Lintas Budaya) Fenomenologi Intuitif Carl Rogers: Psikolog (Aliran Humanisme) D. Tiala (pengampu kuliah Psikoterapi dan Konseling Lintas Budaya) Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT

PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa memahami hakikat pendidikan serta mampu menganalisis proses pendidikan dalam masyarakat sebagai sarana sosial dan budaya POKOK

Lebih terperinci