PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT"

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KELAS VII-A MTs N BENER PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Kharis Purwono NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2014 i

2

3

4

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO 1. Artinya :. Allah meninggikan orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat. (Q. S. Al Mujadaalah: 11). 2. Barang siapa yang memudahkan perkara orang lain untuk kebenaran dan keadilan maka Allah akan memudahkan perkaranya. (Al Hadist) PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Orang tuaku (Bapak Suyono dan Ibu Turyati) yang selalu mendoakan serta memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas segala hal yang telah beliau berikan. 2. Adikku (Umi Mukhtiyatun Khasanah) yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. v

6 PRAKATA Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. Atas limpahan, kurunia, dan hidayah-nya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Skripsi ini penulis susun untuk mengungkap tingkat kompetensi guru MTs se-kabupaten Purworejo beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Keberhasilan pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Drs. H. Supriyono, M.Pd., selaku rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo; 2. Drs. H. Hartono, M. M., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan izin penulis untuk mengadakan penelitian; 3. Riawan Yudi Purwoko, S.Si., M.Pd. Ketua program Studi Pendidikan Matematika yang telah membantu prosedur penelitian ini; 4. Nila Kurniasih, M.Si., Dosen Pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan kepada penulis dengan penuh kesungguhan kesabaran hingga sampai terselesainya skripsi ini; 5. Heru Kurniawan, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan kepada penulis dengan penuh kesungguhan kesabaran hingga sampai terselesainya skripsi ini; 6. Drs. Imam Pratomo, M.Pd., Kepala Sekolah MTs N Bener Purworejo yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpinya; 7. Khusnul Khotimah, S.Pd. Si., guru matematika MTs N Bener Purworejo yang telah membantu terlaksananya penelitian ini; 8. Bapak/Ibu Guru dan Staf TU MTs N Bener Purworejo; 9. Siswa-siswi MTs N Bener Purworejo; vi

7

8 ABSTRAK Kharis Purwono. Penerapan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika pada Kelas VII-A MTs N Bener Purworejo Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Pendidikan Matematika. Universitas Muhammadiyah Purworejo Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VII-A MTs N Bener Purworejo Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-A yang berjumlah 36 siswa. Faktor yang diteliti berupa peningkatan keaktifan belajar siswa dan prestasi belajar siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu lembar observasi keaktifan dan tes evaluasi belajar matematika siswa pada setiap siklus. Penelitian dimulai dan dikembangkan selama proses refleksi. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dan hasil belajar dari pelaksanaan siklus, dianalisa dengan menggunakan rerata hasil belajar siswa dan persentase keaktifan belajar siswa yang dihitung menggunakan deskriptif presentase. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa keaktifan belajar siswa meningkat dari 61,19% pada siklus I, menjadi 72,04% pada siklus II. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukan pada peningkatan rerata hasil belajar yaitu dari 64 pada siklus I dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 52,77%, menjadi 77,61 dengan persentase ketuntasan klasikal 77,77%. Jika dilihat dari hasil tersebut, maka model pembelajaran Missouri Mathematics Project untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Kata Kunci: model pembelajaran, missouri mathematics project. viii

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. ii HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN.. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN.. v PRAKATA.. vi ABSTRAK.. viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR.. xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.. 1 B. Identifikasi Masalah.. 6 C. Batasan Masalah... 7 D. Rumusan Masalah. 7 E. Tujuan Penelitian. 7 F. Manfaat Penelitian. 8 BAB II KAJIAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Keaktifan Belajar Model Pembelajaran B. Tinjauan Pustaka.. 20 C. Kerangka berpikir. 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian 26 B. Desain Penelitian C. Teknik Pengumpulan Data 41 ix

10 D. Instrumen Penelitian. 42 E. Teknik Analisis Data 43 F. Indikator Keberhasilan Tindakan. 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Pra Penelitian 47 B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 47 C. Pembahasan Hasil Penelitian 64 BAB V PENUTUP A. Simpulan 69 B. Saran DAFTAR PUSTAKA. 71 LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Persamaan dan Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya. 23 Tabel 2. Kriteria Data Keaktifan 44 Tabel 3. Kriteria Analisis Data Pelaksanaan Pembelajaran 45 Tabel 4. Daftar Pemerolehan Penghargaan Siswa pada Siklus I 53 Tabel 5. Daftar Analisis Tes Evaluasi Akhir Siklus I 54 Tabel 6. Daftar Pemerolehan Penghargaan Siswa pada Siklus II.. 62 Tabel 7. Daftar Analisis Tes Evaluasi Akhir Siklus II.. 63 xi

12 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas.. 27 Gambar 2. Diagram Batang Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa. 65 Gambar 3. Diagram Batang Rerata Hasil Belajar Siswa.. 66 Gambar 4. Diagram Batang Peningkatan Ketuntasan Klasikal Belajar Siswa.. 67 Gambar 5. Diagram Batang Peningkatan Persentase Keaktifan dan Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siswa xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas 73 Lampiran 2. Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 3. Surat Keputusan Dosen Pembimbing 75 Lampiran 4. Tabel Jadwal Pelaksanaan Penelitian 76 Lampiran 5. Silabus Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa.. 95 Lampiran 8. Pedoman Observasi Keaktifan Siswa Lampiran 9. Kisi-kisi Lembar Observasi Keaktifan Siswa Lampiran 10. Lembar Validasi Observasi Keaktifan Siswa 111 Lampiran 11. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I. 115 Lampiran 12. Daftar Nama Siswa 121 Lampiran 13. Daftar Nama Kelompok. 122 Lampiran 14. Rekapitulasi Data Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus I 123 Lampiran 15. Kisi-kisi Soal siklus I. 127 Lampiran 16. Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I. 128 Lampiran 17. Soal Evaluasi Akhir Siklus I Lampiran 18. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Akhir Siklus I 132 Lampiran 19. Analisis Hasil Tes Ketuntasan Belajar Siklus I. 137 Lampiran 20. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus II 138 Lampiran 21. Rekapitulasi Data Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus II Lampiran 22. Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa Siklus II Lampiran 23. Kisi-kisi Soal siklus II 150 Lampiran 24. Soal Evaluasi Akhir Siklus II. 151 Lampiran 25. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Akhir Siklus II Lampiran 26. Analisis Hasil Tes Ketuntasan Belajar Siklus I. 157 Lampiran 27. Dokumentasi xiii

14 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar bertujuan. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Manusia itu sendiri adalah pribadi yang utuh dan pribadi yang kompleks sehingga sulit dipelajari secara tuntas. Oleh karena itu, masalah pendidikan tidak akan pernah selesai,sebab hakikat manusia itu sendiri selalu berkembang mengikuti dinamika kehidupanya. Apa yang dipelajari hari ini belum tentu diperlukan pada masa mendatang, dan apa yang dipelajari disini belum tentu berguna di tempat lain. Namun tidaklah berarti bahwa pendidikan harus berjalan secara alami. Pendidikan tetap memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan nilai-nilai manusia, baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai makhluk religius. Mengingat pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, maka keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan keberhasilanya pendidikan adalah pelaksanaan pendidikan, yaitu guru. Guru adalah ujung tombak pendidikan. Sebab guru secaralangsung berupaya mempengaruhi, membina, dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia yang cerdas, terampil, dan bermoral tinggi. Inilah hakikat pendidikan sebagai usaha memanusiakan manusia.sebagai ujung tombak, guru dituntut memiliki kemampuan dasar yang diperlukan sebagai pendidik dan pengajar. 1

15 2 Kemampuan tersebut tercermin dalam kompetensi guru. Sebagai pengajar paling tidak guru harus menguasai bahan yang diajarkanya dan terampil dalam hal cara mengajarkanya. Bahan yang harus diajarkan oleh guru tercermin dalam kurikulum (program belajar bagi siswa), sedangkan cara mengajarkan bahan tercermin atau berkaitan dengan proses belajar-mengajar. Atas dasar itu pengenalan dan penguasaan kurikulum dan proses belajar-mengajar mutlak diperlukan bagi guru. Kurikulum diperlukan dalam menetapkan apa yang harus diberikan oleh guru, proses belajar-mengajar diperlukan untuk menetapkan bagaimana pembelajaran harus dilaksanakan. Pembelajaran adalah proses transfer atau perpindahan pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Guru dituntut harus menjadi motivator, fasilitator, dan juga pengontrol jalanya pembelajaran didalam maupun di luar kelas. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan maupun metode-metode tertentu agar waktu yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar lebih efektif dan optimal, peserta didik hendaknya lebih banyak diberikan latihan-latihan soal-soal agar peserta didik lebih memahami konsep dari pada materi saja dan juga akan mengenal berbagai macam jenis soal. Selain diberikan soal-soal waktu pembelajaran, peserta didik pada akhir pembelajaran diberikan tugas/pekerjaan rumah tentang materi yang baru diajarkan sebagai bahan pendalaman materi dirumah. Pembelajaran matematika bertujuan membentuk kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis, dan memiliki sifat objektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu

16 3 permasalahan baik dalam bidang matematika, maupun bidang lain dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu matematika mempunyai peranan penting untuk meningkatkan daya pikir siswa, serta dalam pembelajaranya harus dilaksanakan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada. Dalam pembelajaran guru mempunyai peranan yang penting, jika dalam pelaksanaanya, guru dalam memberikan pembelajaran tidak tepat atau tidak sesuai maka tujuan dari pembelajaran tidak tercapai secara optimal. Menurut kebanyakan siswa, hampir semua mata pelajaran yang diajarkan disekolah, pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit dipahami. Sehingga para siswa tidak suka pelajaran matematika. Hal itu menimbulkan keaktifan dan hasil belajar siswa rendah terhadap mata pelajaran matematika. Upaya dalam meningkatkan hasil belajar yang sesuai dengan yang diharapkan juga perlu dengan pembelajaran yang mengharuskan siswanya untuk aktif. Masih rendahnya keaktifan belajar menuntut para guru untuk merubah cara mengajarnya sehingga diharapkan membuat siswa-siswanya agar mau berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Yang termasuk didalamnya adalah meliputi aktifitas, kegiatan, atau proses mental, emosional maupun fisik, contoh aktifitas mental misalnya mengidentifikasi, membandingkan, menganalisis dsb. Sedangkan yang termasuk aktifitas emosional misalnya semangat, sikap positif terhadap belajar, dan motivasi. Contoh aktifitas fisik misal melakukan gerakan badan atau anggota badan lainnya seperti tangan dan kaki untuk melakukan ketrampilan tertentu. Proses belajar merupakan aktifitas pada diri siswa, baik aktifitas mental, emosional

17 4 maupun aktifitas fisik. Jika dalam proses pembelajaran siswa berpartisipasi aktif, maka proses dan hasil belajar akan meningkat. Faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajar adalah faktor dari diri sendiri. Keberhasilan dalam belajar tidak lepas dari adanya keaktifan siswa. Untuk menghilangkan kesulitan dalam pembelajaran matematika, guru harus dapat mengelola kelas kelas dengan baik dan memilih model pembelajaran yang digunakan dengan tepat. Dengan demikian akan tercipta suatu komunikasi, sehingga pembelajaran dapat efektif dan terwujud suatu proses yang menghubungkan siswa dengan guru dan siswa dengan siswa yang menyebabkan anak dapat berkembang dengan baik secara efektif serta keaktifan belajar siswa diharap meningkat. Di MTs N Bener KabupatenPurworejo, khususnya kelas VII-A. Berdasarkan hasil observasi didapati bahwa proses belajar-mengajar cenderung masih menggunakan metode konvensional yang didominasi oleh guru. Guru hanya memberikan sedikit keterangan kemudian peserta didik lebih cenderung bekerja secara individual dan kurang memahami konsep materi yang disampaikan. Diketahui juga bahwa hasil belajar siswa kelas VII-A belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut ditunjukan dengan nilai rata-rata mata pelajaran matematika masih sangat rendah dan masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Adapun beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya nilai matematika siswa kelas VII-A adalah rendahnya keaktifan siswa dalam belajar matematika yang dimiliki siswa. Hal tersebut dapat ditunjukan dari :

18 5 1. Tidak adanya keinginan atau keberanian siswa untuk menampailkan keaktifan, kebutuhan dan permasalahannya. 2. Tidak adanya keinginan serta kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar. 3. Tidak adanya usaha atau kekreatifan belajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar-mengajar sampai mencapai keberhasilannya. Berdasarkan keadaan tersebut, maka diidentifikasi penyebab rendahnya keaktifan belajar matematika siswa kelas VII-A MTs N Bener Purworejo yaitu: 1. Siswa masih malu untuk bertanya kepada guru tentang materi pelajaran yang disampaikan. 2. Siswa lebih suka bertanya kepada teman, membuat gaduh, dan kurang memperhatikan pelajaran. 3. Sebagian siswa lebih memilih cara belajar dengan menghafal rumus, serta kurangnya keaktifan siswa dalam belajar. Salah satu cara meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa adalah melalui penerapan dalam pembelajaran matematika melalui model Missouri Mathematics Project. Pada model pembelajaran ini siswa diberikan tugas proyek yang berisi sederetan soal ataupun perintah untuk mengembangkan suatu ide atau konsep matematika. Tugas proyek ini antara lain dimaksudkan untuk memperbaiki komunikasi, penalaran, hubungan interpersonal, keterampilan membuat keputusan, dan ketrampilan dalam memecahkan permasalahan. Tugas proyek ini dapat diselesaikan secara

19 6 individu, berkelompok atau bersama-sama dengan seluruh siswa dalam kelas. Jadi tugas proyek matematika merupakan suatu tugas yang meminta siswa menghasilkan suatu keaktifan oleh diri siswa sendiri. Dengan menghasilkan suatu keaktifan maka hasil belajar matematika dapat meningkat. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis perlu melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project Untuk Meningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas VII-A MTs N Bener Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah yang dapat didefinisikan adalah sebagai berikut. 1. Siswa kelas VII-A MTs N Bener Kabupaten Purworejo masih menganggap pelajaran matematika sulit dipahami sehingga para siswa tidak suka pelajaran matematika. 2. Keaktifan belajar siswa kelas VII-A MTs N Bener Kabupaten Purworejo terhadap pelajaran matematika masih rendah sehingga menuntut para guru untuk merubah cara mengajarnya. 3. Pembelajaran di MTs N Bener KabupatenPurworejo masih menggunakan metode konvensional sehingga pembelajaran masih didominasi oleh guru. 4. Nilai matematika siswa rendah sehingga diperlukannya faktor lain yang dapat mempengaruhi keaktifan belajar siswa.

20 7 C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: 1. Pembelajaran matematika dibatasi pada model pembelajaran Missouri Mathematics Project yang dilakukan dengan lembar tugas yang berisi sederet soal ataupun perintah untuk mengembangkan suatu ide atau konsep matematika. 2. Keaktifan belajar siswa MTs N Bener Kabupaten Purworejo setelah diterapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project melalui tes. 3. Materi matematika dibatasi pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel pada kelas VII-AMTs N Bener Kabupaten Purworejo. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah keaktifan belajar siswa meningkat melalui pembelajaran Missouri Mathematics Project pada siswa kelas VII-A MTs N Bener Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran 2013/2014? 2. Apakah hasil belajar siswa meningkat melalui pembelajaran Missouri Mathematics Project pada siswa kelas VII-A MTs N Bener Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran 2013/2014?

21 8 E. Tujuan Penelitian 1. Untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui pembelajaran Missouri Mathematics Project pada siswa kelas VII-A MTs N Bener Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran 2013/ Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran Missouri Mathematics Project pada siswa kelas VII-A MTs N Bener Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran 2013/2014. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang luas pada banyak pihak, antara lain: 1. Bagi Guru a. Memperkaya alternatif pengetahuan tentang metode pembelajaran, sehingga dapat memberikan motivasi bagi peningkatan profesionalisme guru dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. b. Dalam proses belajar mengajar kiranya dapat menerapkan metode Missouri Mathematics Project sebagai alternatif variasi dalam strategi pembelajaran guna untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika. 2. Bagi Sekolah a. Sebagai masukan yang berharga dalam perbaikan proses pembelajaran di masa yang akan datang.

22 9 b. Dengan meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran matematika maka guru dapat meningkatkan kualitas pelayanan dalam mengajar. 3. Bagi Peneliti Sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dan pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai kependidikan khususnya penerapan berbagai metode mengajar dalam proses belajar mengajar yang akan digunakan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian-penelitian sejenis.

23 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Keaktifan Belajar a. Definisi Keaktifan Dalam dunia pendidikan dan pengajaran, cara belajar siswa aktif bukanlah hal yang baru. Bahkan dalam teori pengajaran, cara belajar siswa aktif merupakan konsekuensi logis dari pengajaran yang seharusnya. Artinya merupakan tuntutan logis dari hakikat belajar dan hakikat mengajar. Menurut Nana Sudjana, (2010: 20) Hampir tidak pernah terjadi proses belajar tanpa adanya keaktifan individu atau siswa yang belajar.dapat disimpulkan bahwa keaktifan adalah suatu kegiatan, kesibukan baik fisik maupun nonfisik. Menurut Hisyam Zaini, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani, (2008: 14) Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berati mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, 10

24 11 tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. b. Definisi Belajar Menurut Nana Sudjana, (2010: 5) Belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Pengertian yang lain yaitu menurut Muhibbin Syah, (2010: 87) Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada disekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Selanjutnya menurut Oemar Hamalik, (2001: 27) Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.

25 12 Sejalan dengan perumusan diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut nampak dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan yang lain. c. Definisi Keaktifan Belajar Berdasarkan definisi keaktifan dan definisi belajar yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi guru dan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan belajar. Belajar tidak pernah sepi dari aktivitas. Menurut Wina Sanjaya (2006: 132), aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Keaktifan yang dimaksudkan di sini penekanannya pada siswa, sebab dengan adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi belajar aktif. Belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Belajar aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika siswa pasif atau hanya menerima informasi dari

26 13 guru saja, akan timbul kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan oleh guru. Menurut Nana Sudjana, (2010: 20) mengemukakan bahwa: Ada keaktifan belajar kategori rendah, sedang, dan ada pula keaktifan belajar kategori tinggi. Seandenya dibuat rentangan skala keaktifan dari 0 10, maka keaktifan belajar ada dalam skala 1 sampai 10, tidak ada skala nol betapapun kecilnya keaktifan tersebut. Dengan demikian, hakikat keaktifan pada dasarnya adalah cara atau usaha mempertinggi atau mengoptimalkan kegiatan belajar siswa dalam proses pengajaran. Sebagai konsep, cara belajar siswa aktif adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional sehingga ia betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Pengertian tersebut menunjukan bahwa cara belajar siswa aktif menempatkan siswa sebagai inti dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa dipandang sebagai objek dan sebagai subjek. Dilihat dari subjek didik, cara belajar siswa aktif merupakan proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam rangka belajar. Dilihat dari segi guru atau pengajar, cara belajar siswa aktif merupakan bagian strategi mengajar yang menuntut keaktifan optimal subjek didik. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan cara belajar siswa aktif adalah salah satu cara strategi belajarmengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi subjek didik

27 14 seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien. Untuk melihat terwujudnya cara belajar siswa aktif dalam proses belajar mengajar, terdapat beberapa indikator cara belajar siswa aktif. Melalui indikator cara belajar siswa aktif dapat dilihat tingkah laku mana yang muncul dalam suatu proses belajar mengajar berdasarkan apa yang dirancang oleh guru. Menurut Nana Sudjana (2010: 21) menyatakan indikator tersebut dilihat dari lima segi, yakni: a. dari sudut siswa, dapat dilihat dari: 1) keinginan, keberanian menampilkan aktivitas, kebutuhan, dan permasalahanya; 2) keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar; 3) penampilan berbagai usaha atau kekreatifan belajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilanya; 4) kebebasan atau keleluasaan melakukan hal tersebut di atas tanpa tekanan guru atau pihak lainya (kemandirian belajar). b. dilihat dari sudut guru, tampak: 1) adanya usaha mendorong, membina gairah belajar dan partisipasi siswa secara aktif; 2) bahwa peranan guru tidak mendominasi kegiatan proses belajar siswa; 3) bahwa guru memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara dan keadaan masing-masing; 4) bahwa guru menggunakan berbagai jenis metode mengajar serta pendekatan multimedia. c. dilihat dari segi program, hendaknya: 1) tujuan instruksional serta konsep maupun isi pelajaran itu sesuai dengan kebutuhan, minat, serta kemampuan subjek didik; 2) program cukup jelas dapat dimengerti siswa dan menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar; 3) bahan pelajaran mengandung fakta atau informasi, konsep, prinsip, dan ketrampilan

28 15 d. dilihat dari situasi belajar, tampak adanya: 1) iklim hubungan intim dan erat antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan guru, serta dengan unsur pimpinan di sekolahan; 2) gairah serta kegembiraan belajar siswa sehingga siswa memiliki motivasi yang kuat serta keleluasaan mengembangkan cara belajar masing-masing. e. dilihat dari sarana belajar, tampak adanya: 1) sumber-sumber belajar bagi siswa; 2) fleksibilitas waktu untuk melakukan kegiatan belajar; 3) dukungan dari berbagai jenis media pengajaran; 4) kegiatan belajar siswa yang tidak terbatas di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. Dengan adanya tanda-tanda di atas, akan lebih mudah bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Setidak-tidaknya memberikan rambu-rambu bagi guru dalam melaksanakan cara belajar siswa aktif. 2. Model Pembelajaran a. Definisi Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru dikelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Menurut Joice dan Weil dalam bukunya Fadjar Shadiq (2009: 7) mengemukakan bahwa setiap model belajar mengajar atau model pembelajaran harus memiliki empat unsur berikut. a) sintak (syntax) yang merupakan fase-fase (phasing) dari model yang menjelaskan model tersebut dalam pelaksanaanya secara nyata (Joyce dan Weil, 1986 : 14). Contohnya, bagaimana kegiatan pendahuluan pada

29 16 proses pembelajaran dilakukan? Apa yang akan terjadi berikutnya? b) sistem sosial (the social system) yang menunjukan peran dan hubungan guru dan siswa selama proses pembelajaran. Kepemimpinan guru sangatlah bervariasi pada satu model dengan model lainnya. Pada suatu model, guru berperan sebagai fasilitator namun pada model yang lain guru berperan sebagai sumber ilmu pengetahuan. c) prinsip reaksi (principles of reaction) yang menunjukan bagaimana guru memperlakukan siswa dan bagaimana pula ia merespon terhadap apa yang dillakukan siswa dengan baik, namun pada model yang lain guru berperan sebagai fasilitator namun pada model yang lain guru memberi ganjaran atas sesuatu yang sudah dilakukan siswa dengan baik, namun pada model yang lain guru bersikap tidak memberikan penilaian terhadap siswanya, terutama untuk hal-hal yang berkait dengan kreativitas. d) sistem pendukung (support system) yang menunjukan segala sarana, bahan, dan alat yang dapat digunakan untuk mendukung model tersebut. Oleh karena itu, Toeti Soekamto dan Winataputra (1995:78) mendefinisikan. model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Toeti Soekamto dan Winataputra (1995:84-85) menyatakan 10 model pembelajaran, diantaranya : model pencapaian konsep, model latihan penelitian, model sinektiks, model pertemuan kelas, model investigasi kelompok, model latihan laboratoris, model kontrol diri, dan model simulasi.

30 17 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model-model pembelajaran merupakan kerangka konseptual sehingga model-model pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancangan kegiatan yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. b. Definisi Model Pembelajaran Missouri Mathematict Project Model Pembelajaran Missouri Mathematict Project adalah salah satu model yang secara empiris melalui penelitian yang terstruktur yang dikemas dalam langkah-langkah sebagai berikut menurut Convey dalam bukunya Al Krismanto (2009: 11). Langkah I : Review guru dan siswa meninjau ulang apa yang telah tercakup pada pelajaran yang lalu (10 menit). Yang ditinjau adalah : PR, mencongak, atau membuat prakiraan. Langkah II : Pengembangan guru menyajikan ide baru dan perluasan konsep matematika terdahulu. Siswa diberi tahu tujuan pelajaran yang memiliki antisipasi tentang sasaran pelajaran. Penjelasan dan diskusi interaktif antara guru dan siswa harus disajikan termasuk demonstrasi kongkrit yang sifatnya piktorial atau simbolik. Guru merekomendasikan 50% waktu pelajaran untuk pengembangan. Pengembangan akan lebih bijaksana bila dikombinasikan dengan kontrol latihan untuk meyakinkan bahwa siswa mengikuti penyajian materi baru itu. Langkah III : Kerja Kooperatif siswa diminta merespon satu rangkaian soal sambil guru mengamati apabila terjadi miskonsepsi. Pada latihan terkontrol ini respon setiap siswa sangat menguntungkan bagi guru dan siswa. Pengembangan dan latihan terkontrol dapat saling mengisi dengan total waktu 20 menit. Guru harus memasukan rincian khusus tanggung jawab kelompok dan ganjaran individual berdasarkan

31 18 pencapaian materi yang dipelajari. Siswa bekerja sendiri atau dalam kelompok belajar kooperatif. Langkah IV :(Seat Work) / Kerja Mandiri untuk latihan / perluasan mempelajari konsep yang disajikan guru pada langkah 2 (pengembangan). Alokasi waktu 15 menit. Langkah V : Penugasan / PR. siswa membuat rangkuman pelajaran, membuat renungan tentang hal hal baik yang sudah dilakukan serta hal hal kurang baik yang harus dihilangkan. Kemudian Guru memberi tugas PR. Dalam model ini siswa diberikan lembar tugas yang berisi sederet soal ataupun perintah untuk mengembangkan suatu ide atau konsep matematika. Lembar tugas ini dapat diselesaikan secara kelompok (pada langkah latihan terkontrol), secara individu (pada langkah seatwork) maupun seluruh siswa dalam kelas (pada langkah pengembangan). Missouri Mathematict Project mempunyai penekanan pada belajar kooperatif dan kemandirian siswa. Dengan penggunaan model pembelajaran Missouri Mathematict Project memungkinkan untuk terjadi interaksi tingkat tinggi karena dalam pembelajarannya terjadi beberapa interaksi antara guru dan siswa, siswa dan siswa, bahkan dengan media dan sumber belajar. Karakteristik model pembelajaran Missouri Mathematict Project adalah adanya lembar tugas. Micella (2011) menyatakan lembar tugas ini diharapkan: a) Memungkinkan siswa menjadi kreatif dalam mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan yang berbeda-beda.

32 19 b) memberikan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan pertanyaan mereka sendiri dan mencoba menjawabnya. c) memberikan masalah-masalah sebagai cara alternatif mendemonstrasikan pembelajaran dan kompetensi siswa. d) memberi kesempatan untuk berinteraksi secara positif dan bekerja sama dengan teman di kelasnya. e) memberikan forum bagi siswa untuk berbagi pembelajaran dan kepandaian mereka dengan siswa lain. Ditinjau dari langkah-langkah yang termuat dalam model Missouri Mathematict Project, Rachmadi Widdiharto (2004) menyebut beberapa kelebihan dari model ini, antara lain: a) penggunaan waktu yang diatur dengan relatif ketat sehingga banyak materi yang dapat tersampaikan pada siswa. b) banyak latihan sehingga siswa terampil dalam menyelesaikan berbagai macam soal. c) adanya perpaduan antara belajar kooperatif dan belajar mandiri dalam setiap pembelajarannya. Selain beberapa kelebihan, model pembelajaran ini juga mempunyai kelemahan. Dalam model pembelajaran Missouri Mathematics Project terdapat kegiatan diskusi yaitu pada langkah III (Kerja Kooperatif). Diskusi mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya: 1. sering terjadinya pembicaraan dalam diskusi dikuasai 2 atau 3 orang siswa yang memiliki ketrampilan berbicara. 2. kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur. 3. dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada

33 20 pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran. Untuk mengantisipasi kelemahan di atas, yakni: 1. guru diharuskan lebih memperluas interaksi belajar, yaitu guru dengan siswa-siswa yang kurang memiliki ketrampilan berbicara. 2. guru harus memasukan rincian khusus tanggung jawab kelompok dan ganjaran individual berdasarkan pencapaian materi yang dipelajari agar pembahasan dalam diskusi tidak meluas. 3. guru mengontrol serta harus berperan aktif, dalam kegiatan diskusi agar perbedaan pendapat yang sering terjadi dalam diskusi yang terkadang menggangu pembelajaran dapat teratasi. Dari penjelasan tentang model pembelajaran Missouri Mathematics Project maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Missouri Mathematics Project merupakan suatu program yang didesain untuk membantu guru dalam hal efektivitas penggunaan latihan-latihan agar siswa mencapai peningkatan keaktifan yang luar biasa. B. Tinjauan Pustaka Sebagai pertimbangan dalam penelitian ini perlu dikemukakan beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan penerapan penelitian tindakan kelas. Dari hasil penelitian sebelumnya yang ditulis oleh M. Zainal Arifin (2010), menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project untuk meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran

34 21 matematika penelitian tindakan kelas siswa VIII-A MTs Yasi Kronggen Brati Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian yang digunakan adalah siswa kelas VIII-A MTs Yasi Kronggen Brati Semarang dengan jumlah siswa 30 orang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji peningkatan hasil belajar materi pokok fungsi melalui penerapan model belajar Missouri Mathematics Project pada kelas VIII-A MTs Yasi Kronggen Brati Semarang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian dari siklus I dan II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik. Hasil belajar pra siklus nilai rata-rata 48,00 dan ketuntasan klasikal 42,86%, dengan peserta didik yang tuntas 10 peserta didik dari 28 peserta didik. Pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 62,07 ketuntasan klasikalnya meningkat menjadi 71,74 % dengan peserta didik yang tuntas 20 peserta didik, dan pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 71,57 dan ketuntasan klasikalnya meningkat menjadi 92,86 % dengan peserta didik yang tuntas 26 peserta didik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran Missouri Mathematics Project pada materi pokok fungsi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dikelas VIII-A. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Handayani (2009), tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas peserta didik dan prestasi belajar peserta didik melalui pendekatan Missouri Mathematics Project.

35 22 Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa, 1) pembelajaran matematika dengan pendekatan Missouri Mathematics Project dapat meningkatkan aktivitas belajar. Hal ini dapat dilihat dari: a) aktivitas peserta didik dalam mengerjakan soal latihan di depan kelas sebelum penelitian 13,16%, putaran I meningkat menjadi 21,05%, putaran II meningkat menjadi 26,32%, putaran III meningkat menjadi 63,15%. b) aktivitas peserta didik dalam mengemukakan ide sebelum penelitian 13,16%, putaran I meningkat menjadi 23,68%, putaran II meningkat menjadi 39,47%, putaran III meningkat menjadi 60,53%. c) aktivitas peserta didik bertanya sebelum penelitian 10,53%, putaran I meningkat menjadi 21,05%, putaran II meningkat menjadi 26,32%, putaran III meningkat menjadi 65,79%. d) aktivitas peserta didik dalam mengerjakan tugas sebelum penelitian 50%, putaran I meningkat menjadi 65,78%, putaran II menjadi 73,68%, putaran III meningkat menjadi 78,99%. Hasil penelitian juga menunjukan 2) adanya peningkatan prestasi belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari prestasi belajar sebelum penelitian 26,32%, putaran I meningkat menjadi 39,47%, putaran II meningkat menjadi 50%, putaran III meningkat menjadi 65,78%. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dyah Mursitowati (2009), tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui 1) pengaruh model pembelajaran Missouri Mathematics Project terhadap prestasi belajar matematika, 2) pengaruh kemandirian belajar peserta didik terhadap prestasi belajar matematika, 3) interaksi antara model pembelajaran Missouri

36 23 Mathematics Project dan kemandirian belajar peserta didik terhadap prestasi belajar matematika. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Terdapat pengaruh model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan model konvensional terhadap prestasi belajar matematika peserta didik dengan Fobs = 14,89. 2) Tidak terdapat pengaruh kemandirian belajar peserta didik terhadap prestasi belajar matematika dengan Fobs = 0,04. 3) Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kemandirian belajar peserta didik terhadap prestasi belajar matematika dengan Fobs = 0,28. Ini berarti model Missouri Mathematics Project lebih efektif dari model konvensional yang tidak bergantung pada kemandirian belajar peserta didik. Persamaan dan perbedaan penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Persamaan dan perbedaan penelitian dengan penelitian sebelumnya. No Penelitian Persamaan Perbedaan 1 M. Zaenal Arifin 2 Tri Handayani 3 Dyah Mursitowati a. Penggunaan model pembelajaran Missouri Mathematics Project. b. Jenis penelitian. a. Penggunaan model pembelajaran Missouri Mathematics Project. b. Jenis penelitian. a. Penggunaan model pembelajarn Missouri Mathematics Project. a. Waktu, tempat, dan subyek penelitian. a. Untuk peningkatan aktivitas belajar. b. Waktu, tempat, dan subyek penelitian. a. Untuk peningkatan kemandirian peserta didik. b. Waktu, tempat, dan subyek penelitian. c. Jenis penelitian.

37 24 C. Kerangka Berpikir Di dalam model pembelajaran Missouri Mathematics Project siswa dituntut untuk menyelesaikan lembar tugas yang berisi sederet soal ataupun perintah untuk mengembangkan suatu ide atau konsep matematika. Sehingga dengan menyelesaikan lembar tugas yang berisi sederet soal serta dituntut mampu mengembangkan suatu ide atau konsep matematika maka dengan ini keaktifan siswa dapat ditingkatkan. Karena dengan menyelesaikan sederet soal, siswa terbiasa menterjemahkan suatu kalimat soal serta diharapkan mampu menyelesaikan permasalahanya sampai mencapai keberhasilanya. Lembar tugas yang berisi sederet soal ini dapat diselesaikan secara kelompok (pada langkah latihan terkontrol), pada langkah ini memungkinkan siswa berpartisipasi aktif dalam mengintegrasikan pengetahuan dan keterangan yang berbeda. Secara individu (pada langkah seatwork), sehingga dengan langkah ini memberi kesempatan kepada siswa untuk merumuskan pertanyaan mereka sendirian kemudian mencoba untuk menjawabnya. Selanjutnya diselesaikan secara bersama atau seluruh siswa dalam kelas (pada langkah pengembangan). MMP mempunyai penekanan pada belajar kooperatif dan kemandirian siswa. Dengan penggunaan model pembelajaran Missouri Mathematics Project memungkinkan untuk terjadi interaksi tingkat tinggi karena dalam pembelajaranya terjadi beberapa interaksi antara guru dan siswa, siswa dan siswa, bahkan dengan media dan sumber belajar.

38 25 Dari uraian di atas maka penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa yang selanjutnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII-A MTs N Bener Kabupaten purworejo tahun 2013/2014.

39 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai Maret 2014 di MTs N Bener Kabupaten Purworejo. Penelitian dilakukan dengan pendekatan tindakan kelas dengan mengambil siswa kelas VII-A di MTs N Bener Tahun Ajaran 2013/2014. Siswa kelas VII-A digunakan sebagai subyek penelitian yang jumlahnya 36 siswa terdiri dari 14 siswa putra dan 22 siswa putri. Faktor yang diteliti adalah faktor keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran melalui model pembelajaran Missouri Mathematics Project. B. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada materi persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel dengan menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project pada siswa kelas VII-A MTs N Bener Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Tiap-tiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dan pertemuan ketiga digunakan untuk memberikan evaluasi kepada siswa yang berupa tes. Desain penelitian ini setiap siklusnya terdapat 4 langkah yaitu Planning (perencanaan), Acting 26

40 27 (tindakan), Observing (pengamatan), dan Reflecting (refleksi). Menurut Subyantoro (2009: 89), Secara skematis digambarkan sebagai berikut : Permasalahan Perencanaan siklus I Observasi siklus I Tindakan siklus I Refleksi siklus I Tindakan siklus II Observasi siklus II Permasalahan baru hasil siklus I Perencanaan sklus II Refleksi siklus II Dilanjut ke siklus Apabila permasalahan belum selesai Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas Sumber : Subyantoro (2009: 89)

41 28 Menurut Sukardi (2003: 210) mengemukakan bahwa: penelitian tindakan kelas adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain. Sedangkan menurut Suharsimi (2008: 20) ada empat tahapan penting dalam penelitian tindakan, yaitu: merencanakan, pelaksanaan (implementasi), pengamatan (observasi), dan refleksi. Keempat tahapan dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membuat sebuah siklus. Jadi satu siklus dimulai dari perencanaan sampai dengan refleksi. Banyaknya siklus tergantung pada memilih atau tidaknya tindakan itu diperlukan. Tindakan dianggap cukup tergantung pada permasalahan pembelajaran yang akan dipecahkan. Semakin banyak permasalahan yang akan dipecahkan maka semakin banyak siklus akan lebih baik. Untuk memecahkan permasalahan pembelajaran guling depan ini menggunakan dua siklus. Berikut penjelasan dari kegiatan-kegiatan dalam siklus penelitian tindakan ini : Siklus Pertama a. Perencanaan 1) Melakukan pengamatan dan diskusi dengan guru matematika kelas VII-A, mengumpulkan nilai ulangan harian dan nilai UTS matematika. 2) Mempersiapkan metode yang akan digunakan untuk pembelajaran, yaitu metode Missouri Mathematics Project dan menyiapkan alat evaluasi untuk pembelajaran dengan metode Missouri Mathematics

42 29 Project yang berupa Lembar Kerja Siawa yang dikerjakan secara berkelompok untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar. 3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran materi tentang persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel melalui model pembelajaran Missouri Mathematics Project. RPP disusun dengan pertimbangan dosen dan guru yang bersangkutan. 4) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai keaktifan belajar siswa. 5) Menyusun kisi-kisi dan soal tes evaluasi yang akan diberikan pada akhir siklus dengan pertimbangan guru matematika. 6) Menyampaikan rencana materi dan tujuan penelitian kepada siswa. b. Tindakan Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Pelaksanaan tindakan bertujuan untuk memecahkan masalah sesuai dengan rancangan penyelesaian hambatan. Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang merupakan variasi pembelajaran yang cermat dan bijaksana dan untuk memperbaiki keadaan. Tindakan yang dilakukan adalah : Pertemuan I 1) Pendahuluan : 10 menit a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengecek kehadiran peserta didik.

43 30 b) Guru memberikan apersepsi pada peserta didik dan menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. c) Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan pentingnya menguasai materi bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel. 2) Kegiatan inti : 60 menit a) Guru menyajikan ide baru dan perluasan konsep matematika terdahulu yang berhubungan dengan menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel. b) Guru menjelaskan materi menggenai mengubah masalah ke dalam model matematika berbentuk persamaan linier satu variabel. c) Guru memberikan contoh soal dan cara penyelesaiannya. d) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. e) Guru memberikan soal yang diselesaikan dalam kelompok. f) Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan di depan kelas dan membenarkan jawaban yang salah. g) Guru mengkondisikan peserta didik untuk mengembalikan keadaan tempat duduk seperti semula. h) Guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan secara individual. 3) Penutup : 10 menit a) Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. b) Guru memberikan PR kepada siswa.

44 31 c. Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui jalanya pelaksanaan tindakan, yaitu memantau jalannya pembelajaran Missouri Mathematics Project pada materi mengenai mengubah masalah sehari-hari ke dalam model matematika berbentuk persamaan linier satu variabel dengan menggunakan lembar observasi (pengamatan) yang telah dibuat. Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana keaktifan belajar siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. a. Perencanaan 1) Mempersiapkan metode yang akan digunakan untuk pembelajaran, yaitu metode Missouri Mathematics Project. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran materi tentang membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel melalui model pembelajaran Missouri Mathematics Project. RPP disusun dengan pertimbangan dosen dan guru yang bersangkutan. 3) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai keaktifan belajar siswa. 4) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa yang dikerjakan secara berkelompok untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar.

45 32 b. Tindakan Pertemuan II 1) Pendahuluan : 10 menit a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengecek kehadiran peserta didik. b) Guru memberikan apersepsi pada peserta didik dan menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. 2) Kegiatan inti : 60 menit a) Guru menyajikan ide baru dan perluasan konsep matematika terdahulu yang berhubungan dengan menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan linier satu variabel. b) Guru menjelaskan materi mengenai menyelesaikan model matematika suatu masalah yang berkaitan dengan persamaan linier satu variabel. c) Guru memberikan contoh soal dan cara penyelesaiannya. d) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. e) Guru memberikan soal yang diselesaikan dalam kelompok. f) Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan di depan kelas dan membenarkan jawaban yang salah. g) Guru mengkondisikan peserta didik untuk mengembalikan keadaan tempat duduk seperti semula. h) Guru memberikan soal latihan untuk dikerjaan secara individual.

46 33 3) Penutup : 10 menit a) Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. b) Guru memberikan PR kepada siswa. c. Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui jalanya pelaksanaan tindakan, yaitu memantau jalannya pembelajaran Missouri Mathematics Project pada materi menyelesaikan model matematika suatu masalah yang berkaitan dengan persamaan linier satu variabel dengan menggunakan lembar observasi (pengamatan) yang telah dibuat. Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana keaktifan belajar siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. a. Perencanaan 1) Menyiapkan alat evaluasi untuk pembelajaran dengan metode Missouri Mathematics Project. 2) Menyusun kisi-kisi dan soal tes evaluasi yang akan diberikan pada akhir siklus dengan pertimbangan guru matematika dan dosen pembimbing. b. Tindakan Pertemuan III 1) Pendahuluan : 10 menit a) Berdoa.

47 34 b) Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengecek kehadiran peserta didik. c) Guru memberikan apersepsi pada peserta didik dan menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. 2) Kegiatan inti : 60 menit Melakukan pengambilan nilai. Pengambilan nilai dilakukan atau diterapkan sesuai dengan kurikulum yang digunakan di sekolah. Pelaksanaan tes terdiri dari beberapa tahapan diantaranya : a) Membagikan soal yang telah dipersiapkan kepada semua siswa. b) Siswa disuruh mengerjakan soal, kemudian dikumpulkan. c) Setelah selesai mengerjakan soal siswa disuruh untuk menjawab pertanyaan lembar kerja siswa yang telah disiapkan. 3) Penutup : 10 menit a) Koreksi. b) Berdoa. c) Observasi Observasi dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar observasi (pengamatan) yang telah dibuat. Observasi dilakukan untuk

48 35 melihat secara langsung begaimana keaktifan belajar siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. d) Refleksi Refleksi pada pertemuan III digunakan untuk membedakan hasil pertemuan I dengan pertemuan II, terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa atau belum. Jika belum terjadi peningkatan, maka siklus dapat diulangi lagi atau dilanjutkan ke siklus berikutnya. Siklus kedua a. Perencanaan Perencanaan yang dilakukan pada siklus II pertemuan I ini memperhatikan refleksi pada siklus I pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III, perencanaan pada pertemuan I meliputi: 1) Membuat RPP dengan melibatkan kolaborator tentang menyelesaikan model matematika suatu maslah yang berkaitan dengan pertidaksamaan linier satu variabel. 2) Mempersiapkan lembar observasi keaktifan siswa. 3) Mempersiapkan media pembelajaran yaitu berupa LKS yang dikerjakan secara berkelompok. 4) Menyusun dan mempersiapkan materi yang akan dikenai model pembelajaran Missouri Mathematics Project.

49 36 b. Tindakan. Pertemuan I 1. Pendahuluan : 10 menit a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengecek kehadiran peserta didik. b) Guru memberikan apersepsi pada peserta didik dan menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. c) Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan pentingnya menguasai materi ini. 2. Kegiatan inti : 60 menit a) Guru menyajikan ide baru dan perluasan konsep matematika terdahulu yang berhubungan dengan membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel. b) Guru menjelaskan materi mengenai mengenai mengubah masalah kedalam model matematika berbentuk pertidaksamaan linier satu variabel. c) Guru memberikan contoh soal dan cara penyelesaiannya. d) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. e) Guru memberikan soal yang diselesaikan dalam kelompok. f) Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan di depan kelas dan membenarkan jawaban yang salah.

50 37 g) Guru mengkondisikan peserta didik untuk mengembalikan keadaan tempat duduk seperti semula. h) Guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan secara individual. 3. Penutup : 10 menit a) Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. b) Guru memberikan PR kepada siswa. c. Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui jalanya pelaksanaan tindakan, yaitu memantau jalannya pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan melibatkan kolaborator mengenai cara menyelesaikan model matematika suatu masalah yang berkaitan dengan persamaan linier satu variabel. Dengan menggunakan lembar observasi (pengamatan) yang telah dibuat seperti pada siklus I pertemuan I. Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. a. Perencanaan Perencanaan yang dilakukan pada pertemuan II ini memperhatikan hasil observasi pada pertemuan I, perencanaan pada pertemuan II meliputi : 1) Mempersiapkan metode yang akan digunakan untuk pembelajaran, yaitu metode Missouri Mathematics Project untuk pembelajaran

51 38 persamaaan dan pertidaksamaan linier satu variabel dengan metode Missouri Mathematics Project. 2) Membuat RPP materi tentang menyelesaikan model matematika suatu masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan linier satu variabelmelalui model pembelajaran Missouri Mathematics Project. RPP disusun dengan pertimbangan dosen dan guru yang bersangkutan. 3) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai keaktifan belajar siswa. b. Tindakan. Pertemuan II 1) Pendahuluan : 10 menit a) Berdoa. b) Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengecek kehadiran peserta didik. c) Guru memberikan apersepsi pada peserta didik dan menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. 2) Kegiatan inti : 60 menit a) Guru menyajikan ide baru dan perluasan konsep matematika terdahulu yang berhubungan dengan materi bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel.

52 39 b) Guru menjelaskan materi mengenai menyelesaikan model matematika suatu masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan linier satu variabel. c) Guru memberikan contoh soal dan cara penyelesaianya. d) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. e) Guru memberikan soal yang diselesaikan dalam kelompok. f) Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan di depan kelas dan membenarkan jawaban yang salah. g) Guru mengkondisikan peserta didik untuk mengembalikan keadaan tempat duduk sepert semula. h) Guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan secara individual. 3) Penutup : 10 menit a) Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. b) Guru memberikan PR kepada siswa. c. Observasi Observasi dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar observasi (pengamatan) yang telah dibuat. Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung begaimana keaktifan belajar siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. a. Perencanaan 1) Menyiapkan alat evaluasi untuk pembelajaran dengan metode Missouri Mathematics Project.

53 40 2) Menyusun kisi-kisi dan soal tes evaluasi yang akan diberikan pada akhir siklus dengan pertimbangan guru matematika dan dosen pembimbing. b. Tindakan Pertemuan III 1) Pendahuluan : 10 menit a) Berdoa. b) Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengecek kehadiran peserta didik. c) Guru memberikan apersepsi pada peserta didik dan menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. 2) Kegiatan inti : 60 menit Melakukan pengambilan nilai. Pengambilan nilai dilakukan atau diterapkan sesuai dengan kurikulum yang digunakan di sekolah. Pelaksanaan tes terdiri dari beberapa tahapan diantaranya : a) Membagikan soal yang telah dipersiapkan kepada semua siswa. b) Siswa disuruh mengerjakan soal, kemudian dikumpulkan. c) Setelah selesai mengerjakan soal siswa disuruh untuk menjawab pertanyaan lembar kerja siswa yang telah disiapkan.

54 41 3) Penutup : 10 menit a) Koreksi. b) Berdoa. d. Refleksi Refleksi pada siklus I dan siklus II, terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa atau tidak. Hasil akhir observasi dan evaluasi siklus II dibandingkan dengan hasil evaluasi dan observasi siklus I. Jika hasil belum terjadi peningkatan, maka siklus dapat diulang lagi dan jika sudah terjadi peningkatan maka siklus dihentikan. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2011:308). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada 3 yaitu metode observasi, metode tes, dan metode dokumentasi yang masing-masing metode mempunyai fungsi sebagai berikut. (1) Metode observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai aktivitas pelaksanaan pembelajaran di kelas. Seperti; ketelitian, keaktifan serta hasil belajar siswa pada pelajaran matematika. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang sudah disiapkan. Penilaian ini dilakukan dengan memberikan checklist pada lembar observasi yang telah dipersiapkan. Observasi setiap pelaksanaan proses pembelajaran di fokuskan untuk

55 42 memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru. (2) Metode tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan obyek yang diteliti. Tes berfungsi untuk memperoleh data hasil belajar matematika siswa sesudah diberi tindakan pada setiap siklus. (3) Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh daftar nama siswa, jumlah peserta didik dan daftar nilai yang diberikan untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika yang dilakukan dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project. Kegiatan ini bertujuan untuk mengungkapkan fakta atau kenyataan pada saat pelaksanaan tindakan. D. Instrumen Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan kelas, dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data ada 3 yaitu : 1) Pedoman Observasi Untuk Siswa Pedoman observasi dikembangkan berdasarkan aspek keaktifan. Melalui lembar observasi penulis memberikan pertanyaan yang diikuti dengan alternatif jawaban kualitatif. Selanjutnya penilaian observasi tersebut dilakukan dengan cara mengartikan setiap jawaban kualitatif menjadi jawaban kuantitatif.

56 43 2) Tes Instrumen tes berbentuk uraian dan disusun berdasarkan indikatorindikator yang telah ditetapkan. Tes evaluasi diberikan pada akhir siklus yang digunakan untuk menunjukan hasil belajar yang dicapai pada setiap siklus. Tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan nilai siswa setelah menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dengan rumus atau aturan yang ada atau sesuai dengan pendekatan penelitian Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian. Data yang dianalisis adalah semua data yang dikumpulkan melalui pengamatan. Data dianalisis sejak penelitian dimulai dan di kembangkan selama proses refleksi. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dan hasil belajar dari pelaksanaan siklus dianalisa dengan menggunakan persentase keaktifan dan rerata hasil belajar. Dengan adanya analisis data, maka hipotesis yang ditetapkan bisa diuji kebenarannya untuk selanjutnya dapat diambil suatu kesimpulan. Teknik analisis yang digunakan sebagai berikut. 1. Analisis rerata hasil belajar siswa Rerata hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus: Suharsimi Arikunto, 2008: 264)

57 44 Keterangan: = rerata (mean) = jumlah skor = banyaknya peserta didik 2. Analisis observasi keaktifan belajar siswa Setiap butir pertanyaan kepada siswa dikelompokkan sesuai dengan aspek yang diamati, kemudian dihitung jumlah skor setiap butir. Jumlah hasil skor yang diperoleh dipersentase dan dikategorikan sesuai dengan kualifikasi sesuai hasil observasi. Menentukan tingkat persentase keaktifan belajar siswa dengan ketentuan sebagai berikut: % (Ngalim Purwanto, 2010: 102) Keterangan: = Nilai persentase yang dicari atau diharapkan = Skor mentah pengumpulan data = Skor maksimum ideal dari tes yang digunakan 100% = Bilangan tetap Dari nilai persen yangdiperoleh kemudian menentukan tingkat persentase keaktifan belajar dengan ketentuan berikut.

58 45 Tabel 2. Kriteria Data Keaktifan. No Rentang Skor Keaktifan Kriteria Keaktifan Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang (Ngalim Purwanto, 2010: 103). 3. Analisis keberhasilan pembelajaran Hasil evaluasi belajar siswa yang dilaksanakan pada akhir pertemuan dihitung rata-ratanya. Kemudian dikategorikan dalam batasbatas penilaian yang diberikan yaitu tuntas atau belum tuntas. Disamping itu nilai siswa sebelumnya akan dijadikan dasar ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa. Data yang diperoleh masih berupa skor sehingga perlu diubah menjadi nilai prestasi. Menurut Ngalim Purwanto (2010: 103), skor yang didapatkan untuk dapat dicatat sebagai nilai hasil belajar, maka skor mentah yang diperoleh dari hasil pengamatan diubah menjadi skor berstandar, sehingga akan didapatkan nilai hasil belajar. Skor standar pada penilaian ini adalah 100, dengan kata lain bahwa nilai hasil belajar tertinggi adalah 100. Selanjutnya, persentase skor hasil observasi dikategorikan sesuai dengan persentase kulifikasi hasil observasi sebagai berikut :

59 46 Tabel 3. Kriteria Analisis Data Pelaksanaan Pembelajaran. No Rentang Skor Keaktifan Kriteria Keaktifan Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang F. Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian ini dikatakan berhasil apabila: 1. Persentase rerata keaktifan belajar siswa mencapai 70% atau lebih, dengan kriteria baik. 2. Rerata hasil belajar siswa mencapai Ketuntasasan klasikal mencapai 70% dengan nilai KKM 73.

60 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Pra Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian untuk mengumpulkan data awal maka dilakukan pengamatan (observasi) sebagai kegiatan pra siklus. Dalam kegiatan pra siklus peneliti mengambil data nilai ulangan harian dari materi operasi hitung bentuk aljabar dengan jenis evaluasi yaitu esay. Hasil dari pra siklus dapat diketahui bahwa dari 36 siswa yang tuntas belajar matematika hanya 13 siswa atau ketuntasan klasikal yang dicapai 36,11%. Berdasarkan hasil prasiklus tersebut maka akan dilakukan tindakan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project. B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan siklus 1 dihasilkan 1) Perangkat pembelajaran yang terdiri dari a) RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project. b) Pembagian kelompok yang terdiri dari 9 kelompok c) LKS 2) Instrumen Penelitian terdiri dari a) Lembar Observasi Keaktifan Siswa 47

61 48 b) Soal Tes Evaluasi Siswa Siklus I 3) Dokumentasi menggunakan kamera untuk mengambil foto-foto KBM menggunakan model pembelajarn Missouri Mathematics Project. b. Tahap Tindakan I 1) Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Oktober 2013 dengan alokasi waktu 2 40 menit atau jam ke 5 6 ( ). Pada siklus I pertemuan I membahas materi tentang persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel. Sebelum pembelajaran, Guru membuka pelajaran dengan salam, berdoa dan mengecek kehadiran siswa sehingga diketahui pada hari itu siswa berangkat semua. Setelah itu, guru memberitahukan siswa tentang yang akan diterapkannya model pembelajaran Missouri Mathematics Project dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran Missouri Mathematics Project. Selanjutnya kegiatan inti, yaitu memberikan gambaran serta menjelaskan tentang mengubah masalah ke dalam model matematika berbentuk persamaan linier satu variabel yaitu dengan memberikan contoh-contoh soal dari materi tersebut. Setelah memberikan contoh-contoh soal guru memberikan beberapa soal untuk dikerjakan didepan bagi siswa yang berani mengerjakannya.

62 49 Pada kegiatan inti ini siswa dikondisikan menjadi 9 kelompok, masing-masing kelompok diberikan LKS. Kemudian masing-masing kelompok berdiskusi untuk menyelesaikan masalah dalam LKS dan membuat kesimpulan dari apa yang dikerjakan. Masing-masing siswa merangkum materi yang telah dikerjakan bersama-sama. Kemudian wakil dari beberapa kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan kelompok lain menanggapinya. Bersamaan dengan kegiatan pembelajaran, Guru kelas VII-A dan teman saya bertindak sebagai pengamat pada pertemuan pertama siklus I untuk mengamati keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran pada pertemuan pertama belum berjalan sesuai rencana. Ada beberapa siswa pada masing-masing kelompok yang kurang peduli dengan kegiatan yang dilakukan oleh teman lain. Banyak siswa yang masih bingung dalam menyelesaikan soal pada LKS yang telah diberikan guru. Ada juga beberapa siswa yang mengeluh karena tidak cocok dengan teman sekelompoknya. Kemudian pada kegiatan akhir, guru menutup pelajaran dengan memberikan soal latihan sebagai tugas rumah dan memberikan dorongan-dorongan kepada siswa untuk semangat dalam kegiatan belajar.

63 50 2) Pertemuan II Siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari jumat 1 November 2013 selama 2 40 menit atau jam ke 1-2 ( ). Sebelum memulai pembelajaran, guru membuka salam dan berdoa. Selanjutnya guru mengecek kehadiran siswa. Seluruh siswa hadir pada pertemuan II. Materi pada pertemuan kedua ini yaitu menyelesaikan model matematika suatu masalah yang berkaitan dengan persamaan linier satu variabel. Guru memberikan motivasi pada siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran matematika, karena pada materi ini permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan persamaan linier satu variabel biasanya di sajikan dalam bentuk soal cerita. Untuk menyelesaikannya, terlebih dahulu buatlah model matematika berdasarkan soal cerita tersebut. Kemudian, selesaikanlah. Pada kegiatan inti guru menjelaskan mengenai mengalikan atau membagi kedua ruas dengan bilangan yang sama, siswa memperhatikan dan ikut menghitung apa yang telah di jelaskan oleh guru. Kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan soal yang berkaitan dengan mengalikan atau membagi kedua ruas dengan bilangan yang sama. Setelah siswa sudah bisa mengusainya, selanjutnya masing-masing siswa berkelompok dan mendiskusikan soal di LKS yang telah diberikan oleh guru, masing-masing kelompok terdiri 4 siswa. Diantara

64 51 kelompok ada yang bertannya mengenai soal cerita yang dipermisalkan. Guru menyuruh siswa untuk membuka bukunya, dan guru memberikan contoh permasalahan yang permasalahanya hampir sama dengan soal yang ada di LKS tersebut. Setelah guru memberikan contoh, guru dan observer berkeliling, mengamati dan memberikan bantuan kepada siswanya yang mengalami kesulitan. Setelah selesai berdiskusi kelompok, siswa mempresentasikan dan kelompok yang lain menyimak dan merangkum apa yang dijelaskan oleh kelompok lain. Kemudian siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya. Pada kegiatan penutup siswa bersama guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi. Tidak lupa di lain pertemuan guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang aktif berdiskusi dalam mengerjakan soal LKS. Pada akhir pembelajaran, guru menginformasikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya, yaitu menyuruh siswa di rumah untuk mempelajari materi yang telah diajarkan karena pertemuan berikutnya akan diadakan tes individu yang digunakan sebagai tes evaluasi siklus I. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. Pada pertemuan kedua pembelajaran berjalan cukup lancar. Beberapa siswa sudah mulai aktif dalam berdiskusi dengan kelompoknya dan mulai aktif bertannya pada saat ada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

65 52 3) Pertemuan III Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari sabtu 2 November 2013 dengan alokasi waktu 2 40 menit atau jam ke 3 4 ( ). Pada pertemuan ini siswa diberikan soal tes yang dikerjakan secara individu sebagai tes evaluasi siklus I. Kegiatan awal guru membuka pertemuan dengan salam dan berdoa, tidak lupa juga untuk mengabsen kehadiran siswa. Seluruh siswa hadir pada pertemuan ketiga. Materi akhir siklus meliputi semua yang telah dibahas dalam pertemuan pertama sampai kedua. Jumlah soal tes akhir siklus I sebanyak 5 soal. Guru memberikan petunjuk kepada siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan pada tes akhir siklus I. Kemudian guru membagikan soal tes akhir siklus I dan siswa mengerjakan tes akhir siklus I secara individu dengan sistem close book. Guru mengawasi jalannya tes akhir siklus. Setelah siswa selesai mengerjakan tes akhir siklus I, guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawaban soal tes akhir siklus I. Penghargaan pada siswa yang diberikan oleh guru di akhir siklus yang diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih rajin dalam pembelajaran matematika. Perolehan penghargaan hanya di ambil 3 siswa terbaik. Penghargaan pada tes evaluasi siklus I didasarkan pada perolehan nilai tertinggi dari hasil tes evaluasi siklus I. Siswa yang mendapat penghargaan diberikan ucapan selamat dan diberi suatu hadiah oleh guru.

66 53 Penghargaan juga diberikan oleh guru kepada kelompok diskusi di akhir siklus I dengan jumlah kelompok diskusi yaitu 9 kelompok yang masing-masing 4 orang dalam setiap kelompok. Penghargaan dalam kelompok diskusi diberikan diharapkan dapat memacu motivasi dan minat terhadap siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran matematika dan mengerjakan soal. Pemerolehan penghargaan hanya diambil 2 kelompok diskusi yang terbaik. Penghargaan kelompok diskusi pada akhir siklus I didasarkan pada keaktifan berdiskusi dalam kelompok dan Kerja sama dalam kelompok. Kelompok diskusi yang mendapatkan penghargaan diberikan ucapan selamat, serta diberikan hadiah oleh guru. Berikut daftar nama siswa yang mendapat penghargaan pada siklus I. Tabel 4. Daftar Pemerolehan Penghargaan Siswa pada Siklus I No. Urut Nama Siswa 14 Ika Aprilia 9 Elisa 13 Ifa Aviyati 17 Lina mudiyawati c. Pengamatan Setelah proses belajar mengajar berlangsung, dilakukan pengamatan guna meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika serta hasil tes siklus I. Dari proses pengamatan yang dilakukan, didapatkan data-data yang menggambarkan pelaksanaan berlangsung. Hasil pengamatan yang di

67 54 lakukan terhadap siswa oleh kolaborator pada siklus, didapatkan sebagai berikut: 1. Hasil lembar observasi keaktifan belajar siswa Setiap siklus observer mengisi lembar observasi keaktifan belajar siswa yang berisi pertannyaan mengenai keaktifan siswa selama proses pembelajaran matematika berlangsung dengan menggunakan model Missouri Mathematics Project. Hasil rerata persentase keaktifan belajar siswa pada siklus I sebesar 61,19% dengan kriteria cukup. 2. Data hasil tes Pada siklus I, kualifikasi presentase siswa sudah cukup baik. Hal ini ditunjukan dari nilai rerata kelas mencapai 64. Dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 52,77%. Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 19 siswa (52,77%) dan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 17 siswa (47,22%). Berikut perolehan nilai pada siswa dalam pembelajaran matematika tes siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 5 Tabel Analisis Tes Evaluasi Akhir Siklus I Nilai tertinggi 84 Nilai terendah 39 Nilai rata-rata kelas 64 Banyak siswa yang tuntas belajar 19 Banyak siswa yang tidak tuntas belajar 17 Ketuntasan klasikal 52,77%

68 55 d. Tahap Refleksi Berdasarkan observasi dan evaluasi selama pelaksanaan siklus I yang dilakukan belum memenuhi indikator, ini dapat dilihat dari keaktifan belajar siswa yang hanya mencapai 61,19% dan ada beberapa siswa yang tidak tuntas belajar yaitu 17 siswa dari 36 anak. Ketuntasan klasikal yang dicapai siswa sebesar 52,77% dengan nilai rata-rata kelas 64. (Tabel 5). Hal ini perlu diperhatikan dan diperbaiki untuk rencana tindakan pada siklus berikutnya. Dari siklus I didapat penyebab permasalahan sebagai berikut. 1) Ada beberapa siswa yang belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik dan tenang. 2) Pembelajaran belum berjalan sesuai yang diinginkan oleh peneliti, yaitu masih banyak siswa yang belum aktif dalam pembelajaran 3) Ada beberapa siswa yang belum bisa menyelesaikan tugas, merangkum dan membuat pertanyaan. 4) Masih kurangnya kerja sama siswa dalam belajar kelompok. Siswa yang merasa kurang pandai lebih banyak diam dan siswa yang merasa pandai sering mendominasi kerja kelompok. 5) Banyak siswa yang tidak berani menyanggah pada diskusi kelas. Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I, dapat diketahui bahwa hasil yang dicapai belum sesuai dengan harapan. Maka rencana tindakan siklus II yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi penyebab permasalahan

69 56 siklus I agar tidak terjadi permasalahan yang sama, maka peneliti melakukan upaya sebagai berkut. a) Guru harus menjelaskan secara terinci mengenai model Missouri Mathematics Project sehingga pelaksanaan model ini dapat berjalan lancar dan pembelajaran dilakukan lebih menarik agar siswa lebih tertarik untuk memperhatikan. b) Guru harus memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif dan tumbuh dalam mengikuti pelajaran, antara lain dengan cara mengembangkan materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. c) Merancang rencana pembelajaran agar pembelajaran Missouri Mathematics Project dapat diterapkan secara lebih yaitu dengan melibatkan guru secara intensif. d) Guru harus memberikan pengarahan kepada siswa agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya sehingga tidak didominasi siswa yang pandai. e) Guru harus membimbing dan mengarahkan siswa agar mempunyai keberanian dan tidak malu dalam menyatakan pendapat. 2. Siklus II a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan sama seperti pada siklus I. Peneliti merencanakan pembelajaran dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I. Perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut.

70 57 1) Perangkat pembelajaran yang terdiri dari a) RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project. b) Pembagian kelompok yang terdiri dari 9 kelompok c) LKS 2) Instrumen Penelitian terdiri dari a) Lembar Observasi Keaktifan Siswa b) Soal Tes Evaluasi Siswa Siklus I 3) Dokumentasi menggunakan kamera untuk mengambil foto-foto KBM menggunakan model pembelajarn Missouri Mathematics Project. 4) Menggunakan alokasi waktu sesuai dengan rencana. b. Tahap Tindakan 1) Pertemuan I Pada siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 8 November 2013 dengan alokasi waktu 2 40 menit atau jam ke 1 2 ( ). Pada siklus II pertemuan I membahas tentang mengubah masalah kedalam model matematika berbentuk pertidaksamaan linier satu variabel. Sebelum memulai pembelajaran, ketua kelas menyiapkan dan memimpiin doa, selanjutnya guru memberikan salam dan mengisi buku kehadiran siswa dengan cara memanggil nama siswa satu persatu sehingga diketahui siswa yang hadir dan tidak hadir. Pada hari itu siswa berangkat semua, kemudian dilanjutkan sedikit tanya jawab tentang materi atau soal tes evaluasi

71 58 pada siklus I. Kemudian menginformasikan hasil tes siklus I pada siswa, dan memberikan arahan untuk lebih meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa agar diakhir siklus II hasilnya lebih baik. Selanjutnya guru memberikan gambaran mengenai pertidaksamaan linier satu variabel. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan mengenai aturan penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dalam pertidaksamaan linier satu variabel. Guru memberikan contoh soal yang dikerjakan bersama-sama, setelah itu meberikan masalah mengenai materi pertidaksamaan linier satu variabel. Guru membagi siswa menjadi 9 kelompok yang terdiri atas 4 siswa. Kemudian siswa diminta bergabung dengan kelompoknya. Pada kegiatan ini masing-masing kelompok diberikan LKS, kemudian masing-masing kelompok berdiskusi untuk menyelesaikan masalah dalam LKS dan siswa membuat kesimpulan dari apa yang dikerjakan dari berdiskusi dan membuat pertannyaan yang belum bisa dipecahkan sendiri. Setelah itu wakil dari beberapa kelompok mempresentasikan hasil kelompoknya dan menanggapi pertannyaan dari kelompok lain. Guru kelas VII-A bertindak sebagai pengamat I yang bekerjasama dengan seorang teman saya yang bertindak sebagai pengamat II untuk mengamati keaktifan siswa. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.

72 59 Pada Siklus II pertemuan I ini, kerja sama antara kelompok sudah baik. Dari siswa yang bermain dan kurang menanggapi teman sekelompoknya sekarang sudah mulai mau terlibat dalam kerja kelompok. Pada saat presentasi dari 9 kelompok sudah aktif walaupun masing-masing kelompok yang aktif masih satu atau dua orang memberikan pertannyaan dan menanggapinya. 2) pertemuan II Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 November 2013 dengan alokasi waktu 2 40 menit atau jam ke 3 4 ( ). Sebelum memulai pembelajaran, ketua kelas menyiapkan dan memimpin doa dan selanjutnya guru memberikan salam dan mengisi kehadiran siswa dengan cara memanggil nama siswa. Pada pertemuan II siswa masuk semua. Dilanjutkan dengan guru melakukan apersepsi untuk meningkatkan pelajaran pada pertemuan sebelumnya dan memberi arahan kepada siswa cara bekerja sama dalam kelompok serta membahas PR pada pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan inti dimulai dengan membahas mengenai menyelesaikan model matematika suatu masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan linier satu variabel. Kemudian guru memberikan masalah kontekstual mengenai pertidaksamaan linier satu variabel dan guru memberikan gambarannya, selanjutnya siswa menyelesaikanya. Setelah pembahasannya dikira cukup, guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok dan mengatur tempat duduk dan sambil

73 60 memberikan LKS. Siswa mencoba menyelesaikan masalah tersebut. Guru berkeliling mengamati dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Selanjutnya, siswa mempresentasikan hasil belajar kelompoknya di depan kelas dan kelompok yang lain terlihat lebih antusias menanggapinya dari pada tertemuan-pertemuan sebelumnya. Kemudian peneliti membahas pertannyaan dari siswa yang belum terjawab. Sebagai evaluasi dari kegiatan inti, guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan siswa. Dan siswa yang dapat mengerjakan di depan akan mendapat penghargaan atau hadiah. Bersamaan dengan kegiatan pembelajaran, guru kelas VII-A bertindak sebagai pengamat pada pertemuan kedua siklus II untuk mengamati keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan penutup siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi menyelesaikan model matematika suatu masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan linier satu variabel. Di akhir pembelajaran guru menyampaikan bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan evaluasi, sehingga siswa diminta mempersiapkannya di rumah. Pada siklus II pertemuan II, siswa terlihat lebih aktif dari pertemuan pertemuan sebelumnya. Seperti, siswa memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru dan mampu menjawab pertannyaan dengan baik yang diajukan oleh guru, dan memfokuskan perhatiaanya

74 61 dalam kegiatan pembelajaran matematika. Setiap anggota kelompok bekerja sama dengan baik antara teman sekelompoknya. Dalam diskusi siswa juga terlihat lebih aktif dalam bertannya dan juga menanggapi pertannyaan dari kelompok lain. 3) Pertemuan III Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa 12 November 2013 dengan alokasi waktu 2 40 menit atau jam ke 5 6 ( ). Pada pertemuan ini siswa diberikan soal tes yang dikerjakan secara individu sebagai tes evaluasi siklus II. Kegiatan awal guru membuka pertemuan dengan salam dan berdoa, tidak lupa juga untuk mengabsen kehadiran siswa. Seluruh siswa hadir pada pertemuan ketiga. Guru memberikan petunjuk kepada siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan pada tes akhir siklus II. Kemudian guru membagikan soal tes akhir siklus II dan siswa mengerjakan tes akhir siklus II secara individu dengan sistem close book. Guru mengawasi jalannya tes akhir siklus II. Setelah siswa selesai mengerjakan tes akhir siklus II, siswa di minta kedepan untuk mengumpulkannya. Di akhir siklus II ini guru memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi pada hasil tes evaluasi siklus II, dan juga kelompok diskusi yang terbaik pada siklus II. Berikut daftar nama siswa yang mendapat penghargaan di akhir siklus II.

75 62 Tabel 6. Daftar Pemerolehan Penghargaan Siswa pada Siklus II No. Urut Nama Siswa 9 Elisa 15 Imam Burhanudin 11 Halimatus Sakdiyah 34 Yugi Aristiyani 26 Safiq Mujtaba c. Pengamatan Setelah proses belajar mengajar berlangsung, dilakukan pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa terhadap pembelajaran matematika dan hasil tes siklus II. Dari proses pengamatan yang dilakukan didapatkan data-data yang menggambarkan pelaksanaan berlangsung. Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap siswa oleh kolaborator pada siklus II, didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Hasil lembar observasi keaktifan belajar siswa Setiap siklus observer mengisi lembar observasi keaktifan belajar siswa yang berisi pertannyaan mengenai keaktifan siswa selama proses pembelajaran matematika berlangsung dengan menggunakan model Missouri Mathematics Project. Hasil rerata persentase keaktifan belajar siswa pada siklus II sebesar 72,04% dengan kriteria baik. 2. Data hasil tes Pada siklus II, kualifikasi presentase siswa sudah cukup baik. Hal ini ditunjukan dari nilai rereta kelas mencapai 77,61. Dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 77,77%. Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 28 siswa (77,77%) dan siswa yang

76 63 memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 8 siswa (22,23%). Berikut perolehan nilai pada siswa dalam pembelajaran matematika tes siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 7 Tabel Analisis Tes Evaluasi Akhir Siklus II Nilai tertinggi 98 Nilai terendah 50 Nilai rata-rata kelas 77,61 Banyak siswa yang tuntas belajar 28 Banyak siswa yang tidak tuntas belajar 8 Ketuntasan klasikal 77,77% Setelah dilakukan observasi atau pengamatan maka dapat dilakukan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan pada pertemuan II siklus II. Selama proses pembelajaran pada pertemuan II, kekurangankekurangan yang terjadi yang mempengaruhi proses pembelajaran sudah dapat diatasi. Selain itu hambatan-hambatan dalam pembelajaran sudah dapat dipecahkan dengan tindakan-tindakan yang dilakukan. Berdasarkan hasil pengamatan siswa sebanyak 36 siswa. Keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika sudah baik yaitu mencapai 72,04%. Hasil dari evaluasi didapat hasil 28 siswa atau 77,77% tuntas belajar, dan 8 siswa atau 22,23% belum tuntas belajar. Dengan kata lain maka lebih dari 70% siswa yang tuntas belajar, sehingga siklus dihentikan pada siklus II pertemuan II. d. Implementasi Tindakan Setelah dilakukan observasi atau pengamatan maka dapat dilakukan refleksi dari tindakan yang dilakukan pada pertemuan II

77 64 siklus II. Selama proses pembelajaran pada pertemuan II, kekurangankekurangan yang terjadi yang mempengaruhi proses pembelajaran sudah dapat diatasi. Selain itu hambatan-hambatan dalam pembelajaran sudah dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. Berdasarkan hasil pengamatan dalam pembelajaran siswa sebanyak 36 siswa atau 72,04% keaktifan siswa sudah baik. Sedangkan hasil dari evaluasi didapatkan hasil 28 siswa atau 77,77% tuntas belajar, dan 8 siswa atau 22,23% belum tuntas belajar, dengan kata lain lebih dari 70% siswa yang tunas belajar, maka hasil tersebut sudah memenuhi target sesuai dengan indikator keberhasilan. Sehingga siklus dihentikan pada siklus II pertemuan II. C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari lembar observasi keaktifan dan hasil belajar siswa dari siklus I sampai dengan siklus II maka dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Hasil Keaktifan Belajar Siswa Perhitungan hasil observasi keaktifan belajar siswa siklus 1 dan siklus II secara lengkap disajikan pada lampiran 1 dan lampiran 2. Rekapitulasi hasil observasi keaktifan belajar siswa siklus I dan siklus II disajikan pada diagram batang dibawah ini:

78 65 Persentase Keaktifan Belajar Siswa 75,00% 70,00% 65,00% 60,00% 55,00% Siklus I Siklus II Persentase Keaktifan Belajar Siswa Parameter Siklus I Siklus II Persentase Keaktifan 61,19% 72,04% Kriteria Cukup Baik Baik Gambar 2 Diagram batang peningkatan keaktifan belajar siswa Siklus I berlangsung selama 3 kali pertemuan. Berdasarkan hasil observasi, Persentase keaktifan belajar siswa pada siklus I adalah 61,19%. Dari hasil tersebut, menunjukan bahwa keaktifan belajar siswa cukup baik tetapi belum memuaskan karena belum mencapai indikator keberhasilan yaitu mencapai 70% atau lebih, sehingga harus dilanjutkan ke siklus II. Siklus II berlangsung selama 3 kali pertemuan. Berdasarkan hasil observasi, persentase keaktifan belajar siswa pada siklus II adalah 72,04%. Hal ini menunjukan bahwa keaktifan belajar siswa sudah mencapai indikator, karena persentase keaktifan belajar siswa sudah mencapai lebih dari 70%.

79 66 2. Hasil Rerata Belajar Siswa Berdasarkan tes evaluasi siklus I menunjukan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa adalah 64 dengan jumlah skor Dari hasil tersebut, belum mencapai indikator keberhasilan sehingga harus dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II rata-rata nilai hasil belajar meningkat menjadi 77,61 dengan jumlah skor sehingga sudah mencapai indikator keberhasilan. Perhitungan rekapitulasi rerata hasil belajar siswa siklus I dan siklus II disajikan dalam diagram batang berikut Rerata Hasil Belajar Siswa Siklus I Siklus II Rerata Hasil Belajar Siswa Siklus Parameter I II Jumlah ,61 Gambar 3 Diagram batang rerata hasil belajar siswa 3. Hasil Ketuntasan Klasikal Belajar Siswa Berdasarkan tes evaluasi siklus I siswa yang memperoleh nilai di atas 73 sebanyak 19 siswa. Sehingga ketuntasan klasikal yang dicapai

80 67 adalah 52,77%. Dari hasil tersebut, belum mencapai indikator keberhasilan sehingga dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II siswa yang memperoleh nilai diatas 73 sebanyak 28 siswa dengan ketuntasan klasikal yang dicapai meningkat menjadi 77,77%. Sehingga sudah mencapai indikator keberhasilan. Perhitungan rekapitulas ketuntasan klasikal belajar siswa siklus I dan siklus II disajikan dalam diagram berikut. 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% Ketuntasan Klasikal Belajar Siswa Siklus I Siklus II Ketuntasan Klasikal Belajar Siswa Parameter Siklus I Siklus II Ketuntasan Klasikal 52,77% 77,77% Kriteria Cukup Baik Baik Gambar 4 Diagram batang peningkatan ketuntasan klasikal belajar siswa Berdasarkan analisis tes tertulis dan observasi terhadap siswa menunjukan hasil belajar dan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran matematika siklus II mengalami peningkatan dibandingkan Siklus I. Adapun diagram hasil belajar dan keaktifan belajar siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model belajar Missouri Mathemathics Project. dapat dilihat pada diagram batang berikut:

81 68 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Siklus I Siklus II Keaktifan Ketuntasan Klasikal Siklus I Siklus II Keaktifan 61,19% 72,04 Ketuntasan Klasikal 52,77% 77,77% Gambar 5. Diagram Batang Peningkatan Persentase Keaktifan dan Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siswa Pada siklus I rerata keaktifan belajar siswa mencapai 61,19%. Sedangkan pada siklus II rerata keaktifan belajar siswa meningkat menjadi 72,04%. Untuk rerata hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 64. Sedangkan rerata hasil belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 77,61 dan Ketuntasan klasikal pada siklus I mencapai 52,77%. Sedangkan pada siklus II ketuntasan klasikal meningkat menjadi 77,77%. Dengan demikian, dari hasil siklus I dan siklus II dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan model Missouri Mathemathics Project dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika. Apabila keaktifan belajar siswa, rerata hasil belajar siswa dan ketuntasan klasikal meningkat, maka indikator tercapai.

82 69 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan dengan permasalahan dan hasil penelitian serta pembahasan dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat disimpulka bahwa: 1. Model pembelajaran Missouri Mathematics Project dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII-A MTs N Bener Purworejo. Hal ini dapat dilihat dari hasil lembar observasi keaktifan siswa pada siklus I diperoleh hasil 61,19% meningkat menjadi 72,04% pada siklus II, dengan katagori cukup menjadi baik. 2. Hasil belajar siswa meningkatkan yaitu 13 siswa atau 36,11% yang tuntas belajar pada pra siklus, pada siklus I ada 17 siswa atau 52,77%, yang tuntas belajar. Sedangkan pada siklus II ada 28 siswa atau 77,77% yang tuntas belajar. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menyarankan hal-hal sebagai bahan pertimbangan untuk peningkatan pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 1. Dengan melihat hasil pembelajaran dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project, guru diharapkan dapat lebih memotivasi siswa untuk lebih mengembangkan ketrampilan kooperatif atau kerjasama, yang dapat digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. 69

83 70 2. Pembelajaran matematika hendaknya dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif, seperti model pembelajaran Missouri Mathematics Project.

84 71 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arifin, M. Zaenal. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Fungsi pada Peserta Didik Kelas VII MTs Yasi Krongen Brati Semarang. Skripsi. Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo. Diakses 1 Juli Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Handayani, Tri. (2009). Peningkatan Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Missouri Mathematics Project (PTK Pembelajaran Matematika Pokok Pembahasan Kubus dan Balok di Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta).Skripsi. FKIP UMS. Diakses 1 Juli 2013 Shadiq, F. (2009). Pembelajaran Matematika Aktif Efektif (Metode Pemecahan Masalah). Yogyakarta: PPPG Matematiaka Krismanto, Al. (2003). Beberapa Teknik, Model dan Strategi dalam Pembelajaran Matematika (Makalah Pada Pelatihan Instruktur/ Pengembangan SMU). Yogyakarta : PPPG Matematika. Mursitowati, Dyah. (2009).Eksperimen Model Missouri Mathematics Project dalam Pembelajaran Matematika pada Pokok Bahasan Geometri Ditinjau dari Kemandirian Peserta Didik (Kelas VII Semester II SMP Negeri I Nogosari Boyolali). Skripsi. FKIP UMS. Diakses 1 Juli Nana Sudjana. (2010). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Pardjono. Dkk (2007). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Universitas Negeri 2 Yogyakarta. Purwanto, Ngalim. (2010). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sanjaya, Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

85 72 Subyantoro Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Rumah Indonesia Semarang. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Yogyakarta: Bumi Aksara. Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Toeti Soekamto & Udin S. Winataputra. (1995). Teori Belajar dan Modelmodel Pembelajaran. Jakarta: Ditjen Dikti, Depdiknas. Zaini, Hisyam. Dkk (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

86 LAMPIRAN

87

88

89

90 No Jenis Kegiatan Agt-13 Sep-13 Okt-13 Nov-13 Des-13 Jan-14 Feb-14 Mar-14 1 Persiapan penelitian a. Pengajuan judul b. Pembuatan Proposal c. Permohonan ijin 2 Pelaksanaan penelitian 3 Pengolahan data dan analisis data 4 Penyusunan laporan LAMPIRAN 4 76 Tabel Jadwal Pelaksanaan Penelitian

91 Alokasi Waktu 2x40 menit 1x40 menit Sumber Belajar Buku teks, lingkungan LAMPIRAN 5 77 SILABUS Sekolah : MTs N Bener Purworejo Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : VII/ 1 Standar Kompetensi : Aljabar 3. Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel. Kompetensi Dasar 3.1 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Materi Pokok/ Pembelajaran Persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Kegiatan Pembelajaran Mendiskusikan model matematika Mengubah masalah ke dalam model matematika berbentuk persamaan linear satu variabel Membuat model matematika suatu masalah sehari-hari dalam bentuk Indikator Mengubah masalah ke dalam model matematika berbentuk persamaan linear satu variabel Mengubah masalah kedalam model matematika Penilaian Teknik Bentuk Contoh Instrumen Instrumen Tes tulis Tes uraian Nyatakanlah ke dalam model matematika. Dian membeli 3 kg gula pasir. Dia membayar dengan selembar uang dua puluh ribuan dan menerima uang kembalian sebesar Rp3.500,00 Tes tulis Tes uraian Nyatakanlah ke dalam model matematika. Umur Ita 5 tahun

92 Alokasi Waktu 2x40 menit 2x40 menit Sumber Belajar Buku teks, lingkungan 78 Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran pertidaksamaan linear satu variabel Indikator berbentuk pertidaksamaan linear satu variabel Penilaian Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen mendatang lebih dari 20 tahun. 3.2 Menyelesai kan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan linear satu variabel Persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Menyelesaikan masalah sehari-hari yang diubah ke dalam model matematika berbentuk persamaan linear satu variabel Menyelesaikan masalah sehari-hari yang diubah ke dalam model matematika berbentuk pertidaksamaan linear satu variabel Menyelesaikan model matematika suatu masalah yang berkaitan dengan persamaan linear satu variabel Menyelesaikan model matematika suatu masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaa n linear satu Tes tulis Tes pilihan ganda Tes tulis Tes pilihan ganda Surya membeli 2 buku. Uang Surya sepuluh ribuan, dan dia mendapat uang kembali sebesar Rp4.000,00. Harga 1 buku adalah a. Rp 2.000,00 b. Rp 3.000,00 c. Rp 4.000,00 d. Rp 6.000,00 Umur Candra 3 tahun yang lalu kurang dari 25 tahun. Umur Candra sekarang: a. kurang dari 28

93 Alokasi Waktu Sumber Belajar 79 Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Indikator Teknik Bentuk Contoh Instrumen Instrumen variabel tahun b. 28 tahun c. 25 tahun d. 22 tahun Mengetahui, Purworejo, Oktober 2013 Kepala Madrasah MTs N Bener Guru Mata Pelajaran Peneliti Drs. Imam Pratomo, M.Pd NIP Khusnul Khotimah, S Pd. Si NIP Kharis Purwono NIM

94 LAMPIRAN 6 80 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : MTs N Bener Purworejo Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : VII/ 1 Alokasi Waktu : 4 x 40 menit Standar Kompetensi. 3. Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel, dan perbandingan dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel. Indikator Mengubah masalah ke dalam model matematika berbentuk persamaan linier satu variabel Mengubah masalah sehari-hari dalam bentuk pertidaksamaan linier satu variabel. A. Tujuan Pembelajaran. - Pertemuan Pertama: o Peserta didik dapat mengubah masalah ke dalam model matematika berbentuk persamaan linear satu variabel. - Pertemuan Kedua: o Peserta didik dapat dapat menyelesaikan model matematika suatu masalah yang berkaitan dengan persamaan linear satu variabel. Karakter peserta didik yang diharapkan: Disiplin Rasa Hormat dan Perhatian Tekun Tanggung jawab.

95 81 B. Materi Pembelajaran. Persamaan dan Pertidaksamaan Liniear Satu Variabel. C. Model Pembelajaran. Missouri Mathematics project (MMP) D. Langkah-langkah Pembelajaran. Pertemuan Pertama Fase Aktivitas Waktu Langkah I Pendahuluan Langkah II Pengembangan 1. Guru membuka pertemuan dengan salam dan berdoa bersama 2. Guru menjelaskan kembali model pembelajaran yang akan digunakan. 3. Meninjau ulang pembelajaran sebelumnya. 4. Membahas tugas atau PR. Siswa memaparkan hasil pekerjaan rumahnya. 5. Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan pentingnya menguasai materi ini. Ekplorasi 1. Guru menyajikan ide baru dan perluasan konsep matematika terdahulu yang berhubungan dengan materi. 2. Guru memberikan stimulus berupa pemberian materi mengenai cara mengubah masalah ke dalam model matematika berbentuk persamaan linear satu variabel. 3. Guru mendemostrasikan dengan contoh kongkrit atau yang bersifat piktoral dan simbolik. 4. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antar siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya. 5. Siswa berinteraksi antar siswa serta denggan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya. 6. Guru melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. 10 menit 15 menit

96 82 Langkah III Latihan terkontrol Langkah IV Kerja mandiri Langkah V Penugasan 7. Siswa berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Elaborasi 1. Guru membagi siswa menjadi kelompok terdiri dari 4 atau 5 siswa. 2. Siswa memperhatikan, mencatat, dan berkumpul dalam kelompoknya masin-masing. 3. Guru memberi tugas aktifitas untuk dikerjakan siswa secara berkelompok. 4. Siswa secara berkelompok mengerjakan tugas menggunakan peralatanyang telah dibawanya. 5. Guru memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja kelompok. 6. Siswa mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan hasil kelompoknya. 7. Guru meminta siswa untuk berdiskusi menyatukan pendapat pada materi yang diperolehnya. Guru memberikan latihan untuk dikerjakan siswa secara individu. Konfirmasi 1. Guru mengevaluasi jawaban yang dikerjakan siswa. 2. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan siswa. 3. Siswa dengan difasilitasi guru melakukan refleksi perolehan pengalaman belajar yang telah dilakukan. 4. Guru memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. 5. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas. 1. Guru memberikan soal sebagai latihan di rumah. 2. Guru memberikan tugas membawa alat yang akan digunakan dalam 25 menit 20 menit 5 menit

97 83 pembelajaran selanjutnya. Penutup 1. Guru bersama siswa membuat rangkuman pelajaran 5 menit Pertemuan Kedua 2. Guru melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. 3. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam serta memberikan motivasi belajar Fase Aktivitas Waktu Langkah I Pendahuluan Langkah II Pengembangan 1. Guru membuka pertemuan dengan salam dan berdoa bersama 2. Guru menjelaskan kembali model pembelajaran yang akan digunakan. 3. Meninjau ulang pembelajaran sebelumnya. 4. Membahas tugas atau PR. Siswa memaparkan hasil pekerjaan rumahnya. 5. Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan pentingnya menguasai materi ini. Ekplorasi 1. Guru menyajikan ide baru dan atau perluasan konsep matematika terdahulu yang berhubungan dengan materi. 2. Guru memberikan stimulus berupa pemberian materi mengenai cara menyelesaikan model matematika suatu masalah yang berkaitan dengan persamaan linear satu variabel. 3. Guru mendemostrasikan dengan contoh kongkrit atau yang bersifat piktoral dan simbolik. 4. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antar siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya. 10 menit 15 menit

98 84 Langkah III Latihan terkontrol Langkah IV Kerja mandiri 5. Siswa berinteraksi antar siswa serta denggan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya. 6. Guru melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. 7. Siswa berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Elaborasi 1. Guru membagi siswa menjadi kelompok terdiri dari 4 atau 5 siswa. 2. Siswa memperhatikan, mencatat, dan berkumpul dalam kelompoknya masin-masing. 3. Guru memberi tugas aktifitas untuk dikerjakan siswa secara berkelompok. 4. Siswa secara berkelompok mengerjakan tugas menggunakan peralatanyang telah dibawanya. 5. Guru memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja kelompok. 6. Siswa mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan hasil kelompoknya. 7. Guru meminta siswa untuk berdiskusi menyatukan pendapat pada materi yang diperolehnya. Guru memberikan latihan untuk dikerjakan siswa secara individu. Konfirmasi 1. Guru mengevaluasi jawaban yang dikerjakan siswa. 2. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan siswa. 3. Siswa dengan difasilitasi guru melakukan refleksi perolehan pengalaman belajar yang telah dilakukan. 4. Guru memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. 5. Siswa menanyakan hal-hal yang 25 menit 20 menit

99 85 belum jelas. Langkah V 1. Guru memberikan soal sebagai Penugasan latihan di rumah. 2. Guru memberikan tugas membawa alat yang akan digunakan dalam pembelajaran selanjutnya. Penutup 1. Guru bersama siswa membuat rangkuman pelajaran 5 menit 5 menit 2. Guru melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. 3. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam serta memberikan motivasi belajar E. Sumber dan Alat Belajar Sumber: 1. Sugijono Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Erlangga. 2. Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kelas VII SMP dan MTS. 3. Buku referensi lain Alat 1. Papan tulis. 2. Spidol. F. Penilaian Hasil Belajar Indikator Pencapaian Kompetensi Mengubah masalah ke dalam model matematika berbentuk persamaan linear satu variabel Mengubah masalah Teknik Penilaian Tes tertulis Penilaian Bentuk Instrumen/ Soal Instrumen Uraian sugi membeli 3 kg gula pasir. Dia membayar dengan selembar uang dua puluh ribuan dan menerima uang kembalian sebesar Rp3.500,00. Nyatakanlah ke dalam model

100 86 kedalam model matematika berbentuk pertidaksamaan linear satu variabel matematika jika harga gula x rupiah setiap kg. Umur dwi 5 tahun mendatang lebih dari 20 tahun. Nyatakanlah ke dalam model matematika, jika umur dwi x tahun. Purworejo, Okober 2013 Guru Mata Pelajaran Peneliti Khusnul Khotimah, S.Pd. Si. NIP Kharis Purwono NIM

101 87 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : MTs N Bener Purworejo Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : VII/ 1 Alokasi Waktu : 4 x 40 menit Standar Kompetensi. 3. Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel Kompetensi Dasar Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Indikator Menyelesaikan model matematika suatu masalah yang berkaitan dengan PLSV Menyelesaikan model matematika suatu masalah yang berkaitan dengan PtLSV. G. Tujuan Pembelajaran. - Pertemuan Pertama: o Peserta didik dapat mengubah masalah ke dalam model matematika berbentuk pertidaksamaan linear satu variabel. - Pertemuan Kedua: o Peserta didik dapat menyelesaikan model matematika suatu masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan linear satu variabel. Karakter peserta didik yang diharapkan: Disiplin Rasa Hormat dan Perhatian Tekun Tanggung jawab.

102 88 H. Materi Pembelajaran. Persamaan dan Pertidaksamaan Liniear Satu Variabel. I. Model Pembelajaran. Missouri Mathematics project (MMP) J. Langkah-langkah Pembelajaran. Pertemuan Pertama Fase Aktivitas Waktu Langkah I Pendahuluan Langkah II Pengembangan 1. Guru membuka pertemuan dengan salam dan berdoa bersama 2. Guru menjelaskan kembali model pembelajaran yang akan digunakan. 3. Meninjau ulang pembelajaran sebelumnya. 4. Membahas tugas atau PR. Siswa memaparkan hasil pekerjaan rumahnya. 5. Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan pentingnya menguasai materi ini. Ekplorasi 1. Guru menyajikan ide baru dan atau perluasan konsep matematika terdahulu yang berhubungan dengan materi. 2. Guru memberikan stimulus berupa pemberian materi mengenai cara mengubah masalah ke dalam model matematika berbentuk pertidaksamaan linear satu variabel. 3. Guru mendemostrasikan dengan contoh kongkrit atau yang bersifat piktoral dan simbolik. 4. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antar siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya. 5. Siswa berinteraksi antar siswa serta denggan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya. 6. Guru melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. 10 menit 15 menit

103 89 Langkah III Latihan terkontrol Langkah IV Kerja mandiri Langkah V Penugasan 7. Siswa berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Elaborasi 1. Guru membagi siswa menjadi kelompok terdiri dari 4 atau 5 siswa. 2. Siswa memperhatikan, mencatat, dan berkumpul dalam kelompoknya masin-masing. 3. Guru memberi tugas aktifitas untuk dikerjakan siswa secara berkelompok. 4. Siswa secara berkelompok mengerjakan tugas menggunakan peralatan yang telah dibawanya. 5. Guru memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja kelompok. 6. Siswa mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan hasil kelompoknya. 7. Guru meminta siswa untuk berdiskusi menyatukan pendapat pada materi yang diperolehnya. Guru memberikan latihan untuk dikerjakan siswa secara individu. Konfirmasi 1. Guru mengevaluasi jawaban yang dikerjakan siswa. 2. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan siswa. 3. Siswa dengan difasilitasi guru melakukan refleksi perolehan pengalaman belajar yang telah dilakukan. 4. Guru memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. 5. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas. 1. Guru memberikan soal sebagai latihan di rumah. 2. Guru memberikan tugas membawa alat yang akan digunakan dalam pembelajaran selanjutnya. 25 menit 20 menit 5 menit

104 90 Penutup 4. Guru bersama siswa membuat rangkuman pelajaran 5 menit Pertemuan Kedua 5. Guru melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. 6. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam serta memberikan motivasi belajar Fase Aktivitas Waktu Langkah I Pendahuluan Langkah II Pengembangan 1. Guru membuka pertemuan dengan salam dan berdoa bersama 2. Guru menjelaskan kembali model pembelajaran yang akan digunakan. 3. Meninjau ulang pembelajaran sebelumnya. 4. Membahas tugas atau PR. Siswa memaparkan hasil pekerjaan rumahnya. 5. Guru memberikan motivasi dengan memberi penjelasan pentingnya menguasai materi ini. Ekplorasi 1. Guru menyajikan ide baru dan atau perluasan konsep matematika terdahulu yang berhubungan dengan materi. 2. Guru memberikan stimulus berupa pemberian materi mengenai cara menyelesaikan model matematika suatu masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan linear satu variabel. 3. Guru mendemostrasikan dengan contoh kongkrit atau yang bersifat piktoral dan simbolik. 4. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antar siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya. 5. Siswa berinteraksi antar siswa serta denggan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya. 10 menit 15 menit

105 91 Langkah III Latihan terkontrol Langkah IV Kerja mandiri Langkah V Penugasan 6. Guru melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. 7. Siswa berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Elaborasi 1. Guru membagi siswa menjadi kelompok terdiri dari 4 atau 5 siswa. 2. Siswa memperhatikan, mencatat, dan berkumpul dalam kelompoknya masin-masing. 3. Guru memberi tugas aktifitas untuk dikerjakan siswa secara berkelompok. 4. Siswa secara berkelompok mengerjakan tugas menggunakan peralatanyang telah dibawanya. 5. Guru memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja kelompok. 6. Siswa mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan hasil kelompoknya. 7. Guru meminta siswa untuk berdiskusi menyatukan pendapat pada materi yang diperolehnya. Guru memberikan latihan untuk dikerjakan siswa secara individu. Konfirmasi 1. Guru mengevaluasi jawaban yang dikerjakan siswa. 2. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan siswa. 3. Siswa dengan difasilitasi guru melakukan refleksi perolehan pengalaman belajar yang telah dilakukan. 4. Guru memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. 5. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas. 1. Guru memberikan soal sebagai latihan di rumah. 25 menit 20 menit 5 menit

106 92 2. Guru memberikan tugas membawa alat yang akan digunakan dalam pembelajaran selanjutnya. Penutup 4. Guru bersama siswa membuat rangkuman pelajaran 5 menit 5. Guru melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. 6. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam serta memberikan motivasi belajar K. Sumber dan Alat Belajar Sumber: 4. Sugijono Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Erlangga. 5. Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kelas VII SMP dan MTS. 6. Buku referensi lain Alat 3. Papan tulis. 4. Spidol. L. Penilaian Hasil Belajar Indikator Pencapaian Kompetensi Menyelesaikan model matematika suatu masalah yang berkaitan dengan persamaan linear satu variabel Menyelesaikan model Teknik Penilaian Tes tertulis Penilaian Bentuk Instrumen/ Soal Instrumen Tes pilihan ganda Surya membeli 2 buku. Uang Surya sepuluh ribuan, dan dia mendapat uang kembali sebesar Rp4.000,00. Harga 1 buku adalah a. Rp2.000,00 b. Rp3.000,00 c. Rp4.000,00 d. Rp6.000,00 Umur Candra 3 tahun

107 93 matematika suatu masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan linear satu variabel yang lalu kurang dari 25 tahun. Umur Candra sekarang: A. kurang dari 28 tahun B. 28 tahun C. 25 tahun D. 22 tahun uraian singkat 1. Alison dan Keli mempunyai uang sebanyak Rp ,00. Jika uang Keli 4 kali lebih banyak dari uang Alison, berapa jumlah uang Alison dan Keli masingmasing? 2. Umur Thomas adalah x tahun dan umur Gary 4 tahun lebih tua. Jumlah umur mereka kurang dari 24. Berapakah umur Thomas? 3. Penyelesaian dari 7 3(y 2) = 19 adalah. 4. Penyelesaian dari m adalah... a. m > 5 b. m 3 c. m 13 d. m 13

108 94 Guru Mata Pelajaran Purworejo, Oktober 2013 Peneliti Khusnul Khotimah, S.Pd. Si. NIP Kharis Purwono NIM

109 LAMPIRAN 7 95 Petunjuk : Tulislah no.kelompok dan anggota kelompok pada LKS Pelajari dan kerjakan LKS secara berdiskusi dengan teman-teman sekelompok Identifikasi topik-topik pada LKS ini! Isilah titik-titik dibawah ini! Setelah selesai, beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok Kelompok :... Anggota kelompok : Topik pembelajaran: Mengubah masalah ke dalam model matematika berbentuk persamaan linier satu variabel Persamaan memiliki arti kalimat terbuka yang menyatakan atau mempunyai hubungan sama dengan (=), sedangkan kalimat terbuka itu sendiri ialah suatu kalimat yang belum di ketahui kebenarannya. 1. Anto mempunyai suatu bilangan jika dikalikan dengan 5 dan jika ditambahkan dengan 4 hasilnya adalah 14, berapakah bilangan itu? Penyelesaian: 5x + 4 = 14 5x = kedua ruas dikurangi... 5x =... kedua ruas dibagi...

110 96 Sebuah rumus aljabar diibaratkan sepasang ruas pada timbangan yang dipisahkan oleh tanda =. Untuk membuat kedua sisi menjadi seimbang, apapun yang dilakukan pada sisi kiri juga harus dilakukan pada sisi kanan. 2. Suatu bilangan jika dikalikan dengan 5 kemudian ditambah dengan 10 hasilnya adalah 40. Berapakah bilangan tersebut? Penyelesaian: = = kedua ruas dikurangi =... x =... Jadi bilangan itu adalah Untuk x peubah pada himpunan bilangan rasional, tentukan himpunan penyelesaian dari 4x + 16 = 2x 2 Penyelesaian: 4x + 16 = 2x 2 4x = 2x kedua ruas dikurangi = = kedua ruas dikurangi =... x =... Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {... } Persamaan linier satu variabel dapat diselesaikan dengan tiga cara yaitu: a. Dengan cara subtitusi b. Dengan menambah atau mengurangi kedua ruas dengan bilangan yang sama c. Dengan mengalikan atau membagi kedua ruas dengan bilangan yang sama.

111 97 4. Tentukan penyelesaian dari persamaan 2x 1 = 5 dengan mensubtitusikan x = 1, x = 2, dan x = 3! Penyelesaian: Mensubstitusikan x = 1, x = 2, dan x = 3 yaitu mengganti variabel x pada persamaan 2x 1 = 5 dengan angka tersebut. Untuk x = 1, maka 2(1) 1 = = 5 (merupakan kalimat Benar atau Salah?... ) Untuk x = 2, maka 2(... ) 1 = = 5 (merupakan kalimat Benar atau Salah?... ) Untuk x = 3, maka 2(... ) 1 = = 5 (merupakan kalimat Benar atau Salah?... ) Jadi, 2x 1 = 5 penyelesaianya adalah... Pertanyaan: Apa yang dapat kalian simpulkan dari kegiatan ini? Jelaskan Selamat Berdiskusi

112 98 Petunjuk : Tulislah no.kelompok dan anggota kelompok pada LKS Pelajari dan kerjakan LKS secara berdiskusi dengan teman-teman sekelompok Identifikasi topik-topik pada LKS ini! Isilah titik-titik dibawah ini! Setelah selesai, beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok Kelompok :... Anggota kelompok : Topik pembelajaran: Menyelesaikan model matematika suatu masalah yang berkaitan dengan persamaan linier satu variabel Permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan persamaan lnier satu variabel biasanya di sajikan dalam bentuk soal cerita. Untuk menyelesaikannya, buatlah terlebih dahulu model matematika berdasarkan soal cerita tersebut. Kemudian, selesaikanlah. Untuk lebih jelasnya, kerjakan soal berikut. 1. Surya membeli 2 buku. Uang Surya sepuluh ribuan dan Ia mendapat uang kembali sebesar Rp 4.000, 00. Harga 1 bukunya adalah... Penyelesaian: Misal 1 buku = x 2 buku =...

113 99... = =... kedua ruas dikali kebalikan 2, yaitu =... Jadi harga 1 bukunya adalah Diketahui harga sepasang sepatu dua kali harga sepasang sandal. Seorang pedagang membeli 4 pasang sepatu dan 3 pasang sandal. Pedagang tersebut harus membayar Rp , 00. Berapa harga 3 pasang sepatu dan 5 pasang sandal? Penyelesaian: Misalkan harga sepasang sepatu = x harga sepasang sandal = y 4x + 3y = (... ) + 3y = y = = Karena harga sepasang sepatu dua kali harga sepasang sandal Maka x =... dan y =... x = 2 x... x =... Jadi harga sepasang sepatu adalah Rp... Sepasang sandal adalah Rp... Harga 3 pasang sepatu dan 5 pasang sandal dapat ditulis sebagai...x +...y y = (... x 50000) + (5 x...) = =... Jadi, harga 3 pasang sepatu dan 5 pasang sandal adalah...

114 Usman memiliki uang Rp 3.800,00 lebih banyak dari uang Adi. Jika jumlah uang mereka Rp ,00 maka banyak uang usman adalah... Penyelesaian: Misal : uang Andi = y Uang Usman = y +... Karena jumlah uang mereka Rp ,00 maka: uang Andi + uang Usman =... y = Rp , Rp 3.800,00 = Rp , = Rp ,00... kedua ruas dikurangi... 2y =... 2y =...( ) kedua ruas dikali kebalikan 2, yaitu y =... Karena uang Adi = y =... maka uang Usman = y +... =... + Rp 3.800,00 = Umur pak Anto 3 kali umur Toni, jika umur pak Anto 22 tahun lebih tua dari umur Toni, maka umur Toni sekarang adalah... Penyelesaian: Misal: umur Toni = y tahun Maka umur pak Anto =... karena umur pak Anto lebih tua 22 tahun Maka : Umur Toni = Umur pak Anto y = y kedua ruas dikurangi... 2y =... 2y =...( ) kedua ruas dikali kebalikan 2, yaitu Jadi umur Toni adalah...

115 101 Pertanyaan: Apa yang dapat kalian simpulkan dari kegiatan ini? Jelaskan Selamat Berdiskusi

116 102 Petunjuk : Tulislah no.kelompok dan anggota kelompok pada LKS Pelajari dan kerjakan LKS secara berdiskusi dengan teman-teman sekelompok Identifikasi topik-topik pada LKS ini! Isilah titik-titik dibawah ini! Setelah selesai, beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok Kelompok :... Anggota kelompok : Topik pembelajaran: Mengubah masalah sehari-hari dalam bentuk pertidaksamaan linier satu variabel Suatu ketidaksamaan selalu ditandai dengan salah satu tanda hubungan berikut < untuk menyatakan kurang dari. > untuk menyatakan lebih dari. untuk menyatakan tidak lebih dari atau kurang dari sama dengan. untuk menyatakan tidak kurang dari atau 1. Tentukan lebih dari himpunan atau sama penyelesaian dengan. dari pertidaksamaan dengan variabel pada himpunan bilangan cacah. Penyelesaian :... > 3x +... kedua ruas ditambah...

117 103 4x + (... ) > 3x + (... ) +... kedua ruas ditambah... x >... Karena x variabel pada himpunan bilangan cacah maka penyelesaiannya adalah { } Kalimat terbuka diatas menyatakan hubungan ketidaksamaan. Hal ini ditunjukan adanya tanda hubungan <, >,, atau. Kalimat terbuka yang menyatakan hubungan ketidaksamaan (<, >,, atau ) disebut pertidaksamaan 2. Permukaan sebuah meja berbentuk persegi panjang dengan panjang 16 x cm dan lebar 10 x cm. Jika luasnya tidak kurang dari 40, tentukan ukuran minimum permukaan meja tersebut. Penyelesaian: Diketahui panjang permukaan meja (P) =..., lebar ( l ) =... dan luas = L Model matematika dari luas persegi panjang adalah L =... x... =... x... =... Luas tidak kurang dari 40 =... Sehingga dapat ditulis L = sehingga diperoleh kedua ruas dibagi x... Nilai minimum x =... cm, sehingga diperoleh p = 16x cm = cm =... cm l = 10x cm = cm =... cm Jadi, ukuran minimum permukaan meja tersebut adalah ( ) cm.

118 Umur Agus 15 tahun mendatang lebih dari 32 tahun. Berapakah umur Agus jika umur Agus x tahun Penyelesaian: Umur agus misal x x x > kedua ruas dikurangi... x >... maka umur Agus > Umur Bambang 8 tahun sebelumnya kurang dari 37 tahun, Berapakah umur Bambang jika umur Bambang y tahun Penyelesaian: Umur Bambang misal y y -... < 37 y < kedua ruas ditambah... y <... maka umur Bambang <... Pertanyaan: Apa yang dapat kalian simpulkan dari kegiatan ini? Jelaskan Selamat Berdiskusi

119 105 Petunjuk : Tulislah no.kelompok dan anggota kelompok pada LKS Pelajari dan kerjakan LKS secara berdiskusi dengan teman-teman sekelompok Identifikasi topik-topik pada LKS ini! Isilah titik-titik dibawah ini! Setelah selesai, beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok Kelompok :... Anggota kelompok : Topik pembelajaran: Menyelesaikan model matematika suatu masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan linier satu variabel Dalam penyelesaian pertidaksamaan linier, dapat digunakan pertidaksamaan yang ekuivalen dalam bentuk yang paling sederhana. Pertidaksamaan yang ekuivalen dapat ditentukan dengan cara: 2. Menambah atau mengurangi kedua ruas dengan bilangan yang sama. 3. Mengali atau membagi kedua ruas dengan bilangan positif yang sama, jika bilangan yang digunakan untuk membagi atau mengali adalah bilangan negatif yang sama, tanda ketidaksamaan harus dibalik. 1. Sebuah persegi panjang memiliki panjang 5 cm lebih dari lebarnya dan kelilingnya tidak lebih dari 38 cm. Jika lebarnya x cm, maka batas-batas nilai x adalah...

120 106 Penyelesaian: Lebar (l) = x cm dan panjang (p) = x + 5 cm P + l = keliling ( ) + x (38) 2x x kedua ruas dikurangi... 2x... x... karena x = lebar (satuan panjang) maka x > 0 Jadi, batas-batas nilai x adalah 0 < x Diketahui pertidaksamaan. Penyelesaian pertidaksamaan tersebut adalah... Penyelesaian: y > y kedua ruas dikurangi > > 18 y < (tanda ketidaksamaan dibalik) y < Diketahui pertidaksamaan. Penyelesaian pertidaksamaan tersebut adalah...

121 107 Penyelesaian: kedua ruas dikurangi > kedua ruas ditambah kedua ruas dibagi... > Selesaikan pertidaksamaan dengan benar! Penyelesaian: kedua ruas dikurangi < < kedua ruas ditambah... < 72 kedua ruas dibagi... x =... Pertanyaan: Apa yang dapat kalian simpulkan dari kegiatan ini? Jelaskan Selamat Berdiskusi

122 No Indikator keaktifan Kriteria Skor 8 8 PEDOMAN OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA 1 Memperhatikan penjelasan guru 2 Aktif berdiskusi dalam kelompok 3 Memberi kesempatan kepada teman untuk berpendapat 4 Saling membantu dalam menyelesaikan masalah 5 Mempresentasikan hasil belajar di depan kelas Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak 1 perlu (bicara sendiri, tiduran, bercanda, dan sebagainya). Siswa terlihat tenang, tetapi tidak memperhatikan penjelasan guru (melamun). 2 Siswa memperhatikan dan merespon dengan antusias (menanggapi). 4 Siswa berpendapat apabila diminta oleh anggota lain dalam kelompoknya. 2 Siswa memberikan pendapat tetapi tidak menanggapi pendapat orang lain. 3 Siswa memberikan pendapat dan menanggapi pendapat orang lain. 4 Siswa merespon negatif (acuh) ketika anggota lain berpendapat. 2 Siswa mendengarkan pendapat orang lain dalam kelompoknya. 3 Siswa memberikan kesempatan kepada teman untuk berpendapat dan 4 Siswa ribut sendiri ketika anggota kelompok yang lain sedang menyelesaikan 1 Siswa mau bekerjasama dengan anggota yang lain dalam menyelesaikan masalah. 4 Siswa mempresentasikan hasil belajar berkelompoknya setelah ditunjuk guru. 1 Siswa berani mempresentasikan hasil belajarnya tanpa menunggu ditunjuk oleh 2 Siswa memperhatikan penjelasan, tetapi kurang merespon. 3 Siswa hanya diam saja. 1 Siswa memonopoli jalannya diskusi kelompok. 1 menanggapinya dengan antisius (menguatkan/menyanggah). masalah. Siswa hanya diam, tidak ikut menyelesaikan masalah. 2 Siswa mengerjakan sendiri dalam menyelesaikan masalah 3

123 9 6 Menjawab pertanyaan guru atau siswa lain 7 Membuat ringkasan materi dengan baik 8 Mengerjakan evaluasi secara individu guru. Siswa hanya menyampaikan hasil belajar berkelompoknya saja tanpa menjelaskan. 3 Siswa dapat mempresentasikan dan menjelaskan hasil belajar berkelompoknya 4 Siswa merespon pertanyaan setelah diarahkan guru dan tidak menjawab. 2 Siswa merespon dan menjawab pertanyaan dengan jawaban yang belum tepat. 3 Siswa merespon dan menjawab dengan benar setiap pertanyaan. 4 Siswa membuat catatan kecil di sela-sela Lembar Kerja Siswa (LKS). 2 Siswa membuat membuat ringkasan materi di buku catatan dengan urut dan rapi. 4 dengan lancar Siswa tidak merespon pertanyaan (hanya diam). 1 Siswa tidak membuat ringkasan materi. 1 Siswa membuat ringkasan di kertas dan tidak secara urut. 3 Siswa menyalin jawaban teman berbeda meja. 1 Siswa mengerjakan tes dengan melirik pekerjaan siswa lain. 2 Siswa mengerjakan tes diskusi dengan teman satu meja. 3 Siswa mengerjakan tes sendiri tanpa bantuan siswa lain. 4

124 LAMPIRAN KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA NO. Indikator keaktifan siswa Nomor aspek pengamatan 1. Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar 1, 7, 6 mengajar 2. Keberanian siswa 5, 2 3. Kedisiplinan siswa 8 4. Kerja sama 4, 3 Purworejo, Oktober 2013 Peneliti, Kharis Purwono NIM

125 LEMBAR VALIDASI OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA Mata Pelajaran A. Pada lembar observasi ini terdapat 8 komponen keaktifan siswa yang diamati, Bapak/ Ibu dimohon memberi penilaian pada tiap : Matematika Kelas/ Semester : VII A/ Ganjil komponen dengan cara memberi tanda centang ( ) pada kolom yang tersedia dan dimohon memberi penjelasan pada kolom keterangan. B. Apakah komponen-komponen di bawah ini dapat digunakan untuk mewakili pengukuran keaktifan siswa terhadap pembelajaran. No Aktivitas yang Diamati 1. Memperhatikan penjelasan guru 2. Aktif berdiskusi dalam kelompok 3. Memberi kesempatan kepada teman untuk berpendapat 4. Saling membantu dalam menyelesaikan masalah 5. Mempresentasikan hasil belajar di depan kelas 6. Menjawab pertanyaan guru atau siswa lain Mudah Dipahami Bahasa Aspek yang diamati Keterangan Kesesuaian dengan Item Digunakan Indikator Sulit Ya Tidak Diterima Direvisi Dipahami

126 Purworejo, April 2013 Validator Suyoto, M. Pd NIDN Membuat ringkasan materi dengan baik Mengerjakan evaluasi secara individu

127 3 LEMBAR VALIDASI OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA Mata Pelajaran A. Pada lembar observasi ini terdapat 8 komponen keaktifan siswa yang diamati, Bapak/ Ibu dimohon memberi penilaian pada tiap : Matematika Kelas/ Semester : VII A/ Ganjil komponen dengan cara memberi tanda centang ( ) pada kolom yang tersedia dan dimohon memberi penjelasan pada kolom keterangan. B. Apakah komponen-komponen di bawah ini dapat digunakan untuk mewakili pengukuran keaktifan siswa terhadap pembelajaran. No Aktivitas yang Diamati 1. Memperhatikan penjelasan guru 2. Aktif berdiskusi dalam kelompok 3. Memberi kesempatan kepada teman untuk berpendapat 4. Saling membantu dalam menyelesaikan masalah 5. Mempresentasikan hasil belajar di depan kelas 6. Menjawab pertanyaan guru atau siswa lain Mudah Dipahami Bahasa Aspek yang diamati Keterangan Kesesuaian dengan Item Digunakan Indikator Sulit Ya Tidak Diterima Direvisi Dipahami

128 Purworejo, April 2013 Validator Drs. Imam Pratomo, M. Pd NIP Membuat ringkasan materi dengan baik Mengerjakan evaluasi secara individu

129 J LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA SIKLUS I Mata pelajaran : Matematika Kelas : VII-A Tahun Pelajaran : 2013/2014 Beri tanda check list (V) pada kolom lembar observasi berikut ini! K Indikator Penilaian Memper hatikan penjelas an guru Dafita Sari Sri Wulandari Tina Novalia Ummi Hanik Imam Burhanudin Halimatus Sakdiyah Yugi Aristiyani Safiq Mujtaba Bagus Setya Utama Zainal Adib Nasihun Amin Aktif berdisku si dalam kelom pok Member i kesem patan kepada teman untuk berpend apat Saling memban tu dalam menyele saikan masalah Mempre sentasik an hasil belajar di depan kelas Menja wab pertanya an guru atau siswa lain Mem buat ringkasa n materi dengan baik Mengerj aka n evaluasi secara individu Nama

130 Farhadul Assad Akhmad Abdur Ro uf Turahim Aimmatul Mahyati Nurngaini Ahmad Trinuryono Mufidun Mashlah Novita Indah Sari Laila Nur Safitri Ahmat Omkhan Nur Akhmad Saifurrohman Hidayatul Mustafidah Lina Wahyu Utami Ifa Aviyati Ika Aprilia Lina Mudiyawati Elisa Atika Aulia Sartika Siti Ma rifatul Mutoharoh Veni Listiyaningsih Zumrotul Wasi ah Mufidun Mashlah Rizal Alif Fachrur Reza Mahliyatul Masfufah

131 Purworejo, Oktober Keterangan : K : Kelompok J : Jumlah Skor Pengamat II Pengamat I Naning Sri Muningsih S,Pd Khusnul Khotimah, S,Pd. Si NIP

132

133

134

135 LAMPIRAN DAFTAR NAMA SISWA KELAS VII-A MTs N BENER PURWOREJO TAHUN 2013/2014 NO NIS NAMA L/P KETERANGAN Ahmad Tri Nuryono L Ahmat Omkhan L Aimmatul Mahyati P Ahmad Abdur Ro uf L Alif Fachrur Reza L Atika Aulia Sartika P Bagus Setya Utama L Dafita Sari P Elisa P Farhadul Assadz L Halimatus Sakdiyah P Hidayatul Mustafidah P Ifa Aviyati P Ika Aprilia P Imam Burhanudin L Laila Nur Safitri P Lina Mudiyawati P Lina Wahyu Utami P Mahliyatul Masfufah P Mufidun Mashlah L Nasihun Amin L Novita Indah Sari P Nur Akhmad Saifurrohman L Nurngaini P Rizal L Safiq Mujtaba L Siti Mahfiroh P Siti Ma rifatul Muthoharoh P Siti Wulandari P Tina Novalia P Turahim L Ummi Hanik P Veni Listyaningsih P Yugi Aristiyani P Zainal Adib L Zumrotul Wasi ah P L = 14 P = 22

136 LAMPIRAN DAFTAR NAMA KELOMPOK KELOMPOK 1 1. Dafita Sari 2. Sri Wulandari 3. Tina Novalia 4. Ummi Hanik KELOMPOK 2 1. Halimatus Sakdiyah 2. Safiq Mujtaba 3. Imam Burhadin 4. Yugi Aristiyani KELOMPOK 3 1. Bagus Setya Utama 2. Zainal Adib 3. Nasihun Amin 4. Farhadul Assad KELOMPOK 4 1. Akhmad Abdur Ro uf 2. Turahim 3. Aimmatul Mahyati 4. Nurngaini KELOMPOK 5 KELOMPOK 6 1. Akhmat Omkhan 2. Nur Akhmad saifurrohman 3. Hidayatul Mustafidah 4. Lina Wahyu Utami KELOMPOK 7 1. Ifa Aviyati 2. Ika Aprilia 3. Lina Mudiyawati 4. Elisa KELOMPOK 8 1. Atika Aulia Sartika 2. Siti Ma rifatul Muthoharoh 3. Veni Listiyaningsih 4. Zumrotul Wasi ah KELOMPOK 9 1. Rizal 2. Mahliyatul Masfufah 3. Mufidun Mashlah 4. Alif Fachrur Reza 1. Ahmad Trinuryono 2. Siti Mahfiroh 3. Novita Indah Sari 4. Laila Nur Safitri

137 Rekapitulasi Data Hasil Keaktifan Siswa Siklus I Mata pelajaran : Matematika Kelas : VII-A Tahun Pelajaran : 2013/2014 Beri tanda check list (V) pada kolom lembar observasi berikut ini! K Indikator Penilaian Memper hatikan penjelas an guru Aktif berdisku si dalam kelom pok Member i kesem patan kepada teman untuk berpend apat Saling memban tu dalam menyele saikan masalah Mempre sentasik an hasil belajar di depan kelas Menja wab pertanya an guru atau siswa lain Mem buat ringkasa n materi dengan baik Mengerj aka n evaluasi secara individu J Nama Dafita Sari Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 16 Sri Wulandari Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 16 1 Tina Novalia Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 11 Ummi Hanik Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 19 Imam Burhanudin Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 17 Halimatus Sakdiyah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 16

138 2 Yugi Aristiyani Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 14 Safiq Mujtaba Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 14 Bagus Setya Utama Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 27 Zainal Adib Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 20 3 Nasihun Amin Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 19 Farhadul Assad Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 15 Akhmad Abdur Ro uf Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 19 Turahim Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 14 4 Aimmatul Mahyati Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 18 Nurngaini Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 15 Ahmad Trinuryono Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 28 Mufidun Mashlah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 22 5 Novita Indah Sari Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 19 Laila Nur Safitri Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 18 Ahmat Omkhan Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 15 Nur Akhmad Saifurrohman Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 14

139 6 Hidayatul Mustafidah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 17 Lina Wahyu Utami Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 13 Ifa Aviyati Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 20 Ika Aprilia Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 19 7 Lina Mudiyawati Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 16 Elisa Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 18 Atika Aulia Sartika Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 16 Siti Ma rifatul Mutoharoh Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 14 8 Veni Listiyaningsih Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 14 Zumrotul Wasi ah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 14 Mufidun Mashlah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 15 9 Rizal Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 14 Alif Fachrur Reza Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 19 Mahliyatul Masfufah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 27 Jumlah R 705

140 Persentase Keaktifan Belajar Siswa Siklus I N P = = 100 = 61,19% Keterangan: N P : Nilai persentase yang dicari atau diharapkan R : Skor mentah pengumpulan data SM : Skor maksimum ideal dari tes yang digunakan

141

142

143

144 Validator Khusnul Khotimah, S.pd, Si NIP Catatan validator:

145 LAMPIRAN SOAL EVALUASI AKHIR SIKLUS I Jawablah soal di bawah ini dengan benar! 1. Selesaikan penyelesaian dari persamaan dibawah ini dengan menambah atau mengurangi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama. a. b. c. 2. Selesaikan penyelesaian dari persamaan dibawah ini dengan mengalikan atau membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama. a. = b. c. = 5 d. 3. Umur Pak Agus 3 kali umur Iwan. Jika umur Pak Agus 22 tahun lebih tua dari umur Iwan. Tentukan umur Iwan sekarang? 4. Intan memikirkan sebuah bilangan. Jika bilangan itu dikalikan 2, kemudian dikurangi 3 maka hasilnya 19. Bilangan itu adalah? 5. Surya membeli 2 buku. Uang Surya sepuluh ribuan dan Ia mendapat uang kembali sebesar Rp 4.000,00. Maka harga 1 bukunya adalah? Selamat Mengerjakan

146 LAMPIRAN Kunci Jawaban 1. a b. 2 ` c a. 2 ( ) ( ) 2 2 b c. 2 d Misal: Umur Iwan = x tahun

147 133 Maka umur Iwan = 3x 2 Umur Iwan = Umur Pak Agus Misal: Bilangan = x 2 5. Misal: 1 buku = x 2 2 buku = 2x 2 Jadi harga 1 bukunya adalah 3.000, Jumlah Bobot = 100

148

149 LAMPIRAN ANALISIS HASIL TES KETUNTASAN BELAJAR SIKLUS I SISWA KELAS VII-A No Nama Nilai Ketuntasan Belajar Ya Tidak 1 Ahmad Tri Nuryono 74 2 Ahmat Omkhan 45 3 Aimmatul Mahyati 42 4 Akhmad Abdur Ro uf 75 5 Alif Fachur Reza 62 6 Atika Aulia Sartika 77 7 Bagus Setya Utama 78 8 Dafita Sari 47 9 Elisa Farhadul asadz Halimatus Sakdiyah Hidayatul Mustafidah Ifa Aviyati Ika aprilia Imam Burhanudin Laila Nur Safitri Lina Mudiyati Lina Wahyu Utami Mahliyatul Masfufah Mufidun Mashlah Nasihun Amin Novita Indah Sari Nur Akhmad Saifurrohman Nurngaini Rizal Safiq Mujtaba Siti Mahfiroh Siti Ma rifatul Muthoharoh Siti Wulandari Tina Novalia Turahim Ummi Hanik Veni Listyaningsih Yugi Aristiyani Zainal Adib Zumrotul Wasi ah 73 Jumlah Rata-rata 64

150 J LAMPIRAN 20 8 Mata pelajaran : Matematika Kelas : VII-A Tahun Pelajaran : 2013/2014 LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA SIKLUS II Beri tanda check list (V) pada kolom lembar observasi berikut ini! K Indikator Penilaian Memper hatikan penjelas an guru Dafita Sari Sri Wulandari Tina Novalia Ummi Hanik Imam Burhanudin Halimatus Sakdiyah Yugi Aristiyani Safiq Mujtaba Bagus Setya Utama Zainal Adib Nasihun Amin Aktif berdisku si dalam kelom pok Member i kesem patan kepada teman untuk berpend apat Saling memban tu dalam menyele saikan masalah Mempre sentasik an hasil belajar di depan kelas Menja wab pertanya an guru atau siswa lain Mem buat ringkasa n materi dengan baik Mengerj aka n evaluasi secara individu Nama

151 Farhadul Assad Akhmad Abdur Ro uf Turahim Aimmatul Mahyati Nurngaini Ahmad Trinuryono Mufidun Mashlah Novita Indah Sari Laila Nur Safitri Ahmat Omkhan Nur Akhmad Saifurrohman Hidayatul Mustafidah Lina Wahyu Utami Ifa Aviyati Ika Aprilia Lina Mudiyawati Elisa Atika Aulia Sartika Siti Ma rifatul Mutoharoh Veni Listiyaningsih Zumrotul Wasi ah Mufidun Mashlah Rizal Alif Fachrur Reza Mahliyatul Masfufah

152 Purworejo, Oktober Keterangan : K : Kelompok J : Jumlah Skor Pengamat II Pengamat I Naning Sri Muningsih S,Pd Khusnul Khotimah, S,Pd. Si NIP

153

154

155 Purworejo, Oktober 2013 Keterangan : K : Kelompok J : Jumlah Skor Pengamat II Pengamat I Naning Sri Muningsih S,Pd Khusnul Khotimah, S,Pd. Si NIP

156 LAMPIRAN 21 Mata pelajaran : Matematika Kelas : VII-A Tahun Pelajaran : 2013/2014 REKAPITULASI DATA HASIL KEAKTIFAN SISWA SIKLUS II Beri tanda check list (V) pada kolom lembar observasi berikut ini! K Indikator Penilaian Memper hatikan penjelas an guru Aktif berdisku si dalam kelom pok Member i kesem patan kepada teman untuk berpend apat Saling memban tu dalam menyele saikan masalah Mempre sentasik an hasil belajar di depan kelas Menja wab pertanya an guru atau siswa lain Mem buat ringkasa n materi dengan baik Mengerj aka n evaluasi secara individu Nama Dafita Sari Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 27 Sri Wulandari Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 27 Tina Novalia Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 16 Ummi Hanik Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 23 Imam Burhanudin Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 22 Halimatus Sakdiyah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 27 Yugi Aristiyani Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 22 Safiq Mujtaba Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 23 Bagus Setya Utama Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 25 Zainal Adib Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 21 Nasihun Amin Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 21 Farhadul Assad Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 26 J

157 Akhmad Abdur Ro uf Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 24 Turahim Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 19 Aimmatul Mahyati Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 22 Nurngaini Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 25 Ahmad Trinuryono Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 25 Mufidun Mashlah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 24 Novita Indah Sari Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 19 Laila Nur Safitri Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 23 Ahmat Omkhan Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 21 Nur Akhmad Saifurrohman Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 24 Hidayatul Mustafidah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 19 Lina Wahyu Utami Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 23 Ifa Aviyati Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 30 Ika Aprilia Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 30 Lina Mudiyawati Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 22 Elisa Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 28 Atika Aulia Sartika Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 20 Siti Ma rifatul Mutoharoh Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 26 Veni Listiyaningsih Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 25 Zumrotul Wasi ah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 22 Mufidun Mashlah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 19 Rizal Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 16 Alif Fachrur Reza Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 16 Mahliyatul Masfufah Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ 16 Jumlah R 830

158 6 Persentase Keaktifan Belajar Siswa Siklus I N P = = 100 = 72,04% Keterangan: N P : Nilai persentase yang dicari atau diharapkan R : Skor mentah pengumpulan data SM : Skor maksimum ideal dari tes yang digunakan

159

160

161 Validator Khusnul Khotimah, S.pd, Si NIP Catatan validator:

162 LAMPIRAN KISI-KISI SOAL SIKLUS II Nama Validator : Jabatan : Standar Kompetensi Menggunakan bentuk al jabar, persamaan dan pertidaksamaa n linier satu variabel dan perbandingan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar Menyelesaik an model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan linier satu variabel Indikator a. Menyelesaikan model matematika suatu masalah berkaitan dengan PLSV b. Menyelesaikan model matematika suatu masalah berkaitan dengan PtLSV Indikator Soal Membuat model matematika dan menyelesaikan persamaan linier satu variabel Membuat model matematika dan menyelesaikan pertidaksamaan linier satu variabel No Soal 3, 4 1, 2, 5 Validator (...)

163 LAMPIRAN SOAL EVALUASI AKHIR SIKLUS II Jawablah pernyataan di bawah ini dengan benar! 1. Selesaikan penyelesaian dari pertidaksamaan dibawah ini a. 3 b. c. d. 2. Selesaikan penyelesaian dari pertidaksamaan dibawah ini a. 2 b. c. 3. Penyelesaian dari adalah Selesaikan himpunan penyelesaian dari dengan peubah (variabel)? 5. Untuk variabel pada bilangan asli kurang dari 8, tentukan grafik penyelesaian dari Selamat Mengerjakan

164 LAMPIRAN Kunci Jawaban 1. a b c. 2 d a b. ( ) c ( )

165 * Jumlah Bobot = 100

166

167 LAMPIRAN ANALISIS HASIL TES KETUNTASAN BELAJAR SIKLUS II SISWA KELAS VII-A No Nama Nilai Ketuntasan Belajar Ya Tidak 1 Ahmad Tri Nuryono 84 2 Ahmat Omkhan 74 3 Aimmatul Mahyati 73 4 Akhmad Abdur Ro uf 78 5 Alif Fachur Reza 54 6 Atika Aulia Sartika 78 7 Bagus Setya Utama 50 8 Dafita Sari 75 9 Elisa Farhadul asadz Halimatus Sakdiyah Hidayatul Mustafidah Ifa Aviyati Ika aprilia Imam Burhanudin Laila Nur Safitri Lina Mudiyati Lina Wahyu Utami Mahliyatul Masfufah Mufidun Mashlah Nasihun Amin Novita Indah Sari Nur Akhmad Saifurrohman Nurngaini Rizal Safiq Mujtaba Siti Mahfiroh Siti Ma rifatul Muthoharoh Siti Wulandari Tina Novalia Turahim Ummi Hanik Veni Listyaningsih Yugi Aristiyani Zainal Adib Zumrotul Wasi ah 88 Jumlah Rata-rata 77,61

168

169

170

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA Kharis Purwono; Nila Kurniasih; Heru Kurniawan Program Studi Pendidikan Matematika Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah hasil akhir baik berupa perilaku, maupun pengetahuan (kognitif) yang terjadi setelah proses pembelajaran dalam rangka memperoleh suatu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Krulik dan Rudnick (Fachrurazi, 2011: 81) mengemukakan bahwa yang termasuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Krulik dan Rudnick (Fachrurazi, 2011: 81) mengemukakan bahwa yang termasuk 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Berpikir Kritis Matematik Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Krulik

Lebih terperinci

LINA PUTRI NANDA SARI A.510

LINA PUTRI NANDA SARI A.510 PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAJANG III SURAKARTA TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh: LINA PUTRI NANDA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS Nurhayati, Nila Kurniasih, Dita Yuzianah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang cocok dan relevan adalah penelitian tindakan kelas (classroom

Lebih terperinci

ISRINA ENDANG WIDIASTUTI A54D090003

ISRINA ENDANG WIDIASTUTI A54D090003 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME BANGUN RUANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GARANGAN KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR 1 Afta Rahmat Zayn, 2 Sunyoto, dan 3 Tri Murti Universitas Negeri Malang E-mail: rahmatzayn@ymail.com

Lebih terperinci

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014 UPAYA MENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATIC PROJECT SISWA KELAS X MC SMK TAMANSISWA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Keaktifan Belajar a. Pengertian Keaktifan Belajar Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreatifitas siswa melalui berbagai interaksi

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015 Artikel Skripsi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA MATERI KESEBANGUNAN SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Vita Heprilia Dwi Kurniasari NIM

SKRIPSI. Oleh : Vita Heprilia Dwi Kurniasari NIM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN HASIL BELAJAR SISWA SUB POKOK BAHASAN MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI ALJABAR SEDERHANA DAN FUNGSI KUADRAT PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan teori-teori pendidikan pada masa ini adalah hal yang marak dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas 2003:5).

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas 2003:5). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam pengertian pengajaran di sekolah adalah suatu usaha yang bersifat sadar, sistematis dan terarah agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 45 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2) PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT BENDA KELAS III SEMESTER GANJIL DI SDN 1 DAWUAN KECAMATAN SUBOH KABUPATEN SITUBONDO TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

Lebih terperinci

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA-KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SEDERHANA BERBASIS BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 MUARA BATU Juwairiah 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII Dani Nur Khasanah; Nila Kurniasih Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Oleh RIYADI NIM :

SKRIPSI. Diajukan kepada : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Oleh RIYADI NIM : SKRIPSI PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) MATERI CINTA TANAH AIR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING SISWA KELAS IV SDN 3 BADEGAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Reciprocal Teaching, kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar

ABSTRAK. Kata kunci: Reciprocal Teaching, kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 1 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Kistya Rindika, Puji Nugraheni,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP 2 SUSUKAN kelas VII F semester 2 tahun pelajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa, terdiri dari siswa

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL OLEH AHMAD DENNIS WIDYA PRADANA NIM 110151411533 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Pendidikan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Pendidikan Matematika PENINGKATAN KEDISLIPINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI MISSOURI MATHEMATICS PROJECT BAGI SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 CEPU TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Inkuiri Menurut Sund, yang dikutip oleh Suryasubroto (1993), menyatakan bahwa discovery merupakan bagian dari inquiry atau inquiry merupakan perluasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang ada pada individu anak, baik kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang ada pada individu anak, baik kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memperhatikan pendidikan bagi anak-anak bangsa. Fungsi pendidikan itu sendiri adalah untuk membantu mengembangkan potensi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI AKTIF CARD SORT (PTK Pembelajaran Matematika Bagi Siswa kelas VII Semester Genap SMP Negeri 4 Boyolali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Sekolah SD Negeri Karanganyar 03 terletak di Desa Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Sekolah Dasar ini berdiri pada tahun 1985, pemerintah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) Sri Rahayu Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: rarakirana_yunanto@yahoo.co.id

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II SD KECANDRAN 01 SALATIGA 2015/2016 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dalam Indarwati Rohana, Puji Nugraheni Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: indarwatirohana@yahoo.co.id

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI TIPE BUZZ GROUP DENGAN MEDIA PERMAINAN CROSSWORD PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII.6 SMP NEGERI 1 GROBOGAN TAHUN

Lebih terperinci

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek 78 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI PENGARUH SINAR MATAHARI TERHADAP KONDISI ALAM DAN KEHIDUPAN DI BUMI MELALUI METODE EKSPERIMEN

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA SISWA KELAS III SDN GADINGKULON 01 MALANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA SISWA KELAS III SDN GADINGKULON 01 MALANG PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA SISWA KELAS III SDN GADINGKULON 01 MALANG SKRIPSI OLEH : OLEH: PENI SYAFINATIN NAJAH NIM : 201110430311325

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh adalah berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning dan pengamatan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI Oleh Sartinem NPM 11266100002 PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Tindakan Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Adapun jenis tindakan yang diteliti adalah sebagai berikut. 1. Kemampuan siswa dalam membaca pantun dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.2014/2015 Martogi Bangun Sianturi Guru Mata Pelajaran Fisika SMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari hari. Pencapaian tujuan pendidikan ini bisa ditempuh

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari hari. Pencapaian tujuan pendidikan ini bisa ditempuh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan utama yang wajib dipenuhi dalam upaya peningkatan taraf hidup bermasyarakat. Dari pendidikan inilah diperoleh perubahan pengetahuan,

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar Pada Universitas Kristen Satya Wacana. Disusun oleh : PURWATI

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar Pada Universitas Kristen Satya Wacana. Disusun oleh : PURWATI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 3 KANDANGAN KECAMATAN PURWODADI KABUPATENGROBOGAN SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi.

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN READING GUIDE DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN SISWA KELAS VII A SEMESTER II SMP NEGERI 3 KARTASURA TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek 114 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN BAGIAN TUMBUHAN MELALUI METODE KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 3 MALASAN KECAMATAN

Lebih terperinci

USAHA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA MELALUI SISTEM TUTORIAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA

USAHA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA MELALUI SISTEM TUTORIAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA USAHA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA MELALUI SISTEM TUTORIAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Di SMP Negeri 2 Geyer Grobogan ) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

JEMBER TAHUN PELAJARAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII A

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII A PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII A Ibnu Mubarak Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

Rinendah Sihwinedar 16

Rinendah Sihwinedar 16 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL) PADA SISWA KELAS III SDN REJOAGUNG 01 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Rinendah Sihwinedar

Lebih terperinci

Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo

Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo Asmawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh DWIJAYA PUTRI IRIANY Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI. Oleh DWIJAYA PUTRI IRIANY Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 PURWODADI KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI STRATEGI SCRAMBLE

PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI STRATEGI SCRAMBLE PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI STRATEGI SCRAMBLE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI SAMBIDUWUR 2 KECAMATAN TANON KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 SAFITRI

Lebih terperinci

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI BANYUANYAR II SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung

Lebih terperinci

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta) PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL TREFFINGER (PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) 0 STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) ( Studi Fenomenologi di SMP N 2 Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011 ) SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Guna

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 JURNAL Oleh : MARYUNINGSIH K8411045

Lebih terperinci

Oleh: Maelah SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek

Oleh: Maelah SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME, NO., DESEMBER 0 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI MUATAN LISTRIK MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi: a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang meliputi wawancara

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BARTER SOAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS VIII-F SMPN 3 NGUNUT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENERAPAN METODE BARTER SOAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS VIII-F SMPN 3 NGUNUT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENERAPAN METODE BARTER SOAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS VIII-F SMPN 3 NGUNUT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh : Insiyatun Guru SMPN 3 Ngunut ABSTRAK.Tujuan penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) Yusuf Arman Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dwi Widi Andriyana,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dwi Widi Andriyana,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan bergulirnya era globalisasi dalam segala bidang banyak hal berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan termasuk pendidikan. Pendidikan merupakan salah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Dwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN

Dwi Ambarwati 1.   PENDAHULUAN TERSEDIA SECARA ONLINE http://journal2.um.ac.id/index.php /jpg/ JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Tahun 22, No. 2, Juni 2017 Halaman: 76-84

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimen ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 15 April 2016 sampai dengan 2 Mei

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan istilah PTK. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada hakikatnya merupakan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki 31 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DI KELAS VI SD NEGERI NO181/VII GURUH BARU II MANDIANGIN.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DI KELAS VI SD NEGERI NO181/VII GURUH BARU II MANDIANGIN. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DI KELAS VI SD NEGERI NO181/VII GURUH BARU II MANDIANGIN Oleh Mauludin ABSTRAK Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Jigsaw Hasil

Lebih terperinci

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATIC PROJECT (MMP)UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA DIKELAS VII A SMPN NEGERI 17 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Jenis Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di kelas 1 SD Negeri Salatiga 12, yang beralamat di jalan Domas 54 Salatiga 50711 Kelurahan Salatiga

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Opi Pradita, Mestawaty, As, dan Sarjan N. Husain Mahasiswa

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 Skripsi OLEH:

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA Atik Dwi Kurniati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: atikdwi_kurniati@gmail.com

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT KELAS V SDN MUNCAR 02 SUSUKAN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pendekatan pembelajaran, RME, Keaktifan Belajar, Prestasi Belajar

Kata Kunci: Pendekatan pembelajaran, RME, Keaktifan Belajar, Prestasi Belajar UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) PADA SISWA KELAS V SD N I BANJAREJO TAHUN 2012/2013 Siti Muslihah Program

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE (IOC) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS V MATA PELAJARAN IPA SD NEGERI BANYUBIRU 1 NGAWI TAHUN AJARAN 2013/ 2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK BERBANTUAN TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII C SMP N 6 PURWOREJO Anggun Kurnia Wakhidah Program

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG SKRIPSI Oleh : Rully Agustina NIM. 070210192039 PROGRAM

Lebih terperinci

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA INDIKATOR KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN NGLETIH KABUPATEN KEDIRI YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 6 Karanganyar

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU. Oleh : Agus Sunaryo

PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU. Oleh : Agus Sunaryo PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU Oleh : Abstrak Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan aktifitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci