HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN. Diah Eko Martini ABSTRAK.
|
|
- Hadian Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN Diah Eko Martini ABSTRAK. Kontrasepsi hormonal 1 bulan merupakan Alat atau obat yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya yang mengandung preparat estrogen dan progesterone. Preparat tersebut dapat memiliki efek samping terjadi perubahan berat badan, sehingga dari efek samping yang ditimbulkan inilah banyak akseptor KB yang enggan untuk menggunakannya dalam jangka waktu yang lama, selain itu peningkatan berat badan akan meningkatkan pula resiko penyakit vaskuler. Tujuan penelitian ini adalah menegetahui hubungan lama pemakaian KB suntik 3 bulan dengan perubahan berat badan akseptor KB di. Desain penelitian ini adalah cross sectional, populasinya adalah semua akseptor KB Suntik 1 bulan yang berkunjung di BPS Ny. Yuliana dengan sampel sebanyak 35oranng yang diambil dengan menggunakan tehnik consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan buku register KB selanjutnya uji hipotesisnya menggunakan uji koefisien kontingensi. Hasil penelitian ini menunjukkan hampir sebagian responden lama pemakaian KB suntik 1 bulan berada pada kategori lama yaitu 26 orang ( 74,29% ), dan sebagian besar responden mengalami perubahan berat badan tidak normal yaitu 19 orang ( 54,29% ). Hasil uji statistik diperoleh p = 0,003 ( p < 0,05), sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan lama pemakaian KB suntik 1 bulan dengan perubahan berat badan akseptor KB di. Oleh karena itu, tenaga kesehatan harus tetap melakukan penyuluhan bagi akseptor KB suntik 1 bulan untuk lebih mengatur pola makan dan pola aktivitas sehingga perubahan berat badan dapat diminimalkan Kata kunci : Lama Pemakaian, KB Suntik 1 Bulan, Perubahan Berat Badan PENDAHULUAN. Keluarga berencana merupakan suatu metode pengendalian kelahiran yang memungkinkan pasien untuk menunda atau mencegah reproduksi,mengatasi akibat dari beban kelebihan penduduk didunia (Hacker, 2001). Upaya kesehatan reproduksi harus memiliki kualitas yang sebaik-baiknya. Layanan kontrasepsi berkualitas tinggi mencakup penyediaan pilihan yang aman dan sesuai bagi wanita dan pria, Program harus menyediakan beragam jenis metode untuk memenuhi berbagai kebutuhan individu dan pasangan yang berbeda-beda. Program tersebut juga mencakup pemberian informasi yang akurat dan lengkap untuk wanita dan pria mengenai pilihan-pilihan yang cocok dan memungkinkan mereka memilih secara bebas suatu metode yang paling sesuai dengan kebutuhan (Pendit, 2007). Beberapa macam metode kontrasepsi yang dapat digunakan adalah metode sederhana, hormonal, kontrasepsi tanpa hormonal, kontrasepsi dalam rahim dan kontrasepsi mantap (Saifuddin, 2010). Salah satu kontrasepsi yang paling diminati sekarang adalah kontrasepsi hormonal, yaitu obat yang mengandung preparat estrogen dan progesterone. Kontrasepsi hormonal tersedia dalam sejumlah bentuk yang berbeda yaitu pil, suntikan, implan(varney, 2006). Salah satu Kontrasepsi hormonal adalah jenis suntik 1 bulan dan 3 bulan. Dan yang sering dipakai 1 bulan karena mempunyai SURYA 17 Vol.03, No.XVI, Desember 2013
2 keunggulan utama adalah kesederhanaan cara pemberian serta durasi kerja yang lama(glasier, 2005). Akan tetapi tidak jarang Akseptor KB 1 bulan mengeluhkan berbagai efek samping dari KB suntik tersebut diantaranya adalah penambahan Berat badan. Pertambahan berat badan sebenarnya ini jarang disebabkan oleh progesteron dosis rendah, tetapi mungkin menjadi masalah bagi sebagian kecil pemakai estrriol dan turunan progesterone. Pertambahan ringan sebesar 1-2 kg sering kemudian menjadi stabil setelah pemakaian dilanjutkan tetapi sejumlah kecil wanita terus mengalami pertambahan berat badan moderat selama mereka memakai metode tersebut. Mekanisme utama tampaknya adalah peningkatan nafsu makan disertai peningkatan penimbunan simpanan lemak, walaupun mungkin juga terdapat efek anabolik ringan (Glasier, 2005). Menurut data tahun 2010 jumlah Akseptor KB di Puskesmas lamongan sebanyak rang, 760 (50,71%) diantaranya menggunakan KB suntik. Sedangkan di BPS Ny. Yuliana Kabupaten lamongan jumlah akseptor KB 105 orang, 63 (60%) diantaranya menggunakan KB suntik, dari jumlah tersebut 18 (28,57%) menggunakan KB suntik 3 bulan dan 45 (71,42%) menggunakan suntik 1 bulan. Berdasarkan data survey awal yang dilakukan penelitian pada tanggal 29 oktober 2011 dari 15 akseptor KB suntik 1 bulan didapatkan data 10 (66,67%) menyatakan mengalami penambahan Berat badan atau tambah gemuk. Dari jumlah tersebut, 7 (70%) orang menyatakan berat badanya meningkat setelah pemakaian lebih dari satu tahun dan 3 (30%) orang menyatakan berat badanya meningkat setelah pemakaian kurang dari satu tahun dengan Rata-rata kenaikan berat badanya mencapai 2,3 kg. Dari data tersebut didapatkan bahwa banyak akseptor KB yang mengalami kenaikan berat badan setelah pemakaian KB suntik 1 bulan. Faktor yang mempengaruhi perubahan berat badan akseptor KB suntik adalah adanya hormon progesteron yang kuat sehingga merangsang hormon nafsu makan yang ada di hipotalamus. Dengan adanya nafsu makan yang lebih banyak dari biasanya tubuh akan kelebihan zat gizi. Kelebihan gizi oleh hormon progesteron dirubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit. Perubahan berat badan ini akibat adanya penumpukan lemak yang berlebih hasil sintesa dari karbohidrat menjadi lemak (Mansjoer, 2003). Kegemukan atau bertambahnya berat badan akseptor KB suntik selain disebabkan oleh faktor hormonal juga disebabkan faktor yang lain diantaranya yaitu faktor genetik, faktor lingkungan, faktor psikis, faktor obat-obatan, dan aktivitas fisik (Glasier, 2005). Kegemukan cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik, terapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya kegemukan. Faktor lingkungan (perilaku/gaya hidup) juga memegang peranan yang cukup berarti. Faktor psikis merupakan apa yang ada dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makan karena banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. Obat-obatan tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti depresi) bisa menyebabkan penambahan berat badan. Aktifitas fisik yang kurang kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas. Seseorang cenderung yang mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak memerlukan aktifitas fisik yang seimbang akan mengalami obesitas atau kegemukan. Dengan penimbunan lemak yang berlebihan dari pada yang diperlukan untuk fungsi tubuh akan membawa dampak atau merupakan faktor resiko untuk terjadinya berbagai jenis penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, reumatik, dan berbagai jenis penyakit keganasan (kanker) dan gangguan kesehatan lain (Mansjoer, 2003). Dengan perubahan berat badan pada seseorang wanita ada yang beranggapan dapat mengurangi kecantikan, meskipun ada juga beranggapan SURYA 18 Vol.03, No.XVI, Desember 2013
3 biasa saja tidak berpengaruh pada penampilan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Welling (2007) yang menyatakan bahwa Peran progestin dan estrogen dalam kontrasepsi hormonan dan kemungkinannya dapat menyebabkan perubahan berat badan merupakan hal yang kompleks. Akan tetapi, Cochrane systematic review menemukan bahwa adanya bukti yang kurang kuat untuk memutuskan bahwa kontrasepsi kombinasi dapat meningkatkan berat badan (Gallo,2008)Peningkatan berat badan pada umumnya telah diketahui sebagai salah satu satu efek samping kontrasepsi hormonal baik oleh klien maupun petugas kesehatan dan merupakan salah satu alasan akseptor untuk tidak meneruskan pemakaian kontrasepsi hormonal. (Mags, 2011) Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu lebih mengoptimalkan peran petugas kesehatan dengan pemberian penyuluhan kesehatan atau konseling kepada akseptor KB tentang efek samping KB suntik dan cara penangananya sehingga akseptor bertambah mantap menggunakan KB suntik, terlebih mengetahui cara efektif dalam mengatasi masalah kenaikan berat badan, diantaranya mengatur pola makan dan melakukan aktivitas fisik. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan lama pemakaian KB suntik 1 bulan dengan perubahan berat badan akseptor KB di BPS Ny.Yuliana Kabupaten Lamongan.. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah cross sectional, sampelnya adalah semua akseptor KB Suntik 1 bulan yang berkunjung di BPS Ny. Yuliana bulan Mei 2013 dengan jumlah sampel sebanyak 35 orang yang diambil dengan menggunakan tehnik consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan buku register KB selanjutnya uji hipotesisnya menggunakan uji koefisien kontingensi. HASIL PENELITIAN 1. Data Umum 1) Karakteristik Responden (1) Distribusi Responden berdasarkan tingkat pendidikan Pendidikan 16 Tidak Sekolah SD Diagram 1. Karakteristik Responden Berdasarkan tingkat Pendidikan di BPS Ny. Yuliana Kabupaten Lamongan Pada Bulan Mei 2013 Diagram diatas menunjukkan bahwa hampir sebagian responden berpendidikan SMA yaitu 16 orang ( 45,7 %) dan sebagian kecil responden berpendidikan Tidak sekolah yaitu 2 orang ( 5,7 %). (2) Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Diagram 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Akseptor di BPS Ny. Yuliana Kabupaten Lamongan Pada Bulan Mei 2013 Dari diagram 2 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berumur tahun yaitu 19 orang ( 54,3 %), dan sebagian kecil responden berumur > 45 tahun yaitu 2 orang ( 5,7 %). 5 SURYA 19 Vol.03, No.XVI, Desember 2013
4 (3) Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan 18 Tidak Bekerja Petani Diagram 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Akseptor di BPS Ny. Yuliana Kabupaten Lamongan Pada Bulan Mei 2013 Diagram diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai Swasta/wiraswasta yaitu 18 orang (51,4%) dan sebagian kecil responden bekerja sebagai Buruh tani/petani yaitu 2 orang (5,7%). 2) Data khusus (1) Lama Pemakaian KB Suntik 3 Bulan Tabel 1. Distribusi Lama Pemakaian KB Suntik 1 Bulan di BPS Ny. Yuliana Kabupaten Lamongan Pada Bulan Mei 2013 No Lama Pemakaian Frekwensi Prosentase (%) 1. Baru (< 1tahun ) 25,71 2. Lama (> 1tahun ) 26 Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden lama pemakaian KB suntik 1 bulan berada pada kategori lama yaitu 26 orang (74,29%) dan sebagian kecil responden lama pemakaian KB suntik 1 bulan berada pada kategori baru yaitu 9 orang ( 25,71 %). 3 (2) Perubahan Berat Badan Tabel 2 Distribusi Perubahan Berat Badan Akaseptor KB di BPS Ny. Yuliana Kabupaten Lamongan Pada Bulan Mei 2013 No Perubahan Berat Badan Frekwensi Prosentase (%) 1. Normal (< 2kg) 16 45,71 2. Tidak Normal 19 54,29 (> 2kg) Jumlah Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden perubahan berat badannya tidak normal yaitu 19 orang ( 54,29 %) dan hampir sebagian responden mengalami perubahan berat badan yang normal yaitu 16 orang ( 45,71 %). (3) Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik 1 Bulan Dengan Perubahan Berat Badan Akseptor KB Tabel 3 Tabulasi silang Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik 1 Bulan Dengan Perubahan Berat Badan Akseptor KB di BPS Ny. Yuliana Kabupaten Lamongan Pada Bulan Mei 2013 Lama Perubahan Berat Jumlah pemakaian Badan Normal Tidak 74,29 % Baru 8 88,9 Jumlah % 1 11,1 % Lama 8 30, , Jumlah 16 45, , Hasil Uji Koefisien kontingensi rs = 0,454 p = 0,003 Tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang lama pemakaian KB Suntik 1 Bulan kategori Baru, hampir seluruhnya mengalami perubahan berat badan normal yaitu 8 orang (88,9%) dan responden yang lama pemakaian KB Suntik 1 Bulan kategori lama, sebagian besar mengalami perubahan berat badan tidak normal yaitu 18 orang (69,23%). Hasil uji koefisien kontingensi menunjukkan bahwa rs = 0,454 dan p = 0,003 dengan tingkat kemaknaan a = 0,05, dimana p < 0,05 maka terdapat hubungan SURYA 20 Vol.03, No.XVI, Desember 2013
5 lama pemakaian KB Suntik 1 Bulan dengan Perubahan berat badan akseptor KB di BPS Ny. Yuliana Kabupaten Lamongan dengan nilai C = 0,454 yang artinya hubungan antara dua variabel berkekuatan sedang. PEMBAHASAN 1. Lama Pemakaian KB Suntik 1 Bulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir sebagian akseptor lama pemakaian KB suntik 1 bulan berada pada kategori Lama yaitu berkisar >1tahun memakai KB suntik 1 bulan tersebut. Lamanya seseorang memakai alat kontrasepsi dapat dipengatuhi oleh beberapa faktor yaitu efektifitas alat kontraepsi, umur dan pendidikan. Efektifitas kontrasepsi suntik dalam mengatur atau mencegah kehamilan memang sudah diakui oleh masyarakat apabila pemakaiannya tepat dan benar. Hal itu sesuai dengan teori Wiknjosastro (2005) yang mengatakan bahwa keistimewaan suntik KB adalah efektifitasnya sangat tinggi dengan kegagalan kurang dari 1%, praktis, efektif, dan aman,dapat menurunkan kemungkinan anemia dan tidak terbatas umur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor KB suntik 1 bulan berumur tahun dan sebagian kecil berumur > 45 tahun, dimana umur tersebut termasuk usia yang tergolong usia muda dan produktif sehingga mereka beranggapan bahwa dengan hanya sekali suntik bisa efektif untuk tiga bulan ke depan dan tidak mengganggu pekerjaan yang dijalaninya. Hal ini sesuai dengan teori Notoadmojo, (2003) bahwa usia merupakan umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun, semakin bertambah umur maka tingkat pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki seseorang juga semakin bertambah. Walaupun hampir sebagian akseptor KB suntik 1 bulan berpendidikan SMA dan sebagian kecil tidak sekolah tetapi dengan melihat efektifitas kontrasepsi suntik yang diperoleh informasi baik dari petugas, teman atau tetangga maka ibu tersebut akan mengikuti atau menggunakan alat kontrasepsi tersebut. Kenyataan tersebut sesuai dengan teori Notoatmodjo, S (2003) bahwa pengetahuan merupakan domain penting dalam membentuk tindakan seseorang dan tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap tingkat persepsi dan pengetahuan seseorang. 2. Perubahan Berat Badan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor KB suntik 1 bulan mengalami peningkatan berat badan yang tidak normal yaitu lebih dari 2 kg. Adanya perubahan berat badan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi bertambahnya berat badan pada akseptor KB adalah kemungkinannya disebabkan oleh faktor pekerjaan dan penggunaan KB hormonal. Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor KB suntik 1 bulan bekerja sebagai wiraswasta dan sebagian kecil bekerja sebagai buruh tani atau petani. Pekerjaan sebagai wiraswasta tidak terlalu banyak mengeluarkan aktivitas dibandingkan buruh tani atau petani. Hal ini yang mungkin memicu terjadinya perubahan berat badan yang sesuai dengan teori bahwa baik meningkatkan aktifitas fisik dan mengurangi prilaku diam atau pasif dapat menurunkan kecenderungan genetik perubahan berat badan atau gemuk. Penggunaan alat kontrasepsi hormonal, dalam hal ini kontrasepsi suntik mempunyai salah satu efek samping yaitu dapat terjadi perubahan berat badan (Saifudin, 2010). Hal itu terjadi salah satunya karena Estriol dan turunan progesteron yang menurut banyak ahli dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus sehingga akseptor KB lebih banyak mengkonsumsi makanan sehingga akan menambah lemak dalam tubuh yang akan mengubah berat badanya. 3. Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik 1 Bulan Dengan Perubahan Berat Badan Akseptor KB Hasil penelitian seperti pada tabel 3 menunjukkan bahwa akseptor KB suntik 1 bulan yang lama pemakaian KBnya kategori SURYA 21 Vol.03, No.XVI, Desember 2013
6 baru atau kurang dari 1 tahun, sebagian besar mengalami perubahan berat badan yang normal dan responden yang lama pemakaian KB suntik 1 bulan kategori lama, sebagian besar mengalami perubahan berat badan yang tidak normal dan Hasil uji koefisien kontingensi adalah dimana p < 0,05 berarti terdapat hubungan lama pemakaian KB suntik 1 bulan dengan perubahan berat badan akseptor KB di BPS Ny. Yuliana Kabupaten Lamongan. Faktor yang mempengaruhi bertambahnya berat badan pada akseptor KB suntik 1 bulan adalah dikarenakan oleh efek kerja hormon progestin (Saifudin, 2010). Salah satunya efek estriol dan turunan progesteron menurut banyak ahli adalah dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus sehingga akseptor KB lebih banyak mengkonsumsi makanan sehingga akan menambah lemak di dalam tubuh yang akan mengubah berat badanya. Oleh karena itu, semakin lama akseptor menggunakan KB suntik 1 bulan maka penambahan lemak tubuh akan semakin banyak sehingga peningkatan berat badan akan semakin banyak pula. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa lamanya pemakaian KB Suntik 1 bulan mempengaruhi atau berhubungan dengan perubahan berat badan akseptor KB. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ; 1) Hampir sebagian akseptor KB suntik 1 bulan lama pemakaian berada pada kategori lama, di mana lama pemakaian rata-rata lebih dari 2 tahun. 2) Sebagian besar akseptor KB suntik1 bulan mengalami perubahan berat badan tidak normal, dimana peningkatan berat badan yang dialami selama pemakaian KB tersebut melebihi dari 2 Kg 3) Terdapat hubungan lama pemakaian KB suntik 1 bulan dengan perubahan berat badan akseptor KB di BPS Ny.Yuliana Kabupaten Lamongan, dimana semakin lama akseptor menggunakan KB suntik 1 bulan tersebut maka semakin banyak pula peningkatan Berat badan yang dialaminya. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa akseptor KB yang telah menggunakan KB suntik lebih dari 1 tahun maka berat badannya meningkat lebih dari 2 kg 2. Saran Dari kesimpulan diatas, peneliti dapat memberikan saran yang diharapkan bisa berguna, yaitu : 1) Bagi Akademik Diharapkan dapat memperkaya informasi tentang KB suntik 1 bulan untuk disampaikan kepada masyarakat dan menyediakan bahan bacaan khususnya tentang KB suntik 1 bulan. 2) Bagi Instansi Kesehatan Tenaga kesehatan diharapkan untuk melakukan penyuluhan kesehatan bagi pasangan usia subur yang mengikuti atau memakai alat kontrasepsi suntik 1 bulan untuk lebih mengatur pola makan dan aktivitas sehingga penambahan berat badan dapat diminimalkan. 3) Bagi Peneliti Selanjutnya Hendaknya mengambil sampel lebih banyak dan homogen dengan tempat yang berbeda sehingga hasil yang diperoleh representatif.. DAFTAR PUSTAKA. Hacker. (2001). Esensial Obstetri dan Ginekologi. Edisi 2. Jakarta: EGC Gallo MF, Lopez LM, Grimes DA, Schulz KF, Helmerhorst FM. (2008). Combination contraceptives: effects on weight. Cochrane Database Syst. Rev. 4, CD Cochrane review evaluating combined contraceptives (combined oral contraceptive, contraceptive patch and vaginal ring) on weight chang SURYA 22 Vol.03, No.XVI, Desember 2013
7 Glasier, Anna, Gebbie, Ailsa Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Edisi 4. Penerjemah Brahm U. Jakarta: EGC Mags E Beksinska; Jenni A Smit; Franco Guidozzi. (2011). Weight Change and Hormonal Contraception: Fact and Fiction. Expert Rev of Obstet Gynecol. 2011;6(1): (Medscape) Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2 Edisi 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Notoatmodjo, S.(2003). Ilmu Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Pendit. (2007). Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta: EGC Saifudin.Abdul Bari (2010), Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : YBP-SP Wellings K, Zhihong Z, Krentel A, Barrett G, Glasier A. Attitudes towards long-acting reversible methods of contraception in general practice in the UK. Contraception 76, (2007). Wiknjosastro. Hanifah (2005). Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP SP Varney. (2006), Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGC SURYA 23 Vol.03, No.XVI, Desember 2013
HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN.
HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN Diah Eko Martini.......ABSTRAK....... Kontrasepsi hormonal 1 bulan merupakan Alat
Lebih terperinciHUBUNGAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN AKSEPTOR (Studi Di BPS Dwenti K.R. Desa Sumberejo Kabupaten Lamongan 2015)
HUBUNGAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN AKSEPTOR (Studi Di BPS Dwenti K.R. Desa Sumberejo Kabupaten Lamongan 205) Ida Susila* Triana Riski Oktaviani** *Dosen Program Studi D III Kebidanan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT (DMPA) DENGAN TINGKAT KECEMASAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI DESA DURIWETAN KECAMATAN MADURAN LAMONGAN Ayu Fiddiawati Ningsih,
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI KENAIKAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN DAN 3 BULAN DI KLINIK GRIYA HUSADA KARANGANYAR
STUDI KOMPARASI KENAIKAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN DAN 3 BULAN DI KLINIK GRIYA HUSADA KARANGANYAR Comparison Study On Weight Gain The Acceptors Kb Injection 1 Month And 3 Months In Clinical
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia merupakan jumlah terbesar di Asia Tenggara yakni 65 juta di ikuti Vietnam (25,3 juta) dan Filipina (23
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI BPS INSULAMI DESA NGUWOK KEC
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI BPS INSULAMI DESA NGUWOK KEC. MODO KAB. LAMONGAN TAHUN 2009 Ellik Widyaningsih*,
Lebih terperinciPERBEDAAN PENGARUH KB SUNTIK 1 BULAN DAN KB SUNTIK 3 BULAN TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI BPS BIDAN S KECAMATAN TAWANGSARI KOTA TASIKMALAYA
PERBEDAAN PENGARUH KB SUNTIK 1 BULAN DAN KB SUNTIK 3 BULAN TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI BPS BIDAN S KECAMATAN TAWANGSARI KOTA TASIKMALAYA Ai Riska Wulansari MA 0712002 Abstrak Pertumbuhan penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh negara berkembang, seperti di Indonesia yaitu ledakan penduduk. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Gani Puspitasari NIM : 201110104253 PROGAM STUDI BIDAN PENDIDIK
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPATUHAN AKSEPTOR KB PIL DENGAN KEBERHASILAN PENCEGAHAN KEHAMILAN DI BPS ERTIN JUPRI
HUBUNGAN KEPATUHAN AKSEPTOR KB PIL DENGAN KEBERHASILAN PENCEGAHAN KEHAMILAN DI BPS ERTIN JUPRI W.,Amd.Keb DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN Siti Nur Anisa*, Ratih Indah Kartikasari**.......ABSTRAK.......
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF HORMONAL SUNTIK 1 BULAN PADA Ny E DENGAN PENINGKATAN BB DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF HORMONAL SUNTIK 1 BULAN PADA Ny E DENGAN PENINGKATAN BB DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015 Ida Susila *Dosen Program Studi D III Kebidanan Universitas Islam Lamongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai masalah, salah satunya di bidang kependudukan yaitu masih tingginya pertumbuhan penduduk. Data demografi
Lebih terperinciHUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT
HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI (BPM) SUGIYATI KAJORAN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK 3 BULAN (DMPA) DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS CENDRAWASIH KOTA MAKASSAR
HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK 3 BULAN (DMPA) DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS CENDRAWASIH KOTA MAKASSAR Sutriani 1, Ilham Syam 2,A. Arnoli 3 1 STIK Makassar 2 STIK Makassar 3 RS Pelamonia Makassar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah istilah medis untuk penyakit tekanan darah tinggi, dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak diderita di seluruh dunia, termasuk
Lebih terperinciPENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.
PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA. Muthiah Rissa Pratiwi, S.S.T. Abstrak Kanker leher rahim adalah kanker
Lebih terperinciSURVEY PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS MAYONG I KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA
SURVEY PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS MAYONG I KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA Oleh: Ita Rahmawati 1, Yayuk Norazizah 2 Dosen Akademi Kebidanan Islam Al Hikmah Jepara,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KONTRASEPSI DMPA DENGAN KEJADIAN DROP OUT
HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KONTRASEPSI DMPA DENGAN KEJADIAN DROP OUT PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA MANDIREJO KECAMATAN MERAKURAK KABUPATEN TUBAN Umu Qonitun* *Dosen Program Studi D III Kebidanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lebih dari 100 juta wanita di dunia memutuskan untuk menggunakan kontrasepsi setelah melahirkan (Scudder, 2008). Setiap tahun mereka memutuskan untuk menggunakan
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG METODE ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA BULUTENGGER KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN
GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG METODE ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA BULUTENGGER KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN WS Tarmi, Citra Dewi Aryani Korespondensi: WS Tarmi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Word Health Organisation (WHO) Expert Commite
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Word Health Organisation (WHO) Expert Commite 1970, Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL DENGAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS TELUK TIRAM BANJARMASIN
HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL DENGAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS TELUK TIRAM BANJARMASIN Getha Annisa Rayma 1*, Dede Mahdiyah 1, Mahpolah 2 1 Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin
Lebih terperinciJl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati ABSTRAK
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Akbid Bakti Utama Pati ISSN: 2087-4154 Vol. 7 No. 2 Juli 2016 On-line http://akbidbup.ac.id/jurnal-2/ HUBUNGAN EFEK SAMPING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara keempat terbesar penduduknya di dunia dengan lebih dari 253 juta jiwa (BPS, 2014). Fertilitas atau kelahiran adalah salah satu faktor
Lebih terperinciOleh: Syajaratuddur Faiqah Dosen pada Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram
Media Bina Ilmiah1 PERBEDAAN BERAT BADAN DAN TEKANAN DARAH SYSTOLE IBU SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN/DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT () DI PUSKESMAS GERUNG LOMBOK BARAT Oleh:
Lebih terperinci32 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 08 No. 01 Januari 2017
32 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 08 No. 01 Januari 2017 EFEK SAMPING AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERONE ACETAT (DMPA) SETELAH 2 TAHUN PEMAKAIAN Side Effects Acceptors KB Depo Injection
Lebih terperinciHUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR
HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR Yefi Marliandiani, Krisnamurti Prodi D-III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ABSTRAK Program Keluarga Berencana yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia yang terus menerus apabila tidak dikendalikan akan membawa dampak yang kurang baik, di antaranya menjadi beban pembangunan,
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA AKTIVITAS SEKSUAL DENGAN KETERATURAN KONSUMSI PIL KB PADA AKSEPTOR KB PIL. Andri Tri Kusumaningrum ABSTRAK
HUBUNGAN POLA AKTIVITAS SEKSUAL DENGAN KETERATURAN KONSUMSI PIL KB PADA AKSEPTOR KB PIL Andri Tri Kusumaningrum ABSTRAK Pil KB yang tidak dikonsumsi secara teratur sering ditemukan dimasyarakat, sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu permasalahan global yang muncul
Lebih terperinciAKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI
AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI Oleh: Elisya Handayani S, S.ST Efek samping yang paling tinggi frekuensinya dalam
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK TIGA BULAN DEPO MEDOKRASI PROGESTRONE ASETAT (DMPA) DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN Ayu Safitri *, Holidy Ilyas **, Nurhayati ** *Alumni Jurusan Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008) mengatakan bahwa program keluarga berencana merupakan suatu tindakan yang membantu pasangan suami
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan negara kelima di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu berkisar 249 juta. Untuk
Lebih terperinciGAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK
GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK Lina Darmayanti Bainuan* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email : admin@akbid-griyahusada.ac.id
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN
HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2103) menyatakan bahwa angka kehamilan penduduk perempuan 10-54 tahun adalah 2,68 persen, terdapat kehamilan pada umur kurang 15 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai 13 September 1994 di
Lebih terperinciHUBUNGAN DISIPLIN WAKTU DALAM PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEGAGALAN AKSEPTOR. Fitriana Ikhtiarinawati Fajrin* Lilis Oktaviani** ABSTRAK
HUBUNGAN DISIPLIN WAKTU DALAM PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEGAGALAN AKSEPTOR Fitriana Ikhtiarinawati Fajrin* Lilis Oktaviani** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan
Lebih terperinciGAMBARAN KENAIKAN BERAT BADAN AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK PROGESTIN Aibah 1, Tyasning Yuni Astuti Anggraini 1
220 Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 3, Desember 2015 GAMBARAN KENAIKAN BERAT BADAN AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK PROGESTIN Aibah 1, Tyasning Yuni Astuti Anggraini 1 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPM CHOIRUL MALA HUSIN PALEMBANG TAHUN 2015
PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPM CHOIRUL MALA HUSIN PALEMBANG TAHUN 2015 Reni Saswita Program Studi D III Kebidanan STIKES Mitra Adiguna Palembang
Lebih terperinciPERBEDAAN PENINGKATAN BERAT BADAN ANTARA AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK SATU BULANAN DENGAN TIGA BULANAN DI PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN
PERBEDAAN PENINGKATAN BERAT BADAN ANTARA AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK SATU BULANAN DENGAN TIGA BULANAN DI PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN Wulandari, PP., (Prof. dr. Made Kornia Karkata, Sp.OG (K)), (Ns. Ni
Lebih terperinciTingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul
Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Ade Rindiarti 1, Tony Arjuna 2, Nindita Kumalawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. payudara, dan kanker ovarium (Maysaroh, 2013). Salah satu kanker yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit yang menjadi ancaman bagi setiap orang. Di antara berbagai jenis kanker, ada beberapa yang khas menyerang pada kaum wanita diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga berencana merupakan tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KEJADIAN PENINGKATAN BERAT BADAN DAN UPAYA PENANGANANNYA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KEJADIAN PENINGKATAN BERAT BADAN DAN UPAYA PENANGANANNYA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Heni Fitrianingsih 201410104115 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI CYCLOFEM TERHADAP SURAKARTA TAHUN Oleh. Siti Maesaroh 1) dan Nur Hayati 2) AKBID Mamba`ul `Ulum Surakarta
HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI CYCLOFEM TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI RB AN-NUUR MANAHAN SURAKARTA TAHUN 2009 Oleh Siti Maesaroh 1) dan Nur Hayati 2) AKBID Mamba`ul `Ulum Surakarta ABSTRAK HUBUNGAN
Lebih terperinciPENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP PERUBAHAN FISIK IBU DI KLINIK ANITA MEDAN Mey Elisa Safitri Dosen Akademi Kebidanan Helvetia Medan
PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP PERUBAHAN FISIK IBU DI KLINIK ANITA MEDAN Mey Elisa Safitri Dosen Akademi Kebidanan Helvetia Medan ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan mengamati perubahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. seperti Indonesia, adalah ledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah terpenting yang dialami oleh negara berkembang, seperti Indonesia, adalah ledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar antara 2,15%
Lebih terperinciPEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK AKAN MEMPENGARUHI BERAT BADAN AKSEPTOR KB SUNTIK DI KOTA BARU DRIYOREJO
PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK AKAN MEMPENGARUHI BERAT BADAN AKSEPTOR KB SUNTIK DI KOTA BARU DRIYOREJO Nurul Kamariyah UNUSA, FKK, Prodi SI Keperawatan, Jl. Smea 57 Surabaya Email : nurulkamariyah@unusa.ac.id
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-I Keperawatan. Disusun Oleh: YENI KURNIAWATI J.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT ( DMPA ) DI RB. KHARISMA HUSADA KARTASURA SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Keluarga Berencana lebih dari dua dasa warsa terakhir ini menjadi fokus utama program kependidikan di Indonesia. Program KB dan Kesehatan Reproduksi dilaksanakan
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN
GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN Martikowati Suryanis*, Andri Tri Kusumaningrum**, Mu ah***.......abstrak....... Kontrasepsi
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA
HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Shinta Larasati 1610104253 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di dunia khususnya negara berkembang. Menurut data WHO didapatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi negaranegara di dunia khususnya negara berkembang. Menurut data WHO didapatkan bahwa di seluruh dunia
Lebih terperinciHubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Implant dengan Kenaikan Berat Badan
Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Implant dengan Kenaikan Berat Badan Anna Uswatun Qoyyimah* 1, Wiwin Rohmawati 2 1 Prodi D3 Kebidanan, STIKES Muhammadiyah Klaten 2 Prodi D3 Kebidanan, STIKES Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya pemerintah, masyarakat juga diperlukan partisipasinya dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belarkang Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak. Tidak hanya pemerintah, masyarakat juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi adalah. untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi, karena kehamilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi adalah untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi, karena kehamilan yang diinginkan dan berlangsung dalam
Lebih terperinciPENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti
PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT Yunik Windarti Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Jl. Smea 57 Surabaya Email : yunikwinda@unusa.ac.id
Lebih terperinciGAMBARAN PERUBAHAN BERAT BADAN TERHADAP PEMAKAIAN KB PIL KOMBINASI DI RSB AL HASANAH KOTA MADIUN Rumpiati
39 GAMBARAN PERUBAHAN BERAT BADAN TERHADAP PEMAKAIAN KB PIL KOMBINASI DI RSB AL HASANAH KOTA MADIUN Rumpiati ABSTRAK Keluarga berencana merupakan metode pengendalian kelahiran yang memungkinkan seseorang
Lebih terperinciAmirul Amalia Program Studi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan
SIKAP AKSEPTOR KB IUD (Intra Uterine Device) PADA PERUBAHAN POLA MENSTRUASI DI BPM LATHIFAH SUPRAPTO Amd.Keb DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN Amirul Amalia Program Studi DIII Kebidanan
Lebih terperinciHUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK DMPA DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI BPM SRI LESTARI, AM.KEB DESA PAGERSARI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK DMPA DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI BPM SRI LESTARI, AM.KEB DESA PAGERSARI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL Oleh ANA MUKAROMAH NIM. 030215A004 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciANALISIS PERBEDAAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SELAMA MENGGUNAKAN KB SUNTIK 3 BULAN DI BPS NY
ANALISIS PERBEDAAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SELAMA MENGGUNAKAN KB SUNTIK 3 BULAN DI BPS NY.ISMIATI DESA JATIRUNGGO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG WEIGHT DIFFERENCE ANALYSIS BEFORE AND DURING THE
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU (usia, Pendidikan, Pekerjaan, Dan Paritas ) DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS SUKUDONO SIDOARJO
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU (usia, Pendidikan, Pekerjaan, Dan Paritas ) DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS SUKUDONO SIDOARJO ABSTRAK Amirul Amalia Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya
Lebih terperinciPENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN
PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI - BULAN Evi Susiyanti Program Studi Kebidanan, Akademi Kebidanan Sakinah Pasuruan Email : evirudyanto4@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD Tetty Rihardini, SST Prodi D-III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya tettyrihardini@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Target dari Millenium Development Goals (MDGs) 2015, salah satunya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi atau Balita (AKB), serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah di dunia yang sedang berkembang sudah terbukti dengan jelas, kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap mortalitas
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017
HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN DENGAN EFEK SAMPING ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN Eka Rati Astuti Akademi Kebidanan Manna Abstrak: Alat kontrasepsi suntik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ledakan penduduk merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi oleh Negara Indonesia. Ledakan penduduk mengakibatkan tingkat kesehatan masyarakat semakin menurun,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Lama Penggunaan KB IUD dan Kejadian Keputihan. 1 tahun masing-masing adalah sebanyak 15 responden (50%), sehingga total
BAB V PEMBAHASAN A. Lama Penggunaan KB IUD dan Kejadian Keputihan Dalam penelitian ini, peneliti membagi responden menjadi 2 bagian yang sama dalam hal lama penggunaan KB IUD. Lama penggunaan
Lebih terperinciSINOPSIS RENCANA TESIS
SINOPSIS RENCANA TESIS PENERAPAN PROMOSI KESEHATAN TRANSTHEORETICAL MODEL TERHADAP KECEMASAN AKSEPTOR KB DMPA (DEPO MEDROXY PROGESTERONE ACETAT) YANG MENGALAMI AMENORHEA OLEH LIANITA PRIMI OCTAVIANA 1.1
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG IMPLANT DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR DI BPS NY. HJ. FAROHAH DESA DUKUN GRESIK
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG IMPLANT DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR DI BPS NY. HJ. FAROHAH DESA DUKUN GRESIK Taqiyyah Barroh Thoyyib*, Yunik Windarti** (UNUSA, FKK, Prodi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alat kontrasepsi hormonal merupakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron yang dapat mencegah ovulasi dan kehamilan. Alat kontrasepsi non
Lebih terperinciKARAKTERISTIK, STATUS GIZI DAN PRAKTIK MENYUSUI DENGAN POLA MENSTRUASI AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA DOMBO KECAMATAN SAYUNG DEMAK ABSTRAK
KARAKTERISTIK, STATUS GIZI DAN PRAKTIK MENYUSUI DENGAN POLA MENSTRUASI AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA DOMBO KECAMATAN SAYUNG DEMAK Sri Rejeki 1, Nikmatul Khayati 1, Rohmatun Novianti Solekah 2 1 Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak, yaitu 249 juta. Di antara negara ASEAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) merupakan makanan paling ideal baik secara fisiologis maupun biologis untuk diberikan bayi di awal kehidupannya (Almatsier, 2004). Keuntungan ASI
Lebih terperinciJurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.4 No 1 Januari
HUBUNGAN PENGGUNAAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDIANGIN KOTO SELAYAN KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2013 1,* Mutia Fellina, 2 Tuti Oktriani ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengatur jarak kelahiran sangat bermanfaat bagi kesehatan ibu dan anak (Rahman and Akter, 2009). Data di Indonesia jarak kelahiran kurang dari 18 bulan sebesar 6%,
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Pada Wanita Usia Subur Di Puskesmas Pekauman Banjarmasin
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Pada Wanita Usia Subur Di Puskesmas Pekauman Banjarmasin Ni Ketut Ayu Meiyanti *, Sitti Khadijah 1, Imam Santoso 2 1 Akademi Kebidanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdarahan uterus abnormal merupakan perdarahan dari uterus yang disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak berdarah (Manuaba,
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI LAMA PEMAKAIAN KONTRASESPI SUNTIK CYCLOPROVERA DAN DMPA DENGAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA
STUDI KOMPARASI LAMA PEMAKAIAN KONTRASESPI SUNTIK CYCLOPROVERA DAN DMPA DENGAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NUR RAHMAWATI 201010201015 PROGRAM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pertahun (Badan Pusat Statistik, 2010).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi negara-negara di dunia, khususnya negara berkembang. Indonesia adalah salah satu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang kependudukan. Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. disebabkan tingkat kelahiran masih lebih tinggi dibandingkan tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk yang besar, tingkat pertumbuhannya yang masih tinggi, dan penyebaran antar daerah yang kurang seimbang merupakan ciri penduduk Indonesia dan merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu masalah kependudukan Indonesia sehingga memerlukan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia cukup tinggi yaitu 1,38% per tahun. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah tingginya angka kelahiran
Lebih terperinciMahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Rtibhuwana Tunggadewi Malang 2), 3)
HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 3 BULAN DEFO MEDROXY PROGESTERON ACETATE (DMPA) DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DI BPS TUTIK PRASETYO JOYO GRAND MALANG Sri Nuryanti 1), Rita Yulifah 2), Susmini 3) 1)
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIKAN PROGESTIN (DEPOPROVERA) DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN
HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIKAN PROGESTIN (DEPOPROVERA) DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN Nengah Runiari, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat, Ni Ketut Kusmarjathi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program keluarga berencana (KB) merupakan bagian yang terpadu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program keluarga berencana (KB) merupakan bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual,
Lebih terperinciANALISIS PERBEDAAN BERAT BADAN ASEPTOR KB MENGGUNAKAN KONTRASEPSI SUNTIK TIGA BULAN
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 2 Oktober 2016 ANALISIS PERBEDAAN BERAT BADAN ASEPTOR KB MENGGUNAKAN KONTRASEPSI SUNTIK TIGA BULAN Merlly Amalia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan progesteron dalam ovarium. Menopause alami ditegakkan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause adalah periode menstruasi spontan yang terakhir pada seorang wanita. Periode ini terjadi karena adanya penurunan sekresi hormon estrogen dan progesteron dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI HORMONAL DI BPM ZUNIAWATI PALEMBANG
HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI HORMONAL DI BPM ZUNIAWATI PALEMBANG Annisa Khoiriah STIK Siti Khadijah Palembang Email: annisakhr_1307@yahoo.co.id Abstrack: The Relations in Addition
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR
ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR Sri Wahyuni 1 dan Yohana Wulan Rosaria 2 Program Studi Kebidanan Bogor, Jl. Dr. Semeru No.116Bogor - 16111 Email: joan_jack423@yahoo.com
Lebih terperinciTINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X
TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X Ida Susila* *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan Jl. Veteran No 53 A Lamongan ABSTRAKS Premenstension
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari tahun 1897 ketika Beard menduga bahwa korpus luteum dapat menghambat terjadinya ovulasi.
Lebih terperinciKAJIAN RESIKO PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI
KAJIAN RESIKO PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI Oleh: ALIN YAMA PUSPITA K100100081 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciPELAYANAN KB DALAM RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS
PELAYANAN KB DALAM RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS 3.1. Penyuluhan KB Sebelum pemberian metode kontrasepsi, misalnya pil, suntik, atau AKDR terlebih dahulu menentukan apakah ada keadaan yang membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penanganan masalah kependudukan adalah Undang-undang No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang mengamanatkan bahwa kewenangan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DI DESA GRINGGING, SAMBUNGMACAN, SRAGEN
KARAKTERISTIK AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DI DESA GRINGGING, SAMBUNGMACAN, SRAGEN Nika Wahyuningsih 1, Enny Yuliaswati 2, Rina SW 3 STIKES AISYIYAH SURAKARTA ABSTRAK Latar belakang: Akseptor kontrasepsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Menurut World
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk yang besar dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Menurut World Population Data Sheet
Lebih terperinciPengguna Kontrasepsi Hormonal Suntikan dengan Kenaikan I. PENDAHULUAN. kontrasepsi yang populer di Indonesia. adalah kontrasepsi suntik.
I. PENDAHULUAN kontrasepsi yang populer di Indonesia Fertilitas atau kelahiran adalah salah adalah kontrasepsi suntik. Kontrasepsi satu faktor penambah bagi jumlah penduduk. Untuk mengatasi hal tersebut
Lebih terperinci