PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN"

Transkripsi

1 PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI - BULAN Evi Susiyanti Program Studi Kebidanan, Akademi Kebidanan Sakinah Pasuruan evirudyanto4@gmail.com ABSTRAK Banyak perempuan mengalami kesulitan di dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Kurangnya pengetahuan pada ibu menyusui tentang pemilihan kontrasepsi masih perlu dicermati, sehingga dalam pemakaian kontrasepsi bisa tepat sasaran. Penelitian ini merupakan penelitian analitik pre experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui bayi usia - bulan sebanyak 7 orang. Sedangkan sampel sebesar 11 ibu menyusui bayi usia - bulan yang menggunakan kontrasepsi. Sampel diambil dengan cara simple random sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah edukasi suportif terstruktur : pengetahuan dan sikap ibu menyusui tentang kontrasepsi sedangkan variabel dependennya adalah pemilihan kontrasepsi. Kemudian dianalisa menggunakan wilcoxon. Hasil penelitian, dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sebagian besar (54,5%) berpengetahuan kurang tentang kontrasepsi, hampir setengahnya (,%) bersikap setuju dan sebagian besar (,%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Pasuruan tahun 1. Diharapkan bidan dapat lebih jelas memberikan informasi tentang kontrasepsi, terutama kontrasepsi yang dapat digunakan oleh ibu menyusui. Disamping itu, diharapkan setiap ibu menyusui sesuai dalam memilih kontrasepsi sehingga tidak mempengaruhi ASI. Kata kunci: Pengetahuan, sikap dan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi Halaman 15

2 PENDAHULUAN Banyak perempuan mengalami kesulitan di dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut (Saifuddin, 5). Kontrasepsi terdiri dari metode amenorea laktasi (MAL), metode keluaraga berencana alamiah (KBA), senggama terputus, metode barier, kontrasepsi kombinasi, kontrasepsi progestin, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), dan kontrasepsi mantap (Saifuddin, ). Pemilihan metode kontrasepsi untuk ibu pasca melahirkan perlu dipertimbangkan dengan baik, sehingga tidak mengganggu proses laktasi dan kesehatan bayinya. Semua metode kontrasepsi non hormonal dapat digunakan oleh ibu-ibu dalam masa menyusui. Metode ini menjadi pilihan utama dari berbagai jenis kontrasepsi yang ada karena tidak mengganggu proses laktasi dan tidak berisiko terhadap tumbuh kembang sang bayi. Pemakaian kontrasepsi hormonal dipilih yang berisi progestin saja, sehingga dapat digunakan untuk wanita dalam masa laktasi karena tidak mengganggu produksi ASI serta tumbuh kembang bayi. Kurangnya pengetahuan pada ibu menyusui tentang pemilihan kontrasepsi masih perlu dicermati, sehingga dalam pemakaian kontrasepsi bisa tepat sasaran. Di Indonesia pada tahun 1 tercatat jumlah peserta KB aktif dari juta jiwa, dengan jumlah PUS juta jiwa dan WUS juta jiwa. Dari peserta KB aktif, pengguna KB suntik (54,5%), pil (8,5%), IUD (5,44%), kondom (5,4%), implant (4,99%), MOW (1,4%), dan MOP (,%). (BKKBN, 1). Di Provinsi Jatim tercatat sebanyak peserta atau 1, 4% dengan prevalensi 7,95% terhadap jumlah PUS (Pasangan Usia Subur) sebanyak peserta. Dari peserta KB aktif itu, terbanyak adalah menggunakan KB suntik (48,%). Kemudian, Pil (1,1%), IUD (14%), implant (8,5%), MOW (5%), MOP (,4%) dan kondom (1,5%). Berdasarkan laporan bulanan Polindes Alastlogo Pasuruan per Januari 1 tercatat jumlah PUS 1 jiwa, peserta KB aktif 14 jiwa, dengan pengguna IUD 79 orang (,5%), MOW 9 orang (7,%), Implant 44 orang (7,%), suntik bulanan 4 orang (,%), suntik 1 bulanan / cyclo 159 orang (1,%), pil 17 orang (1,4%). Data ibu menyusui - bulan sebanyak 7 orang, sisanya sebanyak 7 orang sedang hamil atau tidak menggunakan KB apapun, ibu menyusui - bulan yang memakai suntik 1 bulan sebanyak 17 (,%). Berdasarkan studi pendahuluan dari 1 orang ibu menyusui terbukti 1 (1,8%) orang ibu menyusui menggunakan KB IUD, 1 (1,8%) orang ibu menyusui menggunakan implant, (,77%) orang ibu menyusui menggunakan KB suntik bulanan, 4 (5,55%) orang ibu menyusui menggunakan KB suntik 1 bulanan (cyclofem), dan (,77%) orang ibu menyusui menggunakan KB oral ( pil ). Dari data studi pendahuluan tersebut didapatkan ibu menyusui paling banyak menggunakan KB suntik 1 bulanan dikarenakan para ibu menyusui ingin pola menstruasi mereka teratur dengan resiko yang rendah. Penyebab masalah dalam pemilihan alat kontrasepsi dipengaruhi oleh minimnya pengetahuan serta kurangnya motivasi terhadap ibu menyusui. Pada saat pemilihan suntik 1 bulan tentu banyak hal yang perlu diperhatikan misalnya efektifitas, keuntungan dan kerugian, indikasi dan kontraindikasi serta efek samping dari alat kontrasepsi suntik 1 bulan. Juga banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan suatu alat kontrasepsi tertentu termasuk paritas, umur, sumber informasi, pendidikan dan pekerjaan. Juga faktor-faktor yang harus dipertimbangkan termasuk status kesehatan, efek samping, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, persetujuan pasangan bahkan norma budaya lingkungan. Dampak penggunaan KB bulanan pada ibu menyusui bisa menyebabkan menurunnya produksi ASI, dikarenakan hormon progesteron dan estrogen sesaat setelah melahirkan menurun dan akan tetap rendah sampai beberapa bulan setelahnya. Maka hal itu ibu menyusui - bulan pertama tidak boleh menggunakan KB hormonal berbasis estrogen. Edukasi suportif terstruktur merupakan solusi pendidikan kesehatan yang terencana dan terarah untuk mencapai pemahaman ibu dan keluarga dalam meningkatkan pengetahuan serta dukungan dalam pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui. Edukasi merupakan proses interaktif yang mendorong terjadinya pembelajaran, dan pembelajaran merupakan upaya penambahan pengetahuan baru, sikap, dan keterampilan melalui penguatan praktik dan pengalaman tertentu (Smeltzer & Bare, Halaman 1

3 8). Suportif berarti bersifat memberikan dukungan dan semangat. Berdasarkan uraian diatas, edukasi suportif terstruktur menjadi salah satu solusi pilihan penulis untuk meneliti dan mengkaji pengaruh edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Pasuruan METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metoda pre eksperimental dengan pendekatan one grup pretest-posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui - bulan Juni 1 sebanyak 7 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu menyusui - bulan di pustu desa Nguter Pasirian Lumajang tahun 14 yang menggunakan KB sebanyak 11 orang. Teknik Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 1. Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan kuesioner dan menggunakan uji Wilcoxon. HASIL PENELITIAN Setelah data terkumpul dan ditabulasi kemudian dimasukkan dalam bentuk tabel sederhana untuk distribusi frekuensi pengetahuan ibu menyusui tentang kontrasepsi di Polindes Desa Alastlogo Lekok Pasuruan,Agustus-September 1 yang selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel silang (cross table). 1. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Kontrasepsi sebelum diberikan Edukasi Suportif Terstruktur Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Menyusui Bayi Usia - Bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 sebelum diberikan edukasi suportif terstruktur Kategori Prosentase Frekuensi Pengetahuan Sangat Baik Baik Cukup Kurang % 18, 7, 54,5 Jumlah 11 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sebelum diberikannya edukasi suportif terstruktur, sebagian besar (54,5%) mempunyai pengetahuan kurang tentang kontrasepsi dan hanya sebagian kecil (18,%) yang berpengetahuan baik.. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Kontrasepsi sesudah diberikan Edukasi Suportif Terstruktur Tabel Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Menyusui Bayi Usia - Bulan di Polindes Alastologo Lekok Pasuruan 1 sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur Kategori Pengetahuan Sangat Baik Baik Cukup Kurang Frekuensi 1 1 Prosentase % 9,1 7, 54,5 9,1 Jumlah 11 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel dapat dijelaskan dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sesudah diberikannya edukasi suportif terstruktur, sebagian besar (54,5%) mempunyai pengetahuan cukup tentang kontrasepsi dan hanya sebagian kecil (9,1%) yang berpengetahuan sangat baik dan kurang. Halaman 17

4 . Sikap Ibu Menyusui sebelum diberikan edukasi suportif terstruktur Tentang Kontrasepsi Tabel Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Menyusui Bayi Usia - Bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 sebelum diberikan edukasi suportif terstruktur Kategori Prosentase Frekuensi Sikap Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 4 % 7,, 18, 18, Jumlah 11 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel dapat dijelaskan dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sebelum diberikan edukasi suportif terstruktur hampir setengahnya (,%) menyatakan setuju. 4. Sikap Ibu Menyusui sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur Tentang Kontrasepsi Tabel 4 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Menyusui Bayi Usia - Bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur Kategori Sikap Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Frekuensi 5 Prosentase % 45,5 54,5 Jumlah 11 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur sebagian besar (54,5%) menyatakan setuju. 5. Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi sebelum dilakukan edukasi suportif terstruktur Tabel 5 Distribusi Frekuensi Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 sebelum diberikannya edukasi suportif terstruktur Kategori Pemilihan Frekuensi Prosentase Sesuai Tidak Sesuai 4 7,4, Jumlah 11 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel 5 dapat dijelaskan dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sebelum diberikannya edukasi suportif terstruktur, sebagian besar (,%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya.. Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi sesudah dilakukan edukasi suportif terstruktur Tabel Distribusi Frekuensi Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan Sesudah diberikannya edukasi suportif terstruktur Kategori Frekuensi Prosentase Sesuai Tidak Sesuai 11 Jumlah 11 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel dapat dijelaskan dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sesudah diberikannya edukasi suportif terstruktur, seluruhnya (1%) sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Halaman 18

5 7. Hubungan Pengetahuan terhadap Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi sebelum diberikan edukasi suportif terstruktur Tabel 7 Tabel Silang Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 sebelum diberikannya edukasi suportif terstruktur Pemilihan Jumlah Pengetahuan Sesuai Tidak Sesuai N % Sangat Baik Baik Cukup Kurang N % N % ,, 4 5,7,7 Jumlah 4,4 7, 11 α =,5 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan baik, 1 orang (5%) sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya dan 1 orang (5%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsi, dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan cukup, sebagian besar (,7%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya, dan ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan kurang, sebagian besar (,7%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =, atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun Hubungan Pengetahuan terhadap Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur Tabel 8 Tabel Silang Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan sesudah diberikannya edukasi suportif terstruktur Pemilihan Jumlah Pengetahuan Sesuai Tidak Sesuai N % Sangat Baik Baik Cukup Kurang N % N % Jumlah α =,5 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa dari 1 ibu menyusui bayi usia - bulan berpengetahuan sangat baik, ibu menyusui bayi usia - bulan berpengetahuan baik, ibu menyusui bayi usia - bulan berpengetahuan cukup, 1 ibu menyusui bayi - bulan berpengetahuan kurang semuanya sesuai dengan pemilihan kontrasepsi. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =,4 atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh pengetahuan edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok PAsuruan tahun 1. Halaman 19

6 9. Hubungan Sikap Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi sebelum diberikan edukasi suportif terstruktur Tabel 9 Tabel Silang Hubungan Sikap Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 sebelum diberikan edukasi supportif terstruktur Pemilihan Jumlah Sikap Sesuai Tidak Sesuai N % Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju N % N % 1,, Jumlah 4,4 7, 11 α =,5 Sumber : Data Primer Agustus-Spetember 1 Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya sangat setuju tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsi, orang (5%) sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya dan orang (5%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsi, dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya kurang setuju yang sesuai 5% dan tidak sesuai 5% dalam pemilihan kontrasepsinya, dan ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya tidak setuju 1% tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =,5 atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh sikap edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun Hubungan Sikap Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur Tabel 1 Tabel Silang Hubungan Sikap Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi di Polindes Alastlogo Pasuruan 1 sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur Pemilihan Jumlah Sikap Sesuai Tidak Sesuai N % Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju N % N % 5 5 Jumlah α =,5 Sumber : Data Primer Agustus-Spetember 1 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 5 ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya sangat setuju, ibu menyusui bayi usia - bulan semuanya sesuai dalam pemilihan kontrasepsi. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =,14 atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh sikap edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun 1. Halaman 17

7 PEMBAHASAN Berdasarkan analisis hasil penelitian mengenai pengaruh edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan pada bulan Agustus September 1, dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut : 1. Pengetahuan ibu menyusui tentang kesesuaian kontrasepsi sebelum dan sesudah diberikannya edukasi suportif terstruktur Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh sebagian besar (,7%) ibu yang menyusui bayi usia - bulan memiliki pengetahuan yang kurang mengenai kontrasepsi. Menurut Notoatmodjo (), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan juga dipengaruhi oleh hal-hal lain seperti pekerjaan, tingkat pendidikan, umur, dan tingkat sosial ekonomi. Informasi juga mempengaruhi pengetahuan seseorang dimana perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Notoatmodjo (1997) juga menyatakan bahwa dengan adanya pekerjaan seseorang akan memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi sehingga pengetahuan yang mereka peroleh kurang. Dari segi tingkat pendidikan, Kuntjoroningrat (1997) menyatakan bahwa makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai nilai yang baru diperkenalkan. Sedangkan untuk umur, Hurlock (1998) menyatakan bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Menurut Azwar (198) dalam Istiarti () perilaku kesehatan dipengaruhi oleh latar belakang ekonomi, bagi yang berstatus tinggi akan semakin mudah dalam memilih pelayanan kesehatan begitu juga sebaliknya termasuk memilih alat kontrasepsi. Rasa ingin tahu dalam diri menentukan tinggi rendahnya pengetahuan seseorang. Seseorang yang rasa ingin tahunya tinggi akan mencari informasi mengenai kontrasepsi yang sesuai dengan keadaannya, begitu pula sebaliknya. Selain itu, pengetahuan yang kurang dari ibu menyusui bayi usia - bulan mengenai kontrasepsi juga dipengaruhi oleh pemberian informasi atau pendidikan kesehatan yang kurang. Hal lain yang kemungkinan mempengaruhi pengetahuan yang kurang dari ibu menyusui bayi - bulan terhadap kontrasepsi antara lain pendidikan dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang sebagian besar adalah pendidikan menengah (SMA) dan hampir setengahnya berpendidikan terakhir SD, sebagian besar dari mereka juga bekerja, dan umur dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang sebagian besar antara -4 tahun sehingga mereka belum memiliki pengalaman yang cukup dalam hal kontrasepsi. Jadi, pengetahuan ibu menyusui bayi usia - bulan tentang kontrasepsi didapatkan dari rasa ingin tahu seseorang itu sendiri. Sehingga mereka berusaha mencari informasi tentang kontrasepsi yang tepat bagi mereka. Ibu menyusui yang tingkat pendidikannya tinggi lebih mudah menerima informasi sehingga lebih banyak pula informasi yang didapat.. Sikap ibu menyusui tentang kesesuaian kontrasepsi sebelum dan sesudah diberikannya edukasi suportif terstruktur Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh setengahnya (5%) ibu yang menyusui bayi usia - bulan memiliki sikap setuju mengenai kontrasepsi, dan sebagian besar (,%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsi, berbeda setelah diberikannya edukasi suportif terstruktur sikap ibu menyusui menjadi (1%) setuju (1%) sesuai dalam pemilihan kontrasepsi. Merupakan reaksi seseorang dan menunjukkan kesiapan untuk bereaksi terhadap stimulus tertentu. Menurut Gunarsa (1999) terbentuknya sikap dipengaruhi oleh sikap orang lain dengan ekspresinya, sering pula sikap dipengaruhi oleh pembicaraan orang lain, baru setelah pengenalan lebih dalam, pengetahuan yang lebih luas sikap mungkin berubah Halaman 171

8 atau menetap, dan sikap itu baru berubah setelah ada pemahaman. (Notoatmodjo, 7) menjelaskan bahwa ada tiga komponen sikap yaitu kepercayaan atau konsep terhadap stimulus, kondisi emosional terhadap stimulus dan kecenderungan untuk bertindak. Jadi, sikap ibu menyusui bayi usia - bulan tentang kontrasepsi sering pula sikap dipengaruhi oleh pembicaraan orang lain, baru setelah pengenalan lebih dalam, pengetahuan yang lebih luas sikap mungkin berubah atau menetap, dan sikap itu baru berubah setelah ada pemahaman.. Kesesuaian pemilihan kontrasepsi Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh sebagian besar (,%) ibu menyusui bayi usia - bulan tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Menurut Saifuddin (), metode kontrasepsi pada klien menyusui dipilih agar tidak mempengaruhi ASI atau kesehatan bayi. Hartanto () menyatakan bahwa kontrasepsi yang sesuai dalam hal ini yang dapat digunakan oleh ibu menyusui adalah kontrasepsi yang tidak mengandung hormon estrogen, seperti kontrasepsi progestin (mini pil, suntik bulan, implan), alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), dan kontrasepsi mantap wanita. Ibu menyusui bayi usia - bulan yang akan menggunakan kontrasepsi sebaiknya mengetahui macam-macam kontrasepsi yang dapat digunakan untuk ibu menyusui. Sehingga mereka dapat memilih kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan keadaannya saat itu. Berkonsultasi dengan bidan merupakan cara yang bijak untuk memudahkan dalam pemilihan kontrasepsi. Mereka dapat mempertimbangkan mana yang sekiranya sesuai dengan keadaannya saat ini. Sebagian besar ibu menyusui bayi usia - bulan hanya tahu pada kontrasepsi tertentu, sehingga masih banyak dari mereka yang tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Sedangkan yang sesuai dalam rencana pemilihan kontrasepsinya cenderung mendapatkan saran dari orang lain yang berpengalaman. 4. Pengaruh edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan kurang, sebanyak (,7%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =, atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh pengetahuan edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun 1. Berdasarkan tabel 5.11 menunjukkan bahwa dari 1 ibu menyusui bayi usia - bulan berpengetahuan sangat baik, ibu menyusui bayi usia - bulan berpengetahuan baik, ibu menyusui bayi usia - bulan berpengetahuan cukup, 1 ibu menyusui bayi - bulan berpengetahuan kurang semuanya sesuai dengan pemilihan kontrasepsi. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =,4 atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh pengetahuan edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun 1 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya sangat setuju tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsi, orang (5%) sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya dan orang (5%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsi, dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya kurang setuju yang sesuai 5% dan tidak sesuai 5% dalam pemilihan kontrasepsinya, dan ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya tidak setuju 1% tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =,5 atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh sikap edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 5 ibu menyusui Halaman 17

9 bayi usia - bulan yang sikapnya sangat setuju, ibu menyusui bayi usia - bulan semuanya sesuai dalam pemilihan kontrasepsi. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =,14 atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh sikap edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun 1. Menurut Notoatmodjo (), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu serta merupakan salah satu komponen pembentuk sikap yang utuh (total attitude). Sehingga perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Ahmadi (7) menyatakan bahwa apabila individu memiliki sikap yang positif terhadap kontrasepsi ia akan siap membantu, memperhatikan, dan berbuat sesuatu yang menguntungkan. Sebaiknya bila ia memiliki sikap yang negatif terhadap kontrasepsi, maka ia akan mengecam, mencela, menyerang, bahkan membinasakan kontrasepsi tersebut. Pemilihan kontrasepsi sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap. Seluruh ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan baik mempunyai pemilihan yang sesuai terhadap kontrasepsi dan yang berpengetahuan cukup sebagian besar juga mempunyai pemilihan yang sesuai. Hal ini terjadi karena ibu menyusui bayi usia - bulan yang mempunyai pengetahuan baik dan cukup terhadap kontrasepsi telah memahami bahwa tidak semua kontrasepsi dapat digunakan oleh ibu menyusui dan telah mengetahui metode kontrasepsi yang sesuai atau dapat digunakan oleh ibu menyusui. Sedangkan pada ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan kurang tidak memahami bahwa tidak semua kontrasepsi dapat digunakan oleh ibu menyusui sehingga sebagian besar dari mereka tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya karena menganggap semua metode kontrasepsi dapat dipakai oleh ibu menyusui. Namun pada ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan kurang ada juga yang sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Hal ini dipengaruhi oleh pengalaman ibu mengenai kontrasepsi yang didapatkan dari orang lain sehingga ibu memiliki inisiatif untuk sesuai dalam memilih kontrasepsi yang digunakan oleh ibu menyusui. Selain itu ketidaksesuaian tersebut juga dipengaruhi oleh hambatan dari segi ekonomi dan informasi. Di mana, ibu menyusui bayi usia - bulan cenderung tidak sesuai dengan yang seharusnya dalam memilih kontrasepsi dengan alasan kurangnya informasi dan motivasi tentang pendidikan kesehatan yang didapatkan. Oleh karena itu, dalam hal ini pengetahuan sangat mempengaruhi pemilihan kontrasepsi yang dilakukan oleh ibu menyusui bayi usia - bulan. Sehingga perlu diberikan informasi tentang kontrasepsi untuk menambah pengetahuan agar ibu menyusui bayi usia - bulan dapat memilih kontrasepsi yang sesuai dengan keadaannya yaitu kontrasepsi yang tidak mempengaruhi ASI atau kesehatan bayi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S.. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Badan Pusat Statistik (BPS) dan Marco Intern.7. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 7. Calverton, Maryland, USA: BPS dan Macro Internasional. Everett, Suzanne. 7. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta: EGC. Friedman, MM Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.Edisi. Jakarta: EGC. Hartanto, Hanafi.. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hidayat, A. Aziz Alimul. 7. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Keraf, A. Sony. 1. Ilmu Pengetahuan: Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta: Kanisius. Halaman 17

10 Manuaba, Ida Bagus Gde Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Mochtar, R Sinopsis Obstetri. Jilid. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, Soekidjo.. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam.. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Purnomo, Windhu. 9. Handout dan Bahan Kuliah Pengantar Metodologi Penelitian Kuantitatif. Saifuddin, Abdul Bari.. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Soetjiningsih ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC. Wiknjosastro, Hanifa. 5. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Halaman 174

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR Yefi Marliandiani, Krisnamurti Prodi D-III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ABSTRAK Program Keluarga Berencana yang

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR Vera Virgia Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : veravirgia@gmail.com ABSTRAK IUD (Intra Uteri Device) atau AKDR (Alat Kontrasepsi

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL ARSIAH NURHIDAYAH PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA BEKASI 2012

Lebih terperinci

Jl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati ABSTRAK

Jl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati   ABSTRAK Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Akbid Bakti Utama Pati ISSN: 2087-4154 Vol. 7 No. 2 Juli 2016 On-line http://akbidbup.ac.id/jurnal-2/ HUBUNGAN EFEK SAMPING

Lebih terperinci

Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2)

Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2) HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBAKAJI KOTA SEMARANG Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2) 1

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA AKTIVITAS SEKSUAL DENGAN KETERATURAN KONSUMSI PIL KB PADA AKSEPTOR KB PIL. Andri Tri Kusumaningrum ABSTRAK

HUBUNGAN POLA AKTIVITAS SEKSUAL DENGAN KETERATURAN KONSUMSI PIL KB PADA AKSEPTOR KB PIL. Andri Tri Kusumaningrum ABSTRAK HUBUNGAN POLA AKTIVITAS SEKSUAL DENGAN KETERATURAN KONSUMSI PIL KB PADA AKSEPTOR KB PIL Andri Tri Kusumaningrum ABSTRAK Pil KB yang tidak dikonsumsi secara teratur sering ditemukan dimasyarakat, sedangkan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK Lina Darmayanti Bainuan* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email : admin@akbid-griyahusada.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara keempat terbesar penduduknya di dunia dengan lebih dari 253 juta jiwa (BPS, 2014). Fertilitas atau kelahiran adalah salah satu faktor

Lebih terperinci

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013 HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN KUNJUNGAN ULANG KB SUNTIK 3 BULAN DI POLINDES ANYELIR DESA BENDUNG KECAMATAN JETIS KABUPATEN MOJOKERTO Dian Irawati*) Abstrak Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN Hajar Nur Fathur Rohmah, Ida Fitriana Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: Keluarga Berencana

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG Eva Inayatul Faiza 1, Riski Akbarani 2 eva_inayatul@yahoo.com

Lebih terperinci

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK CYCLOFEM ( 1 BULAN ) DENGAN KEPATUHAN JADWAL PENYUNTIKAN ULANG DI DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA Ita Rahmawati 1, Asmawahyunita

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU (usia, Pendidikan, Pekerjaan, Dan Paritas ) DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS SUKUDONO SIDOARJO

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU (usia, Pendidikan, Pekerjaan, Dan Paritas ) DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS SUKUDONO SIDOARJO HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU (usia, Pendidikan, Pekerjaan, Dan Paritas ) DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS SUKUDONO SIDOARJO ABSTRAK Amirul Amalia Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia adalah masih tingginya laju pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran

Lebih terperinci

Anik Nurhayati. Korespondensi : Anik Nurhayati, d/a Puskesmas Kalibaru Jl. Jember No. 39 Kalibaru Kulon ABSTRAK

Anik Nurhayati. Korespondensi : Anik Nurhayati, d/a Puskesmas Kalibaru Jl. Jember No. 39 Kalibaru Kulon ABSTRAK PENGARUH KONSELING TERHADAP MOTIVASI PUS (PASANGAN USIA SUBUR) UNTUK MENGGUNAKAN IMPLANT DI PUSKESMAS KALIBARU KECAMATAN KALIBARU KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013 Anik Nurhayati Korespondensi : Anik Nurhayati,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN DAN MINAT PENGGUNA KONTRASEPSI MAL DI PONET GROBOGAN GROBOGAN JAWA TENGAH

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN DAN MINAT PENGGUNA KONTRASEPSI MAL DI PONET GROBOGAN GROBOGAN JAWA TENGAH PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN DAN MINAT PENGGUNA KONTRASEPSI MAL DI PONET GROBOGAN GROBOGAN JAWA TENGAH Endah Purwaningsih 1), Saifudin Zukhri 2), Atikah Rachmawati 3) STIKES Muhammadiyah

Lebih terperinci

Hubungan Antara Paritas Ibu Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Di Rumah Bersalin Citra Palembang Tahun 2013

Hubungan Antara Paritas Ibu Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Di Rumah Bersalin Citra Palembang Tahun 2013 Hubungan Antara Paritas Ibu Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Di Rumah Bersalin Citra Palembang Tahun 213 Dahliana, Dosen poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Kebidanan ABSTRAK

Lebih terperinci

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN KB MOW DI DESA KALIPUCANG KULON WELAHAN JEPARA TAHUN 2013 Devi Rosita 1 INTISARI Peningkatan penduduk di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Tanpa adanya

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD Tetty Rihardini, SST Prodi D-III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya tettyrihardini@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS Mestuti Hadi AKBID Mardi Rahayu Kudus ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT (DMPA) DENGAN TINGKAT KECEMASAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI DESA DURIWETAN KECAMATAN MADURAN LAMONGAN Ayu Fiddiawati Ningsih,

Lebih terperinci

23,3 50,0 26,7 100,0

23,3 50,0 26,7 100,0 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK DENGAN SIKAP DALAM MEMILIH KB SUNTIK BULANAN DI DESA BESOLE, KECAMATAN BAYAN, KABUPATEN PURWOREJO Dwi Mardiantari ABSTRAK 48 hal+7 tabel+ gambar+

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN Martikowati Suryanis*, Andri Tri Kusumaningrum**, Mu ah***.......abstrak....... Kontrasepsi

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID PENELITIAN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID Anisa K.A*,Titi Astuti* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang **Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG IMPLANT DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR DI BPS NY. HJ. FAROHAH DESA DUKUN GRESIK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG IMPLANT DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR DI BPS NY. HJ. FAROHAH DESA DUKUN GRESIK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG IMPLANT DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR DI BPS NY. HJ. FAROHAH DESA DUKUN GRESIK Taqiyyah Barroh Thoyyib*, Yunik Windarti** (UNUSA, FKK, Prodi

Lebih terperinci

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( ) HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN PASANGAN USIA SUBUR DENGAN PENGGUNAAN AKDR DI KELURAHAN BENTENG PASAR ATAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS RASIMAH AHMAD BUKITTINGGI TAHUN 2014 Desi Andriani * ABSTRAK

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Yeti Yuwansyah Penggunaan alat kontrasepsi sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga Berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR Dedes Fitria 1, Sinta Nuryati 2 1 Poltekkes Kemenkes Bandung 2 Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN AKSEPTOR KB PIL DENGAN KEBERHASILAN PENCEGAHAN KEHAMILAN DI BPS ERTIN JUPRI

HUBUNGAN KEPATUHAN AKSEPTOR KB PIL DENGAN KEBERHASILAN PENCEGAHAN KEHAMILAN DI BPS ERTIN JUPRI HUBUNGAN KEPATUHAN AKSEPTOR KB PIL DENGAN KEBERHASILAN PENCEGAHAN KEHAMILAN DI BPS ERTIN JUPRI W.,Amd.Keb DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN Siti Nur Anisa*, Ratih Indah Kartikasari**.......ABSTRAK.......

Lebih terperinci

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan KB Hormonal Jenis Pil Dan Suntik Pada Akseptor KB Hormonal Golongan Usia Resiko Tinggi Di Puskesmas Cipageran Cimahi Utara Bulan Juli - Agustus 2010 ABSTRAK

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY D P 2002 AKSEPTOR AKTIF SUNTIK 3 BULAN DENGAN MENOMETRORAGIA DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY D P 2002 AKSEPTOR AKTIF SUNTIK 3 BULAN DENGAN MENOMETRORAGIA DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015 ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY D P 2002 AKSEPTOR AKTIF SUNTIK 3 BULAN DENGAN MENOMETRORAGIA DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015 Kustini* Triana Riski Oktaviani** *Dosen Program Studi D III Kebidanan

Lebih terperinci

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK HUBUNGAN PARITAS DAN SIKAP AKSEPTOR KB DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI JANGKA PANJANG DI KELURAHAN MUARA ENIM WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2012 Imelda Erman, Yeni Elviani

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI BPS INSULAMI DESA NGUWOK KEC

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI BPS INSULAMI DESA NGUWOK KEC HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI BPS INSULAMI DESA NGUWOK KEC. MODO KAB. LAMONGAN TAHUN 2009 Ellik Widyaningsih*,

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ALAT KONTRASEPSI VASEKTOMI DI DESA SAMBIROTO NGAWI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ALAT KONTRASEPSI VASEKTOMI DI DESA SAMBIROTO NGAWI GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ALAT KONTRASEPSI VASEKTOMI DI DESA SAMBIROTO NGAWI Aulia Kurnianing Putri 1), Yaniar Dyah Novitasari 2) Prodi DIII Kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta Abstrak

Lebih terperinci

Correspondence : Siti Rochimatul Lailiyah.,S.SiT.,MKes.*)Jl. R.E. Martadinata Bangkalan, Indonesia.

Correspondence : Siti Rochimatul Lailiyah.,S.SiT.,MKes.*)Jl. R.E. Martadinata Bangkalan, Indonesia. P E N E L I T I A N I L M I A H Hubungan Persepsi Ibu Post Partum Dengan Pemilihan Kontrasepsi Metode Amenorhea Laktasi (Studi Wilayah Kerja Puskesmas Pangarengan-Sampang) Siti Rochimatul Lailiyah, S.SiT.,M.Kes.*)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA Retno Setyo Iswati Tenaga Pengajar Prodi DIII Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana

Lebih terperinci

Kata Kunci : Konseling, Penurunan Tingkat Kecemasan, Efek Samping

Kata Kunci : Konseling, Penurunan Tingkat Kecemasan, Efek Samping 1 PENGARUH KONSELING KONTRASEPSI SUNTIK PROGESTIN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN AKAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI TERSEBUT THE EFFECT OF PROGESTIN INJECTION CONTRACEPTIVE COUNSELLING TO DECREASE OF

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO Hajar Nur Fathur Rohmah, Zulaikha Abiyah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH JURNAL SKRIPSI Diajukanuntuk melengkapi tugas dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, dan peningkatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG 33 HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG Abstrak Ratih Ruhayati, S.ST, M.Keb Alat Kontrasepsi

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF HORMONAL SUNTIK 1 BULAN PADA Ny E DENGAN PENINGKATAN BB DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF HORMONAL SUNTIK 1 BULAN PADA Ny E DENGAN PENINGKATAN BB DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015 ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF HORMONAL SUNTIK 1 BULAN PADA Ny E DENGAN PENINGKATAN BB DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015 Ida Susila *Dosen Program Studi D III Kebidanan Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK TIGA BULAN DEPO MEDOKRASI PROGESTRONE ASETAT (DMPA) DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN Ayu Safitri *, Holidy Ilyas **, Nurhayati ** *Alumni Jurusan Keperawatan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG METODE ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA BULUTENGGER KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN

GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG METODE ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA BULUTENGGER KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG METODE ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA BULUTENGGER KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN WS Tarmi, Citra Dewi Aryani Korespondensi: WS Tarmi,

Lebih terperinci

Universitas Muhammadiyah Semarang.

Universitas Muhammadiyah Semarang. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN MINAT PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI (BPM) Ny. D DESA SUKOMULYO KECAMATAN KALIWUNGU SELATAN KABUPATEN KENDAL THE CORRELATION

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus adalah

Lebih terperinci

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015) STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan 2015) Sumiyati* Hetti Latifah** *Dosen Program Studi D III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program

Lebih terperinci

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG TIGA KABUPATEN PIDIE. TAHUN 2013 Nurbaiti Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda

Lebih terperinci

Mitha Destyowati ABSTRAK

Mitha Destyowati ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI IUD DENGAN MINAT PEMAKAIAN KONTRASEPSI IUD DI DES HARJOBINANGUN KECAMATAN GRABAK KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2011 Mitha Destyowati ABSTRAK 12 i + 34 hal

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN KEPATUHAN AKSEPTOR KB PIL DENGAN KEGAGALAN KONTRASEPSI PIL DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Helmi Yenie* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Prevalensi kegagalan KB pil di

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Peran suami, Akspektor Mantap (MOW).

ABSTRAK. Kata Kunci : Peran suami, Akspektor Mantap (MOW). HUBUNGAN PERAN SUAMI DENGAN ISTRI SEBAGAI AKSEPTOR MANTAP Ida Susila* Eka Furiyanti** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Ade Rindiarti 1, Tony Arjuna 2, Nindita Kumalawati

Lebih terperinci

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT Yunik Windarti Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Jl. Smea 57 Surabaya Email : yunikwinda@unusa.ac.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk menekan jumlah populasi penduduk. Anjuran pemakaian metode kontrasepsi ini sudah diterapkan dibeberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh semua negara baik negara maju maupun negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu

Lebih terperinci

UMUR DAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN AMENORRHOE

UMUR DAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN AMENORRHOE UMUR DAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN AMENORRHOE Elisabeth Tiwi*, Arimina Hartati Pontoh* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email : admin@akbid-griyahusada.ac.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN.

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN. HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN Diah Eko Martini.......ABSTRAK....... Kontrasepsi hormonal 1 bulan merupakan Alat

Lebih terperinci

JURNAL. Diajukan Untuk Memenuhi Ketentuan Melakukan Penyusunan Skripsi. Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Program Study Diploma IV Kebidanan

JURNAL. Diajukan Untuk Memenuhi Ketentuan Melakukan Penyusunan Skripsi. Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Program Study Diploma IV Kebidanan FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GANGGUAN POLA HAID PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK PROGESTIN DI TINJAU DARI UMUR DAN LAMANYA PEMAKAIAN DI PUSKESMAS SIMEULUE BARAT KABUPATEN SIMEULUE JURNAL Diajukan Untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN AKSEPTOR (Studi Di BPS Dwenti K.R. Desa Sumberejo Kabupaten Lamongan 2015)

HUBUNGAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN AKSEPTOR (Studi Di BPS Dwenti K.R. Desa Sumberejo Kabupaten Lamongan 2015) HUBUNGAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN AKSEPTOR (Studi Di BPS Dwenti K.R. Desa Sumberejo Kabupaten Lamongan 205) Ida Susila* Triana Riski Oktaviani** *Dosen Program Studi D III Kebidanan

Lebih terperinci

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS NGESREP KELURAHAN NGESREP KECAMATAN BANYUMANIK SEMARANG Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2) 1 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penanganan masalah kependudukan adalah Undang-undang No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang mengamanatkan bahwa kewenangan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN Aprilica Manggalaning Murti, Mega Marliana Akademi Kebidanan YAPPI Sragen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli

BAB I PENDAHULUAN. yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, masalah kependudukan merupakan masalah penting yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli kependudukan, baik di Indonesia maupun

Lebih terperinci

HUBUNGAN DISIPLIN WAKTU DALAM PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEGAGALAN AKSEPTOR. Fitriana Ikhtiarinawati Fajrin* Lilis Oktaviani** ABSTRAK

HUBUNGAN DISIPLIN WAKTU DALAM PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEGAGALAN AKSEPTOR. Fitriana Ikhtiarinawati Fajrin* Lilis Oktaviani** ABSTRAK HUBUNGAN DISIPLIN WAKTU DALAM PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEGAGALAN AKSEPTOR Fitriana Ikhtiarinawati Fajrin* Lilis Oktaviani** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN KB IUD DI DESA KEBONAGUNG KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN KB IUD DI DESA KEBONAGUNG KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN KB IUD DI DESA KEBONAGUNG KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG Riski Akbarani, Eva Inayatul Faiza Sekolah Email : aisha_kiki@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia adalah masih tingginya laju pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran

Lebih terperinci

HUBUNGAN FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KEBERHASILAN METODE MAL DI KELURAHAN RINGIN PUTIH KARANGDOWO KLATEN

HUBUNGAN FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KEBERHASILAN METODE MAL DI KELURAHAN RINGIN PUTIH KARANGDOWO KLATEN HUBUNGAN FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KEBERHASILAN METODE MAL DI KELURAHAN RINGIN PUTIH KARANGDOWO KLATEN Endah Purwaningsih 1, Sumarmi 2, Deffy Lolita Hendra Saputra 3 STIKES Muhammadiyah Klaten Endahpurwaningsih14@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi adalah. untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi, karena kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Peran Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi adalah. untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi, karena kehamilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi adalah untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi, karena kehamilan yang diinginkan dan berlangsung dalam

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017 HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN DENGAN EFEK SAMPING ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN Eka Rati Astuti Akademi Kebidanan Manna Abstrak: Alat kontrasepsi suntik

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN Ridha Andria 1*) 1 Dosen STIKes Darussalam Lhokseumawe

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB WANITA DI TUWEL

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB WANITA DI TUWEL FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB WANITA DI TUWEL Aminatul Maula, Iroma Maulida, Mutiarawati ABSTRAK Proporsi pasangan usia subur indonesia menurut BKKBN

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA. PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA. Muthiah Rissa Pratiwi, S.S.T. Abstrak Kanker leher rahim adalah kanker

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA Hardiningsih 1), Agus Eka Nurma Yuneta 2), Fresthy Astrika

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN Dini Rahmayani 1, Ramalida Daulay 2, Erma Novianti 2 1 Program Studi S1 Keperawatan STIKES

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI FX Bhakti Hendrakusuma, Mutiara Puspa Negari Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada Nganjuk 1) akbidkertosono@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih memiliki kualitas penduduk yang sangat rendah dengan ditandai terhambatnya pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu permasalahan global yang muncul

Lebih terperinci

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN : HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN SERENGAN Devi Pramita Sari APIKES Citra Medika Surakarta ABSTRAK Pasangan Usia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memaparkan tentang ASI eksklusif dan berbagai pilihan jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memaparkan tentang ASI eksklusif dan berbagai pilihan jenis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah salah satu kontrasepsi alami yang menggunakan prinsip menyusui secara eksklusif selama 6 bulan penuh tanpa tambahan makanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008) mengatakan bahwa program keluarga berencana merupakan suatu tindakan yang membantu pasangan suami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Keluarga Berencana lebih dari dua dasa warsa terakhir ini menjadi fokus utama program kependidikan di Indonesia. Program KB dan Kesehatan Reproduksi dilaksanakan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB IMPLANT DI DESA BANJARANYAR KECAMATAN BALAPULANG KABUPATEN TEGAL

KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB IMPLANT DI DESA BANJARANYAR KECAMATAN BALAPULANG KABUPATEN TEGAL KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB IMPLANT DI DESA BANJARANYAR KECAMATAN BALAPULANG KABUPATEN TEGAL Atikah, Joko Kurnianto, Novia Ludha Arisanti Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jl.Mataram

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi di ASEAN. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi di ASEAN. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tolak ukur keberhasilan dari kemampuan pelayanan kesehatan satu negara diukur dari tinggi dan rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang kependudukan yang masih tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan jumlah peningkatan penduduk yang tinggi, dengan laju pertumbuhan sebesar 1,49 persen per tahun. Pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alat kontrasepsi hormonal merupakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron yang dapat mencegah ovulasi dan kehamilan. Alat kontrasepsi non

Lebih terperinci

Oleh : Lia Natalia ABSTRAK

Oleh : Lia Natalia ABSTRAK FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG () DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PANYINGKIRAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 4. Oleh : Lia Natalia ABSTRAK Metoda Kontrasepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari lima negara berkembang yaitu, India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada pertambahan penduduk dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan laju pertumbuhan yang masih. relatif tinggi. Program Keluarga Berencana (KB) muncul sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan laju pertumbuhan yang masih. relatif tinggi. Program Keluarga Berencana (KB) muncul sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Program Keluarga Berencana (KB) muncul sebagai gerakan untuk membentuk suatu keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun pasangan menikah pada usia subur semakin meningkat. Kecenderungan peningkatan pasangan menikah usia subur akan berdampak pada peningkatan angka kelahiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kepadatan kependudukan di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kepadatan kependudukan di Indonesia merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kepadatan kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak. Tidak hanya pemerintah, masyarakat

Lebih terperinci

Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan 1

Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan 1 HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LOK BAINTAN Adriana Palimbo 1, Hariadi Widodo 2, Nur Redha 3 1 Dosen Program Studi DIV

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai saat ini, pertumbuhan penduduk yang cepat terjadi akibat dari tingginya angka laju pertumbuhan penduduk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga berencana merupakan upaya untuk mengatur jumlah anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga berencana merupakan upaya untuk mengatur jumlah anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Keluarga berencana merupakan upaya untuk mengatur jumlah anak atau mengatur jarak kelahiran anak serta dapat menanggulangi masalah kemandulan, selain itu keluarga

Lebih terperinci

GAMBARAN FAKTOR PASANGAN DAN FAKTOR KESEHATAN ASEPTOR KB SUNTIK DI WILAYAH KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN

GAMBARAN FAKTOR PASANGAN DAN FAKTOR KESEHATAN ASEPTOR KB SUNTIK DI WILAYAH KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN GAMBARAN FAKTOR PASANGAN DAN FAKTOR KESEHATAN ASEPTOR KB SUNTIK DI WILAYAH KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN Skripsi DANNUARDI M.S. NIM : 08.0260.S OKE PRASETYO NIM : 08.0343.S PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia terus meningkat. Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar antara 2,15 % hingga 2,49% pertahun (Sujiyatini & Arum, 2011). Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,

Lebih terperinci