METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan"

Transkripsi

1 METODE Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian lanjutan. Penelitian pendahuluan mencakup pengembangan minuman emulsi minyak bekatul tanpa cokelat dan analisis asam lemak minuman yang diintervensi. Penelitian lanjutan dilakukan untuk melihat pengaruh intervensi minuman ready to drink emulsi minyak bekatul-cokelat terhadap kadar profil lipid plasma orang dewasa obes. Penelitian telah mendapatkan Ethical Approval No.KE.01.12/EC/597/2011 dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 23 Desember 2012 (surat pada Lampiran 1). Waktu dan Tempat Proses pengembangan minuman emulsi minyak bekatul tanpa cokelat pada penelitian pendahuluan dilakukan di Laboratorium Percobaan Makanan Departemen Gizi Masyarakat, serta analisis asam lemak minuman yang diintervensikan dilakukan di Laboratorium Terpadu. Analisis kadar profil lipid darah subyek pada penelitian lanjutan dilakukan di Laboratorium Biokima Departemen Gizi Masyarakat, serta pengumpulan data primer dilakukan di lingkungan Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilakukan dari bulan Juli 2011 sampai Januari Alat dan Bahan Bahan yang digunakan untuk melakukan pengembangan minuman emulsi minyak bekatul tanpa cokelat antara lain minyak bekatul komersial merek Oryza Grace, sukralosa, garam, emulsifier sugar ester dan Tween 80, Carboxymethil Celulose (CMC) dan air. Produksi minuman ready to drink emulsi minyak bekatul-cokelat menggunakan minyak bekatul komersial merek Oryza Grace, cokelat bubuk asli dari Balai Penelitian Kopi dan Kakao Jember Jawa Timur, sukralosa, garam, emulsifier sugar ester, CMC dan air. Peralatan yang digunakan kedua produk minuman sama yaitu timbangan mikro, homogenizer, kompor, sealer, gelas plastik tahan panas, termometer dan kulkas. Bahan dan alat yang digunakan untuk analisis asam lemak minuman yang diintervensikan antara lain minyak dari minuman, larutan standar, larutan NaOH 0.5 N dan BF 3 12% dalam methanol, larutan NaCl jenuh, isooktana, Na 2 SO 4 anhidrat, perangkat gas kromatografi (gambar pada Lampiran 2), syringe 10 µl, penangas air, tabung bertutup Teflon, neraca analitik dan pipet mikro.

2 26 Pengukuran status gizi dilakukan menggunakan timbangan berat badan dan microtoise. Peralatan yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel darah adalah jarum suntik, tabung EDTA, alkohol dan plester. Proses pengambilan darah dilakukan oleh tenaga ahli dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Bogor. Alat dan bahan yang diperlukan untuk analisis kadar profil lipid plasma adalah sampel plasma, reagen merek Human berupa complete test kit kolesterol total ETI , HDL ETI dan trigliserida ETI beserta standar, freezer, eppendorf, air bebas ion, sentrifuge, penangas air, pipet mikro dan spektrofotometer. Jumlah dan Cara Pemilihan Subyek Populasi target adalah mahasiswa dan mahasiswi Institut Pertanian Bogor. Subyek diambil dengan cara screening untuk memenuhi persyaratan inklusi. Teknik pemilihan subyek diambil dengan metode purposive sampling. Syarat inklusi yang perlu dipenuhi oleh subjek adalah: 1. Berjenis kelamin laki-laki /perempuan. 2. Berkategori obes tingkat 1 dan 2 (memiliki IMT 25) (WHO 2000). 3. Rentang umur tahun. 4. Tidak sedang menjalani pengobatan dari dokter. 5. Tidak sedang mendapatkan intervensi (minuman antioksidan) serupa. 6. Tidak merokok. 7. Tidak hamil atau menyusui. 8. Tidak alergi cokelat. 9. Tidak pindah atau berada di luar lokasi dalam jangka waktu lama, sehingga tidak dapat mengikuti perlakuan. 10. Bersedia mengisi informed concent. Penentuan jumlah subjek dilakukan dengan menggunakan minimum sample size for estimating difference mean between groups (Lameshow et al. 1997), yaitu dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: n = jumlah subjek minimal Zα = 1.96 (α= 5%) Zβ = 1.28 (β= 10%), power of test = 90% S 2 = standar deviasi (0.14) X 1 = mean kadar kolesterol LDL setelah intervensi (berdasarkan penelitian Most et al. 2005, yaitu 3.30). X 2 = mean kadar kolesterol LDL sebelum intervensi (berdasarkan penelitian Most et al. 2005, yaitu 3.65).

3 27 Berdasarkan dari hasil perhitungan diatas, maka diperoleh jumlah n yaitu 3.35 yang dibulatkan menjadi subjek minimal yaitu 4 orang. Antisipasi drop-out dilakukan dengan menambahkan 8 orang subjek dari jumlah minimal sehingga total subjek yang digunakan yaitu 12 orang, dengan enam orang laki-laki dan enam orang perempuan. Hal ini dilakukan karena minuman yang diintervensikan belum dikenal dan belum diterima dengan baik. Alur Penelitian Alur penelitian menceritakan urutan penelitian ini dilakukan. Penelitian dilakukan melalui dua tahap. Tahap pendahuluan yaitu pengembangan minuman emulsi minyak bekatul tanpa cokelat dan analisis asam lemak minuman yang diintervensikan, yaitu minuman ready to drink emulsi minyak bekatulcokelat. Tahap lanjutan terdiri dari mengurus perijinan Ethical Clearance dari Kementrian Kesehatan RI, penentuan subyek secara purposive, pengambilan data primer subyek, melaksanakan masa pre-intervensi dan masa intervensi, pengambilan dan analisis profil lipid plasma subyek. Alur penelitian disajikan pada Gambar 5. Pengembangan minuman emulsi minyak bekatul tanpa cokelat Komposisi dan perbandingan pengembangan minuman emulsi minyak bekatul tanpa cokelat didasarkan pada penelitian Rachman (2012), yaitu minuman emulsi minyak bekatul-cokelat. Pengembangan dilakukan dengan menguji perbandingan (minyak:air) 1:9 dan 3:7 menggunakan emulsifier sugar ester, serta menguji perbandingan 3:7 dan 4:6 menggunakan emulsifier Tween 80. Perbandingan yang terpilih untuk diuji berdasarkan trial and error yang telah dilakukan oleh Rachman (2012) sebelumnya. Perbandingan yang diuji hanya sampai perbandingan 4:6 karena daya terima dirasa sangat rendah pada perbandingan minyak:air yang lebih tinggi. Total minuman yang dibuat per sajiannya sekitar 100 ml. Adanya penambahan perisa karamel untuk meningkatkan daya terima, namun jumlah perisa belum ditentukan. Pada setiap 100 ml ditambahkan sekitar 3 tetes perisa karamel. Pada Tabel 10 digambarkan jenis bahan dan komposisi yang digunakan pada pengembangan minuman emulsi minyak bekatul tanpa cokelat. Cara pembuatan minuman emulsi yaitu pertama menimbang secara teliti minyak bekatul Oryza Grace (Lampiran 3), sukralosa, emulsifier (sugar ester atau Tween 80), garam, dan CMC. Mempersiapkan minyak bekatul dan air sesuai dengan takaran. Proporsi minyak dalam satu gelas minuman sangat kecil

4 28 Pengembangan minuman emulsi minyak bekatul tanpa cokelat Analisis asam lemak minuman ready to drink emulsi minyak bekatul-cokelat Permohonan Ethical Clearance hingga mendapat Ethical Approval No.KE.01.12/EC/597/2011 dari Kemenkes Pemilihan subyek secara purposive Subyek menandatangani informed consent Pertemuan I: Subyek diminta menjalani diet rendah antioksidan dan pengumpulan data karakteristik subyek, food recall 2x24 jam dan food frequency Masa rendah antioksidan: 2 minggu Pertemuan II: Penyuluhan subyek untuk motivasi menjalani intervensi Setelah subyek dipuasakan 12 jam, dilakukan pengambilan darah pre-intervensi Produksi minuman ready to drink emulsi minyak bekatulcokelat tiga hari sekali Pemberian intervensi minuman ready to drink emulsi minyak bekatul-cokelat sebanyak 2x sehari selama 15 hari dan pengisian food record selama 7 hari Masa intervensi: 15 hari Setelah subyek dipuasakan 12 jam, dilakukan pengambilan darah post-intervensi Dilakukan analisis kadar profil lipid plasma subyek sebelum dan setelah intervensi Gambar 5 Skema alur penelitian (6.29%), sedangkan proporsi air dalam minuman sebesar 92.27% sehingga massa jenis minuman dianggap 1 mg/dl karena sebagian besar minuman terdiri dari air. Seluruh bahan yang telah ditimbang kemudian dicampurkan di dalam satu gelas dan ditambahkan perisa karamel 3 tetes. Emulsifier sugar ester dipilih menjadi pengemulsi yang cocok untuk minuman ini. Jumlah emulsifier kemudian diuji dengan ditingkatkan menjadi 2 g dan 2.5 g untuk meningkatkan kualitas emulsi. Justifikasi rasa minuman emulsi

5 29 Tabel 10 Bahan dan komposisi pengembangan minuman emulsi minyak bekatul tanpa cokelat Bahan (g) Perbandingan (Minyak : Air) dalam gram 1 9 % 2 8 % 3 7 % 4 6 % Air Coklat Minyak Bekatul Sukralosa Tween 80 *) Sugar ester *) Garam CMC Keterangan : *) pemakaian emulsifier Tween 80 dan sugar ester tidak bersama-sama. Apabila sudah dipakai Tween 80 maka tidak ditambahkan sugar ester dalam minuman yang sama, dan sebaliknya. minyak bekatul tanpa cokelat ternyata kurang dapat diterima serta kestabilan emulsi minuman yang dihasilkan kurang baik. Maka kemudian minuman yang diintervensikan adalah minuman emulsi minyak bekatul-cokelat berdasarkan penelitian Rachman (2012) yang telah teruji secara organoleptik. Pembuatan minuman emulsi minyak bekatul-cokelat yang diintervensikan kepada subyek dilakukan berdasarkan penelitian Rachman (2012), yang dijelaskan pada Tabel 11. Minuman kemudian dikemas sebagai minuman siap saji (ready to drink) yang memiliki daya simpan cukup baik selama minimal delapan hari di dalam kulkas. Tabel 11 Komposisi biang dan pengenceran minuman minyak bekatul-cokelat Bahan Komposisi (g) Biang Pengenceran 1:3 Air Coklat Minyak Bekatul Emulsifier Sukralosa Garam CMC Sumber: Rachman (2012) Seluruh bahan ditimbang sesuai takaran biang dan dicampurkan untuk dihomogenisasi dengan homogenizer rpm selama 10 menit. Emulsi diencerkan dengan perbandingan biang:air sebesar 1:3. Minuman yang telah diencerkan kemudian dihomogenisasi kembali dan bersama-sama dipasteurisasi

6 30 selama 10 menit pada suhu 80 0 C. Pasteurisasi dilakukan dengan cara mengukus minuman emulsi yang berada dalam wadah panci. Setelahnya minuman segera dimasukkan ke dalam gelas plastik tahan panas, yang sebelumnya telah direndam selama 1-2 menit dalam suhu 90 0 C, dan segera disegel dengan tutup plastik. Perlakuan ini disebut hot filling yang bertujuan menciptakan ruang vakum. Kemasan yang telah berisi minuman kemudian pasteurisasi kembali pada suhu 90 0 C selama 1-2 menit. Penyimpanan dilakukan dalam kulkas (suhu C) sehingga minuman dapat terjaga isinya selama masa penyimpanan. Produksi minuman emulsi minyak bekatul-cokelat dilaksanakan seminggu tiga kali. Produksi ditujukan agar dapat menghasilkan gelas minuman pada hari biasa dan gelas minuman pada akhir minggu, dengan jumlah 12 subyek yang diberikan 2 gelas per hari, yaitu pagi dan siang. Analisis asam lemak minuman ready to drink emulsi minyak bekatulcokelat Analisis asam lemak yang terkandung di dalam minuman ready to drink emulsi minyak bekatul-cokelat dilakukan dengan metode gas chromatograph (GC). Analisis ini didasarkan pada partisi komponen-komponen dari suatu cairan diantara fase gerak berupa gas dan fase diam berupa zat padat atau cairan yang tidak mudah menguap yang melekat pada bahan pendukung inert. Analisis asam lemak diperlukan dua tahap, yaitu preparasi sampel dan kedua analisis komponen asam lemak sebagai FAME (fatty acid methyl ester). Prosedur analisis asam lemak minuman dijelaskan pada Subbab Jenis dan Cara Pengumpulan Data. Intervensi minuman ready to drink emulsi minyak bekatul-cokelat Setelah calon subyek terpilih memenuhi syarat inklusi dan bersedia menandatangani informed consent, maka calon subyek ditetapkan sebagai subyek penelitian. Subyek dikumpulkan pertama kali untuk diberi penjelasan dan penyuluhan mengenai manfaat minyak bekatul terhadap kesehatan sehingga diharapkan subyek menjadi termotivasi untuk mengonsumsi minuman ready to drink emulsi minyak bekatul-cokelat selama masa intervensi (gambar pada Lampiran 4). Pada pertemuan pertama ini subyek dimohon untuk mengisi kuesioner identitas subyek, food frequency, pengukuran berat badan dan tinggi badan subyek. Selain itu subyek juga diminta untuk melakukan diet rendah antioksidan dengan mengurangi konsumsi antioksidan dan tidak diperbolehkan

7 31 mengonsumsi suplemen atau multivitamin selama dua minggu ke depan. Hal ini bertujuan untuk mencegah adanya pengaruh asupan antioksidan terhadap profil lipid plasma subyek. Masa ini disebut masa rendah antioksidan. Pada masa sebelum intervensi, subyek dikumpulkan data food recallnya selama 2x24 jam oleh peneliti. Setelah masa rendah antioksidan selama dua minggu, subyek kembali dikumpulkan pada Pertemuan Kedua untuk dicek kesehatannya oleh dokter di Departemen Gizi Masyarakat. Subyek juga diberi penjelasan tentang masa intervensi yang dijalankan kemudian. Selanjutnya, subyek diminta untuk melakukan puasa selama 12 jam sebelum pengambilan darah pre-intervensi. Pengambilan darah dilakukan di Laboratorium Biokimia Departemen Gizi Masyarakat IPB pada pukul hingga oleh tenaga ahli. Selama 15 hari berikutnya, subyek diberikan minuman ready to drink emulsi minyak bekatulcokelat sebanyak 2 gelas per hari, pada pagi dan sore hari. Selain itu juga subyek diminta kesediaannya untuk mengisi kuesioner food record selama 7 hari pada masa intervensi. Setelah masa intervensi berakhir, subyek kembali dipuasakan selama 12 jam untuk setelahnya diambil darah untuk post-intervensi. Pengambilan darah dan analisis profil lipid Pengambilan darah dilakukan sebelum dan setelah masa intervensi. Pengambilan darah pre-intervensi dilaksanakan pada tanggal 24 November 2011 pukul Pengambilan darah dilakukan oleh tenaga ahli dari Badan Penelitian dan Pengembangan Gizi Dinas Kesehatan Bogor (gambar pada Lampiran 5). Sebelum pengambilan darah, subyek diminta untuk puasa 12 jam atau semalam sebelum diambil darahnya pada keesokan harinya. Selama masa puasa tersebut, subyek tidak boleh mengonsumsi apapun kecuali air putih. Pertama lipatan siku lengan kanan atau kiri subyek yang akan disuntikkan jarum dibersihkan menggunakan kapas dan alkohol. Tenaga ahli kemudian mencari titik vena cubiti subyek dan mengambil darah dengan jarum suntik sebanyak 5 ml setelahnya. Bekas suntikan lalu ditutup dengan plester atau kapas. Pengambilan darah setelah masa intervensi dilaksanakan pada 20 Desember 2011 pukul oleh tenaga ahli. Seperti sebelumnya, subyek dipuasakan dulu 12 sebelum pengambilan darah dilakukan. Setelah diambil darah, subyek kemudian diberikan sarapan pagi berupa roti dan susu. Darah yang telah diambil dipindahkan ke tabung EDTA (ethylenediamine tetraacetic acid) dan dikocok agar homogen dengan larutan EDTA. Sekali

8 32 pengambilan darah menghasilkan sekitar dua tabung EDTA. Segera setelahnya tabung EDTA disentrifuge pada rpm selama 10 menit untuk menghasilkan plasma darah. Plasma yang dihasilkan dimasukkan ke dalam eppendorf yang dilapisi alumunium dan disimpan dalam freezer (suhu 0 0 C) untuk mencegah terjadi kontaminasi yang dapat mengubah konten plasma hingga dianalisis profil lipid. Analisis profil lipid yang dilakukan meliputi analisis kolesterol total, kolesterol LDL dan HDL serta trigliserida. Sampel yang digunakan adalah plasma yang telah disentrifugasi. Prosedur analisis profil lipid plasma dijelaskan pada Subbab Jenis dan Cara Pengumpulan Data. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pra-eksperimen kepada subyek penelitian yang telah ditentukan secara purposive sebelumnya. Desain penelitian yang digunakan adalah desain one group pretest dan posttest melalui pengukuran kadar profil lipid plasma subyek pada sebelum dan setelah intervensi. Alur penelitian lanjutan dijelaskan pada Gambar 6. Angka 0 menunjukkan awal dari masa intervensi, sehingga mulai dari angka 0 sampai angka 2 menunjukkan masa intervensi. Angka -2 menunjukkan awal masa rendah antioksidan, yang berlanjut selama 2 minggu hingga angka 0. Masa rendah antioksidan Masa intervensi Gambar 6 Alur penelitian lanjutan Masa rendah antioksidan dilakukan selama dua minggu, kemudian masa intervensi dilakukan selama dua minggu lebih sehari (15 hari). Pada masa rendah antioksidan, dilakukan pengambilan data identitas dan karakteristik subyek, pengukuran antropometri subyek, recall 2x24 jam dan kuesioner food frequency. Masa intervensi merupakan masa pemberian minuman ready to drink minyak bekatul-cokelat pada subyek, dengan banyak pemberian dua gelas sehari yang setara 57.6 mg -oryzanol. Hal ini sesuai dengan penelitian Damayanthi (2002), bahwa jumlah -oryzanol sebanyak mg sehari cukup untuk menurunkan LDL-teroksidasi. Pada masa intervensi, data yang dikumpulkan adalah pengambilan darah pre dan post-intervensi, analisis kadar profil lipid plasma dan kuesioner food record selama 7 hari.

9 33 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui penelitian langsung dan wawancara melalui kuesioner. Tabel 12 memuat jenis, frekuensi, waktu dan metode pengumpulan data yang dilakukan. Jenis Data Tabel 12 Jenis, frekuensi, metode pengumpulan dan pengukuran data Jenis dan kadar asam lemak minuman Identitas dan karakteristik subyek Frekuensi Pengumpulan Waktu Pengumpulan Metode Pengumpulan 1 kali Sebelum intervensi Gas kromatografi 1 kali Sebelum intervensi Kuesioner Antropometri subyek 1 kali Sebelum intervensi Timbangan berat badan dan microtoise Kebiasaan makan subyek 10 kali Sebelum intervensi dan pada masa intervensi Kuesioner food frequency,food recall dan food record Kadar kolesterol total, HDL dan trigliserida plasma 2 kali Sebelum intervensi dan setelah intervensi Metode CHOD-PAP, Direct dan GPO-PAP 1. Jenis dan kadar asam lemak minuman Analisis jenis dan kadar asam lemak pada minuman yang diintervensikan dilakukan dengan metode gas kromatografi (GC), melalui dua tahap, yaitu preparasi sampel dan kedua analisis komponen asam lemak sebagai FAME (fatty acid methyl ester). Preparasi sampel dilakukan dengan hidrolisis dan esterifikasi. Sebanyak mg sampel minyak dan 1 ml NaOH dalam metanol dipanaskan (dihidrolisis) dalam penangas selama 20 menit. Setelah ditambahkan 2 ml BF3 20% dipanaskan lagi 2 menit, ditambahkan heptana 2-5 ml dan dididihkan 1 menit. Ditambahkan 15 ml NaCl dan dikocok 15 detik. Larutan NaCl jenuh ditambahkan untuk menguapkan larutan isooktan, yang kemudian dipindah 1 ml ke dalam tabung dengan ditambahkan NaSO4 anhidrat. Setelah didiamkan 15 menit, larutan diencerkan hingga 5-10% GC. Gambar 5 adalah contoh FAME yang siap diinjeksikan. Gambar 7 FAME yang siap diinjeksikan

10 34 Pengaturan kolom, laju alir gas, suhu, volume dan kecepatan linier alat GC perlu dikondisikan sebelum analisis dilakukan. Setelah itu pelarut diijenksikan sebanyak 1 µl ke dalam kolom. Waktu retensi dan puncak masingmasing komponen diukur untuk dibandingkan dengan standar demi mengetahui jenis dan komponen asam lemak sampel. Hasil analisis asam lemak yang dilakukan memiliki Sertifikat No. LT Jumlah kandungan komponen dihitung dengan rumus berikut: Keterangan: Vsampel Cstandar Ax As = Volume sampel = Konsentrasi standar = Luas puncak komponen x = Luas puncak standar 2. Data identitas dan karakteristik subyek Data identitas dan karakteristik subyek yang dikumpulkan secara primer yaitu melalui kuesioner. Hal yang diminta meliputi nama, tempat/ tanggal lahir, tempat tinggal dan riwayat kesehatan keluarga. 3. Data antropometri subyek Pengukuran antropometri subyek dilakukan sekali pada masa sebelum intervensi. Pengukuran yang dilakukan berupa pengukuran berat badan menggunakan timbangan dan tinggi badan menggunakan microtoise. Seluruh subyek diukur menggunakan alat timbangan dan microtoise yang sama. Hal ini dilakukan untuk mengurangi bias yang dapat terjadi akibat perbedaan alat. 4. Kebiasaan makan sumber lemak subyek Kebiasaan makan subyek diukur dengan mengumpulkan data frekuensi makan, kebiasaan makan 2 hari sebelum masa intervensi dan kebiasaan makan selama 7 hari pada masa intervensi. Maka frekuensi pengumpulan data kebiasaan makan secara keseluruhan sebanyak 10 kali. Pengukuran frekuensi subyek mengonsumsi makanan sumber lemak dilakukan menggunakan food frequency questionnaire. Pengumpulan data frekuensi makan ini bertujuan untuk melihat rata-rata banyaknya konsumsi makanan sumber lemak subyek dalam satu bulan. Kebiasaan makan sebelum intervensi dilakukan menggunakan food recall questionaire 2x24 jam, yang bertujuan untuk melihat kebiasaan makan subyek

11 35 sebelum masa intervensi. Pada akhirnya, peneliti ingin melihat apakah ada perbedaan asupan pada masa sebelum dan dalam masa intervensi. Kuesioner ini dilakukan dengan metode wawancara langsung, dan subyek tidak diberitahu sebelumnya bahwa akan diambil data food recall. Kebiasaan makan pada masa intervensi dilakukan selama 7 hari dari 15 hari masa intervensi. Hal ini dirasa sudah representatif untuk melihat konsumsi makan subyek pada masa intervensi dan dilakukan dengan menggunakan food record questionnaire. Pengambilan data ini dilakukan oleh subyek sendiri, dengan mengisi sendiri buku food record yang telah diberikan kepada subyek. Cara pengisian telah diterangkan sebelumnya kepada subyek. 5. Kadar kolesterol total, kolesterol HDL dan trigliserida plasma subyek Kadar kolesterol total, kolesterol HDL dan trigliserida diukur menggunakan metode CHOD-PAP, Direct dan GPO-PAP dengan 2 kali frekuensi pengumpulan. Sampel yang digunakan adalah plasma subyek sedangkan reagen yang digunakan merupakan reagen merek Human berupa cholesterol complete test kit. Berikut merupakan prosedur analisis kolesterol total, kolesterol HDL dan trigliserida. Prosedur analisis kolesterol total ETI (metode CHOD-PAP) Analisis untuk mengukur kadar kolesterol plasma dilakukan menggunakan Cholesterol Analysis Kit merek Human no x100 ml. Sampel adalah plasma yang berasal dari darah vena subyek yang telah dipisahkan plasmanya melalui sentrifugasi di dalam tabung berisi EDTA. Kadar kolesterol ditentukan setelah reaksi hidrolisis enzimatik dan oksidasi. Indikator yang digunakan adalah quinoneimin yang terbentuk dari hidrogen peroksida dan 4-aminofenazon akibat adanya fenol dan peroksidase. Prinsip reaksi seperti tertera di bawah ini: Kolesterolester Kolesterol +O2 CHE CHO 2 H 2 O aminofenazon + fenol kolesterol + asam lemak kolesterolen-3-satu + H 2 O 2 POD quinoneimin + 4 H 2 O Sampel plasma dan standar diambil sebanyak 10 µl dan 1000 µl kit pereaksi dipipet ke dalam tabung reaksi, dikocok hingga homogen. Campuran diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37 o C, kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 500 nm.

12 36 Prosedur analisis HDL ETI (Metode Direct) Pengukuran kadar kolesterol HDL dilakukan dengan Cholesterol HDL Analysis Kit merek Human No x80 ml. Sampel adalah plasma yang berasal dari darah vena subyek yang telah dpisahkan melalui sentrifugasi. Pertama-tama pengukuran dilakukan dengan presipitasi terhadap lipoprotein densitas rendah (LDL dan VLDL) dan kilomikron dengan penambahan asam fosfotungstat dan ion magnesium (MgCl 2 ). Setelah proses sentrifugasi, fraksi HDL dalam supernatan diukur menggunakan pereaksi kit untuk pengukuran kolesterol (CHOD-PAP). a. Prosedur presipitasi Sebanyak 200 µl plasma darah dan 500 µl pereaksi presipitasi yang telah diencerkan dengan akuabides dengan rasio 4:1, kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu kamar. Setelahnya campuran disentrifuge pada 4000 rpm selama 10 menit sehingga diperoleh supernatan yang siap dianalisis. b. Prosedur penentuan kolesterol HDL Sebanyak 100 µl supernatan dipipet ke dalam tabung reaksi dan 1000 µl pereaksi kolesterol, dihomogenkan dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 5 menit. Campuran kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm. Prosedur Analisis Trigliserida ETI (Metode GPO-PAP) Analisis untuk mengukur kadar trigliserida plasma dilakukan menggunakan Trigliceride Analysis Kit merek Human. Sampel adalah plasma yang berasal dari darah vena subyek yang telah dipisahkan plasmanya melalui sentrifugasi di dalam tabung berisi EDTA. Kadar trigliserida ditentukan setelah reaksi hidrolisis enzimatik dengan lipase. Indikator yang digunakan adalah quinoneimin yang terbentuk dari hidrogen peroksida, 4-amino-antipirin dan 4-klorofenol dengan pengaruh katalitik dari peroksidase. Prinsip reaksi seperti tertera di bawah ini: Trigliserida Gliserol + ATP lipase GK Gliserol-3-fosfat + O2 gliserol + asam lemak gliserol-3-fosfat + ADP GPO H 2 O aminoantipirin + 4-klorofenol dihidroksiaseton fosfat + H 2 O 2 POD quinoneimin + HCl + H 2 O Sampel plasma dan standar diambil sebanyak 10 µl dan 1000 µl pereaksi kit dipipet ke dalam tabung reaksi, dikocok hingga homogen.

13 37 Campuran diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37 o C, kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 500 nm. Pengolahan dan Analisis Data Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data karakteristik meliputi riwayat kesehatan keluarga dan antropometri (berat badan dan tinggi badan), kebiasaan makan, serta kadar kolesterol total, kolesterol HDL dan LDL dan trigliserida. Tabel 13 menggambarkan pengolahan dan analisis dari masingmasing data. Tabel 13 Jenis data, pengolahan dan analisis data Jenis Data Karakteristik subyek Status gizi subyek Kebiasaan makan subyek Pengaruh intervensi terhadap kadar kolesterol total, HDL, LDL dan trigliserida plasma subyek Pengolahan dan Analisis Data Analisis deskriptif IMT menurut WHO (2000) dan analisis deskriptif Diolah dengan NutriSurvey (2005), WNPG (2004), analisis deskriptif Indikator AHA (2005), Friedewald et al. (1972), analisis paired t-test 1. Karakteristik subyek. Karakteristik subyek yang dianalisis berupa usia dan riwayat kesehatan keluarga. Data usia dan riwayat kesehatan keluarga diperoleh melalui kuesioner identitas dan karakteristik subyek. Data usia subyek dirata-ratakan, sedangkan data riwayat kesehatan keluarga disajikan dalam bentuk persentase. Persentase setiap jenis riwayat penyakit keluarga subyek diperoleh dengan membandingkan jumlah subyek yang memiliki salah satu atau kedua orang tua dengan riwayat penyakit tersebut dengan jumlah total subyek dalam penelitian. 2. Status gizi. Pengelompokan status gizi dilakukan berdasarkan hitungan IMT dari berat badan dan tinggi badan dengan pengklasifikasian WHO for Asian (2000). IMT diperoleh menggunakan rumus berikut: IMT = berat badan (kg) / tinggi 2 (m 2 ) Subyek terpilih telah memenuhi kriteria inklusi yang utama, yaitu mengalami obesitas, maka pengelompokan IMT yang digunakan adalah Obes I dan Obes II. Berikut adalah cut off point status gizi menurut IMT untuk orang dewasa Asia menurut WHO (2000).

14 38 Tabel 14 Pengelompokan status gizi untuk dewasa menurut IMT Status Gizi IMT (kg/m 2 ) Underweight < 18.5 Normal Overweight Obes I Obes II 30 Sumber: WHO (2000) 3. Kebiasaan makan subyek. Data kebiasaan makan yang telah dikumpulkan dengan food frequency questionaire dianalisis secara deskriptif. Data food recall dan food record questionaire diolah menggunakan NutriSurvey Indonesia (2005) sehingga didapat rata-rata konsumsi subyek sebelum intervensi dan pada masa intervensi. Tingkat kecukupan subyek merupakan persentase yang dihitung dengan membagi tingkat konsumsi dengan kebutuhan subyek. Kebutuhan subyek didapat menggunakan Angka Kecukupan yang tercantum dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004). Tabel 15 merangkum cara perhitungan yang digunakan untuk melihat kebutuhan subyek berdasarkan Angka Kecukupan. Tabel 15 Cara perhitungan kebutuhan subyek Angka Kecukupan Perhitungan Pria Energi (Oxford Equation) (16.8BBideal + 498) x TKFsdg Lemak (WNPG 2004) 25% dari AKE 25% dari AKE Lemak jenuh (WNPG 2004) 8% AKE 8% dari AKE Kolesterol (IOM 2002) 300 mg 300 mg Serat (IOM dalam WNPG 2004) Wanita (13.4BBideal + 517) x TKF sdg 10/1000 kkal 10/1000 kkal Penghitungan berat badan ideal dilakukan dengan rumus (TB 100) 10% (TB-100). Penghitungan Angka Kecukupan Energi menggunakan rumus Oxford Equation, dengan faktor Tingkat Kegiatan Fisik (TKF) untuk orang dewasa sedang menurut FNRI. Hal ini sesuai dengan apa yang disarankan dalam WNPG (2004). Angka faktor TKF sedang untuk pria dan wanita yang digunakan yaitu sebesar 1.67 dan Angka kecukupan kolesterol menggunakan saran Institute of Medicine (2002) yaitu 300 mg, yang mana merupakan batas mengurangi resiko terjadinya penyakit kardiovaskular (Mahan & Escott-Stump 2008). Angka kecukupan serat yang digunakan merupakan kecukupan terendah, yaitu 10/1000 kkal dari kecukupan energi subyek. Kecukupan serat makanan

15 39 berkisar antara g/kap/hari bagi anak 1 tahun adalah g/ 1000 kkal (WNPG 2004). Tingkat kecukupan energi dan zat gizi subyek dari asupan pangan dan minuman yang diintervensikan pada masa intervensi dilakukan dengan menghitung persentase penambahan asupan energi dan zat gizi dari minuman dan dari pangan, dibagi kebutuhan. Energi dan lemak yang disumbangkan dari minuman didapatkan dari hasil penelitian Rachman (2012) kemudian dikali dua karena subyek diberikan intervensi minuman 2 sajian per hari. Total lemak jenuh minuman didapat dari hasil analisis jumlah asam lemak jenuh pada minuman, dikali 2 untuk menyesuaikan dengan jumlah minuman per sajian kemudian dikali 2 lagi karena subyek mengonsumsi minuman 2 sajian per hari. Nilai kolesterol didapat dari total kolesterol dalam minyak bekatul Oryza Grace dan cokelat. Nilai serat didapat dari serat cokelat bubuk (Mulato & Suharyanto 2011) karena serat dari minyak bekatul bernilai 0. Setelah data diolah menggunakan NutriSurvey 2005, data dientri ke dalam MExcel 2007 dan disajikan dalam pembahasan menggunakan analisis deskriptif. Pada akhirnya, tingkat kecukupan subyek pada masa sebelum dan dalam masa intervensi dibandingkan untuk melihat tidak adanya perubahan diet selama masa intervensi. 4. Pengaruh intervensi terhadap kadar kolesterol total, HDL, LDL dan trigliserida subyek. Kadar kolesterol total dan trigliserida didapat dari membagi nilai absorbansi hasil dengan absorbansi standar, dikalikan 200 mg/dl, sedangkan kadar kolesterol HDL didapat dari membagi nilai absorbansi hasil dengan absorbansi standar dikali 175 mg/dl. Cara perhitungan kadar kolesterol total, HDL dan trigliserida tertulis dengan rumus berikut. Kadar kolesterol dan trigliserida (mg/dl) = (absorbansi sampel) x 200 mg/dl (absorbansi standar) Kadar kolesterol HDL (mg/dl) = (absorbansi sampel) x 175 mg/dl (absorbansi standar) Kadar kolesterol LDL didapat dari perhitungan kadar kolesterol total, HDL dan trigliserida yang telah diketahui sebelumnya. Perhitungan kadar kolesterol LDL menggunakan rumus Friedewald et al. (1972) sebagai berikut. Kadar LDL = Kadar kolesterol total kadar HDL kadar trigliserida /5 (mg/dl)

16 40 Rata-rata hasil kolesterol total, HDL, LDL dan trigliserida pre dan postintervensi yang telah didapat kemudian diuji kenormalan datanya menggunakan Descriptive Statistic pada SPSS 16 for Windows. Kenormalan data (p > 0.05) didapat setelah seluruh data di transformasi. Setelah seluruh data normal, dilakukan uji paired t-test untuk melihat adanya perbedaan kadar profil lipid subyek sebelum intervensi dan setelah intervensi. Definisi Operasional Asam lemak komponen organik yang terbentuk dari rantai karbon dengan hidrogen terikat dan grup asam (COOH) di ujung satu dan grup metil (CH 3 ) pada ujung lainnya. Dewasa obes adalah manusia berusia di atas 19 tahun yang memiliki Indeks Massa Tubuh 25 kg/m 2. Subyek adalah keduabelas mahasiswa dan mahasiswi yang termasuk kategori obes (IMT 25 kg/m 2 ) serta memiliki kesesuaian dengan kriteria inklusi lainnya. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini yang dinyatakan secara tertulis melalui informed consent dan diberikan intervensi. Minuman emulsi minyak bekatul adalah minuman emulsi minyak bekatul yang dikembangkan oleh peneliti. Minuman ready to drink emulsi minyak bekatul-cokelat adalah minuman dalam kemasan ready to drink yang dikembangkan oleh Rachman (2012) yang diintervensikan kepada subyek berupa emulsi minyak bekatul-cokelat. Minuman yang diintervensikan adalah minuman ready to drink emulsi minyak bekatul dan cokelat. Intervensi minuman ready to drink emulsi minyak bekatul-cokelat adalah pemberian minuman yang bersifat ready to drink atau dapat langsung diminum berupa emulsi minyak bekatul-cokelat sebanyak 200 ml kepada subyek selama 15 hari dengan dosis meminum 2x sehari. Kebiasaan makan adalah cara individu atau kelompok individu memilih pangan dan mengonsumsi sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologi, psikologi dan sosial budaya yang diukur menggunakan kuesioner food frequency, food recall 2x24 jam dan food record selama 7 hari.

METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Ekstrak Teh Hijau Hewan coba

METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Ekstrak Teh Hijau Hewan coba 13 METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama bulan Pebruari 2008 sampai dengan Mei 2008 di Laboratorium Hewan SEAFAST IPB dan Laboratorium Anatomi Fisiologi dan Farmakologi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimental dengan prepost test with control design (Bhisma 2003), karena analisis dilakukan sebelum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi, dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA Ratih Hardisari 1, Binti Koiriyah 2* 1,2 Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jln. Ngadinegaran MJ III/62

Lebih terperinci

Lampiran 1 Prosedur penentuan lipid serum 1) Prosedur analisis kolesterol total

Lampiran 1 Prosedur penentuan lipid serum 1) Prosedur analisis kolesterol total 86 Lampiran Prosedur penentuan lipid serum ) Prosedur analisis kolesterol total Kolesterol total ditentukan dengan metode enzim cholesterol oxidasepaminophenozone (CHODPAP). Prinsip uji Kolesterol dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif, 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif, yakni mempelajari perbandingan variabel-variabel dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini selesai dikerjakan dalam waktu 7 bulan (Mei-Desember 2011). Lokasi penelitian dilakukan di 3 desa di wilayah Kecamatan Dramaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan pretest post-test dengan kelompok kontrol (pre-test post-test with control group).

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Alat-alat dan Bahan Metode

BAHAN DAN METODE Alat-alat dan Bahan Metode BAHAN DAN METODE Alat-alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah peralatan gelas, neraca analitik, pembakar Bunsen, rangkaian alat distilasi uap, kolom kromatografi, pipa kapiler, GC-MS, alat bedah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental yaitu penelitian yang didalamnya terdapat perlakuan untuk memanipulasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016 LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: 157008009) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016 TEMPAT : LABORATORIUM TERPADU LANTAI 2 UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional analitik adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Unit Rehabilitasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Farmakologi. Penelitian ini termasuk dalam lingkup kelimuan Biokimia dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

METODE. Desain, Tempat, dan Waktu. Kriteria, Cara Pemilihan dan Jumlah Subjek

METODE. Desain, Tempat, dan Waktu. Kriteria, Cara Pemilihan dan Jumlah Subjek 10 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Desain studi yang digunakan pada penelitian ini adalah uji klinis acak tersamar ganda (Randomized double blind clinical trial). Penelitian ini dilakukan 3 kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, karena terdapat manipulasi pada objek penelitian dan terdapat kelompok kontrol (Nazir, 2003).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian dan Biokimia. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Farmakologi, Gizi Klinik 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Hal ini karena pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, dan Geriatri.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, dan Geriatri. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, dan Geriatri. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Unit Rehabilitasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dasar yang menggunakan metode eksperimental. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana variabel yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Geriatri, Farmakologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Geriatri, Farmakologi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Geriatri, Farmakologi dan Gizi Medik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia. 3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari sampai April 2008. B. ALAT

Lebih terperinci

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek METODE Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan data dasar hasil penelitian Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh tim

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dimana data antara variabel independen dan dependen akan dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Design Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah studi eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control group

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara

III. METODE PENELITIAN. desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan imunonutrisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data pada sebuah penelitian (Mukhtar et al., 2011). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data pada sebuah penelitian (Mukhtar et al., 2011). Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan suatu metode atau prosedur untuk mengumpulkan data pada sebuah penelitian (Mukhtar et al., 2011). Penelitian ini merupakan adalah

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 8 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai hubungan konsumsi susu dan kebiasaan olahraga dengan status gizi dan densitas tulang remaja di TPB IPB dilakukan dengan menggunakan desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dasar dengan metode eksperimental. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah mengenai pengaruh pemberian serat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. rancangan one group pre- and post-test design.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. rancangan one group pre- and post-test design. 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini sudah dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2 17 METODOLOGI Desain, Waktu dan Tempat Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah experimental study yaitu percobaan lapang (field experiment) dengan menggunakan rancangan randomized treatment trial

Lebih terperinci

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Kerja Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.), Pengambilan Sampel Darah, Penetapan Profil Urea Darah (DAM) dan Penentuan Profil Asam Urat Darah (Follin-Wu)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lemak Lemak adalah salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia, lemaktidak larut dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium menggunakan post-test control design group only. Pada penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan studi potong-lintang (cross sectional study) sebagai studi deskriptif untuk mengetahui hubungan perilaku dengan prevalensi dislipidemia

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan

Lebih terperinci

HASIL PRAKTIKUM METABOLISME II Perbedaan Kadar Trigliserida Pada Pria Dan Wanita Setelah Mengkonsumsi Kuning Telur

HASIL PRAKTIKUM METABOLISME II Perbedaan Kadar Trigliserida Pada Pria Dan Wanita Setelah Mengkonsumsi Kuning Telur HASIL PRAKTIKUM METABOLISME II Perbedaan Kadar Trigliserida Pada Pria Dan Wanita Setelah Mengkonsumsi Kuning Telur Praktikan : 1. Yeni Vera 2. Leo Pardon Sipayung 3. Taya Elsa Savista Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Gizi.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Gizi. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Gizi. 3.2 Tempat dan Waktu Tempat: SMA Negeri 9 Semarang Waktu: April - Mei 2016 3.3 Jenis dan Rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei Bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei Bertempat di 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei 2011. Bertempat di peternakan unggas Desa Pajaran Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Analisis kolesterol

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berpasangan, dengan desain Quasi Ekspreimental, sebab terdapat variabel

III. METODE PENELITIAN. berpasangan, dengan desain Quasi Ekspreimental, sebab terdapat variabel III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif numerik berpasangan, dengan desain Quasi Ekspreimental, sebab terdapat variabel yang masih bisa dipengaruhi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME II EFEK SUSU KEDELAI TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME II EFEK SUSU KEDELAI TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA DARAH LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME II EFEK SUSU KEDELAI TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA DARAH Oleh: Martina Hutahaean Ningrum Wahyuni Sukaisi Kamis, 15 Desember 2011 Dasar Teori TRIGLISERIDA Gliserida

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan 30 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah dalam bidang ilmu Gizi Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan ilmu penyakit dalam 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian RW X, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Semarang pada bulan Januari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30) 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan cross sectional study. Pemilihan tempat tersebut dilakukan secara purposive, yaitu di Bogor pada peserta Program

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental. Desain penelitian yang dipilih adalah quasi eksperimental, sebab terdapat variabel yang masih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 5. Reaksi Transesterifikasi Minyak Jelantah Persentase konversi metil ester dari minyak jelantah pada sampel MEJ 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tambahan. Bahan utama berupa daging sapi bagian sampil (chuck) dari sapi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tambahan. Bahan utama berupa daging sapi bagian sampil (chuck) dari sapi III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian terdiri dari bahan utama dan bahan tambahan. Bahan utama berupa daging sapi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan Alur Posedur Pembuatan Pakan Diet Tinggi Lemak. Dicampur rata sampai setengah padat

Lampiran 1. Bagan Alur Posedur Pembuatan Pakan Diet Tinggi Lemak. Dicampur rata sampai setengah padat Lampiran 1. Bagan Alur Posedur Pembuatan Pakan Diet Tinggi Lemak 81% Pakan Standar pellet 551 10% Lemak Kambing 1% Kuning Telur Dicampur rata sampai setengah padat Dibentuk berupa silinder dengan ukuran

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 BAHAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bekatul dari padi non-aromatik (ciherang dan IR 64), dan padi aromatik (pandanwangi dan sintanur) yang diperoleh dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian, Kampus Penelitian Pertanian, Bogor. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian nefrologi. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang Lingkup Tempat Semarang.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama lebih kurang 6 (enam) bulan yaitu dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Organoleptik, Laboratorium Biokimia Zat Gizi,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013. Lokasi pengambilan sampel rumput laut merah (Eucheuma cottonii) bertempat di Perairan Simpenan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah

METODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah 19 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental, dengan menggunakan prepost test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah hewan coba

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian analitik Jenis Penelitian yang digunakan untuk menunjang penelitian ini adalah B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Biokimia. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode observasional analitik, yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 15 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai Januari 2012. Preparasi bahan baku, perhitungan rendemen, dan analisis morfometrik dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

1 atm selama 15 menit

1 atm selama 15 menit 85 Lampiran 1. Prosedur Kerja L.1.1 Pembuatan Media Nutrient Agar Media Nutrient Agar - ditimbang sebanyak 20 gram dan dimasukkan dalam erlenmeyer 1000 ml - dilarutkandengan aquades 1000 ml - dipanaskan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 32 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak divisi Gastroenterologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini pada 7Sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang ada di Kota Pangkalpinang, yaitu SMA St. Yosef, SMKN I, SMK Sore, SMAN 3, SMAN 4,

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 13 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian tentang hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolesterol 1. Definisi kolesterol Kolesterol merupakan lemak yang berwarna kekuningan dan berbentuk seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam hati. Bahan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ngablak Kabupaten Magelang dari bulan Maret 2013.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ngablak Kabupaten Magelang dari bulan Maret 2013. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi Kedokteran dan Ilmu Farmakologi-Toksikologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Disain studi Penelitian ini merupakan penelitian yang memanfaatkan penelitian sebelumnya mengenai Pengaruh Asupan Asam Lemak Trans terhadap Profil Lipid Darah yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di lapangan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi. BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi. 1.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat : Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di 29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 56 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1.Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari hasil penelitian Pengembangan Surveilans Faktor Risiko Penyakit dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

Mitos dan Fakta Kolesterol

Mitos dan Fakta Kolesterol Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi Klinik, dan Ilmu Gizi Klinik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan hasil pemeriksaan asam urat metode test strip dengan metode enzymatic colorimetric. B.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian pre and post test with control group

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan, penyerapan dan penggunaan zat gizi. Status gizi berkaitan dengan asupan makanan yang dikonsumsi baik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, mulai bulan Maret 2011 sampai dengan Agustus 2011. Berlokasi di Laboratorium Jasa Analisis Pangan, Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Semarang. 3.1.2. Lingkup Waktu Penelitian dilakukan sejak

Lebih terperinci

A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP)

A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP) A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP) DASAR TEORI Penggolongan lipida, dibagi golongan besar : 1. Lipid sederhana : lemak/ gliserida,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Randomized control

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Randomized control BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Randomized control group pretest posttest design 41 Kelompok penelitian dibagi menjadi 2 kelompok

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. status gizi antropometri. Pengumpulan data dilakukan di TK-PAUD Alhidayah dan Pos PAUD

BAB 4 METODE PENELITIAN. status gizi antropometri. Pengumpulan data dilakukan di TK-PAUD Alhidayah dan Pos PAUD BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 2. Ilmu Gizi, khususnya perhitungan asupan energi dan pengukuran status gizi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan pre dan post-test design. Pre-test pada penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. menggunakan pre dan post-test design. Pre-test pada penelitian ini adalah III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental murni, dengan menggunakan pre dan post-test design. Pre-test pada penelitian ini adalah pengukuran kadar LDL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik. 27 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik. 1.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium basah Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan one

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan one BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan one group pre-test and post-test design untuk mengetahui efektivitas senam ADUHAI terhadap

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 28 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka kerangka konsep pada penelitian ini adalah: Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor, faktor pertama dengan

Lebih terperinci

MEMBANDINGKAN METABOLISME TRIGLISERIDA ANTARA KONSUMSI MIE AYAM DAN LONTONG PECAL

MEMBANDINGKAN METABOLISME TRIGLISERIDA ANTARA KONSUMSI MIE AYAM DAN LONTONG PECAL LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME II MEMBANDINGKAN METABOLISME TRIGLISERIDA ANTARA KONSUMSI MIE AYAM DAN LONTONG PECAL MEDAN, 15 DESEMBER 2011 DITA HASNI MUSTHARI LILY 1.1.Tujuan: latihan membuat hipotesis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Nopember 2012 sampai Januari 2013. Lokasi penelitian di Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Analitik

Lebih terperinci