KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DI SMPN 8 MALANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DI SMPN 8 MALANG"

Transkripsi

1 KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DI SMPN 8 MALANG Syaifullah, M.Pd STKIP Bima syaifullah70@gmail.com ABSTRAK Kepemimpinan kepala sekolah salah satu kunci keberhasilan proses pendidikan di sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan berperan dan bertanggungjawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan. Kepala sekolah sebagai pucuk pimpinan pendidikan dalam mengelola bawahannya tidak serta merta dalam menjalankan organisasi, tetapi ada seni atau ilmu yang mengatur tentang pengelolaan manusia yang ada dalam organisasi pendidikan tersebut. Namun permasalahannya adalah kepala sekolah belum sepenuhnya melakukan berbagai tindakan inovatif dalam meningkatkan kreativitas pendidik dan tenaga kependidikan seperti memotivasi dan menyemangati pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Kota Malang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang berusaha menganalisis dan mendeskripsikan kepemimpinan kepala sekolah dalam melakukan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Kota Malang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan, observasi, wawancara, dan studi dokumenter. Kemudian pengecekan keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi dan teknik analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data dan verikasi/kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa; (1) peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan; kepala sekolah berperan sebagai pengawas pendidikan dan dapat bekerjasama dengan guru dan staf, (2) upaya kepala sekolah dalam pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan; kepala sekolah memberikan penghargaan dan melakukan pembinaan disiplin terhadap guru dan staf. Adapun saran-saran peneliti adalah; (1) diharapkan kepada kepala sekolah agar terus meningkatkan kerja sama antara seluruh komponen sekolah dalam hal ini dengan wakilwakil seperti waka kurikulum, kesiswaan, sapras, humas dan pegawai lainnya supaya tercapainya tujuan bersama, (2) diharapkan kepada segenap guru dan staf sekolah agar dapat intensif mengembangkan potensi sesuai dengan keahlian masing-masing. Kata kunci: kepemimpinan, kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan PENDAHULUAN Kepemimpinan merupakan faktor kunci yang menentukan bagaimana organisasi berjalan dengan baik atau tidak. Kepemimpinan juga merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi berhasil tidaknya lembaga pendidikan. Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan formal yang memiliki tugas dan tanggungjawab yang sangat besar. Kepala sekolah merupakan motor penggerak yang akan menentukan bagaimana tujuan sekolah dan pendidikan pada lembaga tersebut dapat di wujudkan. Sebagai pemimpin lembaga formal, dalam hal ini kepala sekolah bertanggungjawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah. Karena itu, kepala sekolah harus memiliki peran atau fungsi kepemimpinan yang berhubungan langsung dengan proses pencapaian tujuan pendidikan agar terlaksananya proses pendidikan secara efektif dan efisien di sekolah. Untuk mewujudkan hal tersebut, seorang kepala sekolah sebagaimana yang di sampaikan oleh Bush (dalam Rosyada, 2007) harus; (1) memiliki sikap yang responsif terhadap kebutuhan dan harapan dari para koleganya, menghargai keahlian dan keterampilan dari para guru dan selalu berusaha untuk mengoptimalkan pemanfaatan keahlian koleganya; (2) kepala sekolah juga harus selalu mencari dan menciptakan forum formal maupun informal untuk menguji dan 282 Jurnal Pendidikan IPS, LPPM STKIP Taman Siswa Bima

2 mengelaborasi inisiatif kebijakan. Semua itu di lakukan untuk mendorong inovasi dan untuk memaksimalkan akseptabilitas dari putusanputusan sekolah; dan (3) seorang kepala sekolah harus lebih menonjolkan keahlian dari pada otoritas official, yakni pengambilan putusan tentang sesuatu harus di pertimbangkan berdasarkan pandangan dan pendapat mereka yang memiliki pengetahuan dan keahlian tentang hal tersebut dari pada menggunakan otoritas kepemimpinannya. Hasil studi peneliti pada 11/01/2014, SMPN 8 Malang merupakan satu dari sekian sekolah yang menjalankan program pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan seperti adanya workshop, pelatihan-pelatihan, pembinaan, dan lain sebagainya, semua itu di lakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah untuk mencapai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang mencakup standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Namun permasalahannya adalah kepala sekolah belum sepenuhnya melakukan berbagai tindakan inovatif dalam rangka meningkatkan kreativitas pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Malang di sebabkan oleh kepemimpinan kepala sekolah yang masih kurang responsif terhadap peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan, karena pertumbuhan sistem pendidikan tanpa memfungsikan pengelolaan atau manajemen pendidikan tidak mungkin dapat membina pertumbuhan sekolah, prosedur pengelolaan harus di terapkan dengan sistematis. Pengembangan profesional pendidik dan tenaga kependidikan dirasa semakin penting karena tuntutan pekerjaan atau jabatan. Pengembangan tenaga pendidikan dalam hal ini adalah usaha-usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan serta efisiensi kerja seluruh tenaga sekolah yang ada. Dalam hal ini, kepala sekolah sebagai pimpinan lembaga pendidikan dituntut harus memiliki grand design dalam mengelola tenaga sekolah karena pada prinsipnya kepala sekolah harus mampu memelihara tenaga kependidikan agar tetap profesional. Keberhasilan pendidikan di sekolah ditentukan oleh kemampuan kepala sekolah terutama berkaitan dengan pengetahuan dan pemahamannya dalam manajemen dan kepemimpinan, serta tugas yang diberikan kepadanya, karena tidak jarang bahwa kegagalan pendidikan di sekolah penyebabnya adalah kurangnya pemahaman kepala sekolah terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Definisi Kepemimpinan Pengertian kepemimpinan dapat ditelaah dari berbagai segi seperti dikemukakan oleh Prajudi Atmosudirjo (dalam Purwanto, 2012) sebagai berikut: a) Kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai suatu kepribadian (personality) seseorang yang mendatangkan keinginan pada kelompok orang-orang untuk mencontohnya atau mengikutinya, atau yang memancarkan suatu pengaruh yang tertentu, suatu kekuatan atau wibawa, yang demikian rupa sehingga membuat sekelompok orangorang mau melakukan apa yang dikehendakinya; b) Kepemimpinan dapat dipandang sebagai penyebab dari pada kegiatan-kegiatan, proses atau kesediaan untuk mengubah pandangan atau sikap (mental/fisik) dari pada kelompok orang-orang, baik dalam hubungan organisasi formal maupun informal; c) Kepemimpinan adalah pula suatu seni, kesanggupan, atau teknik untuk membuat sekelompok orang bawahannya dalam organisasi formal atau para pengikut atau simpatisan dalam organisasi informal mengikuti atau menaati segala apa yang dikehendakinya, membuat mereka begitu antusias atau bersemangat untuk mengikutinya, atau bahkan mungkin berkorban untuknya. Peran Kepemimpinan Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk memengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya, untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan sekolah. Peran dapat diartiknan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan oleh seseorang dalam posisi tertentu. Covey (dalam Rivai dkk, 2013) membagi peran pemimpin menjadi tiga bagian, yaitu: a) Pathfinding (pencarian alur); peran untuk menentukan visi dan misi yang pasti; b) Aligning (penyelaras); peran untuk memastikan bahwa struktur, sistem dan proses operasional organisasi memberikan Jurnal Pendidikan IPS, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 283

3 dukungan pada pencapaian visi dan misi c) Empowering (pemberdaya); peran untuk menggerakkan semangat dalam diri orangorang dalam mengungkapkan bakat, kecerdikan dan kreativitas laten untuk mampu mengerjakan apapun dan konsisten dengan prinsip-prinsip yang disepakati. Kepala Sekolah Kepala sekolah menurut Wahjosumidjo (dalam Mahyudi, 2012) dikemukakan seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah yang diselenggarakannya proses belajar, mengajar atau tempat terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Kompetensi Kepala Sekolah Didalam Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 terdapat beberapa hal tentang kepala sekolah kaitan dengan kualifikasi umum kepala sekolah/madrasah adalah sebagai berikut; a) kompetensi kepribadian, b) kompetensi manajerial, c) kompetensi kewirausahaan, d) kompetensi supervisi, dan e) kompetensi sosial. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Mulyasa (2006) mengatakan bahwa kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai educator, manajer, administrator, dan supervisor. Dalam perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman, kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai leader, inovator, dan motivator di sekolah. Kepala Sekolah Sebagai Educator (Pendidik) Dalam melakukan fungsinya sebagai educator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class, dan mengadakan program akselarasi bagi peserta didik yang cerdas diatas normal. Kepala Sekolah Sebagai Manajer Manajemen pada hakikatnya merupakan suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan suatu proses, karena semua manajer dengan ketangkasan dan keterampilan yang dimilikinya mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Kepala Sekolah Sebagai Administrator Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah. Secara spesifik, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan, dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat menunjang produktivitas sekolah. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembejalaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi pendidikan modern diperlukan supervisor khusus yang lebih independen, dan apat meningkatkan objektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugasnya. Kepala Sekolah Sebagai Leader Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Wahjosumidjo (dalam Mulyasa, 2006) mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan. Kepala Sekolah Sebagai Inovator Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagao inovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, 284 Jurnal Pendidikan IPS, LPPM STKIP Taman Siswa Bima

4 mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.kepala sekolah sebagai innovator akan tercermin dari cara-cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptabel dan fleksibel. Kepala Sekolah Sebagai Motivator Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB). Pendidik dan Tenaga Kependidikan Didalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Kemudian tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh; (1) penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai, (2) penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja, (3) pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas, (4) perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual, dan (5) kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikanuntuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Lebih lanjut didalam UU Sisdiknas mengatakan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban; (1) menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,dinamis, dan dialogis, (2) mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan (3) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukansesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 8 menyatakan guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan penddikan nasional. Kemudian pada pasal 9 menyatakan kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Adapun kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki, yaitu; a) kompetensi pedagogik, b) kompetensi kepribadian, c) kompetensi sosial, dan d) kompetensi professional. Konsep Pengembangan Pentingnya Pengembangan Dalam mengkaji pemberdayaan tenaga pendidikan di sekolah, konsep Cestetter (dalam Mulyasa, 2006) bahwa pengembangan sumber daya manusia dapat dijadikan bahan pembanding dalam pengembangannya. Cestetter telah memberikan konsep yang lengkap tentang pengembangan sumber daya manusia (SDM), khususnya SDM pendidikan. Pertama; dalam kaitannya dengan kesejahteraan perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut; (1) gaji tenaga pendidikan perlu senantiasa disesuaikan agar mencapai standar yang wajar bagi kehidupan tenaga kependidikan dan keluarganya, (2) peningkatan kesejahteraan tenaga pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah pusat harus diikuti oleh pemerintah daerah, masyarakat, dunia usaha, dan orang tua, sejalan dengan otonomi daerah yang sedang bergulir, (3) untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidikan didaerah terpencil, perlu diberlakukan sistem kontrak, dengan sistem imbalan yang lebih baik dan menarik. Kedua, pendidikan prajabatan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut; (1) memperbaiki sistem pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan, (2) perlu dilakukan reorientasi program pendidikan agar tidak terjadi ketimpangan tenaga kependidikan, (3) pendidikan tenaga kependidikan perlu dipersiapkan secara matang melalui sistem pendidikan yang bermutu. Ketiga, rekrutmen dan penempatan tenaga pendidikan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut; (1) rekrutmen tenaga kependidikan harus berdasarkan seleksi yang Jurnal Pendidikan IPS, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 285

5 mengutamakan mutu; (2) sejalan dengan semangat otonomi daerah, dan desentralisasi pendidikan maka rekrutmen tenaga kependidikan perlu didasarkan atas kebutuhan wilayah dengan cakupan kabupaten dan kota, (3) perlu dilakukan sistem pengangkatan, penempatan, dan pembinaan tenaga kependidikan yang memungkin para calon tenaga kependidikan mengembangkan diri dan kariernya secara leluasa, sehingga dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Keempat, peningkatan mutu tenaga pendidikan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut; (1) perlu senantiasa dilakukan peningkatan kemampuan tenaga kependidikan agar dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien, (2) peningkatan mutu tenaga kependidikan dapat dilakukan melalui pendidikan formal, informal, dan nonformal, dalam hal ini lembaga-lembaga diklat dilingkungan dinas pendidikan nasional perlu senantiasa dioptimalkan perannya sesuai dengan tugas dan fungsinya, (3) sesuai dengan prinsip peningkatan mutu berbasis sekolah (school based quality management) dan semangat desentralisasi, sekolah perlu diberi kewenangan yang lebih besar untuk menentukan apa yang terbaik untuk peningkatan mutu tenaga kependidikan. Kelima, pengembangan karier tenaga pendidikan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut; (1) pengangkatan seseorang dalam jabatan tenaga kependidikan harus dilakukan melalui seleksi yang ketat, adil dan transparan, dengan mengutamakan kapasitas kepemimpinan yang bersangkutan, (2) fungsi kontrol dan pengawasan pada semua jenis dan jenjang pendidikan perlu dioptimalkan sebagai sarana untuk memacu mutu pendidikan. Upaya pengembangan Mulyasa (2006) menjelaskan bahwa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja sekolah, antara lain melalui pembinaan disiplin tenaga pendidikan, pemberian motivasi, dan penghargaan.semua itu dilakukan dalam rangka tercapainya kualitas tenaga pendidikan di sekolah. Wahjosumidjo (2011) mengatakan bahwa ada lima kunci kepala sekolah untuk bekerja sama secara efektif dalam melakukan pengembangan dengan para staf, yaitu identifikasi staf, pengangkatan/penugasan, penyesuaian diri, evaluasi para guru, dan perbaikan/improvement. Unit sumber daya manusia ini bertanggungjawab untuk mengidentifikasi individu-individu yang berkualitas secara profesional yang memiliki nilai atau unsur-unsur; sikap, kecakapan yang diisyaratkan untuk mengembangkan dan tercapainya tujuan organisasi/sekolah, sejalan dengan harapan (ekspektasi) dari para individu yang merupakan motivasi mengapa ia mengabdikan diri untuk kepentingan organisasi/sekolah. Hal tersebut dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut; Identifikasi staf Identifikasi staf merupakan tahap pengenalan terhadap kualitas yang dimiliki oleh para staf apakah derajat kepribadian, keinginan atau harapan, motivasi serta keahlian yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan atau pekerjaan/ kedudukan yang akan diberikan kepadanya. Proses identifikasi staf yang secara potensial merupakan proses pemilihan yang tingkat kualitasnya, seperti kepribadian, kebutuhan atau harapan, motivasi serta kecakapan/keahlian memang betul-betul telah memenuhi persyaratan untuk melaksanakan pekerjaan/jabatan khusus yang akan ditugaskan. Penempatan Tugas pokok penempatan adalah mencari kepastian secara maksimal, yaitu kesesuaian antara jabatan/tugas yang harus diisi dengan karakteristik pribadi para individu. Penempatan guru meliputi penempatan guru baru, penempatan kembali guru, dan penempatan para guru yang berbeda-beda.didalam pengaturan sikap, tugas-tugas profesional bagi seorang guru, kepala sekolah harus dibantu oleh guru-guru yang bertanggungjawab terhadap pembinaan profesi. Penyesuaian diri Penyesuaian diri para guru, kadang-kadang disebut induksi, merupakan proses secara terusmenerus yang memulai dengan satu wawancara, rekrutmen dan berakhir seluruhnya dengan asosiasi profesional pegawai dengan sekolah. Tujuan utama penyesuaian/orientasi adalah untuk membantu seorang pegawai baru memahami dan beradaptasi pada harapan, peran dan mengembangkan satu perasaan ikut memiliki dan mengenali sekolah dan masyarakat. Evaluasi para guru Evaluasi mencakup penilaian terhadap tingkat penampilan dari masing-masing anggota dewan guru dalam mencapai hasil yang 286 Jurnal Pendidikan IPS, LPPM STKIP Taman Siswa Bima

6 diharapkan seperti; a) waktu evaluasi, b) mengapa evaluasi diperlukan, c) apa yang dievaluasi dan d) bagaimana evaluasi dilakukan. Perbaikan guru dan program pendidikan Pada saat ini perlunya pembinaan atau pengembangan guru secara terus menerus merupakan permasalahan pokok. Diantara program untuk perbaikan guru menarik untuk dibicarakan lebih lanjut adalah program pelatihan inservice. Pelatihan inservice harus dipusatkan kearah peningkatan keahlian yang profesional dan pengobatan terhadap kelemahan dari seorang guru atau kelompok guru yang telah diidentifikasi. Keikutsertaan dewan guru didalam melakukan identifikasi, perencanaan dan pelaksanaan program-program yang relevan adalah esensial. Seorang kepala sekolah sebagai pemimpin guru, membantu didalam mengidentifikasi kebutuhan guru, dan membantu program inservice untuk memenuhi kebutuhan. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang berusaha menganalisis dan mendeskripsikan aktivitas kepemimpinan kepala sekolah SMPN 8 Malang. Penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata dari orang yang sedang diamati. Sigit (dalam Usman, 2008) menjelaskan bahwa metode kualitatif mempelajari situasi dunia nyata dengan mengadakan kontak langsung dan dekat dengan orang-orang, situasi-situasi serta fenomena-fenomena yang dipelajari, pengalaman pribadi peneliti untuk mencari penemuan-penemuan dalam konteks sosial, historis dan temporal. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di SMPN 8 Malang dengan alasan sekolah tersebut merupakan sekolah yang melaksanakan program pendidikan atau pelatihan dalam hal ini workshop supervisi pendidik dan tenaga kependidikan. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, hal-hal yang berkaitan dengan pengumpulan data, peneliti mengkaji tentang apa saja yang berkaitan dengan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan, bagaimana bentuk pengembangannya, mengapa pengembangan itu perlu dilakukan, siapa saja yang terlibat dalam proses pengembangan tersebut, dan dimana tempat pengembangan dilakukan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan digunakan teknikteknik; 1) observasi/pengamatan, 2) wawancara, dan 3) studi dokumenter. Teknik Analisis Data Sugiyono (2011) mengatakan bahwa dalam analisis data dapat dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu; (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) verifikasi data/kesimpulan.dengan demikian, data yang telah peneliti dapatkan dilapangan akan lebih jelas, terarah sebagaimana tujuan penelitian yang dilakukan. Ketiga tahapan analisis data ini dilakukan secara interaktif seperti pada gambar dibawah ini; Gambar: Komponen Analisis Data (Model Interaktif-Modifikasi) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan profesional pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Malang Pencapaian visi dan misi pendidikan di suatu sekolah di tentukan oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan organisasi yang di pimpinnya. Berbagai kasus menunjukkan bahwa masih ada kepala sekolah yang terpaku dengan hal-hal yang tidak prinsip yang seharusnya itu di limpahkan kepada pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah, sehingga dalam pelaksanaannya, tugas kepala sekolah merupakan pekerjaan berat yang memerlukan kemampuan manajemen kepemimpinan yang kuat. Berdasarkan hasil analisis data yang di lakukan peneliti yang berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Malang, bahwa pada aspek peran kepala sekolah sebagai pemimpin (leader) memiliki tanggungjawab dalam memberi petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Jurnal Pendidikan IPS, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 287

7 Memberi petunjuk dan pengawasan Kepala sekolah sebagai pemimpin, tidak hanya memikirkan bagaimana ia menjadikan sekolah sebagai lembaga formal dapat menjalankan tugasnya secara pribadi melainkan dilakukan secara bersama-sama. Ada beberapa hal yang dilakukan kepala sekolah dalam menjalankan perannya yakni melakukan pengawasan baik terhadap tenaga pendidik maupun pelaksanaan pendidikan di SMPN 8 Malang seperti pemantauan ditingkat sekolah dan bekerjasama dengan staf sekolah. Artinya sebagai kepala sekolah ia berperan sebagai pemimpin. Disamping itu, sebagai bentuk tanggungjawabnya, kepala sekolah senantiasa bekerjasama dengan guru dan staf dalam proses pendidikan di sekolah. Disisi lain pengawasan yang dilakukan kepala sekolah dapat dikatakan sebagai langkah konkrit seorang pemimpin karena ketika adanya kontrol dari kepala sekolah dalam satuan lembaga pendidikan, maka apapun yang menjadi tujuan lembaga sekolah tentu akan terlaksana dengan baik. Demikian juga halnya dengan konteks member petunjuk dan pengawasan tersebut berkaitan langsung dengan proses pemberdayaan guru dan staf. Petunjuk yang diberikan kepala sekolah seperti mendukung guru dan staf dalam meningkatkan profesionalisme seperti mengikuti kegiatan luar sekolah. Sehingga dengan demikian, peran kepala sekolah dalam memberi petunjuk dan pengawasan dapat mempengaruhi proses keberlangsungan pendidikan di SMPN 8 Malang. Meningkatkan kemauan tenaga kependidikan Pada persoalan bagaimana langkah dan sikap kepala sekolah sebagai leader sangat ditentukan oleh bagaimana ia mempunyai kecakapan dalam memimpin, mengambil sikap dan tindakan dalam melakukan perubahan ditataran lembaga sekolah. Hal ini dapat dijelaskan secara detail bahwa peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Malang tidak cukup waktu yang sedikit, karena untuk mewujudkan hal tersebut harus dilakukan secara berkelanjutan. Peningkatan kemauan tenaga kependidikan belum secara mendalam yang dilakukan karena untuk mewujudkan kualitas atau mutu pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Malang harus dilakukan secara terus menerus dan juga peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan memerlukan waktu yang panjang. Pada aspek ini, kemauan guru-guru cukup tinggi, namun untuk melakukan tindakantindakan secara individu sulit, Perubahan ditataran lembaga sekolah adalah satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dengan mutu atau kualitas yang dimiliki oleh pendidik dan tenaga kependidikan. Pemaparan diatas mengenai kemauan guru-guru di SMPN 8 Malang untuk meningkatkan kualitas profesionalisme cukup tinggi, namun secara personal dalam mengaplikasikannya masih dirasa sulit. Disisi lain, dalam konteks peningkatan kemauan tenaga kependidikan cukup luar biasa. Hal tersebut dapat dilihat dari keinginan kepala sekolah untuk meningkatkan kemauan tenaga pendidik, meskipun masih dirasa ada hal-hal yang belum dilakukan sepenuhnya, seperti bagaimana cara kepala sekolah dalam mendorong guru dan staf. Pada aspek peningkatan kemauan pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Malang belum secara spesifik yang di lakukan oleh kepala sekolah. Membuka komunikasi dua arah Komunikasi dalam organisasi sangat diperlukan, karena didalamnya terdapat berbagai macam dinamika yang terjadi yang mungkin akan menyulitkan pemimpin dalam menjalankan roda organisasi. Disamping itu, pentingnya komunikasi akan memberikan dampak positif mengenai informasi organisasi, hubungan atasan dengan bawahan dan lain sebagainya. Komunikasi merupakan proses rangkaian yang saling berhubungan yang akan mempengaruhi perilaku, sikap, dan kepercayaan. Di SMPN 8 Malang bahwa setiap ada kegiatan yang menyangkut dengan sekolah, tentunya akan dikomunikasikan terlebih dahulu dan diadakan rapat dengan seluruh staf sehingga apa yang menjadi agenda sekolah dapat diketahui. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah adalah pengendali organisasi sekolah. Komunikasi dalam organisasi adalah bagian dari proses yang dilakukan kepala sekolah bersama guru-guru dengan tujuan agar supaya segala sesuatu yang berkaitan dengan agenda kegiatan sekolah harus dapat diketahui oleh guru dan staf. Persoalan komunikasi sudah terlaksana dengan baik disekolah ini. Hal tersebut dapat dirasakan lewat aktivitasaktivitas yang dilakukan di sekolah. Dalam hal ini komunikasi antara kepala sekolah, guru maupun staf adalah suatu usaha 288 Jurnal Pendidikan IPS, LPPM STKIP Taman Siswa Bima

8 bersama karena sangat tidak mungkin ketika ingin mewujudkan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan yang dilakukan dapat terlaksana. Artinya komunikasi dalam organisasi sangat diperlukan oleh kepala sekolah, guru dan maupun staf sendiri sebagai bagian dari proses pelaksanaan pendidikan di sekolah. Komunikasi yang dilakukan bersifat bottom up. Artinya lebih mendengarkan masukan-masukan dari bawahan ketika ingin melaksanakan kegiatan di sekolah. Sehingga dapat dimaknai bahwa adanya komunikasi efektif antara kepala sekolah, guru dan staf, akan berdampak pada perubahan organisasi sekolah yang direncanakan secara bersamasama antara kepala sekolah, guru maupun staf di SMPN 8 Malang. Mendelegasikan tugas Dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin, kepala sekolah tidak bekerja sendiri. Hal ini ditunjukan pada setiap melakukan pekerjaannya, kepala sekolah dapat mendelegasikannya kepada staf, sehingga akan nampak kerjasama diantara warga sekolah. Dalam hal ini, kepala sekolah mendelegasikan tugasnya, mulai dari waka kurikulum, waka kesiswaan, waka sapras, waka humas dan staf TU. Pada aspek ini, kepala sekolah dapat mendelegasikan tugas kepada masing-masing guru dan staf sehingga pada lingkup ini samasama memiliki tanggungjawab di sekolah. Untuk mewujudkan hal tersebut, kepala sekolah senantiasa berkoordinasi dalam rangka menyukseskan kegiatan-kegiatan di sekolah seperti mengkoordinasikan staf pengajar untuk menyukseskan kegiatan belajar mengajar, membuat SK KBM dari guru mapel, membuat jadwal pelajaran dan kalender pendidikan, penyusunan perangkat mengajar untuk workshop, kemudian menyusun agenda ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ujian nasional. Disamping itu, mengenai tugas yang didelegasikan kepala sekolah merupakan suatu pekerjaan yang senantiasa dilakukan oleh guru dan staf sebagai bagian dari proses pengembangan yang dilakukan di SMPN 8 Malang. Artinya para staf dapat melaksanakan segala tanggungjawabnya secara profesional di sekolah seperti melaksanakan pembinaan kesiswaan, mengadakan kegiatan kesiswaan, dan melaksanakan bimbingan, pengarahan, dan pengendalian kegiatan kesiswaan. Kemudian, kepala sekolah juga beserta unsur pendidikan sekolah dapat menginventarisir perlengkapan sekolah, mengadakan peralatan-peralatan sekolah, dan mengelola perawatan dan perbaikan sarana prasarana. Dengan kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, akan memudahkan para pegawai melakukan aktivitasnya. Ditambah lagi dengan hubungan sekolah dengan masyarakat. Pada konteks ini, menyelenggarakan hubungan sekolah dengan masyarakat, membina hubungan sekolah dengan wali murid, dan bekerjasama dengan masyarakat dalam hal kegiatan sekolah. Upaya kepala sekolah dalam pengembangan profesional pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Malang Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah adalah tujuan utama seseorang. Untuk mencapai hal itu, tentunya berbagai upaya yang harus dilakukan sehingga akan terwujud mutu pendidik yang diharapkan oleh semua pihak. Disamping itu, kepala sekolah beserta warga sekolah lainnya bertanggungjawab secara bersama-sama untuk membangun satu kebersamaan di dalam mencapai tujuan tersebut. Peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah merupakan upaya yang harus dilakukan oleh kepala sekolah bersama komponen warga sekolah sendiri. Identifikasi Staf Pada konteks ini, kepala sekolah dapat mengambil langkah-langkah untuk melakukan pengembangan terhadap pendidik dan tenaga kependidikan. Identifikasi staf sekolah dilakukan bukan untuk menghakimi, tetapi langkah ini supaya diketahui apakah guru dan staf punya hambatan dalam melaksanakan pekerjaannya, kemudian akan dilakukan pembinaan disiplin atau pengarahan. Pada persoalan identifikasi staf merupakan langkah strategis yang dilakukan kepala sekolah untuk mengetahui bagaimana kinerja staf di SMPN 8 Malang. Identifikasi staf ini juga dilakukan apakah staf sudah bekerja secara optimal atau belum dan akan ditindaklanjuti dengan beberapa metode seperti diskusi atau konfrensi. Pada aspek identifikasi staf di sekolah merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru dan staf agar sama-sama memiliki tanggungjawab dalam meningkatkan kinerja di sekolah. Karena melalui proses identifikasi staf ini bagian dari upaya kepala sekolah untuk mengetahui bagaimana kinerja Jurnal Pendidikan IPS, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 289

9 pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Malang. Penempatan Proses pendidikan di sekolah merupakan bagian yang terintegrasi dengan kualitas yang dimiliki oleh pendidik dan tenaga kependidikan. Dengan demikian, akan tercermin sikap dan perilaku profesional yang diharapkan. Hal ini sebagaimana yang didapat peneliti bahwa yang berkaitan dengan penempatan pegawai di SMPN 8 Malang sesuai dengan latarbelakang pendidikan yang dimiliki oleh guru-guru sendiri. Dengan demikian, melalui penempatan pegawai yang berdasarkan latarbelakang pendidikan paling tidak akan memberikan dampak positif, karena penempatan pegawai merupakan suatu langkah bersama antara kepala sekolah, guru maupun staf sehingga akan terwujudnya profesionalisme dalam menjalankan tanggungjawab masingmasing. Disamping itu, penempatan pegawai yang dilakukan secara proporsional di sekolah, sehingga diharapkan guru-guru dapat bekerja sesuai dengan ketentuan. Berdasarkan pendapat waka kesiswaan ini bahwa penempatan pegawai secara proporsional di SMPN 8 Kota Malang dapat nilai sebagai usaha kepala sekolah agar guru dan staf dalam menjalankan tugas di sekolah berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan langkah seperti ini guru dan staf dapat meningkatkan profesionalismenya dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Penyesuaian Diri Dalam mencapai tujuan pendidikan, sudah tentu adanya sikap dan tanggungjawab masingmasing pribadi dalam organisasi. Artinya, pendidik dan tenaga kependidikan dalam mencapai pribadi yang baik akan terlihat pada bagaimana ia dapat beradaptasi dengan baik. Dalam konteks ini, seluruh komponen sekolah dapat saling memahami antara satu sama lain dalam mengembangkan sikap profesionalisme. Mengenai penyesuaian diri pegawai adalah bagian dari proses pengembangan di tingkat guru dan staf karena akan tumbuh sikap profesionalitas sesama pegawai. Proses penyesuaian diri para pegawai dapat memberikan manfaat baik karena ini menyangkut dengan proses kerjasama antara pegawai sendiri. Disamping itu, penyesuaian diri para pegawai sangat perlu karena akan bernilai positif untuk meningkatkan tanggungjawabnya di sekolah. Artinya bahwa penyesuaian diri merupakan hal yang dilakukan oleh kepala sekolah guru dan staf, karena ini berkaitan langsung dengan nilai-nilai pengembangan bagi pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Malang. Evaluasi Para Guru Evaluasi adalah merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah, apakah pendidik dan tenaga kependidikan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sudah terpenuhi. Langkah evaluasi paling tidak akan memberikan manfaat bagi pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah. Harus diakui bahwa untuk mencapai mutu pendidik dan tenaga kependidikan tidak semudah yang diinginkan. Evaluasi para guru adalah bagian dari tanggungjawabnya karena dalam konteks ini evaluasi dilakukan akan memberikan dampak bagi guru dan staf meskipun dalam pencapaian mutu pendidik dan tenaga kependidikan dirasa belum mencapai hasil seperti yang diharapkan. Evaluasi guru-guru ini dilakukan pada saat rapat, kemudian pimpinan dapat menanyakan apakah ada kendala para pegawai. Evaluasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu para pendidik dan tenaga kependidikan meskipun belum mencapai hasil seperti yang diinginkan. Perbaikan Guru dan Program Pendidikan Kualitas pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah sangat ditentukan oleh bagaimana kepala sekolah mampu memberdayakan seluruh staf sekolah. Untuk perbaikan pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Malang ini, bisa diberikan penghargaan kepada guru-guru yang berprestasi. Penghargaan yang diberikan belum cukup untuk menjamin meningkatnya profesionalisme guru, tapi paling tidak adalah semacam perubahan yang dilakukan. Disamping itu, proses perbaikan guru di SMPN 8 Malang seperti guru-guru dapat mengikuti kegiatan-kegiatan MGMP. Dengan harapan ada perubahan sikap terhadap guru yang bersangkutan. Kemudian proses perbaikan guru tidak hanya dari kepala sekolah, akan tetapi pegawai sendiri berkeinginan untuk meningkatkan sikap profesionalisme. Dalam hal ini, punya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi seperti mengikuti program pendidikan S2. Di samping itu, upaya lain yang dilakukan seperti adanya pelatihan internal sekolah dalam hal ini workshop supervisi pendidik dan tenaga kependidikan. Pada pelatihan workshop 290 Jurnal Pendidikan IPS, LPPM STKIP Taman Siswa Bima

10 supervisi pendidik dan tenaga kependidikan pihak sekolah mendatangkan narasumber dari pengawas kota malang yang berkompeten dibidangnya. Artinya ketika narasumber yang berkualitas yang didatangkan, dapat dikatakan bahwa akan ada capaian-capaian mutu pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah. Upaya pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pemahaman pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Malang. PEMBAHASAN Peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan profesional pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Malang Secara implisit kepala sekolah bertanggungjawab dalam membangun sumber daya manusia pendidikan di sekolah yang ia pimpin. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga tertinggi yang membawahi semua bawahannya berperan penting dalam mengarahkan pendidik dan tenaga kependidikan pada peningkatan kualitas yang diharapkan. Disamping itu, peran kepala sekolah yang merupakan penentu dari pada proses pemberdayaan warga sekolah, sangat ditentukan oleh bagaimana kemampuannya dalam melakukan inovasi-inovasi dalam mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang berkualitas. Beberapa hasil penelitian yang dilakukan peneliti bahwa kepala sekolah dalam menjalankan perannya sebagai pengawas pendidikan dan dibantu oleh beberapa wakilwakilnya. Kepala sekolah bersama bawahannya dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan yang diinginkan seperti membangun kepercayaan, budaya mutu, dan menggalang partisipasi pegawai. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan Mulyasa (2006) bahwa kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan akan memberikan dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam pembaruan sistem pendidikan di sekolah. Dampak tersebut antara lain terhadap efektivitas pendidikan, kepemimpinan sekolah yang kuat, pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif, budaya mutu, teamwork yang kompak, cerdas, dan dinamis, kemandirian, partisipasi warga sekolah dan masyarakat, keterbukaan (transparansi) manajemen, kemauan untuk berubah, evaluasi dan perbaikan berkelanjutan, responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan, akuntabilitas, dan sustainabilitas. Pendapat diatas bahwa hasil penelitian yang peneliti dapatkan bahwa kepala sekolah memiliki tanggungjawab penuh dalam menjalankan perannya karena maju mundurnya lembaga persekolahan adalah sangat bergantung pada kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan seorang leader. Langkah kepala sekolah dalam pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan adalah dengan melakukan pengawasan, meningkatkan kemauan, menciptakan komunikasi yang baik dengan tenaga sekolah. Dalam hal ini senada dengan pendapat Irianto (2012) bahwa pemberdayaan personil atau pegawai dalam suatu organisasi akan tercipta dengan melakukan berbagai kegiatan yang mampu meningkatkan pemahaman dan kesadaran serta penghayatan personil atau pegawai terhadap tujuan organisasi. Dengan cara tersebut pegawai akan memiliki kewenangan yang dapat menimbulkan rasa tanggungjawab terhadap kegiatan dan hasil yang mereka lakukan. Untuk itu strategi kontrol terhadap kegiatan yang dilakukan pegawai dapat meningkatkan pemahaman visi, misi, dan tujuan organisasi dengan kebebasan yang diberikan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa persekolahan merupakan lembaga yang memerlukan kepercayaan yang tinggi dari stakeholdersnya. Kepercayaan tersebut tidak akan terjadi dengan baik jika pemberdayaan tidak dilakukan dalam kebijakan persekolahan. Karena itu, persekolahan akan mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan tuntutan stakeholders jika persekolahan memperoleh pemberdayaan secara proporsional. Sekolah sebagai kumpulan orangorang yang melaksanakan fungsi-fungsi yang berbeda, tetapi saling berhubungan dan dikoordinasikan agar tugas-tugas sekolah dapat diselesaikan. Organisasi sekolah merupakan alat untuk saling berhubungan antara satuansatuan kerja dalam suatu struktur wewenang. Organisasi adalah proses kerja sama sejumlah manusia (dua orang atau lebih) untuk mencapai tujuan tertentu yang disepakati bersama. Oleh karena itu, sifat dinamis menurut Nawawi (2000) terletak pada kerja sama sebagai proses yang memiliki dua ciri pokok; (1) Kerja sama sebagai proses adalah kegiatan bersama yang berlangsung secara berkelanjutan, yang bersamaan dengan Jurnal Pendidikan IPS, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 291

11 berjalannya waktu dapat dan mungkin berubah atau berkembang. Kerja sama itu bersifat dinamis, karena tidak pernah sama dari waktu ke waktu, meskipun sejumlah manusia yang melaksanakannya sama; (2) Kerja sama dilingkungan setiap dan semua organisasi dilaksanakan dalam bentuk interaksi antar individu, baik yang berlangsung secara formal maupun informal, ternyata tidak pernah sama dari waktu ke waktu, meskipun dua atau lebih individu yang saling berinteraksi itu berbeda. Kondisi itu merupakan dasar dinamika organisasi, karena kerja sama diawali dan diakhiri pada kemampuan individu sebagai anggota organisasi dalam melakukan interaksi antar sesamanya. Interaksi yang berlangsung secara sehat dengan intensitas yang tinggi akan menghasilkan kerja sama yang efektif dan efisien. Berdasarkan pendapat diatas bahwa peran kepemimpinan kepala sekolah SMPN 8 Malang yang senantiasa membuka ruang untuk bekerjasama dengan staf dapat mendorong keterlibatan tenaga pendidikan kearah pencapaian tujuan, karena kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan kepala sekolah dalam memimpin lembaga pendidikan. Hal ini senada dengan pendapat Koontz (dalam Wahjosumidjo, 2011) yang mengatakan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu; (1) mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri dari para guru dan staf dalam melaksanakan tugas masing-masing; dan (2) memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru dan staf serta memberikan dorongan memacu dan berdiri sendiri didepan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan. Upaya kepala sekolah dalam pengembangan profesional pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Malang Dalam mencapai mutu pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Malang merupakan tanggungjawab bersama baik antara kepala sekolah, guru maupun staf sekolah sendiri dan diakui pula bahwa untuk mencapai hal tersebut memerlukan kerjasama yang intensif sehingga akan tercapainya tujuan pengembangan yang dilakukan. Kepala sekolah sebagai pucuk pimpinan berprinsip bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Malang tidak mungkin dilakukan dalam waktu singkat, karena pengembangan sumber daya manusia pendidikan dalam hal ini pendidik dan tenaga kependidikan adalah merupakan pekerjaan berat yang mesti diwujudkan secara bersama. Namun beberapa langkah dan upaya yang dilakukan untuk mewujudkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Malang seperti pembinaan disiplin para tenaga pendidikan, menempatkan pegawai sesuai dengan latarbelakang pendidikan, mengevaluasi dan memberi penghargaan kepada guru-guru yang berprestasi. Dalam konteks ini, Irianto (2012) menjelaskan bahwa pemberdayaan manajemen pendidikan persekolahan pada akhirnya akan meningkatkan mutu persekolahan secara keseluruhan. Karena itu, kegiatan administrasi atau manajemen pendidikan diharapkan merangsang berbagai potensi personil organisasi sehingga memengaruhi penyelenggaraan pendidikan agar stakehorlder atau pihak-pihak terkait dalam penyelenggaraan pendidikan meyakini kemampuan setiap persekolahan mencapai tujuan secara maksimal dan optimal. Kemudian kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan dapat melakukan beberapa hal seperti mendidik, memperbaiki guru-guru melalui upaya melatih, membimbing dan lain sebagainya. Semua itu dilakukan dalam rangka meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Malang meskipun dalam pelaksanaannya belum berdampak pada peningkatan yang diharapkan. Sehingga hal ini pandangan Irianto (2012) bahwa proses pemberdayaan dibidang pendidikan merupakan pendekatan holistik yang meliputi pemberdayaan sumber daya manusia, sistem belajar mengajar, institusi atau lembaga pendidikan dengan segala sarana dan prasarana pendukungnya. Pemberdayaan penyelenggaraan pendidikan membutuhkan sistem pendidikan, anggaran pendidikan, sumber daya manusia yang berkualitas, dan sarana prasarana pendukung. Sistem pemberdayaan penyelenggaraan pendidikan menuntut adanya berbagai komponen pendidikan, baik instrumental input maupun environmental input, seperti kepala sekolah, guru, kurikulum, siswa, tenaga administrasi, dan sebagainya yang kesemuanya harus terintegrasi sebagai suatu sistem dalam 292 Jurnal Pendidikan IPS, LPPM STKIP Taman Siswa Bima

12 melaksanakan berbagai penyelenggaraan pendidikan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan profesional pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Malang, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan profesional pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Malang, Kepala sekolah dalam melaksanakan perannya sebagai pengawas pendidikan dan dapat bekerjasama dengan guru dan staf yang ada sehingga akan menumbuhkan rasa pertanggungjawaban diantara warga sekolah. Disamping itu, dalam mewujudkan perannya sebagai pemimpin (leader), kepala sekolah terus berusaha meningkatkan kemauan guru dan staf, membangun komunikasi yang baik dengan guru dan staf dan memberikan keleluasaan terhadap guru dan staf dalam menjalankan tugasnya masing-masing dalam mencapai profesionalismenya di sekolah; 2) upaya kepala sekolah dalam pengembangan profesional pendidik dan tenaga kependidikan di SMP Negeri 8 Malang, Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi mempunyai prinsip bahwa peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan waktu dan keseriusan yang tinggi. Dalam hal ini, kepala sekolah dapat memberi penghargaan, menempatkan pegawai sesuai latarbelakang pendidikan, membina disiplin, melatih, mendidik dan lain sebagainya. Dengan harapan, adanya peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan di SMPN 8 Malang. Purwanto, Ngalim Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah Rosyada, Dede Pendidikan Demokratis; Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group Rivai, Veithzal dkk Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Thoha, Miftah Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Usman, Ahmad Mari Belajar Meneliti. Yogyakarta: Genta Press. Wahjosumidjo Kepemimpinan Kepala Sekolah; Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo. DAFTAR PUSTAKA Irianto, Yoyon Bahtiar Kebijakan Pembaharuan Pendidikan; Konsep, Teori dan Model. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nawawi, Hadari Manajemen Strategik. Yogyakarta: Gajah Mada University. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Jurnal Pendidikan IPS, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 293

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DI SMPN 8 MALANG. Abstrak

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DI SMPN 8 MALANG. Abstrak KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DI SMPN 8 MALANG Abstrak Kepemimpinan kepala sekolah salah satu kunci keberhasilan proses pendidikan di sekolah.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan

Lebih terperinci

Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin**

Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin** EVALUASI PERAN KEPALA SEKOLAH DI SMA NEGERI SE KOTA KOTAMOBAGU Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin** Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir

Lebih terperinci

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban! 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu dalam

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas II. KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah tenaga pendidik. Tenaga pendidik (guru) dituntut untuk mampu melaksanakan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG 69 BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG A. Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Kepala sekolah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai organisasi yang menjalankan proses pendidikan dengan segala fungsi dan hasilnya, mempunyai perangkat yang mewujudkan fungsi dan tugasnya melalui manajemen

Lebih terperinci

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat Naskah Soal Ujian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Petunjuk: Naskah soal terdiri atas 7 halaman. Anda tidak diperkenankan membuka buku / catatan dan membawa kalkulator (karena soal yang diberikan tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diambil penulis dilapangan menunjukkan keadaan serta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diambil penulis dilapangan menunjukkan keadaan serta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi hasil penelitian Berdasarkan data yang diambil penulis dilapangan menunjukkan keadaan serta gambaran sekolah di SMP Negeri 8 Paguyaman Kabupaten Boalemo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jauh ketinggalan dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. jauh ketinggalan dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah merubah pola pikir masyarakat. Hal ini mengakibatkan program pendidikan dan pengajaran jauh ketinggalan dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat dari penguasaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek yang berperan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan menyiapkan sumber daya manusia. Sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi (iptek) sistem pendidikan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah merupakan suatu sistim yang di dalamnya terdapat komponen-komponen yang harus digerakkan untuk mencapai tujuan. Tujuan pendidikan di Indonesia telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana proses pendidikan dilakukan, mempunyai sistem yang dinamis dan kompleks. Kegiatan sekolah bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sangat penting dalam masyarakat, karena pendidikan berpengaruh terhadap kehidupan dalam masyarakat. Pendidikan yang berkualitas akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kinerja mengajar guru merupakan komponen paling utama dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga pendidik, terutama guru,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI) MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH A. Prawacana DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI) Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan formal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa nuansa pembaharuan

Lebih terperinci

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudakan tujuan tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan sistem otonomi daerah menuntut pengelolaan lembaga pendidikan dilakukan dengan menggunakan sistem manajemen berbasis sekolah yang implementasinya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai 75 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai dengan hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian yang ada sekaligus

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE

PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE 1 PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE Oleh *Abusmar, **Cut Zahri Harun, ***Nasir Usman *Abusma, M.Pd,

Lebih terperinci

BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU. madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu

BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU. madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU A. Pengertian dan tugas-tugas Kepala Madrasah 1. Pengertian kepala madrasah Kata kepala madrasah berasal dari dua kata yaitu kepala dan madrasah. Kata kepala dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru. Dimana peranan guru sangatlah besar dalam menyiapkan generasi bangsa yang unggul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang ditemui setiap individu dalam kehidupannya. Ketidakmampuan mereka sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Keterampilan Teknikal Pimpinan Pondok Pesantren dalam Pengelolaan. Pendidikan Pesantren di Kota Banjarbaru

BAB V PEMBAHASAN. A. Keterampilan Teknikal Pimpinan Pondok Pesantren dalam Pengelolaan. Pendidikan Pesantren di Kota Banjarbaru BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Teknikal Pimpinan Pondok Pesantren dalam Pengelolaan Pendidikan Pesantren di Kota Banjarbaru Keterampilan teknikal adalah kemampuan untuk menggunakan alat-alat, prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata dalam aktivitas kerja bawahannya. Kepala sekolah yang rajin, cermat, peduli terhadap

Lebih terperinci

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN 2014-2015 NASKAH PUBLIKASI Dibuat untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di sekolah adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan formal yang terstruktur dan membentuk sebuah sistem yang saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran 2.1.1 Pengertian Peran Peran mempunyai arti yang sangat luas. Peran berarti laku, bertindak. Menurut definisi para ahli menyatakan bahwa pengertian peran adalah aspek

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara. 95 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang signifikan

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SMA Negeri 1 Salatiga Pada 1 Juli yayasan SMA B didirikan oleh beberapa tokoh, terutama mereka yang berada di DPRD Salatiga

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan meningkatkan pelayanan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu. Apalagi dengan adanya deregulasi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN (Studi Kasus Guru PKn Di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kepemimpinan Siagian (2002) mengemukakan bahwa kepemimpinan memainkan peranan yang dominan, krusial, dan kritikal dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi istilah. 1.1. Latar

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto, SOAL PILIHAN GANDA 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menyebutkan bahwa dimensi kompetensi supervisi meliputi... a. Mengidentifikasi permasalahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi kompleks dan unik, yang memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Sehingga tercapainya tujuan sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur, seperti guru, sarana pembelajaran, aktivitas siswa, kurikulum dan faktor lain seperti

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

IMPLIKASI KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU Oleh: Fidya Nova Frismayanti

IMPLIKASI KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU Oleh: Fidya Nova Frismayanti IMPLIKASI KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU Oleh: Fidya Nova Frismayanti Abstrak Peran kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru memberikan pengaruh cukup baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan persoalan yang paling mendasar yang dihadapi dunia

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA PGRI LAWANG KABUPATEN MALANG TAHUN AKADEMIK 2015/2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA PGRI LAWANG KABUPATEN MALANG TAHUN AKADEMIK 2015/2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA PGRI LAWANG KABUPATEN MALANG TAHUN AKADEMIK 2015/2016 LOREN TRISNAWINATA tlollend@yahoo.com Drs. Rusno, MM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan pondasi utama dalam pengembangan peradaban. Sejak adanya manusia maka sejak saat itu pula pendidikan itu ada. 1 Pengembangan

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Berikut Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) DIMENSI KOMPETENSI INDIKATOR Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Merumuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas, maju, mandiri, dan modern. Pendidikan sangat penting dan menduduki posisi sentral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan atau proses

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan atau proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang sebab manusia itu sendiri yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang kehidupan. Dengan manajemen, kinerja sebuah organisasi dapat berjalan secara maksimal. Demikian juga dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu:

BAB V PENUTUP. sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penyajian data yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu: 1. Pelaksanaan peran kepala sekolah di SMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tersebut

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG. Oleh

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG. Oleh Media Bina Ilmiah41 MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG Oleh Made Dwianan Mustawan Dosen pada STAH Santika Darma Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Sekolah Manajemen pendidikan di tingkat sekolah merupakan suatu sistem yang setiap komponen didalamnya mempunyai kewenangan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai tanggung jawab dalam penyelengaraan pendidikan di sekolahnya, untuk menghantarkan sekolah menjadi sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam. kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam. kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa sangat dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya sekolah yang kuat merupakan suatu kekuatan yang dapat menyatukan tujuan, menciptakan motivasi, komitmen dan loyalitas seluruh warga sekolah, serta memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan Sumber daya Manusia salah satunya dilakukan melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun informal. Pendidikan yang

Lebih terperinci

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Pengelolaan pendidikan terkait dengan Pemerintah secara makro sebagai pembuat kebijakan dan secara mikro Kepala Sekolah sebagai sebagai pengelola sekolah.

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI GEUMPANG KABUPATEN PIDIE. Oleh: Yusran

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI GEUMPANG KABUPATEN PIDIE. Oleh: Yusran KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI GEUMPANG KABUPATEN PIDIE Oleh: Yusran Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program kerja kepala sekolah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa: BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa: 6.1.1 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah sebagai Pendidik (Educator) Kepala sekolah

Lebih terperinci

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja

Lebih terperinci

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI A. PENTINGNYA MASALAH Pendidikan dimasa desentralisasi berbeda dengan sentralisasi. Pada masa sentralisasi segala sesuatu seperti bangunan sekolah, kurikulum, jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah sebagai administrator memegang kunci bagi perbaikan dai kemajuan sekolah. Ia harus mampu memimpin dan menjalankan peranannya agar segala kegiatan

Lebih terperinci

PENGUATAN KOMPETENSI ADMINISTRATOR DAN SUPERVISOR PERSEKOLAHAN YANG TERDIDIK Oleh: H. Syaiful Sagala

PENGUATAN KOMPETENSI ADMINISTRATOR DAN SUPERVISOR PERSEKOLAHAN YANG TERDIDIK Oleh: H. Syaiful Sagala PENGUATAN KOMPETENSI ADMINISTRATOR DAN SUPERVISOR PERSEKOLAHAN YANG TERDIDIK Oleh: H. Syaiful Sagala Abstrak Kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor persekolahan berfungsi membangkitkan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. A. Rasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (2) tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita saat ini adalah peningkatan mutu pendidikan. Mengingat dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. kita saat ini adalah peningkatan mutu pendidikan. Mengingat dalam konteks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tema penting dalam penyelenggaraaan pendidikan di negara kita saat ini adalah peningkatan mutu pendidikan. Mengingat dalam konteks bangsa Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal maupun informal di sekolah dan luar sekolah yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran. 175 BAB VI KESIMPULAN Bab ini merupakan bab terakhir atau bab penutup. Pada bab ini memuat tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran. A. Kesimpulan Berdasarkan fokus penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pembelajaran merupakan salah satu faktor dan indikator terpenting dalam pendidikan karena sekolah merupakan tempat pembelajaran. Dalam proses belajar

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH (Studi Kasus Pada Guru SMP Di Lingkungan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten) NASKAH

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 107 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang signifikan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan tertentu. Tentunya dasar

Lebih terperinci

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dewasa ini pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting demi kelangsungan kehidupan. Baik kelangsungan kehidupan seseorang hingga kelangsungan suatu bangsa.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci