KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI GEUMPANG KABUPATEN PIDIE. Oleh: Yusran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI GEUMPANG KABUPATEN PIDIE. Oleh: Yusran"

Transkripsi

1 KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI GEUMPANG KABUPATEN PIDIE Oleh: Yusran Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program kerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi pengajaran, tehnik supervisi pengajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah, kendala kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kinerja guru, dan tindak lanjut kepala sekolah dalam meningkatkan supervisi pengajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Prosedur analisis data adalah reduksi data, display data, dan verifikasi. Sedangkan subjek penelitian adalah ketua komite sekolah, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Program kerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi pengajaran memiliki rancangan yang baik untuk jangka waktu satu tahun ke depan dan dirumuskan kembali di tahun yang akan datang; (2) Tehnik supervisi pengajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah dilakukan dengan pendekatan langsung dan tidak langsung; (3) Kendala yang dihadapi kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kinerja guru antara lain sedikitnya waktu yang dimiliki oleh kepala sekolah sehingga pelaksanaan supervisi sulit untuk diagendakan, lebih memperhatikan pada aspek psikologis guru, sehingga pelaksanaan supervisi pengajaran disesuaikan dengan kondisi guru, dan perilaku guru sangat variatif dan menyulitkan kepala sekolah menyesuaikan dengan keadaan sekolah; dan (4) Tindak lanjut kepala sekolah dalam meningkatkan supervisi pengajaran dilakukan dengan cara melaksanakan kegiatan supervisi pengajaran sesuai dengan perencanaan kerja yang tepat sasaran dan tidak terkendala dengan kegiatan rutin kepala sekolah, mengupayakan strategi pelaksanaan supervisi pengajaran dengan strategi yang baik, dan menyesuaikan teknik pelaksanaan supervisi pengajaran dengan perilaku guru di sekolah. Kata Kunci: Kompetensi Kepala Sekolah, Supervisi Pengajaran, dan Kinerja Guru. Pendahuluan Seorang guru diharapkan memiliki kinerja yang baik dalam proses pembelajaran. Dengan demikian siswanya dapat belajar lebih mudah dan dapat mencapai hasil belajar lebih optimal. Para guru atau pun staf lainnya akan mempunyai kinerja yang baik apabila kepala sekolah mampu menerapkan kepemimpinan secara efektif. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja guru, perlu diperhatikan aspek kepemimpinan yang 132 Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015

2 Yusran ( 133 dari 18 ) diterapkan di sekolah. Salah satu program peningkatan mutu pendidikan adalah meningkatkan mutu pengelolaan dan kepemimpinan kepala sekolah melalui kegiatan supervisi pengajaran. Pembinaan untuk meningkatan pengetahuan, kepemimpinan, dan kemampuan pengelolaan kepala sekolah perlu terus digalakkan dalam rangka mendukung tercapainya peningkatan kinerja guru di sekolah. Kemampuan supervisi kepala sekolah merupakan faktor utama yang harus segera dikembangkan. Kepala sekolah tidak hanya cakap dalam menangani masalah administrasi saja, akan tetapi juga harus memiliki kecakapan dalam memonitor kehadiran guru, melakukan observasi kelas, membuat laporan supervisi, dan masih banyak kegiatan lainnya yang dapat dikembangkan oleh kepala sekolah. Pembahasan Kepala Sekolah sebagai Supervisor Pendidikan Kepala sekolah merupakan seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang terdapat di sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama. Jabatan kepala sekolah bila dikaitkan dengan pengertian profesional adalah suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar tercapainya tujuan sekolah. Wahjosumidjo mengemukakan bahwa: Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. 1 Adapun sekolah merupakan institusi yang memiliki tanggungjawab dan otoritas penuh secara mandiri menetapkan program- 1. Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik, dan Permasalahannya, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), h. 83. Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni

3 Yusran ( 134 dari 18 ) program pendidikan dan berbagai kebijakan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan yang hendak dicapai oleh sekolah. Dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tanggal 17 April 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah disebutkan bahwa standar kompetensi yang harus dikuasai oleh kepala sekolah antara lain mencakup kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial. Adapun dalm kompetensi supervisi tersebut, setidaknya kepala sekolah berkemampuan untuk menjabarkan dan merencanakan program supervisi pengajaran dalam rangka peningkatan kinerja guru, melaksanakan supervisi pengajaran terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, dan menindaklanjuti hasil supervisi pengajaran terhadap guru dalam rangka peningkatan kinerja guru. Tinjauan Supervisi Pengajaran Sebagai supervisor pendidikan, kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya harus mampu bekerjasama dengan masyarakat, orang tua siswa, dan para guru di sekolah yang dipimpinnya. Kaitannya bekerja dengan para guru, selain memberikan motivasi dalam peningkatan kinerja juga dalam rangka pengembangan kurikulum dan supervisi. Kegiatan supervisi sangat penting dalam rangka tertib administrasi serta peningkatan kualitas pengelolaan proses pembelajaran serta peningkatan kualitas kinerja guru, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Purwanto menyatakan bahwa: Supervisi merupakan suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. 2 Pendapat lain mengenai deskripsi supervisi menurut Purwanto menyebutkan 2. M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015

4 Yusran ( 135 dari 18 ) bahwa: Kegiatan yang dilakukan terhadap orang yang menimbulkan atau yang potensial, menimbulkan komunikasi dua arah. 3 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi pada hakikatnya merupakan segala bentuk bantuan yang diberikan dari pemimpin sekolah dengan tujuan untuk perkembangan kepemimpinan guru dan karyawan di dalam mencapai tujuan pendidikan dalam bentuk dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru. Tujuan Supervisi Pengajaran Pada prinsipnya tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan hanya memperbaiki kemampuan mengajar, tetapi juga untuk pengembangan potensi dan kualitas guru. Supervisi pendidikan bertujuan untuk perbaikan dan perkembangan proses pembelajaran secara total bukan hanya sekedar untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti yang luas, termasuk di dalamnya pengadaan fasilitas, pelayanan kepemimpinan dan pembinaan human relation yang baik kepada semua pihak yang terkait. Berdasarkan rumusan tujuan supervisi sebagaimana diuraikan di atas, Sahertian, menyatakan bahwa: Kegiatan supervisi sebaiknya diarahkan pada hal-hal sebagai berikut: (1) Membangkitkan dan merangsang semangat guru serta pegawai sekolah dalam menjalankan tugas masing-masing dengan baik: (2) Mengembangkan dan mencari metode-metode belajar-mengajar yang baru dalam proses pembelajaran yang lebih baik serta lebih relevan: (3) Mengembangkan kerjasama yang baik dan harmonis antara guru dengan siswa, guru dengan guru, guru dengan kepala sekolah, dan seluruh staf sekolah; (4) Berusaha meningkatkan kualitas wawasan dan pengetahuan guru serta pegawai dengan cara mengadakan pembinaan secara berkala, baik dalam bentuk workshop, seminar, in service training, up grading yang kesemuanya dimaksudkan untuk memberikan pelayanan secara 3. M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik..., h. 77. Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni

5 Yusran ( 136 dari 18 ) prima kepada personal yang ada di bawah tanggungjawab dan kewenangan para supervisor yang bersangkutan. 4 Melalui kegiatan supervisi pendidikan diharapkan akan terjadi perbaikan dan perkembangan dalam proses pembelajaran, bukan hanya sekedar untuk memperbaiki mutu mengajar guru tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru. Peningkatan Kinerja Guru di Sekolah Dalam percakapan sehari-hari, sering kita mendengar banyak orang yang menyebutkan kinerja. Bagi pemula, istilah ini sangat membingungkan, di samping tidak mengerti, istilah ini juga mungkin merupakan istilah yang baru saja didengar, meskipun demikian, sejumlah orang mengaitkan kinerja tersebut dengan pekerjaan seseorang. Kinerja guru dalam pandangan para ahli pendidikan memiliki sudut pandang yang berbeda. Suhardiman menjelaskan bahwa: Kinerja atau prestasi kerja merupakan terjemahan dari kata performance dalam bahasa Inggris. Kinerja erat kaitannya dengan prestasi kerja yang dicapai seseorang atau lembaga dalam melaksanakan tugasnya. 5 Oleh karena itu, kinerja ada hubungannya dengan dengan pencapaian organisasi. Jika tujuan organisasi tercapai dengan baik, maka dapat dikatakan bahwa kinerja dari suatu organisasi tersebut baik. Sebaliknya, jika tujuan organisasi tidak tercapai dengan baik, maka kinerja organisasi tersebut kurang baik. Sejalan dengan uraian di atas, Uno dan Lamatenggo menyatakan bahwa: Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang. Pengertian menurut Whitmore merupakan pengertian yang menuntut kebutuhan paling minim untuk berhasil. 6 Oleh karena itu, Whitmore 4. Piet A Sahertian, Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h Hamzah B Uno dan Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015

6 Yusran ( 137 dari 18 ) mengemukakan pengertian kinerja yang dianggapnya representatif, maka tergambarnya tanggungjawab yang besar dari pekerjaan seseorang. Pandangan lain dikemukakan King (dalam Uno dan Lamatenggo) menjelaskan bahwa: Kinerja adalah aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepadanya. 7 Mengacu dari pandangan di atas, dapat diinterpretasikan bahwa kinerja seseorang dihubungkan dengan tugas-tugas rutin yang dikerjakannya. Misalnya sebagai seorang kepala sekolah tugas rutinnya adalah memastikan proses belajar mengajar di sekolah berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan visi dan misi sekolah yang sudah ditetapkan. Hasil yang optimal tersebut merupakan kinerja kepala sekolah. Memang banyak sekali batasan yang diberikan para ahli mengenai istilah kinerja. Semuanya mempunyai visi yang agak berbeda, tetapi secara prinsip mereka semua setuju bahwa kinerja mengarah pada upaya dalam rangka mencapai prestasi kerja yang lebih baik. Begitu pula halnya dengan kinerja guru. Berhasil tidaknya tujuan dan cita-cita dalam kepemimpinan kepala sekolah di setiap satuan pendidikan sangat tergantung bagaimana proses kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah. Adapun terdapat sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam pencapaian produktivitas kerja dalam suatu organisasi, begitu pula halnya dengan guru. Selanjutnya, Suhardiman mengatakan bahwa: Kinerja seorang pegawai akan baik, jika pegawai tersebut memiliki keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya imbalan/upah yang layak dan mempunyai harapan masa depan. 8 Secara teoretis, ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu, yaitu variabel individu, variabel organisasi, dan variabel psikologis. 7. Hamzah B Uno dan Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukurannya..., h Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala..., h. 34. Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni

7 Yusran ( 138 dari 18 ) Begitu pula halnya dengan lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal harus kondusif atau mendukung pada proses produksi atau kegiatan yang dilakukan organisasi. Berdasarkan uraian di atas banyak faktor yang mempengaruhi kinerja, sekurang-kurangnya terdapat tiga faktor yang akan mempengaruhinya, yaitu kemampuan, upaya, dan peluang atau kesempatan. Dengan kata lain, kinerja merupakan fungsi dari ketiga faktor tersebut. Faktor kemampuan maksudnya adalah kemampuan pegawai dalam kegiatan produksi. Para pegawai harus memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan. Jadi kemampuan yang dimiliki harus mendukung pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu mendeskripsikan dan mengananalisis tentang kompetensi kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie. Pendekatan yang digunakan melalui pendekatan kualitatif. Salah satu ciri penyajian data yang dikumpulkan dalam bentuk uraian dan analisa dari hasil temuan penelitian. Metode dekriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang ditujukan untuk mengkaji berbagai permasalahan yang ada di lapangan dan memperoleh makna yang lebih sesuai kondisi lingkungan tempat dilakukannya penelitian. Secara teknis, penelitian ini dilakukan dengan cara mendiskripsikan secara jelas dan terarah tentang temuan lapangan berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap fenomena alamiah yang terjadi. Patilima bahwa: Alasan penggunaan pendekatan kualitatif adalah penelitian tersebut bertujuan memahami suatu situasi sosial, peristiwa, peran, interaksi, dan kelompok Patilima Hamid, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), h Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015

8 Yusran ( 139 dari 18 ) Dengan demikian, maksud dalam penelitian ini tidak bermaksud untuk mencari teori-teori baru. Menurut Creswell (dalam Patilima), menyebutkan bahwa: Metode pendekatan kualitatif merupakan sebuah proses investigasi. Secara bertahap peneliti berusaha memahami fenomena sosial dengan membedakan, membandingkan, meniru, mengkatalogkan, dan mengelompokkan objek studi. 10 Peneliti memasuki dunia informan dan melakukan interaksi terusmenerus dengan informan, dan mencari sudut pandang informan. Penelitian diskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu tetapi menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel. Sehubungan dengan deskripsi tersebut, Moleong menyimpulkan bahwa: Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memamfaatkan berbagai metode ilmiah. 11 Dari berbagai deskripsi di atas, menggambarkan bahwa penelitian kualitatif dapat dipahami bahwa peneliti sebagai instrumen utama langsung mendatangi sumber data, data yang dikumpulkan cendrung berbentuk katakata dari pada angka-angka, peneliti lebih menekankan pada proses, bukan semata-mata pada hasil, peneliti melakukan analisis induktif cenderung mengungkapkan makna dari keadaan yang diamati, dan kedekatan peneliti dengan responden sangat penting dalam penelitian. Selanjutnya Moleong menambahkan bahwa: Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan 10. Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif..., h Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 6. Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni

9 Yusran ( 140 dari 18 ) bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah. 12 Selain itu, landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam menemukan data yang benar tentang kompetensi kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie, peneliti mengunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Selanjutnya untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan sejak awal penelitian sampai akhir penelitian mengunakan teknik reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil Pembahasan Dalam hasil pembahasan, akan diupayakan untuk menginterpretasikan hasil temuan penelitian di lapangan yang telah diperoleh. Hal ini didasarkan pada suatu persepsi bahwa tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memperoleh pemaknaan atas realita yang terjadi. Selanjutnya secara sistematis pembahasan hasil penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut: Program Kerja Kepala Sekolah dalam Melaksanakan Supervisi Pengajaran di SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie Hasil penelitian menunjukkan bahwa program kerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi pengajaran di SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie sudah dirancang dengan baik dalam jangka waktu satu tahun ke depan, dan akan dirumuskan kembali di tahun yang akan datang. Adapun pelaksanaan supervisi pengajaran dilakukan sesuai jadual dan perkembangan situasi pembelajaran di sekolah. Pengembangan program kerja pelaksanaan supervisi pengajaran merupakan sejumlah rumusan tentang apa yang akan dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 12. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif..., h Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015

10 Yusran ( 141 dari 18 ) Perencanaan Pembelajaran Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penyusunan program kerja supervisi pengajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah pada SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie mencakup komponen perencanaan pembelajaran. Proses pengembangan perencanaan pembelajaran terkait erat dengan unsur-unsur dasar kurikulum yaitu tujuan materi pelajaran, pengalaman belajar, dan penilaian hasil belajar. Sehubungan dengan deskripsi tersebut, Sudjana, menyebutkan bahwa: Unsur yang harus diperhatikan dalam perencanaan mengajar atau satuan pelajaran adalah tujuan instruksional, bahan pengajaran, kegiatan belajar, metode dan alat bantu mengajar, dan evaluasi. 13 Dalam perencanaan pembelajaran sampai saat ini masih mempergunakan pendekatan sistem, artinya perencanaan pembelajaran merupakan kesatuan utuh yang memiliki komponen (tujuan, materi, pengalaman belajar dan evaluasi) yang satu sama lain saling berinteraksi. Sejalan dengan upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan, banyak program inovatif yang muncul kaitannya dengan perubahan paradigma dan pembaharuan dalam dunia pendidikan. Perubahan paradigma pendidikan tidak hanya cukup dengan perubahan dalam sektor kurikulum, baik struktur maupun prosedur perumusannya. Dengan demikian, inti dari perencanaan pembelajaran adalah proses memilih, menetapkan dan mengembangkan, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran, menawarkan bahan ajar, menyediakan pengalaman belajar yang bermakna, serta mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran dalam mencapai hasil pembelajarannya. Proses Belajar Mengajar Hasil penelitian membuktikan bahwa penyusunan program kerja supervisi pengajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah pada SD Negeri 13. Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2011), h Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni

11 Yusran ( 142 dari 18 ) Geumpang Kabupaten Pidie mencakup komponen proses belajar mengajar. Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu cara untuk dapat memelihara dan meningkatkan terciptanya proses berfikir dari setiap individu belajar. Dalam kata pembelajaran ditekankan pada kegiatan belajar siswa melalui usaha-usaha yang terencana dalam sumber belajar agar terjadi proses belajar. Ciri utama dalam proses pembelajaran adalah adanya interaksi antara peserta didik dengan lingkungan belajarnya, baik dengan guru, teman-teman, dan sumber-sumber belajar lainnya. Sedangkan ciri-ciri lain dari pembelajaran berkaitan dengan komponen-komponen pembelajaran itu sendiri antara lain tujuan, materi/bahan ajar, metode, media, evaluasi, peserta didik, dan adanya pendidik/guru. Oleh karena itu, kriteria keberhasilan sebuah proses pembelajaran adalah munculnya kemampuan belajar berkelanjutan secara mandiri. Menurut Majid menjelaskan bahwa: Suatu proses pembelajaran yang baik akan membentuk kemampuan berfikir kritis dan munculnya kreativitas, paling tidak harus melibatkan tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Melalui pembelajaran itulah diharapkan terjadinya pengembangan yang terdapat pada setiap individu yang belajar, seperti minat, bakat, potensi. 14 Dengan demikian, suatu proses pembelajaran diharapkan akan diperoleh suatu hasil belajar yang mengacu pada setiap pembelajaran yang dicapai. Penggunaan Alat Peraga Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyusunan program kerja supervisi pengajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah pada SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie mencakup komponen penggunaan alat peraga. Komponen ini merupakan padanan kata yang sering diistilahkan dengan media pembelajaran. Kata alat peraga merupakan salah satu komponen yang terdapat dalam media pembelajaran. Kata media merupakan bentuk Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 142 Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015

12 Yusran ( 143 dari 18 ) jamak dari kata medium. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Menurut Nata menjelaskan bahwa: Alat pengajaran adalah setiap peralatan yang dapat menunjang efektivitas dan efesiensi pengajaran. Karena sifatnya yang demikian itu, maka sebagian orang yang ada berpendapat atau menyebutkan alat pengajaran sebagai sarana belajar. Alat pengajaran ini juga termasuk bagian dari sumber pengajaran karena dapat mempengaruhi tingkah laku para siswa. 15 Dari uraian di atas dapatlah dipahami bahwa alat pengajaran merupakan saran belajar yang dapat mempengaruhi tingkah laku belajar siswa. Dengan menggunkan sejumlah alat peraga dalam pembelajaran di kelas, maka peserta didik dihartapkan mampu menggugah minat belajar dan yang terpenting adalah penjelasan makna pembelajaran dengan menggunakan alat-alat pendidikan mampu memberikan pemahaman yang bermakna bagi peserta didik. Itulah sebenarnya yang diharapkan dari aktivitas belajar. Teknik Evaluasi Pengajaran Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyusunan program kerja supervisi pengajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah pada SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie juga meliputi teknik evaluasi pengajaran. Setiap kegiatan memerlukan pengukuran dan evaluasi. Pembahasan tentang evaluasi merupakan unsur penting yang selalu dibicarakan oleh semua komponen dalam organisasi pendidikan. Dalam tinjauan Sagala menyebutkan bahwa: Pengawasan atau evaluasi adalah dikaitkan dengan upaya untuk mengendalikan, membina dan pelurusan sebagai upaya pengendalian mutu pembelajaran dalam arti luas. Melalui evaluasi pembelajaran yang efektif, suasana pembelajaran dapat dilaksanakan dengan lebih baik Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), h h Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2012), Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni

13 Yusran ( 144 dari 18 ) Berdasarkan deskripsi tersebut, evaluasi memiliki tujuan untuk memperbaiki cara belajar-mengajar, pengayaan bagi peserta didik serta menempatkan peserta didik pada situasi belajar mengajar yang lebih tepat dan sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya. Seorang guru dapat dikatakan berhasil dalam mengajar apabila sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Teknik Supervisi Pengajaran Yang Dilakukan Oleh Kepala Sekolah pada SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie Hasil penelitian membuktikan bahwa teknik supervisi pengajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah pada SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie dilakukan dengan pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung. Namun mengunakan teknik supervisi pengajaran yang bersifat individual, yaitu kunjungan kelas, observasi kelas, dan percakapan pribadi. Supervisi berasal dari bahasa Inggris yaitu supervision. Super artinya di atas, sedangkan vision berarti melihat. Dengan demikian, supervisi mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau penilaian yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan. Supervisi dalam konteks sekarang bukanlah seperti paradigma lama yaitu mencari kesalahan-kesalahan anak buah atau pekerja. Namun paradigma baru mengenai supervisi yaitu memberi bantuan kepada bawahan agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang menuju sasaran yang ditetapkan. Hal tersebut diungkapkan Sagala bahwa: Usaha untuk memperbaiki situasi belajar mengajar sebagai bantuan bagi guru dalam mengajar untuk membantu siswa agar lebih baik dalam belajar. 17 Dapat disimpulkan bahwa supervisi pengajaran adalah pembinaan dan pengembangan kepada guru dalam rangka meningkatkan profesionalnya dan kemampuannya guna meningkatkan kualitas pembelajaran. 17. Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer..., h Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015

14 Yusran ( 145 dari 18 ) Supervisi pengajaran harus didesain secara baik agar terarah dalam pelaksanaannya. Dalam kehidupan sekolah, kepala sekolah harus mampu memainkan peran dan fungsi sebagai supervisor pendidikan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi kepala sekolah sebagai supervisor pengajaran sangat penting karena dapat meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya. Kepala sekolah harus dapat membina dan membimbing guru sehingga guru nyaman dalam bekerja dan dapat meningkatkan kompetensi guru. Kendala Kepala Sekolah sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie Hasil penelitian membuktikan bahwa kendala kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie dapat diidentifikasi melalui indikator berikut, yaitu: Pendekatan Supervisi Pengajaran Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi pengajaran dalam aspek pendekatan supervisi pengajaran antara lain sedikitnya waktu yang dimiliki oleh kepala sekolah sehingga pelaksanaan supervisi sulit untuk diagendakan. Teknik Supervisi Pengajaran Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie dari segi teknik supervisi pengajaran antara lain lebih memperhatikan pada aspek kepribadian guru. Faktor ini sangat menentukan jalannya pelaksanaan program supervisi pengajaran. Perilaku Guru pada Saat Dilakukan Supervisi Pengajaran Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie dalam aspek perilaku guru pada saat dilakukan supervisi pengajaran di antaranya kondisi guru-guru sangat variatif dan sangat Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni

15 Yusran ( 146 dari 18 ) tergantung pada teknik yang digunakan oleh kepala sekolah. Sebenarnya, apabila kita mau mencermati bahwa pekerjaan seberat apapun tidak akan memiliki kendala apabila kita mau mengikuti aturan sesuai pedoman. Begitu pula halnya dengan kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi pengajaran. Tidak semua kepala sekolah mengerti dan memahami maksud peran dan tanggungjawab sebagaimana tercantum dalam program pendidikan. Seseorang yang memegang jabatan kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan. Selanjutnya Wahyudi menjelaskan bahwa: Tugas dan tanggungjawab kepala sekolah dapat digolongkan kepada dua bidang, yaitu tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi dan tugas kepala sekolah dalam bidang supervisi. 18 Adapun tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi, mencakup kegiatan pengelolaan pengajaran, pengelolaan kepegawaian, pengelolaan siswa, pengelolaan gedung dan halaman sekolah, pengelolaan keuangan sekolah, dan pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat. Sedangkan tugas kepala sekolah dalam bidang supervisi antara lain memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar. Tindak Lanjut Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Supervisi Pengajaran di SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie Hasil penelitian membuktikan bahwa tindak lanjut kepala sekolah dalam meningkatkan supervisi pengajaran di SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie dapat ditinjau dari aspek kendala yang diperoleh pada saat melakukan supervisi pengajaran di sekolah. Aspek tersebut antara lain; Pertama, pendekatan supervisi pengajaran, upaya yang dilakukan dengan cara 18. Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization), (Bandung: Alfabeta, 2012), h Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015

16 Yusran ( 147 dari 18 ) melaksanakan kegiatan supervisi pengajaran sesuai dengan perencanaan kerja yang tepat sasaran dan tidak terkendala dengan kegiatan rutin kepala sekolah. Kedua, teknik supervisi pengajaran, tindak lanjut yang dilaksanakan antara lain mengupayakan strategi pelaksanaan supervisi pengajaran dengan strategi yang baik, karena dalam aspek ini kepala SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie tidak memiliki kendala, bahkan lebih memperhatikan faktor psikologis guru sebelum melakukan kegiatan supervisi pengajaran. Ketiga, perilaku guru pada saat dilakukan supervisi pengajaran, tindak lanjut yang telah dilakukan adalah menyesuaikan teknik pelaksanaan supervisi pengajaran dengan perilaku guru-guru di sekolah sehingga tidak menimbulkan ketegangan guru pada saat penyampaian materi ajar di kelas. Sebagaimana sudah penulis kemukakan pada bab sebelumnya bahwa tujuan utama dari supervisi pengajaran adalah untuk memperbaiki pengajaran. Pengajaran sebagai suatu sistem merupakan suatu pendekatan mengajar yang menekankan hubungan sistemik antara berbagai komponen dalam pembelajaran. Hubungan tersebut menurut Muslim mendeskripsikan bahwa: Komponen yang terpadu dalam suatu pengajaran sesuai dalam fungsinya saling berhubungan satu sama lain dan membentuk suatu kesatuan. Hubungan sistemik atau penekanan pada sistem dan penekanan pada perilaku merupakan ciri-ciri pengajaran yang dapat diamati dan diukur. 19 Pengawasan sekolah, kepala sekolah, dan guru merupakan komponen yang berada dalam suatu sistem pembelajaran dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Apabila seorang supervisor pendidikan ingin mengefektifkan perannya sebagai pemimpin pendidikan, maka supervisor tersebut memerlukan lebih dari sekedar memahami dan memperkirakan 19. Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru, (Bandung: Alfabeta, 2013), h Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni

17 Yusran ( 148 dari 18 ) perilaku para yang dibinanya. Sehubungan dengan deskripsi tersebut, Sagala menyebutkan bahwa: Untuk memahami dan memperoleh informasi dan mengubah perilaku guru binaannya, maka perilaku supervisor diarahkan pada penerapan prinsip-prinsip pembelajaran. 20 Komitmen yang tinggi baik supervisor maupun guru binaannya adalah sebagai syarat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran harus ditunjukkan secara terus menerus sehingga supervisor perlu mengembangkan kemampuannya untuk mengarahkan, mengubah, dan mengendalikan perilakunya sendiri maupun perilaku guru binaannya ke arah yang lebih positif dan produktif. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa salah pendukung keberhasilan dalam melaksanakan supervisi pengajaran adalah perilaku supervisor sendiri apakah menunjukkan komitmen yang tinggi ataukah sebaliknya. Kesimpulan Dari pembahasan di atas, dapat penulis simpulkan beberapa hal, antara lain; Pertama, program kerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi pengajaran memiliki rancangan yang baik untuk jangka waktu satu tahun ke depan dan dirumuskan kembali di tahun yang akan datang. Kedua, teknik supervisi pengajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah dilakukan dengan pendekatan langsung dan pendekatan langsung dan tidak langsung. Ketiga, kendala yang dihadapi kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kinerja guru antara lain: (a) sedikitnya waktu yang dimiliki oleh kepala sekolah sehingga pelaksanaan supervisi sulit untuk diagendakan, (b) lebih memperhatikan pada aspek psikologis guru, sehingga pelaksanaan supervisi pengajaran disesuaikan dengan kondisi guru, dan (c) perilaku guru sangat variatif dan menyulitkan kepala sekolah menyesuaikan dengan keadaan sekolah. 20. Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015

18 Yusran ( 149 dari 18 ) Keempat, tindak lanjut kepala sekolah dalam meningkatkan supervisi pengajaran dilakukan dengan cara melaksanakan kegiatan supervisi pengajaran sesuai dengan perencanaan kerja yang tepat sasaran dan tidak terkendala dengan kegiatan rutin kepala sekolah, mengupayakan strategi pelaksanaan supervisi pengajaran dengan strategi yang baik, dan menyesuaikan teknik pelaksanaan supervisi pengajaran dengan perilaku guru-guru di sekolah. Daftar Pustaka Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012). Muslim, Sri Banun, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru, (Bandung: Alfabeta, 2013). Nata, Abuddin, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009). Patilima, Hamid, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011). Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009). Sagala, Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2012)...., Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010). Sahertian, Piet A. Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011). Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2011). Suhardiman, Budi, Studi Pengembangan Kepala Sekolah Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012). Uno, Hamzah B dan Lamatenggo Nina, Teori Kinerja dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012). Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik, dan Permasalahannya, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011). Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization), (Bandung: Alfabeta, 2012). Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai organisasi yang menjalankan proses pendidikan dengan segala fungsi dan hasilnya, mempunyai perangkat yang mewujudkan fungsi dan tugasnya melalui manajemen

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI PENGAJARAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU DI SMA NEGERI KABUPATEN ACEH BESAR

PELAKSANAAN SUPERVISI PENGAJARAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU DI SMA NEGERI KABUPATEN ACEH BESAR Jurnal Magister Administrasi Pendidikan ISSN 2302-0180 Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp. 128-137 PELAKSANAAN SUPERVISI PENGAJARAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU DI SMA NEGERI KABUPATEN

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH.

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH. PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH Oleh: INTAN SUCI UTAMA 53913 ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas II. KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah tenaga pendidik. Tenaga pendidik (guru) dituntut untuk mampu melaksanakan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sangat penting dalam masyarakat, karena pendidikan berpengaruh terhadap kehidupan dalam masyarakat. Pendidikan yang berkualitas akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I TERMINOLOGI PEMBELAJARAN DAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA

BAB I TERMINOLOGI PEMBELAJARAN DAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA BAB I TERMINOLOGI PEMBELAJARAN DAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA A. Pendahuluan Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya, adalah misi pendidikan yang menjadi

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBINA PROFESIONAL GURU IPA

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBINA PROFESIONAL GURU IPA KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBINA PROFESIONAL GURU IPA Intan Hastiningrum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu e-mail : intan_hasti@yahoo.co.id Abstract: The purpose of this

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh BAB V PEMBAHASAN 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Penguasaan teori pengetahuan tentang kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Supervisi Kepala Sekolah 2.1.1 Pengertian Supervisi Kepala Sekolah Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang terdiri dari berbagai macam komponen yang saling mendukung dalam rangka mencapai tujuannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015 Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh: Drs. Amiruddin. A 9 Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk penelitian yang digunakan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitatif research) adalah suatu penelitian yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap Prestasi Siswa di SMPN se Kabupaten Tulungagung. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertuju pada pencapaian mutu dan kinerja pendidikan. Melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. tertuju pada pencapaian mutu dan kinerja pendidikan. Melalui kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan pendidikan merupakan salah satu rangkaian yang penting dalam proses manajemen. Inti pembicaraan pengawasan pendidikan terutama tertuju pada pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 11-20 Agustus 2016 PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH Ayu 1) Nurhaidah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Supervisi Akademik Supervisi berasal dari kata super, artinya lebih atau di atas, dan vision artinya melihat atau meninjau (Iskandar & Mukhtar, 2009). Secara etimologis

Lebih terperinci

Kata kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, prestasi belajar Sosiologi

Kata kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, prestasi belajar Sosiologi HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Abstrak. Ria Risty Rahmawati. K8409052.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

Lebih terperinci

KESIAPAN DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

KESIAPAN DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG KESIAPAN DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG Oleh: Dina Sri Nindiati* *Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas PGRI Palembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan menyiapkan sumber daya manusia. Sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi (iptek) sistem pendidikan harus

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pelaksanaan supervisi akademik pengawas, perencanaan,pemantauan, penilaian, dan pembinaan dan pembimbingan Pengawas.

Kata Kunci: Pelaksanaan supervisi akademik pengawas, perencanaan,pemantauan, penilaian, dan pembinaan dan pembimbingan Pengawas. ANALISIS PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS PADA SMA NEGERI 1 WATAMPONE Muhammad Subaer SMA Negeri 1 Watampone Kabupaten Bone subaermuhammad@yahoo.com Abstrak MUHAMMAD SUBAER. 2015. Analisis Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kondisi Problematika Guru PAI dalam pelaksanaan penilaian autentik

BAB III METODE PENELITIAN. kondisi Problematika Guru PAI dalam pelaksanaan penilaian autentik BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif karena peneliti ingin mendeskripsikan tentang suatu kondisi yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Supervisi merupakan tahapan proses yang sangat penting bagi suatu organisasi dalam mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program yang telah direncanakan demi tercapainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha menciptakan manusia yang mampu berinovasi dengan mengembangkan potensi dalam dirinya. Selain itu, pendidikan juga meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisakan metodologi kualitatif sebagai

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH (Studi Kasus Pada Guru SMP Di Lingkungan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten) NASKAH

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG

PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG Rezy Marsellina Jurusan Administrasi Pendidikan FIP

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: faktor eksternal siswa yang sebesar 44,75%. Gedung di SMK N 1 Seyegan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: faktor eksternal siswa yang sebesar 44,75%. Gedung di SMK N 1 Seyegan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Daya serap belajar siswa jurusan Teknik Gambar Bangunan

Lebih terperinci

.BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI dan REKOMENDASI. kepala sekolah terhadap kemampuan professional guru. berpengaruh terhadap kemampuan professional guru.

.BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI dan REKOMENDASI. kepala sekolah terhadap kemampuan professional guru. berpengaruh terhadap kemampuan professional guru. .BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI dan REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hipotesis yang diajukan, maka hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan

Lebih terperinci

2016 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

2016 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba/keuntungan. Aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah memiliki keunggulan dan berkualitas adalah dambaan bagi guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. Sebagai kepala sekolah sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, perkembangan dan kebutuhan zaman. Di antaranya harus terdapat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, perkembangan dan kebutuhan zaman. Di antaranya harus terdapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang Ini pelaksanaan pendidikan diarahkan untuk mengimbangi perubahan, perkembangan dan kebutuhan zaman. Di antaranya harus terdapat guru yang professional dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sempurna sehingga ia dapat

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena, tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG

PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG Risa Rosalina Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstrak The goal

Lebih terperinci

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI A. PENTINGNYA MASALAH Pendidikan dimasa desentralisasi berbeda dengan sentralisasi. Pada masa sentralisasi segala sesuatu seperti bangunan sekolah, kurikulum, jumlah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Tingkat Tsanawiyah Sekolah Pirayanawin Klonghin Witthaya (Patani Selatan Thailand) Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif adalah Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Keywords: Teachers Commitment, Principal Leadership and Teachers discipline

PENDAHULUAN. Keywords: Teachers Commitment, Principal Leadership and Teachers discipline KONTRIBUSI KOMITMEN GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU PENELITIAN KORELASIONAL DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BATUSANGKAR KABUPATEN TANAH DATAR Irnawati Pegawai Kantor Kementerian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 3 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Arum Rahma Shofiya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berlangsung dalam berbagai bentuk kegiatan, berbagai bentuk tindakan, dan berbagai peristiwa. Pendidikan berlangsung di berbagai tempat dan lingkungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran, dan (h) Sistematika Pembahasan.

BAB I PENDAHULUAN. Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran, dan (h) Sistematika Pembahasan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi (a) Latar Belakang Masalah, (b) Fokus Penelitian, (c) Tujuan Penelitian, (d) Kegunaan Penelitian, (e) Definisi Operasional, (f) Penelitian Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran,

Lebih terperinci

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II)

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II) PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TINANGKUNG KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam kegiatan proses belajar mengajar

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Berikut Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) DIMENSI KOMPETENSI INDIKATOR Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Merumuskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif, sebagaimana yang dikatakan Bogdan dan Taylor yang dirujuk oleh Lexy J. Moleong, bahwasanya metode kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan guna mempermudah memahami objek pada penulisan skripsi, diantaranya adalah: A. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang kehidupan. Dengan manajemen, kinerja sebuah organisasi dapat berjalan secara maksimal. Demikian juga dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian    Rohyan Sosiadi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung selanjutnya dalam tesis ini oleh penulis disingkat STP Bandung, dahulu dikenal dengan nama National Hotel Institute (NHI

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 LAHEWA KECAMATAN LAHEWA KABUPATEN NIAS UTARA

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 LAHEWA KECAMATAN LAHEWA KABUPATEN NIAS UTARA WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN : 2089-8592 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 LAHEWA KECAMATAN LAHEWA KABUPATEN NIAS UTARA Agusman Zebua SMP Negeri

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Keterampilan Teknikal Pimpinan Pondok Pesantren dalam Pengelolaan. Pendidikan Pesantren di Kota Banjarbaru

BAB V PEMBAHASAN. A. Keterampilan Teknikal Pimpinan Pondok Pesantren dalam Pengelolaan. Pendidikan Pesantren di Kota Banjarbaru BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Teknikal Pimpinan Pondok Pesantren dalam Pengelolaan Pendidikan Pesantren di Kota Banjarbaru Keterampilan teknikal adalah kemampuan untuk menggunakan alat-alat, prosedur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pelaksanaan (supervisi) kepala madrasah. berasal dari kata super dan visi yang mengandung arti melihat

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pelaksanaan (supervisi) kepala madrasah. berasal dari kata super dan visi yang mengandung arti melihat BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Pelaksanaan (supervisi) kepala madrasah a. Pengertian supervisi Di lihat dari sudut pandang etimologi bahwa kata supervisi berasal dari kata super dan visi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan peran dan tugasnya, ini berarti kinerja guru merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan peran dan tugasnya, ini berarti kinerja guru merupakan faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan sesunguhnya akan terjadi apabila ada interaksi antara tenaga pendidik dengan peserta didik. Guru sebagai tenaga pendidik merupakan pemimpin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian

Lebih terperinci

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara dan Bangsa, karena pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu sarana penting dan strategis yang mudah diterapkan dalam upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM), yang mempunyai tujuan menuntun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab kepala sekolah. Pemimpin adalah orang yang melakukan kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. jawab kepala sekolah. Pemimpin adalah orang yang melakukan kegiatan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah merupakan pimpinan pada lembaga yang dipimpinnya, maju dan berkembangnya suatu lembaga tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

Lebih terperinci

Research and Development Journal of Education Vol. 3 No.1 Oktober 2016 ISSN

Research and Development Journal of Education Vol. 3 No.1 Oktober 2016 ISSN PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP K 1 PENABUR PASAR BARU JAKARTA PUSAT 1 Mohammad Ramadona dan 2 Rian Wibowo 1 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Indraprasta

Lebih terperinci

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN 2014-2015 NASKAH PUBLIKASI Dibuat untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 78 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menerangkan cara-cara untuk mengadakan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. yang menerangkan cara-cara untuk mengadakan penelitian. 44 BAB III METODE PENELITIAN Dalam sebuah penelitian, metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena dengan metode yang baik dan benar akan memungkinkan tercapainya suatu tujuan penelitian, disamping

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai 75 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai dengan hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian yang ada sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan pondasi utama dalam pengembangan peradaban. Sejak adanya manusia maka sejak saat itu pula pendidikan itu ada. 1 Pengembangan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PEMILIHAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 1 RANTAU. Noor Jannah

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PEMILIHAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 1 RANTAU. Noor Jannah PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PEMILIHAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 1 RANTAU Noor Jannah Program Studi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Sebuah penelitian pastilah memerlukan metode-metode penelitian. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk menentukan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rika Samrotul Huda,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rika Samrotul Huda,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dewasa ini merupakan sesuatu yang wajib dipenuhi, dunia pendidikan seyogianya berperan dalam mempersiapkan anak didik untuk berpartisipasi dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Supervisi Pendidikan 2.1.1 Tujuan Supervisi Supervisi adalah kata serapan dari bahasa Inggris supervision, gabungan dari dua kata super dan vision, yang memiliki arti melihat

Lebih terperinci

MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH. Oleh: Nurasmah

MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH. Oleh: Nurasmah MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH Oleh: Nurasmah Abstrak: Manajerial atau manajemen merupakan aspek yang digunakan oleh manusia untuk mengkaji tentang usaha-usaha yang dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini berkembang begitu pesat dari waktu ke waktu, sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di masa lalu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan masyarakat, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan masyarakat, dan manusia umumnya. Pendidikan merupakan usaha dalam rangka mengembangkan potensi individu,

Lebih terperinci

KOMPETENSI: WAWASAN KEPENDIDIKAN, AKADEMIK, DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU PADA EVALUASI IMPLEMENTASI KTSP DI SMK

KOMPETENSI: WAWASAN KEPENDIDIKAN, AKADEMIK, DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU PADA EVALUASI IMPLEMENTASI KTSP DI SMK KOMPETENSI: WAWASAN KEPENDIDIKAN, AKADEMIK, DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU PADA EVALUASI IMPLEMENTASI KTSP DI SMK Disajikan Pada Jurnal Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN); Bandung, Februari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan Sumber daya Manusia salah satunya dilakukan melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun informal. Pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan menerapkan model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan menerapkan model pembelajaran yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran di kelas, seorang guru memerlukan kreativitas untuk menumbuhkembangkan daya imajinasi dan berpikir bagi peserta didiknya. Oleh karena itu, diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN ilmiah. 1 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan jenis

Lebih terperinci

USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Yanti Oktavia Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Kreativitas meliputi hasil yang baru, baik sama

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN (PTK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN (PTK PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN (PTK Pembelajaran Matematika Kelas V SD Negeri IV Pulokulon,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Peran LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan Sistem Penjaminan mutu pendidikan LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan tupoksinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap,

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan proses pembelajaran merupakan salah satu bentuk penjaminan mutu pada satuan pendidikan yang dilakukan secara internal dan eksternal. Pengawasan internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dewasa ini pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting demi kelangsungan kehidupan. Baik kelangsungan kehidupan seseorang hingga kelangsungan suatu bangsa.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada arah kebijakan kerja guru dalam Permenpan RB No 16 tahun 2009 yang mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan atas dasar prestasi dan kinerjanya. dengan meningkatkan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan sebagai guru.

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan atas dasar prestasi dan kinerjanya. dengan meningkatkan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan sebagai guru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diterbitkannya Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah suatu bukti pengakuan terhadap peningkatan profesionalitas pekerjaan guru dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah sangat strategis. Walaupun perkembangan teknologi cukup pesat, sampai saat ini peranan guru sebagai pendidik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian mengandung prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah penelitian. Dengan kata lain metode penelitian akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks nasional, kebijakan perubahan kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam pelaksanaannya seringkali

Lebih terperinci