Merancang Modul, LKS, Media dan Alat Peraga Pembelajaran IPA SD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Merancang Modul, LKS, Media dan Alat Peraga Pembelajaran IPA SD"

Transkripsi

1 Merancang Modul, LKS, Media dan Alat Peraga Pembelajaran IPA SD Dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah PSD322 Pembelajaran IPA di SD DISUSUN OLEH: VIVI MAY KUMALA ( ) PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2018

2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkatnya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan pembahasan Merancang Modul, LKS, Media dan Alat Peraga Pembelajaran IPA SD pada mata kuliah Pembelajaran IPA di SD. Penulis juga berterimakasih kepada Ibu Harlinda Syofyan, S.Si., M.Pd selaku dosen mata kuliah Pembelajaran IPA di SD yang telah memberikan arahan dan saran untuk pembuatan makalah ini dan kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi kepada Penulis untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai salah satu materi pada silabus semester enam mata kuliah Pembelajaran IPA di SD serta bermanfaat bagi para pembaca dan khalayak sebagaimana mestinya. Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan demi penyempurnaan makalah ini. Jakarta, 24 Maret 2018 Penulis i

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah..1 C. Tujuan dan Manfaat...2 Bab II. Pembahasan A. Merancang Modul Pembelajaran IPA di SD B. Merancang LKS Pembelajaran IPA di SD C. Merancang Media Pembelajaran dan Alat Peraga Pembelajaran IPA di SD Bab III. Penutup A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka ii

4 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Kelengkapan yang digunakan dan dibutuhkan guru dalam mengajarkan pembelajaran IPA di SD perlu beragam dan sesuai dengan efisiensi dan efektifitas dalam mendukung pembelajaran IPA. Karena pada hakikatnya tujuan pembelajaran IPA ialah membangun siswa untuk berpikir kritis dan bertindak secara ilmiah. Dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), ada beberapa kelengkapan yang perlu dipersiapkan di antaranya yaitu materi pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS), Media Pembelajaran & Alat Peraga. Keempat kelengkapan tersebut harus dipersiapkan dengan memperhatikan efisiensi dan efektifitasnya. Ketertarikan siswa dalam mengeksplorasi lingkungan/ pembelajaran IPA menjadi titik tolak pentingnya penggunaan Modul, LKS, Media pembelajaran dan Alat peraga. Pemilihan atau perancangan keempatnya tergantung pada konsep yang sedang dipelajari serta kondisi sekolah dan kemampuan serta keterampilan guru dalam memfasilitasi keempat penunjang belajar IPA tersebut. Dengan mengetahui pedoman dalam pembuatannya, guru terbantu dan dapat menyiapkannya sesuai dengan manfaatnya masing-masing untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA di SD. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan memaparkan mengenai merancang modul, LKS, media pembelajaran maupun alat peraga sebagai persiapan untuk mengajar IPA di SD. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana merancang modul pembelajaran IPA di SD? 2. Bagaimana merancang LKS pembelajaran IPA di SD? 3. Bagaimana merancang media pembelajaran dan alat peraga pembelajaran IPA di SD? 1

5 C. Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk menyelesaikan salah satu pembahasan pada silabus semester enam mata kuliah Pembelajaran IPA di SD. Manfaat: Memahami rancangan modul, LKS, media pembelajaran dan alat peraga pada pembelajaran IPA SD. Bagi Para Pembaca 2

6 BAB II Pembahasan A. Merancang Modul Pembelajaran IPA di SD 1. Pengertian Modul Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasanbatasan, dan cara mengevaluasi pencapaian kompetensi yang dirancang secara sistematis. Sebuah kompetensi dan sub kompetensi dikemas dalam satu modul yang utuh (self contained) untuk memenuhi kebutuhan belajar pada mata pelajaran tertentu dan proses pembelajaran tertentu. Materi modul disusun secara menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan serta dapat digunakan untuk belajar mandiri (self instructional), dan penggunaannya tidak tergantung dengan media lain (self alone). Modul memberi kesempatan kepada siswa untuk latihan, merangkum dan mengukur kemampuan dengan melakukan tes sendiri (self test). Modul mengakomodasi kesulitan belajar siswa dengan memberikan tindak lanjut dan memberi kesempatan mengembangkan diri dengan materi pengayaan. Menurut Depdiknas (2008) sebuah modul dikatakan baik jika memenuhi karakteristik sebagai berikut. Self Instructional Self contained Stand alone Adaptive/ mampu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu dan memberikan informasi keterbaruan ilmu User friendly/ membantu dan memudahkan siswa dalam belajar Modul sekurang-kurangnya memiliki sampul atau topik yang jelas, rumusan kompetensi dasar atau kemampuan akhir, uraian dan contoh yang rinci, menyediakan latihan soal atau tes formatif dan menggunakan daftar pustaka yang memadai. 3

7 Berikut ini merupakan bagian-bagian dalam modul: Bagian modul yang lengkap 1. Sampul 2. Topik / materi belajar 3. Pendahuluan 4. Kompetensi dasar 5. Kemampuan akhir yang diharapkan 6. Kegiatan belajar (1, 2, 3) a. Uraian dan contoh b. Latihan c. Rangkuman d. Tes formatif e. Umpan balik dan tindak lanjut 7. Kunci jawaban 8. Daftar Pustaka Bagian syarat minimal modul 1. Sampul 2. Kompetensi dasar 3. Kemampuan akhir yang diharapkan 4. Kegiatan belajar a. Uraian dan contoh b. Latihan c. Rangkuman 5. Daftar pustaka 2. Alur Penyusunan Modul Silabus RPP 1. Kompetensi dasar 2. Kemampuan akhir yang diharapkan 3. Kegiatan Belajar 4. Materi pembelajaran 5. Indikator penilaian Modul Pembelajaran Dalam merancang modul pembelajaran IPA harus sejalan dengan upaya IPA/ Sains yakni upaya sistematis untuk menciptakan, membangun, dan mengorganisasikan pengetahuan tentang gejala alam yang berawal dari sifat dasar manusia yang penuh dengan rasa ingin tahu, selanjutnya dengan cara berpikir IPA yang meliputi percaya diri, imajinasi, penalaran dan koreksi diri. 4

8 B. Merancang LKS Pembelajaran IPA di SD 1. Pengertian LKS LKS atau Lembar Kerja Siswa merupakan suatu bahan ajar berupa lembaran dan dilengkapi dengan petunjuk, langkah untuk menyelesaikan tugas dalam lembar kegiatan. LKS lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep, sehingga LKS merupakan petunjuk bagi siswa untuk mencari pengetahuan atau yang ingin diketahui siswa. Jadi LKS bukan berisi lembar kerja yang berisi pertanyaanpertanyaan dengan memindahkan isi buku pada LKS. LKS yang baik dapat digunakan oleh siswa yang kemampuan akademisnya kurang dan tinggi. Struktur LKS secara umum memuat: (1) judul, (2) petunjuk belajar (petunjuk siswa), (3) Kompetensi yang akan dicapai, (4) informasi pendukung, (5) tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, (6) peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, dan (7) penilaian. Salah satu media yang memandu siswa untuk menemukan informasi yang ingin diketahuinya ialah LKS atau Lembar Kerja Siswa. LKS berisi tuntunan bagi siswa untuk mandiri dan mengaktifkan kemampuan siswa yang sejalan dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered) dan bukan bergantung sepenuhnya pada guru (Teacher Centered). LKS juga sebagai sarana untuk berkomunikasi antara guru dan siswa dalam pembelajaran, oleh sebab itu LKS dapat dimanfaatkan guru untuk mengevaluasi perkembangan sikap dan keterampilan ilmiah siswa. Menurut Depdiknas dalam panduan pelaksanaan materi pembelajaran (2008), tujuan pengemasan materi dalam bentuk LKS ialah sebagai berikut. 1) LKS membantu siswa untuk menemukan suatu konsep LKS mengenai suatu fenomena yang bersifat konkret, sederhana, dan berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. LKS memuat apa yang harus dilakukan siswa seperti melakukan, mengamati dan menganalisis. 2) LKS membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan. 5

9 3) LKS berfungsi sebagai penuntun belajar, LKS berisi penyataan atau isian yang jawabannya ada dalam buku. Siswa dapat mengerjakan LKS jika membaca buku. 4) LKS berfungsi sebagai penguatan. 5) LKS berfungsi sebagai petunjuk Praktikum. 2. Menyusun LKS Pembelajaran IPA Salah satu pendekatan untuk membelajarkan siswa SD dalam belajar IPA ialah melalui pendekatan kontekstual dengan komponen utamanya yaitu konstruktivisme (Nurhadi dalam Asih Widi (2015)) dengan tujuan agar siswa menemukan/membentuk sendiri pengetahuan atau konsep yang ingin diketahui secara aktif dalam proses eksplorasi pembelajaran. Ketertarikan siswa dalam mengeksplorasi lingkungan menjadi titik tolak pentingnya penggunaan LKS. Gambar-gambar yang dicantumkan pada LKS di kelas tinggi bukan merupakan petunjuk, tetapi digunakan untuk menarik perhatiannya. Gambar yang dipilih dapat disesuaikan dengan judul atau hanya sebagai hiasan dengan gambar tokoh yang sedang digandrungi oleh anak-anak seperti super hero ataupun tokoh kartun lainnya. Selain itu untuk mengantisipasi kebosanan siswa mengerjakan LKS setelah mempelajari materi pelajaran, perlu dipertimbangkan menjawab dalam bentuk uraian atau jawaban deskriptif. Sebaiknya dapat memodifikasinya dalam tabel, siswa memberi tanda centang ( ) pada yang benar dan tanda silang (X) pada bagian tabel yang salah. Selain itu LKS dapat berisi perintah untuk menggambar. Adapun langkah-langkah membuat LKS ialah sebagai berikut. 1) Analisis kurikulum yang sedang berjalan 2) Analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar 3) Buat indikator pembelajaran 4) Tuliskan judul atau sub konsep yang akan diajarkan kepada siswa 5) Tuliskan tujuan aktifitas belajar yang akan dilakukan (cantumkan alat dan bahan yang diperlukan beserta jumlahnya, jika ada) 6) Tuliskan langkah kerja yang harus dilakukan siswa dengan jelas 6

10 Contoh I Berikut ini merupakan contoh cara membuat LKS untuk kelas IV SD, semester 2 pada materi pelajaran Energi dan Perubahannya pada kurikulum KTSP Lembar Kerja Siswa Materi : Energi dan Perubahannya Standar Kompetensi : 7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/ atau bentuk suatu benda. Kompetensi Dasar : 7.1. Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar di atas buatlah indikator pembelajaran yang Anda inginkan dapat dicapai oleh siswa Anda. Contoh : Indikator Pembelajaran : Setelah melakukan pengamatan hasil percobaan, siswa dapat menyebutkan 3 faktor yang mempengaruhi kecepatan gerak jatuh benda. 7

11 8

12 9

13 Contoh 2 Berikut ini merupakan contoh LKS untuk kelas IV SD semester 2 pada materi pelajaran Saling Ketergantungan antara makhluk hidup pada kurikulum LEMBAR KERJA SISWA (LKS) JUDUL : Mengetahui bentuk saling ketergantungan TUJUAN : Untuk mengetahui saling ketergantungan antara makhluk hidup. ALAT DAN BAHAN : 1. Alat tulis 2. Kaca pembesar (bila perlu) CARA KERJA 1. Perhatikan dan amatilah ekosistem sawah, kolam ikan, lapangan rumput, atau ekosistem lain di sekitar sekolahmu. 2. Dapatkah kamu menentukan bentuk saling ketergantungan antara komponen komponen dalam ekosistem? 3. Catat hasil pengamatanmu pada tabel berikut. No Makhluk Hidup Makhluk Hidup Bentuk Saling I II Ketergantungan Keterangan Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatanmu a) Bentuk saling ketergantungan organisme organisme yang kamu temukan adalah b) Contoh saling ketergantungan adalah 5. Presentasikan hasil pengamatanmu di depan kelas. 10

14 C. Merancang Media Pembelajaran dan Alat Peraga Pembelajaran IPA di SD Tidak semua sekolah menyediakan media-media pembelajaran dan alat peraga IPA atau di sisi lain banyak dari media pembelajaran dan alat peraga yang tidak dapat disediakan oleh sekolah, maka hal ini mendorong guru agar kreatif dengan membuatnya sendiri dan memanfaatkan bahan-bahan yang tidak terpakai lagi atau barang-barang bekas yang mudah didapat guna menunjang kegiatan belajar IPA. Sebelum membahas bagaimana media pembelajaran dan alat peraga yang membantu guru dalam pembelajaran IPA, mari kita ketahui terlebih dahulu pengertian media pembelajaran dan alat peraga, adakah perbedaannya? 1. Pengertian Media & Alat Peraga Media Pembelajaran merupakan perantara yang berfungsi untuk memudahkan proses pembelajaran, pemahaman materi dan mencapai tujuan pembelajaran. Media dapat berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Menurut jenisnya media dapat dibedakan menjadi berbasis cetakan, berbasis visual, berbasis audio, berbasis audio-visual dan berbasis komputer atau teknologi lainnya. Dengan demikian media pembelajaran lebih luas dari pada alat peraga. Alat Peraga merupakan media alat bantu pembelajaran dan segala macam benda yang digunakan dan dapat diperagakan, berfungsi hanya untuk memperagakan materi pelajaran yang bersifat abstrak. Dengan demikian alat peraga lebih khusus dari media pembelajaran. Beberapa jenis media pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran ialah sebagai berikut. a) Benda-benda konkret (nyata) b) Lingkungan alam c) Kit IPA d) Chart, slide film dan film e) Film animasi f) Model 11

15 g) Torso h) Globe i) Infocus dan LCD j) Komputer k) Mikroskop dan kaca pembesar 2. Merancang dan Membuat Media Pembelajaran dan Alat Peraga IPA Dalam pemilihan media pembelajaran IPA ada kriteria pemilihan di antaranya: - Objektivitas, berdasarkan hasil penelitian atau percobaan. - Program sesuai kurikulum. - Sasaran program. - Situasi dan kondisi. - Kualitas teknik. - Keefektifan dan efisiensi penggunaan. Selain itu dalam merancang alat peraga, perlu diperhatikan kelayakannya dalam hal ini ada 3 kelayakan untuk memilih alat peraga yang baik yakni sebagai berikut. 1) Kelayakan praktis - Pengenalan dan pemahaman guru dengan jenis alat peraga - Ketersediaan alat peraga di lingkungan belajar setempat - Ketersediaan waktu mempersiapkannya - Ketersediaan sarana dan fasilitas pendukungnya - Keluwesan, mudah dibawa serta mudah digunakan pada waktu kapan dan oleh siapa saja. 2) Kelayakan teknis/kelayakan pedagogis - Relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai - Merangsang memotivasi terjadinya proses belajar yang optimal. 3) Kelayakan biaya - Mempertimbangkan ketersediaan (daya dukung) untuk pencapaian tujuan - Keterampilan merancang - Rancangan (Skets/ Story Board) yang akan dibuat - Jumlah dan Jenis bahan yang akan digunakan - Evaluasi alat yang dibuat Langkah-Langkah Merancang Media Pembelajaran & Alat Peraga 12

16 1. Membuat ide/gagasan/pemikiran 2. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa 3. Merumuskan tujuan 4. Menentukan kerangka isi bahan pelajaran 5. Menentukan jenis media 6. Menentukan treatmen dan partisipasi siswa 7. Membuat skets/ story board 8. Menentukan bahan / alat yang digunakan 9. Pelaksanaan pembuatan media 10. Penyuntingan 11. Uji coba (jika mungkin dilakukan) 12. Melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi 3. Penerapan pemakaian Media & Alat Peraga dalam pembelajaran IPA Contoh penerapan pengembangan media untuk pembelajaran IPA kelas IV SD pada materi saling ketergantungan pada makhluk hidup dengan pembahasan jaringjaring makanan yakni dengan menggunakan program aplikasi adobe flash. Alasan penulis memakai adobe flash untuk materi jaring-jaring makanan yaitu supaya siswa dapat memahami dengan kongkret peristiwa makan memakan dengan rantai makanan yang beragam di dalam jaring-jaring makanan. flash. Berikut ini tampilan media pembelajaran jaring-jaring makanan berbasis adobe 13

17 1) Scene Pendahuluan: 2) Scene pembahasan ke-1: 14

18 3) Scene pembahasan ke-2: 4) Scene pembahasan ke-3: 15

19 5) Scene pembahasan ke-4: 6) Scene pembahasan ke-5: 16

20 7) Scene pembahasan ke-6: 8) Scene pembahasan ke-7: Motion tween satu persatu dari object jaring-jaring makanan: - Memperkenalkan komponen biotik yang ada dalam jaring-jaring makanan di Sawah: Terlebih dahulu muncul karakter gambar petani, lalu teks produsen >> padi dan pohon, konsumen 1 >> tikus, belalang dan ulat, konsumen 2 >> ayam dan katak, konsumen 3>> ular, konsumen puncak >> elang - Proses makan dimakan: pertama muncul padi dan pohon > tikus, belalang dan ulat memakan padi > ulat dan belalang memakan pohon > garis hubungan antara produsen dan konsumen 1 > ayam memakan ulat dan belalang > katak memakan belalang dan ulat >garis hubungan antara konsumen1dan konsumen 2 > ular memakan katak, ayam dan tikus >garis hubungan antara konsumen 3dan konsumen 3> elang memakan ayam, ular, katak dan tikus >garis hubungan antara konsumen 2, 3 dan konsumen puncak. 17

21 9) Scene pembahasan ke-8: - Jika populasi tikus menurun karena diburu manusia, maka populasi padi meningkat dan ular menurun 18

22 19

23 - Jika elang punah, maka populasi ular meningkat, tikus menurun dan padi meningkat 20

24 21

25 10) Scene kuis 22

26 11) Scene Penutup: 23

27 Selain Media Pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran IPA pada sekolah dasar dengan menggunakan alat peraga lebih menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui percobaan, pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Sejalan dengan perkembangan anak yang disampaikan oleh Piaget yakni anak usia 7 tahun sampai dengan 11 tahun masuk dalam kategori operasional konkret dengan ciri sistem pemikiran yang berdasarkan pada aturan tertentu yang logis. Hal tersebut dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi siswa SD dalam pembelajaran IPA. Contoh penerapan pengembangan alat peraga untuk pembelajaran IPA kelas V SD pada materi sistem pernafasan manusia yakni dengan menggunakan botol pernafasan. Siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya mengenai materi tersebut saat mereka berulang memperagakan dan memperhatikan gerak alat peraga. Berikut ini gambar alat peraga sistem pernafasan manusia. Model Alat Pernafasan 24

28 Alat Peraga Sistem Pernafasan Manusia 25

29 BAB III Penutup A. Kesimpulan Dalam menyusun rencana pembelajaran IPA, kelengkapan yang harus dipersiapkan perlu diimbangi dengan tujuan pembelajarannya, sifatnya menunjang dan membantu siswa maupun guru dalam mempelajari dan menyampaikan materi pembelajaran. Kelengkapan tersebut di antaranya ialah (1) modul, (2) LKS, (3) media pembelajaran, dan (4) alat peraga. Masing-masing mempunyai fungsinya sendiri, mulai dari modul yang menjadi sarana siswa untuk memenuhi kebutuhan belajar mandiri mulai dari materi sampai tes formatif, LKS membimbing siswa secara aktif untuk menemukan informasi dan membangun pengetahuannya tanpa sepenuhnya menggantungkan pada guru. Media pembelajaran membantu siswa untuk memahami konsep yang dipelajari dan menjadi perantara materi pembelajaran antara guru dan siswa. Alat peraga berfungsi hanya untuk memperagakan materi pelajaran yang bersifat abstrak dan mengkonstruk pengetahuan lewat bentuk konkret. Dalam penggunaannya, tentu akan berbeda dengan ilmu pembelajaran lainnya. Berawal dari banyak konsep pembelajaran IPA yang dikembangkan oleh anak-anak dan berasal dari kehidupan sehari-hari, maka para ahli yang salah satunya dipelopori oleh Piaget menyimpulkan bahwa anak belajar sains dari konsep yang dikonstruk sendiri. Paham ini disebut konstruktivisme, sejalan dengan perkembangan anak usia 7-11 tahun (tahap operasional konkret). Maka hendaknya perancangan keempat kelengkapan di atas perlu mengacu pada sistem pemikiran yang berdasarkan pada aturan tertentu yang logis diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi siswa SD. Selain itu kembali kepada hakikat IPA atau Sains dengan unsur sikap, proses, produk dan aplikasi. B. Saran Saran sangat diperlukan untuk penyempurnaan makalah ini. 26

30 DAFTAR PUSTAKA Asih Widi Wisudawati, Eka Sulistyowati. (2015). Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara Arsyad, Azhar. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers Ujeng, U., Husain, S. N., & Paudi, R. I. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney. Jurnal Kreatif Tadulako Online, 4(6) Soraya, R., & Syofyan, H. (2017). PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN KELAPA DUA 06 PAGI JAKARTA. Eduscience: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(1). Wawasan Edukasi, 16 Maret 2018, Definisi, Fungsi Dan Tujuan Penulisan Modul, Aris Suadi, 22 Maret 2018, Lembar Kerja Siswa (LKS), 22 Maret 2018, Alat Peraga IPA di SD, Universitas Pendidikan Indonesia, 16 Maret 2018, Media Pembelajaran IPA di SD, MODES/PENDIDIKAN_IPA_DI_SD/BBM_7.pdf 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

Lebih terperinci

35 LAMPIRAN LAMPIRAN

35 LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN 35 36 Kisikisi Instrumen Pembelajaran Mata Pelajaran IPA tentang Makhluk Hidup dan Lingkungannya Lampiran ariabel ariabel Y Indikator Item Instrumen Kegiatan Persiapan Pembelajaran dengan

Lebih terperinci

45 LAMPIRAN-LAMPIRAN

45 LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN-LAMPIRAN 45 46 46 LAMPIRAN I RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Sekolah : SD Negeri 2 Jatipohon. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam. Kelas / Semester : IV / 1 Waktu : 6 x 35 menit ( 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Piaget Menurut Jean Piaget, seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra operasional, opersional

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara

TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembangan Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam bidang tertentu untuk mendapatkan suatu informasi yang datanya

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ESAUNGGUL. Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan,

PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ESAUNGGUL. Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ESAUNGGUL A. PENGERTIAN Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT ANGKET UJI KEPRAKTISAN MEDIA PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBASIS ICT

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT ANGKET UJI KEPRAKTISAN MEDIA PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBASIS ICT PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT ANGKET UJI KEPRAKTISAN MEDIA PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBASIS ICT OLEH : REFNITA (14175056) DOSEN : Prof. Dr. Festiyed, M.S Dr. Usmeldi, M.Pd Rio Anshari, S.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran wajib dipelajari di SMP. IPA merupakan salah satu disiplin ilmu yang berhubungan dengan cara mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran IPA terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum 2013 dimana pembelajaran ini dikemas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran IPA terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum 2013 dimana pembelajaran ini dikemas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran IPA terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum 2013 dimana pembelajaran ini dikemas menjadi satu antara materi kimia, fisika dan biologi.

Lebih terperinci

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan Unit 4 Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak Isniatun Munawaroh Pendahuluan Bahan pembelajaran cetak merupakan bahan pembelajaran yang sudah umum digunakan bagi para guru tak terkecuali di tingkat Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keilmuan lainnya. Manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. keilmuan lainnya. Manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan suatu bidang ilmu yang mencakup bidang keilmuan lainnya. Manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipungkiri lagi. Pasalnya hampir

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar ISSN 5-61X Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar Rabaisa, Minarni Rama Jura, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Belajar yang Relevan 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, diantaranya adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS IV SD/MI

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS IV SD/MI PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS IV SD/MI Moh. Shofan 1 Cholis Sa dijah 2 Slamet 3 FMIPA, Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No 5 Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Matematika memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilakukan berbagai kalangan, termasuk oleh institusi-institusi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilakukan berbagai kalangan, termasuk oleh institusi-institusi pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan software edukatif di Indonesia saat ini tampak semakin banyak dilakukan berbagai kalangan, termasuk oleh institusi-institusi pendidikan untuk kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mata pelajaran biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mata pelajaran biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata pelajaran biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang dimunculkan dalam kurikulum. Materi biologi diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dimana sekolah diberikan keleluasaan untuk mengelola

Lebih terperinci

Apabila terdapat sepetak padi, 2 ekor ular, 10 ekor katak dan 20 ekor cacing dalam suatu ekosistem sawah. Maka 10 ekor katak disebut...

Apabila terdapat sepetak padi, 2 ekor ular, 10 ekor katak dan 20 ekor cacing dalam suatu ekosistem sawah. Maka 10 ekor katak disebut... SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 11. INTERAKSI ANTARA MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYALatihan Soal 11.1 1. Apabila terdapat sepetak padi, 2 ekor ular, 10 ekor katak dan 20 ekor cacing dalam suatu ekosistem sawah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa dan negara sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Setiap bangsa yang ingin berkualitas selalu berupaya untuk meningkatkan tingkat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual, 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keterampilan Proses Sains Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual, sosial maupun fisik yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut pengetahuan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENULISAN MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENULISAN MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENULISAN MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA JAKARTA, 2009 PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI

Lebih terperinci

Abstrak PENDAHULUAN.

Abstrak PENDAHULUAN. Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial 51 PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAARAN AKUNTANSI KEUANGAN KOMPETENSI DASAR PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA SISWA KELAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya mata pelajaran matematika adalah diujikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik kelas rendah di Sekolah Dasar merupakan rentang usia yang

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik kelas rendah di Sekolah Dasar merupakan rentang usia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peserta didik kelas rendah di Sekolah Dasar merupakan rentang usia yang berada pada tahap operasional konkret, yaitu peserta didik yang berada pada usia 7-11 tahun (Rusman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari mengenai alam dan fenomena alam yang terjadi, yang berhubungan dengan benda hidup maupun benda tak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Ajar

Pengertian Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sains pada sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fenomena-fenomena alam dan yang terjadi di alam. Secara umum istilah sains memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan. (KTSP). Sesuai dengan amanat KTSP, model pembelajaran terpadu

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan. (KTSP). Sesuai dengan amanat KTSP, model pembelajaran terpadu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Beragam strategi yang dilakukan bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. Ratih Leni Herlina, 2014

A. Latar Belakang. Ratih Leni Herlina, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli Andi Rahmi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa. Untuk mengimbangi kemajuan bangsa yang semakin pesat, pendidikan harus berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Majunya suatu Negara ditentukan oleh kualitas pendidikannya. sistematis untuk merangsang pertumbuhan, perkembangan, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Majunya suatu Negara ditentukan oleh kualitas pendidikannya. sistematis untuk merangsang pertumbuhan, perkembangan, meningkatkan 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cerminan suatu negara dilihat dari bagaimana pendidikannya diselenggarakan. Pendidikan harus diselenggarakan dengan baik sebab pendidikan memiliki peranan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam dan dijelaskan ke dalam bahasa matematika. Karakteristik ilmu fisika seperti Ilmu Pengetahuan Alam lainnya

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No. 3 Siwalempu Asmaul Husna Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini karena mata pelajaran IPA khususnya, akan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini karena mata pelajaran IPA khususnya, akan memiliki peranan BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam menghadapi era globalisasi merupakan tantangan yang harus dijawab dengan karya nyata oleh dunia pendidikan. Hal ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diajarkan di sekolah, dan siswa beranggapan IPA adalah mata pelajaran. hafalan. Lutfhi (2007:18) menyatakan bahwa materi IPA cenderung

I. PENDAHULUAN. diajarkan di sekolah, dan siswa beranggapan IPA adalah mata pelajaran. hafalan. Lutfhi (2007:18) menyatakan bahwa materi IPA cenderung 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, dan siswa beranggapan IPA adalah mata pelajaran hafalan. Lutfhi (2007:18)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma konstruktivisme. Sebagaimana dikemukakan oleh Rusman dan Dewi (2009 : 174) menurut

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran IPA (Sains) berupaya meningkatkan minat siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang alam seisinya yang penuh dengan

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 8. HUBUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEMLatihan soal 8.1

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 8. HUBUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEMLatihan soal 8.1 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 8. HUBUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEMLatihan soal 8.1 1. http://primemobile.co.id/assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/m.png Gambar di atas adalah piramida

Lebih terperinci

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I berisikan pendahuluan penelitian, adapun yang disampaikan pada Bab ini diantaranya, (A) Latar Belakang, (B) Perumusan Masalah, (C) Tujuan Penelitian, (D) Manfaat Penelitian, dan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BIOLOGI DAN RUANG LINGKUP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BIOLOGI DAN RUANG LINGKUP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BIOLOGI DAN RUANG LINGKUP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar Yang Dibimbing Oleh Drs. Masjhudi, M.Pd. Oleh Kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa: Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi perubahan di segala bidang. Salah satu bidang yang mengalami perubahan yaitu bidang pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat banyak. Tuntutan tersebut diantaranya adalah anak membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. sangat banyak. Tuntutan tersebut diantaranya adalah anak membutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada abad ke-21 Bangsa Indonesia menghadapi tantangan global yang sangat banyak. Tuntutan tersebut diantaranya adalah anak membutuhkan pikiran, komunikasi verbal dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan pengamatan melalui langkah-langkah metode ilmiah dan proses

Lebih terperinci

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe IV. HASIL PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian pengembangan ini adalah multimedia pembelajaran sains bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe Flash. Materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang membosankan dan bahkan ada yang sampai membenci. Hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang membosankan dan bahkan ada yang sampai membenci. Hal ini, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak siswa yang menganggap., bahwa matematika itu adalah mata pelajaran yang membosankan dan bahkan ada yang sampai membenci. Hal ini, disebabkan kesulitan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA () BERBASIS INKUIRI POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA Yanuar Sinatra Dosen Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Malang Email: ysinatra@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI CHAPTER 2 Ruang Lingkup Bahan AJar Husni Mubarok, S.Pd., M.Si. Tadris Biologi IAIN Jember Coba Jelaskan A. Pengertian Bahan Ajar B. Karakteristik Bahan Ajar C. Tujuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum yang berlaku di sekolah dasar saat ini adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yang salah satu isi program pembelajarannya adalah Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi peserta didik untuk menghadapi masa depannya. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses kompleks yang mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia dan setiap orang mengalami belajar dalam hidupnya. Menurut Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya merupakan syarat mutlak bagi pengembangan sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan dapat dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yossy Intan Vhalind, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yossy Intan Vhalind, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan, kurikulum dalam pendidikan formal mempunyai peran yang sangat strategis. Kurikulum memiliki kedudukan dan posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, pendidikan di Indonesia harus semakin dikembangkan dan disesuaikan agar output yang dihasilkan semakin berkualitas. Pembenahan dari

Lebih terperinci

HUBUNGAN SESAMA MAKHLUK HIDUP

HUBUNGAN SESAMA MAKHLUK HIDUP HUBUNGAN SESAMA MAKHLUK HIDUP ILMU PENGETAHUAN ALAM Untuk SD Kelas IV Semester 1 USD Maria Margaretha Linda 111134128 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sains merupakan pembelajaran yang berorientasi pada proses dan hasil, namun kini pembelajaran sains telah berkembang dan berorietasi pada sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan

Lebih terperinci

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta ada Pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 2 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

Lebih terperinci

Panduan Belajar. Selamat Belajar. iii

Panduan Belajar. Selamat Belajar. iii Panduan Belajar Buku ini disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kurikulum, terdiri atas 3 bab, yaitu Program Linear, Matriks, serta Barisan dan Deret. Materi pembelajaran disajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun ajaran 2013/2014. Pencapaian tujuan dari Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. tahun ajaran 2013/2014. Pencapaian tujuan dari Kurikulum 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai bentuk penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan jantung dari keseluruhan proses pendidikan formal, karena melalui sebuah proses pembelajaran terjadi transfer ilmu dari guru ke siswa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL. Oleh : ENGRIPIN Dosen FKIP Universitas Palangka Raya

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL. Oleh : ENGRIPIN Dosen FKIP Universitas Palangka Raya PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL Oleh : ENGRIPIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan merupakan ilmu yang sangat penting di dunia ini. Ilmu pengetahuan yang berkembang sekarang ini sangat beragam. Salah satunya adalah ilmu tentang alam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bukan hanya kegiatan guru dalam menyampaikan materi dan tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru, siswa dan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa karena pendidikan sebagai akar pembangunan bangsa dan salah satu aset masa depan yang menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi kebutuhan primer bagi setiap individu, karena dengan arus globalisasi yang semakin pesat manusia harus dapat mengikuti perkembangan zaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan kurikulum dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah masih sangat kurang optimal baik dalam pelaksanaannya maupun dari hasil pembelajarannya, hal ini

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH...

TINJAUAN MATA KULIAH... iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... ix MODUL 1: MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 1.1 Hakikat Matematika... 1.3 Latihan... 1.17 Rangkuman... 1.19 Tes Formatif 1..... 1.20 Matematika Sekolah/Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dimana objeknya adalah benda benda alam. Ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dimana objeknya adalah benda benda alam. Ilmu pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan dimana objeknya adalah benda benda alam. Ilmu pengetahuan alam lahir dari pengamatan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bidang yang memiliki peran penting dalam peningkatan daya saing suatu negara adalah pendidikan. Pendidikan saat ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial guna menjamin perkembangan dan kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Fungsi dan tujuan penddikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu media atau sumber belajar yang dapat dijadikan sebagai penunjang

I. PENDAHULUAN. Salah satu media atau sumber belajar yang dapat dijadikan sebagai penunjang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu media atau sumber belajar yang dapat dijadikan sebagai penunjang dan dapat membantu guru maupun siswa dalam proses pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan perkembangan mutu pendidikan yang baik, haruslah ditunjang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan perkembangan mutu pendidikan yang baik, haruslah ditunjang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan saat ini merupakan komponen yang sangat penting dalam hidup setiap manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, negara Indonesia menginginkan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bahan Ajar 2.1.1 Pengertian Bahan Ajar Hamdani (2011:218) mengemukakan beberapa pengertian tentang bahan ajar, yaitu sebagai berikut: a. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan

Lebih terperinci

Rizmada Azzahra 1) 1) Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Indonesia. 1) ABSTRAK

Rizmada Azzahra 1) 1) Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Indonesia.   1) ABSTRAK ANALISIS PEMBUATAN VIDEO MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MENYIMAK OLEH MAHASISWA KELAS A SEMESTER V PRODI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE Rizmada Azzahra 1) 1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi berkembangan IPTEK yang semakin berkembang pesat, sangat

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi berkembangan IPTEK yang semakin berkembang pesat, sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dewasa ini sangat penting untuk dicari, karena pendidikan sangat menentukan kehidupan dimasa yang akan datang bagi setiap orang dan kemajuan negaranya. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Siswa masuk ke dalam kelas tidak seperti papan tulis kosong, namun dengan sebuah pengetahuan awal yang tidak semuanya benar (Wenning, 2005). Pengetahuan awal atau konsepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan pembangunan secara tahap demi tahap. Pendidikan merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas. Di sekolah, guru dan peserta didik memegang peranan penting dalam proses belajar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII Nunik Hidayatun, Ika Kartika. Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU Saatima

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR Desminiarti Aprita Indah Ayu SD Negeri I Kaur Selatan Kabupaten Kaur Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci