[Type the company name]

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "[Type the company name]"

Transkripsi

1 [Type the company name] user [Pick the date]

2 KATA PENGANTAR R PJM Daerah Kota Pontianak Tahun merupakan penjabaran dari visi, misi dan program prioritas Walikota Pontianak yang akan dilaksanakan dan ingin diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD tersebut, dalam penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah Kota Pontianak Tahun serta memperhatikan RPJM Nasional dan RPJM Propinsi Kalinatan Barat. Di samping itu, dalam penyusunan RPJMD disusun dengan memperhatikan sumber daya dan potensi yang dimiliki, faktor-faktor keberhasilan, evaluasi pembangunan 5 (lima) tahun yang lalu serta isu-isu strategis yang berkembang. Penyusunan dokumen ( RPJMD ) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah tahun ini, disusun berdasarkan fokus perhatian dalam upaya mencapai Visi Daerah, yang bersifat makro dan lingkupnya dibatasi hal hal yang berpengaruh signifikan terhadap pencapaian visi Daerah. Dalam pelaksanaan urusan pembangunan sebelum penyusunan RPJM ini, Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis ( Renstra ) yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan prioritas pembangunan yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi SKPD yang disusun dengan berpedoman pada RPJM ( Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ) Kota Pontianak tahun , yang nantinya akan menjadi pedoman umum dalam menyusun Rencana Kerja ( Renja ) SKPD. Selanjutnya RPJM Daerah dimaksud merupakan pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kota Pontianak lima tahun kedepan ( ), RKPD ini merupakan impelentasi dari RPJM yang dilaksanakan dalam masa satu tahun yang berisikan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan SKPD yang direncanakan sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi batas kewenangan daerah dengan mempertimbangkan kemampuan/kapasitas keuangan daerah. Dalam penyusunan rancangan awal draf RPJM Daerah Kota Pontianak telah melibatkan peran serta stakholder atau pemangku kepentingan dalam upaya menghasilkan RPJMD Kota Pontianak yang menampung aspirasi dari masyarakat serta mengantisipasi kebutuhan pembangunan dalam jangka waktu lima tahunan dan tahunan. Dokumen RPJMD ini akan menjadi strategi dan langkah dalam melaksanakan pembangunan guna mewujudkan Visi dan misi Kota Pontianak : Pontianak Kota Khatulistiwa Berwawasan Lingkungan Terdepan Dalam Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Pelayanan Publik. Pantianak, Februari 2009 i

3 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel i ii iv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Dasar Hukum Hubungan RPJM Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Sistematika Penulisan 3 BAB II GAMBARAN UMUM KOTA PONTIANAK Kondisi Geografis Perekonomian Daerah Kondisi Ekonomi Sosial Budaya Kependudukan Pendidikan Kesehatan Prasarana dan Sarana Daerah Pasar Jalan dan Saluran Transportasi Komunikasi Air Bersih dan Listrik Pemerintahan Umum Identifikasi Masalah Bidang Fisik Bidang Sosial Budaya Bidang Ekonomi Bidang Good Governance Bidang Hukum, Keamanan dan Ketertiban Analisis Lingkungan Strategis Analisis Eksternal Analisis Internal 35 ii

4 BAB III VISI DAN MISI Visi Misi 39 BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah Kondisi Pendapatan Daerah Tahun Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun Arah Pengelolaan Belanja Daerah Analisis Belanja Target dan Realisasi Belanja Kebijakan Umum Belanja Daerah 59 BAB VI ARAH KEBIJAKAN UMUM Arah Kebijakan Pembangunan Tahun Program Prioritas Pembangunan 66 BAB VII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN Program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Program Kewilayahan Program Kewilayahan Internal Program Kewilayahan Eksternal Rencana Kerja Rencana Kerja Kerangka Regulasi Rencana Kerja Kerangka Pendanaan 97 BAB VIII PENUTUP Program Transisi Kaidah Pelaksanaan RPJM Kota Pontianak Merupakan Pedoman Bagi SKPD dalam 98 Menyusun Renstra-SKPD 8.4 RPJMD Kota Pontianak Digunakan dalam Penyusunan RKPD Penguatan Peran Para Stakeholders/Pelaku dalam Pelaksanaan RPJMD Merupakan Dasar Evaluasi dan Laporan Pelaksanaan atas Kinerja Lima Tahun dan Tahunan 99 LAMPIRAN 100 iii

5 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 PDRB Kota Pontianak Tahun Berdasarkan Harga Konstan Tahun (Rp. Jutaan) Menurut Lapangan Usaha Tabel 2.2 Pertumbuhan Ekonomi per Sektor Tahun Tabel 2.3 Struktur Ekonomi Kota Pontianak Tahun Tabel 2.4 Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Lapangan Kerja Tahun Tabel 2.5 Agregat Pendapatan Regional dan Pendapatan Regional Per Kapita di Kota 9 Pontianak Tahun Tabel 2.6 Indikator Pembangunan Bidang Ekonomi Kota Pontianak Tahun Tabel 2.7 PDRB Kota Pontianak Tahun Berdasarkan Harga Konstan Tahun (Rp. Jutaan) Menurut Lapangan Usaha Tabel 2.8 Pertumbuhan Ekonomi per Sektor Tahun Tabel 2.9 Struktur Ekonomi Kota Pontianak Tahun Tabel 2.10 Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Lapangan Kerja Tahun Tabel 2.11 PDRB Kota Pontianak Tahun Berdasarkan Harga Berlaku (Jutaan) 13 Menurut Lapangan Usaha Tabel 2.12 Proyeksi Kebutuhan Investasi Pembangunan Kota Pontianak Tahun Tabel 2.13 Agregat Pendapatan Regional dan Pendapatan Regional Per Kapita di Kota 15 Pontianak Tahun Tabel 2.14 Jumlah Penduduk Kota Pontianak Tahun Tabel 2.15 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun Tabel 2.16 Jumlah Penduduk Miskin di Kota Pontianak Tahun Tabel 2.17 Angka Usia Harapan Hidup di Kota Pontianak Tahun Tabel 2.18 Penduduk Menurut Agama yang Dianut di Kota Pontianak Tahun Tabel 2.19 Jumlah Rumah Ibadah Menurut Kecamatan di Kota Pontianak Tahun Tabel 2.20 Jumlah Pagelaran/Festival Budaya dan Seni di Dalam dan Luar Kota Pontianak Tahun Tabel 2.21 Indikator Bidang Pendidikan di Kota Pontianak Tahun iv

6 Tabel 2.22 Indikator Derajat Kesehatan Kota Pontianak Tahun Tabel 2.23 Kasus Gizi Buruk dan Kecamatan Bebas Rawan Gizi di Kota Pontianak Periode Tabel 2.24 Jumlah Puskesmas Menurut Jenisnya di Kota Pontianak 24 Tabel 2.25 Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Kota Pontianak Tahun Tabel 2.26 Jumlah Pasar Tradisional Per Kecamatan di Kota Pontianak Tahun Tabel 2.27 Jumlah Pasar Modern di Kota Pontianak Tahun Tabel 2.28 Panjang Jalan Berdasarkan Jenis Permukaan Tahun Tabel 2.29 Jumlah dan Panjang Jalan Berdasarkan Status di Kota Pontianak Tahun Tabel 2.30 Jumlah dan Panjang Saluran di Kota Pontianak Tahun Tabel 2.31 Terminal Angkutan Umum Kota Pontianak Tahun Tabel 2.32 Standar Waktu Pelayanan Perijinan (hari) Tahun Tabel 5.1 Jumlah Pendapatan Daerah Kota Pontianak Tahun Tabel 5.2 Presentase Realisasi Terhadap Target APBD Kota Pontianak Tahun Anggaran Tabel 5.3 Komposisi Sumber Pendapatan APBD Kota Pontianak Tahun Anggaran Tabel 5.4 Jumlah Pendapatan Daerah Kota Pontianak Tahun Tabel 5.5 Komposisi Sumber Pendapatan APBD Kota Pontianak Tahun Anggaran Tabel 5.6 Komposisi Belanja Rutin dan Belanja Pembangunan APBD Kota Pontianak Tahun Tabel 5.7 Rekapitulasi Anggaran & Realisasi Belanja Langsung APBD Kota Pontianak Tahun Tabel 5.8 Rekapitulasi Anggaran & Realisasi Belanja Tidak Langsung APBD Kota Pontianak 56 Tahun Tabel 5.9 Rekapitulasi Target Belanja Langsung SKPD Tahun Tabel 5.10 Rekapitulasi Realisasi Belanja Langsung SKPD Tahun Tabel 5.11 Komposisi Belanja Langsung SKPD Tahun Tabel 5.12 Rencana Belanja Langsung Menurut Kewenangan & Urusan Pemerintahan Tahun Tabel 5.13 Rencana Belanja Tidak Langsung Menurut Kewenangan & Urusan Pemerintahan 61 Daerah Tahun Tabel 5.14 Rencana Belanja daerah Kota Pontianak Tahun v

7 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang D itetapkannya Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan (Pasal 2 ayat 2), dengan jenjang perencanaan jangka panjang (25 tahun), jangka menengah (5 tahun) maupun jangka pendek atau tahunan (1 tahun), serta Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bab VII pasal 150 bahwa daerah wajib memiliki dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). RPJM Daerah Kota Pontianak Tahun merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Walikota Pontianak yang akan dilaksanakan dan ingin diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJM Daerah Kota Pontianak Tahun dalam penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah Kota Pontianak Tahun serta memperhatikan RPJM Nasional dan RPJM Propinsi. Di samping itu, dalam penyusunan RPJM Daerah Kota Pontianak Tahun disusun dengan memperhatikan sumber daya dan potensi yang dimiliki, faktor-faktor keberhasilan, evaluasi pembangunan 5 (lima) tahun yang lalu serta isu-isu strategis yang berkembang. Mengingat peran dan fungsi RPJM Daerah Kota Pontianak sangat penting bagi Pemerintah Kota, pengusaha dan masyarakat, maka proses penyusunannya dilakukan secara sistematis, akurat dan terpadu dengan melibatkan seoptimal mungkin peran para pemangku kepentingan pembangunan. Berdasarkan alasan inilah maka penyusunan RPJM Daerah Kota Pontianak dilakukan secara transparan dan partisipatif untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang berkesinambungan. Muatan dalam RPJM Daerah Kota Pontianak Tahun berisi arah kebijakan keuangan daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, program lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Pengertian indikatif berarti bahwa informasi, baik tentang sumber daya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum di dalam dokumen rencana pembangunan jangka menengah ini, hanya merupakan indikasi yang hendak dicapai dan bersifat tidak kaku / fleksibel Maksud dan Tujuan Maksud dilakukannya penyusunan Kota Pontianak adalah untuk membangun proses perencanaan pembangunan yang sistematis dan berkelanjutan dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber daya yang dimiliki Kota Pontianak secara optimal. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan RPJM Kota Pontianak adalah : 1. Menjabarkan Visi dan Misi Kepala Daerah terpilih kedalam bentuk strategi, kebijakan, program dan kegiatan 2. Menyediakan suatu dokumen perencanaan pembangunan untuk 5 (lima) tahun yang bersifat indikatif yang memuat kerangka makro Kota Pontianak dan pilihan program maupun kegiatan tahunan secara lintas sumber pembiayaan baik APBN, APBD Propinsi, APBD Kota yang akan dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) secara berjenjang ; 1

8 3. Sebagai bahan acuan resmi bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak dalam menyusun Rencana Strategis SKPD, Rencana Kerja SKPD, maupun penyusunan Rencana Kerja Kota Pontianak ; 4. Menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD); 5. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemerintah Daerah dalam mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur ; 6. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas alokasi sumber daya yang dimiliki Kota Pontianak 1.3. Dasar Hukum Dasar hukum didalam penyusunan Kota Pontianak adalah : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Keuangan Negara ; 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2008 tentang Rencana Kerja Pemerintah; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 8. Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 4 tahun 2002 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pontianak Tahun Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Pontianak Tahun Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 11 Tahun 2008 tentang Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) Kota Pontianak Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah diwajibkan menyusun RPJP Daerah untuk jangka waktu 20 tahunan, RPJM Daerah untuk jangka waktu 5 tahunan dan RKPD sebagai rencana tahunan. Hal ini berimplikasi kepada adanya penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, baik dari aspek proses, mekanisme maupun tahapan pelaksanaan musyawarah perencanaan di tingkat Pusat dan Daerah. Sehubungan dengan itu dan dalam rangka memenuhi semua ketentuan normatif aturan perundangan mengenai perencanaan nasional dan daerah, perlu disusun rangkaian dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai berikut: a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, berfungsi sebagai dokumen perencanaan makro politis berwawasan dua puluh tahun dan memuat Visi, Misi dan Arah Pembangunan Jangka Panjang yang 2

9 akan digunakan sebagai pedoman penyusunan RPJM Daerah setiap lima tahun sekali; b. Daerah, berfungsi sebagai penjabaran dari RPJP Daerah dan memuat Visi, Misi, Gambaran Umum Kondisi Masa Kini, Gambaran Umum Kondisi yang diharapkan, Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal, Arah Kebijakan, Strategi dan Indikasi Rencana Program Lima Tahunan secara lintas sumber pembiayaan baik pembiayaan atas indikasi rencana program yang bersumber dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kota Pontianak; c. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dan merupakan penjabaran teknis RPJM Daerah untuk setiap unit kerja daerah, yang memuat Visi, Misi, Arah Kebijakan Teknis dan Indikasi Rencana Program setiap Bidang Kewenangan dan atau Fungsi Pemerintahan untuk jangka waktu lima tahunan dan disusun oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pontianak; d. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), merupakan dokumen perencanaan tahunan setiap unit kerja daerah dan disusun sebagai penurunan Renstra SKPD dan memuat rencana kegiatan pembangunan tahun berikutnya, yang dilengkapi dengan formulir kerangka anggaran dan kerangka regulasi serta indikasi pembiayaan dua tahun ke depan; e. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), disusun sebagai dokumen perencanaan tahunan dan merupakan kompilasi kritis atas Renja SKPD setiap tahun anggaran dan merupakan bahan utama pelaksanaan Musrenbang yang dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan dan Kota Sistematika Penulisan PJM Daerah Kota Pontianak ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I. Pendahuluan Bab ini berisi tentang Latar Belakang penyusunan RPJM Daerah, Maksud dan Tujuan Penyusunan, Landasan Hukum Penyusunan, Hubungan RPJM Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya, dan Sistematika Penulisan. BAB II. Gambaran Umum Kota Pontianak Bab ini menguraikan statistik dan gambaran umum kondisi Kota Pontianak dalam 5 (lima) tahun terakhiri dengan maksud mengetahui keadaan daerah pada berbagai bidang dan aspek kehidupan sosial ekonomi yang akan diintervensi melalui berbagai kebijakan, program dan kegiatan daerah dalam jangka lima tahunan. Bab ini antara lain berisi tentang: Kondisi Geografis, Kondisi Perekonomian Daerah, Sosial Budaya Daerah, Prasarana dan Sarana Daerah, Pemerintahan Umum. BAB III. Visi dan Misi Dalam bab ini diulas lebih lanjut mengenai Visi pembanguna Kota Pontianay yang diadopsi dari visi Kepala Daerah Terpilih yang kemudian dijabarkan lebih kanjut ke dalam Misi-misi. BAB IV. Strategi Pembangunan Daerah Berisikan kebijakan dalam mengimplementasikan program kepala daerah, sebagai payung pada perumusan program dan kegiatan pembangunan di dalam mewujudkan visi dan misi. 3

10 BAB V. Arah Kebijakan Keuangan Daerah Bab ini memaparkan lebih lanjut perihal Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah; Arah Pengelolaan Belanja Daerah; dan Kebijakan Umum Anggaran. BAB VI. Kebijakan Umum Bab ini berisikan uraian mengenai tujuan dan sasaran dari masing-masing fungsi pembangunan dalam upaya pencapaian Misi, serta Strategi pencapaian tujuan dan sasaran. BAB VII. Program Pembangunan Daerah Bab ini memuat uraian tentang indikasi rencana program, baik program SKPD, program lintas SKPD maupun program kewilayahan yang akan dibiayai dari sumber APBD Kota, APBD Propinsi dan APBN. BAB VIII. Penutup Lampiran-Lampiran 4

11 GAMBARAN UMUM KOTA PONTIANAK 2.1. Kondisi Geografis K ota Pontianak yang didirikan oleh Sultan Syarief Abdurrahman Alkadrie pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 1771 bertepatan dengan tanggal 14 Radjab 1185, sampai dengan saat ini merupakan Ibukota dari Propinsi Kalimantan Barat dengan luas wilayah 107,82 Km 2 dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Pontianak serta Kabupaten Kuburaya. Letak Kota Pontianak memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan kota-kota lain yang ada di Indonesia, ini dikarenakan Kota Pontianak berada di posisi garis khatulistiwa yaitu Lintang Utara sampai Lintang Selatan dan Bujur Timur sampai Bujur Timur. Keunikan lainnya adalah Kota Pontianak berada tepat dipersimpangan Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak dengan lebar rata-rata setiap permukaan sungai ± 400 meter dan kedalaman air antara meter. Seperti pada umumnya daerah tropis, Kota Pontianak mempunyai suhu rata-rata 26,1 0 C - 27,4 0 C dengan kelembaban udara berkisar antara 86 % - 92 % serta lama penyinaran matahari berkisar antara 34% - 78%. Kedudukan Kota Pontianak pada dataran delta di Muara Suangai Kapuas yang merupakan dataran rendah diaman fluktuasi ketinggian antara 0,5 0,75 m di atas permukaan laut menyebabkan Kota Pontianak rentan terhadap genangan yang disebabkan air pasang maupun hujan. Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004, dan dengan pedoman Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi dan Perangkat Daerah, penataan kelembagaan di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak meliputi 2 (dua) Sekretariat, 4 (empat) Badan, 13 (tiga belas) Dinas, 4 (empat) Kantor dan 1 (satu) Satuan dan didukung oleh Pemerintah Kecamatan sebanyak 6 (enam) Kecamatan dan 29 (dua puluh sembilan) Pemerintah Kelurahan. Untuk mengoperasionalkan lembaga tersebut, didukung sejumlah orang Pegawai Negeri Sipil (data tahun 2008). Penggunaan lahan secara umum di Kota Pontianak lebih bercirikan perkotaan, artinya sebagian besar lahan digunakan sebagai daerah permukiman yaitu seluas 5.735,22 Ha (53,19%) dari seluruh wilayah Kota berdasarkan data tahun penggunaan lahan permukiman tersebut telah melebihi limit yang telah direncanakan dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) seluas Ha (43,59%) Perekonomian Daerah Kondisi Ekonomi Kondisi Makro Ekonomi Tahun Kondisi ekonomi daerah secara umum dapat ditunjukkan oleh angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Investasi, Inflasi, Pajak dan Retribusi, Pinjaman dan Pelayanan Bidang Ekonomi. Besaran nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ini secara nyata mampu memberikan gambaran mengenai nilai tambah bruto yang dihasilkan unit-unit produksi dalam periode tertentu. Lebih jauh, perkembangan besaran nilai PDRB merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan pembangunan suatu daerah atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat tercermin melalui pertumbuhan nilai PDRB. 5

12 Tabel. 2.1 PDRB Kota Pontianak Tahun Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 (Rp. Jutaan) Menurut Lapangan Usaha No Lapangan Usaha Pertanian ,18 30, , , ,78 2 Pertambangan dan galian Industri Pengolahan ,15 436, , , ,25 4 Listrik, Gas &Air Bersih ,44 30, , , ,25 5 B a n g u n a n ,59 849, , , ,52 6 Perdagangan, Hotel & Restoran ,47 1,152, ,216, , ,13 7 Pengangkutan & Komunikasi ,88 1,053, ,103, , ,72 8 Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan ,02 558, , , ,75 9 Jasa Jasa ,90 1,102, ,149, , ,42 PDRB Konstan ,62 5,215, ,477, , ,82 Pertumbuhan PDRB per tahun 4,91% 4.88 % 5.04 % % Sumber : BPS Kota Pontianak Perkembangan PDRB Kota Pontianak dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir didominasi oleh 3 (tiga) sektor lapangan usaha yaitu sektor perdagangan, hotel & restoran, sektor jasa-jasa dan sektor pengangkutan & komunikasi hal ini sejalan dengan Visi Kota Pontianak untuk mewujudkan perdagangan bertaraf internasional. Pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak sebagaimana tergambar dari Produk Domestik Regional Bruto selama kurun waktu menunjukkan angka pertumbuhan yang cukup positif dimana mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 5,15 % pertahun. Pada tahun 2004 PDRB Kota Pontianak berdasarkan harga konstan sebesar Rp ,62 atau mempunyai pertumbuhan sebesar 4,91 % kemudian pada tahun 2005 mengalami peningkatan menjadi Rp ,10 dengan pertumbuhan sebesar 4,88 %, tahun 2006 jumlah PDRB Kota Pontianak meningkat menjadi Rp ,73 dengan pertumbuhan sebesar 5,04 dan tahun 2007 kembali meningkat menjadi Rp atau mengalami pertumbuhan sebesar 5,63 %, sedangkan untuk tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak menjadi Rp ,82 atau mencapai pertumbuhan sebesar 5.05 % sebagaimana ditunjukkan tabel Secara umum peranan sektoral secara keseluruhan mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari besaran kontribusi sektor masing-masing menunjukkan peningkatan rata-rata diatas 4 % hanya pada sektor pertanian dalam 5 (lima) tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang kurang signifikan. Sektor yang mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan adalah sektor perdagangan, restoran & hotel dimana pada tahun 2004 mencapai 7,62 % untuk tahun 2005 sedikit mengalami pergeseran menjadi 5,07 % kemudian di tahun 2006 kembali meningkat menjadi 5,55 % dan pada tahun 2007 kembali mengalami peningkatan menjadi 6,65 % sedangkan untuk tahun 2008 pada sektor ini menurun menjadi 6,00 % sehingga jika dirata-ratakan pada sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 5,82 %. Sektor lain yang tidak kalah penting dalam menyumbangkan PDRB adalah sektor bangunan dimana dalam pertumbuhannya kurun waktu 4 tahun mencapai 5,59 % serta sektor industri pengolahan yang mencapai 5,52 %. Untuk 3 (tiga) berikut yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyai peningkatan rata-rata sebesar 5,30 % sedangkan untuk sektor keuangan mempunyai pertumbuhan rata-rata sebesar 5,05 % dan sektor jasa pertumbuhannya sebesar 3,98 % pertahun dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. 6

13 Tabel. 2.2 Pertumbuhan Ekonomi per Sektor Tahun No. Sektor Pertanian -5,88-0,45 1,29 3,92 1,90 2 Pertambangan Industri dan Pengolahan 5,02 4,86 6,77 5,01 5,42 4 Listrik, Gas & Air Bersih 4,70 5,83 1,55 5,07 4,70 5 Bangunan 7,03 6,13 5,34 5,35 5,55 6 Perdagangan, Restoran & Hotel 7,62 5,07 5,55 6,65 6,00 7 Pengangkutan & Komunikasi 0,75 5,25 4,69 6,77 4,50 8 Keuangan 2,85 5,71 4,89 5,31 4,30 9 Jasa 6,06 3,11 4,18 4,13 4,50 PDRB Kota Pontianak 4,91 4,88 5,04 5,63 5,05 Sumber : BPS Kota Pontianak Dilihat dari struktur yang ada berdasarkan 9 (sembilan) sektor lapangan usaha pada tahun 2004 sektor perdagangan, restoran & hotel mempunyai kontribusi yang paling tinggi dalam memberikan kontribusinya yaitu sebesar 22,06 % sedangkan untuk sektor listrik, gas dan air bersih adalah yang rendah dimana kontribusinya hanya sebesar 0,59 %. Untuk tahun 2008 sektor perdagangan, restoran & hotel masih penyumbang tertinggi dalam memberikan kontribusinya dalam penyusunan struktur ekonomi Kota Pontianak dengan kontribusi sebesar 22,63 % sedangkan sektor yang paling rendah dari keseluruhan sektor adalah sektor pertanian dimana memberikan kontribusinya hanya sebesar 0,54 %. Tabel. 2.3 Struktur Ekonomi Kota Pontianak Tahun No Lapangan Usaha Pertanian 0.62% 0.59% 0.56% 0.56% 0,54% 2 Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan 8.37% 8.37% 8.50% 8.46% 8,49% 4 Listrik, Gas & Air Bersih 0.59% 0.59% 0.57% 0.57% 0,57% 5 Bangunan 16.10% 16.29% 16.34% 16.30% 16,38% 6 Perdagangan, Restoran & Hotel 22.06% 22.10% 22.21% 22.43% 22,63% 7 Pengangkutan & Komunikasi 20.13% 20.20% 20.14% 20.35% 20,25% 8 Keuangan, Pers dan Jasa Perusahaan 10.62% 10.71% 10.69% 10.66% 10,58% 9 Jasa-Jasa 21.51% 21.15% 20.98% 20.68% 20,57% PDRB % % % % % Sumber : BPS Kota Pontianak Tingkat penyerapan tenaga kerja pada setiap sektor ekonomi bisa mencerminkan pada sektor ekonomi mana yang paling banyak menyerap tenaga kerja sekaligus mencerminkan bahwa sektor ekonomi tersebut dominan peranannya dalam meningkatkan PDRB. 7

14 Sektor pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada meningkatkan kualitas manusia dan kualitas hidup masyarakat. Pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan ditujukan untuk memperluas lapangan kerja produktif, baik dalam jumlah mapun mutunya. Untuk itu melalui pembangunan ketenagakerjaan diharapkan terjadi penyerapan tambahan angkatan kerja baru, penurunan jumlah pengangguran, pengurangan ketimpangan produktifitas antar sektor, trnasformasi tenaga kerja antar sektor serta peningkatan kesempatan angkatan kerja. Pada tahun 2004 jumlah tenaga kerja yang terserap berdasarkan sektor lapangan kerja sebanyak orang. Sebagian besar tenaga kerja terserap disektor perdagangan, hotel dan restoran sebanyak orang, sektor jasa sebanyak orang, sektor industri sebanyak orang dan sektor pengangkutan/ komunikasi sebanyak orang. Pada tahun 2008 sektor perdagangan masih mendominasi penyerapan tenaga kerja yaitu sebanyak orang, sektor jasa-jasa menyerap sebanyak orang, sektor industri sebanyak orang dan sektor pengangkutan menyerap tenaga kerja sebanyak orang sehingga total penyerapan tenaga kerja seluruhnya mencapai orang. Tabel. 2.4 Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Lapangan Kerja Tahun No LAPANGAN USAHA Pertanian ,993 9,120 9,221 9,323 2 Pertambangan dan galian Industri Non Migas ,415 22,168 21,946 21,727 4 Listrik Dan Air Minum ,311 1,356 1,400 1,446 5 B a n g u n a n ,045 16,775 17,404 18,057 6 Perdagangan, Hotel, Dan Restoran , , , ,883 7 Pengangkutan Dan Komunikasi ,553 17,613 18,165 18,733 8 Keuangan, Persewaan & jasa persh ,313 2,344 2,379 2,416 9 Jasa Jasa ,870 44,345 45,090 45,721 Jumlah , , , ,457 Sumber : BPS Kota Pontianak Perkembangan ekonomi makro selama 5 tahun terakhir periode terdapat peningkatan, hal ini dapat dilihat dari tabel. 2.5 dibawah dimana : 1. Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan harga berlaku, tahun 2004 mencapai Rp ,37 juta dan tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 9,538, juta. 2. Produk Domestik Regional Bruto perkapita tahun 2004 mencapai Rp juta dan meningkat menjadi Rp juta. 3. Pendapatan regional perkapita pada tahun 2004 mencapai Rp.11.0 juta dan meningkat menjadi Rp. 16,6 juta tahun Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan harga konstan tahun 2000 mencapai Rp ,62 juta tahun 2004 dan pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 6,078, juta 5. Produk Domestik Regional Bruto perkapita tahun 2004 mencapai Rp.10.0 juta dan meningkat menjadi Rp. 11,3 juta tahun Pendapatan regional perkapita pada tahun 2004 sebesar Rp. 9,2 juta dan pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 10,6 juta. 8

15 Tabel. 2.5 Agregat Pendapatan Regional dan Pendapatan Regional Per Kapita Di Kota Pontianak Tahun No. URAIAN ATAS DASAR HARGA BERLAKU 1 PDRB Atas Dasar Harga Pasar , , , ,81 9,538, Penyusutan , , , , ,57 3 PDRN Atas Dasar Harga Pasar , , , , ,25 4 Pajak Tak Langsung , , , , ,30 5 PDRN Atas Dasar Biaya Faktor Produksi , , , , ,95 6 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , PDRB Perkapita (Rupiah) , , , , ,19 8 Pendapatan Regional Perkapita (Rupiah) , , , , ,90 ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1 PDRB Atas Dasar Harga Pasar , , , ,73 6,078, Penyusutan , , , , ,52 3 PDRN Atas Dasar Harga Pasar , , ,93 5, , ,30 4 Pajak Tak Langsung , , , , ,64 5 PDRN Atas Dasar Biaya Faktor Produksi , , , , ,66 6 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) , , PDRB Perkapita (Rupiah) , , , , ,34 8 Pendapatan Regional Perkapita (Rupiah) , , , , ,39 Sumber: BPS Kota Pontianak Indikator pembangunan bidang ekonomi dari tahun mengalami perubahan baik peningkatan maupun penurunan. Angka kemiskinan pada tahun 2004 sebesar 19,3 % kemudian tahun 2005 terjadi penurunan menjadi 15,2 % dan tahun 2006 kembali turun menjadi 14,90% dan di tahun 2007 menjadi 14,60 % sedangkan tahun 2008 diprediksikan menjadi 14,41 %, demikian pula angka pengangguran terbuka yang setiap tahunnya mengalami penurunan dimana pada tahun 2004 sebesar 11,08 %, tahun 2005 turun menjadi 9,88 %, tahun 2006 kembali turun menjadi 9,58 % sedangkan tahun 2007 menjadi 8,60 % pada tahun 2008 diperkirakan menjadi 8,50 %. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2004 sebesar 4,91 %. tahun 2005 terdapat sedikit pergeseran hingga terjadi penurunan menjadi 4,88 %, sedangkan tahun 2005 kembali meningkat dari tahun sebelumknya menjadi 5,04 % dan meningkat kembali di tahun 2007 menjadi 5,29 %, pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 5,05 %. Tabel. 2.6 Indikator Pembangunan Bidang Ekonomi Kota Pontianak Tahun No Uraian BIDANG EKONOMI 1. Angka Kemiskinan (%) 15,92 % 15,49 % 15,22 % 15,88 % 14,97 % 2. Angka Pengangguran Terbuka (%) 11,08 % 9,88 % 9,58 % 8,60 % 8,50 % 3. Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,91 % 4,88 % 5,04 % 5,29 % 5,05 % 4. Inflasi (%) 6,06 % 14,43 % 6,32 % 8,56 % 11,19 % 5. PDRB Konstan 2000 (Rp. Juta) ,62 5,215, ,477, , ,82 6. PDRB Berlaku , , , ,81 9,538, PDRB per kapita konstan (Rp.) , , , , ,34 8. PDRB per kapita berlaku (Rp.) , , , , ,19 Sumber : Hasil Analisis 9

16 Proyeksi Makro Ekonomi Tahun Kondisi makro Kota Pontianak untuk lima tahun kedepan lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal, hal ini disebabkan letak geografis Kota Pontianak yang strategis terhadap negara dan daerah lainnya serta dampak dari perdagangan bebas ASEAN dan dunia. Saat ini, perekonomian Amerika Serikat mengalami resesi yang berimbas pada ekonomi dunia secara keseluruhan, tak luput juga berdampak pada ekonomi Indonesia dan Kota Pontianak. Meskipun resesi ekonomi global tidak berdampak secara langsung terhadap perekonomian Kota Pontianak namun konsekuensi perdagangan bebas membuat perekonomian Kota Pontianak terkena imbas resesi ekonomi global tersebut. Negara/daerah yang tumpuan perekonomiannya pada ekspor barang dan jasa akan sangat terpengaruh pada resesi ekonomi saat ini. Meskipun ekspor tidak terlalu besar menyumbang pembentukan PDRB, namun penurunan kinerja perusahaan yang berorientasi ekspor dapat mempengaruhi perekonomian Kota Pontianak secara makro seperti pemutusan hubungan kerja. Diperkirakan tahun 2009, pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak akan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2010, ekonomi dunia diasumsikan mulai membaik terutama di Amerika Serikat dengan rencana Amerika Serikat menggenjot proyek infrastruktur secara besar-besaran, menarik pasukannya di Irak yang membuat defisit anggaran AS menurun (defisit anggaran tahun fiskal 2009 sebesar US$ 490 miliar atau 3.3% produksi ekonomi AS) dan bailout (dana talangan) terhadap perusahaan besar AS (saat ini telah disetujui sebesar US$ 700 miliar) telah berjalan baik. Sehingga menyebabkan permintaan AS terhadap barang dan jasa juga meningkat. Membaiknya ekonomi AS akan berdampak pada ekonomi Indonesia. Selain itu, dengan berjalannya program Pemerintah yang mewajibkan industri menggunakan bioedisel sebesar 2.5% dari total konsumsi bahan bakarnya dan 0.25% pembangkit listrik menggunakan biodiesel. Serta penggunaan bioetanol bagi industri menggunakan 5% dari total konsumsi bahan bakarnya. Hal ini telah mendorong kenaikan harga CPO sehingga meningkatkan pertumbuhan sektor industri pengolahan. Kondisi makro ekonomi Kota Pontianak tahun 2011 juga mengalami peningkatan disemua sektor. Hal ini disebabkan mulai Membaiknya ekonomi dunia juga membawa dampak ekonomi yang baik bagi Kota Pontianak. Sektor perdagangan terjadi peningkatan cukup baik, hal ini disebabkan ekspor ke berbagai negara tujuan mulai membaik. Sektor jasa juga meningkat terutama pengeluaran pemerintah yang cukup tinggi pada pambangunan proyek-proyek infrastruktur dan padat karya. Tabel. 2.7 PDRB Kota Pontianak Tahun Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 (Rp. Jutaan) Menurut Lapangan Usaha No Lapangan Usaha Pertanian 33, , , , , , Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan 540, , , , , , Listrik, Gas & Air Bersih 36, , , , , , Bangunan 1,051, ,114, ,181, ,253, ,329, ,412, Perdagangan, Restoran & Hotel 1,457, ,546, ,642, ,746, ,857, ,975, Pengangkutan & Komunikasi 1,292, ,357, ,426, ,500, ,580, ,663, Keuangan, Pers dan Jasa Persh 671, , , , , , Jasa-Jasa 1,307, ,367, ,430, ,497, ,569, ,648, Jumlah 6,390, ,726, ,084, ,466, ,875, ,313, Pertumbuhan Per Tahun 5.14% 5.25% 5.32% 5.40% 5.49% 5.56% Sumber : Hasil Analisis Untuk tahun 2012, peningkatan pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak terutama pada sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa. Membaiknya ekonomi dunia menyebabkan investasi mulai masuk ke Indonesia sehingga likuiditas lembaga keuangan juga 10

17 membaik dan didukung suku bunga Bank Indonesia yang rendah. Hal ini tidak lepas dari rendahnya tingkat inflasi sehingga suku bunga Bank Indonesia juga menurun. Telah dibukanya jalan trans Kalimantan juga mendorong sektor pengangkutan tumbuh lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2013, pertumbuhan ekonomi tetap terjadi terutama di sektor listrik, gas dan air bersih. Pada tahun ini diperkirakan beberapa power plant (pembangkit listrik) yang baru telah beroperasi dan interkoneksi antara Kota Pontianak dengan Kuching, Malaysia telah terwujud. Dengan adanya tambahan ketersediaan pasokan listrik memacu tumbuhnya investasi di Kota Pontianak sehingga menarik tumbuhnya sektor-sektor lainnya. Sedangkan untuk tahun 2014, diperkirakan pertumbuhan ekonomi tumbuh di sektor jasa. Pada tahun ini yang merupakan tahun politik, dimana diselenggarakannya pemilihan umum Legislatif dan pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden menyebabkan pengeluaran Pemerintah meningkat cukup signifikan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Pontianak dalam kurun waktu 6 (enam) tahun kedepan diproyeksikan setiap tahunnya mengalami peningkatan dimana pada tahun 2009 berdasarkan harga konstan tahun 2000 diperkirakan sebesar Rp. 6,39 Trilyun dengan pertumbuhan pertahunnya mencapai 5,14 % dan tahun 2014 diperkirakan mencapai Rp. 8,31 Trilyun dengan pertumbuhan sebesar 5,56 % atau rata-rata pertumbuhannya dalam 6 (enam) tahun kedepan sebesar 1,59 %. Secara struktur, Kota Pontianak masih didominasi oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel dimana pada tahun 2009 diperkirakan kontribusinya mencapai Rp ,88 dan pada tahun 2014 diperkirakan akan mencapai Rp ,41 atau mengalami pertumbuhan rata-rata selama 6 tahun mencapai 6,24 %. Adapun sektor lain sebagai penyumbang terbesar adalah sektor jasa dimana pada tahun 2009 mencapai Rp ,34 dan tahun 2014 diperkirakan mencapai ,13 atau mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 4,68 % demikikan juga dengan sektor pengangkutan & komunikasi dimana pada tahun 2009 mencapai Rp ,11 dan di tahun 2014 diperkirakan akan mencapai Rp ,68 atau mempunyai peningkatan rata-rata sebesar 5,17%. Pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak dalam 6 (enam) tahun kedepan periode diproyeksikan mengalami peningkatan dimana pada tahun 2009 diperkirakan mencapai 5,14 % dengan sektor yang menjadi unggulan adalah sektor perdagangan, restoran dan hotel dengan kontribusi sebesar 6,00 % sedangkan pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak diperkirakan mencapai 5,56 % dengan sektor yang terbesar dalam memberikan kontribusinya masih pada sektor perdagangan, restoran dan hotel dimana mencapai 6,35 %. Tabel. 2.8 Pertumbuhan Ekonomi per Sektor Tahun No Sektor Pertanian 2,50 % 2.52% 2.53% 2.55% 2.57% 2,60% 2 Pertambangan Industri dan Pengolahan 4.80% 4.85% 4.86% 4.89% 4.90% 5.00% 4 Listrik, Gas & Air Bersih 4.80% 4.84% 4.86% 4.98% 5.00% 5.05% 5 Bangunan 5.59% 6.01% 6.03% 6.08% 6.12% 6.20% 6 Perdagangan, Restoran & Hotel 6.00% 6.10% 6.20% 6.29% 6.36% 6.35% 7 Pengangkutan & Komunikasi 5.00% 5.03% 5.09% 5.20% 5.35% 5.25% 8 Keuangan, Pers dan Jasa Persh 4.45% 4.46% 4.50% 4.60% 4.70% 5.02% 9 Jasa 4.55% 4.58% 4.65% 4.70% 4.80% 5.00% PDRB Kota Pontianak 5.14% 5.25% 5.32% 5.40% 5.49% 5.56% Sumber : Hasil Analisis 11

18 Adapun selain dari sektor diatas pada sektor bangunan juga tidak kalah penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, hal ini dapat dilihat dari besaran kontribusinya pada tahun 2009 mencapai 5,59 %, tahun 2010 diperkirakan akan mencapai 6,01 % dan meningkat menjadi 6,03 % di tahun 2011 sedangkan pada tahun 2012, 2013 dan 2014 diperkirakan akan mencapai 6,08 %, 6,12 % dan 6,20%. Untuk sektor pertanian perkembangan pertumbuhannya dalam periode dirasakan mengalami fluktuasi, dimana pada tahun 2009 diperkirakan akan tumbuh mencapai 2,50 %, tahun 2010 diperkirakan akan mencapai 2,52 % dan sedikit mengami peningkatan menjadi 2,53 % di tahun 2011 dan pada tahun 2014 struktur pertumbuhan ekonomi melalui sektor ini diperkirakan mencapai 2,60 %. Adapun perkembangan pertumbuhan ini lebih kecil jika dibandingkan dengan sektor lainnya lebih dikarenakan karena luas wilayah Kota Pontianak yang tidak begitu besar hanya 107,82 Km 2 dan peruntukan wilayahnya lebih bercirikan perkotaan. Struktur ekonomi Kota Pontianak dalam kurun waktu 6 (enam) tahun kedepan masih didominasi oleh sektor tersier yaitu sektor perdagangan, angkutan, keuangan dan jasa-jasa. Pada tahun 2009 sektor perdagangan mengalami koreksi sebesar 22,81 % kemudian disusul dengan sektor jasa dan pengangkutan yang masingmasing sebesar 20,46 % dan 20,22 % sedangkan sektor yang terendah dalam struktur ekonomi Kota Pontianak periode adalah sektor pertanian dimana pada tahun 2009 mencapai 0,53 % dan diperkirakan pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 0,46 %. Tabel. 2.9 Struktur Ekonomi Kota Pontianak Tahun No Lapangan Usaha Pertanian 0.53% 0.51% 0.50% 0.48% 0.47% 0,46% 2 Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan 8.46% 8.43% 8.39% 8.35% 8.30% 8.26% 4 Listrik, Gas & Air Bersih 0.57% 0.57% 0.56% 0.56% 0.56% 0.56% 5 Bangunan 16.45% 16.56% 16.68% 16.78% 16.89% 16.99% 6 Perdag, Restoran & Hotel 22.81% 23.00% 23.19% 23.39% 23.58% 23.76% 7 Pengangkutan & Komunikasi 20.22% 20.18% 20.13% 20.10% 20.07% 20.01% 8 Keuangan, Pers & Jasa Persh 10.52% 10.44% 10.35% 10.28% 10.20% 10.15% 9 Jasa-Jasa 20.46% 20.32% 20.20% 20.06% 19.93% 19.83% PDRB % % % % % % Sumber : Hasil Analisis Penyerapan tenaga kerja dalam periode berdasarkan hasil analisis setiap tahunnya mengalami peningkatan dimana pada tahun 2009 jumlah keseluruhan mencapai orang meningkat menjadi orang di tahun 2010 sedangkan untuk tahun 2014 diperkirakan akan mencapai orang. Tabel Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Lapangan Kerja Tahun No LAPANGAN USAHA Pertanian 9, ,796 10,044 10,300 10,565 10,840 2 Pertambangan dan galian Industri Non Migas 22,769 23,874 25,034 26,258 27,545 28,922 4 Listrik Dan Air Minum 1,515 1,588 1,665 1,748 1,836 1,929 5 B a n g u n a n 19,066 20,212 21,431 22,734 24,125 25,621 6 Perdagangan, Hotel, Dan 133, , , , , ,767 12

19 No LAPANGAN USAHA Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 19,669 20,659 21,710 22,839 24,061 25,324 8 Keuangan, Persewaan & jasa persh 2,523 2,636 2,754 2,881 3,016 3,168 9 Jasa Jasa 47,801 49,990 52,315 54,773 57,403 60,273 Jumlah 256, , , , , ,033 Sumber : Hasil Analisis Adapun jumlah penyerapan tenaga kerja dari 9 (sembilan) sektor lapangan usaha yang ada sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat dari jumlah sektor ini pada tahun 2009 diperkirakan mencapai tenaga kerja dan meningkat menjadi tenaga kerja pada tahun Untuk sektor pertambangan dan galian jumlah tenaga kerja berdasarkan hasil proyeksi periode peningkatannya dirasakan masih sangat kecil, hal ini dikarenakan pada sektor ini tidak terdapat di Kota Pontianak. Jika dilihat dari perkembangan jumlah tenaga kerja berdasarkan sektor lapangan usaha di Kota Pontianak terdapat 3 (tiga) sektor lapangan usaha yang mendominasi diantaranya adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa dan sektor industri non migas. Jumlah PDRB berdasarkan harga berlaku, tahun 2009 sebesar Rp ,66 juta dan diperkirakan akan meningkat menjadi Rp. 19,083, juta di tahun 2014 sedangkan untuk PDRB berdasarkan harga konstan pada tahun 2009 diperkirakan mencapai Rp ,34 dan pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 8,313, Dari jumlah tersebut pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 diproyeksikan mencapai 5,14 % kemudian meningkat menjadi 5,25 % di tahun 2010 dan pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 5,56 %. Perkembangan PDRB Kota Pontianak dalam periode mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Adapun perkembangan tersebut dapat dilihat dari jumlah yang terkoreksi pada tahun 2009 sektor perdagangan, restoran & hotel sebagai penyumbang terbesar dalam memberikan kontribusinya yaitu sebesar Rp ,09 juta sedangkan sektor listrik, gas & air bersih menjadi penyumbang yang paling kecil dalam memberikan kontribusinya yaitu sebesar Rp ,82 juta. Pada tahun 2014 jumlah keseluruhan PDRB Kota Pontianak diproyeksikan mencapai Rp ,67 juta dengan pertumbuhan sebesar 11,02 %. Dari jumlah tersebut sektor perdagangan, restoran & hotel masih menjadi andalan sebagai penyumbang terbesar dalam memberikan kontribusinya dimana mencapai Rp ,82 sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih hanya mencapai Rp ,73 juta. Tabel PDRB Kota Pontianak Tahun Berdasarkan Harga Berlaku (Jutaan) Menurut Lapangan Usaha No Lapangan Usaha Pertanian 57, , , , , , Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan 791, , , ,005, ,081, ,167, Listrik, Gas & Air Bersih 50, , , , , , Bangunan 1,826, ,018, ,173, ,345, ,532, ,747, Perdagangan, Restoran & Hotel 2,495, ,844, ,261, ,747, ,252, ,759, Pengangkutan & 2,190, ,474, ,797, ,170, ,554, ,966,

20 No Lapangan Usaha Komunikasi 8 Keuangan, Pers dan Jasa Persh 1,118, ,269, ,452, ,665, ,868, ,073, Jasa-Jasa 2,246, ,559, ,926, ,348, ,762, ,185, Jumlah 10,776, ,141, ,669, ,410, ,118, ,083, Pertumbuhan Per Tahun 12,98% 12,66% 12,59% 12,74% 11,54% 11,02% Sumber : Hasil Analisis Jumlah investasi yang dibutuhkan pada tahun 2009 guna pencapaian pertumbuhan sebesar 5,14 % adalah sebesar Rp ,51 juta, tahun 2010 meningkat menjadi Rp. 5,458, juta dengan pertumbuhan mencapai 5,25 %, tahun 2011 jumlah investasi yang dibutuhkan yaitu sebesar Rp. 6,111, juta dengan asumsi pertumbuhan yang akan dicapai sebesar 5,32 %, untuk tahun 2012 jumlah kebutuhan investasi mencapai Rp. 6,963, juta, sedangkan tahun 2013 membutuhkan investasi mencapai Rp ,71 juta dan tahun 2014 diperkirakan membutuhkan investasi mencapai Rp ,95 juta. Tabel Proyeksi Kebutuhan Investasi Pembangunan Kota Pontianak Tahun No Uraian PDRB Konstan 6,390, ,726, ,084, ,466, ,875, ,313, Pertumbuhan Ekonomi 5.14% 5.25% 5.32% 5.40% 5.49% 5.56% 3 Inflasi Tahunan PDRB Harga Berlaku 10,776, ,141, ,669, ,410, ,188, ,083, Nilai Tambah 1,238, ,364, ,527, ,740, ,778, Jumlah Investasi (Juta) 5,324, ,458, ,111, ,963, ,112, Pemerintah 1,200, ,230, ,260, ,292, ,324, ,894, ,579, ,357, Swasta 4,124, ,637, ,309, ,193, ,788, ,221, Kontribusi Pemerintah (%) 22.54% 20.96% 19.19% 17.26% 18.62% 17.91% 10 Kontribusi Swasta (%) 77.46% 79.04% 80.81% 82.74% 81.38% 82.09% 11 ICOR Penduduk Pertengahan Tahun 543, , , , , ,293 Sumber : Hasil Analisis Tingkat inflasi dalam kurun waktu 6 (enam) tahun kedepan periode diperkirakan mempunyai pergerakan cukup stabil dimana pada tahun 2009 tingkat inflasi di Kota Pontianak diperkirakan mencapai 7,84 %, pada tahun 2010 diperkirakan turun menjadi 7,41 % kemudian pada tahun 2011 menjadi 7,27%. Pada tahun 2012 diperkirakan sedikit mengalami peningkatan menjadi 7,34 %, meningkat menjadi 7,83 % di tahun 2013 dan meningkat lagi pada tahun 2014 sebesar 8,42%. Pada tahun 2009, inflasi diperkirakan sedikit menurun dibandingkan tahun Hal disebabkan beberapa faktor, antara lain penurunan harga minyak mentah dunia (saat ini berkisar US$ per barel) yang menyebabkan harga BBM dalam negeri juga turun dan turunnya harga 2 komoditas unggulan yaitu karet dan kelapa sawit. Hal ini akibat resesi ekonomi global yang menurunkan permintaan dunia terhadap komoditas tersebut diatas. Selama 3 tahun sejak tingkat inflasi cenderung menurun dikarenakan kondisi politik dan 14

21 ekonomi cukup stabil dan baik. Namun pada tahun 2014, inflasi sedikit naik karena diasumsikan pada tahun ini pelaksanaan Pemilu membuat kondisi ekonomi dan politik kurang stabil. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga berlaku selama kurun waktu 6 (enam) tahun kedepan diperkirakan mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2009 mencapai Rp ,66 juta dan tahun 2014 diperkirakan akan mencapai Rp ,67 juta. Untuk PDRB perkapita pada tahun 2009 mencapai Rp. 19,843, dan di tahun 2014 diperkirakan akan mencapai Rp ,81 sedangkan untuk pendapatan regional perkapita tahun 2009 mencapai Rp ,57 dan tahun 2014 diperkirakan akan mencapai Rp ,19. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan selama kurun waktu 6 (enam) tahun kedepan diperkirakan juga mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari jumlah PDRB pada tahun 2009 mencapai Rp ,34 dan pada tahun 2014 diperkirakan akan mencapai Rp ,91. Untuk pendapatan perkapita diproyeksikan pada tahun 2009 mencapai Rp ,75 dan pada tahun 2014 meningkat menjadi ,69 sedangkan untuk pendapatan regional perkapita juga mengalami peningkatan dimana pada tahun 2009 mencapai Rp ,94 dan di tahun 2014 diperkirakan akan mencapai Rp ,36. Tabel Agregat Pendapatan Regional dan Pendapatan Regional Per Kapita Di Kota Pontianak Tahun No. URAIAN ATAS DASAR HARGA BERLAKU 1 PDRB Atas Dasar Harga Pasar 10,776, ,141, ,669, ,410, ,188, ,083, Penyusutan 742, , , ,061, ,184, ,314, PDRN Atas Dasar Harga Pasar 10,034, ,304, ,727, ,348, ,004, ,768, Pajak Tak Langsung 163, , , , , , PDRN Atas Dasar Biaya Faktor Produksi 9,870, ,120, ,519, ,114, ,742, ,478, Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) 543, , , , , ,293 7 PDRB Perkapita (Rupiah) 19,843, ,971, ,311, ,936, ,528, ,219, Pendapatan Regional Perkapita (Rupiah) 18,476, ,457, ,636, ,080, ,493, ,999, ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1 PDRB Atas Dasar Harga 6,390, ,726, ,084, ,466, ,875, Pasar 8,313, Penyusutan 440, , , , , , PDRN Atas Dasar Harga 5,950, ,263, ,595, ,951, ,333, Pasar 7,741, Pajak Tak Langsung 97, , , , , , PDRN Atas Dasar Biaya Faktor Produksi 5,853, ,160, ,488, ,838, ,213, ,614, Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) 543, , , , , ,293 7 PDRB Perkapita (Rupiah) 11,767, ,172, ,599, ,050, ,529, ,036, Pendapatan Regional Perkapita (Rupiah) 10,956, ,334, ,731, ,151, ,597, ,069, Sumber: Hasil Analisis Tabel-tabel mengenai perekonomian daerah yang disajikan diatas dihitung berdasarkan trend pertumbuhan, dimana kecenderungan pertumbuhan tersebut belum melibatkan peran pemerintah daerah secara optimal untuk meningkatkan pertumbuhan pada masing-masing sektor PDRB dan ekonomi Kota Pontianak. 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan nasional terdiri atas perencanaan pembangunan

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kerangka ekonomi makro daerah akan memberikan gambaran mengenai kemajuan ekonomi yang telah dicapai pada tahun 2010 dan perkiraan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2021 disusun dengan maksud menyediakan dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan pembangunan perlu disusun beberapa dokumen yang dijadikan pedoman pelaksanaan sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BOGOR TAHUN 2010-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT TAHUN 2016-2021 DENGAN

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN 2015 DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Nota Kesepakatan...

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis statistik Perekonomian Daerah, sebagai gambaran umum untuk situasi perekonomian Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021 merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang dilaksanakan terus-menerus untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin. Proses tersebut dilaksanakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pelaksanaan pembangunan daerah yang merupakan kewenangan daerah sesuai dengan urusannya, perlu berlandaskan rencana pembangunan daerah yang disusun berdasarkan kondisi

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mengingat bahwa hakekat Pembangunan Nasional meliputi pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, maka fungsi pembangunan daerah adalah sebagai

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan tahun 2005-2025 adalah dokumen perencanaan yang substansinya memuat visi, misi, dan arah pembangunan

Lebih terperinci

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH NOMOR : 5 TAHUN 2016 TENTANG : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2016-2021. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kondisi perekonomian Kabupaten Lamandau Tahun 2012 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2013-2014 dapat digambarkan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKANKEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKANKEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKANKEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kebijakan ekonomi daerah disusun dalam rangka memberikan solusi jangka pendek dan jangka panjang

Lebih terperinci

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk Perspektif Kabupaten Berau selama 5 tahun ke depan didasarkan pada kondisi objektif saat ini dan masa lalu yang diprediksi menurut asumsi cetiris paribus. Prediksi dilakukan terhadap indikator-indikator

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) adalah perencanaan SKPD untuk periode lima (5) tahun, yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, selaras,

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun I 1

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Pusat memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk melakukan serangkaian

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan Bab I Pendahuluan LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL JUNI 2012 Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima)

Lebih terperinci

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN - 1 - LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013-2017 ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BAPPEDA I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BAPPEDA I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dengan telah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), diamanatkan bahwa daerah harus menyusun rencana

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2009-2013

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam rangka mengaktualisasikan otonomi daerah, memperlancar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten Boyolali mempunyai komitmen

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan trend ke arah zona ekonomi sebagai kota metropolitan, kondisi ini adalah sebagai wujud dari

Lebih terperinci

PARIPURNA, 20 NOPEMBER 2015 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016

PARIPURNA, 20 NOPEMBER 2015 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016 PARIPURNA, 20 NOPEMBER 2015 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2015 DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel...

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dalam Rencana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN SALINAN GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN 2014-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 BAB 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya

Walikota Tasikmalaya - 1 - Walikota Tasikmalaya PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BENGKAYANG TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Cianjur tahun 2013 tidak terlepas dari arah kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2016 2021 DENGAN

Lebih terperinci

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah PAPARAN MUSYAWARAH RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BEKASI TAHUN 2014 Bekasi, 18 Maret 2013 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BEKASI PENDAHULUAN RENCANA KERJA PEMERINTAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH

Lebih terperinci

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR : 2 TAHUN 2009 TANGGAL : 14 MARET 2009 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN 1. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN i ii iii vi BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan I-3 1.3. Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH, RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH, RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Otonomi Daerah

PENDAHULUAN. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Otonomi Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Otonomi Daerah dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas,

Lebih terperinci

L E M B A R A N D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 06 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

L E M B A R A N D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 06 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG L E M B A R A N D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 06 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH KABUPATEN BALANGAN TAHUN

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BANJARMASIN TAHUN 2011 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang perekonomian pada suatu wilayah adalah dengan melihat pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan sejauh

Lebih terperinci

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 7 2009 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN GARUT TAHUN 2009-2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Malinau 2016-2021 yang memuat strategi dan arah kebijakan perwujudan

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SIstem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah mengamanatkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2017 TANGGAL : 20 November 2017 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2017 TANGGAL : 20 November 2017 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2017 TANGGAL : 20 November 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan pasal 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BIMA TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci