BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. 2. Terdapat perbedaan gambaran histopatologis ginjal tikus wistar antara kelompok
|
|
- Ade Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 43 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan 1. Terdapat perbedaan gambran histopatologis ginjal tikus wistar antara kelompok pemberian tawas dalam pakan dosis 12% selama 30 hari dengan kelompok kontrol. 2. Terdapat perbedaan gambaran histopatologis ginjal tikus wistar antara kelompok pemberian tawas dalam pakan dosis 8% selama 30 hari dengan kelompok kontrol. 3. Terdapat perbedaan gambaran histopatologis ginjal tikus wistar antara kelompok pembarian tawas dalam pakan dosis 4% selama 30 hari dengan kelompok kontrol. 4. Tidak Terdapat perbedaan gambaran histopatologi ginjal tikus wistar antara kelompok pemberian tawas dalam pakan dosis 12% selama 30 hari antar kelompok pemberian tawas dalam pakan dosis 4% pada degenerasi dan terdapat perbedaan nekrosis antar kelompok tersebut. 5. Tidak terdapat perbedaan gambaran histopatologis ginjal tikus wistar dengan kelompok pemberian tawas dalam pakan dosis 12% selama 30 hari antar kelompok pemberian tawas dalam pakan dosis 8% antar kelompok pemberian tawas dalam pakan dosis 4%. 7.2 Saran
2 44 a) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh pemberian tawas dalam pakan yang biasa beredar di masyarakat dengan dosis yang lebih bervariasi dan jangka waktu penelitian yang lebih lama.. b) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan tehnik pengambilan dan pengolahan jaringan yang lebih baik serta sistem skoring yang lebih spesifik. c) Perlu dilakukan studi epidemiologi mengenai keracunan tawas di masyarakat. DAFTAR PUSTAKA
3 45 1. Winarno, F.G., Kimia Pangan dan Gizi. Gamedia Pustaka Utama, Jakarta Nurrahman dan Isworo J. pengaruh Lama Perendaman dan Konsentrasi Tawas terhadap Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik Ikan Tongkol Asap. Dalam Proseding Seminar Teknotogi Pangan PATPI. Malang, Haribi R, Kelainan Fungsi dan Histopatologi Hati dan Ginjal Tikus Putih (Rattus nurvegicus) Akibat Suplementasi Tawas Dalam Pakan. Penelitian Hibah Bersaing Dirjen DikTi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta, Antoniraj, how to purify muddy water, 2014 (online) Availabel from : diakses 11 februari Cheung RCK, Chan MHM, CWK and Lau ELK. Ho CS, Lam Heavy metal poisoning clinical sigrificance and laboratory investigation.asia pasific Analyte Notes. BD Indispensable to Human Health. Hong Kong.200l 7(t): Sumiwi YA, Sosrosuseno W, Soesatyo M. Uji hipersensitivitas kontak dan spesifrkasi terhadap merkuri (Hg) pada tikus Wistar. Berkala Ilmu Kedokteran. Fak. Kedokteran UGM Yogyakarta. Vol 30, Gartner, L Hiatt. Color Textbook of histology 3rd Edition Available from : diakses 7 desember Susanto Hardono, Erie B.P.S Andar, R.M Suryo Adji. Systema Urogenitale. Semarang: Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro :5-8
4 46 9. Faradz Sultana MH, Soetedjo, Bambang Witjahjo, Neni Susilaningsih, Ratna Damma P, dkk. Lecture Notes Histologi 2. Semarang: Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro : Lauralee Sherwood, Buku Ajar Fisiologi Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Indonesia EGC: 2009; Sarjadi, Indra Wijaya, Bambang Endro Putanto, Udadi Sadhana. Panduan Praktikum Patologi Anatomi 1. Edisi IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. 2014: Soebowo, Sarjadi, Indra Wijaya, Siti Amarwati, Ika Pawitra Miranti, Awal prasetyo. Patologi Anatomi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2008: Sumirat J. Toksikologi Lingkungan. Gadjalt Mada University Press, Yogyakart4 2003; WHO Alih bahasa Suyono J. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta, 1995: ; Lehninger AL. Principles of Biochemistry. Worth Publisher, Inc Sparks, Maryland, I Hoffbrand AV, Pettit JE and Moss PAH. Essensial Haematology. 4.Ed, Blackwell Science, Ltd. Oxford, Laurance, B., Keith, P., Donald, B., and lain, B. Goodman and Gildman s Manual of farmacology and Theraupetics. Boston : McGraw-Hill; Macfarlane, Reid, and Callander. Pathology illustrated 5th Edition. Philandephia: Elsenvier.
5 Kumar, Abbas, Fausto, and Mitchell. Basic Pathology 8th Editon. Jakarta: EGC. 2007: Richard N,Michel MD,Ramzi S, Cotran. Jejas, Adaptasi dan Kematian Sel. In: Robins Pathologic Basic of Disease. 7th ed.alih Bahasa: Prasetiyo A, Pendit UB, Priliono T. Vol1.Jakarta:EGC:2003: Alpers, C. E. And Fogo, A. B The kidney and is collecting system. Kumar, V., Abbas, K., Fausto, N. And Mitchell, R. N., Robbins. Basic pathology. 8th ed. Philandelphia: Saunders Elsevie. 22. Budi Santoso, Pengaruh suplementasi seng terhadap kerusakan tubulus ginjal dan sistem hematopoesis tikus yang diberi tawas, ilmu biomedik, Universitas diponegoro, semarang:2009.
6 48 LAMPIRAN Lampiran 1. Cara Perhitungan Dosis 22 Tabel 12. Tabel konversi perhitungan dosis berbagai hewan uji 19 Tikus 20 gr Tikus 200 gr Marmut 400 gr Kelinci 1,5 kg Kucing 2kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia 70 kg Tikus 20gr Tikus 20 gr Marmt 400 gr Kelinci 1,5 kg Kucing 2 kg Kera 4kg Anjing 12 kg Manusia 70 kg 1,0 7,0 13,25 27,8 29,7 64,1 124,2 387,9 0,14 1,0 1,74 3,9 4,2 9,2 17,8 56,0 0,08 0,57 1,0 2,25 2,4 5,2 10,2 31,5 0,04 0,25 0,44 1,0 1,08 2,4 4,5 14,2 0,03 0,23 0,41 0,92 1,0 2,2 4,1 13,0 0,016 0,12 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1 0,008 0,06 0,10 0,22 0,24 0,52 1,0 3,1 0,0026 0,018 0,031 0,07 0,076 0,16 0,32 1,0
7 49 Perhitungan: Kebutuhan Makan Tikus = 10% 200 gram = = 20 gram Maka Kebutuhan Makan Tikus (KMT) per 200 gram adalah 20 gram Tawas (%) = tawas (gram) kmt (gram) 100% Kmt = 20 gram 12% = tawas 20 mg 100 = 2,4 gram = 2400 mg Maka dosis tawas dengan konsentrasi 12 % pada tikus 200gram adalah 2400mg a) Perlakuan pertama dengan konsentrasi 12 % = 2400 mg/kgbb/hari b) Perlakuan kedua dengan konsentrasi 8 % = 1600 mg/kgbb/hari c) Perlakuan ketiga dengan konsentrasi 4 % = 800 mg/kgbb/hari d) Perlakuan control dengan konsentrasi 0% = 0 mg/kgbb/hari
8 50 Lampiran 2. Metode Baku Histologi Pemeriksaan Jaringan A. Cara Pengambilan Jaringan dan Fiksasi 1) Mengambil jaringan sesegera mungkin setelah tikus wistar diterminasi dengan cara dislokasi leher (kurang dari 2 jam) dengan ukuran 1 cm 3. 2) Kemudian memasukan ke dalam larutan fikasasi dengan urutan sebagai berikut : a) Fiksasi dalam larutan formalin 10 % b) Dehidrasi dengan alkohol 30 % selama 20 menit I, 20 menit II, dan 20 menit ke III. Lalu lanjutkan dengan alkohol 40 % 1 jam Alkohol 50 % 1 jam Alkohol 60 % 1 jam Alkohol 70 % 1 jam Alkohol 80 % 1 jam Alkohol 90 % 1 jam (alkohol 70 %-80% dapat ditunda sampai keesokan harinya). c) Larutan xylol 1 : 1 dengan waktu kurang lebih 24 jam. d) Clearing dengan larutan xylol 1, 2, 3 dengan waktu masing-masing 20 menit, sehingga jaringan terlihat tembus pandang. e) Xlol parafin 1 : 1 selama 20 menit/24 jam dengan dipanaskan dalam oven 60 0 C.
9 51 f) Embeding dan bloking: parafin 1, 2, 3 selama 20 menit, lalu jaringan dicetak blok parafin kemudian didinginkan, sehingga cetakan dapat dibuka. g) Trimming: memotong balok-balok parafin sehingga jaringan mudah dipotong dengan mikrotom. B. Cara pemotongan blok (sectioning) 1) Menyiapkan kaca objek bersih. 2) Kaca objek diberi albumin ditengahnya dan direkatkan. 3) Blok yang sudah disiapkan dipotong dengan ketebalan 5 mikron, lalu dimasukkan dalam air panas kurang lebih 60 0 C. Setelah jaringan mengembang, jaringan diambil dengan kaca objek yang sudah diberi albumin. 4) Kemudian dikeringkan 5) Parafin yang ada pada kaca objek atau jaringan dihilangkan dengan dipanaskan dalam oven 60 0 C atau dengan tungku. C. Pewarnaan HE Slide jaringan dimasukkan kedalam : 1) Xylol 1, 2, 3 masing-masing 10 menit. 2) Rehidrasi dengan alkohol xylol selama 5 menit. 3) Bilas alkohol 30-96% masing-masing kurang lebih 30 menit. 4) Bilas aquades 1x kurang lebih 10 menit. 5) Rendam dalam hematosiklin kurang lebih 10 menit. 6) Bilas dengan air mengalir sampai bersih.
10 52 7) Bilas aquades, lalu acid alcohol (alkohol+nacl 0,9%). 8) Bilas alkohol 50-96% 9) Eosin kurang lebih 2-5% 10) Bilas alkohol 96% sebanyak 2x 11) Bilas alkohol xylol. 12) Keringkan dengan kertas saring, langsung dibersihkan kotoran-kotoran yang ada disekitar jaringan. 13) Xlol 1 (5 menit), xylol 2 (5 menit) tetesi asam canada, langsung ditutup kaca penutup. 14) Preparat sudah siap untuk diamati di atas mikroskop.
11 53 Lampiran 3 : Hasil Gambaran Histopatologi Ginjal Kontrol P1 P2 P3 Keterangan : Sel normal Sel degenerasi Sel nekrosis
12 54 lampiran 4. Hasil Skoring Penelitian Tabel 13. Hasil skoring Pengamatan Gambaran Histopatologi Sel Tubulus Ginjal Tikus Wistar (D) (N) I II III IV V I II III IV V Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Perlakuan 1-A Perlakuan 1-B Perlakuan 1-C Perlakuan 1-D Perlakuan 1-E Perlakuan 2-A Perlakuan 2-B Perlakuan 2-C Perlakuan 2-D Perlakuan 2-E Perlakuan 3-A Perlakuan 3-B Perlakuan 3-C Perlakuan 3-D Perlakuan 3-E Keterangan : 1 = lesi kurang dari 25% total lapangan pandang 2= lesi 25-50% total lapangan pandang 3= lesi 50-70% total lapangan pandang 4= lesi lebih dari sama dengan 75% total lapangan pandang
13 55 Lampiran 5. Hasil Analisis SPSS Case Summaries Kontrol P1 P2 P3 N Mean Std. Dev iation Median Minimum Maximum Kontrol P1 P2 P3 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a *. This is a lower bound of the true signif icance. a. Lillief ors Signif icance Correction Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig * * * Test of Homogeneity of Variance Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean Lev ene Statistic df1 df2 Sig
14 56 Box Plot Kruskal-Wallis Test Kontrol P1 P2 P3 N Mean Rank Test Statistics a,b Chi-Square df 3 Asy mp. Sig..004 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Mann-Whitney Test Kontrol P1 N Mean Rank Sum of
15 57 Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Test Statistics b Asy mp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected f or ties b. Grouping Variable: a Mann-Whitney Test Kontrol P2 N Mean Rank Sum of Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Test Statistics b Asy mp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected f or ties b. Grouping Variable: a Mann-Whitney Test Kontrol P3 N Mean Rank Sum of
16 58 Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Test Statistics b Asy mp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected f or ties b. Grouping Variable: a Mann-Whitney Test P1 P2 N Mean Rank Sum of Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Test Statistics b Asy mp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected f or ties b. Grouping Variable: a Mann-Whitney Test P1 P3 N Mean Rank Sum of
17 59 Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Test Statistics b Asy mp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected f or ties b. Grouping Variable: a Mann-Whitney Test P2 P3 N Mean Rank Sum of Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Test Statistics b Asy mp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected f or ties b. Grouping Variable: a Case Summaries Kontrol P1 P2 P3 N Mean Std. Dev iation Median Minimum Maximum
18 60 Kontrol P1 P2 P3 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig *. This is a lower bound of the true significance. a. Lillief ors Significance Correction * * * Test of Homogeneity of Variance Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean Lev ene Stat istic df 1 df 2 Sig Box Plot
19 61 Kruskal-Wallis Test Kontrol P1 P2 P3 N Mean Rank Test Statistics a,b Chi-Square df 3 Asy mp. Sig..004 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Mann-Whitney Test Kontrol P1 N Mean Rank Sum of Test Statistics b Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asy mp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected f or ties a b. Grouping Variable:
20 62 Mann-Whitney Test Kontrol P2 N Mean Rank Sum of Test Statistics b Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asy mp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected f or ties a b. Grouping Variable: Mann-Whitney Test Kontrol P3 N Mean Rank Sum of Test Statistics b Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asy mp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected f or ties a b. Grouping Variable:
21 63 Mann-Whitney Test P1 P2 N Mean Rank Sum of Test Statistics b Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asy mp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected f or ties a b. Grouping Variable: Mann-Whitney Test P1 P3 N Mean Rank Sum of Test Statistics b Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asy mp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected f or ties a b. Grouping Variable:
22 64 Mann-Whitney Test P2 P3 N Mean Rank Sum of Test Statistics b Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asy mp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected f or ties a b. Grouping Variable:
23 Lampiran 6 : Ethical Clearance 65
24 Lampiran 7 : Surat keterangan Melakukan Penelitian 66
25 67 Lampiran 8 : Dokumentasi penelitian Pemeliharaan Pemberian Tawas Tikus Wistar Pembedahan Pengambilan Organ Ginjal Pemberian Formalin 10%
PENGARUH PEMBERIAN TAWAS DENGAN DOSIS BERTINGKAT DALAM PAKAN SELAMA 30 HARI TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS WISTAR
PENGARUH PEMBERIAN TAWAS DENGAN DOSIS BERTINGKAT DALAM PAKAN SELAMA 30 HARI TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS WISTAR Thoyyibatun Nisa 1, Akhmad Ismail 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 2. Penyalahgunaan formalin dan boraks dalam bakso. Available : repository.usm.ac.id/bitstream/ /33347/6/abstract.
61 DAFTAR PUSTAKA 1. Pongsavce M. Effect of Borax on Immune Cell Proliferation and Sister Chromatid Exchange in Human Chromosomes. Journal of Occupational Medicine and Toxicology 2009. 2. Penyalahgunaan
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Rekomendasi Persetujuan Kode Etik Penelitian Kesehatan
43 Lampiran 1. Surat Rekomendasi Persetujuan Kode Etik Penelitian Kesehatan 43 44 Lampiran 2. Data Berat Badan Mencit Setelah Dipaparkan Asap Rokok Total Rata-rata Berat Notasi Badan Mencit K 309.17 34.35±1.23
Lebih terperinciLampiran A. Dokumentasi Gambar Pengukuran Diameter Tubulus Seminiferus Testis Mencit
36 Lampiran A. Dokumentasi Gambar Pengukuran Diameter Tubulus Seminiferus Testis Mencit Penampang melintang tubulus seminiferus testis setelah pemberian vitamin C dan E pada mencit yang dipajankan monosodium
Lebih terperinciLampiran A. Data Pengamatan Berat Testis Mencit
Lampiran A. Data Pengamatan Berat Testis Mencit a. Data Pengamatan Berat Testis Mencit Waktu Pemberian Minggu ke-0 Ulangan Data Berat Testis (mg) K 1 95 150 2 200 110 3 150 70 4 165 70 5 95 80 Rata-Rata
Lebih terperinciLampiran 1. Data dan Analisis Statistik Berat Paru-paru Mencit
Lampiran 1. Data dan Analisis Statistik Berat Paru-paru Mencit Rataan berat paru-paru mencit (Mus musculus L) setelah dipapari asap rokok elektrik dengan kandungan rasa yang berbeda Ulangan Kelompok perlakuan
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil Pengukuran Jumlah Limfosit dan Makrofag. Kelompok Jumlah limfosit
Lampiran 1 Hasil Pengukuran Jumlah dan Jumlah limfosit Jumlah makrofag 1 6 2 2 7 3 3 6 2 4 6 3 5 7 3 No. 1 11 5 P 1 No. 2 12 5 P 1 No. 3 12 6 P 1 No. 4 12 6 P 1 No. 5 12 6 P 2 No. 1 14 7 P 2 No. 2 15 8
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/ Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1168/Menkes/Per/X/99.
DAFTAR PUSTAKA 1. Winarno FG. Bahan tambahan makanan dan kontaminan. Jakarta: PT. Gramedia, 1994 : 21-30,35-6,67-71. 2. Winarno FG. Kimia pangan dan gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1995 : 183-9. 3.
Lebih terperinci9.htm (accessed 18 agustus 2013).
DAFTAR PUSTAKA 1. Azizahwati, Maryati Kurniadi, Heidi Hidayati, analisis zat warna sintetik terlarang unuk makanan yang beredar di pasaran. Available from: URL: http://journal.ui.ac.id/index.php/mik/article/download/1185/1091
Lebih terperincix ±SD 0.30± ±0.02 x ±SD 0.32± ±0.05 x ±SD 0.34± ±0.04
Lampiran 1. Uji Normalitas, Homogenitas dan Anova satu arah data Berat Ginjal mencit dewasa Tabel. Data Berat Ginjal mencit dewasa (Mus musculus L.) el. RD RS x ±SD el. P1 RD RS x ±SD M1 0.3 0.31 0.35
Lebih terperinciHasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data Kadar Estrogen
Lampiran 1. Analisis Data Kadar atau Estradiol Tabel 1. Data Kadar pada berbagai perlakuan penelitian (pg/ml) Perlakuan Ulangan 1 16,17 19,23 57,52 47,20 36,77 40,78 2 16,32 18,20 62,00 47,23 13,74 31,14
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
23 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.1.2 Ruang Lingkup Tempat Penelitian
Lebih terperinciLampiran A : Determinasi Tanaman
40 Lampiran A : Determinasi Tanaman 41 Lampiran B: Penghitungan Pembuatan Sampel 1. Perhitungan Pembuatan Sampel Diketahui : berat ekstrak pisang mas 2,5 mg konsentrasi ekstrak etanol yang diinginkan:
Lebih terperinciLAMPIRAN. Pengukuran Tekanan Darah Lansia Pada Pelatihan Senam Lansia Menurunkan Tekanan Darah Lansia Di Banjar Tuka Dalung
LAMPIRAN Pengukuran Darah Lansia Pada Pelatihan Senam Lansia Menurunkan Darah Lansia Di Banjar Tuka Dalung LAMPIRAN Peserta Senam Lansia Di Banjar Tuka Desa Dalung MASTER TABEL Darah Lansia Di Banjar Tuka
Lebih terperinciVARIASI DOSIS SUPLEMENTASI SENG TERHADAP KERUSAKAN EPITEL TUBULUS GINJAL PADA TIKUS YANG TERPAJAN ALUMUNIUM
VARIASI DOSIS SUPLEMENTASI SENG TERHADAP KERUSAKAN EPITEL TUBULUS GINJAL PADA TIKUS YANG TERPAJAN ALUMUNIUM Budi Santosa * * Analis Kesehatan Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Unimus. Hp:08180587211,
Lebih terperinciMencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas
a. Pemeliharaan hewan coba Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat rata-rata 20-30 g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Kandang
Lebih terperinciLampiran 1. Alur Pembuatan Ekstrak Buah Mengkudu. 12 Kg Buah mengkudu dipotong tipis- tipis
Lampiran 1. Alur Pembuatan Ekstrak Buah Mengkudu 12 Kg Buah mengkudu dipotong tipis- tipis Dikeringkan dalam lemari pengering dengan suhu 40-50 о C, selama ± 5 hari Potongan-potongan yang sudah kering
Lebih terperinci1. Bahaya Keracunan Metanil Yellow pada Pangan Available from URL. : diakses pada tanggal 27 Desember 2013
50 DAFTAR PUSTAKA 1. Bahaya Keracunan Metanil Yellow pada Pangan. 2011. Available from URL : http://ik.pom.go.id/v2013/artikel diakses pada tanggal 27 Desember 2013 2. Rahim, Rahman. Zat Pewarna pada Makanan.
Lebih terperinci7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Scoresheet Uji Ranking Rolade Ikan Lele Kacang Panjang. Uji Ranking Hedonik. Produk: Rolade Atribut: Tekstur
48 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Scoresheet Uji Ranking Rolade Ikan Lele Kacang Panjang Uji Ranking Hedonik Nama: Produk: Rolade Atribut: Tekstur Tanggal: Instruksi Dihadapan anda terdapat 5 macam sampel rolade.
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Keterangan Hasil Determinasi Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.)
Lampiran 1. Surat Keterangan Hasil Determinasi Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) 38 Lampiran 1. Lanjutan... 39 Lampiran 1. Lanjutan... 40 Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Revisi Desk Evaluasi
Lampiran 1. Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Revisi Desk Evaluasi 34 Lampiran 2. Surat Keterangan Mencit Putih Jantan Galur Swiss 35 36 Lampiran 3. Gambar Alat dan Bahan yang digunakan Madu dan Pollen
Lebih terperinciInterpretasi: Output Test of Homogenity of Variance Dari hasil output diatas dapat diketahui nilai probabilitas untuk hasil belajar dengan nilai
1. Seorang mahasiswa melakukan penelitian eksperimen pendidikan dengan judul Perbandingan Model Pembelajaran Picture And Picture Dan Reciprocal Teaching Dengan Media Power Point Terhadap Biologi Pokok
Lebih terperinciSkema Alur ekstraksi buah lerak (Sapindus rarak DC) Buah lerak 940 gram dicuci, keluarkan bijinya, daging buah dipotong kecil (±3mm).
LAMPIRAN 1 : Skema Alur ekstraksi buah lerak (Sapindus rarak DC) Buah lerak 940 gram dicuci, keluarkan bijinya, daging buah dipotong kecil (±3mm). Potongan daging buah dimasukkan ke dalam lemari pengering
Lebih terperinciRanking (jangan ada yang dobel) TERIMA KASIH UJI RANKING HEDONIK. Nama : Tanggal :
7. LAMPIRAN Scoresheet Uji Sensori Ranking Hedonik UJI RANKING HEDONIK Nama : Tanggal : Produk : Puff Pastry Labu Kuning Atribut : Warna Instruksi Di hadapan anda terdapat 4 puff pastry. Lihat dan amati
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Pakan Br2 Gambar Obat Streptozotosin. Gambar Kandang Tikus. dan Nikotinamid
Lampiran 1 LAMPIRAN Gambar Kandang Tikus Gambar Pakan Br2 Gambar Obat Streptozotosin dan Nikotinamid Gambar Sonde oral pada tikus Gambar HDL Precipitant Gambar LDL Precipitant Gambar penimbangan Berat
Lebih terperinciPerbedaan Peningkatan Kemampuan Vertical Jump Setelah Pemberian Latihan Plyometric Jump To Box Dibanding Dengan Penambahan Passive Stretching
SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN Saya bertandatangan dibawah ini : Nama : Jenis Kelamin : Umur : Alamat : No Tlp/HP : Dengan ini menyatakan bahwa saya telah diberikan penjelasan penelitian tentang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu kedokteran forensik, farmakologi dan ilmu patologi anatomi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi
Lebih terperinciGambar / foto sel mitosis pada jaringan karsinoma epidermoid (anak panah merah. Kelompok kontrol Kelompok P1
LAMPIRAN 1 Gambar / foto sel mitosis pada jaringan karsinoma epidermoid (anak panah merah dengan perbesaran 400x) kontrol 76 LAMPIRAN 2 Analisa Statistik Perubahan Diameter Tumor Selisih diameter tumor
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berkaitan dengan Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, dan Toksikologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pemeliharaan hewan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian dan Farmakologi. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi, 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian a. Pemeliharaan dan perlakuan
Lebih terperinciBAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan
BAB IV METODE PELAKSANAAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menyangkut bidang ilmu biokimia, ilmu gizi, dan patologi anatomi 4.2 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Keterangan Telah Melakukan Determinasi di Laboratorium Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Melakukan Determinasi di Laboratorium Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang 56 57 Lampiran 2. Surat Keterangan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran A. Data Rataan Jumlah Spermatozoa Mencit Rataan jumlah spermatozoa mencit (Mus musculus) dengan pemberian vitamin E setelah mendapat kombinasi ekstrak air biji pepaya (Carica papaya L.) dan testosteron
Lebih terperinciBAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang
BAB IV METODA PENELITIAN IV.1. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik ( true experiment designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang
Lebih terperinciLampiran 1. Ethical Clearence LAMPIRAN
Lampiran 1. Ethical Clearence LAMPIRAN Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Lampiran 3. Spreadsheet Data umur jenis kelamin tipe operasi BMI trombosit 1 trombosit 2 trombosit 3 29 Perempuan post obs 25 191000
Lebih terperinci1. Nama :. 2. Umur :. 4. Tingkat Pendidikan : ( ) Tidak Tamat SD ( ) SD ( ) SMP ( ) SMA / SMK ( ) Akademi / Sarjana
KUESIONER EFEKTIVITAS MEDIA LEAFLEAT DAN MEDIA BROSUR TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN DALAM PERWATAN DIABETES MELLITUS DI RSUD dr. R.M DJOELHAM BINJAI TAHUN 205 I. DATA RESPONDEN. Nama
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinci7. LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumentasi Hasil Penyangraian Biji Kopi Biji Kopi Sangrai Level 7 (170 0 C; 12 menit)
7. LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumentasi Hasil Penyangraian Biji Kopi Biji Kopi Sangrai Level 7 (170 0 C; 12 menit) Biji Kopi Sangrai Level 9 (170 0 C; 17 menit 30 detik) Biji Kopi Sangrai Level 11 (170 0 C;
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang, Laboratorium Histologi Universitas Diponegoro, Laboratorium
Lebih terperinciLAMPIRAN. Keseimbangan berdiri. selisih1. sebelum2. Tests of Normality. Shapiro-Wilk. Statistic Df Sig. Statistic df Sig
LAMPIRAN Lampiran 1 Uji Statistik Uji Statistics sebelum1 sesudah1 selisih1 sebelum2 sesudah2 selisih2 N Valid 4 4 4 4 4 4 Missing 0 0 0 0 0 0 Mean 6,75 10,00 3,25 6,25 11,50 5,25 Std. Deviation 0,957
Lebih terperinciLampiran I Pembuatan Infusa Daun Lidah Buaya Cara kerja : 1. Sediakan bahan baku berupa daun lidah buaya dengan berat 80 gram yang telah
Lampiran I Pembuatan Infusa Daun Lidah Buaya Cara kerja : 1. Sediakan bahan baku berupa daun lidah buaya dengan berat 80 gram yang telah dipotong-potong halus. 2. Buat infusa daun lidah buaya konsentrasi
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Dosis Phenylephrine. Phenylephrine dosis mencit 25 gr. = 0,5 x 0,14. = 0,07 mg / 25 gram mencit
Lampiran 1. Perhitungan Dosis Phenylephrine Phenylephrine dosis tikus Phenylephrine dosis tikus 250 gr Phenylephrine dosis mencit 25 gr = 2 mg / kg = 0,5 mg = dosis 250 gram tikus x faktor konversi = 0,5
Lebih terperinciWorksheet Uji Ranking Hedonik ( I )
118 Lampiran 8. Worksheet Uji Rangking edonik Worksheet Uji Ranking edonik ( ) Tgl uji : Jenis : Manisan kering nanas Tujuan : Untuk mengetahui rasa dan tekstur yang paling disukai dari manisan kering
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT) divisi Alergi-Imunologi dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.
BAB III METODE PENELITIAN 3.3 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. 3.1.2
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Lingkup Tempat Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciCase Processing Summary
Lampiran 1 EXAMINE VARIABLES=PD_2 PD_24 PD_72 PD_2mgg /PLOT BOXPLOT STEMLEAF NPPLOT /COMPARE GROUP /STATISTICS DESCRIPTIVES /CINTERVAL 95 /MISSING LISTWISE /NOTOTAL. Explore [DataSet0] G:\REVISI PROPOSAL\Gipsum
Lebih terperinciLampiran A. Data Rataan Kerusakan Hati Berupa Nekrosis
Lampiran A. Data Rataan Kerusakan Hati Berupa Nekrosis Rataaan kerusakan hati mencit (Mus musculus L.) setelah pemberian kombinasi testosteron undekanoat (TU) dan ekstrak air biji pepaya (Carica papaya
Lebih terperinciSTUDI PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENANGANAN PANGAN DI RUSUN BANDARHARJO, SEMARANG, DITINJAU DARI ASPEK KEAMANAN PANGAN DAN GIZI
VII. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner STUDI PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENANGANAN PANGAN DI RUSUN BANDARHARJO, SEMARANG, DITINJAU DARI ASPEK KEAMANAN PANGAN DAN GIZI Fakultas Teknologi Pertanian Jurusan Teknologi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan
Lebih terperinciLAMPIRAN ANALISIS HASIL PENELITIAN. Tabel 1. Analisis pertambahan bobot cacing tanah Eudrilus eugeniae.
LAMPIRAN ANALISIS HASIL PENELITIAN Tabel 1. Analisis pertambahan bobot cacing tanah Eudrilus eugeniae. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Media Statistic df Sig. Statistic df Sig. pertambahanbobot
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1 54 LAMPIRAN 2 HASIL PEMERIKSAAN Menerangkan bahwa mahasiswa/peneliti yang namanya di bawah ini: Peneliti : dr. Dwi Rita Anggraini, M.Kes. Nama Instansi : Departemen Anatomi Fak. Kedokteran USU
Lebih terperinciLAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN. No. Responden :
LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN No. Responden : A. Data umum : 1. Nama : 2. Tempat, tanggal lahir: 3. Umur : Tahun 4. Jenis kelamin : 5. Alamat : 6. Nomor Hp : 7. Pendidikan
Lebih terperinciWorksheet Uji Hedonik. Tanggal Uji : Jenis Sampel : Minuman Sereal Instan Beras Merah dan Bekatul
25 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Worksheet Uji Hedonik Worksheet Uji Hedonik Tanggal Uji : Jenis Sampel : Minuman Sereal Instan Beras Merah dan Bekatul Identifikasi Sampel Minuman sereal instan kontrol (energen
Lebih terperinciLampiran 1. Desk Analysis Bahan Baku Serbuk Bayam Merah. Desk Analysis. Air (gr) 66,37 17,2 4,05 87,62. Energi (Kkal) 30,9 9,8 2,95 43,65
Lampiran 1. Desk Analysis Bahan Baku Serbuk Bayam Merah Desk Analysis Zat Gizi Bayam Jambu Biji Daun Katuk Total Merah 7 gr 20 gr gr Air (gr) 66,37 17,2 4,0 87,62 Energi (Kkal) 30,9 9,8 2,9 43,6 Protein
Lebih terperinciLampiran 1: Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan. Marmot. Kelinci. 400 g. 1,5 kg 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9
Lampiran 1: Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan Mencit Tikus Marmot Kelinci Kera Anjing Manusia 20 g 200 g 400 g 1,5 kg 4 kg 12 kg 70 kg Mencit 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9 20 g Tikus 0,14
Lebih terperinci15. Pongsavee M. Effect of Borax on Immune Cell Proliferation and Sister Chromatid Exchange in Human Chromosomes. Journal of ocupational Medicine and
DAFTAR PUSTAKA 1. Formalin dan boraks sebagai bahan pengawet produk pangan [Internet]. [cited3februari2013].available from: http://www.ut. ac. id/html/suplemenlpeki4422/bag%204.htm. 2. Ahli Teknologi Pangan
Lebih terperinci: Citra Mega Kharisma Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 27 Mei 1992
LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Citra Mega Kharisma Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 27 Mei 1992 Agama : Islam Alamat : Jalan Beringin V, nomor 2, Gaperta, Helvetia, Medan Riwayat Pendidikan : 1.
Lebih terperinciLAMPIRAN Descriptives Pre Sistolik Deep Breathing Exercise Post Sistolik Deep Breathing Exercise Selisih Sistolik Deep Pre Diastolik Deep Breathing Exercise Post Diastolik Deep Selisih Diastolik
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dari penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciJika Tidak darimana Bapak/Ibu memperoleh air bersih? Sebutkan
Lampiran 1 (Kuesioner) PENGARUH KARAKTERISTIK SUMUR TERHADAP KADAR TIMBAL (PB) PADA AIR SUMUR GALI PENDUDUK DISEKITAR INDUSTRI DAUR ULANG AKI DI DESA BANDAR KHALIFAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 1. Giriwijoyo S, Sidik DZ. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung: PT Remaja Rosdakarya; h
DAFTAR PUSTAKA 1. Giriwijoyo S, Sidik DZ. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung: PT Remaja Rosdakarya; 2012. h. 7-71. 2. Giriwijoyo S, Sidik DZ. Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya;
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 1. Chattopadhyay, Ansuman, Santosh Podder, Soumik Agarwal, Shelley
DAFTAR PUSTAKA 1. Chattopadhyay, Ansuman, Santosh Podder, Soumik Agarwal, Shelley Bhattacharya. Fluoride-induced histopathology and synthesis of stress protein in liver and kidney of mice.2010 2. Marinho,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1)
Lebih terperinciLEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN RESPONDEN (INFORM CONSENT) dilakukan oleh saudara Dian Harsiwi Indriani, sebagai peneliti dalam penelitian
Lampiran 1 LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN RESPONDEN (INFORM CONSENT) Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Umur : Alamat : Telepon rumah / HP : Dengan ini saya bersedia berpartisipasi sebagai responden
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinci19. winarno F.G. kimia pangan dan gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama; 2004
DAFTAR PUSTAKA 1. Peraturan Menteri Kesehatan No.722/MENKES/PER/IX/88 dalam Wisnu Cahyadi, Analis dan aspek kesehatan bahan tambahan pangan, Bumi Aksara; 2008 2. Laraswati,Y. Keamanan Terasi ditinjau dari
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Alur Pikir. Biodentin. Kulit Buah Manggis
LAMPIRAN 1 Alur Pikir Biodentin Biodentin merupakan material yang berbahan dasar kalsium silikat. Biodentin yang diperkenalkan oleh Septodont ini memiliki daya biokompabilitas dan bioaktif yang baik. Biodentin
Lebih terperinciLAMPIRAN. 1. Lampiran 1 : Lembar Persetujuan untuk Menjadi Responden. 2. Lampiran 2 : Kuesioner Skor DNS (Dabetic Neuropathy Symptom)
49 LAMPIRAN 1. Lampiran 1 : Lembar Persetujuan untuk Menjadi Responden 2. Lampiran 2 : Kuesioner Skor DNS (Dabetic Neuropathy Symptom) 3. Lampiran 3 : Hasil Penelitian 4. Lampiran 4 : Surat Keterangan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Formulir Persetujuan Penelitian (Informed Consent) FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. (Informed Consent)
LAMPIRAN Lampiran 1. Formulir Persetujuan Penelitian (Informed Consent) FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (Informed Consent) Perkenalkan nama saya Nurul Arafah mahasiswi S1 Pendidikan Dokter
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERBANDINGAN LUAS PERMUKAAN TUBUH BERBAGAI HEWAN PERCOBAAN DAN MANUSIA
LAMPIRAN 1 PERBANDINGAN LUAS PERMUKAAN TUBUH BERBAGAI HEWAN PERCOBAAN DAN MANUSIA Hewan dengan dosis diketahui Mencit 20 g Tikus 200 g Marmot 400 g Kelinci 1,5 kg Kucing 2 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia
Lebih terperinciSURAT PERNYATAAN PENELITI UTAMA. : Pengaruh Pemberian Susu Mengandung EPA pada Jumlah. Sertifikat Ethical Clearance No 150/EC/FK/RSDK/2011
Lampiran 1. SURAT PERNYATAAN PENELITI UTAMA Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Judul penelitian : Rudiyuwono Raharjo : Pengaruh Pemberian Susu Mengandung EPA pada Jumlah CD 8+ dalam Darah Pasien
Lebih terperinciLampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi
LAMPIRAN 38 Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Pembuatan preparat histologi terdiri dari beberapa proses yaitu dehidrasi (penarikan air dalam jaringan) dengan alkohol konsentrasi bertingkat,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. B. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Alur Pikir Eugenol. Jahe Merah
LAMPIRAN 1 Alur Pikir Eugenol Jahe Merah Eugenol adalah bahan yang sering digunakan sebagai pereda nyeri pulpa. Eugenol mempunyai sifat sebagai antiinflamasi namun dapat bersifat sitotoksin. Eugenol adalah
Lebih terperinci50 ml larutan buffer natrium bikarbonat. Inkubasi selama 60 menit. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Destruksi logam
47 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian Pendahuluan 1 gram ekstrak pektin dari masing-masing daun bayam 50 ml larutan buffer natrium bikarbonat 1 ml larutan logam tembaga atau kadmium Dilakukan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS
LAMPIRAN KONVERSI DOSIS Perhitungan dosis jamu ekstrak daun salam produksi pabrik jamu B dalam bentuk kapsul Berat J kapsul = 550 mg Konversi dosis dari manusia 70 kg ke mencit 0 gram = 0,006 Maka, dosis
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan patologi anatomi. 4.2 Waktu dan lokasi penelitian Penelitian dilakukan di
Lebih terperinciNo. Jenis Bakteri Jumlah Koloni Junlah seluruh
Lampiran A. Jumlah koloni x 10 7 (CFU/ml) berbagai jenis bakteri tiap ulangan pada serasah daun R. apiculata yang belum mengalami proses dekomposisi (kontrol) No. Jenis Bakteri Jumlah Koloni Junlah seluruh
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. ETHICAL CLEARANCE
LAMPIRAN 1. ETHICAL CLEARANCE 59 LAMPIRAN 2. GAMBAR HASIL PEMERIKSAAN GRANZYME B 1. KONTROL (K) Gambar ekspresi granzyme B pada kelompok Kontrol (K) 2.KOMBINASI TRANSFER FACTOR+CYCLOPHOSPHAMIDE (P1) Gambar
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Pemeliharaan hewan coba dilakukan di Animal Care Universitas Negeri
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Lingkup Tempat Pemeliharaan hewan coba dilakukan di Animal Care Universitas Negeri Semarang (UNNES). Pemeriksaan histopatologi dilakukan di
Lebih terperinciLampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media
LAMPIRAN 27 Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media Keterangan : V 1 = Volume air media ke-1 V 2 = Volume air media ke-2 M 1 = Konsentrasi ph media ke-1 = Konsentrasi ph media ke-2 M 2 HCl yang
Lebih terperinciKalsium Hidroksida (Ca(OH)2 merupakan medikamen saluran akar yang paling sering digunakan sejak tahun 1920.
LAMPIRAN 1.SKEMA ALUR PIKIR Pada perawatan endodontik, medikamen saluran akar digunakan sebagai agen antimikroba beberapa diantaranya untuk mengeliminasi organisme, mengurangi rasa sakit, mempercepat penyembuhan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan rancangan percobaan post test only control group design. Pengambilan hewan uji sebagai
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu
26 BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu Histologi dan Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. ONE WAY ANOVA
50 LAMPIRAN 1. ONE WAY ANOVA Descriptives Konsentrasi Xylitol Statistic Std. Error Komposisi Kalsium konsentrasi 20% Mean 42,8020 1,95318 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 37,3791 Upper Bound
Lebih terperinciLampiran 1 Format Data Hasil Pengukuran Ketahanan Fraktur Load
97 Lampiran 1 Format Data Hasil Pengukuran Ketahanan Fraktur Load Load Kelompok No. Kgf Newton Stroke Kelompok No. Kgf Newton Stroke Sampel Sampel A 1 143,8 1409,24 5,60 C 1 170,3 1668,94 5,75 2 135,4
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN
BAB 4 HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini, hasil perhitungan beratnya inflamasi dicerminkan dalam lima parameter, yaitu adanya blister, jumlah neutrofil, jumlah limfosit, morfologi kapiler, dan jumlah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan Rancangan Acak Terkontrol (RAT). Pemeliharaan dan pemberian ekstrak cabe jawa dan zinc (Zn) pada tikus
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol (RAT). B. Waktu dan Tempat Penelitian Pemeliharaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup Ilmu dibidang Obstetri dan Ginekologi dan Histologi 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu dan lokasi penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. ini akan dilaksanakan dari bulan Februari-April tahun 2016.
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Farmakologi, Biokimia, Ilmu Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciMATERI DAN METODE PENELITIAN
MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksakan di Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Perlakuan
Lebih terperinciLAMPIRAN DATA PENGUKURAN BMI BERDASAR TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN PADA 30 SUBJEK PENELITIAN. NO TINGGI BADAN (cm) B. BADAN ( kg) BMI ( kg/m2)
LAMPIRAN 1 LAMPIRAN DATA PENGUKURAN BMI BERDASAR TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN PADA 30 SUBJEK PENELITIAN NO TINGGI BADAN (cm) B. BADAN ( kg) BMI ( kg/m2) 1 157 46 18,66 2 163 60 22,58 3 155 50 20,81 4 164
Lebih terperinciStandar Mutu Bihun Instan Menurut SNI No. Uraian Satuan Persyaratan 1. Keadaan : 1.1. bau 1.2. rasa 1.3. warna
LAMPIRAN Lampiran 1. Standar Mutu Bihun Instan Standar Mutu Bihun Instan Menurut SNI 01-3742-1995 No. Uraian Satuan Persyaratan 1. Keadaan : 1.1. bau 1.2. rasa 1.3. warna normal normal normal 2. Benda-benda
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap dengan pendekatan Post Test Only Control Group Design.
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode Rancangan Acak Lengkap dengan pendekatan Post Test Only Control Group Design. Menggunakan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN
LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN Selamat Pagi/Siang, Saya Desi Khairunnisa, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi. Saya akan melakukan
Lebih terperinci