FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI) When Fintech Meets Accounting : Opportunity and Risk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI) When Fintech Meets Accounting : Opportunity and Risk"

Transkripsi

1 FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6, 2017, FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI) When Fintech Meets Accounting : Opportunity and Risk ISBN Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon) Yanah 1, Haulah Nakhwatunnisa 2, Tri Amalia Sukarno 3 Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon yancrb333@gmail.com 1, lulunakhwa@yahoo.co.id 2, nengamel89@gmail.com 3 Abstract. The purpose of this study is to determine what factors can improve the competitiveness of UMKM and how big those factors affect the improvement of competitiveness of UMKM and what strategies should be done by UMKM in the face of ASEAN economics for the business actors of UMKM in Indonesia in particular in Cirebon district can compete with foreign business actors in terms of products and trained human resources so as not to be a spectator in the State itself in global competition. The research method used is survey research method and data analysis tool used is path analysis. The population in this study is UMKM that run business activities in Cirebon regency as much as UMKM. The sampling technique used is simple random sampling, then the sample size in this study as much as 100 UMKM. The research instrument used is the questionnaire distributed by the research team to the business actors of UMKM in Cirebon district. The results of the research note that funding variables, entrepreneurship training, business assistance and partnership have an effect on competitiveness in facing ASEAN economics. Among the variables that have the most influence on competitiveness are partnerships, while the variables affecting the ASEAN economy are competitiveness variables. Keywords: ASEAN economics, competitiveness, perpetrators of UMKM. Abstract. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa yang dapat meningkatkan daya saing UMKM dan seberapa besar faktor tersebut mempengaruhi peningkatan daya saing UMKM dan strategi apa yang harus dilakukan oleh UMKM dalam menghadapi ekonomi ASEAN bagi pelaku usaha UMKM di Indonesia. khususnya di Kabupaten Cirebon dapat bersaing dengan pelaku usaha asing dalam hal produk dan sumber daya manusia yang terlatih agar tidak menjadi penonton di Negara itu sendiri dalam persaingan global. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei dan alat analisis data yang digunakan adalah analisis jalur. Populasi dalam penelitian ini adalah UMKM yang menjalankan kegiatan usaha di Kabupaten Cirebon sebanyak UMKM. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling, maka ukuran sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 UMKM. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang disebarkan oleh tim peneliti kepada pelaku usaha UMKM di Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian mencatat bahwa variabel pendanaan, pelatihan kewirausahaan, bantuan bisnis dan kemitraan berpengaruh terhadap daya saing dalam menghadapi ekonomi ASEAN. Di antara variabel yang paling berpengaruh terhadap daya saing adalah kemitraan, sedangkan variabel yang mempengaruhi ekonomi ASEAN adalah variabel daya saing. Keywords: Ekonomi ASEAN, daya saing, pelaku UMKM.. Corresponding author. yancrb333@gmail.com, lulunakhwa@yahoo.co.id, nengamel89@gmail.com Copyright Prosiding Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI). Program Studi Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia 209 Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI 2017

2 YANAH, HAULAH NAKHWATUNNISA DAN TRI AMALIA SUKARNO/ Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon) PENDAHULUAN ASEAN yang beranggotakan 10 negara, yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja telah bersepakat untuk mempercepat pembentukan masyarakat ASEAN pada tahun Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 berlandaskan pada 3 pilar, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASEAN Security Community), Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community), dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community). Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) 2015, akan diarahkan kepada pembentukan sebuah integrasi ekonomi kawasan dengan mengurangi biaya transaksi perdagangan, memperbaiki fasilitas perdagangan dan bisnis, serta meningkatkan daya saing sektor UMKM. Implementasi AEC 2015 akan berfokus pada 12 sektor prioritas, yang terdiri atas 7 (tujuh) sektor barang yaitu industri pertanian, peralatan elektonik, otomotif, perikanan, industri berbasis karet, industri berbasis kayu, dan tekstil, dan 5 (lima) sektor jasa yaitu transportasi udara, pelayanan kesehatan, pariwisata, logistik, dan industri teknologi informasi atau e-asean ( UMKM merupakan salah satu sumber lapangan pekerjaan yang stabil bagi masyarakat sehingga perlu di dukung dengan mempermudah akses terhadap pembiayaan. Selain itu, UMKM dapat mengurangi kesenjangan ekonomi penduduk Indonesia, karena sebagian besar UMKM berada di pedesaan dan pengelolanya adalah masyarakat menengah ke bawah, sehingga dengan adanya pembiayaaan diharapkan persentase dari jumlah penduduk miskin di Indonesia dapat berkurang sebagaimana krisis ekonomi yang terjadi pada tahun di kawasan Asia yaitu UMKM mampu menopang perekonomian rakyat dan memberikan kontribusi dalam mengurangi pengangguran di saat industri besar banyak yang gulung tikar. Apabila pembiayaan UMKM terdistribusikan dengan baik akan menyetarakan pendapatan daerah dan meningkatkan perputaran uang di daerah. Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan daya saing UMKM? (2) Seberapa besar faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap peningkatan daya saing UMKM? (3) Strategi apa yang harus dilakukan UMKM dalam menghadapi ekonomi ASEAN? KAJIAN LITERATUR Teori Strategi Strategi merupakan suatu upaya bagaimana tujuan-tujuan perencanaan dapat dicapai dengan mempergunakan sumbersumber yang dimiliki oleh suatu lembaga/perusahaan disamping diusahakan pula untuk mengatasi kesulitan-kesulitan serta tantangan yang ada (Rivai, 2006 : 150). Menurut Blocher, dkk, 2000 : 3), strategi merupakan seperangkat tujuan dan rencana tindakan yang spesifik, yang apabila dicapai akan memberikan suatu keunggulan kompetitif yang diharapkan. Menurut Rangkuti (2006 : 3), strategi merupakan alat untuk mencapai perubahan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber dana. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats) (Rangkuti, 2006 : 18). Analisis SWOT juga dapat digunakan untuk membantu analisis strategis dan acuan logis dalam pembahasan sistemik tentang situasi perusahaan dan alternatifalternatif pokok yang mungkin dipertimbangkan perusahaan (Ernayanti, 2015 : 21). Daya Saing UMKM Pengertian daya saing berdasarkan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yang dikutip oleh Sudaryanto, dkk (2015) adalah kemampuan 210 Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI 2017

3 FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6, 2017, perusahaan, industri, daerah, Negara atau antar daerah untuk menghasilkan faktor pendapatan dan faktor pekerjaan yang relatif tinggi dan berkesinambungan untuk menghadapi persaingan internasional. Menurut Hamdy Hadi (2001) tingkat daya saing suatu negara dipengaruhi oleh Sustainable Competitive Advantage (SCA) yaitu strategi melakukan upaya perencanaan dan kegiatan operasional yang terpadu dengan mengkaitkan lingkungan eksternal dan internal demi pencapaian tujuan jangka pendek dan jangka panjang dengan disertai keberhasilan dalam mempertahankan atau meningkatkan sustainable real income secara efektif dan efisien. Daya saing suatu negara secara global menurut World Economic Forum yang dikutip oleh (Efendi Arianto, 2015) adalah kemampuan perekonomian nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. Suatu perusahaan memiliki daya saing kompetitif (competitive advantage) ketika perusahaan tersebut mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki pesaing, melakukan sesuatu lebih baik dari perusahaan lain, atau mampu melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh perusahaan lain (Efendi Arianto, 2015). Dalam upaya untuk mencapai tujuan didirikannya perusahaan, organisasi memiliki fungsi yang berkaitan dengan pencapaian tujuan yaitu fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), menggerakan (actuating) dan pengendalian (controlling). Berkaitan dengan keempat fungsi utama manajemen tersebut, anggaran memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai alat perencanaan dan alat pengendalian. Anggaran merupakan rencana kerja yang menjadi pedoman bagi anggota organisasi dalam bertindak dan sebagai alat penilai aktivitas setiap bagian organisasi telah sesuai dengan rencana atau tidak (Rudianto, 2009 : 6-7). Menurut Tambunan (2001: 5) faktorfaktor penentu daya saing adalah keahlian/tingkat pendidikan pekerja, keahlian pengusaha, ketersediaan modal, sistem organisasi dan manajemen yang baik, ketersediaan teknologi, ketersediaan informasi, dan ketersediaan input-input lainnya seperti energi dan bahan baku. Menurut UU NO 20 Tahun 2008 tentang UMKM, usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro yaitu memiliki kekayaan bersih paling banyak lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak tiga ratus juta rupiah. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil yaitu memiliki kekayaan bersih lebih dari lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak dua milyar lima ratus juta rupiah. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih lebih dari lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki hasil pasar dari produk asing dan masyarakat Indonesia hanya menjadi penonton karena tidak mampu bersaing dengan tenaga asing yang lebih ahli. Empat pilar utama dalam AEC Blueprint yaitu: (1) ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang didukung dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik, dan aliran modal yang lebih bebas, (2) ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi tinggi, dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan, dan e-commerse, (3) ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan 211 Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI 2017

4 YANAH, HAULAH NAKHWATUNNISA DAN TRI AMALIA SUKARNO/ Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon) ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk Negaranegara CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos, dan Vietnam), (4) ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global dengan elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan dan meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global (Departemen Perdagangan RI, 2015:9). Untuk menghadapi MEA, maka Presiden RI membentuk komite nasional persiapan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN, yang memiliki tugas pokok, yaitu : (1) Mengoordinasikan persiapan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN, (2) Mengoordinasikan percepatan peningkatan daya saing nasional dalam rangka pelaksanaan masyarakat ekonomi ASEAN, (3) Mengambil langkah-langkah penyelesaian hambatan dan permasalahan dalam persiapan dan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN, (4) Mengoordinasikan pelaksanaan sosialisasi kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) terhadap persiapan dan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN serta penjualan tahunan lebih dari dua milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak lima puluh milyar rupiah. Ekonomi ASEAN Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah satu pasar tunggal yang bertujuan untuk meningkatkan investasi asing dan arus perdagangan barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara di Asia Tenggara. Dari kesepakatan tersebut terdapat lima aspek yang tidak boleh dibatasi, yaitu : arus barang, arus jasa, arus modal, arus investasi dan arus tenaga kerja terlatih, sehingga daya saing merupakan faktor penting baik dari sisi produk maupun SDM karena apabila tidak disiapkan maka kemungkinan negeri ini akan menjadi peningkatan daya saing nasional (Keppres RI No. 37 tahun 2014). PENELITIAN TERDAHULU Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai sektor UMKM diantaranya adalah sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Penelitian Terdahulu No Nama dan Tahun 1 Zuraida, Hani, Z ; Norlena, Hasnan & Shahimi, Mohtar (2015) Judul Communication and Service Innovation in Small and Medium Enterprises (SMEs) Metode /Analis is Studi dokum ntasi Hasil Penelitian Komunikasi dan Inovasi itu penting bagi UMKM karena dapat meningkatkan daya saing perusahaan, industri dan ekonomi. Inovasi dalam UMKM adalah mengadakan tentangan, kehilangan hak kekayaan intelektual. 212 Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI 2017

5 FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6, 2017, Ladislav, Mura & Jan, Buleca (2012) 3 Grisna, Anggadwita & Qaanita Yuuha Mustafid (2014) 4 Julien, Pollack & Daniel Adler (2016) 5 Noruwa, A.I dan Emeka, J. E (2012) Evaluation Of Financing Possibilities of Small and Medium Industrial Enterprisess Identification of Factors Influencing the Performance of Small Medium Enterprises Skills That Improve Provitability : The Relationship between project management, IT Skills, and Small to Medium Enterprise Profitability The Role and Sustainibility of Microfinance Penyeb aran kuision er Regresi Bergan da Regresi bergand a dan Regresi Logisti k Penyeb aran Bentuk pembiayaan yang lebih sering digunakan UMKM adalah pinjaman bank jangka pendek dengan jangka waktu kurang dari satu tahun, kredit pemasok dan leasing dengan jangka waktu empat sampai enam tahun dalam bentuk barang, mesin atau mobil. Manajemen UMKM lebih banyak memilih leasing karena disebabkan oleh evaluasi kriteria yang lebih ketat pada bank. Hanya dua variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM yaitu variabel aspek enterpreuner dan aspek kompetensi SDM sedangkan aspek inovatif dan keberlangsungan (sustainability) tidak berpengaruh terhadap kinerja UMKM. Keterampilan manajemen proyek, keterampilan profesional teknologi informasi dan keterampilan pemasaran akan meningkatkan profitabilitas UMKM Bank keuangan mikro memiliki peranan yang 213 Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI 2017

6 YANAH, HAULAH NAKHWATUNNISA DAN TRI AMALIA SUKARNO/ Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon) 6 Ndou Valentina & Sadguy Nezha (2011) Banks in Reducing Poverty and Development of Entrepreneurship in Urban and Rural Areas in Nigeria Digital Marketplaces as a viable model for SME networking kuesion er Clusteri ng busines s models dengan menent ukan dimensi yang digunak an untuk pemeta an busines s models sangat penting dalam mengurangi kemiskinan melalui kemudahan akses kredit sektor UMKM, akan tetapi tingkat pinjaman yang tinggi dari sektor UMKM menimbulkan masalah yang serius bagi bank keuangan mikro antara lain dokumentasi proses kredit, informasi yang salah, identitas pemohon kredit, kurangnya teknologi modern dan situasi ekonomi yang tidak stabil di negara itu. Teknologi jaringan internet baru telah menyediakan peralatan, aplikasi dan kesempatan baru bagi UMKM untuk mengatur dan mengelola kegiatan mereka dalam cara baru dan biaya yang lebih efektif untuk membangun dan memelihara hubungan dengan dunia luar dan untuk memposisikan mereka secara strategis dalam meningkatkan lingkungan yang dinamis karena kesuksesan jaringan memerlukan harmonisasi antara digital marketplaces business model dan 214 Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI 2017

7 FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6, 2017, karakteristik supply chain. 7 Tadjouddine (2011) E-Commerce System for Software Agents : Challenges and Opportunities Proof Carryin g Code (PCC) Paradig m Teknologi E- Commerce dapat meningkatkan daya saing UMKM karena aman dan dapat diakses dimana saja dan kapan saja 8 Syukriah A, & Hamdani, I (2013) Peningkatan Eksistensi UMKM Melalui Comparative Advantage Dalam Rangka Menghadapi MEA 2015 di Temanggung Studi dokume ntasi Dengan diberlakukannya MEA memberi dampak positif dan negatif kepada UMKM. Dampak positifnya adalah masyarakat dapat menjual barangbarang hasil produksinya ke Negara-negara ASEAN dengan mudah, sedangkan dampak negatifnya adalah akan banyak produk-produk yang masuk ke dalam negeri yang mengakibatkan persaingan menjadi semakin ketat sehingga diperlukan suatu strategi menggunakan keunggulan komparatif (comparative advantage) yaitu dengan 215 Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI 2017

8 YANAH, HAULAH NAKHWATUNNISA DAN TRI AMALIA SUKARNO/ Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon) menciptakan produk yang khas dan unik serta memberikan pelayanan yang baik. 9 Seema Unnikrishnan 1, *, Rauf Iqbal 1, Anju Singh 1, Indrayani M. Nimkar (2014) Safety Management Practices in Small and Medium Enterprises in India Studi dokume ntasi Di beberapa UKM, risiko yang terkait dengan masalah keselamatan meningkat sedangkan risiko menurun pada orang lain. Praktik manajemen keselamatan tidak memadai di sebagian besar UKM. Daya saing pasar, efisiensi yang lebih baik, risiko kurang, dan hukum ketat ditemukan sebagai penggerak yang paling signifikan; dan kendala keuangan, kurangnya kesadaran, penolakan terhadap perubahan, dan kurangnya pelatihan bagi karyawan ditemukan menjadi penghalang utama. 10 S.J. Legg, K.B. Olsen, I.S. Laird, P. Hasle (2015) Managing safety in small and medium enterprises Studi dokume ntasi menggambarkan bagaimana tujuh dari sepuluh makalah dalam edisi khusus berasal dari sebuah konferensi internasional pada tahun 2013 tentang 216 Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI 2017

9 FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6, 2017, Understanding Small Enterprises. Model konseptual untuk meningkatkan lingkungan kerja yang dapat diterima bagi UKM mulai berlaku dalam standar legislatif yang dibangun dalam program intervensi dan mencakup tiga pilar instrumen: inspeksi untuk meningkatkan kepatuhan, pengakuan standar oleh para pemangku kepentingan di sektor industri dan penyebaran informasi kepada usaha kecil. 11 Tatjana Vasiljeva, Sabina Shaikhulina, Karlis Kreslins (2016) Factors for Increasing the Competitiveness of Small and MediumSized Enterprises (SMEs) In Bulgaria Studi dokume ntasi literatur teoritis dilakukan dan eksplorasi, pendekatan campuran deskriptif diterapkan untuk penelitian lebih lanjut. Penelitian dilakukan pada periode 2016 April- Juni. Studi ini memberikan wawasan dan rekomendasi kepada UKM, vendor TIK, penyedia layanan, instansi pemerintah, peneliti dan mahasiswa. 217 Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI 2017

10 YANAH, HAULAH NAKHWATUNNISA DAN TRI AMALIA SUKARNO/ Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon) 12 Sibel Ahmedova (2015) Factors for Increasing the Competitiveness of Small and MediumSized Enterprises (SMEs) In Bulgaria Studi dokume ntasi menentukan dan menganalisis faktor-faktor utama untuk peningkatan Daya saing UKM dan untuk menguraikan arah pembangunan berkelanjutan mereka dalam realitas ekonomi baru. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah para pelaku UMKM dengan menggunakan variabel penelitian : Strategi (X), Daya saing UMKM (Y) dan Ekonomi Asean (Z). Teknik pegumpulan data dilakukan dengan cara: Observasi, yaitu penulis melakukan pengamatan ke lokasi penelitian yaitu UMKM yang berlokasi di Kabupaten Cirebon. (1) Wawancara, yaitu penulis melakukan tanya jawab dengan petugas di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon bidang Perdagangan Kabupaten Cirebon dan petugas di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Cirebon dan membuat kuesioner untuk diisi oleh responden yaitu para pelaku usaha UMKM. 2) data sekunder yaitu data jumlah UMKM, sentra UMKM, pendanaan UMKM, yang berasal dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota dan kabupaten Cirebon. Berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten Cirebon melalui kabupaten Cirebon dalam angka, bahwa jumlah UMKM di kabupaten Cirebon berjumlah , sehingga populasi dalam penelitian ini berjumlah UMKM. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak (Riduwan & Kuncoro, 2008:41). Untuk menentukan ukuran sampel maka industri yaitu Bapak Dhani dan petugas di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Cirebon, yaitu Bapak Anton. (2) Kuesioner, yaitu penulis membuat daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden mengenai keadaan yang dialami dan dirasakan responden berkaitan dengan variabel penelitian. (3) Studi kepustakaan, yaitu penulis mengumpulkan referensi yang ada kaitan dengan topik penelitian. Jenis data dalam Penelitian ini menggunakan: 1) data primer yaitu wawancara dengan petugas di Dinas Perindustrian dan digunakan rumus Taro Yamane atau Slovin, yaitu: n = N N. d Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi d 2 = presisi (Ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%) (Riduwan & Kuncoro, 2008:49) Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus slovin, maka diperoleh jumlah sampel, yaitu : n = = = 100, maka (10.795)(0.1) 2 +1 sampel yang digunakan sebanyak 100 pelaku usaha UMKM. Alat analisis yang digunakan adalah Path Analysis model Dekomposisi dengan tujuan 218 Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI 2017

11 FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6, 2017, untuk menguji pengaruh yang bersifat kausalitas antarvariabel, baik yang sifatnya langsung maupun tidak langsung, sedangkan hubungan yang bersifat nonkausalitas yang terjadi antara variabel eksogen tidak dimasukan dalam perhitungan (Riduwan & Kuncoro, 2008 : 151). Paradigma penelitian Dekomposisi pengaruh kausalitas antarvariabel dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1 Dekomposisi Pengaruh Kausalitas Antarvariabel Ρyx 4 Langkah-langkah pengujian path analysis model dekomposisi adalah sebagai berikut : (1) Membuat paradigma penelitian; (2) Merumuskan masalah penelitian; (3) Membuat model hipotesis; (4) Membuat diagram jalur dan persamaan struktur; (5) Menguji tiap hipotesis untuk tiap Sub-Struktur (Riduwan & Kuncoro, 2008 : ). Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI 2017

12 YANAH, HAULAH NAKHWATUNNISA DAN TRI AMALIA SUKARNO/ Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon) Tabel 2 Operasionalisasi Variabel Variabel Dimensi Indikator Skala No Quesioner Pendanaan (X1) Ordinal 1-10 Pelatihan kewirausa haan (X2) Pendampi ngan Usaha (X3) Kemitraan (X4) (Supriyadi, 1997) Daya Saing UMKM (Y) Ekonomi ASEAN (Z) Jumlah Plafond, Persyaratan administrasi, jangka waktu frekuensi Pelatihan, Materi Pelatihan, Peserta Pelatihan, inovasi, penyerapan angkatan kerja, produktivitas Magang, prospek usaha, informasi Kerjasama pemasaran & penampungan produk, Pengembangan usaha, Peningkatan kualitas SDM, Peningkatan skala usaha, teknologi Pendapatan, jumlah tenaga kerja, pemakaian bahan baku lokal, jaringan usaha Dapat bersaing, dinamis, tenaga kerja terampil, memberikan fasilitas terhadap gerakan bisnis Besarnya nilai jaminan, jenis usaha yang dijalankan, menyerahkan foto copy dokumen usaha, frekuansi pendanaan, bantuan permodalan Rentang waktu, narasumber, Inovasi continue dalam perubahan, inovasi dinamis yang berpengaruh terhadap peningkatan pola konsumsi, inovasi dalam menciptakan produk baru Jangka waktu magang, lokasi magang, konsultasi bisnis, mensosialisasikan prospek usaha sesuai dengan jenis usaha, akses terhadap informasi ekonomi Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, memperluas jaringan pemasaran, meningkatkan profit secara maksimum, meningkatkan kualitas SDM, mengontrol kualitas produk yang dihasilkan, pengembangan usaha, peningkatan skala usaha, kemitraan dalam teknologi Peningkatan pendapatan usaha, penyerapan jumlah tenaga kerja, pemanfaatan bahan baku lokal, memperluas jaringan usaha Perdagangan bebas, investasi, jasa dan aliran modal bebas, tenaga kerja terampil, transaksi elektronik e-asean, mempromosikan sumber daaerah, peran sector swasta meningkat, infrastruktur meningkat Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI 2017

13 FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6, 2017, Hipotesis penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut : Ho ρzy=ρyx_1=ρyx_2=ρyx_3=ρyx_4 =0, artinya tidak ada pengaruh antara variabel X, Y dan Z Ha ρzy=ρyx_1=ρyx_2=ρyx_3=ρyx_4 0, artinya terdapat pengaruh antara variabel X terhadap Y dan Z HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam melakukan penelitian, instrumen penelitian yang digunakan harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Instrumen dinyatakan valid jika mampu mengukur yang harus diukur, sedangkan instrumen dinyatakan reliabel jika menghasilkan ukuran yang konsisten meskipun digunakan berulang-ulang. Berdasarkan data pada tabel 3 diketahui nilai Alpha Crocbach adalah 0,821 lebih besar dari nilai yang dipersyaratkan yaitu 0,6 sehingga nilai instrument tersebut reliabel. Tabel 3 Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items, Untuk mengetahui apakah semua pertanyaan tersebut valid, maka lihat tabel 4 pada kolom Corrected item-total Correlation, kemudian membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hitung. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Tabel 4 Item-Total Statistics Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Scale Mean if Item Deleted P1 180,36 392,435,399,814 P2 180,51 396,818,504,814 P3 180,42 403,074,318,817 P4 180,22 405,224,273,818 P5 180,41 413,436,244,822 P6 180,52 410,252,294,822 P7 180,61 408,584,228,821 P8 180,55 393,301,445,814 P9 180,97 393,161,415,814 P10 182,14 407,031,293,819 P11 181,77 395,169,421,814 P12 182,17 431,132,300,832 P13 180,24 413,639,248,822 P14 181,80 413,717,235,823 P15 180,47 410,494,270,820 P16 180,43 406,551,280,818 P17 180,70 405,444,248,818 P18 181,50 397,283,298,817 P19 181,26 394,396,378,815 P20 181,99 429,061,319,830 P21 181,98 398,727,332, Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI 2017

14 YANAH, HAULAH NAKHWATUNNISA DAN TRI AMALIA SUKARNO/ Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon) P22 181,43 401,561,271,821 P23 181,34 412,469,261,822 P24 181,39 394,281,455,814 P25 181,20 400,424,318,817 P26 182,16 404,540,282,820 P27 181,26 409,548,271,824 P28 181,65 393,684,371,815 P29 181,79 407,258,270,820 P30 180,61 422,887,265,828 P31 181,18 411,119,263,823 P32 179,90 415,141,207,823 P33 180,14 417,213,251,824 P34 180,72 404,628,283,818 P35 181,27 407,613,279,820 P36 180,49 401,606,243,818 P37 181,78 403,143,383,816 P38 181,34 400,489,326,817 P39 181,88 404,511,206,819 P40 181,42 418,428,274,827 P41 181,33 391,153,445,813 P42 180,53 392,959,587,812 P43 181,55 411,866,267,822 P44 180,68 381,917,664,808 P45 180,91 409,032,245,820 P46 180,21 397,582,376,815 P47 181,83 396,789,452,814 P48 180,88 393,985,482,813 P49 181,74 398,942,363,816 P50 180,95 388,189,513,812 P51 180,79 389,077,495,812 P52 181,02 392,545,438,814 P53 180,91 406,547,227,819 P54 180,98 409,050,266,820 P55 180,55 408,210,231,819 P56 181,34 403,378,214,819 P57 181,53 392,898,420,814 P58 182,53 409,039,252,820 P59 181,59 393,658,492,813 P60 180,80 401,737,297,820 Nilai r tabel (98:0.05) adalah 0,196, dan setelah dibandingkan dengan nilai r hitung pada kolom Corrected item-total Correlation, nilai nya lebih besar dari nilai r tabel, sehingga instrumen dinyatakan valid. Hasil Analisis Jalur Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS AMOS versi 22 dihasilkan diagram jalur seperti tampak pada gambar Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI 2017

15 FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6, 2017, Matrices (Group number 1 - Default model) Total Effects (Group number 1 - Default model) X4 X3 X2 X1 Y Y,718,416,042,126,000 Z,198,226,023,278,543 Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model) X4 X3 X2 X1 Y Y,488,351,028,120,000 Z,159,226,018,314,643 Direct Effects (Group number 1 - Default model) X4 X3 X2 X1 Y Y,718,416,042,126,000 Z -,192,000,000,210,543 Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model) X4 X3 X2 X1 Y Y,488,351,028,120,000 Z -,154,000,000,237,643 Indirect Effects (Group number 1 - Default model) X4 X3 X2 X1 Y Y,000,000,000,000,000 Z,389,226,023,068,000 Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model) X4 X3 X2 X1 Y Y,000,000,000,000,000 Z,314,226,018,077,000 Gambar 2 Diagram Jalur Hasil Pengolahan Data 223 Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI 2017

16 YANAH, HAULAH NAKHWATUNNISA DAN TRI AMALIA SUKARNO/ Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon) Tabel 5 Rangkuman Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung dan Pengaruh Total Variabel Pendanaan, Pelatihan Kewirausahaan, Pendampingan Usaha dan Daya Saing Terhadap Ekonomi ASEAN Variabel Langsung Tidak langsung Total Pendanaan Terhadap Daya Saing Pendanaan Terhadap Ekonomi ASEAN Pelatihan Kewirausahaan Terhadap Daya Saing Pelatihan Kewirausahaan Terhadap Ekonomi ASEAN Pendampingan Usaha Terhadap Daya Saing Pendampingan Usaha Terhadap Ekonomi ASEAN Kemitraan Terhadap Daya Saing Kemitraan Terhadap Ekonomi ASEAN Daya Saing Terhadap Ekonomi ASEAN Melalui Daya Saing 1,26-0,126 0,210 0,068 0,278 0,042-0,042 0,000 0,023 0,023 0,416-0,416 0,000 0,226 0,226 0,718-0,718 0,389-0,192 0,198 0,543-0,543 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendanaan memiliki pengaruh secara langsung yang positif dan signifikan terhadap daya saing sebesar 1,26 = 12, 6 % dan pendanaan berpengaruh terhadap ekonomi ASEAN sebesar 0,210 = 21 %, sedangkan melalui daya saing sebesar 0,068 = 6,8 %. Arah yang positif artinya jika variabel pendanaan ditingkatkan maka daya saing akan meningkat dan ekonomi ASEAN akan meningkat pula. Pelatihan kewirausahaan mempengaruhi daya saing sebesar 0,042 = 4,2 % dan pelatihan kewirausahaan berpengaruh terhadap ekonomi ASEAN sebesar 0,000, sedangkan melalui daya saing sebesar 0,023 = 2,3 artinya pelatihan kewirausahaan tidak berpengaruh secara langsung terhadap ekonomi ASEAN tetapi dengan adanya pelatihan kewirausahaan dapat meningkatkan daya saing dalam menghadapi ekonomi ASEAN. Pendampingan usaha memiliki pengaruh secara langsung terhadap daya saing sebesar 0,416 = 41,6 % dan pendampingan usaha berpengaruh secara langsung terhadap ekonomi ASEAN sebesar 0,000, sedangkan melalui daya sain sebesar 0,226 = 22,6 % artinya pendampingan usaha tidak berpengaruh secara langsung terhadap ekonomi ASEAN tetapi pendampingan usaha dapat meningkatkan daya saing sebesar 22,6 % dalam menghadapi ekonomi ASEAN. Kemitraan berpengaruh terhadap daya saing sebesar 0,718 = 71,8 % dan kemitraan 224 Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI 2017

17 FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6, 2017, berpengaruh secara langsung terhadap ekonomi ASEAN sebesar 0,389 = 38,9 %, sedangkan melalui daya saing sebesar -0,192 = - 19,2 % artinya kemitraan akan menurunkan tingkat persaingan dengan negara ASEAN lainnya. Dengan demikian, hipotesis yang penulis ajukan diterima atau Ho ditolak. Daya saing secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekonomi ASEAN sebesar 0,543 = 54,3%. Artinya jika daya saing ditingkatkan maka akan meningkatkan ekonomi ASEAN sebesar 54,3 %. Diantara semua variabel diatas, variabel yang sangat berpengaruh terhadap daya saing adalah variabel kemitraan. Pembahasan Berdasarkan informasi dari Dinas Koperasi dan UMKM kabupaten Cirebon ada beberapa sentra jenis usaha unggulan yaitu : Tabel 6 Jenis Usaha Unggulan UMKM di Kabupaten Cirebon No Jenis Usaha Jumlah Pengusaha Kecamatan 1 Batik 403 Ciwaringin, Plered, Tengah Tani Batu Alam 344 Dukupuntang, Palimanan, Depok Emping Melinjo 132 Kedawung, Ciwaringin, Gempol Konveksi 595 Sumber, Arjawinangun, Depok, Weru, Pangenan, Plumbon, Tengah Tani Makanan Ringan 417 Weru, Depok, Gempol, Waled, Pangenan, Plered, Tengah Tani Meubel Depok, Dukupuntang, Weru, Plered, Tengah Tani Rotan Plered, Weru, Plumbon, Tengah Tani, Depok Sandal 20 Sumber, Plumbon, Weru, Plered, Tengah Tani Pengolahan Ikan 364 Mundu, Gebang, Waled, Pangenan, Losari Anyaman Bambu 37 Greged, Dukupuntang, Beber, Depok Genteng 22 Ciwaringin, Pangenan Garam Mundu, Astanajapura, Pangenan, Gunung Jati, Kapetakan, Suranenggala Mangga 20 Sedong, Astanajapura, Greged, Lemahabang, Beber, Susukan Lebak, Dukupuntang, Kedawung Bawang Merah 9 Pabedilan, Astanajapura, Pabuaran, Babakan, Waled (Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Cirebon, 2017) Dalam bidang permodalan bagi koperasi dan UMKM pemerintah pusat maupun daerah memberikan berbagai macam skema bantuan permodalan, antara lain: 225 Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI 2017

18 YANAH, HAULAH NAKHWATUNNISA DAN TRI AMALIA SUKARNO/ Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon) No Nama Skema Bantuan Permodalan 1 Kredit Program Bantuan (APBD) 2 Kredit Usaha Rakyat (KUR) 3 Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir (LPDB) 4 Kredit Cinta Rakyat (KCR) 5 Bantuan Sosial (Bansos) (Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kab Cirebon, 2017) Berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari hasil wawancara dengan petugas di Dinas Koperasi dan UMKM bahwa pendanaan yang ditawarkan oleh pemerintah sudah cukup banyak seperti KCR (Kredit Cinta Rakyat), KUR (Kredit Usaha Rakyat), Koperasi dan lain-lain hanya saja yang harus dipertanyakan apakah pendanaan tersebut sudah tepat sasaran atau belum sehingga perlu dilakukan monitoring dan evaluasi, karena berdasarkan informasi dari pelaku UMKM di desa lain yang berdekatan dengan desanya mendapatkan bantuan dana untuk pelaku UMKM tetapi pelaku UMKM di desanya tidak mendapatkan bantuan pendanaan. Pelatihan kewirusahaan merupakan program pemerintah yang akhir-akhir ini sering diselenggarakan di kabupaten Cirebon, akan tetapi masih ada saja masyarakat pelaku UMKM yang mengaku tidak mengetahui informasi adanya program pelatihan kewirausahaan sehingga perlu adanya sosialisasi secara menyeluruh ke tiap desa di kabupaten Cirebon. Pendampingan usaha dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan di Kabupaten Cirebon dengan membuat sentra-sentra pelaku UMKM yang terdiri dari minimal sepuluh pelaku UMKM yang memiliki usaha yang sama untuk memudahkan dalam melakukan pendampingan usaha, tetapi pendampingan usaha ini baru terbatas pada usaha yang memiliki ciri khas untuk kabupaten Cirebon, seperti mebel, sendal, rotan, garam, batu alam, makanan ringan, emping melinjo, batik trusmi, batik ciwaringin dan lain-lain, sedangkan untuk pelaku usaha UMKM lain yang kecilkecil dan tersebar belum dikelompokkan ke dalam sentra-sentra usaha industri atau UMKM. Kemitraan yang dilakukan oleh pelaku usaha UMKM sudah sampai antar provinsi bahkan ada yang sampai skala ASEAN seperti rotan, tetapi kemitraan yang dilakukan lebih banyak di bidang pemasaran. Ada empat pilar masyarakat ekonomi ASEAN, yaitu: 1.Pasar Tunggal dan Basis Produksi (Single Market and Production Base) (a) Free Flow Of Goods; (b) Free Flow Of Services; (c) Free Flow Of Capital; (d) Free Flow Of Skilled Labor; (e) Priority Integration Sectors. 2. Kawasan Ekonomi Yang Kompetitif (Competitive Economic Region) (a) Competition Policy; (b) Consumer Protection; (c) Intellectual Property Rights; (d) Infrastructure Development; (e) Taxation; (f) E-Commerce. 3. Pembangunan Ekonomi Yang Setara (Equitable Economic Development) (a) SME Development Initiative For ASEAN Integration (IAI) : Developed ASEAN Nations to help less developed ASEAN nations in 7 priority projects. 4. Integrasi Ke Dalam Ekonomi Global (Integration Into Global Economic). (a) Coherent approach toward external economic relations. (b) Enhanced participation in global supply networks. Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan negara ASEAN lainnya yaitu pertumbuhan penduduk masih cukup tinggi, namun rasio ketergantungan semakin mengecil (bonus demografi) yaitu pada tahun ,5% kemudian tahun 2015 sebesar 48,6 %. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel pendanaan, pelatihan kewirausahaan, pendampingan usaha dan kemitraan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap daya saing, artinya jika 226 Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI 2017

19 FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6, 2017, variabel-variabel tersebut ditingkatkan maka akan meningkatkan daya saing UMKM dalam menghadapi ekonomi ASEAN. Dari semua variabel independen, yang paling besar pengaruhnya terhadap daya saing adalah kemitraan dan yang paling berpengaruh terhadap ekonomi ASEAN adalah variabel daya saing. Oleh karena itu, jika UMKM ingin dapat survive di pasar ekonomi ASEAN maka harus meningkatkan daya saing, dan untuk meningkatkan daya saing, UMKM diharuskan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak yang ada relevansi dengan usaha UMKM tersebut. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberi saran kepada para pelaku UMKM bahwa untuk meningkatkan daya saing, sebaiknya lebih banyak menjalin kemitraan baik di tingkat nasional maupun di tingkat ASEAN, sehingga dengan meningkatnya daya saing maka akan secara otomatis dapat meningkatkan usahanya di tingkat ekonomi ASEAN. Dengan menjalin kemitraan akan banyak keuntungan yang diperoleh oleh para pelaku usaha UMKM diantaranya transfer teknologi, peningkatan kualitas produk, peningkatan kualitas karyawan, pendanaan, penyediaan bahan baku, pemasaran baik secara tradisional maupun berbasis internet, desain produk, pendampingan usaha dan masih banyak lagi keuntungan yang akan diperoleh oleh para pelaku UMKM. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik, 2015, Jumlah Perusahaan Industri Mikro Kecil, diakses melalui pada tanggal 15 Mei 2015 Blocher, 2000, Manajemen Biaya, Terjemahan Susty Ambarriani, Salemba Empat, Jakarta Departemen Koperasi, 2015, Pokja MEA Kementerian Koperasi dan UKM, diakses melalui pada tanggal 12 Mei 2015 Efendi Arianto, 2015, Definisi Daya Saing Bangsa/Negara, diakses melalui pada tanggal 15 Mei 2016 Ernayanti, Tri, 2015, Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi Peningkatan Daya Saing Pedagang Muslim Untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, Skripsi, Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang Grisna, Anggadwita & Qaanita Yuuha Mustafid, 2014, Identification of Factors Influencing the Performance of Small Medium Enterprises (SMEs), Procedia Social and Behavioral Sciences, 115, ( ) Gusmardi Bustami, 2015, Menuju ASEAN Economic Community, Departemen Perdagangan RI, Jakarta Hamdy, Hadi, 2001, Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan Perdagangan Internasional, Buku 1, Ghalia Indonesia, Jakarta Instruksi Presiden RI No. 6 Tahun 2014 Tentang Peningkatan Daya Saing Nasional Dalam Rangka Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN Julien, Pollack & Daniel Adler, 2016, Skills That Improve Profitability : The Relationship Between Project Management, IT Skills, and Small to Medium Enterprise Profitability, International Journal of Project Management, 34, Keputusan presiden RI No. 37 Tahun 2014 Tentang Komite Nasional Persiapan Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Association of Southeast Asian Nations Ladislav, Mura & Jan, Buleca, 2012, Eveluation of Financing Possibilities of Small and Medium Industrial 227 Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI 2017

20 YANAH, HAULAH NAKHWATUNNISA DAN TRI AMALIA SUKARNO/ Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon) Enterprises, Procedia Economics and Finance, 3, Ndou, V & Sadguy, N, 2011, Digital Marketplaces as a Viable Model For SME Networking, IGI Global, Italy Noruwa, A.I & Emeka, E.J, 2012, The Role and Sustainability of Microfinance Banks in Reducing Poverty and Development of Entrepreneurship in Urban and Rural Areas in Nigeria, International Journal of Business Administration. 3(3) : Rangkuti, Freddy, 2006, Analsisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Riduwan & Kuncoro. A. Engkos, 2008, Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis), Alfabeta, Bandung Rivai, Veitzhal, 2006, Credit Management Hand Book : Teori, Konsep, Prosedur dan Aplikasi, Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir dan Nasabah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Rudianto, 2009, Penganggaran, Erlangga, Jakarta Seema Unnikrishnan, dkk, Safety Management Practices in Small and Medium Enterprises in India MEA 2015 Di Temanggung, Economics Developments Analysis Journal, 2 (2) : Tatjana Vasiljeva, Sabina Shaikhulina, Karlis Kreslins, Factors for Increasing the Competitiveness of Small and MediumSized Enterprises (SMEs) In Bulgaria Tadjouddine, M. E, 2011, E-Commerce Systems For Software Agents : Challenges and Opportunities, IGI Global, China Tambunan, Tulus, 2001, Perkembangan UMKM di Indonesia : Apakah Mereka di gerakkan oleh Jiwa Kewirausahaan, USAKTI, Jakarta Undang-Undang Republik Indonesia No 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang usaha mikro kecil dan menengah Zuraida, Hani, Zulkepli ; Norlena, Hasnan & Shahimi, Mohtar, 2015, Communication and Service Innovation in Small and Medium Enterprises (SMEs), Procedia- Social and Behavioral Sciences, 211, Sibel Ahmedova, Factors for Increasing the Competitiveness of Small and MediumSized Enterprises (SMEs) S.J. Legg, K.B. Olsen, I.S. Laird, P. Hasle, 2015, Managing safety in small and medium enterprises. Syukriah, A & Hamdani, I, 2013, Peningkatan Eksistensi UMKM Melalui Comparative Advantage Dalam Rangka Menghadapi 228 Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI 2017

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia terletak di benua Asia, tepatnya di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara yang terletak di kawasan ini memiliki sebuah perhimpunan yang disebut dengan ASEAN (Assosiation

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Strategi a. Konsep Strategi Strategi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Strategi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan industri kreatif di Kota Bandung menunjukkan peningkatan yang cukup memuaskan. Kota Bandung memiliki kawasan produksi yang strategis diantaranya

Lebih terperinci

INOVASI GOVERNMENTAL MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

INOVASI GOVERNMENTAL MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 INOVASI GOVERNMENTAL MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 1 : 1 Potret Kabupaten Malang 2 Pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 3 Kesiapan Kabupaten Malang Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Lebih terperinci

Daya Saing Industri Indonesia di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan

Daya Saing Industri Indonesia di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan Daya Saing Industri Indonesia di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan www.packindo.org oleh: Ariana Susanti ariana@packindo.org ABAD 21 Dunia mengalami Perubahan Kemacetan terjadi di kota-kota besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kriterianya dilihat dari daya saing produk-produk ekspornya. Yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. satu kriterianya dilihat dari daya saing produk-produk ekspornya. Yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perdagangan internasional penting dalam ekonomi terutama sebagai sumber devisa negara. Keberhasilan suatu negara dalam perdagangan internasional salah satu

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian 1 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, perekonomian internasional merupakan salah satu pilar utama dalam proses pembangunan dunia yang lebih maju. Organisasi-organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Potensi UMKM Kota Bandung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di kota Bandung yang semakin berkembang ternyata membuat jumlah unit usaha tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN)

BAB I PENDAHULUAN. Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN) merupakan kekuatan ekonomi ketiga terbesar setelah Jepang dan Tiongkok, di mana terdiri dari 10 Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat membuat perusahaan mengalami kerugian. material bagi Perusahaan. Sifat materialitas dari nilai Piutang Usaha

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat membuat perusahaan mengalami kerugian. material bagi Perusahaan. Sifat materialitas dari nilai Piutang Usaha BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN Umum nya bagi perusahaan piutang usaha merupakan salah satu aktiva yang besar dari aktiva lancar serta bagian terbesar dari total aktiva. Bagi perusahaan pemberian piutang

Lebih terperinci

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS Pengaruh Globalisasi Terhadap Perekonomian ASEAN Globalisasi memberikan tantangan tersendiri atas diletakkannya ekonomi (economy community) sebagai salah satu pilar berdirinya

Lebih terperinci

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015 Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 segera dimulai. Tinggal setahun lagi bagi MEA mempersiapkan hal ini. I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK,

Lebih terperinci

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI PEMBERDAYAAAN KOPERASI & UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT 1) Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Ketua Komisi VI DPR RI 2) A. Muhajir, SH., MH Anggota Komisi VI DPR RI Disampaikan

Lebih terperinci

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013 KESEMPATAN KERJA MENGHADAPI LIBERALISASI PERDAGANGAN Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja Jakarta, 5 Juli 2013 1 MATERI PEMAPARAN Sekilas mengenai Liberalisasi Perdagangan

Lebih terperinci

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara dengan sumberdaya yang begitu melimpah ternyata belum mampu dikelola untuk menghasilkan kemakmuran yang adil dan merata bagi rakyat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal tahun 2016, yang merupakan sebuah integrasi ekonomi yang didasarkan pada kepentingan bersama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kepadatan UMKM Lintas Dunia Sumber: World Bank IFC (2010)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kepadatan UMKM Lintas Dunia Sumber: World Bank IFC (2010) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro, Kecil Menengah atau UMKM merupakan sektor penting sebagai mesin penggerak utama ekonomi global. Hal ini dapat terlihat dari mendominasinya jumlah

Lebih terperinci

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan

Lebih terperinci

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal manusia berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara maka modal manusia merupakan faktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015 Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015 maka ada beberapa kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia, di antaranya: (1)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015 PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015 J.S. George Lantu Direktur Kerjasama Fungsional ASEAN/ Plt. Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN Jakarta, 20 September 2016 KOMUNITAS ASEAN 2025 Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada KTT ASEAN ke-20 yang dihadiri oleh seluruh anggota yaitu: Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam, Laos, Myanmar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), menjelaskan bahwa pengertian UMKM: usaha mikro adalah usaha produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan dewasa ini dituntut agar lebih inovatif dan kreatif dalam bersaing agar mampu memenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan diuraikan mengenai latar belakang, masalah penelitian, persoalan penelitian, tujuan dan manfaat dari penelitian ini. 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan keberadaannya perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari sektor pemerintah maupun non-pemerintah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini

Lebih terperinci

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 OUTLINE 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 3 PELUANG BONUS DEMOGRAFI Bonus Demografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak dalam dunia bisnis saat ini. Perusahaan berada dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. berdampak dalam dunia bisnis saat ini. Perusahaan berada dalam lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan sangat berdampak dalam dunia bisnis saat ini. Perusahaan berada dalam lingkungan bisnis yang sangat berbeda

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG BATAS JUMLAH SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP) DAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU) SERTA PENGAJUAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (SPP-TU)

Lebih terperinci

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi Outline 1 Gambaran Umum Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 2 MEA dalam RKP 2014 3 Strategi Daerah dalam Menghadapi MEA 2015 MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015 Masyarakat

Lebih terperinci

STRATEGI KEMITRAAN UMKM PENGOLAH IKAN DI KABUPATEN REMBANG. Anik Nurhidayati 1), Rikah 2) 1

STRATEGI KEMITRAAN UMKM PENGOLAH IKAN DI KABUPATEN REMBANG. Anik Nurhidayati 1), Rikah 2) 1 STRATEGI KEMITRAAN UMKM PENGOLAH IKAN DI KABUPATEN REMBANG Anik Nurhidayati 1), Rikah 2) 1 Program Studi Manajemen STIE YPPI Rembang email: anh.angjel@gmail.com 2 Program Studi Akuntansi STIE YPPI Rembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA By: DR SUTRISNO IWANTONO Board Member of Indonesian Hotel and Restaurant Association Dialogue

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Ir. R. Basworo Wahyu Utomo NIP

Sekapur Sirih. Ir. R. Basworo Wahyu Utomo NIP Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010 (Population

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. seperti ASEAN Industrial Project (AIP) tahun 1976, the ASEAN Industrial

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. seperti ASEAN Industrial Project (AIP) tahun 1976, the ASEAN Industrial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASEAN telah menghasilkan banyak kesepakatan-kesepakatan baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya. Pada awal berdirinya, kerjasama ASEAN lebih bersifat politik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Arief Rahman Yuditya (2010) hasil jumlah lapangan pekerjaan tidak diimbangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Arief Rahman Yuditya (2010) hasil jumlah lapangan pekerjaan tidak diimbangi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai landasan ini mempunyai sejumlah persamaan dan perbedaan dengan penelitian saat ini. Hasil penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

Bab V Evaluasi V.1 Skenario Evaluasi

Bab V Evaluasi V.1 Skenario Evaluasi 61 Bab V Evaluasi Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai langkah-langkah evaluasi kerangka kerja yang dilakukan dalam penelitian ini. Evaluasi kerangka kerja bertujuan mendapatkan informasi yang luas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flowchart Tahapan Penelitian 1 Sumber Daya Manusia SPSS Ya Tidak Uji Validitas Data Finansial -Payback Periode -NPV -IRR Analisa Kelayakan Ya Layak Tidak Dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Milly Puspasari, 2014 Analisis Deskriptif Usaha Batu Alam Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Milly Puspasari, 2014 Analisis Deskriptif Usaha Batu Alam Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan dan sekaligus peluang untuk mewujudkan negara yang maju dan mandiri. Tantangan paling fundamental adalah upaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang kekuatan struktur usaha Indonesia. Usaha besar yang jumlahnya sedikit namun menguasai

Lebih terperinci

Strategi Bertahan Pelaku Usaha Kecil Tahu Cibuntu

Strategi Bertahan Pelaku Usaha Kecil Tahu Cibuntu Prosiding Ilmu Ekonomi ISSN: 2460-6553 Strategi Bertahan Pelaku Usaha Kecil Tahu Cibuntu Surviving Strategy of Small Business of Tofu Merchants in Cibuntu 1 Haris Ardiansyah, 2 Dr. Ima Amaliah, 3 Noviani

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KONSUMEN DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASIA: TANTANGAN DAN PELUANG. Ganef Judawati - Direktur Pemberdayaan Konsumen Kementerian Perdagangan

PEMBERDAYAAN KONSUMEN DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASIA: TANTANGAN DAN PELUANG. Ganef Judawati - Direktur Pemberdayaan Konsumen Kementerian Perdagangan PEMBERDAYAAN KONSUMEN DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASIA: TANTANGAN DAN PELUANG Ganef Judawati - Direktur Pemberdayaan Konsumen Kementerian Perdagangan ERA GLOBALISASI Konsumen harus mampu membuat pilihan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa Usaha Mikro,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. ASEAN. (2007). ASEAN Economic Community Blueprint. Singapura: National University of Singapore.

DAFTAR PUSTAKA. ASEAN. (2007). ASEAN Economic Community Blueprint. Singapura: National University of Singapore. 5. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian pada analisis Bab IV tentang analisis faktor penentu Foreign Direct Investment otomotif di 5 negara ASEAN, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa research and development,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN CLUSTER EKONOMI DI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI PERSIAPAN PEMBERLAKUAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

PENGEMBANGAN CLUSTER EKONOMI DI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI PERSIAPAN PEMBERLAKUAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PENGEMBANGAN CLUSTER EKONOMI DI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI PERSIAPAN PEMBERLAKUAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 Palangka Raya, 18 Agustus 2015

Lebih terperinci

POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015

POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015 POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015 Dr. Sahat M. Pasaribu Pendahuluan 1. Semua Negara anggota ASEAN semakin menginginkan terwujudnya kelompok masyarakat politik-keamanan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Pada bab ini akan di uraikan tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses analisis dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi saat ini telah sampai pada pembentukan pasar tunggal dan pusat produksi tunggal

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi saat ini telah sampai pada pembentukan pasar tunggal dan pusat produksi tunggal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Munculnya new economy membuat perekonomian global tumbuh dengan cepat, hal tersebut terlihat dari perkembangan teknologi informasi yang lebih maju, penciptaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia sangat besar, terutama karena kontribusinya dalam Produk Domestik Bruto dan tingginya

Lebih terperinci

PENGARUH PROGRAM KEMITRAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN UMKM DI KECAMATAN BANGIL

PENGARUH PROGRAM KEMITRAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN UMKM DI KECAMATAN BANGIL PENGARUH PROGRAM KEMITRAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN UMKM DI KECAMATAN BANGIL Nur Qomariah Informasi Artikel Riwayat Artikel Kata Kunci Kemitraan, Motivasi, Kinerja karyawan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa era globalisasi sekarang ini, setiap perusahaan ditantang untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, atau dengan kata lain setiap perusahaan

Lebih terperinci

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS Garment Factory Automotive Parts 1 Tantangan eksternal : persiapan Negara Lain VIETNAM 2 Pengelolaaan ekspor dan impor Peningkatan pengawasan produk ekspor

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA TERHADAP KOMUNIKASI ORGANISASI PADA UMKM WARUNG KOPI BLANDONGAN YOGYAKARTA

PENGARUH BUDAYA TERHADAP KOMUNIKASI ORGANISASI PADA UMKM WARUNG KOPI BLANDONGAN YOGYAKARTA PENGARUH BUDAYA TERHADAP KOMUNIKASI ORGANISASI PADA UMKM WARUNG KOPI BLANDONGAN YOGYAKARTA Hendry Kurniawan *) *) Program Studi Sistem Informasi, Universitas Pasir Pengaraian *) hkurniawan354@gmail.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nilai PDRB (dalam Triliun) Sumber :Data nilai PDRB Pusdalisbang (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Nilai PDRB (dalam Triliun) Sumber :Data nilai PDRB Pusdalisbang (2012) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Saat ini peran Koperasi dan Usaha Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam pembentukan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat sangat besar, Jawa Bara sendiri memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia sejak terjadinya krisis moneter mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia sejak terjadinya krisis moneter mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Perekonomian di Indonesia sejak terjadinya krisis moneter mengalami kesulitan. Keadaan ini tidak hanya terjadi pada industri besar atau menengah saja, melainkan

Lebih terperinci

REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA. Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272

REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA. Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272 REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272 Apa itu Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) MEA adalah agenda integrasi ekonomi negara-negara ASEAN yang bertujuan untuk meminimalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, perdagangan internasional merupakan inti dari ekonomi global dan mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan Internasional dilakukan

Lebih terperinci

Influence The Amount Of Credit And The Interest Rate On The Income Of Micro Customers In BRI Units Kabila

Influence The Amount Of Credit And The Interest Rate On The Income Of Micro Customers In BRI Units Kabila Influence The Amount Of Credit And The Interest Rate On The Income Of Micro Customers In BRI Units Kabila Delvi Suleman, Amir Halid, Ria Indriani Majoring in Agribusiness, Agricultural, State Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini dunia telah memasuki era industri pada gelombang keempat, yaitu industri ekonomi kreatif (creative economic industry). Industri ini telah mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) 2015 merupakan sebuah agenda integrasi ekonomi negara-negara anggota ASEAN (Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan bagian penting dari pembangunan suatu negara bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN MELALUI INTEGRASI E-COMMERCE DAN MEDIA SOSIAL

KEWIRAUSAHAAN MELALUI INTEGRASI E-COMMERCE DAN MEDIA SOSIAL Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Workshop KEWIRAUSAHAAN MELALUI INTEGRASI E-COMMERCE DAN MEDIA SOSIAL Malang, 28 April 2017 OUTLINE 1 2 3 PROFIL KEWIRAUSAHAAN DI INDONESIA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun 1980. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak yang mengkhawatirkan bagi negara yang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO,

Lebih terperinci

Oleh: Dwi Sudaryati 1), Gerlan Hehanusa 1) UPN Veteran Yogyakarta ABSTRACT

Oleh: Dwi Sudaryati 1), Gerlan Hehanusa 1)   UPN Veteran Yogyakarta ABSTRACT PENGARUH PENERAPAN SELF ASSESMENT SYSTEM DAN KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Oleh: Dwi Sudaryati 1), Gerlan Hehanusa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK KREDIT MIKRO TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Nasabah Koperasi Enkas Mulia)

ANALISIS DAMPAK KREDIT MIKRO TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Nasabah Koperasi Enkas Mulia) DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jme Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman1-7. ANALISIS DAMPAK KREDIT MIKRO TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DI KOTA SEMARANG (Studi

Lebih terperinci

dan strategi perusahaan dalam corporate planning.

dan strategi perusahaan dalam corporate planning. 13 A. Pengertian Analisis SWOT BAB II LANDASAN TEORI SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (tantangan). Analisa SWOT adalah alat yang digunakan

Lebih terperinci

PENTINGNYA SERTIFIKASI BAGI BUMN DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

PENTINGNYA SERTIFIKASI BAGI BUMN DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Disampaikan pada Focus Group Discussion Kementerian BUMN Jakarta, 30 September 2015 PENTINGNYA SERTIFIKASI BAGI BUMN DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Dr. Ir. Sufrin Hannan, M.M. Direktur

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

Masyarakat Ekonomi ASEAN. Persiapan Menghadapi Persaingan Dunia Kerja By : Tambat Seprizal (FE 06)

Masyarakat Ekonomi ASEAN. Persiapan Menghadapi Persaingan Dunia Kerja By : Tambat Seprizal (FE 06) Masyarakat Ekonomi ASEAN Persiapan Menghadapi Persaingan Dunia Kerja By : Tambat Seprizal (FE 06) Tingkat Daya Saing Global Negara-Negara Asean Negara Peringkat 2013 Peringkat 2014 Peringkat 2015 Singapura

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTASI ASING DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTASI ASING DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTASI ASING DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 Putri Maha Dewi, SH, MH. Dosen Fakultas Hukum - Universitas Surakarta Email : princess.mahadewi@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ASEAN Economic Community (AEC) atau yang kita kenal dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ASEAN Economic Community (AEC) atau yang kita kenal dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ASEAN Economic Community (AEC) atau yang kita kenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) kini sudah mulai diberlakukan sejak 31 Desember 2015.

Lebih terperinci

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA RINGKASAN EKSEKUTIF SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 4 INVESTASI UNI EROPA PENDORONG PERDAGANGAN INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA Felicia Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 7, felicia_fc@ymail.com Agung Gita Subakti,

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Terdapat berbagai macam definisi mengenai UMKM. Berdasarkan Undangundang

BAB I. Pendahuluan. Terdapat berbagai macam definisi mengenai UMKM. Berdasarkan Undangundang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan sebuah jenis usaha skala kecil atau bisa juga disebut bentuk ekonomi kreatif yang didesain dengan tujuan untuk membantu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pemerintah Indonesia telah melakukan ratifikasi Piagam ASEAN kedalam. hukum nasional Indonesia dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor

BAB V PENUTUP. pemerintah Indonesia telah melakukan ratifikasi Piagam ASEAN kedalam. hukum nasional Indonesia dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk integrasi regional di kawasan Asia Tenggara, yang dibangun melalui penciptaan pasar tunggal dan basis produksi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aliran masuk remitansi (remittance inflow) global telah mengalami pertumbuhan pesat

BAB I PENDAHULUAN. Aliran masuk remitansi (remittance inflow) global telah mengalami pertumbuhan pesat Total inflow (Miliar Dolar AS) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aliran masuk remitansi (remittance inflow) global telah mengalami pertumbuhan pesat sejak memasuki era 1990-an. Pertumbuhan remitansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak pengetahuan yang dimiliki oleh stakeholder dari sebuah perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. banyak pengetahuan yang dimiliki oleh stakeholder dari sebuah perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pengetahuan adalah aset yang sangat berharga bagi perusahaan. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki oleh stakeholder dari sebuah perusahaan, akan membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property 18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property Rights (IPR) sebagai bahan pembicaraan dalam tataran nasional, regional, dan internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Di era globalisasi ini, industri menjadi penopang dan tolak ukur kesejahteraan suatu negara. Berbagai

Lebih terperinci

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM Usaha Kecil dan Mikro (UKM) merupakan sektor yang penting dan besar kontribusinya dalam mewujudkan sasaran-sasaran pembangunan ekonomi nasional, seperti pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH ENDRA YUAFANEDI ARIFIANTO TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MATERI MUKM PENGANTAR MANAJEMEN UKM PENGERTIAN UKM KONSEP DASAR USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) yang terus meningkat. negeri. Untuk menopang perekonomian suatu negara, UMKM memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) yang terus meningkat. negeri. Untuk menopang perekonomian suatu negara, UMKM memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Jumlah UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) yang terus meningkat setiap tahun merupakan sinyal positif untuk memperkuat perekonomian dalam negeri. Untuk menopang

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Majalengka

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Majalengka Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Majalengka Tjutju Tarliah *1), Dedeh Kurniasih 2) 1) Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan, Jl. Setiabudhi 193, Bandung, 40153, Indonesia 2) Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan dalam bidang ekonomi membawa dampak yang besar terhadap tata kelola suatu bisnis dan strategi bersaing perusahaan. Perubahan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang konstruksi berperan membangun struktur dan infra struktur di suatu negara. Infrastruktur yang memadai

Lebih terperinci

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar yang semakin pesat secara global membuat persaingan usaha antara perusahaan di Indonesia semakin berkembang. Perusahaan perusahaan berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASEAN Ecomonic Community (AEC) atau yang lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015. AEC merupakan realisasi dari tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8 BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand dengan ditandatanganinya deklarasi Bangkok

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Inti dari adanya MEA adalah untuk

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Inti dari adanya MEA adalah untuk 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Indonesia akan memasuki era baru perdagangan bebas Asia Tenggara yang telah disepakati sejak satu dekade lalu atau saat ini dikenal dengan nama Masyarakat Ekonomi ASEAN

Lebih terperinci