BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar yang semakin pesat secara global membuat persaingan usaha antara perusahaan di Indonesia semakin berkembang. Perusahaan perusahaan berusaha untuk meningkatkan daya saingnya untuk menjadi perusahaan yang dapat bertahan menjaga kelangsungan usahanya di pasar. Banyak perusahaanperusahaan yang bersaing dan berkompetisi untuk menciptakan produk yang bernilai jual tinggi, berkualitas baik, sehingga menarik perhatian dan minat para konsumen. Produk yang diciptakan oleh perusahaan juga harus mampu membuat konsumen membutuhkannya atau bahkan bergantung sehingga menciptakan loyalitas dan konsumen berkelanjutan membeli dan mengkonsumsi produk yang dihasilkan perusahan. Pada akhir tahun 2015 Indonesia bersama sama dengan negara - negara di wilayah Asia Tenggara akan membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau dalam bahasa inggrisnya yaitu ASEAN Economy Community (AEC). 9 Negara lainnya selain Indonesia yang tergabung dalam Masyarakat Economic Asean yaitu, Brunei, Malaysia, Filipina, Singapura. Thailand, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.Masyarakat Ekonomi Asean merupakan suatu bentuk integragi ekonomi antara negara negara yang berada di wilayah Asia Tenggara dimana berbasis pada pasar tunggal dan produksi, kawasan ekonomi yang sangat kompetitif, dan wilayah pembangunan ekonomi yang adil. Hal yang menjadi fokus utama dibentuknya MEA pada akhir tahun 2015 yaitu ingin menjadikan negara negara di Asia Tenggara sebagai wilayah kesatuan pasar dan basis produksi yang akan menyebabkan berkurangnya hambatan arus barang, jasa, investasi, dan faktor faktor produksi dari satu negara ke negara lainnya di wilayah Asia Tenggara atau bahkan tidak memiliki hambatan sama sekali, baik hambatan tarif, maupun non tarif. Dengan dibentuknya MEA memungkinkan untuk dapat memperkecil kesenjangan antara negara negara ASEAN dalam hal pertumbuhan perekonomian. MEA bagi Indonesia atau negara 1

2 2 negara ASEAN lainnya dapat memberikan keuntungan, dan juga dapat memberikan tantangan baru bagi masing masing negara. Negara Indonesia sebagai salah satu negara yang tergabung dalam Masyarakat Economic Asean tentunya akan mendapatkan sebuah peluang yang menguntungkan untuk meningkatkan nilai ekspornya. Salah satunya ketika diberlakukannya MEA, maka perusahaan perusahaan di Indonesia berkemungkinan untuk memperoleh sumber daya yang lebih murah dari negara ASEAN lainnya atau dengan kata lain akan meningkatkan nilai impor Indonesia. Dan Indonesia pun akan mendapatkan peluang pasar yang lebih luas bagi produk produknya atau dengan kata lain akan meningkatkan nilai ekspor Indonesia, serta semakin terbukanya peluang untuk kerjasama dengan pelaku bisnis di negara ASEAN lainnya. Dan pada akhirnya dapat meningkatkan GDP Indonesia. Namun dibalik peluang yang menguntungkan itu, Indonesia pun harus bersiap untuk menghadapi tantangan baru ketika terbentuknya Masyarakat Economic Asean. Tantangan utama tersebut yaitu dalam hal persaingan antara produk dalam negeri dengan produk luar negeri. Produk produk dalam negeri tentunya akan menghadapi persaingan yang lebih ketat dengan produk produk yang diimpor dari luar negeri karena tidak dapat dipungkiri ketika terbentuknya Masyarakat Economic Asean tentunya akan menyebabkan lebih banyak produk dari luar negeri yang bermunculan di Indonesia, Persaingan tidak hanya terjadi diantara produk produk di negara negara ASEAN, namun persaingan yang cukup berat yaitu gempuran dari produk China dimana negara China dengan kemampuan teknologinya yang dapat membuat barang dalam jumlah besar dan harga kompetitif sehingga memiliki daya saing khususnya dari segi harga. Hal ini dapat mengancam keberadaan dan keberlangsungan usaha usaha industry dalam negeri apabila produk produk dalam negeri tidak memiliki persiapan dan strategi untuk menghadapi persaingan ini. Persaingan ini bukan berarti menjadi suatu ancaman yang menakutkan bagi perusahaan perusahaan dalam negeri atau bahkan membuat perusahaan perusahaan dalam negeri patah semangat. Menurut Djatmiko Bris Witjaksono, Direktur Kerjasama ASEAN Kemendag pentingnya perubahan cara pandang dalam menyikapi persaingan yang timbul dari AEC bahwa persaingan dari luar tidak lagi dianggap sebagai ancaman, namun sebagai peluang untuk memperbaiki diri dan menjadi lebih baik ( 2013).

3 3 Selama 10 tahun terakhir ini dari tahun 2005 sampai tahun 2014, nilai ekpor Indonesia ke negara negara ASEAN mengalami peningkatan dari US$ sampai US$ yang dapat dilihat dari Gambar 1.1 Indonesia's Exports to Association of South-East Asian Nations (ASEAN). Gambar 1. 1 Indonesia's exports to Association of South-East Asian Nations Sumber : (2015) (ASEAN) Dan nilai impor Indonesia dari negara negara ASEAN selama tahun 2005 sampai tahun 2014 juga mengalami peningkatan secara signifikan dari US$ sampai US$ yang dapat dilihat pada Gambar 1.2 Indonesia's Imports from Association of South East Asian Nations (ASEAN).

4 4 Gambar 1. 2 Indonesia's Imports from Association of South East Asian Nations Sumber : (2015) (ASEAN) Dari kedua grafik ini dapat dilihat bahwa nilai impor Indonesia dari negara negara ASEAN lebih besar dibandingkan dengan nilai ekspornya ke negara negara ASEAN. Seiring berjalannya waktu ketika telah diberlakukannya MEA, maka nilai impor dan ekspor Indonesia dan negara negara anggota ASEAN lainnya akan terpengaruh. Naik / turun nilai ekspor dan impor negara Indonesia tergantung dari persaingan di antara perusahaan perusahaan Indonesia dengan perusahaan dari luar negeri di kawasan ASEAN.

5 5 Tabel 1. 1 Indeks Kompetitif Global 2013/2014 Negara Rangking (dari 148 Rangking (dari 148 Nilai 2013 Negara) Negara) (skala 1-7) Singapura Malaysia Brunei Thailand Indonesia Filipina Vietnam Laos Kamboja Myanmar Timor Leste Sumber : (2015) Menurut Gambar 1.3 Indeks Kompetitif GLOBAL periode tahun , Singapore menduduki peringkat 1 diantara negara negara anggota ASEAN lainnya, sedangkan Indonesia menduduki peringkat ke 5 di antara negara negara anggota ASEAN lainnya, dan peringkat ke 38 di Dunia. Saat diberlakukannya MEA, maka persaingan diantara negara negara khususnya negara anggota ASEAN akan semakin meningkat atau membuat Perusahaan / pelaku bisnis di Indonesia akan menghadapi persaingan yang lebih ketat dibandingkan dengan sebelumnya ketika MEA belum berlaku. MEA secara tidak langsung mengharuskan perusahaan/pelaku bisnis di Indonesia harus siap untuk bersaing dan berkompetisi dengan produk produk dari negara negara anggota MEA lainnya yang nantinya masuk ke Indonesia. Hasil dari persaingan dan kompetisi ini akan menentukan apakah Indonesia secara garis besar menjadi negara pengekspor ataukah negara pengimpor. Menjelang diberlakukannya MEA 2015, Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo), Ambar Tjahyono menyarankan untuk pelaku industri permebelan dan kerajinan mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan salah satu caranya yaitu memperkuat jalinan kerjasama dengan para pengusaha di negara-negara ASEAN, terutama dalam bidang pemasarannya. Meskipun Indonesia mempunyai potensi bahan baku yang melimpah, perjuangan yang tanpa kerjasama akan tetap berat. Oleh karena itu ketika diberlakukannya AEC

6 6 2015, perusahaan berkesempatan untuk meperkokoh jalinan bisnis semua ASEAN. Kerja sama diantara industri furniture Indonesia dengan pengusaha pengusaha dari negara ASEAN diharapkan dapat mampu saling mendukung dan meningkatkan daya saing guna menghadapi gempuran dari produk China. Tujuan lain dari kerja sama ini juga untuk bisa saling mengisi pangsa pasar yang semakin terbuka lebar ( 2013). Pemerintah Indonesia juga tidak hanya tinggal diam pada saat akan menjelang diberlakukannya MEA. Beberapa badan pemerintah telah merencanakan dan bahkan ada yang telah mengambil tindakan dalam persiapan jelang diberlakukannya MEA. Salah satu badan pemerintah yang ikut mengambil bagian yaitu yaitu Komisi Pengawasa Persaingan Usaha. Tindakan yang dilakukan KPPU jelang MEA yaitu bertujuan untuk menciptakan persaingan yang sehat. Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Bidang Yudisial, Mohammad Saleh mengatakan bahwa KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha )telah melakukan berbagai upaya dan advokasi untuk agar pelaku usaha di Indonesia bersaing dengan sehat. Adanya persaingan yang sehat, diharapkan produsen dalam negeri pun terpacu untuk menciptakan produkproduk yang berkualitas, dan berinovasi. Badan pemerintah lainnya yang juga ikut mengambil bagian jelang diberlakukannya MEA yaitu KKP ( Kementerian Kelautan dan Perikanan). Dalam hal ini KKP berencana untuk melakukan sertifikasi produk khususnya dalam produk perikanan Indonesia. Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Saut P. Hutagalung mengatakan bahwa untuk melakukan harmonisasi sertifikasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah meningkatkan koordinasi pembinaan dan pengawasan produk yang beredar di masyarakat. Harmonisasi sertifikasi ini guna untuk meningkatkan kualitas produk dalam negeri yang bertujuan untuk meningkatkan dan memperkuat daya saing ( 2015). Beberapa badan badan pemerintah yang telah berencana atau bahkan telah mengambil tindakan dalam rangka persiapan jelang diberlakukanya MEA. Tindakan tindakan ini tentunya guna mendorong perusahaan perusahaan dalam negeri untuk siap mengikuti persaingan yang semakin meningkat jelang MEA, sehingga dapat mengambil peluang peluang yang menguntungkan dan siap menghadapi tantangan yang akan timbul. Namun apabila pada dasarnya perusahaan tidak mempunyai keunggulan bersaing atau tidak ada keunggulan bersaing yang dapat diciptakan oleh perusahaan tersebut, maka langkah langkah yang dipersiapakan

7 7 dan dilakukan oleh pemerintah menjadi sia sia. Seperti halnya tindakan yang dilakukan oleh KPPU bertujuan untuk dapat menciptakan persaingan yang sehat, namun tidak menjamin bahwa perusahaan perusahaan dalam negeri dapat bersaing dengan produk impor. Menurut Jack Welch dalam Rangkuti, Fredy (2006 : 37), apabila perusahaan tidak memiliki keunggulan bersaing, maka jangan mencoba untuk bersaing. Maka Salah satu kunci keberhasilan suatu perusahaan ialah kemampuannya untuk memiliki dan mempertahankan satu atau beberapa keunggulan bersaing. Perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang mampu turut serta dalam persaingan di pasar. Perusahaan tidak hanya berusaha untuk dapat bertahan tetapi juga berusaha untuk memenangkan persaingan di pasar dengan memiliki keunggulan kompetitif yang menjadi senjata perusahaan tersebut untuk bersaing. Menurut Porter (1980) dalam Siagian, Yolanda (2005: 20), suatu perusahaan memiliki keunggulan bersaing jika perusahaan tersebut mampu melakukan differensiasi, biaya yang rendah, dan respon yang lebih dibandingkan pesaingnya. Kemudian menurut Soeryanto ( 2010 : 362), keunggulan bersaing dapat diperoleh dengan jalan menawarkan kepada pembeli nilai yang lebih tinggi, apakah melalui harga yang lebih rendah atau dengan memberikan manfaat yang lebih besar untuk membenarkan harga yang lebih tinggi,dan perusahaan memiliki bauran pemasaran pesaing. Keunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahaan membantu perusahaan untuk memberikan nilai tambah bagi perusahaan terhadap konsumen. Sehingga terdapat banyak perusahaan yang berusaha menciptakan keunggulan bersaing untuk dapat berkompetisi dengan terus berusaha dan berinovasi dalam menciptakan produk yang mempunyai nilai kompetitif. Menurut Rangkuti (2006: 37), terdapat hubungan positif yang sangat erat antara kinerja suatu bisnis dan keunggulan bersaing yang berarti semakin baik kinerja suatu perusahaan, semakin kuat keunggulan bersaing yang dimilikinya. Sebaliknya, semakin buruk kinerja suatu perusahaan, keunggulan bersaingnya semakin berkurang. Upaya peningkatkan daya saing pada perusahaan diperlukan manajemen yang baik secara internal ataupun eksternal perusanghaan, sehingga kinerja perusahaan mempengaruhi keunggulan bersaing perusahaan. Hubungan antara perusahaan dengan supplier dan customer harus terjalin dan dibina dengan benar sehingga

8 8 menciptakan suatu hubungan yang baik. Hubungan yang baik dan jangka panjang dengan supplier dan customer bertujuan untuk pendistribusian produk dari hulu ke hilir secara tepat waktu dan tepat sampai ke pengguna akhir. Perusahaan seringkali tidak peduli dengan hubungan dengan supplier, karena menganggap supplier yang lebih membutuhkan perusahaan. Pemikiran ini timbul dari posisi supplier sebagai penjual dan perusahaan sebagai pembeli, dimana seringkali pembeli dianggap sebagai raja. Pemikiran seperti ini akan menyebabkan perusahaan tidak memperhatikan hubungan perusahaan dengan supplier. Supplier tentunya tidak merasa ikut bertanggungjawab atau bahkan tidak peduli apabila hubungan antara perusahaan dan supplier tidak terjalin dengan baik. Padahal kenyataannya perusahaan dan supplier memiliki hubungan simbiosis mutualisme. Dan dengan pengambilan keputusan yang tepat dalam memilih supplier maka perusahaan akan terhindar dari kekosongan barang (restock) ataupun barang yang rusak/cacat. Pemasok yang baik akan selalu siap menyediakan bahan baku dalam jumlah yang besar, sehingga proses produksi dari perusahaan manufaktur ataupun jasa dapat berjalan lancar sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen. Bagi Perusahaan yang memproduksi lebih dari satu jenis produk dan memproduksi dalam jumlah yang besar mengharuskan perusahaan tersebut melakukan pendistribusian, dan penyampaian barang dapat berjalan lancer dan tepat waktu. Tujuan perusahaan dapat dicapai apabila perusahaan memiliki kinerja yang terstruktur dan efektif. Hal ini harus diperjuangkan oleh perusahaan karena telah menjadi tuntutan bagi setiap perusahaan. Dilihat dari kondisi pada saat ini, konsumen umumnya akan menuntut kualitas yang baik dan harga yang ekonomis. Sehingga tidak mengherankan perusahaan perusahaan bersaing untuk menciptakan produk produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Konsumen yang semakin cerdas dalam memilih kebutuhannya, dan memiliki persyaratan persyaratan terhadap produk yang dipilihnya menjadi suatu pendorong bagi perusahaan perusahaan untuk memaksimalkan nilai kompetitif pada produknya. Perkembangan pesat teknologi informasi, komunikasi, maupun proses pabrikan mengakibatkan pendeknya siklus hidup produk. Sehingga perusahaan memanfaatkan perkembangan teknologi ini untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, pelayanan yang cepat, mudah, dan terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan bertahan di pasar. Selain produktivitas dan efisiensi yang perlu

9 9 ditingkatkan, perusahaan juga harus memahami dan mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh konsumen. Pujawan dan Mahendrawati (2010) menjelasakan bahwa pentingnya peran semua pihak mulai dari supplier, manufacturer, distributor, retailer, dan customer dalam menciptakan produk yang murah, berkualitas, dan cepat inilah yang kemudian melahirkan konsep baru yaitu Supply Chain Management. Disinilah pengelolaan perlu dilakukan. Terjadi sebuah kesalahan pada distribusi barang dan jasa akan membuat kualitas barang dan jasa menurun. Dan ini berakibat daya saing melemah, Dalam upaya peningkatan pendistribusian dan penyampaian barang maka diperlukan manajemen yang baik.. Penerapan supply chain management dalam penyediaan barang dan jasa juga sangat diperlukan oleh perusahaan untuk berperan dalam kinerja dan daya saing perusahaan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik supply chain management dengan judul penelitian Identifikasi pengaruh Supply Chain Management terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Perusahaan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah 1. Apakah terdapat pengaruh antara Supply Chain Management Terhadap Kinerja Perusahaan? 2. Apakah terdapat pengaruh antara Supply Chain Management Terhadap Keunggulan Bersaing? 3. Apakah terdapat pengaruh antara Keunggulan Bersaing Terhadap Kinerja Perusahaan? 4. Apakah terdapat pengaruh langsung antara Supply Chain Management Terhadap Kinerja Perusahaan? 5. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung antara Supply Chain Management terhadap Kinerja Perusahaan melalui Keunggulan Bersaing?

10 Fokus Penelitian Fokus penelitian yang akan dibahas oleh penulis yaitu 1. Penulis membahas mengenai pengaruh supply chain management terhadap keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan. 2. Unit analisis pada penelitian ini adalah perusahaan di Indonesia yang menerapkan supply chain management. 3. Anggota Asosiasi Indonesia yang memiliki profesi sebagai pekerja di Perusahan yang menerapkan supply chain management. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang penulis lakukan yaitu : 1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara Supply Chain Management terhadap Kinerja Perusahaan. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara Supply Chain Management terhadap Keunggulan Bersaing. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja Perusahaan. 4. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh langsung antara Supply Chain Management terhadap Kinerja Perusahaan Melalui Keunggulan Bersaing 5. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh tidak langsung antara Supply Chain Management terhadap Kinerja Perusahaan Melalui Keunggulan Bersaing. 1.5 Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian yang penulis lakukan adalah : 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan untuk dapat mengetahui seberapa berpengaruh supply chain management terhadap kinerja dan keunggulan kompetitif perusahaan. 2. Bagi Penulis, Diharapkan dapat memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir di semester 7 tahun Bagi Pembaca, Diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca, dan dapat menjadi referensi dan acuan untuk penelitian selanjutnya bagi yang ingin lebih

11 mengetahui lebih banyak mengenai peforma supply chain management pada perusahaan State Of Art (Tinjauan Pustaka) Tabel 1. 2 State of Art (Tinjauan Pustaka) No Nama Jurnal Metode Keterangan 1. Diana Bratić (2011) Achieving a Competitive Advantage by SCM International Journal of Business Management Kualitatif Deskriptif Jurnal ini membahas mengenai peranan supply chain management pada perusahaan grafis Kroasia. Dua dimensi utama dalam penelitian ini adalah praktek SCM dan keunggulan bersaing. Praktek SCM terdiri dari strategic supplier, partnership, customer relationship, level of information sharing, dan quality of information sharing, postponement. Sedangkan keunggulan bersaing terdiri dari price dan cost, quality, delivery dependability, product innovation, dan time to market. Sumber : Penulis (2015)

12 12 Tabel 1. 2 State of Art (Tinjauan Pustaka) (Lanjutan) No Nama Jurnal Metode Hasil 2. P. Madhu Sudana Kualititatif Isi dari jurnal ini membahas Rao (2014) Supply Chain Management for Sustainable Competitive Advantage (SCA) International Journal of Business Management & Social Sciences Research Deskriptif mengenai pengaruh manajemen rantai pasokan didalam sebuah perusahaan terhadap keunggulan bersaing perusahaan tersebut. Sistem manajemen rantai pasokan yang dikelola dan dirancang oleh suatu perusahaan dapat memaksimalkan perolehan manfaat di pasar. Jurnal ini menyimpulkan pentingnya perencanaan rantai pasokan yang secara efektif oleh perusahaan untuk mencegah timbulnya masalah pada salah satu bagian rantai pasokan yang dapat mengganggu seluruh aliran manajemen rantai pasokan. Sumber : Penulis (2015)

13 13 Tabel 1. 2 State of Art (Tinjauan Pustaka) (Lanjutan) No Nama Jurnal Metode Hasil 3. Ebrahim Karimi Kuantitatif Isi dari jurnal ini membahas dan Mahmoud Rafiee (2014) Analyzing the Impact of Supply Chain Management Practices on Organizational Peformance through Competitive Priorities (Case Study : Iran Pumps SEM mengenai dampak dari praktek supply chain management pada kinerja perusahaan melalui keunggulan bersaing. Metode analisis dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM). Penelitian ini membuktikan bahwa praktek supply chain management mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan melalui keunggulan bersaing. Company) International Journal of Academic Research in Accounting, Finance, and Management Sciences Sumber : Penulis (2015)

14 14 Tabel 1. 2 State of Art (Tinjauan Pustaka) (Lanjutan) No Jurnal Metode Hasil 4. Regina Suharto Kuantitatif Isi jurnal ini menjelaskan dan Devie (2013) SEM PLS Analisa Pengaruh Supply Chain Management terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Perusahaan Journal of Business Accounting tentang pengaruh antara supply chain management terhadap keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan. Penelitian ini berhasil membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara supply chain management terhadap keunggulan bersaing, supply chain management terhadap kinerja perusahaan, dan keunggulan bersaing terhadap kinerja perusahaan. Sumber : Penulis (2015)

15 15 Tabel 1. 2 State of Art (Tinjauan Pustaka) (Lanjutan) No Nama Jurnal Metode Hasil 5. Lisda Rahmasari Kuantitatif Pengaruh Supply AMOS 5 Chain Management Terhadap Kinerja perusahaan dan Keunggulan Bersaing Journal of Business Management Isi jurnal ini membahas mengenai pengaruh manajemen rantai pasokan dan dampaknya terhadap peningkatan kinerja dan keunggulan kompetitif perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel yang diambil dari 105 perusahaan dari industri kreatif di Jawa Tengah. Hasil analisis pada jurnal ini menunjukkan bahwa manajemen rantai pasokan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja dan keunggulan bersaing perusahaan. Sumber : Penulis (2015)

16 16

17

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah kompetitior asing dan dalam negeri, organisasi diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah kompetitior asing dan dalam negeri, organisasi diharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi persaingan saat ini dapat dikatakan bahwa pada jaman sekarang perubahan sangat cepat terjadi, dimulai dari kemajuan teknologi, sistem perdagangan globalisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal tahun 2016, yang merupakan sebuah integrasi ekonomi yang didasarkan pada kepentingan bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari gelombang globalisasi menuntut para pelaku usaha atau perusahaan untuk lebih responsif dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada KTT ASEAN ke-20 yang dihadiri oleh seluruh anggota yaitu: Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam, Laos, Myanmar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kondisi perekonomian global sekarang ini, yang ditunjukkan dengan hilangnya batas-batas negara dan segi investasi, individu, dan informasi pada umumnya, serta

Lebih terperinci

Daya Saing Industri Indonesia di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan

Daya Saing Industri Indonesia di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan Daya Saing Industri Indonesia di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan www.packindo.org oleh: Ariana Susanti ariana@packindo.org ABAD 21 Dunia mengalami Perubahan Kemacetan terjadi di kota-kota besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Seperti yang terdapat pada Gambar 1.1, dari 110.804.042

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis dan industri saat sekarang ini semakin ketat dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat serta sangat cerdas dalam memilih produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia terletak di benua Asia, tepatnya di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara yang terletak di kawasan ini memiliki sebuah perhimpunan yang disebut dengan ASEAN (Assosiation

Lebih terperinci

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara dengan sumberdaya yang begitu melimpah ternyata belum mampu dikelola untuk menghasilkan kemakmuran yang adil dan merata bagi rakyat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, pemberlakuan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, pemberlakuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini peranan manajemen sangatlah penting dalam menghadapi persaingan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, pemberlakuan perdagangan bebas di kawasan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra

1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru dalam dunia bisnis global, persaingan di dunia industri semakin meningkat. Pelanggan mulai bisa membedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal manusia berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara maka modal manusia merupakan faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiga tahapan utama dalam manajemen operasi adalah pengaturan input, proses dan output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa.

Lebih terperinci

1. Yulianty Widjaja (Direktur DAVINCI); dan 2. Para Hadirin Sekalian Yang Berbahagia.

1. Yulianty Widjaja (Direktur DAVINCI); dan 2. Para Hadirin Sekalian Yang Berbahagia. Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA PEMBUKAAN PAMERAN 22 TAHUN DAVINCI DI INDONESIA JAKARTA, 14 OKTOBER 2015 Yang Saya Hormati: 1. Yulianty Widjaja (Direktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Strategi a. Konsep Strategi Strategi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Strategi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi bagi seluruh bangsa di dunia adalah fakta sejarah yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan ASEAN. Globalisasi

Lebih terperinci

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pasar yang semakin mengglobal, persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di kawasan timur: China, Vietnam, dan India (Besterfield, 2003:2).

BAB 1 PENDAHULUAN. di kawasan timur: China, Vietnam, dan India (Besterfield, 2003:2). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, manusia tidak pernah terlepas dari kegiatan dunia usaha atau bisnis. Hal itu dikarenakan, semua kegiatan usaha yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 101 Materi Minggu 12 Kerjasama Ekonomi Internasional Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan bisnis yang kompetitif dan turbulen mengakibatkan persaingan bisnis yang begitu ketat. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan

Lebih terperinci

POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015

POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015 POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015 Dr. Sahat M. Pasaribu Pendahuluan 1. Semua Negara anggota ASEAN semakin menginginkan terwujudnya kelompok masyarakat politik-keamanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik itu persaingan nasional, regional, maupun internasional. Tahun 2014, indeks

BAB I PENDAHULUAN. baik itu persaingan nasional, regional, maupun internasional. Tahun 2014, indeks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menimbulkan adanya persaingan yang ketat diantara semua negara. Hal ini mendorong setiap perusahaan yang ada untuk mempersiapkan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini terjadi perubahan paradigma mengenai kualitas. Suatu produk yang berkualitas tidak hanya merupakan produk dengan kinerja yang baik tetapi juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan bisnis di Indonesia dewasa ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan bisnis di Indonesia dewasa ini mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi dan bisnis di Indonesia dewasa ini mengalami peningkatan yang sangat pesat. Sehubungan dengan perdagangan dan industri negara Asia Tenggara yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Strategi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis

BAB V PENUTUP. Strategi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Strategi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis meliputi perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang konstruksi berperan membangun struktur dan infra struktur di suatu negara. Infrastruktur yang memadai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu pendorong peningkatan perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional, melalui kegiatan ekspor impor memberikan keuntungan

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN INTERNATIONAL FURNITURE & CRAFT FAIR INDONESIA (IFFINA

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN INTERNATIONAL FURNITURE & CRAFT FAIR INDONESIA (IFFINA SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN INTERNATIONAL FURNITURE & CRAFT FAIR INDONESIA (IFFINA 2016) Jakarta, 10 Maret 2016 Yang terhormat Sdr. Menteri Perdagangan; Sdr. Menteri Lingkungan

Lebih terperinci

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS Garment Factory Automotive Parts 1 Tantangan eksternal : persiapan Negara Lain VIETNAM 2 Pengelolaaan ekspor dan impor Peningkatan pengawasan produk ekspor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri produk kertas yang juga termasuk dalam industri stasioneri adalah salah satu industri manufaktur yang mengolah kertas menjadi barang dari kertas seperti buku,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi saat ini telah sampai pada pembentukan pasar tunggal dan pusat produksi tunggal

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi saat ini telah sampai pada pembentukan pasar tunggal dan pusat produksi tunggal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Munculnya new economy membuat perekonomian global tumbuh dengan cepat, hal tersebut terlihat dari perkembangan teknologi informasi yang lebih maju, penciptaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mengatasi krisis ekonomi, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia telah membuat Ketetapan MPR Nomor

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mengatasi krisis ekonomi, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia telah membuat Ketetapan MPR Nomor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mengatasi krisis ekonomi, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia telah membuat Ketetapan MPR Nomor XVI Tahun 1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bersama dengan berkembangnya dunia bisnis, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang berkualitas yang mengakibatkan timbulnya persaingan antar perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu negara dalam membangun perekonomian negaranya adalah laju pertumbuhan ekonomi. Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Memasuki industri pasar global menjadikan peluang pasar selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Memasuki industri pasar global menjadikan peluang pasar selalu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Memasuki industri pasar global menjadikan peluang pasar selalu terbuka bagi semua pelaku usaha, tak terkecuali di pasar ekspor. Setiap pelaku usaha harus dapat kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Setiap negara pasti memiliki hubungan interaksi dengan negara lain yang diwujudkan dengan kerja sama di suatu bidang tertentu. Salah satu diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan diuraikan mengenai latar belakang, masalah penelitian, persoalan penelitian, tujuan dan manfaat dari penelitian ini. 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang semakin pesat di Indonesia membuat persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini menunjukan perubahan

Lebih terperinci

MRP Pertemuan 6 BAB 6 IMPLIKASI STRATEGI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

MRP Pertemuan 6 BAB 6 IMPLIKASI STRATEGI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN BAB 6 IMPLIKASI STRATEGI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Implikasi Secara Umum 1. Pengembangan manajemen logistik Manajemen Rantai Pasokan pada hakikatnya pengembangan lebih lanjut dari manajemen logistik, yaitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #8

Pembahasan Materi #8 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Implikasi Secara Umum Implikasi Terhadap Manajemen Mutu Implikasi Terhadap Arus Barang Implikasi Terhadap Organisasi Implikasi Biaya & Nilai Tambah Implikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun 1980. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak yang mengkhawatirkan bagi negara yang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan industri ini kurang

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Dayasaing Dayasaing merupakan kemampuan usaha suatu industri untuk menghadapi berbagai lingkungan kompetitif. Dayasaing dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur perekonomian internasional yang lebih bebas dengan jalan menghapuskan semua hambatanhambatan

Lebih terperinci

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS Pengaruh Globalisasi Terhadap Perekonomian ASEAN Globalisasi memberikan tantangan tersendiri atas diletakkannya ekonomi (economy community) sebagai salah satu pilar berdirinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Internet telah mengalami perkembangan yang luar biasa di berbagai penjuru

BAB 1 PENDAHULUAN. Internet telah mengalami perkembangan yang luar biasa di berbagai penjuru BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet telah mengalami perkembangan yang luar biasa di berbagai penjuru dunia. Pengguna internet telah berlipat ganda dari hari ke hari seperti lompatan kuantum dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis sekarang ini terus bersaing untuk menciptakan berbagai kebutuhan customer yang semakin tinggi, dan semakin cerdas dalam memilih kebutuhannya. Mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan fungsi dan peran supply chain management (SCM) pada. sebuah perusahaan agar menjadi lebih efisien dan produktif?

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan fungsi dan peran supply chain management (SCM) pada. sebuah perusahaan agar menjadi lebih efisien dan produktif? BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ide penelitian ini berawal dari pertanyaan Bagaimana cara meningkatkan fungsi dan peran supply chain management (SCM) pada sebuah perusahaan agar menjadi lebih efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memang ada di mana saja, sejak kita di bangku sekolah, kita bersaing untuk

BAB I PENDAHULUAN. memang ada di mana saja, sejak kita di bangku sekolah, kita bersaing untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin ketat merupakan alasan utama dunia usaha untuk terus mengembangkan diri. Definisi persaingan adalah usaha memperlihatkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu lebih baik, dan lebih cepat untuk memperolehnya (cheaper, better and

BAB I PENDAHULUAN. mutu lebih baik, dan lebih cepat untuk memperolehnya (cheaper, better and BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, distribusi dan logistik telah memainkan peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan perdagangan dunia. Terlebih lagi persaingan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya buah tropis yang melimpah yang bisa diandalkan sebagai kekuatan daya saing nasional secara global dan sangat menjanjikan. Buah tropis adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Economic Community (AEC) mulai berlaku. Daya saing domestik negara

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Economic Community (AEC) mulai berlaku. Daya saing domestik negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada 2015 mendatang, kesepakatan Masyakarat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC) mulai berlaku. Daya saing domestik negara Asia Tenggara harus

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian 1 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, perekonomian internasional merupakan salah satu pilar utama dalam proses pembangunan dunia yang lebih maju. Organisasi-organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH E-BUSSINESS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : Nama : Yan Ardiansyah NIM : 08.11.2024 Kelas : S1TI-6C JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Menurut Xiaoyan dan Junwen (2007), serta Smith (2010), teknologi terkait erat dengan

Lebih terperinci

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA By: DR SUTRISNO IWANTONO Board Member of Indonesian Hotel and Restaurant Association Dialogue

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada

BAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Para pemimpin ASEAN setuju untuk mempercepat integrasi perekonomian dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada ASEAN Summitbulan Januari 2007

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Supply Chain Management di Industri Tas Tanggulangin, Sidoarjo

Analisis Penerapan Supply Chain Management di Industri Tas Tanggulangin, Sidoarjo Analisis Penerapan Supply Chain Management di Industri Tas Tanggulangin, Sidoarjo Trisna Yulia Junita Program Studi Teknik Industri Universitas Pelita Harapan Surabaya Surabaya, Indonesia trisna.y@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan teknologi yang semakin pesat membuat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan teknologi yang semakin pesat membuat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan ekonomi dan teknologi yang semakin pesat membuat persaingan antara perusahaan termasuk perusahaan jasa semakin ketat. Hal ini mengakibatkan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN MEMBANGUN GENERASI PEMBELAJAR UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) NURUL CHALIM STKIP PGRI Jombang nurulchalim.ppkn2013@gmail.com ABSTRAK Tokoh pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implementasi ASEAN Economic Community 2015 yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implementasi ASEAN Economic Community 2015 yang merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi ASEAN Economic Community 2015 yang merupakan bentuk integrasi ekonomi regional ASEAN dalam artian sistem perdagaangan bebas antar negara dalam satu lingkup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia sejak terjadinya krisis moneter mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia sejak terjadinya krisis moneter mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Perekonomian di Indonesia sejak terjadinya krisis moneter mengalami kesulitan. Keadaan ini tidak hanya terjadi pada industri besar atau menengah saja, melainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan dewasa ini dituntut agar lebih inovatif dan kreatif dalam bersaing agar mampu memenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN)

BAB I PENDAHULUAN. Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN) merupakan kekuatan ekonomi ketiga terbesar setelah Jepang dan Tiongkok, di mana terdiri dari 10 Negara

Lebih terperinci

Hakikat Rantai Pasokan

Hakikat Rantai Pasokan 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Hakikat Rantai Pasokan 2 Jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstreams) dan ke hilir (downstreams), dalam proses dan kegiatan yang berbeda yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, perdagangan internasional merupakan inti dari ekonomi global dan mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan Internasional dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri harus mampu bersaing dengan perusahaan asing yang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri harus mampu bersaing dengan perusahaan asing yang memasuki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Berkembangnya perdagangan global dan liberal, menuntut perusahaan dalam negeri harus mampu bersaing dengan perusahaan asing yang memasuki wilayah pemasarannya.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 4.1 Gambaran Umum Kesenjangan Tabungan dan Investasi Domestik Negara ASEAN 5+3 Hubungan antara tabungan dan investasi domestik merupakan indikator penting serta memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan masyarakat tidak terlepas dari pranata-pranata hukum

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan masyarakat tidak terlepas dari pranata-pranata hukum 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Peranan penerapan suatu sistem hukum dalam pembangunan demi terciptanya pembentukan dan pembaharuan hukum yang responsif atas kebutuhan-kebutuhan masyarakat tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada akhir tahun 2015 ini, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, akan memasuki era baru penerapan perdagangan bebas kawasan Asia Tenggara, yaitu ASEAN Free Trade

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014 Bismillahirrohmanirrahim Yth. Ketua Umum INAplas Yth. Para pembicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Potensi UMKM Kota Bandung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di kota Bandung yang semakin berkembang ternyata membuat jumlah unit usaha tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian survey. Penelitian survey. 3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian survey. Penelitian survey. 3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong dalam penelitian survey. Penelitian survey menurut Sugiyono, (2010) adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. seperti ASEAN Industrial Project (AIP) tahun 1976, the ASEAN Industrial

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. seperti ASEAN Industrial Project (AIP) tahun 1976, the ASEAN Industrial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASEAN telah menghasilkan banyak kesepakatan-kesepakatan baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya. Pada awal berdirinya, kerjasama ASEAN lebih bersifat politik

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis di industri farmasi masih terus berkembang dan menggiurkan bagi para pelaku bisnis farmasi. Hal ini dipicu oleh peningkatan pertumbuhan pengeluaran pada obat-obatan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #1

Pembahasan Materi #1 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Istilah Definisi SCM Ruang Lingkup SCM Model Umum SCM Dasar Pemikiran SCM Tingkat Kepentingan SCM Teknik Penerapan SCM Efektifitas SCM Keuntungan SCM 6623

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DENGAN SUPPLY CHAIN RESPONSIVENESS DAN COMPETITIVE ADVANTAGE

HUBUNGAN ANTARA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DENGAN SUPPLY CHAIN RESPONSIVENESS DAN COMPETITIVE ADVANTAGE HUBUNGAN ANTARA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DENGAN SUPPLY CHAIN RESPONSIVENESS DAN COMPETITIVE ADVANTAGE Gita Prawesti 1), Humiras Hardi Purba 2), Katri Iskandar 3), Taufik Agung Laksono 4) 1 Magister Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini interaksi antar negara merupakan hal yang tidak bisa dihindari dan hampir dilakukan oleh setiap negara di dunia, interaksi tersebut biasanya tercermin dari

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Supply Chain Management pada hakekatnya adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr.Wb., Salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamu alaikum Wr.Wb., Salam sejahtera bagi kita semua, SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA KUNJUNGAN LAPANGAN PEMBANGUNAN PABRIK PELUMAS SHELL DAN FASILITAS JETTY DI KAWASAN INDUSTRI & PERGUDANGAN MARUNDA CENTER, BEKASI SELASA, 13 JANUARI 2015 Yang

Lebih terperinci

Perbandingan Daya Saing Indonesia Diantara Negara-Negara ASEAN 1

Perbandingan Daya Saing Indonesia Diantara Negara-Negara ASEAN 1 Perbandingan Daya Saing Indonesia Diantara Negara-Negara ASEAN 1 Akhmad Farhan Mahasiswa Program Doctor of Business Administration Graduate School of Business, Universiti Kebangsaan Malaysia Abstrak Artikel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. strategi rantai pasok tersebut umumnya terjadi trade off antara kecepatan

I. PENDAHULUAN. strategi rantai pasok tersebut umumnya terjadi trade off antara kecepatan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah sebuah pendekatan yang digunakan secara efisien dalam mengintegrasikan pemasok, pabrik, gudang, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic

BAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan ilmu sosial di perguruan tinggi yang masih banyak diminati hingga saat ini. Sejalan dengan kemajuan dunia teknologi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini, globalisasi ekonomi merupakan hal yang harus dihadapi oleh suatu negara apabila negara tersebut ingin memiliki keunggulan bersaing. Globalisasi ekonomi sudah dimulai

Lebih terperinci

ASEAN YANG BERDAYA SAING, INOVATIF, DAN DINAMIS. DR. Mhd. Saeri, M.Hum. (PSA Universitas Riau) Abstrak

ASEAN YANG BERDAYA SAING, INOVATIF, DAN DINAMIS. DR. Mhd. Saeri, M.Hum. (PSA Universitas Riau) Abstrak ASEAN YANG BERDAYA SAING, INOVATIF, DAN DINAMIS DR. Mhd. Saeri, M.Hum (PSA Universitas Riau) Abstrak ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah wadah bagi negara-negara Asia Tenggara untuk memperjuangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jarak geografis dan budaya telah menyempit sehingga memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. Jarak geografis dan budaya telah menyempit sehingga memudahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua dasawarsa terakhir. Jarak geografis dan budaya telah menyempit sehingga memudahkan konsumen mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi di dalam memasok total kebutuhan konsumsi protein di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi di dalam memasok total kebutuhan konsumsi protein di Indonesia, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan dan dua pertiga wilayahnya merupakan lautan, karenanya potensi ikan di Indonesia sangat berlimpah. Sumber daya perikanan

Lebih terperinci