BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis deskriptif data penelitian dan pembahasan, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa penerapan model

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis deskriptif data penelitian dan pembahasan, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa penerapan model"

Transkripsi

1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis deskriptif data penelitian dan pembahasan, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi pokok Kalor siswa kelas VII E SMPK St. Theresia Kupang tahun ajaran 2012/2013 adalah baik. Secara terperinci dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kemampuan guru dalam mengelola pelaksanaan pembelajaran fisika materi pokok Kalor pada siswa kelas VII E SMPK St. Theresia Kupang melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang mencakup: perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran adalah termasuk dalam kategori baik dengan skor rata-rata secara berturut-turut adalah: 4,00; 3,93; dan 4, Indikator hasil belajar yang disiapkan dalam kegiatan pembelajaran yang menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah materi pokok Kalor pada siswa kelas VII E SMPK St. Theresia Kupang, semuanya tuntas dengan proporsi ketuntasan rata-rata untuk indikator hasil belajar produk 0,92, indikator hasil belajar proses 0,92.

2 3. Hasil belajar Fisika siswa kelas VII E SMPK St. Theresia Kupang pada materi pokok Kalor yang menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah tuntas. Proporsi rata-rata untuk hasil belajar produk 0,91, hasil belajar proses adalah 0,90, hasil belajar psikomotor 1,00, dan hasil belajar afektif 0, Respon siswa kelas VII E SMPK St. Theresia Kupang terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok Kalor dengan persentase rata-rata 90% dalam kategori sangat baik. B. Saran Guna terwujudnya suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, maka beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah harus memilih karakter materi yang tepat dan sesuai dengan karakter siswa dan ketersediaan sarana prasarana belajar, agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan memberikan hasil yang baik pada materi yang diajarkan. 2. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah harus memperhatikan alokasi waktu untuk kegiatan inti agar proses pemecahan masalah dan penyajian hasil karya kelompok dapat berjalan maksimal dan dipahami semua siswa.

3 3. Menerapkan suatu model atau strategi pembelajaran, guru harus memperhatikan pengelolaan waktu dalam kegiatan pembelajaran agar siswa memberikan respon yang baik dalam mengikuti pembelajaran sehingga semua aktivitas siswa benar-benar dikembangkan dan berjalan dengan baik.

4 DAFTAR PUSTAKA Arahin, Zaipudin. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya offset, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya offset, Arikunto, Suharsimi. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan Jilid Kedua. Jakarta: Bumi Aksara, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Aneka Cipta, BSNP. Kumpulan Materi Pengembangan KTSP Seri Pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Jakarta, Budiningsih, Asri. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogya karta, Darmadi, Hamid. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta, Da Silva, Albertha. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Materi Pokok Tekanan pada Siswa Kelas VIII B Semester Ganjil SMP Angkasa Penfui Kupang Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Kupang: UNWIRA, Ishaq, Mohamad. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007 Jihad, Asep & Haris, Abdul. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo, Kanginan, Marten. IPA Fisika Untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga, 2007.

5 Kenda, Maria. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Materi Pokok Pemuaian pada Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMPK St. Theresia Kupang Tahun Ajaran 2012/2013. Proposal Penelitian. Kupang: UNWIRA, Nana, Ibrahim. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, Nasution. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, Purnomo, Cahyo. Tips dan Cara Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Yogyakarta: Shira Media, Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, Sanjaya,Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media Grup, Strategi Pembelajaran Berorientasi pada Standar Proses. Jakarta: Prenada Media Grup, Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantiataf, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta, Teguh, Sugiyarto. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Grup, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara, Wahidmurni, dkk. Evaluasi Pembelajaran kompetensi dan praktik. Yogyakarta: Nuha Litera, Widagdo, Mangunwiyoto. Pokok-Pokok Fisika SMP untuk Kelas VII. Jakarta: Penerbit Erlangga

6

7 Lampiran 01 I. Standar Kompetensi BAHAN AJAR SISWA Memahami Wujud Zat dan Perubahannya II. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Peran Kalor dalam Mengubah Wujud Zat dan Suhu Suatu Benda serta Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari. III. Indikator 1. Menjelaskan pengertian kalor melalui percobaan sederhana. 2. Menjelaskan peran kalor dalam mengubah suhu benda dan wujud suatu zat. 3. Menyelidiki faktor-faktor yang dapat mempercepat penguapan. 4. Menyelidiki kalor yang diperlukan saat mendidih dan melebur. 5. Menerapkan hubungan =.., =., dan =., dalam memecahkan masalah sederhana. 6. Menerapkan azas Black untuk menyelesaikan masalah sehubungan dengan kalor. 7. Menyelidiki pengaruh tekanan terhadap titik didih air. 8. Menyelidiki perpindahan kalor secara konveksi (untuk zat cair dan zat gas), konduksi (untuk zat padat), dan radiasi. 9. Mengidentifikasi zat yang termasuk konduktor dan isolator kalor 10. Mengaplikasikan konsep perpindahan kalor untuk menyelesaikan masalah fisika sehari-hari

8 IV. Tujuan 1. Untuk menjelaskan pengertian kalor melalui percobaan sederhana 2. Untuk mengetahui peran kalor dalam mengubah suhu benda. 3. Untuk mengetahui peran kalor dalam mengubah wujud suatu zat. 4. Untuk mengetahui peran kalor dalam mengubah wujud suatu zat. 5. Untuk dapat menyelidiki faktor-faktor yang dapat mempercepat penguapan. 6. Melakukan percobaan untuk menyelidiki pengaruh kalor saat mendidih dan melebur 7. Menyelesaikan soal-soal dengan menggunakan rumus =.., =., dan =. 8. Memecahkan masalah sederhana dengan menggunakan Asaz Black 9. Mengamati peristiwa konduksi pada zat padat. 10. Mengamati peristiwa konveksi pada zat cair. 11. Mengamati peristiwa konveksi pada zat gas. 12. Untuk mengetahui cara penurunan dan kenaikan tekanan pada titik didih air. 13. Untuk mengetahui benda konduktor dan isolator kalor 14. Untuk mengetahui aplikasi perpindahan kalor dalam kehidupan seharihari

9 a. Kalor 1. Pengertian Kalor Kalor merupakan bentuk energi yang secara alamiah berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah ketika kedua benda disentuh atau dicampur. Air Panas Es Batu Air Hangat Gambar a.1 Energi Kalor yang Berpindah dari air panas ke es batu Jika suatu zat menyerap kalor, maka suhu akan naik dan; Jika suatu zat melepas kalor, maka suhu akan turun Berdasarkan cara perpindahan kalor, kalor tidak hanya berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah, akan tetapi kalor juga dapat berpindah dari benda yang suhunya rendah ke benda yang suhunya tinggi dengan menggunakan bantuan sebuah mesin. Sebagai contoh, mesin kulkas dapat memindahkan kalor dari ruang pembeku kulkas yang suhunya rendah menuju ke lingkungan sekitar diluar kulkas yang suhunya lebih tinggi; mesin penyejuk ruangan (AC) bisa memindahkan kalor dari dalam ruang ber-ac yang suhunya rendah kelingkungan sekitar (ruang yang suhunya lebih tinggi)

10 2. Pengaruh Kalor terhadap Suatu Zat 1) Pengaruh Kalor terhadap perubahan wujud Zat Jika kalor diberikan pada suatu zat misalnya pada sejumlah es batu, suhu es batu akan terus meningkat mencapai titik leburnya, kira-kira 0 0 C pada tekanan normal 1 atm. Gambar a.2: Es Mencair Ketika es melebur menjadi air, suhunya tetap 0 0 C sampai semuah es telah berubah menjadi air. Jika kalor terus diberikan, suhu air akan terus meningkat sampai air mencapai titik didihnya, kira-kira C pada tekanan normal 1 atm. Ketika air mendidih menjadi uap air suhunya tetap C. Dari pernyataan di atas dapat dinyatakan bahwa kalor dapat menyebabkan dua peristiwa: 1. Kalor dapat menyebabkan perubahan suhu suatu zat 2. Kalor dapat menyebabkan perubahan wujud suatu zat 2) Persamaan kalor karena perubahan suhu Kita ketahui bahwa kalor secara alamiah berpindah dari benda bersuhu panas ke benda bersuhu dingin. Kamu mungkin berpikir bahwa kalor adalah suatu zat alir, yang mengalir dari api, melalui udara untuk sampai ke dirimu. Konsep seperti inilah yang dipercaya oleh ilmuwan abad ke-18 bahwa kalor adalah sesuatu yang tidak dapat dilihat dan tak memiliki massa, yang dapat

11 mengalir dari benda panas ke benda dingin. Mereka meneyebut zat alir ini sebagai kalorik. Teori kalorik diperkenalkan pertama kali oleh Antoine Laurent Lavoiser ( ). Berdasarkan teori inilah satuan kalor diberi nama kalori. Satuan kalor yang lain adalah joule. 1 kalori = 4,2 joule. Gambar a.3: Api dari Kompor akan Menaikkan Suhu Air dalam Wajan a) Hubungan kalor dengan massa zat Coba kamu perhatikan, bahwa mendidihkan air sepanci penuh membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan jika mendidihkan air setengah panci pada suhu yang sama. Lamanya waktu yang dibutuhkan menunjukkan bahwa kalor yang dibutuhkan untuk mendidihkan air sepanci penuh lebih banyak dibandingkan dengan kalor yang diperlukan untuk mendidihkan air yang hanya setengah bagiannya. Ini berarti kalor (Q) sebanding dengan massa zat (m). b) Hubungan kalor dengan kenaikan suhu Pernahkah kalian memperhatikan apa yang dilakukan ibu kalian di dapur ketika menginginkan air panas? Tentunya akan memanaskan air tersebut menggunakan kompor. Ibu akan memanaskan air menggunakan sumber energi yang menghasilkan energi kalor

12 Gambar a.4 Kalor yang berasal dari kompor akan menaikan suhu air dalam panci Semakin banyak kalor (semakin lama proses pemanasan) yang diberikan semakin tinggi kenaikan suhu air. Sebaliknya pengurangan energi kalor maka suhu benda akan turun. Jadi, kalor (Q) berbanding lurus dengan suhu (t) atau Q~t c) Hubungan kalor dengan jenis zat Pada jenis zat yang berbeda, banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu yang sama membutuhkan kalor yang berbeda. Artinya kalor yang diberikan pada sebuah zat sebanding dengan jenis zatnya (tergantung jenis zatnya). Karena setiap zat yang massanya sama dan diberi kalor sama akan menunjukkan kenaikan suhu yang berbeda maka setiap zat mempunyai kalor jenis yang berbeda. Dapat dikatakan bahwa banyaknya kalor yang diberikan pada suatu zat sebanding dengan kalor jenisnya. ~ d) Menghitung kalor karena perubahan suhu. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu suatu zat sangat bergantung pada tiga faktor, yaitu: massa zat, kalor jenis zat, dan kenaikan suhunya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa banyaknya kalor yang diperlukan untuk meningkatkan suhu suatu zat adalah: 1) Sebanding dengan massa zat (m) 2) Sebanding dengan kalor jenis zat (c) 3) Sebanding dengan kenaikan suhu ( T)

13 Secara umum dapat ditulis: = Persamaan kalor karena perubahan suhu Persamaan di atas dapat di tulis sebagai: = = = 0 Jadi, satuan kalor jenis adalah atau Jika pada persamaan di atas = 1 dan = 1 0, maka diperoleh: = = Ini berarti kalor yang diberikan (Q) sama dengan kalor jenit zat (c), sehingga kalor jenis dapat kita definisikan sabagai berikut: Kalor Jenis suatu zat adalah banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 C 0 atau 1 K

14 b. Kalor Karena Perubahan Wujud Zat Pada umumnya zat mengalami perubahan wujud seperti es batu, yaitu dari padat menjadi cair, kemudian dari cair menjadi gas, misalnya besi padat pada suhu tertentu akan melebur manjadi besi cair. Bahkan jika kalor terus diberikan, maka pada suhu yang sangat tinggi besi cair akan menjadi uap. Gambar b.1 Diagram Perubahan Wujud Zat Dari diagram perubahan wujud zat di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan wujud zat misalnya melebur, menguap dan menyublim memerlukan kalor, sedangkan perubahan wujud zat misalnya mengembun, membeku dan desposisi melepaskan kalor

15 Gambar b.2 Grafik Hubungan antara Kenaikan Suhu dan Kalor Menguap Perubahan dari wujud cair menjadi wujud gas disebut menguap. Contohnya, air menjadi uap air ketika dipanaskan. Ini berarti perubahan ini membutuhkan kalor (energi). Gambar b.3 air menjadi uap air ketika dipanaskan terus menerus

16 a. Faktor-faktor yang dapat mempercepat penguapan Penguapan adalah peristiwa perubahan wujud dari cair ke gas. Zat cair menuap karena beberapa molekulnya bergerak lebih cepat daripada molekul lainnya. Dalam proses penguapan terdapat lima cara yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses penguapan yakni: 1) Memanaskan (menaikkan suhu) Contoh: menjemur pakaian di bawah sinar matahari Pakaian basah akan lebih cepat kering pada siang hari yang panas karena molekul-molekul air akan menerima energi yang cukup banyak untuk menguapkannya dari pakaian. Gambar b.4 Pakaian basah yang dijemur di bawah terik matahari akan kering 2) Memperluas permukaan Contoh: kopi panas dituangkan di atas cawan Dengan memperluas permukaan zat cair, itu berarti kamu memperbanyak molekul-molekul air yang dekat ke permukaan, yang dapat meninggalkan air menjadi molekul-molekul gas. Gambar b.5 Kopi panas dituangkan di atas cawan

17 3) Meniupkan udara di atas permukaan Contoh: meniupkan udara di atas permukaan minuman kopi panas. Udara yang bertiup di atas permukaan air kopi membawa molekulmolekul air didekat permukaan meninggalkan air kopi. Gambar b.6 meniupkan udara di atas permukaan minuman kopi panas 4) Menyemburkan zat cair Contoh: penyemburan bensin dalam karburator mesin mobil 5) Mengurangi tekanan pada permukaan Jika tekanan pada permukaan zat cair diperkecil, jarak antar molekul udara di atas permukaan lebih renggang. Molekul-molekul zat cair didekat permukaan dapat mengisi ruang kosong di antara molekul-molekul udara tersebut

18 b. Mengembun Perubahan dari wujud gas menjadi cair disebut mengembun. Contohnya, embun di pagi hari terbentuk karena perubahan uap air di udara menjadi air. Perubahan ini tidak memerlukan kalor (melepas) kalor. Gambar b.7 embun di pagi hari terbentuk karena perubahan uap air di udara menjadi air Jika uap air yang terjadi karena penguapan air memasuki udara dingin, uap air dapat kembali ke wujud cair sebagai tetes-tetes air murni. Awan Sinar Matahari Dingin Air Panas Udara panas dan Uap Air Naik Gambar b.8 Uap air naik ke atas, dan ketika memasuki udara dingin berubah kembali kewujud cair yang terperangkap di dalam awan

19 2. Mendidih Apabila air dipanaskan, maka pada suhu tertentu terlihat gelembunggelembung uap air naik ke permukaan dan menghilang. Oleh karena suhu naik, maka pada suhu tertentu gelembung-gelembung uap tidak hanya terdapat dipermukaan zat cair, melainkan diseluruh zat cair. Peristiwa ini dikatakan mendidih. Jadi, zat cair dikatakan mendidih apabila gelembung-gelembung uap air terjadi di dalam seluruh zat cair dan dapat meninggalkan zat cair. a) Suhu zat cair ketika mendidih Menguap dapat terjadi pada sembarang suhu. Apakah mendidih juga terjadi pada sembarang suhu? Mendidih hanya dapat terjadi pada suhu tertentu yang disebut titik didih. Jadi, titik didih adalah C pada tekanan 1 atm. b) Banyaknya kalor yang diperlukan zat ketika mendidih Untuk menguapkan 1 kg air menjadi uap pada suhu C (titik didih air), kita harus memberikan kalor sebanyak J. Akan tetapi untuk menguapkan 1 kg alkohol menjadi uap pada titik didihnya 78 0 C, kita hanya perlu memberikan kalor sebanyak J. Jadi, kalor uap suatu zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menguapkan 1 kg zat cair pada titik didihnya. Satuan kalor adalah. Untuk menguapkan 1 kg zat cair pada titik didihnya diperlukan kalor yang sama dengan kalor uap. Untuk menguapkan m kg zat cair pada titik didihnya diperlukan kalor sebanyak U joule. Oleh karena itu persamaan dari kalor uap adalah: =. Ket: = Kalor yang diperlukan saat menguap (joule) = Massa zat (kg) = Kalor uap (J/kg)

20 Contoh Soal: 1. Hitunglah banyak kalor yang diperlukan untuk menguapkan 2 kg air pada suhu C. (Kalor uap air 2260 kj/kg) Penyelesaian: Dit: Massa air m = 5 kg Kalor uap U = 2260 kj/kg Dit: Q =...? Jawab: = = 5 (2260 / ) = c) Faktor-faktor yang mempengaruhi titik didih Ada dua faktor yang mempengaruhi titik didih zat cair adalah: 1. Tekanan di atas permukaan zat cair Titik didih normal air adalah titik didih air ketika tekanan udara di permukaannya 1 atm (76 cmhg) yaitu C. Pada tekanan udara 1 atm air dalam bejana terbuka mendidih pada C. Namun ketika tekanan di atas permukaan air di atas 1 atm, air mendidih di atas C. Sedangkan ketika tekanan di atas permukaan air di bawah 1 atm air mendidih di bawah C. Jadi, kenaikan tekanan di atas permukaan zat cair akan menaikkan titik didih, sedangkan penurunan tekanan di atas permukaan zat cair akan menurunkan titik didih. Di permukaan laut, air mendidih pada C. Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut maka makin rendah tekanan udaranya, sehingga titik didih air juga makin rendah. 2. Ketidakmurnian zat cair Kita dapat menaikkan titik didih air di atas C dengan menambah ketidakmurnian (misalnya menambahkan gula atau

21 garam). Jadi, ketidakmurnian zat menaikkan titik didihnya. Oleh karena itu, titik didih air laut lebih tinggi daripada titik didih air biasa. 3. Melebur dan membeku Perubahan dari wujud cair menjadi wujud padat disebut membeku. Misalnya, air menjadi es dalam lemari es. Ini artinya perubahan ini melepas kalor (energi). Perubahan dari wujud padat menjadi wujud zat cair disebut melebur atau meleleh. Misalnya, coklat berubah melebur ketika dipanaskan. Ini artinya perubahan dari padat ke cair membutuhkan kalor (energi). Coklat melebur Air laut di kutub membeku menjadi es Gambar b.9 Peristiwa melebur dan membeku Kalor yang diperlukan untuk meleburkan 1 kg zat padat menjadi 1 kg zat cair pada titik leburnya dinamakan kalor lebur. Sedangkan kalor yang dilepaskan pada saat 1 kg zat cair membeku menjadi 1 kg zat padat pada titik bekunya dinamakan kalor beku

22 Jika banyaknya kalor oleh zat yang massanya m kg untuk melebur adalah Q joule, maka persamaannya adalah sebagai berikut: =. Faktor-faktor yang mempengaruhi titik lebur adalah: Tekanan diatas permukaan zat padat Ketidakmurnian zat padat Contoh soal: 1. Berapakah banyak kalor yang diperlukan untuk meleburkan 2 kg es. Jika diketahui kalor lebur es J/kg? Penyelesaian: Dik: m = 2 kg L = J/kg Dit: Q =...? Jawab = = / = Asas Black Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Joseph Black, ia menyimpulkan bahwa apabila dua zat yang berbeda suhunya dicampurkan pada suatu wadah yang terisolasi secara sempurna dari lingkungan sekitar, dianggap tidak terjadi pertukaran kalorantara sistemdengan wadah, tidak ada energi yang mengalir kedalam atau keluar wadah. oleh karena itu dari hukum kekekalan energi kita peroleh bahwa kalor yang dilepaskan oleh zat yang suhunya tinggi sama dengan kalor yang diterima oleh zat yang suhunya rendah. Kalor lepas = Kalor terima =

23 Contoh soal: Seorang ibu memandikan bayinya dengan air hangat. Ia mencampurkan air panas dengan air dingin. Air panas sebanyak 5 kg dengan suhu 80 C. Air dingin sebanyak 10 kg dengan suhu 20 C. Berapakah suhu akhir dari air hangat yang digunakan ibu itu? Penyelesaian : 1 = 5 1 = = = 10 2 = = : =? Penyelesaian Dalam soal diketahui suhu air dingin paling kecil berarti air dingin menyerap kalor sedangkan air panas melepas kalor. Menurut Azas Black = = = = = = 600 =

24 c. Perpindahan kalor Dari pengertian umum kalor, maka terdapat tiga cara perpindahan kalor yakni: perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi. 1. Perpindahan kalor secara konduksi Gambar c.1 Sepotong logam yang salah satu ujungnya dipanaskan Dari gambar di atas, pada salah satu ujung logam dipanaskan (A), maka lama kelamaan ujung logam yang lain (B) akan terasa panas pada saat dipegang. Pada saat proses pemanasan partikel-partikel dalam zat padat yang begitu rapat dan sangat berekatan itu tidak berpindah tempat tetapi hanya bergetar dan berputar ditempatnya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kalor berpindah dari suatu partikel ke partikel yang lainnya tanpa partikel-partikel tersebut berpindah. Jadi perpindahan melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikelpartikel tersebut disebut perpindahan kalor secara konduksi. Beberapa contoh pemakaian bahan-bahan konduktor dan isolator dalam kehidupan sehari-hari: a. Termos Untuk mencegah zat cair yang ada di dalamnya tetap panas dalam waktu yang lama, maka botol termos dibuat dari gelas tipis rangkap dua, yang di antaranya dibuat ruang hampa udara agar hilangnya kalor secara konduksi sangat kecil. Sumbat gabus dimaksudkan untuk mengurangi hilangnya kalor secara konveksi melalui udara

25 keluar. Dinding luar termos dilapisi perak mengkilap, untuk mengurangi hilangnya kalor secara radiasi. Gambar c.2 Termos b. Panci masak Panci pada umumnya terbuat dari aluminium, tembaga, atau besi sehingga mudah menghantarkan kalor secara konduksi dari api ke bahan makanan yang dimasak. Gagang panci terbuat dari kayu atau plastik tahan panas mencegah agar tangan tidak panas. Gambar c.3 Panci masak

26 c. Setrika Listrik Setrika listrik terbuat dari bahan konduktor, misalnya kuningan atau besi sehingga mengkonduksi kalor kepada pakaian yang disetrika, sedangkan pegangan setrika terbuat dari kayu atau plastik agar tangan tidak merasakan panas. Kayu dan plastik merupakan bahan isolator yaitu penghantar kalor yang kurang baik. Gambar c.4 Setrika Listrik 2. Perpindahan kalor secara konveksi Perpindahan kalor secara konveksi terjadi di dalam zat yang dapat mengalir, yaitu zat cair dan gas. Zat yang dapat mengalir di sebut fluida. Konveksi adalah perpindahan kalor melalui zat yang disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Konveksi terjadi karena perbedaan massa jenis. Contoh dari perpindahan kalor secara konveksi adalah: terjadinya angin darat dan angin laut

27 a) Angin darat terjadi pada malam hari Gambar c.5 Proses terjadinya angin darat b) Agin laut terjadi pada siang hari Gambar c.6 Proses terjadinya angin laut

28 3. Perpindahan kalor secara radiasi Adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan zat perantara atau medium. Radiasi dapat terjadi melalui ruang hampa karena sumber kalor menyalurkan energinya dalam bentuk gelombang. Contoh : pancaran sinar matahari ke bumi. Gambar c.7 Pancaran sinar matahari a. Penyerap kalor radiasi yang baik dan buruk Beberapa permukaan zat menyerap kalor radiasi lebih baik daripada permukaan zat lain. Bandingkan jika kamu memakai baju putih mengkilap dan baju hitam kusam. b. Termoskop Adalah alat yang digunakan untuk mengetahui adanya pancaran kalor. Gambar c.8 Termoskop

29 Termoskop terdiri atas dua bola kaca (bola lampu) yang dihubungkan dengan pipa U. Bola A di hitamkan, sedangkan bola B tidak. Pipa U diisi dengan alkohol berwarna. Bila kedua bola lampu diberi kalor radiasi dari sumber yang sama, maka permukaan alkohol di bawah bola A turun dan di bawah bola B naik. Bola yang dihitamkan A menyerap kalor radiasi lebih baik daripada bola yang tidak dihitamkan. Akibatnya, udara di bawah bola A memuai lebih besar dan menekan permukaan alkohol sehingga turun. c. Pemanfaatan radiasi Contoh pemanfaatan radiasi yaitu pada panel surya yang mengumpulkan energi yang diradiasikan oleh Matahari

30 Lampiran 02 SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMPK St. Theresia Kupang : IPA Fisika : VII/II : 12x 45 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami Wujud Zat dan Perubahannya Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran Materi pokok Teknik Penilaian Bentuk instrumen Contoh instrumen Alokasi waktu Sumber Belajar Menjelaskan 1. Membaca masalah Kalor Tes Pilihan Terlampir 3 X 45 Buku IPA mendeskripsikan pengertian kalor autentik tertulis ganda menit Fisika peran kalor melalui percobaan 2. Membaca masalah dan unjuk essay tes, yang dalam sederhana. akademik kerja, dan dan relevan, mengubah 3. Mencampurkan air Portofolio Hasil Bahan wujud zat dan panas ke dalam gelas karya Ajar suhu suatu berisi air e s, lalu Siswa, 200

31 benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mengukur suhu ketika air tersebut sudah tercampur dengan rata. 4. Menjelaskan definisi kalor berdasarkan percobaan sederhana. 5. Melakukan diskusi berdasarkan percobaan sederhana yang telah dilakukan dan mempresentasikanya. 6. Memamerkan hasil karya Lembar Kerja Siswa, alat dan bahan praktikum, lingkungan 201

32 2. Menjelaskan peran 1. Membaca masalah Kalor Tes Pilihan Terlampir 3 X 45 Buku IPA kalor dalam autentik tertulis, ganda, menit Fisika mengubah suhu 2. Membaca masalah unjuk essay tes, yang benda dan wujud akademik kerja, dan hasil karya relevan, suatu zat. 3. Melakukan Portofolio Bahan percobaan untuk Ajar menyelidiki peran Siswa, kalor dalam Lembar mengubah wujud zat. Kerja 4. Membuat laporan Siswa, alat sederhana dan bahan berdasarkan praktikum, percobaan. lingkungan 5. Mempresentasekan hasil diskusi kelompok. 6. Memamerkan hasil karya 202

33 3. Menyelidiki faktor- 1. Membaca masalah Kalor Tes Pilihan Terlampir 3 X 45 Buku IPA faktor yang dapat autentik tertulis, ganda, menit Fisika mempercepat 2. Membaca masalah unjuk essay tes, yang penguapan. akademik kerja, dan dan hasil relevan, 3. Melakukan portofolio karya Bahan eksperimen untuk Ajar menyelidiki faktor- Siswa, faktor yang Lembar mempercepat Kerja penguapan. Siswa, alat 4. Melakukan diskusi dan bahan berdasarkan praktikum, percobaan yang lingkungan telah dilakukan. 5. Membuat laporan praktikum dan mempresentasikanya 6. Memamerkan hasil karya 203

34 4. Menyelidiki kalor 1. Membaca masalah Kalor Tes Pilihan Terlampir 3 X 45 Buku IPA yang diperlukan saat autentik tertulis, ganda, menit Fisika mendidih dan 2. Merumuskan masalah unjuk essay tes, yang melebur. akademik kerja, dan dan hasil relevan, 3. Melakukan percobaan portofolio karya Bahan untuk mengamati Ajar proses pendidihan Siswa, 4. Mengamati proses Lembar peleburan lilin Kerja melalui percobaan Siswa, alat 5. Melakukan diskusi dan bahan berdasarkan praktikum, percobaan yang telah lingkungan dilakukan. 6. Membuat laporan praktikum dan mempresentasikannya 7. Memamerkan hasil karya 204

35 5. Menerapkan 1. Menyelesaikan soal- Kalor Tes Pilihan Terlampir 3 X 45 Buku IPA hubungan = soal dengan tertulis, ganda, menit Fisika.., =., menggunakan unjuk essay tes, yang dan =., rumus =.. kerja, dan dan hasil relevan, dalam memecahkan, =., dan portofolio karya Bahan masalah sederhana. =. Ajar 2. Membaca grafik Siswa, mulai proses Lembar pembekuan sampai Kerja penguapan serta Siswa, alat menghitung kalor dan bahan yang dibutuhkan praktikum, dalam proses lingkungan tersebut 6. Menerapkan azas 1. Menyelesaikan soal- Kalor Tes Pilihan Terlampir 3 X 45 Buku IPA Black untuk soal dengan tertulis, ganda, menit Fisika menyelesaikan menggunakan rumus unjuk essay tes, yang masalah sehubungan = kerja, dan dan hasil relevan, dengan kalor portofolio karya Bahan 205

36 Ajar Siswa, Lembar Kerja Siswa, alat dan bahan praktikum, lingkungan 7. Menyelidiki faktor- 1. Membaca masalah Kalor Tes Pilihan Terlampir 3 X 45 Buku IPA faktor yang autentik tertulis, ganda, menit Fisika mempengaruhi titik 2. Merumuskan masalah unjuk essay tes, yang didih akademik kerja,dan dan hasil relevan, 3. Melakukan percobaan portofolio karya Bahan untuk mengetahui Ajar penurunan dan Siswa, kenaikan titik didih Lembar 4. Melakukan percobaan Kerja untuk mengetahui Siswa, alat pengaruh dan bahan ketidakmurnian zat praktikum, 206

37 terhadap titik didih lingkungan 5. Melakukan diskusi berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. 6. Membuat laporan praktikum dan mempresentasikannya 7. Memamerkan hasil karya 8. Menyelidiki 1. Membaca masalah Kalor Tes Pilihan Terlampir 3 X 45 Buku IPA perpindahan kalor autentik tertulis, ganda, menit Fisika secara konveksi 2. Merumuskan masalah unjuk essay tes, yang (untuk zat cair dan akademik kerja,dan dan hasil relevan, zat gas), konduksi 3. Melakukan percobaan portofolio karya Bahan (untuk zat padat), dan untuk mengamati Ajar radiasi. peristiwa konduksi Siswa, pada berbagai zat Lembar Kerja 207

38 4. Mengamati peristiwa Siswa, alat konveksi pada zat cair dan bahan dan zat gas praktikum, 5. Melakukan diskusi lingkungan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. 6. Membuat laporan praktikum dan mempresentasikanya 7. Memamerkan hasil karya 9. Mengidentifikasi zat 1. Membaca masalah Kalor Tes Pilihan Terlampir 3 X 45 Buku IPA yang termasuk autentik tertulis, ganda, menit Fisika konduktor dan 2. Merumuskan unjuk essay tes, yang isolator kalor masalah akademik kerja,dan dan hasil relevan, 3. Mengidentifikasi zat portofolio karya Bahan yang termasuk Ajar konduktor dan Siswa, 208

39 isolator melalui Lembar percobaan Kerja 4. Melakukan diskusi Siswa, alat berdasarkan dan bahan percobaan yang praktikum, telah dilakukan. lingkungan 5. Membuat laporan praktikum dan mempresentaskanya 6. Memamerkan hasil karya 10. Mengaplikasikan 1. Mengidentifikasi Kalor Tes Pilihan Terlampir 3 X 45 Buku IPA konsep perpindahan berbagai alat dalam tertulis, ganda, menit Fisika kalor untuk kehidupan sehari- unjuk essay tes, yang menyelesaikan hari yang kerja,dan dan hasil relevan, masalah fisika sehari- menggunakan portofolio karya Bahan hari. prinsip kerja kalor. Ajar Siswa, Lembar 209

40 Kerja Siswa, alat dan bahan praktikum, lingkungan Kupang, Peneliti (Yohana Ridinasia Yasti Gai) 210

41 Lampiran 03a RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01 (RPP 01) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMPK St. Theresia Kupang : IPA Fisika : VII E/Genap : Kalor : 3 x 45 menit (Tiga Jam Pelajaran) I. Standar Kompetensi 3. Memahami Wujud Zat dan Perubahannya II. Kompetensi Dasar 3.4 Mendeskripsikan Peran Kalor dalam Mengubah Wujud Zat dan Suhu suatu Benda serta Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari. III. Indikator Produk 1. Menjelaskan pengertian kalor melalui Percobaan Sederhana 2. Menjelaskan peran kalor dalam mengubah suhu dan wujud suatu zat. Indikator Proses 1. Merumuskan Masalah 2. Merumuskan Hipotesis 3. Merumuskan Tujuan 4. Merancang percobaan 5. Membuat Tabel Pengamatan 6. Membuat Kesimpulan

42 Indikator Psikomotorik 1. Memilih alat percobaan dengan benar 2. Merangkai alat dengan teliti 3. Membaca skala termometer dengan benar Indikator Afektif 1. Partisipasi aktif dalam kerja kelompok 2. Disiplin dalam bekerja 3. Mengemukakan ide atau pendapat 4. Kerapihan hasil kerja 5. Memiliki sikap ingin tahu 6. Jujur dalam bekerja 7. Tanggungjawab dalam menggunakan alat dan bahan IV. Tujuan Pembelajaran a. Tujuan Produk 1. Untuk menjelaskan pengertian kalor melalui percobaan sederhana 2. Untuk mengetahui peran kalor dalam mengubah suhu benda. 3. Untuk mengetahui peran kalor dalam mengubah wujud benda. b. Tujuan Proses 1. Mengemukakan masalah 2. Membuat hipotesis 3. Menulis tujuan 4. Merencanakan percobaan 5. Menyajikan data hasil pengukuran dalam bentuk tabel 6. Merumuskan kesimpulan tentang pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud zat

43 c. Tujuan Psikomotor 1. Mampu memilih alat percobaan dengan benar 2. Mampu merangkai alat dengan teliti 3. Mengamati perubahan suhu dengan benar d. Tujuan Afektif 1. Siswa mampu berpartisipasi aktif dalam kelompok 2. Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas 3. Mampu mengemukakan ide atau pendapat 4. Aktif bertanya 5. Menulis dan menyajikan hasil kerja kelompok dengan rapi 6. Menulis hasil pengamatan sesuai dengan yang diamati 7. Menyimpan alat dan bahan percobaan dengan baik setelah melakukan percobaan. V. Sumber Belajar 1. Lingkungan 2. Bahan Ajar Siswa 3. Lembar kerja Siswa 4. Buku Sumber 5. Alat dan Bahan Praktikum VI. Model dan Metode Pembelajaran Model : Pembelajaran Berbasis Masalah Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Demonstrasi, Eksperimen

44 VII. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan Eksplorasi a. Tahap Mengorientasi Siswa Kepada Masalah 1) Guru bersama siswa membaca masalah autentik Gambar a: Pohon meranggas karena kekeringan Gambar b: Tanah retak karena kekeringan Mungkin anak-anak pernah melihat kejadian seperti pada gambar di atas. Pada gambar a pohon meranggas atau hampir mati karena kekeringan, sedangkan gambar b tanah retak karena kekeringan. Kedua masalah di atas tentu sangat membahayakan kehidupan manusia. Jika tidak ada pohon tentu sumber penghasil oksigen semakin berkurang, sedangkan tanah kekeringan bagaimana mungkin para petani menanam sayur-sayuran, tanaman palawija, dll. Menurut kalian, apa yang menjadi penyebab kedua masalah di atas? Kira-kira apa solusi terbaik untuk memecahkan masalah di atas? Apakah ada masalah lain yang kalian jumpai dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan masalah di atas? 2) Merumuskan masalah dan hipotesis Mengapa tangan terasa dingin saat menyentuh dinding tembok? Mengapa es krim yang dijual di toko harus disimpan di dalam kulkas?

45 Mengapa menjemur pakaian sebaiknya di tempat yang terkena sinar matahari? 3) Guru menyampaikan indikator pembelajaran dan topik pembelajaran hari ini. 2. Kegiatan Inti Elaborasi b. Tahap Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar Guru mengenalkan alat dan bahan yang telah tersedia kepada siswa Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok Guru mempersilahkan siswa untuk belajar sesuai dengan petunjuk yang ada dalam LKS c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru membimbing siswa untuk merumuskan masalah, tujuan, hipotesis, dan mengidentifikasi variabel Guru membimbing siswa untuk melakukan eksperimen Guru memfasilitasi siswa agar aktif dalam diskusi kelompok dan menjawab pertanyaan dalam LKS. Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi untuk penjelasan dan pemecahan masalah. d. Tahap Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya Guru mengarahkan dan membimbing siswa untuk membuat laporan. Laporan dapat diterjemahkan dalam bentuk puisi, lirik lagu, gambar tetapi dapat mewakili penyelesaian masalah yang ada dalam LKS. Guru mengarahkan siswa mempresentasikan hasil eksperimen sesuai dengan bentuk pemecahan masalah yang dipilih kelompok. Guru mengarahkan siswa untuk memamerkan hasil karya

46 konfirmasi e. Tahap Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah Guru meminta siswa dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan atas hasil kerja kelompok yang sedang mempresentasikan hasil kerjanya. Guru memberikan tanggapan terhadap hasil eksperimen dan kerja dari tiap-tiap kelompok Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran hari ini. 3. Kegiatan Penutup Guru bersama siswa membuat rangkuman pelajaran dan memberikan tugas kepada siswa. VIII. Penilaian 1. Teknik Penilaian a. Tes tertulis b. Tes unjuk kerja c. Portofolio 2. Bentuk Instrumen a. Pilihan ganda b. Soal uraian c. Unjuk kerja d. Hasil karya 3. Contoh Instrumen a. Andi ingin memasak air bermassa 250 gram dari sebuah bejana. Diketahui suhu air tersebut 20 0 C, kemudian Andi ingin memanaskan air tesebut sampai C. Berapa besar kalor yang harus diberikan Andi untuk menaikkan suhu air tersebut? A joule B joule C joule D joule

47 Kunci jawaban : D Skor : 1 Kupang,... Mei 2013 Peneliti (Yohana Ridinasia Yasti Gai)

48 218

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. KALOR A. Pengertian Kalor Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan

Lebih terperinci

BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR

BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR A. Kalor Sebagai Bentuk Energi Kalor adalah suatu jenis energy yang dapat menimbulkan perubahan suhu pada suatu benda. Secara alami kalor berpindah dari benda yang bersuhu

Lebih terperinci

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur. KALOR Tujuan Pembelajaran: 1. Menjelaskan wujud-wujud zat 2. Menjelaskan susunan partikel pada masing-masing wujud zat 3. Menjelaskan sifat fisika dan sifat kimia zat 4. Mengklasifikasikan benda-benda

Lebih terperinci

BAB 6 KALOR. Energi Kalor. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi:

BAB 6 KALOR. Energi Kalor. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi: BAB 6 KALOR Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Standar Kompetensi: Memahami wujud zat dan perubahannya

Lebih terperinci

- - KALOR - - Kode tujuh3kalor - Kalor 7109 Fisika. Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila.

- - KALOR - - Kode tujuh3kalor - Kalor 7109 Fisika. Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila. - - KALOR - - KALOR Definisi Kalor Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama

Lebih terperinci

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! Soal Suhu dan Kalor Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1.1 termometer air panas Sebuah gelas yang berisi air panas kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air dingin. Pada

Lebih terperinci

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan untuk perubahan suhu benda? 4. Apa yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD Kalor dan Perpindahannya BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan

Lebih terperinci

KALOR DAN KALOR REAKSI

KALOR DAN KALOR REAKSI KALOR DAN KALOR REAKSI PENGERTIAN KALOR Kalor Adalah bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah ketika kedua benda bersentuhan. Satuan kalor adalah Joule (J)

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal 64 LAMPIRAN I Tes Hasil Belajar Observasi Awal 65 LAMPIRAN II Hasil Observasi Keaktifan Awal 66 LAMPIRAN III Satuan Pembelajaran Satuan pendidikan : SMA Mata pelajaran : Fisika Pokok bahasan : Kalor Kelas/Semester

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.3

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.3 1. Perhatikan pernyataan berikut! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.3 1. Angin laut terjadi pada siang hari, karena udara di darat lebih panas daripada di laut. 2. Sinar

Lebih terperinci

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALATIHAN SOAL BAB 9

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALATIHAN SOAL BAB 9 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALATIHAN SOAL BAB 9 1. Perhatikan grafik pemanasan 500 gram es berikut ini! http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/fis9-9.1.png Jika kalor

Lebih terperinci

KALOR. Kelas 7 SMP. Nama : NIS : PILIHAN GANDA. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

KALOR. Kelas 7 SMP. Nama : NIS : PILIHAN GANDA. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! KALOR Kelas 7 SMP Nama : NIS : PILIHAN GANDA Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Suatu bentuk energi yang berpindah karena adanya perbedaan suhu disebut... a. Kalorimeter b. Kalor c. Kalori

Lebih terperinci

pendahuluan Materi ppt modul LKS evaluasi

pendahuluan Materi ppt modul LKS evaluasi pendahuluan Materi ppt modul LKS evaluasi Standar kompetensi : memahami wujud zat dan perubahannya Kompetensi dasar : Mendiskripsikan peran dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya

Lebih terperinci

KALOR. Peta Konsep KALOR. Pengaruh Kalor. Perubahan. Wujud Zat. Kalor yang Dibutuhkan untuk Perubahan Wujud

KALOR. Peta Konsep KALOR. Pengaruh Kalor. Perubahan. Wujud Zat. Kalor yang Dibutuhkan untuk Perubahan Wujud BAB 6 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan dapat mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari KALOR Peta Konsep

Lebih terperinci

KALOR. Keterangan Q : kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J) m : massa benda (kg) c : kalor jenis benda (J/kg 0 C) t : kenaikan suhu

KALOR. Keterangan Q : kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J) m : massa benda (kg) c : kalor jenis benda (J/kg 0 C) t : kenaikan suhu KALOR Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis deskriptif data penelitian dan pembahasan, dapat

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis deskriptif data penelitian dan pembahasan, dapat BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis deskriptif data penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa secara umum penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction materi pokok

Lebih terperinci

MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K.

MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K. KALOR Dosen : Syafa at Ariful Huda, M.Pd MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pemenuhan nilai tugas OLEH : MARDIANA 20148300573 LADAYNA TAWALANI M.K. 20148300575 Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB II KALOR Pembelajaran ini bertujuan agar Anda dapat :

BAB II KALOR Pembelajaran ini bertujuan agar Anda dapat : BAB II KALOR Pembelajaran ini bertujuan agar Anda dapat : Menyelidiki pengaruh kalor terhadap : a.perubahan suhu benda b. perubahan wujud benda Menyelidiki: a. faktor-faktor yang dapat mempercepat penguapan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK

Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK TUNTAS 5 Siswa 5 40 TIDAK TUNTAS 6 Siswa 6 40 TIDAK

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5. KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT

LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5. KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5 KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT NAMA NIM : : KEGIATAN PRAKTIKUM A. PERCOBAAN TITIK LEBUR ES 1. Suhu es sebelum dipanaskan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based. kelas VIID SMPK St.Theresia Kupang yang berjumlah 30 orang.

BAB V PENUTUP. penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based. kelas VIID SMPK St.Theresia Kupang yang berjumlah 30 orang. BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan analisis asosiatif data penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan secara umum bahwa penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah

Lebih terperinci

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B Kalor sebagai Energi 143 B A B B A B 7 KALOR SEBAGAI ENERGI Sumber : penerbit cv adi perkasa Perhatikan gambar di atas. Seseorang sedang memasak air dengan menggunakan kompor listrik. Kompor listrik itu

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.3

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.3 SMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.3 1. Perhatikan peristiwa berikut! 1) Kapur barus pewangi pakaian didalam lemari makin lama makin kecil. 2) Timbulnya butir-butir air

Lebih terperinci

LAMPIRAN I (TBL. 01) Hasil Belajar Siswa pada Observasi Awal

LAMPIRAN I (TBL. 01) Hasil Belajar Siswa pada Observasi Awal LAMPIRAN I (TBL. 01) Hasil Belajar Siswa pada Observasi Awal No No Induk Jenis Kelamin Skor Ketuntasan > 75 1 8710 P 91 Tuntas 2 8712 L 83 Tuntas 3 8716 L 68 Tidak Tuntas 4 8720 P 59 Tidak Tuntas 5 8721

Lebih terperinci

Lampiran I HASIL VALIDASI BUKU SISWA

Lampiran I HASIL VALIDASI BUKU SISWA No. I II III Lampiran I HASIL VALIDASI BUKU SISWA Aspek penilaian Skor validasi Keterangan Isi/ Materi 1. Kesesuaian materi dengan kurikulum 3 Baik 2. Keluasan/ cakupan materi kalor 3 Baik 3. Tingkat Kesulitan

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda serta perpindahan kalor untuk kegiatan PELATIHAN

Lebih terperinci

3. Pernyataan yang benar untuk jumlah kalor yang diserap menyebabkan perubahan suhu suatu benda adalah... a. b. c. d.

3. Pernyataan yang benar untuk jumlah kalor yang diserap menyebabkan perubahan suhu suatu benda adalah... a. b. c. d. ULANGAN UMUM SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SMPK KOLESE SANTO YUSUP 2 MALANG Mata pelajaran : Fisika Hari/tanggal : Rabu, 16 Mei 2012 Kelas : VII Waktu : 07.00 08.30 Pilihlah jawaban yang paling

Lebih terperinci

KALOR (HEAT) Kalor. padat KALOR PERPINDAHAN KALOR

KALOR (HEAT) Kalor. padat KALOR PERPINDAHAN KALOR KALOR (HEAT) Peta konsep (Concept map) Kalor Memerlukan kalor Memerlukankalor ASAS BLACK kalor padat Melepaskan kalor cair Melepaskan kalor gas Mengubah wujud zat KALOR Mengubah wujud zat.. Bergantung

Lebih terperinci

Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaannya

Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaannya Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaannya Matahari merupakan sumber energi panas ciptaan Tuhan YME yang sangat bermanfaat bagi manusia. Berbagai proses pengeringan memanfaatkan panas matahari yang dapat

Lebih terperinci

BAB III ZAT DAN WUJUDNYA

BAB III ZAT DAN WUJUDNYA BAB III ZAT DAN WUJUDNYA 1. Apa yang dimaksud dengan massa jenis suatu zat? 2. Mengapa massa jenis dapat dipakai sebagai salah satu ciri dari suatu zat? 3. Apa perbedaan zat padat, cair dan gas? 4. Bagaimana

Lebih terperinci

MATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN

MATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN MATERI POKOK 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memformulasikan konsep kalor jenis dan kapasitas kalor. Mendeskripsikan

Lebih terperinci

Ditemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744

Ditemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744 A. Suhu dan Pemuaian B. Kalor dan Perubahan Wujud C. Perpindahan Kalor A. Suhu Kata suhu sering diartikan sebagai suatu besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Seperti besaran

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan ridhonya kami bisa menyelesaikan makalah yang kami beri judul suhu dan kalor ini tepat pada waktu yang

Lebih terperinci

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam EKSPERIMEN 1A WACANA Setiap hari kita menggunakan berbagai benda dan material untuk keperluan kita seharihari. Bagaimana

Lebih terperinci

MATERI SUHU DAN KALOR

MATERI SUHU DAN KALOR MATERI SUHU DAN KALOR A. SUHU 1. Pengertian Suhu Suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Untuk mengetahui dengan pasti dingin atau panasnya suatu benda,

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR A. Pengertian Suhu Suhu atau temperature adalah besaran yang menunjukkan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Pengukuran suhu didasarkan pada keadaan fisis zat (

Lebih terperinci

Penggunaan Matematika

Penggunaan Matematika Penggunaan Matematika Jika dalam bentuk lambang: Pertambahan panjang merupakan panjang akhir dikurangi panjang mula-mula (L t L o ). Maka, panjang benda setelah pemuaian dapat ditentukan, yakni Contoh

Lebih terperinci

Benda dan Sifatnya. Peta Konsep. Benda. Berdasarkan sifat daya hantar panasnya. Penggunaan benda yang bersifat konduktor dan isolator

Benda dan Sifatnya. Peta Konsep. Benda. Berdasarkan sifat daya hantar panasnya. Penggunaan benda yang bersifat konduktor dan isolator Bab V Benda dan Sifatnya Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: - membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda, - menjelaskan alasan pemilihan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR. perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu,

BAB II PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR. perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, BAB II PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR A. Pendekatan Keterampilan Proses Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Topik Alokasi Waktu : SMP IT Al-Multazam : Ilmu Pengetahuan Alam : 7 (Tujuh) / 2 (Dua) : Kalor dan Perpindahannya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Kelas/Semester : X/2 Materi Pembelajaran : Suhu dan Kalor Alokasi Waktu : menit Pertemuan : Pertama

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Kelas/Semester : X/2 Materi Pembelajaran : Suhu dan Kalor Alokasi Waktu : menit Pertemuan : Pertama RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Kelas/Semester : X/2 Materi Pembelajaran : Suhu dan Kalor Alokasi Waktu : 12 45 menit Pertemuan : Pertama A. Kompetensi Dasar 3.8. Menganalisis pengaruh kalor dan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA 1. Kalor berpindah karena perbedaan suhu

LEMBAR KERJA 1. Kalor berpindah karena perbedaan suhu LEMBAR KERJA 1. Kalor berpindah karena perbedaan suhu Kendaraan memerlukan bensin atau solar agar dapat dijalankan. Tanaman disiram dan diberi pupuk agar dapat tumbuh subur, hewan mencari makan untuk kelangsungan

Lebih terperinci

BAB. Penghantar Panas

BAB. Penghantar Panas BAB 5 Penghantar Panas Sepulang sekolah, Siti melihat ibunya sedang memasak ikan di dapur. Lalu, ia menghampiri ibunya dan membantunya. Tidak lama kemudian, ikan yang digoreng oleh ibunya telah matang

Lebih terperinci

Anda dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat, menganalisis cara perpindahan kalor, dan menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah.

Anda dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat, menganalisis cara perpindahan kalor, dan menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah. Kalor dan Suhu Anda dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat, menganalisis cara perpindahan kalor, dan menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah. Sebuah gunung es mempunyai kalor yang lebih

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SIFAT HANTARAN DAN KEGUNAAN BENDA

HUBUNGAN ANTARA SIFAT HANTARAN DAN KEGUNAAN BENDA BAB 5 HUBUNGAN ANTARA SIFAT HANTARAN DAN KEGUNAAN BENDA Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat: 1. Membandingkan sifat kemampuan berbagai benda dalam menghantarkan panas.

Lebih terperinci

Kalor. Pengertian kalor

Kalor. Pengertian kalor Kalor Pengertian kalor Gelas berisi air ledeng dicelupkan sebagian ke dalam bak berisi air panas, air ledeng mengalami kenaikan suhu dan air panas mengalami penurunan suhu. Ini menunjukkan terjadinya perpindahan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB V PERPINDAHAN KALOR Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

SILABUS. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan.

SILABUS. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan. Sekolah : SMP... Kelas : VII (Tujuh) Semester : 1 (Satu) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam SILABUS Standar Kompetensi : 1. Memahami ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan

Lebih terperinci

7. Menerapkan konsep suhu dan kalor. 8. Menerapkan konsep fluida. 9. Menerapkan hukum Termodinamika. 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi

7. Menerapkan konsep suhu dan kalor. 8. Menerapkan konsep fluida. 9. Menerapkan hukum Termodinamika. 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi Standar Kompetensi 7. Menerapkan konsep suhu dan kalor 8. Menerapkan konsep fluida 9. Menerapkan hukum Termodinamika 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi 11. Menerapkan konsep magnet dan elektromagnet

Lebih terperinci

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN L A M P I R A N RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI : Memahami wujud zat dan perubahannya KOMPETENSI DASAR : Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMA... Kelas / Semester : X (sepuluh) / Semester II Mata Pelajaran : FISIKA Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran Standar Kompetensi 3. Menerapkan prinsip kerja

Lebih terperinci

LEMBAR TERJEMAH NO BAB HALAMAN PARAGRAF TERJEMAH 1. I 2 2 Hai orang-orang beriman apabila dikatakan

LEMBAR TERJEMAH NO BAB HALAMAN PARAGRAF TERJEMAH 1. I 2 2 Hai orang-orang beriman apabila dikatakan 106 Lampiran 1. Daftar Terjemah LEMBAR TERJEMAH NO BAB HALAMAN PARAGRAF TERJEMAH 1. I 2 2 Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya

Lebih terperinci

Soal Dan Pembahasan Suhu Dan Kalor

Soal Dan Pembahasan Suhu Dan Kalor Soal Dan Suhu Dan Kalor 1. Panas sebesar 12 kj diberikan pada pada sepotong logam bermassa 2500 gram yang memiliki suhu 30 C. Jika kalor jenis logam adalah 0,2 kalori/gr C, tentukan suhu akhir logam! :

Lebih terperinci

BAB 5 PEMUAIAN. Pemuaian. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 5 PEMUAIAN. Pemuaian. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari. BAB 5 PEMUAIAN Kompetensi Dasar: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari. minyak air Standar Kompetensi: Memahami wujud zat dan perubahannya. Peta Konsep: Pemuaian

Lebih terperinci

Dokumen penerbit. Konsep Zat berdasarkan. mempengaruhi. Kohesi

Dokumen penerbit. Konsep Zat berdasarkan. mempengaruhi. Kohesi BAB 4 KONSEP ZAT Dokumen penerbit Kompetensi Dasar: Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari hari. Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

Silabus. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan.

Silabus. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan. Sekolah : SMP... Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : IPA Fisika Silabus Standar Kompetensi : 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan 1.1 Mendeskripsikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK 1 Lau Maros Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : X / Satu Peminatan : MIA Materi Pokok : Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor Alokasi waktu :

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG SOAL ULANGAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2008/2009

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG SOAL ULANGAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG SOAL ULANGAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Mata Pelajaran : IPA Kelas : VII (Tujuh) Hari, tanggal : Kamis, 8 Januari 2009 Waktu : 90 menit PETUNJUK UMUM:

Lebih terperinci

Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR

Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR Pengertian Sifat Termal Zat. Sifat termal zat ialah bahwa setiap zat yang menerima ataupun melepaskan kalor, maka zat tersebut akan mengalami : - Perubahan suhu / temperatur

Lebih terperinci

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D.

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D. 1. Perhatikan gambar. Jika pengukuran dimulai pada saat kedua jarum menunjuk nol, maka hasil pengukuran waktu adalah. A. 38,40 menit B. 40,38 menit C. 38 menit 40 detik D. 40 menit 38 detik 2. Perhatikan

Lebih terperinci

1. Pengertian Perubahan Materi

1. Pengertian Perubahan Materi 1. Pengertian Perubahan Materi Pada kehidupan sehari-hari kamu selalu melihat peristiwa perubahan materi, baik secara alami maupun dengan disengaja. Peristiwa perubahan materi secara alami, misalnya peristiwa

Lebih terperinci

BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA. Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA. Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. Di sekitar kita terdapat bermacam-macam benda, antara

Lebih terperinci

1 By The Nest We do you. Question Sheet Physics Suhu Kalor dan Perpindahannya

1 By The Nest We do you. Question Sheet Physics Suhu Kalor dan Perpindahannya 1 By The Nest We do you Question Sheet Physics Suhu Kalor dan Perpindahannya 1. Sebuah benda diukur menggunakan termometer Celcius menunjukan 20 o C jika diukur menggunakan termometer Fahrenheit menunjukan.

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.1

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.1 SMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.1 1. Peristiwa yang akan terjadi apabila tiga liter air dipanaskan sampai mendidih, jika setelah mendidih air terus dipanaskan adalah...

Lebih terperinci

3. besarnya gaya yang bekerja pada benda untuk tiap satuan luas, disebut... A. Elastis D. Gaya tekan B. Tegangan E. Gaya C.

3. besarnya gaya yang bekerja pada benda untuk tiap satuan luas, disebut... A. Elastis D. Gaya tekan B. Tegangan E. Gaya C. LATIHAN SOAL PERSIAPAN UJIAN KENAIKAN KELAS BAB 1 ELASTISITAS A. Soal Konsep 1. Sifat benda yan dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya yang bekerja pada benda dihilangkan merupakan penjelasan dari...

Lebih terperinci

9/17/ KALOR 1

9/17/ KALOR 1 9. KALOR 1 1 KALOR SEBAGAI TRANSFER ENERGI Satuan kalor adalah kalori (kal) Definisi kalori: Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1 derajat Celcius. Satuan yang lebih sering

Lebih terperinci

Embun merupakan zat cair yang terbentuk karena proses pengembunan. yaitu perubahan zat gas menjadi zat cair. Wujud zat dibedakan atas zat padat,

Embun merupakan zat cair yang terbentuk karena proses pengembunan. yaitu perubahan zat gas menjadi zat cair. Wujud zat dibedakan atas zat padat, III Wujud Zat dan Perubahannya Embun merupakan zat cair yang terbentuk karena proses pengembunan yaitu perubahan zat gas menjadi zat cair. Wujud zat dibedakan atas zat padat, cair, dan gas. Bagaimana sifat-sifat

Lebih terperinci

BAB I SUHU Pembelajaran ini bertujuan agar Anda dapat :

BAB I SUHU Pembelajaran ini bertujuan agar Anda dapat : BAB I SUHU 1 Pembelajaran ini bertujuan agar Anda dapat : Mengemukakan alasan mengapa indra peraba tidak dapat digunakan sebagai alat pengukur suhu Membuat termometer sederhana berskala berdasarkan sifat

Lebih terperinci

LEMBAR KEGIATAN SISWA IPA TERPADU

LEMBAR KEGIATAN SISWA IPA TERPADU 1 Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan kegiatan di LKS ini kalian mampu menjelaskan peranan kalor dalam mengubah wujud suatu zat siklus air) serta contohnya dalam kehidupan sehari-hari. 2 Suatu hari disaat

Lebih terperinci

KALOR. system yang lain; ini merupakan dasar kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif pertukaran kalor.

KALOR. system yang lain; ini merupakan dasar kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif pertukaran kalor. 59 60 system yang lain; ini merupakan dasar kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitati pertukaran kalor. KALOR. Energi termal, atau energi dalam, U, mengacu pada energi total semua molekul pada

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA PERPINDAHAN KALOR

LEMBAR KERJA SISWA PERPINDAHAN KALOR KELAS KONTROL LEMBAR KERJA SISWA PERPINDAHAN KALOR PERCOBAAN 1 PERPINDAHAN KALOR SECARA KONVEKSI FAKTA Proses terjadinya angin laut! Angin laut terjadi pada siang hari, proses terjadi angin laut yaitu

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 19 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Standar Kompetensi Menerapkan konsep zat dan kalor serta penerapannya dalam penyelesaian masalah sehari-hari. B. Kompetensi Dasar mendeskripsikan peran kalor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMPN 5 kota Bengkulu pada tanggal 10 Januari sampai dengan 28 Januari 2014. Populasi penelitian adalah

Lebih terperinci

Konsep Zat. Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.

Konsep Zat. Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Konsep Zat Konsep Zat A Wujud Zat Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Apakah benda-benda memerlukan tempat? Misal tersedia air yang berada di dalam gelas. Tuanglah air tersebut

Lebih terperinci

SUHU DAN PERUBAHAN. A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda?

SUHU DAN PERUBAHAN. A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda? SUHU DAN PERUBAHAN A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda? Kalian tentunya pernah mandi menggunakan air hangat, bukan? Untuk mendapatkan air hangat tersebut kita mencampur air dingin dengan air panas.

Lebih terperinci

MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN

MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita sering tidak menyadari mengapa es

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan Xpedia Fisika Kapita Selekta Set 07 Doc. Name: XPFIS0107 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan... (A) Panas (B) Suhu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I Perencanaan Pada tahap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I Perencanaan Pada tahap 21 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I 4.1.1.1 Perencanaan Pada tahap perencanaan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1)

Lebih terperinci

LAMPIRAN Ia RUBRIK KEAKTIFAN SISWA. Aspek yang Diamati 1 Kesiapan siswa Siswa tenang dan menyiapkan buku serta alat 3 dalam mengikuti pembelajaran

LAMPIRAN Ia RUBRIK KEAKTIFAN SISWA. Aspek yang Diamati 1 Kesiapan siswa Siswa tenang dan menyiapkan buku serta alat 3 dalam mengikuti pembelajaran LAMPIRAN Ia RUBRIK KEAKTIFAN SISWA No. Aspek yang Diamati Kegiatan Skor 1 Kesiapan siswa Siswa tenang dan menyiapkan buku serta alat 3 dalam mengikuti pembelajaran tulis yang diperlukan Siswa tenang tapi

Lebih terperinci

Kalor. B a b 7. A. Pengertian Temperatur B. Pemuaian Zat C. Pengertian Kalor D. Perpindahan. Kalor

Kalor. B a b 7. A. Pengertian Temperatur B. Pemuaian Zat C. Pengertian Kalor D. Perpindahan. Kalor B a b 7 Kalor Sumber: ma hem-chaos.net Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi dengan cara menganalisis pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 17 Kota

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 17 Kota BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 17 Kota Bengkulu pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Siswa kelas VII A ini berjumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2)

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2) 1 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Tujuan dari praktikum ini yaitu; Mengamati dan memahami proses perubahan energi listrik menjadi kalor. Menghitung faktor konversi energi listrik menjadi kalor. 1.2 Dasar

Lebih terperinci

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak didapati penggunaan energi dalambentukkalor: Memasak makanan Ruang pemanas/pendingin Dll. TUJUAN INSTRUKSIONAL

Lebih terperinci

Suhu dan Kalor / Fisika Kelas XI SMKN 3 Singaraja 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi

Suhu dan Kalor / Fisika Kelas XI SMKN 3 Singaraja 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul siswa tentang Suhu dan Kalor ini terdiri atas 4 bagian proses pembelajaran yang meliputi 4 kompetensi dasar, yaitu: 1. Memahami konsep suhu dan kalor, yang terdiri

Lebih terperinci

BBM 6 SUHU DAN KALOR PENDAHULUAN

BBM 6 SUHU DAN KALOR PENDAHULUAN BBM 6 SUHU DAN KALOR PENDAHULUAN Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini merupakan BBM keenam dari mata kuliah Konsep Dasar Fisika untuk SD yang membahas mengenai suhu dan kalor. Dalam keseharian, kita sering

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mengamati 1 Proses pembelajaran diawali dengan siswa diminta untuk menggenggam sebongkah es di depan kelas sambil menutup rapat-rapat

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. SIFAT DAN PERUBAHAN BENDALatihan soal 13.2

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. SIFAT DAN PERUBAHAN BENDALatihan soal 13.2 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. SIFAT DAN PERUBAHAN BENDALatihan soal 13.2 1. Pasangan yang tepat antara kegiatan dan perubahan wujud yang terjadi adalah Baju basah yang dijemur Menguap Butiran

Lebih terperinci

SUHU DAN KALOR. = skala fahrenheit. 1 skala Celcius = skala Reamur. = skala Reamur

SUHU DAN KALOR. = skala fahrenheit. 1 skala Celcius = skala Reamur. = skala Reamur SUHU DAN KALOR 1. Definisi Suhu Suhu merupakan derajat/tingkatan panas atau dinginnya suatu benda. Suhu termasuk besaran skalar denagn satuan pokoknya kelvin (K). Alat utnuk mengukur suhu adalah termometer.termometer

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis deskriptif data penelitian dan pembahasan dapat

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis deskriptif data penelitian dan pembahasan dapat BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis deskriptif data penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan secara umum bahwa penerapan pendekatan inkuiri terbimbing adalah baik untuk materi pokok

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Dwiwarna Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X / Dua Peminatan : MIA Materi Pokok : Suhu dan Kalor Alokasi : 4 x 3 JP A. Kompetensi Inti (KI)

Lebih terperinci

Lampiran : 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

Lampiran : 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I 47 Lampiran : 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah : SDN Tambahmulyo 02 Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VI / 1 Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (70 menit) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.2

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.2 1. Perhatikan gambar berikut ini! Image not found http://primemobile.co.id/assets/uploads/materi/cap73.png SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.2 Proses x dan y pada perubahan

Lebih terperinci

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari Setelah mempelajari dan memahami konsep atom, ion, dan molekul, kini saatnya mempelajari ketiganya dalam bahan kimia sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah dapat melihat atom, ion,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemeriksaan, penyelidikan (Trianto, 2009). Menurut (Majid, 2014)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemeriksaan, penyelidikan (Trianto, 2009). Menurut (Majid, 2014) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka 1. Inkuiri Terbimbing Inkuiri yang dalam bahasa Inggris inquiry berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan (Trianto, 2009). Menurut

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik

Lebih terperinci

Termometri dan Kalorimetri

Termometri dan Kalorimetri Termometri dan Kalorimetri 1 Termometri adalah cara penentuan temperatur/suhu Kalorimetri/Kalorimeter cara penentuan jumlah panas Hygrometri/Hygrometer cara penentuan kelembaban udara Suhu adalah ukuran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen 1 Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sewon Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/2 : Asas Black

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen 1 Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sewon Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/2 : Asas Black RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Nama Sekolah : SMA Negeri Sewon Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/2 Tema : Asas Black Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (2 pertemuan) A. Standar

Lebih terperinci